Setiap pemakaian zat radioaktif atau sumber lainnya harus
didasarkan pada azaz manfaat. Suatu kegiatan yang mencakup paparan atau potensi paparan hanya disetujui jika kegiatan itu akan menghasilkan keuntungan yang lebih besar bagi individu atau masyarakat dibandingkan dengan kerugian atau bahaya yang timbul terhadap kesehatan. Hewan yang memang benar-benar memerlukan uji lanjut dengan radiografi dengan pertimbangan asas manfaat lebih banyak dapat dilakukan radiografi.
Contoh : Justifikasi, memasukkan zat radioaktif pada pemeriksaan
radioterapi harus sesuai dengan kebutuhan pemeriksaan sehingga manfaat yang didapatkan akan lebih besar dari kerugiannya.
2) Limitasi
Dosisi ekivalen yang diterima pekerja radiasi atau masyarakat
tidak boleh melalmpaui Nilai Batas Dosis (NBD) yang telah ditetapkan. Batas dosis bagi pekerja radiasi dimaksudkan untuk mencegah munculnya efek deterministik (non stokastik) dan mengurangi peluang terjadinya efek stokastik.
Contoh : Limitasi, paparan dosis yang diterima pekerja radiasi harus
selalu dipantau dengan alat ukur dosis, jika paparan melebihi batas dosis maka akan dilakukan tindakan pencegahan terhadap pekerja.
3) Optimasi
Semua penyinaran ahrus diusahakan serendah-rendahnya (as
low as reasonably achieveable - ALARA), dengan mempertimbangkan faktor ekonomi dan sosial. Kegiatan pemanfaatan tenaga nuklir harus direncanakan dan sumber radiasi harus dirancang dan dioperasikan untuk menjamin agar paparan radiasi yang terjadi dapat ditekan serendah-rendahnya.
Contoh : Optimasi, dalam memilih faktor eksposi dalam pemeriksaan
harus mempertimbangkan faktor objek yang diperiksa dan ketebalan objek, jangan sampai memberikan penyinaran dengan faktor yang besar sehingga akan memberikan dosis yang lebih dari pasien.