Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PENYAKIT MENULAR SEKSUAL (PMS)

Oleh :
Alya Farah Fadilah 17.105
Bunga Kumalasari 17.108
Deni Ramdani 17.110
Fitrianti Widiyastuti 17.117
Fuji Lestari 17.118
Harry Anam Mulyana 17.120
Mariam Yucita Syarif 17.126
Maulida Sari Lutfiah 17.128
Rani Rismawati 17.135
Ratu Nurwidia Kartika B 17.136
Rizal Alidin Firmansyah 17.139
Vony Sania Savitri 17.151
Wilya Ayu Nurhasanah 17.153

AKADEMI KEPERAWATAN RUMAH SAKIT DUSTIRA


CIMAHI
2019
LEMBAR PERSETUJUAN

Kelompok : 3 (Tiga)
Program : D3 Keperawatan
Judul : Penyakit Menular Seksual (PMS)

Menyetujui,
Cimahi, 22 April 2019
Clinical Instruktur
Clinical Instruktur

Darmayanti S.Kep.,Ners
(…………………….)
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PENYAKIT MENULAR SEKSUAL (PMS)

Hari/Tanggal : Senin, 22 April 2019


Waktu : 09.00 WIB – selesai
Pokok Bahasan : Penyakit Menular Seksual (PMS)
Sasaran : Pasien pengunjung poli kandungan
Tempat : Poli Kandungan Rumah Sakit Dustira

I. Tujuan Instruksional Umum


Setelah dilakukan penyuluhan tentang Penyakit Menular Seksual
diharapkan masyarakat mampu memahami dan selanjutnya mampu
memahami definisi dan jenis-jenis PMS, gejala, pengobatan, dan cara
pencegahannya.
II. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan tentang Penyakit Menular Seksual
diharapkan masyarakat dapat menghindari penyakit menular seksual.
III. Metode
A. Ceramah
B. Demosntrasi
C. Tanya jawab
IV. Media
A. LCD
B. Laptop
C. Leaflet
V. Struktur Organisasi
A. Moderator : Deni Ramdani
B. Penyaji :
1) Vony Shania Savitri
2) Rani Rismawati
C. Fasilitator :
1) Harry Anam Mulyana
2) Rizal Alidin Firmansyah
3) Fitrianti Widiastuti
4) Ratu Nurwidia Kartika Bela
VI. Proses Kegiatan Penyuluhan
NO KEGIATAN RESPON WAKTU
MASYARAKAT
1. Pembukaan :
a. Memberi salam dan a. Membalas salam
perkenalan
b. Menjelaskan tujuan b. Mendengarkan 5 menit
c. Kontrak waktu c. Memberi respon

2. Pelaksanaan :
a. Menjelaskan kepada a. Mendengarkan
masyarakat tentang dengan penuh
penyakit menular perhatian 20 menit
seksual
b. Mendemonstrasikan b. Memperhatikan
pencegahan penyakit
menular seksual

3. Penutup :
a. Tanya jawab a. Menanyakan hal
yang belum jelas
b. Menyimpulkan hasil b. Memperhatikan 5 menit
c. Memberikan salam hasil kesimpulan
penutup c. Membalas salam

VII. Evaluasi
A. Waktu : Akhir Kegiatan
B. Evaluasi akan diberikan dalam bentuk pertanyaan terbuka,
diantaranya:
1) Apa definisi PMS.
2) Bagaimana cara penularan PMS.
3) Bagaimana pencegahan PMS.
Kriteria Evaluasi :
1) Masyarakat dapat menjelaskan pengertian dari penyakit menular
seksual.
2) Masyarakat dapat menyebutkan pencegahan penyakit menular
seksual.
Lampiran :

