Laporan Pengawasan Pilpres 2014 PDF
Laporan Pengawasan Pilpres 2014 PDF
Dari Bawaslu
Kita Selamatkan
Pemilu Indonesia
BAWASLU RI
i
Dari Bawaslu Kita Selamatkan Pemilu Indonesia
i
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
Pengantar
Bismillahi Rahmaanir Rahiim
Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Mengawali pengantar ini, kami seluruh Selain memaksimalkan sumber daya yang ada, juga
pimpinan dan jajaran Sekretariat Jenderal Badan memaksimalkan dukungan pihak terkait terutama
Pengawas Pemilihan Umum Republik Indonesia kementerian/lembaga melalui kerjasama antar lembaga.
(Bawaslu RI) Periode Tahun 2012–2017 mengucapkan Selain itu, Bawaslu juga mengoptimalkan dukungan
puji syukur Alhamdulillah atas terseleggarannya Pemilu berbagai elemen masyarakat yang terwadahi melalui
Anggota DPR, DPD, DPRD dan Pemilu Presiden dan program Gerakan Sejuta Relawan (GSR) Pengawas
Wakil Presiden tahun 2014 sesuai jadwal, tanpa Pemilu.
hambatan dan gangguan yang berarti. Kami sungguh
menyadari bahwa atas bantuan dan dukungan dari Seluruh hasil pelaksanaan tugas dan fungsi Bawaslu
berbagai pihak, Bawaslu RI dapat melaksanakan tugas sudah tentu perlu diinformasikan kepada seluruh
dan fungsi pengawasan Pemilu pada Pemilu Anggota elemen masyarakat, bangsa dan negara. Laporan
DPR, DPD, DPRD dan pada Pemilu Presiden dan Wakil Hasil Pengawasan Pemilu 2014 seperti ini merupakan
Presiden tahun 2014. bentuk pertanggungjawaban Bawaslu kepada publik.
Penyampaian informasi mengenai pelaksanaan tugas
Sejak dilantik pada tanggal 12 April 2012, kami dan fungsi pengawasan Pemilu ini dilakukan dengan
langsung dihadapkan pada sejumlah kompleksitas mengacu pada amanat Undang-Undang Nomor 14
masalah pengawasan Pemilu. Berangkat dari keyakinan Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik.
bahwa pengawasan Pemilu dapat berjalan secara Penyampaian informasi kepada masyarakat dilakukan
optimal bila terbangun kepedulian (awareness) untuk secara berkala dan sewaktu-waktu melalui website
melaksanakan prinsip dan azas Pemilu demokatis, dan majalah Bawaslu, serta melalui sosialisasi seperti
kami memulainya dengan melakukan konsolidasi rapat koordinasi dengan para stakeholder terkait
internal, menata regulasi, sistem, struktur, kultur, sebelum, pada saat dan sesudah pelaksanaan Pemilu.
anggaran, personel, dan sarana-prasarana. Sebagai Selanjutnya, berdasarkan ketentuan Pasal 74 Undang-
bagian dari upaya penguatan kelembagaan, Bawaslu Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara
membentuk Bawaslu Provinsi yang bersifat permanen Pemilu, Bawaslu juga diwajibkan menyampaikan
untuk menindaklanjuti Undang-Undang (UU) Nomor Laporan Hasil Pengawasan Pemilu Presiden dan
15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilu, yang Wakil Presiden tahun 2014 kepada Presiden, Dewan
dilanjutkan dengan pembentukan pengawas Pemilu Perwakilan Rakyat (DPR) dan Komisi Pemilihan Umum
di tingkat kabupaten/kota (Panwaslu Kabupaten/Kota), (KPU) sesuai dengan tahapan Pemilu secara periodik
Pengawas Pemilu di tingkat kecamatan (Panwaslu dan/atau berdasarkan kebutuhan.
Kecamatan), dan Pengawas Pemilu di tingkat desa/
kelurahan (PPL), serta Pengawas Pemilu Luar Negeri Secara subtansial laporan ini merupakan upaya
yang semuanya masih bersifat ad hoc. Bawaslu untuk berperan dalam mendorong
transparansi, akuntabilitas dan kredibilitas lembaga-
Upaya itu didukung oleh kebijakan pemerintah yang lembaga negara dan pemerintahan. Namun secara
menaikkan status birokrasi Bawaslu dari Sekretariat internal Bawaslu, laporan ini sangat berguna dalam
menjadi Sekretariat Jenderal (unit Eselon I), sehingga melakukan identifikasi dan pemetaan permasalahan,
Bawaslu dapat melaksanakan pengawasan setiap serta membuat prediksi bagi kecenderungan umum
tahapan Pemilu yang dimulai dari tahap penetapan (trend) atas berbagai isu yang mungkin terjadi dalam
daftar pemilih, penetapan partai politik peserta Pemilu, Pemilu berikutnya. Selain itu, laporan ini menjadi data
penetapan daftar calon tetap, tahapan kampanye, dana dan informasi penting dalam menetapkan kebijakan
kampanye, tahapan pemungutan dan penghitungan Bawaslu guna peningkatan kinerja pengawasan Pemilu
suara, penetapan hasil pemilu hingga tahap pelantikan- di masa yang akan datang. Berdasarkan pertimbangan
pengambilan sumpah/janji calon terpilih. Secara umum itulah maka disusun “Laporan Pelaksanaan Tugas
Bawaslu dapat melaksanaan pengawasan di setiap Badan Pengawasan Pemilihan Umum Tahun 2014” ini.
tahapan Pemilu, walaupun masih terdapat sejumlah Sekian, Wassalamu Alaikum Warahmatullahi
kelemahan yang perlu mendapat perhatian serius Wabarakatuh.
dari jajaran pengawas Pemilu seluruh Indonesia.
Jakarta, 17 November 2014
Ketua Badan Pengawas Pemilu
Selanjutnya untuk menunjang pelaksanaan tugas dan kewenangan yang dimiliki oleh
Bawaslu, diputuskan untuk membuat pembagian tugas di antara Anggota Bawaslu yang
dipilah berdasarkan Divisi yang akan menangani bidang-bidang tugas tertentu. Berdasarkan
Putusan Pleno Bawaslu tanggal 17 April 2012, pembagian Divisi sebagaimana dimaksud
adalah sebagai berikut :
Divisi Pengawasan
• Koordinator : Daniel Zuchron
• Wakil Koordinator 1 : Nasrullah, SH
• Wakil Koordinator 2 : Endang Wihdatiningtyas, SH
vi
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
Berdasarkan pembagian tersebut, maka Dr. Muhammad, SIP, M.Si sebagai Ketua Bawaslu, tidak
menangani divisi tertentu dengan pertimbangan bahwa Ketua Bawaslu merupakan speaker atau juru
bicara dari Bawaslu dalam berhubungan ke luar. Dengan demikian seluruh bidang divisi tersebut tetap
berada dalam koordinasi Ketua Bawaslu dengan prinsip Primus Inter Pares.
Adapun Profil lengkap Pimpinan Bawaslu Periode 2012 – 2017 adalah sebagai berikut :
Prof. DR. MUHAMMAD, S.IP. M.Si, Ketua Bawaslu dekat dengan dunia media massa. Bukan karena
memimpin Divisi Sosialisasi, Humas dan Hubal,
tetapi Nasrullah sangat ramah memberi informasi
kepada pers setiap perkembangan pengawasan
Pemilu. Maka tak heran, Nasrullah dikenal sebagai
“darling of news” di kalangan pers.
SEKRETARIAT JENDERAL
Daniel Zuchron, dilahirkan di Jakarta pada tanggal
18 April 1976, beragama Islam, dan menempuh BAWASLU RI
pendidikan pada Universitas Islam Malang.
Pengalamannya sebagai pegiat pemilu tidak Sekretariat Jenderal Bawaslu dibentuk berdasarkan
diragukan lagi. Pria yang dilahirkan di Jakarta, Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang
37 tahun silam tersebut, merupakan mantan Penyelenggara Pemilihan Umum dan Peraturan
Koordinator Nasional Jaringan Pendidikan Pemilih Presiden Nomor 80 Tahun 2012 tentang Organisasi,
Tugas, Fungsi, Wewenang, dan Tata Kerja Sekretariat
untuk Rakyat (JPPR), sebuah lembaga swadaya
Jenderal Bawaslu, Sekretariat Bawaslu Provinsi,
masyarakat, yang memberikan perhatian pada
Panwaslu Kabupaten/Kota, dan Sekretariat Panwaslu
pendidikan pemilih dan pemantauan pemilu.
Kecamatan.
Sebagai Pimpinan Bawaslu yang termuda, Pria Sekretariat Jenderal Bawaslu RI bertugas memberikan
ini menunjukan semangat kemudaanya dengan dukungan administratif dan teknis operasional
berbagai inovasi baru strategi pengawasan kepada Bawaslu RI. Dalam melaksanakan tugas,
Pemilu. Tak jarang, gagasan Pimpinan termuda Sekretariat Bawaslu RI mempunyai fungsi, antara lain
ini, melompat jauh ke depan ketika gagasan adalah:
itu dilontarkan. Namun, seiring waktu, gagasan a. koordinasi dan pembinaan terhadap
tersebut menemui kebenaran dan bermanfaat pelaksanaan tugas unit organisasi di
bagi perwujudan pemilu yang berkualitas dan lingkungan Sekretariat Jenderal Bawaslu,
berintegritas melalui jendela pengawasan yang Sekretariat Bawaslu Provinsi, Sekretariat
bermartabat. Panwaslu Kabupaten/Kota dan Sekretariat
Panwaslu Kecamatan.
Ir. NELSON SIMANJUNTAK SH, Anggota Bawaslu b. pemberian dukungan administratif kepada
Nelson Simanjuntak, dilahirkan di Simargala Bawaslu.
pada tanggal 15 Januari 1964, beragama Kristen c. pembinaan dan pelaksanaan perencanaan
Protestan, dan menempuh pendidikan pada dan pengawasan internal, administrasi
Universitas Sumatera Utara. kepegawaian, ketatausahaan, perlengkapan
Sebelum menjadi Pimpinan Bawaslu, pria ini dan kerumahtanggaan, serta pengelolaan
pernah berprofesi sebagai wartawan dan aktif di keuangan di lingkungan Sekretariat
LSM yang terkait dengan kajian Pemilu. Sejak tahun Jenderal Bawaslu.
2008, menjadi Tim Asistensi Bawaslu hingga tahun
2012 ketika terpilih menjadi Anggota Bawaslu Dalam menjalankan tugas dan fungsi, Sekretariat
Jenderal Bawaslu RI juga mempunyai wewenang,
periode Tahun 2012–2017. Selain menjadi anggota
antara lain:
Bawaslu, saat ini Nelson Simanjutak juga menjadi
a. menyusun rencana strategis, program kerja,
Anggota Dewan Kehormatan Penyelenggara
dan anggaran Bawaslu.
Pemilu (DKPP) dari unsur Bawaslu. b. menetapkan tata cara pengelolaan
Pria Batak yang gemar menyanyi dan seringkali organisasi dan tata kerja, sumber daya
tampil apa adanya ini selalu memegang prinsip manusia, keuangan, serta barang milik negara.
viii
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
c. mengangkat dan memberhentikan pejabat Bawaslu perlahan, ia membangun Kesekretariatan
struktural dan fungsional, serta tenaga ahli Bawaslu yang solid dan mampu mendukung tugas-
berdasarkan kebutuhan. tugas Anggota Bawaslu yang kala itu dipimpin oleh
d. menandatangani perjanjian kerjasama. Nur Hidayat Sardini dan Bambang Eka Cahya Widodo.
Bagan 2. Bagan Struktur Organisasi Sekretariat Jenderal Badan Pengawas Pemilihan Umum Republik Indonesia
ix
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
EXECUTIVE SUMMARY
Konstitusi negara Republik Indonesia
peserta pemilu dan pemilih, serta kemudahan
(UUD 1945) telah mengatur pemilihan umum
bagi publik (stakeholder pemilu) dalam
(pemilu) secara eksplisit dan implisit agar
mengakses informasi pemilu. Dari sisi
dapat menghasilkan pemimpin politik yang
pengawasan pemilu, semua kemajuan yang
legitimate dari suatu proses yang demokratis.
dicapai itu tidak lepas dari masukan dan
Pengaturan itu penting, karena secara teoritis
rekomendasi hasil pengawasan Bawaslu RI
ada lima hal yang menentukan suatu pemilu
yang disampaikan kepada berbagai pihak.
menjadi demokratis atau tidak demokratis:
(1) regulasi pemilu: undang-undang
Berdasarkan Undang Undang Nomor
pemilu beserta seluruh turunannya; (2)
15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilu
penyelenggara pemilu: Komisi Pemilihan
dan Undang Undang Nomor 42 tahun 2008
Umum (KPU) sebagai pelaksana pemilu dan
tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden,
Badan Pengawas Pemilihan Umum Republik
Bawaslu RI telah melaksanakan fungsi dan
Indonesia (Bawaslu RI) selaku pengawas
tugas pengawasan pemilu yang berfokus
pemilu termasuk di dalamnya anggaran pemilu;
pada aspek proses penyelenggaraan Pemilu
(2) peserta pemilu: partai politik dan atau calon
dan aspek kinerja KPU sebagai pelaksana
perseorangan; (4) pemilih: prilaku pemilih; (5)
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden tahun
stakeholder pemilu: pihak yang ‘berkepentingan
2014. Hasil Pengawasan Bawaslu terhadap
langsung’ dengan hasil dan proses pemilu.
kedua aspek itu menemukan sebanyak 1.332
pelanggaran pemilu dengan rincian: 1.142
Memperhatikan kelima hal itu,
pelanggaran administrasi, 81 pelanggaran
penyelenggaraan Pemilu Presiden dan Wakil
pidana dan 21 pelanggaran kode etik. Bawaslu
Presiden tahun 2014 mengalami kemajuan
juga menermukan berbagai kekurangan dan
dibanding pemilu Presiden dan Wakil Presiden
kelemahan pada setiap tahapan pemilu.
sebelumnya. Kemajuan itu terlihat dalam
hal kesiapan regulasi pemilu, kesiapan
Hasil pengawasan terhadap aspek
dan kinerja kelembagaan penyelenggara
proses penyelenggaraan Pemilu, Bawaslu
pemilu, kesadaran hukum dan politik para
menemukan banyak hal yang perlu mendapat
x
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
perhatian. Misalnya, pada tahapan penyusunan yang tidak terdaftar di KPU dan lain-lain.
daftar pemilih, sistem pemutakhiran data
pemilih berbasis IT (Sidalih) belum mampu Dalam melaksanakan fungsi dan tugas
menghilangkan pemilih yang tidak terdaftar pengawasan pemilu, Bawaslu menghadapi
(ghost voters). Selain itu, ketidakakuratan data dua hambatan umum: (1) kendala instrumen
pemilih dalam daftar pemilih yang disusun hukum berupa celah hukum yang menyebabkan
PPS secara berjenjang hingga ditetapkan di Bawaslu tidak dapat menindak suatu
tingkat KPU yang mengharuskan Bawaslu untuk pelanggaran pemilu, seperti pelanggaran
mengeluarkan beberapa rekomendasi penundaan kampanye, politik uang (money politics)dan
penetapan daftar pemilih dan perbaikan daftar lain-lain. Hal itu disebabkan terutama oleh
pemilih. Begitu pula pada tahapan kampanye, keterbatasan kewenangan yang dimiliki oleh
masih tampak berbagai pelanggaran seperti Bawaslu dalam melakukan penindakan; (2)
kampanye yang mengabaikan ketentuan kendala daya dukung pengawasan berupa
hukum dan keberpihakan media. Untuk laporan keterbatasan jumlah pengawas pemilu lapangan
dana kampanye, perangkat hukum pelaporan (PPL) dalam mengawasi seluruh TPS yang ada
dana kampanye yang disusun KPU belum (dalam dan luar negeri). Upaya meminimalkan
mampu mendorong terwujudnya laporan kendala itu, Bawaslu berusaha mengembangkan
dana kampanye yang transparan, akuntabel metode pengawasan, seperti membuat
dan kredibel. Pada tahapan pemungutan dan peta kerawanan pemilu dan menggalakkan
penghitungan suara juga masih ditemukan pengawasan partisipatif melalui ‘Gerakan
manipulasi perolehan suara, penggunaan sisa Sejuta Relawan Pengawasan Pemilu (GRSPP)’
surat suara, politik uang, dan mobilisasi pemilih. yang jumlahnya mencapai lebih 600,000 orang
relawan pengawas pemilu yang direkrut dari
Sedangkan pada tahapan rekapitulasi berbagai strata sosial/lapisan masyarakat.
perolehan suara masih ditemukan kesesuaian
data pemilih dan pengguna hak pilih terutama Mengacu kepada beberapa
kategori pemilih khusus tambahan, perbedaan permasalahan tersebut di atas, Bawaslu
dalam perhitungan dan rekapitulasi perolehan menyampaikan dua rekomendasi pokok untuk
suara, serta tidak memadainya KPU dalam dipertimbangkan oleh DPR, Pemerintah,
merespon keberatan saksi dan pengawas ataupun KPU dalam rangka perbaikan pemilu
pemilu. Sementara hasil pengawasan pemilu di di masa mendatang: (1) KPU secara otonom
luar negeri masih menemukan buruknya kualitas melakukan review sistem pendaftaran pemilih
daftar pemilih, keterlambatan distribusi surat dari periodic voter registration systems
suara, serta pemungutan suara melalui dropbox. (PVRS) menjadi continuous voter registration
systems (CVRS) untuk mengefisienkan proses
Hasil pengawasan Bawaslu terhadap pendataan pemilih di masa mendatang. Juga
aspek kinerja KPU dan jajarannya secara umum pelaksanaan pleno rekapitulasi dilakukan di
terletak pada kebijakan KPU yang kurang tingkat KPU Kab/Kota, KPU Provinsi dan KPU, di
tegas terhadap pengaturan kampanye, laporan samping perbaikan sistem dan kerangka hukum
dana kampanye, dan pendaftaran pemilih yang pemilu adalah perlunya perbaikan system
menimbulkan implikasi serius dalam proses penegakan hukum pemilu dengan mengkaji
penegakan hukum Pemilu. Selain itu, kinerja ulang efektifitas penggunaan pendekatan
KPU masih terlihat lamban dalam menangani penghukuman secara pidana terhadap
penerusan dugaan pelanggaran administrasi, pelanggaran pemilu dan mempertimbangkan
sehingga menyebabkan terhambatnya proses penggunaan pendekatan penghukuman
penegakan hukum. Mengenai kepatuhan secara administratif, memperbaiki prosedur
peserta pemilu terhadap regulasi pemilu, penanganan pelanggaran pemilu, perbaikan
hasil pengawasan Bawaslu menegaskan sistem rekapitulasi suara dengan merumuskan
bahwa peserta pemilu terlihat berusaha pola rekapitulasi yang lebih sederhana dan
memanfaatkan celah hukum yang ada dan efisien; (2) KPU meningkatkan transparansi dan
masih cenderung mengabaikan himbauan/ aksessibilitas data dan informasi, meningkatkan
peringatan pengawas Pemilu. Ketidakpatuhan sosialisasi yang massif dan berulang-ulang
terhadap hukum dapat dilihat dari kampnye kepada seluruh peserta pemilu dan masyarakat.
di luar jadwal, kampanye tim pendukung
xi
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
DAFTAR ISI Hal.
KATA PENGANTAR v
PROFIL vi
EXECUTIVE SUMMARY x
DAFTAR ISI xiii
DAFTAR GAMBAR xiv
DAFTAR TABEL xiv
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Pemilu dan Demokrasi 3
1.2. Bawaslu dan Demokratisasi Pemilu 4
1.3. Kemandirian Bawaslu dalam Penyelenggaraan Pemilu Presidendan
Wakil Presiden Tahun 2014 6
xiii
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1: Kegiatan Pembinaan Kapasitas dalam Rangka
xiv
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
Tabel 3.25: Kajian Terhadap Hasil Audit Dana Kampanye Pemilihan
Penghitungan Suara 74
Tabel 3.29: Pelaksanaan Pemungutan Suara Ulang 76
Tabel 3.30: Data Pelanggaran Administrasi Dan Tindak Lanjutnya 77
Tabel 3.31: Data Pelanggaran Pidana Dan Tindak Lanjutnya 77
Tabel 3.32: Data Pelanggaran Administrasi Dan Tindak Lanjutnya 77
Tabel 3.33: Data Pelanggaran Pidana Dan Tindak Lanjutnya 78
Tabel 3.34: Daftar Rekomendasi Perbaikan Administrasi yang Dikeluarkan Bawaslu Provinsi 82
Tabel 3.35: Pelaksanaan/Penundaan Rekapitulasi Berdasarkan Rekomendasi Bawaslu Provinsi 82
Tabel 3.36: Permasalahan dalam Pelaksanaan Pleno Rekapitulasi 83
Tabel 3.37: Daftar Rekomendasi Bawaslu Provinsi dalam Pelaksanaan PlenoRekapitulasi 83
Tabel 3.38: Daftar Keberatan Saksi dalam Pleno Rekapitulasi 84
Tabel 3.39: Varian Masalah dalam Rekapitulasi 85
Tabel 3.40: Permasalahan Dalam Tahapan Rekapitulasi yang
di Luar Negeri 96
Tabel 3.45: Kegiatan Pengawasan dan Pencegahan dalam Penyelenggaraan
Pilpres di Luar Negeri Pemilu di Luar Negeri 97
Tabel 3. 46: Bentuk Pelanggaran Yang Ditemukan/Dilaporkan di Luar Negeri 98
Tabel 3.47: Laporan Pelanggaran dan Tindaklanjutnya 98
Tabel 3.48: Jumlah dan Rekomendasi Pelanggaran 100
Tabel 3.49: Data Pelanggaran Pemilu Presiden dan Wakil Presiden
xv
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
Pendahuluan
1.1. Pemilu dan Demokrasi
Dari perspektif kedaulatan yang melandasinya, dipilih oleh rakyat atau suatu badan yang dipandang
pemerintahan suatu negara dapat diklasifikasikan sunguh-sunguh merupakan penjelmaan rakyat atau
ke dalam tiga bentuk, yaitu monocratein, autocratein reprentasi dari kehendak umum. Hal itu berbeda
dan democratein.1 Pada bentuk pemerintahan dengan sistem parlementer dimana jabatan kepala
democratein (banyak orang memerintah orang negara dan jabatan kepala pemerintahan dipisahkan,
banyak), seperti pada umumnya di negara-negara sehingga kedua jabatan itu masing-masing dijabat oleh
demokrasi, kekuasaan penyelenggaraan negara orang yang berbeda. Sistem parlementer menetapkan
dibangun di atas pondasi teori kedaulatan rakyat. bahwa hanya kepala pemerintahan saja (umumnya
Perdana menteri selaku kepala pemerintahan (sistem disebut perdana menteri) yang dipilih oleh rakyat
palementer) atau Presiden selaku kepala negara dan dalam suatu pemilu, sedangkan kepala negaranya
kepala pemerintahan (sistem presidensil) dipilih oleh —yang sebutannya berbeda-beda di setiap negara—
rakyat (warga negara) baik langsung maupun tidak tidak dipilih oleh rakyat ataupun oleh badan politik
langsung dalam suatu pemilihan umum (pemilu) atau yang dapat dipandang sebagai perwakilan dari
suatu badan yang dipandang sebagai penjelmaan kehendak umum. Misalnya kepala negara di Inggris
rakyat yang dibangun oleh sistem perwakilan.2 yang dijabat oleh Ratu Elizabeth secara turun temurun,
Dalam perspektif demokrasi Indonesia, konstitusi (UUD gubernur jenderal selaku kepala negara di Australia
1945) telah menetapkan tiga elemen penting dalam yang terus menerus diangkat oleh Ratu Elizabeth atau
penyelenggaraan negara dan pemerintahan, yaitu: Yang Dipertuan Agong (Seri Paduka Baginda Yang
republik, demokrasi (democratein) dan presidensil. Dipertuan Agong) di Malaysia yang dijabat secara
Ketiga elemen itu harus menjadi landasan politik secara bergilir dari negara bagian (negeri/kerajaan
bagi semua bangunan penyelenggaraan negara dan sembilan) Malaysia.
pemerintahan dalam memenuhi beragam aspirasi
politik warga negara sebagai bagian dari kehendak Dalam sistem presidensil sangat tegas
umum (volente general). Dalam pemerintahan berlaku bahwa jabatan kepala negara dan jabatan
demokrasi (democratein), seluruh pejabat politiknya kepala pemerintahan keduanya disatukan dalam
terutama kepala pemerintahan harus dipilih oleh suatu jabatan yang disebut dengan presiden
rakyat (warga negara) dalam suatu pemilihan umum yang dijabat oleh satu orang. Namun pilihan pada
(pemilu) atau suatu badan yang dipandang sebagai bentuk dan sistem ini juga akan berkonsewensi
penjelmaan rakyat. logis pada sejumlah hal, diantaranya: (1) pemilihan
presiden berarti melakukan pemilihan dua jabatan
Dengan sistem presidensil, presiden selaku politik sekaligus/secara bersamaan, yaitu presiden
pemegang kekuasaan tertinggi atas penyelenggaraan sebagai kepala negara dan presiden sebagai kepala
negara dan pemerintahan dipilih oleh rakyat (warga pemerintahan, —termasuk pemilihan wakil presiden
negara) dalam suatu pemilihan umum (pemilu) atau sebagai wakil kepala negara dan wakil kepala
suatu badan yang dipandang sebagai penjelmaan pemerintahan; (2) posisi politik presiden selaku
rakyat. Hal itu berbeda dengan bentuk monarki kepala negara dan kepala pemerintahan bukan hanya
(monocratein) dimana kepala negaranya bersifat sulit dijatuhkan, namun juga berpotensi berada dalam
turun temurun (dinasti) atau dalam bentuk oligarki sistem otoriterisme, seperti kasus pembubaran DPR/
(otocratein) seperti negara teokrasi atau arsitokrasi Dewan Konstituante oleh Presiden.
yang kepala negaranya bersifat perwakilan.
Namun upaya untuk mencegah sistem
Dalam negara republik dengan bentuk presidensil agar tidak terjebak ke dalam sistem
pemerintahan demokrasi dan sistem pemerintahan otoriterisme terus dilakukan dengan cara melaksanakan
presidensil berlaku kaidah bahwa presiden selaku dua bentuk demokrasi, yaitu: demokrasi langsung
selaku kepala negara dan kepala pemerintahan harus dan demokrasi tidak langsung (perwakilan). Dalam
1
Bentuk monocratein (satu orang memerintah orang banyak), seperti negara monarki, kekuasaan penyelenggaraan negara dibangun di
atas pondasi teori kedaulatan raja. Raja/ratu selaku pemegang kekuasaan tertinggi pemerintahan negara tidak pilih melalui suatu pemilihan,
melainkan memerintah secara turun-temurun berdasarkan pilihan garis keluarga (dinasti). Pada bentuk otoctarein (sedikit orang memerintah
orang banyak), seperti pada negara aristokrasi, oligarki, dan teokrasi, kekuasaan penyelenggaraan negara umumnya umumnya dipilih oleh
golongan/kelompok terbatas. Dalam negara teokrasi, misalnya, dimana kekuasaan penyelenggaraan negara dibangun di atas pondasi teori
kedaulatan Tuhan, pemimpin spritual tertinggi pemerintahan dan negara diangkat/dipilih orang-orang yang bertindak selaku pemegang otoritas
spritual (wakil tuhan). Tentang bentuk pemerintahan lihat juga Iswara, Pengantar Ilmu Politik, Bandung: Binacipta, 1980, hal. 183-232.
2
Indonesia yang menganut sistem presidensil, pemilihan presiden dan wakil presiden di era Orde Baru dilakukan oleh Majelis Permusyawaratan
Rakyat (MPR), suatu badan yang dipandang sebagai penjelmaan seluruh rakyat Indonesia dengan komposisi keanggotaan dari unsur perwakilan
rakyat. utusan daerah dan utusan golongan. Tentang sistem pemerintahan parlementer dan presidensil lihat juga Iswara ibid., , hal. 183-232.
3
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
4
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
sungguh berjalan bebas, terbuka, adil, jujur, berskala, yang lemah yang disebabkan oleh ketidaktegasan
kompetitif, langsung umum dan rahasia. Bawaslu pihak legislatif, eksekutif dan yudikatif dalam membuat
harus memastikan semua kekuatan-kekuatan politik dan menegakkan regulasi pemilu. Kontrol politik
non-demokratis tidak lagi menjadi aktor pengendali Bawaslu yang lemah dapat mengandung pengertian
pemilu, seperti militer, polisi dan birokrasi, serta bahwa pihak legislatif, eksekutif dan yudikatif tidak
oligarki politik: jaringan penguasa dari pusat hingga dapat diandalkan dalam membuat dan menegakkan
daerah yang berwujud dinasti politik, oligarki ekonomi: regulasi pemilu yang inginkan publik. Padahal kunci
jaringan pengusa dari pusat hingga daerah yang pemeliharaan demokrasi dan dasar bagi pemilu yang
berwujud bandar politik dan jaringan orang kuat lokal demokratis adalah kontrol politik Bawaslu yang kuat
yang berwujud bandit politik. atas kekuatan-kekuatan politik non-demokratis.
5
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
negara yang ambil bagian dalam pemilu masih dirancang mengikuti kaidah demokrasi dimana
menganut jenis budaya politik subjek dan parochial, kekuasaan politik dan legimatisasi politik keduanya
serta partisipasi politik mobilize. Sebaliknya, Bawaslu harus bersatu dan bersumber dari rakyat selaku
paling mudah mengontrol kekuatan-kekuatan politik pemegang kedaulatan tertinggi dalam negara.
non-demokratis ketika masyarakat dan seluruh aparat
negara berada pada jenis budaya politik participant Mengikuti kaidah itu, pemilu demokratis
dan partisipasi politik otonomus. diselenggarakan untuk mendapatkan penguasa/
pejabat politik yang memperoleh legitimasi politik
Meskipun demikian praktek fungsionalisme dari rakyat. Pemilu demokratis adalah pemilu yang
struktural dalam penyelenggaraan pemilu yang dalam penyelenggaraannya mencerminkan prinsip-
mengharuskan KPU berkonsentrasi pada tugas dan prinsip kedaulatan rakyat. Dengan pemilu demokratis,
fungsi pelaksanaan pemilu dan Bawaslu berfokus seorang penguasa politik akan memperoleh legitimasi
pada tugas dan fungsi pengawasan pemilu juga politik: hak moral untuk memerintah sehingga
mengandung sekwensi logis berupa desentralisasi kekuasaannya bersifat absah.
tanggung jawab politik yang berarti pula desentralisasi
keberhasilan dan kegagalan ke dalam kedua struktur Bertolak dari pemahaman tersebut, suatu
itu. Dengan demikian salah satu yang sangat mungkin pemilu baru dianggap demokratis bila menampilkan
terjadi adalah keberhasilan Bawaslu di satu sisi, namun dua aspek sekaligus dalam prakteknya: aspek
menjadi indikator kegagalan KPU di lain sisi, atau prosedural (hasilnya) dan aspek subtantif (prosesnya).
sebaliknya, seperti yang dibahas pada Bab II dan bab- Dari aspek prosedural, pemilu dianggap ada bila
bab berikutnya. Dalam bahasa yang lebih sederhana terdapat regulasi pemilu: UU Pemilu, penyelanggara
dapat ditegaskan bahwa masih adanya laporan dan pemilu: KPU (pelaksana) dan Bawaslu (pengawas),
temuan pelanggaran pemilu: administrasi, kode etik peserta pemilu: partai politik dan atau calon
dan pidana pada setiap tahapan pemilu presiden- perseorangan, serta pemilih yang tercermin dalam
wakil presiden 2014 setidaknya menjadi indikator Daftar Pemilih Tetap (DPT). Indikator dari aspek
berkerjanya struktur Bawaslu di semua tingkatan dan prosedural ini adalah suatu hasil yang sangat
di semua tahapan pemilu. kuantitatif, sehingga pemilu identik dengan perebutan
suara pemilih. Sementara dari aspek subtantif, pemilu
Mengenai isu masih lemahnya kontrol politik dianggap ada bila dalam penyelenggaraannya
Bawaslu atas kekuatan-kekuatan politik demokratis menganut prinsip bebas, terbuka, adil, jujur, berskala
pada pemilu presiden-wakil presiden 2014 yang tidak dan kompetitif dan menganut azas langsung, umum
muncul dalam debat publik, hal itu disebabkan oleh dan rahasia. Indikator dari aspek subtantif ini adalah
empat faktor: (1) pihak legislatif, ekskutif dan yudikatif suatu proses yang sangat kualitatif, sehingga pemilu
tidak tertarik menyoroti pelanggaran pemilu, sebab identik dengan perebutan legitimasi politik pemilih.
persoalan itu akan membuatnya terlihat lemah dalam Kedua indikator itulah yang berusaha diwujudkan oleh
membuat dan menegakkan regulasi pemilu. Misalnya Bawaslu dalam Pemilu Presiden dan wakil Presiden
kasus pelanggaran pemilu yang tidak ditindaklanjuti tahun 2014.
karena proses hukumnya masih sangat ditentukan
oleh lembaga lain; (2) tudingan/isu subordinasi pihak Prinsip pemilu yang bebas berarti seluruh
ekskutif dan pihak asing terhadap pelaksanaan warga negara yang memiliki hak pilih bebas
pemilu membuat Bawaslu tidak ingin menyoroti KPU menggunakan hak pilihnya tanpa paksaan atau
selaku mitra strategisya. Misalnya DPT yang masih tekanan dari siapa pun. Prinsip terbuka berarti
bermasalah karena KPU terlihat masih tergantung pemilu harus melibatkan semua pihak, sehingga
pada data kependudukan dari kementerian/lembaga pelaksanaannya transparan, akuntabel, kredibel dan
terkait; (3) kurangnya minat publik terhadap malasah- partisipatif. Prinsip adil berarti peserta pemilu harus
masalah pemilu yang disebabkan oleh masih dianutnya mendapatkan perlakuan yang sama. Prinsip jujur
budaya politik subjek dan parochial, serta partisipasi berarti semua pihak yang terlibat dalam pemilu harus
politik mobilize; (4) meluasnya kepercayaan bahwa bertindak dan bersikap jujur. Prinsip berskala artinya
selama pemilu berjalan lancar, aman dan tertib maka pemilu harus mencakup seluruh teritori dimana warga
semuanya akan baik-baik saja. negara berada. Dengan prinsip ini pemilu dicirikan
oleh perluasan hak pilih, seperti pemilu di luar negeri.
1.3. Kemandirian Bawaslu dalam Pengawasan Prinsip kompetitif berarti pemilu bebas dari segala
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2014 bentuk mobilisasi politik baik dengan iming-iming:
uang, barang, jasa dan jabatan maupun dengan
Pemilu termasuk pemilu Presiden dan intimidasi: tekanan dan paksaan yang membuat
Wakil Presiden 2014 merupakan bentuk nyata dari peserta pemilu tertentu dapat dipastikan menang
demokrasi dan merupakan wujud paling konkret dari sebelum semua tahapan pemilu berakhir.
keikutsertaan (partisipasi politik) warga negara dalam
penyelenggaraan pemerintahan. Oleh sebab itu, Untuk memperkuat keenam prinsip pemilu
sistem kepartaian dan sistem pemilu, serta prinsip itu, tiga azas penyelenggaraan pemilu, yaitu: azas
dan azas penyelenggaan pemilu semuanya harus langsung, azas umum dan azas rahasia juga
6
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
ditegaskan oleh Bawaslu. Azas langsung berarti profesinya; tekun dalam keterampilannya, bekerja
pemilih tidak boleh diwakili oleh siapa pun dalam dalam sebuah konteks sosial, dan setia melakukan
menggunakan hak pilihnya. Pemilih yang memiliki suatu pelayanan tanpa terikat oleh imbalan materi
hak pilih harus langsung memberikan suaranya di sebagai tanggung jawab sosialnya, dan (3) seorang
tempat yang ditentukan. Azas umum berarti pemilu yang sadar akan eksistensinya sebagai suatu
diselenggarakan dalam suatu proses yang terbuka, kelompok yang berbeda dari orang awam.
sehingga seluruh warga negara yang memenuhi
syarat ikut pemilu tanpa dibedakan berdasarkan Menggunakan kriteria Huntington tersebut,
status sosialnya, seperti suku, ras, agama, golongan, Bawaslu selaku lembaga pengawas pemilu terus
jenis kelamin, pekerjaan dan daerah. Azas rahasia berupaya diisi oleh orang-orang yang memiliki
berarti suara pemilih dijamin kerahasiannya. Pemilih kemahiran berupa pengetahuan dan keterampilan
dalam memberikan suaranya tidak dapat diketahui khusus di bidang kepemiluan beserta hal-hal yang
oleh pihak lain kepada suaranya diberikan. melingkupinya. Selain paham taktis dan teknis
kepemiluan, orang-orang itu juga paham tentang
Dengan demikian suatu pemilu yang demokrasi dan demokratiasi, kekuatan-kekuatan
tidak demokratis dapat diketahui bila dalam politik dan politik lokal, konflik politik dan konflik sosial,
penyelanggaraannya tidak menerapkan semua prinsip politik primordialisme, politik hukum, politik kekuasaan
dan azas pemilu. Seperti pemilih yang tidak bebas dan politik legitimasi, politik intevensi, politik budaya,
menentukan pilihannya (tidak terbuka: tidak transparan, politik ekonomi, politik sosial, politik organisasi dan
tidak ekuntabel, tidak kredibel dan tidak partisipatif), birokrasi, manajemen dan kepemimpinan politik, serta
penyelenggara yang tidak adil dan tidak jujur (penuh politik anggaran.
kecurangan/tipu muslihat), tidak ada perluasan hak
pilih yang mencakup seluruh warga negara yang Dalam arti prosesual, Bawaslu berusaha
memiliki hak pilih (banyak pemilih yang tidak terdaftar menghadatpasi sistem politik yang telah menyediakan
dalam DPT), tidak kompetitif (terjadi mobilisasi politik), sumber rekruitmen bagi penyelenggara pemilu berupa
tidak langsung, tidak terbuka dan tidak rahasia. Pada alumni perguruan tinggi yang menyelenggarakan
penyelenggaraan pemilu Presiden dan Wakil Presiden program studi terkait dengan pemilu, seperti program
tahun 2004, 2009 dan 2014 demokrasi prosedural dan ilmu politik, ilmu pemerintahan, ilmu hukum, ilmu
subtantif terus dipertahankan dengan memperkuat adminitrasi dan ilmu-ilmu lainnya yang terkait dengan
kemandirian disamping memaksimalkan tugas dan penyelenggaraan pemilu seperti ilmu komunikasi, ilmu
fungsi pengawasan Bawaslu di semua tingkatan. kependudukan dan ilmu teknologi informasi.
Bagi Bawaslu mengingat pemilu mengandung Dengan syarat itu pengertian pengawas
konflik politik yang potensial menciptakan instabilitas pemilu yang mandiri: independen dan profesional
politik, maka pengawas pemilu yang mandiri: tidak lagi dipahami oleh Bawaslu sekedar lawan dari
independen dan prosesional tidak boleh ditawar- kata amatiran yang dapat dilakukan seperti melakukan
tawar. Pengawas pemilu yang mandiri: independen rekruitmen buruh pabrik atau pegawai kantor biasa
dan profesional sangat penting, karena pemilu yang hanya mengandalkan bimbingan teknis (bimtek)
mencakup lima pengertian: (1) sarana perwujudan semata. Dengan syarat mandiri: independen dan
kedaulatan rakyat; (2) sarana bagi warga negara untuk profesinal yang berarti mahir dalam bidang ilmunya
berpartisipasi dalam proses politik; (3) sarana bagi dan bermoral tinggi, Bawaslu dapat mengawasi
pemimpin/pejabat politik untuk memperoleh legitimasi pemilu dalam arti selain mempersiapkan taktis dan
politik; (4) sarana untuk melakukan penggantian teknis pengawasan semua tahapan pemilu dan
pemimpin/pejabat politik secara berkala; (5) sarana mampu melakukan penolakan terhadap segala bentuk
bagi warga negara untuk memberi penghargaan campur tangan (intervention) dari phak manapun yang
kepada pejabat politik yang berhasil dan atau potensial merusak proses dan hasil pemilu.
hukuman kepada pemimpin/pejabat politik yang gagal
pada periode sebelumnya. Menelusuri jejak pemilu untuk membentuk
pemerintahan di era Soekarno dan era Soeharto
Konsep kemandirian mencakup sikap, keduanya mencatat adanya campur tangan
tindakan, prilaku dan pikiran otonom yang berarti (intervention) kekuasaan yang sulit diawasi. Bahkan
pengawas dapat melakukan sesuatu terkait pemilu Presiden Soekarno yang tidak dipilih dalam suatu
tanpa dipengaruhi dan tergantung pihak lain. pemilu: hanya ditetapkan secara aklamasi oleh anggota
Namun kemandirian bukanlah hal instant yang dapat BPUPKI/PPKI yang juga tidak dipilih melalui pemilu,
dilakukan oleh Bawaslu selaku lembaga pengawas terlihat enggan untuk melakukan pemilu presiden dan
pemilu. Pemilu demokrtatis mensyaratkan pengawas wakil presiden. Sebaliknya, justru merestui MPRS untuk
yang mememiliki kemandirian: independensi dan mengankat dirinya menjadi presiden seumur hidup.
profesionalitas. Menurut Samuel P. Huntington ada Dengan berbagai pertimbangan yang menyertainya
tiga ciri seorang profesional; (1) seorang ahli yang terutama situasi politik dalam negeri dan internasional,
memiliki pengetahuan khusus dalam suatu bidang Soekarno baru dapat menyelenggarakan pemilu
yang penting, (2) seorang yang ahli dalam praktek untuk pertama kalinya sepuluh tahun kemudian
7
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
untuk membentuk pemerintahan yang dipimpin oleh MPRS, sebuah badan bercorak ‘penjelmaan rakyat’
perdana menteri pada saat Indonesia menganut yang anggotanya diangkat oleh presiden.
sistem demokrasi parlementer.
Waktu cukup lama dari pemilu pertama tahun
Sejatinya pemerintahan Soekarno-Hatta 1955 ke pemilu berikutnya, tidaklah berarti adalah
berniat melaksanakan pemilu lebih awal untuk masa untuk mempersiapkan pemilu dengan baik.
membentuk MPR melalui pemilu anggota DPR. Hal itu Selama masa itu, sejak tahun 1968, Soeharto hanya
tampak dalam Maklumat Wakil Presiden Mohammad sibuk mengelola legitimasi kekuasaan transisinya
Hatta tanggal 3 November 1945 yang berisi anjuran dengan cara membersihkan partai politik dan
pembentukan partai-partai politik untuk menjadi peserta organisasi masyarakat, serta orang-orang yang
pemilu yang rencananya akan diselenggarakan pada dinilainya bagian dari rezim politik Orde Lama.
bulan Januari 1946. Namun situasi keamanan yang Pemilu kedua baru diselenggarakan pada tahun
belum kondusif dan kabinet yang penuh friksi, serta 1971 oleh Lembaga Pemilihan Umum (LPU) yang
gagalnya pemerintahan menyiapkan undang-undang seharusnya dilaksanakan pada tahun 1960. Pemilu
pemilu membuat pemilu baru bisa terlaksana pada yang diikuti 10 (sepuluh) konstestan ini berlangsung
tahun 1955. tidak demokratis dengan indikator, antara lain: adanya
intervensi pemerintah terhadap peserta pemilu dan
Pada pemilu pertama tahun 1955, mobilisasi pemilih dengan iming-iming/intimidasi,
pemungutan suara dilakukan dua kali, yaitu: (1) serta penyelenggara pemilu yang tidak independen:
pungut hitung suara pada tanggal 29 September LPU merupakan perangkat yang melekat pada
1955 untuk mengisi keanggotaan DPR; (2) pungut kelembagaan Departemen Dalam Negeri (Depadgri).
hitung suara pada tanggal 15 Desember 1955 untuk
mengisi keanggotaan Dewan Konstituante yang Setelah pemilu tahun 1971, pemerintah Orde
akan bertugas untuk membentuk Undang-Undang Baru lalu membuat UU Nomor 3 Tahun 1975 tentang
Dasar baru menggantikan UUD Sementara 1950. Partai Politik dan Golkar yang menjadi dasar untuk
Meskipun kabinet yang dihasilkannya tidak bertahan mendesain sistem kepartaian sistem multi partai
lama, namun banyak kalangan menilai pelaksanaan bebas menjadi sistem multi partai terbatas melalui
pemilu pertama ini berlangsung khidmat dan penggabungan secara paksa (fusi). Hasilnya, 9
demokratis berdasarkan sejumlah indikator, antara (Sembilan) partai politik diciutkan menjadi dua partai
lain: tidak adanya pembatasan bagi partai politik politik, dimana partai yang beraliran Islam diharuskan
dan perseorangan sebagai peserta pemilu, anggota bergabung ke dalam Partai Persatuan Pembangunan
TNI dan Polri yang dapat pemilih, serta tidak adanya (PPP). Sementara, partai yang berhaluan nasionalis
intervensi pemerintah terhadap partai politik. diarahkan bergabung ke dalam Partai Demokrasi
Indonesia (PDI), dan sisanya yang berhaluan
Pemilu kedua juga demikian, sangat lama fungsional diwajibkan bergabung ke dalam Golongan
baru bisa terselenggara. Penyebabnya adalah Karya (Golkar).
