Anda di halaman 1dari 12

TUGAS KELOMPOK

TANGGUNG JAWAB SOSIAL SUATU BISNIS


DOSEN PENGAMPU : Drs. I Made Dana, M.M.

DISUSUN OLEH :

Gede Yoga Saputra (2007531089)


I Ketut Hardy Putra Ambri (2007531097)
Made Agus Darma Cahyadi (2007531146)

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI REGULER


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di masa kini lingkungan Masyarakat berkembang semakin kompleks. Sasaran, bidang
pekerjaan juga semakin luas. Globalisasi dan industrialisasi telah membuka kesempatan bagi
para tenaga kerja untuk terlibat dalam bidang yang relative baru. Dan tidaklah jarang terjadi
adanya konflik kepentingan antara kepentingan masyarakat umum dan kepentingan
perusahaan sebagai pebisnis itu sendiri. Bentrokan kepentingan ini sering terjadi terutama
dalam hal ditimbulkannya polusi oleh perusahaan dalam menjalankan bisnisnya. Sehingga
dengan latar belakang itulah membuktkan bahwa tanggung jawab social suatu bisnis,
Pelaksanaan tanggung jawab social yang harus dilaksanakan oleh suatu perusahaan
menuntut diberlakukannya etika bisnis. Perusahaan yang tidak memperhatikan kepentingan
umum dan kemudian menimbulkan gangguan lingkungan akan dianggap sebagai bisnis yang
tidak etis. jika sebuah perusahaan memiliki etika dan tanggung jawab sosial yang baik, bukan
hanya lingkungan makro dan mikronya saja yang akan menikmati keuntungan, tetapi juga
perusahaan itu sendiri.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dikemukakan rumusan masalah sebagai
berikut
1.2.1 Bagaimana benturan dengan kepentingan masyarakat dalam tanggung jawab sosial
suatu bisnis ?
1.2.2 Bagaimana bentuk-bentuk dorongan tanggung jawab sosial suatu bisnis?
1.2.3 Bagaimana etika bisnis di dalam tanggung jawab sosial suatu bisnis?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka dapat ditemukan tujuan sebagai beirkut
1.3.1 Untuk mengetahui benturan dengan kepentingan masyarakat dalam tanggung jawab
sosial suatu bisnis
1.3.2 Untuk mengetahui bentuk-bentuk dorongan tanggung jawab sosial suatu bisnis
1.3.3 Untuk mengetahui etika bisnis di dalam tanggung jawab sosial suatu bisnis.

1.4 Manfaat
Dapat digunakan sebagai bahan ajar di masa kedepannya, dan memberikan pengertain
dan pemahaman terhadap betapa pentingnya tanggung jawab sosial suatu bisnis bagi suatu
perusahaan atau suatu bisnis agar tercapainya kemajuan usaha tersebut.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Benturan dengan Kepentingan Masyarakt


