PENGERTIAN PROFESI
Istilah profesi, profesional, dan profesionalisme sudah sangat sering dipergunakan baik dalam
percakapan sehari-hari maupun dalam berbagai tulisan di media massa, jurnal ilmiah, atau buku teks.
Berikut adalah definisi profesi mulai dari yang luas sampai ke definisi khusus dan terbatas:
a. Definisi yang sangat luas, di mana profesi disamakan dengan “pekerjaan” diberikan oleh Hidayat
Nur Wahid.
b. Definisi lebih sempit di mana profesi adalah “pekerjaan yang ditandai oleh pendidikan dan
ketrampilan khusus” diwakili oleh pemikiran Kanter dan Kamus Besar Bahasa Indonesia.
c. Definisi yang lebih khusus lagi dimana profesi ditandai oleh tiga unsur penting—pekerjaan,
pendidikan, atau ketrampilan khusus, dan adanya komitmen moral/nilai-nilai etis—diberikan oleh
Widjojo Nitisastro, Sonny Keraf, dan Brooks.
Secara lebih rinci, pengertian profesi dalam konteks ini ditandai oleh ciri-ciri sebagai berikut:
a. Profesi adalah suatu pekerjaan mulia.
b. Untuk menekuni profesi ini diperlukan pengetahuan, keahlian, dan ketrampilan tinggi.
c. Pengetahuan, keahlian, dan ketrampilan diperoleh melalui pendidikan dasar formal, pelatihan, dan
praktik/pengalaman langsung.
d. Memerlukan komitmen morak (kode etik) yang ketat.
e. Profesi ini berdampak luas bagi kepentingan masyarakat umum.
f. Profesi ini mampu memberikan penghasilan/nafkah bagi penyandang profesi untuk hidup layak
g. Ada organisasi profesi sebagai wadah untuk bertukar pikiran, mengembangkan program pelatihan
dan pendidikan berkelanjutan, serta menyempurnakan, menegakkan, dan mengawasi pelaksanaan
kode etik di antara anggota profesi tersebut
h. Ada izin dari pemerintah menekuni profesi ini.
Keanekaragaman Hayati
Keanekaragaman hayati (biodiversity) adalah keragaman berbagai bentuk dan jenis kehidupan
(species) di bumi ini. Keragaman hayati tentunya dapat memperkaya jenis-jenis bahan makanan dan
obat-obatan, bahan baku industri, dan sebagainya yang berguna untuk kehidupan umat manusia.
Namun dengan terjadinya penceraman lingkungan, perusakan hutan, dan pemanasan global, secara
pasti telah menyebabkan berkurangnya populasi jenis-jenis (species) kehidupan tertentu. Bahkan tidak
mustahil jenis-jenis kehidupan tertentu telah punah dari muka bumi, sperti punahnya dinosaurus pada
zaman dahulu. Penyempitan dan perusakan hutan di Jawa dan Bali, misalnya, secara nyata telah
mengancam keberadaan jenis dan bentuk kehidupan satwa tertentu atau bahkan mungkin telah punah,
seperti misalnya: harimau jawa, gajah jawa, burung rajawali, burung jalak bali, dan sebagainya.
Sekarang ini makin banyak perusahaan yang menyadari pentingnya aspek sikap dan perilaku ini
sehingga makin banyak perusahaan yang mengembangkan kode etik untuk dijadikan acuan perilaku
bagi seluruh karyawannya. Berdasarkan studi oleh Weaver, Trevino, dan Cochran (dalam Brooks,
2003:149), diperlukan paket program implementasi dengan memperhatikan sedikitnya enam dimensi
program etik agar suatu kode etik dapat dipatuhi. Enam dimensi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Kode etik formal, yaitu suatu kode etik yang dirumuskan atau ditetapkan secara resmi oleh suatu
asosiasi, organisasi profesi, atau suatu lembaga/entitas tertentu.