Kabinet yang dibangun di atas koalisi tiga partai
besar: PNU, Partai Masyumi dan PNI tidak dapat Setelah menyederhanakan partai politik,
bertahan setelah menghadapi berbagai masalah, Presiden Soeharto lalu menyelenggarakan pemilu
terutama yang berkaitan dengan konsepsi Presiden ketiga pada tanggal 2 Mei 1977, dan pemilu-pemilu
Soekarno. Presiden Soekarno melalui Dekritnya berikutnya berturut-turut secara periodik (setiap
tanggal 5 Juli 1959 justru membubarkan parlemen lima tahun) pada tanggal 4 Mei 1982, pemilu
(DPR) dan Konstituante (MPR) hasil pemilu 1955, pada tanggal 23 April 1987, pemilu pada tanggal
serta menyatakan kembali ke UUD 1945. Soekarno 9 Juni 1992 dan pemilu pada tanggal 29 Mei 1997.
bahkan secara sepihak membentuk DPR-Gotong Keenam pemilu pada masa Orde Baru itu semuanya
Royong (DPR-GR) dan MPR Sementara (MPRS) yang menceminkan pratek demokrasi prosedural karena
anggotanya diangkat oleh presiden, serta melalui hanya dilaksanakan untuk memilih kembali Soeharto.
MPRS menetapkan dirinya sebagai Presiden Seumur Pemilu dilakukan terutama untuk melegitimasi kembali
Hidup. kekuasaan Soeharto dengan cara memberi eksistensi
anggota DPR yang menjadi unsur penting dari
Seperti senjata makan tuan, krisis politik, keanggotaan badan permuswaratan rakyat (MPR)
ekonomi dan sosial yang terus akut justru mendorong disamping unsur utusan daerah dan utusan golongan
MPRS memberhentikan Soekarno pada bulan Maret yang diangkat oleh Soeharto. Dengan legitimasi politik
1967. Soeharto yang menjabat Panglima Kostrad semu dari pemilu seperti itu, MPR tidak hanya tinggal
kemudian mengambilalih kekuasaan dengan cara menetapkan Soeharto sebagai Presiden, tapi juga
paksa melalui Surat Perintah 11 Maret (Super Semar). menetapkan wakil presiden yang sebelumnya juga
Soeharto kemudian dikukuhkan menjadi Presiden oleh ditentukan oleh Soeharto.
MPRS pada tahun 1968 tanpa melalui pemilu. Kurang
lebih sama dengan jejak Presiden Soekarno, Presiden Berikutnya pemilu presiden yang
Soeharto juga mengawali rezim politiknya (Orde Baru) diselenggarakan pada masa Orde Reformasi. Setelah
tanpa memperoleh legitimasi politik dari rakyat melalui Soeharto resmi menyatakan mundur dari jabatan
pemilu. Soeharto hanya memperoleh legitimasi dari Presiden pada bulan Mei 1998, Baharuddin Jusuf (BJ)
8
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
Habibie yang menjabat Wakil Presiden lalu diambil bawah kontrol dan kendali Departemen Dalam Negeri
sumpahnya menggangantikan Soeharto. Namun Republik Indonesia (Depdagri).
tekanan reformasi total yang cukup kuat membuat
Presiden BJ. Habibie melakukan percepatan pemilu Upaya untuk melaksanakan pemilu
meski masa jabatannya baru berakhir pada tahun demokratis terus dilakukan. Pada pemilu presiden
2002. Pemilu akhirnya dilaksanakan pada tanggal 7 dan wakil presiden tahun 2014, Bawaslu yang sudah
Juni 1999 yang seharusnya baru berlangsung pada berpengalaman mengawasi pemilu tahun 2009
bulan Mei 2002 untuk memilih: presiden dan wakil sudah terlihat independen dengan sejumlah indikator
presiden, serta anggota DPR yang menjadi unsur utama, antara lain: (1) pengawasan penyelenggaraan
penting dari keanggotaan MPR disamping unsur TNI- pemilu dapat membendung arus ketidakpuasan dari
Polri yang masih bertahan. pemilih dan peserta pemilu yang merasa hak-hak
politiknya dirugikan; (2) gugatan pemilu yang masuk
Namun pemilu tahun 1999 bukanlah yang ke pengadilan TUN, MA dan MK dapat memahami
diharapkan oleh banyak pihak, setelah MPR memilih oleh semua peserta pemilu sebagai keterbatasan
dan menetapkan Presiden yang bukan berasal dari kewenangan yang dimiliki Bawaslu; (3) Bawaslu
partai politik pemenang pemilu. MPR sebagai lembaga dapat menolak semua bentuk kerjasama dengan
penjelmaan rakyat yang fungsinya masih eksis waktu pihak manapun terutama pihak asing yang potensial
itu justru memilih dan menetapkan Abdurrahman Wahid menodai hasil pemilu; (4) menempatkan TNI-Polri
(Gus Dur) sebagai Presiden, padahal partainya (PKB) sebagai supporting; (5) menutup rapat ruang bagi
hanya memperoleh 13.336.982 (12,61%) suara atau intervensi pihak legislatif dan eksekutif; (4) melakukan
51 kursi, berada di urutan keempat di bawah Partai kerjsama dengan semua pihak untuk mencegah
Golkar: 23.741.749 (22,44%) suara atau 120 kursi terjadinya kejahatan dan pelanggaran pemilu.
dan PPP: 11.329.905 (10,71%) suara atau 58 kursi. Bawaslu pada pemilu presiden dan wakil presiden
Megawati Soekarno Putri (Megawati) pimpinan PDIP tahun 2014 juga dilihat lebih profesional dengan
yang memenangkan pemilu tahun 1999: 35.689.073 melihat kemampuannya mengawasi seluruh tahapan
(33,74%) suara atau 153 kursi hanya kebagian kursi pemilu. Misalnya dengan mengawasi Daftar Pemilih
Wakil Presiden. Tetap (DPT) dan pengadaan/ pendistribusian logistik
pemilu, seperti kertas suara dll. Selain itu, Bawaslu
Gelombang demokratisasi yang terus mampu menggalang partisipasi politik otonom
meningkat akhirnya memaksa MPR mencabut mandat masyarakat untuk terlibat dalam pemilu dengan
Presiden Gus Dur dan menetapkan Megawati sebagai melibatkan seluruh elemen masyarakat, seperti pelajar,
Presiden. Naiknya Megawati ke tampuk kekuasaan mahasiswa, guru, dosen, organisasi mahasiswa ekstra
politik tertinggi menambah panjang daftar presiden universiter dan organisasi masyarakat/kelompok
yang mengawali tahtanya tanpa legitimasi langsung kepentingan, serta tokoh masyarakat, tokoh agama,
dari pemilu. Namun berbeda dengan Soekarno tokoh adat, pers dan penggiat pemilu. Hal ini sangat
(ayahnya), Soeharto, BJ. Habibie dan Gus Dur, berbeda dengan partisipasi masyarakat yang digagas
yang dipaksa mengakhiri kekuasaanya sebelum oleh KPU dengan cara memberi iming-iming (gaji/
masa jabatannya habis, Presiden Megawati yang honor) kepada relawannya.
didampingi oleh Wakil Presiden Hamzah Haz berhasil
menyelesaikan masa jabatannya hingga pelaksanaan Pada akhirnya dapat ditegaskan bahwa
pemilu tahun 2004. Pada penyelenggaraan pemilu dari beberapa pengalaman melaksanakan pemilu
tahun 2004, demokrasi prosedural dan subtantif presiden-wakil presiden, selain terdapat upaya
keduanya mulai tampak nyata saat pemilihan Presiden untuk membuat pemilu semakin demokratis, juga
dan Wakil Presiden yang untuk pertama kalinya masih terungkap banyak hal yang mengarah kepada
dilakukan secara langsung oleh seluruh rakyat (warga kesimpulan umum bahwa sejumlah pilihan kebijakan
negara) Indonesia yang memiliki hak pilih. terkait penyelenggaraan pemilu masih menunjukkan
berlangsungnya proses adaptasi bagi beragam
Pemilu 2004 dinilai oleh banyak kalangan kepentingan yang ada di level supra dan infra struktur
sebagai pemilu yang paling kompleks dan demokratis politik dengan kepentingan umum yang nantinya
dibanding pemilu yang pernah ada sebelumnya. langsung atau tidak langsung akan menyulitkan
Dikatakan kompleks dan besar dibanding pemilu masa tugas pokok dan fungsi pengawasan pemilu. Misalnya
Orde Lama dan semua pemilu pada masa Orde Baru, regulasi yang membolehkan gabungan partai dalam
karena untuk pertama kalinya dilakukan lima pemilu mencalonkan kader Partai X, yang secara teoritis
sekaligus: pemilu anggota DPRD kabupeten/Kota, merupakan dasar dari munculnya pragmatisme politik
anggota DPRD Provinsi, anggota DPR dan anggota di kalangan elit politik dan partai politik yang justru
DPD, serta pemilu langsung untuk Presiden dan Wakil merusak proses dan legitimasi hasil pemilu. Padahal
Presiden dua putaran. Pemilu ini bahkan oleh sejumlah dalam teori kepartaian, aturan yang membolehkan
ahli dan pengamat politik selalu menjadi pembanding gabungan partai mengajukan calon dari luar partainya
untuk menilai pemilu sebelum dan berikutnya. Misalnya tidak hanya ‘diharamkan’, tapi juga tidak dikenal dalam
pemilu di era Orde Baru yang diselenggarakan oleh sistem presidensil.
Lembaga Pemilihan Umum (LPU) yang berada di
9
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
PERSIAPAN PENGAWASAN PEMILIHAN UMUM
PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN TAHUN 2014
Pelaksanaan tugas pengawasan Pemilu Perencanaan, Pengadaan, Dan
oleh Bawaslu RI dan jajarannya mencakup tiga Pendistribusian Perlengkapan
kegiatan utama; yaitu: (1) persiapan penyelenggaraan Pemungutan Suara Pemilihan
pengawasan Pemilu; (2) pelaksanaan pengawasan Umum Presiden
tahapan Pemilu; (3) keterlibatan Badan Pengawas Dan Wakil Presiden;
Pemilu dalam perselisihan hasil Pemilu (PHPU). Ketiga 5) Peraturan Badan Pengawas
kegiatan utama ini merupakan rangkaian kegiatan Pemilihan Umum
yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya, dan Nomor 16 Tahun 2014 tentang
bersifat saling menunjang. Pengawasan Dana Kampanye
Peserta Pemilihan
2.1.Persiapan Penyelenggaraan Umum Presiden Dan
Pengawasan Pemilu Wakil Presiden;
6) Peraturan Badan Pengawas
Kegiatan persiapan penyelenggaraan Pemilihan Umum Nomor 17
pengawasan Pemilu merupakan fase awal yang Tahun 2014 tentang
berfungsi untuk mempersiapkan segala perangkat Pengawasan Tahapan
yang dibutuhkan dalam penyelenggaraan Kampanye Pemilihan Umum
pengawasan Pemilu. Kegiatan ini mencakup:(a) Presiden Dan Wakil Presiden;
pembentukan kerangka hukum pelaksanaan teknis 7) Peraturan Badan Pengawas
pengawasan Pemilu; (b) peningkatan kapasitas Pemilihan Umum Nomor 18 Tahun
SDM Pengawas Pemilu; (c) pembentukan 2014 tentang Pengawasan
kelembagaan Pengawas Pemilu; (d) pendampingan Pemilihan Umum Di Luar
hukum, dan (e) kerjasama pengawasan Pemilu. Negeri Dalam Pemilihan Umum
Presiden Dan Wakil Presiden;
a. Pembentukan Kerangka Hukum 8) Peraturan Badan Pengawas
Pemilihan Umum Nomor 19
Pelaksanaan Teknis Pengawasan Pemilu Tahun 2014 tentang
Berdasarkan kewenangan pembentukan Pengawasan
peraturan pelaksanaan pengawasan Pemungutan Dan Penghitungan
Pemilu1 . Bawaslu menetapkan Suara Di Tempat Pemungutan
beberapa Peraturan Badan Pengawas Suara Dalam Pemilihan Umum
Pemilihan Umum mengenai pelaksanaan Presiden Dan Wakil Presiden; dan
pengawasan Pemilu Presiden dan Wakil 9) Peraturan Badan Pengawas
Presiden yakni: Pemilihan Umum Nomor 20
1) Peraturan Badan Pengawas Tahun 2014
Pemilihan Umum Nomor 11 Tahun tentang Pengawasan
2014 tentang Pengawasan Rekapitulasi Hasil Penghitungan
Pemilihan Umum; Perolehan Suara Dan Penetapan
2) Peraturan Badan Pengawas Hasil Pemilihan Umum Presiden
Pemilihan Umum Nomor 13 Tahun Dan Wakil Presiden.
2014 tentang Pengawasan
Pemutakhiran Daftar Pemilih Dalam
Pemilihan Umum Presiden Dan b. Peningkatan Kapasitas Pengawas Pemilu
Wakil Presiden Tahun 2014;
3) Peraturan Badan Pengawas b.1. Bimbingan Teknis Pengawasan Pemilu
Pemilihan Umum Nomor 14
Tahun 2014 tentang Bimbingan teknis pengawasan Pemilu
Pengawasan merupakan salah satu bentuk strategi Bawaslu
Tahapan Pencalonan Pemilihan RI untuk meningkatkan kapasitas sumber daya
Umum Presiden Dan Wakil Presiden; manusia Pengawas Pemilu di semua tingkatan
4) Peraturan Badan Pengawas dengan cepat. Sebelum pelaksanaan bimbingan
Pemilihan Umum Nomor 15 teknis oleh Bawaslu RI, didahului dengan tahapan
Tahun 2014 tentang Pengawasan persiapan berupa penyusunan modul2 dan
1
Pasal 120 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Pemilihan Umum memberikan kewenangan kepada Bawaslu
untuk membentuk peraturan pelaksanaan pengawasan pemilihan umum yang menjadi pedoman bagi jajaran pengawas pemilu di lingkungan
sekretariat Badan Pengawas Pemilihan Umum.
13
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
penyelenggaraan ToT. Keberhasilan bimbingan teknis sangat dipengaruhi oleh proses tahapan persiapan.
Bawaslu RI mempersiapkan proses penyusunan modul dan ToT dengan mengundang para pakar di bidang
ini, sehingga tersusun modul bimbingan teknis yang lengkap dan aplikatif sebanyak 8 modul. Begitu juga
untuk kegiatankegiatan ToT dipersiapkan
ToT dipersiapkan dengandengan
matangmatang
dan serius,dan serius,
dengandengan beberapa
beberapa kali
kali kegiatan sehingga
dapat diyakinikegiatan sehingga dapat diyakini proses tahapan ini akan berhasil. Adapun kegiatan
proses tahapan ini akan berhasil. Adapun kegiatan yang telah diselenggarakan oleh Bawaslu
RI dalam rangka peningkatan kapasitas pengawas dalam Pemilu Presiden dan Wakil Presiden adalah:
yang telah diselenggarakan oleh Bawaslu RI dalam rangka peningkatan kapasitas
pengawas dalam Pemilu Presiden dan Wakil Presiden adalah:
Tabel 2.1:
Kegiatan Pembinaan Kapasitas
dalam Rangka Pengawasan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2014
NO. NAMA KEGIATAN TANGGAL LOKASI
1. Rapat Revisi Penyusunan Buku Saku Panwas Luar Negeri Pada 9‐11 Maret 2014 Bekasi
Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRDPemilu Presiden dan
Wakil Presiden
2. FGD Penyusunan Kurikulum Silabi Modul Bimtek Bawaslu 13‐16 Maret 2014 Jakarta
Provinsi, Kabupaten/Kota& Panwascam
3. Rapat Penyusunan Modul Bimtek Bagi Bawaslu Provinsi, 25‐27 Maret 2014 Jakarta
Kabupaten/Kota& Panwascam Dalam Rangka Pemilu Presiden
dan Wakil Presiden
4. Rapat finalisasi modul bimtek Pemilu Presiden dan Wakil 12‐14 April 2014 Bogor
Presiden
5. Rapat Evaluasi Pelaksanaan Supervisi & Monitoring 15‐17 April 2014 Sentul, bogor
Pemungutan Suara Pemilu Di Luar Negeri
6. Training Of Trainers (TOT) Fasilitator Dalam Rangka Bimtek 17‐18 April 2014 Sentul, bogor
Modul Pemilu Presiden dan Wakil Presiden
7. Rapat Penyusunan Buku Saku Panwas Luar Negeri Dalam 22‐24 April 2014 Jakarta
Rangka Pemilu Presiden dan Wakil Presiden
8. Training Of Trainers (TOT) Bawaslu Provinsi Dalam Rangka 25‐27 April 2014 Jakarta
Bimtek Modul Pemilu Presiden dan Wakil Presiden
9. Rapat Finalisasi Penyusunan Buku Saku Panwas Luar Negeri 1‐3 Mei 2014 Tangerang
Dalam Rangka Pemilu Presiden dan Wakil Presiden banten
10. Rapat Penyusunan Draft Video Tutorial Bagi Panwas Luar 8‐9 Mei 2014 Jakarta
Negeri
11. Bimtek Bagi Bawaslu Provinsi Dalam Rangka Pemilu Presiden 12‐14 Mei 2014 Bandung
dan Wakil Presiden
12. Rapat Harmonisasi & Sinkronisasi Modul Pemilu Presiden dan 14‐15 Mei 2014 Bandung
Wakil Presiden Bagi Panwaslu Kabupaten/Kota
13. Finalisasi Naskah Video Tutorial Bagi Panwas Luar Negeri 23‐25 Mei 2014 Bandung
Dalam Rangka Pemilu Presiden dan Wakil Presiden
14. Pembuatan Video Tutorial Bagi Panwas Luar Negeri Dalam 6‐7 Juni 2014 Jakarta
Rangka Pemilu Presiden dan Wakil Presiden
15. Rapat Kerja Tata Kelola Penyusunan Pelaporan Pengawas 18‐20 Juni 2014 Jakarta
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden di LN Tahun 2014
16. Penyusunan Naskah Vidio Tutorial Bagi Panwas Dalam Rangka 22‐24 Juni 2014 Jakarta
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Dan Wapres Di Dalam
Negeri Tahun 2014
17. Rapat Koordinasi Organisasi Bagi Bawaslu Provinsi Tahun 23‐25 Juni 2014 Jakarta
2014
18. Rapat Persiapan Pemetaan Potensi Pelanggaran Pemilu Di 25 juni 2014 Jakarta
Wilayah Perbatasan RI
19. Finalisasi Video Tutorial Bagi Pengawas Pemilu Presiden Tahun 26‐27 juni 2014 Jakarta
2014
2
Modul pembelajaran dalam kegiatan Bimtek meliputi: Membangun Komitmen Belajar, Nilai-Nilai Dasar Pengawas Pemilu, Tata Kelola Organisasi
Bawaslu Provinsi, Tata Kelola Penyelenggaraan Pemilu, Tata Kelola Pengawasan Pemilu, Hubungan Kelembagaan dan Kehumasan Dalam
Mendorong Pengawasan Partisipatif, Prosedur Penanganan Pelanggaran, Kajian Penaganan Pelanggaran
14
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
Dampak dari bimbingan teknis yang dilakukan
Bawaslu RI sangat besar bagi jajaran Pengawas persidangan. Materi pembekalan yang diberikan
Pemilu dibawahnya, hal ini terbukti dengan dapat meliputi peran dan posisi Pengawas Pemilu
berjalannya proses bimbingan teknis secara dalam Persidangan PHPU Presiden dan Wakil
berjenjang. Serta dapat dilihat dari kemampuan Presiden; dan prosedur beracara di Mahkamah
jajaran Pengawas Pemilu dari tingkat Pengawas Konstitusi dan Persiapan Pembuktian dalam
Pemilu Lapangan di tingkat Desa/Kalurahan, persidangan PHPU di Mahkamah Konstitusi
Panwascam, Panwaslu Kabupaten/Kota, maupun dan Peranan Pengawas Pemiludalam Proses
pada tingkatan Bawaslu Provinsi yang telah Pembuktian.
mampu melaksanakan tugas, kewajiban, dan
wewenangnya dengan baik di setiap tingkatan. Hal Pembekalan PHPU mampu
ini terbukti dengan banyaknya hasil pengawasan meningkatkan kesiapan Pengawas Pemilu
dan penangganan pelanggaran yang di proses dalam menghadapi persidangan PHPU di
oleh jajaran Pengawas Pemilu. Mahkamah Konstitusi, Bawaslu Provinsi yang
telah diberikan pembekalan PHPU dapat
b.2. Pembekalan Perselisihan Hasil melakukan koordinasi dengan Panwaslu
Pemilihan Umum kepada Kabupaten/Kota di provinsinya masing-masing
Jajaran Pengawas Pemilu untuk mempersiapkan hal serupa sebagaimana
yang telah disampaikan dalam pembekalan
Penetapan perolehan suara dalam PHPU bagi Bawaslu Provinsi, sehingga data
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden merupakan hasil pengawasan dapat terintegrasi dari
salah satu tahapan paling penting. Pada tahapan tingkat PPL, Panwaslu Kecamatan, Panwaslu
inilah akan diketahui seberapa besar dukungan Kabupaten/Kota, Bawaslu Provinsi, sampai
pemilih kepada masing-masing kandidat yang dengan tingkat pusat yaitu Bawaslu RI.
pada gilirannya akan menentukan apakah Calon
Presiden dan Wakil Presiden dapat ditetapkan c. Pembentukan Kelembagaan Pengawas
sebagai pemenang Pemilu atau tidak. Pemilu
3
Pasal 10 ayat (1) huruf d
4
Pada Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD tahun 2014 seluruh partai politik peserta pemilu dan 31 calon Anggota DPD telah
mengajukan permohonan penyelesaian kepada Mahkamah Konstitusi.
15
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
Gambar 2.1:
Agar pengawasan penyelenggaraan
Jumlah Pengawas Pemilu
Pemilu berjalan secara efektif, Bawaslu dapat
250000
211488
mengupayakan dukungan secara optimal
200000
dari lembaga pemerintah dan komisi/badan
negara independen sebagai mitra. Dukungan
150000 tersebut dapat dilaksanakan melalui kerjasama,
100000
dengan ruang lingkup meliputi pemantauan
tahapan penyelenggaraan Pemilu, pemantauan
50000
20901
tindaklanjut rekomendasi hasil pengawasan
5 99 1493 87 Pemilu, dan kegiatan lain yang sifatnya
0
mendukung pengawasan Pemilu.
Bawaslu RI Bawaslu Provinsi Panwaslu kab/Kota
Panwascam PPL Panwas LN
Untuk mengawasi tahapan penyelenggaran
Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD dan Pemilu
Dalam rangka pemberian dukungan Presiden dan Wakil Presiden2014, Bawaslu
administratif
Dalam dan teknis
rangka pemberian operasional
dukungan administratif pengawasan
dan teknis operasional telah menjalin kerjasama dengan lembaga
Pemilu,
pengawasan Pemilu, Bawaslu, Bawaslu
Bawaslu, Bawaslu Provinsi,
Provinsi, Panwaslu
Panwaslu Kabupaten/Kota, pemerintah yang mempunyai fungsi yang sama
Panwaslu Kabupaten/Kota, Panwaslu
Kecamatan, dan Pengawas Kecamatan,
Pemilu Luar Negeri telah dan
membentuk di bidang pengawasan, yang dilaksanakan
Pengawas Pemilu Luar Negeri telah membentuk melalui beberapa kegiatan berikut:
sekretariat, dengan dukungan personil sebanyak 248 orang sekretariat Bawaslu ,
sekretariat, dengan dukungan personil sebanyak
819 orang
248sekretariat
orang Bawaslu Provinsi,
sekretariat 5.947 orang
Bawaslu , 819sekretariat
orangPanwaslu d.1. Rakor Stakeholder Pengawasan Pemilu
sekretariat Bawaslu Provinsi, 5.947 orang
Kabupaten Kota, 30.399 orang sekretariat Panwaslu Kecamatan, dan 29 orang
sekretariat Panwaslu Kabupaten Kota, 30.399
sekretariat Pengawas Pemilu Luar Negeri.
Rakor stakeholder pengawasan
orang sekretariat Panwaslu Kecamatan, dan 29
orang sekretariat Pengawas Pemilu Luar Negeri. Pemilu dilakukan Bawaslu untuk mendapat
dukungan dari masyarakat dalam pelaksanaan
pengawasan Pemilu 2014. Rakor tersebut juga
merupakan kegiatan pengawasan Pemilu dalam
Gambar 2.2:
Jumlah Staf Pengawas Pemilu rangka pencegahan, karena melibatkan seluruh
aktor Pemilu. Berbagai potensi masalah, praktik
curang dan pelanggaran yang mungkin terjadi
35000
dalam Pemilu dapat dipetakan oleh peserta
30399
30000 rakor, yang disertai dengan masukan dan
rekomendasi.
25000
20000 Gambar 2.2:
Rakor stakeholder Pengawasan Pemilu
Jumlah Staf Pengawas Pemilu
15000 Presiden dan Wakil Presiden2014 berlangsung
10000
di Hotel Novotel Banjarbaru, Kalimantan
5947 Selatan pada tanggal 17-19 Juni 2014. Peserta
5000 rakor sebanyak 150 orang, terdiri dari unsur
248 819 29
0 penyelenggara Pemilu (Panwaslu, KPUD),
pemerintah daerah, media massa lokal, ormas,
Staf Bawaslu RI Staf Bawaslu Provinsi Staf Panwas Kab/Kota
perguruan tinggi, dan forum keagamaan.
d. StafKerjasama
PanwascamPengawasan Pemilu
Staf Panwas LN dan
Sosialisasi Rakor stakeholder Pengawasan Pemilu
Presiden dan Wakil Presiden 2014 di Hotel Royal
Kerjasama pengawasan Pemilu dan Ambarrukmo, Yogyakarta pada tanggal 21-23
. Kerjasama Pengawasan Pemilu dan Sosialisasi
sosialisasi memiliki fungsi yang sangat strategis Juni 2014. Pesertanya 150 orang, terdiri dari
dalam mengefektifkan pelaksanaan pengawasan
Kerjasama pengawasan Pemilu dan sosialisasi memiliki fungsi unsur penyelenggara
yang sangat Pemilu termasuk Panwaslu,
Pemilu. Keterbatasan kewenangan, daya KPUD, pemerintah daerah, media massa lokal,
strategis dalam
dukungmengefektifkan
organisasi, dan pelaksanaan
sumber daya pengawasan
manusia Pemilu.
ormas,Keterbatasan
perguruan tinggi, forum keagamaan, dan
menjadi pemicu dibutuhkannya kerjasama unsur kepolisian.
kewenangan, daya dukung organisasi, dan sumber daya manusia menjadi pemicu
pengawasan dan sosialisasi ini guna menjaring
dukungan dari berbagai stakeholder, tentunya
dibutuhkannya kerjasama pengawasan dan sosialisasi ini guna menjaring dukungan
Dalam forum tersebut, ada keinginan
kontribusi stakeholder ini juga akan mampu bersama untuk menciptakan Pemilu damai,
dari berbagai stakeholder,
memperkuat efektentunya
politik dankontribusi
hukumstakeholder
dalam ini bersih,
juga akan mampu
dan berkualitas, serta upaya mencegah
memperkuat proses
efek penyelenggaraan
politik dan hukum Pemilu yang
dalam jujur, penyelenggaraan
proses adil terjadinya konflik
Pemilu horisontal di tengah masyarakat
yang
dan demokratis. pasca Pemilu. Bawaslu menggelar rakor
jujur, adil dan demokratis. stakeholder pengawasan Pemilu dalam rangka
Agar pengawasan penyelenggaraan Pemilu berjalan secara efektif, Bawaslu
16
dapat mengupayakan dukungan secara optimal dari lembaga pemerintah dan
komisi/badan negara independen sebagai mitra. Dukungan tersebut dapat
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
menshare tanggung jawab pengawasan Pemilu secara bersama dan proporsional kepada seluruh
masyarakat. Dengan demikian, proses demokrasi ini menjadi tanggungjawab kita semua sebagai
warga negara.
2 Bawaslu dengan mengawasi aliran dana dari informasi aliran dana tersebut bisa memberikan
Pusat Pelaporan dan penyumbang perorangan dan gambaran adanya transaksi mencurigakan dari
Analisis Transaksi perusahaan yang masuk ke rekening penyumbang dan juga penggunaan dana
Keuangan (PPATK) khusus dana kampanye partai politik kampanye oleh partai politik. Informasi tersebut
peserta Pemilu akan menjadi data pembanding setelah dana
kampanye partai politik diaudit Kantor Akuntan
Publik yang ditunjuk oleh KPU. Bawaslu
memberikan rekomendasi kepada KPU dan
pihak terkait apabila partai politik menghimpun
dan menggunakan dana kampanye tidak sesuai
dengan ketentuan
3 Bawaslu dengan mengawasi pelibatan anak‐anak dalam informasi adanya partai politik peserta Pemilu
Komisi Perlindungan kampanye yang melibatkan anak‐anak dalam kegiatan
Anak Indonesia kampanye rapat umum. Hasil pengawasan
(KPAI) tersebut menjadi rekomendasi untuk
ditindaklanjuti dan juga untuk disampaikan
kepada masyarakat melalui media cetak dan
media elektronik
5 Bawaslu dengan
Aliansi jurnalis
Independen (AJI),
Pengurus Besar
Himpunan Mahasiswa
Islam (HMI), Nasyiatul
Aisyiah, IPPNU
Sumber: Bawaslu RI Tahun 2014
17
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
Di samping itu, Bawaslu juga membangun kerjasama multi-party untuk mengefektifkan kinerja
pengawasan melalui Penandatanganan Surat Keputusan Bersama (SKB) empat lembaga yaitu Bawaslu
dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU), Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), Komisi Informasi Pusat (KIP)
berlangsung di Jakarta pada tanggal 28 Februari 2014. Sedangkan penandatanganan SKB Pengawasan
Dana Kampanye antara Bawaslu , KPU, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), dan Pusat Pelaporan dan
Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) berlangsung pada tanggal 4 April 2014.
Sejak tahun 2013, Bawaslu sudah membentuk gugus tugas pengawasan Pemilu dengan melibatkan
Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). Gugus tugas tersebut diperbaharui hingga tahun 2014 untuk mendukung
pengawasan pemberitaan, penyiaran, dan iklan kampanye di media penyiaran.
Berbagai kegiatan sudah dilakukan, di antaranya rapat koordinasi, rapat evaluasi, dan konferensi
pers.Gugus tugas ini melakukan berbagai pertemuan dalam rangka pengawasan Pemilu Presiden dan
Wakil Presiden, antara lain:
Tabel 2.3:
Rapat Koordinasi Gugus Tugas dalam Rangka Pengawasan Pemilu Presiden dan
Wakil Presiden Tahun 2014
No Waktu Materi Perserta Hasil
1 30 Mei 2014 Rapat koordinasi Bawaslu , Mabes Polri, Penyamaan persepsi tentang issu yang
persiapan Kejagung, KPU, KPI , berbekembang di masyarakat mengenai
pengawasan KPK,PPATK, Kominfo) kampanye hitam, baik di media cetak, elektronik,
Pemilu Presiden dengan kedua belah maupun on‐line
dan Wakil pihak tim sukses
Presiden 2014 pasangan calon Presiden
dan Wakil Presiden
2 24 Juni 2014 Evaluasi Anggota Gugus Tugas Temuan pelanggaran di beberapa media televisi
kampanye di terkait iklan kampanye pasangan calon Presiden
media massa dan Wakil Presiden
3 30 Juni 2014 Rapat gugus Anggota Gugus Tugas Disepakati untuk memberikan teguran tegas
tugas media kepada media penyiaran yang melanggar aturan
penyiaran kampanye
4 3 Juli 2014 Rapat gugus Anggota Gugus Tugas Membahas temuan pelanggaran pasangan calon
tugas Presiden dan Wakil Presiden, dan membahas
pengawasan temuan pelanggaran media televisi yang
5media melanggar kesepakatan dan regulasi kampanye
penyiaran di media.
5 4 Juli 2014 rapat evaluasi & Anggota Gugus Tugas Memberikan keterangan kepada wartawan dan
konfrensi pers menghimbau kepada seluruh media untuk
gugus tugas menghentikan penayangan iklan pada saat masa
media penyiaran tenang
6 10 Juli 2014 rapat evaluasi Anggota Gugus Tugas Mengevaluasi adanya media dan pasangan calon
gugus tugas Presiden/Wakil Presiden yang melanggar pada
pengawasan saat masa tenang.
media penyiaran
Sumber: Bawaslu RI Tahun 2014
d.4. Sosialisasi Pengawasan Pemilu
d.4. Sosialisasi Pengawasan Pemilu
Sosialiasi pengawasan Pemilu dimaksudkan agar warga negara yang
Sosialiasi pengawasan Pemilu dimaksudkan agar warga negara yang mempunyai hak pilih mengenal,
memahami, dan dapat melaksanakan
mempunyai fungsi-fungsi
hak pilih mengenal, pengawasan
memahami, secara
dan dapat mandiri. Adanya
melaksanakan fungsi‐informasi awal
dan laporan pelanggaran Pemilu yang disampaikan oleh pemilih kepada Bawaslu semakin
fungsi pengawasan secara mandiri. Adanya informasi awal dan laporan mengefektifkan
fungsi-fungsi pengawasan yang dilakukan Bawaslu dan jajaran Pengawas Pemilu pada berbagai tingkatan
pelanggaran
dalam rangka pencegahan Pemilu
dan yang disampaikan
penindakan oleh Pemilu.
pelanggaran pemilih Kegiatan
kepada Bawaslu semakin
sosialiasi pengawasan Pemilu
yang dilaksanakan oleh Bawaslufungsi‐fungsi
mengefektifkan adalah sebagai berikutyang
pengawasan : dilakukan Bawaslu dan jajaran
Pengawas Pemilu pada berbagai tingkatan dalam rangka pencegahan dan
18
penindakan pelanggaran Pemilu. Kegiatan sosialiasi pengawasan Pemilu yang
dilaksanakan oleh Bawaslu adalah sebagai berikut :
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
Tabel 2.4:
Kegiatan Sosialisasi Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2014
Bentuk
No. Materi/Tujuan Keterangan
Sosialisasi
1. Produksi dan Penayangan “Penanganan Laporan Dugaan Durasi 1 menit. Kegiatannya berlangsung
Iklan Layanan Masyarakat Pelanggaran Pemilu Presiden dan Wakil pada tanggal 24 April 2014
(ILM) Presiden2014”.
Mengajak relawan untuk mengawasi Produksi pada minggu ke‐4 Mei 2014.
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden2014 Tayang minggu ke‐1 s/d ke‐4 Juni 2014.
Tempat penanyangan: TvOne, Metro Tv,
Trans Tv, RCTI, TVRI, AirportTv, dan Tv
Kereta Api, dan studio XXI di beberapa
kota besar.
Awasi politik uang dan kampanye hitam Tujuannya, mengajak masyarakat untuk
dalam Pemilu Presiden dan Wakil mengawasi potensi pelanggaran Pemilu
Presiden2014 terkait politik uang dan kampanye hitam
(isu SARA) dalam proses dan tahapan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden2014,
serta agar masyarakat mau melaporkan
dugaan pelanggaran tersebut kepada
Pengawas Pemilu. Produksi pada minggu
ke‐4 Mei 2014. Tayang minggu ke‐1 s/d
ke‐2 Juni 2014. Tempat penanyangan:
TvOne, Metro Tv, Trans Tv, RCTI, TVRI,
AirportTv, dan Tv Kereta Api, dan studio
XXI di beberapa kota besar.
Penggunaan fasilitas negara” dan ”Politik Produksi tanggal 12‐13 Juni 2014. Tayang
Uang” (2 versi) di stasiun Tv tanggal 15 Juni – 9 Juli 2014
“Tolak kampanye hitam” (2 versi). Produksi tanggal 12‐13 Juni 2014. Tayang
di stasiun Tv tanggal 13 Juni – 8 Juli 2014.
“Netralitas TNI/Polri”. Produksi tanggal 12‐13 Juni 2014. Tayang
di stasiun Tv tanggal 13 Juni – 8 Juli 2014.
“Penayangan ILM Tolak Golput pada ILM tersebut telah diproduksi
Pemilu Presiden dan Wakil sebelumnya melalui kerjasama Bawaslu
Presiden2014”. dengan mahasiswa London School
Jakarta, dan tayang di stasiun TV tanggal
5 – 9 Juli 2014.
2. Produksi video tutorial Ada dua jenis produksi video tutorial yang Mulai ditayangkan di website Bawaslu
Pengawasan Pemilu dikerjakan. Pertama, produksi Video dan youtube pada tanggal 14 Juni 2014.
Tutorial pengawasan untuk tahapan masa
tenang. Kedua, produksi Video Tutorial
pengawasan untuk tahapan pemungutan
dan penghitungan suara.
3. Talkshow/Parodi Komedi a. Profil Bawaslu (tugas, kewajiban, dan Tema “Spionase Mat Luber 2014” pada
Non‐fiksi wewenang Bawaslu ) tanggal 14 Mei 2014. Tayang di televisi
b. Pengawasan partisipatif (gerakan dengan 12 episode. Setiap episode
sejuta relawan Pengawas Pemilu) berdurasi 60 menit. Tujuannya,
c. Mekanisme penanganan pelanggaran meningkatkan pemahaman, partisipasi,
Pemilu dan menggerakkan masyarakat untuk
d. Penanganan pelanggaran pidana dan ikut mengawasi Pemilu. Narasumber:
sengketa Pemilu Bawaslu dengan stakeholder terkait
e. Pengawasan Pemilu Presiden dan (KPU, DKPP, parpol, tokoh agama, tokoh
Wakil Presiden di luar negeri bangsa, pengamat politik, pimpinan
f. Pengawasan daftar pemilih media massa, pimpinan ormas/organisasi
g. Pengawasan pencalonan pemuda, dan bintang tamu (selebriti).
h. Pengawasan kampanye (rapat umum) Proses produksi di televisi, penayangan di
dan masa tenang televisi dan radio. Host: Komedian Kelik
i. Pengawasan dana kampanye Pelipurlara Peserta/pemirsa: pelajar SMA,
j. Pengawasan pemungutan suara di TPS mahasiswa, ormas dan OKP.
k. Pengawasan rekapitulasi
penghitungan suara
l. Evaluasi penanganan pelanggaran
Pemilu
4. Iklan Media Luar Ruang Isinya ajakan Bawaslu kepada Iklan tersebut ditayangkan di 7 (tujuh)
(Billboard) masyarakat untuk mengawasi Pemilu, dan titik area yaitu di DKI Jakarta, di Kota
ajakan melaporkan ke Bawaslu jika Bekasi, dan di Banten (akses dari Jakarta
masyarakat menemukan dugaan menuju Bandara Soekarno Hatta). Waktu
pelanggaran Pemilu dengan penayangan iklan tersebut selama 1 bulan
memperhatikan batas waktu pelaporan. sebelum dimulainya kampanye rapat
umum.
5. Produksi dan penyebaran Tema sosialisasi dalam bentuk sticker Sticker tersebut disebarkan di rumah
Sticker pengawasan Pemilu tersebut yaitu : ibadah, fasilitas umum, dan tempat‐
Jangan berpolitik atau berkampanye di tempat yang mudah diakses oleh
tempat ibadah. masyarakat.
19
2. Gunakan hak pilih anda dan jangan
mencoblos lebih dari satu kali.
Sosialisasi secara tatap muka masyarakat mengetahui penanganan Bawaslu melakukan kegiatan
masyarakat menemukan dugaan menuju Bandara Soekarno Hatta). Waktu
pelanggaran Pemilu dengan penayangan iklan tersebut selama 1 bulan
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
memperhatikan batas waktu pelaporan. sebelum dimulainya kampanye rapat
umum.
5. Produksi dan penyebaran Tema sosialisasi dalam bentuk sticker Sticker tersebut disebarkan di rumah
Sticker pengawasan Pemilu tersebut yaitu : ibadah, fasilitas umum, dan tempat‐
Jangan berpolitik atau berkampanye di tempat yang mudah diakses oleh
tempat ibadah. masyarakat.
2. Gunakan hak pilih anda dan jangan
mencoblos lebih dari satu kali.
6. Sosialisasi secara tatap muka masyarakat mengetahui penanganan Bawaslu melakukan kegiatan
pelanggaran Pemilu dan penyelesaian silaturrahmi dan rekonsiliasi nasional
sengketa Pemilu. Selain itu, Bawaslu Pemilu Presiden dan Wakil Presidendi
mengajak partai politik dan calon Jakarta pada tanggal 7 Juli 2014.
legislatif serta masyarakat untuk
mencegah terjadinya pelanggaran Pemilu,
dan meminimalisir penyelesaian sengketa
Pemilu.
7. Konferensi Pers a. 5 Juni 2014, “potensi kerawanan Tempat di Media Centre Bawaslu RI
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden
2014;
b. 20 Juni 2014, “Laporan kampanye
hitam Pemilu Presiden dan Wakil
Presiden 2014”;
c. 9 Juli 2014 “hasil pengawasan pungut‐
hitung Pemilu Presiden dan Wakil
Presiden 2014”.
8. Diskusi Publik a. 16 Juli 2014 “Meluruskan quick count”; Tempat di Media Centre Bawaslu RI
b. 29 Agustus 2014 “Pansus Pemilu
Presiden dan Wakil Presiden dibalik
kabinet Jokowi‐JK”;
c. 12 September 2014 “Pilkada, langsung
atau kembali ke DPRD?”
9. Pelatihan Pengawasan kegiatan ini dilaksanakan di Provinsi Kegiatan pelatihanpengawasan Pemilu
Pemilu bagi Media Massa Kalimantan Barat pada tanggal 8‐10 Juni bagi media massa dan ormas dapat
dan Ormas 2014. dikatakan berhasil, karena mampu
mengubah mindset dan sikap para
wartawan untuk bekerja berdasarkan
prinsip moralitas dan kode etik jurnalistik
tanpa terpengaruh oleh kepentingan
kelompok politik tertentu. Wartawan
yang merupakan manifestasi dari media
telah menyadari pentingnya melakukan
fungsi pengawasan yang netral dan
membangun budaya politik yang sehat di
dalam masyarakat.
Hal yang sama juga dialami oleh ormas.
Meskipun sejumlah petinggi ormas
mempunyai afiliasi politik dengan partai
politik tertentu, namun setelah jajaran
pengurus ormas di tingkat daerah
mengikuti pelatihan pengawasan Pemilu,
mereka mempunyai kesadaran kolektif,
bahwa Pemilu harus diawasi secara
bersama untuk mencegah meluasnya
praktik black‐campaign dan manipulasi
yang dapat menyebabkan konflik di
masyarakat.
Sumber: Bawaslu RI Tahun 2014
d.5. Penyusunan Indeks Kerawanan
Pemilu (IKP)d.5. Menetapkan Indeks Kerawanan Pemilu (IKP) Pemilu Presiden dan Wakil
Pemilu Presiden dan Wakil
dengan istilah popular vote karena Pemilu Presiden
Presiden 2014 Presiden 2014
dan Wakil Presiden di Indonesia menggunakan
model satu orang satu suara (popular vote).
Dalam Pemilu Presiden dan Wakil Presiden, Bawaslu juga menyusun Indeks
Dalam Pemilu Presiden dan Wakil Presiden,
Dengan demikian bobot 1 (satu) suara di daerah
Bawaslu juga menyusun
Kerawanan Indeks Kerawanan
Pemilu Pemilu
(IKP) sebagaimana pada PemiluAnggota DPR, DPD dan DPRD
satu dengan daerah lain adalah sama.
(IKP) sebagaimana pada PemiluAnggota DPR,
DPD dan DPRDyang yanglalu.
lalu. Dengan
Denganmenggunakan
menggunakanmetode yang sama, pengukuran IKP ini tetap
Sedangkan pada aspek Akses Pengawasan
metode yang sama, pengukuran IKP ini tetap
menggunakan 3 (tiga) aspek indikator, yaitu: 1) aspek dampak elektoral, 2), aspek
tetap menggunakan indikator-indikator yang
menggunakan 3 (tiga) aspek indikator, yaitu:
menilai tingkat kesulitan akses pengawasan
akses pengawasan, dan 3) aspek potensi money politics.
1) aspek dampak elektoral, 2), aspek akses
terhadap sebuah daerah. Akses pengawasan ini
pengawasan, dan 3) aspek potensi money politics.