Benturan terjadi dikarenakan, Di dalam menjalankan tugasnya yaitu
memproduksi barang/ jasa untuk disajikannya kepada masyarakat atau konsumen, tidaklah
jarang adanya konflik kepentingan antara kepentingan masyarakat umum dengan kepentingan
perusahaan. Benturan kepentingan tersebut banyak terjadi baik terhadap perusahaan besar,
menengah ataupun perusahaan kecil. Bentrokan kepentingan ini sering terjadi terutama dalam
hal ditimbulkannya POLUSI oleh perusahaan dalam menjalankan bisnisnya. Polusi ini dapat
berupa polusi udara, polusi air limbah, polusi suara dan bahkan polusi mental kejwaan.
Sebagai contoh dari hal yang terakhir itu (polusi mental kejiwaan) dapat ditunjukkan dari
adanya larangan pemerintah terhadap penyiaran iklan/advertensi di TVRI sejak tahun 1980-
an.
Dorongan pelaksanaan pertanggung jawaban dibagi menjadi dua, yaitu
1. Dorongan dari pihak luar, dari lingkungan masyarakat seringkali menghadapi kendala
berupa adanya biaya tambahan yang kadang cukup besar bagi perusahaan dan
diperhitungkan biaya tambahan untung-rugi usaha.
2. Dorongan dari dalam bisnis itu sendiri, sisi humanism pebisnis yang melibatkan
rasa,karsa,karya yang ikut mendorong diciptakanya etika bisnis yang baik dan
jujur. Penerapan prinsip manejemen terbuka hubungan industrial pancasila,
pengendalian mutu terpadu dengan gugus kendali mutunya merupakan contoh
penerapan manejemen yang berorientasi hubungan kemanusian.
2.2 Dorongan Tanggung Jawab Sosial
2.2.1 Penerapan Manajemen Orientasi Kemanusian 
Pada umumnya kegiatan-kegiatan intern yang terjadi didalam perusahaan
menimbulkan bentuk-bentuk hubungan kedinasan yang sangat kaku, keras, zakeliyk,
berokratik, dan otoriter. Prosedur administrasi yang panjang dan berbelit-belit serta jenjang
wewenang/tanggung jawab dalam struktur organisasi sering kali menimbulkan tekanan batin
bagi para pelaksana maupun pihak –pihak lain yang berhubungan dengan bisnis tersebut.
Tidak jarang bawahan menjadi takut untuk mengemukakan pendapatnya kepada atasan.
Mahasiswa menjadi gemetar bila akan berkonsultasi dengan dosennya dan sebagaianya. Hal
ini disebabkan karena pada umumnya hubungan-hubungan dilaksanakan melalui surat-surat
dinas, kartu dinas, kartu kerja, memo dinas, nota-nota dinas dan sebagainya, dan dibarengi
dengan prosedur administrasi yang sangat panjang apalagi otoriter. 
Konflik kepentingan juga terjadi antara perusahaan penerbit dengan perusahaan
penyalur buku-buku terbitannya. Penyalur sering marah-marah terhadap penerbit yang
merasa banyak dirugikan oleh pelayanan penerbit yang sering mengganti warna dan bentuk
sampul buku yang diterbitkan tanpa memberitahukan hal itu kepada penyalurnya. Tentu saja
keadaan itu menggakibatkan buku-buku dengan sampul yang lama menjadi tidak laku yang
pada saat itu masih berada dalam stok para penyalur. Keadaan tersebut diatas menuntut
diberlakukannya Manajemen Orientasi Kemanusiaan (Manajemen OK). 
Adapun secara terinci manfaat tersebut dapat berupa sebagai berikut 
 Moral kerja karyawan akan meningkat dan kemudian akan mendorong semangat kerja
sehingga produktivitas kerja pun akan meningkat pula. 
 Partisipasi bawahan akan muncul dan menimbulkan rasa handarbeni/memiliki dari
para bawahan sehingga akan tercipta manajemen partisipatif. 
 Hubungan kerja yang baik dan menyenangkan akan membawa kenyamanan kerja
sehingga absensi karyawan akan berkurang. 
 Rasa percaya diri dari para karyawan juga akan terbentuk dan hal ini akan
mempertinggi mutu/kualitas produksinya. 
 Kepercayaan masyarakat dan konsumen akan meningkat dan hal ini merupakan modal
dasar bagi perkembangan selanjutnya dari perusahaan yang bersangkutan. Kepercayaan
konsumen akan dicerminkan dalam bentuk “Brand loyalty” atau dengan istilah lain
