Etbis Bab 6
Etbis Bab 6
BAB 6
Nama Kelompok:
Profesi adalah bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian tertentu. Profesional
adalah bersangkutan dengan profesi, memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya,
mengharuskan adanya pembayaran untuk melakukannya. Profesionalisme merupakan cirri
suatu profesi atau orang yang professional.
Pengertian profesi dalam konteks ini ditandai oleh ciri-ciri sebagai berikut:
Pengertian dalam arti luas dimana profesi diartikan sebagai pekerjaan penunjang nafkah hidup.
Semua aktivitas dianggap sebagai profesi. Bisnis dapat diartikan sebagai suatu lembaga atau
wadah dimana didalamnya berkumpul banyak orang dari berbagai latar belakang pendidikan
dan keahlian untuk bekerjasama dalam menjalankan aktivitas produktif dalam rangka
memberikan manfaat ekonomi bagi semua pelaku bisnis yang berkepntingan.
Bisnis dapat dianggap sebagai profesi sesuai dengan definisi dan ciri-ciri suatu profesi yaitu:
Profesi adalah pekerjaan dan di dalam bisnis terdapat banyak jenis pekerjaan
Sebagian besar jenis pekerjaan didalam perusahaan-terutama yang dilaksanakan oleh
jajaran manajemen-menuntut pengetahuan dan keterampilan tinggi, baik melalui
pendidikan formal maupun melalui berbagai jenis pelatihan dan pengalaman
Profesi menuntut penerapan kaidah moral yang sangat ketat, begitu pula didalam bisnis
saat ini telah disadari bahwa semua pelaku bisnis khusus para eksekutif juga harus
dituntu mempunyai tingkat kesadaran yang tinggi.
Tuntutan kaidah moral yang tinggi menjadi keharusan dalam bisnis karena pengalaman
membuktikan bahwa perilaku para pelaku bisnis menentukan kinerja perusahaan yang
akan berpengaruh besar bagi kehidupan ekonomi masyarakat dan Negara baik secara
positif maupun secara negatif.
Pada umumnya, masalah etika selama ini hanya dipahami sebatas pengaruh perilaku manusia
terhadap manusia lainnya. Baik teori deontology (teori kewajiban), teori teleologi (teori
konsekuensi/ akibat), maupun teori teonom (kepercayaan kepada Tuhan, kekuatan
transedental, potensi tak terbatas), semuanya lebih banyak menyorot etika dari sudut pandang
manusia sebagai satu-satunya pusat pertimbangan moral, yang menurut istilah Frankena
disebut sebagai moral patient (dalam Alois A. Nugroho, 2001).
Persoalan lingkungan hidup yaitu hubungan dan keterkaitan antara manusia dengan alam dan
pengaruh tindakan manusia terhadap kerusakan lingkungan- baru mulai disadari pada paruh
kedua abad ke-20. Pertumbuhan ekonomi global saat ini telah memunculkan enam persoalan
hidup, yaitu: akumulasi bahan beracun, efek rumah kaca, perusakan lapisan ozon, hujan
asam, deforestasi dan penggurunan, serta kematian bentuk-bentuk kehidupan.
Berbagai kasus pencemaran air akibat limbah beracun sudah sering kali muncul di media
massa sehingga sudah menjadi berita biasa saja. Masalah lainnya adalah hamper semua air
sungai yang melewati kota-kota besar tidak lagi jernih dan telah berubah warna kehitam-
hitaman sehingga tidak lagi memenuhi syarat untuk air minum. Jangakan air minum, ikan dan
jenis kehidupan lain yang biasa hidup disungai pun terancam punah.
Bukan saja air sungai dan laut yang mulai tercemar. Udara disekitar kita terutama dikota-kota
besar juga telah tercemar oleh asap hitam yang mengandung gas beracun yang keluar dari
knalpot berbagai merek dan jenis kendaraan bermotor. Banyaknya penggunaan berbagai jenis
pupuk kimia non-organik dengan takaran tak terkendali untuk meningkatkan produksi
pertanian telah terbukti mulai mencemari hasil produksi pertanian, khususnya berbagai jenis
bahan pangan seperti: sayur mayur, buah-buahan, dan kacang. Minuman dan makanan pun
ada yang dicampur dengan zat pewarna yang berbahaya untuk kesehatan.