Pada aspek dampak eletoral, hal yang diukur adalah uji mutu terhadap Daftar
dinilai dari kondisi geografis, sarana dan prasarana
transportasi,
Pemilih Tetap (DPT) Pemilu Presiden dan Wakil Presiden. serta akses
Disebut sinyal
dengan telpon selular. Dan
istilah
Pada aspek dampak eletoral, hal yang diukur
untuk aspek potensi Money politics menilai tingkat
adalah uji mutupopular
terhadap vote Daftar
karena Pemilu
Pemilih Presiden dan Wakil Presiden di Indonesia
Tetap
kemungkinan terjadinya politik uang (money
(DPT) Pemilu Presiden dan Wakil Presiden. Disebut
politics) di sebuah daerah dengan mengukur
menggunakan model satu orang satu suara (popular vote). Dengan demikian bobot
Tabel 2.5:
Indeks Kerawanan Pemilu (IKP)
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden tahun 2014
Dampak Akses Potensi IKP
No Provinsi
Electoral Pengawasan Money Politics
1 Jawa Barat 4,3 1,2 4,7 3,8
2 Jawa Tengah 4,2 1,2 4,8 3,7
3 DKI Jakarta 4,6 1 2,9 3,6
4 Papua 3 3 2,1 3,3
5 Jawa Timur 3,4 1,2 4,7 3,2
6 Banten 3,5 1,1 4,4 3,2
7 Lampung 3 1,3 4,7 3
8 NTB 2,9 1,3 4,9 3
9 Sumatera Barat 2,6 2,6 3,3 2,9
10 DIY 2,9 1,2 4,7 2,9
11 Sumatera Selatan 2,5 1,5 4,6 2,7
12 Bali 2,8 1,1 4,1 2,7
13 Maluku 2,2 2,4 4,2 2,7
14 Papua Barat 3 2,5 1,4 2,7
15 Sumatera Utara 2,3 1,5 4,7 2,6
16 Riau 2,5 1,5 4 2,6
17 Kalimantan Tengah 2,2 2,6 3,6 2,6
18 Sulawesi Utara 2,2 1,6 4,5 2,6
19 Sulawesi Barat 2,1 2 4,5 2,6
20 Jambi 2,2 1,5 4,2 2,5
21 Kalimantan Barat 2 2,1 4,4 2,5
22 Selawesi Tengah 2,1 1,5 4,7 2,5
23 NTT 1,8 2 4,8 2,4
24 Selawesi Tenggara 1,8 1,6 4,8 2,4
25 Maluku Utara 1,5 2,7 4,5 2,4
26 Bengkulu 1,8 1,3 4,7 2,3
27 Kalimantan Timur 1,9 2 4 2,3
28 Kep. Riau 1,9 1,9 3,6 2,2
29 Kalimantan Selatan 1,9 1,5 3,9 2,2
30 Sulawesi Selatan 1,7 1,5 4,5 2,2
31 Aceh 1,4 1,3 4,7 2
32 Bangka Belitung 1,9 1,1 3,5 2
33 Gorontalo 1,1 1,5 4,6 1,9
Sumber: Bawaslu RI Tahun 2014
21
Selanjutnya Indeks Kerawanan Pemilu (IKP) ini pun, digunakan oleh Bawaslu
untuk menyusun langkah‐langkah antisipatif terhadap kemungkinan kerawanan
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
Selanjutnya Indeks Kerawanan Pemilu (IKP) peyelenggaraan Pemilihan Umum, mulai dari
ini pun, digunakan oleh Bawaslu untuk menyusun tahapan persiapan penyelenggaraan Pemilihan
langkah-langkah antisipatif terhadap kemungkinan Umum, pelaksanaan tahapan pemutakhiran data
kerawanan Pemilusekaligus memberikan input pemilih hingga proses penetapan hasil Pemilihan
dalam pelaksanaan pengawasan tahapan Pemilu Umum sebagaimana diatur dalam Pasal 73 dan
seperti kampanye, distribusi logistik, pemungutan Pasal 74 Undang UndangNomor 15 Tahun 2011
dan penghitungan suara serta rekapitulasi suara. tentang Penyelenggara Pemilu.
2.2. Keterlibatan Badan Pengawas Pemilu dalam Terkait dengan peran Pengawas Pemilu
Perselisihan Hasil Pemilu (PHPU) tersebut, maka dalam proses penyelenggaraan
PHPU, Bawaslu berdasarkan permintaan Majelis
Kegiatan keterlibatan Badan Pengawas Hakim MK dapat memberikan keterangan pada
Pemilu dalam Perselisihan Hasil Pemilu merupakan tahapan penyelesaian sengketa Perselisihan Hasil
kegiatan yang dilakukan oleh Bawaslu RI dan Pemilihan Umum (PHPU) yang diajukan oleh Calon
jajarannya dalam proses PHPU di Mahkamah Anggota DPR, DPD, dan DPRD, serta sengketa
Konstitusi, dimana keterlibatan Bawaslu RI ini yang diajukan oleh Calon Presiden dan Wakil
diselenggarakan berdasarkan panggilan majelis Presiden.
hakim MK kepada Bawaslu RI untuk menghadiri
dan memberikan kesaksian dalam persidangan Pengajuan gugatan dari calon Anggota
PHPU selaku pihak terkait. DPR, DPD, dan DPRD yang merasa dirugikan ke
Mahkamah Konstitusi dalam jangka waktu paling
Penyelesaian sengketa Perselisihan hasil lambat 3 x 24 (tiga kali dua puluh empat) jam sejak
Pemilihan Umum yang diajukan ke Mahkamah KPU mengumumkan penetapan perolehan suara
Konstitusi merupakan sarana terakhir bagi calon hasil Pemilu secara nasional. KPU menetapkan
Presiden dan Wakil Presiden, calon Anggota DPR, perolehan suara hasil Pemilu dengan Surat
DPD, dan DPRD, calon Kepala Daerah dan Wakil Keputusan KPU Nomor 411/Kpts/KPU/Tahun 2014
Kepala Daerah untuk melakukan upaya hukum dan Surat Keputusan KPU Nomor 412/Kpts/KPU/
terakhir. Mengacu pada Pasal 10 ayat (1) huruf Tahun 2014 pada hari Jumat tanggal 9 Mei 2014.
d Undang UndangNomor 24 Tahun 2003 tentang
Mahkamah Keputusan
Konstitusi,KPU
makaNomor
Mahkamah411/Kpts/KPU/Tahun
Konstitusi 2014 dan Surat gugatan
Pengajuan Keputusan
dariKPU Nomor Calon
Pasangan
diberikan kewenangan untuk mengadili pada Presiden dan Wakil Presiden Prabowo Subianto
412/Kpts/KPU/Tahun 2014 pada hari Jumat tanggal 9 Mei 2014.
tingkat pertama dan terakhir yang putusannya dan Hatta Rajasa di Mahkamah Konstitusi
bersifat final untuk memutusgugatan
Pengajuan perselisihan
dari tentang
Pasangan Calon didaftarkan padaWakil
Presiden dan tanggal 26 Juli 2014
Presiden di Mahkamah
Prabowo
hasil pemilihan umum. Konstitusi dan diregistrasi dengan Nomor 1/PHPU-
Subianto dan Hatta Rajasa di Mahkamah Konstitusi didaftarkan
Pres/XII/2014 pada tanggal
pada tanggal 28 Juli26 Juli Dalam
2014.
Dalam penyelenggaraan Pemilihan Umum, proses penyelesaian perselisihan hasil Pemilu
2014 di Mahkamah Konstitusi dan diregistrasi dengan Nomor 1/PHPU‐Pres/XII/2014
Pengawas Pemilihan Umum mempunyai posisi Presiden dan Wakil Presiden 2014 Bawaslu telah
yang strategis
pada sebagai
tanggal pengawas
28 Juli Pemilihan Umum proses penyelesaian
2014. Dalam memberikan keterangan.
perselisihan hasil Pemilu
yakni dalam rangka mengawasi seluruh tahapan
Presiden dan Wakil Presiden 2014 Bawaslu telah memberikan keterangan.
Tabel 2.6:
Agenda Sidang PHPU Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
Tahapan
Tanggal Sidang Agenda Sidang
Sidang
Sidang I 6 Agustus 2014 Sidang pendahuluan
Sidang II 8 Agustus 2014 Pemeriksaan perbaikan permohonan
Sidang III 11 Agustus 2014 Pembuktian II
Sidang IV 12 Agustus 2014 Pembuktian III
Sidang V 13 Agustus 2014 Pembuktian IV
Sidang VI 14 Agustus 2014 Pembuktian V
Sidang VII 15 Agustus 2014 Pembuktian VI
Sidang VIII 18 Agustus 2014 Pembuktian VII
Sidang IX 21 Agustus 2014 Pengucapan Putusan
Amar putusan:
Ditolak seluruhnya
Sumber: Bawaslu RI Tahun 2014
22
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
Bab 3
PELAKSANAANPENGAWASAN TAHAPAN PEMILU
PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN TAHUN 2014
tidak lengkap secara bervariasi baik dari Calon b. Bukti Tanda Terima LHKPN;
Presiden maupun Wakil Presiden. Adapun c. Surat Keterangan Hasil
kekurangan dokumen yang diserahkan pada Pemeriksaaan Kesehatan Jasmani;
tanggal 19 Mei 2014 tersebut untuk Calon d. Surat Keterangan Hasil
Presiden, yaitu Ir. Joko widodo dan Wakil Pemeriksaaan Kesehatan Rohani;
Presiden Drs. H.M. Yusuf Kalla adalah sebagai e. Fotocopy Ijazah yang dilegalisir.
berikut: (Untuk Calon Wakil Presiden M.
a. Dokumen Terkait Keputusan Hatta Rajasa dikarenakan belum
Kemenkumham Tentang ada tanda tangan dari dinas
Pengesahan Kepengurusan Tingkat Pendidikan).
Pusat, Parpol Pusat atau Gabungan
Partai Politik; Terhadap Dokumen-dokumen persyaratan
b. Susunan Tim Kampanye; yang belum lengkap ini, pasangan calon Prabowo
c. Bukti Tanda Terima LHKPN; Subianto dan Hatta Rajasa melengkapi seluruh
d. SKCK dari Mabes Polri (Untuk kekurangan dokumen persyaratannya pada
Calon Wakil Presiden Drs. tanggal 27 Mei 2014. Selanjutnya setelah dilakukan
H.M. Yusuf Kalla); pemeriksaan kelengkapan dan kebenarannya,
e. Surat Keterangan Hasil pasangan calon ini ditetapkan sebagai pasangan
Pemeriksaaan Kesehatan Jasmani; calon presiden.
f. Surat Keterangan Hasil
Pemeriksaaan Kesehatan Rohani; Bawaslu tetap melakukan koordinasi dengan
g. Fotocopy Legalisir yang telah Pihak Komisi Pemilihan Umum RI baik secara
dilegalisir (Untuk Calon Wakil formal dan informal kepada Pihak KPU agar tetap
Presiden Drs. H.M. Yusuf Kalla); bekerja bersama untuk mengawal penyerahan
h. Fotocopy Akte Kelahiran yang telah dokumen perbaikan kedua Pasangan Calon
dilegalisir (Untuk Calon Wakil Presiden dan Wakil Presiden Tahu 2014 dan
Presiden Drs. H.M. Yusuf Kalla); dengan memperhatikan hasil verivikasi dokumen
i. Fotocopy Ijazah yang dilegalisir yang telah diserahkan sebelumnya, dan pada
(Untuk Wakil Presiden Drs. H.M. tanggal 27 Mei 2014 untuk dokumen pasangan
Yusuf Kalla); Calon Presiden dan Wakil Presiden Prabowo
j. Forocopy NPWP atau Tanda Bukti Subianto dan M. Hatta Rajasa.
Penerimaan SPT. (Untuk Calon
Wakil Presiden Drs. H.M. Yusuf Berbeda dengan tahapan pencalonan
Kalla); tahapan Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD
k. Tanda Bukti Tidak Mempunyai yang sedikit buruk dari sisi manajerialnya, dalam
Tunggakan Pajak. (Untuk Calon pelaksanaan pencalonan presiden 2014 lalu, KPU
Wakil Presiden Drs. H.M. Yusuf sebagai pelaksana teknis telah banyak melakukan
Kalla). perbaikan, terutama dari sisi manajemen. Hal
ini juga termasuk dalam keterbukaan akses dan
Pasangan calon Presiden dan Wakil transparansi dengan keterlibatan Pengawas
Presiden Joko Widodo dan Yusuf Kalla menyerahkan Pemilu untuk ikut melaksanakan pengawasan
dokumen hasil perbaikan setelah dilakukannya tes sebagaimana tugas dan fungsinya.
pemeriksaan kesehatan jasmani dan rohani, yakni
pada tanggal 26 Mei 2014. Selanjutnya dilakukan
pemeriksaan atas kelengkapan dan kebenaran c. Analisa, Kesimpulan dan Rekomendasi
dokumen persyaratan hasil perbaikan tersebut dan Perbaikan Tahapan Penetapan Peserta
hasilnya dinyatakan memenuhi syarat. Pemilu Presiden dan Wakil Presiden
2. Hasil pengawasan terhadap berkas pencalonan Berangkat dari fakta permasalahan yang
atas Calon Presiden Probowo Subianto dan muncul tersebut, dapat disimpulkan hal-hal
Calon Wakil Presiden M. Hatta Rajasa yang sebagai berikut:
dilakukan secara langsung pada tanggal 20 Mei
2014, ditemukan hal yang tidak jauh berbeda a. Kualitas dokumen kelengkapan administrasi
dengan dokumen persyaratan yang diserahkan Bakal Calon Presiden dan Wakil Presiden
pada saat pendaftaran oleh Pasangan Calon secara keseluruhan sudah dapat dikatakan
Presiden sebelumnya, yakni: baik. Permasalahan ketidaklengkapan
a. Dokumen Terkait Keputusan dokumen lebih disebabkan karena sempitnya
Kemenkumham Tentang waktu dalam melakukan konsolidasi parpol
Pengesahan Kepengurusan Tingkat pendukung dalam memenuhi seluruh dokumen
Pusat Parpol Pusat atau Gabungan persyaratan pencalonan Presiden dan Wakil
Partai Politik; Presiden.
28
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
b. Dari fakta pengawasan yang ada, dapat 2014.Secara detail tahapan pelaksanaan tahapan
disimpulkan bahwa telah terjadi perbaikan pendaftaran pemilih adalah sebagai berikut :
signifikan terkait keterbukaan akses dan
akuntabilitas dari KPU sebagai penyelenggara 1. Permintaan data WNI yang berumur 17 tahun
teknis dalam tahapan pencalonan, terlebih pada tanggal 10 April – 9 Juli 2014 kepada
jika dibandingkan dengan pencalonan dalam Kementerian Dalam Negeri, tanggal 2 – 23
penyelenggaran Pemilu Anggota DPR, DPD, maret 2014
dan DPRD 2014 yang lalu.
2. Penetapan DPT Pemilu Anggota DPR, DPD dan
Sehubungan dengan kesimpulan tersebut, DPRD menjadi DPS Pemilu Presiden dan Wakil
Bawaslu merekomendasikan agar kedepannya Presiden, tanggal 24 s.d. 30 Maret 2014;
KPU wajib membuat dokumentasi bagaimana
konsep manajerial penyelenggaraan teknis dalam 3. Pemutakhiran dan penyusunan daftar pemilih
tahapan pencalonan. Hal ini tentunya berguna
sebagai lesson learnt bagi penyelenggara a. Sinkronisasi DPS Pemilu Presiden dan Wakil
Pemilu berikutnya dalam menyelenggarakan Presiden dengan DPTb, DPK dan DPKTb
tahapan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD ; tanggal
dengan mengedepankan aspek transpransi dan 11 – 20 April 2014
akuntabilitas penyelenggaraan.
b. Pemutakhiran terhadap pemilih yang berumur
3.2. Pengawasan Tahapan Pendaftaran 17 tahun, tanggal 21 April – 10 Mei 2014
Pemilih
4. Penetapan DPS hasil pemutakhiran, tanggal 11
Sebagaimana pada Pemilu Anggota DPR, – 12 Mei 2014
DPD dan DPRD yang lalu, tahapan pendaftaran
pemilih pada Pemilu Presiden ini menjadi salah 5. Pengumuman DPShasilpemutakhiran, tanggal
satu tahapan yang mendapat perhatian besar 13s.d.19Mei 2014;
dari Bawaslu , hal ini mengingat masalah daftar
pemilih adalah masalah laten yang selalu muncul 6. Masukan dan Tanggapan masyarakat terhadap
pada setiap penyelenggaraan Pemilu. Bawaslu DPS hasil pemutakhiran, tanggal 20 s.d. 26 Mei
menyakini bahwa pada Pemilu Presiden dan Wakil 2014;
Presiden kali ini, tahapan pendaftaran pemilih
ini meskipun isunya kalah ramai dibanding isu 7. Perbaikan terhadap DPS hasil pemutakhiran ;
pencalonan dan kampanye, tetap memiliki potensi tanggal 27 Mei – 2 juni 2014
kerawanan yang masih sangat tinggi.
8. Penetapan dan rekapitulasi DPT ;
Berdasarkan tahapan, program dan jadwal a. Penyusunan DPT di PPS : tanggal 3 - 4Juni
Pemilu Presiden dan Wakil Presidensebagaimana 2014;
peraturan KPU Nomor 4 Tahun 2014, tahapan b .Penyuswunan DPT di PPK; tanggal 5-6 Juni
pelaksananan daftar pemilih Pemilu Presiden dan 2014;
Wakil Presiden dimulai dari tahapan penyusunan c. Rekapitulasi dan penetapan DPT di KPU
dan penetapan daftar pemilih sementara (DPS) kabupaten/Kota ; tanggal 7–9 Juni 2014;
yang datanya berasal dari Daftar pemilih Tetap d. Rekapitulasi DPT di KPU Provinsi ; 10–11
(DPT) Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD di Juni 2014;
tambah dengan pemilih usia 17 tahun pada hari e. Rekapitulasi di KPU RI, tanggal 12–13 Juni
dan tanggal pemungutan suara, atau pemilih baru 2014;
yang berasal dari Kementerian Dalam Negeri.
Selanjutnya dilakukan proses pemutakhiran data 9. Penyusunan DPK, tanggal 5 Junis.d. 1 Juli 2014;
pemilih, kemudian pengumuman daftar pemilih
sementara hasil pemutakhiran (DPSHP) untuk 10. Penetapan DPK, tanggal 1 s.d. 2 Juli 2014.
menerima tanggapan dan masukan masyarakat
sebelum akhirnya ditetapkan menjadi daftar Disamping proses tahapan tersebut,
pemilih tetap (DPT). ada proses lagi yang terkait dengan tahapan
pendaftaran pemilih ini adalah, pendaftaran
Kemudian proses pendaftaran pemilih pemilih yang masuk katagori pemilih tambahan
berlanjut pada penyusunan dan penetapan Daftar (DPTb) atau yang disebut pemilih yang pindah TPS
pemilih Khusus (DPK), dan daftar pemilih khusus dengan syarat menggunakan fomulir A5-PPWP,
tambahan (DPKTb) yang pelaksanaannya dilakukan yang penyusunannya dilakukan paling lambat tiga
pada saat berlangsungnya kegiatan pemungutan hari sebelum hari pemungutan suara.
dan penghitunghan suara pada tanggal 9 Juli
29
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
1. Pelaksanaan Pengawasan dan Pencegahan wakil presiden ini.
Pelanggaran Berdasarkan pelaksanaan pengawasan
terhadap pengawasan daftar pemili Pemilu
a. Permasalahan dalam Pelaksanaan Presiden dan Wakil Presiden. Beberapa
Tahapan Pendaftaran Pemilih masalah yang muncul menjadi kendala dan
hambatan, dapat dikemukakan sebagai
Daftar pemilih yang digunakan berikut:
untuk pelaksanaan PemilihanUmum Presiden
dan Wakil Presiden ini berasal dari daftar 1. Terkait dengan Regulasi dan
pemilih pada Pemilu Anggota DPR, DPD dan Perundang- undangan
DPRD yang lalu. Sehingga dengan demikian
masalah-masalah yang muncul terkait daftar Sebagaimana diketahui dasar
pemilih yang belum selesai dapat dipastikan pelaksanaan Pemilu Presiden dan Wakil
akan muncul lagi pada Pemilu Presiden Presiden adalah Undang UndangNomor 42
dan Wakil Presiden, bahkan bisa jadi Tahun 2008 tentang Pemilu Presiden dan
permasalahannya akan lebih komplek dan Wakil Presiden. Undang Undangini tidak
pelik mengingat regulasi yang mengaturnya sesuai sama sekali dengan perkembangan
memiliki perbedaan. baru terkait pengaturan proses tahapan
pendaftaran pemilih dalam Pemilu Anggota
Disamping masalah-masalah daftar pemilih DPR, DPD dan DPRD sebagamana yang
seperti pemilih ganda, pemilih fiktif, pemilih telah diatur dalam Undang UndangNomor
dengan data NIK invalid, dan pemilih-pemilih 8 Tahun 2012 tentang PemiluAnggota DPR,
yang telah meninggal dunia masih terdaftar DPD dan DPRD. Istilah DPK dan DPKTb
sebagai pemilih serta persoalan pemilih yang yang telah familiar ditemui dan diatur dalam
belum terdaftar karena kerentanan yang Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD tidak
dimilikinyamenghiasi persoalan daftar pemilih dijumpai padaPemilu Presiden dan Wakil
pada Pemilu Presiden dan Wakil Presidenini, Presiden. Hal ini menjadi masalah ketika
masalah regulasi yang berbeda yaitu Undang KPU yang dengan pengalamannya pada
UndangNomor 42 Tahun 2008 tentang Pemilu Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD
Presiden dan Wakil Presidenyang tidak diubah mengaturnya dalam PKPU, sehingga
sebagaimana Undang UndangNomor 8 Tahun memunculkan perdebatan mengenai hal
2012 tentang PemiluAnggota DPR, DPD dan yang secara substansi tidak diatur dalam
DPRD yang digunakan dalam Pemilu Anggota Undang Undangtetapi secara teknis diatur
DPR, DPD dan DPRD kemarin akan menjadi di peraturan di bawahnya meskipun hal ini
kontroversi tersendiri. masih menjadi wilayah kewenangan KPU.
30
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
addressini tak sepenuhnya dijalankan oleh
Tidak bisa dipungkiri, tahapan KPU dan ini menyebabkan pengawasan
pendaftaran pemilih ini dimulai disaat data pemilih ini menjadi terkendala. Situasi
tahapan Pemilu Anggota DPR, DPD dan ini diperparah lagi dengan kenyataan
DPRD belum selesai seluruhnya. KPU dinamika politik padaPemiluPresiden dan
memulai tahapan pendaftaran pemilih ini Wakil Presiden ini yang lebih didominasi
pada saat KPU juga tengah melakukan isu pencalonan dan kampanye hitam.
rekapitulasi dan penetapan hasil Pemilu Isu daftar pemilih tenggelam kalah ramai
anggota DPR, DPD dan DPRD. KPU dibanding perbincangan seputar calon
tidak sempat melakukan koordinasi dan dan kampanyenya. Itulah sebabnya
komunikasi dengan intens termasuk pada saat rekapitulasi nasional, para
kepada Bawaslu sendiri. Sehingga perwakilan pasangan calon peserta Pemilu
proses tahapan pendaftaran pemilih ini yang hadir tidak begitu tampak respon
praktis tidak mendapat respon yang cukup dan masukannya terhadap DPT yang
dari stakeholder Pemilu. Proses tahapan ditetapkan.
seperti penetapan DPT Pemilu menjadi
DPS, penerimaan data pemilih baru usia Bahkan rekomendasi Bawaslu yang
17 tahun dari Kementerian Dalam Negeri, dibacakan ketika itu tidak lantas menjadi
serta informsi mengenai berlangsungnya perhatian serius oleh KPU dan pasangan
pemutakhiran data pemilih yang di calon sebagaimana pada Pemilu lagislatif
dalamnya terdapat kegiatan sinkronisasi yang lalu. Padahal isi rekomendasi itu
dan penyusunan daftar pemilih hasil disamping meminta KPU dan jajarannya di
pemutakhiran tak banyak diketahui publik, bawah untuk memenuhi kewajibannya agar
sehingga kemungkinan proses tersebut memberikan data softcopy kepada Peserta
tidak akan berjalan secara maksimal, Pemilu dan Pengawas Pemilu juga berisi
apalagi ternyata proses pemutakhiran daftar pemilih yang masih bermasalah utuk
data kali ini tidak dilakukan oleh petugas segera ditindaklanjuti oleh KPU dan peserta
yang masuk kerumah-rumah sebagaimana Pemilu.
Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD yang
lalu, melainkan hanya dilakukan oleh KPU 3. Terkait dengan Pengelolaan Laporan
Kabupaten/Kota dibantu PPK dan PPS Hasil Pengawasan
saja.
Secara internal, permasalahan yang
Sementara itu pada saat yang menonjol yang menjadi kendala Bawaslu
sama KPU dan jajarannya juga kurang dalam pengawasan tahapan ini adalah
memberikan akses data-data tersebut mengenai laporan hasil pengawasan
kepada Bawaslu dan jajarannya di secara periodik dari jajaran Pengawas
bawah sehingga menjadikan kendala bagi Pemilu di daerah yang sering terlambat dan
Bawaslu dalam melakukan pengawasan tidak lengkap. Meskipun di dalam setiap
terhadap prosesnya. Barangkali dari Surat Edaran Bawaslu selalu tercantum
proses pendaftaran pemilih ini yang dengan jelas mengenai mekanisme dan
kemudian diketahui publik adalah baru batas waktu pelaporan hasil pengawasan
pada proses pengumuman DPSHP karena yang dilakukan oleh Pengawas Pemilu di
membutuhkan masukan dan tanggapan daerah, tetapi pada kenyataannya laporan-
dari publik. Dalam kaitannya dengan laporan yang diharapkan dapat menjadi
inipun Bawaslu yang meminta data-data bukti hasil kerja pengawasan serta untuk
tersebut kepada KPU tidak juga diberikan. segera ditindaklanjuti oleh Bawaslu RI
Bahkan sampai pada penetapan DPT di seringkali tidak dapat dipenuhi.
tingkat daerah, masing-masing Bawaslu
belum/ tidak menerima hasil penetapanya Karena laporan dari bawah ini
tersebut dari KPU. Sehingga Bawaslu terlambat dan bahkan tidak lengkap
dan jajarannya mengenai temuan data menyebabkan Bawaslu RI mengalami
pemilih yang bermasalah pun belum bisa hambatan dalam menindaklanjuti hasil-
memastikan apakah hasil pengawasan dan hasil dari pengawasan ini. Intensitas
rekomendasinya telah ditindaklajuti oleh rekomendasi dan upaya mencari jalan
KPU atau belum. lai sebagai solusi teknis pengawasan
dilapangan menjdi tidak berjalan sesuai
Kewajiban KPU untuk memberikan yang diharapkan.
data softcopy data pemilih by name by
31
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
b. Kegiatan Pengawasan dan Pencegahan 4. Melakukan tindakan pencegahan terhadap
dalam Tahapan Pendaftaran Pemilih terjadinya pelanggaran yang lebih serius
dengan mengajukan koreksi daftar pemilih
Pengawasan Bawaslu memfokuskan dalam sementara yang diumumkan, dan mengajak
tahapan penyusunan dan penetapan daftar masyarakat berpartisipasi aktif dalam
pemilih ini adalah sebagaimana pada poin- memberikan masukan terhadap daftar
poin sebagai berikut: pemilih sementara yang diumumkan;
1. Sinkronisasi Daftar Pemilih Sementara 5. Menindaklanjuti setiap temuan/laporan
Hasil Perbaikan (DPSHP), Daftar Pemilih pelanggaran Pemilu yang terjadi pada saat
Sementara (DPS) , Daftar Pemilih Khusus proses pemuktahiran data pemilih;
(DPK), dan Daftar Pemilih Khusus
Tambahan(DPKTb) Pemilu Anggota DPR, Selanjutnya dalam menimplementasikan
DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/ teknis pengawasan tahapan pelaksnaan
Kota oleh KPU Kabupaten/Kota; pendaftaran pemilih Pemilu Presiden dan Wakil
Presiden ini sebagaimana tersebut, Bawaslu
2. Pencetakan dan penyampaian Daftar melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
Pemilih Sementara Pemilihan Presiden dan
Wakil Presiden oleh KPU Kabupaten/Kota 1) Persiapan Pengawasan
kepada PPK;
a. Rapat-Rapat
3. Penyampaian DPS PPWP oleh PPK kepada
PPS;
Rapat-rapat dalam rangka
4. Pelaksanaan pencocokan dan penelitian mempersiapkan pengawasan
Data Pemilih Tambahan Pemilu Presiden tahapan pendaftaran pemilih Pemilu
dan Wakil Presiden oleh PPS; Presiden dan Wakil Presiden ini
dilakukan dengan kegiatan rapat
5. Penyusunan dan penetapan DPSHP PPWP internal di divisi pengawasan, rapat
oleh PPS; koordinasinasionaldengan Bawaslu
Provinsi seluruhIndonesia serta rapat
6. Rekapitulasi DPSHP dan DPT oleh PPK; koordinasi dengan stakeholderPemilu.
7. Rekapitulasi DPSHP dan DPT, serta Rapat internal divisi dilakukan
penetapan DPT oleh KPU Kabupaten/Kota; dalam rangka membahas indentifikasi
dan pemetaan permasalahan-
8. Rekapitulasi DPSHP dan DPT oleh KPU permasalahan yang mungkin terjadi
Provinsi; dalam tahapan pendaftaran pemilih,
dan menetapkan langkah-langkah
9. Sosialisasi pemutakhiran data pemilih; dan dan strategi yang akan dilakukan
oleh Bawaslu dalam mengawasi
10. Pengumuman DPS dan DPSHP oleh PPS. pelaksanaan tahapan ini, termasuk
langkah-langkahpencegahannya,
Sedangkan sebagai upaya untuk
pengawasan langsung ke lapangan
memaksimalkan pengawasan pada tahapan
melalui supervisi, monitoring dan
penyusunan dan penetapan daftar pemilih ini,
Bawaslu menerapkan strategi berikut: evaluasi serta menetapkan bahan
instrumen yang digunakan sebagai alat
1. Mengindentifikasi dan/atau memetakan pengawasan dan bagaimana sistem
potensi-potensi pelanggaran yang mungkin pelaporan hasil pengawasannya.
terjadi pada proses pemuktahiran daftar
pemilih; Sementara rapat koordinasi
nasional, dilaksanakan dalam rangka
2. Menentukan fokus pengawasan pada penyampaian konsep dan teknis
potensi pelanggaran; pengawasan daftar pemilih yang
akan dilaksanakan oleh Bawaslu
3. Berkoordinasi dengan masyarakat setempat, dalam Pemilu Presiden dan Wakil
RT/RW setempat untuk mengetahui Presiden sekaligus mengevaluasi
pelanggaran yang mungkin terjadi pada terhadap proses yang telah berjalan
tahap pemuktahiran data pemilih. pada saat Pemilu Anggota DPR,
32
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
DPD dan DPRDkepada jajaran 2) Pelaksanaan Pengawasan
Bawaslu Provinsi. Dalam kegiatan
rapat koordinasinasionalini, Bawaslu a. Pencegahan
mengundang seluruh Bawaslu
Provinsi se-Indonesia untuk hadir di Dalam rangka pencegahan terhadap
Jakarta. Dalam forum ini Bawaslu terajdinya masalah terkait dengan
juga mengkoordinasikan bagaimana pendaftaran pemilih, Bawaslu selama
teknis pelaksanaan pengawasan proses pengawasan mengeluarkan
terhadap tahapan ini secara nasional Surat Edaran ke Provinsi sebanyak tiga
itu di organisir dan dikendalikan, serta kali. Surat Edaran yang berisi perintah
untuk mendapatkan masukan dan kebijakan ini dikeluarkan berdasarkan
saran dari Bawaslu Provinsi dalam tahapan yang berjalan dan merupakan
rangka peningkatan pengawasan di respon atas kondisi hasil pengawasan
lapangannya. Kegiatan rakornasini yang terjadi di lapangan. Oleh karena
dilakasanakan pada tanggal 2 sampai itu surat edaran yang di keluarkan
4 Juni 2014 di Jakarta. oleh Bawaslu ini meliputi seluruh
proses tahapan pendaftaran pemilih
Demikian juga dengan kegiatanrapat Pemilu Presiden dan Wakil Presiden,
koordinasi dan komunikasi dengan seperti surat edaran yang berkaitan
stakeholderPemilu, dilakukan oleh dengan penyusunan DPS dan DPSHP,
Bawaslu dengan mengundang pengumuman dan tanggapan DPSH,
stakholder Pemilu, terutama KPU, penyusunan dan penetapan DPT, 17
Kementerian Dalam Negeri, peserta penyusunan DPK serta yang terkait
Pemilu dan sebagainya. Rapat ini dengan pemilih dalam DPKTb.
dilakukan terutama dalam rangka
meng-update informasi dari masing- dan Berikut adalah
tanggapan DPSH, penyusunan surat edaran
dan penetapan DPT,
masing lembaga berkaitan dengan yang DPK
penyusunan pernah dikeluarkan
serta yang terkait oleh
dengan pemilih dalam
pelaksanaan tahapan pendaftaran Bawaslu
DPKTb. terkait dengan pengawasan
pemilih serta menekankan bagaimana Pendaftaran pemilih Pemilu
Berikut adalah surat edaran yang pernah dikeluarkan oleh
agar terutama KPU dan peserta PresidendanWakilPresidentahun
Bawaslu 2014:
terkait dengan pengawasan Pendaftaran pemilih
Pemilu dapat bekerja dan menjalankan Pemilu PresidendanWakilPresidentahun 2014:
peran masing-masing dalam rangka
mewujudkan hasil daftar pemilih Tabel 3.1:
Data Surat Edaran Dalam Rangka Pengawasan Pencegahan
yang baik; komprehensif, akurat dan
mutakhir. No Nomor SE Tanggal Perihal Pokok Isi
1 0554/Bawaslu /V/2014 9 Mei 2014 Instruksi
Pengawasan
Menginstruksikan kepada
seluruh jajaran Pengawas
b. Expert Meeting DPS Pemilu Pemilu untuk:
Presiden dan a. Melakukan pengawasan
Wakil Presiden pengawasan terhadap
tahun 2014 pemutakhiran data
Kegiatan ini dilakukan dengan pemilih Pemilu Presiden
mengundang pegiat dan para ahli dan Wakil Presiden
Tahun 2014 yang
Pemilu dalam rangka penyusunan berumur 17 Tahun pada
tanggal 10 April s.d. 9 Juli
bahan-bahan yang menjadi intrumen 2014;
b. Panwaslu
pengawasan, baik yang terkait dengan Kabupaten/Kota
konsep pengawasan, bahasn-bahan melakukan koordinasi
dengan masing‐masing
supervisi maupun materi yang akan KPU Kabupaten/Kota
untuk mendapatkan data
dituangkan dalam Surat Edaran dan by name by adress Pemilih
yang terdaftar dalam DPK
Instruksi Bawaslu dan materi dalam dan DPKTb Pemilu
panduan petunjuk teknis pengawasan. Anggota DPR, DPD dan
DPRD Tahun 2014,
Dari kegiatan expert meeting ini sebagai
pengawasan
bahan
33
c. Seluruh jajaran Pengawas
Pemilu PresidendanWakilPresidentahun 2014:
Pemilu melakukan
pemeriksaan terhadap
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
Tabel 3.1: salinan DPSHP Pemilu
Presiden dan Wakil
Data Surat Edaran Dalam Rangka Pengawasan Pencegahan
Presiden Tahun 2014
tersebut untuk
No Nomor SE Tanggal Perihal Pokok Isi
memastikan akurasi.
1
3 0554/Bawaslu /V/2014
0689/Bawaslu
/VI/2014
9 Mei 2014
6 Juni 2014 Instruksi
Pengawasan
Menginstruksikan
a) Bawaslu
seluruh
kepada
Provinsi
jajaran Pengawas
melakukan supervisi
DPS Pemilu
Penyusunan Pemilu untuk:
pelaksanaan pengawasan Sedangkan untuk peserta Pemilu,
Presiden dan
DPT, ditujukan a. pleno penetapan DPT oleh
Melakukan pengawasan
Wakil Presiden
kepada Ketua pengawasan
Panwas terhadap
Kabupaten/Kota Bawaslu menyampaikan himbauan
tahun 2014
Bawaslu
Provinsi
pemutakhiran
untuk memastikan bahwa
pemilih Pemilu Presiden
Panwaslu
data
kepada peserta Pemilu terkait dengan
dan Wakil Presiden
Kabupaten/Kota
Tahun
melakukan 2014 yang
pengawasan
partisipasi peserta Pemilu dalam
berumur
Pleno 17 Tahun
Penetapan pada
DPT di mewujudkan daftar pemilih yang
tanggal 10 April s.d. 9 Juli
tingkat Kabupaten/Kota
2014; prosedur
sesui dan komprehensif, akurat dan muttakhir.
b. mendapatkan salinan DPT
Panwaslu
by name by address serta
Kabupaten/Kota Himbauan ini disampaikan pada saat
melakukan
berita acara koordinasi
dengan masing‐masing
penetapan DPT;
Pleno Bawaslu membacakan rekomendasi
KPU
b) Bawaslu Kabupaten/Kota
Provinsi dalam forum rapat pleno KPU RI
untuk mendapatkan
memastikan data
Panwaslu
by name by adress Pemilih
Kabupaten/Kota rekapitulasi nasional Daftar Pemilih
yang terdaftar dalam DPK
melakukan supervisi
dan DPKTb
pelaksanaan Pemilu
pencermatan Tetap Pemilu Presiden dan Wakil
Anggota DPR,
akurasi
DPRD Tahun
dilakukan
DPT DPD yang dan
2014,
oleh Panwaslu
Presiden pada tanggal 13 Juni 20014
sebagai
Kecamatan dan bahan
PPL. di Gedung KPU.
pengawasan
Pencermatan tersebut
antara lain meliputi:
pemutakhiran data
pemilih Pemilu
Pemilih
dan Wakil
dikenal, pemilih
Presiden
fiktif/tidak
19
Presiden
yang b. Melakukan supervisi ke daerah
Tahun 2014
telah meninggal dunia,
TNI/Polri aktif yang
2 0666/Bawaslu /V/2014 30 Mei Instruksi Bawaslu menyampaikan
2014 Pengawasan
terdaftar dalam DPT,
agar:
Pemilih dibawah umur
Bawaslu, disamping telah
Penyusunan
DPS Hasil
a. Seluruh jajaran Pengawas
dan belum menikah, serta
Pemilu memastikan
melakukan langkah-langkah
kebenaran dan akurasi
No Nomor SE Tanggal Perihal
Pemutakhiran Pokok Isi
pelaksanaan
data sesui dengan KTP pencegahan sebagaimana tersebut di
Pemilu pengumuman identitas
atau DPSHP
Presiden dan Pemilu Presiden
kependudukan yang dan
sah atas, juga melakukan kegiatan supervisi
Wakil Presiden Wakil Presiden Tahun
lainnya;
c) Terhadap hasil ke daerah. Kegiatan ini dilakukan
pencermatan DPT oleh
PPL, dikoordinasikan oleh
untuk memastikan apakah kebijakan-
Panwaslu Kecamatan kebijakan teknis pengawasan yang
untuk disampaikan secara
tertulis kepada PPS dan telah dikeluarkan oleh Bawaslu RI
PPK dengan tembusan
Panwaslu melalui surat edaran dilaksanakan
Kabupaten/Kota.
Selanjutnya Panwaslu
dengan baik oleh pengawasanPemilu
Kabupaten/Kota agar di daerah atau tidak. Kegiatan ini
melakukan rekapitulasi
hasil pencermatan DPT juga dalam rangka untuk melakukan
dan menyampaikan
kepada KPU cek dan klarifikasi terhadap masalah-
Kabupaten/Kota secara
tertulis dilengkapi dengan
masalah yang muncul di daerah
daftar nama (by name by dan sekaligus memberikan asistensi
address);
d) Bawaslu Provinsi penyelesaiannya.
melakukan pengawasan
pelaksanaan pleno
rekapitulasi
tingkat
DPT di
Provinsi,
Pada pelaksanaannya, berdasarkan
memastikan tindak lanjut informasi, data dan peta persoalan yang
rekomendasi hasil
pengawasan yang ada, kegiatan supervisi ini dilakukan
disampaikan oleh
Panwaslu di sembilandaerah, yaitu JawaTimur,
Kabupaten/Kota,
mendapatkan
serta
salinan
Sumatera Utara, Sulawesi Selatan,
berita acara
rekapitulasi DPT.
pleno Banten, Nusa Tenggara Timur, Jawa
Sumber: Bawaslu RI Tahun 2014 Barat, Jawa Tengah, Kalimantan Barat
Selanjutnya, bagian dari upaya pencegahan pula, dalam dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Selanjutnya, bagian dari upaya
tahapan ini Bawaslu melakukan pencermatan dan analisis
terhadap data pemilih di DPS. Kegiatan ini dilakukan dalam
pencegahan pula, dalam tahapan ini
rangka melihat adakah kemungkinan terjadi data yang dan
masih
c. Meghadiri rapat pleno nasional
Bawaslu melakukan pencermatan
rekapitulasi daftar pemilih tetap
analisis terhadap data pemilih di DPS.
bermasalah di dalam DPS, mengingat sumber data DPS adalah
(DPT) di KPU RI.
Kegiatan ini dilakukan dalam rangka
DPT Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD. Hasil dari kegiatan ini,
melihat
kemudian adakah
Bawaslu kemungkinan
mengeluarkan terjadi
surat kepada KPU. Surat
Sebagai proses akhir dari kegiatan
data
nomor yang masih
0674/Bawaslu bermasalah
/VI/2014 di2014
tertanggal 5 Juni dalam
perihal
pendaftaran pemilih Pemilu Presiden
DPS, mengingat sumber data DPS
dan Wakil Presiden, dilakukan rapat
adalah DPT Pemilu Anggota DPR,
pleno rekapitulasi nasional daftar pemilih
DPD dan DPRD. Hasil dari kegiatan
tetap (DPT) oleh KPU RI. Bawaslu RI
ini, kemudian Bawaslu mengeluarkan
dalam rangka memastikan pelaksanaan
surat kepada KPU. Surat nomor 0674/
dan hasilnya sesuai ketentuan
Bawaslu /VI/2014 tertanggal 5 Juni
perundang-undanganmenghadiri
2014 perihal hasil analisis DPS Pemilu
pelaksanaan rekapitulasi nasional ini
Presiden dan Wakil PresidenTahun
pada tanggal 13 Juni 2014 di Gedung
2014.
34
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
KPU RI.Dalam rapat pleno yang tetapkan menjadi DPS Pemilu Presiden dan
di hadiri juga dua perwakilan dari Wakil Presiden ini. Dengan menggunakan
pasangan calon masing-masing inilah sistem yang dimiliki, Bawaslu menemukan
Bawaslu RI menyampaikan hasil-hasil data pemilih yang disebutdengan data
selama melakukan pengawasan dan yang diindikasikan‘fraud’ yang ada di DPS
menyampaikan rekomendasinya. yang merupakan warisan data lama (DPT
Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD)
c. Temuan Dugaan Pelanggaran yang banyak mengandung masalah
dalam ahapan Pendaftaran itu. Berikut adalah katagori data yang
Pemilih diindiaksikan “fraud” yang ada di DPS
berdasarkan hasil analisis yang dilakukan
1) Pengawasan terhadap DPS dan DPSHP oleh Bawaslu :
Tabel 3.2:
Data Kesalahan dalam Daftar Pemilih
35
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
36
Sumber: Bawaslu RI Tahun 2014
24
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
Berdasarkan hasil pencermatan pemilih hasil perbaikan, masa tanggapan
dan analisis data-data di atas, Bawaslu dan masukan masyarakat serta, sehingga
menyimpulkan bahwa dalam DPS yang Bawaslu dan jajarannya di bawah harus
ditetapkan oleh KPU, masih terdapat benar-benar dapat mengawal apa saja
permasalahan krusial terkait dengan akurasi yang dilakukan oleh KPU dan jajarannya
atau validitas datanya. Masalah-masalah di bawah serta bagaimana tindaklanjut
tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut : dari pengawasan yang dilakukan oleh
Pengawas Pemiludi daerah.
1) Daftar nama yang digandakan dari DP4
namun nama pemilih asli masih ada/ Maka berdasarkan laporan
tercantum sejumlah 2.691.497 nama; yang disampaikan oleh Bawaslu Provinsi
kepada Bawaslu RI dalam tahapan
2) Daftar nama yang ditimpa dari DP4 (NIK pengawasan proses menuju DPT ini, dapat
tidak ganda) dan nama pemilih aslinya dikemukakan bahwa KPU Kabupaten/
hilang sejumlah 2.133.738 nama; Kota tidak sepenuhnya melaksanakan
penyusunan Daftar Pemilih secara tepat
3) Daftar nama yang ditimpa dari DP4 dan prosedur dengan tata cara sebagaimana
digandakan serta pemilih asli sudah tidak yang diatur dalam peraturan perundang-
ada lagi/hilang sejumlah 621.928 nama; undangan, diantaranya :
4) Daftar nama yang baru ada di DPT 1) KPU Kabupaten/Kota tidak membuat
kemudian digandakan akan tetapi Berita Acara dan Dokumen DPS;
sebelumnya nama nama tersebut tidak
terdapat di DP4 sejumlah 1.549.393 2) KPU Kabupaten/Kota tidak memberikan
nama; dokumen dan data DPTb, DPK, DPKTb;
5) Daftar nama yang baru ada di DPT, tidak 3) KPU Kabupaten/Kota tidak memberikan
ganda, NIK infalid, dan sebelumny atidak dokumen daftar pemilih baru;
terdapat di DP4 sejumlah 5.974.189
nama; 4) Sinkronisasi DPS, DPTb, DPK, DPKTb
tidak dilakukan secara terbuka;
6) Daftar nama yang baru masuk di
DPT, tidak ganda, NIK valid namun 5) KPU Kabupaten/Kota tidak
sebelumnya tidak masuk dalam DP4 mengumumkan DPSHP.
sejumlah 16.623.525 nama.