perusahaan tersebut memperoleh “patronage motive” dari para pembelinya, yaitu citra
atau nama baik yang diberikan oleh konsumen kepada produsen. 
2.2.2 Ekologi dan Gerakan Pelestarian Lingkungan 
Ekologi dan gerakan pelestarian lingkungan Ekologi yang mempelajari
keseimbangan antara manusia dengan lingkungan alam sekitarnya pada saat ini mendapatkan
perhatian yang sangat besar baik di Indonesia maupun di Luar Negeri. Kegiatan bisnis
seringkali menimbulkan gangguan ekologi. Hutan hutan banyak yang ditebang untuk industri
perkayuan, tanah menjadi gundul yang banyak menimbulkan bencana banjir di banyak
tempat. Ular juga banyak diburu untuk industri kulit sehingga tikus menjadi meraja lela yang
kemudian mengganggu lahan pertanian. Burung-burung juga banyak ditangkapi sehingga ulat
serta belalang menjadi kehilangan predatornya lalu berkembang pesat populasinya yang
akhirnya mengganggu tanaman pertanian maupun perkebunan yang sulit diberantas.
Penangkapan ikan sering dilakukan dengan menggunakan racun atau bahkan sengatan listrik.
Hal ini dimaksudkan agar efektif dan hasil tangkapannya banyak. Dengan cara itu memang
ikan yang diperoleh sangat banyak, akan tetapi hasil tersebut hanyalah sementara itu saja,
karena seluruh ikan akan mati karenanya sampai dengan anak-anak ikan yang masih kecil
dan bahkan mungkin telurnya pun ikut terbunuh. Dengan demikian maka hari-hari berikutnya
akan tidak dapat panen ikan lagi, Praktik-praktik bisnis semacam ini pada saat ini sudah
sangat jauhberkurang berkat adanya penyuluhan serta gerakan pelestarian lingkungan hidup
di Indonesia.
Di samping hal-hal tersebut di atas masalah ekologi banyak pula menyangkut
masalah Polusi. Pabrik-pabrik sering membuang limbah industrinya yang sangat mengganggu
masyarakat sekitarnya. Polusi dapat meliputi polusi udara, air, maupun suara. Green Peace di
New Zealand misalnya juga berjuang keras untuk membina terwujutnya kelestarian
lingkungan alam dan lingkungan hidup seraya menentang keras pembuangan limbah nuklir di
Pasifik. Penggunaan bungkus plastik nampaknya juga menimbulkan
2.2.3 Penghematan Energi 
Energi yang berasal dari sumber daya alam telah banyak terkuras oleh kegiatan
bisnis seperti misalnya batubara, minyak dan gas, di mana energi macam itu tergolong energi
yang tidak dapat direproduksikan lagi. Oleh karena itu maka pemikiran penghematan
penggunaan energi macam itu perlu segera digiatkan. Berbagai cara haruslah dilakukan untuk
menghematnya. Di samping itu haruslah diupayakan agar segera diciptakan peng. gantinya,
misalnya dengan pembangunan energi tenaga surya serta tenaga nuklir yang tidak pernah
akan habis. Penggunaan energi air, angin serta laut yang perlu ditingkatkannya, sebab energi
ini merupakan energi yang abadi.
Kita telah melihat bahwa banyak sumber-sumber atau sumur-sumur minyak bumi
telah dicari dan dieksploitasikan akan tetapi tampaknya semua itu belum cukup untuk
mengimbangi lonjakan kebutuhannya. Hal ini ditandai oleh naiknya harga minyak yang
meskipun secara lambat tetapi pasti akan terjadi kenaikan harga minyak tersebut. Adapun
penanganan masalah energy ini pada umumnya dapat dikelompokkan menjadi 2 macam
yaitu:
A. Problem Jangka Pendek
Menyangkut penghematan pemakaian energi serta konservasi sumber alam tersebut
agar dapat lebih awet dan dapat bertahan cukup lama. Beberapa program
penghematan telah banyak dilakukan. Beberapa negara telah mencoba untuk
mengeluarkan peraturan tentang batas minimal penumpang mobil pribadi minimal
dua orang penumpang. Ada pula yang mengatur batas kecepatan minimal pada jenis
jalan tertentu Kesemua itu dimaksudkan agar terjadi penghematan pemakaian energi
mereka.