MATERI PENYULUHAN

A. Pengertian Penyakit Menular Seksual ( PMS ) : bbrp sumber


Penyakit Menular Seksual (PMS) disebut juga Infeksi Menular
Seksual (IMS) adalah sekelompok infeksi yang ditularkan melalui hubungan
seksual antara penis, vagina, amus, dan mulut. (Zakaria, 2012)
Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah penyakit yang ditularkan
melalui hubungan seksual. Infeksi Menular Seksual akan lebih berisiko bila
melakukan hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan. (DEPKES
RI, 2007)
B. Macam-macam penyakit menular seksual (PMS)
1. HIV/AIDS
a. Pengertian HIV
HIV singkatan dari Human Immunodeficiensy Virus
yaitu sejenis virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh
manusia. Virus HIV akan masuk dalam sel darah putih dan
merusaknya sehingga sel darah putih yang berfungsi sebagai
pertahanan terhadap infeksi akan menurun jumlahnya.
Akibatnya sistem kekebalan tubuh menjadi lemah dan penderita
mudah terkena berbagai penyakit. Dimana kondisi ini disebut
AIDS.
b. Pengertian AIDS
AIDS singkatan dari Acquired Immune Defeciency
Syndrom yaitu kumpulan gejala penyakit yang didapat akibat
menurunnya sistem kekebalan tubuh yang disebabkan oleh HIV.
Ketika individu sudah tidak memiliki sistem kekebalan tubuh,
maka semua penyakit dapat masuk ke dalam tubuh dengan
mudah. Oleh karena itu sistem kekebalan tubuhnya menjadi
sangat lemah maka penyakit yang tadinya tidak berbahaya akan
menjadi sangat lemah
c. Cara penularan HIV
Dengan cara hubungan seksual (sperma dan cairan
vagina), darah atau produk darah (luka, jarum suntik dan infus).
Fase/tahapan perubahan HIV/AIDS
Orang yang sudah terinfeksi HIV biasanya sulit dibedakan
dengan orang yang sehat dimasyarakat. Mereka masih
melakukan aktivitas seperti biasa, badan terlihat sehat, dan
masih bekerja dengan baik. Untuk sampai pada fase AIDS
seseorang telah terinfeksi HIV akan melewati beberapa fase.
1) Fase pertama : masa jendela ( window period )
Pada awal terinfeksi ciri-cirinya belum dapat dilihat
meskipun yang bersangkutan melakukan tes darah, karena
pada fase ini sistem antibodi terhadap HIV belum terbentuk,
tetapi yang bersangkutan sudah dapat menulari orang lain.
Masa ini berlangsung 1-6 bulan.
2) Fase kedua
Umur infeksi 2-10 tahun setelah terinfeksi HIV. Pada
fase ini individu sudah positif HIV tetapi belum
menampakkan gejala sakit. Kemungkinan mengalami
gejala-gejala ringan, seperti flu (biasanya 2-3 hari dan
sembuh sendiri).
3) Fase ketiga
Mulai muncul gejala-gejala awal penyakit, belum disebut
sebagai gejala AIDS, tetapi sistem kekebalan tubuh mulai
berkurang. Gejala yang berkaitan dengan HIV antara lain :
a) Keringat yang berlebihan di malam hari
b) Diare terus menerus
c) Pembengkakan kelenjar getah bening
d) Flu tidak sembuh-sembuh
e) Nafsu makan berkurang
f) Berat badan menurun
4) Fase ke empat
Sudah masuk pada tahap AIDS. AIDS baru dapat
terdiagnosis setelah kekebalan tubuh sangat berkurang
dilihat dari jumlah sel T ( dibawah 2.001 mikro liter ) dan
timbul penyakit tertentu yang disebut dengan infeksi
opurtunistik, yaitu
a) Kanker khususnya kanker kulit yang disebut sarcoma
Kaposi.
b) Infeksi paru-paru yang menyebabkan radang paru-
paru dan kesulitan bernapas ( TBC umumnya diderita
oleh pengidap AIDS ).
c) Infeksi usus yang menyebabkan diare parah selama
berminggu-minggu.
d) Infeksi otak yang menyebabkan kekacauan mental,
sakit kepala dan sariawan.
d. Pencegahan HIV/AIDS
1) Meningkatkan ketahanan keluarga melalui pesan kunci
(ABCDE)
a) Abstinensia : Tidak melakukan hubungan seksual
sebelum menikah.
b) Be faithful : Setia pada pasangan yang sah ( suami-
istri).
c) Condom : menggunakan kondom apabila salah satu
pasangan berisiko terkena HIV/AIDS.
d) Drugs : hindari pemakaian narkoba.
e) Equipment : Mintalah peralatan yang steril.
2) Pencegahan penularan melalui darah
a) Skrining darah donor dan produk darah.
b) Menggunkan alat suntik dan dan alat lain yang stril.
c) Berhati-hati pada saat menangani segala hal yang
tercemar oleh darah segar.
3) Pencegahan penularan dari ibu ke anak
a) Pemeriksaan dan konseling ibu hamil.
b) Pemberian obat antiretroviral bagi ibu hamil yang
mengidap HIV/AIDS.
4) Menjaga kebersihan alat reproduksi
5) Memeriksakan diri segera bila ada gejala-gejala
HIV/AIDS
2. Gonorea
a. Pengertian
Gonore adalah penyakit menular seksual yang
disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae yang menginfeksi
lapisan dalam uretra, leher rahim, rektum dan tenggorokan atau
bagian putih mata (konjungtiva) dengan masa inkubasi antara 2-
10 hari setelah masuk kedalam tubuh
b. Tanda dan gejala
1) Pada pria
a) Rasa nyeri pada saat kencing
b) Keluarnya nanah kental berwarna kuning kehijauan
c) Ujung penis berwarna merah dan bengkak
2) Pada wanita
a) Keputihan kental berwarna kekuningan
b) Rasa nyeri dirongga panggul
c) Komplikasi
d) Bartholinitis
e) PID
f) Infeksi mata pada bayi yang baru dilahirkan dan
dapat mengakibatkan kebutaan
g) Rentan terhadap penyakit HIV