Sedangkan terhadap hasil
Terhadap hasil ini, Bawaslu pengawasan yang dilakukan oleh Jajaran
kemudian menyampaikan surat kepada Pengawas Pemilu (PPL, Panwaslu
KPU sebagai tindak lanjut hasil analisis Kecamatan, Panwaslu Kabupaten/Kota,
terhadap DPS tersebut. Surat Bawaslu Bawaslu Provinsi) ini, telah disampaikan
bernomor: 0674/Bawaslu /VI/2014 secara berjenjang kepada KPU dan
tertanggal 5 Juni 2014 perihal hasil jajarannya.
analisis terhadapdokumen DPS untuk
ditindaklanjuti oleh KPU. Berdasarkan laporan yang diterima
oleh Bawaslu dan hasil analisis terhadap
2) Pengawasan terhadap Proses perubahan data pemilih dari DPS,
Penyusunan DPT DPSHP dan DPT di 23 Provinsi, Bawaslu
menengarai terjadi pola perubahan data
Bawaslu dalam proses tahapan pemilih di daerah sebagai berikut :
menuju ditetapkannya DPT ini, telah
mengeluarkan surat edaran kepada a) Perubahan jumlah data pemilih selalu
Bawaslu Provinsi untuk melakukan naik atau bertambah dari DPS, DPSHP
pengawasan ketat pada proses tahapan dan DPT. Untuk Katagori ini terjadi di
ini. Sebagaimana diketahui dalam menuju 13 Provinsi ; Riau, Sumsel, Kepri, DKI,
proses ditetapkannya DPT ini, ada Banten, Kalbar, Kalteng, Kaltim, Sulut,
serangkaian proses yang dilakukan oleh Sulteng, Sultra, Sulbar, dan Papua.
KPU dan jajarannya, mulai dari sinkronisasi,
pemutakhiran, pengumuman daftar
Perubahan jumlah ini
37
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
39
35
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
(DPKTb).
Menyadari Pemilih akanpenyusunan
bahwa hasil muncul padadaftar saat
pemilih
3) Pengawasan terhadap penyusunan dan dilaksanakannya pemungutan suara pada
Khusus (DPK) ini belum menjamin seluruh pemilih yang telah
penetapan DPK tanggal 9 Juli 2014.
memenuhi syarat terdaftar dalam DPK, maka Bawaslu
40
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
Kabupaten Tulang Bawang Barat provinsi KPU mengadopsi semangat dan ruh
lampung, Kabupaten Rejang Lebong yang sama seperti dalam pelaksanaan
Provisni Bengkulu, Kabupaten Blora provinsi Pemilu legisltaif yang telah lebih dulu di
Jawa Tengah, Kabupaten Jepara provinsi laksanakan, namun pada akhirnya tetap
Jawa Tengah, Kabupaten Karanganyar tidfak terhindar dari kontroversi masalah
provinsi Jawa Tengah, Kota Singkawang daftar pemilih ini.
Kalimantan Barat, Kabupaten Kutai Timur
Kalimantan Timur, Kabupaten Banjar 2. Daftar pemilih pemilu presiden dan wakil
Provinsi Kalimantan Selatan, Kabupaten presiden yang ditetapkan oleh KPU
Badung Provinsi Bali, Kabupaten Tebanan sebagaimana SK KPUNomor 477 Tahun
Provinsi Bali, Kabupaten Gianyar Provinsi 2014 tentangpenetapanrekapitulasi DPT
Bali, Kabupaten Bulelng Bali, Kabupaten Pemilu Presiden dan Wakil Presiden
Timur Tengah Selatan Provinsi NTT, Tahun 2014, telah menunjukkan hasil dari
Kab. lombok Barat Provinsi NTB, Provinsi sebuah proses tahapan sebagaimana
Maluku Utara, Kabupaten Halmahera Barat, peraturan perundang-undangan dan
Halmahera Tengah. ketentuan yang telah ditetapkannya
sendiri oleh KPU.
Adanya masalah dalam daftar pemilih
sebagian disebabkan adanya pelanggaran 3. Karena data pemilih ini bergerak
terhadap prosedur dalam pelaksanaan dinamis, maka daftar pemilih yang telah
pemutakhiran daftar pemilih seperti DPS ditetapkan oleh KPU tersebut, tetap
tidak diumumkan atau ditempel di kelurahan, berpeluang mengalami perubahan,
dan adanya kesalahan dalam melakukan baik karena pemilih yang telah terdaftar
input data ke dalam DPT. tersebut mengalami peristiwa yang
menyebabkan tidak lagi memenuhi syarat
5) Analisa, Kesimpulan dan Rekomendasi seperti telah meninggal dunia, berubah
Perbaikan Tahapan Penetapan Daftar status dan pindah domisili, juga karena
Pemilih masih ditemukannya data pemilih ganda
bahkan fiktif, serta pemilih-pemilih yang
Pelaksanaan tahapan pendaftaran masih tercecer tidak terdaftar pemilih
pemilih dalam Pemilu Presiden dan Wakil dalam DPT.
Presiden ini, bagaimanapun telah berusaha
dilaksanakan oleh KPU dan jajarannya 4. Bawaslu RI dan jajarannya, sejak awal
secara maksimal sesuai ketentuan telah menjadikan tahapan pendaftaran
perundan-undangan yang ada. Begitupun pemilih Pemilu Presiden dan Wakil
Bawaslu RI, betapapun telah berusaha Presiden ini sebagai perhatian khusus
melakukan tugas pengawasannya dengan dalam melakukan tugas pengawasan
selalu hadir dan memberikan rekomendasi tahapan Pemilu Presiden dan Wakil
pada setiap prosesnya. Namun demikian Presiden ini. Oleh karena itu,baik
pada kenyataannya masih saja ada sejumlah secara kuantitatif dan kualitatif Bawaslu
masalah yang tersisa dari proses dan hasil dan jajarannya telah berusaha keras
dari tahapan tersebut. meningkatkan proses pengawasannya
secara lebihbaik pada saat pencegahan,
Berdasarkan dari uraian laporan pengawasan dilapangan, maupun
sebagaiamana di atas, maka dapat di penerusan hasil pengawasan kepada
sampaikan hal-hal berikut sebagai sebuah KPU dan pihak terkait.
kesimpulan :
5. Hasil-hasil pengawasan dan rekomendasi
1. Pendaftaran pemilih adalah bagian yang dikeluarkan oleh Bawaslu terkait
tahapaan Pemilu Presiden dan Wakil dengan DPT ini telah menunjukkan
Presiden yang bukan saja selalu bahwa pengawasan yang dilakukan oleh
memiliki potensi masalah terkait Bawaslu dan jajarannya di bawah telah
dengan proses pencapaian akurasi berjalan secara maksimal. Meskipun
dan derajat kemutakhirannya, tetapi harus diakui terdapat hal-hal yang belum
dalam Pemilu presiden kali ini, dari sisi terjangkau sepenuhnya oleh Bawaslu
undang-undangnya memiliki kelemahan terutama yang terkait dengan regulasi
mendasar dalam mewujudkannya. perundang-undangan maupun yang
Permasalahan ini secara teknis terkait karena tidak ditindaklanjutinya
sebenarnya telah di minimalisir oleh KPU hasil-hasil pengawasan Bawaslu dan
dengan memberikan ketentuan teknis jajarannya oleh KPU maupun pihak-
pengaturannya ke dalam peraturan pihak terkait.
41
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
Tabel 3.6:
Kegiatan Pengawasan Logistik Pemilu 2014
Rapat Koordinasi Sosialisasi pengawasan yang akan Nota Kesepahaman 8 Juni 2014
Stakeholder Logistik dilakukan Pengawas Pemilu diatara parsa
stakeholder
Media Gathering Publikasi media 9 Juni 2014
2 Produksi Pengawasan Melekat 1. Memastikan Kepatuhan dan ketepatan Laporan Pengawasan 9 Juni – 9 Juli
waktu oleh KPU dan Kesekjenannya dalam berdasarkan alat kerja 2014
melaksanakan seluruh prosedur pengawasan logistik
pengadaan, produksi, distribusi sampai
dengan tata cara penggunaan seluruh
logistik yang akan digunakan danyang
tidak habis digunakan dan/atau sisa.
2. Memastikan Kepatuhan dan ketepatan
waktu terkait kelengkapan logistic yang
diadakan, diproduksi dan didistribusikan
3. Memastikan Keabsahan seluruh hasil
pengadaan, produksi dan penggunaan
serta logistic Pemilu yang tidak habis
digunakan dan/atau sisa sebagaimana
yang direncanakan.
4. Memastikan Keterbukaan atas seluruh
akses pengendalian pengadaan, produksi
dan distribusi logistic yang akan
digunakan dan yang tidak habis digunakan
dan/atau sisa.
Supervisi dwi Gambaran periodic proses produksi logistik Peta produksi Logistik 10‐12 Juni
Mingguan Pemilu Presiden dan 23‐25 Juni
Wakil Presiden 2014 30 Juni‐2 Juli
Rapat Koordinasi Diterimanya 26 Juni 2014
Stakeholder Logistik Sosialisasi hasil pengawasan yang telah Rekomendasi hasil 6 Juli 2014
dilakukan Pengawas Pemilu dalam periode pengawasan
Media Gathering waktu satu minggu Publikasi media 17 Juni 2014
27 Juni 2014
7 Juli 2014
3 Distribusi Rakernis Pengawas Sosialisasi Instrumen pengawasan dan SOP Jadual Pengawasan 14‐16 Juni
Pemilu pengawasan distribusi logistic berbasis IT beserta Tim Pengawas 2014
kepada Bawaslu Provinsi untuk kemudian
disampaikan sampai ketingkat paling
bawah
Supervisi Dwi Gambaran periodic proses produksi logistik Peta distribusi Logistik 18‐20 Juni
Mingguan Pemilu Presiden dan 2014
Wakil Presiden 2014 4‐6 Juli 2014
Rapat Koordinasi Diterimanya 26 Juni 2014
Stakeholder Logistik Sosialisasi hasil pengawasan yang telah Rekomendasi hasil 6 Juli 2014
dilakukan Pengawas Pemilu dalam periode pengawasan
Media Gathering waktu satu minggu Publikasi media 17 Juni 2014
27 Juni 2014
7 Juli 2014
Tabel 3.7:
Peta Surat Suara Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2014
1) Pengawasan Produksi
Dalam pelaksanaan pengawasaan produksi logistik 45
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden, Bawaslu lebih
memfokuskan pengawasan melekat atas produksi Surat Suara
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
47
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
Wakil Presiden, selanjutnya disebut Kampanye, di miliki oleh Pengawas Pemilu, namun faktanya
adalah kegiatan untuk meyakinkan para Pemilih beberapa daerah masih belum mendapat daftar
dengan menawarkan visi, misi, dan program tersebut. Ada dua hal yang menjadi penyebabnya
Pasangan Calon. Mekanisme penyelenggaraan yaitu:pertama, pendaftaran dilakukan tidak
tahapan kampanye pemilihan umum presiden sesuai dengan waktu yang ditentukan, kedua,
dan wakil presiden diatur dalam PKPU Nomor 16 salinan daftar pelaksana dan tim kampanye tidak
Tahun 2014 tentang Kampanye Pemilihan Umum ditembuskan kepada Pengawas Pemilu. Aspek
Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014. Hal-hal penting lainnya dari identifikasi pelaksana dan
yang diatur berkaitan dengan ketentuan mengenai tim kampanye adalah untuk mengetahui Pejabat
pelaksana, peserta dan petugas kampanye, Negara yang terdaftar. Hal ini penting karena
metode kampanye, materi kampanye, jadwal, waktu Presiden dan Wakil Presiden serta pejabat
dan lokasi kampanye, pemberitaan, penyiaran dan Negara ketima menjadi pelaksana kampanye
iklan kampanye oleh presiden, wakil presiden serta maupun tim kampanye harus mempunyai ijin
pejabat negara lainnya, larangan dan sanksi dalam cuti. Terkait ijin cuti pun, Pengawas Pemilu
kampanye . kesulitan untuk mendapatkannya dan harus
bersikap proaktif dengan mengirimkan surat.
1. Pelaksanaan Pengawasan dan Pencegahan
Pelanggaran Berkaitan dengan materi kampanye
ditemukan di media massa cetak maupun
a. Permasalahan dalam Pelaksanaan Tahapan elektronik khususnya media social ditemukan
Kampanye materi-materi kampanye yang diduga melanggar
ketentuan peraturan, salahsatunnya adalah
Pengawasan tahapan kampanye secara materi dilarang bersifat provokatif. namun
garis besar bertujuan untuk memastikan Pertama, dibeberapa daerah ditemukan media-media
terselenggaranya kampanye Pemilu Presiden yang bersifat black campaign.
dan Wakil Presiden secara aman, tertib, damai,
berdasarkan prinsip jujur, terbuka, dialogis KPU diberi kewenangan untuk menyusun
serta bertanggung jawab;Kedua, adanya jadwal kampanye rapat umum, dan kampanye
perlakuan yang sama oleh penyelenggara rapat umum dimulai sejak tigahari setelah
Pemilu, Pemerintah dan pihak terkait lainnya Pasangan Calon ditetapkan oleh KPU dan
terhadap masing-masing pasangan calon berakhir tiga hari sebelum hari dan tanggal
Presiden dan Wakil Presiden, partai politik pemungutan suara. Namun pada proses
atau gabungan partai politik yang mengusung pengawasan tahapan ini Pengawas Pemilu
pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden menemukan bahwa hingga awal bulan Juni
dalam mempersiapkan dan menyelenggarakan 2014 belum ditetapkan jadwal tersebut. Oleh
aktivitas kampanye;Ketiga,terselenggaranya karena itu Pengawas Pemilu mengirimkan dua
pendidikan politik secara baik lewat penyampaian surat kepada KPU. Surat tersebut mengenai
visi, misi, dan program dari masing-masing permohonan jadwal kampanye pemilihan umum
pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden; presiden dan wakil presiden dan surat tentang
danKeempat,menjamin terselenggaranya penjelasan tentang jadwal kampanye rapat
kampanye Pemilu Presiden dan Wakil Presiden umum pemilihan umum presiden dan wakil
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- presiden. Pengiriman surat ini sebagai upaya
undangan yang berlaku.Meskipun dalam PKPU pencegahan terjadinya kampanye rapat umum
Nomor 16 Tahun 2014 tentang Kampanye diluar jadual dan lokasi yang ditentukan.
Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden
Tahun 2014sudah dijabarkan terkait ketentuan– Dalam implementasi pelaksanaan
ketentuan mengenai pelaksanaan kampanye, pengawasan tahapan kampanye, Pengawas
namun fakta empiris masih ditemukan beberapa Pemilu menggunakan strategi pencegahan dan
hal yang tidak sesuai dengan ketentuan tersebut. penindakan. Pencegahan dilaksanakan dengan
mengirimkan surat edaran, surat himbauan dan
Salah satu obyek pengawasan tahapan surat instruksi. Surat–surat ini dikirim sesuai
kampanye adalah pelaksana, peserta dan dengan obyek terkait. Selain mengirim surat,
petugas kampanya. Pengawas Pemilu pegawas Pemilu juga melakukan identifikasi
memastikan bahwa orang-orang yang terlibat potensi rawan pelanggaran dan merumuskan
sebagai pelaksana dan tim kampanye bukanlah beberapa tren pelanggaran yang terjadi.
orang-orang yang masuk dalam pihak-pihak
yang dilarang. Oleh karena itu salinan daftar Sedikit berbeda dengan kampanye pada
pelaksana dan tim kampanye menjadi penting tahapan Pemilu legislative yang diramaikan
48
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
dengan pemasangan dugaan iklan kampanye di
luar jadwal yang ditentukan, maka pada tahapan Dalam rangka Pengawasan Kampanye
kampanye Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Bawaslu telah mengeluarkan beberapa surat
ini ramai dengan penggunaan media sosial. instruksi pengawasan kepada jajaran Pengawas
49
Selain itu hal lain yang menonjol pada Pemilu Pemilu. Surat tersebut meliputi:
Presiden dan Wakil Presiden ini antara lain tren Tabel 3.10:
Instruksi Pengawasan Kampanye
pelanggaran hal-hal yang menjadi larangan
dalam kampanye. Mulai dari orang-orang atau No. Nomor Surat Tanggal Perihal
1. 0672/Bawaslu /VI/2014 2 Juni 2014 Pengawasan Kampanye Pemilu
pihak yang dilarang menjadi pelaksana dan tim Presiden dan Wakil Presiden Tahun
2014
kampanye, materi kampanye yang provokatif, 2. 0678/Bawaslu /VI/2014 5 Juni 2014 PengawasanPemberitaan, Penyiaran
kampanye di tempat-tempat yang dilarang dan Iklan Kampanye Media Massa dan
Elektronik.
seperti lembaga pendidikan. Berdasarkan hal 3. 0683/Bawaslu /VI/2014 6 Juni 2014 Instruksi Pengawasan Kampanye
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden
tersebut, Pengawas Pemilu kemudian melakukan dan laporannya setiap hari atas
focus group discussion(FGD)untuk melakukan kegiatan kampanye yang berlangsung
di masing masing provins
identifikasi tren pelanggaran yang muncul. 4. 0686/Bawaslu /VI/2014 6 Juni 2014 Pendistribusian Surat Nomor
0676/Bawaslu /VI/2014 perihal
Hasilnya antara lain adalah: Pengawasan Penggunaan Fasilitas
Pemerintah dalam Kegiatan Politik
Praktis Pemilu Presiden dan Wakil
a) Munculnya orang-perorang ataupun Presiden 2014 kepada Gubernur,
Bupati dan Walikota.
kelompok masyarakat yang mendeklarasikan
Sumber: Bawaslu RI Tahun 2014
diri menjadi pendukung pasangan calon, yang Ruang lingkup pengawasan Badan Pengawas Pemilu tidak
kemudian melakukan aktifitas kampanye. Dan Ruang lingkup pengawasan Badan Pengawas
hanya terbatas pada pengawasan pada saat tahapan yang sedang
pada saat deklarasi dukungan dari Kelompok Pemilu tidak hanya terbatas pada pengawasan
berlangsung namun juga pencegahan terhadap kemungkinan
tersebut dihadiri oleh Pasangan Calon dan/ pada saat tahapan yang sedang berlangsung
pelanggaran
namun juga yang pencegahan
kemungkinan akan terjadi. kemungkinan
terhadap Dalam rangka
atau salah satu dari pasangan calon.
pelanggaran
pencegahan adanya yang kemungkinan
pelanggaran Pemilu Presiden akan terjadi.
2014 Bawaslu
e) Black campaign dilakukan baik melalui media daerah dan fasilitas negara/dasar
social ataupun media cetak. untukkepentingan pribadi/kelompok/
golongan yang bertentangan dengan
Berdasarkan hal tersebut di atas, Pengawas peraturan, norma dan etika dari tata kelola
Pemerintah yang baik;
Pemilu mengirimkan surat himbauan kepada
pasangan calon dan para kepala daerah b. Menghentikan atau mengganti kegiatan-
mengenai larangan kampanye, dan membuat
kegiatan yang berpotensi disalahgunakan
surat instruksi kepada Pengawas Pemilu di oleh probadi/kelompok/golongan tertentu
provinsi untuk Pengawasan Penggunaan untuk kepentingan kegiatan politik praktis
Fasilitas Pemerintah dalam Kegiatan Politik terkait Pemilu Presiden dan Wakil Presiden
Praktis Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2014 Tahun 2014;
kepada Gubernur, Bupati dan Walikota.
c. Menjaga Netralitas PNS dan dan TNI/Polri,
b. Kegiatan Pengawasan dan Pencegahan dalam sesuai Peraturan Perundang undangan yang
Tahapan Kampanye berlaku;
49
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
54
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
dekatnya isu pendanaan dengan korupsi. Secara
konseptual, isu dana kampanye memang sangat Dana kampanye Pemilu Presiden dan
erat kaitannya dengan korupsi atau korupsi Pemilu. Wakil Presiden 2014dilakukan melalui
Hal ini tidak hanya merusak demokrasi tetapi juga beberapa kegiatan adalah sebagai
menghancurkan nilai dan etika politik di tingkat berikut:
masyarakat terlebih lagi di tingkat elit politik.
a) Mengadakan expert meeting
Bawaslu melakukan pengawasan terhadap Pencegahan Tindak Pidana Korupsi
dokumen laporan sumbangan dana kampanye dari pada tanggal 13 Juni 2014. Kegiatan
sisi ketepatan waktu pelaporan dan keterpenuhan yang menghadirkan pegiat pemilu ini
prosedur serta kesuaian penerimaan laporan membahas mengenai pelaksanaan
sumbangan dana kampanye. Proses pemantauan rencana pengawasan sebagai
ini bermaksud untuk memastikan terjadinya bagian dari menemukan penggalian
pelaporan penggunaan dana kampanye selama data model/metode apa saja yang
proses kegiatan kampanye Pemilu yang bersifat efektif sebagai bahan instrument
legal, akuntabel dan transparan. Bagi calon pengawasan dana kampanye
kandidat presiden dan wapres harus mampu berikut ide, gagasan dan langkah
untuk mengelola dan mempertanggungjawabkan strategi guna proses pengawasan
penerimaan dan pengeluaran dana kampanye dana kampanye. Expert meeting ini
mereka ke publik. menghasilkan sejumlah masukan,
yaitu:
Pelaksanaan laporan dana kampanye ini
mencakup Penyerahan Sumbangan Tahap I 1. Perlunya membuat data
Dana Kampanye Pemilu Presiden dan Wakil pembanding pengeluaran dana
Presiden, Penyerahan Rekening Khusus (Reksus), kampanye yang dilakukan
Penyerahan Sumbangan Tahap II, Penyerahan dengan cara membuat kajian iklan
Laporan Awal, Penyerahan Laporan Akhir, kampanye pasangan calon. Hal
Penyerahan laporan Sumbangan tahap III, ini dapat dilakukan dengan cara
Penyerahan hasil audit KPU. mendata kampanye rapat umum
dalam bentuk investigatif untuk
1. Pelaksanaan Pengawasan dan Pencegahan mengukur belanja kampanye
Pelanggaran dengan melihat biaya artis
pendukung, jumlah kendaraan
a. Permasalahan dalam pelaksanaan yg disewa, sewa tempat, dan
Pengawasan Dana kampanye lain-lain. Penyusunan kajian
bisa bekerjasama dengan
Pada penyelenggaraan pemilihan umum awesomemetric /purengage
presiden 2014, kegiatan kampanye menjadi plotting untuk menelusuri biaya
rawan konflik karena altar kontestasi hanya iklan kampanye media elektronik
di ikuti 2 kubu pasangan calon yakni Jokowi dan juga biaya kampanye hitam.
– Jusuf Kalla dan Prabowo Subianto – Hatta
Rajasa. 2. Penelusuran untuk memastikan
sumbangan pihak lain dalam
Kuatnya dukungan antara dua pasangan calon sumbangan dana kampanye
tersebut, setidaknya memunculkan dukungan Pemilihan Presiden dan Wakil
yang terbentuk secara formal sebagaimana Presiden Tahun 2014.
diatur oleh Peraturan KPU, maupun informal yang
berwujud relawan. Dalam konteks pengawasan 3. Bawaslu disarankan untuk
dana kampanye, kontrol terhadap penerimaan mengirimkan surat kepada
dan penggunaan dana kampanye dukungan pasangan calon untuk
formal relatif mudah di awasi karena telah diatur mengingatkan terkait adanya
prosedurnya, namun untuk dukungan informal ketidaksesuaian pengumpulan
yang berwujud relawan sulit untuk dikontrol sumbangan gotong royong yang
dan diketahui, karena sifat ketidak terikatannya. diberikan dengan prosedur
Hal ini tentunya menjadi perhatian kita semua penyerahan sumbangan dana
mengingat dugaan banyaknya dana-dana kampanye yang mengacu pada
kampanye yang belum seluruhnya terlaporkan PKPU 17 tahun 2014 dan PKPU
diluar sebagaimana yang diatur oleh KPU. Nomor 28 Tahun 2014 tentang
Perubahan Atas PKPU Nomor
b. Kegiatan dan Hasil Pengawasan dan
17 Tahun 2014 tentang Dana
Pencegahan dalam Dana Kampanye Kampanye Pemilihan Umum
Presiden dan Wakil Presiden
1) Persiapan Pelaksanaan Pengawasan
Tahun 2014 khusunya pada
55
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
Dalam hal ini Bawaslu tidak mendapatkan Prabowo‐Hatta PT. Arsari Mineral Ind. ‐
data. Joko Widodo‐Jusuf
Kalla
‐ ‐ Tidak ada sumbangan
badan usaha
69
Sumber: Bawaslu RI Tahun 2014
(4) Salinan dokumen pelaporan sumbangan
di setiap tahapan.Bawaslu menerima b)kajian
b) Hasil HasilBawaslu
kajian Bawasludalam menemukan
menemukan laporan
dokumen pelaporan sumbangan dalam
sumbangan laporan
dana kampanye tahap I sumbangan
Pasangan Calon Joko dana
pasangan calon dari KPU. Akan tetapi kampanye
Widodo Jusuf tahap
Kalla terdapat I Pasangan
penyumbang Calon
perseorangan
dokumen tersebut selalu terlambat Joko
yang tidak Widodoidentitasnya
teridentifikasi Jusuf Kalla
sejumlah terdapat
Rp
diberikan kepada Bawaslu . penyumbang
2.121.751.806. perseorangan
2 Oleh sebab itu Bawaslu yang
telah tidak
teridentifikasi
mengeluarkan surat nomor identitasnya sejumlah
0739/Bawaslu /VI/2014
c. Melakukankonfirmasi dan pengecekan RpJuni
tanggal 24 2.121.751.806. OlehKlarifikasi
2014 Perihal Permohonan sebab 2
itu
terhadap dokumen pelaporan rekening Identitas Bawaslu telah mengeluarkan
Penyumbang Perseorangan Dalam Sumbangan surat
khusus dengan cakupan: nomor 0739/Bawaslu /VI/2014 tanggal
Dana Kampanye Tahap I Pasangan Calon Nomor Urut 2.
24 Juni 2014 Perihal Permohonan
(1) Kesesuaian transaksi di reksus sesuai Klarifikasi Identitas Penyumbang
dengan catatan transaksi yang dilakukan
Perseorangan
Dalam Sumbangan
di laporan penerimaan dan pengeluaran Dana Kampanye
Tahap I Pasangan
dana kampanye. dari pengecheckan Calon Nomor Urut 2.
ini didapati bahwa transkasi di reksus
sesuai dengan catatan didalam transaksi Tabel 3.20:
Kelengkapan Data Penyumbang
laporan penerimaan dan penggeluaran
dana kampanye. AMA NAMA
IDENTITAS PENYUMBANG
PERSEORANGAN BADAN USAHA
PASLON PENYUMBANG
a b c d e f g h i j a b c d e f g H i j
(2) Salinan dokumen pelaporan rekening
Lody Adrianus
khusus.Bawaslu meneriman hasil Ranti
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Periode I. Berdasarkan hasil pengawasan Sumber: Bawaslu RI Tahun 2014
1 PKPU 17 tahun 2014, pasal 10 (1) Dana Kampanye yang berasal dari sumbangan pihak lain perseorangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3) huruf a, nilainya tidak
boleh melebihi dari Rp. 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) selama masa Kampanye. (2) Dana Kampanye yang berasal dari sumbangan pihak lain kelompok, perusahaan, dan/
2 Pasal 22 ayat satu (1) huruf bPeraturan KPU Nomor 17 Tahun 2014 disebutkan bahwa
atau badan usaha non pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3) huruf b, hurufPasangan Calon d,dan/atau
c, dan huruf Tim boleh
nilainya tidak Kampanye
melebihitingkat nasional,
dari Rp. provinsi dan/atau
5.000.000.000,00 (lima miliar
kabupaten/kota dilarang menerima sumbangan pihak lain yang berasal dari penyumbang
rupiah) selama masa Kampanye. (3) Dana Kampanye yang berasal dari pihak lain sebagaimana dimaksud pada ayat
yang tidak jelas identitasnya. (1) dan ayat (2), adalah bersifat kumulatif
2 Pasal 22 ayat satu (1) huruf bPeraturan KPU Nomor 17 Tahun 2014 disebutkan bahwa Pasangan Calon dan/atau Tim Kampanye tingkat nasional, provinsi dan/atau kabupaten/kota
dilarang menerima sumbangan pihak lain yang berasal dari penyumbang yang tidak jelas identitasnya.
57
PASANGAN CALON PENYUMBANG
Prabowo‐Hatta 50
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014 Joko Widodo‐Jusuf Kalla 40.403
70
Keterangan untuk Sumbangan Keterangan Untuk Sumbangan Badan Dalam sumbangan yang berasal dari
Perseorangan: Usaha: Dalam sumbangan yang berasal dari perseorangan diperoleh
a: Nama a: Nama Perusahaan perseorangan diperoleh 8 penyumbang dari
b: Tempat/tanggal lahir dan umur b: Alamat Perusahaan
c: Alamat penyumbang c: Nomor Akte Pendirian sejumlah 50 penyumbang perseorangan
8 penyumbang dari sejumlah 50 penyumbang perseorangan
d: Nomor identitas d: NPWP Perusahaan
e: NPWP (bila ada) e: Nama dan alamat direksi Pasangan
Pasangan Calon 1 yang tidak
Calon Nomor Nomor menyertakan
1 yang identitas tidak
f: Pekerjaan
g: Alamat pekerjaan
f: Nama pemegang saham mayoritas
g: Jumlah sumbangan
menyertakan identitas nama. Akan tetapi
h: Jumlah sumbangan h: Asal perolehan dana nama. Akan tetapi
sumbangan yangsumbangan yang identitas
tidak jelas tidak jelas identitas
tersebut
i: Asal perolehan dana i: Status Badan Hukum
j: Pernyataan penyumbang j: Pernyataan penyumbang sebesar
tersebut Rp Rp
sebesar 1.770.000,- telahdikembalikan
1.770.000,‐ telah dikembalikan pada
Berdasarkan tabel 3.20, menunjukkan bahwa Pasangan
pada tanggal 6 Juli 2014 melalui KPU.
tanggal 6 Juli 2014 melalui KPU. Sedangkan dari Pasangan
Calon nomor urut dua sudah memberikan tanggapan terhadap
Berdasarkan tabel 3.20, menunjukkan Sedangkan dari Pasangan Calon Nomor 2 dari
surat Bawaslu berupa surat resmi Nomor Calon
bahwa Pasangan Calon nomor urut dua total Nomor
40.4032 penyumbang
dari total 40.403
banyak penyumbang
penyumbang banyak
016/BHR/JKWJK/VI/2014 dengan penjelasan sebagai berikut:
sudah memberikan tanggapan terhadap perseorangan yang tidak teridentifikasi
penyumbang perseorangan yang tidak teridentifikasi identitas
(1) Penyebab tidak teridentifikasinya sejumlah penyumbang
surat Bawaslu berupa surat resmi Nomor nama secara jelas.
perseorangan disebabkan karena penyumbang melakukan identitas nama secara jelas.
016/BHR/JKWJK/VI/2014 dengan penjelasan
transfer atau transaksi langsung melalui electronic banking.
sebagai berikut:
(2) Pasangan Calon dan tim kampanye sudah mengirimkan Tabel 3.22:
ke masing‐masing cabang bank tempat membuka
surat Sumbangan Kelompok
(1)rekening khusus untuk mendapatkan identitas penyumbang.
Penyebab tidak teridentifikasinya
sejumlah penyumbang perseorangan NAMA JUMLAH
(3) Usaha lain dari Pasangan calon dan tim adalah memuat iklan
PASANGAN CALON PENYUMBANG
disebabkan karena penyumbang
layanan masyarakat di Harian Nasional maupun daerah pada
Prabowo‐Hatta 1
melakukan
tanggal 27 Juni 2014 transfer
dan tanggal 1 atauJuli 2014 transaksi
untuk Joko Widodo‐Jusuf Kalla ‐
langsung melalui
identitas electronic banking.
sosialisasi perlunya lengkap penyumbang. Selain
Paslon dan tim kampanye membentuk call center
itu,
(2)(layanan
Pasangan Calon
sms dan email) dan tim
agar masyarakat kampanye
yang melakukan Tabel 3.23:
sudah mengirimkan surat ke masing-
sumbangan langsung melalui transfer dan electronic banking Sumbangan Badan Usaha
masing
mudah cabang
mendapatkan bank
formulir tempat membuka
dan mengembalikan kepada
rekening khusus untuk mendapatkan
Tim Kampanye Nasional Joko Widodo dan Jusuf Kalla. NAMA JUMLAH JUMLAH
identitas penyumbang.
2. Laporan Penerimaan Dana Kampanye Periode II.
PASANGAN CALON BADAN USAHA SUMBANGAN
Prabowo‐Hatta 11 Rp. 51.843.428.970,‐
Pengawasan ini memperoleh hasil sebagai berikut:
Joko Widodo‐Jusuf Kalla 12 Rp 43.000.000.000,‐
a)(3) Usaha
Bawaslu lain dari sumbangan
menemukan Pasangan yang calon
berasal dandari tim
adalah memuat
penyumbang iklan
yang tidak jelas layanan
identitasnya masyarakat
dalam laporan
e. Melakukankonfirmasi dan pengecekan dokumen pelaporan
di Harian
sumbangan dana Nasional maupun
kampanye tahap daerah
II diperoleh pada
sebagai
tanggal 27 Juni 2014 dan tanggal 1 Juli
berikut: e. akhir dana kampanye dan hasil audit dana kampanye, yang
Melakukankonfirmasi dan pengecekan
2014 untuk sosialisasi perlunya identitas dokumen pelaporan akhir
menghasilkan beberapa hal berikut: dana kampanye dan
lengkap penyumbang. Selain itu, Paslon hasil audit dana kampanye, yang menghasilkan
1) Laporan Penerimaan Dana Kampanye tahap akhir
beberapa hal berikut:
dan tim kampanye membentuk call center
(layanan sms dan email) agar masyarakat Bawaslu telah melakukan pengawasan langsung di
1) Laporan Penerimaan Dana
yang melakukan sumbangan langsung Kantor KPU dimana laporan akhir dana Kampanye
kampanye ini
melalui transfer dan electronic banking tahap akhir
diserahkan kepada KPU lalu ditindaklanjuti dan diaudit
Bawaslu telah melakukan pengawasan
mudah mendapatkan formulir dan
mengembalikan kepada Tim Kampanye langsung
oleh disebab
KAP. Oleh Kantor KPU dimana
itu, Bawaslu laporan
tidak mendapatkan
Nasional Joko Widodo dan Jusuf Kalla. akhir dana kampanye ini diserahkan kepada
salinan data laporan akhir tersebut. Hasil data diperoleh
KPU lalu ditindaklanjuti dan diaudit oleh KAP.
2. Laporan Penerimaan Dana Kampanye Oleh sebab itu, Bawaslu tidak mendapatkan
Periode II. salinan data laporan akhir tersebut. Hasil
data diperoleh secara langsung dari KPU
Pengawasan ini memperoleh hasil sebagai ketika melakukan pengawasan dengan hasil
berikut: sebagai berikut:
a) Bawaslu menemukan sumbangan yang a) Hasil laporan dana kampanye tahap
berasal dari penyumbang yang tidak jelas akhir Joko Widodo dan Jusuf Kalla
identitasnya dalam laporan sumbangan menunjukkan terdapat 3 akun rekening
dana kampanye tahap II diperoleh sebagai bank yang menjadi akun rekening
berikut: 71 Joko Widodo. Total dari laporan Dana
Kampanye Jokowi adalah Rp. 311
Tabel 3.21: Miliar, dengan rincian 151 Miliar laporan
Sumbangan Perseorangan
pengeluaran iklan, 121 Miliar laporan
NAMA JUMLAH pengeluaran aktivitas kampanye, dan Rp
PASANGAN CALON PENYUMBANG 191Juta laporan pertemuan tatap muka.
Prabowo‐Hatta 50 Sisanya belum bisa diidentifikasi karena
Joko Widodo‐Jusuf Kalla 40.403 pihak KPU cenderung tertutup untuk
Sumber: Bawaslu RI Tahun 2014 memberikan data.
Dalam sumbangan yang berasal dari perseorangan diperoleh b) Hasil laporan dana kampanye tahap
58 8 penyumbang dari sejumlah 50 penyumbang perseorangan
Pasangan Calon Nomor 1 yang tidak menyertakan identitas
nama. Akan tetapi sumbangan yang tidak jelas identitas
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
yang diberikan oleh KPU masih belum
lengkap yakni laporan hasil audit
akhir Prabowo- M. Hatta Rajasa terbagi
Pasangan Calon Prabowo- M. Hatta
menjadi 3, yakni laporan tingkat provinsi,
Rajasa untuk Provinsi Sumatera Selatan,
tingkat kabupaten, dan nasional. Total
Kabupaten Hulu Sungai Tengah dan
laporan Dana Kampanye Rp.166 Miliar
Kabupaten Sumba Timur.
terdiri dari penggunaan dana kampanye
untuk media massa sebesar 88 Miliar,
2. Dalam aspek kepatuhan, terdapat
atribut 13 Miliar, Rapat Umum 3,9 Miliar,
beberapa temuan diantaranya:
lain-lain 2,57 Miliar. Sedangkan jumlah
penerimaan Parpol 101Miliar, Presiden
a. Pasangan Calon Prabowo- M. Hatta
Capres 5 Miliar, badan usaha 56 Miliar,
Rajasa tidak menyertakan tabel harga
kelompok 1 Miliar, Perorangan 2,1Miliar.
pasar atas jasa dalam Pencatatan
Selain itu, tim kampanye menyatakan
penggunaan dana kampanye yang
ada kelebihan sumbangan yang
diterima dalam bentuk bukan kas.
dikembalikan dan juga Paslon Nomor
b. Pasangan Calon Joko Widodo dan
urut satu ini mengembalikan dana dari
Jusuf Kalla yakni:
pihak yang tidak dikenal sebanyak Rp
1.770.000,- pada laporan penerimaan
- Ditemukan adanya transaksi
dana kampanye tahap II yang berasal
yang tidak tercatat dalam LPPDK
dari 8 orang pada tanggal 6 Juli sudah
(Laporan Penerimaan dan
dikembalikan lewat KPU.
Penggunaan Dana Kampanye)
c) Dalam laporan dana kampanye , kedua dan telah dikonfirmasi kepada
Tim Kampanye Nasional. Tim
Paslon tidak menunjukkan laporan
Kampanye menjelaskan bahwa hal
dari pihak ketiga seperti pasangan
tersebut dikarenakan kesalahan
nomor 2 yang mendapat dukungan dari
teknis Bank dan sumbangan
sejumlah selebritis yang tidak dilaporkan
telah dikembalikan kepada yang
bantuannya dan juga dukungan pihak
bersangkutan.
relawan ormas.
73 - Tidak semua transaksi dalam
f. Pengawasan terhadap hasil audit dana
DLPDK (Daftar Laporan
kampanye
Umum pada Pemilu Presiden
tanggal dan Wakil2014
12 September Presiden
telah
Penerimaan Dana Kampanye)
2014. Komisi Pemilihan Umum pada tanggal
menyerahkan Hasil Audit Dana Kampanye kepada Bawaslu, 12
mencantumkan identitas.
September 2014 telah menyerahkan Hasil Audit
baik Hasil Audit Tingkat Nasional, Provinsi, Dilakukan pengujian terhadap
Dana Kampanye kepada Bawaslu, baik Hasil
Kabupaten/Kota. 11.775 penyumbang. Hasilnya
Audit Tingkat Berikut daftar Provinsi,
Nasional, laporan hasil audit dana
Kabupaten/
adalah terdapat 189 penerimaan
Kota. Berikut daftar laporan hasil audit dana
kampanye yang diberikan:
yang dilengkapi surat pernyataan
kampanye yang diberikan: dan 101 diantaranya patuh dalam
Tabel 3.24:
Daftar Hasil Audit yang Ditembuskan kepada Bawaslu RI ketentuan. Tim Kampanye Nasional
menjelaskan bahwa mereka
JUMLAH telah berupaya mengumpulkan
NO LAPORAN PASANGAN PASANGAN informasi penyumbang dengan
CALON 1 CALON 2
1. Tingkat Nasional 1 1
meminta keterangan pada bank
2. Tingkat Provinsi 32 20
terkait, media iklan pada media
cetak (surat kabar Nasional dan
3. Tingkat Kabupaten/Kota 72 59
lokal).
Sumber: Bawaslu RI Tahun 2014
Bawaslu melakukan pemeriksaan terhadap Laporan Hasil
- Terdapat 1013 transaksi yang
Dana Bawaslu
Audit melakukan
Kampanye yang diserahkan pemeriksaan
oleh KPU, dan tercantum dalam DLPDK
terhadap Laporan Hasil Audit Dana Kampanye
menemukan bahwa laporan tersebut belum lengkap. (Daftar Laporan Penerimaan
yang diserahkan oleh KPU, dan menemukan
Laporan yang diserahkan adalah Laporan Hasil Audit Dana Dana Kampanye) tidak dapat
bahwa laporan tersebut belum lengkap.
ditelusuri pada RKDK (Rekening
Laporan Pasangan
Kampanye yang diserahkan adalahHatta
Calon Prabowo‐M. Laporan
Rajasa
Khusus Dana Kampanye). Sudah
Hasil Audit
tingkat Dana
Provinsi Kampanye
untuk Provinsi Pasangan Calon
Sumatera Selatan,
dilakukan konfirmasi langsung
Prabowo-M. Hatta Rajasa tingkat Provinsi untuk
Kabupaten Hulu Sungai Tengah dan Kabupaten Sumba pada Tim Kampanye Nasional,
Provinsi Sumatera Selatan, Kabupaten Hulu
Timur. dan sudah direvisi terkait DLPDK
Sungai Tengah dan Kabupaten Sumba Timur.
Kajian Bawaslu terhadap hasil audit dana kampanye (Daftar Laporan Penerimaan Dana
Kampanye) dan telah dipelajari
Kajian Bawaslu terhadap hasil audit
Pemilihan menemukan hasil sebagai berikut:
oleh auditor revisi dan transaksi
dana
1. kampanye
Laporan Pemilihan
Hasil Audit menemukan
Dana Kampanye hasil
yang diberikan tersebut telah dapat ditelusuri.
sebagai berikut:
oleh KPU masih belum lengkap yakni laporan hasil Tercatat sebanyak 17 konfirmasi
1.
audit Pasangan Calon Prabowo‐ M. Hatta Rajasa untuk yang dilakukan KAP dan dijelaskan
Laporan Hasil Audit Dana Kampanye
Provinsi Sumatera Selatan, Kabupaten Hulu Sungai 59
Tengah dan Kabupaten Sumba Timur.
2. Dalam aspek kepatuhan, terdapat beberapa temuan
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
dalam Laporan Hasil Audit Dana - Terdapat perbedaan dalam
Kampanye. penggunaan operasi
dikarenakan jumlah penggunaan
- Terdapat 3 aktivitas dalam operasi dalam DAPDK tidak
Penggunaan Dana Kampanye akurat dan terjadi kesalahan
yakni Penggunaan lain-lain yang pada LPPDK pengeluaran
tidak sesuai dengan ketentuan. operasi berupa Rapat Umum
Hal tersebut telah dikonfirmasi sebesar Rp. 18.351.002.226
dan direvisi oleh Tim Kampanye belum dimasukkan ke LPPDK.
Nasional bahwa 3 aktivitas tersebut Hal tersebut telah direvisi oleh
maksudnya dalah kegiatan Tim Kampanye Nasional dan
lain yang tidak dilarang yang dikirimkan kepada KAP pada
seharusnya masuk dalam aktivitas tanggal 24 Juli 2014.
Penggunaan Operasi.
Hasil kajian secara lengkap 76
dapat
disajikan sebagai berikut:
Tabel 3.25:
Kajian Terhadap Hasil Audit Dana Kampanye Pemilihan Presiden Dan
Wakil Presiden Tahun 2014 Tingkat Nasional
PROSEDUR PASANGAN CALON
NO. YANG VARIABEL PRABOWO‐M. HATTA JOKO WIDODO‐ JUSUF
DISEPAKATI RAJASA KALLA
1. Laporan dan Seluruh laporan dan Seluruh laporan dan
Kelengkapan dokumen dokumen
Dokumen. kelengkapannya telah kelengkapannya telah
diserahkan. diserahkan.
2. a. Kelengkapan Dari 143 jumlah Dari 55.512 jumlah
Pencatatan transaksi dilakukan transaksi dilakukan
Transaksi penelusuran terhadap penelusuran terhadap
Penerimaan dan 100 transaksi 11.112 transaksi.
Penggunaan Dana sebagaimana prosedur
Kampanye. yang telah ditentukan
yakni 20 % dari seluruh
jumlah transaksi. Jika
kurang dari 100 maka
yang ditelusuri
berjumlah 100 transaksi.
b. Penelusuran Tidak ditemukan Ditemukan adanya
transaksi apakah transaksi yang tidak transaksi yang tidak
sudah tercatat tercatat dalam LPPDK tercatat dalam LPPDK
seluruhnya dalam (Laporan Penerimaan diantaranya:
LPPDK (Laporan Penggunaan Dana 1. 3 (tiga) transaksi
Penerimaan Kampanye). penerimaan pada
Penggunaan Dana tanggal 7 Juli 2014
1. UMUM
Kampanye). melalui Bank BCA;
2. 1 (satu) transaksi
penerimaan pada
tanggal 7 Juli 2014
Bank BRI, dan
3. Tanggal 9 Juli 2014
transaksi
penerimaan di Bank
Mandiri.