B. Problem Jangka Panjang


Penanganan energi dalam jangka panjang meliputi 2 macam masalah yaitu:
 Penciptaan sumber-sumber energi alternatif/ pengganti.
 Kordinasi antara tujuan-tujuan sosial dengan bertambahnya kebutuhan energi
2.2.4 Partisipasi Pembangunan Bangsa 
Kesadaran masyarakat bisnis terhadap suksesnya pembangunan bangsa adalah
sangat diperlukan adanya. Kesadaran pabrik-pabrik untuk tidak menerapkan teknologi padat
modal dan kemudian secara sadar menerapkan teknologi padat karya yang banyak menyerap
tenaga kerja adlah merupakan upaya yang perlu digiatkan. Penggunaan teknologi padat
modal yang lebih efisien, akan tetapi hal tersebut indotentu saja kurang membantu program
pemeritah dalam hal mengatasi masalah untuk mengatasi problem penciptaan kesempatan
kerja bagi masyarakat dan bangsanya. Contoh: Pabrik baja nasional di Cilegon Jawa Barat
yang menjadi bapak angkat dari Koperasi Cor Baja”Batur Jaya” di Kabupaten Klaten Jawa
Tengah, ini merupakan contoh dari tanggung jawab sosial dari pabrik baja terbesar di
Indonesia. Kesediaan para konglomerat Indonesia untuk menyerahkan sebagian saham-
sahamnya kepada Koperasi-Koperasi yang ada di seluruh Indonesia sebagai upaya untuk
membantu mempercepat pengembangan usaha Koperasi tersebut adalah juga merupakan
contoh yang nyata akan hal itu. Hal ini terjadi pada awal tahun 1990 an.
2.2.5 Gerakan Konsumerisme 
Muncul gerakan yang berusaha untuk memperjuangkan hak-hak konsumen untuk
mendapatkan perlindungan terhadap peayanan bisnis yang sering merugikan kepentingannya.
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) adalah merupakan contoh nyata dari gerakan
ini. Gerakan konsumerisme ini telah berkembang dinegeri barat sejak tahun 1960 an. Sebagai
hasil dari gerakan ini adalah diberlakukannya Undang-Undang Perlindungan Konsumen yang
meliputi bermacam-macam aspek mulai perlindungan atas praktik penjualan paksa yang yang
tidak etis sampai pada pemberian izin lisensi bagi para petugas reparasi alat-alat rumah
tangga misalnya. Tujuan yang terkandung dalam gerakan konsumerisme ini mencakup
beberapa macam antara lain: 
1. Memperoleh perhatian dan tindakan nyata oleh kalangan bisnis terhadap keluhan-
keluhan konsumen atas praktik bisnisnya. 
2. Pelaksanaan strategi advertensi/periklanan yang realistis dan mendidik serta tidak
menyesatkan masyarakat. 
3. Diselenggarakannya panel diskusi serta periodik. 
4. Perbaikan servus/pelayanan 
5. Terselenggaranya kegiatan “Public Relation” atau “PR” 
Pernyataan dari seorang tokoh Presiden John F.Kennedy pada tahun 1962 yang
tertuang dalam Ournal of Business, December 1969, pp. 25-29 yang menyatakan bahwa hak-
hak konsumen adalah berupa: 
1. Konsumen memiliki hak atas keselamatan. 
2. Konsumen memiliki hak untuk memperoleh informasi. 
3. Konsumen memiki hak untuk memilih. 
4. Konsumen memiliki hak untuk didengarkan

