Anda di halaman 1dari 144

Laporan Hasil Pengawasan

Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014


Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden
Tahun 2014

Dari Bawaslu
Kita Selamatkan
Pemilu Indonesia

BAWASLU RI
i
Dari Bawaslu Kita Selamatkan Pemilu Indonesia

i
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
Pengantar
Bismillahi Rahmaanir Rahiim
Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Mengawali pengantar ini, kami seluruh Selain memaksimalkan sumber daya yang ada, juga
pimpinan dan jajaran Sekretariat Jenderal Badan memaksimalkan dukungan pihak terkait terutama
Pengawas Pemilihan Umum Republik Indonesia kementerian/lembaga melalui kerjasama antar lembaga.
(Bawaslu RI) Periode Tahun 2012–2017 mengucapkan Selain itu, Bawaslu juga mengoptimalkan dukungan
puji syukur Alhamdulillah atas terseleggarannya Pemilu berbagai elemen masyarakat yang terwadahi melalui
Anggota DPR, DPD, DPRD dan Pemilu Presiden dan program Gerakan Sejuta Relawan (GSR) Pengawas
Wakil Presiden tahun 2014 sesuai jadwal, tanpa Pemilu.
hambatan dan gangguan yang berarti. Kami sungguh
menyadari bahwa atas bantuan dan dukungan dari Seluruh hasil pelaksanaan tugas dan fungsi Bawaslu
berbagai pihak, Bawaslu RI dapat melaksanakan tugas sudah tentu perlu diinformasikan kepada seluruh
dan fungsi pengawasan Pemilu pada Pemilu Anggota elemen masyarakat, bangsa dan negara. Laporan
DPR, DPD, DPRD dan pada Pemilu Presiden dan Wakil Hasil Pengawasan Pemilu 2014 seperti ini merupakan
Presiden tahun 2014. bentuk pertanggungjawaban Bawaslu kepada publik.
Penyampaian informasi mengenai pelaksanaan tugas
Sejak dilantik pada tanggal 12 April 2012, kami dan fungsi pengawasan Pemilu ini dilakukan dengan
langsung dihadapkan pada sejumlah kompleksitas mengacu pada amanat Undang-Undang Nomor 14
masalah pengawasan Pemilu. Berangkat dari keyakinan Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik.
bahwa pengawasan Pemilu dapat berjalan secara Penyampaian informasi kepada masyarakat dilakukan
optimal bila terbangun kepedulian (awareness) untuk secara berkala dan sewaktu-waktu melalui website
melaksanakan prinsip dan azas Pemilu demokatis, dan majalah Bawaslu, serta melalui sosialisasi seperti
kami memulainya dengan melakukan konsolidasi rapat koordinasi dengan para stakeholder terkait
internal, menata regulasi, sistem, struktur, kultur, sebelum, pada saat dan sesudah pelaksanaan Pemilu.
anggaran, personel, dan sarana-prasarana. Sebagai Selanjutnya, berdasarkan ketentuan Pasal 74 Undang-
bagian dari upaya penguatan kelembagaan, Bawaslu Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara
membentuk Bawaslu Provinsi yang bersifat permanen Pemilu, Bawaslu juga diwajibkan menyampaikan
untuk menindaklanjuti Undang-Undang (UU) Nomor Laporan Hasil Pengawasan Pemilu Presiden dan
15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilu, yang Wakil Presiden tahun 2014 kepada Presiden, Dewan
dilanjutkan dengan pembentukan pengawas Pemilu Perwakilan Rakyat (DPR) dan Komisi Pemilihan Umum
di tingkat kabupaten/kota (Panwaslu Kabupaten/Kota), (KPU) sesuai dengan tahapan Pemilu secara periodik
Pengawas Pemilu di tingkat kecamatan (Panwaslu dan/atau berdasarkan kebutuhan.
Kecamatan), dan Pengawas Pemilu di tingkat desa/
kelurahan (PPL), serta Pengawas Pemilu Luar Negeri Secara subtansial laporan ini merupakan upaya
yang semuanya masih bersifat ad hoc. Bawaslu untuk berperan dalam mendorong
transparansi, akuntabilitas dan kredibilitas lembaga-
Upaya itu didukung oleh kebijakan pemerintah yang lembaga negara dan pemerintahan. Namun secara
menaikkan status birokrasi Bawaslu dari Sekretariat internal Bawaslu, laporan ini sangat berguna dalam
menjadi Sekretariat Jenderal (unit Eselon I), sehingga melakukan identifikasi dan pemetaan permasalahan,
Bawaslu dapat melaksanakan pengawasan setiap serta membuat prediksi bagi kecenderungan umum
tahapan Pemilu yang dimulai dari tahap penetapan (trend) atas berbagai isu yang mungkin terjadi dalam
daftar pemilih, penetapan partai politik peserta Pemilu, Pemilu berikutnya. Selain itu, laporan ini menjadi data
penetapan daftar calon tetap, tahapan kampanye, dana dan informasi penting dalam menetapkan kebijakan
kampanye, tahapan pemungutan dan penghitungan Bawaslu guna peningkatan kinerja pengawasan Pemilu
suara, penetapan hasil pemilu hingga tahap pelantikan- di masa yang akan datang. Berdasarkan pertimbangan
pengambilan sumpah/janji calon terpilih. Secara umum itulah maka disusun “Laporan Pelaksanaan Tugas
Bawaslu dapat melaksanaan pengawasan di setiap Badan Pengawasan Pemilihan Umum Tahun 2014” ini.
tahapan Pemilu, walaupun masih terdapat sejumlah Sekian, Wassalamu Alaikum Warahmatullahi
kelemahan yang perlu mendapat perhatian serius Wabarakatuh.
dari jajaran pengawas Pemilu seluruh Indonesia.
Jakarta, 17 November 2014
Ketua Badan Pengawas Pemilu

Prof. Dr. Muhammad, SIP, M.Si


v
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014

PROFIL PIMPINAN BAWASLU RI


PERIODE 2011–2016

Salah satu pelaksanaan amanat Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang


Penyelenggara Pemilihan Umum, adalah dipilihnya Anggota Bawaslu untuk Periode 2012 –
2017. Setelah melalui proses yang panjang, pada Sidang Paripurna DPR–RI tanggal 27 Maret
2012 telah ditetapkan susunan Anggota Bawaslu Periode 2012–2017 yang terdiri dari : Dr.
Muhammad, SIP, M.Si, Nasrullah, SH, Endang Wihdatiningtyas, SH, Daniel Zuchron, dan Ir.
Nelson Simanjuntak yang kemudian dilantik oleh Presiden Republik Indonesia berdasarkan
Keputusan Presiden Nomor 35/P/2012 pada tanggal 12 April 2012. Pada kesempatan pertama
setelah pelaksanaan pelantikan oleh Presiden, Anggota Bawaslu mengadakan rapat pleno
pertama dengan agenda tunggal pemilihan Ketua Bawaslu Periode 2012–2017. Berdasarkan
pleno yang dilaksanakan pada tanggal 12 April 2012 tersebut, secara aklamasi diputuskan
bahwa Dr. Muhammad, SIP, M.Si menjadi Ketua Bawaslu Periode 2012–2017.

Selanjutnya untuk menunjang pelaksanaan tugas dan kewenangan yang dimiliki oleh
Bawaslu, diputuskan untuk membuat pembagian tugas di antara Anggota Bawaslu yang
dipilah berdasarkan Divisi yang akan menangani bidang-bidang tugas tertentu. Berdasarkan
Putusan Pleno Bawaslu tanggal 17 April 2012, pembagian Divisi sebagaimana dimaksud
adalah sebagai berikut :

Divisi Pengawasan
• Koordinator : Daniel Zuchron
• Wakil Koordinator 1 : Nasrullah, SH
• Wakil Koordinator 2 : Endang Wihdatiningtyas, SH

Divisi Hukum dan Penindakan Pelanggaran


• Koordinator : Endang Wihdatinintyas
• Wakil Koordinator 1 : Ir. Nelson Simanjuntak
• Wakil Koordinator 2 : Daniel Zuchron

Divisi Sosialisasi, Humas, dan Hubungan Antar Lembaga


• Koordinator : Nasrullah, SH
• Wakil Koordinator 1 : Daniel Zuchron
• Wakil Koordinator 2 : Ir. Nelson Simanjuntak

Divisi Organisasi, SDM dan Data Informasi


• Koordinator : Ir. Nelson Simanjuntak
• Wakil Koordinator 1 : Nasrullah, SH
• Wakil Koordinator 2 : Endang Wihdatiningtyas, SH

vi
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
Berdasarkan pembagian tersebut, maka Dr. Muhammad, SIP, M.Si sebagai Ketua Bawaslu, tidak
menangani divisi tertentu dengan pertimbangan bahwa Ketua Bawaslu merupakan speaker atau juru
bicara dari Bawaslu dalam berhubungan ke luar. Dengan demikian seluruh bidang divisi tersebut tetap
berada dalam koordinasi Ketua Bawaslu dengan prinsip Primus Inter Pares.
Adapun Profil lengkap Pimpinan Bawaslu Periode 2012 – 2017 adalah sebagai berikut :

Prof. DR. MUHAMMAD, S.IP. M.Si, Ketua Bawaslu dekat dengan dunia media massa. Bukan karena
memimpin Divisi Sosialisasi, Humas dan Hubal,
tetapi Nasrullah sangat ramah memberi informasi
kepada pers setiap perkembangan pengawasan
Pemilu. Maka tak heran, Nasrullah dikenal sebagai
“darling of news” di kalangan pers.

Muhammad, dilahirkan di Makassar pada tanggal 17


September 1971, beragama Islam, dan menempuh
pendidikan terakhir S-3 Ilmu Politik Universitas
Airlangga.
Pada saat pelaksanaan seleksi Bawaslu di Komisi
II DPR RI, mantan Ketua Panitia Pengawas Pemilu
(Panwaslu) Provinsi Sulawesi Selatan ini terpilih
dengan suara tertinggi di antara calon lainnya. Pasca ENDANG WIHDATININGTYAS SH, Anggota Bawaslu
dilantik oleh Presiden, Muhammad terpilih untuk
menduduki posisi Ketua Bawaslu, melalui rapat pleno
musyawarah mufakat oleh seluruh Anggota Bawaslu
periode 2012-2017.
Muhammad adalah dosen Universitas Hasanuddin
Makassar dan pernah menjabat sebagai Ketua
Jurusan Ilmu Politik di kampus berlambang ayam
jantan tersebut. Pria yang dikenal tegasdalam
memimpin ini, juga menjadi idola para kaum hawa
bukan hanya di kalangan politisi tetapi mahasiswi dan
ibu rumah tangga, karena parasnya yang memikat
serta selalu tampil segar di setiap kesempatan di
tengah hiruk pikuk persoalan politik bangsa

NASRULLAH SH, Anggota Bawaslu


Endang Wihdatiningtyas, dilahirkan di Bantul pada
Nasrullah, dilahirkan di Polewali Mamasa (sekarang
tanggal 8 Juni 1968, beragama Islam, dan menempuh
Polman) Sulawesi Barat pada tanggal 10 Juli 1971,
pendidikan pada Fakultas Hukum Universitas Gadjah
beragama Islam, dan menempuh pendidikan terakhir
Mada.
S-2 pada Universitas Islam Indonesia.
Satu-satunya Srikandi di jajaran Pimpinan Bawaslu ini,
Sebelum bergabung dalam Penyelenggara Pemilu,
sebelum menjadi Penyelenggara Pemilu, berprofesi
pria lulusan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
sebagai advokat dan menjabat sebagai Wakil Ketua
ini dikenal sebagai aktivis Kampus dan Organisasi
KPID DI Yogyakarta, dan pernah menjadi Anggota
Kemasyarakatan. Maka tak heran, sahabat Nasrullah
Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Provinsi DI
berasal dari semua kalangan tanpa mengenal suku,
Yogyakarta pada Pemilu 2009 silam.
agama dan latar belakang sosial.
Ibu yang sangat dekat dengan seluruh karyawan
Sejak menjadi Pimpinan Bawaslu, Nasrullah cukup
Bawaslu ini, semasa kuliah aktif pada unit kegiatan
vii
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014

kerohanian Islam di UGM. Profesinya sebagai


Pengacara dihabiskannya di Lembaga Konsultasi
Bantuan Hukum untuk Wanita dan Keluarga Daerah
Istimewa Yogyakarta.

DANIEL ZUCHRON, Anggota Bawaslu

tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan,


sehingga dalam menghadapi tugas–tugas di
Bawaslu dan DKPP, Nelson tidak pernah terlihat
mengerutkan dahi. Semua dihadapi dengan
senyum simpulnya.

SEKRETARIAT JENDERAL
Daniel Zuchron, dilahirkan di Jakarta pada tanggal
18 April 1976, beragama Islam, dan menempuh BAWASLU RI
pendidikan pada Universitas Islam Malang.
Pengalamannya sebagai pegiat pemilu tidak Sekretariat Jenderal Bawaslu dibentuk berdasarkan
diragukan lagi. Pria yang dilahirkan di Jakarta, Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang
37 tahun silam tersebut, merupakan mantan Penyelenggara Pemilihan Umum dan Peraturan
Koordinator Nasional Jaringan Pendidikan Pemilih Presiden Nomor 80 Tahun 2012 tentang Organisasi,
Tugas, Fungsi, Wewenang, dan Tata Kerja Sekretariat
untuk Rakyat (JPPR), sebuah lembaga swadaya
Jenderal Bawaslu, Sekretariat Bawaslu Provinsi,
masyarakat, yang memberikan perhatian pada
Panwaslu Kabupaten/Kota, dan Sekretariat Panwaslu
pendidikan pemilih dan pemantauan pemilu.
Kecamatan.
Sebagai Pimpinan Bawaslu yang termuda, Pria Sekretariat Jenderal Bawaslu RI bertugas memberikan
ini menunjukan semangat kemudaanya dengan dukungan administratif dan teknis operasional
berbagai inovasi baru strategi pengawasan kepada Bawaslu RI. Dalam melaksanakan tugas,
Pemilu. Tak jarang, gagasan Pimpinan termuda Sekretariat Bawaslu RI mempunyai fungsi, antara lain
ini, melompat jauh ke depan ketika gagasan adalah:
itu dilontarkan. Namun, seiring waktu, gagasan a. koordinasi dan pembinaan terhadap
tersebut menemui kebenaran dan bermanfaat pelaksanaan tugas unit organisasi di
bagi perwujudan pemilu yang berkualitas dan lingkungan Sekretariat Jenderal Bawaslu,
berintegritas melalui jendela pengawasan yang Sekretariat Bawaslu Provinsi, Sekretariat
bermartabat. Panwaslu Kabupaten/Kota dan Sekretariat
Panwaslu Kecamatan.
Ir. NELSON SIMANJUNTAK SH, Anggota Bawaslu b. pemberian dukungan administratif kepada
Nelson Simanjuntak, dilahirkan di Simargala Bawaslu.
pada tanggal 15 Januari 1964, beragama Kristen c. pembinaan dan pelaksanaan perencanaan
Protestan, dan menempuh pendidikan pada dan pengawasan internal, administrasi
Universitas Sumatera Utara. kepegawaian, ketatausahaan, perlengkapan
Sebelum menjadi Pimpinan Bawaslu, pria ini dan kerumahtanggaan, serta pengelolaan
pernah berprofesi sebagai wartawan dan aktif di keuangan di lingkungan Sekretariat
LSM yang terkait dengan kajian Pemilu. Sejak tahun Jenderal Bawaslu.
2008, menjadi Tim Asistensi Bawaslu hingga tahun
2012 ketika terpilih menjadi Anggota Bawaslu Dalam menjalankan tugas dan fungsi, Sekretariat
Jenderal Bawaslu RI juga mempunyai wewenang,
periode Tahun 2012–2017. Selain menjadi anggota
antara lain:
Bawaslu, saat ini Nelson Simanjutak juga menjadi
a. menyusun rencana strategis, program kerja,
Anggota Dewan Kehormatan Penyelenggara
dan anggaran Bawaslu.
Pemilu (DKPP) dari unsur Bawaslu. b. menetapkan tata cara pengelolaan
Pria Batak yang gemar menyanyi dan seringkali organisasi dan tata kerja, sumber daya
tampil apa adanya ini selalu memegang prinsip manusia, keuangan, serta barang milik negara.
viii
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
c. mengangkat dan memberhentikan pejabat Bawaslu perlahan, ia membangun Kesekretariatan
struktural dan fungsional, serta tenaga ahli Bawaslu yang solid dan mampu mendukung tugas-
berdasarkan kebutuhan. tugas Anggota Bawaslu yang kala itu dipimpin oleh
d. menandatangani perjanjian kerjasama. Nur Hidayat Sardini dan Bambang Eka Cahya Widodo.

Prestasi pertamanya, pada awal 2010, saat membantu


Komisioner Bawaslu berjuang dalam Judicial Review
Undang-Undangan No. 22 Tahun 2007 Tentang
Penyelenggara Pemilu di Mahkamah Konstitusi,
yang mengabulkan permohonan Bawaslu, dan
menyatakan bahwa Bawaslu merupakan bagian dari
penyelenggara Pemilu yang bersifat nasional, tetap,
dan mandiri. Sehingga, kewenangan Bawaslu dalam
merekrut jajarannya, yang sebelumnya dimiliki oleh
KPU, sepenuhnya menjadi kewenangan Bawaslu.

Selain itu, Gunawan juga terlibat dalam advokasi


Bawaslu terhadap UU No. 15 Tahun 2011 Tentang
Penyelenggara Pemilu, yang memperkuat
posisi dan kewenangan Bawaslu, diantaranya
GUNAWAN SUSWANTORO SH., MSi. adanya Pengawas Pemilu yang permanen di
Sekretaris Jenderal Bawaslu tingkat provinsi serta dukungan Kesekretariatan
Gunawan Suswantoro, dilahirkan di Banjarnegara, ditingkatkan menjadi Kesekretariatan Jenderal.
beragama Islam dan menempuh pendidikan terakhir
di Magister Ilmu Politik Universitas Indonesia. Pada Kini, satu per satu mimpi tersebut menjadi nyata.
tanggal 25 Juni 2013, Usai pelantikan sebagai Salah satu keinginan yang sedang dirajutnya,
Sekretariat Jenderal Bawaslu air mata pun mengalir. adalah suksesnya Pemilu 2014 dan terciptanya
Air mata tersebut bukan tanpa alasan, mimpinya Bawaslu sebagai center of knowledge (pusat
untuk membangun Pengawas Pemilu yang kuat ilmu pengetahuan) Pengawasan Pemilu di
dan dipandang satu per satu menjadi kenyataan. Indonesia bahkan di dunia dan ia adalah satu-
satunya Sekretariat Jenderal yang memfasilitasi
Sejak 2009 menjabat sebagai Kepala Sekretariat 2 Lembaga Negara, yaitu Bawaslu dan DKPP.

Bagan 2. Bagan Struktur Organisasi Sekretariat Jenderal Badan Pengawas Pemilihan Umum Republik Indonesia

ix
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014

EXECUTIVE SUMMARY
Konstitusi negara Republik Indonesia
peserta pemilu dan pemilih, serta kemudahan
(UUD 1945) telah mengatur pemilihan umum
bagi publik (stakeholder pemilu) dalam
(pemilu) secara eksplisit dan implisit agar
mengakses informasi pemilu. Dari sisi
dapat menghasilkan pemimpin politik yang
pengawasan pemilu, semua kemajuan yang
legitimate dari suatu proses yang demokratis.
dicapai itu tidak lepas dari masukan dan
Pengaturan itu penting, karena secara teoritis
rekomendasi hasil pengawasan Bawaslu RI
ada lima hal yang menentukan suatu pemilu
yang disampaikan kepada berbagai pihak.
menjadi demokratis atau tidak demokratis:
(1) regulasi pemilu: undang-undang
Berdasarkan Undang Undang Nomor
pemilu beserta seluruh turunannya; (2)
15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilu
penyelenggara pemilu: Komisi Pemilihan
dan Undang Undang Nomor 42 tahun 2008
Umum (KPU) sebagai pelaksana pemilu dan
tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden,
Badan Pengawas Pemilihan Umum Republik
Bawaslu RI telah melaksanakan fungsi dan
Indonesia (Bawaslu RI) selaku pengawas
tugas pengawasan pemilu yang berfokus
pemilu termasuk di dalamnya anggaran pemilu;
pada aspek proses penyelenggaraan Pemilu
(2) peserta pemilu: partai politik dan atau calon
dan aspek kinerja KPU sebagai pelaksana
perseorangan; (4) pemilih: prilaku pemilih; (5)
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden tahun
stakeholder pemilu: pihak yang ‘berkepentingan
2014. Hasil Pengawasan Bawaslu terhadap
langsung’ dengan hasil dan proses pemilu.
kedua aspek itu menemukan sebanyak 1.332
pelanggaran pemilu dengan rincian: 1.142
Memperhatikan kelima hal itu,
pelanggaran administrasi, 81 pelanggaran
penyelenggaraan Pemilu Presiden dan Wakil
pidana dan 21 pelanggaran kode etik. Bawaslu
Presiden tahun 2014 mengalami kemajuan
juga menermukan berbagai kekurangan dan
dibanding pemilu Presiden dan Wakil Presiden
kelemahan pada setiap tahapan pemilu.
sebelumnya. Kemajuan itu terlihat dalam
hal kesiapan regulasi pemilu, kesiapan
Hasil pengawasan terhadap aspek
dan kinerja kelembagaan penyelenggara
proses penyelenggaraan Pemilu, Bawaslu
pemilu, kesadaran hukum dan politik para
menemukan banyak hal yang perlu mendapat

x
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
perhatian. Misalnya, pada tahapan penyusunan yang tidak terdaftar di KPU dan lain-lain.
daftar pemilih, sistem pemutakhiran data
pemilih berbasis IT (Sidalih) belum mampu Dalam melaksanakan fungsi dan tugas
menghilangkan pemilih yang tidak terdaftar pengawasan pemilu, Bawaslu menghadapi
(ghost voters). Selain itu, ketidakakuratan data dua hambatan umum: (1) kendala instrumen
pemilih dalam daftar pemilih yang disusun hukum berupa celah hukum yang menyebabkan
PPS secara berjenjang hingga ditetapkan di Bawaslu tidak dapat menindak suatu
tingkat KPU yang mengharuskan Bawaslu untuk pelanggaran pemilu, seperti pelanggaran
mengeluarkan beberapa rekomendasi penundaan kampanye, politik uang (money politics)dan
penetapan daftar pemilih dan perbaikan daftar lain-lain. Hal itu disebabkan terutama oleh
pemilih. Begitu pula pada tahapan kampanye, keterbatasan kewenangan yang dimiliki oleh
masih tampak berbagai pelanggaran seperti Bawaslu dalam melakukan penindakan; (2)
kampanye yang mengabaikan ketentuan kendala daya dukung pengawasan berupa
hukum dan keberpihakan media. Untuk laporan keterbatasan jumlah pengawas pemilu lapangan
dana kampanye, perangkat hukum pelaporan (PPL) dalam mengawasi seluruh TPS yang ada
dana kampanye yang disusun KPU belum (dalam dan luar negeri). Upaya meminimalkan
mampu mendorong terwujudnya laporan kendala itu, Bawaslu berusaha mengembangkan
dana kampanye yang transparan, akuntabel metode pengawasan, seperti membuat
dan kredibel. Pada tahapan pemungutan dan peta kerawanan pemilu dan menggalakkan
penghitungan suara juga masih ditemukan pengawasan partisipatif melalui ‘Gerakan
manipulasi perolehan suara, penggunaan sisa Sejuta Relawan Pengawasan Pemilu (GRSPP)’
surat suara, politik uang, dan mobilisasi pemilih. yang jumlahnya mencapai lebih 600,000 orang
relawan pengawas pemilu yang direkrut dari
Sedangkan pada tahapan rekapitulasi berbagai strata sosial/lapisan masyarakat.
perolehan suara masih ditemukan kesesuaian
data pemilih dan pengguna hak pilih terutama Mengacu kepada beberapa
kategori pemilih khusus tambahan, perbedaan permasalahan tersebut di atas, Bawaslu
dalam perhitungan dan rekapitulasi perolehan menyampaikan dua rekomendasi pokok untuk
suara, serta tidak memadainya KPU dalam dipertimbangkan oleh DPR, Pemerintah,
merespon keberatan saksi dan pengawas ataupun KPU dalam rangka perbaikan pemilu
pemilu. Sementara hasil pengawasan pemilu di di masa mendatang: (1) KPU secara otonom
luar negeri masih menemukan buruknya kualitas melakukan review sistem pendaftaran pemilih
daftar pemilih, keterlambatan distribusi surat dari periodic voter registration systems
suara, serta pemungutan suara melalui dropbox. (PVRS) menjadi continuous voter registration
systems (CVRS) untuk mengefisienkan proses
Hasil pengawasan Bawaslu terhadap pendataan pemilih di masa mendatang. Juga
aspek kinerja KPU dan jajarannya secara umum pelaksanaan pleno rekapitulasi dilakukan di
terletak pada kebijakan KPU yang kurang tingkat KPU Kab/Kota, KPU Provinsi dan KPU, di
tegas terhadap pengaturan kampanye, laporan samping perbaikan sistem dan kerangka hukum
dana kampanye, dan pendaftaran pemilih yang pemilu adalah perlunya perbaikan system
menimbulkan implikasi serius dalam proses penegakan hukum pemilu dengan mengkaji
penegakan hukum Pemilu. Selain itu, kinerja ulang efektifitas penggunaan pendekatan
KPU masih terlihat lamban dalam menangani penghukuman secara pidana terhadap
penerusan dugaan pelanggaran administrasi, pelanggaran pemilu dan mempertimbangkan
sehingga menyebabkan terhambatnya proses penggunaan pendekatan penghukuman
penegakan hukum. Mengenai kepatuhan secara administratif, memperbaiki prosedur
peserta pemilu terhadap regulasi pemilu, penanganan pelanggaran pemilu, perbaikan
hasil pengawasan Bawaslu menegaskan sistem rekapitulasi suara dengan merumuskan
bahwa peserta pemilu terlihat berusaha pola rekapitulasi yang lebih sederhana dan
memanfaatkan celah hukum yang ada dan efisien; (2) KPU meningkatkan transparansi dan
masih cenderung mengabaikan himbauan/ aksessibilitas data dan informasi, meningkatkan
peringatan pengawas Pemilu. Ketidakpatuhan sosialisasi yang massif dan berulang-ulang
terhadap hukum dapat dilihat dari kampnye kepada seluruh peserta pemilu dan masyarakat.
di luar jadwal, kampanye tim pendukung

xi
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
DAFTAR ISI Hal.
KATA PENGANTAR v
PROFIL vi
EXECUTIVE SUMMARY x
DAFTAR ISI xiii
DAFTAR GAMBAR xiv
DAFTAR TABEL xiv

BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Pemilu dan Demokrasi 3
1.2. Bawaslu dan Demokratisasi Pemilu 4
1.3. Kemandirian Bawaslu dalam Penyelenggaraan Pemilu Presidendan
Wakil Presiden Tahun 2014 6

BAB II PERSIAPAN PENGAWASAN PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL


PRESIDENTAHUN 2014 11
2.1. Persiapan Pengawasan Pemilu 13
2.2. Keterlibatan Bawaslu dalam Perselisihan Hasil Pemilu (PHPU) 22

BAB III PELAKSANAAN PENGAWASAN TAHAPAN PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL


PRESIDEN TAHUN 2014 25
3.1. Pengawasan Tahapan Penetapan Peserta Pemilu 27
3.2. Pengawasan Tahapan Pendaftaran Pemilih 29
3.3. Pengawasan Tahapan Logistik 43
3.4. Pengawasan Tahapan Kampanye 47
3.5. Pengawasan Tahapan Dana 54
3.6. Pengawasan Tahapan Pemungutan dan
Penghitungan Suara 65
3.7. Pengawasan Tahapan Rekapitulasi Perolehan Suara 79
3.8. Pengawasan Pilpres di Luar Negeri 95
3.9. Pelanggaran dan Penanganannya dalam Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 99

BAB IV PENGAWASAN PARTISIPATIF 125


4.1. Gerakan Sejuta Relawan Pengawas Pemilu 127
4.2. Efektivitas Gerakan Sejuta Relawan Pengawas Pemilu 130
4.3. Dampak Gerakan Sejuta Relawan Pengawas Pemilu 134

BAB V PENUTUP 137


5.1. Kesimpulan 139
5.2. Rekomendasi 141

DAFTAR PUSTAKA 142

xiii
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014

DAFTAR GAMBAR HAL.


Gambar 2.1:Jumlah Pengawas Pemilu 16
Gambar 2.2:Jumlah Staf Pengawas Pemilu 16
Gambar 3.1: Temuan Permasalahan Dalam Daftar Pemilih 38

DAFTAR TABEL
Tabel 2.1: Kegiatan Pembinaan Kapasitas dalam Rangka

Pengawasan Pilpres 2014 14


Tabel 2.2: MoU Bawaslu dengan Lembaga Terkait 17
Tabel 2.3: Rapat Koordinasi Gugus Tugas dalam Rangka Pengawasan

Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014 18


Tabel 2.4: Kegiatan Sosialisasi Pengawasan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2014 19
Tabel 2.5: Indeks Kerawanan Pemilu (IKP) Pemilu Presiden dan Wakil

Presiden Tahun 2014 21


Tabel 2.6: Agenda Sidang PHPU Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014 22
Tabel 3.1: Data Surat Edaran Dalam Rangka Pengawasan Pencegahan 33
Tabel 3.2: Data Kesalahan dalam Daftar Pemilih 35
Tabel 3.3: Hasil Pengawasan DPT 39
Tabel 3.4: Jumlah Daftar Pemilih Khusus 40
Tabel 3.5: Data Pelanggaran Administrasi Dan Tindak Lanjutnya 40
Tabel 3.6: Kegiatan Pengawasan Logistik Pemilu 2014 44
Tabel 3.7: Peta Surat Suara Pilpres 2014 45
Tabel 3.8: Data Pelanggaran Administrasi Dan Tindak Lanjutnya 46
Tabel 3.9: Data Pelanggaran Pidana Dan Tindak Lanjutnya 47
Tabel 3.10: Instruksi Pengawasan Kampanye 49
Tabel 3.11: Kegiatan FGD dan Supervisi 50
Tabel 3.12: Temuan Hasil Pengawasan Kampanye 51
Tabel 3.13: Hasil Supervisi Pengawasan Kampanye 51
Tabel 3.14: Data Pelanggaran Administrasi Dan Tindak Lanjutnya 52
Tabel 3.15: Data Pelanggaran Pidana Dan Tindak Lanjutnya 53
Tabel 3.16: Kelengkapan Laporan Sumbangan Dana Kampanye Tahap I 56
Tabel 3.17: Kelengkapan Laporan Sumbangan Dana Kampanye Tahap II 56
Tabel 3.18: Sumbangan Perseorangan Dalam Laporan Periode I 57
Tabel 3.19: Sumbangan Badan Usaha Dalam Laporan Periode I 57
Tabel 3.20: Kelengkapan Data Penyumbang 57
Tabel 3.21: Sumbangan Perseorangan 58
Tabel 3.22: Sumbangan Kelompok 58
Tabel 3.23: Sumbangan Badan Usaha 58
Tabel 3.24: Daftar Hasil Audit yang Ditembuskan kepada Bawaslu RI 59

xiv
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
Tabel 3.25: Kajian Terhadap Hasil Audit Dana Kampanye Pemilihan

Presiden Dan Wakil Presiden Tahun 2014 Tingkat Nasional 60


Tabel 3.26: Rekomendasi Rakernis Bawaslu Provinsi Terkait Tahapan Pemungutan dan

Penghitungan dan Rekapitulasi Suara 69


Tabel 3. 27: Kegiatan Pengawasan dan Pencegahan Bawaslu Propinsi pada Tahapan

Pemungutan dan PenghitunganSuara 72


Tabel 3. 28: Jumlah Rekomendasi dan Tindak Lanjutnya Dalam Tahapan Pemungutan dan

Penghitungan Suara 74
Tabel 3.29: Pelaksanaan Pemungutan Suara Ulang 76
Tabel 3.30: Data Pelanggaran Administrasi Dan Tindak Lanjutnya 77
Tabel 3.31: Data Pelanggaran Pidana Dan Tindak Lanjutnya 77
Tabel 3.32: Data Pelanggaran Administrasi Dan Tindak Lanjutnya 77
Tabel 3.33: Data Pelanggaran Pidana Dan Tindak Lanjutnya 78
Tabel 3.34: Daftar Rekomendasi Perbaikan Administrasi yang Dikeluarkan Bawaslu Provinsi 82
Tabel 3.35: Pelaksanaan/Penundaan Rekapitulasi Berdasarkan Rekomendasi Bawaslu Provinsi 82
Tabel 3.36: Permasalahan dalam Pelaksanaan Pleno Rekapitulasi 83
Tabel 3.37: Daftar Rekomendasi Bawaslu Provinsi dalam Pelaksanaan PlenoRekapitulasi 83
Tabel 3.38: Daftar Keberatan Saksi dalam Pleno Rekapitulasi 84
Tabel 3.39: Varian Masalah dalam Rekapitulasi 85
Tabel 3.40: Permasalahan Dalam Tahapan Rekapitulasi yang

Disampaikan Bawaslu Provinsi dalam Kegiatan Raker 86


Tabel 3.41: Analisa Perbandingan DPT, DPK dan DPKTb Pilpres 2014 92
Tabel 3.42: Data Pelanggaran Administrasi Dan Tindak Lanjutnya 93
Tabel 3.43: Data Pelanggaran Pidana Dan Tindak Lanjutnya 93
Tabel 3.44: Permasalahan Dalam Penyelenggaraan Tahapan Pemilu

di Luar Negeri 96
Tabel 3.45: Kegiatan Pengawasan dan Pencegahan dalam Penyelenggaraan
Pilpres di Luar Negeri Pemilu di Luar Negeri 97
Tabel 3. 46: Bentuk Pelanggaran Yang Ditemukan/Dilaporkan di Luar Negeri 98
Tabel 3.47: Laporan Pelanggaran dan Tindaklanjutnya 98
Tabel 3.48: Jumlah dan Rekomendasi Pelanggaran 100
Tabel 3.49: Data Pelanggaran Pemilu Presiden dan Wakil Presiden

Tahun 2014 Di BawasluRI 100


Tabel 3.50: Rincian Data Pelanggaran dan Penanganannya di Tingkat Bawaslu RI 101

xv
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
Pendahuluan
1.1. Pemilu dan Demokrasi

Dari perspektif kedaulatan yang melandasinya, dipilih oleh rakyat atau suatu badan yang dipandang
pemerintahan suatu negara dapat diklasifikasikan sunguh-sunguh merupakan penjelmaan rakyat atau
ke dalam tiga bentuk, yaitu monocratein, autocratein reprentasi dari kehendak umum. Hal itu berbeda
dan democratein.1 Pada bentuk pemerintahan dengan sistem parlementer dimana jabatan kepala
democratein (banyak orang memerintah orang negara dan jabatan kepala pemerintahan dipisahkan,
banyak), seperti pada umumnya di negara-negara sehingga kedua jabatan itu masing-masing dijabat oleh
demokrasi, kekuasaan penyelenggaraan negara orang yang berbeda. Sistem parlementer menetapkan
dibangun di atas pondasi teori kedaulatan rakyat. bahwa hanya kepala pemerintahan saja (umumnya
Perdana menteri selaku kepala pemerintahan (sistem disebut perdana menteri) yang dipilih oleh rakyat
palementer) atau Presiden selaku kepala negara dan dalam suatu pemilu, sedangkan kepala negaranya
kepala pemerintahan (sistem presidensil) dipilih oleh —yang sebutannya berbeda-beda di setiap negara—
rakyat (warga negara) baik langsung maupun tidak tidak dipilih oleh rakyat ataupun oleh badan politik
langsung dalam suatu pemilihan umum (pemilu) atau yang dapat dipandang sebagai perwakilan dari
suatu badan yang dipandang sebagai penjelmaan kehendak umum. Misalnya kepala negara di Inggris
rakyat yang dibangun oleh sistem perwakilan.2 yang dijabat oleh Ratu Elizabeth secara turun temurun,
Dalam perspektif demokrasi Indonesia, konstitusi (UUD gubernur jenderal selaku kepala negara di Australia
1945) telah menetapkan tiga elemen penting dalam yang terus menerus diangkat oleh Ratu Elizabeth atau
penyelenggaraan negara dan pemerintahan, yaitu: Yang Dipertuan Agong (Seri Paduka Baginda Yang
republik, demokrasi (democratein) dan presidensil. Dipertuan Agong) di Malaysia yang dijabat secara
Ketiga elemen itu harus menjadi landasan politik secara bergilir dari negara bagian (negeri/kerajaan
bagi semua bangunan penyelenggaraan negara dan sembilan) Malaysia.
pemerintahan dalam memenuhi beragam aspirasi
politik warga negara sebagai bagian dari kehendak Dalam sistem presidensil sangat tegas
umum (volente general). Dalam pemerintahan berlaku bahwa jabatan kepala negara dan jabatan
demokrasi (democratein), seluruh pejabat politiknya kepala pemerintahan keduanya disatukan dalam
terutama kepala pemerintahan harus dipilih oleh suatu jabatan yang disebut dengan presiden
rakyat (warga negara) dalam suatu pemilihan umum yang dijabat oleh satu orang. Namun pilihan pada
(pemilu) atau suatu badan yang dipandang sebagai bentuk dan sistem ini juga akan berkonsewensi
penjelmaan rakyat. logis pada sejumlah hal, diantaranya: (1) pemilihan
presiden berarti melakukan pemilihan dua jabatan
Dengan sistem presidensil, presiden selaku politik sekaligus/secara bersamaan, yaitu presiden
pemegang kekuasaan tertinggi atas penyelenggaraan sebagai kepala negara dan presiden sebagai kepala
negara dan pemerintahan dipilih oleh rakyat (warga pemerintahan, —termasuk pemilihan wakil presiden
negara) dalam suatu pemilihan umum (pemilu) atau sebagai wakil kepala negara dan wakil kepala
suatu badan yang dipandang sebagai penjelmaan pemerintahan; (2) posisi politik presiden selaku
rakyat. Hal itu berbeda dengan bentuk monarki kepala negara dan kepala pemerintahan bukan hanya
(monocratein) dimana kepala negaranya bersifat sulit dijatuhkan, namun juga berpotensi berada dalam
turun temurun (dinasti) atau dalam bentuk oligarki sistem otoriterisme, seperti kasus pembubaran DPR/
(otocratein) seperti negara teokrasi atau arsitokrasi Dewan Konstituante oleh Presiden.
yang kepala negaranya bersifat perwakilan.
Namun upaya untuk mencegah sistem
Dalam negara republik dengan bentuk presidensil agar tidak terjebak ke dalam sistem
pemerintahan demokrasi dan sistem pemerintahan otoriterisme terus dilakukan dengan cara melaksanakan
presidensil berlaku kaidah bahwa presiden selaku dua bentuk demokrasi, yaitu: demokrasi langsung
selaku kepala negara dan kepala pemerintahan harus dan demokrasi tidak langsung (perwakilan). Dalam

1
Bentuk monocratein (satu orang memerintah orang banyak), seperti negara monarki, kekuasaan penyelenggaraan negara dibangun di
atas pondasi teori kedaulatan raja. Raja/ratu selaku pemegang kekuasaan tertinggi pemerintahan negara tidak pilih melalui suatu pemilihan,
melainkan memerintah secara turun-temurun berdasarkan pilihan garis keluarga (dinasti). Pada bentuk otoctarein (sedikit orang memerintah
orang banyak), seperti pada negara aristokrasi, oligarki, dan teokrasi, kekuasaan penyelenggaraan negara umumnya umumnya dipilih oleh
golongan/kelompok terbatas. Dalam negara teokrasi, misalnya, dimana kekuasaan penyelenggaraan negara dibangun di atas pondasi teori
kedaulatan Tuhan, pemimpin spritual tertinggi pemerintahan dan negara diangkat/dipilih orang-orang yang bertindak selaku pemegang otoritas
spritual (wakil tuhan). Tentang bentuk pemerintahan lihat juga Iswara, Pengantar Ilmu Politik, Bandung: Binacipta, 1980, hal. 183-232.
2
Indonesia yang menganut sistem presidensil, pemilihan presiden dan wakil presiden di era Orde Baru dilakukan oleh Majelis Permusyawaratan
Rakyat (MPR), suatu badan yang dipandang sebagai penjelmaan seluruh rakyat Indonesia dengan komposisi keanggotaan dari unsur perwakilan
rakyat. utusan daerah dan utusan golongan. Tentang sistem pemerintahan parlementer dan presidensil lihat juga Iswara ibid., , hal. 183-232.

3
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014

demokrasi langsung, kedaulatan rakyat diwujudkan Selanjutnya berdasarkan Keputusan MK


dalam suatu pemilihan presiden-wakil presiden secara terhadap judicial review UU Nomor 2007 yang
langsung oleh seluruh warga negara yang telah dilakukan oleh Bawaslu, pembentukan dan rekruitmen
dinyatakan memiliki hak suara. Sedangkan dalam pengawas pemilu sepenuhnya menjadi kewenangan
demokrasi perwakilan, kedaulatan rakyat diwujudkan Bawaslu. Dengan kewenangan tambahan itu yang
dalam sebuah lembaga perwakilan rakyat yang diperkuat oleh kewenangan utama pengawas pemilu
dilengkapi dengan beragam fungsi kontrol dan kendali dalam UU Nomor 22 Tahun 2007, Bawaslu akhirnya
politik, seperti fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan dapat mengawasi pelaksanaan tahapan pemilu,
fungsi pengawasan: hak interpelasi, hak angket, hak menerima pengaduan, serta menangani kasus-
menyatakan pendapat, hak mengajukan pertanyaan, kasus pelanggaran administrasi, pelanggaran pidana
hak menyampaikan usul dan pendapat, serta hak pemilu, serta kode etik.
mengajukan rancangan undang-undang.
Berdasarkan UU Nomor 15 Tahun 2011
1.2. Bawaslu dan Demokratisasi Pemilu tentang Penyelenggara Pemilu , Bawaslu semakin
kuat dan permanen setelah diberi kewenangan
Salah satu elemen tertib demokrasi yang berhasil untuk menangani sengketa pemilu dan strukturnya
dibentuk pada tahapan transisi demokrasi (pasca di tingkat provinsi bersifat permanen dengan nama
gerakan Mei 1998) adalah lembaga pengawas pemilu Badan Pengawas Pemilu Provinsi (Bawaslu Provinsi).
(Bawaslu). Gagasan itu bermula dari pemilu presiden Selain itu pada bagian kesekretariatan Bawaslu juga
dan wakil Presiden tahun 1999 dimana fungsi didukung oleh unit kesekretariatan eselon I dengan
pengawasan pemilu masih dijalankan oleh struktur nomenklatur Sekretariat Jenderal Bawaslu. Sekarang
non-pemerintah, yaitu lembaga-lembaga pemantau struktur Bawaslu yang belum bersifat permanen
pemilu. Selanjutnya, menghadapi pemilu tahun adalah di tingkat kabupaten/kota, kecamatan dan
2004 dilakukan perubahan mendasar terkait struktur desa/kelurahan.
penyelenggara pemilu, dimana fungsi pengawasan
pemilu dilakukan oleh struktur non-permanen (adhoc) Dengan demikian dapat ditegaskan
yang terlepas dari struktur KPU. Berdasarkan UU bahwa Bawaslu merupakan kelanjutan dari upaya
Nomor 12 Tahun 2003 struktur pengawas pemilu yang penyempurnaan struktur dan fungsi Panitia Pengawas
bersifat ad hoc terdiri dari: Panitia Pengawas Pemilu Pelaksanaan Pemilu (Panwaslak Pemilu) yang dibentuk
(Panwas Pemilu) di tingkat pusat, Panwas Pemilu tahun 1982. Pada awalnya pembentukan struktur dan
Provinsi di tingkat provinsi, Panwas Pemilu Kabupaten/ fungsi Panwaslak Pemilu dilatari oleh distrust terhadap
Kota di tingkat Kabupaten/Kota dan Panwas Pemilu penyelenggaran pemilu 1971 dan pemilu 1977 yang
Kecamatan di tingkat kecamatan. dilaksanakan oleh LPU. Sama seperti maksud dan
tujuan normatif dari pembentukan Panwaslak Pemilu
Dalam perkembangannya, muncul gagasan tahun 1982 , pembentukan Bawaslu pada tahun
untuk memisahkan kedua fungsi itu dengan struktur 2008 adalah untuk memenuhi aspirasi politik terkait
permanen, sehingga mendorong dibentuknya satu penyelenggaraan pemilu yang bersifat independen
lagi elemen tertib demokrasi yang berfokus pada dan profesional.
pengawasan pemilu. Elemen tertib demokrasi yang
diberi nama Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) ini Bawaslu sangat menyadari kalau dibentuk
dibentuk berdasarkan UU Nomor 22 Tahun 2007 untuk menjamin pelaksanaan salah satu persyaratan
tentang Penyelenggara Pemilu terutama untuk kedaulatan rakyat, khususnya kebebasan warga
menghadapi pelaksanaan pemilu tahun 2009. Sejak negara untuk memerintah (hak dipilih) dan untuk
dibentuk pada tahun 2008, Bawaslu melaksanakan diperintah (hak memilih) dalam rangka pembentukan
tugas dan fungsi khusus mengawasi pelaksanaan pemerintahan yang demokratis. Dalam perspektif
semua jenis rumpun pemilu, seperti Pemilu langsung demokrasi, Bawaslu dibentuk untuk memastikan
Presiden dan Wakil Presiden tahun 2009 dan tahun pelaksanakan pemilu berlangsung bebas, terbuka,
2014. adil, jujur, berskala, kompetitif, langsung umum
dan rahasia. Bawaslu dibentuk sebagai upaya
Berdasarkan UU Nomor 22 Tahun 2007, pelembagaan kontrol politik dalam rangka menjamin
Bawaslu melakukan fungsi pengawasan pemilu pelaksanaan hak-hak politik setiap individu warga
mulai tingkat kelurahan/desa hingga tingkat provinsi negara dalam pemilu. Namun dalam skala luas,
dengan struktur permanen hanya di tingkat pusat. Bawaslu dibentuk untuk berperan dalam semua
Sedangkan pembentukan struktur pengawas pemilu tahapan demokrasi, baik transisi maupun konsolidasi.
dari tingkat desa/kelurahan hingga tingkat provinsi Pada tahap transisi, peran Bawaslu adalah melakukan
masih menjadi kewenangan KPU, seperti Pengawas kontrol politik atas semua kekuatan-kekuatan politik
Pemilu Lapangan (PPL) di tingkat desa/kelurahan, non-demokratis dalam pemilu yang potensial
Panitia Pengawas Pemilu (Panwas Pemilu) Kecamatan menghambat pembentukan pemerintahan demokratis.
di tingkat kecamatan, Panwas Pemilu Kabupaten/Kota Karena itu tugas pokok dan fungsi Bawaslu adalah
di tingkat kabupaten/kota, dan Panwas Pemilu Provinsi menjamin pelaksanaan pemilu agar sungguh-
di tingkat provinsi.

4
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
sungguh berjalan bebas, terbuka, adil, jujur, berskala, yang lemah yang disebabkan oleh ketidaktegasan
kompetitif, langsung umum dan rahasia. Bawaslu pihak legislatif, eksekutif dan yudikatif dalam membuat
harus memastikan semua kekuatan-kekuatan politik dan menegakkan regulasi pemilu. Kontrol politik
non-demokratis tidak lagi menjadi aktor pengendali Bawaslu yang lemah dapat mengandung pengertian
pemilu, seperti militer, polisi dan birokrasi, serta bahwa pihak legislatif, eksekutif dan yudikatif tidak
oligarki politik: jaringan penguasa dari pusat hingga dapat diandalkan dalam membuat dan menegakkan
daerah yang berwujud dinasti politik, oligarki ekonomi: regulasi pemilu yang inginkan publik. Padahal kunci
jaringan pengusa dari pusat hingga daerah yang pemeliharaan demokrasi dan dasar bagi pemilu yang
berwujud bandar politik dan jaringan orang kuat lokal demokratis adalah kontrol politik Bawaslu yang kuat
yang berwujud bandit politik. atas kekuatan-kekuatan politik non-demokratis.

Bawaslu perlu mengontrol semua kekuatan Selanjutnya pada tahapan konsolidasi,


politik non-demokratis itu, karena selain merupakan peran Bawaslu adalah mendorong praktek-praktek
ancaman yang tak terelakkan bagi pelaksanaan demokrasi menjadi bagian dari budaya politik. Karena
kedaulatan rakyat terutama pemilu, juga akan menjadi itu tugas pokok dan fungsi Bawaslu selanjutnya adalah
agen kunci atau proponen utama yang bergandengan mendorong terbentuknya budaya politik partisipan
tangan dari demokrasi prosedural. Selain itu, efek dari (participant political culture) dan partisipasi politik
kekuatan-kekuatan politik non-demokratis terhadap otonom (otonomus political participation) melalui
demokrasi (kedaulatan rakyat) adalah tidak pasti, sosialisasi politik (pendidikan politik) untuk menjamin
sehingga Bawaslu perlu mengawasinya dengan penuh setiap pemerintahan hasil pemilu benar-benar
kewaspadaan. Bawaslu harus menjamin pelaksanaan memiliki legimatisi politik yang kuat. Pada tahapan
pemilu yang adil dan kompetitif dengan cara menutup ini Bawaslu dapat berfokus pada tugas dan fungsi
semua akses potensial bagi kekuatan-kekuatan politik mediasi dan ajudikasi dalam sengketa hasil pemilu
non-demokratis pada semua tahapan pemilu. setelah menyerahkan sebagian fungsi pengawasan
kepada masyarakat melalui pengawasan partisipatif.
Terkait dengan prospek demokrasi, ada dua Hal itu bukanlah sesuatu yang mengada-ada, karena
alasan pokok mengapa kontrol politik Bawaslu yang Bawaslu telah memulainya dengan: (1) menerima
kuat sangat dibutuhkan: fungsi pencegahan dan pengaduan, menangani pelanggaran administrasi
pengawasan dalam setiap pemilu: (1) kekuatan politik pemilu, pelanggaran pidana pemilu, dan pelanggaran
non-demokratis memiliki akses terhadap sumber- kode etik pemilu pada pemilu tahun 2009 dan tahun
sumber kekuasaan potesial, seperti uang, barang, 2014, serta mulai menangani sengketa pemilu pada
jabatan, otot, senjata, ilmu pengetahun, teknologi, pemilu tahun 2014; (2) melaksanakan program
media, pers, kharisma dan massa, sehingga sangat pengawasan partisipatif di bawah bendera kegiatan
mudah melakukan mobilisasi politik dalam pemilu Gerakan Sejuta Relawan Pengawas Pemilu (GSR
dengan cara iming-iming dan intimidasi; (2) semua Pemilu) pada pemilu legislatif dan pemilu presiden/
institusi yang memonopoli pengaruh dan kekuasaan wakil presiden tahun 2014. GSR sebagai implementasi
koersif dalam masyarakat dan negara, seperti militer, konsep pengawasan partisipatif sangat berbeda
polisi, birokrasi dan para militer menjadi ancaman dengan konsep partisipasi dalam Gerakan Relawan
serius bagi kebebasan yang menjadi unsur penting dari Demokrasi yang bentuk oleh KPU atau pengawasan
demokrasi. Institusi monopoli ini potensial mengancam pemilu yang dilakukan oleh lembaga-lembaga
kebebasan rakyat dalam pemilu melalui kekerasan pemantau yang diakreditasi oleh KPU.
domestik. Sebagai institusi kontrol demokrasi, Bawaslu
harus melihat kekuatan politik non-demokratis selalu Bagi Bawaslu, prospek konsolidasi rezim
berbahaya bagi kebebasan rakyat, sebab mereka demokratis di Indonesia sangat tergantung pada
selalu menganggap kepentingannya berbeda dan kontrol politik yang kuat atas kekuatan-kekuatan
terpisah dengan kepentingan umum. politik non-demokratis. Sebab, tujuan akhir dari
kontrol politik Bawaslu dalam pemilu bukan saja
Mengingat demokrasi dan demokratisasi untuk menghasilkan pemilu yang bebas, terbuka,
selalu membukakan ruang bagi munculnya adil, jujur, berskala, kompetitif, langsung, umum dan
perbedaan yang menjadi dasar dari konflik politik, rahasia, tetapi juga terbentuknya pemerintahan yang
maka kontrol politik Bawaslu yang kuat dalam pemilu demokratis yang lahir dari kompromi antara efektivitas
selalu dibutuhkan untuk menjamin kompetisi politik pemilu yang semakin meningkat dan pemeliharaan
berlangsung kompetitif. Selain itu, kontrol politik kebebasan politik warga negara. Dengan demikian
Bawaslu juga penting karena konflik yang mewarnai kontrol politik Bawaslu atas kekuatan-kekuatan
kekerasan politik domestik terutama saat berlangsung politik non-demokratis bukannya dipengaruhi oleh
pemilu dan pasca pemilu didominasi oleh konflik politik masalah-masalah intrinsik demokrasi, melainkan oleh
dan konflik ekonomi yang berdasar primordialisme. lingkungan strukturalnya. Kontrol politik Bawaslu yang
Namun kekuatan-kekuatan politik non-demokratis juga kuat berarti kekuatan-kekuatan politik non-demokratis
tidak dapat dipersalahkan begitu saja ketika memiliki tidak memiliki akses untuk terlibat dalam pemilu.
pengaruh yang kuat dalam pemilu. Sebab, bisa saja Namun Bawaslu paling sulit mengontrol kekuatan-
merupakan akibat langsung dari pengawasan Bawaslu kekuatan politik non-demokratis ketika seluruh warga

5
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014

negara yang ambil bagian dalam pemilu masih dirancang mengikuti kaidah demokrasi dimana
menganut jenis budaya politik subjek dan parochial, kekuasaan politik dan legimatisasi politik keduanya
serta partisipasi politik mobilize. Sebaliknya, Bawaslu harus bersatu dan bersumber dari rakyat selaku
paling mudah mengontrol kekuatan-kekuatan politik pemegang kedaulatan tertinggi dalam negara.
non-demokratis ketika masyarakat dan seluruh aparat
negara berada pada jenis budaya politik participant Mengikuti kaidah itu, pemilu demokratis
dan partisipasi politik otonomus. diselenggarakan untuk mendapatkan penguasa/
pejabat politik yang memperoleh legitimasi politik
Meskipun demikian praktek fungsionalisme dari rakyat. Pemilu demokratis adalah pemilu yang
struktural dalam penyelenggaraan pemilu yang dalam penyelenggaraannya mencerminkan prinsip-
mengharuskan KPU berkonsentrasi pada tugas dan prinsip kedaulatan rakyat. Dengan pemilu demokratis,
fungsi pelaksanaan pemilu dan Bawaslu berfokus seorang penguasa politik akan memperoleh legitimasi
pada tugas dan fungsi pengawasan pemilu juga politik: hak moral untuk memerintah sehingga
mengandung sekwensi logis berupa desentralisasi kekuasaannya bersifat absah.
tanggung jawab politik yang berarti pula desentralisasi
keberhasilan dan kegagalan ke dalam kedua struktur Bertolak dari pemahaman tersebut, suatu
itu. Dengan demikian salah satu yang sangat mungkin pemilu baru dianggap demokratis bila menampilkan
terjadi adalah keberhasilan Bawaslu di satu sisi, namun dua aspek sekaligus dalam prakteknya: aspek
menjadi indikator kegagalan KPU di lain sisi, atau prosedural (hasilnya) dan aspek subtantif (prosesnya).
sebaliknya, seperti yang dibahas pada Bab II dan bab- Dari aspek prosedural, pemilu dianggap ada bila
bab berikutnya. Dalam bahasa yang lebih sederhana terdapat regulasi pemilu: UU Pemilu, penyelanggara
dapat ditegaskan bahwa masih adanya laporan dan pemilu: KPU (pelaksana) dan Bawaslu (pengawas),
temuan pelanggaran pemilu: administrasi, kode etik peserta pemilu: partai politik dan atau calon
dan pidana pada setiap tahapan pemilu presiden- perseorangan, serta pemilih yang tercermin dalam
wakil presiden 2014 setidaknya menjadi indikator Daftar Pemilih Tetap (DPT). Indikator dari aspek
berkerjanya struktur Bawaslu di semua tingkatan dan prosedural ini adalah suatu hasil yang sangat
di semua tahapan pemilu. kuantitatif, sehingga pemilu identik dengan perebutan
suara pemilih. Sementara dari aspek subtantif, pemilu
Mengenai isu masih lemahnya kontrol politik dianggap ada bila dalam penyelenggaraannya
Bawaslu atas kekuatan-kekuatan politik demokratis menganut prinsip bebas, terbuka, adil, jujur, berskala
pada pemilu presiden-wakil presiden 2014 yang tidak dan kompetitif dan menganut azas langsung, umum
muncul dalam debat publik, hal itu disebabkan oleh dan rahasia. Indikator dari aspek subtantif ini adalah
empat faktor: (1) pihak legislatif, ekskutif dan yudikatif suatu proses yang sangat kualitatif, sehingga pemilu
tidak tertarik menyoroti pelanggaran pemilu, sebab identik dengan perebutan legitimasi politik pemilih.
persoalan itu akan membuatnya terlihat lemah dalam Kedua indikator itulah yang berusaha diwujudkan oleh
membuat dan menegakkan regulasi pemilu. Misalnya Bawaslu dalam Pemilu Presiden dan wakil Presiden
kasus pelanggaran pemilu yang tidak ditindaklanjuti tahun 2014.
karena proses hukumnya masih sangat ditentukan
oleh lembaga lain; (2) tudingan/isu subordinasi pihak Prinsip pemilu yang bebas berarti seluruh
ekskutif dan pihak asing terhadap pelaksanaan warga negara yang memiliki hak pilih bebas
pemilu membuat Bawaslu tidak ingin menyoroti KPU menggunakan hak pilihnya tanpa paksaan atau
selaku mitra strategisya. Misalnya DPT yang masih tekanan dari siapa pun. Prinsip terbuka berarti
bermasalah karena KPU terlihat masih tergantung pemilu harus melibatkan semua pihak, sehingga
pada data kependudukan dari kementerian/lembaga pelaksanaannya transparan, akuntabel, kredibel dan
terkait; (3) kurangnya minat publik terhadap malasah- partisipatif. Prinsip adil berarti peserta pemilu harus
masalah pemilu yang disebabkan oleh masih dianutnya mendapatkan perlakuan yang sama. Prinsip jujur
budaya politik subjek dan parochial, serta partisipasi berarti semua pihak yang terlibat dalam pemilu harus
politik mobilize; (4) meluasnya kepercayaan bahwa bertindak dan bersikap jujur. Prinsip berskala artinya
selama pemilu berjalan lancar, aman dan tertib maka pemilu harus mencakup seluruh teritori dimana warga
semuanya akan baik-baik saja. negara berada. Dengan prinsip ini pemilu dicirikan
oleh perluasan hak pilih, seperti pemilu di luar negeri.
1.3. Kemandirian Bawaslu dalam Pengawasan Prinsip kompetitif berarti pemilu bebas dari segala
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2014 bentuk mobilisasi politik baik dengan iming-iming:
uang, barang, jasa dan jabatan maupun dengan
Pemilu termasuk pemilu Presiden dan intimidasi: tekanan dan paksaan yang membuat
Wakil Presiden 2014 merupakan bentuk nyata dari peserta pemilu tertentu dapat dipastikan menang
demokrasi dan merupakan wujud paling konkret dari sebelum semua tahapan pemilu berakhir.
keikutsertaan (partisipasi politik) warga negara dalam
penyelenggaraan pemerintahan. Oleh sebab itu, Untuk memperkuat keenam prinsip pemilu
sistem kepartaian dan sistem pemilu, serta prinsip itu, tiga azas penyelenggaraan pemilu, yaitu: azas
dan azas penyelenggaan pemilu semuanya harus langsung, azas umum dan azas rahasia juga

6
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
ditegaskan oleh Bawaslu. Azas langsung berarti profesinya; tekun dalam keterampilannya, bekerja
pemilih tidak boleh diwakili oleh siapa pun dalam dalam sebuah konteks sosial, dan setia melakukan
menggunakan hak pilihnya. Pemilih yang memiliki suatu pelayanan tanpa terikat oleh imbalan materi
hak pilih harus langsung memberikan suaranya di sebagai tanggung jawab sosialnya, dan (3) seorang
tempat yang ditentukan. Azas umum berarti pemilu yang sadar akan eksistensinya sebagai suatu
diselenggarakan dalam suatu proses yang terbuka, kelompok yang berbeda dari orang awam.
sehingga seluruh warga negara yang memenuhi
syarat ikut pemilu tanpa dibedakan berdasarkan Menggunakan kriteria Huntington tersebut,
status sosialnya, seperti suku, ras, agama, golongan, Bawaslu selaku lembaga pengawas pemilu terus
jenis kelamin, pekerjaan dan daerah. Azas rahasia berupaya diisi oleh orang-orang yang memiliki
berarti suara pemilih dijamin kerahasiannya. Pemilih kemahiran berupa pengetahuan dan keterampilan
dalam memberikan suaranya tidak dapat diketahui khusus di bidang kepemiluan beserta hal-hal yang
oleh pihak lain kepada suaranya diberikan. melingkupinya. Selain paham taktis dan teknis
kepemiluan, orang-orang itu juga paham tentang
Dengan demikian suatu pemilu yang demokrasi dan demokratiasi, kekuatan-kekuatan
tidak demokratis dapat diketahui bila dalam politik dan politik lokal, konflik politik dan konflik sosial,
penyelanggaraannya tidak menerapkan semua prinsip politik primordialisme, politik hukum, politik kekuasaan
dan azas pemilu. Seperti pemilih yang tidak bebas dan politik legitimasi, politik intevensi, politik budaya,
menentukan pilihannya (tidak terbuka: tidak transparan, politik ekonomi, politik sosial, politik organisasi dan
tidak ekuntabel, tidak kredibel dan tidak partisipatif), birokrasi, manajemen dan kepemimpinan politik, serta
penyelenggara yang tidak adil dan tidak jujur (penuh politik anggaran.
kecurangan/tipu muslihat), tidak ada perluasan hak
pilih yang mencakup seluruh warga negara yang Dalam arti prosesual, Bawaslu berusaha
memiliki hak pilih (banyak pemilih yang tidak terdaftar menghadatpasi sistem politik yang telah menyediakan
dalam DPT), tidak kompetitif (terjadi mobilisasi politik), sumber rekruitmen bagi penyelenggara pemilu berupa
tidak langsung, tidak terbuka dan tidak rahasia. Pada alumni perguruan tinggi yang menyelenggarakan
penyelenggaraan pemilu Presiden dan Wakil Presiden program studi terkait dengan pemilu, seperti program
tahun 2004, 2009 dan 2014 demokrasi prosedural dan ilmu politik, ilmu pemerintahan, ilmu hukum, ilmu
subtantif terus dipertahankan dengan memperkuat adminitrasi dan ilmu-ilmu lainnya yang terkait dengan
kemandirian disamping memaksimalkan tugas dan penyelenggaraan pemilu seperti ilmu komunikasi, ilmu
fungsi pengawasan Bawaslu di semua tingkatan. kependudukan dan ilmu teknologi informasi.