Para ahli mengatakan bahwa salah satu penyebab terjadinya pemanasan global adalah akibat
efek rumah kaca (greenhouse effect). Hawa panas yang diterima bumi dari sinar matahari
terhalang dan terperangkap tidak dapat keluar dari atmosfer bumi oleh partikel-partikel gas
polutan atau yang sering disebut gas rumah kaca seperti CO2, CH4, O3, NOx dan CFC. Gas
polutan ini sebagian besar berasal dari pembakaran bahan bakar fosil (minyak bumi dan batu
bara) yang saat ini masih menjadi sumber energi terbesar di dunia untuk industri, transportasi,
dan keperluan rumah tangga. Gas metana berasal dari pembakaran sampah kota dan CFC
yang banyak digunakan untuk penyejuk ruangan, kulkas, industri plastik, dan sebagai gas
pendorong pada aerosol.
Kegunaan lapisan ozon bagi bumi dan seluruh isinya adalah untuk melindungi semua
kehidupan di bumi dari sinar UV yang dipancarkan oleh sinar matahari. Bahaya radiasi sinar
UV ini, antara lain menyebabkan kanker kulit, penurunan sistem kekebalan tubuh, katarak,
serta kerusakan spesies laut dan daratan. Fungsi utama lapisan ozon adalah untuk menyaring
atau memperlemah daya sinar UV yang dipancarkan sinar matahari sebelum memasuki bumi.
Selain penipisan lapisan ozon, juga terjadi perobekan sehingga menimbulkan lubang pada
bagian tertentu dari lapisan ozon tersebut. Penyebab utama dari kerusakan lapisan ozon
adalah gas polutan CFC. Penggunaan barang-barang plastik dan busa yang makin meluas,
pemasangan AC, penggunaan kulkas makin meningkatkan produksi gas CFC tersebut.
Hujan Asam (Acid Rain)
Hutan mempunyai fungsi dan kegunaan yang sangat besar untuk kepentingan lingkungan
hidup dan untuk menjamin kelangsungan dan kelestarian bumi dan seluruh isinya seperti
mencegah erosi, konservasi flora dan fauna, sebagai sumber bahan makanan dan minuman,
dan kegunaan lainnya. Mengetahui hutan menyimpan harta karun terpendam, manusia
dengan dukungan teknologi maju berlomba-lomba memburu kayu dan berbagai jenis hasil
hutan lainnya. Akibat negatif dari penyempitan dan perusakan hutan ini, antara lain: terjadi
erosi daj banjir yang meluas, berkurangnya fungsi hutan menyerap gas polutan, musnahnya
spesies flora dan fauna tertentu, serta terjadi perubahan pola cuaca.
Akibat lanjutan dari proses penggundulan dan perusakan hutan ini adalah berkurangnya
kapasitas produksi hasil pertanian karena perubahan pola cuaca, berkurangnya kesuburan
tanah, dan mempercepat proses pemanasan global.
Keanekaragamana Hayati
Dalam bahasa kebudayaan, paradigma etika yang hanya berpusat kepada manusia disebut
"antroposentrisme". Pola pikir seperti ini jelas mengabaikan faktor lingkungan di luar
manusia, seperti: binatang, tumbuh-tumbuhan, cuaca, benda-benda tak bernyawa, dan
sebagainya. Sehubungan dengan ini, ada beberapa paradigma yang berkembang dalam
memahami etika dalam kaitannya dengan isu lingkungan hidup.