2.3 Pengertian Etika Bisnis


Etika adalah kata yang berasal dari bahasa Yunani yaitu “ethos” yang mempunyai
arti adat, akhlak, watak, perasaan, sikap, dan cara berpikir atau berarti adat istiadat. Dapat
dikatakan pula bahwa, Etika adalah filsafat tentang nilai-nilai, kesusilaan tentang baik dan
buruk. Disamping mempelajari nilai-nilai, etika juga merupakan pengetahuan tentang bati
seseorang yang sesuai dengan norma-norma etik.
Etika bisnis adalah suatu penerapan tanggung jawab sosial yang terdapat pada
suatu bisnis yang muncul dari dalam perusahaan itu sendiri. Etika bisnis membahas mengenai
masalah penilaian terhadap kegiatan dan perilaku bisnis yang mengacu pada suatu kebenaran
dan kejujuran berusaha. Kebenaran yang dimaksud adalah etika standar secara umum dapat
diterima dan diakui prinsip-prinsipnya baik oleh masyarakat, perusahaan, dan individu.
Bisnis selalu berhubungan dengan masalah-masalah etis dalam melakukan kegiatannya
sehari-hari. Hal ini dapat dipandang sebagai etika pergaulan bisnis.
Macam-macam Etika Pergaulan Bisnis :
1. Hubungan antara Bisnis dengan Langganan atau Konsumen
Hubungan ini biasa atau paling banyak dilakukan, dikarenakan bisnis harus
menjaga etika pergaulannya secara baik, yang meliputi
 Kemasan yang berbeda-beda membuat konsumen sulit untuk melakukan
perbandingan harga terhadap produk yang dihasilkan produsen
 Bungkus atau kemasan membuat konsumen tidak dapat mengetahui isi
dalamnya, sehingga produsen perlu memberikan kejelasan tentang isi serta
kandungan atau zat-zat yang terkandung di dalam produk itu.
 Promosi terutama iklan yang merupakan gangguan etis yang paling utama.
Oleh karena itu, terdapat salah satu acara televisi yaitu TVRI yang melarang
ditayangkannya iklam dalam siarannya sejak awal 1980-an.
 Pemberian servis dan garansi yang merupakan tindakan sangat etis pada suatu
bisnis. Sangatlah tidak etis suatu bisnis yang menjual produknya yang
ternyata jelek atau tidak layak dipakai tetap saja tidak mau mengganti
produknya tersebut kepada pembelinya.
2. Hubungan dengan Karyawan
Hubungan ini mengacu pada kemajuan suatu bisnis sehigga diperlukan
pergaulan dengan karyawan. Contoh nya Penarikan (recruitment), Latihan (training),
Promosi atau kenaikan pangkat, transfer demosi (penurunan pangkat) maupun lay-off
atau pemecatan/PHK (Pemutusan Hubungan Kerja). Kejujuran juga harus diutamakan
dalam penerimaan karyawan yang seringkali terjadi kecurangan seperti penerimaan
karyawan dari anggota keluarga sendiri, kemanusiaan dalam hal DO atau di-PHKan
karyawan oleh suatu manajer yang tentunya akan menghilangkan mata pencaharian
dari karyawan itu sendiri, serta dalam hal penaikkan gaji oleh manajer kepada
karyawan baru yang tentunya bermasalah bagi karyawan yang sudah bekerja lama.
3. Hubungan antar Bisnis
Hubungan ini merupakan hubungan antara perusahaan yang satu dengan
perusahaan yang lainnya. Hal ini bisa terjadi antara perusahaan dengan pesaingnya,
dengan penyalurnya, dengan grosirnya, dengan pengecernya, agen tunggalnya
maupun distributornya. Contohnya adalah muncul suatu protes dari para penyalur
dikarenakan perusahaan penerbit yang langsung menjual buku terbitannya kepada
usaha grosir yang dibeli dengan jumlah yang banyak dan potongan harga yang sama
dengan penyalurnya, sehingga para penyalur omset nya tidak naik.
4. Hubungan dengan Investor
Hubungan ini biasanya terjadi pada Perseroan Terbatas ( PT ) dan terutama
yang akan masuk ke publik, sehingga biasanya perusahaan harus menjaga kualitas
informasi yang diberikan kepada para investor atau calon investornya. Kualitas