Bagi Bawaslu mengingat pemilu mengandung Dengan syarat itu pengertian pengawas
konflik politik yang potensial menciptakan instabilitas pemilu yang mandiri: independen dan profesional
politik, maka pengawas pemilu yang mandiri: tidak lagi dipahami oleh Bawaslu sekedar lawan dari
independen dan prosesional tidak boleh ditawar- kata amatiran yang dapat dilakukan seperti melakukan
tawar. Pengawas pemilu yang mandiri: independen rekruitmen buruh pabrik atau pegawai kantor biasa
dan profesional sangat penting, karena pemilu yang hanya mengandalkan bimbingan teknis (bimtek)
mencakup lima pengertian: (1) sarana perwujudan semata. Dengan syarat mandiri: independen dan
kedaulatan rakyat; (2) sarana bagi warga negara untuk profesinal yang berarti mahir dalam bidang ilmunya
berpartisipasi dalam proses politik; (3) sarana bagi dan bermoral tinggi, Bawaslu dapat mengawasi
pemimpin/pejabat politik untuk memperoleh legitimasi pemilu dalam arti selain mempersiapkan taktis dan
politik; (4) sarana untuk melakukan penggantian teknis pengawasan semua tahapan pemilu dan
pemimpin/pejabat politik secara berkala; (5) sarana mampu melakukan penolakan terhadap segala bentuk
bagi warga negara untuk memberi penghargaan campur tangan (intervention) dari phak manapun yang
kepada pejabat politik yang berhasil dan atau potensial merusak proses dan hasil pemilu.
hukuman kepada pemimpin/pejabat politik yang gagal
pada periode sebelumnya. Menelusuri jejak pemilu untuk membentuk
pemerintahan di era Soekarno dan era Soeharto
Konsep kemandirian mencakup sikap, keduanya mencatat adanya campur tangan
tindakan, prilaku dan pikiran otonom yang berarti (intervention) kekuasaan yang sulit diawasi. Bahkan
pengawas dapat melakukan sesuatu terkait pemilu Presiden Soekarno yang tidak dipilih dalam suatu
tanpa dipengaruhi dan tergantung pihak lain. pemilu: hanya ditetapkan secara aklamasi oleh anggota
Namun kemandirian bukanlah hal instant yang dapat BPUPKI/PPKI yang juga tidak dipilih melalui pemilu,
dilakukan oleh Bawaslu selaku lembaga pengawas terlihat enggan untuk melakukan pemilu presiden dan
pemilu. Pemilu demokrtatis mensyaratkan pengawas wakil presiden. Sebaliknya, justru merestui MPRS untuk
yang mememiliki kemandirian: independensi dan mengankat dirinya menjadi presiden seumur hidup.
profesionalitas. Menurut Samuel P. Huntington ada Dengan berbagai pertimbangan yang menyertainya
tiga ciri seorang profesional; (1) seorang ahli yang terutama situasi politik dalam negeri dan internasional,
memiliki pengetahuan khusus dalam suatu bidang Soekarno baru dapat menyelenggarakan pemilu
yang penting, (2) seorang yang ahli dalam praktek untuk pertama kalinya sepuluh tahun kemudian

7
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014

untuk membentuk pemerintahan yang dipimpin oleh MPRS, sebuah badan bercorak ‘penjelmaan rakyat’
perdana menteri pada saat Indonesia menganut yang anggotanya diangkat oleh presiden.
sistem demokrasi parlementer.
Waktu cukup lama dari pemilu pertama tahun
Sejatinya pemerintahan Soekarno-Hatta 1955 ke pemilu berikutnya, tidaklah berarti adalah
berniat melaksanakan pemilu lebih awal untuk masa untuk mempersiapkan pemilu dengan baik.
membentuk MPR melalui pemilu anggota DPR. Hal itu Selama masa itu, sejak tahun 1968, Soeharto hanya
tampak dalam Maklumat Wakil Presiden Mohammad sibuk mengelola legitimasi kekuasaan transisinya
Hatta tanggal 3 November 1945 yang berisi anjuran dengan cara membersihkan partai politik dan
pembentukan partai-partai politik untuk menjadi peserta organisasi masyarakat, serta orang-orang yang
pemilu yang rencananya akan diselenggarakan pada dinilainya bagian dari rezim politik Orde Lama.
bulan Januari 1946. Namun situasi keamanan yang Pemilu kedua baru diselenggarakan pada tahun
belum kondusif dan kabinet yang penuh friksi, serta 1971 oleh Lembaga Pemilihan Umum (LPU) yang
gagalnya pemerintahan menyiapkan undang-undang seharusnya dilaksanakan pada tahun 1960. Pemilu
pemilu membuat pemilu baru bisa terlaksana pada yang diikuti 10 (sepuluh) konstestan ini berlangsung
tahun 1955. tidak demokratis dengan indikator, antara lain: adanya
intervensi pemerintah terhadap peserta pemilu dan
Pada pemilu pertama tahun 1955, mobilisasi pemilih dengan iming-iming/intimidasi,
pemungutan suara dilakukan dua kali, yaitu: (1) serta penyelenggara pemilu yang tidak independen:
pungut hitung suara pada tanggal 29 September LPU merupakan perangkat yang melekat pada
1955 untuk mengisi keanggotaan DPR; (2) pungut kelembagaan Departemen Dalam Negeri (Depadgri).
hitung suara pada tanggal 15 Desember 1955 untuk
mengisi keanggotaan Dewan Konstituante yang Setelah pemilu tahun 1971, pemerintah Orde
akan bertugas untuk membentuk Undang-Undang Baru lalu membuat UU Nomor 3 Tahun 1975 tentang
Dasar baru menggantikan UUD Sementara 1950. Partai Politik dan Golkar yang menjadi dasar untuk
Meskipun kabinet yang dihasilkannya tidak bertahan mendesain sistem kepartaian sistem multi partai
lama, namun banyak kalangan menilai pelaksanaan bebas menjadi sistem multi partai terbatas melalui
pemilu pertama ini berlangsung khidmat dan penggabungan secara paksa (fusi). Hasilnya, 9
demokratis berdasarkan sejumlah indikator, antara (Sembilan) partai politik diciutkan menjadi dua partai
lain: tidak adanya pembatasan bagi partai politik politik, dimana partai yang beraliran Islam diharuskan
dan perseorangan sebagai peserta pemilu, anggota bergabung ke dalam Partai Persatuan Pembangunan
TNI dan Polri yang dapat pemilih, serta tidak adanya (PPP). Sementara, partai yang berhaluan nasionalis
intervensi pemerintah terhadap partai politik. diarahkan bergabung ke dalam Partai Demokrasi
Indonesia (PDI), dan sisanya yang berhaluan
Pemilu kedua juga demikian, sangat lama fungsional diwajibkan bergabung ke dalam Golongan
baru bisa terselenggara. Penyebabnya adalah Karya (Golkar).
Kabinet yang dibangun di atas koalisi tiga partai
besar: PNU, Partai Masyumi dan PNI tidak dapat Setelah menyederhanakan partai politik,
bertahan setelah menghadapi berbagai masalah, Presiden Soeharto lalu menyelenggarakan pemilu
terutama yang berkaitan dengan konsepsi Presiden ketiga pada tanggal 2 Mei 1977, dan pemilu-pemilu
Soekarno. Presiden Soekarno melalui Dekritnya berikutnya berturut-turut secara periodik (setiap
tanggal 5 Juli 1959 justru membubarkan parlemen lima tahun) pada tanggal 4 Mei 1982, pemilu
(DPR) dan Konstituante (MPR) hasil pemilu 1955, pada tanggal 23 April 1987, pemilu pada tanggal
serta menyatakan kembali ke UUD 1945. Soekarno 9 Juni 1992 dan pemilu pada tanggal 29 Mei 1997.
bahkan secara sepihak membentuk DPR-Gotong Keenam pemilu pada masa Orde Baru itu semuanya
Royong (DPR-GR) dan MPR Sementara (MPRS) yang menceminkan pratek demokrasi prosedural karena
anggotanya diangkat oleh presiden, serta melalui hanya dilaksanakan untuk memilih kembali Soeharto.
MPRS menetapkan dirinya sebagai Presiden Seumur Pemilu dilakukan terutama untuk melegitimasi kembali
Hidup. kekuasaan Soeharto dengan cara memberi eksistensi
anggota DPR yang menjadi unsur penting dari
Seperti senjata makan tuan, krisis politik, keanggotaan badan permuswaratan rakyat (MPR)
ekonomi dan sosial yang terus akut justru mendorong disamping unsur utusan daerah dan utusan golongan
MPRS memberhentikan Soekarno pada bulan Maret yang diangkat oleh Soeharto. Dengan legitimasi politik
1967. Soeharto yang menjabat Panglima Kostrad semu dari pemilu seperti itu, MPR tidak hanya tinggal
kemudian mengambilalih kekuasaan dengan cara menetapkan Soeharto sebagai Presiden, tapi juga
paksa melalui Surat Perintah 11 Maret (Super Semar). menetapkan wakil presiden yang sebelumnya juga
Soeharto kemudian dikukuhkan menjadi Presiden oleh ditentukan oleh Soeharto.
MPRS pada tahun 1968 tanpa melalui pemilu. Kurang
lebih sama dengan jejak Presiden Soekarno, Presiden Berikutnya pemilu presiden yang
Soeharto juga mengawali rezim politiknya (Orde Baru) diselenggarakan pada masa Orde Reformasi. Setelah
tanpa memperoleh legitimasi politik dari rakyat melalui Soeharto resmi menyatakan mundur dari jabatan
pemilu. Soeharto hanya memperoleh legitimasi dari Presiden pada bulan Mei 1998, Baharuddin Jusuf (BJ)
8
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
Habibie yang menjabat Wakil Presiden lalu diambil bawah kontrol dan kendali Departemen Dalam Negeri
sumpahnya menggangantikan Soeharto. Namun Republik Indonesia (Depdagri).
tekanan reformasi total yang cukup kuat membuat
Presiden BJ. Habibie melakukan percepatan pemilu Upaya untuk melaksanakan pemilu
meski masa jabatannya baru berakhir pada tahun demokratis terus dilakukan. Pada pemilu presiden
2002. Pemilu akhirnya dilaksanakan pada tanggal 7 dan wakil presiden tahun 2014, Bawaslu yang sudah
Juni 1999 yang seharusnya baru berlangsung pada berpengalaman mengawasi pemilu tahun 2009
bulan Mei 2002 untuk memilih: presiden dan wakil sudah terlihat independen dengan sejumlah indikator
presiden, serta anggota DPR yang menjadi unsur utama, antara lain: (1) pengawasan penyelenggaraan
penting dari keanggotaan MPR disamping unsur TNI- pemilu dapat membendung arus ketidakpuasan dari
Polri yang masih bertahan. pemilih dan peserta pemilu yang merasa hak-hak
politiknya dirugikan; (2) gugatan pemilu yang masuk
Namun pemilu tahun 1999 bukanlah yang ke pengadilan TUN, MA dan MK dapat memahami
diharapkan oleh banyak pihak, setelah MPR memilih oleh semua peserta pemilu sebagai keterbatasan
dan menetapkan Presiden yang bukan berasal dari kewenangan yang dimiliki Bawaslu; (3) Bawaslu
partai politik pemenang pemilu. MPR sebagai lembaga dapat menolak semua bentuk kerjasama dengan
penjelmaan rakyat yang fungsinya masih eksis waktu pihak manapun terutama pihak asing yang potensial
itu justru memilih dan menetapkan Abdurrahman Wahid menodai hasil pemilu; (4) menempatkan TNI-Polri
(Gus Dur) sebagai Presiden, padahal partainya (PKB) sebagai supporting; (5) menutup rapat ruang bagi
hanya memperoleh 13.336.982 (12,61%) suara atau intervensi pihak legislatif dan eksekutif; (4) melakukan
51 kursi, berada di urutan keempat di bawah Partai kerjsama dengan semua pihak untuk mencegah
Golkar: 23.741.749 (22,44%) suara atau 120 kursi terjadinya kejahatan dan pelanggaran pemilu.
dan PPP: 11.329.905 (10,71%) suara atau 58 kursi. Bawaslu pada pemilu presiden dan wakil presiden
Megawati Soekarno Putri (Megawati) pimpinan PDIP tahun 2014 juga dilihat lebih profesional dengan
yang memenangkan pemilu tahun 1999: 35.689.073 melihat kemampuannya mengawasi seluruh tahapan
(33,74%) suara atau 153 kursi hanya kebagian kursi pemilu. Misalnya dengan mengawasi Daftar Pemilih
Wakil Presiden. Tetap (DPT) dan pengadaan/ pendistribusian logistik
pemilu, seperti kertas suara dll. Selain itu, Bawaslu
Gelombang demokratisasi yang terus mampu menggalang partisipasi politik otonom
meningkat akhirnya memaksa MPR mencabut mandat masyarakat untuk terlibat dalam pemilu dengan
Presiden Gus Dur dan menetapkan Megawati sebagai melibatkan seluruh elemen masyarakat, seperti pelajar,
Presiden. Naiknya Megawati ke tampuk kekuasaan mahasiswa, guru, dosen, organisasi mahasiswa ekstra
politik tertinggi menambah panjang daftar presiden universiter dan organisasi masyarakat/kelompok
yang mengawali tahtanya tanpa legitimasi langsung kepentingan, serta tokoh masyarakat, tokoh agama,
dari pemilu. Namun berbeda dengan Soekarno tokoh adat, pers dan penggiat pemilu. Hal ini sangat
(ayahnya), Soeharto, BJ. Habibie dan Gus Dur, berbeda dengan partisipasi masyarakat yang digagas
yang dipaksa mengakhiri kekuasaanya sebelum oleh KPU dengan cara memberi iming-iming (gaji/
masa jabatannya habis, Presiden Megawati yang honor) kepada relawannya.
didampingi oleh Wakil Presiden Hamzah Haz berhasil
menyelesaikan masa jabatannya hingga pelaksanaan Pada akhirnya dapat ditegaskan bahwa
pemilu tahun 2004. Pada penyelenggaraan pemilu dari beberapa pengalaman melaksanakan pemilu
tahun 2004, demokrasi prosedural dan subtantif presiden-wakil presiden, selain terdapat upaya
keduanya mulai tampak nyata saat pemilihan Presiden untuk membuat pemilu semakin demokratis, juga
dan Wakil Presiden yang untuk pertama kalinya masih terungkap banyak hal yang mengarah kepada
dilakukan secara langsung oleh seluruh rakyat (warga kesimpulan umum bahwa sejumlah pilihan kebijakan
negara) Indonesia yang memiliki hak pilih. terkait penyelenggaraan pemilu masih menunjukkan
berlangsungnya proses adaptasi bagi beragam
Pemilu 2004 dinilai oleh banyak kalangan kepentingan yang ada di level supra dan infra struktur
sebagai pemilu yang paling kompleks dan demokratis politik dengan kepentingan umum yang nantinya
dibanding pemilu yang pernah ada sebelumnya. langsung atau tidak langsung akan menyulitkan
Dikatakan kompleks dan besar dibanding pemilu masa tugas pokok dan fungsi pengawasan pemilu. Misalnya
Orde Lama dan semua pemilu pada masa Orde Baru, regulasi yang membolehkan gabungan partai dalam
karena untuk pertama kalinya dilakukan lima pemilu mencalonkan kader Partai X, yang secara teoritis
sekaligus: pemilu anggota DPRD kabupeten/Kota, merupakan dasar dari munculnya pragmatisme politik
anggota DPRD Provinsi, anggota DPR dan anggota di kalangan elit politik dan partai politik yang justru
DPD, serta pemilu langsung untuk Presiden dan Wakil merusak proses dan legitimasi hasil pemilu. Padahal
Presiden dua putaran. Pemilu ini bahkan oleh sejumlah dalam teori kepartaian, aturan yang membolehkan
ahli dan pengamat politik selalu menjadi pembanding gabungan partai mengajukan calon dari luar partainya
untuk menilai pemilu sebelum dan berikutnya. Misalnya tidak hanya ‘diharamkan’, tapi juga tidak dikenal dalam
pemilu di era Orde Baru yang diselenggarakan oleh sistem presidensil.
Lembaga Pemilihan Umum (LPU) yang berada di

9
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
PERSIAPAN PENGAWASAN PEMILIHAN UMUM
PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN TAHUN 2014
Pelaksanaan tugas pengawasan Pemilu Perencanaan, Pengadaan, Dan
oleh Bawaslu RI dan jajarannya mencakup tiga Pendistribusian Perlengkapan
kegiatan utama; yaitu: (1) persiapan penyelenggaraan Pemungutan Suara Pemilihan
pengawasan Pemilu; (2) pelaksanaan pengawasan Umum Presiden
tahapan Pemilu; (3) keterlibatan Badan Pengawas Dan Wakil Presiden;
Pemilu dalam perselisihan hasil Pemilu (PHPU). Ketiga 5) Peraturan Badan Pengawas
kegiatan utama ini merupakan rangkaian kegiatan Pemilihan Umum
yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya, dan Nomor 16 Tahun 2014 tentang
bersifat saling menunjang. Pengawasan Dana Kampanye
Peserta Pemilihan
2.1.Persiapan Penyelenggaraan Umum Presiden Dan
Pengawasan Pemilu Wakil Presiden;
6) Peraturan Badan Pengawas
Kegiatan persiapan penyelenggaraan Pemilihan Umum Nomor 17
pengawasan Pemilu merupakan fase awal yang Tahun 2014 tentang
berfungsi untuk mempersiapkan segala perangkat Pengawasan Tahapan
yang dibutuhkan dalam penyelenggaraan Kampanye Pemilihan Umum
pengawasan Pemilu. Kegiatan ini mencakup:(a) Presiden Dan Wakil Presiden;
pembentukan kerangka hukum pelaksanaan teknis 7) Peraturan Badan Pengawas
pengawasan Pemilu; (b) peningkatan kapasitas Pemilihan Umum Nomor 18 Tahun
SDM Pengawas Pemilu; (c) pembentukan 2014 tentang Pengawasan
kelembagaan Pengawas Pemilu; (d) pendampingan Pemilihan Umum Di Luar
hukum, dan (e) kerjasama pengawasan Pemilu. Negeri Dalam Pemilihan Umum
Presiden Dan Wakil Presiden;
a. Pembentukan Kerangka Hukum 8) Peraturan Badan Pengawas
Pemilihan Umum Nomor 19
Pelaksanaan Teknis Pengawasan Pemilu Tahun 2014 tentang
Berdasarkan kewenangan pembentukan Pengawasan
peraturan pelaksanaan pengawasan Pemungutan Dan Penghitungan
Pemilu1 . Bawaslu menetapkan Suara Di Tempat Pemungutan
beberapa Peraturan Badan Pengawas Suara Dalam Pemilihan Umum
Pemilihan Umum mengenai pelaksanaan Presiden Dan Wakil Presiden; dan
pengawasan Pemilu Presiden dan Wakil 9) Peraturan Badan Pengawas
Presiden yakni: Pemilihan Umum Nomor 20
1) Peraturan Badan Pengawas Tahun 2014
Pemilihan Umum Nomor 11 Tahun tentang Pengawasan
2014 tentang Pengawasan Rekapitulasi Hasil Penghitungan
Pemilihan Umum; Perolehan Suara Dan Penetapan
2) Peraturan Badan Pengawas Hasil Pemilihan Umum Presiden
Pemilihan Umum Nomor 13 Tahun Dan Wakil Presiden.
2014 tentang Pengawasan
Pemutakhiran Daftar Pemilih Dalam
Pemilihan Umum Presiden Dan b. Peningkatan Kapasitas Pengawas Pemilu
Wakil Presiden Tahun 2014;
3) Peraturan Badan Pengawas b.1. Bimbingan Teknis Pengawasan Pemilu
Pemilihan Umum Nomor 14
Tahun 2014 tentang Bimbingan teknis pengawasan Pemilu
Pengawasan merupakan salah satu bentuk strategi Bawaslu
Tahapan Pencalonan Pemilihan RI untuk meningkatkan kapasitas sumber daya
Umum Presiden Dan Wakil Presiden; manusia Pengawas Pemilu di semua tingkatan
4) Peraturan Badan Pengawas dengan cepat. Sebelum pelaksanaan bimbingan
Pemilihan Umum Nomor 15 teknis oleh Bawaslu RI, didahului dengan tahapan
Tahun 2014 tentang Pengawasan persiapan berupa penyusunan modul2 dan
1
Pasal 120 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Pemilihan Umum memberikan kewenangan kepada Bawaslu
untuk membentuk peraturan pelaksanaan pengawasan pemilihan umum yang menjadi pedoman bagi jajaran pengawas pemilu di lingkungan
sekretariat Badan Pengawas Pemilihan Umum.

13
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014

penyelenggaraan ToT. Keberhasilan bimbingan teknis sangat dipengaruhi oleh proses tahapan persiapan.
Bawaslu RI mempersiapkan proses penyusunan modul dan ToT dengan mengundang para pakar di bidang
ini, sehingga tersusun modul bimbingan teknis yang lengkap dan aplikatif sebanyak 8 modul. Begitu juga
untuk kegiatankegiatan ToT dipersiapkan
ToT dipersiapkan dengandengan
matangmatang
dan serius,dan serius,
dengandengan beberapa
beberapa kali
kali kegiatan sehingga
dapat diyakinikegiatan sehingga dapat diyakini proses tahapan ini akan berhasil. Adapun kegiatan
proses tahapan ini akan berhasil. Adapun kegiatan yang telah diselenggarakan oleh Bawaslu
RI dalam rangka peningkatan kapasitas pengawas dalam Pemilu Presiden dan Wakil Presiden adalah:
yang telah diselenggarakan oleh Bawaslu RI dalam rangka peningkatan kapasitas
pengawas dalam Pemilu Presiden dan Wakil Presiden adalah:

Tabel 2.1:
Kegiatan Pembinaan Kapasitas
dalam Rangka Pengawasan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2014

NO. NAMA KEGIATAN TANGGAL LOKASI

1. Rapat Revisi Penyusunan Buku Saku Panwas Luar Negeri Pada 9‐11 Maret 2014 Bekasi
Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRDPemilu Presiden dan
Wakil Presiden
2. FGD Penyusunan Kurikulum Silabi Modul Bimtek Bawaslu 13‐16 Maret 2014 Jakarta
Provinsi, Kabupaten/Kota& Panwascam
3. Rapat Penyusunan Modul Bimtek Bagi Bawaslu Provinsi, 25‐27 Maret 2014 Jakarta
Kabupaten/Kota& Panwascam Dalam Rangka Pemilu Presiden
dan Wakil Presiden
4. Rapat finalisasi modul bimtek Pemilu Presiden dan Wakil 12‐14 April 2014 Bogor
Presiden
5. Rapat Evaluasi Pelaksanaan Supervisi & Monitoring 15‐17 April 2014 Sentul, bogor
Pemungutan Suara Pemilu Di Luar Negeri
6. Training Of Trainers (TOT) Fasilitator Dalam Rangka Bimtek 17‐18 April 2014 Sentul, bogor
Modul Pemilu Presiden dan Wakil Presiden
7. Rapat Penyusunan Buku Saku Panwas Luar Negeri Dalam 22‐24 April 2014 Jakarta
Rangka Pemilu Presiden dan Wakil Presiden
8. Training Of Trainers (TOT) Bawaslu Provinsi Dalam Rangka 25‐27 April 2014 Jakarta
Bimtek Modul Pemilu Presiden dan Wakil Presiden
9. Rapat Finalisasi Penyusunan Buku Saku Panwas Luar Negeri 1‐3 Mei 2014 Tangerang
Dalam Rangka Pemilu Presiden dan Wakil Presiden banten
10. Rapat Penyusunan Draft Video Tutorial Bagi Panwas Luar 8‐9 Mei 2014 Jakarta
Negeri
11. Bimtek Bagi Bawaslu Provinsi Dalam Rangka Pemilu Presiden 12‐14 Mei 2014 Bandung
dan Wakil Presiden
12. Rapat Harmonisasi & Sinkronisasi Modul Pemilu Presiden dan 14‐15 Mei 2014 Bandung
Wakil Presiden Bagi Panwaslu Kabupaten/Kota
13. Finalisasi Naskah Video Tutorial Bagi Panwas Luar Negeri 23‐25 Mei 2014 Bandung
Dalam Rangka Pemilu Presiden dan Wakil Presiden
14. Pembuatan Video Tutorial Bagi Panwas Luar Negeri Dalam 6‐7 Juni 2014 Jakarta
Rangka Pemilu Presiden dan Wakil Presiden
15. Rapat Kerja Tata Kelola Penyusunan Pelaporan Pengawas 18‐20 Juni 2014 Jakarta
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden di LN Tahun 2014
16. Penyusunan Naskah Vidio Tutorial Bagi Panwas Dalam Rangka 22‐24 Juni 2014 Jakarta
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Dan Wapres Di Dalam
Negeri Tahun 2014
17. Rapat Koordinasi Organisasi Bagi Bawaslu Provinsi Tahun 23‐25 Juni 2014 Jakarta
2014
18. Rapat Persiapan Pemetaan Potensi Pelanggaran Pemilu Di 25 juni 2014 Jakarta
Wilayah Perbatasan RI
19. Finalisasi Video Tutorial Bagi Pengawas Pemilu Presiden Tahun 26‐27 juni 2014 Jakarta
2014

Sumber: Bawaslu RI Tahun 2014

2
Modul pembelajaran dalam kegiatan Bimtek meliputi: Membangun Komitmen Belajar, Nilai-Nilai Dasar Pengawas Pemilu, Tata Kelola Organisasi
Bawaslu Provinsi, Tata Kelola Penyelenggaraan Pemilu, Tata Kelola Pengawasan Pemilu, Hubungan Kelembagaan dan Kehumasan Dalam
Mendorong Pengawasan Partisipatif, Prosedur Penanganan Pelanggaran, Kajian Penaganan Pelanggaran

14
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
Dampak dari bimbingan teknis yang dilakukan
Bawaslu RI sangat besar bagi jajaran Pengawas persidangan. Materi pembekalan yang diberikan
Pemilu dibawahnya, hal ini terbukti dengan dapat meliputi peran dan posisi Pengawas Pemilu
berjalannya proses bimbingan teknis secara dalam Persidangan PHPU Presiden dan Wakil
berjenjang. Serta dapat dilihat dari kemampuan Presiden; dan prosedur beracara di Mahkamah
jajaran Pengawas Pemilu dari tingkat Pengawas Konstitusi dan Persiapan Pembuktian dalam
Pemilu Lapangan di tingkat Desa/Kalurahan, persidangan PHPU di Mahkamah Konstitusi
Panwascam, Panwaslu Kabupaten/Kota, maupun dan Peranan Pengawas Pemiludalam Proses
pada tingkatan Bawaslu Provinsi yang telah Pembuktian.
mampu melaksanakan tugas, kewajiban, dan
wewenangnya dengan baik di setiap tingkatan. Hal Pembekalan PHPU mampu
ini terbukti dengan banyaknya hasil pengawasan meningkatkan kesiapan Pengawas Pemilu
dan penangganan pelanggaran yang di proses dalam menghadapi persidangan PHPU di
oleh jajaran Pengawas Pemilu. Mahkamah Konstitusi, Bawaslu Provinsi yang
telah diberikan pembekalan PHPU dapat
b.2. Pembekalan Perselisihan Hasil melakukan koordinasi dengan Panwaslu
Pemilihan Umum kepada Kabupaten/Kota di provinsinya masing-masing
Jajaran Pengawas Pemilu untuk mempersiapkan hal serupa sebagaimana
yang telah disampaikan dalam pembekalan
Penetapan perolehan suara dalam PHPU bagi Bawaslu Provinsi, sehingga data
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden merupakan hasil pengawasan dapat terintegrasi dari
salah satu tahapan paling penting. Pada tahapan tingkat PPL, Panwaslu Kecamatan, Panwaslu
inilah akan diketahui seberapa besar dukungan Kabupaten/Kota, Bawaslu Provinsi, sampai
pemilih kepada masing-masing kandidat yang dengan tingkat pusat yaitu Bawaslu RI.
pada gilirannya akan menentukan apakah Calon
Presiden dan Wakil Presiden dapat ditetapkan c. Pembentukan Kelembagaan Pengawas
sebagai pemenang Pemilu atau tidak. Pemilu

Menjaga adanya kemungkinan Pada penyelenggaraan Pemilu Anggota DPR,


penghitungan perolehan suara yang salah DPD, dan DPRD tahun 2014 Bawaslu Republik
atau berbeda antara peserta Pemilu dengan Indonesia telah membentuk 33 Bawaslu Provinsi
penyelenggara Pemilu (KPU), Undang Undang dan Pengawas Pemilu Luar Negeri. Bawaslu
Nomor 42 Tahun 2012 tentang Pemilihan Umum Provinsi membentuk 498 Panwaslu Kabupaten/
Presiden dan Wakil Presiden memberikan ruang Kota. Secara hirarkis juga telah dibentuk 6.967
kepada peserta Pemilu untuk mengajukan Panwaslu Kecamatan dan 80.040 Pengawas
permohonan keberatan kepada Mahkamah Pemilu Lapangan di tingkat Desa/Kelurahan.
Konstitusi agar menyelesaikan perselisihan
tersebut. Hal ini selaras dengan Undang- Berbeda dengan persiapan pengawasan
Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD dimana
Mahkamah Konstitusi3 yang memberikan Bawaslu membutuhkan waktu yang cukup
kewenangan kepada Mahkamah Konstitusi3 lama untuk melakukan pembentukan jajaran
untuk mengadili pada tingkat pertama dan Pengawas Pemilu, maka dalam persiapan
terakhir yang putusannya bersifat final untuk pengawasan Pemilu Presiden dan Wakil
memutus perselisihan tentang hasil Pemilu. Presiden Bawaslu tidak lagi melakukan proses
rekrutmen calon anggota Pengawas Pemilu.
Bawaslu selaku penyelenggara Hal ini disebabkan karena adanya irisan waktu
pengawasan Pemilu, berdasarkan permintaan penyelenggaraan Pemilu Anggota DPR, DPD
Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi dapat dan DPRD dan Pemilu Presiden dan Wakil
memberikan keterangan pada tahapan Presiden, sehingga Bawaslu semenjak awal
penyelesaian sengketa Perselisihan Hasil telah mengangkat Panwaslu Kabupaten/Kota,
Pemilihan Umum (PHPU) yang diajukan oleh Panwascam, serta PPL sebagai Pengawas
Calon Presiden dan Wakil Presiden.4 Kesiapan Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD dan
Bawaslu baik aspek pengetahuan dan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden. Keputusan
ketrampilan dalam menghadapi persidangan ini tidak hanya didasari oleh kepentingan
PHPU, serta efisiensi anggaran, tetapi juga efektifitas waktu
dan kinerja pengawasan Pemilu.
kesiapan data hasil pengawasan
menjadi kunci utama kesuksesan Bawaslu
dalam memberikan keterangan di depan majelis

3
Pasal 10 ayat (1) huruf d
4
Pada Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD tahun 2014 seluruh partai politik peserta pemilu dan 31 calon Anggota DPD telah
mengajukan permohonan penyelesaian kepada Mahkamah Konstitusi.

15
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014

Gambar 2.1:
Agar pengawasan penyelenggaraan
Jumlah Pengawas Pemilu
Pemilu berjalan secara efektif, Bawaslu dapat
250000
211488
mengupayakan dukungan secara optimal
200000
dari lembaga pemerintah dan komisi/badan
negara independen sebagai mitra. Dukungan
150000 tersebut dapat dilaksanakan melalui kerjasama,
100000
dengan ruang lingkup meliputi pemantauan
tahapan penyelenggaraan Pemilu, pemantauan
50000
20901
tindaklanjut rekomendasi hasil pengawasan
5 99 1493 87 Pemilu, dan kegiatan lain yang sifatnya
0
mendukung pengawasan Pemilu.
Bawaslu RI Bawaslu Provinsi Panwaslu kab/Kota
Panwascam PPL Panwas LN
Untuk mengawasi tahapan penyelenggaran
Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD dan Pemilu
Dalam rangka pemberian dukungan Presiden dan Wakil Presiden2014, Bawaslu
administratif
Dalam dan teknis
rangka pemberian operasional
dukungan administratif pengawasan
dan teknis operasional telah menjalin kerjasama dengan lembaga
Pemilu,
pengawasan Pemilu, Bawaslu, Bawaslu
Bawaslu, Bawaslu Provinsi,
Provinsi, Panwaslu
Panwaslu Kabupaten/Kota, pemerintah yang mempunyai fungsi yang sama
Panwaslu Kabupaten/Kota, Panwaslu
Kecamatan, dan Pengawas Kecamatan,
Pemilu Luar Negeri telah dan
membentuk di bidang pengawasan, yang dilaksanakan
Pengawas Pemilu Luar Negeri telah membentuk melalui beberapa kegiatan berikut:
sekretariat, dengan dukungan personil sebanyak 248 orang sekretariat Bawaslu ,
sekretariat, dengan dukungan personil sebanyak
819 orang
248sekretariat
orang Bawaslu Provinsi,
sekretariat 5.947 orang
Bawaslu , 819sekretariat
orangPanwaslu d.1. Rakor Stakeholder Pengawasan Pemilu
sekretariat Bawaslu Provinsi, 5.947 orang
Kabupaten Kota, 30.399 orang sekretariat Panwaslu Kecamatan, dan 29 orang
sekretariat Panwaslu Kabupaten Kota, 30.399
sekretariat Pengawas Pemilu Luar Negeri.
Rakor stakeholder pengawasan
orang sekretariat Panwaslu Kecamatan, dan 29
orang sekretariat Pengawas Pemilu Luar Negeri. Pemilu dilakukan Bawaslu untuk mendapat
dukungan dari masyarakat dalam pelaksanaan
pengawasan Pemilu 2014. Rakor tersebut juga
merupakan kegiatan pengawasan Pemilu dalam
Gambar 2.2:
Jumlah Staf Pengawas Pemilu rangka pencegahan, karena melibatkan seluruh

aktor Pemilu. Berbagai potensi masalah, praktik
curang dan pelanggaran yang mungkin terjadi
35000
dalam Pemilu dapat dipetakan oleh peserta
30399
30000 rakor, yang disertai dengan masukan dan
rekomendasi.
25000
20000 Gambar 2.2:
Rakor stakeholder Pengawasan Pemilu
Jumlah Staf Pengawas Pemilu
15000 Presiden dan Wakil Presiden2014 berlangsung

10000
di Hotel Novotel Banjarbaru, Kalimantan
5947 Selatan pada tanggal 17-19 Juni 2014. Peserta
5000 rakor sebanyak 150 orang, terdiri dari unsur
248 819 29
0 penyelenggara Pemilu (Panwaslu, KPUD),
pemerintah daerah, media massa lokal, ormas,
Staf Bawaslu RI Staf Bawaslu Provinsi Staf Panwas Kab/Kota
perguruan tinggi, dan forum keagamaan.
d. StafKerjasama
PanwascamPengawasan Pemilu
Staf Panwas LN dan
Sosialisasi Rakor stakeholder Pengawasan Pemilu
Presiden dan Wakil Presiden 2014 di Hotel Royal
Kerjasama pengawasan Pemilu dan Ambarrukmo, Yogyakarta pada tanggal 21-23
. Kerjasama Pengawasan Pemilu dan Sosialisasi
sosialisasi memiliki fungsi yang sangat strategis Juni 2014. Pesertanya 150 orang, terdiri dari
dalam mengefektifkan pelaksanaan pengawasan
Kerjasama pengawasan Pemilu dan sosialisasi memiliki fungsi unsur penyelenggara
yang sangat Pemilu termasuk Panwaslu,
Pemilu. Keterbatasan kewenangan, daya KPUD, pemerintah daerah, media massa lokal,
strategis dalam
dukungmengefektifkan
organisasi, dan pelaksanaan
sumber daya pengawasan
manusia Pemilu.
ormas,Keterbatasan
perguruan tinggi, forum keagamaan, dan
menjadi pemicu dibutuhkannya kerjasama unsur kepolisian.
kewenangan, daya dukung organisasi, dan sumber daya manusia menjadi pemicu
pengawasan dan sosialisasi ini guna menjaring
dukungan dari berbagai stakeholder, tentunya
dibutuhkannya kerjasama pengawasan dan sosialisasi ini guna menjaring dukungan
Dalam forum tersebut, ada keinginan
kontribusi stakeholder ini juga akan mampu bersama untuk menciptakan Pemilu damai,
dari berbagai stakeholder,
memperkuat efektentunya
politik dankontribusi
hukumstakeholder
dalam ini bersih,
juga akan mampu
dan berkualitas, serta upaya mencegah
memperkuat proses
efek penyelenggaraan
politik dan hukum Pemilu yang
dalam jujur, penyelenggaraan
proses adil terjadinya konflik
Pemilu horisontal di tengah masyarakat
yang
dan demokratis. pasca Pemilu. Bawaslu menggelar rakor
jujur, adil dan demokratis. stakeholder pengawasan Pemilu dalam rangka
Agar pengawasan penyelenggaraan Pemilu berjalan secara efektif, Bawaslu
16
dapat mengupayakan dukungan secara optimal dari lembaga pemerintah dan
komisi/badan negara independen sebagai mitra. Dukungan tersebut dapat
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
menshare tanggung jawab pengawasan Pemilu secara bersama dan proporsional kepada seluruh
masyarakat. Dengan demikian, proses demokrasi ini menjadi tanggungjawab kita semua sebagai
warga negara.

d.2. Kerjasama dalam bentuk MoU dan SKB

Bawaslu melakukan kerjasama dalam bentuk penanda tanganan Memorandum of Understanding


(MoU) dengan sejumlah institusi dan lembaga negara terkait.
Tabel 2.2:
MoU Bawaslu dengan Lembaga Terkait

No Para Pihak Tujuan Output
1 Bawaslu dengan mengawasi ketentuan masa kampanye adanya hasil pengawasan mengenai partai
Komisi Penyiaran yang dilakukan oleh peserta Pemilu politik sebagai peserta Pemilu yang melanggar
Indonesia (KPI), (partai politik dan calon anggota durasi dan jumlah spot penangan iklan
legislatif) melalui media massa kampanye. Dalam pengawasan itu juga
ditemukan adanya kampanye terselubung
melalui media massa yang dikemas dalam
bentuk siaran berita dan kegiatan lainnya. Hasil
pengawasan tersebut menjadi rekomendasi
untuk ditindaklanjuti dan juga untuk
disampaikan kepada masyarakat melalui media
cetak dan media elektronik.

2 Bawaslu dengan mengawasi aliran dana dari informasi aliran dana tersebut bisa memberikan
Pusat Pelaporan dan penyumbang perorangan dan gambaran adanya transaksi mencurigakan dari
Analisis Transaksi perusahaan yang masuk ke rekening penyumbang dan juga penggunaan dana
Keuangan (PPATK) khusus dana kampanye partai politik kampanye oleh partai politik. Informasi tersebut
peserta Pemilu akan menjadi data pembanding setelah dana
kampanye partai politik diaudit Kantor Akuntan
Publik yang ditunjuk oleh KPU. Bawaslu
memberikan rekomendasi kepada KPU dan
pihak terkait apabila partai politik menghimpun
dan menggunakan dana kampanye tidak sesuai
dengan ketentuan

3 Bawaslu dengan mengawasi pelibatan anak‐anak dalam informasi adanya partai politik peserta Pemilu
Komisi Perlindungan kampanye yang melibatkan anak‐anak dalam kegiatan
Anak Indonesia kampanye rapat umum. Hasil pengawasan
(KPAI) tersebut menjadi rekomendasi untuk
ditindaklanjuti dan juga untuk disampaikan
kepada masyarakat melalui media cetak dan
media elektronik

4 Bawaslu dengan mendorong partisipasi politik penguatan dan peningkatan kapasitas


Kementerian perempuan dalam mengawasi perempuan dalam partisipasi politik. Kemen PP
Pemberdayaan penyelenggaraan Pemilu dan PA bersama Bawaslu aktif memberikan
Perempuan dan informasi terkait pentingnya partisipasi politik
Perlindungan Anak. kaum perempuan dalam Pemilu dan
(Kemen PP dan PA) pengawasan Pemilu dalam berbagai kegiatan
seminar dan diskusi publik

5 Bawaslu dengan
Aliansi jurnalis
Independen (AJI),
Pengurus Besar
Himpunan Mahasiswa
Islam (HMI), Nasyiatul
Aisyiah, IPPNU
Sumber: Bawaslu RI Tahun 2014

17
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014

Di samping itu, Bawaslu juga membangun kerjasama multi-party untuk mengefektifkan kinerja
pengawasan melalui Penandatanganan Surat Keputusan Bersama (SKB) empat lembaga yaitu Bawaslu
dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU), Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), Komisi Informasi Pusat (KIP)
berlangsung di Jakarta pada tanggal 28 Februari 2014. Sedangkan penandatanganan SKB Pengawasan
Dana Kampanye antara Bawaslu , KPU, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), dan Pusat Pelaporan dan
Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) berlangsung pada tanggal 4 April 2014.

d.3. Pembentukan Gugus Tugas Pengawasan Pemilu

Sejak tahun 2013, Bawaslu sudah membentuk gugus tugas pengawasan Pemilu dengan melibatkan
Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). Gugus tugas tersebut diperbaharui hingga tahun 2014 untuk mendukung
pengawasan pemberitaan, penyiaran, dan iklan kampanye di media penyiaran.

Berbagai kegiatan sudah dilakukan, di antaranya rapat koordinasi, rapat evaluasi, dan konferensi
pers.Gugus tugas ini melakukan berbagai pertemuan dalam rangka pengawasan Pemilu Presiden dan
Wakil Presiden, antara lain:
Tabel 2.3:
Rapat Koordinasi Gugus Tugas dalam Rangka Pengawasan Pemilu Presiden dan
Wakil Presiden Tahun 2014

No Waktu Materi Perserta Hasil

1 30 Mei 2014 Rapat koordinasi Bawaslu , Mabes Polri, Penyamaan persepsi tentang issu yang
persiapan Kejagung, KPU, KPI , berbekembang di masyarakat mengenai
pengawasan KPK,PPATK, Kominfo) kampanye hitam, baik di media cetak, elektronik,
Pemilu Presiden dengan kedua belah maupun on‐line
dan Wakil pihak tim sukses
Presiden 2014 pasangan calon Presiden
dan Wakil Presiden
2 24 Juni 2014 Evaluasi Anggota Gugus Tugas Temuan pelanggaran di beberapa media televisi
kampanye di terkait iklan kampanye pasangan calon Presiden
media massa dan Wakil Presiden

3 30 Juni 2014 Rapat gugus Anggota Gugus Tugas Disepakati untuk memberikan teguran tegas
tugas media kepada media penyiaran yang melanggar aturan
penyiaran kampanye

4 3 Juli 2014 Rapat gugus Anggota Gugus Tugas Membahas temuan pelanggaran pasangan calon
tugas Presiden dan Wakil Presiden, dan membahas
pengawasan temuan pelanggaran media televisi yang
5media melanggar kesepakatan dan regulasi kampanye
penyiaran di media.

5 4 Juli 2014 rapat evaluasi & Anggota Gugus Tugas Memberikan keterangan kepada wartawan dan
konfrensi pers menghimbau kepada seluruh media untuk
gugus tugas menghentikan penayangan iklan pada saat masa
media penyiaran tenang

6 10 Juli 2014 rapat evaluasi Anggota Gugus Tugas Mengevaluasi adanya media dan pasangan calon
gugus tugas Presiden/Wakil Presiden yang melanggar pada
pengawasan saat masa tenang.
media penyiaran
Sumber: Bawaslu RI Tahun 2014
d.4. Sosialisasi Pengawasan Pemilu
d.4. Sosialisasi Pengawasan Pemilu
Sosialiasi pengawasan Pemilu dimaksudkan agar warga negara yang
Sosialiasi pengawasan Pemilu dimaksudkan agar warga negara yang mempunyai hak pilih mengenal,
memahami, dan dapat melaksanakan
mempunyai fungsi-fungsi
hak pilih mengenal, pengawasan
memahami, secara
dan dapat mandiri. Adanya
melaksanakan fungsi‐informasi awal
dan laporan pelanggaran Pemilu yang disampaikan oleh pemilih kepada Bawaslu semakin
fungsi pengawasan secara mandiri. Adanya informasi awal dan laporan mengefektifkan
fungsi-fungsi pengawasan yang dilakukan Bawaslu dan jajaran Pengawas Pemilu pada berbagai tingkatan
pelanggaran
dalam rangka pencegahan Pemilu
dan yang disampaikan
penindakan oleh Pemilu.
pelanggaran pemilih Kegiatan
kepada Bawaslu semakin
sosialiasi pengawasan Pemilu
yang dilaksanakan oleh Bawaslufungsi‐fungsi
mengefektifkan adalah sebagai berikutyang
pengawasan : dilakukan Bawaslu dan jajaran
Pengawas Pemilu pada berbagai tingkatan dalam rangka pencegahan dan
18
penindakan pelanggaran Pemilu. Kegiatan sosialiasi pengawasan Pemilu yang
dilaksanakan oleh Bawaslu adalah sebagai berikut :
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
Tabel 2.4:
Kegiatan Sosialisasi Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2014

Bentuk
No. Materi/Tujuan Keterangan
Sosialisasi
1. Produksi dan Penayangan “Penanganan Laporan Dugaan Durasi 1 menit. Kegiatannya berlangsung
Iklan Layanan Masyarakat Pelanggaran Pemilu Presiden dan Wakil pada tanggal 24 April 2014
(ILM) Presiden2014”.
Mengajak relawan untuk mengawasi Produksi pada minggu ke‐4 Mei 2014.
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden2014 Tayang minggu ke‐1 s/d ke‐4 Juni 2014.
Tempat penanyangan: TvOne, Metro Tv,
Trans Tv, RCTI, TVRI, AirportTv, dan Tv
Kereta Api, dan studio XXI di beberapa
kota besar.
Awasi politik uang dan kampanye hitam Tujuannya, mengajak masyarakat untuk
dalam Pemilu Presiden dan Wakil mengawasi potensi pelanggaran Pemilu
Presiden2014 terkait politik uang dan kampanye hitam
(isu SARA) dalam proses dan tahapan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden2014,
serta agar masyarakat mau melaporkan
dugaan pelanggaran tersebut kepada
Pengawas Pemilu. Produksi pada minggu
ke‐4 Mei 2014. Tayang minggu ke‐1 s/d
ke‐2 Juni 2014. Tempat penanyangan:
TvOne, Metro Tv, Trans Tv, RCTI, TVRI,
AirportTv, dan Tv Kereta Api, dan studio
XXI di beberapa kota besar.
Penggunaan fasilitas negara” dan ”Politik Produksi tanggal 12‐13 Juni 2014. Tayang
Uang” (2 versi) di stasiun Tv tanggal 15 Juni – 9 Juli 2014
“Tolak kampanye hitam” (2 versi). Produksi tanggal 12‐13 Juni 2014. Tayang
di stasiun Tv tanggal 13 Juni – 8 Juli 2014.
“Netralitas TNI/Polri”. Produksi tanggal 12‐13 Juni 2014. Tayang
di stasiun Tv tanggal 13 Juni – 8 Juli 2014.
“Penayangan ILM Tolak Golput pada ILM tersebut telah diproduksi
Pemilu Presiden dan Wakil sebelumnya melalui kerjasama Bawaslu
Presiden2014”. dengan mahasiswa London School
Jakarta, dan tayang di stasiun TV tanggal
5 – 9 Juli 2014.

2. Produksi video tutorial Ada dua jenis produksi video tutorial yang Mulai ditayangkan di website Bawaslu
Pengawasan Pemilu dikerjakan. Pertama, produksi Video dan youtube pada tanggal 14 Juni 2014.
Tutorial pengawasan untuk tahapan masa
tenang. Kedua, produksi Video Tutorial
pengawasan untuk tahapan pemungutan
dan penghitungan suara.
3. Talkshow/Parodi Komedi a. Profil Bawaslu (tugas, kewajiban, dan Tema “Spionase Mat Luber 2014” pada
Non‐fiksi wewenang Bawaslu ) tanggal 14 Mei 2014. Tayang di televisi
b. Pengawasan partisipatif (gerakan dengan 12 episode. Setiap episode
sejuta relawan Pengawas Pemilu) berdurasi 60 menit. Tujuannya,
c. Mekanisme penanganan pelanggaran meningkatkan pemahaman, partisipasi,
Pemilu dan menggerakkan masyarakat untuk
d. Penanganan pelanggaran pidana dan ikut mengawasi Pemilu. Narasumber:
sengketa Pemilu Bawaslu dengan stakeholder terkait
e. Pengawasan Pemilu Presiden dan (KPU, DKPP, parpol, tokoh agama, tokoh
Wakil Presiden di luar negeri bangsa, pengamat politik, pimpinan
f. Pengawasan daftar pemilih media massa, pimpinan ormas/organisasi
g. Pengawasan pencalonan pemuda, dan bintang tamu (selebriti).
h. Pengawasan kampanye (rapat umum) Proses produksi di televisi, penayangan di
dan masa tenang televisi dan radio. Host: Komedian Kelik
i. Pengawasan dana kampanye Pelipurlara Peserta/pemirsa: pelajar SMA,
j. Pengawasan pemungutan suara di TPS mahasiswa, ormas dan OKP.
k. Pengawasan rekapitulasi
penghitungan suara
l. Evaluasi penanganan pelanggaran
Pemilu
4. Iklan Media Luar Ruang Isinya ajakan Bawaslu kepada Iklan tersebut ditayangkan di 7 (tujuh)
(Billboard) masyarakat untuk mengawasi Pemilu, dan titik area yaitu di DKI Jakarta, di Kota
ajakan melaporkan ke Bawaslu jika Bekasi, dan di Banten (akses dari Jakarta
masyarakat menemukan dugaan menuju Bandara Soekarno Hatta). Waktu
pelanggaran Pemilu dengan penayangan iklan tersebut selama 1 bulan
memperhatikan batas waktu pelaporan. sebelum dimulainya kampanye rapat
umum.
5. Produksi dan penyebaran Tema sosialisasi dalam bentuk sticker Sticker tersebut disebarkan di rumah
Sticker pengawasan Pemilu tersebut yaitu : ibadah, fasilitas umum, dan tempat‐
 Jangan berpolitik atau berkampanye di tempat yang mudah diakses oleh
tempat ibadah. masyarakat.
19
 2. Gunakan hak pilih anda dan jangan
mencoblos lebih dari satu kali.
Sosialisasi secara tatap muka masyarakat mengetahui penanganan Bawaslu melakukan kegiatan
masyarakat menemukan dugaan menuju Bandara Soekarno Hatta). Waktu
pelanggaran Pemilu dengan penayangan iklan tersebut selama 1 bulan
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
memperhatikan batas waktu pelaporan. sebelum dimulainya kampanye rapat
umum.
5. Produksi dan penyebaran Tema sosialisasi dalam bentuk sticker Sticker tersebut disebarkan di rumah
Sticker pengawasan Pemilu tersebut yaitu : ibadah, fasilitas umum, dan tempat‐
 Jangan berpolitik atau berkampanye di tempat yang mudah diakses oleh
tempat ibadah. masyarakat.
 2. Gunakan hak pilih anda dan jangan
mencoblos lebih dari satu kali.
6. Sosialisasi secara tatap muka masyarakat mengetahui penanganan Bawaslu melakukan kegiatan
pelanggaran Pemilu dan penyelesaian silaturrahmi dan rekonsiliasi nasional
sengketa Pemilu. Selain itu, Bawaslu Pemilu Presiden dan Wakil Presidendi
mengajak partai politik dan calon Jakarta pada tanggal 7 Juli 2014.
legislatif serta masyarakat untuk
mencegah terjadinya pelanggaran Pemilu,
dan meminimalisir penyelesaian sengketa
Pemilu.
7. Konferensi Pers a. 5 Juni 2014, “potensi kerawanan Tempat di Media Centre Bawaslu RI
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden
2014;
b. 20 Juni 2014, “Laporan kampanye
hitam Pemilu Presiden dan Wakil
Presiden 2014”;
c. 9 Juli 2014 “hasil pengawasan pungut‐
hitung Pemilu Presiden dan Wakil
Presiden 2014”.
8. Diskusi Publik a. 16 Juli 2014 “Meluruskan quick count”; Tempat di Media Centre Bawaslu RI
b. 29 Agustus 2014 “Pansus Pemilu
Presiden dan Wakil Presiden dibalik
kabinet Jokowi‐JK”;
c. 12 September 2014 “Pilkada, langsung
atau kembali ke DPRD?”
9. Pelatihan Pengawasan kegiatan ini dilaksanakan di Provinsi Kegiatan pelatihanpengawasan Pemilu
Pemilu bagi Media Massa Kalimantan Barat pada tanggal 8‐10 Juni bagi media massa dan ormas dapat
dan Ormas 2014. dikatakan berhasil, karena mampu
mengubah mindset dan sikap para
wartawan untuk bekerja berdasarkan
prinsip moralitas dan kode etik jurnalistik
tanpa terpengaruh oleh kepentingan
kelompok politik tertentu. Wartawan
yang merupakan manifestasi dari media
telah menyadari pentingnya melakukan
fungsi pengawasan yang netral dan
membangun budaya politik yang sehat di
dalam masyarakat.
Hal yang sama juga dialami oleh ormas.
Meskipun sejumlah petinggi ormas
mempunyai afiliasi politik dengan partai
politik tertentu, namun setelah jajaran
pengurus ormas di tingkat daerah
mengikuti pelatihan pengawasan Pemilu,
mereka mempunyai kesadaran kolektif,
bahwa Pemilu harus diawasi secara
bersama untuk mencegah meluasnya
praktik black‐campaign dan manipulasi
yang dapat menyebabkan konflik di
masyarakat.
Sumber: Bawaslu RI Tahun 2014


d.5. Penyusunan Indeks Kerawanan
Pemilu (IKP)d.5. Menetapkan Indeks Kerawanan Pemilu (IKP) Pemilu Presiden dan Wakil
Pemilu Presiden dan Wakil
dengan istilah popular vote karena Pemilu Presiden
Presiden 2014 Presiden 2014
dan Wakil Presiden di Indonesia menggunakan
model satu orang satu suara (popular vote).
Dalam Pemilu Presiden dan Wakil Presiden, Bawaslu juga menyusun Indeks
Dalam Pemilu Presiden dan Wakil Presiden,
Dengan demikian bobot 1 (satu) suara di daerah
Bawaslu juga menyusun
Kerawanan Indeks Kerawanan
Pemilu Pemilu
(IKP) sebagaimana pada PemiluAnggota DPR, DPD dan DPRD
satu dengan daerah lain adalah sama.
(IKP) sebagaimana pada PemiluAnggota DPR,
DPD dan DPRDyang yanglalu.
lalu. Dengan
Denganmenggunakan
menggunakanmetode yang sama, pengukuran IKP ini tetap
Sedangkan pada aspek Akses Pengawasan
metode yang sama, pengukuran IKP ini tetap
menggunakan 3 (tiga) aspek indikator, yaitu: 1) aspek dampak elektoral, 2), aspek
tetap menggunakan indikator-indikator yang
menggunakan 3 (tiga) aspek indikator, yaitu:
menilai tingkat kesulitan akses pengawasan
akses pengawasan, dan 3) aspek potensi money politics.
1) aspek dampak elektoral, 2), aspek akses
terhadap sebuah daerah. Akses pengawasan ini
pengawasan, dan 3) aspek potensi money politics.
Pada aspek dampak eletoral, hal yang diukur adalah uji mutu terhadap Daftar
dinilai dari kondisi geografis, sarana dan prasarana
transportasi,
Pemilih Tetap (DPT) Pemilu Presiden dan Wakil Presiden. serta akses
Disebut sinyal
dengan telpon selular. Dan
istilah
Pada aspek dampak eletoral, hal yang diukur
untuk aspek potensi Money politics menilai tingkat
adalah uji mutupopular
terhadap vote Daftar
karena Pemilu
Pemilih Presiden dan Wakil Presiden di Indonesia
Tetap
kemungkinan terjadinya politik uang (money
(DPT) Pemilu Presiden dan Wakil Presiden. Disebut
politics) di sebuah daerah dengan mengukur
menggunakan model satu orang satu suara (popular vote). Dengan demikian bobot

20 1 (satu) suara di daerah satu dengan daerah lain adalah sama.


Sedangkan pada aspek Akses Pengawasan tetap menggunakan indikator‐
indikator yang menilai tingkat kesulitan akses pengawasan terhadap sebuah
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
prosentase kemiskinan di desil 3 penduduk sesuai 773/Bawaslu /VI/2014, pada tanggal 30 Juni
dengan konsep TPN2K. 2014. Surat ini juga berisi instruksi agar Bawaslu
Provinsi menindaklanjutinya ke jajaran Pengawas
Sebagai bagian dari upaya pencegahan Pemilu di daerahnya masing-masing. Adapun hasil
terhadap potensi pelanggaran dalam Pemilu secoring secara keseluruhan dari ketiga dengan
Presiden dan Wakil Presiden, hasil IKP ini pembobotan 60% untuk aspek dampak elektoral,
dipublikasikan kepada masyarakat dan stakeholder 20% untuk aspek akses pengawasan dan potensi
Pemilu lainnya guna mendorong partisipasi money politics tersebut akan menghasilkan rentang
pengawasan publik pada daerah- daerah yang angka sebagai berikut :
di identifikasi rawan pelanggaran. Begitupun 1. Angka 0 – 1 = sangat aman
terhadap Pengawas Pemilu di daerah, Bawaslu 2. Angka 1 – 2 = aman
telah menindaklajuti dengan menyampaikan 3. Angka 2.1 – 3 = cukup rawan
informsi IKP ini kepada Bawaslu Provinsi untuk 4. Angka 3.1 – 4 = rawan, dan
menjadikan referensi pengawasan khusus pada 5. Angka 4.1 – 5 =sangat rawan
daerah-daerah yang memiliki kerawanan yang Berikut adalah tabel indeks kerawanan daerah
tinggi. Penyampaian IKP kepada Pengawas Pemilu Provinsi berdasarkan rangkin sekala kerawanan
di daerah ini dilakukan oleh Bawaslu sebagamana pada Pemilu Presiden dan Wakil Presiden:
tertuang dalam Surat Edaran Bawaslu Nomor:

Tabel 2.5:
Indeks Kerawanan Pemilu (IKP)
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden tahun 2014

Dampak Akses Potensi IKP
No Provinsi
Electoral Pengawasan Money Politics
1 Jawa Barat 4,3 1,2 4,7 3,8
2 Jawa Tengah 4,2 1,2 4,8 3,7
3 DKI Jakarta 4,6 1 2,9 3,6
4 Papua 3 3 2,1 3,3
5 Jawa Timur 3,4 1,2 4,7 3,2
6 Banten 3,5 1,1 4,4 3,2
7 Lampung 3 1,3 4,7 3
8 NTB 2,9 1,3 4,9 3
9 Sumatera Barat 2,6 2,6 3,3 2,9
10 DIY 2,9 1,2 4,7 2,9
11 Sumatera Selatan 2,5 1,5 4,6 2,7
12 Bali 2,8 1,1 4,1 2,7
13 Maluku 2,2 2,4 4,2 2,7
14 Papua Barat 3 2,5 1,4 2,7
15 Sumatera Utara 2,3 1,5 4,7 2,6
16 Riau 2,5 1,5 4 2,6
17 Kalimantan Tengah 2,2 2,6 3,6 2,6
18 Sulawesi Utara 2,2 1,6 4,5 2,6
19 Sulawesi Barat 2,1 2 4,5 2,6
20 Jambi 2,2 1,5 4,2 2,5
21 Kalimantan Barat 2 2,1 4,4 2,5
22 Selawesi Tengah 2,1 1,5 4,7 2,5
23 NTT 1,8 2 4,8 2,4
24 Selawesi Tenggara 1,8 1,6 4,8 2,4
25 Maluku Utara 1,5 2,7 4,5 2,4
26 Bengkulu 1,8 1,3 4,7 2,3
27 Kalimantan Timur 1,9 2 4 2,3
28 Kep. Riau 1,9 1,9 3,6 2,2
29 Kalimantan Selatan 1,9 1,5 3,9 2,2
30 Sulawesi Selatan 1,7 1,5 4,5 2,2
31 Aceh 1,4 1,3 4,7 2
32 Bangka Belitung 1,9 1,1 3,5 2
33 Gorontalo 1,1 1,5 4,6 1,9
Sumber: Bawaslu RI Tahun 2014

21
Selanjutnya Indeks Kerawanan Pemilu (IKP) ini pun, digunakan oleh Bawaslu
untuk menyusun langkah‐langkah antisipatif terhadap kemungkinan kerawanan
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014

Selanjutnya Indeks Kerawanan Pemilu (IKP) peyelenggaraan Pemilihan Umum, mulai dari
ini pun, digunakan oleh Bawaslu untuk menyusun tahapan persiapan penyelenggaraan Pemilihan
langkah-langkah antisipatif terhadap kemungkinan Umum, pelaksanaan tahapan pemutakhiran data
kerawanan Pemilusekaligus memberikan input pemilih hingga proses penetapan hasil Pemilihan
dalam pelaksanaan pengawasan tahapan Pemilu Umum sebagaimana diatur dalam Pasal 73 dan
seperti kampanye, distribusi logistik, pemungutan Pasal 74 Undang UndangNomor 15 Tahun 2011
dan penghitungan suara serta rekapitulasi suara. tentang Penyelenggara Pemilu.

2.2. Keterlibatan Badan Pengawas Pemilu dalam Terkait dengan peran Pengawas Pemilu
Perselisihan Hasil Pemilu (PHPU) tersebut, maka dalam proses penyelenggaraan
PHPU, Bawaslu berdasarkan permintaan Majelis
Kegiatan keterlibatan Badan Pengawas Hakim MK dapat memberikan keterangan pada
Pemilu dalam Perselisihan Hasil Pemilu merupakan tahapan penyelesaian sengketa Perselisihan Hasil
kegiatan yang dilakukan oleh Bawaslu RI dan Pemilihan Umum (PHPU) yang diajukan oleh Calon
jajarannya dalam proses PHPU di Mahkamah Anggota DPR, DPD, dan DPRD, serta sengketa
Konstitusi, dimana keterlibatan Bawaslu RI ini yang diajukan oleh Calon Presiden dan Wakil
diselenggarakan berdasarkan panggilan majelis Presiden.
hakim MK kepada Bawaslu RI untuk menghadiri
dan memberikan kesaksian dalam persidangan Pengajuan gugatan dari calon Anggota
PHPU selaku pihak terkait. DPR, DPD, dan DPRD yang merasa dirugikan ke
Mahkamah Konstitusi dalam jangka waktu paling
Penyelesaian sengketa Perselisihan hasil lambat 3 x 24 (tiga kali dua puluh empat) jam sejak
Pemilihan Umum yang diajukan ke Mahkamah KPU mengumumkan penetapan perolehan suara
Konstitusi merupakan sarana terakhir bagi calon hasil Pemilu secara nasional. KPU menetapkan
Presiden dan Wakil Presiden, calon Anggota DPR, perolehan suara hasil Pemilu dengan Surat
DPD, dan DPRD, calon Kepala Daerah dan Wakil Keputusan KPU Nomor 411/Kpts/KPU/Tahun 2014
Kepala Daerah untuk melakukan upaya hukum dan Surat Keputusan KPU Nomor 412/Kpts/KPU/
terakhir. Mengacu pada Pasal 10 ayat (1) huruf Tahun 2014 pada hari Jumat tanggal 9 Mei 2014.
d Undang UndangNomor 24 Tahun 2003 tentang
Mahkamah Keputusan
Konstitusi,KPU
makaNomor
Mahkamah411/Kpts/KPU/Tahun
Konstitusi 2014 dan Surat gugatan
Pengajuan Keputusan
dariKPU Nomor Calon
Pasangan
diberikan kewenangan untuk mengadili pada Presiden dan Wakil Presiden Prabowo Subianto
412/Kpts/KPU/Tahun 2014 pada hari Jumat tanggal 9 Mei 2014.
tingkat pertama dan terakhir yang putusannya dan Hatta Rajasa di Mahkamah Konstitusi
bersifat final untuk memutusgugatan
Pengajuan perselisihan
dari tentang
Pasangan Calon didaftarkan padaWakil
Presiden dan tanggal 26 Juli 2014
Presiden di Mahkamah
Prabowo
hasil pemilihan umum. Konstitusi dan diregistrasi dengan Nomor 1/PHPU-
Subianto dan Hatta Rajasa di Mahkamah Konstitusi didaftarkan
Pres/XII/2014 pada tanggal
pada tanggal 28 Juli26 Juli Dalam
2014.
Dalam penyelenggaraan Pemilihan Umum, proses penyelesaian perselisihan hasil Pemilu
2014 di Mahkamah Konstitusi dan diregistrasi dengan Nomor 1/PHPU‐Pres/XII/2014
Pengawas Pemilihan Umum mempunyai posisi Presiden dan Wakil Presiden 2014 Bawaslu telah
yang strategis
pada sebagai
tanggal pengawas
28 Juli Pemilihan Umum proses penyelesaian
2014. Dalam memberikan keterangan.
perselisihan hasil Pemilu
yakni dalam rangka mengawasi seluruh tahapan
Presiden dan Wakil Presiden 2014 Bawaslu telah memberikan keterangan.

Tabel 2.6:
Agenda Sidang PHPU Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014

Tahapan
Tanggal Sidang Agenda Sidang
Sidang
Sidang I 6 Agustus 2014 Sidang pendahuluan
Sidang II 8 Agustus 2014 Pemeriksaan perbaikan permohonan
Sidang III 11 Agustus 2014 Pembuktian II
Sidang IV 12 Agustus 2014 Pembuktian III
Sidang V 13 Agustus 2014 Pembuktian IV
Sidang VI 14 Agustus 2014 Pembuktian V
Sidang VII 15 Agustus 2014 Pembuktian VI
Sidang VIII 18 Agustus 2014 Pembuktian VII
Sidang IX 21 Agustus 2014 Pengucapan Putusan
Amar putusan:
Ditolak seluruhnya
Sumber: Bawaslu RI Tahun 2014


22
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
Bab 3
PELAKSANAANPENGAWASAN TAHAPAN PEMILU
PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN TAHUN 2014

Rapat dengar pendapat (RDP) Bawaslu - KPU dengan Komisi II DPR RI


25
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
PELAKSANAAN PENGAWASAN TAHAPAN PEMILU
PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN TAHUN 2014

3.1. Pengawasan Tahapan Penetapan Tahapan Pencalonan Pemilihan Umum Presiden


Peserta Pemilu Dan Wakil Presiden. Akan tetapi berdasarkan
hasil pemetaan yang telah dilakukan sebelumnya,
Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2014 fokus pengawasan Pengawas Pemilu dipertajam,
Tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden serta sehingga fokus pengawasannya meliputi:
Undang UndangNomor 15 Tahun 2014 tentang
penyelenggara Pemilu telah mengamanatkan tugas 1. Persyaratan pencalonan calon Presiden
dan wewenang kepada Bawaslu untuk melakukan dan Wakil Presiden;
pengawasan tahapan pada setiap tahapan Pemilu 2. Tata cara penentuan dan pengusulan
Presiden dan Wakil Presiden. Walaupun relatif pasangan calon Presiden dan Wakil
pendek, terlebih dengan dua pasangan calon saja, Presiden;
fungsi pengawasan dalam tahapan pencalonan 3. Tata cara pendaftaran bakal pasangan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden ini tidak dapat calon Presiden dan Wakil Presiden;
dianggap ringan dan mudah. Tentu saja tahapan 4. Tata cara verifikasi persyaratan bakal
yang syarat dengan konflik kepentingan diantara pasangan calon Presiden Dan Wakil
dua pasangan calon dan parpol pendukungnya ini, Presiden;
akan bermuara pada penetapan calon yang harus 5. Penetapan dan pengumuman pasangan
dipastikan terlebih dahulu oleh penyelenggara calon Presiden dan Wakil Presiden; dan
Pemilu, baik KPU maupun Bawaslu . 6. Penggantian calon Presiden dan Wakil
Presiden atau pasangan calon Presiden
Sesuai dengan jadual tahapan dan Wakil Presiden yang berhalangan tetap.
penyelenggaraan tahapan Pemilu Presiden dan
Wakil Presiden 2014 yang diatur dalam Peraturan Terhadap fokus pengawasan tersebut,
KPU Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Tahapan, Bawaslu RI melakukan pengawasan dengan
Program dan Jadual Penyelenggaraan Pemilihan menggunakan 2 metode, yaitu: (1) metode
Umum Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014, observasi langsung terhadap proses pendaftaran
pendaftaran pasangan calon Presiden dan Wakil bakal calon presiden dan wakil presidendan
Presiden dimulai pada tanggal 18-20 Mei 2014 manajemen verifikasi persyaratan; (2) metode audit
yang dimulai pengumuman pendaftaran pada dokumen persyaratan bakal calon unuk menguji
tanggal 11 Mei 2014. Tahapan ini terdiri dari 16 sub kebenaran dan validitas.Dalam metode observasi
tahapan yang kemudian diakhir dengan penetapan dan pengawasan langsung ini, Pengawas
nama pasangan calon dan pengambilan nomor Pemilu melakukan pengawasan terhadap proses
urut peserta pada tanggal 1 Juni 2014. pendaftaran dan penyerahan berkas persyaratan
bakal calon, serta melakukan penilaian atas
Pada tahapan pencalonan Pemilu Presiden kualitas manajemen pelaksanaan verifikasi
dan Wakil Presiden 2014, hanya terdapat dua yang dilakukan oleh KPU, dengan narasumber
pasangan calon yang mendaftarkan diri yaitu berasal dari Komisoner KPU, Pejabat Struktural
pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden dan Staf Sekretariat Jenderal KPU. Pelaksanaan
Ir. Joko Widodo dan Drs. H.M Yusuf Kalla yang pengawasan dilakukan secara melekat dengan
diusung gabungan parpol PDI-P, PKB, P-Nasdem, menempatkan personil pengawas di KPU sebagai
Partai Hanura dan PKPI dan pasangan calon tempat dilaksanakannya penyerahan data dan
Presiden dan wakil Presiden Prabowo Subianto dokumen persyaratan pencalonan presiden dan
dan Hatta Rajasa yang diusung gabungan parpol wakil presiden.
P-Gerindra, P-Golkar, PAN, PKS dan PPP.

1. Pelaksanaan Pengawasan dan


Pencegahan Pelanggaran b. Temuan Hasil Pengawasan

a. Deskripsi Kegiatan Pengawasan Dari audit dokumen yang dilakukan oleh


Bawaslu diperoleh beberapa catatan sebagai
Dalam rangka persiapan pengawasan, berikut:
Bawaslu RI melakukan pemetaan terlebih dahulu
untuk memastikan fokus pengawasan yang akan 1 Hasil pengecekan dan verifikasi
menjadi titik berat pengawasan dan metode yang sesuai persyaratan pendaftaran calon
akan dilakukan. Secara teknis, fokus dan metode Presiden dan Wakil Presiden Tahun
pengawasan telah diatur oleh Peraturan Bawaslu 2014menemukandokumen-dokumen yang
Nomor 14 Tahun 2014 Tentang Pengawasan
27
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014

tidak lengkap secara bervariasi baik dari Calon b. Bukti Tanda Terima LHKPN;
Presiden maupun Wakil Presiden. Adapun c. Surat Keterangan Hasil
kekurangan dokumen yang diserahkan pada Pemeriksaaan Kesehatan Jasmani;
tanggal 19 Mei 2014 tersebut untuk Calon d. Surat Keterangan Hasil
Presiden, yaitu Ir. Joko widodo dan Wakil Pemeriksaaan Kesehatan Rohani;
Presiden Drs. H.M. Yusuf Kalla adalah sebagai e. Fotocopy Ijazah yang dilegalisir.
berikut: (Untuk Calon Wakil Presiden M.
a. Dokumen Terkait Keputusan Hatta Rajasa dikarenakan belum
Kemenkumham Tentang ada tanda tangan dari dinas
Pengesahan Kepengurusan Tingkat Pendidikan).
Pusat, Parpol Pusat atau Gabungan
Partai Politik; Terhadap Dokumen-dokumen persyaratan
b. Susunan Tim Kampanye; yang belum lengkap ini, pasangan calon Prabowo
c. Bukti Tanda Terima LHKPN; Subianto dan Hatta Rajasa melengkapi seluruh
d. SKCK dari Mabes Polri (Untuk kekurangan dokumen persyaratannya pada
Calon Wakil Presiden Drs. tanggal 27 Mei 2014. Selanjutnya setelah dilakukan
H.M. Yusuf Kalla); pemeriksaan kelengkapan dan kebenarannya,
e. Surat Keterangan Hasil pasangan calon ini ditetapkan sebagai pasangan
Pemeriksaaan Kesehatan Jasmani; calon presiden.
f. Surat Keterangan Hasil
Pemeriksaaan Kesehatan Rohani; Bawaslu tetap melakukan koordinasi dengan
g. Fotocopy Legalisir yang telah Pihak Komisi Pemilihan Umum RI baik secara
dilegalisir (Untuk Calon Wakil formal dan informal kepada Pihak KPU agar tetap
Presiden Drs. H.M. Yusuf Kalla); bekerja bersama untuk mengawal penyerahan
h. Fotocopy Akte Kelahiran yang telah dokumen perbaikan kedua Pasangan Calon
dilegalisir (Untuk Calon Wakil Presiden dan Wakil Presiden Tahu 2014 dan
Presiden Drs. H.M. Yusuf Kalla); dengan memperhatikan hasil verivikasi dokumen
i. Fotocopy Ijazah yang dilegalisir yang telah diserahkan sebelumnya, dan pada
(Untuk Wakil Presiden Drs. H.M. tanggal 27 Mei 2014 untuk dokumen pasangan
Yusuf Kalla); Calon Presiden dan Wakil Presiden Prabowo
j. Forocopy NPWP atau Tanda Bukti Subianto dan M. Hatta Rajasa.
Penerimaan SPT. (Untuk Calon
Wakil Presiden Drs. H.M. Yusuf Berbeda dengan tahapan pencalonan
Kalla); tahapan Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD
k. Tanda Bukti Tidak Mempunyai yang sedikit buruk dari sisi manajerialnya, dalam
Tunggakan Pajak. (Untuk Calon pelaksanaan pencalonan presiden 2014 lalu, KPU
Wakil Presiden Drs. H.M. Yusuf sebagai pelaksana teknis telah banyak melakukan
Kalla). perbaikan, terutama dari sisi manajemen. Hal
ini juga termasuk dalam keterbukaan akses dan
Pasangan calon Presiden dan Wakil transparansi dengan keterlibatan Pengawas
Presiden Joko Widodo dan Yusuf Kalla menyerahkan Pemilu untuk ikut melaksanakan pengawasan
dokumen hasil perbaikan setelah dilakukannya tes sebagaimana tugas dan fungsinya.
pemeriksaan kesehatan jasmani dan rohani, yakni
pada tanggal 26 Mei 2014. Selanjutnya dilakukan
pemeriksaan atas kelengkapan dan kebenaran c. Analisa, Kesimpulan dan Rekomendasi
dokumen persyaratan hasil perbaikan tersebut dan Perbaikan Tahapan Penetapan Peserta
hasilnya dinyatakan memenuhi syarat. Pemilu Presiden dan Wakil Presiden

2. Hasil pengawasan terhadap berkas pencalonan Berangkat dari fakta permasalahan yang
atas Calon Presiden Probowo Subianto dan muncul tersebut, dapat disimpulkan hal-hal
Calon Wakil Presiden M. Hatta Rajasa yang sebagai berikut:
dilakukan secara langsung pada tanggal 20 Mei
2014, ditemukan hal yang tidak jauh berbeda a. Kualitas dokumen kelengkapan administrasi
dengan dokumen persyaratan yang diserahkan Bakal Calon Presiden dan Wakil Presiden
pada saat pendaftaran oleh Pasangan Calon secara keseluruhan sudah dapat dikatakan
Presiden sebelumnya, yakni: baik. Permasalahan ketidaklengkapan
a. Dokumen Terkait Keputusan dokumen lebih disebabkan karena sempitnya
Kemenkumham Tentang waktu dalam melakukan konsolidasi parpol
Pengesahan Kepengurusan Tingkat pendukung dalam memenuhi seluruh dokumen
Pusat Parpol Pusat atau Gabungan persyaratan pencalonan Presiden dan Wakil
Partai Politik; Presiden.