2. Kode Etika, yaitu entitas yang mengembangkan kebijakan, mengevaluasi tindakan,
menginvestigasi, dan menghakimi pelanggaran-pelanggaran etika.
3. Sistem komunikasi etika, yaitu suatu media atau cara mengatasinya yang bersifat dua arah—
antara pejabat otoritas etika dan pihak-pihak terkait dalam suatu etika/organisasi.
4. Pejabat etika (ethics officers, ombuds persons), yaitu pihak yang mengoordinasikan kebijakan
memberikan pendidikan, dan menyelidiki tuduhan adanya pelanggaran etika.
5. Program pelatihan etika, yaitu program yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan
membantu karyawan dalam merespons masalah-masalah etika.
6. Proses pencapaian disiplin dalam hal terjadi perilaku tidak etis.
Selanjutnya, Brooks (2003) membuat daftar topik yang biasanya muncul dalam setiap kode etika
perusahaan sebagaimana terlihat pada Table 6.1.
Tabel 6.1
Topik-topik yang Dijumpai dalam Kode Etik Perusahaan
No
Topik
.
Prinsip-prinsip Etika: kejujuran, keadilan, rasa kasih (compassion), integritas, prediktabilitas,
1.
responbilitas
2. Penghormatan terhadap hak dan kewajiban setiap pemangku kepentingan (stakeholders)
3. Visi, misi, dan kebijakan pokok yang terkait dengan hal di atas
4. Kerangka proses keputusan etis
5. Kapan perlu nasehat dan kepada siapa meminta nasihat
Topik-topik khusus untuk temuan diatas 5% yang berhubungan dengan karyawan, pemasok, dan kode
etik usaha patungan (joint venture codes):
Penyuapan
Konflik kepentingan
Keamanan infomasi
Penerimaan hadiah
Diskriminasi/peluang yang sama
Pemberian hadiah
Proteksi lingkungan
Pelecehan seksual
6. Antitrust
Keamanan tempat kerja
Kegiatan politik
Hubungan kemasyarakatan
Kerahasiaan informasi pribadi
Hak asasi manusia
Privasi karyawan
Program proteksi dan whistleblowing
Penyalahgunaan substansi (subtance abuse)
Nepotisme
Tenaga Anak
Fungsi pemasaran di dalam perusahaan memegang peranan yang sangat penting dan menentukan bagi
kelangsungan hidup peruhsaan. Fungsi pemasaran lebih luas dari sekedar melaksanakan fungsi
penjualan. Fungsi pemasaran juga antara lain meliputi: aktivitas perencanaab dan pengembangan
produk (product); perencanaan dan pengembangan sistem promosi termasuk riset dan target pasar
(promotion); merancang kebijakan harga (price); menilai lokasi penjualan yang dianggap strategis
(places); mengevaluasi dan merumuskan sistem dan saluran distribusi yang dianggap tepat
(distributions); serta aktivitas lainnya yang semuanya memang ditujuakan untuk mendukung
penjualan perusahaan. Lawrence, Weber, Post (2005) mengungkapkan bahwa di AS telah terbentuk
organisasi profesi di bidang pemasaran yang bernama American Marketing Association (AMA).
Organisasi profesi ini telah mempunyai kode etik bagi anggotanya, yang pada intinya mencakup
Tanggung Jawab (Responsibilities), Kejujuran dan Kewajaran (Honesty and Fairness), Hak (Rights)
dan Kewajiban (Duties), Hubungan Organisasi (Organizational Relationships).
Kerahasiaan,
Kerahasiaan,
Hak dan Kewajiban Kerahasiaan Menghormati hak
Objektivitas, Indepensi
kekayaan intelektual
Adil dan tidak
Kehati-hatian; Larangan
diskriminatif;
Hubungan organisasi Resolusi atau konflik etis menggunakan informasi
Menghormati privasi
nonpublik
orang lain