informasi dilihat dari kebenaran dan kejujuran informasi tersebut. Contoh yang lain
yaitu penyampaian informasi yang jelas kepada masyarakat yang ingin menanamkan
uangnya dalam bentuk saham ataupun surat-surat berharga yang lain yang diemisi
oleh perusahaan di pasar modal. Tangan pemerintah Republik Indonesia yang
bergerak dalam hal ini adlah BAPEPAM atau Badan Pelaksana Pasar Modal.
BAPEPAM merupakan badan yang berada langsung dibawah dan bertanggung jawab
kepada Menteri Keuangan yang bertugas:
 Mengadakan penilaian terhadap perusahaan-perusahaan yang akan
menjual sahamnya melalui pasar modal 9 go publik )
 Menyelenggarakan bursa pasar modal secara efektif dan efisien, serta
menyusun dan mengumumamkan perkembangan kurs efek-efek di
pasar bursa tersebut.
 Secara terus-menerus memantau perkembangan perusahaan-
perusahaan yang go public tersebut.
5. Hubungan dengan Lembaga-Lembaga Keuangan
Hubungan ini biasanya terdapat pada Jawatan Pajak yang umumnya
merupakan hubungan pergaulan yang bersifat finansial. Hubungan ini berkaitan
dengan penyusunan Laporan Keuangan yang berupa Neraca dan Laporan rugi dan
laba. Laporan ini harus disusun sebaik-baiknya dan dapat dibuktikan kebenarannya,
sehingga tidak terjadi kecendrungan kearah penggelapan pajak misalnya. Kegiatan
tersebut adalah etika pergaulan bisnis yang tidak baik.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku dala Bisnis
1. Lingkungan Bisnis
Seringkali para eksekutif perusahaan dihadapkan dengan penekanan
sehingga saat ini perusahaan dilema, misal harus mengejar kuota penjualan,
menekan ongkos-ongkos, peningkatan efisiensi dan bersaing. Di pihak lain,
eksekutif perusahaan juga harus bertanggung jawab terhadap masyarakat agar
kualitas barang terjaga,harga barang terjangkau Disini nampak terdapat dua hal
yang bertentangan harus dijalankan misalnya, menekan ongkos dan efisiensi
tetapi harus tetap meningkatkan kualitas produk. Eksekutif perusahaan harus
pandai mengambil keputusan etis yang tidak merugikan perusahaan.
2. Organisasi
Secara umum, anggota organisasi itu sendiri akan saling mempengaruhi satu
dengan lainnya. Di luar pihak organisasi terhadap individu harus tetap
berperilaku etis misalnya masalah pengupahan, dan jam kerja maksismum
3. Individu ( Filosofi Moral )
Seseorang yang emiliki filosofi moral, dalam bekerja dan berinteraksi
dengan sesama akan berperilaku etis. Prinsip-prinsip yang diterima secara
umum dapt dipelajari atau diperoleh dari hasil interaksi dengan teman, keluarga,
dan kenalan Dalam bekerja, individu harus memiliki tanggung jawab terhadap
hasil pekerjaanya dengan menjaga kehormatan profesinya. Sehingga diperlukan
kode etik dalam pekerjaanya.

2.3.1 Kode Etik dalam Etika Bisnis


Kode Etik memiliki hubungan dengan Etika Bisnis, dimana kode etik dibuat
untuk menjadi pedoman berdasarkan etika bisnis yang ada, kode etik diperlukan dalam etika
bisnis dikarenakan
1. Untuk menjaga keselarasan dan konsistensi antara gaya manajemen strategis dan
kebijakan dalam penggembangan usaha di satu pihak dengan pengembangan sosial
ekonomi di lain pihak.
2. Untuk menciptakan iklim usaha yang bergairah dan suasana persaingan yang sehat.
3. Untuk mewujudkan integritas perusahaan terhadap lingkungan, masyarkat dan
pemerintah.
4. Untuk menciptakan ketenangan, kenyamanan, dan keamanan batin bagi pemilik
perusahaan atau investor serta bagi para karyawan.
5. Untuk dapat mengangkat harkat perusahaan nasional di dunia perdagangan
internasional.
BAB III
PENUTUP
3,1 Kesimpulaan

Anda mungkin juga menyukai