Apabila penyakit ini didiamkan saja maka akan menjalar


pada bagian rahim dan saluran fallopi yang disebut dengan
penyakit radang pelvic (pelvic inflammatory-PID). Komplikasi
pada wanita akan menyebabkan kemandulan 10% dan juga
masalah kehamilan diluar rahim. Apabila mengenai wanita yang
sedang mengandung, bayi yang dilahirkan secara normal akan
beresiko terkena penyakit ini dan sang bayi akan buta.

c. Pencegahan
1) Tidak melakukan hubungan seksual baik vaginal, anal dan
oral dengan orang yang terinfeksi.
2) Pemakaian Kondom dapat mengurangi tetapi tidak dapat
menghilangkan sama sekali risiko penularan penyakit ini.
3) Menghindari hubungan seksual sampai pengobatan
antibiotik selesai.
4) Sarankan juga pasangan seksual kita untuk diperiksa guna
mencegah infeksi lebih jauh dan mencegah penularan.
5) Wanita tuna susila agar selalu memeriksakan dirinya
secara teratur, sehingga jika terkena infeksi dapat segera
diobati dengan benar.
6) Pengendalian penyakit menular seksual ini adalah dengan
meningkatkan keamanan kontak seks dengan
menggunakan upaya pencegahan.
d. Pengobatan
1) Gonore biasanya diobati dengan suntikan tunggal
seftriakson intramuskuler atau dengan pemberian
antibiotik per-oral selama 1 minggu (biasanya diberikan
doksisiklin).
2) Pada pasien dewasa pengobatannya dengan
Ceftriaxone(Rocephin) 250 mg IM dan doksisiklin 100 mg
2x/hari selama 7 hari.
3) Regimen alternatif meliputi pemberian : spektinomisin 2 g
IM dan doksisiklin 100 mg, Siprofloksasin 0,5 g atau
norfloksasin 0,8 mg per oral 1x/hari dam doksisiklin 100
mg, cefotakcim 1 g atau seftrisoksim 0,5 g IM dan
doksisiklin 100 mg, probenecid 1 g 1x/hari.
4) Jika gonore telah menyebar melalui aliran darah, biasanya
penderita dirawat di rumah sakit dan mendapatkan
antibiotik intravena (melalui pembuluh darah, infus).
3. Sifilis
a. Pengertian
Sifilis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan
oleh Treponema pallidum. Penyakit ini sangat kronis, bersifat
sistemik dan menyerang hampir semua alat tubuh.
b. Etiologi
Sifilis disebabkan oleh Treponema Pallidum. Treponema
Pallidum termasuk golongan Spirochaeta dan genus treponema
yang berbentuk seperti spiral dengan panjang antara 5- 20
mikron dan lebar 0,1- 0,2 mikron, mudah dilihat dengan
mikroskop lapangan gelap akan nampak seperti spiral yang bisa
melakukan gerakan seperti rotasi. Organisme ini bersifat
anaerob mudah dimatikan oleh sabun, oksigen, sapranin, bahkan
oleh Aquades. Didalam darah donor yang disimpan dalam
lemari es Treponema Pallidum akan mati dalam waktu tiga hari
tetapi dapat ditularkan melalui tranfusi mengunakan darah segar.
c. Tanda dan gejala
1) Stadium I ( fase primer ) : 2-4 minggu, adanya erosi,
ulkus.