Seluruhnya telah
dikonfirmasi oleh
Tim Kampanye
Nasional. Tim
Kampanye
menjelaskan bahwa
hal tersebut
dikarenakan
kesalahan teknik
bank dan sumbangan
telah dikembalikan
kepada yang
bersangkutan.
1. Kesesuaian status RKDK (Rekening Khusus RKDK (Rekening Khusus
60 bank (umum atau Dana Kampanye) dibuka Dana Kampanye) dibuka
REKENING bukan). pada Bank Mandiri pada Bank BCA tanggal
2. DANA 30 Mei 2014, Bank BRI
KAMPANYE tanggal 23 Mei 2014, dan
kesalahan teknik
bank dan sumbangan
telah dikembalikan
61
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
78
62
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
79
63
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
80
aktivitas dalam
bentuk non kas)
- Kedua aktivitas
tersebut telah sesuai
dengan ketentuan
2. Akurasi matematis Transaksi yang Secara keseluruhan
dari transaksi yang tercantum dalam DAPDK penjumlahan dalam
tercantum dalam (Daftar Aktivitas DAPDK (Daftar Aktivitas
DAPDK (Daftar Penggunaan Dana Penggunaan Dana
Aktivitas Penggunaan Kampanye) akurat Kampanye) telah akurat,
Dana Kampanye). secara matematis akan tetapi dalam
klasifikasi penggunaan
untuk transaksi‐
transaksi yang
diklasifikasikan pada
penggunaan operasi jika
dijumlahkan tidak
akurat.
3. Membandingkan Tidak terdapat Penggunaan Operasi
jumlah penggunaan perbedaan terhadap DAPDK Rp.
antara yang 258.784.374.985,‐ dan
tercantum dalam terhadap LPPDK sebesar
DAPDK (Daftar 293.165.047.600,‐.
Aktivitas Penggunaan Sedangkan Penggunaan
Dana Kampanye) Modal terhadap DAPDK
dengan LPPDK sebesar Rp.
(Laporan Penerimaan 383.328.000,‐ dan
dan Penggunaan terhadap LPPDK sebesar
Dana Kampanye). Rp. 383.328.000,‐. Dan
Penggunaan lain‐lain
terhadap DAPDK sebesar
Rp. 169.950.000,‐ dan
terhadap LPPDK adalah
Rp. 0,‐.
Berdasarkan
perbandingan diatas,
terdapat perbedaan
dalam penggunaan
operasi dikarenakan
jumlah penggunaan
operasi dalam DAPDK
(Daftar Aktivitas
Penggunaan Dana
Kampanye) tidak akurat
dan terjadi kesalahan
pada LPPDK (Laporan
Penerimaan dan
Penggunaan Dana
Kampanye) pengeluaran
operasi berupa Rapat
Umum sebesar Rp.
18.351.002.226 belum
dimasukkan ke LPPDK.
Hal tersebut telah
direvisi oleh Tim
Kampanye Nasional dan
dikirimkan kepada KAP
pada tanggal 24 Juli
2014.
64
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
81
65
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
menjaga ontensitas hasil suara pemilihan pemilih kegiatan pemungutan dan penghitungan suara
dan juga ada keharusan ketepatan dalam terdiri dari kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
pengadministrasinya sesuai peraturan yang
ada, serta kewajiban-kewajiban lain yang harus 1. Kegiatan persiapan, yang terdiri dari kegiatan
dipenuhi oleh petugas penyelenggara terhadap penyampaian surat pemberitahuan (formulir
Pengawas Pemilu serta sakasi pasangan calon C6 – PPWP) kepada pemilih, dan kegiatan
semisal penyerahan salinan berita acara hasil pengumuman dan pemberitahuan tempat
penghitungan suara. dan waktu pemungutan suara. Kegiatan
ini berlangsung sampai pada sebelum
Dalam tahapan ini, praktek-praktek pelaksanaan pemungutan dan penghitungan
pelanggaran, penyimpangan, kecurangan dan suara.
manipulasi seperti penggunaan hak pilih oleh
yang tidak berhak, masalah money politic, 2. Kegiatan pelaksanaan, yang terdiri dari
mobilisasi pemilih, penyimpangan prosedur kegiatan pemungutan dan penghitungan
dan tata cara pemungutan dan penghitungan, suara sesuai waktu yang telah ditentukan,
penyimpangan dalam penuanagan berita kemudian kegiatan dilanjutkan dengan
acara, petugas tidak memberikan berita acara penyusunan Berita Acara dan sertifikasi
dan formulir c1 serta kesalahan pemulisannya serta pengumuman hasil penghitungan
sebagaimana yang terjadi dalam pelaksanaan suara di TPS, dan diakhiri dengan kegiatan
Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD lalu telah penyampaian hasil penghitungan suara
memberi gambaran nyata bagaimana tahapan ini dan alat-alat kelengkapan di TPS melalui
rawan dan rentan pelanggaran dan kecurangan penyerahan kotak ke PPS. Semua kegiatan
ini terajdi. Bagi Bawaslu gambaran permasalah pelaksanaan ini dilakukan pada satu hari,
tersebut harus menjadi pengalaman berharga yakni pada tanggal 9 juli 2014.
dalam melaksanalkan pengawasannya. Pada
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden ini harus 1. Pelaksanaan Pengawasan dan Pencegahan
tindakan pencegahan Bawaslu harus lebih efektif Pelanggaran
untuk meminimalisir dan bahkan meniadakan
pelanggaran dan kecurangann yang terjadi. a. Permasalahan dalam pelaksanaan tahapan
pemungutan dan penghitungan suara
Berdasarkan fakta-fakta itulah kemudian
didalam banyak kesempatan, Bawaslu selalu Pengawasan pelaksanaa tahapan
menyampaikan kepada jajarannya dan pemungutan dan pemungutan suara
bahkan kepada publik, bahwa Bawaslu tidak ini meliputi pengawasan pada sebelum
akan mentolelir sedikitpun kecurangaan pemungutan suara, pada saat pelaksanaan
dan kelsalahan dalam pelaksanaan tahapan pemungutan suara dan pada saat setelah
pemungutan dan penghitungan suara pada pemungutan suara, yakni pada saat
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014. penghitungan suara dan sesudahnya. Oleh
Kita harus perketat pengawasan dan bertekad karena itu permasalahan yang muncul pada
untuk mewujudkan “zero” pelanggaran dalam tahapan ini adalah meliputi ke tiga fokus
pelaksanaan PemiluPresiden dan Wakil Presiden pengawasan tersebut.
kali ini. Demikian yang selalu disampaikan ketua
Bawaslu RI pada setiap kesempatan. Berdasarkan laporan hasil pengawasan
dari 33 Provinsi, secara umum permasalahan
Tahapan pelaksanaan pemungutan dan yang muncul selama tahapan pemungutan
penghitungan suara ini berlangsung hanya satu dan penghitungan suara Pemilu Presiden
hari, yakni pada tanggal 9 Juni 2014. Dan secara dan Wakil Presidenbaik pada saat persiapan
teknis tahapan ini terdiri dari dua kegiatan maupun pelaksanaannya adalah sebagai
yang berbeda meskipun pelaksanaannya berikut:
berangkaian. Kegiatan pemungutan dimulai
pada pukul 07.00 (waktu setempat) dan berakhir a. Terjadinya Kampanye di masa tenang
pada pukul 13.00 (waktu setempat), sementra
kegiatan penghitungan suara baru dilaksanakan Kegiatan kampanye meskipun dilarang
setelah pemungutan selesai yaitu pada pukul dilaksanakan di masa tenang, tetap saja
13.00 (waktu setempat) dan berakhir hingga dilakukan oleh umumnya relawan pasangan
selesai. Di dalam pelaksanaannya, ada prosedur calon di masa persiapan pemungutan suara
dan tata cara yang yang diatur secara detail ini. Mereka melakukannya secara sembunyi-
oleh peraturan KPU yang harus di patuhi oleh sembunyi dengan dalih rapat konsolidasi
petugas penyelenggara. Secara detail tahapan dan penyiapan saksi dalam kegiatan
66
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
pemungutan suara. Kegiatan ini meskipun munculnya pemilih yang tidak lagi memenuhi
secara terselubung dilakukan oleh masing- syarat setelah DPT di tetapkan atau masih
masing relawan pasangan calon, tetap saja banyak pemilih yang yang tidak memenuhi
menggangu situasi dan kondisi masyarakat syarat ada di DPT serta pemilih yang memenuhi
jelang pemilihan bahkan tak jarang di dalam syarat tetapi tidak terdaftar dalam DPT dan
kegiatan ini terjadi mobilisasi pemilih untuk DPK. Akibat dari permasalahan ini adalah
mengarahkan pilihannya ke pasangan calon adanya pemilih yang dapat menggunakan hak
yang diusungnya. pilihnya lebih dari sekali, pemilih yang terpaksa
menggunakan KTP untuk menggunakan hak
pilih. Dalam banyak kasus pemilih pengguna
Pengawas Pemilu di daerahpun sulit
KTP jumlahnya cukup banyak.
menjerat untuk menindaknya sebagai
pelanggaran kampanye di masa tenang e. Sosialisasi penggunaan KTP dan formulir A5
karena pada umumnya ditemukan
ketidakterpenuhan unsur kampanye. Salah satu kejadian yang menonjol selama
pemungutan dan penghitungan suara Pemilu
b. Netralitas aparat birokrasi dan pejabat Presiden dan Wakil Presiden adalah tata
cara penggunaan KTP dan formulir A5 dalam
Keterlibatan ini pada umumnya terjadi memilih. Seperti diketahui penggunaan KTP
dalam bentuk membuat surat edaran kepada bagi pemilih adalah berlaku bagi kondisi
para pegawai negeri sipil dilingkungan pemilih yang telah terdaftar di DPT atau DPK
birokrasi serta kepala desa untuk memobilisai tetapi sampai dilaksanakannya pemungutan
dukungan ke calon tertentu. suara tidak mendapatkan formulir C6 atau pada
kondisi pemilih yang belum terdaftar dalam
c. Penyalahgunaan formulir C6 DPT dan DPK tetapi telah memenuhi syarat
menggunakan hak pilih, maka pemilih-pemilih
Formuli C6 ini digunakan sebagai yang bersangkutan dapat menggunakan KTP
pemberitahuan sekaligus undangan bagi untuk dapat memilihnya. Sedangkan formulir A5
pemilih untuk menggunakan hak pilihnya adalah diperuntukkan bagi pemilih yang akan
menggunakan hak pilihnya di TPS lain atau tidak
pada hari pemungutan. Dalam praktek
di TPS asal nya. Karena sosialisasi informasi
pendistribusinya, banyak ditemukan
ketentuan ini tidak banyak disampaikan
permasalah yang terkait dengan
dan dipahami warga, maka banyak pemilih
penyalahgunaan formulir C6 ini, antara yang datang ke TPS untuk memilih dengan
lain pemilih terdaftar dalam DPT dan DPK menggunakan KTP, padahal yang bersangkutan
sampai menjelang hari pemungutan belum harus mengurus A5 terkebih dahulu, sebaliknya
mendapatkan formulir C6 ini, kemudian dalam banyak juga pemilih memanfaatkan ketidak
pembagiannya terdapat pemilih yang telah jelasan informasi penggunaan KTP untuk
meninggal dunia masih mendapatkan formulir memilih lebih dari sekali, dan juga imbas
C6, pemilih yang tidak ada di tempat karena dari masalah ini, ada petugas KPPS yang
telah pindah, bekerja atau studi di luar daerah memasukkan pemilih yang menggunakan KTP
masih diberikan formulir C6 kepada anggota ini ke dalam pemilih DPKTB padahal yang
keluarganya, ada formulir C6 yang ternyata bersangkutan sebenarnya telah terdaftar dalam
tidak ada pemilihnya, bahkan ada pemilih DPT atau DPK, sehingga tercatat double. Dan
yang mendapatkan formulir C6 dua kali. yang paling menghebohkan dari kejadian ini
Pendistribusian formulir C6 kepada orang adalah kisruh adanya dugaan dimobilisasi
yang tidak berhak ini tidak saja berlangsug pemilih-pemilih karena hanya dengan KTP bisa
pada saat pembagiannya, tetapi juga mencoblos di TPS.
berlanjut pada saat pemungutan suara, yaitu
diketahuinya pemilih yang menggunakan f. Penyimpangan surat suara
formulir C6 nya orang lain, pemilih yang akan
Permasalahan surat suara muncul ketika
mewakili mencoblos anggota keluarganya
dihitung oleh petugas KPPS tidak sama
dengan memakai formulir C6 keluarganya
jumlahnya dengan DPT plus 2% sesuai
tersebut. ketentuan. Dalam faktanya terdapat surat suara
yang lebih dari ketentuan tersebut dan ada yang
d. Penyimpangan daftar pemilih dan kurang. Pengawas Pemiludi daerah memastikan
penggunaan hak pilih tidak ada kecurangan penggunaan surat suara
yang berlebih atau kurang dari jumlah DPT plus
Permasalahan ini terjadi karena daftar 2%. Masalah lain terkait dengan surat suara ini
pemilih dalam DPT yang mengalami adalah tindakan pencoblosan surat suara oleh
perubahan akurasinya yang disebabkan petugas KPPS ataun PPS sebelum waktunya,
67
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
68
Bawaslu RI. Semua masalah‐masalah ini dibahas dan di sepakati bagaimana
solusi yang harus diambil sebagai bagaian dari pedoman pengawasan
Tabel 3. 26:
Rekomendasi Rakernis Bawaslu Provinsi
90
Terkait Tahapan Pemungutan dan Penghitungan dan Rekapitulasi Suara
No Permasalahan Rekomendasi melakjkan rekapitulasi hasilnya isiannya,
kemudian secara berjenjang
1 Jumlah TPS yang diawasi 1. Bawaslu Provinsi dan Panwaslu disampaikan ke Panwaslu kabupetn,
yang tak sebanding dengan melakukan pemetaan TPS rawan di Bawaslu RI hingga Bawaslu RI
jumlah PPL yang ada daerahnya untuk menentukan TPS 3. terhdap hasil pengawasan yang berisi
rawan yang menjadi prioritas untuk di pelanggaran pidana dan etika,
awasi panwascam menindaklanjutinya ke
2. Karena Keterbatasan persone, 1 PPL proses penagnagan pelanggaran dan
mengawasi TPS yang paling rawan di melaporkannya ke pengawasn di
daerahnya, sedangkan yang lain atasnya.
melakukan pengawasan bergerak yang 5. Laporan melalui SMS 1. agar dipertahankan atau tetap dipakai
menjangkau TPS‐TPS rawan yang getway karena ini bagian dari tuntutan
lainnya (3‐5 TPS ) 1. pengalaman Pemilu informasi cepat yang harus dipunyai
3. Berkoordinasi dengan relawan Anggota DPR, DPD dan oleh Bawaslu , tetapi dengan perbaikan
pengawas (GSR) untuk memantau TPS‐ DPRD kemarin, Bawaslu dan pengembangan sistem yang bisa
TPS yang tidak dapat dijangkau oleh PPL hanhya sekitar 20 % mengatasi hambatan di teknis
4. Menjadikan model Pengawasan yang yang dapat masuk pelaksanaannya sebagaimana terjadi di
dilakukan oleh Bawaslu Sulawesi 2. hasilnya secara nasional Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD
tenggara untuk percontohan tidak bisa diketahui oleh kemarin
pengawasan di TPS, dimana ada sistem 89 Pengawas Pemilu di 2. atau di hentikan saja, karena hasilnya
penggeseran PPL yang TPSnya sedikit bawas tidak dapat diketahui oelh pengawasn
ke TPS lainnya 3. sistem yang masih dibawahnya, dan secara teknis
5. Panwaslu kabupaten/Kota memiliki kendala yang merepotkan PPL yang justru berdampak
mengoptimalkan sumberdaya yang ada sama dengan Pemilu pada tidak maksimalnya pengawasan di
untuk melakukan pengawasan di TPS‐ Anggota DPR, DPD dan lapangan. Sebagai gantinya Laporan agar
TPS yang tidak terjangkau oleh PPL DPRD tetap menggunakan sistem manual
dengan tetap mempertimbangkan 4. laporan melalui SMS ini,
tingkat kerawanannya merepotkan PPL karena
2 Waktu pengiriman 1. Documen C1 dikirim ke Panwaslu kendala registratsi dan
Documen C1 ke jenjang kecamatan oleh PPL setelah selesai pengiriman
pengawas di atasnya rekapitulasi di desa/kelurahan, pada 5. dampak dari kewajiban
tanggal 10‐12 juni 2014 laporan melalui SMS ini,
2. Panwascam melakukan rekapitulasi PPL tidak bisa fokus
data documen c1 untuk seluruh TPS di pada pengawasan
wilayah kecamatannya, dan mengirim dilapangan teruta ketika
dokumen C1 ini ke panwas hendak menindaklanjuti
kabupaten/kota, pada tanggal 12‐15 laporan atau temuan
juni 2014 pelanggaran
3. Panwaslu kabupaten melakukan 6. Terkait buku panduan 1. Bawaslu RI mengirim buku panduan ini
rekapitulasi hasil rekapitulasi documen pungut tung dan rekap dalam bentuk soft copy dan
c1 yang dilakukan oleh panwascam penggadaannya dilakukan oleh Provinsi
untuk seluruh wilayah kabupaten/kota 2. Bawaslu Provinsi segera melakukan
4. Panwaslu kabupaten/kota mengirimkan raketrnis dan bintek kepada jajaran di
dokumen c1 ini kepada Provinsi pada bawahnya dengan berpedoman pada isi
tanggal 13‐16 juni 2014 buku ini.
5. Bawaslu Provinsi melakjukanrekap atas 3. Bawaslu Provinsi memastikan bahwa
hasil rekap dokumen C1 yang dilakukan buku panduan ini dapat dipahami dan
oleh panwaslu kabupaten/kota di diimplementasikan secara baik dan benar
wilayah Provinsi. oleh PPL pada pengawasan pungut hitung
6. Bawaslu Provinsi mengirimkan seluruh dan rekapitulasi
dokumen c1 diwilayahnya ke Bawaslu
RI melalui scaning , Sumber: Bawaslu RI Tahun 2014
Hasil dan catatan rekomendasi ini selanjutnya ditindaklanjuti oleh Bawaslu RI
3. Manajemen rekomendasi 1. Seluruh saran perbaikan dan
dengan mengeluarkan surat edaran ke Pengawas Pemilu di daerah.
yang di keluarkan oleh PPL rekomendasi yang disampaikan oleh PPL
pada saat pungut hitung harus Hasil dan catatan rekomendasi ini
dipastikan tidak keluar dari ketentuan
yang ada, dan harus catat dan dilaporkan selanjutnya ditindaklanjuti oleh Bawaslu
ke panwaslu secara berjenjang RI dengan mengeluarkan surat edaran ke
2. PPL dan Panwascam tidak boleh
mengeluarakan rekomendasi atas Pengawas Pemilu di daerah.
pertimbangan tekanan dari pihak
pasangan calon/tim kampanye atau
pihak‐pihak lainnya 4. Menerbitkan Surat Edaran penegawasan
3. pPL/panwascam memastikan tindak dan pencegahan
lanjut dari saran perbaikan
/rekomendasi yang disampaikan kepada
petugas dilaksanakan atau tidak. Dalam rangka pencegahan pula, terhadap
4. PPL/panwascam melaporkan KPPS/PPS
yang tidak menindaklanjuti rekomendasi masalah dan potensi pelenggaran yang
PPL/panwascam terkait dengan proses tahapan pemungutan
4. Pemanfaatan ceklis yang 1. ceklis hasil pengawasan, disamping
telah di isi dikirim ke Bawaslu RI melalui sms , juga dan penghitungan suara, Bawaslu
disampaikan kepada panwascam untuk menerbitkan Surat Edaran berupa intruksi
dilakukan rekap dan tindak lanjutnya
2. terhadap isin ceklis, Panwascam kebijakan kepada BawasluProvinsi dan
jajarannya kebawah. Penerbitan Surat
Edaran ini berguna memandu sekaligus
memsastikan bahwa pengawas di daerah
melaksanakan pengawasan sesuai dengan
surat edaran Bawaslu. Surat edaran ini juga
sebagai sarana pengendalian dan alat kontrol
69
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
bagi Pengawas Pemilu di daerah berkaitan peruntukan formulir C1, di mana justru tidak
dengan pengawasan tahapan, mekanisme terdapat peruntukan untuk Pengawas Pemilu
laporan hasil pengawasan dan tindak lanjut Lapangan (PPL). Bawaslu menilai petunjuk
hasil pengawasannya. tata cara penggunaan dan pruntukkan
Formulir C1 yang tertulis di sampul tersebut
Secara keseluruhan intruksi pengawasan menyesatkan meskipun sesungguhnya
pada tahapan pemungutan, dan dalam buku panduan KPPS telah disebutkan
penghitungan suara yang diterbitkan oleh pereuntukan distribusi formulir C1.
Bawaslu adalah sebagai berikut; Melihat masalah yang bisa terulang lagi
sebagaimana pada Pemilu Anggota DPR,
a) Surat Ederan Bawaslu RI nomor 0840/ DPD dan DPRD berkaitan dengan PPL
Bawaslu/VII/2014 Perihal Instruksi yang tidak mendapatkan akses formulir C1
Pengawasan Pemungutan dan dari petugas KPPS, maka akhirnya Bawaslu
Penghitungan Suara Pemilu Presiden dan menyampaikan surat kepada KPU sebagai
Wakil Presiden tahun 2014 tanggal 4 Juli antisipasi munculnya masalha tersebut di
2014. dalam pelaksanaan Pemilu Presiden dan
Wakil Presiden. Ini. Surat Bawaslu nomor:
b) Surat Edaran Bawaslu RI Nomor: 0854/ 803/Bawaslu/VII/2014 tersebut disampaikan
Bawaslu/VII/2014, tanggal 11 Juli 2014, pada tanggal 4 Juli 2014 tersebut yang pada
perihal Pelaksanaan Supervisi Laporan pokoknya meminta KPU untuk mengeluarkan
Akurasi Pencatatan Salinan Formulir C1 surat edaran kepada jajarannya untuk
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden. memberitahukan bahwa tulisan dalam
formulir C1 yang di distribusikan ke TPS-TPS
Disamping penerbitan surat intruksi itu tidak benar dan agar berpedoman pada
pengawasan kepada jajaran pengawasa buku panduan KPPS dalam hal peruntukkan
Pemilu di daerah, dalam rangka pencegahan formulir C1.
pula, Bawaslu juga menyampaikan surat
kepada KPU berkaitan dengan adanya potensi Keluarnya surat-surat edaran ini disamping
permasalahan pemilih yang menggunakan berfungsi untuk mendampingi buku panduan
formulir A5 karena tidak memilih di TPS asal teknis pengawasan bagi petugas pengawas
tetapi tidak terlayani karena lewat batas lapangan, juga sebagai petunjuk secara
waktu yang diatur oleh ketentuan KPU. Surat serentak dan standar bagaimana Pengawas
Bawaslu bernomor : 888/Bawaslu/VII/2014, Pemilu melakukan pencegahan dan
tertanggal 17 Juli 2014, Perihal Penggunaan penindakan pelanggaran selama melakukan
Form A-5 Bagi Pemilih BerKTP Daerah, pengawasan tahapan pemungutan dan
disampaikan setelah melihat banyak pemilih penghitungan suara ini.
yang bermaksud pindah TPS tetapi tidak
terlayani administrasinya karena masalah 5. Melakukan supervisi ke daerah
syarat penrbitan formulir A5 oleh petugas
penyelenggara Pemilu. Kegiatan supervisi ke daerah ini dilakukan
pada tanggal 9 Juli 2014. Dan daerah yang
Dalam surat tersebut, Bawaslu ingin menjadi sasaran adalah Jawa Barat, Jawa
mengingatkan KPU sekaligus memberikan Timur, Sulawesi Selatan, DIY dan Manado.
masukan agar, KPU memberikan kebijakan
baru terkait fakta banyak pemilih yang tidak Kegiatan ini dilakukan untuk memastikan
dapat mengurus formuli A5 untuk pindah pengawasan di daerah berjalan sesuai
TPS menjelang hari H. Dalam surat Bawaslu dengan intruksi kebijakan yang di keluarkan
meminta agar KPU dapat mengmbail oleh Bawaslu. Disamping itu kegiatan
kebijakan untuk mempermudah pelayanan supervisi ini juga dilakukan dalam rangka
pemilih dalam mendapat formulir A5 sebagai monitoring secara langsung ke lapangan
sarana untuk memilih di TPS lain. pelaksanaan kegiatan pemungutan dan
penghitungan suara di TPS.
Selanjutnya, Bawaslu RI juga mengeluarkan
surat kepada KPU dalam rangka merespon Kegiatan untuk memastikan pengawasan
hasil cetakan fomulir C1 yang di distribusikan sesuai dengan intruksi kebijakan Bawaslu ini
ke TPS-TPS tidak sesuai ketentuan KPU. dilakukan dengan berkunjung ke Pengawas
Formulir C1 yang di distribusikan dalam Pemilu di daerah (BawasluProvinsi dan/
bentuk satu set atau bendel itu di atasnya atau panwaslu Kabupaten/kota) dengan
ada tulisan petunjuk penggunaan dan mengadakan pertemuan dan mendiskusikan
70
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
hasil-hasil pengawasan yang telah dilakukan 6. Mengendalikan pengawasan melalui
pengawas di daerah jelang pelaksanaan penerimaan laporan dan menindaklanjuti
kegiatan pemungutan dan penghitungan kebijakannya
suara, apa yang telah dilakukan dan
bagaimana temuan-temuan yang telah Kegiatan ini dilakukan dalam rangka
dihasilkan dari pengawasan tersebut serta merespon secara cepat setiap laporan yang
memberikan asistensi penyelesaiannya jika disampaikan oleh Pengawas Pemilu di daerah,
ditemukan masalah yang dihadapi Pengawas baik laporan yang disampaikan melalui sistem
Pemilu di daerah. laporan cepat maupun laporan secara manual.
Setiap laporan dilakukan kajian dan analisis
Sedangkan kegiatan monitoring dilakukan dan hasilnya berupa kebijakan pengawasa
dengan memantau suasana dan dinamika yang harus dilakukan oleh Pengawas Pemilu
yang terjadi dalam kegiatan pemungutan di daerah terutama yang terkait dengan
dan penghitungan suara di TPS. Monitoring rekomendasi dilakukannya pemngutan atrau
di arahkan untuk melihat apakah kegiatan penghitungan ulang serta yang terkait dengan
pemungutan dan penghitungan suara yang penagngan pelanggaran pidana dan etika oleh
dijalankan oleh KPPS telah berjalan sesuai petugas penyelenggara.
dengan tata cara dan prosedur yang diatur
dalam peraturan KPU atau tidak, apakah ada Hasil kegiatan ini kemudian disampaikan
pelanggaran dan kecurangan yang terjadi kepada publik melaui media conferences atau
atau tidak, juga apakah petugas pengawas press release disampaing untuk kebutuhan
lapangan (PPL) telah bekerja dengan baik publikasi hasil-hasil pengawasan di lapangan
atau tidak. Semua kejadian di pantau hasilnya juga untuk kepentingan pencegahan terjadinya
akan menjadi catatan bagi Bawaslu . pelanggaran lebih lanjut dan penerusan
penanganan pelanggaran yang bersifat pidana
Dari kegiatan supervisi dan dan dan etika.
monitoring inilah potensi pelanggaran
bisa dilakukan pencegahan, dan terhadap Sedangkan berdasarkan laporan dari 33
kesalahan atau pelanggaran terutama yang Bawaslu Provinsi, kegiatan pengawasan dan
bersufat adiministratif dapat dilakukan saran pencegahan dalam tahapan pemungutan dan
perbaiakan segera sehingga dapat tetap penghitungan suara secara umum dapat di
menjaga interitas proses dan hasil Pemilu diskripkan dalam tabel sebagi berikut :
Presiden dan Wakil Presiden ini.
71
pengawasan dan pencegahan dalam tahapan pemungutan dan penghitungan
Laporan Hasil Pengawasan suara secara umum dapat di diskripkan dalam tabel sebagi berikut :
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
Tabel 3. 27:
Kegiatan Pengawasan dan Pencegahan Bawaslu Provinsi
pada Tahapan Pemungutan dan Penghitungan Suara
No Kegiatan pelaksanaan Materi dan sasaran Dampak
1 Melakukan raker Dilaksanakan Meneruskan Pengawas Pemilu
dan Bmtek buku setelah bahan/materi dan kabupaten/kota
panduan teknis mengikuti hasil Berisi panduan memahami dan
pengawasan kegiatan raker teknis pengawasan memiliki
kepada panwaslu dan bimtek kegiatan pungut ketrampilan
kabupaten/kota buku panduan hitung bagi PPL pengawasan dan
dan jajarannya oleh Bawaslu RI berikut cara‐cara pencegahan
(26‐29 Juni mengatasi persoalan terhadap terjadinya
2014 di yang muncul pelanggaran dan
daerahnya masi dilapangan kesalahan yang
g‐masing terjadi pada
Sasaran kegiatan ini kegiatan
adalah Pengawas pemungutan dan
Pemilu penghitungan suara
kabupaten/kota di oleh petugas KPPS
daerahnya masing‐ dan oleh pihak lain
masing yang melakukan
pelanggaran
Dan memhami
bagaimana cara
menyampaikan
rekomendasi
perbaikan atas
prosedur dan tata
cara yang salah atau
tidak
dilaksanaknnya oleh 95
petugas KPPS dan
adanya kajian
terhadap dugaan
No Kegiatan pelaksanaan Materi dan sasaran Dampak
pelanggaran pidana
dan etika.
2 Melaksanakan dan Dikeluarkan Materi surat edaran Adanya informsi
meneruskan pada saat adalah intruksi ormsi dan tata
instruksi kebijakan menjelang kebijakan laksana pengawasan
yang tertuang pelaksanaan pengawasan bagi dan penagnagan
dalam surat edaran pemungutan pengawasa Pemilu laporan yang harus
Bawaslu RI dan kabupaten/kota dan dilakukan oleh
penghitungan jjarannya sampai Pengawas Pemilu
suara Pengawas Pemilu kabupaten/kota dan
lapangan jajarannya .
sebagaimana surat penerusan intruksi
edaran Bawaslu n RI. ini menjadikan
pengawasan dapat
Sasaran surat edaran dilakukan secara
ini adalah Pengawas sama dan standar
Pemilu dalam rangka
kabupaten/kota dan mencegah
jajarannya, serta terjadinya
kepada tim kampanye pelanggaran dan
pasangan calon di kecurangan lebih
daaerah masing‐ lanjut dalam
masing kegiatan pungut‐
hitung dan tahapan
setelahnya
Sedangkan dampak
surat yang
dikeluarkan kepada
tim kampanye
pasangan calon
adalah dalam
72 rangka menghimbau
kepada yang
bersangkutan untuk
terlibat dalam
surat yang
dikeluarkan kepada
tim kampanye 96
Dari kegiatan pengawasan dan pencegahan yang dilakukan oleh Bawaslu Provinsi dan jajarannya
ini, telah menghasilkan rekomenasi-rekomendasi yang di sampaikan kepada KPU dan jajarannya untuk
ditindaklanjuti.
Berikut Data Rekomendasi yang dikeluarkan oleh setidaknya 23 ProvinsiBawaslu Provinsi dan Panwas
Kabupaten/Kota pada tahapan Pemungutan Suara yang berjumlah 7378 (Tujuh ribu tiga ratus tujuh puluh
delapan), yang terinci per Provinsi sebagai berikut : 97
Tabel 3. 28:
Jumlah Rekomendasi dan Tindak Lanjutnya
Dalam Tahapan Pemungutan dan Penghitungan Suara
Jumlah Rekomendasi Tidak
Ditindakl
Ditindakla
NO Provinsi PSU Hitung Lainnya anjuti
njuti
Ulang KPU
KPU
1 Aceh 1 1 0
2 Maluku 1 1 0
3 Sulbar 3 3 0
4 Sulawesi tenggara 22 22 0
5 Sumut 279 279
6 DIY 5 10 15 0
7 Sulawesi Utara 10 3 7
8 Kalimantan 3 1 1 3
Tengah
9 Sumatera Barat 2 11 6 13 6
10 Lampung 1 2 1 4 0
11 Bali 15 15 0
12 DKI Jakarta 23 5.812 854 4.981
13 Jawa Barat 6 1 6 1
14 Bengkulu 4 4 0
15 Jawa Tengah 1 1 7 7 2
16 Jawa Timur 1 960 156 23 1094
17 Riau 2 2 0
18 NTB 12 12 0
19 Kalimantan Barat 3 3 0
20 Sulteng 1 1 0
21 Kalimantan Timur 3 3 0
22 Banten 2 1 8 11 0
23 Maluku Utara 1 1 0
44 975 6.359 1.005 6.373
JUMLAH
7.378 7.378
Sumber: Bawaslu RI Tahun 2014
Pengertian sebelum hari pemungutan Kejadian dan peristiwa yang terjadi selama
adalah merujuk pada kegiatan atau kejadian proses kegiatan pemungutan dan penghitungan
yang terjadi pada masa tenang, yakni tiga hari suara yang menjadi hasil pengawasan
menjelang hari pelaksanaan pemungutan dan Pengawas Pemilu dan hasil dari kegiatan
penghitungan suara. Berdasarkan laporan supervisi adalah sebagai berikut:
yang diterima dari jajaran Pengawas Pemilu
di daerah, hasil-hasil pengawasan pada a. Banyak petugas yang tidak sepenuhnya
tahapan sebelum hari pemungutan suara patuh dan taat dalam melaksanakan
adalah; a). terkait dengan tugas KPPS dalam prosedur dan tata cara pemungutan dan
mempersiapkan pemungutan suara, yaitu penghitungan suara sesuai ketentuan,
terdapat pemilih yang belum mendapatkan diantaranya; petugas KPPS tidak memeriksa
undangan atau pemberitahuan formulir pemilih yang hadir dengan DPT dan
C6, terdapat pemilih yang sudah tidak lagi DPK yang ada, petugas tidak mengecek
memenuhi syarat seperti meninggal dunia, kebenaran formulir C6 yang dibawa pemilih,
mendapatkan formulir C6, pemilih yang sudah petugas tidak memasang DPT, DPK dan
pindah domisili mendapatkan formulir C6, DCT pada papan yang mudah dilihat oleh
pemilih yang merantau/menjadi mahasiswa pemilih, petugas tidak menjelaskan tata
di luar daerah mendapatkan formulir C6, dan cara pemungutan suara, petugas tidak
juga terdapat pemilih yang memenuhi syarat meletakkan bilik suara sesuai ketentuan,
untuk memilih tidak masuk dalam daftar petugas tidak memberi akses yang cukup
pemilih sehingga tidak mendapatkan formulir bagi pemilih dissabilitas, pemilih tidak
C6. b). Terkait dengan kesiapan logistik, yakni menghitung lebih dulu berapa surat suara
masih terdapat TPS yang belum menerima yang telah digunakan, tidak digunakan dan
logistik pemungutan dan perlengkapannya. c). yang rusak sebelum penghitungan suara
Terkait dengan dugaan pelanggaran larangan dimulai. Terhdap temuan-temuan seperti
kampanye di masa tenang, yaitu masih terdapat ini, Pengawas Pemilu telah menyamapiakan
pasangan calon atau tim kampanye/tim sukses saran perbaikan kepada petugas KPPS
pasangan calon yang melakukan kampanye untuk segera menindaklanjuti.
di masa tenang, yakni pertemuan-pertemuan
terselubung di rumah-rumah tim sukses atau b. Banyak pemilih yang tidak terdaftar di
relawan denganmengundang masyarakat, DPT dan DPK, menggunakan hak pilih.
banyaknya alat peraga yang tidak dibersihkan, Terhadap hal ini Pengawas Pemilu telah
beredarnya selebaran berisi ajakan untuk merekomendasikan kepada petugas KPPS,
memilih calon tertentu, munculnya surat cinta agar pemilih yang tidak terdaftar dalam
pasangan calon ke sekolah-sekolah dengan DPT dan dan DPK agar diberi kesempatan
pengirimnya melalui POS, dan juga praktek- memilih sesuai ketentuan yang ada, dan
praktek money politics terselubung dengan dipastikan yang bersangkutan memenuh
membagi-bagikan sembakooleh relawan atau syarat kepemilikan KTP atau paspor atau
tim sukses pasangan calon. identitas lain sesuai ketentuan yang ada,
serta dipastikan juga yang bersangkutan
Terhadap kejadian-kejadian ini, Pengawas bukan pemilih yang pernah mencoblos di
Pemilu telah menyampaikan rekomendasi TPS lain, serta masih tersedianya surat suara
secara langsung kepada petugas KPPS dan PPS di TPS dan diberi kesempatan mencoblos
untuk menindaklajutinya. Terhadap masalah C6 satu jam sebelum waktu pemungutan
agar segera diberikan kepada pemilih yang selesai. Kemudian pemilih tersebut di catat
telah terdaftar tetapi belum mendapatkan C6, dalam pemilih katagori DPKTb.
dan kepada pemilih yang tidak ditempat/di
rumah atau tidak lagi memenuhi syarat karena c. Kesalahan-kesalahan dalam penulisan di
telah meninggal dunia agar formulir C6 nya tidak formulir C1 serta pemenuhan kewajiban
diberikan dan dipastikan tidak disalah gunakan, petugas memberikan C1 kepada sakasi
begitupun terhadap pemilih yang ganda atau pasangan calon dan PPL. Untuk hal ini
fiktif agar formulir C6 nya tidak dibagikan pengawas di lapangan telah menyampaikan
kepada pemilih dan dipastikan keamananya. rekomendasi muntuk perbaikannya dan agar
Selanjutnya terhdap kegiatan kampanye dimasa petugas menyampaikan formulir C1 sesuai
tenang yang ditemukan atau di laporkan oleh ketentuan PKPU.
masyarakat, Pengawas Pemilu di daerah telah
75
tanggal 9 Juli 2014.
d. Desa Kobe Kulo Kabupaten Halmahera Tengah, dilaksanakan
Laporan Hasil Pengawasan pada tanggal 12 Juli 2014
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014 e. TPS 01 dan 02 Desa Leo Leo Rao Kecamatan Morotai Selatan
Barat, direkomendasikan oleh Pengawas Pemilu dilaksanakan
tanggal 14 Juli 2014.
Jawa Barat 1. TPS 37, TPS 38, TPS 39, TPS 40 desa Sayang Kecamatan
d. Kejadian-kejadian yang menyebabkan Cianjur.PSU disebabkan karena adanya mobilisasi pemilih di TPS
40 (TPS 40 diisi oleh Pemilih yang berasal dari TPS 37, 38, 39)
dilakukannya pemungutan atau penghitungan sehingga terjadi kekurangan surat suara di TPS 40.
suara ulang, diantaranya pemilih yang 2. TPS 10 Desa Kalianyar Kecamatan Kerangkeng Kabupaten 102
Indramayu.PSU disebabkan oleh adanya Pemilih yang
menggunakan hak pilih lebih dari sekali, mencoblos lebih dari satu kali.
pemilih yang mengunakan KTP bukan No Provinsi 3. Kecamatan Kerangkeng Kabupaten
Keterangan Indramayu, pemilih di
domisili TPS tanpa A5, adanya penggunaan Rumah Sakit tidak disediakan TPS khusus.
4. TPS 4 Desa Lengkong Kecamatan Sindang wangi Kab.
surat suara lebih banyak bila dibandingkan Majalengka. KPPS menerima Pemilih dari luar Sindang Wangi
dengan pengguna hak pilih, adanya pemilih tanpa menggunakan A5 dan hanya menggunakan KTP. Hal ini
juga menjadi keberatan dari kedua Saksi dan meminta untuk
menggunakan hak pilih orang lain dan membuka kotak suara. Terhadap hal ini pada saat Rekap di PPK
sebab-sebab lainnya.Dan kejadian gagalnya Panwascam menyampaikan keberatan.
5. TPS 41 Desa Kali Abang Kecamatan Bekasi Utara Kota Bekasi.
kegiatan pemungutan dan penghitungan Ditemukan 30 Surat suara yang rusak akibat KPPS meletakan
di dua distrik di Dogiyai Provinsi Papua, Surat suara diatas meja diatas paku ketika penghitungan suara.
(belum dilaksanakan PSU /berupa rekomendasi)
yaitu distrik Mapia Barat dan Mapia Timur.
6. TPS 17 Desa Derajat kecamatan Kesambi Kota Cirebon.Adanya
Kejadian-kejadian seperti ini juga telah di dua orang Pemilih yang menggunakan hak pilih tanpa A5. Surat
rekemendasikan pengawas untuk dilakuka Suara yang digunakan oleh kedua orang tersebut dirusak oleh
kedua saksi pasangan calon.
pemungutan atau penghitungan suara
Jawa Timur 1. TPS 6 Desa Peranti Sidoarjo.
ulang, dan untuk kejadian gagalnya Pemilu PSU dilakukan karena TPS tidak dibangun berdasarkan DPT
di dua distrik di Dogiyai Pengawas Pemilu definitive. Pemilih terdaftar dalam DPT TPS tersebut adalah
masyarakat di sekitar bandara. Didduga pemilih tersebut
telah merekomendasikan untuk dilakukan telah terdaftar di TPS lainnya.
Panwaslu Kab sidarjo merekomendasikan pemungutan suara
Pemilu susulan, namun rekomendasi ini tidak ulang. Pemungutan suara ulang dilakukan tanggal 15 juli
ditindaklanjuti oleh KPU. 2014.
Dalam PSU, Pemilih yang hadir hanya 1 orang pemilih
2. TPS 13 Desa Betro sidoarjo.
Berikutadalah tabel pelaksanaan pemungutan PSU dilakukan karena TPS tidak dibangun berdasarkan DPT
definitive. Pemilih terdaftar dalam DPT TPS tersebut adalah
atau penghitungan suara ulang Di TPS berdasarkan masyarakat di sekitar bandara. Didduga pemilih tersebut
hasil supervisi dan laporan Pengawas Pemilu di telah terdaftar di TPS lainnya.
Panwaslu Kab sidarjo merekomendasikan pemungutan suara
daerah: ulang. Pemungutan suara ulang dilakukan tanggal 15 juli
2014.
Dalam PSU, Tidak ada pemilih yang hadir pada saat
101 pemunngutan suara ulang
RIAU TPS 39 Kelurahan Labu Baru Kecamatan paying sekaki di Kota
Tabel 3.29: Pekan Baru;
Pelaksanaan Pemungutan Suara Ulang - Rekapitulasi ulang di PPS Sungai Dau Indra Giri Hulu.
Rekapitulasi ulang dilakukan karena rekapitulas yang pertama
dilaksanakan pada tanggal 9 Juli 2014.