28
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014

b. Dari fakta pengawasan yang ada, dapat 2014.Secara detail tahapan pelaksanaan tahapan
disimpulkan bahwa telah terjadi perbaikan pendaftaran pemilih adalah sebagai berikut :
signifikan terkait keterbukaan akses dan
akuntabilitas dari KPU sebagai penyelenggara 1. Permintaan data WNI yang berumur 17 tahun
teknis dalam tahapan pencalonan, terlebih pada tanggal 10 April – 9 Juli 2014 kepada
jika dibandingkan dengan pencalonan dalam Kementerian Dalam Negeri, tanggal 2 – 23
penyelenggaran Pemilu Anggota DPR, DPD, maret 2014
dan DPRD 2014 yang lalu.
2. Penetapan DPT Pemilu Anggota DPR, DPD dan
Sehubungan dengan kesimpulan tersebut, DPRD menjadi DPS Pemilu Presiden dan Wakil
Bawaslu merekomendasikan agar kedepannya Presiden, tanggal 24 s.d. 30 Maret 2014;
KPU wajib membuat dokumentasi bagaimana
konsep manajerial penyelenggaraan teknis dalam 3. Pemutakhiran dan penyusunan daftar pemilih
tahapan pencalonan. Hal ini tentunya berguna
sebagai lesson learnt bagi penyelenggara a. Sinkronisasi DPS Pemilu Presiden dan Wakil
Pemilu berikutnya dalam menyelenggarakan Presiden dengan DPTb, DPK dan DPKTb
tahapan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD ; tanggal
dengan mengedepankan aspek transpransi dan 11 – 20 April 2014
akuntabilitas penyelenggaraan.
b. Pemutakhiran terhadap pemilih yang berumur
3.2. Pengawasan Tahapan Pendaftaran 17 tahun, tanggal 21 April – 10 Mei 2014
Pemilih
4. Penetapan DPS hasil pemutakhiran, tanggal 11
Sebagaimana pada Pemilu Anggota DPR, – 12 Mei 2014
DPD dan DPRD yang lalu, tahapan pendaftaran
pemilih pada Pemilu Presiden ini menjadi salah 5. Pengumuman DPShasilpemutakhiran, tanggal
satu tahapan yang mendapat perhatian besar 13s.d.19Mei 2014;
dari Bawaslu , hal ini mengingat masalah daftar
pemilih adalah masalah laten yang selalu muncul 6. Masukan dan Tanggapan masyarakat terhadap
pada setiap penyelenggaraan Pemilu. Bawaslu DPS hasil pemutakhiran, tanggal 20 s.d. 26 Mei
menyakini bahwa pada Pemilu Presiden dan Wakil 2014;
Presiden kali ini, tahapan pendaftaran pemilih
ini meskipun isunya kalah ramai dibanding isu 7. Perbaikan terhadap DPS hasil pemutakhiran ;
pencalonan dan kampanye, tetap memiliki potensi tanggal 27 Mei – 2 juni 2014
kerawanan yang masih sangat tinggi.
8. Penetapan dan rekapitulasi DPT ;
Berdasarkan tahapan, program dan jadwal a. Penyusunan DPT di PPS : tanggal 3 - 4Juni
Pemilu Presiden dan Wakil Presidensebagaimana 2014;
peraturan KPU Nomor 4 Tahun 2014, tahapan b .Penyuswunan DPT di PPK; tanggal 5-6 Juni
pelaksananan daftar pemilih Pemilu Presiden dan 2014;
Wakil Presiden dimulai dari tahapan penyusunan c. Rekapitulasi dan penetapan DPT di KPU
dan penetapan daftar pemilih sementara (DPS) kabupaten/Kota ; tanggal 7–9 Juni 2014;
yang datanya berasal dari Daftar pemilih Tetap d. Rekapitulasi DPT di KPU Provinsi ; 10–11
(DPT) Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD di Juni 2014;
tambah dengan pemilih usia 17 tahun pada hari e. Rekapitulasi di KPU RI, tanggal 12–13 Juni
dan tanggal pemungutan suara, atau pemilih baru 2014;
yang berasal dari Kementerian Dalam Negeri.
Selanjutnya dilakukan proses pemutakhiran data 9. Penyusunan DPK, tanggal 5 Junis.d. 1 Juli 2014;
pemilih, kemudian pengumuman daftar pemilih
sementara hasil pemutakhiran (DPSHP) untuk 10. Penetapan DPK, tanggal 1 s.d. 2 Juli 2014.
menerima tanggapan dan masukan masyarakat
sebelum akhirnya ditetapkan menjadi daftar Disamping proses tahapan tersebut,
pemilih tetap (DPT). ada proses lagi yang terkait dengan tahapan
pendaftaran pemilih ini adalah, pendaftaran
Kemudian proses pendaftaran pemilih pemilih yang masuk katagori pemilih tambahan
berlanjut pada penyusunan dan penetapan Daftar (DPTb) atau yang disebut pemilih yang pindah TPS
pemilih Khusus (DPK), dan daftar pemilih khusus dengan syarat menggunakan fomulir A5-PPWP,
tambahan (DPKTb) yang pelaksanaannya dilakukan yang penyusunannya dilakukan paling lambat tiga
pada saat berlangsungnya kegiatan pemungutan hari sebelum hari pemungutan suara.
dan penghitunghan suara pada tanggal 9 Juli

29
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014


1. Pelaksanaan Pengawasan dan Pencegahan wakil presiden ini.
Pelanggaran Berdasarkan pelaksanaan pengawasan
terhadap pengawasan daftar pemili Pemilu
a. Permasalahan dalam Pelaksanaan Presiden dan Wakil Presiden. Beberapa
Tahapan Pendaftaran Pemilih masalah yang muncul menjadi kendala dan
hambatan, dapat dikemukakan sebagai
Daftar pemilih yang digunakan berikut:
untuk pelaksanaan PemilihanUmum Presiden
dan Wakil Presiden ini berasal dari daftar 1. Terkait dengan Regulasi dan
pemilih pada Pemilu Anggota DPR, DPD dan Perundang- undangan
DPRD yang lalu. Sehingga dengan demikian
masalah-masalah yang muncul terkait daftar Sebagaimana diketahui dasar
pemilih yang belum selesai dapat dipastikan pelaksanaan Pemilu Presiden dan Wakil
akan muncul lagi pada Pemilu Presiden Presiden adalah Undang UndangNomor 42
dan Wakil Presiden, bahkan bisa jadi Tahun 2008 tentang Pemilu Presiden dan
permasalahannya akan lebih komplek dan Wakil Presiden. Undang Undangini tidak
pelik mengingat regulasi yang mengaturnya sesuai sama sekali dengan perkembangan
memiliki perbedaan. baru terkait pengaturan proses tahapan
pendaftaran pemilih dalam Pemilu Anggota
Disamping masalah-masalah daftar pemilih DPR, DPD dan DPRD sebagamana yang
seperti pemilih ganda, pemilih fiktif, pemilih telah diatur dalam Undang UndangNomor
dengan data NIK invalid, dan pemilih-pemilih 8 Tahun 2012 tentang PemiluAnggota DPR,
yang telah meninggal dunia masih terdaftar DPD dan DPRD. Istilah DPK dan DPKTb
sebagai pemilih serta persoalan pemilih yang yang telah familiar ditemui dan diatur dalam
belum terdaftar karena kerentanan yang Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD tidak
dimilikinyamenghiasi persoalan daftar pemilih dijumpai padaPemilu Presiden dan Wakil
pada Pemilu Presiden dan Wakil Presidenini, Presiden. Hal ini menjadi masalah ketika
masalah regulasi yang berbeda yaitu Undang KPU yang dengan pengalamannya pada
UndangNomor 42 Tahun 2008 tentang Pemilu Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD
Presiden dan Wakil Presidenyang tidak diubah mengaturnya dalam PKPU, sehingga
sebagaimana Undang UndangNomor 8 Tahun memunculkan perdebatan mengenai hal
2012 tentang PemiluAnggota DPR, DPD dan yang secara substansi tidak diatur dalam
DPRD yang digunakan dalam Pemilu Anggota Undang Undangtetapi secara teknis diatur
DPR, DPD dan DPRD kemarin akan menjadi di peraturan di bawahnya meskipun hal ini
kontroversi tersendiri. masih menjadi wilayah kewenangan KPU.

Diantara perbedaan yang cukup signifikan Bawaslu yang menyakini hal


dalam proses tahapan pendaftaran pemilih ini akan menjadi salah satu masalah
antara Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD dan yang akan muncul di kemudian hari
Pemilu Presiden dan Wakil Presidentersebut terkait dengan tahapan pendaftaran
adalah tidak adanya pengaturan mengenai pemilih ini telah mendorong penerbitan
Daftar Pemilih Khusus (DPK) dan Daftar Pemilih Peraturan Pemerintah Pengganti Undang
Khusus Tambahan (DPKTb) di dalam Pemilu Undang(Perppu) untuk memasukkan
Presiden dan Wakil Presidenini. Meskipun pengaturan hal tersebut agar dapat menjadi
pada perkembangannya, setelah tawaran payung hukum Peraturan KPU. Tetapi
pemerintah mengenai penerbitan perpu dalam perkembangannya Perppu ini tidak
untuk mengakomodir sejumlah pengaturan jadi terbit dan masalah DPK dan DPKTb
yang tidak atau belum di atur dalam Undang akhirnya hanya dimuat pengaturannya
Undangnomor 42 tahun 2008 termasuk dalam Peraturan KPU. Konflik regulasi
mengenai ketentuan DKP dan DPKTb ini tidak inilah yang kemudian benar-benar menjadi
mendapatkan respon yang cukup, KPU kenyataan dari masalah daftar pemilih
melalui Peraturan KPU Nomor 9 Tahun 2014 ini terutama terkait dengan praktek
tentang Penyusunan Daftar Pemilih untuk pendaftaran pemilih dalam katagori DPKTb
Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden yang kebetulan jumlahnya cukup besar
Tahun 2014, telah mengatur adanya ketentuan secara nasional dalam Pemilu Presiden
mengenai Daftar Pemilih Khusus (DPK) dan dan Wakil Presiden ini.
Daftar Pemilih Khusus Tambahan (DPKTb)
ini dalam proses pelaksanaan tahapan 2. Terkait dengan Pelaksanaan Tahapan
pendaftaran pemilih Pemilu presiden dan dan Pendaftaran Pemilih

30
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
addressini tak sepenuhnya dijalankan oleh
Tidak bisa dipungkiri, tahapan KPU dan ini menyebabkan pengawasan
pendaftaran pemilih ini dimulai disaat data pemilih ini menjadi terkendala. Situasi
tahapan Pemilu Anggota DPR, DPD dan ini diperparah lagi dengan kenyataan
DPRD belum selesai seluruhnya. KPU dinamika politik padaPemiluPresiden dan
memulai tahapan pendaftaran pemilih ini Wakil Presiden ini yang lebih didominasi
pada saat KPU juga tengah melakukan isu pencalonan dan kampanye hitam.
rekapitulasi dan penetapan hasil Pemilu Isu daftar pemilih tenggelam kalah ramai
anggota DPR, DPD dan DPRD. KPU dibanding perbincangan seputar calon
tidak sempat melakukan koordinasi dan dan kampanyenya. Itulah sebabnya
komunikasi dengan intens termasuk pada saat rekapitulasi nasional, para
kepada Bawaslu sendiri. Sehingga perwakilan pasangan calon peserta Pemilu
proses tahapan pendaftaran pemilih ini yang hadir tidak begitu tampak respon
praktis tidak mendapat respon yang cukup dan masukannya terhadap DPT yang
dari stakeholder Pemilu. Proses tahapan ditetapkan.
seperti penetapan DPT Pemilu menjadi
DPS, penerimaan data pemilih baru usia Bahkan rekomendasi Bawaslu yang
17 tahun dari Kementerian Dalam Negeri, dibacakan ketika itu tidak lantas menjadi
serta informsi mengenai berlangsungnya perhatian serius oleh KPU dan pasangan
pemutakhiran data pemilih yang di calon sebagaimana pada Pemilu lagislatif
dalamnya terdapat kegiatan sinkronisasi yang lalu. Padahal isi rekomendasi itu
dan penyusunan daftar pemilih hasil disamping meminta KPU dan jajarannya di
pemutakhiran tak banyak diketahui publik, bawah untuk memenuhi kewajibannya agar
sehingga kemungkinan proses tersebut memberikan data softcopy kepada Peserta
tidak akan berjalan secara maksimal, Pemilu dan Pengawas Pemilu juga berisi
apalagi ternyata proses pemutakhiran daftar pemilih yang masih bermasalah utuk
data kali ini tidak dilakukan oleh petugas segera ditindaklanjuti oleh KPU dan peserta
yang masuk kerumah-rumah sebagaimana Pemilu.
Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD yang
lalu, melainkan hanya dilakukan oleh KPU 3. Terkait dengan Pengelolaan Laporan
Kabupaten/Kota dibantu PPK dan PPS Hasil Pengawasan
saja.
Secara internal, permasalahan yang
Sementara itu pada saat yang menonjol yang menjadi kendala Bawaslu
sama KPU dan jajarannya juga kurang dalam pengawasan tahapan ini adalah
memberikan akses data-data tersebut mengenai laporan hasil pengawasan
kepada Bawaslu dan jajarannya di secara periodik dari jajaran Pengawas
bawah sehingga menjadikan kendala bagi Pemilu di daerah yang sering terlambat dan
Bawaslu dalam melakukan pengawasan tidak lengkap. Meskipun di dalam setiap
terhadap prosesnya. Barangkali dari Surat Edaran Bawaslu selalu tercantum
proses pendaftaran pemilih ini yang dengan jelas mengenai mekanisme dan
kemudian diketahui publik adalah baru batas waktu pelaporan hasil pengawasan
pada proses pengumuman DPSHP karena yang dilakukan oleh Pengawas Pemilu di
membutuhkan masukan dan tanggapan daerah, tetapi pada kenyataannya laporan-
dari publik. Dalam kaitannya dengan laporan yang diharapkan dapat menjadi
inipun Bawaslu yang meminta data-data bukti hasil kerja pengawasan serta untuk
tersebut kepada KPU tidak juga diberikan. segera ditindaklanjuti oleh Bawaslu RI
Bahkan sampai pada penetapan DPT di seringkali tidak dapat dipenuhi.
tingkat daerah, masing-masing Bawaslu
belum/ tidak menerima hasil penetapanya Karena laporan dari bawah ini
tersebut dari KPU. Sehingga Bawaslu terlambat dan bahkan tidak lengkap
dan jajarannya mengenai temuan data menyebabkan Bawaslu RI mengalami
pemilih yang bermasalah pun belum bisa hambatan dalam menindaklanjuti hasil-
memastikan apakah hasil pengawasan dan hasil dari pengawasan ini. Intensitas
rekomendasinya telah ditindaklajuti oleh rekomendasi dan upaya mencari jalan
KPU atau belum. lai sebagai solusi teknis pengawasan
dilapangan menjdi tidak berjalan sesuai
Kewajiban KPU untuk memberikan yang diharapkan.
data softcopy data pemilih by name by

31
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014


b. Kegiatan Pengawasan dan Pencegahan 4. Melakukan tindakan pencegahan terhadap
dalam Tahapan Pendaftaran Pemilih terjadinya pelanggaran yang lebih serius
dengan mengajukan koreksi daftar pemilih
Pengawasan Bawaslu memfokuskan dalam sementara yang diumumkan, dan mengajak
tahapan penyusunan dan penetapan daftar masyarakat berpartisipasi aktif dalam
pemilih ini adalah sebagaimana pada poin- memberikan masukan terhadap daftar
poin sebagai berikut: pemilih sementara yang diumumkan;

1. Sinkronisasi Daftar Pemilih Sementara 5. Menindaklanjuti setiap temuan/laporan
Hasil Perbaikan (DPSHP), Daftar Pemilih pelanggaran Pemilu yang terjadi pada saat
Sementara (DPS) , Daftar Pemilih Khusus proses pemuktahiran data pemilih;
(DPK), dan Daftar Pemilih Khusus
Tambahan(DPKTb) Pemilu Anggota DPR, Selanjutnya dalam menimplementasikan
DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/ teknis pengawasan tahapan pelaksnaan
Kota oleh KPU Kabupaten/Kota; pendaftaran pemilih Pemilu Presiden dan Wakil
Presiden ini sebagaimana tersebut, Bawaslu
2. Pencetakan dan penyampaian Daftar melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
Pemilih Sementara Pemilihan Presiden dan
Wakil Presiden oleh KPU Kabupaten/Kota 1) Persiapan Pengawasan
kepada PPK;
a. Rapat-Rapat
3. Penyampaian DPS PPWP oleh PPK kepada
PPS;
Rapat-rapat dalam rangka

4. Pelaksanaan pencocokan dan penelitian mempersiapkan pengawasan
Data Pemilih Tambahan Pemilu Presiden tahapan pendaftaran pemilih Pemilu
dan Wakil Presiden oleh PPS; Presiden dan Wakil Presiden ini
dilakukan dengan kegiatan rapat
5. Penyusunan dan penetapan DPSHP PPWP internal di divisi pengawasan, rapat
oleh PPS; koordinasinasionaldengan Bawaslu
Provinsi seluruhIndonesia serta rapat
6. Rekapitulasi DPSHP dan DPT oleh PPK; koordinasi dengan stakeholderPemilu.

7. Rekapitulasi DPSHP dan DPT, serta Rapat internal divisi dilakukan
penetapan DPT oleh KPU Kabupaten/Kota; dalam rangka membahas indentifikasi
dan pemetaan permasalahan-
8. Rekapitulasi DPSHP dan DPT oleh KPU permasalahan yang mungkin terjadi
Provinsi; dalam tahapan pendaftaran pemilih,
dan menetapkan langkah-langkah
9. Sosialisasi pemutakhiran data pemilih; dan dan strategi yang akan dilakukan
oleh Bawaslu dalam mengawasi
10. Pengumuman DPS dan DPSHP oleh PPS. pelaksanaan tahapan ini, termasuk
langkah-langkahpencegahannya,
Sedangkan sebagai upaya untuk
pengawasan langsung ke lapangan
memaksimalkan pengawasan pada tahapan
melalui supervisi, monitoring dan
penyusunan dan penetapan daftar pemilih ini,
Bawaslu menerapkan strategi berikut: evaluasi serta menetapkan bahan
instrumen yang digunakan sebagai alat
1. Mengindentifikasi dan/atau memetakan pengawasan dan bagaimana sistem
potensi-potensi pelanggaran yang mungkin pelaporan hasil pengawasannya.
terjadi pada proses pemuktahiran daftar
pemilih; Sementara rapat koordinasi
nasional, dilaksanakan dalam rangka
2. Menentukan fokus pengawasan pada penyampaian konsep dan teknis
potensi pelanggaran; pengawasan daftar pemilih yang
akan dilaksanakan oleh Bawaslu
3. Berkoordinasi dengan masyarakat setempat, dalam Pemilu Presiden dan Wakil
RT/RW setempat untuk mengetahui Presiden sekaligus mengevaluasi
pelanggaran yang mungkin terjadi pada terhadap proses yang telah berjalan
tahap pemuktahiran data pemilih. pada saat Pemilu Anggota DPR,

32
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
DPD dan DPRDkepada jajaran 2) Pelaksanaan Pengawasan
Bawaslu Provinsi. Dalam kegiatan
rapat koordinasinasionalini, Bawaslu a. Pencegahan
mengundang seluruh Bawaslu
Provinsi se-Indonesia untuk hadir di Dalam rangka pencegahan terhadap
Jakarta. Dalam forum ini Bawaslu terajdinya masalah terkait dengan
juga mengkoordinasikan bagaimana pendaftaran pemilih, Bawaslu selama
teknis pelaksanaan pengawasan proses pengawasan mengeluarkan
terhadap tahapan ini secara nasional Surat Edaran ke Provinsi sebanyak tiga
itu di organisir dan dikendalikan, serta kali. Surat Edaran yang berisi perintah
untuk mendapatkan masukan dan kebijakan ini dikeluarkan berdasarkan
saran dari Bawaslu Provinsi dalam tahapan yang berjalan dan merupakan
rangka peningkatan pengawasan di respon atas kondisi hasil pengawasan
lapangannya. Kegiatan rakornasini yang terjadi di lapangan. Oleh karena
dilakasanakan pada tanggal 2 sampai itu surat edaran yang di keluarkan
4 Juni 2014 di Jakarta. oleh Bawaslu ini meliputi seluruh
proses tahapan pendaftaran pemilih
Demikian juga dengan kegiatanrapat Pemilu Presiden dan Wakil Presiden,
koordinasi dan komunikasi dengan seperti surat edaran yang berkaitan
stakeholderPemilu, dilakukan oleh dengan penyusunan DPS dan DPSHP,
Bawaslu dengan mengundang pengumuman dan tanggapan DPSH,
stakholder Pemilu, terutama KPU, penyusunan dan penetapan DPT, 17
Kementerian Dalam Negeri, peserta penyusunan DPK serta yang terkait
Pemilu dan sebagainya. Rapat ini dengan pemilih dalam DPKTb.
dilakukan terutama dalam rangka
meng-update informasi dari masing- dan Berikut adalah
tanggapan DPSH, penyusunan surat edaran
dan penetapan DPT,
masing lembaga berkaitan dengan yang DPK
penyusunan pernah dikeluarkan
serta yang terkait oleh
dengan pemilih dalam
pelaksanaan tahapan pendaftaran Bawaslu
DPKTb. terkait dengan pengawasan
pemilih serta menekankan bagaimana Pendaftaran pemilih Pemilu
Berikut adalah surat edaran yang pernah dikeluarkan oleh
agar terutama KPU dan peserta PresidendanWakilPresidentahun
Bawaslu 2014:
terkait dengan pengawasan Pendaftaran pemilih
Pemilu dapat bekerja dan menjalankan Pemilu PresidendanWakilPresidentahun 2014:
peran masing-masing dalam rangka
mewujudkan hasil daftar pemilih Tabel 3.1:
Data Surat Edaran Dalam Rangka Pengawasan Pencegahan
yang baik; komprehensif, akurat dan
mutakhir. No Nomor SE Tanggal Perihal Pokok Isi
1 0554/Bawaslu /V/2014 9 Mei 2014 Instruksi
Pengawasan
Menginstruksikan kepada
seluruh jajaran Pengawas
b. Expert Meeting DPS Pemilu Pemilu untuk:
Presiden dan a. Melakukan pengawasan
Wakil Presiden pengawasan terhadap
tahun 2014 pemutakhiran data
Kegiatan ini dilakukan dengan pemilih Pemilu Presiden
mengundang pegiat dan para ahli dan Wakil Presiden
Tahun 2014 yang
Pemilu dalam rangka penyusunan berumur 17 Tahun pada
tanggal 10 April s.d. 9 Juli
bahan-bahan yang menjadi intrumen 2014;
b. Panwaslu
pengawasan, baik yang terkait dengan Kabupaten/Kota
konsep pengawasan, bahasn-bahan melakukan koordinasi
dengan masing‐masing
supervisi maupun materi yang akan KPU Kabupaten/Kota
untuk mendapatkan data
dituangkan dalam Surat Edaran dan by name by adress Pemilih
yang terdaftar dalam DPK
Instruksi Bawaslu dan materi dalam dan DPKTb Pemilu
panduan petunjuk teknis pengawasan. Anggota DPR, DPD dan
DPRD Tahun 2014,
Dari kegiatan expert meeting ini sebagai
pengawasan
bahan

kemudian lahirlah surat edaran, alat pemutakhiran data


pemilih Pemilu Presiden
supervisi Bawaslu terkait dengan dan Wakil Presiden
kebijakan pengawasan pendaftaran Tahun 2014
2 0666/Bawaslu /V/2014 30 Mei Instruksi Bawaslu menyampaikan
pemilih Pemilu Presiden dan Wakil 2014 Pengawasan agar:
Presiden pada setiap prosesnya. Penyusunan
DPS Hasil
a. Seluruh jajaran Pengawas
Pemilu memastikan
Pemutakhiran pelaksanaan
Pemilu pengumuman DPSHP
Presiden dan Pemilu Presiden dan
Wakil Presiden Wakil Presiden Tahun

33
c. Seluruh jajaran Pengawas
Pemilu PresidendanWakilPresidentahun 2014:
Pemilu melakukan
pemeriksaan terhadap
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
Tabel 3.1: salinan DPSHP Pemilu
Presiden dan Wakil
Data Surat Edaran Dalam Rangka Pengawasan Pencegahan
Presiden Tahun 2014
tersebut untuk
No Nomor SE Tanggal Perihal Pokok Isi
memastikan akurasi.
1
3 0554/Bawaslu /V/2014
0689/Bawaslu
/VI/2014
9 Mei 2014
6 Juni 2014 Instruksi
Pengawasan
Menginstruksikan
a) Bawaslu
seluruh
kepada
Provinsi
jajaran Pengawas
melakukan supervisi

DPS Pemilu
Penyusunan Pemilu untuk:
pelaksanaan pengawasan Sedangkan untuk peserta Pemilu,
Presiden dan
DPT, ditujukan a. pleno penetapan DPT oleh
Melakukan pengawasan
Wakil Presiden
kepada Ketua pengawasan
Panwas terhadap
Kabupaten/Kota Bawaslu menyampaikan himbauan
tahun 2014
Bawaslu
Provinsi
pemutakhiran
untuk memastikan bahwa
pemilih Pemilu Presiden
Panwaslu
data
kepada peserta Pemilu terkait dengan
dan Wakil Presiden
Kabupaten/Kota
Tahun
melakukan 2014 yang
pengawasan
partisipasi peserta Pemilu dalam
berumur
Pleno 17 Tahun
Penetapan pada
DPT di mewujudkan daftar pemilih yang
tanggal 10 April s.d. 9 Juli
tingkat Kabupaten/Kota
2014; prosedur
sesui dan komprehensif, akurat dan muttakhir.
b. mendapatkan salinan DPT
Panwaslu
by name by address serta
Kabupaten/Kota Himbauan ini disampaikan pada saat
melakukan
berita acara koordinasi
dengan masing‐masing
penetapan DPT;
Pleno Bawaslu membacakan rekomendasi
KPU
b) Bawaslu Kabupaten/Kota
Provinsi dalam forum rapat pleno KPU RI
untuk mendapatkan
memastikan data
Panwaslu
by name by adress Pemilih
Kabupaten/Kota rekapitulasi nasional Daftar Pemilih
yang terdaftar dalam DPK
melakukan supervisi
dan DPKTb
pelaksanaan Pemilu
pencermatan Tetap Pemilu Presiden dan Wakil
Anggota DPR,
akurasi
DPRD Tahun
dilakukan
DPT DPD yang dan
2014,
oleh Panwaslu
Presiden pada tanggal 13 Juni 20014
sebagai
Kecamatan dan bahan
PPL. di Gedung KPU.
pengawasan
Pencermatan tersebut
antara lain meliputi:
pemutakhiran data
pemilih Pemilu
Pemilih
dan Wakil
dikenal, pemilih
Presiden
fiktif/tidak
19
Presiden
yang b. Melakukan supervisi ke daerah
Tahun 2014
telah meninggal dunia,
TNI/Polri aktif yang
2 0666/Bawaslu /V/2014 30 Mei Instruksi Bawaslu menyampaikan
2014 Pengawasan
terdaftar dalam DPT,
agar:
Pemilih dibawah umur
Bawaslu, disamping telah
Penyusunan
DPS Hasil
a. Seluruh jajaran Pengawas
dan belum menikah, serta
Pemilu memastikan
melakukan langkah-langkah
kebenaran dan akurasi
No Nomor SE Tanggal Perihal
Pemutakhiran Pokok Isi
pelaksanaan
data sesui dengan KTP pencegahan sebagaimana tersebut di
Pemilu pengumuman identitas
atau DPSHP
Presiden dan Pemilu Presiden
kependudukan yang dan
sah atas, juga melakukan kegiatan supervisi
Wakil Presiden Wakil Presiden Tahun
lainnya;
c) Terhadap hasil ke daerah. Kegiatan ini dilakukan
pencermatan DPT oleh
PPL, dikoordinasikan oleh
untuk memastikan apakah kebijakan-
Panwaslu Kecamatan kebijakan teknis pengawasan yang
untuk disampaikan secara
tertulis kepada PPS dan telah dikeluarkan oleh Bawaslu RI
PPK dengan tembusan
Panwaslu melalui surat edaran dilaksanakan
Kabupaten/Kota.
Selanjutnya Panwaslu
dengan baik oleh pengawasanPemilu
Kabupaten/Kota agar di daerah atau tidak. Kegiatan ini
melakukan rekapitulasi
hasil pencermatan DPT juga dalam rangka untuk melakukan
dan menyampaikan
kepada KPU cek dan klarifikasi terhadap masalah-
Kabupaten/Kota secara
tertulis dilengkapi dengan
masalah yang muncul di daerah
daftar nama (by name by dan sekaligus memberikan asistensi
address);
d) Bawaslu Provinsi penyelesaiannya.
melakukan pengawasan
pelaksanaan pleno
rekapitulasi
tingkat
DPT di
Provinsi,
Pada pelaksanaannya, berdasarkan
memastikan tindak lanjut informasi, data dan peta persoalan yang
rekomendasi hasil
pengawasan yang ada, kegiatan supervisi ini dilakukan
disampaikan oleh
Panwaslu di sembilandaerah, yaitu JawaTimur,
Kabupaten/Kota,
mendapatkan
serta
salinan
Sumatera Utara, Sulawesi Selatan,
berita acara
rekapitulasi DPT.
pleno Banten, Nusa Tenggara Timur, Jawa
Sumber: Bawaslu RI Tahun 2014 Barat, Jawa Tengah, Kalimantan Barat
Selanjutnya, bagian dari upaya pencegahan pula, dalam dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Selanjutnya, bagian dari upaya
tahapan ini Bawaslu melakukan pencermatan dan analisis
terhadap data pemilih di DPS. Kegiatan ini dilakukan dalam
pencegahan pula, dalam tahapan ini
rangka melihat adakah kemungkinan terjadi data yang dan
masih
c. Meghadiri rapat pleno nasional
Bawaslu melakukan pencermatan
rekapitulasi daftar pemilih tetap
analisis terhadap data pemilih di DPS.
bermasalah di dalam DPS, mengingat sumber data DPS adalah
(DPT) di KPU RI.
Kegiatan ini dilakukan dalam rangka
DPT Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD. Hasil dari kegiatan ini,

melihat
kemudian adakah
Bawaslu kemungkinan
mengeluarkan terjadi
surat kepada KPU. Surat
Sebagai proses akhir dari kegiatan
data
nomor yang masih
0674/Bawaslu bermasalah
/VI/2014 di2014
tertanggal 5 Juni dalam
perihal
pendaftaran pemilih Pemilu Presiden
DPS, mengingat sumber data DPS
dan Wakil Presiden, dilakukan rapat
adalah DPT Pemilu Anggota DPR,
pleno rekapitulasi nasional daftar pemilih
DPD dan DPRD. Hasil dari kegiatan
tetap (DPT) oleh KPU RI. Bawaslu RI
ini, kemudian Bawaslu mengeluarkan
dalam rangka memastikan pelaksanaan
surat kepada KPU. Surat nomor 0674/
dan hasilnya sesuai ketentuan
Bawaslu /VI/2014 tertanggal 5 Juni
perundang-undanganmenghadiri
2014 perihal hasil analisis DPS Pemilu
pelaksanaan rekapitulasi nasional ini
Presiden dan Wakil PresidenTahun
pada tanggal 13 Juni 2014 di Gedung
2014.
34
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
KPU RI.Dalam rapat pleno yang tetapkan menjadi DPS Pemilu Presiden dan
di hadiri juga dua perwakilan dari Wakil Presiden ini. Dengan menggunakan
pasangan calon masing-masing inilah sistem yang dimiliki, Bawaslu menemukan
Bawaslu RI menyampaikan hasil-hasil data pemilih yang disebutdengan data
selama melakukan pengawasan dan yang diindikasikan‘fraud’ yang ada di DPS
menyampaikan rekomendasinya. yang merupakan warisan data lama (DPT
Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD)
c. Temuan Dugaan Pelanggaran yang banyak mengandung masalah
dalam ahapan Pendaftaran itu. Berikut adalah katagori data yang
Pemilih diindiaksikan “fraud” yang ada di DPS
berdasarkan hasil analisis yang dilakukan
1) Pengawasan terhadap DPS dan DPSHP oleh Bawaslu :

Sebagaimana dalam prosesnya, •Kategori 1: digandakan dari DP4 - pemilih


penetapan DPT Pemilu Anggota DPR, asli masih ada
DPD, dan DPRD yang menjadi DPS Pemilu •Kategori 2: ditimpa dariDP4 (tidak ganda)
Presiden dan Wakil Presiden serta tahapan pemilih asli hilang
proses berikutnya yakni pemutakhiran •Kategori 3: ditimpa dari DP4 dan
DPS, Bawaslu dan jajarannya di derah digandakan- pemilih asli hilang
ternyata tidak pernah menerima data •Kategori 4 : baru ada di DPT, digandakan
(baik hard copy maupun soft copy) dari -> tidak ada di DP4
KPU. Sehingga Bawaslu di dalam proses •Kategori 5: baru ada di DPT, tidak ganda,
pengawasan ini (terpaksa) menggunakan nik tidak valid -> tidak ada di
data DPT Pemilu Anggota DPR, DPD DP4
dan DPRD yang lalu sebagai bahan •Kategori 6: baru ada di DPT, tidak ganda,
pengawasannya. Bawaslu selanjutnya nik valid -> tidak ada di DP4
melakukan pencermatan dan analisis 23
data DPT tersebut untuk mengetahui Secara tabel data-data fraud dapat dilihat
akurasi dan kemutakhirannya pada saat di sebagai berikut :

Tabel 3.2:
Data Kesalahan dalam Daftar Pemilih

35
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014

36



Sumber: Bawaslu RI Tahun 2014

24
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
Berdasarkan hasil pencermatan pemilih hasil perbaikan, masa tanggapan
dan analisis data-data di atas, Bawaslu dan masukan masyarakat serta, sehingga
menyimpulkan bahwa dalam DPS yang Bawaslu dan jajarannya di bawah harus
ditetapkan oleh KPU, masih terdapat benar-benar dapat mengawal apa saja
permasalahan krusial terkait dengan akurasi yang dilakukan oleh KPU dan jajarannya
atau validitas datanya. Masalah-masalah di bawah serta bagaimana tindaklanjut
tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut : dari pengawasan yang dilakukan oleh
Pengawas Pemiludi daerah.
1) Daftar nama yang digandakan dari DP4
namun nama pemilih asli masih ada/ Maka berdasarkan laporan
tercantum sejumlah 2.691.497 nama; yang disampaikan oleh Bawaslu Provinsi
kepada Bawaslu RI dalam tahapan
2) Daftar nama yang ditimpa dari DP4 (NIK pengawasan proses menuju DPT ini, dapat
tidak ganda) dan nama pemilih aslinya dikemukakan bahwa KPU Kabupaten/
hilang sejumlah 2.133.738 nama; Kota tidak sepenuhnya melaksanakan
penyusunan Daftar Pemilih secara tepat
3) Daftar nama yang ditimpa dari DP4 dan prosedur dengan tata cara sebagaimana
digandakan serta pemilih asli sudah tidak yang diatur dalam peraturan perundang-
ada lagi/hilang sejumlah 621.928 nama; undangan, diantaranya :

4) Daftar nama yang baru ada di DPT 1) KPU Kabupaten/Kota tidak membuat
kemudian digandakan akan tetapi Berita Acara dan Dokumen DPS;
sebelumnya nama nama tersebut tidak
terdapat di DP4 sejumlah 1.549.393 2) KPU Kabupaten/Kota tidak memberikan
nama; dokumen dan data DPTb, DPK, DPKTb;

5) Daftar nama yang baru ada di DPT, tidak 3) KPU Kabupaten/Kota tidak memberikan
ganda, NIK infalid, dan sebelumny atidak dokumen daftar pemilih baru;
terdapat di DP4 sejumlah 5.974.189
nama; 4) Sinkronisasi DPS, DPTb, DPK, DPKTb
tidak dilakukan secara terbuka;
6) Daftar nama yang baru masuk di
DPT, tidak ganda, NIK valid namun 5) KPU Kabupaten/Kota tidak
sebelumnya tidak masuk dalam DP4 mengumumkan DPSHP.
sejumlah 16.623.525 nama.
Sedangkan terhadap hasil
Terhadap hasil ini, Bawaslu pengawasan yang dilakukan oleh Jajaran
kemudian menyampaikan surat kepada Pengawas Pemilu (PPL, Panwaslu
KPU sebagai tindak lanjut hasil analisis Kecamatan, Panwaslu Kabupaten/Kota,
terhadap DPS tersebut. Surat Bawaslu Bawaslu Provinsi) ini, telah disampaikan
bernomor: 0674/Bawaslu /VI/2014 secara berjenjang kepada KPU dan
tertanggal 5 Juni 2014 perihal hasil jajarannya.
analisis terhadapdokumen DPS untuk
ditindaklanjuti oleh KPU. Berdasarkan laporan yang diterima
oleh Bawaslu dan hasil analisis terhadap
2) Pengawasan terhadap Proses perubahan data pemilih dari DPS,
Penyusunan DPT DPSHP dan DPT di 23 Provinsi, Bawaslu
menengarai terjadi pola perubahan data
Bawaslu dalam proses tahapan pemilih di daerah sebagai berikut :
menuju ditetapkannya DPT ini, telah
mengeluarkan surat edaran kepada a) Perubahan jumlah data pemilih selalu
Bawaslu Provinsi untuk melakukan naik atau bertambah dari DPS, DPSHP
pengawasan ketat pada proses tahapan dan DPT. Untuk Katagori ini terjadi di
ini. Sebagaimana diketahui dalam menuju 13 Provinsi ; Riau, Sumsel, Kepri, DKI,
proses ditetapkannya DPT ini, ada Banten, Kalbar, Kalteng, Kaltim, Sulut,
serangkaian proses yang dilakukan oleh Sulteng, Sultra, Sulbar, dan Papua.
KPU dan jajarannya, mulai dari sinkronisasi,
pemutakhiran, pengumuman daftar
Perubahan jumlah ini

37
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014

mengindikasikan beberapa hal, yaitu asumsinya KPU dan jajarannya


KPU di daerah dan jajarannya tidak menindaklanjuti semua laporan dari
bekerja secara maksimal dalam laporan masyarakat atau Pengawas
melakukan proses pemutakhiran daftar Pemilu di daerah yang aktif mengawasi
pemilih, sehingga kemungkinannya terhdap data yang bermasalah, maka
KPU dan jajarannya tidak melakukan DPT yang dihasilkannya derajat
sinkronisasi data, tetapi hanya akurasi dan kemutakhirnnya baik, tetapi
menambahkan data pemilih dari DPT sebaliknya apabila laporan masyarakat
Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD, dan Pengawas Pemilu di daerah
dengan data DPK, DPTb dab DPKTb tidak cukup aktif maka DPT yang
Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD dihasilkannya relatif kurang terjaga
serta Daftar pemilih baru usia 17 tahun akurasi dan derajat kemutakhirannya.
tanpa melakukan pencoretan terhadap
pemilih yang telah tidak lagi memenuhi d) Perubahan jumlah pemilih dari DPS ke
syarat dalam DPT tersebut. Pada kondisi DPSHP turun atau berkurang, lalu pada
yang demikian dimungkinkankan hasil saat DPT di tetapkan jumlah pemilihnya
DPT yang ditetapkan masih banyak menjadi naik (atau bertambah). Untuk
mengandung data yang bermasalah katagori ini ada di provinsiMaluku.
(tidak akurat).
Pada perubahan ini, dapat
b) Perubahan jumlah data pemilih terus disebutkan kemungkinannya, yaitu
menurun (berkurang), dari DPS, KPU dan jajarannya di bawah telah
DPSHP dan DPT. Untuk katagori ini melaksanakan secara maksimal29
ada di tigaprovinsi; Sumbar, Jabar, dan kegiatan pemutakhirandan sinkronisasi
Gorontalo. terhadap DPS dan DPSHP, sehingga
pada saat DPSHP itu di susun jumlah
Pada perubahan ini, jika asumsinya secara pemilihnya berkurang
maksimal kegiatan meskipun
pemutakhirandan telah
sinkronisasi
KPU dan jajarannya aktif melakukan di tambah pemilih baru usia 17 tahun,
terhadap DPS dan DPSHP, sehingga pada saat DPSHP itu
kegiatan sinkronisasi dan pemutakhiran tetapi pada saat DPSHP di umumkan,
di susun jumlah pemilihnya berkurang meskipun telah di
data pemilihnya. Dan jika kegiatan yang KPU mendapatkan masukan dari
tambah pemilih baru usia 17 tahun, tetapi pada saat
dilakukan tersebut berjalan maksimal masyarakat atau panwaslu di daerah
sehingga banyak data bermasalah DPSHP bahwa
di umumkan,
masih KPU mendapatkan
banyak terdapat masukan
pemilihdari
(tidak lagi memenuhi syarat) yang yang memenuhi syarat belum terdaftar
masyarakat atau panwaslu di daerah bahwa masih banyak
terdapat dalam DPS, DPSHP dan DPT sehingga
terdapat harus
pemilih yang dimasukkan
memenuhi ke dalam
syarat belum terdaftar
telah dikeluarkan, maka hasil DPT DPT yang ditetapkan. Jika asusmsinya
sehingga harus dimasukkan ke dalam DPT yang
yang ditetapkan kemungkinan akurasi demikian yang terjadi maka DPT yang
ditetapkan. Jika asusmsinya demikian yang terjadi maka
dan derajat kemutakhirannya terjaga dihasilkan relatif baik akurasi dan
DPT yang dihasilkan relatif baik akurasi dan derajat
dengan baik. Pemilih baru usia 17 derajat kemutakhirannya.
tahun tidak cukup besar di banding kemutakhirannya.
jumlah pemilih yang dicoret karena Sedangkan dari hasil pencermatan
bermasalah. yang dilakukan oleh Bawaslu terhadap
Sedangkan dari hasil pencermatan yang dilakukan oleh
data pemilih yang di tetapkan,
c) Perubahan data pemilih naik atau Bawaslu terhadap data pemilih yang di tetapkan, berdasarkan
berdasarkan laporan provinsi, secara
bertambah dari DPS ke DPSHP, lalu umum secara
laporan provinsi, hasilumum pengawasan tersebut
hasil pengawasan tersebut
jumlahnya turun atau berkurang saat adalah sebagai berikut:
adalah sebagai berikut:
DPT di tetapkan. Katgori ini ada di
Gambar 3.1:
enamprovinsi; Jambi, Bengkulu, Babel, Temuan Permasalahan Dalam Daftar Pemilih
Jateng, Bali dan Kalsel.
Temuan Permasalahan dalam Daftar Pemilih
Perubahan ini menunjukkan 100,000 93,851
90,000
kemungkinan aktivitas KPU 80,000
dan jajarannya di bawah hanya 70,000
56,668
60,000
menambahkan Data pemilih baru usia 50,000
34,394
17 tahun ke DPS saat menjadi DPSHP 40,000
30,000
tanpa melakukan pemutakhiran dan 20,000
6,527
sinkronisasi, kemudian melakukan 10,000 9 1,192
-
pencoretan terhadap data bermasalah Pemilih tidak Penduduk tidak Pemilih ganda Pemilih
terdaftar memenuhi Meninggal
pada saat penetapan DPT. Jika syarat tapi dunia terdaftar
terdaftar

38 Hingga pada penetapan DPT di tingkat Kabupaten/Kota
Bawaslu belum dapat memastikan tindak lanjut
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
Hingga pada penetapan DPT
di tingkat Kabupaten/Kota Bawaslu segera diumumkan secara luas
belum dapat memastikan tindak lanjut dan massif di tempat- tempat yang
rekomendasi/penerusan temuan yang mudah dijangkau oleh masyarakat
disampaikan secara berjenjang kepada untuk mendapatkan masukan dan
jajaran KPU sesuai tingkatan. Hal ini tanggapan dari masyarakat dan
disebabkan karena penyampaian peserta Pemilu.
salinan DPT by name by address
yang telah ditetapkan di Kabupaten/ Adapun secara detail, berdasarkan
kota belum diterima sepenuhnya oleh hasil pengawasan yang dilakukan oleh
Panwaslu Kabupaten/Kota. Bawaslu dan laporan yang diterima dari
33Provinsidan perwakilan Pengawas
Terhadap hasil pengawasan ini, Pemilu Luar Negeri hasil pengawasan
32
Bawaslu RI menindaklanjuti dengan terhadap DPT tergambar sebagaimana
mengeluarkan rekomendasi kepada dalam tabel berikut :
KPU yang disampaikan pada saat rapat
pleno Rekapitulasi nasional DPT di KPU Tabel 3.3:
yang berisi hal-hal sebagai berikut : Hasil Pengawasan DPT

1. Pentingnya Pengawas Pemilu No Provinsi Jumlah DPS Jumlah DPT Jumlah TPS
1. ACEH
mendapatkan salinan DPT by 3,315,094 3,330,719 9,508
2. SUMUT 9,736,732 9,902,948 27,378
name by address setiap TPS agar
3. SUMBAR 3,622,465 3,611,551 11,001
dapat dilakukan pencermatan lebih 4. RIAU 4,079,513 4,208,306 12,166
lanjut terhadap DPT TPS yang telah 5. JAMBI 2,446,745 2,480,927 7,523
ditetapkan. Hal ini penting dilakukan 6. SUMSEL 5,764,278 5,865,025 16,361
agar tersusunnya Daftar Pemilih 7. BENGKULU 1,358,511 1,379,067 4,220
yang berakurasi tinggi; 8. LAMPUNG 5,877,214 5,976,211 15,010
9. BABEL
918,813 925,058 2,741
10. KEPRI 1,278,669 1,323,627 3,129
2. Atas persoalan akurasi data DPSHP
11. DKI JAKARTA 7,001,520 7,096,168 12,408
yang telah disampaikan oleh 12. JABAR 32,561,771 33,045,082 75,151
Pengawas Pemilu, KPU harus dapat 13. JATENG 27,126,060 27,385,217 67,850
menjelaskan perubahan-perubahan 14. DIY 2,723,621 2,752,275 8,354
yang terjadi atas data pemilih 15. JATIM 30,398,769 30,639,897 75,979
16. BANTEN
dari DPS, DPSHP dan DPT, serta 7,861,064 7,985,599 17,693
17. BALI 2,936,235 2,942,282 5,939
memastikan rekomendasi tersebut 18. NTB 3,468,251 3,522,679 8,552
telah menjadi bagian dari DPT yang 19. NTT 3,094,988 3,184,557 9,605
telah ditetapkan; 20. KALBAR 3,479,368 3,506,277 11,703
21. KALTENG 1,778,972 1,819,970 5,856
3. Terkait pelaksanaan regrouping 22. KALSEL 2,785,530 2,821,261 8,728
TPS, Bawaslu mengingatkan 23. KALTIM 2,847,865 2,925,330 8,549
24. SULUT 1,859,315 1,887,975 4,166
agar regrouping tersebut tidak
25. SULTENG 1,901,810 1,935,646 5,857
berdampak pada hilangnya Daftar 26. SULSEL 6,259,041 6,323,711 16,757
Pemilih dan penurunan partisipasi 27. SULTRA 1,767,004 1,798,732 4,849
Pemilih akibat aksesbilitas Pemilih 28. GORONTALO 797,622 794,450 1,932
terhadap TPS; 29. SULBAR 871,684 887,577 2,767
30. MALUKU 1,181,065 1,216.296 3,250
4. Dalam hal masih ditemukan dalam 31. MALUT 819,020 840,253 2,123
32. PAPUA 3,200,277 3,238,288 8,966
DPT yang telah ditetapkan, terdapat 33. PAPUA BARAT 709,101 715,462 2,614
Pemilih yang tidak memenuhi syarat Jumlah Dalam Negeri 185,827,987 188,268,427 478,685
atau diduga fiktif maka KPU dan 34. PPLN 2,025,005 2.038.711 498
jajaranya memberikan tanda atau JUMLAH 187,852,992 190.307.134 479,183
keterangan bahwa Pemilih yang Sumber: Bawaslu RI Tahun 2014
bersangkutan tidak memenuhi
syarat;

5. Terhadap DPT yang telah
ditetapkan di Kabupaten/Kota
oleh KPU Kabupaten/Kota untuk

39
35
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014

(DPKTb).
Menyadari Pemilih akanpenyusunan
bahwa hasil muncul padadaftar saat
pemilih
3) Pengawasan terhadap penyusunan dan dilaksanakannya pemungutan suara pada
Khusus (DPK) ini belum menjamin seluruh pemilih yang telah
penetapan DPK tanggal 9 Juli 2014.
memenuhi syarat terdaftar dalam DPK, maka Bawaslu

Dalam melakasanakan pengawasan mengintruksikan


Bawaslu kepada
jugakepada Pengawas Pemilu
memprediksi di daerah
jumlah
terhadap proses penyusunan dan pemilih
untuk dalam
mewaspadai DPKTb
pemilih ini akan
yang akan masuk signifikan
melalui daftar
penetapan DPK ini, prosesnya jumlahnya. Meskipun demikian sepanjang
pemilih khusus tambahan (DPKTb). Pemilih akan muncul pada
berlangsung di daerah dan dilakukan saat prosesnya tertib
dilaksanakannya dan memenuhi
pemungutan proses
suara pada tanggal 9 Juli
sepenuhnya oleh Bawaslu Provinsi dan administrasi sebagaimana yang ditentukan
2014.
jajarannya.Berdasarkan laporan yang 34
dalam peraturan perundang-undangan,
disampaikan oleh Bawaslu Provinsi, hasil Bawaslu mengaggap
Bawaslu juga memprediksi jumlah DPKTb
proses pemilih dalam
ini
pengawasan terkait proses daftar pemilih harus
DPKTb dilakukan
ini akan signifikan demi melindungi
jumlahnya. hak
Meskipun demikian
Khusus (DPK) aadalah sebagai berikut : konstitusional warga. Masalah-masalah
sepanjang prosesnya tertib dan memenuhi proses administrasi
pemilih yang
sebagaimana yang masih dalam
ditentukan tercecer danperundang‐
peraturan akan
Tabel 3.4: masuk ke dalam DPKTb ini harus dipastikan
undangan, Bawaslu mengaggap proses DPKTb ini harus
Jumlah Daftar Pemilih Khusus bahwa pemilih tersebut adalah pemilih
dilakukan demi melindungi hak konstitusional warga.
yang benar-benar telah memenuhi syarat
No Provinsi Daftar Pemilih Khusus Masalah‐masalah pemilih yang masih tercecer dan akan masuk
dan belum atau tidak terdaftar dalam DPT
1. ACEH 4,396 ke dalam
dan DPKDPKTb ini harus
yang dipastikan
telah bahwa pemilih tersebut
ditetapkan.Disamping
2. SUMUT 13,315
itu pemilih ini juga harus
adalah pemilih yang benar‐benar telah dipastikan
memenuhi syarat dan
3. SUMBAR 3,399
pemenuhan
belum syaratdalam
atau tidak terdaftar administrasinya
DPT dan DPK yang yaitu
telah
4. RIAU 5,874
5. JAMBI
memiliki KTP atau
ditetapkan.Disamping paspor
itu pemilih atau
ini juga identitas
harus dipastikan
2,911
6. SUMSEL 5,378
kependudukan
pemenuhan lainnya. yaitu memiliki KTP atau
syarat administrasinya
7. BENGKULU 1,788
paspor atau identitas kependudukan lainnya.
8. LAMPUNG 10,961 4) Pelaksanaan Penanganan dan Tindak
9. BABEL 1,810 4) LanjutPenanganan
Pelaksanaan Pelanggaran dan PemiluTahapan
Tindak Lanjut Pelanggaran
10. KEPRI 7,117 Pemutakhiran Data Pemilih
PemiluTahapan Pemutakhiran Data Pemilih
11. DKI JAKARTA 20,504
12. JABAR 51,621 Tabel 3.5:
13. JATENG 13,616 Data Pelanggaran Administrasi Dan Tindak Lanjutnya
14. DIY

2,289 DITINDAK TIDAK
15. JATIM TEMUAN LAPORAN DITERUSKAN
13,751 LANJUTI DITINDAKLANJU
DITERIMA DITERIMA KE KPU
16. BANTEN 16,146 KPU TI
17. BALI 1,398 93 1 93 82 11
18. NTB 8,983 Sumber: Bawaslu RI Tahun 2014
19. NTT 6,348
20. KALBAR 3,053 Badan Pengawas Pemilihan
21. KALTENG 5,045 Umum beserta jajarannya pada tahapan
22. KALSEL 7,573
Pemutakhiran data Pemilih menemukan
23. KALTIM 6,202
24. SULUT
sebanyak 93temuan dan menerima
4,216
25. SULTENG 5,062
satu laporan dugaan pelanggaran
26. SULSEL 6,247
Administrasi Pemilu. Dari penerusan yang
27. SULTRA 1,673 dilakukan Pengawas Pemilu terhadap
28. GORONTALO 537 dugaan pelanggaran administrasi Pemilu
29. SULBAR 1,846 tersebut, Komisi Pemilihan Umum sudah
30. MALUKU 2,516 menindaklanjuti sebanyak 82dugaan
31. MALUT 1,847 pelanggaran administrasi Pemilu dengan
32. PAPUA 1,897 melakukan perbaikan proses maupun
33. PAPUA BARAT 1,103 daftar pemilih yang bermasalah.
JUMLAH 240,422

Sumber: Bawaslu RI Tahun 2014
Daftar Pemilih Sementara Hasil
Perbaikan (DPSHP) dan Daftar Pemilih
Menyadari bahwa hasil penyusunan Tetap (DPT) yang bermasalah yaitu pemilih
daftar pemilih Khusus (DPK) ini belum yang belum terdaftar, terdaftar ganda,
menjamin seluruh pemilih yang telah identitas pemilih tidak lengkap, dan orang
memenuhi syarat terdaftar dalam DPK, yang meninggal masih terdaftar ditemukan
maka Bawaslu mengintruksikan kepada di Kabupaten Gunung Kidul DIY, Kabupaten
kepada Pengawas Pemilu di daerah untuk Bantul DIY, Kota Yogyakarta, Kabupaten
mewaspadai pemilih yang akan masuk Sijunjung Provinsi Sumatra Barat, Kota
melalui daftar pemilih khusus tambahan Bukittinggi Provinsi Sumatera Barat,

40
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
Kabupaten Tulang Bawang Barat provinsi KPU mengadopsi semangat dan ruh
lampung, Kabupaten Rejang Lebong yang sama seperti dalam pelaksanaan
Provisni Bengkulu, Kabupaten Blora provinsi Pemilu legisltaif yang telah lebih dulu di
Jawa Tengah, Kabupaten Jepara provinsi laksanakan, namun pada akhirnya tetap
Jawa Tengah, Kabupaten Karanganyar tidfak terhindar dari kontroversi masalah
provinsi Jawa Tengah, Kota Singkawang daftar pemilih ini.
Kalimantan Barat, Kabupaten Kutai Timur
Kalimantan Timur, Kabupaten Banjar 2. Daftar pemilih pemilu presiden dan wakil
Provinsi Kalimantan Selatan, Kabupaten presiden yang ditetapkan oleh KPU
Badung Provinsi Bali, Kabupaten Tebanan sebagaimana SK KPUNomor 477 Tahun
Provinsi Bali, Kabupaten Gianyar Provinsi 2014 tentangpenetapanrekapitulasi DPT
Bali, Kabupaten Bulelng Bali, Kabupaten Pemilu Presiden dan Wakil Presiden
Timur Tengah Selatan Provinsi NTT, Tahun 2014, telah menunjukkan hasil dari
Kab. lombok Barat Provinsi NTB, Provinsi sebuah proses tahapan sebagaimana
Maluku Utara, Kabupaten Halmahera Barat, peraturan perundang-undangan dan
Halmahera Tengah. ketentuan yang telah ditetapkannya
sendiri oleh KPU.
Adanya masalah dalam daftar pemilih
sebagian disebabkan adanya pelanggaran 3. Karena data pemilih ini bergerak
terhadap prosedur dalam pelaksanaan dinamis, maka daftar pemilih yang telah
pemutakhiran daftar pemilih seperti DPS ditetapkan oleh KPU tersebut, tetap
tidak diumumkan atau ditempel di kelurahan, berpeluang mengalami perubahan,
dan adanya kesalahan dalam melakukan baik karena pemilih yang telah terdaftar
input data ke dalam DPT. tersebut mengalami peristiwa yang
menyebabkan tidak lagi memenuhi syarat
5) Analisa, Kesimpulan dan Rekomendasi seperti telah meninggal dunia, berubah
Perbaikan Tahapan Penetapan Daftar status dan pindah domisili, juga karena
Pemilih masih ditemukannya data pemilih ganda
bahkan fiktif, serta pemilih-pemilih yang
Pelaksanaan tahapan pendaftaran masih tercecer tidak terdaftar pemilih
pemilih dalam Pemilu Presiden dan Wakil dalam DPT.
Presiden ini, bagaimanapun telah berusaha
dilaksanakan oleh KPU dan jajarannya 4. Bawaslu RI dan jajarannya, sejak awal
secara maksimal sesuai ketentuan telah menjadikan tahapan pendaftaran
perundan-undangan yang ada. Begitupun pemilih Pemilu Presiden dan Wakil
Bawaslu RI, betapapun telah berusaha Presiden ini sebagai perhatian khusus
melakukan tugas pengawasannya dengan dalam melakukan tugas pengawasan
selalu hadir dan memberikan rekomendasi tahapan Pemilu Presiden dan Wakil
pada setiap prosesnya. Namun demikian Presiden ini. Oleh karena itu,baik
pada kenyataannya masih saja ada sejumlah secara kuantitatif dan kualitatif Bawaslu
masalah yang tersisa dari proses dan hasil dan jajarannya telah berusaha keras
dari tahapan tersebut. meningkatkan proses pengawasannya
secara lebihbaik pada saat pencegahan,
Berdasarkan dari uraian laporan pengawasan dilapangan, maupun
sebagaiamana di atas, maka dapat di penerusan hasil pengawasan kepada
sampaikan hal-hal berikut sebagai sebuah KPU dan pihak terkait.
kesimpulan :
5. Hasil-hasil pengawasan dan rekomendasi
1. Pendaftaran pemilih adalah bagian yang dikeluarkan oleh Bawaslu terkait
tahapaan Pemilu Presiden dan Wakil dengan DPT ini telah menunjukkan
Presiden yang bukan saja selalu bahwa pengawasan yang dilakukan oleh
memiliki potensi masalah terkait Bawaslu dan jajarannya di bawah telah
dengan proses pencapaian akurasi berjalan secara maksimal. Meskipun
dan derajat kemutakhirannya, tetapi harus diakui terdapat hal-hal yang belum
dalam Pemilu presiden kali ini, dari sisi terjangkau sepenuhnya oleh Bawaslu
undang-undangnya memiliki kelemahan terutama yang terkait dengan regulasi
mendasar dalam mewujudkannya. perundang-undangan maupun yang
Permasalahan ini secara teknis terkait karena tidak ditindaklanjutinya
sebenarnya telah di minimalisir oleh KPU hasil-hasil pengawasan Bawaslu dan
dengan memberikan ketentuan teknis jajarannya oleh KPU maupun pihak-
pengaturannya ke dalam peraturan pihak terkait.
41
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014

Negeridapat memberikan bahan data


Adapun terhadap permasalahan pemilih kepada Bawaslu selain kepada
yang muncul terkait dengan proses dan hasil KPU.
tahapan ini, dalam rangka perbaikan ke depan,
Bawaslu merekomendasikan hal-hal sebagai d. Peserta Pemilu (pasangan calon), harus
berikut benar-benar terlibat secara aktif dalam
mengawal proses pelaksanaan tahapan
1. Terkait dengan Regulasi pendaftaran pemilih ini. Salah satu bentuk
pengawalan ini adalah terlibat aktif
Agar segera dilakukan dalam melakukan pencermatan proses
perubahan Undang-Undang Nomor 42 pelaksanaan tahapan pendaftaran pemilih
Tahun 2008 tentang Pemilu Presiden dan kemudian menyampaikan masukan
Wakil Presiden, terutama terkait pasal yang terhadap data pemilih yang belum terdaftar
mengenai pengaturan DPK dan DPKTb, sebagai pemilih serta mengkoreksi pemilih
dan secara teknis harus lebih dapat yang tidak lagi memenuhi syarat untuk
menjamin hak-hak konstitusional warga. mendata sebagai pemilih. Serta bersedia
Bawaslu memandang Undang-Undangini melakukan kerjasama pengawasan
keberadaannya sudak tidak lagi relevan bersama-sama Bawaslu .
terhadap perkembangan kebutuhan proses
teknis dalam tahapan pendaftaran pemilih 3. Terkait Dengan Pelaksanaan
terutama dalam rangka mewujufkan daftar Pengawasan
pemilih yang komprehensif, akurat dan
mutakhir. a. Bawaslu harus meningkatkan manajemen
pengawasannya, mulai daripersoalan
2. Terkait Pelaksanaan Tahapan Daftar koordinasi dan komunikasidengan
Pemilih jajaran dibawahnya, penyiapan bahan
atau alat pengawasan yang digunakan
a. KPU harus lebih terbuka dan komunikastif dalam tahapan daftar pemilih, serta
terhadap proses pelaksanaan dan akses membangun strategi pengawasan dengan
datanya terkait daftar pemilih terutama memprioritaskan upaya pencegahan dari
dalam memenuhi permintaan Bawaslu pada penindakan. Tidak kalah penting
dan publik dalam rangka pengawasan dari manajemen pengawasan ini adalah
pelaksanaan proses tahapan pendaftaran membangun sistem pelaporan secara
pemilih. Pemberian data soft copy by cepat dengan menggunakan sistem IT.
nameby adress mulai dari DPS, DPSHP
dan DPT bukan saja kewajiban yang b. Bawaslu dan jajarannya disemua
harus dilaksananakan oleh KPU, tetapi tingkatan harus meningkatkan koordinasi
juga agar Bawaslu dan pasangan calon dan komunikasinya kepada KPU dan pihak
peserta Pemilu dalam melaksanakan terkait lainnya yang diarahkan sebagai
peran pengawasan yang maksimal dalam bagian dari upaya pencegahan masalah
mewujudkan data pemilih yang baik. yang muncul berkaitan dengan tahapan
pendaftaran pemilih. Komunikasi tidak
b. KPU dan jajarannya sebaiknya segera saja dilakukan secara formal tetapi juga
menindaklanjuti setiap rekomendasi yang informal sesuai situasi dan kondisinya.
disampaikan oleh Bawaslu dan jajarannya
disemua tingkatan dan memberitahukan c. Bawaslu harus terlibat secara aktif dalam
hasil perbaikan yang telah dilakukan penyusunan regulasi teknis mengenai
tersebut kepada Bawaslu . Hal ini akan daftar pemilih ini yang akan dikeluarkan oleh
menunjukan sebuah kerjasama yang baik KPU. Bahkan jika tidak memungkinkan hal
antara sesama penyelenggara Pemilu tersebut dilakukan oleh Bawaslu, akan tetapi
dan membuktikan telah bekerja dengan dalam regulasi teknis yang diterbitkan oleh
baik sesuai tugas dan fungsinya masing- KPU terhadap hal-hal yang bertentangan
masing. dengan Undang Undangdan/atau secara
teknis tidak dapat dilaksanakan, Bawaslu
c. Kementerian Dalam Negeri diharapkan dapat menyampaikan pandangan-
benar-benar menyajikan data penduduk pandangannya kepada KPU agar dapat
secara komprehensif dan akurat serta dilakukan perubahan terhadap regulasi
akomodatif terhadap kemungkinan tersebut.
dilakukannya audit data pemilih yang
dimilikinya. Terhadap penyelenggaran
Pemilu berikutnya Kementerian Dalam
42
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
3.3 Pengawasan Logistik Melakukan koordinasi dengan KPU,
Perusahaan dan Kepolisian dalam
Berdasarkan hasil evaluasi pengawasan rangka menyamakan presepsi
produksi dan distribusi logistik Pemilu Anggota diantara masing-masing stakeholder
DPR, DPD dan DPRD 2014, terdapat banyak hal terkait penting pengawasan dalam
kecarut-marutan yang terjadi dalam pelaksanaan pelaksanaan produksi dan distribusi
non tahapan Pemilu ini. Mulai dari ketertutupan logistik Pemilu 2014. Harapannya
proses produksi logistik Pemilu, logistik Pemilu dengan adanya koordinasi ini,
yang kurang, rusak dan bahkan tidak sampai ke pertukaran informasi, data dan dokumen
tujuan adalah variable-variabel yang menunjukan yang memang dibutuhkan oleh
kecarut-marutan tersebut. Namun demikia, tentu Pengawas Pemilu untuk kepentingan
saja buruknya kualitas manajemen KPU ini sedikit pengawasan dapat diperoleh. Bahkan
banyak menjadi catatan kritis Pengawas Pemilu untuk lebih memudahkan kontrol atas
yang mau tidak mau menjadi bagian dari buruknya pelaksanaan produksi dan distribusi
manajemen produksi dan distribusi logistik Pemilu. logistik Pemilu, BawasluRI telah
menyusun agenda koordinasi yang
Oleh karena itu, untuk memastikan berkelanjutan.
pelaksanaan non tahapan pengadaan, produksi
dan distribusi surat suara tidak kembali buruk, Dengan demikian terjadinya
seluruh fungsi pengawasan dalam ranah kelebihan dan/atau kekurangan logistik
pencegahan, harus menjadi inti pelaksanaan Pemilu, maupun kesalahan pengiriman
kegiatan ini. Walaupun tentunya keberhasilan atas logistik Pemilu terutama surat suara
fungsi pencegahan ini akan berkaitan erat dengan dapat terminimalisir.Penyamaan dan
pelaksanaan kontrol yang dilaksanakan oleh penjelasan fungsi dan cara kerja seluruh
Pengawas Pemilu itu sendiri. perlengkapan penyelenggaraan Pemilu
yang akan digunakan dalam Pemilu
Sesuai ketentuan dalam Peraturan KPU 2014 melalui kegiatan rakor KPU dan
Nomor 4 Tahun 2014 tentang Jadual Tahapan Pengawas Pemilu sampai tingkat
Pelaksanaan Penyelenggaraan Pemilu Presiden, Kabupaten/Kota;
KPU mulai melakukan pelaksanaan pengadaan
logistik Pemilu Presiden dan Wakil Presiden b) Pencegahan Tengah
pada tanggal 3 maret 2014 dan diakhiri dengan
pendistribusian hari terakhir pada tanggal 8 Juli 1. Penyusunan instrument
2014.Tidak seperti pelaksanaan pengadaan, pengawasan;
produksi dan distribusi dalam pelaksanaan logistik 2. Pengujian instrument
Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRDyang penuh pengawasan;
dengan ketertutupan, dalam Pemilu Presiden dan 3. Sosialisasi alat kerja
Wakil Presiden seluruh akses terkait pengadaan, pengawasan logistik melalui
produksi dan distribusi logistik dibuka seluruhnya. Rakor Pengawas Pemilu; dan
Sehingga tanpa kesulitan berarti, Pengawas 4. Evaluasi atau pengujian hasil
Pemilu dapat menjalakan fungsi pengawasannya. pengawasan perencanaan.