1. Etika kepentingan generasi mendatang, memandang bahwa suatu keputusan dan tindakan
hendaknya jangan hanya memikirkan kepentingan umat manusia pada generasi-generasi
mendatang. Pandangan ini sering dikaitkan dengan upaya manusia dalam mengeksploitasi
sumber daya alam yang sifatnya tidak diperbarui. Pandangan ini masih tergolong
antroposentrisme.
2. Etika lingkungan biosentris, memandang perilaku etis bukan saja dari sudut pandang
manusia, tetapu juga dari sudut pandang nonmanusia sebagai suatu kesatuan lingkungan.
Terdapat perbedaan penafsiran tentang batasan dan lingkup elemen nonmanusia tersebut.
Perbedaan penafsiran ini dapat dikemukakan antara lain:
A. Yang dianggap sebagai nonmanusia sehingga dapat dianggap dan diperlakukan sebagai
moral patients adalah spesies binatang.
B. Yang dianggap sebagai nonmanusia adalah seluruh jenis tumbuh-tumbuhan dan binatang.
C. Yang dianggap sebagai nonmanusia adalah semua jenis binatang, tumbuh-tumbuhan, dan
benda-benda non organisme.
3. Etika ekosistem menganggap Sang Pencipta (Tuhan) dan seluruh ciptaannya dianggap
sebagai moral patients. Etika dalam hal ini dipahami dalam arti luas dan terpadu antara
Pencipta dengan seluruh ciptaannya, mirip dengan teori etika Nafis.
Karyawan merupakan salah satu kelompok pemangku kepentingan utama (main stakeholder)
dalam perusahaan. Tanpa karyawan, tidak mungkin perusahaan mampu merealisasikan
tujuannya. Departemen yang bertanggung jawab atas SDM di suatu perusahaan adalah
Departemen SDM (dulu disebut Personalia). Kini, Departemen SDM memegang peran kunci
dan sangat strategis dalam setiap organisasi apa pun, baik itu dalam perusahaan,
lembaga/organisasi nirlaba, maupun organisasi pemerintahan. Dilihat dari sejarah
perkembangannya, A.M. Lilik Agung (2007) mencatat setidaknya ada empat peran yang
melekat pada Departemen SDM, yaitu:
1. Peran administratif, yaitu suatu peran awal/tradisional di mana peran Departeman SDM
hanya pada seputar perekrutan karyawan dan memelihara catatan gaji, upah, serta data
karyawan.
2. Peran kontribusi, yaitu suatu peran yang menekankan pada peningkatan produktivitas,
loyalitas, dan lingkungan kerja karyawan. Di sini mulai muncul peran baru, yaitu menangani
aspek pelatihan dan hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan dan keamanan lingkungan
kerja. Peran pelatihan masih ditekankan pada aspek teknis dan belum banyak menyentuh
aspek emosi dan perilaku.
3. Peran Agen Perubahan, yaitu suatu peran di mana Departemen SDM berfungsi sebagai
agen perubahan. Untuk mengembangkan peran baru ini, Departemen SDM memperluas
cakupan materi pelatihan yang diberikan, bukan hanya yang menyangkut aspek teknis tetapi
juga aspek nonteknis-seperti: perilaku dan etika-terutama untuk membangun integritas,
keuletan, serta kemampuan untuk selalu mampu menghadapi berbagai perubahan lingkungan.
4. Peran Mitra Strategis. Pada peran ini, Departemen SDM dilibatkan dalam merumuskan
berbagai kebijakan bisnis yang bersifat strategis, terutama agar Departemen SDM dapat
segera melaksanakan program penyelarasan (alignment) antara kepentingan bisnis dan
kepentingan individual karyawan.
Sekarang ini makin banyak perusahaan yang menyadari pentingnya aspek sikap dan perilaku
ini sehingga makin banyak perusahaan yang mengembangkan kode etik untuk dijadikan
acuan perilaku bagi seluruh karyawannya. Mengingat makin pentingnya aspek sikap dan
perilaku ini, maka perusahaan tidak cukup sekadar menghasilkan pedoman kode etik saja.