No Provinsi Keterangan - Rekomendasi Panwaslu Indra Giri Hulu untuk melakukan
rekapitulasi sesuai dengan tanggal yang ditentukan
DIY Pemungutan Suara Ulang terjadi dibeberapa tempat : Sumatera a. Kota Bukit Tinggi
1. Kabupaten Bantul : Barat TPS 11 Kelurahan Campago Ipuh Kecamatan Mandiangin
Di TPS 03 ds. Tambak ngestiharjo (60 pemilih tidak Koto Selayan Bukit Tinggi.
menggunak A5) Adanya pemberian 2 (dua) buah surat suara kepada seorang
pemilih dan memasukkan surat suara yang telah dicoblos ke
TPS 53 ds. Tambak ngestiharjo (55 pemilih tanpa A5) dalam 2 (dua) kotak suara untuk 17 (tujuh belas ) orang
dan TPS 56 Sonopakis Lor (19 Pemilih tanpa A5) pemilih oleh KPPS di TPS 11 Kelurahan Campago Ipuh
Kecamatan Mandiangan Koto Selayan Bukittinggi
PSU dilaksanakan pada tanggal 13 Juli berdasarkan Berdasarkan hal tersebut, Panwaslu Kota Bukit tinggi
rekomendasi Pengawas Pemilu. merekeomnedasikan kepada KPU Kota Bukit Tinggi untuk
melaukan pemungutan suara ulang 103
2. Kabupaten kulon Progo ; di TPS 11 Sanggarahan Kidul
Bendungan Wates, Pemungutan suara ulang dilakukan karena b. Kota Padang
adannya pemilih yang menggunakan hak pilihnya tidak sesuai TPS 23 Kelurahan Batang Kabung ganting Koto Tangah Kota
dengan DPT TPS sebanyak 1 orang pemilih. Pemenungutan No Provinsi Keterangan
Padang dan TPS 10 Kapalo Poto Pauk Kota Padang
suara ulang dilakukan berdasarkan rekomendasi Panwaslu Terdapat 103 di TPS 23 yang tidak menggunakan A5 tetapi
menggunakan KTP untuk memilih
Kecamatan (atas siatuasi ini, saksi PKS merasa keberatan
Terdapat 46 pemilih di 10 yang tidak menggunakan A5 tetapi
dengan adanya PSU yang menyebabkan perolehan suara
menggunakan KTP
pasangan calon nomor urut 1 berkurang)
KPPS melaporkan ke KPU Kabupaten. Sesuai putusan pleno
3. TPS 3 Grigak Giripurwo. Psu dilakukan karena adanya
KPU Kabupaten untuk melaksanakaan pemungutan suara
kelebihan surat suara dibandingkan dengan pengguna hak pilih
ulang.
sebanyak 2 surat suara. PPL merekemonedasikan untuk
Pemungutan suara ulang dilakukan tanggal 13 Juli
dilakukan PSU tanggal 10 Juli 2014. Saksi tidak keberatan
c. Kabupaten Sijunjung
Maluku Terdapat Pemungutan Suara Ulang TPS 17 Nagari Padang Laweh Koto Tujuh
Utara Pemilih menerima 2 surat suara dan menggunakan kedua
a. TPS 1 Desa Soasongaji Kec. Kota Maba Kabupaten Halmahera
surat suara tersebut
Timur. Dari jumlah DPT 457 Pemilih data C1 semuanya
Berdasarkan rekomendasi Panwaslu Kab sijunjung dilakukan
menggunakan hak pilih. Namun faktanya 31 orang tidak
pemungutan suara ulang
berada di tempat pada 9 Juli 2014
Pemungutan suara dilakukan tanggal
b. TPS 2 Desa Soasongaji Kec. Kota Maba Kabupaten Halmahera NTT Pemungutan suara ulang disebabkan oleh:
Timur. Dari jumlah DPT 466, data C1 semuanya menggunkan
1. Penghitungan suara dilakukan lebih awal:
hak pilih, namun faktanya 55 orang tidak berada di tempat
- Terjadi di TPS 4 Desa Basmuti, Kuanfatu, TTS;
pada 9 Juli 2014;
- Pengawas Pemilu merekomendasikan PSU.
c. TPS 1Desa Tewil DPT 261 data C1 semuanya menggunakan 2. Dua orang Pemilih, melakukan pindah memilih tanpa
hak pilih, faktanya 24 orang tidak berada ditempat pada menggunakan A5:
tanggal 9 Juli 2014. - Terjadi di TPS 2 Oe’ekam, Amanuban Tengah, TTS;
- Pengawas Pemilu merekomenas PSU
d. Desa Kobe Kulo Kabupaten Halmahera Tengah, dilaksanakan
3. KPPS memberikan dua lembar surat suara kepada Pemilih:
pada tanggal 12 Juli 2014
- terjadi di TPS 1 Popnaem, Noemuti, TTU;
e. TPS 01 dan 02 Desa Leo Leo Rao Kecamatan Morotai Selatan - Pengawas Pemilu merekomendasikan PSU;
Barat, direkomendasikan oleh Pengawas Pemilu dilaksanakan 4. 2 (dua) orang pemilih memilih lebih dari satu kali:
tanggal 14 Juli 2014. - Terjadi di TPS 1 Sabu, Alor Selatan, Alor;
- Pengawas Pemilu merekomendasikan PSU
Jawa Barat 1. TPS 37, TPS 38, TPS 39, TPS 40 desa Sayang Kecamatan 5. 19 (sembilanbelas ) orang pemilih melakukan pindah memilih
Cianjur.PSU disebabkan karena adanya mobilisasi pemilih di TPS tanpa menggunakan A5:
76 40 (TPS 40 diisi oleh Pemilih yang berasal dari TPS 37, 38, 39)
sehingga terjadi kekurangan surat suara di TPS 40.
- Terjadi di TPS 1 Pamakayo, Solor Barat, Flores Timur;
- Pengawas Pemilu merekomendasikan PSU.
2. TPS 10 Desa Kalianyar Kecamatan Kerangkeng Kabupaten
Indramayu.PSU disebabkan oleh adanya Pemilih yang Maluku Terjadi pemungutan suara ulang di 2 TPS di 2 PPS yang berbeda
mencoblos lebih dari satu kali. yakni:
menggunakan A5:
- Terjadi di TPS 2 Oe’ekam, Amanuban Tengah, TTS;
- Pengawas Pemilu merekomenas PSU
3 5 1 1 ‐ ‐ ‐ ‐ ‐
Paser,
Sumber: Bawaslu RI Tahun 2014
Pada Tahapan Masa Tenang Pengawas Pemilu juga menerima
laporan dan menemukan aktivitas dari Tim Pasangan Calon yang diduga 77
sebagai pelanggaran pidana Pemilu, yaknipolitik uang, berupa
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
g. Pencoblosan dengan menggunakan KTP Penggunaan Hak Pilih Lebih Dari satu kali di
orang lain: Kota Pekanbaru; Kota Bandar Lampung, Kabupaten Kapuas
Hulu, Kabupaten Halmatera Tengah,
h. Pemilih mencoblos Menggunakan KTP dan Kabupaten Halmahera Timur, Kabupaten
KK yang bukan domisili Tanpa menggunakan Tojo Una-Una, Kota Makassar, Kota Pare-
A5 atau DPKtb: Kabupaten Mojokerto, Pare.
Provinsi DKI Jakarta, Jakarta Selatan, Jakarta
Pusat, jakarta barat, kabupaten Karo, 2. Analisa, Kesimpulan dan Rekomendasi
Kabupaten Ngawi, Kabupaten kulonprogo, Perbaikan Tahapan Pemungutan dan
Kabupaten Sintang, Kota Pontianak, Kota Penghitungan Suara
Palangkaraya, Kabupaten Belu, Kabupaten
TTU; Secara keseluruhan proses tahapan
pemungutan dan penghitungan suara dalam
i. Tidak membagikan salinan DPT, DPTB dan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden ini dapat
DPK kepada saksi: Kabupaten Sukamara; disimpulkan sebagai berikut:
j. Petugas KPPS tidak menyebarkan undangan a. Tahapan pemungutan dan penghitungan
memilih atau form C6 kepada pemilih: telah berjalan sesuai ketentuan perundang-
Kabupaten karo, Kabupaten lima puluh undangan yang berlaku, lancar dan telah
Kota, Kabupaten Sampang, Kabupaten memenuhi diselenggarakan Pemilu yang
pulang Pisau; demokratis terutama bila dibandingkan
dengan pelaksanaan Pemilu legisltaif
k. Kelebihan distribusi logistik (2) dan Pemilih yang lalu. Meskipun masih ada masalah-
DPKTb yang mencoblos sebelum waktunya : masalah terkait tata cara dan prosedur
Kabupaten Kulonprogo, Kabupaten Melawi; yang belum sepenuhya dijalankan serta
106
masalah administratif lainnya yang muncul
l. ditemukan surat suara pada kotak suara
Karo, Kabupaten Ngawi, Kabupaten kulonprogo, Kabupaten Sintang,
menyertai pelaksanaanya. Masalah-maslah
melebihi
Kota jumlah
Pontianak, pemilih yang menggunakan
Kota Palangkaraya, Kabupaten Belu, Kabupaten ini sepanjang terjangkau oleh Pengawas
hak pilih
TTU; dan ditemukan 4 surat suara yang Pemilu di daerah telah direkomendasikan
i. Tidak membagikan salinan DPT, DPTB dan DPK kepada saksi:
tidak ditandatangani KPPS; untuk dilakukan perbaikan.
Kabupaten Sukamara;
j. Petugas KPPS tidak menyebarkan undangan memilih atau form C6
m. Pemberian undangan
kepada pemilih: C6 karo,
Kabupaten olehKabupaten
KPPS kepada
lima puluh Kota, b. Masalah-maslah yang muncul selama proses
Kabupaten Sampang, Kabupaten pulang Pisau;
pemilih yang berdomisili di luar negeri: tahapan pemungutan dan penghitungan
k. Kelebihan distribusi logistik (2) dan Pemilih DPKTb yang mencoblos
kabupaten bantul;
sebelum waktunya : Kabupaten Kulonprogo, Kabupaten Melawi; suara tersebut, lebih disebabkan oleh
l. ditemukan surat suara pada kotak suara melebihi jumlah pemilih petugas KPPS yang sumber dayanya tidak
n. Distribusi logistik hak
yang menggunakan belum sampai
pilih dan ditemukan ke TPS:
4 surat suara yang memadai, dan juga karena ditengerai
tidak ditandatangani KPPS;
Kabupaten Kediri;
m. Pemberian undangan C6 oleh KPPS kepada pemilih yang berdomisili
adanya sikap keberpihakan atau tidak netral
di luar negeri: kabupaten bantul; untuk kepentingan calon tertentu.
o. Penghitungan Suara Sebelum pukul 13.00:
n. Distribusi logistik belum sampai ke TPS: Kabupaten Kediri;
o. Penghitungan Suara Sebelum pukul 13.00: Kabupaten kaur,
Kabupaten kaur, Kabupaten Sumba Barat; c. Masalah yang terajdi terkait masih adanya
Kabupaten Sumba Barat;
p. Tim Kampanye duduk di area KPPS Pada saat hari pemungutan kampanye dimasa tenang termasuk
p. Tim Kampanye duduk di area KPPS Pada
suara: Kabupaten Kepahiang. di dalamyan dugaan pelanggaran
saat hari pemungutan suara: Kabupaten money politics dan keterlibatan pejabat
Kepahiang. dan birokrasi, terajdi akibat kerasnya
persaiangan pemenangan antar pasangan
Tabel 3.33:
Data Pelanggaran Pidana Dan Tindak Lanjutnya
calon yang melanggar ketentuan pidana
Pemilu.
DITERU DILANJUT DIHENTIK
TEMUAN
DITERIMA
LAPORAN
DITERIMA
SKAN
KE
DIHENTI
KAN
KAN
KEPOLISIA
DITERUSKAN
KE
AN
KEJAKSAA
DILIMPAH
KAN KE
PUTUSAN
PN
POLISI
POLISI
N
KEJAKSAAN
N
PN
d. Pelaksanaan Pemungutan dan
19 4 9 1 9 9 ‐ 9 9
penghitungan suara ulang yang terjadi
Sumber: Bawaslu RI Tahun 2014 juga telah dilaksanakan dengan baik
Dari sejumlah temuan dan laporan diatas, terdapat dua bentuk oleh KPU dan jajarannya, hal ini juga
pelanggaran pidana pemilu, yakni:
Dari sejumlah temuan dan laporan diatas, tidak terlepas dari pengawasan Pemilu
a. manipulasi surat suara di Kota Bekasi, Kabupaten Singkawang;
terdapat dua bentuk pelanggaran pidana di daerah yang secara aktif memberikan
b. pencoblosan dengan menggunanakan kartu undangan atas nama pemilih
pemilu, yakni: rekomendasi untuk pelaksanaannya karena
lain, di Kabupaten Siak, Kota Ambon; ada kejadian yang mempengaruhi hasil
a. manipulasi
Penggunaan Hak Pilih Lebih Dari satu kali di Kota Bandar Lampung,
surat suara di Kota Bekasi, Pemilu dan menyebabkan pemungutan dan
Kabupaten Kapuas Hulu, Kabupaten Halmatera Tengah, Kabupaten
Kabupaten Singkawang; penghitungan suara harus di ulang.
b. pencoblosan dengan menggunanakan e. Banyaknya perbaikan proses pada tata
kartu undangan atas nama pemilih lain, di cara dan prosedur yang tidak dilaksanakan
Kabupaten Siak, Kota Ambon; oleh petugas KPPS yang kemudian
78
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
direkomendasikan oelh Pengawas 2) Melakukan rekruitmen petugas secara
Pemilu lapangan, serta dilaksanakannya mandiri dengan tanpa melibatkan unsur
rekomendasi untuk menggelar pemungutan pemerintah Desa/Kelurahan.
dan penghitungan ulang telah menunjukkan
bahwa pengawasan Pemilu yang dilakukan 3) Meningkat pemahaman KPPS dengan
oleh Bawaslu dan jajarannya di bawah melakukan bimtek secara intensif dan
telah cukup berhasil. Bahwa setiap saran mendalam sehingga dapat melaksankan
perbaikan harus dilaksanakan dan kejadian- tugasnya sesuai prosedur dan tata cara
kajidan yang menyebabkan dilaksanakan sesuai ketentuan.
untuk pemungutan dan penhitungan suara
ulang membuktikan Pengawas Pemilu itu c. Melakukan sosialisasi kepada tim kampanye
hadir dan secara aktif mengawal proses pasangan calon, para pemantau Pemilu,
tahapan agar tetap berjalan sesuai dengan pemilih dan masyarakat mengenai
ketentuan yang berlaku. seluruh ketentuan-ketentuan teknis
yang menyangkut pengaturan tata cara
Sedangkan untuk kepentingan perbaikan pemungutan dan penghitungan suara,
pelaksanaan kedepan, berdasarkan khususnya terkait dengan ketentuan pemilih
permasalahan dan kesimpulan sebagaimana dalam menggunaan hak plihnya.
terurai di atas, berikut catatan rekomendasi
yang kiranya untuk dilaksanakan: d. Terkait dengan teknis pengawasan;
a. Terkait dengan regulasi: 1) perlunya mempertimbangkan menambah
Pengawas Pemilu lapangan sesuai
1) agar ada perubahan regulasi, dengan jumlah TPS yang di awasi
memasukkan seluruh pengaturan teknis
kegiatan pemungutan dan penghitungan 2) Perlu menyederhanakan form cek list
suara, terutama mengenai pengaturan (alat) pengawasan
mengenai pemilih ber KTP, pemilih
pindah TPS dalam menggunakan hak 3) Perlu dukungan alat pengawasan seperti
pilihnya. alat perekam dan lain-lain
2) Agar ada pengaturan yang memudahkan 4) Perlu meningkatkan pelaporan sistem
petugas dalam mengdministrasikan cepat dengan sistem yang mudah di
proses dan hasil penghitungan suara di lakukan oleh PPL
TPS.
3.7. Pengawasan Tahapan Rekapitulasi
3) Terkait ketentuan logistik surat suara Penghitungan Suara
dalam TPS, agar memasukkan ketentuan
bahwa surat suara tidak lagi sesuai jumlah Tahapan rekapitulasi penghitungan perolehan
DPT plus 2%, tetapi juga memasukkan suara merupakan tahapan lanjutan dari tahapan
ketentuan surat suara bagi pemilih dalam pemungutan dan penghitungan suara di TPS.
DPK. Kegiatan nya di dimulai dari merekapitulasi suara
di tingkat Desa/Kelurahan yang pelaksanaannya
4) Selanjutnya memasukkan juga di laksanakan oleh PPS, di tingkat Kecamatan
pengaturan mengani sanksi yang tegas oleh PPK, di tingkat Kabupaten/Kota oleh KPU
bagi pelaku kampanye dan money politics Kabupaten/Kota, dan di tingkat provinsi oleh KPU
di masa tengang dan di ahri pelaksanaan Provinsi, hingga di tingkat Nasional oleh KPU RI.
pemungutan dan penghitungan suara. Dari Kegitan rekapitulasi inilah, hasil akhir dari
perolehan masing-masing peserta Pemilu itu akan
b. Terkait dengan petugas KPPS diketahui dan selanjutnya ditetapkan oleh KPU.
Hasil dari rekapitulaasi ini menjadi dasar bagi KPU
1) Agar memperbaiki syarat rekruitmen untuk menetapkan hasil Pemilu berikut pasangan
KPPS dengan mempertimbangkan syarat calon terpilih.
pendidikan minimal SMA, kemudian
dalam pelaksanaan rekruitmen benar- Karena sangat menentukan hasil akhir,
benar berpedoman pada syarat-syarat tahapan rekapitulasi ini juga menjadi tahapan yang
yang diatur dalam peraturan perundang- sarat dengan kerawanan pelanggaran, kecurangan
undanga dan dan tidak lagi mengangkat dan manipulasi suara. Pelaku penyimpangan,
petugas KPPS lama yang terbukti kurang pelangggaran, kecurangan dan manipulasi
memiliki SDM yang memadai dan ini berdasarkan pengalaman, tak jarang yang
bermasalah. melibatkan para petugas penyelenggara Pemilu,
79
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
yang telah bertindak tidak netral dan bersedia 1. Pelaksanaan Pengawasan dan Pencegahan
bekerjasama dengan pasangan calon atau tim Pelanggaran
pasangan calon untuk kemenangan calon tertentu.
a. Permasalahan dalam Pelaksanaan Tahapan
Secara teknis, tahapan rekapitulasi suara ini Rekapitulasi Suara
sebenarnya tidak rumit karena kegiatannya hanya
memindahkan angka-ngka hasil penghitungan Permasalahan yang muncul selama
perolahan suara atau rekapitulasi perolehan suara pelaksanaan tahapan rekapitulasi suara dan
tingkat di bawahnya, akan tetapi karena sering di penetapan hasil Pemilu ini secara umum adalah
temui persoalan data yang berbeda atau berubah, sebagai berikut:
atau tidak sinkron dalam penjumlahannya, maka
dalam rapat pleno yang diselenggarakan di 1. Terkait dengan dokumen rekapitulasi suara.
semua tingkatan tersebut selalu ada masalah
yang terjadi. Masalah seperti selisih data, salah Yang paling sering dijumpai dalam
input data, angka-angka yang tidak rasioanal pelaksanaan rekapitulasi di semua jenjang
yang kemudian memicu munculnya keberatan adalah adanya kesalahan dalam pencatatan
para saksi pasanagan calon ketika rekapitulasi angka-angka dalam dokumen atau formulir
itu di bacakan. Diluar hal teknis tersebut masih rekapitulasi. Kesalahan ini meliputi data
ada lagi aroma politisnya, dimana para saksi yang pemilih, data pengguna hak pilih, dan data
hadir selalu berstrategi menyampaikan keberatan surat suara yang diterima dengan yang
walapun sesungguhnya keberatan tersebut tidak digunakan. Kesalahan-kesalahan yang
pada tempatnya. Karena itu seringkali keberatan menyebabkan terjadinya selisih atau beda
yang muncul di rapat pleno tidak selalu berbanding data ini pada umunya disebabkan adanya
lurus dengan keberatan pada pleno rekapitulasi salah input atau adanya perbedaaan data dari
ditingkat dibawahnya yang bahkan telah selesai yang ditetapkan dengan data faktual yang
dan saksi-saksi pasangan calon menandatangai ada dilapangan. Permasalahan kesalahan
Berita Acara Rekapitulasi. Meski keberatan yang data inilah yang menyebabkan pada setiap
ada itu telah dapat di jawab atau diselesaikan jejang rapat rekapitulasi terjadi perbaikan
ditingkat bawahpun, di tingkat atasnya tetap saja dan pembetulan baik atas keberatan
keberatan itu muncul dan perdebatan itu terjadi. para saksi pasangan calon maupun atas
Berdasarkan tahapan, kegiatan rekapitulasi hasil rekomendasi Pengawas Pemilu setelah
suara dan penetapan hasil Pemilu Presiden dan dilakukan pengecekan dan persandingan
Wakil Presiden ini dilaksanakan sebagai berikut : data oleh petugas penyelenggara.
1. Rekapitulasi di tingkat PPS atau Desapada 2. Terkait dengan proses rekapitulasi suara.
tanggal 10 s/d 12 Juli 2014
2. Rekapitulasi di tingkat PPK atau Permasalahan ini muncul sehubungan
Kecamatan, pada tanggal 13 s/d 15 Juli adanya keberatan para saksi pasangan
2014 calon yang mempersoalan mekanisme
3. Rekapitulasi di tingkat KPU Kabupaten, rekapitulasi karena adanya catatan
pada tanggal 16 s/d 17 Juli 2014 persoalan atau keberatan yang belum tuntas
4. Rekapitulasi di tingkat KPU Provinsi, pada diselesaikan oleh KPU di rekapitulasi di
tanggal 18 s/d 19 Juli 2014 tingkat bawahnya. Keberatan yang belum
5. Rekapitulasi di tingkat Nasional tuntas misalnya terkait dengan Berita acara
dilaksanakan pada tanggal 20 s/d 22 Juli yang belum di terima oleh saksi mereka
2014 pasca selesai rekapitulasi suara, atau juga
6. Penetapan hasil Pemilu dan pasangan berkaitan dengan keberatan saksi yang
calon terpilih dilaksanakan pada tanggal berujung pada tidak ditanganinya berita
20-22 Juli 2014. cara rekapitulasi.
Pengawasan Bawaslu dan jajarannya dalam 3. Tingginya data pemilih dalam DPKTb.
tahapan rekapitulasi suara di semua jenajang dan
penetapan hasil Pemilu ini adalah memastikan Pada proses rekapitulasi terutama di
bahwa kegiatan rekapitulasi dilaksanakan sesuai tingkat Provinsi dan ditingkat nasional,
ketentuan yang diatur oleh perundang-undangan, persoalan yang seringkali disorot oleh
memastikan bahwa hasil rekapitulasi suara tidak para saksi pasangan calon yang hadir
berubah atau bergesar dari suara pemilihnya serta adalah mengenai tingginya angkat DPKTb
menjaga bahwa hasil Pemilu tetap berintegritas tersebut. umunya para saksi pasangan
dan dapat terima. calon mempertyanyakan kenapa angka
DPKTbnya tinggi, apakah ini berkaitan
dengan adanya isu mobilisasi pemilih yang
tidak berhak dalam pemungutan suara
80
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
yang lalu atau ada rekayasan pemilih b. Kegiatan Pengawasan dan Temuannya
dalam upaya memenangkan calon tertentu. dalam Tahapan Rekapitulasi Suara
Pertanyaan seperti ini selalu muncul dan
harus dijawab oleh KPU. Bahkan terkadang Kegiatan pengawasan dan pencegahan
jawaban-jawaban yang diberikan oleh yang dilakukan oleh Bawaslu dan jajarannya
KPU belum juga diterima oleh pasangan dalam tahapan rekapitulasi suara dan
calon tersebut. sehingga tak jarang muncul penetapan hasil Pemilu adalah sebagai berikut:
rekomendasi dari Pengawas Pemilu dalam
rangka merespon keberatan tersebut agar 1. Mengeluarkan Surat Edaran yang berisi
KPU dapat menjelskann terkit tingginya intruksi pengawasan kepada Bawaslu
DPKTb ini. Rapat pleno seringkali berjalan Provinsi dan jajarannya serta surat
lama karena berkaitan dengan data pemilih rekomendasi kepaa KPU dan jajarannya.
dalam DPKTb ini.
Surat Edaran yang dikeluarkan
4. Tingginya suara tidak sah. ini pada prinsipnya untuk memberikan
petunjuk kebijakan bagi Pengawas Pemilu di
Salah satu yang juga menjadi sorotan daerah dalam rangka mencegah terjadinya
dalam rekapitulasi di tingkat nasional kesalahan dan pelanggaran selama kegiatan
adalah adanya angka suara tidak sah rekapitulasi berlangsung.
yang tinggi. Para saksi pasangan calon
mempertanyakan apakah adanya kesalahan Surat-surat edaran yang dikeluarkan
dalam mencatatakan suara tidak sah atau pada tahapan ini diantaranya adalah:
memang benar bahwa hal ini terjadi karena
lemahnya sosialisasi yang dilakukan KPU a. Surat Edaran Bawaslu RI Nomor: 0813/
atau karena adanya sikap lain dari pemilih Bawaslu/VII/2014 tanggal 9 Juli 2014,
itu sendiri. Sama dengan DPKTb, angka tentang pengawasan terhadap Pleno
suara tidak sah ini juga menjadi pertanyaan rekapitulasi hasil penghitungan suara
yang tidak mudah dijawab oleh KPU Pemilu Presiden dan Wakil Presiden
selaku penyelenggara. Dalam rapat pleno tahun 2014.
rekapitulasi nasioanal suara tidak sah yang
mendapat sorotan diantaranya Provinsi NTB, b. Surat Edaran Bawaslu RI Nomor: 0854/
Aceh, Kalimantan selatan, Maluku, DIY, Bawaslu/VII/2014, tanggal 11 Juli 2014,
Jawa tengah dan Jawa Barat. perihal Pelaksanaan Supervisi Laporan
Akurasi Pencatatan Salinan Formulir C1
5. Keluarnya saksi pasangan Prabowo-Hatta Pemilu Presiden dan Wakil Presiden.
Rajasa dalam repat pleno rekapitulasi
nasional. c. Surat Edaran Bawaslu RI Nomor: 0855/
Bawaslu/VII/2014, tanggal 11 Juli 2014,
Meskipun keluarnya saksi ini tidak Perihal Instruksi Pengawasan Rapat
mempengerahui jalannya rapat pleno Pleno Rekapitulasi Hasil Pemilihan Umum
rekapitulasi serta hasil nya, namun masalah Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
keluarnya saksi pasangan calon Prabowo – tanggal 2014, yang pada pokoknya
Hatta Rajasa ini menjadi kontroversi tersindiri menginstruksikan kepada seluruh jajaran
dari pelaksanaan Pemilu Presiden dan Wakil Pengawas Pemilu untukmemastikan saksi
Presiden kali ini. Keluarnya pasangan calon Paslon dan PPL serta jajaran diatas telah
ini disebabkan adanya anggapan bahwa menerima salinan Formulir C1 PPWP,
KPU RI tidak akomodatif setiap keberatan memastikan rapat Pleno Rekapitulasi di
yang disampaikan saksi pasangan calon setiap tingkatan dilaksanakan setelah
nomor urut satu ini terkait permasalahan saksi dan Pengawas Pemilu hadir dan
DPKTb, dan adanya anggapan bahwa masih Memastikan Pengawas Pemilu aktif untuk
ada rekomendasi Bawaslu Provinsi yang mengingatkan jajarannya
belum dilaksanakan oleh KPU. Akibat dari
sikap ini, saksi pasangan Prabowo-Hatta d. Surat edaran Bawaslu RI nomor: 001/
rajasa meminta agar rapat pleno ditunda, Bawaslu/VII/2014, pada tranggal 11 Juli
dan karena usul tersebut tidak diakomodir 2014, perihal optimalisasi pelaksanaan
oleh KPU, maka saksi pasangan calon rekapitulasi hasil penghitungan suara
Prabawo-Hatta Rajasa ini menarik diri dari pada Pemilu Presiden dan Wakil Presiden
forum rapat pleno.
81
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
2. Mengeluarkan surat rekomendasi perbaikan tahapan rekapitulasi, Bawaslu merasa perlu untuk
administratif. melakukan supervisi ke beberapa daerah yang
di anggap memiliki potensi kerawanan tinggi.
Surat rekomendasi yang diterbitkan Supervisi ini dilakukan pada tahapan rekapitulasi
Pengawas Pemilu juga dalam rangka di tingkat PPS ddan PPK dilakukan di 33 (Tiga
pencegahan pelanggaran dan tindak lanjut Puluh Tiga) Provinsi pada tanggal 12 s/d 16 Juli
laporan dugaan pelanggaran yang 2014 .
terjadi selama proses tahapan berlangsung. Supervisi berikutnya dilakukan pada kegiatan
Adapun proses penerbitan rekomendasi oleh rekapitulasi perolehan suara pada tingkat KPU
Pengawas Pemilu ini melalui 2 (dua) mekanisme kabupaten dan KPU Provinsi. Pada kegiatan
yakni, melalui koreksi ditempat pada saat supervisi yang kedua ini, Bawaslu melakukan
pelaksanaan Rekapitulasi hasil penghitungan, supervisi di 9 (sembilan) daerah memiliki derajat
dan melalui mekanisme penerimaan laporan pelanggaran dan kecurangan yang tinggi.
dugaan pelanggaran. Superivisi sendiri dilakukan pada tanggal 18 s/d
19 Juli 2014 dengan target Daerah-daerah yang
Pada saat rekapitulasi nasional, Bawaslu dikatagorikan memiliki derajat kecurangan tinggi
RI mengeluarkan surat rekomendasi Bawaslu berdasarkan pengalaman pada saat pengawasan
RI nomor 0900/Bawaslu/VII/2014, pada tanggal Pemilu legislative yaitu di Provinsi Sumatera Utara,
22 Juli 2014, mengenai catatan dan Pandangan Sumatera Barat, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa
Umum terkait dengan penyelenggaraan Pemilu Timur, Banten, Maluku, Papua dan Papua Barat.
Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
pada Tahapan pemungutan, penghitungan Kegiatan supervisi ini pada saat yang sama juga
dan rekapilutasi suara dalam dan luar negeri. dilakukan oleh Bawaslu provinsi dan jajarannya.
Surat rekomendasi ini dibacakan pada saat Kegiatan supervisi di Bawaslu Provinsi di
akhir penetapan hasil Pemilu dan penetapan propinasi dilaksanakan berdasarkan pelaksanaan
pasangan calon terpilih. rekapitulasi di masing-masing jenajng.
83
saksi, Panwascam, dan PPK di Desa Gajah Mati TPS
kelurahan Ulak Lebar, DPT 3.288 dan surat
9 dan 10.
suara yang diterima + cadangan 2% sejumlah - Saksi tetap menandatangani BA karena langsung
3.220. (surat terlampir) diperbaiki di pleno PPK
4. Di kab. Banyuasin - Panwascam merekomendasikan kepada PPK untuk
membuka kotak C1 Pleno di desa
di Kota Balikpapan rekapitulasi hanya menghitung
suara sah dan tidak sah tetapi tidak memperhatikan
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
kesesuaian jumlah DPT, DPtb,DPK, dan DPKtb.
Penyesuaian data pemilih tersebut justru dilakukan di
kantor KPU dan bukan dalam rapat pleno.
4) Keberatan saksi dalam pelaksanaan pleno
4) Keberatan saksi dalam pelaksanaan pleno rekapitulasi
rekapitulasi
Tabel 3.38:
Daftar Keberatan Saksi dalam Pleno Rekapitulasi
No Provinsi Keterangan
Sumatera Selatan OKI
- Terdapat perbedaan suara pada C1 yang dimiliki
saksi, Panwascam, dan PPK di Desa Gajah Mati TPS
9 dan 10.
- Saksi tetap menandatangani BA karena langsung
diperbaiki di pleno PPK
- Panwascam merekomendasikan kepada PPK untuk
membuka kotak C1 Pleno di desa
bermasalahtersebut.
- Terdapat keberatansaksi yang dituangkan dalam
formulir kejadian khusus.
Gorontalo Ada keberatan saksi di Kec. Tilamuta yaitu kesalahan
dalam penulisan angka. Berdasarkan Berita Acara
Pleno yang tertuang dalam Form Model D PPWP adalah
sebagai berikut :
1. Bahwa dalam rapat rekapitulasi hasil penghitungan
perolehan suara terdapat perbedaan angka yang
dibacakan oleh PPS dan Formulir C1 yang ada pada
saksi pasangan calon, sehingga saksi pasangan
calon nomor urut 1 (Prabowo‐Hatta) mengajukan
saran agar perbedaan data atau angka‐angka dalam
Formulir Model C1 PPWP dapat dibuat Berita Acara
perbaikan. Adapun angka‐angka yang terkoreksi 121
terdapat pada formulir C1 PPWP;
2. Bahwa dilakukan penjumlahan data‐data dalam
formulir Model D1 PPWP dari seluruh desa se‐
Kecamatan Tilamuta dan dituangkan dalam
formulir Model D1 PPWP dan DA1 PPWP Plano
yang sudah terkoreksi;
3. Bahwa adapun data dan/angka yang terkoreksi
adalah sebagai berikut :
Desa Modelemo : pengguna hak pilih dalam
DPT pada poin b sebelumnya 378, seharusnya
738;
Desa Limbato : penggunaan surat suara pada
jumlah suara yang tidak terpakai sebelumnya
206, seharusnya 333;
Desa Piloliyanga : data pemilih dalam DPT
sebelumnya laki‐laki 1399 perempuan 1247,
seharusnya laki‐laki 1395 dan perempuan
1247;
Desa Pentadu Barat : data pemilih yang
menggunakan KTP (DPKTb) sebelumnya laki‐
laki 2 perempuan 3 seharusnya laki‐laki 3 dan
perempuan 4.
Bahwa terhadap usulan saksi, Panitia Pemilihan
Kecamatan Tilamuta telah melakukan koreksi tersebut
berdasarkan data tersebut diatas.
Kabupaten Gorontalo:
Terdapat persoalan pada tahapan rekapitulasi di
tingkat kecamatan.
a. TPS 1 Desa Duanga, Kecamatan Dungaliyo: terdapat
kertas suara ganda atau double kertas suara.
Pada saat Ketua KPPS menyerahkan kertas suara
tersebut ke pemilih, Ketua KPPS tidak menyadari
bahwa kertas suara yang diberikannya berjumlah 2
(dua) buah. Namun kertas suara yang terdapat
tanda tangan Ketua KPPS hanya satu. Dan pemilih
juga tidak sadar bahwa surat suara yang ia coblos
berjumlah 2.
b. Terhadap perosalan tersebut, Ketua KPPS
mengadakan musyawarah dengan PPL dan saksi di
TPS 1 dna disepakati oleh semua pihak yang ada,
bahwa surat suara yang tercoblos dan tidak ada
tanda tangan Ketua KPPS dianggap tidak sah.
c. Terhadap persoalan tersebut tidak ada
rekomendasi langsung, karena persoalan tersebut
telah diselesaikan dengan musyawarah mufakat
ditempat.
84
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
13
5) Varian Masalah dalam pleno rekapitulasi Banten 1. Di Kabupaten Tangerang beredar Formulir C1
yang hasilnya berbeda dengan C1 hasil
sebagai berikut: Rekapitulasi, yaitu di TPS 41 Kelurahan Kelapa
Dua Kecamatan Kelapa Dua. Setelah dilakukan
penelusuran dengan kalrifikasi dengan
a. Ketidakcocokan/ketidaksesuaian antara melibatkan KPU Banten, PPK, PPS dan KPPS dapat
hasil yang dicatatkan dalam berita acara/ disimpulkan tidak ada perubahan dalam C1 yang
dimiliki oleh KPU, Panwaslu ataupun saksi;
C1 PPWP dengan yang dibacakan
2. Sampai saat ini tidak ditemukan adanya
ketidaksesuaian BA/C1 dengan C1 PPWP yang
b. Perbedaan salinan C1 PPWP yang dimiliki dibacakan;
85
Perbaikan atau koreksi yang dilakukan oleh KPU dan jajarannya di tiap
jeanjang rekapitulasi ini memiliki dampak mengembalikan prose
rekapitulasi suara berada dalam koridor tata cara dan prosedur sesua
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
126
Sumber: Bawaslu RI Tahun 2014
PKPU.
jajarannya dalam usaha melindungai hak warga ini dengan dalam Daftar Pemilih
Kota Semarang,Kabupaten Wonosobo; Khusus Tambahan
menempuh langkah‐langkah yang telah diatur dalam ketentuan
(DPKTb)
h. denganpengguna hak pilih yang
Gembok kotak suara disegel lakban di Kabupaten Jepara;
i.menggunakan KTPtelah disegel
pembukaan kotak suara yang padadi kabupaten pelaksanaan kampar,
PKPU.
d. Pelaksanaan Penanganan dan Tindak Lanjut pemungutan suara, terdapat di Surabaya,
Provinsi DKI Jakarta,Jakarta Utara;
j. Ketidaksesuaian antara Data jumlah Pemilih yang akan
Pelanggaran PemiluTahapan Rekapitulasi Provinsi Bali, Kabupaten Tabanan, Provinsi
d. Pelaksanaan Penanganan dan Tindak Lanjut Pelanggaran menggunakan KTP yang terdapat dalam Daftar Pemilih Khusus
Penghitungan Perolehan Suara
PemiluTahapan Rekapitulasi Penghitungan Perolehan Suara
Maluku Utara.
Tambahan (DPKTb) denganpengguna hak pilih yang menggunakan
KTP pada pelaksanaan pemungutan suara, terdapat di Surabaya,
Tabel 3.42: Provinsi Bali, Kabupaten Tabanan, Provinsi Maluku Utara.
Data Pelanggaran Administrasi Dan Tindak Lanjutnya
TEMUAN LAPORAN DITERUSKAN DITINDAKLANJUTI TIDAK Tabel 3.43:
DITERIMA DITERIMA KE KPU KPU DITINDAKLANJUTI Data Pelanggaran Pidana Dan Tindak Lanjutnya
68 16 84 52 32 DITERUSK DIHENT DITERUSKA
TEMUAN
DITERIMA
LAPORAN
DITERIMA
AN KE
POLISI
IKAN
POLISI
DILANJUTKAN
KEPOLISIAN
N KE
KEJAKSAAN
DIHENTIKAN
KEJAKSAAN
DILIMPAHK
AN KE PN
PUTUSAN
PN
Sumber: Bawaslu RI Tahun 2014 3
‐
Tahapan
‐ 1 Pada
1
‐ Rekapitulasi
‐ ‐ ‐
Pada Tahapan Rekapitulasi Penghitungan Perolehan Suara, Pengawas Penghitungan Perolehan
Pada Tahapan Sumber: Bawaslu RI Tahun 2014
Pemilu menemukansebanyak 68 (enam puluh delapan) temuan dan
Rekapitulasi Penghitungan Perolehan Suara, Suara, Pengawas
Pengawas Pemilu menemukansebanyak 68 (enam Pemilu menemukan 3(tiga) temuan dugaan
puluh delapan) temuan dan menerima 16 (enam pelanggaran pidana Pemilu, dan hanya ada
belas) laporan dugaan pelanggaran administrasi 1 (satu) temuan yangditeruskan ke pihak
Pemilu. Dari seluruh rekomendasi sebanyak 84 Kepolisian, tetapi tindak lanjut berhenti di
(delapan puluh empat) yang disampaikan kepada penyidik Kepolisian. Temuan yangdimaksud
KPU, hanya 52 (lima puluh dua) rekomendasi adalah Pembukaan Segel Kotak Suara
yang ditindaklanjuti oleh KPU.Berikut adalah di Pembukaan Halmahera Tengah
bentuk-bentuk dugaan pelanggaran administrasi danPenyelenggara Pemilu Menghilangkan
Pemilu yang terjadi pada tahapan Rekapitulasi Dokumen DA.1 di Kabupaten Halmahera
Penghitungan Perolehan Suara: Selatan.
a. penyerahan kotak suara yang berisi surat 2. Analisa, Kesimpulan dan Rekomendasi
suara, berita acara, rekapitulasi hasil Perbaikan Tahapan Rekapitulasi Suara
perhitungan suara dan alat kelengkapan
lainnya dari PPK kecamatan ke KPUkabupaten Berdasarkan proses pelaksanaan
sebelum jadwal; tahapan rekapitulasi suara dan penetapan
hasil Pemilu di semuan jenjang, serta hasil
b. perbedaan hasil penghitungan di Kabupaten pengawasan yang dilakukan oleh Bawaslu
Samosir; dan jajarannya, maka dapat di simpulkan hal-
hal sebagai berikut:
c. surat dari Tim Kampanye terkait Permintaan
1. Rekapitulasi suara di semua jenjang
Pencoblosan Ulang di TPS;
tingktatan naik di PPS, PPK, KPU
d. Perbedaan C1 antara saksi dan KPPS; Kabupaten Kota dandi KPU Provinsi hingga
KPU RI, berjalan relatif baik, sesuai jadwal
e. PPK melakukan rekapitulasi diluar jadwal yang yang telah ditetapkan oleh KPU serta masih
ditentukan di Kabupaten Wonogiri,Kabupaten terjaga dalam koridor ketentuan perundang-
kayong Utara, Kabupaten Jeneponto; undangan yang berlaku. Hal ini disebabkan
karena secara prosedur dan tata cara serta
pengadministrasiannya lebih sederhana
f. PPS melakukan rekap dengan software sudah
93
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
jika dibandingkan dengan Pemilu Anggota Bagi Bawaslu kejadian ini harus menjadi
DPR, DPD dan DPRD. Serta sekiranya catatan khusus untuk pelaksanaan Pemilu
terjadi permasalahan-permasalahan dalam berikutnya.
proses rekapitulasi ini, Bawaslu dan
jajarannya telah secara proaktif melakukan 4. Khusus terkait dengan permasalahan
pengawasan dan pencegahan dengan tingginya pemilih dalam DPKTb dalam
senantiasa menyampaikan saran perbaikan rekapitulasi suara ini, meskipun menajdi
dan rekomendasinya kepada KPU dan catatan khusus dalam Pemilu Presiden
jajaranya untuk ditindaklanjuti. dan Wakil Presiden ini, namun prosesnya
telah sesuai dengan ketersedian ketentuan
2. Permasalahan-permasalahan atau kejadian regualsi yang ada. Bahwa Pemilih-pemilih
yang muncul selama rekapitulasi, seperti dalam DPKTb adalah pemilih-pemilih yang
adanya data yang tidak sama diantara telah memenuhi syarat untuk menggunakan
documen formulir rekapitulasi di tiap hak pilihnya karena persoalan administratif
tingkatan, angka yang selisih atau berbeda tidak masuk dalam daftar pemilih tetap
pada data pemilih, pada data pengguna (DPT) dan daftar pemilih Khusus (DPK)
hak pilih, pada data surat suara baik diperbolehkan ikut memilih dengan
yang diterima maupun yang digunakan dimasukkan ke dalam DPKTb yang menajdi
lebih disebabkan adanya kesalahan trobosoan baru dalam melindungi hak
petugas dalam menginput data, dan tidak konstitusional warga sebagaimana di jamin
menunjukkan adanya kesengajangan dalam konstitusi kita. Memang harus di
dalam penulisannya. Sepanjang terjadi akui tingginya pemilih dalam DPKTb ini
permasalahan data seperti ini, KPU dan menunjukkan masih ada masalah dalam
jajarannya telah melakukan perbaikan atau proses pendataan pemilih yang dilakukan
koreksi setelah dilakuakn persandingan oleh KPU, tetapi justru ini menjadi upaya
documen dan rekomendasi Pengawas maksimal dalam mengakomodir hak
Pemilu. Menariknya persoalan-persoalan pilih warga. KPU dan jajarannya pun
data-data yang menjadi keberatan para dapat menjelaskan kronologi dan proses
sakasi pasangan calon ini tidak satu-pun terajdinya pemilih dalam DPKTb yang
yang menyangkut data perolehan suara tinggi ini, sementara Bawaslu berdasarkan
sah pasangan calon. Hal ini menunjukkan hasil pengawasannya menilai relatif ada
proses penghitungan dan rekapitulasi suara masalah (pelanggaran) terkait dengan
perolehan sah masing-masing masing- proses DPKtb ini. Dan juga dalam
masing pasangan calon dapat diterima dan kenyataannya tingginya pemilih dalam
menunjukkan otentisitas hasil perolehan DPKTb ini tidak saja disebabkan tidak
suara dapat di terima oleh pasangan calon. optimalnya tahapan pendaftaran pemilih,
tetapi juga disebabkan karena animo
3. Peran Bawaslu dan jajarannya dalam masyarakat dalam berpartisipasi memilih
melakukan pengawasan dan pencegahan dalam penyelenggaraan Pemilu Presiden
terjadinya pelanggaran dalam proses dan Wakil Presiden ini sangat tinggi.
pelaksanaan tahapan rekapitulasi suara
dan penetapan hasil Pemilu ini, benar- 5. Terkait dengan kejadian keluarnya saksi
benar dapat ditunjukkan dalam banyaknya pasangan calon Prabowo-Hatta Rajasa
tindakan koreksi atau perbaikan yang karena menarik diri dari forum rapat
dilakukan oleh KPU dan jajarannya. Saran pleno rekapitulasi, ini memang menajdi
perbaikan terhadap kesalahan tata cara kontroversi dan preseden baru bagi
dan prosedur rekapitulasi serta dalam penyelenggaran Pemilu di Indonesia, tetapi
pengimputan data rekapitulasi ini dan secara regulasi proses rekapitulasi yang
kemudian rekomendasi-rekomendasi yang berjalan tetap sah (konstitusional) dan
disampaikan oleh Bawaslu dan jajaranya tidak mempengaruhi proses maupun hasil
dirasa cukup efektif adlam menjaga integritas Pemilu yang ditetapkan oleh KPU. Hasil
proses dan hasil Pemilu ini. Meskpun harus pengawasan Bawaslu pun menunjukkan
di akaui masih saja ditemukan ada sebagian bahwa masalah-masalah yang kemudian
rekomendasi yang belum dijalankan oleh dijadikan alasan keluarnya saksi pasangan
KPU seperti yang terjadi di dua Distrik calon tersebut telah diselsaikan oleh KPU
di Dogiyai Provinsi papua yang samapai dan jajarnya, namun demiikian Bawaslu
pelaksanaan rekapitulasi di tingkat nasional dapat memahami sikap yang daiambil oleh
belum ditindaklanjuti. Namun maslah saksi pasangan calon yang menarik diri dari
terkait dengan hal ini telah disepakati rapat pleno rekapitulasi tersebut.
di dalam rapat pleno nasional dengan
mengkosongkan hasil rekapitulasinya. Akhirnya, atas semua permasalahan
94
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
yang muncul dan kesimpulan-kesimpulan
sebagaimana terurai diatas, dalam rangka
perbaikan kedepan, disampaikan rekomendasi
sebagai berikut:
1. Terhadap kesalahan-kesalahan yang
masih muncul dalam proses rekapitulasi
ini, mungkin memang disebabkan karena
kekurangcermatan oleh petugas KPU dan dan non-tahapan diselenggarakan di Luar Negeri,
jajarannya dalam menulis atau menginput misalnya tahapan pendaftaran dan penetapan
data, sehingga membutuhkan peningkatan pasangan calon tidak dilakukan di Luar Negeri.