1. Pelaksanaan Pengawasan dan c) Pencegahan Hilir


Pencegahan Pelanggaran
1. Pengawasan layar dalam hal
a. Kegiatan Pengawasan dan klarifikasi dan rekomendasi atas
Pencegahan dalam Tahapan hasil analisa pengujian laporan
Penetapan Peserta Pemilu para pemangku kepentingan
proses produksi logistik Pemilu;
1) Strategi Pengawasan
2. Tracking riwayat kerja pemenang
Dalam melakukan tugas pengawasan pada tender;
penyediaan perlengkapan pemungutan
suara dan dukungan perlengkapan 3. Pengawasan Melekat atas
pemungutan suara, Pengawas Pemilu produksi logistik Pemilu;
menggunakan strategi Pencegahan dan
Pelibatan Masyarakat. Adapun strategi 4. Supervisi pendelegasian
tersebut adalah sebagai berikut: pengawasan melekat ditingkat
provinsi dan Kabupaten/Kota;
a) Pencegahan Hulu
5. Audit secara sampling logistik
43
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
yang diproduksi; diatur dalam Perbawaslu Nomor 13 Tahun
2012 tentang Pengawasan Induk. Dalam
pelaksanaan persiapan pengawasan ini
6. Media Gathering hasil dihasilkan:
pengawasan.
1. DIM pengadaan dan pendistribusian
2) Pelibatan Masyarakat Logistik Pemilu Presiden dan Wakil
Presiden;
Dalam melakukan pengawasan pada
penyelenggaraan non tahapan ini, Bawaslu 2. Peta Logistik berupa Data dokumen
melibatkan partisipasi masyarakat. Hal ini kontrak dan perencanaan produksi dan
dilakukan mengingat minimnya tenaga distribusi logistik Pemilu Presiden dan
Pengawas yang dimiliki Pengawas Wakil Presiden;
Pemilu ditengah kesibukan mereka dalam
melakukan pengawasan pada tahapan- 3. Kalender Pengawasan distribusi logistik
kampanye dan penyempurnaan DPT Pemilu Presiden dan Wakil Presiden;
yang sedang berlangsung. Adapun dasar
hukum dalam pelibatan masyarakat ini 4. Tim Pengawas Logistik yang melibatkan
expertPemilu disetiap titik produksi
surat suara. 39

Tabel 3.6:
Kegiatan Pengawasan Logistik Pemilu 2014

No Sub Bentuk Pengawasan Tujuan Output Waktu


Tahapan
1 Perencanaan Rapat 1. DIM Pengadaan dan
1. Penyamaan Presepsi dan Penjelasan SOP 6 Juni 2014
KoordinasiPengawas pengadaan dan Pendistribusian logistic distribusi logistic
Pemilu‐KPU 2. Draft
2. Penyamaan dan penjelasan fungsi dan cara Instrumen
kerja seluruh logistic yang akan digunakan pengawasan
dalam Pemilu presiden 2014
Expertmeeting 1. Pengujian dan finalisasi instrument 1. Instrumen 4‐6 Juni 2014
pengujian dan finalisasi pengawasan. Pengawasan.
instrument 2. Terbentuknya
2. Track keberadaan dan sejarah Perusahaan Tim
rekanan. Pengawasan logistik .
3. Rekomendasi atas
penilaian terhadap
rekanan.
Rapat Koordinasi Tim Sosialisasi Instrumen pengawasan dan SOP Jadual Pengawasan 7‐8 Juni 2014
Pengawas Logistik pengawasan logistic berbasis IT kepada beserta Tim Pengawas
Tim Pengawas

Rapat Koordinasi Sosialisasi pengawasan yang akan Nota Kesepahaman 8 Juni 2014
Stakeholder Logistik dilakukan Pengawas Pemilu diatara parsa
stakeholder
Media Gathering Publikasi media 9 Juni 2014
2 Produksi Pengawasan Melekat 1. Memastikan Kepatuhan dan ketepatan Laporan Pengawasan 9 Juni – 9 Juli
waktu oleh KPU dan Kesekjenannya dalam berdasarkan alat kerja 2014
melaksanakan seluruh prosedur pengawasan logistik
pengadaan, produksi, distribusi sampai
dengan tata cara penggunaan seluruh
logistik yang akan digunakan danyang
tidak habis digunakan dan/atau sisa.
2. Memastikan Kepatuhan dan ketepatan
waktu terkait kelengkapan logistic yang
diadakan, diproduksi dan didistribusikan
3. Memastikan Keabsahan seluruh hasil
pengadaan, produksi dan penggunaan
serta logistic Pemilu yang tidak habis
digunakan dan/atau sisa sebagaimana
yang direncanakan.
4. Memastikan Keterbukaan atas seluruh
akses pengendalian pengadaan, produksi
dan distribusi logistic yang akan
digunakan dan yang tidak habis digunakan
dan/atau sisa.
Supervisi dwi Gambaran periodic proses produksi logistik Peta produksi Logistik 10‐12 Juni
Mingguan Pemilu Presiden dan 23‐25 Juni
Wakil Presiden 2014 30 Juni‐2 Juli
Rapat Koordinasi Diterimanya 26 Juni 2014
Stakeholder Logistik Sosialisasi hasil pengawasan yang telah Rekomendasi hasil 6 Juli 2014
dilakukan Pengawas Pemilu dalam periode pengawasan
Media Gathering waktu satu minggu Publikasi media 17 Juni 2014
27 Juni 2014
7 Juli 2014
3 Distribusi Rakernis Pengawas Sosialisasi Instrumen pengawasan dan SOP Jadual Pengawasan 14‐16 Juni
Pemilu pengawasan distribusi logistic berbasis IT beserta Tim Pengawas 2014
kepada Bawaslu Provinsi untuk kemudian
disampaikan sampai ketingkat paling
bawah
Supervisi Dwi Gambaran periodic proses produksi logistik Peta distribusi Logistik 18‐20 Juni
Mingguan Pemilu Presiden dan 2014
Wakil Presiden 2014 4‐6 Juli 2014
Rapat Koordinasi Diterimanya 26 Juni 2014
Stakeholder Logistik Sosialisasi hasil pengawasan yang telah Rekomendasi hasil 6 Juli 2014
dilakukan Pengawas Pemilu dalam periode pengawasan
Media Gathering waktu satu minggu Publikasi media 17 Juni 2014
27 Juni 2014
7 Juli 2014

44 Sumber: Bawaslu RI Tahun 2014


Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
40




Tabel 3.7:
Peta Surat Suara Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2014

Tanggal Penyelesaian Pekerjaan


NAMA
NO. Prov SS DPC ALAMAT
KONSORSIUM PAKET Tiba di
PPWP PPWP PERUSAHAAN Produksi Distribusi Kabupate
n/Kota
1 PT. PURA 1 Aceh dan 13.368. 41.120 Jl. AKBP Agil 9 – 13 14 – 16 24 Juni
BARUTAMA Sumatera Utara 860 Kusumadya no. 203 Juni Juni
Kudus
2 PT. GRAMEDIA 2 Sumatera Barat, 11.704. 36.990 Jl. Palmerah Selatan 8 ‐ 15 11 – 18 19
Riau, Kep. Riau, 943 No. 22‐28 Jakarta
Jambi 10270
4 Banten, 17.240. 48.066 Jl. Angsana Raya 7 – 14 10 – 17 19
Kalimantan 762 Blok A2 No. 1
Barat, Jawa Cikarang Bekasi
Barat III, dan V
6 Kalimantan 14.760. 39.455 7 – 14 10 – 17 18
Tengah, Jawa 467
Barat IV, VI, VII
dan VIII
8 Jawa Tengah I, 16.567. 48.244 10 ‐12 13 ‐15 17
II, III, IV, V, dan 458
DIY
3 PT. TEMPRINA 3 Sumatera 14.243. 41.424 Jl. Karah Agung 45, 9 – 14 11‐16 23
MEDIA Selatan, 194 Surabaya
GRAFIKA Lampung,
Bangka
Belitung, dan
Bengkulu
7 Kalimantan 14.697. 43.578 Gresik 12 – 16 16 21
Selatan, 378
Kalimantan
Timur, Jawa
Barat IX, X, dan
XI
8 Papua, Jawa 16.567. 48.244 Jl. Setiadarma 2 No. 10 14 24
Timur I, II, V, 458 82 Tambun Selatan
dan X Bekasi
ANGGOTA :
Jl. Margomulyo No.
1 PT. Dharma 7, Kel. Balongsari,
Anugerah Kec. Tandes,
Indah Surabaya 60186
4 PT. Seni 5 DKI‐Jakarta, 16.159. 37.535 Jl. Holis No. 39 11 – 17 14 ‐18 19
Budaya PPLN, Jawa 995 Bandung Jawa Barat
Sejahtera Offset Barat I dan
Jawa Barat II
12 Papua Barat, 12.798. 37.127 11 ‐ 16 12‐17 19
Jawa Timur 365
ANGGOTA : VII,VIII, IX, dan Jl. Raya Setu No. 1
XI RT/RW 002/003
1 PT. Kel. Setu Kec.
KALOLA Cipayung Jakarta
PRINTING Timur
5 PT. 9 Jawa Tengah VI, 16.923. 46.067 Jl. Ki Hajar 10 – 23 15 – 24 25
MACANANJAYA VII, VIII, IX, X, 179 Dewantoro,
CEMERLANG dan Bali Karanganom. Kec.
Klaten Utara,
Kab.Klaten
ANGGOTA :
Jl. Kopral Sayom

PT. INTAN Bareng Klaten
SEJATI
41
6 PT. TEMPRINT 11 NTT, NTB, Jawa 15.193. 48.043 Jl. Palmerah Barat 11 20 24
Timur III, IV, 289 No. 8, RT. 003/005
dan VI Grogol Utara
Kebayoran Lama
DKI Jakarta
13 Sulawesi Utara, 3.575.4 10.020 11 19 24
Gorontalo, dan 76
ANGGOTA : Maluku Utara Jl. H. Baping Raya
No. 100 Ciracas,

PT. Gelora Jakarta Timur
Aksara
Pratama
7 PT. ADI 14 Sulawesi 4.659.3 14.249 Jl. Adipura No. 45 15 ‐ 18 17 ‐ 18 20
PERKASA Tengah, 09 Makassar
MAKASSAR Sulawesi Barat,
dan Sulawesi
Tenggara

15 Sulawesi 6.408.2 18.037 18 ‐ 21 21 ‐ 23 23


PENDUKU Selatan 21
G : Jl. G. Bawakaraeng
Percetakan Lrg. 91 No. 10
Sonny Makassar

Sumber: Bawaslu RI Tahun 2014
b. Temuan Dugaan Pelanggaran dalam Tahapan Logistik

1) Pengawasan Produksi
Dalam pelaksanaan pengawasaan produksi logistik 45
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden, Bawaslu lebih
memfokuskan pengawasan melekat atas produksi Surat Suara
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014

b. Temuan Dugaan Pelanggaran dalam pelaksanaan pengawasan yang dilakukan


Tahapan Logistik Bawaslu Provinsi dan Panwaslu Kabupaten/
Kota, Bawaslu RI melakukan supervisi,
1) Pengawasan Produksi terutama didaerah-daerah yang pada saat
Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD
Dalam pelaksanaan pengawasaan lalu bermasalah. Adapun daerah tersebut
produksi logistik Pemilu Presiden dan Wakil adalah, Kabupaten Nias Selatan Provinsi
Presiden, Bawaslu lebih memfokuskan Sumut, Kabupaten Musi Banyuasin Provinsi
pengawasan melekat atas produksi Surat Sumsel, Halmahera Selatan, Provinsi
Suara Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Malut, Kabupaten Belu Provinsi NTT,
dan Formulir Pemungutan Suara. Selain itu, KabupatenSerang Provinsi Banten, dan
untuk memastikan pelaksanaan pengawasan Kota Bekasi Provinsi Jawa Barat.
produksi surat suara ini, Bawaslu RI pun
melakukan supervisi ketitik-titik produksi. a. KPU Kabupaten/Kota tidak
Adapun hasil pengawasan melekat yang memberitahukan kepada Pengawas
dilakukan oleh Bawaslu RI tersebut adalah Pemilu terkait kedatatangan logistik
sebagai berikut: Pemilu dan proses sortir masih terjadi.
Sehingga untuk mengetahui hal tersebut,
a) Permasalahan terkait sisa surat suara hasil Pengawas Pemiluharus selalu datang
produksi (inshit dan weist) sebagaimana mengunjungi KPU Kabupaten/Kotadalam
terjadi pada Pemilu Anggota DPR, DPD rangka memastikan keberadaan logistik
dan DPRD, dimana banyak sisa surat Pemilu Presiden dan Wakil Presiden
suara akibat produksi sudah tidak terjadi. tersebut.
Walaupun sebetulnya hal ini terjadi akibat
tidak adanya dapil yang mengakibatkan b. Permasalahan permintaan surat suara
jenis surat suara yang dicetak adalah kurang akibat rusaknya surat suara
sama. Sehingga sisa akibat inshit akibat cacat produksi, teknis penyortiran
maupun weist pada saat pergantian plat maupun kekurangan akibat masalah
surat suara, digunakan untuk kuota surat pengiriman dan/atau bertambahnya
suara didaerah lainnya. DPT akibat addendum yang tidak dapat
terverifikasi, masih terjadi. Sehingga
b) Waktu pencetakan dan distribusi logistik pihak perusahaan hanya mencetak
masing-masing perusahaan telah sesuai kekurangan tersebut tanpa mengetahui
dengan timeline yang telah disepakati validitas rusaknya dan/atau kurangnya
dengan KPU sebagaimana telah surat suara yang berasal dari masing- 43
disepakati. masing perusahaan bersangkutan.
suara yang berasal dari masing‐masing perusahaan

c) Permasalahan keterbukaan akses dari c. Rata-rata kedatangan logistik surat suara
bersangkutan.
pihak pabrik pencetakan surat suara maupun formulir di KPU Kabupaten/
c. Rata‐rata kedatangan logistik surat suara maupun formulir
sebagaimana terjadi dalam pelaksaan Kota
di KPU tidak mengalami
Kabupaten/Kota kendala,
tidak mengalami kecuali
kendala, kecuali
Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD, bagi daerah-daerah yang memiliki letak
bagi daerah‐daerah yang memiliki letak geografis khusus
sudah tidak terjadi. Pengawas Pemilu yang geografis khusus seperti di Provinsi
seperti di Provinsi Papua dan Papua Barat.
ditempatkan di setiap titik pencetakan Papua dan Papua Barat.
seluruhnya mendapatkan akses data dan
dokumen yang dibutuhkan. c. Pelaksanaan
c. Pelaksanaan Penanganan Penanganan danLanjut
dan Tindak TindakPelanggaran
Lanjut
PemiluPada proses pengadaan dan pendistribusian
Pelanggaran PemiluPada proses pengadaan logistik
Pemilu
2) Pengawasan Distribusi dan pendistribusian logistik Pemilu

Tabel 3.8:
Dalam pelaksanaan pengawasan Data Pelanggaran Administrasi Dan Tindak Lanjutnya
distribusi, Bawaslu RI telah memerintahkan
Bawaslu Provinsi untuk melakukan No. Pelanggaran Jumlah
1. Temuan Diterima 2
supervisi di Kabupaten/Kota masing- 2. Laporan Diterima 1
masing diwilayahnya dalam pelaksanaan 3. Diteruskan Ke KPU 3
sortir surat suara di KPU Kabupaten/Kota. 4. Ditindaklanjuti KPU 2
Selain itu, Bawaslu RI lalu memerintahkan 5. Tidak Ditindaklanjuti 1
Sumber: Bawaslu RI Tahun 2014
Pada proses pengadaan dan pendistribusian logistik Pemilu,
Panwaslu Kabupaten/Kota untuk melakukan
pengawasan melekat pelaksanaan sortir Pengawas
Pada Pemilu
prosesmenemukan
pengadaan 2 (dua) dugaan pelanggaran
dan pendistribusian
surat suara tersebut. Untuk memastikan logistikPemilu Pemilu,
Administrasi Pengawas
dan menerima Pemilu
1 (satu) laporan dugaan
pelanggaran Administrasi Pemilu. Pengawas Pemilu sudah
46 meneruskan kepada KPU dan jajarannya untuk ditindaklanjuti.

Tabel 3.9:
1. Temuan Diterima 2
2. Laporan Diterima 1
3. Diteruskan Ke KPU 3

Laporan Hasil Pengawasan


Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
4. Ditindaklanjuti KPU 2
5. Tidak Ditindaklanjuti 1
Pada proses pengadaan dan pendistribusian logistik Pemilu, kedatangan logistik Pemilu ke KPU
menemukan 2 (dua) dugaan pelanggaran Kabupaten/Kota yang tidak menentu, dan
Pengawas Pemilu menemukan 2 (dua) dugaan pelanggaran
Administrasi Pemilu dan menerima 1 (satu) jadual pelaksanaan sortir yang dilakukan
Administrasi Pemilu dugaan
laporan dan menerima 1 (satu) laporan
pelanggaran dugaan
Administrasi oleh KPU Kabupaten/Kota adalah variable-
Pemilu.
pelanggaran Pengawas
Administrasi Pemilu
Pemilu. Pengawas Pemilu sudah
sudah variabel yang memperkuat masih belum
meneruskan kepada KPU dan jajarannya
meneruskan kepada KPU dan jajarannya untuk ditindaklanjuti. terpenuhinya aspek akses, transparansi,

untuk ditindaklanjuti. dan akuntabilitas.
Tabel 3.9:
Data Pelanggaran Pidana Dan Tindak Lanjutnya 2. Validasi permintaan ulang logistik

No. Pelanggaran Jumlah
Pemilu masih belum dapat
1. Temuan Diterima 1 terpecahkan. Tidak adanya
2. Laporan Diterima ‐ pengiriman kembali logistik Pemilu
3. Diteruskan Ke Polisi 1
4. Dihentikan Polisi 1
yang dianggap rusak akibat sortir,
5. Dilanjutkan Kepolisian ‐ kurang maupun cacat produksi tidak
6. Diteruskan Ke Kejaksaan ‐ dikirimkan kembali kepada pihak
7. Dihentikan Kejaksaan ‐
8. Dilimpahkan Ke Pengadilan Negeri ‐
perusahaan. Terlebih permintaan
9. Putusan Pengadilan Negeri ‐ pihak KPU kepada KPU RI untuk

Sumber: Bawaslu RI Tahun 2014 kemudian ditindaklanjuti oleh pihak
Pelanggaran yang terjadi di hampir seluruh wilayah adalah perusahaan, tidak pernah diketahui
Pelanggaran yang terjadi di hampir
adanya surat yang ditujukan kepada PNS khususnya ke Sekolah‐ oleh Pengawas Pemilu.
seluruh wilayah adalah adanya surat
sekolah untuk mendukung salah satu pasangan calon presiden.
yang ditujukan kepada PNS khususnya ke c. Rekomendasi
Dalam surat permintaan dukungan
Sekolah-sekolah untuk sebagaimana
mendukung dimaksud,
salah
pengirim satu pasangansalah
mengatasnamakan calon
satu presiden. Dalam
calon Presiden dan 1. Keterbukaan akses dan transparansi
surat permintaan dukungan sebagaimana proses penyelenggaraan akan
dimaksud, pengirim mengatasnamakan memunculkan besaran akuntabilitas
salah satu calon Presiden dan meminta penyelenggaraan. Oleh karena itu
dukungan kepada para pegawai sekolah. KPU wajib untuk memberikan akses
Namun dalam proses di penyidik kepolisian, dan transparansi tersebut sejak
dugaan pelanggaran yang bersumber dari dimulainya penyelenggaraan. Baik
temuan Pengawas Pemilu ini dihentikan. yang sifatnya data dokumen maupun
pada saat pengujian dari data
2. Analisa, Kesimpulan dan Rekomendasi Perbaikan dokumen tersebut.
Tahapan Kampanye
2. Problem mekanik yang menyebabkan
Berdasarkan hasil pengawasan produksi munculnya surat suara dan/
dan distribusi yang ada, didapatkan beberapa atau formulir layak pakai namun
kesimpulan sebagai berikut: terkategorikan cacat produksi, perlu
menjadi perhatian serius. Selain
a. Produksi rawan dengan penyalahgunaan,
problem surat suara weist maupun
1. Akses, transparansi maupun akuntabilitas inshit ini akan dapat memunculkan
dari tahap non tahapan ini sudah dikatakan opini masyarakat terkait akuntabelitas
baik. Hal ini disebabkan seluruh aspek penyelenggaraan Pemilu.
sbegaimana dimaksud telah diberikan
kepada seluruh Pengawas Pemilu yang 3. Permasalahan keterlambatan
melakukan pengawasan, baik yang logistik memang sudah hampir bisa
sifatnya melekat maupun data dokumen. diselesaikan dengan cara melakukan
pendistribusian logistik ke lokasi
2. Permasalahan inshit maupun weist dalam terjauh. Hanya saja pertimbangan
pelaksanaan produksi surat suara maupun cuaca, ketersediaan transportasi di
formulir pemungutan suara masih belum lokasi yang akan dituju perlu menjadi
dapat terselesaikan. perhatian serius dari pihak KPU.

b. Distribusi 3.4. Pengawasan Tahapan Kampanye



1. Terkait dengan akses, transparansi dan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008
akuntabilitas dari distribusi logistik Pemilu tentang Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden
belum semuanya dapat terpenuhi. Jadual disebutkan bahwa Kampanye Pemilu Presiden dan

47
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014

Wakil Presiden, selanjutnya disebut Kampanye, di miliki oleh Pengawas Pemilu, namun faktanya
adalah kegiatan untuk meyakinkan para Pemilih beberapa daerah masih belum mendapat daftar
dengan menawarkan visi, misi, dan program tersebut. Ada dua hal yang menjadi penyebabnya
Pasangan Calon. Mekanisme penyelenggaraan yaitu:pertama, pendaftaran dilakukan tidak
tahapan kampanye pemilihan umum presiden sesuai dengan waktu yang ditentukan, kedua,
dan wakil presiden diatur dalam PKPU Nomor 16 salinan daftar pelaksana dan tim kampanye tidak
Tahun 2014 tentang Kampanye Pemilihan Umum ditembuskan kepada Pengawas Pemilu. Aspek
Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014. Hal-hal penting lainnya dari identifikasi pelaksana dan
yang diatur berkaitan dengan ketentuan mengenai tim kampanye adalah untuk mengetahui Pejabat
pelaksana, peserta dan petugas kampanye, Negara yang terdaftar. Hal ini penting karena
metode kampanye, materi kampanye, jadwal, waktu Presiden dan Wakil Presiden serta pejabat
dan lokasi kampanye, pemberitaan, penyiaran dan Negara ketima menjadi pelaksana kampanye
iklan kampanye oleh presiden, wakil presiden serta maupun tim kampanye harus mempunyai ijin
pejabat negara lainnya, larangan dan sanksi dalam cuti. Terkait ijin cuti pun, Pengawas Pemilu
kampanye . kesulitan untuk mendapatkannya dan harus
bersikap proaktif dengan mengirimkan surat.
1. Pelaksanaan Pengawasan dan Pencegahan
Pelanggaran Berkaitan dengan materi kampanye
ditemukan di media massa cetak maupun
a. Permasalahan dalam Pelaksanaan Tahapan elektronik khususnya media social ditemukan
Kampanye materi-materi kampanye yang diduga melanggar
ketentuan peraturan, salahsatunnya adalah
Pengawasan tahapan kampanye secara materi dilarang bersifat provokatif. namun
garis besar bertujuan untuk memastikan Pertama, dibeberapa daerah ditemukan media-media
terselenggaranya kampanye Pemilu Presiden yang bersifat black campaign.
dan Wakil Presiden secara aman, tertib, damai,
berdasarkan prinsip jujur, terbuka, dialogis KPU diberi kewenangan untuk menyusun
serta bertanggung jawab;Kedua, adanya jadwal kampanye rapat umum, dan kampanye
perlakuan yang sama oleh penyelenggara rapat umum dimulai sejak tigahari setelah
Pemilu, Pemerintah dan pihak terkait lainnya Pasangan Calon ditetapkan oleh KPU dan
terhadap masing-masing pasangan calon berakhir tiga hari sebelum hari dan tanggal
Presiden dan Wakil Presiden, partai politik pemungutan suara. Namun pada proses
atau gabungan partai politik yang mengusung pengawasan tahapan ini Pengawas Pemilu
pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden menemukan bahwa hingga awal bulan Juni
dalam mempersiapkan dan menyelenggarakan 2014 belum ditetapkan jadwal tersebut. Oleh
aktivitas kampanye;Ketiga,terselenggaranya karena itu Pengawas Pemilu mengirimkan dua
pendidikan politik secara baik lewat penyampaian surat kepada KPU. Surat tersebut mengenai
visi, misi, dan program dari masing-masing permohonan jadwal kampanye pemilihan umum
pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden; presiden dan wakil presiden dan surat tentang
danKeempat,menjamin terselenggaranya penjelasan tentang jadwal kampanye rapat
kampanye Pemilu Presiden dan Wakil Presiden umum pemilihan umum presiden dan wakil
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- presiden. Pengiriman surat ini sebagai upaya
undangan yang berlaku.Meskipun dalam PKPU pencegahan terjadinya kampanye rapat umum
Nomor 16 Tahun 2014 tentang Kampanye diluar jadual dan lokasi yang ditentukan.
Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden
Tahun 2014sudah dijabarkan terkait ketentuan– Dalam implementasi pelaksanaan
ketentuan mengenai pelaksanaan kampanye, pengawasan tahapan kampanye, Pengawas
namun fakta empiris masih ditemukan beberapa Pemilu menggunakan strategi pencegahan dan
hal yang tidak sesuai dengan ketentuan tersebut. penindakan. Pencegahan dilaksanakan dengan
mengirimkan surat edaran, surat himbauan dan
Salah satu obyek pengawasan tahapan surat instruksi. Surat–surat ini dikirim sesuai
kampanye adalah pelaksana, peserta dan dengan obyek terkait. Selain mengirim surat,
petugas kampanya. Pengawas Pemilu pegawas Pemilu juga melakukan identifikasi
memastikan bahwa orang-orang yang terlibat potensi rawan pelanggaran dan merumuskan
sebagai pelaksana dan tim kampanye bukanlah beberapa tren pelanggaran yang terjadi.
orang-orang yang masuk dalam pihak-pihak
yang dilarang. Oleh karena itu salinan daftar Sedikit berbeda dengan kampanye pada
pelaksana dan tim kampanye menjadi penting tahapan Pemilu legislative yang diramaikan

48
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
dengan pemasangan dugaan iklan kampanye di
luar jadwal yang ditentukan, maka pada tahapan Dalam rangka Pengawasan Kampanye
kampanye Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Bawaslu telah mengeluarkan beberapa surat
ini ramai dengan penggunaan media sosial. instruksi pengawasan kepada jajaran Pengawas
49
Selain itu hal lain yang menonjol pada Pemilu Pemilu. Surat tersebut meliputi:
Presiden dan Wakil Presiden ini antara lain tren Tabel 3.10:
Instruksi Pengawasan Kampanye
pelanggaran hal-hal yang menjadi larangan
dalam kampanye. Mulai dari orang-orang atau No. Nomor Surat Tanggal Perihal
1. 0672/Bawaslu /VI/2014 2 Juni 2014 Pengawasan Kampanye Pemilu
pihak yang dilarang menjadi pelaksana dan tim Presiden dan Wakil Presiden Tahun
2014
kampanye, materi kampanye yang provokatif, 2. 0678/Bawaslu /VI/2014 5 Juni 2014 PengawasanPemberitaan, Penyiaran
kampanye di tempat-tempat yang dilarang dan Iklan Kampanye Media Massa dan
Elektronik.
seperti lembaga pendidikan. Berdasarkan hal 3. 0683/Bawaslu /VI/2014 6 Juni 2014 Instruksi Pengawasan Kampanye
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden
tersebut, Pengawas Pemilu kemudian melakukan dan laporannya setiap hari atas
focus group discussion(FGD)untuk melakukan kegiatan kampanye yang berlangsung
di masing masing provins
identifikasi tren pelanggaran yang muncul. 4. 0686/Bawaslu /VI/2014 6 Juni 2014 Pendistribusian Surat Nomor
0676/Bawaslu /VI/2014 perihal
Hasilnya antara lain adalah: Pengawasan Penggunaan Fasilitas
Pemerintah dalam Kegiatan Politik
Praktis Pemilu Presiden dan Wakil
a) Munculnya orang-perorang ataupun Presiden 2014 kepada Gubernur,
Bupati dan Walikota.
kelompok masyarakat yang mendeklarasikan
Sumber: Bawaslu RI Tahun 2014
diri menjadi pendukung pasangan calon, yang Ruang lingkup pengawasan Badan Pengawas Pemilu tidak
kemudian melakukan aktifitas kampanye. Dan Ruang lingkup pengawasan Badan Pengawas
hanya terbatas pada pengawasan pada saat tahapan yang sedang
pada saat deklarasi dukungan dari Kelompok Pemilu tidak hanya terbatas pada pengawasan
berlangsung namun juga pencegahan terhadap kemungkinan
tersebut dihadiri oleh Pasangan Calon dan/ pada saat tahapan yang sedang berlangsung
pelanggaran
namun juga yang pencegahan
kemungkinan akan terjadi. kemungkinan
terhadap Dalam rangka
atau salah satu dari pasangan calon.
pelanggaran
pencegahan adanya yang kemungkinan
pelanggaran Pemilu Presiden akan terjadi.
2014 Bawaslu

b) Kelompok masyarakat yang memberikan Dalam rangka pencegahan adanya pelanggaran


melakukan hal hal sebagai berikut:
1.Pemilu Presiden
Pencegahan adanya 2014 Bawaslu
penggunaan melakukan
fasilitas Pemerintah hal hal
dalam
dukungan atau yang melakukan deklarasi
sebagai berikut:
kegiatan kampanye Pemilu Presiden Tahun 2014, Bawaslu
dukungan berasal dari orang-orang yang
mengeluarkan Surat Bawaslu Nomor 0676/Bawaslu/VI/2014
dilarang terlibat/dilibatkan sebagai pelaksana 1. Pencegahan adanya penggunaan fasilitas
kampanye/tim kampanye seperti PNS, tertanggal 5 Juni 2014 perihal Pengawasan Penggunaan Fasilitas
Pemerintah dalam kegiatan kampanye Pemilu
Anggota BPD, Anggota TNI/POLRI, Kepala Pemerintah dalam Kegiatan Politik Praktis Pemilu Presiden dan
Presiden Tahun 2014, Bawaslu mengeluarkan
Desa, Aparat Desa dsb. Wakil Presidentahun 2014 ditujukan kepada Para Menteri
Surat Bawaslu Nomor 0676/Bawaslu/VI/2014
Kabinet Indonesia
tertanggal 5 Bersatu II, Para perihal
Juni 2014 Ketua/Pimpinan Lembaga
Pengawasan
c) Pelaksanaan deklarasi dukungan diantaranya Penggunaan
Tinggi Fasilitas
Negara, Panglima Pemerintah
TNI, Kepala Kepolisian RI, dalam
Para
dilakukan di Pondok Pesantren. Kegiatan Politik Praktis Pemilu Presiden dan
Gubernur, Para Bupati dan Walikota yang mengingatkan agar:
a.Wakil Presidentahun
Tidak menggunakan anggaran 2014 ditujukan
negara/daerah dan kepada
fasilitas
d) Orang-perorang ataukelompok masyarakat Para Menteri
negara/dasar Kabinet Indonesia untukkepentingan II,
Bersatu
tersebut melakukan kegiatan kampanye, Para Ketua/Pimpinan Lembaga
pribadi/kelompok/golongan Tinggi Negara,
yang bertentangan dengan
padahal orang-perorang atau Kelompok Panglima TNI, Kepala Kepolisian RI,
peraturan, norma dan etika dari tata kelola Pemerintah yang
Para
Masyarakat tersebut tidak terdaftar di Gubernur, Para Bupati dan Walikota yang
baik;
KPU sebagai bagian dari Tim Pelaksana mengingatkan agar:
b. Menghentikan atau mengganti kegiatan‐kegiatan yang
Kampanye.
a.berpotensi
Tidak menggunakan disalahgunakan
anggaran negara/ oleh

e) Black campaign dilakukan baik melalui media daerah dan fasilitas negara/dasar
social ataupun media cetak. untukkepentingan pribadi/kelompok/
golongan yang bertentangan dengan
Berdasarkan hal tersebut di atas, Pengawas peraturan, norma dan etika dari tata kelola
Pemerintah yang baik;
Pemilu mengirimkan surat himbauan kepada

pasangan calon dan para kepala daerah b. Menghentikan atau mengganti kegiatan-
mengenai larangan kampanye, dan membuat
kegiatan yang berpotensi disalahgunakan
surat instruksi kepada Pengawas Pemilu di oleh probadi/kelompok/golongan tertentu
provinsi untuk Pengawasan Penggunaan untuk kepentingan kegiatan politik praktis
Fasilitas Pemerintah dalam Kegiatan Politik terkait Pemilu Presiden dan Wakil Presiden
Praktis Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2014 Tahun 2014;
kepada Gubernur, Bupati dan Walikota.
c. Menjaga Netralitas PNS dan dan TNI/Polri,
b. Kegiatan Pengawasan dan Pencegahan dalam sesuai Peraturan Perundang undangan yang
Tahapan Kampanye berlaku;

49
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014

Kampanye dilarang mengganggu perasaan


d. Apabila ditemukan indikasi dugaan seseorang, kelompok masyrakat, ras,
pelanggaran peraturan perundang- golongan dan agama;
undangan khususnya pelanggaran terhadap
penggunaan fasilitas pemerintah untuk c. Pasangan Capres/Cawapres atau Tim
kepentingan politik praktis Pemilu Presiden Kampanye dilarang melakukan kegiatan-
dan Wakil Presiden Tahun 2014, diharapkan kegiatan kampanye di tempat ibadah atau
dapat melaporkan kepada jajaran Pengawas memanfaatkan kegiatan-kegiatan kampanye
Pemilu. di tempat ibadah atau memanfaatkan
kegiatan ibadah untuk melakukan kampanye;
2. Pencegahan terhadap pelanggaran Kampanye
yang dilakukan melalui media massa dan d. Apabila ditemukan adanya indikasi dugaan
elektronik dengan menyurati Para Pimpinan pelanggaran baik yang dilakukan oleh
Redaksi Lembaga Penyiaran, dan para pimpinan pasangan Capres/Cawapres maupun yang
Redaksi Media Cetak melalui Surat Bawaslu dilakukan oleh Tim Kampanye, Bawaslu
Nomor 0678/Bawaslu/VI/2014 tertanggal 5 akan menindak sesuai dengan peraturan
Juni 2014 Perihal Pengawasan Pemberitaan, perundang-undangan yang berlaku.
Penyiaran dan iklan Kampanye Media Massa
dan Elektronik yang berisi permintaan kepada 4. Pencegahan yang bertujuan mengingatkan
Media cetak maupun Elektronik untuk: Komisi Pemilihan Umum dalam pelaksanaan
Debat Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden
a. Mematuhi segala peraturan Peraturan agar tidak melanggar ketentuan Pasal 39 ayat
perundangundangan yang mengatur (1) Undang Undang Nomor 42 Tahun 2008
tentang pemberitaan, penyiaran dan iklan tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil
kampanye pada Pemilu Presiden dan Wakil Presiden, himbauan ini disampaikan Bawaslu
Presiden Tahun 2014. melalui Surat Bawaslu Nomor 0770/Bawaslu/
VI/2014 tertanggal 30 Juni 2014 Perihal Depat
b. Menghentikan hal-hal yang berpotensi Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden
disalahgunakan oleh pribadi/kelompok/ dan Wakil Presiden Pemilu 2014.
golongan tertentu untuk kepentingan Pemilu
Presiden dan Wakil Presiden tahun 2014;

52
c. Apabila ditemukan indikasi dugaan
pelanggaran maka Bawaslu beserta seluruh Tabel 3.11:
jajaran Pengawas Pemilu akan menindak Kegiatan FGDdan Supervisi
tegas sesuai dengan peraturan perundang-
No. Nama Kegiatan Tanggal Tempat
undangan yang berlaku. Kegiatan
1. FGD Pengawasan Terhadap 10 S.D 12 Juni Hotel Palace
3. Pencegahan dengan menyurati para Pasangan Isu‐Isu Strategis Tahapan 2014 Cipanas
Calon Presiden dan Wakil Presiden melalui Kampanye Pemilu Presiden
Surat Bawaslu Nomor 0672/Bawaslu/VI/2014 dan Wakil Presiden Dan
Wapres tahun 2014
tertanggal 2 Juni 2014 perihal Pengawasan 2. Supervisi Pengawasan
Kampanye Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Kampanye Pemilu Presiden
13 S.D. 15 Juni Sulsel
Tahun 2014 yang intinya adalah agar mematuhi dan Wakil Presiden Tahun
waktu pelaksanaan kampanye. Kemudian 2014
3. Supervisi Pengawasan
himbauan untuk tidak melakukan hal hal
Kampanye Pemilu Presiden
yang dapat melanggar peraturan perundang 22 S.D 23 Juni DIY
dan Wakil Presiden Tahun
undangan dalam pelakasanaan kampanye 2014
melalui Surat Bawaslu Nomor 0772/Bawaslu/ 4. Supervisi Pengawasan
VI/2014 tertanggal 30 Juni 2014 perihal Tahapan Kampanye Dan
4 S.D.6 Juli Aceh
DPK Pemilu Presiden dan
Pengawasan Kampanye Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
Wakil Presiden Tahun 2014, yang mengingatkan 5. Supervisi Pengawasan
kepada para calon hal-hal sebagai berikut: Tahapan Kampanye Dan
4 S.D.6 Juli Surabaya
DPK Pemilu Presiden dan
a. Pasangan Capres/Cawapres atau Tim Wakil Presiden Tahun 2014
6. Supervisi Pengawasan
Kampanye dilarang melakukan tindakan atau Tahapan Kampanye Dan Sulawesi
pernyataan yang berpotensi menyinggung 4 S.D.6 Juli
DPK Pemilu Presiden dan Selatan
perasaan Pasangan Capres/Cawapres dan Wakil Presiden Tahun 2014
tim Kampanye masing-masing calon; 7. Pengawasan Tahapan
Kampanye Dan Daftar
Pemilihn Khusus Pemilu
b. Pasangan Capres/Cawapres atau Tim Presiden dan Wakil
4 S.D 6 Juli Jawa Barat
Presiden Tahun 2014 Di
50 8.
Provinsi Jawa Barat
Pengawasan Tahapan
Kampanye Dan Daftar
4 S.D 6 Juli
Pemilihn Khusus Pemilu NTB
2014
4 S.D.6 Juli Surabaya 2. Pelaksanaan rapat umum kampanye Pemilu Presiden
DPK Pemilu Presiden dan
dan Wakil Presiden Pasangan Nomor urut 1 (satu)
Wakil Presiden Tahun 2014 Tabel 3.11:
dilakukan pada tanggal 12 Juni 2014 di halaman

Laporan Hasil Pengawasan


Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
6. Supervisi Kegiatan FGDdan Supervisi
Pengawasan parkir Stadion Murtala Lampinong Kota Banda Aceh, 55
Tahapan Kampanye Dan Sulawesi dihadiri oleh Prabowo Subianto, tim kampanye
4 S.D.6 Juli
No. DPK Pemilu Presiden dan
Nama Kegiatan Tanggal Selatan
Tempat Nasional (Akbar Tanjung, Prio Budi Santoso dan Anis
Wakil Presiden Tahun 2014 Kegiatan NO PROVINSI HASIL SUPERVISI
Mata), dan Tim Pemenangan Provinsi (Muzakir Mana,
1. Pengawasan
7. FGD Pengawasan Terhadap Tahapan 10 S.D 12 Juni Hotel Palace 3. yang merupakan
Pada tanggal Wakil
27 Juni 2014 Gurbenur Aceh). Prabowo
tim kampanye Menurut
Isu‐Isu Strategis
Kampanye Dan Tahapan Daftar 2014 Cipanas keterangan dari Bawaslu
Hatta melakukan pertemuan Provinsi, Muzakir
dengan para tuan Mana
guru
Kampanye Khusus
Pemilihn Pemilu
Pemilu Presiden sudah memiliki izin cuti dari Kemendagri;
dan pimpinan pondok pesantren se kabupaten
4 S.D 6 Juli Jawa Barat 3. Adanya
dan Wakil Presiden
Presiden dan Dan
Wakil Lombok dugaan
Barat. beberapa kepala tersebut
Dalam acara daerah/Bupati yang
ditemukan
Wapres tahun 2014
Presiden Tahun 2014 Di menjadi tim pemenangan pasangan calon, belum
kendaraan truk plat merah dengan Nopol. DR.8052 DL
2. Provinsi Jawa Barat
Supervisi Pengawasan mendapatkan tembusan izin cutinya;
yang diparkir di sebelah selatan dan digunakan untuk
Kampanye Pemilu Presiden
8. Pengawasan Tahapan 2. Jawa Pelaksanaan Kampanye Rapat Umum Calon Presiden dan
mengangkut sound system untuk acara tersebut dan
13 S.D. 15 Juni Sulsel Barat Wakil Presiden Nomor urut 1 pada pukul 15.30 s.d Pukul
sudah ditindaklanjuti dengan diteruskan prosesnya
dan Wakil Presiden
Kampanye Dan Tahun Daftar
4 S.D 6 Juli (4 Juli 18.00 di kota
kepada KPU Bandung,
Provinsi ditemukan
NTB sebagai banyak diantara
pelanggaran
Pemilihn
2014 Khusus Pemilu NTB
2014 2014) peserta kampanye rapat umum tersebut adalah anak di
administrasi.
3. Presiden
Supervisi dan
Pengawasan Wakil
6. Sulawesi Pada bawah tanggal
umur atau anak yang supervisi
dilakukannya belum memenuhi syarat
tidak terdapat
Presiden Tahun 2014
Kampanye Pemilu Presiden sebagai pemilih.
22 S.D 23 Juni DIY Selatan kampanye rapat umum, namun beberapa catatan
dan Wakil Presiden
9. Pengawasan Tahun
Tahapan 3. Jawa Pelaksanaan kampanye yang dilakukan di Kabupaten
(4 s.d 6 diperoleh, yaitu :
2014
Kampanye dan DPK Sumatera Tengah
Juli 2014) Kudus
1. diperoleh informasi dugaan pelanggaran
Masing – masing pasangan Calon dan TIM hanya satu
4‐6 Juli 2014
4. Pemilihan
Supervisi Presiden Pengawasan dan Selatan (4 s.d 6 Kampanye yang dilakukan oleh Gubernur Jawa Tengah,
kali melakukan kampanye di daerah Sulawesi selatan;
Wakil Presiden
Tahapan Kampanye Dan Juli 2014) 2. diduga Gubernur belum mengajukan surat cuti kampanye.
Tim kampanye pasangan calon tidak melakukan
4 S.D.6 Juli Aceh
DPK
Sumber: Pemilu
Bawaslu Presiden
RI Tahun 2014 dan
Wakil Presiden Tahun 2014
Namun setelah dilakukan klarifikasi didapatkan Informasi
aktifitas kampanye;
bahwa kampanye tersebut dilakukan diluar jam kerja.
3. Pelanggaran kampanye banyak terjadi pada alat
c.
c. 5. Tabulasi Tabulasi
Supervisi Temuan Temuan Dugaan
Pengawasan Dugaan Pelanggaran
Pelanggaran Dalam DalamTahapan 4. Jawa Kampanye dilakukan dalam bentuk tabligh akbar di
peraga kampanye;
Kampanye Tahapan
Tahapan Kampanye
Kampanye Dan Timur
7. Banten Gramedia
Pada Expo, dilakukannya
tanggal Surabaya yang dipimpin tidak
supervisi oleh terdapat
Khofifah
4 S.D.6 Juli Surabaya Indar Parawansa pada pukul 13.00‐16.00 WIB. Hasil
DPK Pemilu Presiden dan (4 s.d 6 kampanye rapat umum. Namun demikian, sebagai catatan
Berdasarkan laporan pengawasan Kampanye Peserta Pemilu pengawasan kampanye
Juli 2014) pelanggaran tidak ditemukan dugaaan
banyak terjadi pada pelanggaran
alat peraga
Wakil Presiden Tahun 2014
Berdasarkan laporan pengawasan Kampanye kampanye yang dilakukan oleh tim kampanye.
kampanye.
6. Presiden
Supervisi dan Wakil Presiden Tahun 2014 dari Bawaslu Provinsi
Pengawasan
Peserta
Tahapan Pemilu
Kampanye Presiden
Dan dan Wakil Presiden Tahun
Sulawesi 53 5.
8. NTB
Sulawesi Pada tanggal dilakukannya supervisi tidak terdapat
2014 dari Bawaslu 4 S.D.6 Juli
Provinsi sampai tanggal 5 4 s.d 6 Juli kampanye rapat umum, namun beberapa catatan
Utara
DPK Pemilu
sampai Presiden
tanggal dan
5 Juli 2014 Selatan
didapatkan sejumlah tren pelanggaran 2014
(4 s.d 6 diperoleh, yaitu :
Juli 2014 didapatkan
Wakil Presiden Tahun 2014 sejumlah tren pelanggaran 1. Pada
Pada tanggal
tanggal 17 13 Juni
Juni 2014
2014 terdapat
tim kampanye Prabowo
tahapan kampanye sebagai berikut: Juli 2014) 1. kampanye rapat
7. tahapan
Pengawasan kampanye Tahapan
sebagai berikut: Hatta menyampaikan visi misi di tempat pendidikan
umum tim Prabowo Hatta di Lapangan Koni Sario
Kampanye Dan Daftar yaitu di Pondok Pesantren Darul Nahdatul NW Pancor
Manado, diperoleh informasi ada dugaan pelanggaran
Tabel 3.12:
Pemilihn Temuan Hasil Pengawasan Kampanye
Khusus Pemilu dan sudah yaitu
kampanye ditindaklanjuti dengan
ketiadaan izin cuti mengirimkan surat
Bupati Kabupaten
4 S.D 6 Juli Jawa Barat
Presiden dan Wakil ke KPU dan ke Pasangan Calon;
Minahasa Selatan dan Walikota Kotamobagu, dan
Presiden Tahun 2014 Di TOTAL Pada tanggal 19 Juni 2014 tim kampanye Joko Widodo
2. kampanye melibatkan WNI anak‐anak;
No. JENIS PELANGGARAN
Provinsi Jawa Barat PELANGGARAN dan Jusuf Kalla melakukan indikasi pelanggaran
2. Pada tanggal 4 Juli terdapat kampanye rapat umum tim
8. 1. Pengawasan
Pemasangan Alat Peraga Kampanye Tidak Pada
Tahapan 837 kampanye yaitu kampanye di tempat pendidikan yaitu
Joko Widodo Jusuf Kalla di Lapangan Koni Sario 55
Tempatnya
Kampanye Dan Daftar di Pondok Pesantren Syekh Zainuddin NW Anjani dan
Manado. Adadanya dugaan pelanggaran yakni
2. Alat Peraga Kampanye yang Dipasang 4 S.D 6 Juli
Bukan Pada 732
sudah ditindaklanjuti dengan mengirimkan surat ke
Pemilihn Khusus Pemilu
Lokasi yang Sudah Ditentukan NTB NO PROVINSI pelibatan anak‐anak dalam kampanye.
HASIL SUPERVISI
2014 KPU dan ke Pasangan Calon;
3. Presiden dan Wakil
Alat Peraga Kampanye Melebihi Jumlah dan Ukuran 500
Presiden Tahun 2014
yang Ditentukan 3. Pada tanggal 27 Juni 2014 tim kampanye Prabowo
2. Tindak Lanjut Hasil Pengawasan
Hatta melakukan pertemuan dengan para tuan guru
4. Iklan
9. Pengawasan Kampanye berisikan
Tahapan hal yang dapat 102
mengganggu kenyamanan pembaca, pendengar,
Kampanye dan DPK Sumatera Merujuk dan
kepada pimpinan pondok pesantren
hasil pengawasan dalam tahapan se Kampanye
kabupaten
dan/atau pemirsa. 4‐6 Juli 2014 Lombok Barat. Dalam acara tersebut ditemukan
5. Pemilihan Presiden dan
Iklan Kampanye Melebihi Jumlah Batas yang Sudah Selatan
101 Pemilu Presiden dan Wakil Presiden, Bawaslu RI mengambil
kendaraan truk plat merah dengan Nopol. DR.8052 DL
Wakil Presiden
Ditentukan yang diparkir di sebelah selatan dan digunakan untuk
beberapa langkah tindaklanjut sebagai berikut:
6. Media Massa Cetak, On‐Line, Elektronik Menjual 101 mengangkut sound system untuk acara tersebut dan
Blocking Segment, Menerima Program Sponsor a. Pada tanggal sudah 12 ditindaklanjuti
Juni 2014 melalui Surat
dengan Bawaslu prosesnya
diteruskan Nomor
dalam format atau segmen dan menjual spot iklan
c. Tabulasi Temuan Dugaan Pelanggaran Dalam Tahapan
yang tidak dimanfaatkan salah satu pasangan kepada KPU Provinsi
0705/Bawaslu/VI/2014 NTB sebagai
perihal Penjelasan pelanggaran
Tentang Jadwal
Kampanye
capres cawapres administrasi.
7. Media Massa Cetak, On‐Line, Elektronik Tidak 95
Kampanye
6. Sulawesi Pada Rapat Umum
tanggal Pemilu Presiden
dilakukannya dan Wakil
supervisi tidak Presiden
terdapat
Berdasarkan laporan pengawasan Kampanye Peserta Pemilu
Berimbang Dalam Pemberitaan Selatan
Tahun kampanye rapat meminta
2014, Bawaslu umum, namun beberapa
penjelasan kepada catatan
Komisi
8. Peserta Kampanye Rapat Umum Melakukan Konvoi
Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014 dari Bawaslu 40 Provinsi (4 s.d 6 diperoleh, yaitu :
dan Melanggar Lalu Lintas Pemilihan Umum terkait belum dikeluarkannya Surat Keputusan
Juli 2014) 1. Masing – masing pasangan Calon dan TIM hanya satu
9. Pelanggaran Khusus Seperti Money Politic, 35 kali melakukan kampanye di daerah Sulawesi selatan;
Pemberian Door Prize, Bentrokan antar pendukung
tentang Jadwal Kampanye Rapat Umum Pemilu Presiden dan
2. Tim kampanye pasangan calon tidak melakukan
dll
10. Kampanye Rapat Umum Melewati Batas Waktu 31
aktifitas kampanye;
yang Sudah Ditentukan 3. Pelanggaran kampanye banyak terjadi pada alat
peraga kampanye;
Sumber: Bawaslu RI Tahun 2014
7. Banten Pada tanggal dilakukannya supervisi tidak terdapat
Data berdasarkan supervisi yang dilakukan Bawaslu pada tanggal 4‐
Data berdasarkan supervisi yang dilakukan (4 s.d 6 kampanye rapat umum. Namun demikian, sebagai catatan
6 Juli 2014 diperoleh hasil sebagai berikut: Juli 2014) pelanggaran kampanye banyak terjadi pada alat peraga
Bawaslu pada tanggal 4-6 Juli 2014 diperoleh
kampanye.
hasil sebagai berikut: 8. Sulawesi Pada tanggal dilakukannya supervisi tidak terdapat
54
Utara kampanye rapat umum, namun beberapa catatan
(4 s.d 6 diperoleh, yaitu :
Tabel 3.13: Juli 2014) 1. Pada tanggal 17 Juni 2014 terdapat kampanye rapat

Hasil Supervisi Pengawasan Kampanye
umum tim Prabowo Hatta di Lapangan Koni Sario
Manado, diperoleh informasi ada dugaan pelanggaran
NO PROVINSI HASIL SUPERVISI kampanye yaitu ketiadaan izin cuti Bupati Kabupaten
Minahasa Selatan dan Walikota Kotamobagu, dan
1. Aceh
1. Pelaksanaan rapat umum kampanye Pemilu Presiden
kampanye melibatkan WNI anak‐anak;
(4 s.d 6
dan Wakil Presiden Pasangan Nomor urut 2 (dua)
2. Pada tanggal 4 Juli terdapat kampanye rapat umum tim
Juli 2014) dilakukan pada tanggal 5 Juni 2014 di Kab Pidie,
Joko Widodo Jusuf Kalla di Lapangan Koni Sario
dihadiri oleh Yusuf Kala, Surya Paloh dan Tim
Manado. Adadanya dugaan pelanggaran yakni
Kampanye Nasional; pelibatan anak‐anak dalam kampanye.
2. Pelaksanaan rapat umum kampanye Pemilu Presiden

Sumber: Bawaslu RI Tahun 2014
dan Wakil Presiden Pasangan Nomor urut 1 (satu)
dilakukan pada tanggal 12 Juni 2014 di halaman 2. Tindak Lanjut Hasil Pengawasan
parkir Stadion Murtala Lampinong Kota Banda Aceh,
Merujuk kepada hasil pengawasan dalam tahapan Kampanye
dihadiri oleh Prabowo Subianto, tim kampanye
Nasional (Akbar Tanjung, Prio Budi Santoso dan Anis Pemilu Presiden dan Wakil Presiden, Bawaslu RI mengambil
Mata), dan Tim Pemenangan Provinsi (Muzakir Mana,
beberapa langkah tindaklanjut sebagai berikut:
yang merupakan Wakil Gurbenur Aceh). Menurut
keterangan dari Bawaslu Provinsi, Muzakir Mana a. Pada tanggal 12 Juni 2014 melalui Surat Bawaslu Nomor 51
sudah memiliki izin cuti dari Kemendagri;
0705/Bawaslu/VI/2014 perihal Penjelasan Tentang Jadwal
3. Adanya dugaan beberapa kepala daerah/Bupati yang
menjadi tim pemenangan pasangan calon, belum Kampanye Rapat Umum Pemilu Presiden dan Wakil Presiden
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014

2. Tindak Lanjut Hasil Pengawasan 6. Media massa cetak, online, elektronik menjual
blocking segment, menerima program sponsor
Merujuk kepada hasil pengawasan dalam dalam format atau segmen dan menjual spot
tahapan Kampanye Pemilu Presiden dan Wakil iklan yang tidak dimanfaatkan salah satu
Presiden, Bawaslu RI mengambil beberapa pasangan capres dan cawapres sebanyak 101
langkah tindaklanjut sebagai berikut: pelanggaran;

a. Pada tanggal 12 Juni 2014 melalui Surat Bawaslu 7. Media massa cetask, online, elektronik tidak
Nomor 0705/Bawaslu/VI/2014 perihal Penjelasan berimbang dalam pemberitaan 95 pelanggaran;
Tentang Jadwal Kampanye Rapat Umum Pemilu
Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014, 8. Peserta kampanye rapat umum melakukan
Bawaslu meminta penjelasan kepada Komisi konvoi dan melanggar lalu lintas sebanyak 40
Pemilihan Umum terkait belum dikeluarkannya pelanggaran;
Surat Keputusan tentang Jadwal Kampanye
Rapat Umum Pemilu Presiden dan Wakil 9. Pelanggaran khusus seperti money politics,
Presiden Tahun 2014 sesuai yang diamanatkan pemberian doorprize, bentrokan antar pendukung
oleh ketentuan peraturan perundang-undangan. dan lain lain sebanyak 35 pelanggaran; 57

b. Bawaslu juga meminta kepada Pasangan 10.
9. Kampanye
Pelanggaran khusus
Rapat seperti umum
money politics,
melewati pemberian
batas
Capres dan Cawapres Prabowo Subianto waktu yang sudah ditentukan sebanyak 31
doorprize, bentrokan antar pendukung dan lain lain sebanyak 35
dan Hatta Rajasa untuk memberikan jadwal pelanggaran.
pelanggaran;
kampanyenya melalui Surat Badan Pengawas 10. Kampanye Rapat umum melewati batas waktu yang sudah
Pemilihan Umum Nomor 0710/Bawaslu/VI/2014 3. Penanganan Pelanggaran dan Tindak Lanjut
ditentukan sebanyak 31 pelanggaran.
tertanggal 12 Juni 2014 perihal Permohonan Pelanggaran PemiluTahapan Kampanye
Jadwal Kampanye Pemilihan Presiden dan Wakil 3. Penanganan Pelanggaran dan Tindak Lanjut Pelanggaran
Presiden Tahun 2014. Pelanggaran dengan jumlah terbanyak
PemiluTahapan Kampanye

terjadi
pada tahapan
Pelanggaran dengan kampanye yaituterjadi
jumlah terbanyak 379pada
(tiga
c. Bawaslu melalui Surat Bawaslu Nomor 0683/ ratus tujuh puluh sembilan) kasus. Secara umum
tahapan kampanye yaitu 379 (tiga ratus tujuh puluh sembilan)
Bawaslu/VI/2014 tanggal 6 Juni 2014 perihal pelanggaran pada tahapan kampanye dilakukan
kasus. Secara umum pelanggaran pada tahapan kampanye dilakukan
Pengawasan Kampanye Pemilu Presiden dan dalam bentuk pemasangan alat peraga kampanye
dalam bentuk pemasangan alat peraga kampanye di tempat yang
Wakil Presiden Tahun 2014 memerintahkan di tempat yang dilarang atau di tempat yang tidak
dilarang atau di tempat yang tidak sesuai dengan lokasi yang telah
BawasluProvinsi untuk melaporkan hasil sesuai dengan lokasi yang telah ditentukan oleh
ditentukan oleh KPU.
Pengawasan Kampanye kepada Bawaslu RI. KPU.

Adapun laporan pelanggaran yang Tabel 3.14:


Data Pelanggaran Administrasi Dan Tindak Lanjutnya
dilakukan oleh Pasangan Calon Presiden dan Wakil
Presiden dan/atau tim kampanye yang disampaikan TEMUAN
LAPORAN DITERUSKAN DITINDAKLANJUTI
DITERIMA KE KPU KPU
TIDAK
DITINDAKLANJUTI
oleh Bawaslu Provinsi setiap harinya kepada 300 79 374 325 49
Bawaslu pada masa kampanye adalah sebagai
Sumber: Bawaslu RI Tahun 2014
berikut: Pelanggaran terkait dengan pemasangan alat peraga kampanye
setidaknya Pelanggaran terkait dengan pemasangan
ditemukan dan dilaporkan di 83 (delapan puluh tiga)
1. Pemasangan alat peraga kampanye tidak pada alat peraga kampanye setidaknya ditemukan dan
kabupaten/kota yang tersebar di 20 (dua puluh) provinsi yaitu:
tempatnya sebanyak 837 pelanggaran; dilaporkan di 83 (delapan puluh tiga) kabupaten/
Kabupaten Aceh Tengah, Kabupaten Sibolga, Pak‐pak Barat,
kota yang tersebar di 20 (dua puluh) provinsi yaitu:
2. Alat peraga kampanye yang dipasang bukan Kabupaten langkat, Kabupaten Karo, Kabupaten Binjai, Kabupaten
Kabupaten Aceh Tengah, Kabupaten Sibolga,
Padang Panjang, Kabupaten Solok Selatan, Kabupaten Tanah Datar,
pada lokasi yang sudah ditentukan sebanyak Pak-pak Barat, Kabupaten langkat, Kabupaten
732 pelanggaran; Kabupaten Kabupaten
Karo, sijunjung, Kabupaten Sawah Kabupaten
Binjai, lunto, Kabupaten Padang
Pesisir

Panjang, Kabupaten Solok Selatan, Kabupaten


Selatan, Kabupaten Pasaman Barat, Kabupaten Solok, Kota
3. Alat peraga kampanye melebihi jumlah Tanah Datar,
Bukittinggi, Kabupaten
Kota Solok, Kabupaten sijunjung,
Pariaman, Kota Kabupaten
Padang,
dan ukuran yang ditentukan sebanyak 500 Sawah lunto, Kabupaten
Kabupaten Prabumulih, Kabupaten Pesisir
Ogan Komeling Selatan,
Ilir, Kabupaten
pelanggaran; Kabupaten Pasaman
lubuk linggau, Kabupaten Barat,
Bengkulu Kabupaten
Selatan, Solok,
Kabupaten tengah,
Kota Bukittinggi, Kota Solok, Kabupaten
Kabupaten Kemahiang, Kabupaten Bengkulu Utara, Kabupaten Pariaman,
4. Iklan kampanye berikan hal yang dapat Kota Padang, Kabupaten Prabumulih, Kabupaten
Rejang lebong, Kota Begkulu, Kota Batam, DKI Jakarta, Jakarta Barat,
mengganggu kenyamanan pembaca, Ogan
Kabupaten Komeling Ilir, Kabupaten
Garut, Kabupaten Majalengka, Kota lubuk
Bekasi, linggau,
Kota
pendengar, dan/atau pemirsa sebanyak 102 Kabupaten Bengkulu Selatan, Kabupaten
Tasikmalaya, Kabupaten lamongan, Kota Batu, Kota Blitar, tengah,
pelanggaran; Kabupaten Kemahiang, Kabupaten Bengkulu
Kabupaten Ngawi, Kabupaten Magetan, Kota Madiun, Kabupaten
Utara, Kabupaten Rejang lebong, Kota Begkulu,
5. Iklan kampanye melebihi jumlah batas yang Kota Batam, DKI Jakarta, Jakarta Barat, Kabupaten
sudah ditentukan sebanyak 101 pelanggaran; Garut, Kabupaten Majalengka, Kota Bekasi,
Kota Tasikmalaya, Kabupaten lamongan, Kota
52
a. Kampanye di luar jadwal;
b. Tim kampanye Paslon menghina paslon lain (terjadi di Provisni

Laporan Hasil Pengawasan


Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
Papua).
c. Black Campaign: Provinsi DIY, Kota Kendari, Provinsi Jawa Barat
dan Kabupaten Ciamis
Batu, Kota Blitar, Kabupaten Ngawi, Kabupaten d. Kampanye Menggunakan Kendaraan Dinas:
d. Kampanye Menggunakan Kendaraan Dinas: Kabupaten Barito
Magetan, Kota Madiun, Kabupaten Sampang, Kabupaten Barito Kuala,
Kuala,
Kabupaten Boyolali, Kabupaten Jepara, Kabupaten e. Kampanye Dirumah dinas : Kota Bukittinggi,
e. Kampanye Dirumah dinas : Kota Bukittinggi,
karanganyar, Kota Tegal, Kota Pemalang, f. Dugaan pelanggaran money politics :
f. Dugaan pelanggaran money politics : Kabupaten Tana Datar,
Kabupaten Purworejo, Kabupaten Rembang, Kabupaten Tana Datar, Kabupaten
Kabupaten Tanah Bumbu, Kabupaten Halmahera Selatan,
Kabupaten Temanggung, Kabupaten Wonogiri, Tanah Bumbu, Kabupaten Halmahera Selatan,
Kabupaten Konawe Selatan,
Kabupaten Kulonprogo, Kabupaten Gunung Kidul, Kabupaten Konawe Selatan,

Kabupaten Sleman, Kabupaten Melawi, Kabupaten Tabel 3.15:
Kubu Raya, Kabupaten Sanggau, Kabupaten Kutai Data Pelanggaran Pidana Dan Tindak Lanjutnya
Timur, Kabupaten Barito Utara, Provinsi Kalimantan
No. Pelanggaran Jumlah
Selatan, Kabupaten Balangan, Kabupaten 1. Temuan Diterima 6
Barito Kuala, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, 2.
3.
Laporan Diterima
Diteruskan Ke Polisi
18
3
Kota BanjarBaru, Kota Banjarmasin, Kabupaten 4. Dihentikan Polisi 3
Tabanan, Kota Denpasar, Kabupaten Buleleng, 5.
6.
Dilanjutkan Kepolisian
Diteruskan Ke Kejaksaan


Kabupaten Klungkung, Kabupaten Gianyar, Kota 7. Dihentikan Kejaksaan ‐
8. Dilimpahkan Ke Pengadilan Negeri ‐
Kupang, Kabupaten Sumba Barat, Kabupaten 9. Putusan Pengadilan Negeri ‐
Timur Tengah Utara, Kabupaten Halmahera Barat,
Sumber: Bawaslu RI Tahun 2014
Provinsi Sulawesi Utara, Kota Tomohon, Kabupaten Pengawas Pemilu pada Tahapan Kampanye juga telah
Minahasa, Kabupaten Kepulauan Sangihe, Kota menerima Pengawas Pemiludugaan
laporan penanganan padapelanggaran
Tahapanpidana Kampanye
Pemilu,
Bitung, Kabupaten Minahasa Utara, Kabupaten juga telah menerima laporan penanganan dugaan
yakni:
Sigi, Kabupaten Konawe, Kabupaten Jeneponto, pelanggaran pidana Pemilu, yakni:
g. Kampanye di luar jadwal;
Kabupaten Barru, Kabupaten tana Toraja, a.h.Kampanye di luar jadwal;
Tim kampanye Paslon menghina paslon lain (terjadi di Provisni
Kabupaten Mamuju. b. Tim kampanye
Papua). Paslon menghina paslon lain
(terjadi di Provisni Papua).
i. Black Campaign: Provinsi DIY, Kota Kendari, Provinsi Jawa Barat
Pelanggaran dalam kampanye juga terjadi c. Black Campaign:
dan Kabupaten Ciamis Provinsi DIY, Kota Kendari,
dalam bentuk penggunaan fasilitas negara, j. Provinsi Jawa Barat dan Kabupaten Ciamis
Kampanye Menggunakan Kendaraan Dinas: Kabupaten Barito
pelibatan PNS dan kepala desa, keterlibatan Kepala d. Kampanye
Kuala, Menggunakan Kendaraan Dinas:
Daerah, dan mobilisasi anak di bawah umur. Selain Kabupaten Barito Kuala,
k. Kampanye Dirumah dinas : Kota Bukittinggi,
itu dugaan pelanggaran yang sempat diterima oleh k. Kampanye Dirumah dinas : Kota Bukittinggi,
jajaran Pengawas Pemilu dan yang terjadi di banyak l. Dugaan pelanggaran money politics :
wilayah secara hampir bersamaan, dengan bentuk Kabupaten Tana Datar, Kabupaten Tanah
dan materi yang sama adalah kampanye hitam Bumbu, Kabupaten Halmahera
melalui tabloid Obor Rakyat dan bulletin. Tabloid Selatan, Kabupaten Konawe Selatan,
dan bulletin tersebut tersebar di berbagai wilayah
yang pada pokoknya berisi tentang informasi Dari 24 temuan dan laporan tindak pidana
yang dianggap mendiskreditkan pasangan calon Pemilu tersebut, Pengawas Pemilu meneruskan
presiden tertentu. tiga diantaranya kepada jajaran penyidik Kepolisian.
Terdapat pula modus surat permintaan dukungan, Kasus yang mencuat yang telah ditangani Bawaslu
yang merupakan surat yang ditujukan kepada para RI, yakni kasus Calon Presiden Ir. Joko Widodo yang
PNS khususnya Kepala Sekolah atau guru. Surat diduga melakukan kampanye di luar jadwal pada saat
tersebut ditemukan di banyak daerah yang pada Pencabutan Nomor Urut Peserta Pemilu Presiden
dan Wakil Presiden yang terjadi di Gedung KPU
pokoknya berisi permintaan dukungan oleh calon
RI, dimana pada saat itu Joko Widodo (Terlapor)
Presiden Prabowo Subianto.
ketika diberikan kesempatan kepada KPU untuk
memberikan sambutan mengacungkan jari telunjuk
Seluruh laporan dan temuan pelanggaran dan jari tengahnya dan mengatakan Salam Dua
tersebut telah diteruskan kepada KPU dan Jari. Hal tersebut dapat ditafsirkan oleh banyak pihak
jajarannya untuk ditindaklanjuti. berdasarkan sebagai bentuk ajakan untuk memilihnya sehingga
catatan Pengawas Pemilu, tidak semua rekomendasi diartikan sebagai tindakan kampanye di luar jadwal.
ditindaklanjuti oleh KPU dan jajarannya. Masih Kasus lainnya adalah kasus kampanye hitam melalui
ada 54 (lima puluh empat) dugaan pelanggaran penyebaran Tabloid Obor Rakyat dibeberapa
administrasi yang tidak ditindaklanjuti. tempat dan pesantren. Laporan kepada Bawaslu
Pengawas Pemilu pada Tahapan Kampanye juga terkait dengan tindakan Pimpinan Redaksi Tabloid
telah menerima laporan penanganan dugaan Obor Rakyat yang dianggap melakukan penistaan
pelanggaran pidana Pemilu, yakni: terhadap salah satu Calon Presiden. Namun setelah
a. Kampanye di luar jadwal; Bawaslu melakukan klarifikasi dan kajian terhadap
b. Tim kampanye Paslon menghina paslon lain kasus tersebut, laporan tersebut tidak memenuhi
(terjadi di Provisni Papua). syarat formil dan materiil karena laporan disampaikan
c. Black Campaign: Provinsi DIY, Kota Kendari, kepada Bawaslu telah melewati batas waktu serta
Provinsi Jawa Barat dan Kabupaten Ciamis tidak diketahui identitas dan alamat terlapor.
53
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014

3. Analisa, Kesimpulan dan Rekomendasi


Perbaikan Tahapan Kampanye menetapkan aturan yang mewajibkan relawan
sebagai bagian dari tim pelaksana kampanye;
Pada tahapan kampanye Pemilihan Umum Presiden
3. Bawaslu mengingatkan kepada Pasangan Calon
dan Wakil Presiden masih ditemukan pelanggaran
yang sama dengan kampanye pada Pemilu Anggota dan/atau tim kampanye agar pengelolaan dana
DPR, DPD, dan DPRD, seperti penggunaan fasilitas kampanye yang dikelola oleh relawan menjadi
Negara, keterlibatan pihak-pihak yang dilarang satu kesatuan dengan laporan penerimaan dan
sebagai pelaksana kampanye, dan penggunaan penggunaan dana kampanye Pasangan calon;
tempat-tempat yang dilarang digunakan sebagai
tempat kampanye. 4. Bawaslu mengusulkan :

a. Kepada Kementerian Dalam Negeri untuk
Lebih konkret lagi bila PemiluAnggota
DPR, DPD, dan DPRD yang paling menonjol adalah menerbitkan surat edaran terkait dengan
pemasangan alat peraga kampanye yang melanggar larangan keterlibatan kepala daerah, PNS,
aturan dan kampanye melalui iklan media massa cetak aparat desa dalam pelaksanaan kampanye.
dan elektronik yang diduga melanggar aturan, maka
b. Kepada Kementerian Pendidikan Nasional dan
pada pemilihan umum presiden dan wakil presiden
yang menonjol adalah jenis kampanye melalui media Kementerian Agama terkait dengan larangan
massa cetak dan elektronik dan khususnya media berkampanye di tempat pendidikan.
sosial seperti twitter, facebook, portal-portal berita.
Kampanye Pemilu Presiden dan Wakil Presiden melalui Untuk internal Bawaslu sendiri, rekomendasi
media sosial ini banyak diduga melanggar ketentuan yang diajukan uuntuk menyikapi kondisi tersebut
materi yang diatur dalam peraturan perundang- adalah sebagai berikut:
undangan yaitu harus bersifat bijak dan beradab, yaitu
1. Bawaslu menyusun panduan teknis
tidak menyerang pribadi, kelompok, golongan atau
pasangan calonnya dan dilarang bersifat provokatif. Pengawasan terhadap isu-isu:

Kendala utama dalam menindak “black a. Keberadaan Relawan Pasangan Calon;


campaign” ini adalah kesulitan pada proses b. Pengelolaan dana relawan;
penindakan karena dalam peraturan Komisi Pemilihan c. Penyalahgunaan jabatan dan fasilitas negara;
Umum disebutkan bahwa yang dapat dikenai sanksi
2. Bawaslu menyusun batasan ruang lingkup
apabila melakukan pelanggaran administrasi Pemilu
maupun pidana Pemilu hanyalah pasangan calon pengawasan untuk masing-masing jenjang
atau pelaksana kampanye dan tidak ada klausul yang Pengawas Pemilu dengan rumusan sebagai
menyatakan bahwa obyek hukumnnya adalah “setiap berikut:
orang”. Hal ini menghambat Pengawas Pemilu dalam
a. Bawaslu Provinsi dan Panwaslu Kabupaten/
melakukan penindakan karena pada tataran empiric
yang melakukan dugaan ”black campaign” media Kota melakukan koordinasi dengan tim
social bersifat perorang atau kelompok masyarakat kampanye pasangan calon tingkat provinsi
yang dikategorikan simpatisan atau relawan untuk memastikan keberadaan relawan
yang keberadaannya tidak diatur dalam perturan pasangan calon, kegiatan relawan dan
perundang-undangan. Selain keberadaan simpatisan pengelolaan dananya di seluruh wilayah di
dan relawan ini apabila tidak diatur dalam regulasi masing-masing provinsi;
akan berdampak pula pada penggunaan dana
b. Panwaslu Kecamatan dan PPL melakukan
kampanye yang digunakan oleh mereka yang tidak
diwajibkan dilaporkan karena mereka bukan bagian pengawasan terhadap kegiatan/aktivitas
dari pelaksana maupun tim kampanye pasangan Relawan Pasangan Calon;
calon.
c. Panwaslu Kecamatan dan PPL mengawasi
Berdasarkan kendala dan kondisi obyektif pelaksanaan kegiatan/aktivitas relawan
terkait implementasi kampanye di lapangan dan Pasangan Calon terhadap kemungkinan
kekosongan regulasi tersebut, maka Pengawas keterlibatan PNS, Kepala Desa, Perangkat
Pemilu merekomendasikan hal-hal berikut: Desa, Anggota BPD, Bupati dan Gubernur,
serta adanya kemungkinan penggunaan
1. Bawaslu bersama-sama KPU menyusun fasilitas negara.
pengaturan terkait keberadaan orang perorang
atau kelompok masyarakat yang dikategorikan 3.5. Pengawasan Tahapan Dana Kampanye
sebagai relawan sebagai aturan yang tidak
terpisahkan dari aturan pelaksanaan kampanye; Isu pendanaan selalu menjadi hal yang
sensitif dan mengundang perhatian (interest)
2. Bawaslu merekomendasikan kepada KPU untuk publik yang besar.Hal ini disebabkan oleh

54
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
dekatnya isu pendanaan dengan korupsi. Secara
konseptual, isu dana kampanye memang sangat Dana kampanye Pemilu Presiden dan
erat kaitannya dengan korupsi atau korupsi Pemilu. Wakil Presiden 2014dilakukan melalui
Hal ini tidak hanya merusak demokrasi tetapi juga beberapa kegiatan adalah sebagai
menghancurkan nilai dan etika politik di tingkat berikut:
masyarakat terlebih lagi di tingkat elit politik.
a) Mengadakan expert meeting
Bawaslu melakukan pengawasan terhadap Pencegahan Tindak Pidana Korupsi
dokumen laporan sumbangan dana kampanye dari pada tanggal 13 Juni 2014. Kegiatan
sisi ketepatan waktu pelaporan dan keterpenuhan yang menghadirkan pegiat pemilu ini
prosedur serta kesuaian penerimaan laporan membahas mengenai pelaksanaan
sumbangan dana kampanye. Proses pemantauan rencana pengawasan sebagai
ini bermaksud untuk memastikan terjadinya bagian dari menemukan penggalian
pelaporan penggunaan dana kampanye selama data model/metode apa saja yang
proses kegiatan kampanye Pemilu yang bersifat efektif sebagai bahan instrument
legal, akuntabel dan transparan. Bagi calon pengawasan dana kampanye
kandidat presiden dan wapres harus mampu berikut ide, gagasan dan langkah
untuk mengelola dan mempertanggungjawabkan strategi guna proses pengawasan
penerimaan dan pengeluaran dana kampanye dana kampanye. Expert meeting ini
mereka ke publik. menghasilkan sejumlah masukan,
yaitu:
Pelaksanaan laporan dana kampanye ini
mencakup Penyerahan Sumbangan Tahap I 1. Perlunya membuat data
Dana Kampanye Pemilu Presiden dan Wakil pembanding pengeluaran dana
Presiden, Penyerahan Rekening Khusus (Reksus), kampanye yang dilakukan
Penyerahan Sumbangan Tahap II, Penyerahan dengan cara membuat kajian iklan
Laporan Awal, Penyerahan Laporan Akhir, kampanye pasangan calon. Hal
Penyerahan laporan Sumbangan tahap III, ini dapat dilakukan dengan cara
Penyerahan hasil audit KPU. mendata kampanye rapat umum
dalam bentuk investigatif untuk
1. Pelaksanaan Pengawasan dan Pencegahan mengukur belanja kampanye
Pelanggaran dengan melihat biaya artis
pendukung, jumlah kendaraan
a. Permasalahan dalam pelaksanaan yg disewa, sewa tempat, dan
Pengawasan Dana kampanye lain-lain. Penyusunan kajian
bisa bekerjasama dengan
Pada penyelenggaraan pemilihan umum awesomemetric /purengage
presiden 2014, kegiatan kampanye menjadi plotting untuk menelusuri biaya
rawan konflik karena altar kontestasi hanya iklan kampanye media elektronik
di ikuti 2 kubu pasangan calon yakni Jokowi dan juga biaya kampanye hitam.
– Jusuf Kalla dan Prabowo Subianto – Hatta
Rajasa. 2. Penelusuran untuk memastikan
sumbangan pihak lain dalam
Kuatnya dukungan antara dua pasangan calon sumbangan dana kampanye
tersebut, setidaknya memunculkan dukungan Pemilihan Presiden dan Wakil
yang terbentuk secara formal sebagaimana Presiden Tahun 2014.
diatur oleh Peraturan KPU, maupun informal yang
berwujud relawan. Dalam konteks pengawasan 3. Bawaslu disarankan untuk
dana kampanye, kontrol terhadap penerimaan mengirimkan surat kepada
dan penggunaan dana kampanye dukungan pasangan calon untuk
formal relatif mudah di awasi karena telah diatur mengingatkan terkait adanya
prosedurnya, namun untuk dukungan informal ketidaksesuaian pengumpulan
yang berwujud relawan sulit untuk dikontrol sumbangan gotong royong yang
dan diketahui, karena sifat ketidak terikatannya. diberikan dengan prosedur
Hal ini tentunya menjadi perhatian kita semua penyerahan sumbangan dana
mengingat dugaan banyaknya dana-dana kampanye yang mengacu pada
kampanye yang belum seluruhnya terlaporkan PKPU 17 tahun 2014 dan PKPU
diluar sebagaimana yang diatur oleh KPU. Nomor 28 Tahun 2014 tentang
Perubahan Atas PKPU Nomor
b. Kegiatan dan Hasil Pengawasan dan
17 Tahun 2014 tentang Dana
Pencegahan dalam Dana Kampanye Kampanye Pemilihan Umum
Presiden dan Wakil Presiden
1) Persiapan Pelaksanaan Pengawasan
Tahun 2014 khusunya pada
55
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014

kejelasan identitas penyumbang


dalam sumbangan gotong royong b. Melakukankonfirmasi dan pengecekan
tersebut.
terhadap Laporan Penerimaan Dana
Kampanye Periode I dan Periode II
b) Mengirimkan surat kepada KPU
yakni:
Perihal Pengawasan Pelaporan Dana

Kampanye Pemilu Presiden dan Wakil (1) Kelengkapan bukti-bukti yang 66
Presiden Tahun 2014 meliputi:
WIB, disyaratkan dalam
sedangkan Paslon Prabowo peraturan
dan M. Hatta Rajasa

PKPU 17/2014
datang pada pukul 15.20 WIB; (DKPP1-PS:
1. Surat Nomor 0680/Bawaslu/VI/2014
Daftar Laporan
b. Melakukankonfirmasi Penerimaan
dan pengecekan Dana
terhadap Laporan
tertanggal 5 Juni 2014 perihal
Kampanye, DKPP2-PS: Daftar
Penerimaan Dana Kampanye Periode I dan Periode II yakni:
Permohonan Data Laporan Dana
Penerimaan
(1) Kelengkapan Sumbangan
bukti‐bukti yang yang
disyaratkan dalam
Kampanye Pemilihan Presiden dan
berasal
peraturan dari Pihak
PKPU 17/2014 Lain,
(DKPP1‐PS: DKPP2.A-
Daftar Laporan
Wakil Presiden dan Wakil Presiden
PS: Surat
Penerimaan Dana Pernyataan Penyumbang
Kampanye, DKPP2‐PS: Daftar
Periode I Tahun 2014.
Perseorangan,
Penerimaan DKPP2.B-PS:
Sumbangan yang berasal dari Pihak Lain,
Surat Surat
DKPP2.A‐PS: PernyataanPernyataan Penyumbang
Penyumbang
2. Surat Nomor 0893/Bawaslu/
Kelompok,
Perseorangan, DKPP2.B‐PS: DKPP2.C-PS
Surat Pernyataan :
VII/2014 tertanggal 18 Juli 2014
Surat Pernyataan Penyumbang
Penyumbang Kelompok, DKPP2.C‐PS : Surat Pernyataan
perihal Permohonan Data Laporan
Perusahaan/Badan
Penyumbang Usaha).
Perusahaan/Badan Usaha). Adapun
Dana Kampanye Tahap II dan
Adapun hasilnya sebagai berikut:
hasilnya sebagai berikut:
Laporan Akhir Dana Kampanye
Pemilihan Presiden dan Wakil Tabel 3.16:
Kelengkapan Laporan Sumbangan Dana Kampanye Tahap I
Presiden dan Wakil Presiden
Tahun 2014. NAMA
JENIS FORM
No
CAPRES/CAWAPRES DKPP1‐PS DKPP2‐PS DKPP2.A‐PS DKPP2.B‐PS DKPP2.C‐PS

Kegiatan-kegiatan tersebut dimaksudkan Prabowo Subiyanto‐


√ √ √ ‐ √
1. Hatta Rajasa
sebagai aspek pencegahan dari Joko Widodo‐ Jusuf
√ ‐ ‐ ‐ ‐
pelaksanaan pelaporan dana kampanye 2. Kalla
Keterangan:
Sumber: Bawaslu RI Tahun 2014
yang legal, akuntabel dan transparan. DKPP1‐PS : Daftar Laporan Penerimaan Dana Kampanye
DKPP2‐PS : Daftar Penerimaan Sumbangan yang berasal dari Pihak Lain
Keterangan:
DKPP2.A‐PS : Surat Pernyataan Penyumbang Perseorangan
DKPP1-PS : Daftar Laporan Penerimaan Dana Kampanye
2) PelaksanaanPengawasan Dana DKPP2.B‐PS : Surat Pernyataan Penyumbang Kelompok
DKPP2-PS : Daftar Penerimaan Sumbangan yang berasal dari Pihak Lain
DKPP2.C‐PS : Surat Pernyataan Penyumbang Perusahaan/Badan Usaha
Kampanye Pemilu Presiden dan Wakil DKPP2.A-PS : Surat Pernyataan Penyumbang Perseorangan
Presiden 2014 DKPP2.B-PS : Surat Pernyataan Penyumbang
Berdasarkan Kelompok
kelengkapan, Pasangan Calon
DKPP2.C-PS : Surat Pernyataan Penyumbang
Nomor urut Perusahaan/Badan
satu sudah Usaha
melengkapi laporan

a. Pengawasan kepatuhan pelaporan penerimaan dana kampanye. Form DKPP2.B‐PS (Surat
Berdasarkan
Pernyataan kelengkapan,
Penyumbang Pasangan
Kelompok) tidak
dana kampanye pasangan calon,
Calon Nomordikarena
dikumpulkan urut satu sudah
dalam laporan melengkapi
penerimaan
dimana pengawasan ini menghasilkan
laporan penerimaan
paslon Prabowo danasumbangan
Hatta tidak terdapat kampanye.
dari
beberapa hal berikut ini:
Form DKPP2.B-PS (Surat Pernyataan
kelompok.