Yang lebih penting adalah bagaimana kode etik ini dapat dipahami, disadari pentingnya, dan
dijalankan oleh semua karyawan termasuk manajemen puncak. Oleh karena itu, berdasarkan
studi oleh Weaver, Trevino, dan Cochran (dalam Brooks, 2003: 149), diperlukan paket
program implementasi dengan memperhatikan sedikitnya enam dimensi program etik agar
suatu kode etik dapat dipatuhi. Enam dimensi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Kode etik formal, yaitu suatu kode etik yang dirumuskan atau ditetapkan secara resmi oleh
suatu asosiasi, organisasi profesi, atau suatu lembaga/entitas tertentu.
2. Komite Etika, yaitu entitas yang mengembangkan kebijakan, mengevaluasi tindakan,
menginvestigasi, dan menghakimi pelanggaran-pelanggaran etika. Sistem komunikasi etika,
yaitu suatu media atau cara untuk menyosialisasikan kode etik dan
3. Perubahannya, termasuk isu-isu etika dan cara mengatasi yang bersifat dua arah-antara
pejabat otoritas etika dengan pihak-pihak terkait dalam suatu entitas/organisasi.
4. Pejabat etika (ethics officers, ombuds persons), yaitu pihak yang mengoordinasikan
kebijakan, emberikan pendidikan, dan menyelidiki tuduhan adanya pelanggaran etika.
5. Program pelatihan etika, yaitu program yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan
membantu karyawan dalam merespons masalah-masalah etika.
6. Proses penetapan disiplin dalam hal terjadi perilaku tidak etis
Selanjutnya, Brooks (2003) membuat daftar topik yang biasanya muncul dalam setiap kode
etik perusahaan sebagaimana terlihat pada Tabel 6.1.
Kode Etik Pemasaran Fungsi pemasaran di dalam perusahaan memegang peranan yang
sangat penting dan menentukan bagi kelangsungan hidup perusahaan karena menjadi ujung
tombak perusahaan yang bersentuhan langsung dengan pelanggan di luar perusahaan. Fungsi
pemasaran lebih luas dari sekadar melaksanakan fungsi penjualan.
Efektivitas fungsi akuntansi di dalam perusahaan ditentukan oleh karakteristik kualitatif yang
harus dipenuhi oleh laporan akuntansi yang dihasilkan. Suatu laporan dianggap relevan kalau
laporan tersebut bermanfaat bagi berbagai pihak untuk mendukung proses pengambilan
keputusan.
Fungsi akuntansi dan keuangan dalam suatu perusahaan mempunyai keterkaitan kerja yang
sangat erat, bahkan dalam hal tertentu sering kali kedua fungsi tersebut bersifat tumpang
tindih. Fungsi pokok akuntansi antara lain menghasilkan laporan keuangan (neraca,
perhitungan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas), sedangkan fungsi
keuangan adalah mengelola arus kas, termasuk menetapkan struktur permodalan dan mencari
sumber-sumber dan jenis pembiayaan baik untuk membiayai kegiatan operasi maupu rencana
investasi. Dalam mengelola arus kas, fungsi keuangan akan banyak memanfaatkan laporan
keuangan yang dibuat oleh fungsi akuntansi, dan fungsi akuntansi ada banyak memberikan
laporan realisasi yang berhubungan dengan arus uang masuk dan uang keluar secara periodik.
Pelanggaran etika yang sudah sering terdengar antara lain: insider trading, transaksi saham
ilegal, proyeksi laporan keuangan yang direkayasa untuk memperoleh kredit bank, rekayasa
laporan keuangan untuk tujuan pembayaran pajak atau untuk mendongkrak harga saham, dan
sebagainya.
Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi serta komunikasi telah
mendongkrak kegiatan bisnis yang terkait dengan sistem informasi dan komunikasi untuk
tumbuh dan berkembang dengan sangat pesat. Bisnis di bidang sistem informasi dan
komunikasi sudah menjadi ciri utama kegiatan bisnis menjelang akhir abad 20 dan memasuki
abad 21. Perkembangan dan kemajuan pesat teknologi perangkat keras komputer telah
memungkinkan ukuran fisik makin kecil, kemampuan proses data semakin cepat dan
kemampuan penyimpanan data yang makin besar.