SDM dan derajat profesionalitas petugas Oleh karena itu maka pengawasan Pemilu di Luar
KPU dan jajarannya. Akan tetapi kedepan Negeri difokuskan kepada beberapa tahapan/
sudah waktunya untuk dipertimbangkan non tahapan saja. Adapun tahapan/non tahapan
dalam peraturan perundang-undangan agar tersebut meliputi: a) sosisalisasi, b) penyusunan
proses rekapitulasi ini hanya dilaksanakan di daftar pemilih, c) distribusi logistik, d) kampanye,
tingkat KPU Kabupaten/Kota, KPU Provinsi e) pemungutan dan pergerakan suara, f)
dan di tingkat Nasional dengan memangkas penghitungan suara dan rekapitulasi suara.
atau meniadakan rekapitulasi di tingkat
PPS dan PPK, karena terbukti berawal dari 1. Pelaksanaan Pengawasan dan Pencegahan
rekapitulasi PPS dan PPK inilah masalah- Pelanggaran Pemilu di Luar Negeri;
masalah administrasi itu terjadi dan bahkan
tidak menutup kemungkinan didalamnya Dalam rangka pelaksanaan
juga terselip sebuah tindak kecurangan dan dan pencegahan pelangaran Bawaslu
pelanggaran pemlu. menyusun mekanisme pengawasan dan
sistem pengendalian terhadap pelaporan
2. Masalah pemilih yang tidak tercatat Panwas Luar Negeri, selanjutnya dilakukan
dalam DPT dan DPK, yakni pemilih yang pengkategorian dari sisi pelaporan, yaitu ;
menggunakan KTP yang akhirnya masuk a) Laporan Pengawasan Harian, Setiap Hari
tercatat ke dalam DPKTb, kedepan harus Berdasarkan Peristiwa dan Isu Khusus; b)
diakomodir secara memadai pengaturannya Laporan Pengawasan Periodik, Mencakup
dalam regulasi Pemilu Presiden dan Wakil Persiapan Pemungutan Suara (PPS),
Presiden. Pemungutan Suara (PS), Penghitungan Suara
(PHS) dan Rekapitulasi Suara (RS), c) Laporan
3. Kepada KPU, Bawaslu merekomendasi Pengawasan Akhir Tahapan, Setiap Akhir
dalam rangka meminimalisir persoalan Tahapan Berdasarkan Jadwal Tahapan.
yang muncul pada saat rekapitulasi di
tingkat nasional, agar setiap masalah yang a. Permasalahan Dalam Penyelenggaraan
terjadi dan menjadi catatan keberatan Tahapan Pemilu di Luar Negeri.
diselesaikan di tahapan rekapitulasi jenjang
di bawahnya. Berdasarkan laporan hasil pengawasan
yang disampaikan oleh Panwas Luar Negeri
4. Bawaslu juga perlu meningkatkan lagi di 29 perwakilan negera diperoleh data terkait
efektifitas pengawasannya dengan permasalahan dalam pelaksanaan tahapan/
mengintensifkan kegiatan pencermatan non tahapan Pemilu Presiden dan Wakil
lebih awal terhadap data dan documen Presiden Tahun 2014 di Luar Negeri. Adapun
yang dimiliknya, serta mengidentifikasi 29 perwakilan Negara tersebut terdiri dari,
masalah-masalah yang kemungkinan yaitu; 1) London, 2) Den Haag, 3) Franfurt, 4)
muncul dan menjadi keberatan para saksi New York, 5) Los Angeles, 6) San Fransisco,
psangan calon dengan mengorganisir 7) Abu Dhabi, 8) Kuwait, 9) Muscat, 10)
laporan hasil pengawasan yang dilakukan Riyadh, 11) Dubai, 12) Jeddah, 13) Doha, 14)
oleh Pengawas Pemilu di jajarannya. Kuala Lumpur, 15) Bandar Sri Begawan, 16)
Kota Kinabalu, 17) Kuching, 18) Johor Bahru,
3.8. Pengawasan Pemilu Presiden dan Wakil 19) Tawau, 20) Penang, 21) Singapura, 22)
Presiden di Luar Negeri Hongkong, 23) Seoul, 24) Tokyo, 25) Taipei,
26) Sydney, 27) Dili, 28) Perth, 29) Melbourne.
Pengawasan Pemilu di Luar Negeri pada
dasarnya mencakup beberapa tahapan dan non
tahapan Pemilu. Penyelenggaraan Pemilu di luar
negeri memiliki kekhususan dibanding dengan
Pemilu di Indonesia, dimana tidak semua tahapan
95
29) Melbourne.
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
Tabel 3.44: Tabel 3.44:
Permasalahan Dalam Penyelenggaraan Permasalahan Dalam Penyelenggaraan
Tahapan Pemilu di Luar Negeri Tahapan Pemilu di Luar Negeri
Tahapan/Non Tahapan/Non
No Permasalahan Locus No Permasalahan Locus
Tahapan Tahapan
1 Daftar Pemilih 1. DPK Tb LN Pemilu 1. Hampir seluruh 1 Daftar Pemilih ditempel/diumumkan
1. DPK Tb LN Pemilu PPLN
1. Hampir seluruh
Anggota DPR, DPD dan perwakilan Negara; diLokasi TPS
Anggota DPR, DPD dan perwakilan Negara;
DPRD belum seluruhnya 3. DPRD belum seluruhnya
Pemilih tidak 3. New York, Los
terakomodir dalam terakomodir dalam
membawa A5 Angeles, Franfurt
DPT; 4. DPT;
TPS telah ditutup tapi 4. Hongkong, New
2. Ditemukan Pemilih 2. Abu dhabi 2. Ditemukan Pemilih
masih ada pemilih 2. Abu dhabi
York, Los Angeles,
Ganda Dalam DPT; Ganda Dalam DPT;
datang Johor Bahru, Kuala
3. Data Pemilih Tidak 3. Abu Dhabi, Kuala 3. Data Pemilih Tidak Lumpur
3. Abu Dhabi, Kuala
Lengkap; Lumpur 5. Lengkap;
Pemilih/relawan 5. Lumpur
New York, Jeddah,
4. Kecenderungan DPKTb 4. Hongkong, Kuala datang ke TPS
4. Kecenderungan DPKTb Hogkong, Soul
4. Hongkong, Kuala
LN masih tinggi Lumpur, dan memakai atribut
LN masih tinggi Lumpur, dan
hamper seluruh 146 Pasangan calon hamper seluruh
negara 6. Sisa surat suara tidak 6. negara
New York
2 Kampanye 1. Dilakukan dengan cara 1. Los Angeles, 2 Kampanye dicoret
1. Dilakukan dengan cara 1. Los Angeles,
menunggang pada Franfurt, New York Pemungutan Suara 1. Adanya surat suara 1. Hongkong, Tokyo,
kegiatan‐kegiatan (Pos) kembali akibat alamat San Fransisco,
promosi dan budaya tidak jelas Jeddah
2. Kampanye tidak 2. Hampir diseluruh 2. Adanya surat suara 2. Penang
terorganisir, hanya perwakilan Negara kembali karena biaya
inisiatif prangko tidak cukup
kelompok/komunitas 3. Tanggal Perangko 3. New York
tertentu (realawan) didalam stempel
3. Dugaan ketidaknetralan 3. Hampir diseluruh dianggap kadaluarsa
oknum pihak perwakilan Negara oleh pemilih
perwakilan resmi Pemungutan Suara 1. Dropbox diantar ke 4. Kuala Lumpur, Dili
negara di LN (Dropbox) perusahaan atau
3 Logistik 1. Logistik terlambat 1. Hampir diseluruh pemukiman lebih awal
diterima perwakilan sebelum waktu yang
Negara ditentukan/tanggal
2. Pengiriman Logistik 2. 50 paket dibawa pemungutan suara
LN tidak aman KPU untuk yang ditetapkan
diserahkan kepada 2. Dropbox 5. Den Haag, Penang
PPLN saat Bimtek menggunakan tas
LN yang tidak tersegel
3. Pengiriman surat 3. Hampir seluruh 3. Dropbox ditafsirkan
suara lewat pos lewat perwakilan Negara sebagai TPS keliling,
dari waktu yang Adanya DPKTb LN
ditetapkan dalam mekanisme
4. Potensi keterlambatan 4. Tokyo, San pemilihan melalui
pengiriman kembali Francisco Dropbox
surat suara pos Sumber: Bawaslu RI Tahun 2014
pemilih besar
5. Surat suara kurang 5. Oman b. Kegiatan Pengawasan dan Pencegahan
6. Surat suara lebih 6. Abu Dhabi dalamPengawasan
b. Kegiatan Penyelenggaraan Tahapan Pemilu
dan Pencegahan dalam diPenyelenggar
4 Sosialisasi 1. KPU terlambat Hampir seluruh Negara Tahapan Pemilu di Luar Negeri
menetapkan SK Luar Negeri
tentang penepatan hari Sejak dibentuknya Panwas Luar Negeri pada bulan Desember 20
pemungutan suara
perwakilan negara,
RI telah
Bawaslu Sejakmelakukan
dibentuknya Panwas
kegiatan‐kegiatan Luar
dalam rangka pengawa
yang menyebabkan Negeri pada bulan Desember 2013,
ketidakjelasan dan pencegahan penyelenggaraan Tahapan Pemilu di Luar Negeri, sep
sosialisasi hari H bagi
Bawaslu RI telah melakukan kegiatan-
pemilih LN
penyusunan Buku Panduan Pengawasan Pemilu Presiden dan Wakil Presi
kegiatan dalam rangka pengawasan dan
2. Pendeknya/tidak Hampir diseluruh pencegahan
Tahun penyelenggaraan
2014 di Luar NegeriBimbingan Tahapan
Teknis Bagi Panwas Luar Negeri
sesuai waktu tahapan Negara
sosialisasi oleh PPLN Pemilu di Luar Negeri, seperti penyusunan
Perwakilan Negara, yaitu, 1) Los Angeles, 2) Frankfurt, 3) Dubai, 4) Perth
akibat terlambatnya Buku Panduan Pengawasan Pemilu Presiden
5) Tokyo. Melakaukan pemetaan Potensi Pelanggaran dalam ran
penetapan SK KPU
3. Masih adanya pemilih dan Wakil Presiden Tahun 2014 di Luar
yang tidak mengetahui NegeriBimbingan Teknis Bagi Panwas Luar
Hari H, dan model
pemberian suara Negeri di 5 Perwakilan Negara, yaitu, 1) Los
TPSLN, Pos atau Angeles, 2) Frankfurt, 3) Dubai, 4) Perth dan
Dropbox)
5 Pemungutan Suara 1. TPSLN ; DPKtb LN 1. New York, Los 5) Tokyo. Melakaukan pemetaan Potensi
(TPSLN) hampir terdapat di Angeles, San Pelanggaran dalam rangka Persiapan
seluruh TPS di Francisco, Dubai,
Perwakilan Negara Jeddah, Kuala
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden di
Lumpur, Kuching, Wilayah Perbatasan Republik Indonesia,
Hongkong, Seoul,
Sydney
yaitu di: 1) Perbatasan Indonesia-Singapura;
2. DPT tidak 2. Hampir diseluruh 2) Perbatasan Indonesia dengan Malaysia
(Kuching); 3) Perbatasan Indonesia dengan
Timor Leste; 4) Perbatasan Indonesia
dengan Malaysia (Tawau); dan 5) Indonesia
dengan Malaysia (Pulau Sebatik), dan lain-
lain (lihat Tabel 3.45)
96
Republik Indonesia, yaitu di: 1) Perbatasan Indonesia‐Singapura; 2) Pemungutan Bawaslu , 2014 Persiapan
SuaraPemilu Pejabat pemungutan suara di
Perbatasan Indonesia dengan Malaysia (Kuching); 3) Perbatasan Indonesia Presiden dan Struktural di Luar Negeri berjalan
155
Tabel 3.48:
Jumlah dan Rekomendasi Pelanggaran
REKOMENDASI PELANGGARAN
JUMLAH
PELANGG PELANGGA TINDAK PELANGG
NO. DAERAH RAN PIDANA ARAN
ARAN
PEMILU ADMINIST PEMILU KODE
RASI ETIK
1. BAWASLU RI 6 6 0 0
2. ACEH 3 3 0 0
3. SUMATERA UTARA 126 119 6 1
4. SUMATERA BARAT 47 44 0 3
5. SUMATERA SELATAN 0 0 0 0
6. JAMBI 1 1 0 0
152
7. BENGKULU 58 58 0 0
8. RIAU 4 3 1 0
13. JAWA BARAT
9. KEPULAUAN RIAU 48 1 21 1 1 0 0 0
14. JAWA TENGAH
10. LAMPUNG 35 17 30 6 1 11 4 0
15. 11. BANGKA BELITUNG 75
JAWA TIMUR 1 69 1 3 0 3 0
12. DKI JAKARTA 16 16 0 0
16. DIY 32 31 0 1
13. JAWA BARAT 48 21 1 0
17. BANTEN 13 3 10 0
14. JAWA TENGAH 35 30 1 4
18. KALIMANTAN
15. JAWA TIMUR
73 75
73 69
0 3
0 3
SELATAN
16. DIY 32 31 0 1
19. KALIMANTAN TENGAH 3 3 0 0
17. BANTEN 13 3 10 0
20. KALIMANTAN BARAT 29 25 3 1
18. KALIMANTAN 73 73 0 0
21. KALIAMANTAN TIMUR
SELATAN 5 5 0 0
19. KALIMANTAN TENGAH 3 3 0 0
22. SULAWESI SELATAN 8 8 0 0
20. KALIMANTAN BARAT 29 25 3 1
23. SULAWESI TENGAH 13 12 1 0
21. KALIAMANTAN TIMUR 5 5 0 0
24. SULAWESI TENGGARA 8
22. SULAWESI SELATAN 8 2 8 5 0 1 0
25. SULAWESI BARAT
23. SULAWESI TENGAH 1 13 1 12 0 1 0 0
26. SULAWESI UTARA 18
24. SULAWESI TENGGARA 8 17 2 1 5 0 1
27. 25. SULAWESI BARAT 0
GORONTALO 1 0 1 0 0 0 0
26. SULAWESI UTARA 18 17 1 0
28. BALI 50 50 0 0
27. GORONTALO 0 0 0 0
29. NTB 0 0 0 0
28. BALI 50 50 0 0
30. NTT 29. NTB
37 0
29 0
4 0
4 0
31. MALUKU
30. NTT 17 37 15 29 2 4 0 4
32. MALUKU UTARA
31. MALUKU 13 17 11 15 0 2 2 0
33. PAPUA 32. MALUKU UTARA 1 13 0 11 0 0 1 2
33. PAPUA 1 0 0
34. PAPUA BARAT 5 5 0 0 1
34. PAPUA BARAT 5 5 0 0
TOTAL PELANGGARAN 764 668 49 21
TOTAL PELANGGARAN 764 668 49 21
Sumber: Bawaslu RI Tahun 2014
Tabel 3.49:
Data Pelanggaran Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
Di Bawaslu RI
REKOMENDASI PELANGGARAN
JUMLAH TIDAK
PELANGGA TINDAK PELANGGA
LAPORAN DITINDAK
NO INSTANSI RAN PIDANA RAN KODE
LANJUTI
ADMINIST PEMILU ETIK
RASI
1 BAWASLU RI 64 6 0 0 58
Sumber: Bawaslu RI Tahun 2014
100
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
154
Tabel 3.50:
Rincian Data Pelanggaran dan Penanganannya di Tingkat Bawaslu RI
PROSES TINDAK
NO.
NO PELAPOR TERLAPOR POKOK PENANGANA HASIL LANJUT
LAPORAN
LAPORAN N KAJIAN
1 001/LP/PEM Habiburro Relawan Dugaan
ILU khman Jokowi‐JK pelanggaran Tanggal 23
PRESIDEN Pemilu yang ‐ Mei 2014
DAN WAKIL dilakukan oleh
PRESIDEN/VI Relawan Jokowi‐ Bukan Dihentik
/2014 JK berupa Pelanggara an
Tanggal 22 pembuatan n Pemilu
Mei 2014 spanduk
Kampanye Hitam
(black campaign)
pada Tahapan
Pendaftaran
Bakal Pasangan
Calon Presiden
dan Wakil
Presiden Tahun
2014
2 002/LP/PEM Habiburro Pemilik akun Dugaan ‐ Tanggal 30
ILU khman twitter Kampanye hitam Mei 2014
PRESIDEN @PartaiSocm terhadap Bakal Dihentik
DAN WAKIL ed Pasangan Calon Bukan an
PRESIDEN/VI Presiden dan Pelanggara
/2014 Wakil Presiden n Pemilu
Tanggal 26 Prabowo
Mei 2014 Subianto
3 003/LP/PEM Habiburro 1. Joko Dugaan Klarifikasi Tanggal
ILU khman Widodo Kampanye di kepada: 7 Juni 2014 Dihentik
PRESIDEN luar jadwal 1. Pelapor an
DAN WAKIL berupa 2. Hadar Bukan
PRESIDEN/VI pernyataan Navis Pelanggara
/2014 Ajakan Calon Gumay n Pemilu
Tanggal 2 Presiden (Sdr. Ir. (Anggot
Juni 2014 Joko Widodo) di a KPU
Kantor KPU RI)
dalam acara
Pengambilan
Nomor Urut
serta Penetapan
Nomor Urut dan
Pengumuman
Pasangan Calon
Presiden dan
Wakil Presiden
Tanggal 1 Juni
2014
2. Aria Bima dugaan Klarifikasi
penggunaan kepada:
fasilitas KPU 1. Sekretari
oleh Pasangan s Jenderal
Calon Nomor KPU
101
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
155
PROSES TINDAK
NO.
NO PELAPOR TERLAPOR POKOK PENANGANA HASIL LANJUT
LAPORAN
LAPORAN N KAJIAN
Urut 2 dalam 2. Aria Bima
acara
Pengambilan
Nomor Urut
serta Penetapan
Nomor Urut dan
Pengumuman
Pasangan Calon
Presiden dan
Wakil Presiden
Tanggal 1 Juni
2014
Pasangan Dugaan Klarifikasi Tanggal
004/LP/PEM Calon Nomor Kampanye di kepada 7 Juni 2014 Dihentik
4 ILU Bawaslu Urut 2 luar jadwal 1. Joko an
PRESIDEN (Joko Widodo berupa Widodo Bukan
DAN WAKIL – Jusuf Kalla) penayangan Pelanggara
PRESIDEN/VI Iklan Kampanye n Pemilu
/2014 di Media Cetal
Tanggal 2 Elektronik
Juni 2014
5 005/LP/PEM Bawaslu 1. Pasangan Dugaan Klarifikasi Tanggal Menerus
ILU Calon Pelanggaran kepada: 8 Juni 2014 kan
PRESIDEN Nomor Kampanye di 1. Hatta kepada
DAN WAKIL Urut 1 luar jadwal yang Rajasa Meneruska KPI
PRESIDEN/VI dilakukan dalam 2. Direktur n kepada sesuai
/2014 acara Pemaparan TV One KPI sesuai dengan
Tanggal 3 Visi dan Misi 3. Syarifudd dengan ketentua
Juni 2014 Pasangan Calon in Hasan ketentuan n UU No
Presiden dan (Ketua UU No 32 32 Tahun
Wakil Presiden Harian Tahun 2002 2002
Nomor Urut 1 DPP tentang tentang
kepada Partai Partai Penyiaran Penyiara
Demokrat di Demokra n
Hotel Grand t)
Sahid Jaya
Tanggal 1 Juni
2014 yang
ditayangkan
secara live oleh
TV One
6 005A/LP/PE Bawaslu 2. Ali Dugaan Klarifikasi Tanggal Menerus
MILU Masykur pelanggaran kepada: 8 Juni 2014 kan
PRESIDEN Musa berupa 1. Ali kepada
DAN WAKIL terlibatnya Masykur Tidak cukup Ketua
PRESIDEN/VI dalam Tim Musa bukti BPK
/2014 Kampanye sebagai terkait
Tanggal 3 Nasional Pelanggara pelangga
Juni 2014 Pasangan Calon n Pemilu ran
Nomor Urut 1 ketentua
n Pasal 6
ayat (2)
Peratura
n BPK
Nomor 2
Tahun
102
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
156
PROSES TINDAK
NO.
NO PELAPOR TERLAPOR POKOK PENANGANA HASIL LANJUT
LAPORAN
LAPORAN N KAJIAN
2011
tentang
Kode Etik
BPK
7 005B/LP/PE Bawaslu 3. Ikrar terkait Klarifikasi Tanggal Dihentik
MILU Nusa kehadiran Sdr. kepada: 8 Juni 2014 an
PRESIDEN Bakti Ikrar Nusa Bakti 1. Ikrar
DAN WAKIL di Kantor KPU Nusa Bukan
PRESIDEN/VI dalam acara Bhakti Pelanggara
/2014 Pengambilan n Pemilu
Tanggal 3 Nomor Urut
Juni 2014 serta Penetapan
Nomor Urut dan
Pengumuman
Pasangan Calon
Presiden dan
Wakil Presiden
Tanggal 1 Juni
2014
8 006/LP/PEM Sirra Setiardi Dugaan Klarifikasi Tanggal
ILU Prayuna Budiono Pelanggaran kepada: 9 Juni 2014
PRESIDEN (Pimpinan Pemilu terkait 1. Pelapor
DAN WAKIL Redakasi dengan 2. Terlapor Dihentikan Dihentik
PRESIDEN/VI Tabloid Obor penistaan sesuai karena an
/2014 Rakyat) dengan Pasal 41 Laporan
Tanggal 4 UU Nomor 42 Daluarsa
Juni 2014 Tahun 2008
yaitu menghina
seseorang,
agama, suku, ras,
golongan,
calon/pasangan
calon yang lain
dan menggangu
ketertiban
umum terhadap
Paslon Nomor
Urut 2
9 007/LP/PEM Sirra Anggota TNI Dugaan Klarifikasi Tanggal Diinform
ILU Prayuna pelanggaran kepada: 10 Juni asikan
PRESIDEN Pemilu terkait 1. Pelapor 2014 kepada
DAN WAKIL dengan 2. Saksi Bukan TNI
PRESIDEN/VI pendataan Pelapor Pelanggara untuk
/2014 masyarakat atau 3. Kompas.c n Pemilu ditindakl
Tanggal 5 warga yang om anjuti
Juni 2014 dilakukan oleh 4. Koordina sesuai
Anggota TNI si dengan ketentua
untuk memilih Kasum n
Paslon Presiden TNI PerUUan
dan Wakil
Presiden
Prabowo‐Hatta
yang diduga
melanggar Pasal
103
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
157
PROSES TINDAK
NO.
NO PELAPOR TERLAPOR POKOK PENANGANA HASIL LANJUT
LAPORAN
LAPORAN N KAJIAN
29 Undang
UndangNomor
42 Tahun 2008
104
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
158
PROSES TINDAK
NO.
NO PELAPOR TERLAPOR POKOK PENANGANA HASIL LANJUT
LAPORAN
LAPORAN N KAJIAN
14 012/LP/PEM Puji Dr. Saeful Dugaan ‐ Tanggal Dihentik
ILU Susanto Mujani perbuatan fitnah, 16 Juni an
PRESIDEN (Direktur provokasi, black 2014
DAN WAKIL Lembaga campaign, Sara
PRESIDEN/VI Survey dan kampanye Ditangani
/2014 Indonesia) terselubung yang Bawaslu
Tanggal 11 dilakukan oleh Provinsi
Juni 2014 Dr. Saeful Banten
Mujani, selaku
Direktur BukanPelan
Lembaga Survey ggaran
Indonesia (LSI) Pemilu
dalam acara
silaturahmi
pemuda dan
masyarakat
Cinangka.
15 013/LP/PEM Surjokotjo 1. Prabowo Dugaan Klarifikasi Tanggal Dihentik
ILU , SE Subianto pelanggaran kepada: 17 Juni an
PRESIDEN 2. Ubaidi kampanye oleh 1. Pelapor 2014
DAN WAKIL Rosidi Calon Prabowo 2. Tim
PRESIDEN/VI (Ketua Subianto dalam Kampany Tidak cukup
/2014 PPDI) acara Deklarasi e Capres bukti
Tanggal 12 3. Sudir Kebangkitan dan sebagai
Juni 2014 Santoso Desa yakni Cawapres Pelanggara
(Ketua melibatkan no. Urut 1 n Pemilu
Parade kepala desa,
Nusantara) perangkat desa,
4. Dimyati dan PNS.
(Penasehat
Forum
Sekdes
Indonesia)
16 014/LP/PEM Jimmi Capres dan Dugaan Klarifikasi Tanggal Dihentik
ILU Akbal Cawapres No pelanggaran kepada: 17 Juni an
PRESIDEN Zamaidar Urut 1 berupa 1. Pelapor 2014
DAN WAKIL penggunaan 2. Tim
PRESIDEN/VI lambang burung Kampany Bukan
/2014 garuda merah e Capres Pelanggara
Tanggal 12 yang menyerupai dan n Pemilu
Juni 2014 Lambang Negara Cawapres
Republik no. Urut 1
Indonesia yaitu 3. KPU RI
Garuda
Pancasila.
17 015/LP/PEM Samsudin, Indonesia Dugaan ‐ Tanggal Dihentik
ILU SH Jaya Pelanggaran 18 Juni an
PRESIDEN Kampanye Hitam 2014
DAN WAKIL dalam bentuk
PRESIDEN/VI penyebaran Tidak cukup
/2014 brosur yang bukti
tanggal 13 isinya sebagai
Juni 2014 mengandung Pelanggara
fitnah n Pemilu
105
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
159
PROSES TINDAK
NO.
NO PELAPOR TERLAPOR POKOK PENANGANA HASIL LANJUT
LAPORAN
LAPORAN N KAJIAN
18 016/LP/PEM Habiburok H.M Jusuf Dugaan Habiburokh Tanggal
ILU hman Kalla Pelanggaran man 18 Juni Diterusk
PRESIDEN Pasal 41 ayat (1) (Pelapor) 2014 an
DAN WAKIL huruf c UU Pelanggara kepada
PRESIDEN/VI Nomor 42 Tahun n KPU RI
/2014 2008 Administras
tanggal 13 i Pemilu
Juni 2014
19 017/LP/PEM Dwi PLN Kota Dugaan ‐ Tanggal
ILU Santoso,S Garut keterlibatan 21 Juni
PRESIDEN H Perusahaan Milik 2014
DAN WAKIL Negara dalam
PRESIDEN/VI Kampanye DitanganiBa
/2014 Pemilu Presiden waslu Dihentik
tanggal 16 dan Wakil Provinsi an
Juni 2014 Presiden yang Jawa Barat
dilkukan oleh
PLN Kota Garut Tidak
Cukup Bukti
Sebagai
Pelanggara
n Pemilu
20 018/LP/PEM Habiburok PT Bintang Dugaan ‐ Tanggal Dihentik
ILU hman Toejoe pelanggaran 22 Juni an
PRESIDEN Penayangan 2014
DAN WAKIL iklan
PRESIDEN/VI Bukan
/2014 Pelanggara
tanggal 17 n Pemilu
Juni 2014
21 019/LP/PEM Widodo 1. Rieke Dugaan Klarifikasi Tanggal Dihentik
ILU Edi Diah Pelanggaran kepada: 23 Juni an
PRESIDEN Sektianto Pitaloka yang dilakukan 1. Pelapor 2014
DAN WAKIL 2. Tim oleh Sdri. Rieke 2. Terlapo
PRESIDEN/VI Sukses Diah Pitaloka r Bukan
/2014 Paslon dan Tim Sukses Pelanggara
tanggal 18 Nomor Paslon Nomor n Pemilu
Juni 2014 Urut 2 Urut 2 dalam
bentuk
Kampanye di
Kereta Api
22 020/LP/PEM Bambang Jamrud Dugaan ‐ 1. Dihen
ILU Purwanto Indonesia Kampanye Hitam tikan
PRESIDEN Jaya terhadap Calon Tanggal 2. Diter
DAN WAKIL Presiden Nomor 24 Juni uskan
PRESIDEN/VI Urut 1 (Prabowo 2014 kepa
/2014 Subianto) Tidak cukup da
tanggal 19 bukti Dewa
Juni 2014 n
Pers
untuk
ditind
aklan
juti
3. Diinf
106
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
160
PROSES TINDAK
NO.
NO PELAPOR TERLAPOR POKOK PENANGANA HASIL LANJUT
LAPORAN
LAPORAN N KAJIAN
orma
sikan
kepa
da
Kepol
isian
untuk
ditind
aklan
juti
23 021/LP/PEM Sufmi Wiranto Dugaan - Sufmi Tanggal Dihentik
ILU Dasco pelanggaran Dasco 24 Juni an
PRESIDEN Ahmad tindak pidana Ahmad 2014
DAN WAKIL Pemilu berupa - Saksi
PRESIDEN/VI kampanye Pelapor Tidak cukup
/2014 hitam/fitnah - Wiranto bukti
tanggal 19 yang dilakukan sebagai
Juni 2014 oleh Wiranto Pelanggara
selaku Anggota n Pemilu
Tim Kampanye
Capres Nomor
Urut 2 Jokowi‐JK
24 022/LP/PEM Djafar ‐ Dugaan ‐ Tanggal Dihentik
ILU Ruliansya pelanggaran 25 Juni an
PRESIDEN h Lubis, Pemilu yakni 2014
DAN WAKIL SH. MH. melakukan
PRESIDEN/VI Kampanye hitam Bukan
/2014 dengan Pelanggara
tanggal 20 menyebarkan n Pemilu
Juni 2014 buku saku yang
berjudul
“Pemurnian
Agama
(Manifesto Partai
Gerindra)
Mengancam
Keutuhan Umat
Islam Indonesia
dan Merusak
Toleransi
Kehidupan Umat
Beragama, 10
Alasan memilih
Joko Widodo”.
25 023/LP/PEM Krist Ibnu Wimar Dugaan ‐ Tanggal Dihentik
ILU T Witoelar Pelanggaran 25 Juni an
PRESIDEN Wahyudi, Pemilu terkait 2014
DAN WAKIL SH dengan
PRESIDEN/VI penyebaran 1. Daluars
/2014 informasi yang a
tanggal 20 tidak benar di 2. Bukan
Juni 2014 akun media Pelangg
sosial twitter aran
yang melanggar Pemilu
Pasal 41 huruf c
107
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
161
PROSES TINDAK
NO.
NO PELAPOR TERLAPOR POKOK PENANGANA HASIL LANJUT
LAPORAN
LAPORAN N KAJIAN
UU 42 Tahun
2008 tentang
Pemilu Presiden
dan Wakil
Presiden.
26 024/LP/PEM Didi Iwan Piliang Dugaan ‐ diteruska
ILU Armanto dan Tim pelanggaran Tanggal n
PRESIDEN Kusumant Kampanye Pemilu terkait 28 Juni kepada
DAN WAKIL o Jokowi‐JK kampanye yang 2014 KPU RI
PRESIDEN/VI mengganggu
/2014 ketertiban Meneruska
tanggal 23 umum (adanya n kepada
Juni 2014 kegiatan di Posko KPU RI
Pemenangan
Pasangan Calon
Nomor Urut 2
yang menggangu
ketertiban
masyarakat)
27 025/LP/PEM Muhamad KPU RI Dugaan ‐ Tanggal Dihentik
ILU Daud B pelanggaran 28 Juni an
PRESIDEN yang dilakukan 2014
DAN WAKIL oleh KPU yakni:
PRESIDEN/VI 1. Meloloskan Bukan
/2014 kandidat Pelanggara
tanggal 23 yang diduga n Pemilu
Juni 2014 melanggaran
HAM
2. Mengabaikan
masukan
masyarakat
atas rekam
jejak Capres
dan
Cawapres
dan
3. Mengabaikan
masukan
masyarakat
mengenai
materi
pembahasan
HAM dalam
debat Capres
dan
Cawapres
28 026/LP/PEM Aliansi Komisi Keputusan Pelapor Tanggal Dihentik
ILU Advokat Pemilihan Nomor 28 Juni an
PRESIDEN Merah Umum RI 453/Kpts/KPU/ 2014
DAN WAKIL Putih TAHUN 2014
PRESIDEN/VI (A2MP) tentang Bukan
/2014 diwakili Penetapan Pelanggara
tanggal 23 oleh DR. Pasangan Calon n Pemilu
Juni 2014 (Cand) H Peserta Pemilu
Suhardi Presiden dan
108
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
162
PROSES TINDAK
NO.
NO PELAPOR TERLAPOR POKOK PENANGANA HASIL LANJUT
LAPORAN
LAPORAN N KAJIAN
Somomoel Wakil Presiden
jono, SH., Tahun 2014
MH tanggal 31 Mei
2014 khusus
diktum (1) frase
kata Sdr.Ir. H.
Joko Widodo
sebagai calon
Presiden
dikarenakan
pada saat
pendaftaran
sebagai Bakal
Calon Presiden
diduga tidak
memenuhi
prosedur
sebagaimana
diatur dalam
Pasal 19 ayat (2)
PP Nomor 14
Tahun 2009
tentang Tata
Cara Bagi
Pejabat Negara
Dalam
Melaksanakan
Kampanye
Pemilihan
Umum, yang
mengatur
“Gubernur…..har
us
menyampaikan
surat
permohonan ijin
kepada Presiden
paling lambat 7
hari sebelum
didaftarkan oleh
parpol atau
gabungan parpol
di KPU”.
29 027/LP/PEM Habiburok Ir. Joko Dugaan 1. Pelapor Tanggal Diterusk
ILU hman Widodo Pelanggaran 2. Tim 29 Juni an
PRESIDEN Pasal 41 ayat 1 Kampany 2014 kepada
DAN WAKIL huruf h UU 42 e Paslon KPU RI
PRESIDEN/VI Tahun 2008 Nomor Pelanggara
/2014 yang mengatur Urut 2 n
tanggal 24 larangan bagi Administras
Juni 2014 pelaksana, i Pemilu
peserta dan
petugas
kampanye untuk
menggunakan
fasilitas
109
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
163
PROSES TINDAK
NO.
NO PELAPOR TERLAPOR POKOK PENANGANA HASIL LANJUT
LAPORAN
LAPORAN N KAJIAN
pemerintah,
tempat ibadah
dan tempat
pendidikan yang
dilakukan oleh
Joko Widodo
selaku Capres
Nomor 2
30 028/LP/PEM Fadli 1. Prabowo Dugaan Deadline Bukan
ILU Ramdhani Subianto pemasangan Alat 30 Juni Pelangga
PRESIDEN l 2. Joko Peraga 2014 ran
DAN WAKIL Widodo Kampanye tidak Pemilu
PRESIDEN/VI sesuai dengan Dilimpahka karena
/2014 ketentuan n kepada Tidak
tanggal 25 perundang‐ Bawaslu Memenu
Juni 2014 undangan. Provinsi hi Bukti
DKI Jakarta
31 029/LP/PEM Fadli 1. Fits Terlapor 30 Juni
ILU Ramdhani Gerald bersama Pendeta 2014 Bukan
PRESIDEN l Pitty Sitanggang Pelangga
DAN WAKIL (Caleg melakukan Dilimpahka ran
PRESIDEN/VI DPRD dugaan n kepada Pemilu
/2014 DKI menyerukan Bawaslu
tanggal 25 Jakarta kepada para Provinsi
Juni 2014 dari jemaat di GKPS DKI Jakarta
Partai (Gereja Kristen
Gerindr Protestan
a ) Simalungun)
pada tanggal 22
Juni 2014 (jalan
Raya Kampung
Pedongkelan
Belakang RW 13
Cengkareng
Timur, Jakarta
Barat) untuk
memilih
Prabowo sebagai
Presiden
2. Tim Dugaan
Sukses pembagian
Jokowi‐ rokok gratis dan
JK makanan untuk
menonton
bareng debat
Capres
32 030/LP/PEM Tonin Ir. Joko Dugaan
ILU Tachta Widodo Pelanggaran
PRESIDEN Singarimb yang dilakukan Tanggal
DAN WAKIL un oleh Calon 30 Juni Bukan
PRESIDEN/VI Presiden Nomor 2014 Pelangga
/2014 Urut 2 Joko ran
110
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
164
PROSES TINDAK
NO.
NO PELAPOR TERLAPOR POKOK PENANGANA HASIL LANJUT
LAPORAN
LAPORAN N KAJIAN
tanggal 25 Widodo dalam Pemilu
Juni 2014 Debat Presiden
dan Wakil
Presiden yang
mengatakan ada
klausul buyback
pada kontrak
jual beli saham
Indosat dengan
STT Singapore
pada era
Pemerintahan
Presiden
Megawati.
Pernyataan Joko
Widodo tersebut
diduga
merupakan
rangkaian
kebohongan, tipu
muslihat yang
bertujuan
membuat
masyarakat
Pemilih percaya
kepadanya.
33 031/LP/PEM Retno Calon Dugaan Tanggal
ILU Listyarti Presiden pelanggaran Klarifikasi 30 Juni
PRESIDEN Nomor Urut 1 Kampanye di kepada: 2014 Diterusk
DAN WAKIL atas nama Tempat 1. Pelapor an
PRESIDEN/VI Prabowo Pendidikan Pelanggara kepada
/2014 Subianto dalam bentuk n KPU RI
tanggal 26 penyebaran Administras
Juni 2014 surat pribadi i
yang dilakukan oleh KPU
oleh Terlapor
untuk meminta
dukungan
kepada guru‐
guru SMP, SMA
dan SMK di
Wilayah DKI
Jakarta
34 032/LP/PEM Krist Ibnu Bondan Dugaan 1 Juli 2014
ILU T Nusantara Pelanggaran
PRESIDEN Wahyudi,S (Humas Kampanye Dilimpahka Bukan
DAN WAKIL H Seknas menggunakan n ke Pelangga
PRESIDEN/VI Jokowi) Fasilitas Bawaslu ran
/2014 Pemerintah yaitu DIY Pemilu
tanggal 26 menggunakan
Juni 2014 Gedung DPRD
Provinsi DIY
dalam acara
Kirab Budaya
dan Deklarasi
111
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
165
PROSES TINDAK
NO.
NO PELAPOR TERLAPOR POKOK PENANGANA HASIL LANJUT
LAPORAN
LAPORAN N KAJIAN
Jogja Istimewa
untuk Pasangan
Capres dan
Cawapres Nomor
Urut 2 Jokowi‐JK
dan terdapat
Bendera PDIP
yang di bawa
salah seorang
peserta
35 033/LP/PEM Eddy Tim Dugaan ‐ Tanggal
ILU Faisal Pemenangan Pelanggaran 30 Juni Diterusk
PRESIDEN (Relawan Prabowo‐ Pemilu terkait 2014 an
DAN WAKIL Satria Hatta dengan kepada
PRESIDEN/VI Pandawa) Kampanye di KPU RI
/2014 area Pendidikan Pelanggara
tanggal 26 dalam bentuk n
Juni 2014 pemberian Surat Administras
Pribadi Prabowo i
Subiyanto yang oleh KPU
ditujukan
kepada Sdr.
Akmal Hasuki
dan SDr.
Martinah
Sarwosih SMA N
82 Jakarta Kec.
Kebayoran Baru
Kota Jakarta
Selatan Prov. DKI
Jakarta
36 034/LP/PEM Habiburok ‐ Dugaan Deadline
ILU hman pelanggaran Tanggal
PRESIDEN Pemilu terkait 5 Juli 2014 Dihentik
DAN WAKIL dengan an
PRESIDEN/VI penghinaan yang
/2014 terdapat di Bukan
tanggal 30 spanduk Tim Pelanggara
Juni 2014 Jokowi‐JK yang n Pemilu
bertuliskan
“Kembalikan
kawan kami” dan
“Sang Capres
Penculik”. Dalam
spanduk
tersebut juga
memuat gambar
aktivis korban
penculikan 1998
dan Capres
Nomor Urut 1
Prabowo
Subianto.
112
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
166
PROSES TINDAK
NO.
NO PELAPOR TERLAPOR POKOK PENANGANA HASIL LANJUT
LAPORAN
LAPORAN N KAJIAN
37 035/LP/PEM Mixil Mina Fahri Hamzah Dugaan Pelanggara Diterusk
ILU Munir (Anggota Tim Pelanggaran n an
PRESIDEN Kampanye Pemilu terkait Administras kepada
DAN WAKIL Paslon dengan KPU RI
PRESIDEN/VI Nomor Urut pernyataan Fahri
/2014 1) Hmazah di akun
tanggal 30 twitternya
Juni 2014 (@Fahrihamzah)
pada tanggal 27
Juni 2014, yang
menyatakan
“Jokowi janji 1
Muharam hari
santri. Demi dia
terpilih, 360 hari
akan dijanjikan
ke semua orang.
Sinting!
38 036/LP/PEM Habiburok 1. Organis Terkait Dugaan Bukan dihentika
ILU hman asi yang pelanggaran Pelanggara n
PRESIDEN Bernam Pasal 41 ayat 1 n Pemilu
DAN WAKIL
a “KOPI” huruf c Undang
PRESIDEN/VI
I/2014 UndangNomor
2. Hasan
tanggal 1 Juli 42 Tahun 2008
Batupah
2014 yaitu:
at alias
1. Adanya
Hasan
pemasangan
Nasbi
iklan di
Harian
Pikiran
Rakyat yang
terbit tanggal
1 Juli 2014
yang
berjudul
“Kenapa
Harus
Jokowi”
alasan 1:
Calon lain
berjarak
dengan
rakyat,
alasan 2:
Calon lain
dikelilingi
orang‐orang
bermasalah,
alasan 3:
calon lain
dihantui
113
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
167
PROSES TINDAK
NO.
NO PELAPOR TERLAPOR POKOK PENANGANA HASIL LANJUT
LAPORAN
LAPORAN N KAJIAN
masa lalu
kelam.
2. Penghinaan
melalui akun
twitter
@datuakrajo
angek berupa
komik yang
diposting
yang berisi
fitnah
dengan
menggambar
kan adanya
razia FPI
dengan Logo
Garuda
Merah dan
menilang
orang yang
tidak
beragama
Islam dan
tidak
memakai
Peci
39 37/LP/PEMIL Sofyan Joko Widodo Dugaan Deadline dihentika
U PRESIDEN Sunaryo pelanggaran Tanggal n
DAN WAKIL Pemilu terkait 7 Juli 2014
PRESIDEN/VI
dengan
I/2014 Bukan
tanggal 2 Juli keterlibatan Pelanggara
2014 Partai Komunis n Pemilu
China (The
Communist Party
of China/CPC)
40 38/LP/PEMIL Fadli ‐ Dugaa Tanggal dihentika
U PRESIDEN Ramadhan pelanggaran 7 Juli 2014 n
DAN WAKIL il dalam
PRESIDEN/VI Jaringan penyelenggar 1. Dilimpa
I/2014 Paralegal aan Pemilu hkan ke
tanggal 2 Juli Pemilu Presiden dan Bawaslu
2014 Wakil Provinsi
Presiden DKI
antara lain: Jakarta
1.Dugaan 2. Bukan
penghinaa Pelangg
n terhadap aran
salah satu Pemilu
Calon 3. Meneru
Presiden; skan
2.Dugaan informa
114
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
168
PROSES TINDAK
NO.
NO PELAPOR TERLAPOR POKOK PENANGANA HASIL LANJUT
LAPORAN
LAPORAN N KAJIAN
kampanye si ke
mengandu instansi
ng SARA terkait
melalui
jejaring
social;
41 39/LP/PEMIL Fadli ‐ Dugaan Deadline dihentika
U PRESIDEN Ramadhan Pelanggaran Tanggal n
DAN WAKIL il terkait dengan 7 Juli 2014
PRESIDEN/VI Jaringan Pemasangan
I/2014 Paralegal Alat Peraga Dilimpahka
tanggal 2 Juli Pemilu Kampanye n ke
2014 yang tidak Bawaslu
sesuai dengan Provinsi
ketentuan Jawa
perundang‐ Tengah dan
undangan Kalimantan
Barat
Bukan
Pelanggara
n Pemilu
42 40/LP/PEMIL Erpan TB. Toto Dugaan Deadline dihentika
U PRESIDEN Endedi pelanggaran Tanggal 8 n
DAN WAKIL berupa Juli 2014
PRESIDEN/VI
pencopotan 3
I/2014 Dilimpahka
tanggal 3 Juli (tiga) buah n ke
2014 spanduk Capres Bawaslu
No Urut 1 Provinsi
Jawa Barat
Bukan
Pelanggara
n Pemilu
43 41/LP/PEMIL Habiburok Ketua RW 05 Dugaan politik Deadline dihentika
U PRESIDEN hman Kelurahan uang berupa Tanggal n
DAN WAKIL Rawa Bunga, penjualan 8 Juli 2014
PRESIDEN/VI
Jakarta Timur sembako dengan
I/2014 Dilimpahka
tanggal 3 Juli rabat yang tidak n ke
2014 normal di Bawaslu
Rawabunga, Provinsi
Jakarta Timur, DKI Jakarta
yang diketahui
melalui Bukan
Pelanggara
pemberitaan
n Pemilu
online detik.com
dengan judul
“Sembako Murah
Tim Joowi‐JK di
Jakarta Timur
115
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
169
PROSES TINDAK
NO.