Penyumbang Kelompok)
Sedangkan untuk Pasangan tidak
Calon Nomor Urut
(1) Kedua Pasangan Calon Presiden
dikumpulkan dikarena dalam (Daftar
duatidak melengkapi form DKPP2‐PS laporan
dan Wakil Presiden melaporkan
penerimaan paslon Prabowo Hatta tidak
Penerimaan Sumbangan yang berasal dari Pihak Lain)
laporan penerimaan dana
terdapat sumbangan dari kelompok.
dan form DKPP2.A‐PS (Surat Pernyataan Penyumbang
kampanye tahap I tepat waktu
sesuai yang telah ditetapkan;
Sedangkan untuk Pasangan Calon

Nomor Urut duatidak melengkapi
(2) Kedua Pasangan Calon Presiden
form DKPP2-PS (Daftar Penerimaan
dan Wakil Presiden melaporkan
Sumbangan yang berasal dari Pihak Lain)
laporan penerimaan dana
dan form DKPP2.A-PS (Surat Pernyataan
kampanye tahap II tepat waktu
Penyumbang Perseorangan). Sedangkan 67
sesuai yang telah ditetapkan;
untukPerseorangan).
form DKPP2.B-PSSedangkan untuk dan DKPP2.C-
form DKPP2.B‐PS

PS tidak dikumpulkan dikarenakan tidak
dan DKPP2.C‐PS tidak dikumpulkan dikarenakan tidak
(3) Berdasarkan hasil pengawasan
ada ada sumbangan dari kelompok dan perusahaan/badan
sumbangan dari kelompok dan
pada saat pelaporan dana
perusahaan/badan
usaha. usaha.
kampanye tahap akhir masing-
masing pasangan calon Tabel3.17:
Kelengkapan Laporan Sumbangan Dana Kampanye Tahap II
mengumpulkan tepat pada
waktunya, yakni Paslon Joko NAMA
JENIS FORM
No
Widodo dan Jusuf Kalla datang CAPRES/CAWAPRES DKPP1‐PS DKPP2‐PS DKPP2.A‐PS DKPP2.B‐PS DKPP2.C‐PS

pukul 14.50 WIB, sedangkan 1.


Prabowo Subiyanto‐
Hatta Rajasa
√ √ ‐ ‐ ‐

Paslon Prabowo dan M. Hatta 2.


Joko Widodo‐ Jusuf
Kalla
√ √ ‐ ‐ ‐

Rajasa datang pada pukul 15.20 Sumber:



Bawaslu RI Tahun 2014
Keterangan:
WIB; DKPP1‐PS : Daftar Laporan Penerimaan Dana Kampanye
DKPP2‐PS : Daftar Penerimaan Sumbangan yang berasal dari Pihak Lain
56 DKPP2.A‐PS : Surat Pernyataan Penyumbang Perseorangan
DKPP2.B‐PS : Surat Pernyataan Penyumbang Kelompok
DKPP2.C‐PS : Surat Pernyataan Penyumbang Perusahaan/Badan Usaha

Berdasarkan kelengkapan, baik Pasangan Calon Nomor
reksus sesuai dengan catatan didalam transaksi laporan
penerimaan dan penggeluaran dana kampanye.

Laporan Hasil Pengawasan


Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
(2) Salinan dokumen pelaporan rekening khusus.Bawaslu
Keterangan:
DKPP1-PS : Daftar Laporan Penerimaan Dana Kampanye meneriman hasil dokumen pelaporan rekening khusus
ini, terdapat beberapa hasil sebagai
DKPP2-PS : Daftar Penerimaan Sumbangan yang berasal dari Pihak Lain pasangan calon dari KPU, akan tetapi data tersebut terlambat
DKPP2.A-PS : Surat Pernyataan Penyumbang Perseorangan berikut:
diberikan.
DKPP2.B-PS : Surat Pernyataan Penyumbang Kelompok
DKPP2.C-PS : Surat Pernyataan Penyumbang Perusahaan/Badan Usaha d. Pengawasanlaporan
a) peneriman sumbangan I dan II dengan hasil
Laporan penerimaan dana kampanye
Berdasarkan kelengkapan, baik sebagai berikut:
tahap I dari Pasangan Calon
Pasangan Calon Nomor urut satu (1) Presiden dan Wakil Presiden hanya
Pelaporan penerimaan dana kampanye Periode I. Berdasarkan
dan Nomor urut duatidak melengkapi ada dua jenis bentuk sumbangan
hasil pengawasan ini, terdapat beberapa hasil sebagai berikut:
form DKPP2.A-PS (Surat Pernyataan yaitu sumbangan perseorangan
a) Laporan penerimaan dana kampanye tahap I dari Pasangan
Penyumbang Perseorangan); DKPP2.B- Calon
danPresiden dan Wakil Presiden
sumbangan hanya ada dua jenis
perusahaan/badan
bentuk sumbangan yaitu sumbangan perseorangan dan
PS (Surat Pernyataan Penyumbang usaha. Hasil pengawasan Bawaslu
sumbangan perusahaan/badan usaha. Hasil pengawasan
Kelompok); dan DKPP2.C-PS (Surat terhadap
Bawaslu besaran
terhadap besaran jumlah sumbangan
jumlah sumbangan tersebut
Pernyataan Penyumbang Perusahaan/ tersebut diperoleh sebagai berikut:
diperoleh sebagai berikut:
Badan Usaha). Tabel 3.18:
Sumbangan Perseorangan Dalam Laporan Periode I

(2) Penelusuran terhadap ambang NAMA NAMA JUMLAH
batas pemberian sumbangan.1 Dari PASANGAN CALON PENYUMBANG SUMBANGAN
Prabowo‐Hatta Ir. B. Saut M. Simanjuntak 150.000.000
pengechekan ini didapati bahwa tidak Joko Widodo‐Jusuf Kalla Belum teridentifikasi 2.121.751.806
ada pemberi sumbangan yang melebihi
batas yang telah ditentukan.
Tabel 3.19:
Sumbangan Badan Usaha Dalam Laporan Periode I
(3) Mengidentifikasi berapa jumlah identitas
NAMA NAMA JUMLAH
penyumbang yang tidak dilaporkan. PASANGAN CALON PERUSAHAAN SUMBANGAN
KET

Dalam hal ini Bawaslu tidak mendapatkan Prabowo‐Hatta PT. Arsari Mineral Ind. ‐
data. Joko Widodo‐Jusuf
Kalla
‐ ‐ Tidak ada sumbangan
badan usaha
69
Sumber: Bawaslu RI Tahun 2014
(4) Salinan dokumen pelaporan sumbangan

di setiap tahapan.Bawaslu menerima b)kajian
b) Hasil HasilBawaslu
kajian Bawasludalam menemukan
menemukan laporan
dokumen pelaporan sumbangan dalam
sumbangan laporan
dana kampanye tahap I sumbangan
Pasangan Calon Joko dana
pasangan calon dari KPU. Akan tetapi kampanye
Widodo Jusuf tahap
Kalla terdapat I Pasangan
penyumbang Calon
perseorangan
dokumen tersebut selalu terlambat Joko
yang tidak Widodoidentitasnya
teridentifikasi Jusuf Kalla
sejumlah terdapat
Rp
diberikan kepada Bawaslu . penyumbang
2.121.751.806. perseorangan
2 Oleh sebab itu Bawaslu yang
telah tidak
teridentifikasi
mengeluarkan surat nomor identitasnya sejumlah
0739/Bawaslu /VI/2014
c. Melakukankonfirmasi dan pengecekan RpJuni
tanggal 24 2.121.751.806. OlehKlarifikasi
2014 Perihal Permohonan sebab 2
itu
terhadap dokumen pelaporan rekening Identitas Bawaslu telah mengeluarkan
Penyumbang Perseorangan Dalam Sumbangan surat
khusus dengan cakupan: nomor 0739/Bawaslu /VI/2014 tanggal
Dana Kampanye Tahap I Pasangan Calon Nomor Urut 2.
24 Juni 2014 Perihal Permohonan

(1) Kesesuaian transaksi di reksus sesuai Klarifikasi Identitas Penyumbang
dengan catatan transaksi yang dilakukan
Perseorangan
Dalam Sumbangan
di laporan penerimaan dan pengeluaran Dana Kampanye
Tahap I Pasangan
dana kampanye. dari pengecheckan Calon Nomor Urut 2.
ini didapati bahwa transkasi di reksus
sesuai dengan catatan didalam transaksi Tabel 3.20:
Kelengkapan Data Penyumbang
laporan penerimaan dan penggeluaran
dana kampanye. AMA NAMA
IDENTITAS PENYUMBANG
PERSEORANGAN BADAN USAHA
PASLON PENYUMBANG
a b c d e f g h i j a b c d e f g H i j
(2) Salinan dokumen pelaporan rekening
Lody Adrianus
khusus.Bawaslu meneriman hasil Ranti
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √

dokumen pelaporan rekening khusus Satrio Dimas


Adityo
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √

pasangan calon dari KPU, akan tetapi Prabowo‐ Nugroho


√ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Hatta Soetisno
data tersebut terlambat diberikan. Muchson Ali Said √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Ir. B. Saut M.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √

d. Pengawasanlaporan peneriman sumbangan Simanjuntak


PT. Arsari Mineral √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
I dan II dengan hasil sebagai berikut: Joko 450 penyumbang
√ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐

Widodo‐ (perseorangan)
Jusuf 1 penyumbang
(1) Pelaporan penerimaan dana kampanye Kalla (perseorangan)
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐


Periode I. Berdasarkan hasil pengawasan Sumber: Bawaslu RI Tahun 2014

1 PKPU 17 tahun 2014, pasal 10 (1) Dana Kampanye yang berasal dari sumbangan pihak lain perseorangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3) huruf a, nilainya tidak
boleh melebihi dari Rp. 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) selama masa Kampanye. (2) Dana Kampanye yang berasal dari sumbangan pihak lain kelompok, perusahaan, dan/
2 Pasal 22 ayat satu (1) huruf bPeraturan KPU Nomor 17 Tahun 2014 disebutkan bahwa

atau badan usaha non pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3) huruf b, hurufPasangan Calon d,dan/atau
c, dan huruf Tim boleh
nilainya tidak Kampanye
melebihitingkat nasional,
dari Rp. provinsi dan/atau
5.000.000.000,00 (lima miliar
kabupaten/kota dilarang menerima sumbangan pihak lain yang berasal dari penyumbang
rupiah) selama masa Kampanye. (3) Dana Kampanye yang berasal dari pihak lain sebagaimana dimaksud pada ayat
yang tidak jelas identitasnya. (1) dan ayat (2), adalah bersifat kumulatif
2 Pasal 22 ayat satu (1) huruf bPeraturan KPU Nomor 17 Tahun 2014 disebutkan bahwa Pasangan Calon dan/atau Tim Kampanye tingkat nasional, provinsi dan/atau kabupaten/kota
dilarang menerima sumbangan pihak lain yang berasal dari penyumbang yang tidak jelas identitasnya.
57
PASANGAN CALON PENYUMBANG
Prabowo‐Hatta 50
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014 Joko Widodo‐Jusuf Kalla 40.403
70
Keterangan untuk Sumbangan Keterangan Untuk Sumbangan Badan Dalam sumbangan yang berasal dari
Perseorangan: Usaha: Dalam sumbangan yang berasal dari perseorangan diperoleh
a: Nama a: Nama Perusahaan perseorangan diperoleh 8 penyumbang dari
b: Tempat/tanggal lahir dan umur b: Alamat Perusahaan
c: Alamat penyumbang c: Nomor Akte Pendirian sejumlah 50 penyumbang perseorangan
8 penyumbang dari sejumlah 50 penyumbang perseorangan
d: Nomor identitas d: NPWP Perusahaan
e: NPWP (bila ada) e: Nama dan alamat direksi Pasangan
Pasangan Calon 1 yang tidak
Calon Nomor Nomor menyertakan
1 yang identitas tidak
f: Pekerjaan
g: Alamat pekerjaan
f: Nama pemegang saham mayoritas
g: Jumlah sumbangan
menyertakan identitas nama. Akan tetapi
h: Jumlah sumbangan h: Asal perolehan dana nama. Akan tetapi
sumbangan yangsumbangan yang identitas
tidak jelas tidak jelas identitas
tersebut
i: Asal perolehan dana i: Status Badan Hukum
j: Pernyataan penyumbang j: Pernyataan penyumbang sebesar
tersebut Rp Rp
sebesar 1.770.000,- telahdikembalikan
1.770.000,‐ telah dikembalikan pada
Berdasarkan tabel 3.20, menunjukkan bahwa Pasangan
pada tanggal 6 Juli 2014 melalui KPU.
tanggal 6 Juli 2014 melalui KPU. Sedangkan dari Pasangan
Calon nomor urut dua sudah memberikan tanggapan terhadap
Berdasarkan tabel 3.20, menunjukkan Sedangkan dari Pasangan Calon Nomor 2 dari
surat Bawaslu berupa surat resmi Nomor Calon
bahwa Pasangan Calon nomor urut dua total Nomor
40.4032 penyumbang
dari total 40.403
banyak penyumbang
penyumbang banyak
016/BHR/JKWJK/VI/2014 dengan penjelasan sebagai berikut:
sudah memberikan tanggapan terhadap perseorangan yang tidak teridentifikasi
penyumbang perseorangan yang tidak teridentifikasi identitas
(1) Penyebab tidak teridentifikasinya sejumlah penyumbang
surat Bawaslu berupa surat resmi Nomor nama secara jelas.
perseorangan disebabkan karena penyumbang melakukan identitas nama secara jelas.
016/BHR/JKWJK/VI/2014 dengan penjelasan
transfer atau transaksi langsung melalui electronic banking.
sebagai berikut:
(2) Pasangan Calon dan tim kampanye sudah mengirimkan Tabel 3.22:
ke masing‐masing cabang bank tempat membuka
surat Sumbangan Kelompok
(1)rekening khusus untuk mendapatkan identitas penyumbang.
Penyebab tidak teridentifikasinya
sejumlah penyumbang perseorangan NAMA JUMLAH
(3) Usaha lain dari Pasangan calon dan tim adalah memuat iklan
PASANGAN CALON PENYUMBANG
disebabkan karena penyumbang
layanan masyarakat di Harian Nasional maupun daerah pada
Prabowo‐Hatta 1
melakukan
tanggal 27 Juni 2014 transfer
dan tanggal 1 atauJuli 2014 transaksi
untuk Joko Widodo‐Jusuf Kalla ‐
langsung melalui
identitas electronic banking.
sosialisasi perlunya lengkap penyumbang. Selain
Paslon dan tim kampanye membentuk call center
itu,
(2)(layanan
Pasangan Calon
sms dan email) dan tim
agar masyarakat kampanye
yang melakukan Tabel 3.23:
sudah mengirimkan surat ke masing-
sumbangan langsung melalui transfer dan electronic banking Sumbangan Badan Usaha
masing
mudah cabang
mendapatkan bank
formulir tempat membuka
dan mengembalikan kepada
rekening khusus untuk mendapatkan
Tim Kampanye Nasional Joko Widodo dan Jusuf Kalla. NAMA JUMLAH JUMLAH
identitas penyumbang.
2. Laporan Penerimaan Dana Kampanye Periode II.
PASANGAN CALON BADAN USAHA SUMBANGAN
Prabowo‐Hatta 11 Rp. 51.843.428.970,‐

Pengawasan ini memperoleh hasil sebagai berikut:
Joko Widodo‐Jusuf Kalla 12 Rp 43.000.000.000,‐
a)(3) Usaha
Bawaslu lain dari sumbangan
menemukan Pasangan yang calon
berasal dandari tim

adalah memuat
penyumbang iklan
yang tidak jelas layanan
identitasnya masyarakat
dalam laporan
e. Melakukankonfirmasi dan pengecekan dokumen pelaporan
di Harian
sumbangan dana Nasional maupun
kampanye tahap daerah
II diperoleh pada
sebagai
tanggal 27 Juni 2014 dan tanggal 1 Juli
berikut: e. akhir dana kampanye dan hasil audit dana kampanye, yang
Melakukankonfirmasi dan pengecekan
2014 untuk sosialisasi perlunya identitas dokumen pelaporan akhir
menghasilkan beberapa hal berikut: dana kampanye dan
lengkap penyumbang. Selain itu, Paslon hasil audit dana kampanye, yang menghasilkan
1) Laporan Penerimaan Dana Kampanye tahap akhir
beberapa hal berikut:
dan tim kampanye membentuk call center
(layanan sms dan email) agar masyarakat Bawaslu telah melakukan pengawasan langsung di
1) Laporan Penerimaan Dana
yang melakukan sumbangan langsung Kantor KPU dimana laporan akhir dana Kampanye
kampanye ini
melalui transfer dan electronic banking tahap akhir
diserahkan kepada KPU lalu ditindaklanjuti dan diaudit
Bawaslu telah melakukan pengawasan
mudah mendapatkan formulir dan
mengembalikan kepada Tim Kampanye langsung
oleh disebab
KAP. Oleh Kantor KPU dimana
itu, Bawaslu laporan
tidak mendapatkan
Nasional Joko Widodo dan Jusuf Kalla. akhir dana kampanye ini diserahkan kepada
salinan data laporan akhir tersebut. Hasil data diperoleh
KPU lalu ditindaklanjuti dan diaudit oleh KAP.
2. Laporan Penerimaan Dana Kampanye Oleh sebab itu, Bawaslu tidak mendapatkan
Periode II. salinan data laporan akhir tersebut. Hasil
data diperoleh secara langsung dari KPU
Pengawasan ini memperoleh hasil sebagai ketika melakukan pengawasan dengan hasil
berikut: sebagai berikut:

a) Bawaslu menemukan sumbangan yang a) Hasil laporan dana kampanye tahap
berasal dari penyumbang yang tidak jelas akhir Joko Widodo dan Jusuf Kalla
identitasnya dalam laporan sumbangan menunjukkan terdapat 3 akun rekening
dana kampanye tahap II diperoleh sebagai bank yang menjadi akun rekening
berikut: 71 Joko Widodo. Total dari laporan Dana
Kampanye Jokowi adalah Rp. 311
Tabel 3.21: Miliar, dengan rincian 151 Miliar laporan
Sumbangan Perseorangan
pengeluaran iklan, 121 Miliar laporan

NAMA JUMLAH pengeluaran aktivitas kampanye, dan Rp
PASANGAN CALON PENYUMBANG 191Juta laporan pertemuan tatap muka.
Prabowo‐Hatta 50 Sisanya belum bisa diidentifikasi karena
Joko Widodo‐Jusuf Kalla 40.403 pihak KPU cenderung tertutup untuk
Sumber: Bawaslu RI Tahun 2014 memberikan data.

Dalam sumbangan yang berasal dari perseorangan diperoleh b) Hasil laporan dana kampanye tahap
58 8 penyumbang dari sejumlah 50 penyumbang perseorangan
Pasangan Calon Nomor 1 yang tidak menyertakan identitas
nama. Akan tetapi sumbangan yang tidak jelas identitas
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
yang diberikan oleh KPU masih belum
lengkap yakni laporan hasil audit
akhir Prabowo- M. Hatta Rajasa terbagi
Pasangan Calon Prabowo- M. Hatta
menjadi 3, yakni laporan tingkat provinsi,
Rajasa untuk Provinsi Sumatera Selatan,
tingkat kabupaten, dan nasional. Total
Kabupaten Hulu Sungai Tengah dan
laporan Dana Kampanye Rp.166 Miliar
Kabupaten Sumba Timur.
terdiri dari penggunaan dana kampanye

untuk media massa sebesar 88 Miliar,
2. Dalam aspek kepatuhan, terdapat
atribut 13 Miliar, Rapat Umum 3,9 Miliar,
beberapa temuan diantaranya:
lain-lain 2,57 Miliar. Sedangkan jumlah

penerimaan Parpol 101Miliar, Presiden
a. Pasangan Calon Prabowo- M. Hatta
Capres 5 Miliar, badan usaha 56 Miliar,
Rajasa tidak menyertakan tabel harga
kelompok 1 Miliar, Perorangan 2,1Miliar.
pasar atas jasa dalam Pencatatan
Selain itu, tim kampanye menyatakan
penggunaan dana kampanye yang
ada kelebihan sumbangan yang
diterima dalam bentuk bukan kas.
dikembalikan dan juga Paslon Nomor
b. Pasangan Calon Joko Widodo dan
urut satu ini mengembalikan dana dari
Jusuf Kalla yakni:
pihak yang tidak dikenal sebanyak Rp

1.770.000,- pada laporan penerimaan
- Ditemukan adanya transaksi
dana kampanye tahap II yang berasal
yang tidak tercatat dalam LPPDK
dari 8 orang pada tanggal 6 Juli sudah
(Laporan Penerimaan dan
dikembalikan lewat KPU.
Penggunaan Dana Kampanye)

c) Dalam laporan dana kampanye , kedua dan telah dikonfirmasi kepada
Tim Kampanye Nasional. Tim
Paslon tidak menunjukkan laporan
Kampanye menjelaskan bahwa hal
dari pihak ketiga seperti pasangan
tersebut dikarenakan kesalahan
nomor 2 yang mendapat dukungan dari
teknis Bank dan sumbangan
sejumlah selebritis yang tidak dilaporkan
telah dikembalikan kepada yang
bantuannya dan juga dukungan pihak
bersangkutan.
relawan ormas.


73 - Tidak semua transaksi dalam
f. Pengawasan terhadap hasil audit dana
DLPDK (Daftar Laporan
kampanye
Umum pada Pemilu Presiden
tanggal dan Wakil2014
12 September Presiden
telah
Penerimaan Dana Kampanye)
2014. Komisi Pemilihan Umum pada tanggal
menyerahkan Hasil Audit Dana Kampanye kepada Bawaslu, 12
mencantumkan identitas.
September 2014 telah menyerahkan Hasil Audit
baik Hasil Audit Tingkat Nasional, Provinsi, Dilakukan pengujian terhadap
Dana Kampanye kepada Bawaslu, baik Hasil
Kabupaten/Kota. 11.775 penyumbang. Hasilnya
Audit Tingkat Berikut daftar Provinsi,
Nasional, laporan hasil audit dana
Kabupaten/
adalah terdapat 189 penerimaan
Kota. Berikut daftar laporan hasil audit dana
kampanye yang diberikan:
yang dilengkapi surat pernyataan
kampanye yang diberikan: dan 101 diantaranya patuh dalam
Tabel 3.24:
Daftar Hasil Audit yang Ditembuskan kepada Bawaslu RI ketentuan. Tim Kampanye Nasional
menjelaskan bahwa mereka
JUMLAH telah berupaya mengumpulkan
NO LAPORAN PASANGAN PASANGAN informasi penyumbang dengan
CALON 1 CALON 2
1. Tingkat Nasional 1 1
meminta keterangan pada bank
2. Tingkat Provinsi 32 20
terkait, media iklan pada media
cetak (surat kabar Nasional dan
3. Tingkat Kabupaten/Kota 72 59
lokal).
Sumber: Bawaslu RI Tahun 2014
Bawaslu melakukan pemeriksaan terhadap Laporan Hasil
- Terdapat 1013 transaksi yang
Dana Bawaslu
Audit melakukan
Kampanye yang diserahkan pemeriksaan
oleh KPU, dan tercantum dalam DLPDK
terhadap Laporan Hasil Audit Dana Kampanye
menemukan bahwa laporan tersebut belum lengkap. (Daftar Laporan Penerimaan
yang diserahkan oleh KPU, dan menemukan
Laporan yang diserahkan adalah Laporan Hasil Audit Dana Dana Kampanye) tidak dapat
bahwa laporan tersebut belum lengkap.
ditelusuri pada RKDK (Rekening
Laporan Pasangan
Kampanye yang diserahkan adalahHatta
Calon Prabowo‐M. Laporan
Rajasa
Khusus Dana Kampanye). Sudah
Hasil Audit
tingkat Dana
Provinsi Kampanye
untuk Provinsi Pasangan Calon
Sumatera Selatan,
dilakukan konfirmasi langsung
Prabowo-M. Hatta Rajasa tingkat Provinsi untuk
Kabupaten Hulu Sungai Tengah dan Kabupaten Sumba pada Tim Kampanye Nasional,
Provinsi Sumatera Selatan, Kabupaten Hulu
Timur. dan sudah direvisi terkait DLPDK
Sungai Tengah dan Kabupaten Sumba Timur.
Kajian Bawaslu terhadap hasil audit dana kampanye (Daftar Laporan Penerimaan Dana
Kampanye) dan telah dipelajari
Kajian Bawaslu terhadap hasil audit
Pemilihan menemukan hasil sebagai berikut:
oleh auditor revisi dan transaksi
dana
1. kampanye
Laporan Pemilihan
Hasil Audit menemukan
Dana Kampanye hasil
yang diberikan tersebut telah dapat ditelusuri.
sebagai berikut:
oleh KPU masih belum lengkap yakni laporan hasil Tercatat sebanyak 17 konfirmasi

1.
audit Pasangan Calon Prabowo‐ M. Hatta Rajasa untuk yang dilakukan KAP dan dijelaskan
Laporan Hasil Audit Dana Kampanye
Provinsi Sumatera Selatan, Kabupaten Hulu Sungai 59
Tengah dan Kabupaten Sumba Timur.
2. Dalam aspek kepatuhan, terdapat beberapa temuan
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014

dalam Laporan Hasil Audit Dana - Terdapat perbedaan dalam
Kampanye. penggunaan operasi
dikarenakan jumlah penggunaan
- Terdapat 3 aktivitas dalam operasi dalam DAPDK tidak
Penggunaan Dana Kampanye akurat dan terjadi kesalahan
yakni Penggunaan lain-lain yang pada LPPDK pengeluaran
tidak sesuai dengan ketentuan. operasi berupa Rapat Umum
Hal tersebut telah dikonfirmasi sebesar Rp. 18.351.002.226
dan direvisi oleh Tim Kampanye belum dimasukkan ke LPPDK.
Nasional bahwa 3 aktivitas tersebut Hal tersebut telah direvisi oleh
maksudnya dalah kegiatan Tim Kampanye Nasional dan
lain yang tidak dilarang yang dikirimkan kepada KAP pada
seharusnya masuk dalam aktivitas tanggal 24 Juli 2014.
Penggunaan Operasi.
Hasil kajian secara lengkap 76
dapat
disajikan sebagai berikut:

Tabel 3.25:
Kajian Terhadap Hasil Audit Dana Kampanye Pemilihan Presiden Dan
Wakil Presiden Tahun 2014 Tingkat Nasional
PROSEDUR PASANGAN CALON
NO. YANG VARIABEL PRABOWO‐M. HATTA JOKO WIDODO‐ JUSUF
DISEPAKATI RAJASA KALLA
1. Laporan dan Seluruh laporan dan Seluruh laporan dan
Kelengkapan dokumen dokumen
Dokumen. kelengkapannya telah kelengkapannya telah
diserahkan. diserahkan.
2. a. Kelengkapan Dari 143 jumlah Dari 55.512 jumlah
Pencatatan transaksi dilakukan transaksi dilakukan
Transaksi penelusuran terhadap penelusuran terhadap
Penerimaan dan 100 transaksi 11.112 transaksi.
Penggunaan Dana sebagaimana prosedur
Kampanye. yang telah ditentukan
yakni 20 % dari seluruh
jumlah transaksi. Jika
kurang dari 100 maka
yang ditelusuri
berjumlah 100 transaksi.
b. Penelusuran Tidak ditemukan Ditemukan adanya
transaksi apakah transaksi yang tidak transaksi yang tidak
sudah tercatat tercatat dalam LPPDK tercatat dalam LPPDK
seluruhnya dalam (Laporan Penerimaan diantaranya:
LPPDK (Laporan Penggunaan Dana 1. 3 (tiga) transaksi
Penerimaan Kampanye). penerimaan pada
Penggunaan Dana tanggal 7 Juli 2014
1. UMUM
Kampanye). melalui Bank BCA;
2. 1 (satu) transaksi
penerimaan pada
tanggal 7 Juli 2014
Bank BRI, dan
3. Tanggal 9 Juli 2014
transaksi
penerimaan di Bank
Mandiri.
Seluruhnya telah
dikonfirmasi oleh
Tim Kampanye
Nasional. Tim
Kampanye
menjelaskan bahwa
hal tersebut
dikarenakan
kesalahan teknik
bank dan sumbangan
telah dikembalikan
kepada yang
bersangkutan.
1. Kesesuaian status RKDK (Rekening Khusus RKDK (Rekening Khusus
60 bank (umum atau Dana Kampanye) dibuka Dana Kampanye) dibuka
REKENING bukan). pada Bank Mandiri pada Bank BCA tanggal
2. DANA 30 Mei 2014, Bank BRI
KAMPANYE tanggal 23 Mei 2014, dan
kesalahan teknik
bank dan sumbangan
telah dikembalikan

Laporan Hasil Pengawasan


Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
kepada yang
bersangkutan.
1. Kesesuaian status RKDK (Rekening Khusus RKDK (Rekening Khusus
bank (umum atau Dana Kampanye) dibuka Dana Kampanye) dibuka
REKENING bukan). pada Bank Mandiri pada Bank BCA tanggal
2. DANA 30 Mei 2014, Bank BRI
KAMPANYE tanggal 23 Mei 2014, dan 77
Bank Mandiri tanggal 24
Mei 2014.
2. Kesesuaian nama Sudah Sesuai dengan Sudah Sesuai dengan
pemilik RKDK ketentuan ketentuan
(Rekening Khusus
Dana Kampanye)
dengan nama
Pasangan Calon.
1. a. Kesesuaian Sudah sesuai dengan Sudah sesuai dengan
klasifikasi sumber ketentuan ketentuan
penerimaan dan
bentuk penerimaan
dalam DLPDK
(Daftar Laporan
Penerimaan Dana
Kampanye)
b. Adanya Surat Sudah sesuai dengan Dari sejumlah sampling
Pernyataan ketentuan hanya terdapat 189
Penyumbang penerimaan sumbangan
perseorangan yang
dilengkapi surat
pernyataan. Tim
Kampanye Nasional
menjelaskan bahwa
mereka telah berupaya
mengumpulkan
informasi penyumbang
dengan meminta
keterangan pada bank
terkait, media iklan pada
media cetak (surat kabar
Nasional dan lokal)
2. Akurasi Matematis Sudah akurat. Sudah akurat.
PENERIMAAN dari seluruh
3. DANA transaksi dalam
KAMPANYE DLPDK (Daftar
Laporan Penerimaan
Dana Kampanye).
3. Perbandingan Tidak ada perbedaan Tidak ada perbedaan
jumlah penerimaan penerimaan yang penerimaan yang
antara yang tercantum dalam DLPDK tercantum dalam DLPDK
tercantum dalam (Daftar Laporan (Daftar Laporan
DLPDK (Daftar Penerimaan Dana Penerimaan Dana
Laporan Penerimaan Kampanye) dan LPPDK Kampanye) dan LPPDK
Dana Kampanye) (Laporan Penerimaan (Laporan Penerimaan
dan LPPDK (Laporan dan Penggunaan Dana dan Penggunaan Dana
Penerimaan dan Kampanye). Kampanye).
Penggunaan Dana
Kampanye).
4. Akurasi Semua akurasi akurat. Oleh karena tidak semua
penghitungan sumbangan
jumlah sumbangan mencantumkan identitas,
tiap penyumbang maka verifikasi
secara akumulatif. dilakukan oleh Bank
terkait akumulasi
sumbangan dan tidak
ditemukan adanya
sumbangan yang
melebihi batas
maksimum.
5. Kepatuhan sumber Sudah sesuai dengan Tidak semua transaksi

61
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014

78

sumbangan sesuai ketentuan. dalam DLPDK (Daftar


ketentuan. Laporan Penerimaan
Dana Kampanye)
mencantumkan identitas
dan terpilih 11.775
penyumbang yang
dilakukan pengujian.
Diperoleh hasil sebagai
berikut:
a. Sumbangan
perseorangan:
terdapat 189
penerimaan yang
dilengkapi surat
pernyataan dan 101
diantaranya patuh
dalam ketentuan.
6. a. Kepatuhan Dari seluruh transaksi Terdapat 58.875
pencatatan transaksi berjumlah 60 telah transaksi dalam DLPDK
penerimaan dalam diaudit keseluruhan dari (Daftar Laporan
DLPDK (Daftar jumlah transaksi. Penerimaan Dana
Laporan Penerimaan Kampanye) dan
Dana Kampanye). dilakukan pengujian
sebanyak 20 % dari
jumlah tersebut yakni
11.775. Terdapat 17
penerimaan sumbangan
perusahaan yang
dilengkapi surat
pernyataan dan identitas;
Terdapat 189
penerimaan sumbangan
perseorangan yang
dilengkapi surat
pernyataan dan 101
diantaranya dilengkapi
KTP. Sedangkan
selebihnya tidak
dilengkapi surat
pernyataan penyumbang.
b. membandingkan Tidak terdapat Tidak semua penerimaan
identitas perbedaan. sumbangan
penyumbang dalam perseorangan dapat
DLPDK (Daftar disajikan identitasnya
Laporan Penerimaan pada daftar penyumbang
Dana Kampanye) dikarenakan rekening
dengan surat dana kampanye ini
pernyataan dibuka untuk publik.
penyumbang. Telah ada upaya Tim
Kampanye Nasional
meminta kepada pihak
Bank namun
permohonan tersebut
tidak dapat dipenuhi
karena melanggar
ketentuan UU Perbankan
tentang kerahasiaan
nasabah.
c. Penelusuran Sudah sesuai baik Terdapat 1013 transaksi

62
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
79

transaksi ke bukti keberadaan maupun yang tercantum dalam


pendukung dan ke akurasi pencatatannya. DLPDK (Daftar Laporan
RKDK (Rekening Penerimaan Dana
Khusus Dana Kampanye) tidak dapat
Kampanye). ditelusuri pada RKDK
(Rekening Khusus Dana
Kampanye). Sudah
dilakukan konfirmasi
langsung pada Tim
Kampanye Nasional, dan
sudah direvisi terkait
DLPDK (Daftar Laporan
Penerimaan Dana
Kampanye) dan telah
dipelajari oleh auditor
revisi dan transaksi
tersebut telah dapat
ditelusuri.

d. Melakukan Seluruh informasi yang Tercatat sebanyak 17
konfirmasi langsung diterima telah sesuai. konfirmasi yang
kepada penyumbang dilakukan KAP dan
meliputi keakurasian dijelaskan dalam
identitas, besaran Laporan Hasil Audit Dana
sumbangan dan Kampanye.
bentuk sumbangan.
e. Pencatatan Terdapat sumbangan Tidak dijelaskan dalam
sumbangan yang yang dicatat berupa jasa Laporan Hasil Audit Dana
diterima dalam namun tidak Kampanye.
bentuk bukan kas. dilampirkan tabel harga
pasar atas jasa tersebut.
1. Kesesuaian Sudah sesuai dengan Klasifikasi Penggunaan:
klasifikasi dan ketentuan. - Terdapat 100 bentuk
bentuk penggunaan aktivitas (94
dalam DAPDK Penggunaan Operasi, 3
(Daftar Aktivitas Penggunaan Modal, 3
Penggunaan Dana Penggunaan lain‐lain
Kampanye). - 97 aktivitas
Penggunaan Operasi
dan Penggunaan Modal
sesuai dengan
ketentuan sedangkan 3
aktivitas Penggunaan
lain‐lain tidak sesuai
PENGGUNAAN
dengan ketentuan.
4. DANA
- Telah direvisi oleh Tim
KAMPANYE
Kampanye Nasional
bahwa 3 transaksi
tersebut maksudnya
dalah Kegiatan Lain
yang tidak dilarang
yang seharusnya
masuk dalam aktivitas
Penggunaan Operasi
Bentuk Penggunaan:
- Terdapat 100 bentuk
aktivitas ( 95
aktivitas dalam
bentuk kas dan 5

63
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014

80

aktivitas dalam
bentuk non kas)
- Kedua aktivitas
tersebut telah sesuai
dengan ketentuan
2. Akurasi matematis Transaksi yang Secara keseluruhan
dari transaksi yang tercantum dalam DAPDK penjumlahan dalam
tercantum dalam (Daftar Aktivitas DAPDK (Daftar Aktivitas
DAPDK (Daftar Penggunaan Dana Penggunaan Dana
Aktivitas Penggunaan Kampanye) akurat Kampanye) telah akurat,
Dana Kampanye). secara matematis akan tetapi dalam
klasifikasi penggunaan
untuk transaksi‐
transaksi yang
diklasifikasikan pada
penggunaan operasi jika
dijumlahkan tidak
akurat.
3. Membandingkan Tidak terdapat Penggunaan Operasi
jumlah penggunaan perbedaan terhadap DAPDK Rp.
antara yang 258.784.374.985,‐ dan
tercantum dalam terhadap LPPDK sebesar
DAPDK (Daftar 293.165.047.600,‐.
Aktivitas Penggunaan Sedangkan Penggunaan
Dana Kampanye) Modal terhadap DAPDK
dengan LPPDK sebesar Rp.
(Laporan Penerimaan 383.328.000,‐ dan
dan Penggunaan terhadap LPPDK sebesar
Dana Kampanye). Rp. 383.328.000,‐. Dan
Penggunaan lain‐lain
terhadap DAPDK sebesar
Rp. 169.950.000,‐ dan
terhadap LPPDK adalah
Rp. 0,‐.
Berdasarkan
perbandingan diatas,
terdapat perbedaan
dalam penggunaan
operasi dikarenakan
jumlah penggunaan
operasi dalam DAPDK
(Daftar Aktivitas
Penggunaan Dana
Kampanye) tidak akurat
dan terjadi kesalahan
pada LPPDK (Laporan
Penerimaan dan
Penggunaan Dana
Kampanye) pengeluaran
operasi berupa Rapat
Umum sebesar Rp.
18.351.002.226 belum
dimasukkan ke LPPDK.
Hal tersebut telah
direvisi oleh Tim
Kampanye Nasional dan
dikirimkan kepada KAP
pada tanggal 24 Juli
2014.

64
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
81

4. Akurasi pencatatan Dari jumlah total 54 Jumlah keseluruhan


transaksi transaksi, seluruhnya transaksi DAPDK (Daftar
penggunaan yang diaudit. Aktivitas Penggunaan
tercantum dalam Dana Kampanye) adalah
DAPDK (Daftar 100 transaksi dan
Aktivitas seluruhnya dilakukan
Penggunaan Dana penelusuran.
Kampanye).
5. Penelusuran Seluruhnya terdapat Seluruhnya terdapat
transaksi ke bukti bukti pendukung dan bukti pendukung dan
pendukung dan ke tercantum dalam RKDK tercantum dalam RKDK
RKDK (Rekening (Rekening Khusus Dana (Rekening Khusus Dana
Khusus Dana Kampanye). Kampanye).
Kampanye).
6. Pencatatan Terdapat penggunaan Penggunaan dalam
penggunaan dana dalam bentuk jasa bentuk kas sebesar Rp.
kampanye yang namun tidak 142.870.717.050 telah
diterima dalam dilampirkan tabel harga terdapat dalam RKDK
bentuk bukan kas. pasar atas jasa tersebut. (Rekening Khusus Dana
Kampanye). Sedangkan
penggunaan dalam
bentuk bukan kas dicatat
berdasarkan harga pada
saat transaksi
penggunaan tersebut
dilakukan.
7. Kepatuhan Tidak ada yang melebihi Pada transaksi
pencatatan antar batasan nilai sumbangan pengadaan Spanduk TC
sumbangan. yang ditentukan. Besar oleh CV. Kharisma
Agung Mandiri, Tim
Kampanye Nasional
mendapatkan diskon
sebesar Rp. 75.000,‐ dan
diskon tersebut tidak
melebihi batasan
kewajaran dan batasan
nilai sumbangan.
Surat representasi yang KAP sudah menerima KAP sudah menerima
SURAT
menyatakan bahwa surat representasi. surat representasi pada
REPRESENTAS
pasangan calon dan tim tanggal 27 Agustus 2014.
I DARI
kampanye tingkat
PASANGAN
5. nasional telah
CALON DAN
menyatakan hal yang
TIM
telah diminta oleh KAP
KAMPANYE
dan telah disampaikan
KEPADA KAP
pada KAP.
Sumber: Bawaslu RI Tahun 2014

3.6. Pengawasan Tahapan Pemungutan dan pelangggaran, kecurangan dan manipulasi pun
3.6. Pengawasan Tahapan Pemungutan dan Penghitungan Suara
Penghitungan Suara bisa siapa saja, bisa pemilih, pasangan calon,
Tahapan pemungutan dan penghitungan suara merupakan
tim pasangan tahapan
calon, puncak
petugas dari
penyelenggara
Tahapan pemungutan
seluruh proses dan
tahapan penghitungan
Pemilu. tak terkecuali
Tahapan yang kemudian Pengawas
dilanjutkan Pemilu,
dengan atau jajaran
kegiatan
suara merupakan tahapan puncak dari seluruh struktural birokrasi dan pemerintahan.
prosesrekapitulasi dan Tahapan
tahapan Pemilu. penetapan
yanghasil Pemilu ini menjadi tahapan yang sarat dengan
kemudian
dilanjutkan dengan
kerawanan kegiatan rekapitulasi
penyimpangan, dan kecurangan
pelanggaran, Secara teknis, tahapan
dan manipulasi bahkan pemungutan
sangat dan
penetapan hasil Pemilu ini menjadi tahapan penghitungan suara ini juga disebut sebagai
yang mungkin menimbulkan
sarat dengan kerawanangejolak konflik sosial di
penyimpangan, masyarakat.
tahapan yang Pelaku
paling penyimpangan,
rumit pelaksanaan dan
pelanggaran, kecurangan dan manipulasi bahkan penyelesaian administrasinya. Ada prosedur
sangat mungkin menimbulkan gejolak konflik dan tata cara yang harus secara ketat dilaksakan
sosial di masyarakat. Pelaku penyimpangan, oleh petugas penyelenggara, ada kewajiban

65
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014

menjaga ontensitas hasil suara pemilihan pemilih kegiatan pemungutan dan penghitungan suara
dan juga ada keharusan ketepatan dalam terdiri dari kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
pengadministrasinya sesuai peraturan yang
ada, serta kewajiban-kewajiban lain yang harus 1. Kegiatan persiapan, yang terdiri dari kegiatan
dipenuhi oleh petugas penyelenggara terhadap penyampaian surat pemberitahuan (formulir
Pengawas Pemilu serta sakasi pasangan calon C6 – PPWP) kepada pemilih, dan kegiatan
semisal penyerahan salinan berita acara hasil pengumuman dan pemberitahuan tempat
penghitungan suara. dan waktu pemungutan suara. Kegiatan
ini berlangsung sampai pada sebelum
Dalam tahapan ini, praktek-praktek pelaksanaan pemungutan dan penghitungan
pelanggaran, penyimpangan, kecurangan dan suara.
manipulasi seperti penggunaan hak pilih oleh
yang tidak berhak, masalah money politic, 2. Kegiatan pelaksanaan, yang terdiri dari
mobilisasi pemilih, penyimpangan prosedur kegiatan pemungutan dan penghitungan
dan tata cara pemungutan dan penghitungan, suara sesuai waktu yang telah ditentukan,
penyimpangan dalam penuanagan berita kemudian kegiatan dilanjutkan dengan
acara, petugas tidak memberikan berita acara penyusunan Berita Acara dan sertifikasi
dan formulir c1 serta kesalahan pemulisannya serta pengumuman hasil penghitungan
sebagaimana yang terjadi dalam pelaksanaan suara di TPS, dan diakhiri dengan kegiatan
Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD lalu telah penyampaian hasil penghitungan suara
memberi gambaran nyata bagaimana tahapan ini dan alat-alat kelengkapan di TPS melalui
rawan dan rentan pelanggaran dan kecurangan penyerahan kotak ke PPS. Semua kegiatan
ini terajdi. Bagi Bawaslu gambaran permasalah pelaksanaan ini dilakukan pada satu hari,
tersebut harus menjadi pengalaman berharga yakni pada tanggal 9 juli 2014.
dalam melaksanalkan pengawasannya. Pada
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden ini harus 1. Pelaksanaan Pengawasan dan Pencegahan
tindakan pencegahan Bawaslu harus lebih efektif Pelanggaran
untuk meminimalisir dan bahkan meniadakan
pelanggaran dan kecurangann yang terjadi. a. Permasalahan dalam pelaksanaan tahapan
pemungutan dan penghitungan suara
Berdasarkan fakta-fakta itulah kemudian
didalam banyak kesempatan, Bawaslu selalu Pengawasan pelaksanaa tahapan
menyampaikan kepada jajarannya dan pemungutan dan pemungutan suara
bahkan kepada publik, bahwa Bawaslu tidak ini meliputi pengawasan pada sebelum
akan mentolelir sedikitpun kecurangaan pemungutan suara, pada saat pelaksanaan
dan kelsalahan dalam pelaksanaan tahapan pemungutan suara dan pada saat setelah
pemungutan dan penghitungan suara pada pemungutan suara, yakni pada saat
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014. penghitungan suara dan sesudahnya. Oleh
Kita harus perketat pengawasan dan bertekad karena itu permasalahan yang muncul pada
untuk mewujudkan “zero” pelanggaran dalam tahapan ini adalah meliputi ke tiga fokus
pelaksanaan PemiluPresiden dan Wakil Presiden pengawasan tersebut.
kali ini. Demikian yang selalu disampaikan ketua
Bawaslu RI pada setiap kesempatan. Berdasarkan laporan hasil pengawasan
dari 33 Provinsi, secara umum permasalahan
Tahapan pelaksanaan pemungutan dan yang muncul selama tahapan pemungutan
penghitungan suara ini berlangsung hanya satu dan penghitungan suara Pemilu Presiden
hari, yakni pada tanggal 9 Juni 2014. Dan secara dan Wakil Presidenbaik pada saat persiapan
teknis tahapan ini terdiri dari dua kegiatan maupun pelaksanaannya adalah sebagai
yang berbeda meskipun pelaksanaannya berikut:
berangkaian. Kegiatan pemungutan dimulai
pada pukul 07.00 (waktu setempat) dan berakhir a. Terjadinya Kampanye di masa tenang
pada pukul 13.00 (waktu setempat), sementra
kegiatan penghitungan suara baru dilaksanakan Kegiatan kampanye meskipun dilarang
setelah pemungutan selesai yaitu pada pukul dilaksanakan di masa tenang, tetap saja
13.00 (waktu setempat) dan berakhir hingga dilakukan oleh umumnya relawan pasangan
selesai. Di dalam pelaksanaannya, ada prosedur calon di masa persiapan pemungutan suara
dan tata cara yang yang diatur secara detail ini. Mereka melakukannya secara sembunyi-
oleh peraturan KPU yang harus di patuhi oleh sembunyi dengan dalih rapat konsolidasi
petugas penyelenggara. Secara detail tahapan dan penyiapan saksi dalam kegiatan
66
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
pemungutan suara. Kegiatan ini meskipun munculnya pemilih yang tidak lagi memenuhi
secara terselubung dilakukan oleh masing- syarat setelah DPT di tetapkan atau masih
masing relawan pasangan calon, tetap saja banyak pemilih yang yang tidak memenuhi
menggangu situasi dan kondisi masyarakat syarat ada di DPT serta pemilih yang memenuhi
jelang pemilihan bahkan tak jarang di dalam syarat tetapi tidak terdaftar dalam DPT dan
kegiatan ini terjadi mobilisasi pemilih untuk DPK. Akibat dari permasalahan ini adalah
mengarahkan pilihannya ke pasangan calon adanya pemilih yang dapat menggunakan hak
yang diusungnya. pilihnya lebih dari sekali, pemilih yang terpaksa
menggunakan KTP untuk menggunakan hak
pilih. Dalam banyak kasus pemilih pengguna
Pengawas Pemilu di daerahpun sulit
KTP jumlahnya cukup banyak.
menjerat untuk menindaknya sebagai
pelanggaran kampanye di masa tenang e. Sosialisasi penggunaan KTP dan formulir A5
karena pada umumnya ditemukan
ketidakterpenuhan unsur kampanye. Salah satu kejadian yang menonjol selama
pemungutan dan penghitungan suara Pemilu
b. Netralitas aparat birokrasi dan pejabat Presiden dan Wakil Presiden adalah tata
cara penggunaan KTP dan formulir A5 dalam
Keterlibatan ini pada umumnya terjadi memilih. Seperti diketahui penggunaan KTP
dalam bentuk membuat surat edaran kepada bagi pemilih adalah berlaku bagi kondisi
para pegawai negeri sipil dilingkungan pemilih yang telah terdaftar di DPT atau DPK
birokrasi serta kepala desa untuk memobilisai tetapi sampai dilaksanakannya pemungutan
dukungan ke calon tertentu. suara tidak mendapatkan formulir C6 atau pada
kondisi pemilih yang belum terdaftar dalam
c. Penyalahgunaan formulir C6 DPT dan DPK tetapi telah memenuhi syarat
menggunakan hak pilih, maka pemilih-pemilih
Formuli C6 ini digunakan sebagai yang bersangkutan dapat menggunakan KTP
pemberitahuan sekaligus undangan bagi untuk dapat memilihnya. Sedangkan formulir A5
pemilih untuk menggunakan hak pilihnya adalah diperuntukkan bagi pemilih yang akan
menggunakan hak pilihnya di TPS lain atau tidak
pada hari pemungutan. Dalam praktek
di TPS asal nya. Karena sosialisasi informasi
pendistribusinya, banyak ditemukan
ketentuan ini tidak banyak disampaikan
permasalah yang terkait dengan
dan dipahami warga, maka banyak pemilih
penyalahgunaan formulir C6 ini, antara yang datang ke TPS untuk memilih dengan
lain pemilih terdaftar dalam DPT dan DPK menggunakan KTP, padahal yang bersangkutan
sampai menjelang hari pemungutan belum harus mengurus A5 terkebih dahulu, sebaliknya
mendapatkan formulir C6 ini, kemudian dalam banyak juga pemilih memanfaatkan ketidak
pembagiannya terdapat pemilih yang telah jelasan informasi penggunaan KTP untuk
meninggal dunia masih mendapatkan formulir memilih lebih dari sekali, dan juga imbas
C6, pemilih yang tidak ada di tempat karena dari masalah ini, ada petugas KPPS yang
telah pindah, bekerja atau studi di luar daerah memasukkan pemilih yang menggunakan KTP
masih diberikan formulir C6 kepada anggota ini ke dalam pemilih DPKTB padahal yang
keluarganya, ada formulir C6 yang ternyata bersangkutan sebenarnya telah terdaftar dalam
tidak ada pemilihnya, bahkan ada pemilih DPT atau DPK, sehingga tercatat double. Dan
yang mendapatkan formulir C6 dua kali. yang paling menghebohkan dari kejadian ini
Pendistribusian formulir C6 kepada orang adalah kisruh adanya dugaan dimobilisasi
yang tidak berhak ini tidak saja berlangsug pemilih-pemilih karena hanya dengan KTP bisa
pada saat pembagiannya, tetapi juga mencoblos di TPS.
berlanjut pada saat pemungutan suara, yaitu
diketahuinya pemilih yang menggunakan f. Penyimpangan surat suara
formulir C6 nya orang lain, pemilih yang akan
Permasalahan surat suara muncul ketika
mewakili mencoblos anggota keluarganya
dihitung oleh petugas KPPS tidak sama
dengan memakai formulir C6 keluarganya
jumlahnya dengan DPT plus 2% sesuai
tersebut. ketentuan. Dalam faktanya terdapat surat suara
yang lebih dari ketentuan tersebut dan ada yang
d. Penyimpangan daftar pemilih dan kurang. Pengawas Pemiludi daerah memastikan
penggunaan hak pilih tidak ada kecurangan penggunaan surat suara
yang berlebih atau kurang dari jumlah DPT plus
Permasalahan ini terjadi karena daftar 2%. Masalah lain terkait dengan surat suara ini
pemilih dalam DPT yang mengalami adalah tindakan pencoblosan surat suara oleh
perubahan akurasinya yang disebabkan petugas KPPS ataun PPS sebelum waktunya,
67
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014

yang menyebabkan direkomendasikannya Buku ini di sosialisasikan kepada Bawaslu


Pemilu ulang oleh Pengawas Pemilu di daerah. Provinsi pada kegiatan rapat kerja persiapan
pengawasan tahapan pemungutan dan
g. Kapasitas petugas KPPS penghitungan serta rekapitulasi suara pada
tanggal 23-25 Juni 2014 di Hotel Grand Mercure
Banyaknya kejadian yang mengarah pada Ancol Jakarta. Selanjutnya setelah kegiatan ini
kesalahan atau penyimpangan terhadap selesai Bawaslu Provinsi mempunyai kewajiban
prosedur dan tata cara pemungutan dan untuk meneruskannya kepada Pengawas
penghitungan suara ternyata disebabkan PemiluKabupaten/Kota dan jajaran di daerahnya
salah satunya adalah adanya sumber daya masing-masing.
petugas KPPS yang tidak memadai. Meskipun
petugas KPPS ini adalah petugas lama atau 2. Penyiapan sistem laporan cepat melalui sms
sudah sering menjadi petugas KPPS dalam Get way
setiap penyelenggaran Pemilu, namun yang
bersangkutan tidak begitu mengikut dan Sebagamana pada pelaksanaan Pemilu
memahamii perkembangan regulasi yang Anggota DPR, DPD dan DPRD yang lalu,
baru dan berbeda dari cara-cara selama ini. Bawaslu pada Pemilu Presiden dan Wakil
Pengalaman yang ada selama ini dipakai Presiden ini juga menyiapkan sistem pelaporan
begitu saja dalam melaksanakan pemungutan cepat melalui sms gateway. Sistem ini digunakan
dan penghitungan suara meskipun untuk menerima laporan cepat dari Pengawas
sesungguhnya telah ada bimtek dan sosilisasi Pemilu lapangan (PPL), selama melakukan
menganai panduan tata cara dan prosedur pengawasan proses tahapan pemungutan dan
teknis pemungutan dan penghitungan suara penghitungan suara agar dapat ditindaklanjuti
sebagaimana diatur dalam ketentuan, maka oleh BawasluProvinsi dengan mengeluarkan
kesalahan dan penyimpangan terhadap tata kebijakan selanjutnya atas laporan tersebut.
cara dan prosedur itu terjadi itu terjadi begitu Serangkaian kegiatan seperti rapat-rapat, FGD
saja dan tanpa peduli bahwa yang praktekkan dan rakernis dengan Provinsi serta uji coba
itu tidak sesuai atau menyimpang dari ketentuan dilakukan untuk kesiapan sistem pelaporan
yang ada. Disamping itu masalah yang muncul cepat ini.
terkait dengan petugas KPPS adalah soal
netralitas dan keberpihakan kepada pasangan 3. Rapat kerja teknis pengawasan dengan
calon tertentu. Ada kalanya ketidakpatuhan Bawaslu provinsi
dan ketaatan pada prosedur dan tata cara
pemungutan dan penghitungan suara ini Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal
sengaja dilakukan karena ada kepentingan 23-25 Juni 2014 di Hotel Grand Mercure
petugas KPPS untuk berpihak kepada calon Ancol Jakarta. Kegiatan ini dimaksudkan untuk
tertentu. sosialisasi buku panduan teknis pengawasan
kegiatan pemungutan dan penghitungan suara
b. Deskripsi dan tabulasi kegiatan pengawasan di TPS bagi PPL, dan bagaimana rencana tindak
dan pencegahan dalam tahapan pemungutan lanjutnya. Kegiatan yang di hadiri oleh anggota
dan penghitungan suara divisi pengawasan Bawaslu RI se-Indonesia
ini juga dalam rangka mencari solusi bersama
Kegiatan pengawasan dan pencegahan terhadap masalah-masaah yang kiranya muncul
dalam tahapan pemungutan dan penghitungan dan dihadapi di lapangan terkait dengan
suara di tingkat Bawaslu RI dilakukan sebagai pengawasan selama proses pemungutaan dan
berikut : penghitungan suara sebagamana pada Pemilu
Anggota DPR, DPD dan DPRD. Masalah-
1. Menyusun buku panduan teknis masalah seperti ketebatasan PPL dalam
pengawasan pemungutan mengawasi seluruh TPS di wilayah kerjanya,
dan penghitungan suara sikap dan respon terhadap proses yang
tidak berjalan sesuai tata cara dan prosedur
Tumpuan pengawasan pada tahapan yang ada dan bagaimana memberikan saran
pemungutan dan penghitungan suara adalah perbaikannya, serta bagaimana pelaksanaan
Pengawas PemiluLapangan (PPL), karenanya sistem laporan cepat yang melalui sms
Bawaslu menyusun dan menerbitkan buku getway ini harus di sampaikan ke Bawaslu RI.
panduan pengawasan bagi PPL ini sebagai Semua masalah-masalah ini dibahas dan di
alat pengawasanya.Buku yang berisi tata cara sepakati bagaimana solusi yang harus diambil
pengawasan dan bagaimana cara merespon sebagai bagaian dari pedoman pengawasan
setiap pelanggaran yang terjadi ini dimaksukan dilapangan.
untuk memberi panduan teknis pengawasan
yang standar dan berlaku secara nasional.

68
Bawaslu RI. Semua masalah‐masalah ini dibahas dan di sepakati bagaimana
solusi yang harus diambil sebagai bagaian dari pedoman pengawasan

Laporan Hasil Pengawasan


Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
dilapangan.

Tabel 3. 26:
Rekomendasi Rakernis Bawaslu Provinsi
90
Terkait Tahapan Pemungutan dan Penghitungan dan Rekapitulasi Suara

No Permasalahan Rekomendasi melakjkan rekapitulasi hasilnya isiannya,
kemudian secara berjenjang
1 Jumlah TPS yang diawasi 1. Bawaslu Provinsi dan Panwaslu disampaikan ke Panwaslu kabupetn,
yang tak sebanding dengan melakukan pemetaan TPS rawan di Bawaslu RI hingga Bawaslu RI
jumlah PPL yang ada daerahnya untuk menentukan TPS 3. terhdap hasil pengawasan yang berisi
rawan yang menjadi prioritas untuk di pelanggaran pidana dan etika,
awasi panwascam menindaklanjutinya ke
2. Karena Keterbatasan persone, 1 PPL proses penagnagan pelanggaran dan
mengawasi TPS yang paling rawan di melaporkannya ke pengawasn di
daerahnya, sedangkan yang lain atasnya.
melakukan pengawasan bergerak yang 5. Laporan melalui SMS 1. agar dipertahankan atau tetap dipakai
menjangkau TPS‐TPS rawan yang getway karena ini bagian dari tuntutan
lainnya (3‐5 TPS ) 1. pengalaman Pemilu informasi cepat yang harus dipunyai
3. Berkoordinasi dengan relawan Anggota DPR, DPD dan oleh Bawaslu , tetapi dengan perbaikan
pengawas (GSR) untuk memantau TPS‐ DPRD kemarin, Bawaslu dan pengembangan sistem yang bisa
TPS yang tidak dapat dijangkau oleh PPL hanhya sekitar 20 % mengatasi hambatan di teknis
4. Menjadikan model Pengawasan yang yang dapat masuk pelaksanaannya sebagaimana terjadi di
dilakukan oleh Bawaslu Sulawesi 2. hasilnya secara nasional Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD
tenggara untuk percontohan tidak bisa diketahui oleh kemarin
pengawasan di TPS, dimana ada sistem 89 Pengawas Pemilu di 2. atau di hentikan saja, karena hasilnya
penggeseran PPL yang TPSnya sedikit bawas tidak dapat diketahui oelh pengawasn
ke TPS lainnya 3. sistem yang masih dibawahnya, dan secara teknis
5. Panwaslu kabupaten/Kota memiliki kendala yang merepotkan PPL yang justru berdampak
mengoptimalkan sumberdaya yang ada sama dengan Pemilu pada tidak maksimalnya pengawasan di
untuk melakukan pengawasan di TPS‐ Anggota DPR, DPD dan lapangan. Sebagai gantinya Laporan agar
TPS yang tidak terjangkau oleh PPL DPRD tetap menggunakan sistem manual
dengan tetap mempertimbangkan 4. laporan melalui SMS ini,
tingkat kerawanannya merepotkan PPL karena
2 Waktu pengiriman 1. Documen C1 dikirim ke Panwaslu kendala registratsi dan
Documen C1 ke jenjang kecamatan oleh PPL setelah selesai pengiriman
pengawas di atasnya rekapitulasi di desa/kelurahan, pada 5. dampak dari kewajiban
tanggal 10‐12 juni 2014 laporan melalui SMS ini,
2. Panwascam melakukan rekapitulasi PPL tidak bisa fokus
data documen c1 untuk seluruh TPS di pada pengawasan
wilayah kecamatannya, dan mengirim dilapangan teruta ketika
dokumen C1 ini ke panwas hendak menindaklanjuti
kabupaten/kota, pada tanggal 12‐15 laporan atau temuan
juni 2014 pelanggaran
3. Panwaslu kabupaten melakukan 6. Terkait buku panduan 1. Bawaslu RI mengirim buku panduan ini
rekapitulasi hasil rekapitulasi documen pungut tung dan rekap dalam bentuk soft copy dan
c1 yang dilakukan oleh panwascam penggadaannya dilakukan oleh Provinsi
untuk seluruh wilayah kabupaten/kota 2. Bawaslu Provinsi segera melakukan
4. Panwaslu kabupaten/kota mengirimkan raketrnis dan bintek kepada jajaran di
dokumen c1 ini kepada Provinsi pada bawahnya dengan berpedoman pada isi
tanggal 13‐16 juni 2014 buku ini.
5. Bawaslu Provinsi melakjukanrekap atas 3. Bawaslu Provinsi memastikan bahwa
hasil rekap dokumen C1 yang dilakukan buku panduan ini dapat dipahami dan
oleh panwaslu kabupaten/kota di diimplementasikan secara baik dan benar
wilayah Provinsi. oleh PPL pada pengawasan pungut hitung
6. Bawaslu Provinsi mengirimkan seluruh dan rekapitulasi
dokumen c1 diwilayahnya ke Bawaslu
RI melalui scaning , Sumber: Bawaslu RI Tahun 2014
Hasil dan catatan rekomendasi ini selanjutnya ditindaklanjuti oleh Bawaslu RI
3. Manajemen rekomendasi 1. Seluruh saran perbaikan dan
dengan mengeluarkan surat edaran ke Pengawas Pemilu di daerah.
yang di keluarkan oleh PPL rekomendasi yang disampaikan oleh PPL
pada saat pungut hitung harus Hasil dan catatan rekomendasi ini
dipastikan tidak keluar dari ketentuan
yang ada, dan harus catat dan dilaporkan selanjutnya ditindaklanjuti oleh Bawaslu
ke panwaslu secara berjenjang RI dengan mengeluarkan surat edaran ke
2. PPL dan Panwascam tidak boleh
mengeluarakan rekomendasi atas Pengawas Pemilu di daerah.
pertimbangan tekanan dari pihak
pasangan calon/tim kampanye atau
pihak‐pihak lainnya 4. Menerbitkan Surat Edaran penegawasan
3. pPL/panwascam memastikan tindak dan pencegahan
lanjut dari saran perbaikan
/rekomendasi yang disampaikan kepada
petugas dilaksanakan atau tidak. Dalam rangka pencegahan pula, terhadap
4. PPL/panwascam melaporkan KPPS/PPS
yang tidak menindaklanjuti rekomendasi masalah dan potensi pelenggaran yang
PPL/panwascam terkait dengan proses tahapan pemungutan
4. Pemanfaatan ceklis yang 1. ceklis hasil pengawasan, disamping
telah di isi dikirim ke Bawaslu RI melalui sms , juga dan penghitungan suara, Bawaslu
disampaikan kepada panwascam untuk menerbitkan Surat Edaran berupa intruksi
dilakukan rekap dan tindak lanjutnya
2. terhadap isin ceklis, Panwascam kebijakan kepada BawasluProvinsi dan
jajarannya kebawah. Penerbitan Surat
Edaran ini berguna memandu sekaligus
memsastikan bahwa pengawas di daerah
melaksanakan pengawasan sesuai dengan
surat edaran Bawaslu. Surat edaran ini juga
sebagai sarana pengendalian dan alat kontrol
69
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014

bagi Pengawas Pemilu di daerah berkaitan peruntukan formulir C1, di mana justru tidak
dengan pengawasan tahapan, mekanisme terdapat peruntukan untuk Pengawas Pemilu
laporan hasil pengawasan dan tindak lanjut Lapangan (PPL). Bawaslu menilai petunjuk
hasil pengawasannya. tata cara penggunaan dan pruntukkan
Formulir C1 yang tertulis di sampul tersebut
Secara keseluruhan intruksi pengawasan menyesatkan meskipun sesungguhnya
pada tahapan pemungutan, dan dalam buku panduan KPPS telah disebutkan
penghitungan suara yang diterbitkan oleh pereuntukan distribusi formulir C1.
Bawaslu adalah sebagai berikut; Melihat masalah yang bisa terulang lagi
sebagaimana pada Pemilu Anggota DPR,
a) Surat Ederan Bawaslu RI nomor 0840/ DPD dan DPRD berkaitan dengan PPL
Bawaslu/VII/2014 Perihal Instruksi yang tidak mendapatkan akses formulir C1
Pengawasan Pemungutan dan dari petugas KPPS, maka akhirnya Bawaslu
Penghitungan Suara Pemilu Presiden dan menyampaikan surat kepada KPU sebagai
Wakil Presiden tahun 2014 tanggal 4 Juli antisipasi munculnya masalha tersebut di
2014. dalam pelaksanaan Pemilu Presiden dan
Wakil Presiden. Ini. Surat Bawaslu nomor:
b) Surat Edaran Bawaslu RI Nomor: 0854/ 803/Bawaslu/VII/2014 tersebut disampaikan
Bawaslu/VII/2014, tanggal 11 Juli 2014, pada tanggal 4 Juli 2014 tersebut yang pada
perihal Pelaksanaan Supervisi Laporan pokoknya meminta KPU untuk mengeluarkan
Akurasi Pencatatan Salinan Formulir C1 surat edaran kepada jajarannya untuk
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden. memberitahukan bahwa tulisan dalam
formulir C1 yang di distribusikan ke TPS-TPS
Disamping penerbitan surat intruksi itu tidak benar dan agar berpedoman pada
pengawasan kepada jajaran pengawasa buku panduan KPPS dalam hal peruntukkan
Pemilu di daerah, dalam rangka pencegahan formulir C1.
pula, Bawaslu juga menyampaikan surat
kepada KPU berkaitan dengan adanya potensi Keluarnya surat-surat edaran ini disamping
permasalahan pemilih yang menggunakan berfungsi untuk mendampingi buku panduan
formulir A5 karena tidak memilih di TPS asal teknis pengawasan bagi petugas pengawas
tetapi tidak terlayani karena lewat batas lapangan, juga sebagai petunjuk secara
waktu yang diatur oleh ketentuan KPU. Surat serentak dan standar bagaimana Pengawas
Bawaslu bernomor : 888/Bawaslu/VII/2014, Pemilu melakukan pencegahan dan
tertanggal 17 Juli 2014, Perihal Penggunaan penindakan pelanggaran selama melakukan
Form A-5 Bagi Pemilih BerKTP Daerah, pengawasan tahapan pemungutan dan
disampaikan setelah melihat banyak pemilih penghitungan suara ini.
yang bermaksud pindah TPS tetapi tidak
terlayani administrasinya karena masalah 5. Melakukan supervisi ke daerah
syarat penrbitan formulir A5 oleh petugas
penyelenggara Pemilu. Kegiatan supervisi ke daerah ini dilakukan
pada tanggal 9 Juli 2014. Dan daerah yang
Dalam surat tersebut, Bawaslu ingin menjadi sasaran adalah Jawa Barat, Jawa
mengingatkan KPU sekaligus memberikan Timur, Sulawesi Selatan, DIY dan Manado.
masukan agar, KPU memberikan kebijakan
baru terkait fakta banyak pemilih yang tidak Kegiatan ini dilakukan untuk memastikan
dapat mengurus formuli A5 untuk pindah pengawasan di daerah berjalan sesuai
TPS menjelang hari H. Dalam surat Bawaslu dengan intruksi kebijakan yang di keluarkan
meminta agar KPU dapat mengmbail oleh Bawaslu. Disamping itu kegiatan
kebijakan untuk mempermudah pelayanan supervisi ini juga dilakukan dalam rangka
pemilih dalam mendapat formulir A5 sebagai monitoring secara langsung ke lapangan
sarana untuk memilih di TPS lain. pelaksanaan kegiatan pemungutan dan
penghitungan suara di TPS.
Selanjutnya, Bawaslu RI juga mengeluarkan
surat kepada KPU dalam rangka merespon Kegiatan untuk memastikan pengawasan
hasil cetakan fomulir C1 yang di distribusikan sesuai dengan intruksi kebijakan Bawaslu ini
ke TPS-TPS tidak sesuai ketentuan KPU. dilakukan dengan berkunjung ke Pengawas
Formulir C1 yang di distribusikan dalam Pemilu di daerah (BawasluProvinsi dan/
bentuk satu set atau bendel itu di atasnya atau panwaslu Kabupaten/kota) dengan
ada tulisan petunjuk penggunaan dan mengadakan pertemuan dan mendiskusikan
70
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
hasil-hasil pengawasan yang telah dilakukan 6. Mengendalikan pengawasan melalui
pengawas di daerah jelang pelaksanaan penerimaan laporan dan menindaklanjuti
kegiatan pemungutan dan penghitungan kebijakannya
suara, apa yang telah dilakukan dan
bagaimana temuan-temuan yang telah Kegiatan ini dilakukan dalam rangka
dihasilkan dari pengawasan tersebut serta merespon secara cepat setiap laporan yang
memberikan asistensi penyelesaiannya jika disampaikan oleh Pengawas Pemilu di daerah,
ditemukan masalah yang dihadapi Pengawas baik laporan yang disampaikan melalui sistem
Pemilu di daerah. laporan cepat maupun laporan secara manual.
Setiap laporan dilakukan kajian dan analisis
Sedangkan kegiatan monitoring dilakukan dan hasilnya berupa kebijakan pengawasa
dengan memantau suasana dan dinamika yang harus dilakukan oleh Pengawas Pemilu
yang terjadi dalam kegiatan pemungutan di daerah terutama yang terkait dengan
dan penghitungan suara di TPS. Monitoring rekomendasi dilakukannya pemngutan atrau
di arahkan untuk melihat apakah kegiatan penghitungan ulang serta yang terkait dengan
pemungutan dan penghitungan suara yang penagngan pelanggaran pidana dan etika oleh
dijalankan oleh KPPS telah berjalan sesuai petugas penyelenggara.
dengan tata cara dan prosedur yang diatur
dalam peraturan KPU atau tidak, apakah ada Hasil kegiatan ini kemudian disampaikan
pelanggaran dan kecurangan yang terjadi kepada publik melaui media conferences atau
atau tidak, juga apakah petugas pengawas press release disampaing untuk kebutuhan
lapangan (PPL) telah bekerja dengan baik publikasi hasil-hasil pengawasan di lapangan
atau tidak. Semua kejadian di pantau hasilnya juga untuk kepentingan pencegahan terjadinya
akan menjadi catatan bagi Bawaslu . pelanggaran lebih lanjut dan penerusan
penanganan pelanggaran yang bersifat pidana
Dari kegiatan supervisi dan dan dan etika.
monitoring inilah potensi pelanggaran
bisa dilakukan pencegahan, dan terhadap Sedangkan berdasarkan laporan dari 33
kesalahan atau pelanggaran terutama yang Bawaslu Provinsi, kegiatan pengawasan dan
bersufat adiministratif dapat dilakukan saran pencegahan dalam tahapan pemungutan dan
perbaiakan segera sehingga dapat tetap penghitungan suara secara umum dapat di
menjaga interitas proses dan hasil Pemilu diskripkan dalam tabel sebagi berikut :
Presiden dan Wakil Presiden ini.

