Anda di halaman 1dari 7

DETEKTOR SINTILATOR NaI (Tl)

Tujuan Percobaan :
1. Mempelajari cara kerja Detektor NaI(Tl)
2. Membuat Spektrum Energi Gamma dengan NaI(Tl)
3. Membuat Grafik Kalibrasi Energi, dan menentukan Energi suatu
radioisotop yang belum diketahui

TEORI

I. Detektor Sintilator NaI(Tl)


Prinsip kerja sebuah detektor sintilator adalah terjadinya kelipan cahaya
pada bahan sintilator apabila dikenai partikel radiasi ataupun foton radiasi.
Banyak jenis bahan sintilator, baik anorganik maupun organik. Jenis sintilator
sangat menentukan jenis radiasi yang dapat dideteksi. Salah satu jenis sintilator
yang banyak digunakan untuk keperluan deteksi radiasi foton gamma adalah
Sintilator NaI yang diberi aktivator Tl, sehingga detektornya lebih dikenal
sebagai detektor NaI(Tl).
Sebuah detektor Sintilasi NaI(Tl) terdiri dari :
1. Kristal NaI(Tl) yang berfungsi mengubah foton radiasi menjadi kelipan
cahaya
2. Photokatode yang berfungsi mengubah kelipan cahaya menajdi
fotoelektron
3. Tabung Pengganda Elektron (PMT) berfungsi melipatgandakan elektron
yang terbentuk, dan pada akhirnya terbentuk pulsa.
Gambaran sebuah detektor NaI(Tl) dapat dilhat pada gambar 1.

Gambar 1. Detektor Sintilator NaI(Tl)

Kelipan cahaya yang timbul diakibatkan adanya foton radiasi, oleh


fotokatode diubah menjadi fotoelektron. Kelipan cahaya yang timbul sebanding
dengan energi foton yang datang. Semakin besar energi, maka kelipan cahaya
yang timbul semakin banyak dan fotoelektron yang terbentukpun semakin
banyak. Jika fotoelektron dilipatgandakan didalam tabung PMT, akan terbentuk
pulsa yang tingginya sebanding dengan energi foton yang datang. Dengan

PRAKTIKUM ALAT DETEKSI DAN PENGUKURAN RADIASI, STTN-BATAN YOGYAKARTA, 2007 19


demikian tinggi pulsa yang timbulpun akan sebanding dengan energi yang foton
datang.

II. Interaksi sinar gamma dengan materi.


lnteraksi sinar gamma dengan materi melalui tiga proses yaitu :
 proses photolistrik;
 efek Compton;
 bentukan pasangan.
Pada pancaran sinar gamma tidak ada tebal tertentu yang dapat menyerap
semua sinar gamma dalam materi, seperti untuk sinar alpha dan sinar beta.
Besar intensitas sinar gamma yang melalui materi akan turun secara
eksponensial sesuai dengan persamaan :
I x  I 0 e  x

Harga  disebut koeffisien absorpsi linier sinar gamma yang nilainya


tergantung pada jenis materi dan energi sinar gamma.
   pl   c   pp

 pl = Koeff absorpsi sinar gamma akibat proses efek photo listrik


 c = Koeff absorpsi sinar gamma akibat proses efek Compton
 pp = Koeff absorpsi sinar gamma akibat proses bentukan pasangan

1. Efek Photolistrik.
Pada peristiwa ini sinar gamma berinteraksi dengan elektron yang terikat
oleh inti atom menimbulkan elektron terlepas dari ikatannya. Besar energi
kinetik elektron tersebut sama dengan besar energi sinar gamma dikurangi
energi ikat elektron.

E k  h  W

E k = energi ikat elektron.


h = energi sinar gamma
W = energi ikat elektron.

Kebolehjadian peristiwa ini terjadi untuk sinar gamma yang berenergi < I
MeV.

2. Efek Compton
Pada peristiwa ini sinar gamma berinteraksi dengan elektron bebas atau
ataom yang terikat lemah suatu atom sehingga mengakibatkan elektron terlepas
dan terjadi hamburan sinar gamma. Proses tersebut dapat dilihat pada gambar
2.

