Anda di halaman 1dari 2

SUKU JAWA

Masyarakat Jawa biasa menggunakan Bahasa Jawa dalam kehidupan sehari-hari. Di dalam Bahasa
Jawa ada beberapa tingkatan yaitu, ngoko lugu, ngoko alus, krama madya, krama alus, dan krama
inggil. Ngoko lugu digunakan untuk orang yang mempunyai hubungan akrab dan tidak ada usaha
saling menghormati. Sedangkan ngoko alus digunakan untuk orang yang mempunyai hubungan
akrab, tetapi diantaranya ada usaha untuk saling menghormati. Bahasa krama madya digunakan
untuk seseorang yang mempunyai tingkatan sederajat atau sama dengan kita. Bahasa Krama Alus
dan Krama Inggil digunakan untuk seseorang yang mempunyai derajat atau tingkatan diatas kita
serta orang yang lebih tua dari kita.

Rumah adat Suku Jawa adalah Rumah Adat Joglo. Joglo terdiri atas 4 tiang utama dan terbagi
menjadi dua bagian, yakni rumah induk dan rumah tambahan. Rumah Induk terdiri dari Pendopo,
Pringitan (lorong jalan masuk), Emperan, Omah njero, Senthong-kiwa, Senthong tengah, Senthong-
tengen (ruangan), dan Gandhok (bangunan tambahan).
Tarian Adat yang ada di Suku Jawa bermacam-macam. Contohnya, Tari Srimpi. Konon katanya tarian
ini sedikit bernuansa Mistis. Awalnya tarian ini ditunjukkan saat penggantian raja di beberapa Istana
Jawa Tengah. Menurut cerita masyarakat, tarian ini dapat menghipnotis para penonton menuju ke
alam lain. Walau bagaimanapun, tarian ini bertujuan menunjukan wanita yang sopan santun dan
sangat lemah gemulai. Tarian ini biasanya ditarikan dengan 4 anggota penari wanita, hal ini
menandakan unsur api, air, angin dan bumi. Sedangkan musik yang digunakan adalah gamelan.

Pakaian adat Suku Jawa bernama Jawi Jangkep dan Kebaya. Jawi jangkep adalah pakaian pria yang
terdiri atas beberapa kelengkapan dan umumnya digunakan untuk keperluan adat. Jawi jangkep
terdiri dari atasan berupa baju beskap dengan motif bunga, bawahan berupa kain jarik yang dililitkan
di pinggang, destar berupa blangkon, serta aksesoris lainnya berupa keris dan cemila (alas kaki).
Sementara kebaya adalah pakaian adat wanita Jawa yang terdiri dari atasan berupa kebaya, kemben,
stagen, kain tapih pinjung, konde, serta beragam aksesoris seperti cincin, subang, kalung, gelang,
serta kipas. Dalam praktiknya, penggunaan pakaian ini diatur sedemikian rupa sesuai dengan strata
sosial si pemakainya.

Anda mungkin juga menyukai