71
pengawasan dan pencegahan dalam tahapan pemungutan dan penghitungan
Laporan Hasil Pengawasan suara secara umum dapat di diskripkan dalam tabel sebagi berikut :
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014

Tabel 3. 27:
Kegiatan Pengawasan dan Pencegahan Bawaslu Provinsi
pada Tahapan Pemungutan dan Penghitungan Suara

No Kegiatan pelaksanaan Materi dan sasaran Dampak
1 Melakukan raker Dilaksanakan Meneruskan Pengawas Pemilu
dan Bmtek buku setelah bahan/materi dan kabupaten/kota
panduan teknis mengikuti hasil Berisi panduan memahami dan
pengawasan kegiatan raker teknis pengawasan memiliki
kepada panwaslu dan bimtek kegiatan pungut ketrampilan
kabupaten/kota buku panduan hitung bagi PPL pengawasan dan
dan jajarannya oleh Bawaslu RI berikut cara‐cara pencegahan
(26‐29 Juni mengatasi persoalan terhadap terjadinya
2014 di yang muncul pelanggaran dan
daerahnya masi dilapangan kesalahan yang
g‐masing terjadi pada
Sasaran kegiatan ini kegiatan
adalah Pengawas pemungutan dan
Pemilu penghitungan suara
kabupaten/kota di oleh petugas KPPS
daerahnya masing‐ dan oleh pihak lain
masing yang melakukan
pelanggaran
Dan memhami
bagaimana cara
menyampaikan
rekomendasi
perbaikan atas
prosedur dan tata
cara yang salah atau
tidak
dilaksanaknnya oleh 95
petugas KPPS dan
adanya kajian
terhadap dugaan
No Kegiatan pelaksanaan Materi dan sasaran Dampak
pelanggaran pidana
dan etika.
2 Melaksanakan dan Dikeluarkan Materi surat edaran Adanya informsi
meneruskan pada saat adalah intruksi ormsi dan tata
instruksi kebijakan menjelang kebijakan laksana pengawasan
yang tertuang pelaksanaan pengawasan bagi dan penagnagan
dalam surat edaran pemungutan pengawasa Pemilu laporan yang harus
Bawaslu RI dan kabupaten/kota dan dilakukan oleh
penghitungan jjarannya sampai Pengawas Pemilu
suara Pengawas Pemilu kabupaten/kota dan
lapangan jajarannya .
sebagaimana surat penerusan intruksi
edaran Bawaslu n RI. ini menjadikan
pengawasan dapat
Sasaran surat edaran dilakukan secara
ini adalah Pengawas sama dan standar
Pemilu dalam rangka
kabupaten/kota dan mencegah
jajarannya, serta terjadinya
kepada tim kampanye pelanggaran dan
pasangan calon di kecurangan lebih
daaerah masing‐ lanjut dalam
masing kegiatan pungut‐
hitung dan tahapan
setelahnya
Sedangkan dampak
surat yang
dikeluarkan kepada
tim kampanye
pasangan calon
adalah dalam
72 rangka menghimbau
kepada yang
bersangkutan untuk
terlibat dalam
surat yang
dikeluarkan kepada
tim kampanye 96

Laporan Hasil Pengawasan


Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
pasangan calon
adalah dalam
rangka menghimbau
No Kegiatan pelaksanaan Materi dan sasaran Dampak
kepada yang
arahkan untuk bersangkutan untuk
petugas
memastikan kesiapan terlibat dalam
penyelenggara dan
penyelengagra dalam mengawal
logistiknya dalam
melaksanakan pelaksanaan
pemungutan dan tahapan
pemungutan dang
penghitungan suara, pemungutan dan
penghitungan suara
serta antisipasi penghitungan suara
kemungkinan sesuai ketentuan
terjadinya yang ada
3 Melakjukan Dilaksanakan pelanggaran
Kegiatan supoer visi Adanya informasi
4 supervisi dan
Menerima dan pada masa
Dilakukan pada ini dilakukan dalam bahwa Pengawas
Bahan‐bahan laporan Dampak dari
monitoring
mengelola laporan tenang (6‐8 Juli
saat kegiatan rangka memastikan
berisi dugaan Pemilu di daerah
kegiatan ini adalah
persiapan dan
dari panwaslu 2014) dan pada
pemungutan bahwa jajaran
pelanggaran yang telah siap
merespon secara
pelaksanaan
daerah di pelaksanaan
dan Pengawas Pemilu di
terjadi selama melakasanakan
cepat terhadap
pemungutan dan
jajarannya, pemungutah
penghitungan daerahnya telah tugas pengawasan
kegiatan pemungutan laporan yang masuk
penghitungan suara
menindaklanjtinya dan
suara, 9 Juli melaksanakan
dan penghitungan sesuai intruksi
yang berisi duguaan
serta penghitungan
2014 dan pengawasan sesuai
suara berlangsung Bawaslu , dan
pelanggaran,
meneruskannya suara, tanggal 9
setelahnya surat edaran Bawaslu
Sasaran kegiatan ini memastikan bhwa
selanjutnya
kepada Bawaslu RI juli 2014 RI, serta memastikan potensi pelanggaran
adalah laporan secara dilakjukanmkajian
bahwa pelaksanaan
berjejang dari dan kerwananan
dan segera
pemungutan sesuai
Panwaslu dapat di cegah
mnerbitkan 96
dengan ketentuan
kabupaten/kota dan dengan baik. Serta
kebijakan untuk
yang ada.
Bawaslu RI antisipasi
menindaklajjtinya.
Sedangkan kegiatan kemungkinan
Tindak lanjut ini
No Kegiatan pelaksanaan Materi dan sasaran Dampak
monitoring di ketidaksiapan
berupa saran
arahkan untuk petugas
perbaikan terhadap
penyelenggara dan
memastikan kesiapan proses dan
logistiknya dalam
penyelengagra dalam rekomendasi
melaksanakan pelaksanaan
kepada
pemungutan dan pemungutan dang
penyelenggara
penghitungan suara, penghitungan suara
terhadap
serta antisipasi pelanggaran
kemungkinan administratif seperti
terjadinya pemungutan suara
pelanggaran ulang atau
4 Menerima dan Dilakukan pada Bahan‐bahan laporan Dampak dari
penerusan
mengelola laporan saat kegiatan berisi dugaan kegiatan ini adalah
pelanggaran pidana
dari panwaslu pemungutan pelanggaran yang merespon secara
dan etika.
daerah di
dan terjadi selama cepat terhadap
jajarannya, penghitungan kegiatan pemungutan laporan yang masuk
Dari kegiatan pengawasan dan pencegahan yang dilakukan oleh Bawaslu
menindaklanjtinya suara, 9 Juli dan penghitungan yang berisi duguaan
serta 2014 dan suara berlangsung pelanggaran,
Provinsi dan jajarannya ini, telah menghasilkan rekomenasi‐rekomendasi
meneruskannya setelahnya Sasaran kegiatan ini selanjutnya
kepada Bawaslu RI adalah laporan secara dilakjukanmkajian
yang di sampaikan kepada KPU dan jajarannya untuk ditindaklanjuti.
berjejang dari dan segera
Berikut Data Rekomendasi yang dikeluarkan mnerbitkan
Panwaslu
oleh setidaknya 23
kabupaten/kota dan kebijakan untuk
Bawaslu RI
ProvinsiBawaslu Provinsi dan menindaklajjtinya.
Panwas Kabupaten/Kota pada tahapan
Tindak lanjut ini
Pemungutan Suara yang berjumlah 7378 (Tujuh berupa saran
ribu tiga ratus tujuh
perbaikan terhadap
puluh delapan), yang terinci per Provinsi sebagai berikut :
proses dan
rekomendasi
kepada
Tabel 3. 28: penyelenggara
Jumlah Rekomendasi dan Tindak Lanjutnya terhadap
Dalam Tahapan Pemungutan dan Penghitungan Suara pelanggaran
administratif seperti
pemungutan suara
ulang atau
penerusan
pelanggaran pidana
dan etika.
Sumber: Bawaslu RI Tahun 2014

Dari kegiatan pengawasan dan pencegahan yang dilakukan oleh Bawaslu


73
Provinsi dan jajarannya ini, telah menghasilkan rekomenasi‐rekomendasi
yang di sampaikan kepada KPU dan jajarannya untuk ditindaklanjuti.
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014

Dari kegiatan pengawasan dan pencegahan yang dilakukan oleh Bawaslu Provinsi dan jajarannya
ini, telah menghasilkan rekomenasi-rekomendasi yang di sampaikan kepada KPU dan jajarannya untuk
ditindaklanjuti.

Berikut Data Rekomendasi yang dikeluarkan oleh setidaknya 23 ProvinsiBawaslu Provinsi dan Panwas
Kabupaten/Kota pada tahapan Pemungutan Suara yang berjumlah 7378 (Tujuh ribu tiga ratus tujuh puluh
delapan), yang terinci per Provinsi sebagai berikut : 97

Tabel 3. 28:
Jumlah Rekomendasi dan Tindak Lanjutnya
Dalam Tahapan Pemungutan dan Penghitungan Suara

Jumlah Rekomendasi Tidak
Ditindakl
Ditindakla
NO Provinsi PSU Hitung Lainnya anjuti
njuti
Ulang KPU
KPU
1 Aceh 1 1 0
2 Maluku 1 1 0
3 Sulbar 3 3 0
4 Sulawesi tenggara 22 22 0
5 Sumut 279 279
6 DIY 5 10 15 0
7 Sulawesi Utara 10 3 7
8 Kalimantan 3 1 1 3
Tengah
9 Sumatera Barat 2 11 6 13 6
10 Lampung 1 2 1 4 0
11 Bali 15 15 0
12 DKI Jakarta 23 5.812 854 4.981
13 Jawa Barat 6 1 6 1
14 Bengkulu 4 4 0
15 Jawa Tengah 1 1 7 7 2
16 Jawa Timur 1 960 156 23 1094
17 Riau 2 2 0
18 NTB 12 12 0
19 Kalimantan Barat 3 3 0
20 Sulteng 1 1 0
21 Kalimantan Timur 3 3 0
22 Banten 2 1 8 11 0
23 Maluku Utara 1 1 0
44 975 6.359 1.005 6.373
JUMLAH
7.378 7.378

Sumber: Bawaslu RI Tahun 2014

c. Temuan dugaan pelanggaran dalam tahapan Pemungutan dan


Penghitungan Suara
74
1. Pengawasan sebelum hari pemungutan suara
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
c. Temuan dugaan pelanggaran dalam tahapan melakukan kajian dan memasukkan ke tindakan
Pemungutan dan Penghitungan Suara penagangan pelanggaran.

1. Pengawasan sebelum hari pemungutan 2. Pengawasan hari pelaksanaan pemungutan


suara dan penhitungan suara

Pengertian sebelum hari pemungutan Kejadian dan peristiwa yang terjadi selama
adalah merujuk pada kegiatan atau kejadian proses kegiatan pemungutan dan penghitungan
yang terjadi pada masa tenang, yakni tiga hari suara yang menjadi hasil pengawasan
menjelang hari pelaksanaan pemungutan dan Pengawas Pemilu dan hasil dari kegiatan
penghitungan suara. Berdasarkan laporan supervisi adalah sebagai berikut:
yang diterima dari jajaran Pengawas Pemilu
di daerah, hasil-hasil pengawasan pada a. Banyak petugas yang tidak sepenuhnya
tahapan sebelum hari pemungutan suara patuh dan taat dalam melaksanakan
adalah; a). terkait dengan tugas KPPS dalam prosedur dan tata cara pemungutan dan
mempersiapkan pemungutan suara, yaitu penghitungan suara sesuai ketentuan,
terdapat pemilih yang belum mendapatkan diantaranya; petugas KPPS tidak memeriksa
undangan atau pemberitahuan formulir pemilih yang hadir dengan DPT dan
C6, terdapat pemilih yang sudah tidak lagi DPK yang ada, petugas tidak mengecek
memenuhi syarat seperti meninggal dunia, kebenaran formulir C6 yang dibawa pemilih,
mendapatkan formulir C6, pemilih yang sudah petugas tidak memasang DPT, DPK dan
pindah domisili mendapatkan formulir C6, DCT pada papan yang mudah dilihat oleh
pemilih yang merantau/menjadi mahasiswa pemilih, petugas tidak menjelaskan tata
di luar daerah mendapatkan formulir C6, dan cara pemungutan suara, petugas tidak
juga terdapat pemilih yang memenuhi syarat meletakkan bilik suara sesuai ketentuan,
untuk memilih tidak masuk dalam daftar petugas tidak memberi akses yang cukup
pemilih sehingga tidak mendapatkan formulir bagi pemilih dissabilitas, pemilih tidak
C6. b). Terkait dengan kesiapan logistik, yakni menghitung lebih dulu berapa surat suara
masih terdapat TPS yang belum menerima yang telah digunakan, tidak digunakan dan
logistik pemungutan dan perlengkapannya. c). yang rusak sebelum penghitungan suara
Terkait dengan dugaan pelanggaran larangan dimulai. Terhdap temuan-temuan seperti
kampanye di masa tenang, yaitu masih terdapat ini, Pengawas Pemilu telah menyamapiakan
pasangan calon atau tim kampanye/tim sukses saran perbaikan kepada petugas KPPS
pasangan calon yang melakukan kampanye untuk segera menindaklanjuti.
di masa tenang, yakni pertemuan-pertemuan
terselubung di rumah-rumah tim sukses atau b. Banyak pemilih yang tidak terdaftar di
relawan denganmengundang masyarakat, DPT dan DPK, menggunakan hak pilih.
banyaknya alat peraga yang tidak dibersihkan, Terhadap hal ini Pengawas Pemilu telah
beredarnya selebaran berisi ajakan untuk merekomendasikan kepada petugas KPPS,
memilih calon tertentu, munculnya surat cinta agar pemilih yang tidak terdaftar dalam
pasangan calon ke sekolah-sekolah dengan DPT dan dan DPK agar diberi kesempatan
pengirimnya melalui POS, dan juga praktek- memilih sesuai ketentuan yang ada, dan
praktek money politics terselubung dengan dipastikan yang bersangkutan memenuh
membagi-bagikan sembakooleh relawan atau syarat kepemilikan KTP atau paspor atau
tim sukses pasangan calon. identitas lain sesuai ketentuan yang ada,
serta dipastikan juga yang bersangkutan
Terhadap kejadian-kejadian ini, Pengawas bukan pemilih yang pernah mencoblos di
Pemilu telah menyampaikan rekomendasi TPS lain, serta masih tersedianya surat suara
secara langsung kepada petugas KPPS dan PPS di TPS dan diberi kesempatan mencoblos
untuk menindaklajutinya. Terhadap masalah C6 satu jam sebelum waktu pemungutan
agar segera diberikan kepada pemilih yang selesai. Kemudian pemilih tersebut di catat
telah terdaftar tetapi belum mendapatkan C6, dalam pemilih katagori DPKTb.
dan kepada pemilih yang tidak ditempat/di
rumah atau tidak lagi memenuhi syarat karena c. Kesalahan-kesalahan dalam penulisan di
telah meninggal dunia agar formulir C6 nya tidak formulir C1 serta pemenuhan kewajiban
diberikan dan dipastikan tidak disalah gunakan, petugas memberikan C1 kepada sakasi
begitupun terhadap pemilih yang ganda atau pasangan calon dan PPL. Untuk hal ini
fiktif agar formulir C6 nya tidak dibagikan pengawas di lapangan telah menyampaikan
kepada pemilih dan dipastikan keamananya. rekomendasi muntuk perbaikannya dan agar
Selanjutnya terhdap kegiatan kampanye dimasa petugas menyampaikan formulir C1 sesuai
tenang yang ditemukan atau di laporkan oleh ketentuan PKPU.
masyarakat, Pengawas Pemilu di daerah telah
75
tanggal 9 Juli 2014.
d. Desa Kobe Kulo Kabupaten Halmahera Tengah, dilaksanakan
Laporan Hasil Pengawasan pada tanggal 12 Juli 2014
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014 e. TPS 01 dan 02 Desa Leo Leo Rao Kecamatan Morotai Selatan
Barat, direkomendasikan oleh Pengawas Pemilu dilaksanakan
tanggal 14 Juli 2014.
Jawa Barat 1. TPS 37, TPS 38, TPS 39, TPS 40 desa Sayang Kecamatan
d. Kejadian-kejadian yang menyebabkan Cianjur.PSU disebabkan karena adanya mobilisasi pemilih di TPS
40 (TPS 40 diisi oleh Pemilih yang berasal dari TPS 37, 38, 39)
dilakukannya pemungutan atau penghitungan sehingga terjadi kekurangan surat suara di TPS 40.
suara ulang, diantaranya pemilih yang 2. TPS 10 Desa Kalianyar Kecamatan Kerangkeng Kabupaten 102
Indramayu.PSU disebabkan oleh adanya Pemilih yang
menggunakan hak pilih lebih dari sekali, mencoblos lebih dari satu kali.
pemilih yang mengunakan KTP bukan No Provinsi 3. Kecamatan Kerangkeng Kabupaten
Keterangan Indramayu, pemilih di
domisili TPS tanpa A5, adanya penggunaan Rumah Sakit tidak disediakan TPS khusus.
4. TPS 4 Desa Lengkong Kecamatan Sindang wangi Kab.
surat suara lebih banyak bila dibandingkan Majalengka. KPPS menerima Pemilih dari luar Sindang Wangi
dengan pengguna hak pilih, adanya pemilih tanpa menggunakan A5 dan hanya menggunakan KTP. Hal ini
juga menjadi keberatan dari kedua Saksi dan meminta untuk
menggunakan hak pilih orang lain dan membuka kotak suara. Terhadap hal ini pada saat Rekap di PPK
sebab-sebab lainnya.Dan kejadian gagalnya Panwascam menyampaikan keberatan.
5. TPS 41 Desa Kali Abang Kecamatan Bekasi Utara Kota Bekasi.
kegiatan pemungutan dan penghitungan Ditemukan 30 Surat suara yang rusak akibat KPPS meletakan
di dua distrik di Dogiyai Provinsi Papua, Surat suara diatas meja diatas paku ketika penghitungan suara.
(belum dilaksanakan PSU /berupa rekomendasi)
yaitu distrik Mapia Barat dan Mapia Timur.
6. TPS 17 Desa Derajat kecamatan Kesambi Kota Cirebon.Adanya
Kejadian-kejadian seperti ini juga telah di dua orang Pemilih yang menggunakan hak pilih tanpa A5. Surat
rekemendasikan pengawas untuk dilakuka Suara yang digunakan oleh kedua orang tersebut dirusak oleh
kedua saksi pasangan calon.
pemungutan atau penghitungan suara
Jawa Timur 1. TPS 6 Desa Peranti Sidoarjo.
ulang, dan untuk kejadian gagalnya Pemilu  PSU dilakukan karena TPS tidak dibangun berdasarkan DPT
di dua distrik di Dogiyai Pengawas Pemilu definitive. Pemilih terdaftar dalam DPT TPS tersebut adalah
masyarakat di sekitar bandara. Didduga pemilih tersebut
telah merekomendasikan untuk dilakukan telah terdaftar di TPS lainnya.
 Panwaslu Kab sidarjo merekomendasikan pemungutan suara
Pemilu susulan, namun rekomendasi ini tidak ulang. Pemungutan suara ulang dilakukan tanggal 15 juli
ditindaklanjuti oleh KPU. 2014.
 Dalam PSU, Pemilih yang hadir hanya 1 orang pemilih
2. TPS 13 Desa Betro sidoarjo.
Berikutadalah tabel pelaksanaan pemungutan  PSU dilakukan karena TPS tidak dibangun berdasarkan DPT
definitive. Pemilih terdaftar dalam DPT TPS tersebut adalah
atau penghitungan suara ulang Di TPS berdasarkan masyarakat di sekitar bandara. Didduga pemilih tersebut
hasil supervisi dan laporan Pengawas Pemilu di telah terdaftar di TPS lainnya.
 Panwaslu Kab sidarjo merekomendasikan pemungutan suara
daerah: ulang. Pemungutan suara ulang dilakukan tanggal 15 juli
2014.
 Dalam PSU, Tidak ada pemilih yang hadir pada saat
101 pemunngutan suara ulang
RIAU TPS 39 Kelurahan Labu Baru Kecamatan paying sekaki di Kota
Tabel 3.29: Pekan Baru;
Pelaksanaan Pemungutan Suara Ulang - Rekapitulasi ulang di PPS Sungai Dau Indra Giri Hulu.
Rekapitulasi ulang dilakukan karena rekapitulas yang pertama
dilaksanakan pada tanggal 9 Juli 2014.
No Provinsi Keterangan - Rekomendasi Panwaslu Indra Giri Hulu untuk melakukan
rekapitulasi sesuai dengan tanggal yang ditentukan
DIY Pemungutan Suara Ulang terjadi dibeberapa tempat : Sumatera a. Kota Bukit Tinggi
1. Kabupaten Bantul : Barat  TPS 11 Kelurahan Campago Ipuh Kecamatan Mandiangin
 Di TPS 03 ds. Tambak ngestiharjo (60 pemilih tidak Koto Selayan Bukit Tinggi.
menggunak A5)  Adanya pemberian 2 (dua) buah surat suara kepada seorang
pemilih dan memasukkan surat suara yang telah dicoblos ke
 TPS 53 ds. Tambak ngestiharjo (55 pemilih tanpa A5) dalam 2 (dua) kotak suara untuk 17 (tujuh belas ) orang
 dan TPS 56 Sonopakis Lor (19 Pemilih tanpa A5) pemilih oleh KPPS di TPS 11 Kelurahan Campago Ipuh
Kecamatan Mandiangan Koto Selayan Bukittinggi
PSU dilaksanakan pada tanggal 13 Juli berdasarkan  Berdasarkan hal tersebut, Panwaslu Kota Bukit tinggi
rekomendasi Pengawas Pemilu. merekeomnedasikan kepada KPU Kota Bukit Tinggi untuk
melaukan pemungutan suara ulang 103
2. Kabupaten kulon Progo ; di TPS 11 Sanggarahan Kidul
Bendungan Wates, Pemungutan suara ulang dilakukan karena b. Kota Padang
adannya pemilih yang menggunakan hak pilihnya tidak sesuai  TPS 23 Kelurahan Batang Kabung ganting Koto Tangah Kota
dengan DPT TPS sebanyak 1 orang pemilih. Pemenungutan No Provinsi Keterangan
Padang dan TPS 10 Kapalo Poto Pauk Kota Padang
suara ulang dilakukan berdasarkan rekomendasi Panwaslu  Terdapat 103 di TPS 23 yang tidak menggunakan A5 tetapi
menggunakan KTP untuk memilih
Kecamatan (atas siatuasi ini, saksi PKS merasa keberatan
 Terdapat 46 pemilih di 10 yang tidak menggunakan A5 tetapi
dengan adanya PSU yang menyebabkan perolehan suara
menggunakan KTP
pasangan calon nomor urut 1 berkurang)
 KPPS melaporkan ke KPU Kabupaten. Sesuai putusan pleno
3. TPS 3 Grigak Giripurwo. Psu dilakukan karena adanya
KPU Kabupaten untuk melaksanakaan pemungutan suara
kelebihan surat suara dibandingkan dengan pengguna hak pilih
ulang.
sebanyak 2 surat suara. PPL merekemonedasikan untuk
 Pemungutan suara ulang dilakukan tanggal 13 Juli
dilakukan PSU tanggal 10 Juli 2014. Saksi tidak keberatan
c. Kabupaten Sijunjung
Maluku Terdapat Pemungutan Suara Ulang  TPS 17 Nagari Padang Laweh Koto Tujuh
Utara  Pemilih menerima 2 surat suara dan menggunakan kedua
a. TPS 1 Desa Soasongaji Kec. Kota Maba Kabupaten Halmahera
surat suara tersebut
Timur. Dari jumlah DPT 457 Pemilih data C1 semuanya
 Berdasarkan rekomendasi Panwaslu Kab sijunjung dilakukan
menggunakan hak pilih. Namun faktanya 31 orang tidak
pemungutan suara ulang
berada di tempat pada 9 Juli 2014
 Pemungutan suara dilakukan tanggal
b. TPS 2 Desa Soasongaji Kec. Kota Maba Kabupaten Halmahera NTT Pemungutan suara ulang disebabkan oleh:
Timur. Dari jumlah DPT 466, data C1 semuanya menggunkan
1. Penghitungan suara dilakukan lebih awal:
hak pilih, namun faktanya 55 orang tidak berada di tempat
- Terjadi di TPS 4 Desa Basmuti, Kuanfatu, TTS;
pada 9 Juli 2014;
- Pengawas Pemilu merekomendasikan PSU.
c. TPS 1Desa Tewil DPT 261 data C1 semuanya menggunakan 2. Dua orang Pemilih, melakukan pindah memilih tanpa
hak pilih, faktanya 24 orang tidak berada ditempat pada menggunakan A5:
tanggal 9 Juli 2014. - Terjadi di TPS 2 Oe’ekam, Amanuban Tengah, TTS;
- Pengawas Pemilu merekomenas PSU
d. Desa Kobe Kulo Kabupaten Halmahera Tengah, dilaksanakan
3. KPPS memberikan dua lembar surat suara kepada Pemilih:
pada tanggal 12 Juli 2014
- terjadi di TPS 1 Popnaem, Noemuti, TTU;
e. TPS 01 dan 02 Desa Leo Leo Rao Kecamatan Morotai Selatan - Pengawas Pemilu merekomendasikan PSU;
Barat, direkomendasikan oleh Pengawas Pemilu dilaksanakan 4. 2 (dua) orang pemilih memilih lebih dari satu kali:
tanggal 14 Juli 2014. - Terjadi di TPS 1 Sabu, Alor Selatan, Alor;
- Pengawas Pemilu merekomendasikan PSU
Jawa Barat 1. TPS 37, TPS 38, TPS 39, TPS 40 desa Sayang Kecamatan 5. 19 (sembilanbelas ) orang pemilih melakukan pindah memilih
Cianjur.PSU disebabkan karena adanya mobilisasi pemilih di TPS tanpa menggunakan A5:
76 40 (TPS 40 diisi oleh Pemilih yang berasal dari TPS 37, 38, 39)
sehingga terjadi kekurangan surat suara di TPS 40.
- Terjadi di TPS 1 Pamakayo, Solor Barat, Flores Timur;
- Pengawas Pemilu merekomendasikan PSU.
2. TPS 10 Desa Kalianyar Kecamatan Kerangkeng Kabupaten
Indramayu.PSU disebabkan oleh adanya Pemilih yang Maluku Terjadi pemungutan suara ulang di 2 TPS di 2 PPS yang berbeda
mencoblos lebih dari satu kali. yakni:
menggunakan A5:
- Terjadi di TPS 2 Oe’ekam, Amanuban Tengah, TTS;
- Pengawas Pemilu merekomenas PSU

Laporan Hasil Pengawasan


Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
3. KPPS memberikan dua lembar surat suara kepada Pemilih:
- terjadi di TPS 1 Popnaem, Noemuti, TTU;
- Pengawas Pemilu merekomendasikan PSU;
4. 2 (dua) orang pemilih memilih lebih dari satu kali:
- Terjadi di TPS 1 Sabu, Alor Selatan, Alor; Pada Tahapan Masa Tenang Pengawas Pemilu
- Pengawas Pemilu merekomendasikan PSU
5. 19 (sembilanbelas ) orang pemilih melakukan pindah memilih juga menerima laporan dan menemukan
tanpa menggunakan A5: aktivitas dari Tim Pasangan Calon yang diduga
- Terjadi di TPS 1 Pamakayo, Solor Barat, Flores Timur;
- Pengawas Pemilu merekomendasikan PSU. sebagai pelanggaran pidana Pemilu, yaknipolitik
Maluku Terjadi pemungutan suara ulang di 2 TPS di 2 PPS yang berbeda uang, berupa pembagian sembako. Dugaan
yakni: pelanggaran tersebut diantaranya terjadi
1. PPS Batu merah 2, kecamatan Srimau, dimana TPS 2.
Disebabkan karena kelebihan jumlah suara sah sebanyak
di Provinsi Jawa Barat, Kabupaten Alor,
empat (4) surat suara dari total jumlah suara pemilih yang Kabupaten Ngada, Kabupaten Sabu Raijua, 105
menggunakan hak pilihnya.
2. PPS Wainitu, kecamatan Nusanewe, dimana TPS 19.
dan Kabupaten Kolaka.
Disebabkan oleh kelebihan suara sah sebanyak tiga puluh satu pembagian sembako. Dugaan pelanggaran tersebut diantaranya
(31) surat suara dari total jumlah suara pemilih yang
menggunakan hak pilihnya. terjadi
Dari di 3 Provinsi
(tiga) Jawa temuan
Barat, dan 5 (lima)
Kabupaten laporan Ngada,
Alor, Kabupaten
Bawaslu RI Tahun 2014 dugaan pelanggaran pidana Pemilu hanya
Kabupaten Sabu Raijua, dan Kabupaten Kolaka.
Sumber:
1 (satu)Dari 3 yang bisa dan diteruskan
(tiga) temuan kedugaan
5 (lima) laporan pihak
pelanggaran
d. d.
Pelaksanaan
Pelaksanaan Penanganan
Penanganandan dan Tindak
Tindak Lanjut Kepolisian, akan tetapi proses penanganannya
pidana Pemilu hanya 1 (satu) yang bisa diteruskan ke pihak
PelanggaranPemiluTahapanPemungutan dan Penghitungan Surat
Lanjut PelanggaranPemiluTahapanPemungutan berhenti di Kepolisian
Kepolisian, akan tetapi proses penanganannya berhenti di Kepolisian.
dan Penghitungan Surat Suara
Suara
2) Pada saat Pemungutan dan Penghitungan
1) Pada saat Masa Tenang 2) Pada saat Pemungutan dan Penghitungan Surat Suara
1) Pada saat Masa Tenang 104 Surat Suara

Tabel 3.32:
Tabel 3.30: Data Pelanggaran Administrasi Dan Tindak Lanjutnya
Data Pelanggaran Administrasi Dan Tindak Lanjutnya
TIDAK
TEMUAN LAPORAN DITERUSKAN DITINDAKLANJUTI
TEMUAN LAPORAN DITERUSKAN DITINDAKLANJUTI TIDAK DITINDAK
DITERIMA DITERIMA KE KPU KPU DITINDAKLANJUTI DITERIMA DITERIMA KE KPU KPU
26 4 30 26 4 LANJUTI
75 28 103 87 15

Sumber: Bawaslu RI Tahun 2014

Pada Tahapan Masa Tenang, Pengawas Pemilu menemukan Sumber: Bawaslu RI Tahun 2014
Pada administrasi
pelanggaran Tahapan Masa
Pemilu Tenang, Pengawas
yang dilakukan oleh kedua Pada Tahapan Pemungutan Suara Pemilu Presiden dan Wakil
Pemilu menemukan pelanggaran administrasi Presiden 2014 PengawasPemilu menemukan sebanyak 75 temuan dan
Pada Tahapan Pemungutan Suara
Pasangan Calon dan Tim Kampanye masing‐masing yakni masih Pemilu
menerima Presiden dan pelanggaranadministrasi
28 laporan dugaan Wakil Presiden 2014 Pemilu yang
Pemilu yang dilakukan oleh kedua Pasangan
banyak APK yang terpasang di tempat‐tempat terlarang. Pengawas
Calon dan Tim Kampanye masing-masing PengawasPemilu
seluruhnya diteruskan menemukan
kepada KPU sebanyak
dan 75 jajarannya
Pemilu menemukan sebanyak 26 (dua puluh enam) temuan dan
yakni masih banyak APK yang terpasang di temuan dan menerima 28 laporan dugaan yang
untukditindaklanjuti. Meskipun dari seluruh rekomendasi
disampaikan tidak semuanyaditindaklanjuti oleh KPU dan jajarannya.
menerima 4 (empat) laporan dugaan pelanggaran administrasi Pemilu,
tempat-tempat terlarang. Pengawas Pemilu pelanggaranadministrasi Pemilu yang
Berikut ini adalah beberapa bentuk dugaan pelanggaran
dan seluruhnya sudah
menemukan direkomendasikan
sebanyak 26 (dua kepada
puluhKPU dan
enam)jajarannya seluruhnya diteruskan kepada KPU dan
administrasi Pemilu:
temuan dan menerima 4 (empat) laporan 104
untuk ditindaklanjuti. Beberapa bentuk pelanggaran Pemilu yang terjadi jajarannya untukditindaklanjuti. Meskipun
a. KPPS tidak menempelkan DPT di TPS : Kabupaten Kediri, Kabupaten

dugaan pelanggaran Tabel 3.30:


pada masa tenang: administrasi Pemilu, dan dari Pontianak;
seluruh rekomendasi yang disampaikan
b. KPPS
tidak TPS I tidak mengetahui tata oleh
semuanyaditindaklanjuti cara KPU
pemungutan
dan suara:
seluruhnya sudah APK direkomendasikan
a. Masih Data Pelanggaran Administrasi Dan Tindak Lanjutnya
terpasangnya pasangan Capres dan kepada
Cawapres : Kabupaten luwu Utara;
KPU dan LAPORAN jajarannya

untuk ditindaklanjuti. jajarannya.
Kabupaten
TEMUAN Halmahera Barat, Kabupaten
DITERUSKAN Halmahera
DITINDAKLANJUTI TIDAK Tengah, Kota c.
Kekurangan logistik dan penambahan surat suara: Kabupaten Dairi;
DITERIMA DITERIMA KE KPU KPU DITINDAKLANJUTI
Beberapa 26
Medan, bentuk
Kota pelanggaran
4 Bukittinggi,
30 26
Kabupaten Pemilu4 yang
Mukomuko, Kabupaten d.
menggunakan KTP pada saat memilih yang tidak berdomisildi TPS
terjadi pada masa tenang:
Berikut
setempat; ini adalah beberapa bentuk dugaan
lamongan, Kota Banjar Baru, Kota Banjarmasin, Kabupaten badung,
Kabupaten Pada Tahapan Masa Tenang, Pengawas Pemilu menemukan
pelanggaran
e. Kekurangan administrasi
distribusi Surat Pemilu:
Suara : Kabupaten Bengkulu Utara,
Halmahera Barat, Kabupaten Halmahera Tengah, Kota Kabupaten Ketapang, Kabupaten Kutai Timur, Kabupaten Timur
a. Masih terpasangnya
pelanggaran APK pasangan
administrasi Pemilu yang dilakukan Capres
oleh kedua
Tengah Utara, Kabupaten Sikka, Kabupaten Konawe;
Palu, Kabupaten Konawe, a. KPPS tidak menempelkan DPT di TPS :
dan Cawapres : Kabupaten Halmahera
Pasangan Calon dan Tim Kampanye masing‐masing yakni masih
f. KPPS keliru dalm menginput C‐1: Kabpaten Paser,
b. Membagikan C‐6 dilampiri alat peraga kampanye: Kabupaten Ngawi,
Barat,banyak APK yang terpasang di tempat‐tempat terlarang. Pengawas
Kabupaten Halmahera Tengah, Kabupaten Kediri, Kabupaten Pontianak;
g. Pencoblosan dengan menggunakan KTP orang lain: Kota Pekanbaru;
c. Penyebaran Bahan Kampanye
Pemilu menemukan
Kota Medan,
sebanyak pada
Kota Bukittinggi, masa puluh
26 (dua tenang, black
enam)
Kabupaten campaigne
temuan dan
h. Pemilih mencoblos Menggunakan KTP dan KK yang bukan domisili
menerima 4 (empat) laporan
dg tabloid Sapujagat : Kabupaten Jember dugaan pelanggaran administrasi Pemilu, b. KPPS TPS I tidak mengetahui tata cara
Tanpa menggunakan A5 atau DPKtb: Kabupaten Mojokerto, Provinsi
Mukomuko, Kabupaten lamongan, Kota
Banjar
dan seluruhnya sudah direkomendasikan kepada KPU dan jajarannya
Baru, Kota Banjarmasin, Kabupaten pemungutan suara: Kabupaten luwu Utara;
DKI Jakarta, Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, jakarta barat, kabupaten
untuk ditindaklanjuti. Beberapa bentuk pelanggaran Pemilu yang terjadi
badung, Kabupaten Halmahera Barat,
Tabel 3.31:
pada masa tenang:
Data Pelanggaran Pidana Dan Tindak Lanjutnya c. Kekurangan logistik dan penambahan surat
Kabupaten Halmahera
a. Masih terpasangnya Tengah, Kota Palu,
APK pasangan Capres dan Cawapres :
DITERUSK Kabupaten
DIHENKabupaten Konawe, DITERUSKAN
Halmahera Barat, Kabupaten DILIMPAH
Halmahera PUTU
Tengah, Kota
suara: Kabupaten Dairi;
TEMUAN LAPORAN DILANJUTKAN DIHENTIKAN
DITERIMA DITERIMA
AN KE
TIKAN
Medan, Kota
KEPOLISIAN
KE
Bukittinggi, Kabupaten
KEJAKSAAN
KAN KE
Mukomuko,
SAN
Kabupaten

POLISI POLISI
b.1 Membagikan
KEJAKSAAN PN PN
d. menggunakan KTP pada saat memilih yang
3 5 1 ‐
C-6 ‐ dilampiri‐ alat peraga
lamongan, Kota Banjar Baru, Kota Banjarmasin, Kabupaten badung,
‐ ‐
kampanye: Kabupaten Ngawi,
Kabupaten Halmahera Barat, Kabupaten Halmahera Tengah, Kota tidak berdomisildi TPS setempat;

Palu, Kabupaten Konawe,
Pada b.Tahapan
c. Penyebaran Masa Tenang Pengawas Pemilu juga menerima
Membagikan C‐6 dilampiri alat peraga kampanye: Kabupaten Ngawi, e. Kekurangan distribusi Surat Suara :
Bahan Kampanye pada
c. Penyebaran Bahan Kampanye pada masa tenang, black campaigne
laporan dan menemukan aktivitas dari Tim Pasangan Calon yang diduga
masa dg tabloid Sapujagat : Kabupaten Jember
tenang, black campaigne dg tabloid Kabupaten Bengkulu Utara, Kabupaten
sebagai pelanggaran
Sapujagat pidana Pemilu,
: Kabupaten yaknipolitik uang, berupa
Jember Ketapang, Kabupaten Kutai Timur,

Kabupaten Timur Tengah Utara, Kabupaten
Tabel 3.31:
Data Pelanggaran Pidana Dan Tindak Lanjutnya Sikka, Kabupaten Konawe;

DITERUSK DIHEN DITERUSKAN DILIMPAH PUTU
TEMUAN
DITERIMA
LAPORAN
DITERIMA
AN KE TIKAN
DILANJUTKAN
KEPOLISIAN
KE
DIHENTIKAN
KEJAKSAAN
KAN KE SAN f. KPPS keliru dalm menginput C-1: Kabpaten
POLISI POLISI KEJAKSAAN PN PN

3 5 1 1 ‐ ‐ ‐ ‐ ‐
Paser,

Sumber: Bawaslu RI Tahun 2014
Pada Tahapan Masa Tenang Pengawas Pemilu juga menerima
laporan dan menemukan aktivitas dari Tim Pasangan Calon yang diduga 77
sebagai pelanggaran pidana Pemilu, yaknipolitik uang, berupa
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014

g. Pencoblosan dengan menggunakan KTP Penggunaan Hak Pilih Lebih Dari satu kali di
orang lain: Kota Pekanbaru; Kota Bandar Lampung, Kabupaten Kapuas
Hulu, Kabupaten Halmatera Tengah,
h. Pemilih mencoblos Menggunakan KTP dan Kabupaten Halmahera Timur, Kabupaten
KK yang bukan domisili Tanpa menggunakan Tojo Una-Una, Kota Makassar, Kota Pare-
A5 atau DPKtb: Kabupaten Mojokerto, Pare.
Provinsi DKI Jakarta, Jakarta Selatan, Jakarta
Pusat, jakarta barat, kabupaten Karo, 2. Analisa, Kesimpulan dan Rekomendasi
Kabupaten Ngawi, Kabupaten kulonprogo, Perbaikan Tahapan Pemungutan dan
Kabupaten Sintang, Kota Pontianak, Kota Penghitungan Suara
Palangkaraya, Kabupaten Belu, Kabupaten
TTU; Secara keseluruhan proses tahapan
pemungutan dan penghitungan suara dalam
i. Tidak membagikan salinan DPT, DPTB dan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden ini dapat
DPK kepada saksi: Kabupaten Sukamara; disimpulkan sebagai berikut:

j. Petugas KPPS tidak menyebarkan undangan a. Tahapan pemungutan dan penghitungan
memilih atau form C6 kepada pemilih: telah berjalan sesuai ketentuan perundang-
Kabupaten karo, Kabupaten lima puluh undangan yang berlaku, lancar dan telah
Kota, Kabupaten Sampang, Kabupaten memenuhi diselenggarakan Pemilu yang
pulang Pisau; demokratis terutama bila dibandingkan
dengan pelaksanaan Pemilu legisltaif
k. Kelebihan distribusi logistik (2) dan Pemilih yang lalu. Meskipun masih ada masalah-
DPKTb yang mencoblos sebelum waktunya : masalah terkait tata cara dan prosedur
Kabupaten Kulonprogo, Kabupaten Melawi; yang belum sepenuhya dijalankan serta
106
masalah administratif lainnya yang muncul
l. ditemukan surat suara pada kotak suara
Karo, Kabupaten Ngawi, Kabupaten kulonprogo, Kabupaten Sintang,
menyertai pelaksanaanya. Masalah-maslah
melebihi
Kota jumlah
Pontianak, pemilih yang menggunakan
Kota Palangkaraya, Kabupaten Belu, Kabupaten ini sepanjang terjangkau oleh Pengawas
hak pilih
TTU; dan ditemukan 4 surat suara yang Pemilu di daerah telah direkomendasikan
i. Tidak membagikan salinan DPT, DPTB dan DPK kepada saksi:
tidak ditandatangani KPPS; untuk dilakukan perbaikan.
Kabupaten Sukamara;
j. Petugas KPPS tidak menyebarkan undangan memilih atau form C6
m. Pemberian undangan
kepada pemilih: C6 karo,
Kabupaten olehKabupaten
KPPS kepada
lima puluh Kota, b. Masalah-maslah yang muncul selama proses
Kabupaten Sampang, Kabupaten pulang Pisau;
pemilih yang berdomisili di luar negeri: tahapan pemungutan dan penghitungan
k. Kelebihan distribusi logistik (2) dan Pemilih DPKTb yang mencoblos
kabupaten bantul;
sebelum waktunya : Kabupaten Kulonprogo, Kabupaten Melawi; suara tersebut, lebih disebabkan oleh
l. ditemukan surat suara pada kotak suara melebihi jumlah pemilih petugas KPPS yang sumber dayanya tidak
n. Distribusi logistik hak
yang menggunakan belum sampai
pilih dan ditemukan ke TPS:
4 surat suara yang memadai, dan juga karena ditengerai
tidak ditandatangani KPPS;
Kabupaten Kediri;
m. Pemberian undangan C6 oleh KPPS kepada pemilih yang berdomisili
adanya sikap keberpihakan atau tidak netral
di luar negeri: kabupaten bantul; untuk kepentingan calon tertentu.
o. Penghitungan Suara Sebelum pukul 13.00:
n. Distribusi logistik belum sampai ke TPS: Kabupaten Kediri;
o. Penghitungan Suara Sebelum pukul 13.00: Kabupaten kaur,
Kabupaten kaur, Kabupaten Sumba Barat; c. Masalah yang terajdi terkait masih adanya
Kabupaten Sumba Barat;
p. Tim Kampanye duduk di area KPPS Pada saat hari pemungutan kampanye dimasa tenang termasuk
p. Tim Kampanye duduk di area KPPS Pada
suara: Kabupaten Kepahiang. di dalamyan dugaan pelanggaran

saat hari pemungutan suara: Kabupaten money politics dan keterlibatan pejabat

Kepahiang. dan birokrasi, terajdi akibat kerasnya

persaiangan pemenangan antar pasangan
Tabel 3.33:
Data Pelanggaran Pidana Dan Tindak Lanjutnya
calon yang melanggar ketentuan pidana
Pemilu.
DITERU DILANJUT DIHENTIK
TEMUAN
DITERIMA
LAPORAN
DITERIMA
SKAN
KE
DIHENTI
KAN
KAN
KEPOLISIA
DITERUSKAN
KE
AN
KEJAKSAA
DILIMPAH
KAN KE
PUTUSAN
PN

POLISI
POLISI
N
KEJAKSAAN
N
PN
d. Pelaksanaan Pemungutan dan
19 4 9 1 9 9 ‐ 9 9
penghitungan suara ulang yang terjadi
Sumber: Bawaslu RI Tahun 2014 juga telah dilaksanakan dengan baik
Dari sejumlah temuan dan laporan diatas, terdapat dua bentuk oleh KPU dan jajarannya, hal ini juga
pelanggaran pidana pemilu, yakni:
Dari sejumlah temuan dan laporan diatas, tidak terlepas dari pengawasan Pemilu
a. manipulasi surat suara di Kota Bekasi, Kabupaten Singkawang;
terdapat dua bentuk pelanggaran pidana di daerah yang secara aktif memberikan
b. pencoblosan dengan menggunanakan kartu undangan atas nama pemilih
pemilu, yakni: rekomendasi untuk pelaksanaannya karena
lain, di Kabupaten Siak, Kota Ambon; ada kejadian yang mempengaruhi hasil
a. manipulasi
Penggunaan Hak Pilih Lebih Dari satu kali di Kota Bandar Lampung,
surat suara di Kota Bekasi, Pemilu dan menyebabkan pemungutan dan
Kabupaten Kapuas Hulu, Kabupaten Halmatera Tengah, Kabupaten
Kabupaten Singkawang; penghitungan suara harus di ulang.

b. pencoblosan dengan menggunanakan e. Banyaknya perbaikan proses pada tata
kartu undangan atas nama pemilih lain, di cara dan prosedur yang tidak dilaksanakan
Kabupaten Siak, Kota Ambon; oleh petugas KPPS yang kemudian
78
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014

direkomendasikan oelh Pengawas 2) Melakukan rekruitmen petugas secara
Pemilu lapangan, serta dilaksanakannya mandiri dengan tanpa melibatkan unsur
rekomendasi untuk menggelar pemungutan pemerintah Desa/Kelurahan.
dan penghitungan ulang telah menunjukkan
bahwa pengawasan Pemilu yang dilakukan 3) Meningkat pemahaman KPPS dengan
oleh Bawaslu dan jajarannya di bawah melakukan bimtek secara intensif dan
telah cukup berhasil. Bahwa setiap saran mendalam sehingga dapat melaksankan
perbaikan harus dilaksanakan dan kejadian- tugasnya sesuai prosedur dan tata cara
kajidan yang menyebabkan dilaksanakan sesuai ketentuan.
untuk pemungutan dan penhitungan suara
ulang membuktikan Pengawas Pemilu itu c. Melakukan sosialisasi kepada tim kampanye
hadir dan secara aktif mengawal proses pasangan calon, para pemantau Pemilu,
tahapan agar tetap berjalan sesuai dengan pemilih dan masyarakat mengenai
ketentuan yang berlaku. seluruh ketentuan-ketentuan teknis
yang menyangkut pengaturan tata cara
Sedangkan untuk kepentingan perbaikan pemungutan dan penghitungan suara,
pelaksanaan kedepan, berdasarkan khususnya terkait dengan ketentuan pemilih
permasalahan dan kesimpulan sebagaimana dalam menggunaan hak plihnya.
terurai di atas, berikut catatan rekomendasi
yang kiranya untuk dilaksanakan: d. Terkait dengan teknis pengawasan;

a. Terkait dengan regulasi: 1) perlunya mempertimbangkan menambah
Pengawas Pemilu lapangan sesuai
1) agar ada perubahan regulasi, dengan jumlah TPS yang di awasi
memasukkan seluruh pengaturan teknis
kegiatan pemungutan dan penghitungan 2) Perlu menyederhanakan form cek list
suara, terutama mengenai pengaturan (alat) pengawasan
mengenai pemilih ber KTP, pemilih
pindah TPS dalam menggunakan hak 3) Perlu dukungan alat pengawasan seperti
pilihnya. alat perekam dan lain-lain

2) Agar ada pengaturan yang memudahkan 4) Perlu meningkatkan pelaporan sistem
petugas dalam mengdministrasikan cepat dengan sistem yang mudah di
proses dan hasil penghitungan suara di lakukan oleh PPL
TPS.
3.7. Pengawasan Tahapan Rekapitulasi
3) Terkait ketentuan logistik surat suara Penghitungan Suara
dalam TPS, agar memasukkan ketentuan
bahwa surat suara tidak lagi sesuai jumlah Tahapan rekapitulasi penghitungan perolehan
DPT plus 2%, tetapi juga memasukkan suara merupakan tahapan lanjutan dari tahapan
ketentuan surat suara bagi pemilih dalam pemungutan dan penghitungan suara di TPS.
DPK. Kegiatan nya di dimulai dari merekapitulasi suara
di tingkat Desa/Kelurahan yang pelaksanaannya
4) Selanjutnya memasukkan juga di laksanakan oleh PPS, di tingkat Kecamatan
pengaturan mengani sanksi yang tegas oleh PPK, di tingkat Kabupaten/Kota oleh KPU
bagi pelaku kampanye dan money politics Kabupaten/Kota, dan di tingkat provinsi oleh KPU
di masa tengang dan di ahri pelaksanaan Provinsi, hingga di tingkat Nasional oleh KPU RI.
pemungutan dan penghitungan suara. Dari Kegitan rekapitulasi inilah, hasil akhir dari
perolehan masing-masing peserta Pemilu itu akan
b. Terkait dengan petugas KPPS diketahui dan selanjutnya ditetapkan oleh KPU.
Hasil dari rekapitulaasi ini menjadi dasar bagi KPU
1) Agar memperbaiki syarat rekruitmen untuk menetapkan hasil Pemilu berikut pasangan
KPPS dengan mempertimbangkan syarat calon terpilih.
pendidikan minimal SMA, kemudian
dalam pelaksanaan rekruitmen benar- Karena sangat menentukan hasil akhir,
benar berpedoman pada syarat-syarat tahapan rekapitulasi ini juga menjadi tahapan yang
yang diatur dalam peraturan perundang- sarat dengan kerawanan pelanggaran, kecurangan
undanga dan dan tidak lagi mengangkat dan manipulasi suara. Pelaku penyimpangan,
petugas KPPS lama yang terbukti kurang pelangggaran, kecurangan dan manipulasi
memiliki SDM yang memadai dan ini berdasarkan pengalaman, tak jarang yang
bermasalah. melibatkan para petugas penyelenggara Pemilu,

79
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014

yang telah bertindak tidak netral dan bersedia 1. Pelaksanaan Pengawasan dan Pencegahan
bekerjasama dengan pasangan calon atau tim Pelanggaran
pasangan calon untuk kemenangan calon tertentu.
a. Permasalahan dalam Pelaksanaan Tahapan
Secara teknis, tahapan rekapitulasi suara ini Rekapitulasi Suara
sebenarnya tidak rumit karena kegiatannya hanya
memindahkan angka-ngka hasil penghitungan Permasalahan yang muncul selama
perolahan suara atau rekapitulasi perolehan suara pelaksanaan tahapan rekapitulasi suara dan
tingkat di bawahnya, akan tetapi karena sering di penetapan hasil Pemilu ini secara umum adalah
temui persoalan data yang berbeda atau berubah, sebagai berikut:
atau tidak sinkron dalam penjumlahannya, maka
dalam rapat pleno yang diselenggarakan di 1. Terkait dengan dokumen rekapitulasi suara.
semua tingkatan tersebut selalu ada masalah
yang terjadi. Masalah seperti selisih data, salah Yang paling sering dijumpai dalam
input data, angka-angka yang tidak rasioanal pelaksanaan rekapitulasi di semua jenjang
yang kemudian memicu munculnya keberatan adalah adanya kesalahan dalam pencatatan
para saksi pasanagan calon ketika rekapitulasi angka-angka dalam dokumen atau formulir
itu di bacakan. Diluar hal teknis tersebut masih rekapitulasi. Kesalahan ini meliputi data
ada lagi aroma politisnya, dimana para saksi yang pemilih, data pengguna hak pilih, dan data
hadir selalu berstrategi menyampaikan keberatan surat suara yang diterima dengan yang
walapun sesungguhnya keberatan tersebut tidak digunakan. Kesalahan-kesalahan yang
pada tempatnya. Karena itu seringkali keberatan menyebabkan terjadinya selisih atau beda
yang muncul di rapat pleno tidak selalu berbanding data ini pada umunya disebabkan adanya
lurus dengan keberatan pada pleno rekapitulasi salah input atau adanya perbedaaan data dari
ditingkat dibawahnya yang bahkan telah selesai yang ditetapkan dengan data faktual yang
dan saksi-saksi pasangan calon menandatangai ada dilapangan. Permasalahan kesalahan
Berita Acara Rekapitulasi. Meski keberatan yang data inilah yang menyebabkan pada setiap
ada itu telah dapat di jawab atau diselesaikan jejang rapat rekapitulasi terjadi perbaikan
ditingkat bawahpun, di tingkat atasnya tetap saja dan pembetulan baik atas keberatan
keberatan itu muncul dan perdebatan itu terjadi. para saksi pasangan calon maupun atas
Berdasarkan tahapan, kegiatan rekapitulasi hasil rekomendasi Pengawas Pemilu setelah
suara dan penetapan hasil Pemilu Presiden dan dilakukan pengecekan dan persandingan
Wakil Presiden ini dilaksanakan sebagai berikut : data oleh petugas penyelenggara.

1. Rekapitulasi di tingkat PPS atau Desapada 2. Terkait dengan proses rekapitulasi suara.
tanggal 10 s/d 12 Juli 2014
2. Rekapitulasi di tingkat PPK atau Permasalahan ini muncul sehubungan
Kecamatan, pada tanggal 13 s/d 15 Juli adanya keberatan para saksi pasangan
2014 calon yang mempersoalan mekanisme
3. Rekapitulasi di tingkat KPU Kabupaten, rekapitulasi karena adanya catatan
pada tanggal 16 s/d 17 Juli 2014 persoalan atau keberatan yang belum tuntas
4. Rekapitulasi di tingkat KPU Provinsi, pada diselesaikan oleh KPU di rekapitulasi di
tanggal 18 s/d 19 Juli 2014 tingkat bawahnya. Keberatan yang belum
5. Rekapitulasi di tingkat Nasional tuntas misalnya terkait dengan Berita acara
dilaksanakan pada tanggal 20 s/d 22 Juli yang belum di terima oleh saksi mereka
2014 pasca selesai rekapitulasi suara, atau juga
6. Penetapan hasil Pemilu dan pasangan berkaitan dengan keberatan saksi yang
calon terpilih dilaksanakan pada tanggal berujung pada tidak ditanganinya berita
20-22 Juli 2014. cara rekapitulasi.

Pengawasan Bawaslu dan jajarannya dalam 3. Tingginya data pemilih dalam DPKTb.
tahapan rekapitulasi suara di semua jenajang dan
penetapan hasil Pemilu ini adalah memastikan Pada proses rekapitulasi terutama di
bahwa kegiatan rekapitulasi dilaksanakan sesuai tingkat Provinsi dan ditingkat nasional,
ketentuan yang diatur oleh perundang-undangan, persoalan yang seringkali disorot oleh
memastikan bahwa hasil rekapitulasi suara tidak para saksi pasangan calon yang hadir
berubah atau bergesar dari suara pemilihnya serta adalah mengenai tingginya angkat DPKTb
menjaga bahwa hasil Pemilu tetap berintegritas tersebut. umunya para saksi pasangan
dan dapat terima. calon mempertyanyakan kenapa angka
DPKTbnya tinggi, apakah ini berkaitan
dengan adanya isu mobilisasi pemilih yang
tidak berhak dalam pemungutan suara
80
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
yang lalu atau ada rekayasan pemilih b. Kegiatan Pengawasan dan Temuannya
dalam upaya memenangkan calon tertentu. dalam Tahapan Rekapitulasi Suara
Pertanyaan seperti ini selalu muncul dan
harus dijawab oleh KPU. Bahkan terkadang Kegiatan pengawasan dan pencegahan
jawaban-jawaban yang diberikan oleh yang dilakukan oleh Bawaslu dan jajarannya
KPU belum juga diterima oleh pasangan dalam tahapan rekapitulasi suara dan
calon tersebut. sehingga tak jarang muncul penetapan hasil Pemilu adalah sebagai berikut:
rekomendasi dari Pengawas Pemilu dalam
rangka merespon keberatan tersebut agar 1. Mengeluarkan Surat Edaran yang berisi
KPU dapat menjelskann terkit tingginya intruksi pengawasan kepada Bawaslu
DPKTb ini. Rapat pleno seringkali berjalan Provinsi dan jajarannya serta surat
lama karena berkaitan dengan data pemilih rekomendasi kepaa KPU dan jajarannya.
dalam DPKTb ini.
Surat Edaran yang dikeluarkan
4. Tingginya suara tidak sah. ini pada prinsipnya untuk memberikan
petunjuk kebijakan bagi Pengawas Pemilu di
Salah satu yang juga menjadi sorotan daerah dalam rangka mencegah terjadinya
dalam rekapitulasi di tingkat nasional kesalahan dan pelanggaran selama kegiatan
adalah adanya angka suara tidak sah rekapitulasi berlangsung.
yang tinggi. Para saksi pasangan calon
mempertanyakan apakah adanya kesalahan Surat-surat edaran yang dikeluarkan
dalam mencatatakan suara tidak sah atau pada tahapan ini diantaranya adalah:
memang benar bahwa hal ini terjadi karena
lemahnya sosialisasi yang dilakukan KPU a. Surat Edaran Bawaslu RI Nomor: 0813/
atau karena adanya sikap lain dari pemilih Bawaslu/VII/2014 tanggal 9 Juli 2014,
itu sendiri. Sama dengan DPKTb, angka tentang pengawasan terhadap Pleno
suara tidak sah ini juga menjadi pertanyaan rekapitulasi hasil penghitungan suara
yang tidak mudah dijawab oleh KPU Pemilu Presiden dan Wakil Presiden
selaku penyelenggara. Dalam rapat pleno tahun 2014.
rekapitulasi nasioanal suara tidak sah yang
mendapat sorotan diantaranya Provinsi NTB, b. Surat Edaran Bawaslu RI Nomor: 0854/
Aceh, Kalimantan selatan, Maluku, DIY, Bawaslu/VII/2014, tanggal 11 Juli 2014,
Jawa tengah dan Jawa Barat. perihal Pelaksanaan Supervisi Laporan
Akurasi Pencatatan Salinan Formulir C1
5. Keluarnya saksi pasangan Prabowo-Hatta Pemilu Presiden dan Wakil Presiden.
Rajasa dalam repat pleno rekapitulasi
nasional. c. Surat Edaran Bawaslu RI Nomor: 0855/
Bawaslu/VII/2014, tanggal 11 Juli 2014,
Meskipun keluarnya saksi ini tidak Perihal Instruksi Pengawasan Rapat
mempengerahui jalannya rapat pleno Pleno Rekapitulasi Hasil Pemilihan Umum
rekapitulasi serta hasil nya, namun masalah Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
keluarnya saksi pasangan calon Prabowo – tanggal 2014, yang pada pokoknya
Hatta Rajasa ini menjadi kontroversi tersindiri menginstruksikan kepada seluruh jajaran
dari pelaksanaan Pemilu Presiden dan Wakil Pengawas Pemilu untukmemastikan saksi
Presiden kali ini. Keluarnya pasangan calon Paslon dan PPL serta jajaran diatas telah
ini disebabkan adanya anggapan bahwa menerima salinan Formulir C1 PPWP,
KPU RI tidak akomodatif setiap keberatan memastikan rapat Pleno Rekapitulasi di
yang disampaikan saksi pasangan calon setiap tingkatan dilaksanakan setelah
nomor urut satu ini terkait permasalahan saksi dan Pengawas Pemilu hadir dan
DPKTb, dan adanya anggapan bahwa masih Memastikan Pengawas Pemilu aktif untuk
ada rekomendasi Bawaslu Provinsi yang mengingatkan jajarannya
belum dilaksanakan oleh KPU. Akibat dari
sikap ini, saksi pasangan Prabowo-Hatta d. Surat edaran Bawaslu RI nomor: 001/
rajasa meminta agar rapat pleno ditunda, Bawaslu/VII/2014, pada tranggal 11 Juli
dan karena usul tersebut tidak diakomodir 2014, perihal optimalisasi pelaksanaan
oleh KPU, maka saksi pasangan calon rekapitulasi hasil penghitungan suara
Prabawo-Hatta Rajasa ini menarik diri dari pada Pemilu Presiden dan Wakil Presiden
forum rapat pleno.

81
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014

2. Mengeluarkan surat rekomendasi perbaikan tahapan rekapitulasi, Bawaslu merasa perlu untuk
administratif. melakukan supervisi ke beberapa daerah yang
di anggap memiliki potensi kerawanan tinggi.
Surat rekomendasi yang diterbitkan Supervisi ini dilakukan pada tahapan rekapitulasi
Pengawas Pemilu juga dalam rangka di tingkat PPS ddan PPK dilakukan di 33 (Tiga
pencegahan pelanggaran dan tindak lanjut Puluh Tiga) Provinsi pada tanggal 12 s/d 16 Juli
laporan dugaan pelanggaran yang 2014 .
terjadi selama proses tahapan berlangsung. Supervisi berikutnya dilakukan pada kegiatan
Adapun proses penerbitan rekomendasi oleh rekapitulasi perolehan suara pada tingkat KPU
Pengawas Pemilu ini melalui 2 (dua) mekanisme kabupaten dan KPU Provinsi. Pada kegiatan
yakni, melalui koreksi ditempat pada saat supervisi yang kedua ini, Bawaslu melakukan
pelaksanaan Rekapitulasi hasil penghitungan, supervisi di 9 (sembilan) daerah memiliki derajat
dan melalui mekanisme penerimaan laporan pelanggaran dan kecurangan yang tinggi.
dugaan pelanggaran. Superivisi sendiri dilakukan pada tanggal 18 s/d
19 Juli 2014 dengan target Daerah-daerah yang
Pada saat rekapitulasi nasional, Bawaslu dikatagorikan memiliki derajat kecurangan tinggi
RI mengeluarkan surat rekomendasi Bawaslu berdasarkan pengalaman pada saat pengawasan
RI nomor 0900/Bawaslu/VII/2014, pada tanggal Pemilu legislative yaitu di Provinsi Sumatera Utara,
22 Juli 2014, mengenai catatan dan Pandangan Sumatera Barat, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa
Umum terkait dengan penyelenggaraan Pemilu Timur, Banten, Maluku, Papua dan Papua Barat.
Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
pada Tahapan pemungutan, penghitungan Kegiatan supervisi ini pada saat yang sama juga
dan rekapilutasi suara dalam dan luar negeri. dilakukan oleh Bawaslu provinsi dan jajarannya.
Surat rekomendasi ini dibacakan pada saat Kegiatan supervisi di Bawaslu Provinsi di
akhir penetapan hasil Pemilu dan penetapan propinasi dilaksanakan berdasarkan pelaksanaan
pasangan calon terpilih. rekapitulasi di masing-masing jenajng.