PRAKTIKUM ALAT DETEKSI DAN PENGUKURAN RADIASI, STTN-BATAN YOGYAKARTA, 2007 20


Gambar 2. Peristiwa Proses Compton

Jika energi sinar gamma mula-mula adalah h, dan energi sinar gamma
yang dihamburkan adalah h’, dan besar sudut hamburan adalah , maka
hubungan antara energi sinar gamma mula-mula dengan yang dihamburkan
dapat ditulis seperti dalam rumus berikut:

h
h 
1   1  cos   h / mc 2
dan besarnya energi kinetik elektron yang terlepas adalah

Ek 
 1  cos  h / mc 2
1   1  cos   hmc 2

Kebolehjadian ini terjadi untuk energi sinar gamma sekitar 0,5 MeV - 5 MeV.
Dalam hal ini khusus apabila terjadi backscattering (sudut  sama dengan180 0)
maka energi sinar gamma yang terhambur adalah :
E
h 
1  4E

3. Efek Produksi Pasangan


Pada peristiwa ini sinar gamma berinteraksi dengan materi, sinar gamma
akan lenyap dan timbut pasangan positron dan elektron negatif. Peristiwa ini
terjadi apabila energi sinar gamma lebih besar dari 1,02 MeV. Besarnya energi
kinetis kedua partikel tersebut sama dengan besarnya energi sinar gamma
dikurangi besarnya energi yang hilang untuk membentuk positron dan elektron.
Maka
E kin  h  2mc 2

= h  1,02MeV
dengan E kin adalah energi gerak positron dan elektron.

Hasil akhir ketiga peristiwa tersebut adalah elektronyang dapat dimanfaatkan


untuk sistem deteksi sehingga akhirnya lewat ketiga peristiwa tersebut dapat
dideteksi intensitas dan energi sinar gamma.

PRAKTIKUM ALAT DETEKSI DAN PENGUKURAN RADIASI, STTN-BATAN YOGYAKARTA, 2007 21


III. Spektrum Energi dan Kalibrasi Energi serta Efisiensi Pencacahan
Untuk memperoleh spektrum energi sumber radioaktf, dapat menggunakan
peralatan Multi Channel Analyser atau Single Channel Analyser (MCA/SCA)
kedua alat tersebut tidak lain adalah penganalisa tinggi pulsa (Pulse Hight
Analyser PHA). SCA pada prinsipnya adalah dua buah diskriminator yaitu
diskriminator atas dan bawah. Selisih tinggi diskriminator atas dan bawah
dikenal dengan nama jendela (window), yang lebarnya dapat dibuat tetap misal
0,2 Volt. Pulsa yang tingginya berada diantara diskriminator bawah ditambah
lebar jendela akan tercacah, sedangkan diluarnya tidak tercacah.
Untuk mendapatkan spektrum dilakukan pencacahan pada setiap
ketinggian diskrimanator bawah yang biasa disebut nomor kanal. Dengan
melakukan pencacahan untuk setiap nomor kanal akan diperoleh cacah setiap
nomor kanal. Dari hasil yang diperoleh dapat dibuat grafik antara cacah vs.
nomor kanal yang tidak lain adalah spektrum energi dari suatu sumber radioaktif.

Contoh spektrum energi seperti gambar berikut :

Gambar 3. Spektrum Energi dari Cs-137

Dengan menggunakan sumber standar yang ada, antara lain: Co-60; Cs-
137 atau Na-22 dapat diperoleh grafik kalibrasi energi yaitu grafik antara energi
Vs nomor kanal. Ketiga sumber radioaktif tersebut masing masing memancarkan
energi 1,17 dan 1,33 MeV; 0,662 MeV dan 1,274 MeV.
Untuk menetukan energi suatu sumber yang belum diketahui besarnya,
dapat diperoleh dengan menggunakan grafik kalibrasi yaitu grafik energi vs.
nomor kanal puncak, seperti pada gambar 4.

