Slope Area Method
Slope Area Method
Untuk suatu saluran yang mengalirkan banjir dimana kondisi geometri penampang
hilir tidak sama karena debit aliran yang sampai ke hilir tidak lagi sama dengan debit di
hulu karena tambahan air banjir, perlu pendekatan aliran seragam untuk perhitungan
kemampuannya.
Suatu cara untuk menghitung besarnya debit banjir yang dapat dialirkan oleh suatu
saluran adalah cara Luas Kemiringan (Slope area method). Cara ini pada dasarnya
menggunakan konsep aliran seragam dengan persamaan Manning.
Misalnya suatu saluran digunakan untuk menampung dan mengalirkan debit banjir
mempunyai dimensi yang berbeda antara hulu (up stream) dan hilir (down stream).
Untuk menghitung debit banjir melalui saluran tersebut perlu dilakukan prosedur sebagai
berikut:
1. Dari harga–harga A, R dan n yang diketahui, hitung faktor penghantar Ku dan Kd.
2. Hitung harga K rata–rata.
3. Diambil asumsi bahwa tinggi kecepatan dapat diabaikan, kemiringan garis energi sama
dengan selisih tinggi muka air di hulu dan di hilir F dibagi panjang saluran.
5. Ambil asumsi bahwa debit aliran sama dengan perkiraan pertama Q dan hitung harga.
Dimana:
HIDROMETRI
Pengukuran sungai
A. Topografi
1. Cross Section
2. Bathimetri
Pengukuran ini dilakukan apabila sungainya dalam atau kec arus besar. Kedalaman air
di ukur dengan tali yang diberi pemberat. Pengukuran dilakukan dgn mggnkn perahu,pd
jmbatan, atau kabel yg digantungkan melintasi sungai. Pengukuran dilakukan bersamaan
dengan pengukuran kecepatan dengan meggunakan current meter. Di atas pemberat
dipasang current meter,sehingga sambil mengukur kedalaman dapat diketahui kecepatan
aliran di beberapa ttik yang ditentukan.
2. Bathimetri
Data dari hasil pengukuran yang telah di hitung disajikan dalam bentuk peta
Topografi dan Bathimetri dan gambar potongan melintang sungai.
B. Kecepatan
1. Dengan Pelampung
2. Dengan Current Meter
1. Dengan Pelampung
Pelampung adalah pengukuran arus yang paling sederhana. Bahan yang bisa adalah
stereofoam (semacam busa putih). Disarankan untuk membentuk seperti badan kapal,
supaya memiliki karakteristik hidrolis yang paling ideal. Yang diukur adalah kecepatan
permukaan pada sepertiga lebar sungai, mengikuti distribusi kecepatan yang berbentuk
parabola datar dan hiperbola tegak, seperti gambar
Bentuk alat ini seperti terlihat pada Gambar berikut. Semakin kuat putaran kincir, maka
semakin besar kecepatana aliran, yang biasanya dinyatakan dalam rumus :
V = kn +m
Dimana : V = kecepatan Aliran (cm/detik)
n = jumlah putaran untuk suatu waktu tertentu.
K dan m = koefisien yang besarnya tergantung jenis alat kincir.
C. Debit Sungai
2. Perhitungan debit
Metode tampang tengah
Dalam metode ini dianggap bahwa kecepatan di setiap vertikal merupakan
kecepatan rerata dari pias selebar setengah jarak antar pias sebelah kiri dan
kanannya. Debit di suatu pias adalah perkalian antara kecepatan rerata vertikal dan
lebar tersebut. Di kedua tebing kiri dan kanan sungai kecepatan dianggap nol.
Metode tampang rerata
Tampang lintang sungai dianggap tersusun dari sejumlah pias yang masing-masing
dibatasi oleh dua vertikal yang berdampingan. Debit total adalah jumlah debit di
seluruh pias.
Metode integrasi kedalaman kecepatan
Dalam metode ini dihitung debit tiap satuan lebar, yaitu perkalian antara kecepatan
rerata dan kedalaman pada vertikal. Debit sungai diperoleh dengan menghitung
luasan yang dibatasi oleh kurva tersebut dan garis muka air.
Kemudian membuat rating curve yaitu hubungan antara elevasi muka air dan debit
Dari rating curve yang telah dibuat, dicari debit aliran berdasarkan pencatatan elevasi
muka air.
Distibusi Kecepatan