Sedangkan berdasarkan Data Rekomendasi Berdasarkan hasil supervisi ini, Bawaslu


yang dikeluarkan oleh setidaknya sepuluh (10) melakukan evaluasi hasil supervisi dan
Bawaslu Provinsi dan Panwas Kabupaten/Kota monitoring sekaligus melakukan input C1 ini
pada tahapan Rekapitulasi, terdapat 69 (enam dengan menggelar rapat dii Hotel Cemara
puluh sembilan) Surat Rekomendasi yang Jakarta pada tanggal 17 s/d 18 Juli 2014. Rapat
telah dikeluarkan dengan rincian per Provinsi kali ini membahas beberapa hal yang menjadi
berikut: 115 catatan selama melakukan supervisi, yaitu
mengenai Pelaksanaan Pleno Rekap, Persoalan
Tabel 3.34:
yang muncul dalam pelaksanaan Pleno, Akses
Daftar Rekomendasi Perbaikan Administrasi Berita Acara Pleno Rekapitulasi bagi Pengawas
yang Dikeluarkan Bawaslu Provinsi Pemilu, Rekomendasi Pengawas Pemilu dalam
pelaksanaan pleno rekapitulasi, Keberatan
Tidak
NO Provinsi
Jumlah
Ditindaklanjuti Ditindaklanjuti saksi dalam pelaksanaan pleno rekapitulasi,
Rekomendasi
KPU KPU Pelaksanaan PSU di TPS Pemungutan Sara
1 Aceh 1 1 0
2 Sumut 30 0
susulan di TPS, Varian masalah dalam pleno
30
3 DIY 2 2 0
rekapitulasi dan Penggunaan Sistem aplikasi
4 Sumatera Barat 1 1 0 pengawasan oleh pengawas di daaerah.
5 Lampung 2 1 1
6 Bali 15 15 0 Berikut catatan-catatan kejadian hasil kegiatan
7 Jawa Barat 12 12 0 supervisi berdasarkan aspek-aspek penting
8 Bengkulu 1 1 0
9 Kepri 1 0
evaluasi supervisi adalah:
1
10 Kalimantan Barat 4 4
117
0
37 32 1) Pelaksanaan/Penundaan Pleno Rekapitulasi
JUMLAH 69
69 Tabel 3.35:
Sumber: Bawaslu RI Tahun 2014 Pelaksanaan/Penundaan Rekapitulasi
Berdasarkan Rekomendasi Bawaslu Provinsi
3. Melakukan supervisi rekapitulasi suara di
3. Melakukan supervisi rekapitulasi suara di daerah NO PROVINSI KETERANGAN
daerah
Dalam rangka menindaklanjuti surat edaran yang di keluarkan serta
1 Maluku Berdasarkan rekomendasi Pengawas Pemilu
dalam
rangka
Dalammendampingi
rangka dan memberi asistensi kepada
menindaklanjuti suratPengawas di masing‐masing kecamatan untuk dilakukan
edaran yang di keluarkan serta dalam
Pemilu di daerah dalam melakukan pengwasan dan pencegahan tahapan PSU terlebih dahulu sebelum dilakukan pleno
rangka mendampingi rekapitulasi. PSU TPS 2 Batu merah 2,
rekapitulasi, Bawaslu merasa dan
perlu memberi asistensi
untuk melakukan supervisi ke
kecamatan Srimau, TPS 19 PPS Wainitu,
kepadadaerah
beberapa Pengawas Pemilumemiliki
yang di anggap di daerah dalam tinggi.
potensi kerawanan kecamatan Nusanewe. PSU direncanakan
melakukan pengwasan dan pencegahan
Supervisi ini dilakukan pada tahapan rekapitulasi di tingkat PPS ddan akan dilaksanakan pada tanggal 15 juli 2014
PPK dilakukan di 33 (Tiga Puluh Tiga) Provinsi pada tanggal 12 s/d 16 sebelum dilakukan pleno rekapitulasi .
82 2 Banten 1. Terdapat Rekapitulasi ulang di 4
Juli 2014 .
Kelurahan/PPS di Kecamatan Cipocok
Supervisi berikutnya dilakukan pada kegiatan rekapitulasi perolehan Jaya, Kota Serang melalui Surat
Rekomendasi dari Bawaslu Banten.
PPL pada saat itu juga meminta untuk dibacakan 118
rekapitulasi. PSU TPS 2 Batu merah 2,
Tabel 3.35: per TPS.
kecamatan Srimau, TPS 19 PPS Wainitu,
Pelaksanaan/Penundaan Rekapitulasi 3. Di LubukLinggau

Laporan Hasil Pengawasan


Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
Tabel 3.36:
Pleno di tinggkat PPK di Kecamatan
Berdasarkan Rekomendasi Bawaslu Provinsi
kecamatan Nusanewe. PSU direncanakan Permasalahan dalam Pelaksanaan Pleno Rekapitulasi
Lubuklinggau Barat II, ditemukan DPT yang

akan dilaksanakan pada tanggal 15 juli 2014
tidak sesuai dengan surat suara yang di terima
NO PROVINSI sebelum dilakukan pleno rekapitulasi .
KETERANGAN No Provinsi Keterangan
karena adanya kekurangan surat suara di
2
1 Banten
Maluku 1. Terdapat Rekapitulasi ulang di 4
Berdasarkan rekomendasi Pengawas Pemilu Maluku a. kelurahan Ulak Lebar, DPT 3.288 dan surat
Bahwa pada saat rekapitulasi di tingkat
kecamatan, yakni kecamatan Srimau, tepatnya
suara yang diterima + cadangan 2% sejumlah
Kelurahan/PPS di Kecamatan Cipocok
di masing‐masing kecamatan untuk dilakukan 119
di TPS 10, kelurahan batumerah2, ditemukan
3.220. (surat terlampir)
Jaya, Kota Serang melalui Surat
PSU terlebih dahulu sebelum dilakukan pleno perbedaan antara jumlah surat suara terpakai
Rekomendasi dari Bawaslu Banten. 4. Di kab. Banyuasin
rekapitulasi. PSU TPS 2 Batu merah 2, sebagaimana tertuang didalam form C‐1, yakni
Berdasarkan Hasil Pengawasan PPL ditingkat
Keempat Kelurahan tersebut adalah sebesar 277 surat suara, dengan jumlah pemilih
kecamatan Srimau, TPS 19 PPS Wainitu,
Kelurahan Gelam, Dalung, Karundang dan Desa Kelurahan bahwa masih ditemukan surat
yang menggunakan hak pilihnya sebesar 465
kecamatan Nusanewe. PSU direncanakan
Tembong; Suara tidak mencapai DPT+ 2%, sehingga Pada
sebagaimana tertuang didalam sertifikat
akan dilaksanakan pada tanggal 15 juli 2014 saat Pleno di PPS/PPK surat suara yang yang
formulir C.
2. Rekapitulasi ulang dilakukan karena 4 diterima DPT+2% masih dipermasalahkan oleh
sebelum dilakukan pleno rekapitulasi .
Kelurahan tersebut melakukan b. Panwaslu kecamatan Srimua
PPL danPanwascam
merekomendasikan PPK untuk mengambil
2 Banten 1. Rekapitulasi tidak sesuai jadwal
Terdapat Rekapitulasi ulang atau
di 1
4 5. Di kab. OKU
kembali kotak suara TPS 10 yang sudah
hari sebelum jadwal yang ditentukan pada
Kelurahan/PPS di Kecamatan Cipocok Persoalan yang ada dalam pelaksanaa pleno di
disimpan didalam gudang KPU Kota Ambon
tanggal 9 Juli 2014;
Jaya, Kota Serang melalui Surat PPS/PPK adalah sebagai berikut:
untuk kemudian dibuka dan diperiksa kembali
3. Rekomendasi dari Bawaslu
Rekapitulasi ulang Banten.
dilaksanakan pada a.formulir pendaftaran yang ada didalam kotak
Ada kesalahan tulis dalam C1 dan segera
Keempat Kelurahan tersebut adalah suara.
diperbaiki dalam pleno
tanggal 12 Juli 2014 di Kantor Kecamatan
Kelurahan Gelam, Dalung, Karundang dan
Cipocok Jaya; c. b.
Rekapitulasi untuk TPS 10 Batumerah 2
Karena penghitungan PPK manual masih ada
Tembong; ditunda sampai kotak suara yang berisikan
kesalahan jumlah dalam pleno PPS dan
4. Tidak ada selisih hasil antara Rekapitulasi formulir pemungutan suara dihadirkan didalam
diperbaiki di pleno PPK
2. Suara
Rekapitulasi ulang
tanggal 9 dilakukan
Juli 2014 karena 4
dengan rapat pleno rekapitulasi di tingkat kecamatan.
Kelurahan tersebut melakukan
Rekapitulasi ulang tanggal 13 Juli 2014; Sulawesi Kabupateen PPK Pineleng Kab. Minahasa
Rekapitulasi tidak sesuai jadwal atau 1 Sumatera
Utara Dari 9 Kab./Kota, permasalahan muncul di 5
5. Pelaksanaan pleno rekapitulasi di PPS Selatan -Kab./Kota sebagimana berikut;
Rekapitulasi dilaksanakan sesuai dengan jadwal
hari sebelum jadwal yang ditentukan pada yang ditetapkan oleh KPU.
dilakukan di tingkat kecamatan untuk
tanggal 9 Juli 2014; 1. Di Kab. Ogan Ilir
mengantisipasi kemungkinan adanya - Rekapitulasi dilaksanakan hanya dengan
Ada persoalan perbedaan DPT dengan jumlah
3. penghitungan
Rekapitulasi ulang
suara dilaksanakan pada
ulang dan karena membacakan hasil perolehan suara.
surat suara yang ada di kel. TG. Raja Utara,
tanggal 12 Juli 2014 di Kantor Kecamatan
seluruh kotak suara sudah berada di - seperti di TPS 6. Panwascam melalui PPL sudah
Ditemukan beberapa Form D tidak terisikan
Cipocok Jaya;
kantor PPK Cipocok dengan benar dan lengkap terutama pada
menyelesaikan persoalan tersebut ditingkat
bagian Daftar Pemilih dan data surat suara.
4. Tidak ada selisih hasil antara Rekapitulasi TPS. Panwascam melalui PPL melakukan

Sumber: Bawaslu RI Tahun 2014
Suara tanggal 9 Juli 2014 dengan - koordinasi antar PPK, PPs, dan PPL
Tidak ada keberatan yang disampaikan oleh
Rekapitulasi ulang tanggal 13 Juli 2014; Saksi maupun Panwas Kecamatan
danPanwascam.

2) Persoalan‐persoalan yang muncul dalam pelaksanaan pleno - Di Kab. OKUT
Tidak ada rekomendasi Pengawas Pemilu yang
5. Pelaksanaan pleno rekapitulasi di PPS 2.
2) Persoalan-persoalan yang muncul dalam tidak ditindaklanjuti oleh PPS/PPK/KPU Kab.
pada saat rekpitulasi di kecamatan, PPK
rekapitulasi dilakukan di tingkat kecamatan untuk 118 Kota
pelaksanaan pleno rekapitulasi
mengantisipasi kemungkinan adanya membacakan perdesa. Oleh panwascam dan
penghitungan suara ulang dan karena Jambi PPL pada saat itu juga meminta untuk dibacakan
Kecamatan Jambi Selatan

Tabel 3.36:
seluruh per TPS.
kotak suara sudah berada di - Adanya selisih yang disebabkan oleh kesalahan
Permasalahan dalam Pelaksanaan Pleno Rekapitulasi
kantor PPK Cipocok 3. Di LubukLinggau
dalam pencatatan dalam Fomulir model C1,
Pleno di tinggkat PPK di Kecamatan
Model D1 dan Model DA.
No Provinsi Keterangan - Lubuklinggau Barat II, ditemukan DPT yang
Oleh Panwaslu Kecamatan direkomendasikan

tidak sesuai dengan surat suara yang di terima
untuk dilakukan perbaikan terhadap dokumen
Maluku a. Bahwa pada saat rekapitulasi di tingkat
D1 dan DA.
karena adanya kekurangan surat suara di
2) Persoalan‐persoalan yang muncul dalam pelaksanaan pleno
kecamatan, yakni kecamatan Srimau, tepatnya
di TPS 10, kelurahan batumerah2, ditemukan kelurahan Ulak Lebar, DPT 3.288 dan surat
rekapitulasi 3) Rekomendasi Pengawas Pemilu dalam pelaksanaan pleno rekapitulasi
suara yang diterima + cadangan 2% sejumlah
perbedaan antara jumlah surat suara terpakai
sebagaimana tertuang didalam form C‐1, yakni Sumber: Bawaslu RI Tahun3.220. (surat terlampir)
2014
sebesar 277 surat suara, dengan jumlah pemilih
4. Di kab. Banyuasin

yang menggunakan hak pilihnya sebesar 465

sebagaimana tertuang didalam sertifikat


formulir C.
3) Rekomendasi Pengawas
Pemilu dalam
b. Panwaslu kecamatan Srimua

merekomendasikan PPK untuk mengambil pelaksanaan pleno
rekapitulasi
kembali kotak suara TPS 10 yang sudah
disimpan didalam gudang KPU Kota Ambon 120
untuk kemudian dibuka dan diperiksa kembali
formulir pendaftaran yang ada didalam kotak
Tabel 3.37:
suara.
Daftar Rekomendasi Bawaslu Provinsi
c. Rekapitulasi untuk TPS 10 Batumerah 2 dalam Pelaksanaan Pleno Rekapitulasi
ditunda sampai kotak suara yang berisikan
formulir pemungutan suara dihadirkan didalam No Provinsi Keterangan
rapat pleno rekapitulasi di tingkat kecamatan.
Banten Selama pelaksanaan rekapitulasi tingkat PPS ini, hanya
Sumatera Dari 9 Kab./Kota, permasalahan muncul di 5 terdapat satu rekomendasi dari Bawaslu Provinsi
Selatan Kab./Kota sebagimana berikut; terkait Rekapitulasi ulang di 4 Kelurahan yang
melakukan Rekapitulasi diluar jadwal yang sudah
1. Di Kab. Ogan Ilir ditentukan.
Ada persoalan perbedaan DPT dengan jumlah
surat suara yang ada di kel. TG. Raja Utara, Kalimantan Rekomendasi disampaikan secara lisan seperti di
Timur Kabupaten Bontang yaitu Kecamatan Sangata Utara dan
seperti di TPS 6. Panwascam melalui PPL sudah
di Kota Balikpapan rekapitulasi hanya menghitung
menyelesaikan persoalan tersebut ditingkat suara sah dan tidak sah tetapi tidak memperhatikan
TPS. Panwascam melalui PPL melakukan kesesuaian jumlah DPT, DPtb,DPK, dan DPKtb.
koordinasi antar PPK, PPs, dan PPL Penyesuaian data pemilih tersebut justru dilakukan di
danPanwascam. kantor KPU dan bukan dalam rapat pleno.
2. Di Kab. OKUT
pada saat rekpitulasi di kecamatan, PPK 4) Keberatan saksi dalam pelaksanaan pleno rekapitulasi
membacakan perdesa. Oleh panwascam dan
PPL pada saat itu juga meminta untuk dibacakan
Tabel 3.38:
per TPS.
Daftar Keberatan Saksi dalam Pleno Rekapitulasi
3. Di LubukLinggau

Pleno di tinggkat PPK di Kecamatan No Provinsi Keterangan
Lubuklinggau Barat II, ditemukan DPT yang
Sumatera Selatan OKI
tidak sesuai dengan surat suara yang di terima
karena adanya kekurangan surat suara di - Terdapat perbedaan suara pada C1 yang dimiliki

83
saksi, Panwascam, dan PPK di Desa Gajah Mati TPS
kelurahan Ulak Lebar, DPT 3.288 dan surat
9 dan 10.
suara yang diterima + cadangan 2% sejumlah - Saksi tetap menandatangani BA karena langsung
3.220. (surat terlampir) diperbaiki di pleno PPK
4. Di kab. Banyuasin - Panwascam merekomendasikan kepada PPK untuk
membuka kotak C1 Pleno di desa
di Kota Balikpapan rekapitulasi hanya menghitung
suara sah dan tidak sah tetapi tidak memperhatikan
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
kesesuaian jumlah DPT, DPtb,DPK, dan DPKtb.
Penyesuaian data pemilih tersebut justru dilakukan di
kantor KPU dan bukan dalam rapat pleno.
4) Keberatan saksi dalam pelaksanaan pleno
4) Keberatan saksi dalam pelaksanaan pleno rekapitulasi
rekapitulasi

Tabel 3.38:
Daftar Keberatan Saksi dalam Pleno Rekapitulasi

No Provinsi Keterangan
Sumatera Selatan OKI
- Terdapat perbedaan suara pada C1 yang dimiliki
saksi, Panwascam, dan PPK di Desa Gajah Mati TPS
9 dan 10.
- Saksi tetap menandatangani BA karena langsung
diperbaiki di pleno PPK
- Panwascam merekomendasikan kepada PPK untuk
membuka kotak C1 Pleno di desa
bermasalahtersebut.
- Terdapat keberatansaksi yang dituangkan dalam
formulir kejadian khusus.
Gorontalo Ada keberatan saksi di Kec. Tilamuta yaitu kesalahan
dalam penulisan angka. Berdasarkan Berita Acara
Pleno yang tertuang dalam Form Model D PPWP adalah
sebagai berikut :
1. Bahwa dalam rapat rekapitulasi hasil penghitungan
perolehan suara terdapat perbedaan angka yang
dibacakan oleh PPS dan Formulir C1 yang ada pada
saksi pasangan calon, sehingga saksi pasangan
calon nomor urut 1 (Prabowo‐Hatta) mengajukan
saran agar perbedaan data atau angka‐angka dalam
Formulir Model C1 PPWP dapat dibuat Berita Acara
perbaikan. Adapun angka‐angka yang terkoreksi 121
terdapat pada formulir C1 PPWP;
2. Bahwa dilakukan penjumlahan data‐data dalam
formulir Model D1 PPWP dari seluruh desa se‐
Kecamatan Tilamuta dan dituangkan dalam
formulir Model D1 PPWP dan DA1 PPWP Plano
yang sudah terkoreksi;
3. Bahwa adapun data dan/angka yang terkoreksi
adalah sebagai berikut :
 Desa Modelemo : pengguna hak pilih dalam
DPT pada poin b sebelumnya 378, seharusnya
738;
 Desa Limbato : penggunaan surat suara pada
jumlah suara yang tidak terpakai sebelumnya
206, seharusnya 333;
 Desa Piloliyanga : data pemilih dalam DPT
sebelumnya laki‐laki 1399 perempuan 1247,
seharusnya laki‐laki 1395 dan perempuan
1247;
 Desa Pentadu Barat : data pemilih yang
menggunakan KTP (DPKTb) sebelumnya laki‐
laki 2 perempuan 3 seharusnya laki‐laki 3 dan
perempuan 4.
Bahwa terhadap usulan saksi, Panitia Pemilihan
Kecamatan Tilamuta telah melakukan koreksi tersebut
berdasarkan data tersebut diatas.
Kabupaten Gorontalo:
Terdapat persoalan pada tahapan rekapitulasi di
tingkat kecamatan.
a. TPS 1 Desa Duanga, Kecamatan Dungaliyo: terdapat
kertas suara ganda atau double kertas suara.
Pada saat Ketua KPPS menyerahkan kertas suara
tersebut ke pemilih, Ketua KPPS tidak menyadari
bahwa kertas suara yang diberikannya berjumlah 2
(dua) buah. Namun kertas suara yang terdapat
tanda tangan Ketua KPPS hanya satu. Dan pemilih
juga tidak sadar bahwa surat suara yang ia coblos
berjumlah 2.
b. Terhadap perosalan tersebut, Ketua KPPS
mengadakan musyawarah dengan PPL dan saksi di
TPS 1 dna disepakati oleh semua pihak yang ada,
bahwa surat suara yang tercoblos dan tidak ada
tanda tangan Ketua KPPS dianggap tidak sah.
c. Terhadap persoalan tersebut tidak ada
rekomendasi langsung, karena persoalan tersebut
telah diselesaikan dengan musyawarah mufakat
ditempat.

5) Varian Masalah dalam pleno rekapitulasi sebagai berikut:


Sumber: Bawaslu RI Tahun 2014
a. Ketidakcocokan/ketidaksesuaian antara hasil yang dicatatkan
dalam berita acara/C1 PPWP dengan yang dibacakan
b. Perbedaan salinan C1 PPWP yang dimiliki antar saksi

84
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
13
 

5) Varian Masalah dalam pleno rekapitulasi Banten 1. Di Kabupaten Tangerang beredar Formulir C1
yang hasilnya berbeda dengan C1 hasil
sebagai berikut: Rekapitulasi, yaitu di TPS 41 Kelurahan Kelapa
Dua Kecamatan Kelapa Dua. Setelah dilakukan
penelusuran dengan kalrifikasi dengan
a. Ketidakcocokan/ketidaksesuaian antara melibatkan KPU Banten, PPK, PPS dan KPPS dapat
hasil yang dicatatkan dalam berita acara/ disimpulkan tidak ada perubahan dalam C1 yang
dimiliki oleh KPU, Panwaslu ataupun saksi;
C1 PPWP dengan yang dibacakan
2. Sampai saat ini tidak ditemukan adanya
ketidaksesuaian BA/C1 dengan C1 PPWP yang
b. Perbedaan salinan C1 PPWP yang dimiliki dibacakan;

antar saksi Sumatera selatan 1. Di Kab. OKI


Ditemukan ketidakcocokan/ketidaksesuaian
antarahasil yang dicatatkan dalam beritaacara/C1
c. Perbedaan salinan C1 PPWP yang dimiliki PPWP dengan yang dibacakan, Perbedaan
antar saksi dengan PPL salinan C1 PPWP yang dimiliki antar saksi, dan
Perbedaan salinan C1 PPWP yang dimiliki antar
saksidengan PPL di 14 kecamtan (data
d. Perbedaan salinan C1 PPWP dengan C1 lengkapterlampir)
Plano 2. Kab. Banyasin
Berdasarkan hasil pengawasan PPL di tingkat
e. atau jelaskan bentuk lainnya yang terjadi Desa/Kelurahan pada saat Pleno rekapitulasi
Berdasarkan hasil dan catatan fakta semua C.1 PPWP tidak ada perbedaan dengan
parasaksi. Tetapi masih ada selisih pengguna hak
dilapangan tersebut, kegiatan supervisi pilih dalam di DPK dan DPKTb. Hal ini disebabkan
yang dilakukan oleh Bawaslu dan jajarannya 132  akibat kesalahan KPPS dalam menuangkan kedua
  jenis daftar pemilih pemilih tersebut.
Hal tersebut terjadi di Kecamatan Banyuasin III
Tabel 3.39:
Kelurahan Pangkalan Balai, dan Kelurahan
Varian Masalah dalam Rekapitulasi
Kedondongraye.

No Provinsi Keterangan Hal ini terungkap setelah dilakukan cross check


oleh Panwascam, dan panwaslu kecamatan
Kalimantan Selatan 1. Kota Banjarmasin menindklanjuti hal tersebut mennyampaikan
Dalam rapat pleno rekapitulasi di PPK kepada PPK untuk diselesaikan sesuai dengan
Banjarmasin Selatan terjadi perbedaan C1 di tingkatannya dengan pengawasan PPL dan Saksi
Kelurahan Pemurus dan telah direkomendasi pasangan calon.
Pengawas Pemilu untuk dilakukan pembetulan. Kepri Kota tanjung Pinang;
2. Kabupaten Hulu Sungai Utara TPS 29 keluarahan Pinang Barat Kecamatan Tanjung
Terdapat ketidaksesuaian formulir model C1, D1 Pinang Barat terdapat selisih 1 suara antara jumlah
dan DA1 dalamhal jumlah DPT, Data Penguna Hak pengguna hak pilih dalam DPKTb dengan jumlah
Pilih dan Data Penggunaan Hak Suara. surat yang digunakan. Hal ini disebabkan karena 1
oranng pemilih yang telah terdaftar dalam DPKTb
3. Kabupaten Tanah Bumbu
tetapi tidak menggunakan hak pilihnya
Di Kecamatan Batu Licin C1 untuk KPU sudah
Bali - Dalam pleno rekapitulasi di PPS, ditemukan
diperbaiki; Kec. Karang Bintang selisih surat
kesalahan dalam pencatatan Formulir Model C1.
suara sudah diperbaiki sesuai data pemilih; Kec. Berbagai varian kesalahan dalam pencatatan
Ssimpang Empat C1 desa Sei Dua salah dan sudah sebagaimana data terlampir dari setiap 13
diperbaiki.   Kabupaten/Kota.
- Atas berbagai kekeliruan/kesalahan dalam
4. Kabupaten Tapin pencatatan Formulir Model C1 dilakukan
Salah penulisan jumlah di C1 dan tertukarnya perbaikan baik berdasarkan rekomendasi yang
angka dalam penulisan karena tidak teliti (sudah disampaikan secara langsung oleh Pengawas
Pemilu pada saat pleno rekapitulasi maupun
direkomendasikan PPL untuk diperbaiki).
berdasarkan rekomendasi secara tertulis oleh
5. Kabupaten Tabalong Pengawas Pemilu setelah pelaksanaan
pemungutan suara seperti Panwaslu Kabuptaen
Terdapat ketidakcocokan antara C1PPWP, Plano Buleleng dengan surat nomor 29/Panwaslu-
dengan BA, DA PPK yaitu C1 mengenai PHP 239 + B11/PPWP/VII/2014
1 DPKDA, BA PHP 238 + 1 DPK terjadi di Desa Sulawesi Utara - TPS 2 Kelurahan Tanggari
Masintan dan hasilnya C1 saksi tidak ada Data pemilih pada lampiran model C1 PPWP point
berbeda, C1 saksi dengan PPL tidak berbeda, C1 1 tidak terisi oleh KPPS, pada saat pleno PPS
salinan C1 PPWP dengan C1 Plano tidak berbeda. dilakukan dikoreksi dengan disaksikan oleh PPL
Sulawesi Barat 1. terdapat data yang selisih antara data pemilih, dan saksi yang ada
pengguna hak pilih, data surat suara yang
diterima dan yang digunakan serta. Adapun PPK Pineleng Kab. Minahasa
untuk perolehan suara sah tidak ditemukan
selisih. - Rekapitulasi dilaksanakan hanya dengan
membacakan hasil perolehan suara.
2. Terkait dengan data-data ini Bawaslu Provinsi - Ditemukan beberapa Formulir Model D tidak
meminta kepada panwaslu Kabuapten/kota terisikan dengan benar dan lengkap terutama pada
untuk memastikan apakah telah ada perubahan bagian Daftar Pemilih dan data surat suara.
pada saat rekap di desa dan kecamatan serta
menjadi alat kontrol dan perhatian terhadap Sumber: Bawaslu RI Tahun hasil
Berdasarkan 2014 dan catatan fakta dilapangan tersebut, kegiatan
rekapitulasi di tingkat Kabupaten/kota.
ini benar-benar
supervisi terbukti
yang dilakukan telah
oleh Bawaslu mampu ini benar-bena
dan jajarannya
DIY Terjadi revisi/perubahan terhadap c1 pada sat rekap
di PPS yang salah tulis atau salah jumlah, termasuk mengidentifikasi permasalahan
terbukti telah mampu yang
mengidentifikasi muncul yang muncu
permasalahan
yang terkonfirmasi C1 yang di upload di website KPU. selama
selamatahapan rekapitulasi
tahapan rekapitulasi suara mendorong
suara sekaligus sekaliguslahirnya respon
Hal ini dilakukan berdasarkan rekomendasi
mendorong lahirnya respon dan sikap Bawaslu
dan sikap Bawaslu dalam memberikan penyelesaian dengan saran
Pengawas Pemilu.
dalam memberikan penyelesaian dengan
perbaikan terhadap permasalahan yang muncul selama prose
saran perbaikan terhadap permasalahan yang
rekapitulasi
muncul selama suara di tiap tingkatan.
proses rekapitulasi suara di tiap

85
Perbaikan atau koreksi yang dilakukan oleh KPU dan jajarannya di tiap
jeanjang rekapitulasi ini memiliki dampak mengembalikan prose
rekapitulasi suara berada dalam koridor tata cara dan prosedur sesua
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
126

tingkatan. sesuai dengan peraturan perundang‐undangan. Hal


ini merupakan keberatan dari saksi pasangan nomor
urut 1.
Perbaikan atau koreksi yang dilakukan oleh 4 Bengkulu a. Pada Pleno provinsi kedua saksi menadatangani DC1.
KPU dan jajarannya di tiap jeanjang rekapitulasi Namun saksi pasangan Calon 1 mengisi DC2 yang
berisi keberatan akan Banyaknya DPKTB di kota
ini memiliki dampak mengembalikan proses Bengkulu 5998 (2, 31%). KPU diminta untuk
rekapitulasi suara berada dalam koridor tata menghadirkan dokumen tertulis yakni DPKTB dan
cara dan prosedur sesuai ketentuan yang diatur alat pembuktian lainnya. Namun KPU memerlukan
waktu menindaklanjuti hal tersebut karena masih
oleh peraturan KPU dan menjaga integritas dalam kotak.
hasilnya. b. Terkait adanya dugaan pelibatan aparatur desa di 3
kecamatan : Kec Ulutalo, Semidangalas,
semidangalasmaras. Dan dugaan money politic di kab
4. Rapat kerja teknis dengan Bawaslu Provinsi Seluma. Terkait poin ke 2 Bawaslu provinsi sudah
menginstruksi kepada panwas SEluma untuk
,melakukan klarifikasi pada ke tiga kecamatan
Kegiatan rapat kerja teknis dengan tersebut. Dan hasilnya tidak terbukti. Terkait dengan
Bawaslu Provinsi ini diselenggarakan Money politics Tidak ada laporan yang disampaikan
kepada panwas.
menjelang pelaksanaan rekapitulasi Nasional. 5 Babel Belitung timur : petugas kpps tidak memparaf angka
Dilaksanakan di hotel Grend Mercure Ancol yang kurang jelas ketika memperjelas/membenarkan
angka tersebut.
Jakarta pada tanggal 19 s/d 22 Juli 2014. Tindak lanjut KPU : KPPS ditegur keras
Kefgiatan ini dilakuakn untuk menghimpun Di TPS 9 desa Kurnia Jaya, kecamatan Manggar, kab
data dan menkonsilidasikan hasil pengawasan Belitung Timur. C1 Plano ditaruh ke dalam amplop di
kirim ke kantor KPU saat rekap di PPS. Tidak ada saksi
rekapitulasi di tingkat Provinsi oleh jajaran 125 paslon yang complain.
Bawaslu Provinsi seluruh Indonesia. Hal Di Bangka Selatan: Ketua KPPS mencoret 8 pemilih. Saat
antar undangan tdak ketemu dengan kedelapan pemilih
ini dianggap
ini dilakuakn perlu untuk
untuk menghimpun data dilakukan dalam hasil
dan menkonsilidasikan tersebut. Undangan diberi kepada orang yang sedang
rangka mengidentifikasi permasalah sekaligus lewat dan ditemui di tengah jalan. Tanggal 9 Juli
pengawasan rekapitulasi di tingkat Provinsi oleh jajaran Bawaslu Provinsi kedelapan orang yang diberikan undangan tersebut di
menyusun rekomendasi yang muncul pada tolak untuk memilih. Kedelapan orang tersebut bukan
seluruh Indonesia. Hal ini dianggap perlu untuk dilakukan dalam rangka
saat rekapitulasi di masing-masing Provinsi orang dari daerah tersebut. Sedangkan kedelapan orang
yang kemudian
mengidentifikasi hasilnyamenyusun
permasalah sekaligus akan rekomendasi
menjadi yang yang mempunyai hak pilih sesuai C6 bisa menggunakan
hak pilih.
bahan Bawaslu dalam mengikuti rapat pleno
muncul pada saat rekapitulasi di masing‐masing Provinsi yang kemudian Ada pemilih yang menggunakan hak pilih dengan C6
rekapitulasi Nasional di KPU RI. orang lain.
hasilnya akan menjadi bahan Bawaslu dalam mengikuti rapat pleno KPU memberikan teguran keras kepada KPPS.

rekapitulasi Nasional di KPU RI.
Berdasarkan hasil identifikasi permasalahan Rekomendasi: bukan pidana Pemilu namun pelanggaran
rekapitulasi di tingkat Provinsi yang dilaporkan administrasi Pemilu.
Berdasarkan hasil identifikasi permasalahan rekapitulasi di tingkat
6 Jabar 1. Dipertanyakan oleh saksi kedua pasangan calon
oleh setidaknya 12 Bawaslu Provinsi dalam kenapa DPKtb begitu besar di daerah urban
Provinsi yang dilaporkan
kegiatan raker inioleh setidaknya 12
diantaranya Bawaslu
adalah Provinsi dalam
sebagai Karawang dan Bekasi, Bogor, Depok dan Bandung.
2. Di Cirebon tanpa A5 2 orang
berikut:
kegiatan raker ini diantaranya adalah sebagai berikut: 3. Pada rekomendasi psu, kpu tidak menyukainya dan
meminta agar dicabut rekomendasi tersebut.
Tabel 3.40: 4. Di Majalengka, kecamatan Sindang Wangi ada warga
Permasalahan Dalam Tahapan Rekapitulasi yang dating dari Cianjur dating ke Majalengka dan
yang Disampaikan Bawaslu Provinsi dalam Kegiatan Raker menyoblos tanpa A5.
5. Di Indramayu desa Karang Anyar, kec Kerangkeng
ada seorang Ibu yang menyoblos 2 kali dan diizinkan
No Provinsi Keterangan/Permasalahan 6. Di Bekasi TPS 41, kel Kali Abang,. Di duga KPPS
1 Aceh Permasalahan yang muncul: merusak 30 surat suara sah.
- Tidak ada keberatan di rekap. 7. Di Cianjur TPS 40 Langen Sari. kec Sayang. kab 127
- Ada ancaman bom pada 9 Juli di Muara Pidie, Kba. Cianjur Kota, ada limpahan pemilih dari TPS lain dari
Pidie, di Aceh TImur pengrusakan tps , namun telah TPS 37,38, dan 39 yang memilih di TPS 40.
diselesaikan dan pemungutan tetap dilaksanakan. Pleno di KPU Provinsi kedua belah pihak ada masalah
- DPT tidak sesuai dengan SK dengan kasus ini.
2 Kepulauan Permasalahan : 7 DIY 1. 5 PSU 2 KP 3 Bantul TPS Wates seharusnya di TPS 11
Riau - Rekomendasi di Provinsi tidak ada Sanggrahan Bendugan Wates. Alasan ada pemilih
- Persoalan A5 banyak yang tidak dapat memilih yang mencoblos lebih dari satu kali.
karean tidak memiliki A5 2. TPS Gripurwo karena ada selisih 2 penggunaan surat
- Tidak ada keberatan suara yang digunakan lebih besar.
- Di Provinsi ditemukan DPK keluar dari SK, dan telah 3. Berdasarkan Rekomendasi Panwas. Bantul ada di
selesai di tingkat Provinsi. Saksi menerima namun 3TPS, 53 dan 56. Di TPS 3 ada 60. Di TPS 53 ada 55. Di
akibat Bawaslu mengeluarkan data DPK , dan data TPS 6 ada 15. Di Kecamatan Keraaton ada Koreksian
logistic yang tidak sesuai dengan SK 506. Saksi terkait Koreksi hasil Rekapitulasi Hasil suara.
menuliskan dalam DC2 (surat keberatan) 4. Bantul ada pertanyaan Saksi : soal A5 tappi sudah
3 Jambi 1. Menolak pelaksanaan PSU di TPS 11 Kelurahan Dusun diselesaikan terkait tentang NIK dan Domisili.
Bangko,Kecamatan Bangko, Kab Merangin. Kerena 5. Sleman : Jumlah DPKTB lebih banyak dari yang
PSU tersebut adalah inisiatif dari KPU tanpa menggunakan hak pilih, maka jumlahnya akan
rekomendasi dari Panwaslu Kab Merangin, karena disesuaikan dengan pengguna hak pilih yang sudah
pihak Panwaslu kab Merangin masih melakukan mendaftar dicoret.
proses kajian. PSU dilakukan karena ada 1 orang 8 Jawa Permasalahan:
menyoblos lebih dari 1 kali. Tengah - Keberatan saksi di Rapat Pleno di Prov. Yakni rekap
Rekomendasi: masuk kedalam pidana namun di di dua desa di Kab Wonogiri (desa Sojo)dan karang
sentra gakkumdu menjadi administrasi karena tidak anyar(Desa karanglaten)
mengandung unsur kesengajaan. - Dengan jumlah DPKTB yang besar, Pnawaslu di Jawa
2. Terkait keberatan saksi nomor urut 1 di kab Tanjung Tengah baru satu yang mendapat data by name by
Jabung Barat terhadap jumlah dpktb sebanyak 2.500. address
KPU Tanjung Jabung Barat tetap tidak mau - Sampai saat ini Pengawas Pemilu belum
memproses keberatan tersebut. Dengan tidak ada mendapatkan data by name by address DPKTb
laporan dari Panwaslu kab Tanjung Jabung Barat. sehingga sulit untuk mengecek
3. Jumlah dpktb provinsi Jambi terlalu besar bila - Dalam rekap Provinsi semua perubahan tercatat, baik
dibandingkan dengan dptb dan dpk. Terhadap hal perubahan dari data semula, data perbaikan.
tesebut kami meminta untuk mengkroscek dpktb - Saat KPU membacakan DB, antara yang dibagi ke
86 saksi dan dalam kotak itu berbeda, jadi ada
kesimpulan ada mereka merubah sendiri tanpa saksi
dan pleno. Olhe karean itu kami melakukan
penelusuran.
- Terkait dengan pelibatan wakil bupati yang
Tengah -Keberatan saksi di Rapat Pleno di Prov. Yakni rekap kemudian pada setelah jam 12 ini tidak datang
di dua desa di Tabel 3.40:
Kab Wonogiri (desa Sojo)dan karang lagi. Tabel 3.40:
anyar(Desa karanglaten) 2. (Jawa tengah) di administrasi di PKPU 19 DPKtb

Laporan Hasil Pengawasan


Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
Permasalahan Dalam Tahapan Rekapitulasi
- Dengan jumlah DPKTB yang besar, Pnawaslu di Jawa Permasalahan Dalam Tahapan Rekapitulasi
baru diadministrasikan ketika telah
yang Disampaikan Bawaslu Provinsi dalam Kegiatan Raker
Tengah baru satu yang mendapat data by name by yang Disampaikan Bawaslu Provinsi dalam Kegiatan Raker
memperoleh surat suara. Bila datang pagi ini
address
hanya diadministrasikan sebagai daftar tunggu
No Provinsi - Sampai saat Keterangan/Permasalahan
ini Pengawas Pemilu belum No Provinsi saja. Keterangan/Permasalahan
1 Aceh mendapatkan data by name by address DPKTb
Permasalahan yang muncul: 1 Aceh 3. Alasan KPU, faktor pindah dan telah didaftarkan
Permasalahan yang muncul:
sehingga sulit untuk mengecek
- Tidak ada keberatan di rekap. dalam DPT kemudian dimasukan kedalam
- Tidak ada keberatan di rekap.
Dalam rekap Provinsi semua perubahan tercatat, baik
- Ada ancaman bom pada 9 Juli di Muara Pidie, Kba. DPKtb bom pada 9 Juli di Muara Pidie, Kba.
- Ada ancaman
perubahan dari data semula, data perbaikan.
Pidie, di Aceh TImur pengrusakan tps , namun telah - Pidie,
Ada isu kepolisian intervensi pada saat rekap di KPPS,
di Aceh TImur pengrusakan tps , namun telah
- diselesaikan dan pemungutan tetap dilaksanakan.
Saat KPU membacakan DB, antara yang dibagi ke karena ada kesalah pahaman, namun sudah
diselesaikan dan pemungutan tetap dilaksanakan. 129
saksi dan dalam kotak itu berbeda, jadi ada
- DPT tidak sesuai dengan SK diinvestigasi oleh Pengawas Pemilu dan itu memang
- DPT tidak sesuai dengan SK
2 kesimpulan ada mereka merubah sendiri tanpa saksi
Kepulauan Permasalahan : hanya kesalahpahaman.
2 Kepulauan Permasalahan :
Riau dan pleno. Olhe karean itu kami melakukan
- Rekomendasi di Provinsi tidak ada Kalimantan Permasalahan:
12 Riau - Rekomendasi di Provinsi tidak ada
penelusuran.
- Persoalan A5 banyak yang tidak dapat memilih Barat - - Persoalan
Rekapitulasi A5 di banyak
Provinsi yang
tidak tidak
ada dapat
persoalan, dan
memilih
- karean tidak memiliki A5
Terkait dengan pelibatan wakil bupati yang tidak ada kebertan
karean tidak memiliki A5
memobilisais kepala desa , terjadi di Purbalingga, dan
- Tidak ada keberatan - - Tidak ada keberatan
Di tingkat Kabupaten/Kota juga tidak ada persoalan,
Bawaslu melakukan tindaklanjut dan kami masukan
- Di Provinsi ditemukan DPK keluar dari SK, dan telah yang ada adalah keliru penempatan antara data
- Di Provinsi ditemukan DPK keluar dari SK, dan telah
pidana di , tingkat
selesai dimana ada dugaan
Provinsi. Wakil namun
Saksi menerima Bupati pemilih di
selesai laki laki dan
tingkat perempuan
Provinsi. Saksi dan telah dikoreksi
menerima namun
memobilisasi kepala desa untuk memilih nomor 2. Ini
akibat Bawaslu mengeluarkan data DPK , dan data pada saat itu.
akibat Bawaslu mengeluarkan data DPK , dan data
sudah proses ke Pidana.
logistic yang tidak sesuai dengan SK 506. Saksi - logistic
Dugaan Pelanggaran Pidana pada saat pungut hitung:
yang tidak sesuai dengan SK 506. Saksi
- menuliskan dalam DC2 (surat keberatan)
Kabupaten sragen, KPPS menggunakan hak pilih dari 1. Singkawang, mengaku sebagai orang lain masuk
menuliskan dalam DC2 (surat keberatan)
3 Jambi satu kali, dan masyarakat yang menggunakan hak
1. Menolak pelaksanaan PSU di TPS 11 Kelurahan Dusun 3 Jambi ke Penyidikan ke kejaksaan
1. Menolak pelaksanaan PSU di TPS 11 Kelurahan Dusun
pilih dua kali.
Bangko,Kecamatan Bangko, Kab Merangin. Kerena 2. Pontianak, diduga pemilih tidak berdomisili di
Bangko,Kecamatan Bangko, Kab Merangin. Kerena
9 Banten Dalam DC2 tidak ada poin keberatan dari ke2 Saksi
PSU tersebut adalah inisiatif dari KPU tanpa tempat pemilihan. Sebenarnya masuk ke dalam
PSU tersebut adalah inisiatif dari KPU tanpa
pasangan calon.
rekomendasi dari Panwaslu Kab Merangin, karena DPK. DI RS Antonius, setelah pemilihan selesai di
rekomendasi dari Panwaslu Kab Merangin, karena
10 Bali Tidak ada PSU
pihak Panwaslu kab Merangin masih melakukan TPS, maka kotak suara dibawa ke RS. Satpam
pihak Panwaslu kab Merangin masih melakukan
Rekap model DC di tingkat provinsi kedua saksi
proses kajian. PSU dilakukan karena ada 1 orang setempat diduga pemilih di luar, setelah
proses kajian. PSU dilakukan karena ada 1 orang
pasangan calon tidak keberatan terkait degan Hasil
menyoblos lebih dari 1 kali. diklarifikasi ternyata PPS telah mencatat dalam
menyoblos lebih dari 1 kali.
penghitungan oleh KPU. Pada catatan kejdaian khusus
Rekomendasi: masuk kedalam pidana namun di DPK di sekitar RS tersebut.
Rekomendasi: masuk kedalam pidana namun di
DC2 dan atau keberatan saksi pada pelaksanaan rekap
sentra gakkumdu menjadi administrasi karena tidak 3. Kapuas hulu, petugas KPPS mewakili keluarga
sentra gakkumdu menjadi administrasi karena tidak
pehitungan suara meminta penjelasan kepada KPU dan
mengandung unsur kesengajaan. untuk memilih, dan menganjurkan membolehkan
mengandung unsur kesengajaan.
atau Bawaslu . Antaranya :
2. Terkait keberatan saksi nomor urut 1 di kab Tanjung mewakili keluarganya. Dan direkomendasikan PSU
2. Terkait keberatan saksi nomor urut 1 di kab Tanjung
1. Jabung Barat terhadap jumlah dpktb sebanyak 2.500.
Pada TPS 2 dan 3 Desa Melinggi kecamatan Payangan di 3 TPS kec. Antanang selesai dilaksanakan 18
Jabung Barat terhadap jumlah dpktb sebanyak 2.500.
Kab Gianyar dinyatakan bahwa ada jumlah suara
KPU Tanjung Jabung Barat tetap tidak mau Juli.
KPU Tanjung Jabung Barat tetap tidak mau
tidak sah masing‐masing 59 dan 33. Serta pasagan
memproses keberatan tersebut. Dengan tidak ada - memproses keberatan tersebut. Dengan tidak ada
Di Provinsi, data pemilih ada perubahan dan
calon urut 1 Prabowo Hatta mendapat 0 suara,
laporan dari Panwaslu kab Tanjung Jabung Barat. dilakukan koreksi dan saksi. DPKTB yang berbeda:
laporan dari Panwaslu kab Tanjung Jabung Barat.
sehingga menurut saksi menyatakan patut diduga
3. Jumlah dpktb provinsi Jambi terlalu besar bila
128 - 3. Jumlah dpktb provinsi Jambi terlalu besar bila
Didaftarkan pada pagi hari namun pada siang hari
adanya upaya menyatakan suara pasasangan Prbowo
dibandingkan dengan dptb dan dpk. Terhadap hal tidak menggunakan suaranya.
dibandingkan dengan dptb dan dpk. Terhadap hal
Hata tidak Sah.
tesebut kami meminta untuk mengkroscek dpktb - tesebut kami meminta untuk mengkroscek dpktb
Banyak dari Pedagang yang pulang kampaung dari
2. Demikian Hal yang sama terjadi pada TPS 3 desa Jakarta,
Marga, TPS 4 dan 7 desa Sudimara serta TPS 5 desa - Mahasiswa yang kuliah di luar kembali ke daerah
Gubug Kab Tabanan terdapat praktek yang sama asal,
yakni perhitungan suara Prabowo Hata dinyatakan - Diberikan keterangan domisili oleh Pemerintah
Tidak Sah. setempat.
3. Di kab Buleleng menurut saksi ada Penggerahan PNS
untuk memilih pasangan urut No. 2 yang dilakukan Sumber:
Bawaslu RI Tahun 2014
secara TSM (Terstruktur Sistematis dan Masif. 5. Menghadiri rekapitulasi nasional dan
4. Di kab Jembrana terdapat kejanggalan di TPS 4 desa 5. Menghadiri rekapitulasi nasional dan penetapan hasil Pemilu di KPU RI
Dauhwaru. Petugas KPPS nya melakukan pelanggaran penetapan hasil Pemilu di KPU RI
mencobllos lebih dari sekali pada saat istirahat dan
tetap melaksanakan tugas pada penghitungan suara
Bawaslu melakukan pengawasan langsung dengan menghadiri kegiatan
di TPS. Bawaslu melakukan pengawasan langsung
rekapitulasi perolehan suara ditingkat nasional dan penetapan hasi
5. Di kab Gianyar terdapat C1 Plano yang sudah dengan menghadiri kegiatan rekapitulasi
ditandatangani padahal proses penghitungan surat Pemilu yang dilaksanakan pada tanggal 20‐22 Juli 2014.
perolehan suara ditingkat nasional dan
suara masih berlangsung. Hal yang sama terjadi di
kabupaten yang lain. penetapan
Dalam kegiatan ini hasil Bawaslu Pemilu yang dilaksanakan
melakukan pengawasan rekapitulas
6. Di Kab Tabanan saksi hampir di seluruh TPS pada tanggal 20-22 Juli 2014.
terhadap 33 (tiga puluh tiga) Provinsi. Kegiatan rekapitulasi nasional in
diintimidasi sehingga tidak bisa bertugas. Di TPS
Banjar Batanyuh petugas memaksa melihat surat
dimulai dari Provinsi Kalimantan Barat dan berakhir dengan Provins
suara yang sudah ditandai oleh pemilih sebelum Dalam kegiatan ini Bawaslu melakukan
dimasukkan ke dalam kotak suara oleh KPPS. Sumatera Utara. Pada saat rekapitulasi tingkat
Dari poin 1‐6 sudah mendapat penjelasan atau klarifkasi
pengawasan rekapitulasi terhadap 33 Nasional
(tiga terdapa
baik leh KPU Provinsi beserta jajarannya maupun oleh puluh tiga) Provinsi. Kegiatan
permasalahan‐permasalahan yang muncul kembali setelah proses rekapitulasi
Bawaslu Bali dan Jajarannya. Bahwa Kasus‐kasus nasional ini dimulai dari Provinsi Kalimantan
tersebut tidak pernah dilaporkan ataupun menjadi rekapitulasi tingkat Provinsi dan muncul kembali pada rekapitulas
temuan Pengawas Pemilu kecuali Kasus TPS 4 Dauhwaru Barat dan berakhir dengan Provinsi Sumatera
sudah ditangani dan bukan Pelanggaran. tingkat Nasional.
Utara. Pada saat rekapitulasi tingkat Nasional
11 Kalimantan Proses Rekapitulasi:
Selatan - Kab. Belanga : Terjadi Coblos lebih dari dua kali terdapat
Pada permasalahan-permasalahan
proses sebelumnya seperti yang telah disebutkan yang di atas, dalam
Unsur kesengajaan tidak terbukti muncul kembali setelah proses
rangka pencegahan terhadapa permasalahan yang sama terulang kembal rekapitulasi
Rekomendasi Bawaslu : Pembinaan kepada Jajaran
KPU
tingkat Provinsi dan muncul kembali pada
rekomendasi PSU tidak diberikan karena dilakukan rekapitulasi tingkat Nasional.
oleh satu orang saja
- persoalan yang muncukl telah clear di PPK dan PPS.
Hingga pada tingkat Kabupaten hampir clear. Kami Pada proses sebelumnya seperti yang telah
telah instruksikan sertifikat harus sama dengan disebutkan di atas, dalam rangka pencegahan
jumlah ditetapkan secara SK.
- DPKtb sebesar 50640 dan DPKtb pengguna hakpilih terhadapa permasalahan yang sama terulang
50437. Banyak yang menggunakan keterangan kembali pada saat proses rekapitulasi tingkat
domisili, karena kebanyakan merupakan petugas
/bekerja di perkebunan
Nasional dilaksanakan, Bawaslu dan KPU
- DPKTB berbeda: telah mengeluarkan surat agar segala perma
1. Mereka yang datang mendaftar pada pagi hari salahan yang muncul dapat diselesaikan
kemudian pada setelah jam 12 ini tidak datang
lagi. sesuai dengan tingkatan yang di tuangkan
2. (Jawa tengah) di administrasi di PKPU 19 DPKtb dalam surat edaran bersama dengan nomor
baru diadministrasikan ketika telah
memperoleh surat suara. Bila datang pagi ini
surat 001/SE/Bawaslu /VII/2014 Tanggal 11 Juli
hanya diadministrasikan sebagai daftar tunggu 2014 Perihal Optimalisasi Pelaksanaan Dan
saja. Pengawasan Rekapitulasi Hasil Penghitungan
3. Alasan KPU, faktor pindah dan telah didaftarkan
dalam DPT kemudian dimasukan kedalam
DPKtb 87
- Ada isu kepolisian intervensi pada saat rekap di KPPS,
karena ada kesalah pahaman, namun sudah
diinvestigasi oleh Pengawas Pemilu dan itu memang
hanya kesalahpahaman.
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014

Perolehan Suara Pemilu Presiden dan Wakil 4. Kejadian-kejadian yang muncul dan menjadi
Presiden Tahun 2014. Hal ini bertujuan agar temuan dalam pelaksanaan rekapitulasi
pada permasalahan yang terjadi pada saat nasional adalah sebagai berikut:
rekapitulasi pada Pemilu Anggota DPR, DPD
dan DPRD tidak terulang kembali. a. keberatan dari saksi Pasangan Calon
Presiden dan Wakil Presiden diantarannya
Meskipun hampir disemua pembacaan adalah tingginya angka DPKTb dan
rekapitulasi Provinsi diwarnai protes dan perbedaan jumlah data pemilih, terutama
keberatan dari para saksi pasangan calon, untuk Provinsi Kalimantan Barat, NTB,
terutama saksi pasangan calon nomor urut 1 DIY, Bengkulu, Kepulauan Riau, Bali,
(Prabowo – Hatta Rajasa) yang pada puncaknya Riau, Maluku, Jawa Tengah, Jawa Barat,
adalah memutuskan menarik diri dari forum Lampung, Sulawesi Utara, Sumatera
rapat pleno, KPU RI akhirnya menetapkan Utara, Banten, Sulawesi Selatan, DKI
hasil rekapitulasi suara nasional sebagai hasil Jakarta, Maluku Utara dan JawaTimur.
Pemilu dan menetapkan pasangan calon
nomor urut 2 (Joko Widodo – Jusuf Kalla) b. keberatan mengenai Data Pemilih
sebagai pasangan calon terpilih. Dan dalam termasuk DPKtb yang muncul karena
kesempatan inilah Bawaslu RI menyampaikan Rekomendasi yang dianggap belum
catatan dan pandangan hasil pengawasannya atau tidak dilaksanakan oleh KPU
atas pelaksanaan rekapitulasi nasional. Provinsi Maluku Utara, Jawa Timur dan
DKI Jakarta., terhadap hal ini, Bawaslu
c. Temuan Dugaan Pelanggaran dalam Tahapan menyampaikan telah melakukan
Rekapitulasi Suara dan tindak lanjutnya pencermatan namun tidak dilaksanakan
dengan baik oleh KPU.
Selama melaksanakan pengawasan tahapan
rekapitulasi suara baik ditingkat PPS, PPK, KPU c. keberatan dari saksi pasangan calon
Kabupaten/Kota, KPU Provinsi dan KPU RI, terkait adanya intimidasi terjadi pada
temuan-temuan dugaan pelanggaran sebagai Provinsi Bali, D.I. Yogyakarta, Lampung,
hasil pengawasan dapat diidentifikasi sebagai dan Maluku Utara. Keberatan juga
berikut: dari saksi terkait adanya pengerahan
PNS, persoalan ini muncul pada
1. Selisih data pemilih dengan data pengguna saat pembahasan rekapitulasi untuk
hak pilih. Ini terjadi hampir di semua jejang provinsi Bali dan Lampung serta yang
rekapitulasi. Masalah ini telah perbaiki oleh terkait besarnya jumlah surat suara
KPU dan jajarannya di dalam dalam rapat tidak sah, persoalan ini muncul pada
pleno setelah menerima saran perbaikan saat pembahasan rekapitulasi untuk
dari saksi maupun Bawaslu dan jajarannya Provinsi Riau, Maluku, Jawa Tengah, DI
di setiap tingkatan. Yogyakarta, Jawa Barat dan Sulawesi
Selatan.
2. Selisih data surat suara yang diterima
dan yang digunakan serta selasih antara d. Adanya permasalahan berupa kesalahan
surat suara yang digunakan dengan data dalam pengimputan yang muncul
pengguna hak pilih. Masalah inipun akhirnya hingga pada saat rekapitulasi tingkat
diselesaikan dengan melakukan perbaikan Nasional yang dipertanyakan oleh saksi
data setelah dilakukan pengecekan ulang walaupun dalam Formulir DC PPWP
berdasarkan rekomendasi Pengawas sudah tidak terdapat permasalahan, hal
Pemilu. ini dipertanyakan dikarenakan perbaikan
pada saat rekapitulasi tingkat Provinsi
3. Dugaan netralitas petugas KPU terkait akan berdampak pada hasil rekap di
dengan pengabaian rekomendasi tingkat Kabupaten/Kota sampai pada
Pengawas Pemilu yang tidak laksanakan, rekapitulasi di tingkat PPS yang harus
termasuk terhadap dua distrik di Dogiyai dilakukan perbaikan.
Provinsi Papua yang tidak melakukan
kegiatan pemungutan suara. Sampai e. Pada saat rekapitulasi untuk provinsi
selesai rekapitulasi di tingkat nasional, Bali dan Jawa Timur saksi pasangan
rekomendasi dari Bawaaslu Provinsi papua urut nomor 1 menyampaikan keberatan
untuk menggelar Pemilu susulan di dua terkait perolehan suara untuk calon
distrik tersebut belum dilaksanakan. Namun nomor urut 1 (satu) di beberapa TPS
ketika masalah ini diangkat di rapat pleno yang perolehan suaranya 0 (nol),
rekapitulasi nasional, disepakati untuk untuk keberatan disampaikan karena menurut
diselesaikan dengan mengkosongkan hasil saksi calon nomor urut 1 bahwa pihanya
rekapitulasi suara di dua distrik tersebut. menempatkan saksi di TPS tersebut,
88
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
sehingga setidaknya calon nomor urut dilaksanakannya rekomendasi Bawaslu
1 (satu) mendapatkan suara dari saksi di Jakarta Timur. Atas keberatan tersebut
yang ditempatkan di TPS bersangkutan. KPU menjawab bahwa rekomendasi
Sedangkan pada saat pembahasan dikeluarkan pada tanggal 18 malam
rekapitulasi untuk provinsi Maluku Utara, sedangkan PSU dilaksanakan paling
saksi pasangan calon nomor urut 2 (dua) lambat tanggal 19. Saksi Nomor 1 juga
menyampaikan keberatan terkait adanya menyatakan keberatan atas belum
penggelembungan suara. selesainya rekomendasi Bawaslu
Provinsi DKI Jakarta dilaksanakanoleh
f. Pada saat rekapitulasi untuk provinsi KPU Provinsi DKI Jakarta, dan merasa
Papua dibahas juga mengenai dugaan diperlakukan tidak adil. Kemudian
Pemilu Fiktif pada 2 (dua) distrik di menyatakan sikap dan dilanjutkan
Kabupaten Dogiyai. Terhadap dugaan dengan menarik saksi Calon Pasangan
Pemilu fiktif yang terjadi di Papua ini, Nomor Urut 1 dari Rekapitulasi Nasional
disepakati untuk dilakukan pengosongan yang sedang berlangsung.
data mengenai pengguna hak pilih
dan rincian perolehan suara pada 2 i. Untuk rekapitulasi Provinsi Jawa Timur
distrik dimaksud dan terkait persoalan Saksi Nomor 1 mempertanyakan proses
ini Bawaslu Provinsi sebelumnya telah Rekapitulasi dan Pemungutan Suara
merekomendasikan untuk dilakukan di Madura terutama di sampangdan
Pemilu Susulan di dua distrik tersebut. Bangkalan. Terkait permasalahan
tersebut Bawaslu Provinsi menyatakan
g. Saksi Pasangan nomor Urut 1 ada laporan terkait Sampang, namun
berkeberatan karena menganggap PSU di Bangkalan tidak ada laporan.
di Halmahera Timur di Desa Soasongaji Rekomendasi Bawaslu Provinsi Jawa
tidak disosialisasikan oleh KPU TImur mengeluarkanrekomendasi
secara benar. Juga berkeberatan atas Penghitungan Suara Ulang di 17
terjadinya penggelembungan suara dan TPS di Ketapang Barat. Dan pada
intimidasi dari camat. Sedangkan Saksi Rekapitulasi Provinsi Sumatera Utara
Nomor 2 mempermasalahkan terkait (Nias Selatan) dikarenakan adanya
ketidaksesuaian jumlah pengguna hak informasi penggunaan surat suara yang
pilih dan penyelesaiannya. Sementara tidak sesuai dengan DPT dan tidak ada
itu, berdasarkan rekapitulai di tingkat perolehan suara. KPU menyampaikan
Provinsi,Bawaslu Provinsi Maluku Utara Petugas membuat DPT tidak berdasarkan
telah merekomendasikan 6 TPS untuk apa yang ditetapkan oleh KPU, sehingga
dilakukan Pemungutan Suara Ulang, 2 ada kesalahan dalam pengimputan data
TPS di Pulau Morotai, 1 TPS di Halmahera pemilih;
Tengah, dan 3 TPS di Halmahera
Timur. Bawaslu Provinsi Maluku Utara j. Dalam proses pelaksanaan pleno
menyampaikan bahwa dari keenam rekapitulasi nasional, yakni pembahasan
PSU tersebut 2 (dua) TPS di Soasongaji per provinsi, Bawaslu RI melalui Ketua/
tidak terdapat satu pemilih pun yang Anggota Bawaslu RI menyampaikan kritik,
menggunakan hak pilihnya hal ini diakui masukan perbaikan dan rekomendasi
sempitnya waktu sosialisasi. pada berbagai permasalahan di setiap
provinsi.
h. Pada saat pembahasan Provinsi DKI
Jakarta, proses rekapitulasi di nasional 5. Dan Pada kesempatan akhir rekapitulasi
berlangsung lama dan dipenuhi dengan nasional, Bawasalu melalui surat tertulis
keberatan oleh Saksi 1 terkait dengan kepada KPU, Nomor 900/Bawaslu/VII/2014
tidak dilaksanakan rekomendasi Bawaslu tertanggal 9 Juli 2014 menyampaikan
Provinsi DKI Jakarta terhadap 5802 TPS catatan dan Padangan Umum terkait
untukdilakukan PSU.. terkait dengan hal dengan penyelenggaraan Pemilu Presiden
tersebut Bawaslu Provinsi menjelaskan dan Wakil Presiden tahun 2014 pada
rekomendasi yang dikeluarkannya, tahapan Pemungutan, Penghitungan dan
bahwa Bawaslu Provinsi DKI Jakarta tidak Rekapitulasi Suara. Catatan dan pandangan
merekomendasikan 5802 TPS untuk PSU yang disamapaikan adalah mengenai hal-
melainkan untuk dilakukancross check hal sebagai berikut:
terkait dengan data DPKTb. Bawaslu
Provinsi melakukan klarifikasi dan hasilnya a. Bawaslu RI mengapresiasi KPU
13 diantaranya direkomendasikan untuk beserta jajarannya atas pelaksanaan
dilakukan PSU. Selanjutnya Saksi Nomor penyelengaran Pemilu hingga
1 menyatakan Keberatanatas tidak
89
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014

pelaksanaan rekapitulasi di tingkat DPT di TPS awal.Dengan demikian,


nasional, yang berlangsung secara seharusnya jumlah pemilih terdaftar di
transparan, akuntabel, demokratis dan dalam DPTb pada tingkat Kabupaten/
partisipatif meskipun ada beberapa Kotadapat mengurangi atau
catatan; menambah komposisi rekapitulasi
jumlah pemilih terdaftar di dalam
b. Bahwa pelanggaran-pelanggaran yang DPT masing-masing Kabupaten/
terjadi selama pelaksanaan Pemilu Kota. Begitupun seharusnya terhadap
Presiden dan Wakil Presiden mulai komposisi rekapitulasi jumlah pemilih
dari pemungutan dan penghitungan terdaftar di dalam DPT per-provinsi
suara di TPS hingga rekapitulasi hasil dapat bertambah atau berkurang
penghitungan suara tingkat nasional, dengan adanya perpindahan pemilih
Bawaslu beserta jajarannya telah terdaftar yang akan pindah TPS untuk
menyampaikan rekomendasi kepada memilih.
KPU di masing-masing tingkatan dan
telah ditindaklanjuti oleh KPU dan Namun, dapat pula komposisi
jajarannya; pemilih terdaftar di dalam DPT bersifat
konstan/tetap, jika jumlah pemilih
c. Terhadap rekomendasi Bawaslu, saran terdaftar di dalam DPTb di suatu
dan masukan dari peserta Pemilu, provinsi yang berasal dari provinsi
lembaga pemantau Pemilu dan media, lain sama dengan jumlah pemilih yang
serta pandangan intelektual yang pindah memilih ke TPS di provinsi
berorientasi kepada perbaikan regulasi, lainnya. Sedangkan secara nasional,
sistem, struktur dan kultur penyelenggara jumlah pemilih yang terdaftar di
dan penyelenggaraan Pemilu agar dalam DPTb tidak akan mengurangi
menjadi perhatian bersama Bawaslu, KPU, atau menambah komposisi jumlah
pemerintah beserta semua pihak terkait pemilih yang terdaftar di dalam DPT
untuk mewujudkan penyelenggaraan nasional, karena pemilih-pemilih yang
Pemilu di masa mendatang agar lebih berpindah tersebut masih berada
baik dan memenuhi asas-asas Pemilu di dalam lingkup wilayah negara
yang langsung, umum, bebas, rahasia, Indonesia.
serta jujur dan adil; dan
Berdasarkan data rekap
d. Khusus pelaksanaan Pemilu di Luar dalam model DC-provinsi, provinsi
Negeri, Bawaslu menyampaikan catatan yang jumlah pemilih terdaftar dalam
agar ke depan dilakukan perbaikan terkait DPTb-nya yang lebih 1 % dari jumlah
dengan pemutakhiran data pemilih, pemilih terdaftar didalam DPT adalah
sosialisasi, distribusi logistik, serta teknis provinsi DKI Jakarta (yaitu 80.795
pelaksanaan pemungutan suara, baik pemilih dalam DPTb dari 7.096.168
TPSLN, Dropbox atau Pos. pemilih didalam DPT atau sekitar
1,14%). Angka presentase tersebut
e. Khusus terhadap permasalahan tingginya melebihi angka rata-rata nasional
angka DPKTb dalam pelaksanaan perbandingan antara pemilih terdaftar
rekapitulasi nasional. Bawaslu kemudian di dalam DPTb dengan pemilih
melakukan analisis kembali terhadap terdaftar di dalam DPT, yaitu 0, 25 %.
data pemilih dengan membandingkan
angka-angka pemilih dalam DPT, DPTb, 2. Perbandingan DPK terhadap DPT
DPK dan DPKTb dan hasilnya adalah
sebagai berikut:
DPK Pemilu Presiden dan Wakil
Presiden juga merupakan wadah
1. Perbandingan DPTb terhadap DPT bagi para WNI yang telah memenuhi
syarat sebagai pemilih, namun belum
Pemilih yang terdaftar dalam terdaftar sebagai pemilih mulai dari
DPTb merupakan pemilih yang telah proses penyusunan DPS, DPSHPdan
terdaftar dalam DPT, namun karena DPT yang dilakukan oleh KPU secara
alasan tertentu pada hari pemungutan berjenjang hingga tingkat nasional.
suara tidak dapat mengunakan Berdasarkan perbandingan data
hak pilih di TPS dimana yang rekapitulasi jumlah pemilih terdaftar
bersangkutan terdaftar, sehingga didalam DPK dengan yang terdaftar
mengunakan hak pilihnya di TPS lain. didalam DPT pada data model DC
Pemilih yang pindah memilih dan telah setiap provinsi, secara nasional
terdaftarkan di dalam DPTb secara komposisi DPK dinilai masih dalam
prosedural seharusnya dicoret dalam batas ambang kewajaran, karena
90
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
secara nasional rata-rata setiap
provinsi hanya sebesar 0,13 % dari
jumlah DPT.