2) Stadium II ( fase sekunder ) : 6-14 minggu. Gejala adalah
merasa tidak enak badan (malaise), kehilangan nafsu
makan, mual, lelah, demam dan anemia.
3) Stadium III ( fase laten ) 3-10 th.
d. Masa inkubasi
1) Tahap1
9-90 hari setelah terinfeksi. Timbul: luka kecil,
bundar dan tidak sakit chancre- tepatnya pada kulit yang
terpapar/kontak langsung dengan penderita. Chancre
tempat masuknya penyakit hampir selalu muncul di dalam
dan sekitar genetalia, anus bahkan mulut. Pada kasus yang
tidak diobati (sampai 1 tahun berakhir), setelah beberapa
minggu, chancre akan menghilang tapi bakteri tetap
berada di tubuh penderita.
2) Tahap2
1-2 bulan kemudian, muncul gejala lain: sakit
tenggorokan, sakit pada bagian dalam mulut, nyeri otot,
demam, lesu, rambut rontok dan terdapat bintil. Beberapa
bulan kemudian akan menghilang. Sejumlah orang tidak
mengalami gejala lanjutan.
3) Tahap3
Dikenal sebagai tahap akhir sifilis. Pada fase ini
chancre telah menimbulkan kerusakan fatal dalam tubuh
penderita. Dalam stase ini akan muncul gejala: kebutaan,
tuli, borok pada kulit, penyakit jantung, kerusakan hati,
lumpuh dan gila.
e. Cara penularan
Penularan biasanya melalui kontak seksual, tetapi ada
beberapa contoh lain seperti kontak langsung dan kongenital
sifilis (penularan melalui ibu ke anak dalam uterus). Luka terjadi
terutama pada alat kelamin eksternal, vagina, anus, atau di
dubur. Luka juga dapat terjadi di bibir dan dalam mulut, Wanita
hamil dengan penyakit ini dapat terbawa ke bayi. Spirochaeta
penyebab sifilis dapat ditularkan dari satu orang ke orang yang
lain melalui hubungan genito-genital (kelamin-kelamin) maupun
oro-genital (seks oral). Infeksi ini juga dapat ditularkan oleh
seorang ibu kepada bayinya selama masa kehamilan.
f. Pencegahan
1) Tidak berganti-ganti pasangan.
2) Berhubungan seks yang aman dengan menggunakan
kondom dan harus selektif memilih pasangan.
3) Menghindari penggunaan jarum suntik yang tidak steril
dan transfusi darah yang sudah terinfeksi.
g. Pengobatan
Sifilis dapat diobati dengan penisilin atau antibiotik
lainnya. Menurut statistik, perawatan dengan pil kurang efektif
dibanding perawatan lainnya, karena pasien biasanya tidak
menyelesaikan pengobatannya. Cara terlama dan masih efektif
adalah dengan penyuntikan procaine penisilin secara IM
(procaine untuk mengurangi rasa sakit). Orang yang kontak
dengan pasien sifilis dini ( primer, sekunder dan laten ) harus
diobati dengan salah satu regimen berikut :
1) Benzathin penisilin G 24 U secara IM.
2) Tetrasiklin hidroklorid 500 mg 4x/hari atau doksisiklin
100 mg 2x/hari selama 14 hari.
3) Eritromisin 500 mg 4x/hari selama 15 hari ( jika alergi
penisilin, tetrasiklin).

Anda mungkin juga menyukai