PRAKTIKUM ALAT DETEKSI DAN PENGUKURAN RADIASI, STTN-BATAN YOGYAKARTA, 2007 22


Gambar 4. Grafik Kalibrasi

Sedangkan untuk untuk mengetahui efisiensi pencacahan, dilakukan


perhitungan hasil luasan dibawah puncak tersebut yang sebelumnya dikurangi
background dibandingkan dengan aktivitas dari sumber standard yang telah
diketahui maka akan didapatkan effisiensi sistem deteksi dari detektor Nal(TI).
Percobaan kalibrasi efisiensi vs energi dilakukan dengan menggunakan sumber
standard Na-22; Mn-54; Cs-137 dan Co-60. Dilakukan pula perhitungan
effisiensi, untuk berbagai intensitas yang masuk ke detektor Nal(Tl) dengan cara
mengubah jarak antara detektor dan sumber standard

Cara melakukan perhitungan luasan daerah dibawah grafik spektrum yaitu


dengan menggambarkan spektrum sinar gamma diatas kertas, kemudian
dilakukan pengurangan intensitas cacah total dikurangi intensitas cacah akibat
background sehingga didapat intensitas cacah yang diakibatkan oleh sumber
standard. Luasan dibawah intensitas cacah akibat sumber standard
dibandingkan dengan aktivitas sumber standard setelah dikoreksi dengan waktu
lamanya meluruh dari saat sumber dibuat sampai saat percobaan dilakukan dan
fraksi disitegrasi dari sinar gamma.

UntuK mehghitung effisiensi detektor digunakan rumus

U 1  U b 1
Ep 
t . f . Au1
dengan :
E p = Efisiensi detektorn NaI(Tl)
t = waktu pencacahan (s)
U 1 = Intensitas cacah total di bawah photo peak
U b = Intensitas background pada waktu pencacahan yang sama
dengan U 1

PRAKTIKUM ALAT DETEKSI DAN PENGUKURAN RADIASI, STTN-BATAN YOGYAKARTA, 2007 23


d  
 = Faktor geometri   21  1  2  dengan d jarak detektor ke

 d  R2 
sumber, R adalah jari-jari detektor
f = fraksi peluruhan gamma
AU = aktifitas sumber
1

Harga f untuk berbagai isotop


Isotop Energi gamma (MeV) f
Cs-137 0,662 0,92
Cr-51 0,323 0,09
Co-60 1,17 0,99
Co-60 1,33 0,99
Na-22 1,276 0,99
Na-22 0,511 0,999
Mn-54 0,842 1,00
Zn-65 1,14 0,44

TATA KERJA PERC0BAAN

1. Rangkai peralatan seperti blok diagram pada Gambar 5.seperti berikut:


SINTILATOR PENCACAH
HV ORTEC ORTEC 875
PHOTO KATODA 456

PMT
SUMBER PRE AMP AMPLIFIER TSCA
RADIASI ORTEC 113 ORTEC 571 ORTEC 551
LIGTH PIPE

PULSER OSILOSKOP
ORTEC 580

Gambar 5. Diagram detektor Sintilasi NaI(Tl)

2. Atur tegangan tinggi detektor, atur penguatan (gain) Amplifier (sesuai


petunjuk Asisten) dan jendela diatur sebesar 0,2 Volt.
3. Lakukan pencacahan untuk beberapa sumber standard, untuk setiap
nomor kanal (tinggi diskrimator bawah)
4. Gambar intensitas pencacahan vs nomor kanal (spektrum energi) untuk
berbagai energi

PRAKTIKUM ALAT DETEKSI DAN PENGUKURAN RADIASI, STTN-BATAN YOGYAKARTA, 2007 24


5. Dari data yang diperoleh (langkah 4), buat grafik energi vs nomor kanal
puncak fotolistrik.
6. Hitung effisiensi detektor dengan rumus diatas.
7. Buat grafik efisiensi detektor terhadap energi gamma.

PRAKTIKUM ALAT DETEKSI DAN PENGUKURAN RADIASI, STTN-BATAN YOGYAKARTA, 2007 25

Anda mungkin juga menyukai