NO PELAPOR TERLAPOR POKOK PENANGANA HASIL LANJUT
LAPORAN
LAPORAN N KAJIAN
Diduga Berbau
Politik Uang”
44 42/LP/PEMIL Allen 1. Pendeta Dugaan Deadline dihentika
U PRESIDEN Hagai M. Ferry pelanggaran Tanggal 8 n
DAN WAKIL Nababan Haurissa Pemilu yang Juli 2014
PRESIDEN/VI Kakiay,M.
dilakukan oleh
I/2014 Th Bukan
tanggal 3 Juli 2. Auke Pendeta M. Ferry Pelanggara
2014 3. Joko Haurissa Kakiay, n Pemilu
M.Th yaaitu
melakukan
kampanye hitam
dengan
mengeluarkan
dan
menyebarkan
surat serta
selebaran/brosu
r yang berisi
fitnah terhadap
Calon Presiden
Prabowo
Subianto
45 43/LP/PEMIL Riki Zaeni Tjahjo Dugaan Bukan Dihentik
U PRESIDEN Muroqi Kumolo pelanggaran Pelanggara an
DAN WAKIL Pemilu terkait n Pemilu
PRESIDEN/VI
dengan
I/2014
tanggal 4 Juli pernyataan
2014 Tjahyo Kumolo
melalui pesan
pendek (SMS)
yang diduga
melanggar Pasal
41 ayat (1) huruf
f Undang
Undang42 Tahun
2014 tentang
Pemilihan Umum
Presiden Wakil
Presiden
116
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
170
PROSES TINDAK
NO.
NO PELAPOR TERLAPOR POKOK PENANGANA HASIL LANJUT
LAPORAN
LAPORAN N KAJIAN
PRESIDEN/VI pembagian buku
I/2014 yang berjudul
tanggal 7 Juli “Islam Sebagai
2014
Tunggangan
Politik Prabowo”
yang berisi
menjelek‐
jelekkan/fitnah
terhadap Capres
Nomor urut 1
Prabowo
Subianto
48 46/LP/PEMIL Annes 1. Daniel Dugaan Bukan Dihentik
U PRESIDEN Alexander Abet Pelanggaran Pelanggara an
DAN WAKIL Yunius Nego Pemilu berupa n Pemilu
PRESIDEN/VI Waas 2. Dhani
Penghinaan
I/2014 Firmans
tanggal 7 Juli yah Penyebaran
2014 Putra Fitnah melalui
Media Elektronik
kapada pasangan
Nomor urut 1
Prabowo
Subianto
49 47/LP/PEMIL Anis PPLN Dugaan Bukan Dihentik
U PRESIDEN Hidayah,S Hongkong Pelanggaran Pelanggara an
DAN WAKIL H berupa ratusan n Pemilu
PRESIDEN/VI
TKI tidak bisa
I/2014
tanggal 7 Juli memilih di
2014 Hongkong
karena durasi
waktu sewa TPS
di Victoria Park
hanya sampai
pukul 17.00
waktu Hongkong
50 48/LP/PEMIL SUNGGU 1. Sigit Dugaan Bukan Dihentika
U PRESIDEN L Pamungka Pelanggaran Pelanggara n
DAN WAKIL HAMONA s terkait dengan n Pemilu
PRESIDEN/V NGAN (Komision TKI yang tidak
II/2014 SIRAIT er KPU bisa
tanggal 7 Juli Pusat) menggunakan hak
2014 2. PPLN pilihnya di
Hongkong Hongkong karena
durasi waktu sewa
TPS di Victoria
Park hanya
sampai pukul
17.00 waktu
Hongkong.
117
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
171
PROSES TINDAK
NO.
NO PELAPOR TERLAPOR POKOK PENANGANA HASIL LANJUT
LAPORAN
LAPORAN N KAJIAN
51 49/LP/PEMIL Habiburro Tim Bravo 5 Dugan Politik Bukan Dihentika
U PRESIDEN khman Jokowi-JK Uang berupa Pelanggara n
DAN WAKIL pembagian n Pemilu
PRESIDEN/V sembako
II/2014
tanggal 7 Juli
2014
52 50/LP/PEMIL RASMINT 1. I Wayan Dugaan Bukan Dihentika
U PRESIDEN O, M.PD Koster di Pelanggaran Pelanggara n
DAN WAKIL acara terkait dengan n Pemilu
PRESIDEN/V deklarasi statement
II/2014 persatuan provokatif yang
tanggal 7 Juli supir taksi dilakukan I
2014 bali di Wayan Koster,
dapur Jusuf Kalla,
alam Kuta Martin Manurung
Bali dan Sofyan
2. Jussuf Wanandi yang
Kalla di diduga melanggar
rumah Pasal 41 ayat (1)
kediaman huruf b dan huruf
Jakarta; d Undang
3. Martin Undang42 Tahun
Manurung 2008 tentang
di Pemilihan Umum
kegiatan Presiden dan
sahur on Wakil Presiden
the road
garda
Nasdem,
Jakarta
4. Sofyan
Wanhandi,
di acara
deklarasi
dukungan
ekspon 66
di
apartemen
Menteng.
118
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
172
PROSES TINDAK
NO.
NO PELAPOR TERLAPOR POKOK PENANGANA HASIL LANJUT
LAPORAN
LAPORAN N KAJIAN
Juli 2014 Pemenang pemilih
an karena
Pasangan kelalaian
Calon KPU Kota
Nomor Jakarta.
Urut 2 2. Tindak
Kota Keberatan
Bogor. oleh Tim
Sukses No.2
Yakni kepada
KPU Kota
Bogor untuk
melibatkan
WNI yang
cacat mental
sebagai
subjek
hukum.
119
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
173
PROSES TINDAK
NO.
NO PELAPOR TERLAPOR POKOK PENANGANA HASIL LANJUT
LAPORAN
LAPORAN N KAJIAN
Wakil Presiden
tahun 2014 tanpa
pemberitahuan
bahwa hasil
Quick Count
tersebut bukan
hasil resmi dari
penyelenggara
Pemilu.
120
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
174
PROSES TINDAK
NO.
NO PELAPOR TERLAPOR POKOK PENANGANA HASIL LANJUT
LAPORAN
LAPORAN N KAJIAN
60 58/LP/PEMIL Andrie Burharnuddin Dugaan Bukan Dihentika
U PRESIDEN Willyanto Muhtadi Pelanggaran Pelanggara n
DAN WAKIL Pemilu, yakni: n Pemilu
PRESIDEN/V - adanya
II/2014 perbedaan hasil
tanggal 16 penghitungan
Juli 2014 suara di TPS
dengan yang di
muat atau di
Upload website
KPU.
Dugaan
Pelanggaran
bahwa ada form
CI yang diupload
website KPU
belum terisi
angka.
Dugaan
pelanggaran
kesalahan upload
pada TPS 21 yang
memasukkan
informasi form
C1 adalah TPS 20
Dugaan
Pelanggaran
adanya kesalahan
penjumlahan pada
Form C1.
Dugaan
Pelanggaran
Manipulasi Form
C1 pada TPS 1,
TPS 2, TPS 3,
TPS 4, dan TPS 5
pada Kampung
Yigemili, Distrik
Malagaineri, Kab.
Lanny Jaya –
Papua.
121
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
175
PROSES TINDAK
NO.
NO PELAPOR TERLAPOR POKOK PENANGANA HASIL LANJUT
LAPORAN
LAPORAN N KAJIAN
63 61/LP/PEMIL Ahmad 1. Ketua dan Dugaan Bukan Dihentika
U PRESIDEN Sulhy Anggota Pelanggaran Pelanggara n
DAN WAKIL KPU Tindak Pidana n Pemilu
PRESIDEN/V Provinsi
Pemilu yang
II/2014 DKI
tanggal 21 Jakarta dilakukan oleh
Juli 2014 2. Ketua dan Ketua KPPS di
Anggota Kota Jakarta
KPU Kota Selatan, KPU Kota
Jakarta Jakarta Pusat, KPU
Utara Kota Jakarta
3. Ketua dan
Timur, KPU Kota
Anggota
KPU Kota Jakarta Utara dan
Jakarta KPU Provinsi DKI
Timur Jakarta terkait
4. Ketua dan dengan tidak
Anggota dilaksanakannya
KPU Kota Rekomendasi
Jakarta
Bawaslu Provinsi
Pusat.
5. Ketua dan DKI Jakarta.
Anggota
KPPS TPS
4
Kelurahan
Cipete
Selatan
Kecamatan
Cilandak
Kota
Jakarta
Selatan.
122
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
176
PROSES TINDAK
NO.
NO PELAPOR TERLAPOR POKOK PENANGANA HASIL LANJUT
LAPORAN
LAPORAN N KAJIAN
Presiden yang
tidak sesuai
dengan aturan
pasal di dalam
Undang
UndangNomor 42
Tahun 2008
Sumber: Bawaslu RI Tahun 2014
123
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
PENGAWASAN PARTISIPATIF
Hasil pemilihan umum (proses pemungutan dalam Pemilu. Relawan demokrasi sebagai agen
dan penghitungan suara, dan rekapitulasi hasil sosialisasi dari penyelenggara Pemilu direkrut dari
perhitungan suara) dapat dikatakan memiliki integritas 5 unsur pemilih; pemilih pemula, kelompok (pemilih)
sehingga dipercaya oleh masyarakat, dan dengan agama, pemilih perempuan, pemilih penyandang
demikian mendapatkan legitimasi yang kuat, salah disabilitas, dan kelompok (pemilih) pinggiran. Di
satunya, apabila terdapat Partisipasi Pemilih yang setiap kota mereka berjumlah maksimal 25 orang.1
tinggi. Partisipasi pemilih merupakan manifestasi dari
kedaulatan rakyat. Selain itu, pengertian partisipasi Bawaslu sebagai lembaga Pengawas Pemilu
pemilih dipahami secara umum sebagai keikutsertaan menerjemahkan partisipasi masyarakat dengan
secara aktif untuk menentukan nasib bangsa dan melakukan Gerakan Sejuta Relawan Pengawas
negara yang disalurkan melalui pemberian suara Pemilu (GSRPP). Gerakan ini dilakukan untuk
dalam Pemilu. Namun, tentu saja, pengertian dan merekrut masyarakat yang ingin terlibat dalam
pemaknaan partisipasi tidak berhenti dan selesai pengawasan tetapi mereka tidak ikut dalam
di dalam Tempat Pemungutan Suara (TPS). Level organisasi pemantauan Pemilu. Sejuta relawan
partisipasi politik rakyat haruslah ditingkatkan terus- dimaknai sebagi masifnya gerakan pengawasan
menerus dari Pemilu ke Pemilu demi kualitas demokrasi yang diharapkan akan lebih banyak lagi informasi
di Indonesia. yang masuk ke Bawaslu terkait pelanggaran yang
terjadi dalam Pemilu.2
Berangkat dari konsepsi pemikiran tersebut,
maka Badan Pengawas Pemilihan Umum Republik Filosofi mendasar dari keterlibatan
Indonesia (Bawaslu RI) merasa terpanggil untuk masyarakat secara langsung dalam pengawasan
mendorong dan memberikan ruang seluas mungkin Pemilu adalah “setiap warga negara dapat ikut
bagi keterlibatan aktif masyarakat pemilih agar secara memastikan bahwa suaranya punya makna bagi
bersama-sama mewujudkan Pemilu yang luber-jurdil keberlangsungan kehidupan berbangsa dan
sebagai tanggungjawab dari seluruh elemen bangsa. bernegara.” Gerakan partisipasi yang menjangkau
Partisipasi masyarakat pemilih ini dengan demikian tak publik secara luas dan kolosal tentu tak dibangun
berhenti pada saat mendatangi TPS dan memberikan dalam semalam. Dibutuhkan waktu yang panjang
suaranya, namun lebih daripada itu masyarakat dan berkelanjutan secara terus-menerus. Untuk
pemilih dapat masuk ke ruang partisipasi yang lebih itu maka menciptakan suasana yang kondusif
dalam lagi, yaitu dengan ikut mengawasi proses sebagai pra-kondisi untuk dapat melibatkan publik
Pemilu di semua tingkatan, terutama di lingkungannya mesti dirancang dalam strategi yang lebih matang.
masing-masing. Pengawasan partisipatif inilah bentuk
yang paling konkrit dari tanggungjawab bersama Pra kondisi yang dibangun diantaranya
semua elemen bangsa untuk mewujudkan Pemilu adalah dengan melakukan pendidikan pemilih
yang berintegritas, luber-jurdil, dan demokratis. (voter education), sosialisasi kepada publik yang
direpresentasikan oleh organisasi-organisasi
4.1. Gerakan Sejuta Relawan Pengawas Pemilu kemasyarakatan, kepemudaan, keumatan,
kedaerahan, organisasi profesi, perguruan tinggi
Model partisipasi masyarakat dalam setiap dan sekolah-sekolah. Hal ini menjadi sangat penting
Pemilu beragam cara. Di Pemilu 1999 pasca untuk membangun kesadaran dan selanjutnya
kejatuhan orde baru, pendidikan pemilih massif dapat menumbuhkan jiwa kesukarelawanan
dilakukan oleh lembaga swadaya masyarakat (voluntarism).
sebagaimana juga pemantauan Pemilu sangat
massif saat itu. Hal ini tidak bisa juga dilepaskan
dari situasi saat itu yang memang menjadi perhatian
publik karena Pemilu pertama dilakukan pasca
rezim otoriter jatuh. Masifnya gerakan masyarakat
sipil dalam mengawal Pemilu memang selalu
ada dari Pemilu 1999, 2004, 2009, dan sejumlah
pilkada, tetapi dengan frekuensi yang selalu turun.
3. Minimnya support dari lembaga donor atau
Tanpa kesadaran yang melandasi jiwa
voluntarisme, sulit kiranya untuk mengorganisir mitra dalam negeri untuk melakukan aktifitas
Gerakan Sejuta Relawan Pengawas Pemilu. Karena pendidikan pemilih dan pemantauan juga
itulah maka pendidikan pemilih dan sosialisasi menjadi masalah. Bagimanapun, tanpa
telah dilakukan oleh GSRPP meski dalam waktu dukungan dari banyak pihak maka aktivitas
yang relatif tak cukup memadai. Namun demikian, pemilih ini menjadi berkurang. Ini menjadi
sejumlah ormas, okp, organisasi profesi, organisasi tantangan kita semua ke depan.
keumatan, perguruan tinggi dan sekolah-sekolah,
serta masyarakat luas secara individual di seluruh Kedepan perlu mengembangkan terus
Indonesia, telah menyatakan komitmennya dengan ragam aktifitas yang bisa mendorong partisipasi
bergabung bersama GSRPP. masyarakat dalam Pemilu. Partisipasi masyarakat
yang tinggi akan membuat legitimasi Pemilu
Partisipasi masyarakat dalam Pemilu juga tinggi. Dari proses Pemilu yang melibatkan
mengalami dinamika dan perkembangan sendiri masyarakat secara massif kita harapkan mutu
seriring dengan perkembangan situasi sosial Pemilu yang juga baik, demokratis, jujur dan adil.
politik. Maraknya kegiatan pendidikan pemilih dan Masyarakat harus menjadi aktor dalam Pemilu, tak
pemantauan yang terjadi pasca runtuhnya orde sebatas obyek penderita atas proses Pemilu yang
baru agaknya susah terjadi lagi. Meskipun banyak berlangsung. Kita perlu mendorong semua pihak
inisiasi baru seputar pendidikan pemilih melalui agar memperhatikan pendidikan politik masyarakat
media sosial misalnya, aktifitas pendidikan pemilih yang berujung pada partisipasi pemilih yang tinggi
yang konvensional tetaplah diperlukan. Adanya dalam Pemilu dan penguatan demokrasi yang lebih
sarana pendidikan pemilih melalu media sosial substantif.
adalah tambahan cara baru dalam melakukan
pendidikan pemilih, dan tidak bisa menggantikan Sebagai sebuah gerakan yang melibatkan
cara-cara konvensional seperti forum-forum kecil masyarakat secara luas dalam pengawasan
yang marak dilakukan masyarakat sejak dulu. Pemilu, GSRPP telah dapat dikatakan berhasil
Beberapa tantangan dalam pelibatan masyarakat dalam menimbulkan deterence effect, yaitu
di proses Pemilu diantaranya adalah: dampak yang dapat mencegah atau mengurangi
terjadinya kecurangan-kecurangan, dikarenakan
1. Minimnya pendidikan politik bagi masyarakat. oleh kehadiran para relawan pengawas di banyak
Pendidikan politik sejatinya merupakan sudut-sudut Tempat Pemungutan Suara (TPS)
tugas banyak pihak seperti partai politik, di seluruh Wilayah Indonesia, meskipun pada
LSM, pemerintah, dan lain-lain. Semakin kenyataannya tidak semua TPS dapat tercover.
minimnya aktifitas pendidikan politik maka Namun demikian, praktis fungsi-fungsi Petugas
akan mengurangi diskursus soal politik di Pengawas Lapangan (PPL) dapat terbantukan
masyarakat. Hal ini secara langsung akan dengan bertambahnya “mata dan telinga” yang
membuat masyarakat tidak terlalu mengena apa dapat menjangkau wilayah yang lebih luas.
itu partisipasi masyarakat dalam Pemilu, dan Sebagai informasi, jumlah PPL tidak sebanding
apa saja yang mestinya dilakukan masyarakat dengan jumlah TPS yang harus diawasi. Untuk
dalam memperkuat sistem demokrasi. Sulit setiap desa, jumlah PPL paling banyak hanya 5
mengharap partisipasi masyarakat tinggi dalam petugas saja, sedangkan jumlah TPS di satu desa
memantau kalau mereka jarang mendapatkan jauh lebih banyak dengan jumlah yang bervariasi.
pendidikan politik.
Deterence effect ini bergayung sambut
2. Pemantauan sebagai salah satu aktivitas dengan konsep pengawasan Bawaslu yang lebih
yang bisa melibatkan masyarakat sudah menitikberatkan pada “Pencegahan Pelanggaran”
tidak semenarik dulu di awal reformasi. Ini daripada Penindakan Pelanggaran. Selain itu,
dikarenakan adanya pergeseran situasi politik pengawasan partisipatif yang terwujud dalam
dan juga cara pandang masyarakat. Pada Gerakan Sejuta Relawan Pengawasan Pemilu
beberapa Pemilu terakhir, masyarakat banyak juga memberikan kontribusi signifikan pada
yang memilih menjadi tim sukses kandidat, laporan-laporan informasi pelanggaran yang
peneliti/surveyor lembaga survei yang marak terjadi di lapangan, dan kemudian ditindaklanjuti
belakangan. Bahkan, istilah relawan yang sebagai temuan pelanggaran hingga penindakan
dulunya identik dengan posisi independen dan pelanggaran oleh Pengawas Pemilu.
non partisan sekarang berkembang kemana-
mana. Kandidat, partai politik, juga membentuk a. Struktur Gerakan Sejuta Relawan Pengawas
relawan dengan orientasi pemenangan. Ini tentu Pemilu
berbeda dengan konsep relawan yang kerap
dikembangkan dalam kegiatan pendidikan Gerakan Sejuta Relawan Pengawas Pemilu
pemilih dan pemantauan Pemilu. (GSRPP) memiliki struktur berlapis yaitu
tingkat nasional, provinsi, dan kabupaten/kota.
128
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
massifnya masyarakat yang secara sukarela
Setiap tingkat memiliki tugas koordinasi dan bergabung dalam gerakan.
pengelolaan relawan di masing-masing tingkat. Meskipun terkendala anggaran dan adanya
Terdapat pelibatan berbagai kalangan di mindset di masyarakat bahwa dengan ikut
masyarakat dalam gerakan ini seperti kalangan serta dalam program seperti GSRPP ini akan
NGO dan akademisi. mendapatkan reward berupa honor, namun pada
akhirnya proses rekrutmen berlangsung dengan
Di tingkat nasional, dibentuk Kelompok Kerja baik.
Nasional (Pokjanas). Pokjanas ini dibentuk
Bawaslu RI dan berkedudukan di tingkat c. Koordinasi Pokja dengan Relawan
nasional. Ketua dan anggota Pokjanas terdiri
dari internal Bawaslu dan kalangan eksternal Berbagai kegiatan terkait koordinasi
Bawaslu dan berlatar belakang NGO dan antara lain, sosialisasi, bimbingan teknis, dan
akademisi. berbagai pertemuan yang dilakukan struktur
di bawah. Koordinasi juga dilakukan terkait
Di tingkat provinsi, dibentuk Kelompok dengan dukungan administratif dan instrumen
Kerja Provinsi (Pokja Provinsi). Pokja Provinsi yang dibutuhkan relawan. Koordinasi ini amat
dibentuk oleh Bawaslu Provinsi dan berperan menentukan kelancaran pelaksanaan tugas
sebagai kepanjangan tangan untuk membantu relawan di lapangan.
program-program pokjanas. Personil Pokja
Provinsi ini adalah beberapa pimpinan dan staf Pada tataran implementasi, Pokja melakukan
Bawaslu dan orang-orang di luar Bawaslu . Di koordinasi dengan relawan secara tidak
tingkat Kabupaten/Kota, dibentuk Kelompok langsung melalui simpul-simpul di masyarakat
Kerja Kabupaten/Kota (Pokja Kabupaten/Kota). dan struktur Bawaslu di bawah yaitu panwas
Pokja Kabupaten/Kota dibentuk oleh Panwas kecamatan dan PPL. Koordinasi melalui simpul
Kabupaten/ Kota. relawan dapat dilakukan karena tingginya
semangat partisipasi masyarakat dan kerelaan
b. Pokja dan Rekrutmen Relawan mereka untuk menjadi simpul/penghubung
relawan. Mereka antara lain simpul-simpul di
Dalam melakukan rekrutmen, Pokja di setiap kampus, sekolah, dan ormas.
tingkat memiliki sasaran yang berbeda. Hal ini
dilakukan untuk menghindari tumpang tindih Simpul-simpul di masyarakat ataupun
dalam pengelolaan target. struktur pengawasan di bawah melakukan
koordinasi dan pendataan relawan yang berada
1. Pokjanas pada dasarnya melakukan dalam cakupan koordinasinya. Relawan yang
koordinasi dan supervisi keseluruhan kerja telah terdaftar kemudian diverifikasi faktual
GSRPP. Namun demikian, Pokjanas juga berdasarkan lokasi penugasan, yaitu TPS
melakukan perekrutan, misalnya dengan terdekat. Pencatatan dan pembagian wilayah
organisasi masyarakat di tingkat nasional. kerja yang cukup teradministrasi baik membuat
tugas kepengawasan dapat dilakukan dengan
2. Pokja Provinsi melakukan perekrutan relawan baik, seluru celah yang tidak terawasi oleh
dengan sasaran mahasiswa dan organisasi petugas pengawas resmi dapat ditutup oleh
masyarakat local provinsi. Dalam melaksanakan keberadaan relawan GSRPP ini.
tugasnya, Pokja provinsi melakukan kerjasama
dengan berbagai elemen terkait seperti
universitas dan organisasi masyarakat.
3. Pokja Kabupaten/Kota melakukan perekrutan
relawan dengan sasaran siswa SMU yang telah
berusia 17 tahun.
4. Selain pola perekrutan di atas, Pokja juga
memanfaatkan struktur Bawaslu di bawah yaitu
panwas dan PPL untuk turut merekrut relawan
di wilayah mereka.
129
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
Out put dari Gerakan Sejuta Relawan Relawan yang sudah direkrut dikelola dengan
Pengawas Pemilu (GRSPP) adalah terekrutnya mendasarkan pada lembaga asal yang merekrut
dalam jumlah banyak relawan Pengawas Pemilu. relawan tersebut. Pada pokoknya ada 2 (dua)
Dari segi pemaknaan ‘gerakan sejuta relawan’ jenis sumber rekrutmen relawan, yakni relawan
tersebut artinya akan terekrut relawan dalam yang direkrut dengan pendekatan kultural lewat
jumlah besar relawan Pengawas Pemilu, yang Perguruan Tinggi, Ormas dan sekolah menengah
kemudian membantu Pengawas Pemilu dalam tingkat atas, serta relawan yang direkrut secara
melakukan pengawasan Pemilu. Terekrutnya struktural oleh Pengawas Pemilu di level
relawan dalam jumlah besar tersebut tentu kecamatan dan desa/kelurahan (Panwascam
akan menjadi sumberdaya melimpah yang dan PPL). Rekrutmen relawan lewat Perguruan
secara potensial akan mampu digerakkan Tinggi, Ormas dan sekolah menengah tingkat
untuk memback-up keterbatasan Pengawas atas dikondisikan oleh Pengawas Pemilu di
Pemilu dalam menjalankan misi pengawasan tingka nasional sampai dengan kabupaten/kota
Pemilu. Kehadiran relawan Pengawas Pemilu (Bawaslu RI, Bawaslu Provinsi dan Panwaslu
dalam jumlah besar dan dapat digerakkan Kabupaten/Kota). Bawaslu RI memfasilitasi
tersebut menjadi sangat bermakna, mengingat rekrutmen relawan dari beberapa Perguruan
Pengawas Pemilu memiliki keterbatasan jumlah Tinggi besar di beberapa provinsi dan menjalin
130
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
kerjasama dengan beberapa ormas tingkat masing Perguruan Tinggi dan Ormas dibentuk
nasional. Bawaslu provinsi memfasilitasi koordinator simpul, sebagai personal in charge
rekrutmen relawan lewat kerjasama dengan di masing-masing Perguruan Tinggi dan Ormas
Perguruan Tinggi di wilayahnya masing-masing dengan Pokja GSRPP tingkat nasional sampai
yang belum menjadi sasaran rekrutmen Bawaslu Pakja Kabupaten/Kota. Berbagai bentuk rapat
RI serta kerjasmaa dengan ormas di tingkat koordinasi pengawasan Pemilu, Bimtek dan
provinsi. Sedangkan Panwaslu Kabupaten/Kota ToT karena keterbatasan jumlah personal
memfasilitasi rekrutmen relawan lewat sekolah yang bisa dilibatkan dan sekaligus menjadi
menengah tingkat atas dan ormas di tingkat penerima manfaat dari kegiatan tersebut, maka
kabupaten/kota. yang menjadi peserta dalam kegiatan tersebut
adalah para simpul jaringan relawan. Dengan
Sedangkan rekruitmen relawan secara harapan para simpul jaringan relawan tersebut
struktural lewat Panwascam dan PPL dilakukan akan mensosialisasikan hasil rakor/bimtek pada
untuk dua kepentingan sekaligus; pertama, para relawan di PT dan Ormas masing-masing,
meningkatkan jumlah relawan dan kedua, serta sekaligus mengkoordinir relawan yang
meningkatkan sebaran relawan ke TPS-TPS ada di masing-masing PT dan Ormas asal.
yang ada di masing-masing Desa/Kelurahan.
Setiap anggota Panwascam dan PPL diwajibkan Sedangkan Panwascam dan PPL menjadi
untuk merekrut minimal 5 (lima) orang relawan. pihak yang bertanggung jawab untuk
Relawan yang direkrut oleh Panwascam dan mengkoordinir dan memberi sosialisasi pada
PPL tersebut diharapkan akan mampu menjamin relawan yang telah direkrut oleh masing-
ketersediaan relawan, khususnya di desa-desa masing anggota Panwascam dan PPL.
terpencil. Hal itu karena rekrutmen relawan Sehingga Panwascam dan PPL harus mampu
yang berbasis Perguruan Tinggi, Ormas dan menggerakkan para relawan yang telah
sekolah menengah tingkat atas cenderung bias direkrutnya untuk menjalankan peran dalam
kota. Meskipun pada saat yang sama juga ada pengawasan Pemilu dan sekaligus melaporkan
program dari Perguruan Tingggi dan Ormas atas indikasi pelanggaran Pemilu yang
untuk mendistribusikan relawannya ke berbagai ditemukan di lapangan.
daerah, tapi tentu saja tidak bisa memastikan
sebarannya ke seluruh daerah. Padahal c. Manajemen Data
pelaksanaan Pemilu di daerah-daerah terpencil
selalu rawan dengan pelanggaran, sehingga Ada dua jenis data penting terkait dengan
justru harus menjadi fokus pengawasan. keberadaan program GSRPP, yakni data
relawan Pengawas Pemilu dan data hasil
Dengan mendasarkan pada basis rekrutmen pengawasan Pemilu. Kedua jenis data tersebut
tersebut, maka relawan yang ada dikelola sama-sama pentingnya untuk dikelola dengan
sesuai dengan simpul rekrutmen, yakni : baik dan benar. Tanpa dikelola dengan baik,
masing-masing Perguruan Tinggi, Ormas, maka jumlah relawan yang banyak tidak akan
serta Panwascam dan PPL. Di masing- dapat diketahui detil keberadaannya dan
131
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
132
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
08.00 Wib berlanjut hingga ditindaklanjuti antara lain:
1. Banten, pelanggaran berupa
4. Sebagian di TPS, ketua KPPS tidak penggelembungan suara di sejumlah
mengadakan angkat sumpah pada TPS di Kecamatan Pamarayan, yang
petugas KPPS lainnya dilakukan oleh seorang oknum PPK
dan kasus tersebut sudah inckrah di
5. Banyak Petugas KPPS yang kurang persidangan pada Pengadilan negeri
memahami ketentuan-ketentuan Serang dengan terpidana Nasir ketua
penyelenggaraan pemungutan suara PPK Kecamatan Pamarayan.
di TPS, alasanya belum mendapat
pelatihan. 2. Jawa Timur, laporan terkait dugaan suap
yang melibatkan 13 PPK di Kabupaten
6. tidak ada DPT yang dipampang untuk Pasuruan. Kasus ini ditindaklanjuti oleh
dibaca pemilih dibeberapa TPS Bawaslu RI dengan memberikan dua
bentuk rekomendasi yaitu menindaklanjuti
7. Dibanyak tempat KPPS tidak dugaan pelanggaran pidana Pemilu
menyebarkan/membagikan undangan ke Polda Jawa Timur sekaligus
kepada pemilih sesuai DPT. menindaklanjuti dugaan pelanggaran
etik penyelenggara Pemilu kepada
8. Di sejumlah TPS tidak ada terpampang Dewan Kehormatan Penyelenggara
daftar calon legislative yang akan dipilih. Pemilu (DKPP). DKPP yang memutuskan
pemberhentian tetap kepada 13 PPK
9. Adanya baliho calon yang belum di Pasuruan yang terbukti terlibat suap
diturunkan dalam masa tenang; dalam Pemilu Anggota DPR, DPD dan
DPRD tersebut.
10. Adanya pendistribusian logistik yang
mengalami keterlambatan sampai ke 3. Jawa Timur, dugaan manipulasi pada
TPS; tahapan pemungutan dan penghitungan
suara di 17 TPS di Desa Bira Barat,
11. Adanya keterlambatan penyampaian Kecamatan Ketapang, Kabupaten
surat undangan pemilih oleh petugas Sampang. Dari laporan tersebut Bawaslu
KPPS; Jawa Timur akhirnya merekomendasikan
kepada KPU Jawa Timuruntuk melakukan
12. Adanya petugas KPPS yang tidak Pemungutan Suara Ulang (PSU) sebagai
menempel DPT dan DCT pada akibat dari adanya pelanggaran
pelaksanaan pemungutan dan administrasi.
penghitungan suara;
4. Jawa Timur, indikasi manipulasi data
13. Adanya petugas KPPS yang tidak pemilih tetap (DPT) sebagai dasar untuk
mengisi secara benar sertifikasi hasil mendirikan dua TPS khusus di Banda
penghitungan suara diantaranya tidak Juanda pada saat Pemilu Presiden
sinkronnya data pemilih DPT dan dan Wakil Presiden, Bawaslu Jawa
penguna hak pilih. Timur kemudian menghentikan proses
pemungutan dengan memerintahkan
d.2. Informasi Awal Dugaan Pelanggaran kotak suara lengkap dengan surat suara
Pidana yang telah tercoblos untuk diamankan
di kantor KPU Sidoarjo. Kronologis
a. Penggelembungan Suara melalui C1 pemungutan dan penghitungan suara
b. Suap terhadap PPK yang dihentikan di dua TPS yang ada di
c. Politik Uang (dari bagi–bagi uang, Bandara Juanda tersebut.
sembako bahkan hingga voucher gas)
d. Kampanye Negatif 5. Maluku, di daerah rawan seperti Kota
Tual. Informasi awal yang diterima
Satu hal yang patut mendapat Pokja Provinsi dari salah 1 relawan di
apresiasi adalah beberapa laporan relawan Kota Tual cukup menjadi alasan untuk
tersebut memiliki kualitas yang cukup melakan pengawasan pelekat pada
baik, baik dari segi waktu pelaporan yang tahapan kampanye dan supervise
cukup cepat, kejelian menangkap adanya melekat pada tahapan pemungutan
pelanggaran maupun kelengkapan laporan dan perhitungan suara. Dan itu
berupa saksi atau dokumen pendukung terbukti dengan ditemukannya proses
sehingga beberapa diantaranya dapat perubahan-perubahan hasil perolehan
133
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
suara pada tingkat PPK dan KPU Kota. ini tumbuh dalam diri masyarakat sendiri,
Informasi ini berujung pada dilaporkannya 5 sehingga ke depan kita berharap bahwa
komisioner KPU Kota Tual yang kemudian pengawasan partisipatif ini menjadi budaya
diputuskan pemberhentian tetap terhadap masyarakat yang melekat dalam kehidupan
ke 5 komisioner tersebut secara adalah sosial.
pemberhentian tetap kelima komisioner
yang baru saja bertugas selama kurang b. Mendorong stakeholder masyarakat (Tokoh
lebih 2 bulan. Ini memberikan efek bangsa, pengusaha, tokoh akademisi, dll)
pembelajaran yang sangat mendidik untuk menyebarkan spirit pengawasan
kepada penyelenggara Pemilu di daerah partisipatif terhadap masyarakat yang
itu. berada pada jaringannya masing-masing.
Laporan lain dari relawan sebenarnya c. Menumbuhkan rasa ingin tahu masyarakat
masih dapat dioptimalkan jika saja beberapa hal terhadap informasi-infomasi yang
yang masih menjadi kendala dapat diperbaiki berkembang terkait isu-isu demokrasi dan
yaitu: Pemilu.
1. Laporan dari relawan yang masuk kurang d. Mendorong terjadinya sinergitas antara
terdokumentasi dengan baik di level pokja masyarakat dengan lembaga pengawasan
terutama untuk laporan yang masuk melalui Pemilu yang dibentuk oleh pemerintah
SMS. (BAWASLU) dalam memperkuat aspek
pengawasan dan pencegahan terhadap
2. Laporan yang disampaikan telah melewati pelanggaran, kecurangan dan masalah-
waktu karna beberapa mitra cenderunng masalah yang bisa melemahkan kwalitas
menyampaikan laporannya terlebih dahulu ke Pemilu.
public.
e. Mendorong simpul-simpul masyarakat
3. Format Laporan yang ada oleh beberapa (Kampus, Ormas, komunitas, perhimpunan,
relawan dianggap kurang praktis dll), untuk ikut serta berpartisipasi dalam
pengawasan Pemilu secara kelembagaan.
4. Relawan masih takut dijadikan pelapor atau
saksi. f. Memberikan wadah kepada masyarakat
untuk melakukan pengawasan sebagai
4.3. Dampak Gerakan Sejuta Relawan Pengawas Pemilu bentuk perwujudan peningkatan partisipatif
masyarakat terhadap pengawasan Pemilu.
Semenjak digulirkan pada akhir tahun 2013 sampai
tataran implementasinya pada pengawasan Pemilihan g. Terjadi peningkatan sikap dan prilaku
Umum Legislatif dan Pemilhan Umum Presiden dan masyarakat terhadap konsep pencegahan
Wakil Presiden tahun 2014, gagasan besar Gerakan pelanggaran Pemilu.
Sejuta Relawan Pengawas Pemilu (GSRPP) tentu,
dalam beberapa hal banyak menemukan kendala. h. Menyebarnya masyarakat yang memiliki
Kendala-kendala ini akan menjadi pekerjaan rumah informasi awal terhadap pengawasan
kita semua untuk memperbaikinya pada Pemilu Pemilu secara otomatis akan meningkatkan
yang akan datang. Meskipun banyak kendalanya, partisipasi pemilih yang menguatkan
namun gerakan kesukarelawanan pengawasan legitimasi Pemilu 2014.
Pemilu ini, mempunyai dampak yang signifikan
terhadap penguatan partisipasi masyarakat dalam
pengawasan Pemilu.Adapun beberapa dampak dan 2. Dampak terhadap Peserta Pemilu
implikasi yang sangat dirasakan dengan keberadaan
(GSRPP) adalah : GSRPP yang menurunkan relawan secara
masif di seluruh Indonesia dengan basis TPS,
1. Dampak terhadap Masyarakat sangat berdampak pada kontestan Pemilu yang
berkompetisi pada Pemilu 2014, baik di Pemilu
Seperti tergambarkan dalam implemetasi Anggota DPR, DPD dan DPRD maupun Pemilu
GSRPP pada bab sebelumnya, mengenai data Presiden. Beberapa dampak terhadap peserta
relawan, tergambar jelas dampak positif GSRPP Pemilu, diantaranya adalah:
ini bagi penguatan Pengawasan Partisipatif dalam
Pemilu 2014: a. Secara psikologis, setiap gerak dan langkah
Calon Anggota Legislatif, Partai Politik di
a. Membangun kesadaran masyarakat terhadap semua level wilayah serta Calon Presiden
pentingnya pengawasan Pemilu.Kesadaran dan Wakil Presiden merasa selalu diawasi
134
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
oleh masyarakat ketika akan melakukan
pelanggaran Pemilu. c. Bawaslu (Bawaslu RI, Bawaslu Provinsi,
Panwaslu Kabupaten/Kota, Panwaslu Kec,
b. Memperkuat keyakinan peserta dan PPL) mendapatkan tambahan amunisi
Pemilu, bahwa Pemilu yang ngawasan pengawasan, baik secara psikologi maupun
darimasyarakat luas. moral,untuk melakukan pengawasan Pemilu
secara masif dan sporadis diseluruh wilayah
c. Peserta Pemilu akan selalu mawas diri dan pengawasan melalui GSRPP yang mereka
selalu berhitung seribu kali apabila akan rekrut.
melakukan pelanggaran.
4. Dampak terhadap Opini Penguatan Isu di
3. Dampak terhadap Penyelenggara Pemilu Ranah Publik
135
Bab 5
PENUTUP
137
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
138
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
PENUTUP
140
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
celah hukum dalam peraturan perundang- rekapitulasi hanya dilakukan di tingkat KPU
undangan terutama dalam tahapan Kabupaten/Kota, KPU Provinsi dan KPU.
kampanye yang menyebabkan Bawaslu Di samping perbaikan system pendaftaran
tidak dapat menindak berbagai kegiatan pemilih, rekomendasi terkait dengan
yang mengandung aroma kampanye yang perbaikan system dan kerangka hukum
melanggar. Sementara kendala daya dukung Pemilu adalah perlunya perbaikan system
pengawasan adalah keterbatasan jumlah penegakan hukum Pemilu dengan mengkaji
Pengawas Pemilu lapangan (PPL) yang tidak ulang efektifitas penggunaan pendekatan
mampu menjangkau seluruh TPS dalam rangka penghukuman secara pidana terhadap
pengawasan pemungutan dan penghitungan pelanggaran Pemilu dan mempertimbangkan
suara, serta pengawasan Pemilu di luar negeri. penggunaan pendekatan penghukuman
Terkait dengan keterbatasan jumlah aparatur secara administrative, memperbaiki
Pengawas Pemilu ini, Bawaslu melanjutkan prosedur penanganan pelanggaran Pemilu,
inisiatif pengembangan pola pengawasan perbaikan system rekapitulasi suara dengan
partisipatif melalui Gerakan Sejuta Relawan merumuskan pola rekapitulasi yang lebih
Pengawasan Pemilu (GRSPP), sebagai sederhana dan efisien.
bagian dari upaya membangun kesadaran
politik dan kerelawanan masyarakat untuk 2. Rekomendasi terkait dengan manajemen
terlibat mengawasi Pemilu. Lebih dari 600,000 penyelenggaraan Pemilu, Bawaslu
relawan Pengawas Pemilu berhasil direkrut merekomendasikan agar KPU meningkatkan
dan terlibat dalam pengawasan partisipatif ini transparansi dan aksessibilitas data dan
yang mampu memberikan efek politik yang informasi, meningkatkan sosialisasi yang
signifikan. massif dan berulang-ulang kepada seluruh
peserta Pemilu dan masyarakat.
5.2. Rekomendasi
3. Rekomendasi terkait dengan peningkatan
Mengacu kepada beberapa kesimpulan kinerja pengawasan Pemilu, mencakup perlu
permasalahan tersebut, Bawaslu menyampaikan Pengawas Pemilu mengembangkan berbagai
sejumlah rekomendasi perbaikan untuk metode pengawasan yang lebih kreatif dan
penyelenggaraan Pemilu Presiden dan Wakil sesuai dengan kebutuhan untuk mengawasi
Presiden di masa mendatang. Rekomendasi tahapan Pemilu, meningkatkan program-
ini dapat dipertimbangkan oleh DPR, program peningkatan kapasitas pengawasa
Pemerintah, maupun KPU dalam rangka Pemilu, sertamengoptimalkan kerjasama
memperbaiki kerangka hukum, maupun pengawasan dengan masyarakat dan pihak-
manajemen penyelenggaraan Pemilu ke depan. pihak terkait.
Rekomendasi yang dimaksud antara lain, yaitu:
1. Senada dengan rekomendasi yang telah
disampaikan Bawaslu terhadap Pemilu
Anggota DPR, DPD, dan DPRD, Bawaslu
kembali menegaskan perlunya untuk
mereview system pendaftaran pemilih dari
periodic voter registration systems menjadi
continuous voter registration systems, untuk
mengefisienkan proses pendataan pemilih di
masa mendatang. Penerapan periodic voter
registration systems ini perlu diikuti dengan
pemberian kewenangan secara penuh
kepada KPU untuk melakukan pemeliharaan
data pemilih secara berkesinambungan.
Sebagai implikasi dari penerapan
periodic voter registration systems, maka
hendaknya seluruh instansi Pemerintah yang
berhubungan dengan data kependudukan
diwajibkan untuk melaporkan perkembangan
data kependudukan yang dimilikinya secara
regular kepada KPU. Untuk meminimalisir
potensi masalah dalam pelaksanaan pleno
rekapitulasi, sebaiknya pelaksanaan pleno
141
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Arief Budiman (et.al), Harapan dan Kecemasan: Menatap Arah Reformasi Indonesia,
Jakarta: BIGRAF Publishing, 2000.
Daniel S. Lev, Transition to Guided Democracy: Indonesian Politics 1957‐1959. Itaca:
Cornell Modern Indonesia project, 1966.
Georg Sorensen, Demokrasi dan Demokratisasi: Proses dan Prospek dalam Sebuah Dunia
Yang Sedang Berubah, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003.
Larry Diamnond, Developping Democracy: Toward Cosolidation, Baltimore and London:
The Johns Hopkins University Press, 1999.
Larry Diamond dan Marc F. Plattner (ed.), Hubungan Sipil‐Militer dan Konsolidasi
Demokrasi, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001.
Maswadi Rauf, Teori Demokrasi dan Demokratisasi dalam Pidato Pengukuhan Guru Besar
Tetap Fisip UI, Jakarta: UI Salemba, 1997.
Maswadi Rauf, Konsensus Politik: Sebuah Penjajagan Teoritis, Jakarta: Dirjen Dikti
Depdiknas, 2000.
Maswadi Rauf (dkk), Memastikan Arah Baru Demokrasi, Jakarta: LIP Fisip UI‐Mizan,
2000.
Nazaruddin Sjamsuddin, Integrasi Politik Di Indonesia. Jakarta: PT Gramedia, 1989.
Nazaruddin Sjamsuddin, Dinamika Sistem Politik, Jakarta: PT Gramedia, 1989.
Paul Treanor, Kebohongan Demokrasi (tjm),Yogyakarta: Wacana‐ ISTAWA, 2001.
Peter Harris dan Ben Reilly (ed), Demokrasi dan Konflik Yang Mengakar, Sejumlah
Pilihan Untuk Negosiator, Jakarta: Ameepro, 2000.
Robert Dahl, Polyarchy: Partispation and Opposition, New Haven: Yale University Press,
1971.
Robert A. Dahl, Demokrasi Dan Para Pengkritiknya (trjm), Jakarta: Yayasan Obor, 1992.
142
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
Samuel P. Huntington, Prajurit dan Negara, Teori dan Politik Hubungan Militer‐Sipil,
Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, 2003.
Dokumen
Undang‐Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilu
Undang‐Undang Nomor 42 tahun 2008 tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden
Laporan Bawaslu Provinsi tentang Hasil Pengawasan Pemilu Presiden dan Wakil
Presiden Tahun 2014
Laporan Bawaslu Kabupaten/Kota tentang Hasil Pengawasan Pemilu Presiden dan Wakil
Presiden Tahun 2014
Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 15 Tahun 2013 tentang Perubahan
Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 10 Tahun 2012 tentang
Pembentukan Bawaslu Provinsi, Panwaslu Kabupaten/Kota, Panwaslu Kecamatan,
Pengawas Pemilu Lapangan, dan Pengawas Pemilu Luar Negeri.
Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 11 Tahun 2014 tentang
Pengawasan Pemilihan Umum.
Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 8 Tahun 2014 tentang Tata Cara
Penyelesaian Sengketa Antar Peserta Pemilihan Umum.
143
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
BAWASLU RI
146