Penemuan dan pengembangan jaringan internet serta teknologi telepon seluler makin
mendukung pertumbuhan bisnis di bidang teknologi informasi dan komunikasi, yang pada
gilirannya menggerakan seluruh perekonomian dan pendidikan di dunia saat ini. Bukan
rahasia lagi bahwa kemajuan perangkat keras dan perangkat lunak komputer juga diikuti oleh
munculnya beragam jenis virus komputer yang setiap saat dapat mengancam data apapun dan
milik siapapun. Sehubungan dengan itu maka makin disadari pentingnya membangun dan
menanamkan sikap dan perilaku etis di kalangan profesi di bidang teknologi informasi.
Organisasi perusahaan adalah suatu sistem. Ciri pokok suatu sistem adalah bahwa setiap
elemen disetiap perusahaan akan berinteraksi satu denga yang lainnya yang akan
memengaruhi perusahaan secara keseluruhan, sekecil apapun yabg dimainkan oleh setiap
elemen tersebut. komunkasi yang todak efektif antar orang di dalam suatu bagian, atau
komunikasi yang tidak kondusif antar bagian di dalam suatu perusahaan bisa menimbulkan
suasana dan budaya perusahaan yang tidak kondusif, seperti: saling curiga,saling
menyalahkan, saling menjatuhkan, bersaing tidak sehat dalam memperebutkan suatu jabatan,
dan sebagainya. Oleh karena itu, semua karyawan pada semua fungsi pada suatu perusahaan
harus selalu bersikap profesional, yaitu: menguasai bidang ilmu dan keterampilan teknis pada
bidangnya, serta harus mempunyai sikap dan perilaku etis.
Perbandingan Kode
Integritas
Konsep integritas lebih luas dari konsep kejujuran. Cloud yaitu bukan hanya sekadar berarti
jujur, tetapi juga menyuratkan adanya sifat utuh, tidak terbagi, menyatu, kokoh, serta
konsisten. Julian M dan Alfred (2007) yang mengatakan bahwa integritas merujuk pada
segala hal yang membuat seseorang bisa percaya. Dengan meyimak kedua pendekatan
tersebut, dapat disimpulkan bahwa integritas: (a) menyiratkan pengertian keutuhan atau
keseimbangan, (b)menjadi dasar/fondasi untuk membangun kepercayaan, (c) meliputi banyak
atribut atau kualitas terkait untuk membangun karakter/ pribadi utuh.
Whisetleblowing
Sebagaimana diungkapkan oleh Sonny Keraf (1998) adalah tindakan yang dilakukan oleh
seseorang atau beberapa orang karyawan untuk membocorkan kecurangan entah yang
dilakukan oleh perusahaan, atau atasannya kepada pihak lain. Bila laporan ini masih
ditujukan kepada orang/ pejabat didalam perusahaan, maka tindakan ini disebut internal
whisetleblowing. Namun bila tindakan pembocoran ini sudah dilakukan kepada masyarakat/
orang diluar perusahaan maka tindakan ini disebut external whisetleblowing.
Kompetensi
Kompetensi berarti kecakapan dan kemampuan dalam menjalankan suatu pekerjaan atau
profesinya. Bila pengertian kompetensi mencakup ketiga unsur, yaitu pengetahuan,
keterampilan, sikap da perilaku maka orang yang kompeten sama saja dengan orang yang
profesional.
Ojektif berarti: sesuai tujuan, sesuai sasaran, tidak berat sebelah, selalu didasarkan atas fakta
atau bukti yang mendukung. Independensi mencerminkan sikap tidak memihak serta tidak
dibawah pengaruh atau tekanan pihak tertentu dalam mengambil keputusan dan tindakan.
Istilah independensi di bagi menjadi dua golongan, yaitu: independent in fact dan independen
in appearance.