3. Perbandingan DPKTb terhadap DPT

Mengenai DPKTb yang


banyak dipertanyakan di persoalkan,
Bawaslu melihatnya bahwa
keberadaan DPKTb merupakan
terobosan baru untuk melindungi
hak konstitusional warga negara
untuk dapat menyampaikan suaranya
dalam Pemilu. Karena data daftar
belum terdaftar dalam DPT PPWP
pemilih tetap yang disusun tidak
maupun DPTb PPWP.
mengakomodir seluruh warga negara
yang telah memenuhi syarat untuk
Pemilih-pemilih yang
dapat menggunakan hak pilihnya.
belum terdaftar tersebut baru dapat
Sehingga tidak mungkin apabilah
didaftarkan dalam DPKTb oleh
ada warga Negara yang datang ke
KPPS 1 jam sebelum berakhirnya
TPS untuk memberikan hak pilihnya
pemungutan suara. Jika secara
tidak diberikan kesempatan untuk
teknis dan prosedural penyusunan
menggunakan hak konstitusionalnya.
daftar pemilih dalam Pemilu Presiden
dan Wakil Presiden ini dilakukan
Bahwa jumlah pemilih dalam
dengan cermat oleh KPU dan data
DPKTb yang jumlahnya banyak
kependudukan yang dimiliki Negara
juga dipengaruhi karena adanya
terdata dengan komprehensif, akurat
re-grouping pemilih saat pemilihan
dan terbaru (update), maka komposisi
legislatif. Sehingga pada saat
jumlah DPKTb Pemilu Presiden dan
pemilihan Presiden dan Wakil Presiden,
Wakil Presiden seharusnya lebih kecil
pemilih yang tadinya terdaftar di TPS
dibandingkan dengan jumlah DPK.
yang baru tidak memilih di TPSnya
terdaftar , tetapi tetap memilih di TPS
Secara nasional berdasarkan
yang lama dengan mempergunakan
data rekap pemilih terdaftar dalam
KTP/KK. Meningkatnya jumlah pemilih
DPKTb yang termuat dalam model
DPKTb bukan karena manipulasi, jika
DC per-provinsi, persentase rata-
dilihat dari sisi presentasenya. Selain
rata pemilih terdaftar dalam DPKTb
itu, Bawaslu tidak pernah menerima
dibanding DPT adalah di atas 1%,
laporan manipulasi terkait dengan
yaitu 1,53%. Terdapat 8 provinsi dan
pemilih yang masuk dalam kategori
Luar Negeri yang presentasi DPKTb-
dalam DPKTb.
nya diatas 2%, yakni: Sumatera Utara
2,01%, Riau 2,27%, Kepulauan Riau
DPKTb merupakan wadah
4,45%, DKI Jakarta 4,59%, Banten
terakhir bagi Warga Negara Indonesia
2,59%, Kalimantan Timur 2,74%,
yang telah memenuhi syarat sebagai
Kalimantan Tengah 2,71%, Sulawesi
pemilih yang hingga hari pemungutan
Utara 2,02% serta Luar Negeri 2,41%.
suara belum termuat dalam daftar
pemilih DPT, DPTb maupun DPK.
Persentase DPKTb yang
Jumlah pemilih yang masuk dalam
lebih besar dibanding jumlah DPK
kategori DPKTb baru dapat diketahui
menunjukkan bahwa KPU belum
pada saat hari pemungutan dan
secara maksimal mencermati daftar
penghitungan suara. Syarat pemilih
pemilih yang telah terdaftar. Pelaksana
yang dapat didaftarkan dalam
kebijakan KPU di lapangan, dalam hal
DPKTb Pemilu Presiden dan Wakil
ini adalah Kelompok Penyelenggara
Presiden Tahun 2014 berdasarkan
Pemungutan Suara (KPPS) belum
PKPU Nomor 9 Tahun 2014 tentang
sepenuhnya memahami kebijakan
Penyusunan Daftar Pemilih untuk
KPU.
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden
Tahun 2014 adalah Pemilih yang
Berikut adalah hasil analisis
memiliki identitas kependudukan
perbandingan DPT dengan DPTb,
berupa KTP, Passpor atau identitas
DPK dan DPKTb Pemilu Presiden dan
kependudukan lainnya yang sesuai
Wakil Presiden Tahun 2014:
dengan pereturan perundang tetapi
91
Pemungutan Pemungutan
Suara (KPPS) belum
Suara sepenuhnya
(KPPS) memahami memahami
belum sepenuhnya
Laporan Hasil Pengawasan kebijakan KPU.
kebijakan KPU.
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
Berikut adalah hasil analisis perbandingan DPT dengan DPTb, DPK
Berikut adalah hasil analisis perbandingan DPT dengan DPTb, DPK
dan DPKTb Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014:
dan DPKTb Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014:

Tabel 3.41: Tabel 3.41:
Analisa Perbandingan DPT, DPK dan DPKTb Pemilu Presiden
Analisa Perbandingan DPT, DPK dan DPKTb Pemilu Presiden
dan Wakil Presiden 2014
dan Wakil Presiden 2014

PRESENTASE PRESENTASE
PEMILIH TERDAFTAR DI DALAM DC
PEMILIH TERDAFTAR DI DALAM DC
No Provinsi
No Provinsi PERBANDINGAN DPT
PERBANDINGAN DPT
DPT DPTb
DPT DPK DPTb DPKTb DPK DPTb
DPKTb DPK DPKTb
DPTb DPK DPKTb
1 Aceh 1 3,330,719
Aceh 2,827
3,330,719 4,3962,827
19,217
4,3960.08%
19,2170.13% 0.58%
0.08% 0.13% 0.58%
2 Sumut 2 9,902,948
Sumut 14,522 13,315
9,902,948 199,106
14,522 13,3150.15%
199,1060.13% 2.01%
0.15% 0.13% 2.01%
3 Sumbar 3 3,611,551
Sumbar 10,916
3,611,551 3,399 67,956
10,916 3,3990.30%
67,9560.09% 1.88%
0.30% 0.09% 1.88%
4 Riau 4 4,208,306
Riau 10,165
4,208,306 5,874 95,575
10,165 5,8740.24%
95,5750.14% 2.27%
0.24% 0.14% 2.27%
5 Jambi 5 2,480,927
Jambi 4,222
2,480,927 2,9114,222
37,589
2,9110.17%
37,5890.12% 1.52%
0.17% 0.12% 1.52%
6 Sumsel 6 5,865,025
Sumsel 9,657
5,865,025 5,3789,657
61,025
5,3780.16%
61,0250.09% 1.04%
0.16% 0.09% 1.04%
7 Bengkulu 7 1,379,067
Bengkulu 1,307
1,379,067 1,7881,307
14,117
1,7880.09%
14,1170.13% 1.02%
0.09% 0.13% 1.02%
8 Lampung 8 5,976,211
Lampung 7,612 10,961
5,976,211 76,194
7,612 10,961 0.13%
76,1940.18% 1.27%
0.13% 0.18% 1.27%
9 Babel 9 925,058
Babel 2,227
925,058 1,8102,227
14,849
1,8100.24%
14,8490.20% 1.61%
0.24% 0.20% 1.61%
10 Kepri 10 1,323,627
Kepri 6,952
1,323,627 7,1176,952
58,854
7,1170.53%
58,8540.54% 4.45%
0.53% 0.54% 4.45%
11 DKIJakarta
11 7,096,168
DKIJakarta 80,795 20,504
7,096,168 325,634
80,795 20,5041.14%
325,6340.29% 4.59%
1.14% 0.29% 4.59%
12 Jabar 12 33,045,082
Jabar 99,073 51,621
33,045,082 625,602 0.30%
99,073 51,621 625,602 0.16% 1.89%
0.30% 0.16% 1.89%
13 Jateng 13 27,385,217
Jateng 50,432 13,616
27,385,217 156,798
50,432 13,6160.18%
156,7980.05% 0.57%
0.18% 0.05% 0.57%
14 DIY 14 2,752,275
DIY 17,527
2,752,275 2,289 40,053
17,527 2,2890.64%
40,0530.08% 1.46%
0.64% 0.08% 1.46%
15 Jatim 15 30,639,897
Jatim 43,023 13,751
30,639,897 236,971
43,023 13,7510.14%
236,9710.04% 0.77%
0.14% 0.04% 0.77%
16 Banten 16 7,985,599
Banten 22,088 16,146
7,985,599 206,782 0.28%
22,088 16,146 206,782 0.20% 2.59%
0.28% 0.20% 2.59%
17 Bali 17 2,942,282
Bali 6,610
2,942,282 1,3986,610
41,832
1,3980.22%
41,8320.05% 1.42%
0.22% 0.05% 1.42%
18 NTB 18 3,522,679
NTB 3,546
3,522,679 8,9833,546
44,351
8,9830.10%
44,3510.26% 1.26%
0.10% 0.26% 1.26%
19 NTT 19 3,185,121
NTT 6,258
3,185,121 6,3486,258
39,705
6,3480.20%
39,7050.20% 1.25%
0.20% 0.20% 1.25% 139
20 Kalbar 20 3,506,277
Kalbar 9,225
3,506,277 3,053 42,297
9,225 3,0530.26%
42,2970.09% 1.21%
0.26% 0.09% 1.21%
21 Kalteng 21 1,819,970
Kalteng 6,650
1,819,970 5,0456,650
49,245
5,0450.37%
49,2450.28% 2.71%
0.37% 0.28% 2.71%
PRESENTASE
22 Kalsel No 2,821,261 PEMILIH TERDAFTAR DI DALAM DC
8,653 7,5738,653
50,640
22 Kalsel
Provinsi 2,821,261 7,5730.31%
50,6400.27% 1.79%
PERBANDINGAN DPT
0.31% 0.27% 1.79%
23 Kaltim 23 2,925,330
Kaltim DPT 6,202
11,618
2,925,330 DPTb DPK
80,255
11,618 DPKTb
6,2020.40% DPTb 2.74%
80,2550.21%
0.40% DPK
0.21% DPKTb
2.74%
24 Sulut 1,887,975 3,936 4,216 38,227 0.21% 0.22% 2.02%
25 Sulteng 1,935,646 6,974 5,062 37,453 0.36% 0.26% 1.93%
26 Sulsel 6,323,711 11,683 6,247 85,196 0.18% 0.10% 1.35%
27 Sultra 1,798,732 3,296 1,673 23,382 0.18% 0.09% 1.30%
28 Gorontalo 794,450 2,259 537 6,219 0.28% 0.07% 0.78%
29 Sulbar 887,577 1,698 1,846 10,940 0.19% 0.21% 1.23%
30 Maluku 1,216,296 2,158 2,516 17,097 0.18% 0.21% 1.41%
31 Malut 840,253 1,776 1,847 15,841 0.21% 0.22% 1.89%
32 Papua 3,238,288 2,260 1,897 28,395 0.07% 0.06% 0.88%
33 Papua Barat 715,462 1,471 1,594 11,899 0.21% 0.22% 1.66%
34 LN 2,038,711 5,124 8,603 49,100 0.25% 0.42% 2.41%
Jumlah 190,307,698 478,540 249,516 2,908,396 0.25% 0.13% 1.53%


Sumber: Bawaslu RI Tahun 2014

Dari hasil analisa perbandingan inilah yang kemudian mendasari


sikap Bawaslu , Bahwa terhadap fenomena tingginya angka
pemilih dalam DKPTb dalam Pemilu Presiden dan wakil presiden

92 ini bisa memahami dan menerima. Bahwa DPKTb adalah jalur


terakhir yang digunakan untuk mengakomodir hak konstitusional
warga bagi pemilih yang tidak terdaftar dalam DPT maupun DPK.
25 Sulteng 1,935,646 6,974 5,062 37,453 0.36% 0.26% 1.93%
140
26 Sulsel 6,323,711 11,683 6,247 85,196 0.18% 0.10% 1.35%

Laporan Hasil Pengawasan


Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
27 Sultra 1,798,732 3,296 1,673 23,382 0.18% 0.09% 1.30%
menerima 16 (enam belas) laporan dugaan pelanggaran administrasi
28 Gorontalo 794,450 2,259 537 6,219 0.28% 0.07% 0.78%
29 Sulbar 887,577 1,698 1,846 10,940 0.19% 0.21% 1.23% terisi data terlebih dahulu di KabupatenBantul;
Pemilu. Dari seluruh rekomendasi sebanyak 84 (delapan puluh empat)
yang disampaikan kepada KPU, hanya 52 (lima puluh dua) rekomendasi
30 Maluku 1,216,296
2,158 2,516 17,097
Dari hasil analisa perbandingan0.18% 0.21% 1.41%
31 Malut 840,253 1,776 1,847 15,841 0.21% 0.22% 1.89% g.yang ditindaklanjuti oleh KPU.Berikut adalah bentuk‐bentuk dugaan
kekeliruan menginput data dari PPS
32 Papua
inilah
3,238,288
yang
2,260
kemudian
1,897 28,395
mendasari
0.07%
sikap
0.06% 0.88% pelanggaran administrasi Pemilu yang terjadi pada tahapan Rekapitulasi
Bawaslu ke PPK di Kabupaten Magetan, Kota
33 Papua Barat 715,462 1,471 , 1,594
Bahwa 11,899terhadap
0.21% fenomena
0.22% 1.66% Penghitungan Perolehan Suara:
34 LN tingginya
2,038,711 5,124 angka
8,603 pemilih
49,100 dalam
0.25% 0.42% DKPTb
2.41%
Semarang,Kabupaten
a. Wonosobo;
penyerahan kotak suara yang berisi surat suara, berita acara,
Jumlah
dalam 478,540
190,307,698
Pemilu Presiden dan
249,516 2,908,396
wakil
0.25%
presiden
0.13% 1.53% rekapitulasi hasil perhitungan suara dan alat kelengkapan lainnya
h. Gembok kotak suara disegel lakban di
ini bisa memahami dan menerima. Bahwa dari PPK kecamatan ke KPUkabupaten sebelum jadwal;

DPKTb adalah jalur terakhir yang digunakan Kabupaten


b. Jepara;
perbedaan hasil penghitungan di Kabupaten Samosir;
Dari hasil analisa perbandingan inilah yang kemudian mendasari
untuk mengakomodir hak konstitusional c. surat dari Tim Kampanye terkait Permintaan Pencoblosan Ulang di
sikap Bawaslu , Bahwa terhadap fenomena tingginya angka i. pembukaan
TPS;
kotak suara yang telah
warga bagi pemilih yang tidak terdaftar d. Perbedaan C1 antara saksi dan KPPS;
pemilih dalam DKPTb dalam Pemilu Presiden dan wakil presiden
dalam DPT maupun DPK. Bawaslu bahkan disegel di kabupaten kampar, Provinsi DKI
e. PPK melakukan rekapitulasi diluar jadwal yang ditentukan di
ini bisa memahami dan menerima. Bahwa DPKTb adalah jalur
mengapresiasi langkah-langkah KPU dan Jakarta,Jakarta Utara;
Kabupaten Wonogiri,Kabupaten kayong Utara, Kabupaten Jeneponto;
terakhir yang digunakan untuk mengakomodir hak konstitusional
jajarannya dalam usaha melindungai hak f. PPS melakukan rekap dengan software sudah terisi data terlebih
warga bagi pemilih yang tidak terdaftar dalam DPT maupun DPK. j. Ketidaksesuaian
dahulu di KabupatenBantul; antara Data jumlah Pemilih
warga ini dengan menempuh langkah-
langkah
Bawaslu yang mengapresiasi
bahkan telah diatur langkah‐langkah
dalam ketentuan KPU dan yang akan
g. kekeliruan menggunakan
menginput data dari PPS ke PPK KTP yang terdapat
di Kabupaten Magetan,

PKPU.
jajarannya dalam usaha melindungai hak warga ini dengan dalam Daftar Pemilih
Kota Semarang,Kabupaten Wonosobo; Khusus Tambahan
menempuh langkah‐langkah yang telah diatur dalam ketentuan
(DPKTb)
h. denganpengguna hak pilih yang
Gembok kotak suara disegel lakban di Kabupaten Jepara;
i.menggunakan KTPtelah disegel
pembukaan kotak suara yang padadi kabupaten pelaksanaan kampar,
PKPU.
d. Pelaksanaan Penanganan dan Tindak Lanjut pemungutan suara, terdapat di Surabaya,
Provinsi DKI Jakarta,Jakarta Utara;
j. Ketidaksesuaian antara Data jumlah Pemilih yang akan
Pelanggaran PemiluTahapan Rekapitulasi Provinsi Bali, Kabupaten Tabanan, Provinsi
d. Pelaksanaan Penanganan dan Tindak Lanjut Pelanggaran menggunakan KTP yang terdapat dalam Daftar Pemilih Khusus
Penghitungan Perolehan Suara
PemiluTahapan Rekapitulasi Penghitungan Perolehan Suara
Maluku Utara.
Tambahan (DPKTb) denganpengguna hak pilih yang menggunakan
KTP pada pelaksanaan pemungutan suara, terdapat di Surabaya,
Tabel 3.42: Provinsi Bali, Kabupaten Tabanan, Provinsi Maluku Utara.
Data Pelanggaran Administrasi Dan Tindak Lanjutnya

TEMUAN LAPORAN DITERUSKAN DITINDAKLANJUTI TIDAK Tabel 3.43:
DITERIMA DITERIMA KE KPU KPU DITINDAKLANJUTI Data Pelanggaran Pidana Dan Tindak Lanjutnya
68 16 84 52 32 DITERUSK DIHENT DITERUSKA
TEMUAN
DITERIMA
LAPORAN
DITERIMA
AN KE
POLISI
IKAN
POLISI
DILANJUTKAN
KEPOLISIAN
N KE
KEJAKSAAN
DIHENTIKAN
KEJAKSAAN
DILIMPAHK
AN KE PN
PUTUSAN
PN
Sumber: Bawaslu RI Tahun 2014 3

Tahapan
‐ 1 Pada
1
‐ Rekapitulasi
‐ ‐ ‐
Pada Tahapan Rekapitulasi Penghitungan Perolehan Suara, Pengawas Penghitungan Perolehan
Pada Tahapan Sumber: Bawaslu RI Tahun 2014
Pemilu menemukansebanyak 68 (enam puluh delapan) temuan dan
Rekapitulasi Penghitungan Perolehan Suara, Suara, Pengawas
Pengawas Pemilu menemukansebanyak 68 (enam Pemilu menemukan 3(tiga) temuan dugaan
puluh delapan) temuan dan menerima 16 (enam pelanggaran pidana Pemilu, dan hanya ada
belas) laporan dugaan pelanggaran administrasi 1 (satu) temuan yangditeruskan ke pihak
Pemilu. Dari seluruh rekomendasi sebanyak 84 Kepolisian, tetapi tindak lanjut berhenti di
(delapan puluh empat) yang disampaikan kepada penyidik Kepolisian. Temuan yangdimaksud
KPU, hanya 52 (lima puluh dua) rekomendasi adalah Pembukaan Segel Kotak Suara
yang ditindaklanjuti oleh KPU.Berikut adalah di Pembukaan Halmahera Tengah
bentuk-bentuk dugaan pelanggaran administrasi danPenyelenggara Pemilu Menghilangkan
Pemilu yang terjadi pada tahapan Rekapitulasi Dokumen DA.1 di Kabupaten Halmahera
Penghitungan Perolehan Suara: Selatan.

a. penyerahan kotak suara yang berisi surat 2. Analisa, Kesimpulan dan Rekomendasi
suara, berita acara, rekapitulasi hasil Perbaikan Tahapan Rekapitulasi Suara
perhitungan suara dan alat kelengkapan
lainnya dari PPK kecamatan ke KPUkabupaten Berdasarkan proses pelaksanaan
sebelum jadwal; tahapan rekapitulasi suara dan penetapan
hasil Pemilu di semuan jenjang, serta hasil
b. perbedaan hasil penghitungan di Kabupaten pengawasan yang dilakukan oleh Bawaslu
Samosir; dan jajarannya, maka dapat di simpulkan hal-
hal sebagai berikut:
c. surat dari Tim Kampanye terkait Permintaan
1. Rekapitulasi suara di semua jenjang
Pencoblosan Ulang di TPS;
tingktatan naik di PPS, PPK, KPU
d. Perbedaan C1 antara saksi dan KPPS; Kabupaten Kota dandi KPU Provinsi hingga
KPU RI, berjalan relatif baik, sesuai jadwal
e. PPK melakukan rekapitulasi diluar jadwal yang yang telah ditetapkan oleh KPU serta masih
ditentukan di Kabupaten Wonogiri,Kabupaten terjaga dalam koridor ketentuan perundang-
kayong Utara, Kabupaten Jeneponto; undangan yang berlaku. Hal ini disebabkan
karena secara prosedur dan tata cara serta
pengadministrasiannya lebih sederhana
f. PPS melakukan rekap dengan software sudah

93
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014

jika dibandingkan dengan Pemilu Anggota Bagi Bawaslu kejadian ini harus menjadi
DPR, DPD dan DPRD. Serta sekiranya catatan khusus untuk pelaksanaan Pemilu
terjadi permasalahan-permasalahan dalam berikutnya.
proses rekapitulasi ini, Bawaslu dan
jajarannya telah secara proaktif melakukan 4. Khusus terkait dengan permasalahan
pengawasan dan pencegahan dengan tingginya pemilih dalam DPKTb dalam
senantiasa menyampaikan saran perbaikan rekapitulasi suara ini, meskipun menajdi
dan rekomendasinya kepada KPU dan catatan khusus dalam Pemilu Presiden
jajaranya untuk ditindaklanjuti. dan Wakil Presiden ini, namun prosesnya
telah sesuai dengan ketersedian ketentuan
2. Permasalahan-permasalahan atau kejadian regualsi yang ada. Bahwa Pemilih-pemilih
yang muncul selama rekapitulasi, seperti dalam DPKTb adalah pemilih-pemilih yang
adanya data yang tidak sama diantara telah memenuhi syarat untuk menggunakan
documen formulir rekapitulasi di tiap hak pilihnya karena persoalan administratif
tingkatan, angka yang selisih atau berbeda tidak masuk dalam daftar pemilih tetap
pada data pemilih, pada data pengguna (DPT) dan daftar pemilih Khusus (DPK)
hak pilih, pada data surat suara baik diperbolehkan ikut memilih dengan
yang diterima maupun yang digunakan dimasukkan ke dalam DPKTb yang menajdi
lebih disebabkan adanya kesalahan trobosoan baru dalam melindungi hak
petugas dalam menginput data, dan tidak konstitusional warga sebagaimana di jamin
menunjukkan adanya kesengajangan dalam konstitusi kita. Memang harus di
dalam penulisannya. Sepanjang terjadi akui tingginya pemilih dalam DPKTb ini
permasalahan data seperti ini, KPU dan menunjukkan masih ada masalah dalam
jajarannya telah melakukan perbaikan atau proses pendataan pemilih yang dilakukan
koreksi setelah dilakuakn persandingan oleh KPU, tetapi justru ini menjadi upaya
documen dan rekomendasi Pengawas maksimal dalam mengakomodir hak
Pemilu. Menariknya persoalan-persoalan pilih warga. KPU dan jajarannya pun
data-data yang menjadi keberatan para dapat menjelaskan kronologi dan proses
sakasi pasangan calon ini tidak satu-pun terajdinya pemilih dalam DPKTb yang
yang menyangkut data perolehan suara tinggi ini, sementara Bawaslu berdasarkan
sah pasangan calon. Hal ini menunjukkan hasil pengawasannya menilai relatif ada
proses penghitungan dan rekapitulasi suara masalah (pelanggaran) terkait dengan
perolehan sah masing-masing masing- proses DPKtb ini. Dan juga dalam
masing pasangan calon dapat diterima dan kenyataannya tingginya pemilih dalam
menunjukkan otentisitas hasil perolehan DPKTb ini tidak saja disebabkan tidak
suara dapat di terima oleh pasangan calon. optimalnya tahapan pendaftaran pemilih,
tetapi juga disebabkan karena animo
3. Peran Bawaslu dan jajarannya dalam masyarakat dalam berpartisipasi memilih
melakukan pengawasan dan pencegahan dalam penyelenggaraan Pemilu Presiden
terjadinya pelanggaran dalam proses dan Wakil Presiden ini sangat tinggi.
pelaksanaan tahapan rekapitulasi suara
dan penetapan hasil Pemilu ini, benar- 5. Terkait dengan kejadian keluarnya saksi
benar dapat ditunjukkan dalam banyaknya pasangan calon Prabowo-Hatta Rajasa
tindakan koreksi atau perbaikan yang karena menarik diri dari forum rapat
dilakukan oleh KPU dan jajarannya. Saran pleno rekapitulasi, ini memang menajdi
perbaikan terhadap kesalahan tata cara kontroversi dan preseden baru bagi
dan prosedur rekapitulasi serta dalam penyelenggaran Pemilu di Indonesia, tetapi
pengimputan data rekapitulasi ini dan secara regulasi proses rekapitulasi yang
kemudian rekomendasi-rekomendasi yang berjalan tetap sah (konstitusional) dan
disampaikan oleh Bawaslu dan jajaranya tidak mempengaruhi proses maupun hasil
dirasa cukup efektif adlam menjaga integritas Pemilu yang ditetapkan oleh KPU. Hasil
proses dan hasil Pemilu ini. Meskpun harus pengawasan Bawaslu pun menunjukkan
di akaui masih saja ditemukan ada sebagian bahwa masalah-masalah yang kemudian
rekomendasi yang belum dijalankan oleh dijadikan alasan keluarnya saksi pasangan
KPU seperti yang terjadi di dua Distrik calon tersebut telah diselsaikan oleh KPU
di Dogiyai Provinsi papua yang samapai dan jajarnya, namun demiikian Bawaslu
pelaksanaan rekapitulasi di tingkat nasional dapat memahami sikap yang daiambil oleh
belum ditindaklanjuti. Namun maslah saksi pasangan calon yang menarik diri dari
terkait dengan hal ini telah disepakati rapat pleno rekapitulasi tersebut.
di dalam rapat pleno nasional dengan
mengkosongkan hasil rekapitulasinya. Akhirnya, atas semua permasalahan
94
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
yang muncul dan kesimpulan-kesimpulan
sebagaimana terurai diatas, dalam rangka
perbaikan kedepan, disampaikan rekomendasi
sebagai berikut:

1. Terhadap kesalahan-kesalahan yang
masih muncul dalam proses rekapitulasi
ini, mungkin memang disebabkan karena
kekurangcermatan oleh petugas KPU dan dan non-tahapan diselenggarakan di Luar Negeri,
jajarannya dalam menulis atau menginput misalnya tahapan pendaftaran dan penetapan
data, sehingga membutuhkan peningkatan pasangan calon tidak dilakukan di Luar Negeri.
SDM dan derajat profesionalitas petugas Oleh karena itu maka pengawasan Pemilu di Luar
KPU dan jajarannya. Akan tetapi kedepan Negeri difokuskan kepada beberapa tahapan/
sudah waktunya untuk dipertimbangkan non tahapan saja. Adapun tahapan/non tahapan
dalam peraturan perundang-undangan agar tersebut meliputi: a) sosisalisasi, b) penyusunan
proses rekapitulasi ini hanya dilaksanakan di daftar pemilih, c) distribusi logistik, d) kampanye,
tingkat KPU Kabupaten/Kota, KPU Provinsi e) pemungutan dan pergerakan suara, f)
dan di tingkat Nasional dengan memangkas penghitungan suara dan rekapitulasi suara.
atau meniadakan rekapitulasi di tingkat
PPS dan PPK, karena terbukti berawal dari 1. Pelaksanaan Pengawasan dan Pencegahan
rekapitulasi PPS dan PPK inilah masalah- Pelanggaran Pemilu di Luar Negeri;
masalah administrasi itu terjadi dan bahkan
tidak menutup kemungkinan didalamnya Dalam rangka pelaksanaan
juga terselip sebuah tindak kecurangan dan dan pencegahan pelangaran Bawaslu
pelanggaran pemlu. menyusun mekanisme pengawasan dan
sistem pengendalian terhadap pelaporan
2. Masalah pemilih yang tidak tercatat Panwas Luar Negeri, selanjutnya dilakukan
dalam DPT dan DPK, yakni pemilih yang pengkategorian dari sisi pelaporan, yaitu ;
menggunakan KTP yang akhirnya masuk a) Laporan Pengawasan Harian, Setiap Hari
tercatat ke dalam DPKTb, kedepan harus Berdasarkan Peristiwa dan Isu Khusus; b)
diakomodir secara memadai pengaturannya Laporan Pengawasan Periodik, Mencakup
dalam regulasi Pemilu Presiden dan Wakil Persiapan Pemungutan Suara (PPS),
Presiden. Pemungutan Suara (PS), Penghitungan Suara
(PHS) dan Rekapitulasi Suara (RS), c) Laporan
3. Kepada KPU, Bawaslu merekomendasi Pengawasan Akhir Tahapan, Setiap Akhir
dalam rangka meminimalisir persoalan Tahapan Berdasarkan Jadwal Tahapan.
yang muncul pada saat rekapitulasi di
tingkat nasional, agar setiap masalah yang a. Permasalahan Dalam Penyelenggaraan
terjadi dan menjadi catatan keberatan Tahapan Pemilu di Luar Negeri.
diselesaikan di tahapan rekapitulasi jenjang
di bawahnya. Berdasarkan laporan hasil pengawasan
yang disampaikan oleh Panwas Luar Negeri
4. Bawaslu juga perlu meningkatkan lagi di 29 perwakilan negera diperoleh data terkait
efektifitas pengawasannya dengan permasalahan dalam pelaksanaan tahapan/
mengintensifkan kegiatan pencermatan non tahapan Pemilu Presiden dan Wakil
lebih awal terhadap data dan documen Presiden Tahun 2014 di Luar Negeri. Adapun
yang dimiliknya, serta mengidentifikasi 29 perwakilan Negara tersebut terdiri dari,
masalah-masalah yang kemungkinan yaitu; 1) London, 2) Den Haag, 3) Franfurt, 4)
muncul dan menjadi keberatan para saksi New York, 5) Los Angeles, 6) San Fransisco,
psangan calon dengan mengorganisir 7) Abu Dhabi, 8) Kuwait, 9) Muscat, 10)
laporan hasil pengawasan yang dilakukan Riyadh, 11) Dubai, 12) Jeddah, 13) Doha, 14)
oleh Pengawas Pemilu di jajarannya. Kuala Lumpur, 15) Bandar Sri Begawan, 16)
Kota Kinabalu, 17) Kuching, 18) Johor Bahru,
3.8. Pengawasan Pemilu Presiden dan Wakil 19) Tawau, 20) Penang, 21) Singapura, 22)
Presiden di Luar Negeri Hongkong, 23) Seoul, 24) Tokyo, 25) Taipei,
26) Sydney, 27) Dili, 28) Perth, 29) Melbourne.
Pengawasan Pemilu di Luar Negeri pada
dasarnya mencakup beberapa tahapan dan non
tahapan Pemilu. Penyelenggaraan Pemilu di luar
negeri memiliki kekhususan dibanding dengan
Pemilu di Indonesia, dimana tidak semua tahapan
95
29) Melbourne.

Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014



Tabel 3.44: Tabel 3.44:
Permasalahan Dalam Penyelenggaraan Permasalahan Dalam Penyelenggaraan
Tahapan Pemilu di Luar Negeri Tahapan Pemilu di Luar Negeri

Tahapan/Non Tahapan/Non
No Permasalahan Locus No Permasalahan Locus
Tahapan Tahapan
1 Daftar Pemilih 1. DPK Tb LN Pemilu 1. Hampir seluruh 1 Daftar Pemilih ditempel/diumumkan
1. DPK Tb LN Pemilu PPLN
1. Hampir seluruh
Anggota DPR, DPD dan perwakilan Negara; diLokasi TPS
Anggota DPR, DPD dan perwakilan Negara;
DPRD belum seluruhnya 3. DPRD belum seluruhnya
Pemilih tidak 3. New York, Los
terakomodir dalam terakomodir dalam
membawa A5 Angeles, Franfurt
DPT; 4. DPT;
TPS telah ditutup tapi 4. Hongkong, New
2. Ditemukan Pemilih 2. Abu dhabi 2. Ditemukan Pemilih
masih ada pemilih 2. Abu dhabi
York, Los Angeles,
Ganda Dalam DPT; Ganda Dalam DPT;
datang Johor Bahru, Kuala
3. Data Pemilih Tidak 3. Abu Dhabi, Kuala 3. Data Pemilih Tidak Lumpur
3. Abu Dhabi, Kuala
Lengkap; Lumpur 5. Lengkap;
Pemilih/relawan 5. Lumpur
New York, Jeddah,
4. Kecenderungan DPKTb 4. Hongkong, Kuala datang ke TPS
4. Kecenderungan DPKTb Hogkong, Soul
4. Hongkong, Kuala
LN masih tinggi Lumpur, dan memakai atribut
LN masih tinggi Lumpur, dan
hamper seluruh 146 Pasangan calon hamper seluruh
negara 6. Sisa surat suara tidak 6. negara
New York
2 Kampanye 1. Dilakukan dengan cara 1. Los Angeles, 2 Kampanye dicoret
1. Dilakukan dengan cara 1. Los Angeles,
menunggang pada Franfurt, New York Pemungutan Suara 1. Adanya surat suara 1. Hongkong, Tokyo,
kegiatan‐kegiatan (Pos) kembali akibat alamat San Fransisco,
promosi dan budaya tidak jelas Jeddah
2. Kampanye tidak 2. Hampir diseluruh 2. Adanya surat suara 2. Penang
terorganisir, hanya perwakilan Negara kembali karena biaya
inisiatif prangko tidak cukup
kelompok/komunitas 3. Tanggal Perangko 3. New York
tertentu (realawan) didalam stempel
3. Dugaan ketidaknetralan 3. Hampir diseluruh dianggap kadaluarsa
oknum pihak perwakilan Negara oleh pemilih
perwakilan resmi Pemungutan Suara 1. Dropbox diantar ke 4. Kuala Lumpur, Dili
negara di LN (Dropbox) perusahaan atau
3 Logistik 1. Logistik terlambat 1. Hampir diseluruh pemukiman lebih awal
diterima perwakilan sebelum waktu yang
Negara ditentukan/tanggal
2. Pengiriman Logistik 2. 50 paket dibawa pemungutan suara
LN tidak aman KPU untuk yang ditetapkan
diserahkan kepada 2. Dropbox 5. Den Haag, Penang
PPLN saat Bimtek menggunakan tas
LN yang tidak tersegel
3. Pengiriman surat 3. Hampir seluruh 3. Dropbox ditafsirkan
suara lewat pos lewat perwakilan Negara sebagai TPS keliling,
dari waktu yang Adanya DPKTb LN
ditetapkan dalam mekanisme
4. Potensi keterlambatan 4. Tokyo, San pemilihan melalui
pengiriman kembali Francisco Dropbox
surat suara pos Sumber: Bawaslu RI Tahun 2014
pemilih besar
5. Surat suara kurang 5. Oman b. Kegiatan Pengawasan dan Pencegahan
6. Surat suara lebih 6. Abu Dhabi dalamPengawasan
b. Kegiatan Penyelenggaraan Tahapan Pemilu
dan Pencegahan dalam diPenyelenggar

4 Sosialisasi 1. KPU terlambat Hampir seluruh Negara Tahapan Pemilu di Luar Negeri
menetapkan SK Luar Negeri
tentang penepatan hari Sejak dibentuknya Panwas Luar Negeri pada bulan Desember 20
pemungutan suara
perwakilan negara,
RI telah
Bawaslu Sejakmelakukan
dibentuknya Panwas
kegiatan‐kegiatan Luar
dalam rangka pengawa
yang menyebabkan Negeri pada bulan Desember 2013,
ketidakjelasan dan pencegahan penyelenggaraan Tahapan Pemilu di Luar Negeri, sep
sosialisasi hari H bagi
Bawaslu RI telah melakukan kegiatan-
pemilih LN
penyusunan Buku Panduan Pengawasan Pemilu Presiden dan Wakil Presi
kegiatan dalam rangka pengawasan dan
2. Pendeknya/tidak Hampir diseluruh pencegahan
Tahun penyelenggaraan
2014 di Luar NegeriBimbingan Tahapan
Teknis Bagi Panwas Luar Negeri
sesuai waktu tahapan Negara
sosialisasi oleh PPLN Pemilu di Luar Negeri, seperti penyusunan
Perwakilan Negara, yaitu, 1) Los Angeles, 2) Frankfurt, 3) Dubai, 4) Perth
akibat terlambatnya Buku Panduan Pengawasan Pemilu Presiden
5) Tokyo. Melakaukan pemetaan Potensi Pelanggaran dalam ran
penetapan SK KPU
3. Masih adanya pemilih dan Wakil Presiden Tahun 2014 di Luar
yang tidak mengetahui NegeriBimbingan Teknis Bagi Panwas Luar
Hari H, dan model
pemberian suara Negeri di 5 Perwakilan Negara, yaitu, 1) Los
TPSLN, Pos atau Angeles, 2) Frankfurt, 3) Dubai, 4) Perth dan
Dropbox)
5 Pemungutan Suara 1. TPSLN ; DPKtb LN 1. New York, Los 5) Tokyo. Melakaukan pemetaan Potensi
(TPSLN) hampir terdapat di Angeles, San Pelanggaran dalam rangka Persiapan
seluruh TPS di Francisco, Dubai,
Perwakilan Negara Jeddah, Kuala
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden di
Lumpur, Kuching, Wilayah Perbatasan Republik Indonesia,
Hongkong, Seoul,
Sydney
yaitu di: 1) Perbatasan Indonesia-Singapura;
2. DPT tidak 2. Hampir diseluruh 2) Perbatasan Indonesia dengan Malaysia
(Kuching); 3) Perbatasan Indonesia dengan
Timor Leste; 4) Perbatasan Indonesia
dengan Malaysia (Tawau); dan 5) Indonesia
dengan Malaysia (Pulau Sebatik), dan lain-
lain (lihat Tabel 3.45)

96
Republik Indonesia, yaitu di: 1) Perbatasan Indonesia‐Singapura; 2) Pemungutan Bawaslu , 2014 Persiapan
SuaraPemilu Pejabat pemungutan suara di
Perbatasan Indonesia dengan Malaysia (Kuching); 3) Perbatasan Indonesia Presiden dan Struktural di Luar Negeri berjalan

Laporan Hasil Pengawasan


Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
Wakil Lingkungan dengan baik;
dengan Timor Leste; 4) Perbatasan Indonesia dengan Malaysia (Tawau); dan Presiden Sekretariat 2. Memastikan
Tahun 2014 Jenderal Pengawas Pemilu
5) Indonesia dengan Malaysia (Pulau Sebatik), dan lain‐lain (lihat Tabel 3.45) di Luar Negeri Bawaslu , Tim siap melakukan
di 5 Ahli dan Tim pengawasan dan
Perwakilan Asistensi pencegahan
Tabel 3.45:
Negara, yaitu ; Bawaslu RI pelaksanaan
Kegiatan Pengawasan dan Pencegahan 1) Seoul, 2) pemungutan suara;
dalam Penyelenggaraan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Jeddah, 3) 3. Meminimalisir terjad 150
diLuar Negeri Pemilu di Luar Negeri Kuala terjadinya
Lumpur, 4) pelanggaran pada
Waktu Sydney dan 5) Waktu saat pemungutan
Jenis Kegiatan Peserta Output Jenis Kegiatan Peserta Output
Pelaksanaan Hongkong. Pelaksanaan suara.
1. Penyusunan Pimpinan Mei 2014 1. Adanya panduan 5. Rapat
6. Pimpinan
Perwakilan 14 s.d 16 Juli 1.
17 Juli 2014 1. Review
Persiapan atas teknis
Buku Bawaslu , kerja pengawasan Evaluasi
Koordinasi Bawaslu dan
Seluruh 2014 pengawasan yang
kegiatan rekapitulasi
Panduan Pejabat bagi Panwas LN; Supervisi
Persiapan Tim Supervisi
Panwas Luar dilakukan
pengawasan Pemilu oleh
Pengawasan dilingkungan 2. Adanya pemahaman Pemungutan
Rekapitulasi negeri Panwas di Luar
di Luar Negeri oleh
Pemilu Bawaslu , yang sistematis dan Suara
Perolehan Negeri
masing‐masing tahapan
Presiden dan Tenaga Ahli komprehensif bagi Presiden dan
Suara pemungutan suara;
Panwas Luar Negeri;
Wakil dan Tim Panwas LN; Wakil
Pasangan 2.
2. Temuan/laporan
Kesiapan data terkait
Presiden Asistensi. 3. Adanya peningkatan Presiden
Calon pelanggaran
permasalahan yang
Tahun 2014 kerja pengawasan Tahun 2014
Presiden dan pelaksaanaan
terjadi disetiap
di Luar Negeri melalui pendekatan di Luar Negeri
Wakil tahapan
tahapan Pemilu di
pengawasan dan Presiden pemungutan
Luar Negeri; suara
pencegahan. Tahun 2014 3. diluar negeri;
Rekapitulasi data 150
2. Bimbingan Seluruh 11 s.d 23 Juni 1. Adanya pemahaman di Luar Negeri 3. Rekomendasi
seluruh Panwas Luar atas
Teknis Bagi Panwas Luar 2014 secara teknis dan pelaksanaan
Negeri.
Panwas Luar Negeri subtansi terkait 7. Rekapitulasi Perwakilan Waktu
18 s.d. 21 Juli 1. pemungutan
Kehadiran suara di
dan
Jenis Kegiatan Peserta Output
Negeri di 5 penyelenggaraan Perolehan Seluruh Pelaksanaan
2014 Luar Negeri.
keikutsertaan
Perwakilan Pemilu di Luar 6. Suara
Rapat Panwas Luar
Perwakilan 17 Juli 2014 1. Panwas
Persiapan Luar Negeri
teknis
Negara, yaitu, Negeri; Pasangan
Koordinasi negeri
Seluruh dalam
kegiatan Rekapitulasi
rekapitulasi
1) Los 2. Menyamakan Calon
Persiapan Panwas Luar Perolehan
pengawasan Pemilu Suara
Angeles, 2) persepsi dalam Presiden dan negeri
Rekapitulasi Pasangan
di Luar Negeri Calon
oleh
Frankfurt, 3) menjalankan tugas Wakil
Perolehan Presiden dan Wakil
masing‐masing
Dubai, 4) sesuai tugas dan Presiden
Suara Presiden Tahun 2014
Panwas Luar Negeri;
Perth dan 5) wewenang; Tahun
Pasangan 2014 2. Luar Negeri di KPU;
Kesiapan data terkait
Tokyo 3. Terciptanya Luar Negeri di
Calon 2. Adanya
permasalahan penjelasan
yang
pengelolaan kerja KPU
Presiden dan atas
terjadi permasalahan
disetiap
pengawasan dan Wakil yang terjadi
tahapan disetiap
Pemilu di
pencegahan yang Presiden wilayah
Luar Negeri; perwakilan
berintegritas dan Tahun 2014 3. Negara ;
Rekapitulasi data
memiliki kapabilitas. di Luar Negeri 3. Memastikan
seluruh Panwas validasi
Luar
3. Pemetaan Pimpinan 27 s.d. 29 Juni 1. Adanya kesiapan data
Negeri. yang dimiliki
Potensi Bawaslu , 2014 penyelenggara 7. Rekapitulasi Perwakilan 18 s.d. 21 Juli 1. KPU
Kehadiran dipastikan dan
Pelanggaran Pejabat Pemilu dalam Perolehan Seluruh 2014 kebenaran.
keikutsertaan
dalam rangka Struktural di menghadapi Pemilu 8. Evaluasi
Suara Seluruh
Panwas Luar 11 s.d. 23 1. Mengetahui
Panwas Luar Negeri
Persiapan Lingkungan Presiden dan Wakil Pelaksanaan
Pasangan Panwas
negeri Luar September Permasalahan
dalam Rekapitulasi dan
Pemilu Sekretariat Presiden Tahun 2014 Pengawasan
Calon Negeri dibagi 2014 hambatan
Perolehan dalam
Suara
Presiden dan Jenderal diwilayah Pemilu di 2
Presiden dan menjadi pelaksanaan
Pasangan Calon
Wakil Bawaslu , Tim perbatasan; 149 Luar
Wakil Negeri, regional pengawasan
Presiden dan tahapan
Wakil
Presiden di Ahli dan Tim 2. Adanya peta potensi‐ dilaksanakan
Presiden Pemilu;
Presiden Tahun 2014
Wilayah Asistensi potensi pelanggaran di
Tahun 2014 2 2. Pengumpulan
Luar Negeri di KPU; data
Perbatasan Bawaslu RI Waktu yang Output
kemungkinan Perwakilan
Luar Negeri di 2. hasil
Adanya pengawasan
penjelasan
Jenis Kegiatan Peserta
Republik Pelaksanaan akan muncul dalam Negera
KPU yaitu, tahapan
atas permasalahan Pemilu
Indonesia, penyelenggaraan Seoul dan secara komprehensif;
yang terjadi disetiap
yaitu di: 1) Pemilu Presiden dan London 3. Rekomendasi
wilayah perwakilan atas
Perbatasan Wakil Presiden di pelaksanaan
Negara ; Pemilu
Indonesia‐ wilayah perbatasan; 3. di Luar Negeri.
Memastikan validasi
Singapura; 2) 3. Adanya koordinasi 9. Rapat Pimpinan 1 s.d. 3 1. data yang
Adanya laporan dimiliki
hasil
Perbatasan dengan pihak Pembahasan Bawasalu dan Oktober 2014 KPU evaluasi
hasil dipastikan
secara
Indonesia keimigrasian yang dan Finalisasi Tim Evaluasi kebenaran.
komprehensif;
dengan bertugas di wilayah 8. Hasil Evaluasi Seluruh
Evaluasi 11 s.d. 23 2.
1. Finaslisasi
Mengetahui
Malaysia perbatasan dalam Pelaksanaan Panwas Luar September temuan/pelangaran
Permasalahan dan
(Kuching); 3) rangka penguatan Pengawasan Negeri dibagi 2014 pelaksanaan
hambatan tahapan dalam
Perbatasan persiapan Pemilu Pemilu di 2 menjadi Pemilu
pelaksanaan di Luar
Indonesia Presiden dan Wakil Luar Negeri
Luar Negeri, regional Negeri;
pengawasan tahapan
dengan Timor Presiden di wilayah dilaksanakan 3. Penyusunan
Pemilu;
Leste; 4) perbatasan di 2 2. rekomendasi
Pengumpulan umum data
Perbatasan Perwakilan pelaksanaan
hasil Pemilu
pengawasan
Indonesia Negera yaitu, di Luar Negeri.
tahapan Pemilu
dengan Seoul dan secara komprehensif;
Malaysia London 3. Rekomendasi atas
(Tawau); dan pelaksanaan Pemilu
5) Indonesia di Luar Negeri.
dengan 9. Rapat Pimpinan 1 s.d. 3 1. Adanya laporan hasil
Malaysia Pembahasan Bawasalu dan Oktober 2014 hasil evaluasi secara
(Pulau dan Finalisasi Tim Evaluasi komprehensif;
Sebatik). Hasil Evaluasi 2. Finaslisasi
4. Supervisi Pimpinan 3 s.d. 7 Juli 1. Memastikan Pelaksanaan temuan/pelangaran
Pemungutan Bawaslu , 2014 Persiapan Pengawasan pelaksanaan tahapan
SuaraPemilu Pejabat pemungutan suara di Pemilu di Pemilu di Luar
Presiden dan Struktural di Luar Negeri berjalan Luar Negeri Negeri;
Wakil Lingkungan dengan baik; 3. Penyusunan
Presiden Sekretariat 2. Memastikan rekomendasi umum
Tahun 2014 Jenderal Pengawas Pemilu pelaksanaan Pemilu
di Luar Negeri Bawaslu , Tim siap melakukan di Luar Negeri.
di 5 Ahli dan Tim pengawasan dan
Perwakilan Asistensi pencegahan Sumber: Bawaslu RI Tahun 2014
Negara, yaitu ; Bawaslu RI pelaksanaan
1) Seoul, 2) pemungutan suara;
Jeddah, 3) 3. Meminimalisir terjad
Kuala terjadinya
Lumpur, 4) pelanggaran pada
Sydney dan 5) saat pemungutan
Hongkong. suara.
5. Rapat
Evaluasi
Pimpinan 14 s.d 16 Juli 1. Review atas teknis
Bawaslu dan 2014 pengawasan yang
97
Supervisi Tim Supervisi dilakukan oleh
Pemungutan Panwas di Luar
Suara Negeri tahapan
152

Laporan Hasil Pengawasan


Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014 a. Bentuk‐bentuk pelanggaran yang dilaporkan dan penanganannya

Tabel 3. 46:
c. Temuan dan Dugaan Pelanggaran Bentuk Pelanggaran
Dalam Penyelenggaraan Tahapan Yang Ditemukan/Dilaporkan di Luar Negeri

Pemilu di Luar Negeri Tempat
No Laporan Pelapor
Kejadian
1 Pengantaran Dropbox ke Kuala Lumpur 1) Pasangan Calon
Berdasarkan laporan Panwas Luar Perusahaan Western Digital Nomor Urut 1;
Negeri yang dihimpun dari Laporan harian, sebelum tanggal yang telah 2) Perludem.
ditetapkan untuk pemberian
Laporan Periodik dan Laporan Akhir Tahapan suara melalui mekanisme
pelaksanaan Tahapan Pemilu di Luar Negeri Dropbox.
2 Surat Suara yang dikirim
Hongkong Eva Sundari
terdapat catatan atas temuan dan dugaan melalui Pos hanya berisi satu (Anggota DPR RI
pelanggaran, yaitu ; gambar pasangan calon. Fraksi PDIP)
3 Hilangnya hak suara WNI di
Victoria Park, 1) Tim Pasangan
Hongkong yang diduga
Hongkong nomor urut 2;
1) Kasus Western Digital yaitu pengantaran disebabkan TPS ditutup 2) Migrant Care
sebelum waktunya.
Dropbox yang dilakukan oleh PPLN sebelum 4 Ketidaknetralan Komisoner
Victoria Park, 1) Tim Pasangan
KPU (Sigit Pamungkas) pada
Hongkong nomor urut 2;
waktu yang telah ditetapkan/mendahului saat pemungutan suara di 2) Migrant Care
jadwal; Victoria Park.
5 Manipulasi suara diduga
Kuala Lumpur Tim Pasangan calon
dilakukan salah satu Tim Nomor Urut 1
2) Kasus Dili yaitu pengantaran Dropbox yang Pasangan Calon sehingga ada
perubahan perolehan suara
dilakukan oleh PPLN sebelum waktu yang pasangan calon.
ditentukan; 6 Laporan yang menyatakan
New York Eva Sundari
adanya 300 WNI yang tidak bisa (Anggota DPR RI
memilih di LA karena persoalan Fraksi PDIP)
3) Surat suara Pos yang berisi satu pasangan DPT pergi ke NY untuk memilih
namun juga tidak bisa memilih
calon di Hongkong yaitu atas laporan Eva karena kurangnya surat suara;
Sundari ditemukan surat suara pos hanya
Sumber: Bawaslu RI Tahun 2014
berisi gambar satu pasangan calon saja;

b. Laporan Pelanggaran dan Status

4) Rusuh Victoria Park yaitu TPS telah ditutup, Tindaklanjutnya DiTindaklanjutnya
Tingkat Bawaslu RI danBawaslu

b. Laporan Pelanggaran dan Status Di Tingkat 153
tetapi masih ada/berdatangan pemilih yang Panwas Luar Negeri
RI dan Panwas Luar Negeri
kemudian melakukan provokasi;
Tabel 3.47:

Laporan Pelanggaran dan Tindaklanjutnya
Tabel 3.47:
5) Isu netralitas salah satu komisioner KPU di
Laporan Pelanggaran dan Tindaklanjutnya
Victoria Park mengarahkan pemilih untuk Laporan Status/Tindaklanjut
Laporan Status/Tindaklanjut
memilih pasangan calon nomor urut 1; Pengantaran Dropbox ke Perusahaan Tidak ditindaklanjuti oleh
Western Digital sebelum tanggal yang Bawaslu , karena tidak oleh ada
Pengantaran Dropbox ke Perusahaan Tidak
telah ditetapkan untuk pemberian suara Bawaslu
ditindaklanjuti
kelengkapan berkas dan ada
bukti.
Western Digital sebelum tanggal yang , karena tidak
6) Manipulasi suara yaitu diduga terjadi di melalui mekanisme Dropbox.
telah ditetapkan untuk pemberian suara syarat formil.
kelengkapan berkas dan bukti.
Surat Suara yang dikirim melalui Pos Tidak ditindaklanjuti Panwas LN
Kuala Lumpur dengan adanya perubahan melalui mekanisme Dropbox. syarat formil.
hanya berisi satu gambar pasangan calon. Tidak
Hongkong, karena tidak
Surat Suara yang dikirim melalui Pos ditindaklanjuti Panwas LN
perolehan suara pasangan calon; melengkapi syarat formil dan
bukti tidak cukup.
Hilangnya hak suara WNI di Hongkong Ditindaklanjuti oleh Bawaslu ,
7) Saksi tidak menandatangani berita acara yang diduga disebabkan TPS ditutup tetapi tidak memenuhi unsur.
sebelum waktunya.
rekapitulasi perolehan suara; Ketidaknetralan Komisoner KPU (Sigit Ditindaklanjuti oleh Bawaslu ,
Pamungkas) pada saat pemungutan suara tetapi tidak memenuhi unsur.
8) 300 WNI terbang menuju New York dari Los di Victoria Park.
Manipulasi suara diduga dilakukan salah Tidak ditindaklanjuti Panwas LN
Angeles untuk memilih yaitu laporan yang satu Tim Pasangan Calon sehingga ada Kuala Lumpur, karena tidak
perubahan perolehan suara pasangan melengkapi syarat formil dan
menyatakan adanya 300 WNI yang tidak bisa calon. bukti yang tidak cukup.
memilih di Los Angeles karena persoalan Laporan yang menyatakan adanya 300 Tidak ditindaklanjuti Panwas LN
WNI yang tidak bisa memilih di LA karena New York, karena tidak
DPT pergi ke New York untuk memilih namun persoalan DPT pergi ke NY untuk memilih melengkapi syarat formil dan
juga tidak bisa memilih karena kurangnya namun juga tidak bisa memilih karena bukti tidak cukup.
kurangnya surat suara;
surat suara;

Sumber: Bawaslu RI Tahun 2014
9) Surat suara tidak terpakai, tidak kembali dan 3. Analisa, Kesimpulan dan Rekomendasi Perbaikan Penyelenggaraan
surat suara sisa yaitu mekanisme pencatatan Tahapan Pemilu di luar negeri
3. Analisa, Kesimpulan dan Rekomendasi
dan pemusnaahannya; Pelaksanaan
Perbaikan Pemilu Presiden dan Wakil
Penyelenggaraan Presiden Pemilu
Tahapan Tahun 2014
di di Luar
luar negeri
Negeri setidaknya mencatatkan permasalahan sebagai berikut:
10) Regulasi dan penansiran tentang 1) Kualitas Daftar Pemilih yang masih dipertanyakan oleh publik, Kemenlu
mekanisme pemungutan suara melalui Pelaksanaan Pemilu Presiden
melalui KBRI dan KJRI tidak dapat menyampaikan data yang danvalid dan Up
Dropbox. Wakil Presiden Tahun 2014 di Luar Negeri
date terkait jumlah WNI, dan tidak pernah dilakukan sensus atau pendataan
setidaknya mencatatkan permasalahan sebagai
2. Pelaksanaan Penanganan dan Tindak Lanjut secara berkala. DPT;
berikut:
Pelanggaran Pemilu di Luar Negeri
2) Kurang akuratnya penghitungan dalam menyediakan logistik Pemilu,
sehingga 1) beberapa
Kualitas wilayah
Daftar Pemilih
kekurangan surat yang masih
suara, tinta dan logistik
a. Bentuk-bentuk pelanggaran yang dipertanyakan oleh publik, Kemenlu melalui
lainnya;
dilaporkan dan penanganannya KBRI dan KJRI tidak dapat menyampaikan
3) Distribusi surat suara yang terlambat sehingga menggangu jadwal
data yang valid dan Up date terkait jumlah
98 pengiriman pada pemilih yang menggunakan Pos, termasuk
pengembaliannya.
4) Sosialisasi penggunaan formulir A5 kurang, sehingga banyak pemilih yang
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014

WNI, dan tidak pernah dilakukan sensus 4) Dalam hal pemungutan suara melalui
atau pendataan secara berkala. DPT; TPSLN, perlunya diatur beberapa hal antara
lain: letak TPS yang terjangkau, Jumlah
2) Kurang akuratnya penghitungan dalam TPS/Bilik yang disesuaikan dengan jumlah
menyediakan logistik Pemilu, sehingga DPT, waktu tutup dan buka TPS yang harus
beberapa wilayah kekurangan surat suara, disosialisasikan sebelum pemungutan suara;
tinta dan logistik lainnya;
5) Konsistensi KPU terkait aturan yang berlaku
3) Distribusi surat suara yang terlambat terhadap pemilih yang menggunakan
sehingga menggangu jadwal pengiriman Pasport/Local ID/KTP dan Formulir A5
pada pemilih yang menggunakan Pos, termasuk bagi pemilih yang melakukan
termasuk pengembaliannya. perjalanan (mid term traveling, seperti
umrah, liburan, dsb);
4) Sosialisasi penggunaan formulir A5 kurang,
sehingga banyak pemilih yang tidak bisa 6) Regulasi terkait Dropbox perlu diperjelas,
menggunakan hak pilihnya; sehingga tidak menimbulkan multi tafsir
dalam pelaksanaanya;
5) Sosialisasi yang dilakukan oleh KPU terhadap
WNI untuk menggunakan suara dan pilihan 7) KPU harus lebih mengoptimalkan
memberikan suara masih sangat kurang dan pembinaan kepada PPLN dan KPPSLN
tidak terstandar diantara wilayah yang satu terkait kapasitasnya sebagai penyelenggara,
dengan yang lain, implikasi atas rendahnya dalam rangka meminimalisasi permasalahan
partisipasi dimungkinkan karena kelemahan yang timbul akibat ketidakpahaman terhadap
PPLN dalam melakukan sosialisasi, dan peraturan yang berlaku;
berakibat banyaknya surat suara yang tidak
terpakai yang diperkirakan berjumlah jutaan 8) Secara umum perlu evaluasi terkait sistem
lembar; dan regulasi penyelenggaraan Pemilu di
luar negeri yang efektif dan efisien dalam
6) Tingkat pemahaman petugas KPPS LN rangka meningkatkan partisipasi pemilih
dan PPLN terhadap peraturan teknis dan mencegah terjadi permasalahan yang
Pemilu di beberapa wilayah masih kurang berulang-ulang.
memadai sehingga acap kali memicu
persoalan, mislanya terkait dengan prosedur
penanganan sisa surat suara tidak terpakai. 3.9. Pelanggaran dan Penanganannya dalam Pemilu
Presiden dan Wakil Presiden
Merujuk kesimpulan tersebut, Bawaslu
RI menyampaikan beberapa rekomendasi Dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya
perbaikan untuk penyelenggaraan Pemilu di sebagaimana diatur dalam Undang
Luar Negeri sebagai berikut: UndangNomor 42 Tahun 2008 Jo Undang
UndangNomor 15 Tahun 2011 yakni terkait
1) Pemutakhiran data pemilih diluar negeri dengan menindaklanjuti adanya Laporan/
perlu dilakukan oleh KPU secara sungguh- Temuan dugaan pelanggaran Pemilu, Pengawas
sungguh, khususnya terhadap wilayah- Pemilu telah menerbitkan Kajian Hukum
wilayah yang banyak terdapat WNI, dan Rekomendasi Pengawas Pemilu yang
mengingat angka DPKTb masih cenderung menyimpulkan adanya dugaan pelanggaran
banyak pada saat pemungutan suara untuk kemudian diteruskan kepada instansi
dilaksanakan. yang berwenang.

2) Pengelolaan Daftar Pemilih di Luar Negeri Berdasarkan data pelanggaran seluruh
seharusnya tidak lakukan oleh Kemenlu provinsi di Indonesia yang telah dihimpun
sendiri dalam hal ini dilakukan oleh KBRI/ oleh Bawaslu RI, adapun jumlah pelanggaran
KJRI tetapi juga melibatkan pihak lain seperti Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun
Imigrasi, PJTKI, perkumpulan masyarakat, 2014 sebanyak 1.238 Dugaan Pelanggaran,
dan pihak lain. yang terdiri dari 1136 dugaan Pelanggaran
Administrasi dan kemudian diteruskan
3) Perencanaan dan jadwal distribusi logistik kepada KPU untuk ditindaklanjuti sesuai
Pemilu perlu diperbaiki untuk menjamin dengan perundang-undangan. Sebanyak 81
logistik diterima sesuai jadwal yang rekomendasi dugaan Tindak Pidana Pemilu dan
ditentukan, sehingga tidak mengganggu 21 rekomendasi dugaan pelanggaran Kode
mekanisme pemungutan suara lewat pos Etik.Berikut disampaikan Jumlah dan Jenis
dari yang dijadwalkan; Pelanggaran dalam Pemilu Presiden dan Wakil
Presiden Tahun 2014:
99
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014

155

Tabel 3.48:
Jumlah dan Rekomendasi Pelanggaran

REKOMENDASI PELANGGARAN
JUMLAH
PELANGG PELANGGA TINDAK PELANGG
NO. DAERAH RAN PIDANA ARAN
ARAN
PEMILU ADMINIST PEMILU KODE
RASI ETIK
1. BAWASLU RI 6 6 0 0
2. ACEH 3 3 0 0
3. SUMATERA UTARA 126 119 6 1
4. SUMATERA BARAT 47 44 0 3
5. SUMATERA SELATAN 0 0 0 0
6. JAMBI 1 1 0 0
152
7. BENGKULU 58 58 0 0
8. RIAU 4 3 1 0
13. JAWA BARAT
9. KEPULAUAN RIAU 48 1 21 1 1 0 0 0
14. JAWA TENGAH
10. LAMPUNG 35 17 30 6 1 11 4 0
15. 11. BANGKA BELITUNG 75
JAWA TIMUR 1 69 1 3 0 3 0
12. DKI JAKARTA 16 16 0 0
16. DIY 32 31 0 1
13. JAWA BARAT 48 21 1 0
17. BANTEN 13 3 10 0
14. JAWA TENGAH 35 30 1 4
18. KALIMANTAN
15. JAWA TIMUR
73 75
73 69
0 3
0 3
SELATAN
16. DIY 32 31 0 1
19. KALIMANTAN TENGAH 3 3 0 0
17. BANTEN 13 3 10 0
20. KALIMANTAN BARAT 29 25 3 1
18. KALIMANTAN 73 73 0 0
21. KALIAMANTAN TIMUR
SELATAN 5 5 0 0
19. KALIMANTAN TENGAH 3 3 0 0
22. SULAWESI SELATAN 8 8 0 0
20. KALIMANTAN BARAT 29 25 3 1
23. SULAWESI TENGAH 13 12 1 0
21. KALIAMANTAN TIMUR 5 5 0 0
24. SULAWESI TENGGARA 8
22. SULAWESI SELATAN 8 2 8 5 0 1 0
25. SULAWESI BARAT
23. SULAWESI TENGAH 1 13 1 12 0 1 0 0
26. SULAWESI UTARA 18
24. SULAWESI TENGGARA 8 17 2 1 5 0 1
27. 25. SULAWESI BARAT 0
GORONTALO 1 0 1 0 0 0 0
26. SULAWESI UTARA 18 17 1 0
28. BALI 50 50 0 0
27. GORONTALO 0 0 0 0
29. NTB 0 0 0 0
28. BALI 50 50 0 0
30. NTT 29. NTB
37 0
29 0
4 0
4 0
31. MALUKU
30. NTT 17 37 15 29 2 4 0 4
32. MALUKU UTARA
31. MALUKU 13 17 11 15 0 2 2 0
33. PAPUA 32. MALUKU UTARA 1 13 0 11 0 0 1 2
33. PAPUA 1 0 0
34. PAPUA BARAT 5 5 0 0 1
34. PAPUA BARAT 5 5 0 0
TOTAL PELANGGARAN 764 668 49 21
TOTAL PELANGGARAN 764 668 49 21
Sumber: Bawaslu RI Tahun 2014
Tabel 3.49:
Data Pelanggaran Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
Di Bawaslu RI

REKOMENDASI PELANGGARAN
JUMLAH TIDAK
PELANGGA TINDAK PELANGGA
LAPORAN DITINDAK
NO INSTANSI RAN PIDANA RAN KODE
LANJUTI
ADMINIST PEMILU ETIK
RASI
1 BAWASLU RI 64 6 0 0 58
Sumber: Bawaslu RI Tahun 2014
100


Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
154

Tabel 3.50:
Rincian Data Pelanggaran dan Penanganannya di Tingkat Bawaslu RI

PROSES TINDAK
NO.
NO PELAPOR TERLAPOR POKOK PENANGANA HASIL LANJUT
LAPORAN
LAPORAN N KAJIAN
1 001/LP/PEM Habiburro Relawan Dugaan
ILU khman Jokowi‐JK pelanggaran Tanggal 23
PRESIDEN Pemilu yang ‐ Mei 2014
DAN WAKIL dilakukan oleh
PRESIDEN/VI Relawan Jokowi‐ Bukan Dihentik
/2014 JK berupa Pelanggara an
Tanggal 22 pembuatan n Pemilu
Mei 2014 spanduk
Kampanye Hitam
(black campaign)
pada Tahapan
Pendaftaran
Bakal Pasangan
Calon Presiden
dan Wakil
Presiden Tahun
2014

2 002/LP/PEM Habiburro Pemilik akun Dugaan ‐ Tanggal 30
ILU khman twitter Kampanye hitam Mei 2014
PRESIDEN @PartaiSocm terhadap Bakal Dihentik
DAN WAKIL ed Pasangan Calon Bukan an
PRESIDEN/VI Presiden dan Pelanggara
/2014 Wakil Presiden n Pemilu
Tanggal 26 Prabowo
Mei 2014 Subianto

3 003/LP/PEM Habiburro 1. Joko Dugaan Klarifikasi Tanggal
ILU khman Widodo Kampanye di kepada: 7 Juni 2014 Dihentik
PRESIDEN luar jadwal 1. Pelapor an
DAN WAKIL berupa 2. Hadar Bukan
PRESIDEN/VI pernyataan Navis Pelanggara
/2014 Ajakan Calon Gumay n Pemilu
Tanggal 2 Presiden (Sdr. Ir. (Anggot
Juni 2014 Joko Widodo) di a KPU
Kantor KPU RI)
dalam acara
Pengambilan
Nomor Urut
serta Penetapan
Nomor Urut dan
Pengumuman
Pasangan Calon
Presiden dan
Wakil Presiden
Tanggal 1 Juni
2014

2. Aria Bima dugaan Klarifikasi
penggunaan kepada:
fasilitas KPU 1. Sekretari
oleh Pasangan s Jenderal
Calon Nomor KPU

101
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
155

PROSES TINDAK
NO.
NO PELAPOR TERLAPOR POKOK PENANGANA HASIL LANJUT
LAPORAN
LAPORAN N KAJIAN
Urut 2 dalam 2. Aria Bima
acara
Pengambilan
Nomor Urut
serta Penetapan
Nomor Urut dan
Pengumuman
Pasangan Calon
Presiden dan
Wakil Presiden
Tanggal 1 Juni
2014

Pasangan Dugaan Klarifikasi Tanggal
004/LP/PEM Calon Nomor Kampanye di kepada 7 Juni 2014 Dihentik
4 ILU Bawaslu Urut 2 luar jadwal 1. Joko an
PRESIDEN (Joko Widodo berupa Widodo Bukan
DAN WAKIL – Jusuf Kalla) penayangan Pelanggara
PRESIDEN/VI Iklan Kampanye n Pemilu
/2014 di Media Cetal
Tanggal 2 Elektronik
Juni 2014
5 005/LP/PEM Bawaslu 1. Pasangan Dugaan Klarifikasi Tanggal Menerus
ILU Calon Pelanggaran kepada: 8 Juni 2014 kan
PRESIDEN Nomor Kampanye di 1. Hatta kepada
DAN WAKIL Urut 1 luar jadwal yang Rajasa Meneruska KPI
PRESIDEN/VI dilakukan dalam 2. Direktur n kepada sesuai
/2014 acara Pemaparan TV One KPI sesuai dengan
Tanggal 3 Visi dan Misi 3. Syarifudd dengan ketentua
Juni 2014 Pasangan Calon in Hasan ketentuan n UU No
Presiden dan (Ketua UU No 32 32 Tahun
Wakil Presiden Harian Tahun 2002 2002
Nomor Urut 1 DPP tentang tentang
kepada Partai Partai Penyiaran Penyiara
Demokrat di Demokra n
Hotel Grand t)
Sahid Jaya
Tanggal 1 Juni
2014 yang
ditayangkan
secara live oleh
TV One
6 005A/LP/PE Bawaslu 2. Ali Dugaan Klarifikasi Tanggal Menerus
MILU Masykur pelanggaran kepada: 8 Juni 2014 kan
PRESIDEN Musa berupa 1. Ali kepada
DAN WAKIL terlibatnya Masykur Tidak cukup Ketua
PRESIDEN/VI dalam Tim Musa bukti BPK
/2014 Kampanye sebagai terkait
Tanggal 3 Nasional Pelanggara pelangga
Juni 2014 Pasangan Calon n Pemilu ran
Nomor Urut 1 ketentua
n Pasal 6
ayat (2)
Peratura
n BPK
Nomor 2
Tahun

102
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
156

PROSES TINDAK
NO.
NO PELAPOR TERLAPOR POKOK PENANGANA HASIL LANJUT
LAPORAN
LAPORAN N KAJIAN
2011
tentang
Kode Etik
BPK

7 005B/LP/PE Bawaslu 3. Ikrar terkait Klarifikasi Tanggal Dihentik
MILU Nusa kehadiran Sdr. kepada: 8 Juni 2014 an
PRESIDEN Bakti Ikrar Nusa Bakti 1. Ikrar
DAN WAKIL di Kantor KPU Nusa Bukan
PRESIDEN/VI dalam acara Bhakti Pelanggara
/2014 Pengambilan n Pemilu
Tanggal 3 Nomor Urut
Juni 2014 serta Penetapan
Nomor Urut dan
Pengumuman
Pasangan Calon
Presiden dan
Wakil Presiden
Tanggal 1 Juni
2014

8 006/LP/PEM Sirra Setiardi Dugaan Klarifikasi Tanggal
ILU Prayuna Budiono Pelanggaran kepada: 9 Juni 2014
PRESIDEN (Pimpinan Pemilu terkait 1. Pelapor
DAN WAKIL Redakasi dengan 2. Terlapor Dihentikan Dihentik
PRESIDEN/VI Tabloid Obor penistaan sesuai karena an
/2014 Rakyat) dengan Pasal 41 Laporan
Tanggal 4 UU Nomor 42 Daluarsa
Juni 2014 Tahun 2008
yaitu menghina
seseorang,
agama, suku, ras,
golongan,
calon/pasangan
calon yang lain
dan menggangu
ketertiban
umum terhadap
Paslon Nomor
Urut 2

9 007/LP/PEM Sirra Anggota TNI Dugaan Klarifikasi Tanggal Diinform
ILU Prayuna pelanggaran kepada: 10 Juni asikan
PRESIDEN Pemilu terkait 1. Pelapor 2014 kepada
DAN WAKIL dengan 2. Saksi Bukan TNI
PRESIDEN/VI pendataan Pelapor Pelanggara untuk
/2014 masyarakat atau 3. Kompas.c n Pemilu ditindakl
Tanggal 5 warga yang om anjuti
Juni 2014 dilakukan oleh 4. Koordina sesuai
Anggota TNI si dengan ketentua
untuk memilih Kasum n
Paslon Presiden TNI PerUUan
dan Wakil
Presiden
Prabowo‐Hatta
yang diduga
melanggar Pasal

103
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
157

PROSES TINDAK
NO.
NO PELAPOR TERLAPOR POKOK PENANGANA HASIL LANJUT
LAPORAN
LAPORAN N KAJIAN
29 Undang
UndangNomor
42 Tahun 2008

10 008/LP/PEM Sahroni,S Joko Widodo Dugaan ‐ Tanggal


ILU H Penggunaan KTP 11 Juni Dihentik
PRESIDEN Palsu oleh Calon 2014 an
DAN WAKIL Presiden
PRESIDEN/VI sebagaimana Bukan
/2014 dalam informasi Pelanggara
Tanggal 6 pada media n Pemilu
Juni 2014 online Jurnal3

11 009/LP/PEM FX. Arief 1. Komjen Dugaan tidak Klarifikasi Tanggal
ILU Poyuono Budi netralnya oknum kepada: 15 Juni
PRESIDEN Gunawan; petinggi Polri 1. Pelapor 2014 Dihentik
DAN WAKIL 2. Trimedya atas nama an
PRESIDEN/VI Panjaitan Komjen Budi Bukan
/2014, Gunawan Pelanggara
tanggal 09 n Pemilu
Juni 2014
12 010/LP/PEM Sigop M. Prabowo Dugaan Klarifikasi Tanggal
ILU Tambuna Subianto memberikan kepada: 15 Juni
PRESIDEN n, S.H. keterangan yang 1. Pelapor 2014 Dihentik
DAN WAKIL tidak benar an
PRESIDEN/VI terkait Bukan
/2014 pendaftaran Pelanggara
tanggal 09 Capres No urut n Pemilu
Juni 2014 1, Prabowo
Subianto

13 011/LP/PEM Habiburro KPU RI Dugaan Klarifikasi Tanggal
ILU khman pelanggaran kepada: 15 Juni
PRESIDEN yang dilakukan 1. KPU RI 2014
DAN WAKIL oleh KPU RI Diterusk
PRESIDEN/VI terkait Pelanggara an
/2014 pengaturan nAdministr kepada
tanggal 10 jumlah Debat asi KPU RI
Juni 2014 Capres/Cawapre oleh KPU
s yang dibuat
oleh KPU RI yang
melanggar pasal
39 ayat (1) UU
Nomor 42 Tahun
2008 tentang
Pemilihan Umum
Presiden dan
wakil Presiden

104
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
158

PROSES TINDAK
NO.
NO PELAPOR TERLAPOR POKOK PENANGANA HASIL LANJUT
LAPORAN
LAPORAN N KAJIAN
14 012/LP/PEM Puji Dr. Saeful Dugaan ‐ Tanggal Dihentik
ILU Susanto Mujani perbuatan fitnah, 16 Juni an
PRESIDEN (Direktur provokasi, black 2014
DAN WAKIL Lembaga campaign, Sara
PRESIDEN/VI Survey dan kampanye Ditangani
/2014 Indonesia) terselubung yang Bawaslu
Tanggal 11 dilakukan oleh Provinsi
Juni 2014 Dr. Saeful Banten
Mujani, selaku
Direktur BukanPelan
Lembaga Survey ggaran
Indonesia (LSI) Pemilu
dalam acara
silaturahmi
pemuda dan
masyarakat
Cinangka.

15 013/LP/PEM Surjokotjo 1. Prabowo Dugaan Klarifikasi Tanggal Dihentik
ILU , SE Subianto pelanggaran kepada: 17 Juni an
PRESIDEN 2. Ubaidi kampanye oleh 1. Pelapor 2014
DAN WAKIL Rosidi Calon Prabowo 2. Tim
PRESIDEN/VI (Ketua Subianto dalam Kampany Tidak cukup
/2014 PPDI) acara Deklarasi e Capres bukti
Tanggal 12 3. Sudir Kebangkitan dan sebagai
Juni 2014 Santoso Desa yakni Cawapres Pelanggara
(Ketua melibatkan no. Urut 1 n Pemilu
Parade kepala desa,
Nusantara) perangkat desa,
4. Dimyati dan PNS.
(Penasehat
Forum
Sekdes
Indonesia)
16 014/LP/PEM Jimmi Capres dan Dugaan Klarifikasi Tanggal Dihentik
ILU Akbal Cawapres No pelanggaran kepada: 17 Juni an
PRESIDEN Zamaidar Urut 1 berupa 1. Pelapor 2014
DAN WAKIL penggunaan 2. Tim
PRESIDEN/VI lambang burung Kampany Bukan
/2014 garuda merah e Capres Pelanggara
Tanggal 12 yang menyerupai dan n Pemilu
Juni 2014 Lambang Negara Cawapres
Republik no. Urut 1
Indonesia yaitu 3. KPU RI
Garuda
Pancasila.
17 015/LP/PEM Samsudin, Indonesia Dugaan ‐ Tanggal Dihentik
ILU SH Jaya Pelanggaran 18 Juni an
PRESIDEN Kampanye Hitam 2014
DAN WAKIL dalam bentuk
PRESIDEN/VI penyebaran Tidak cukup
/2014 brosur yang bukti
tanggal 13 isinya sebagai
Juni 2014 mengandung Pelanggara
fitnah n Pemilu

105
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
159

PROSES TINDAK
NO.
NO PELAPOR TERLAPOR POKOK PENANGANA HASIL LANJUT
LAPORAN
LAPORAN N KAJIAN
18 016/LP/PEM Habiburok H.M Jusuf Dugaan Habiburokh Tanggal
ILU hman Kalla Pelanggaran man 18 Juni Diterusk
PRESIDEN Pasal 41 ayat (1) (Pelapor) 2014 an
DAN WAKIL huruf c UU Pelanggara kepada
PRESIDEN/VI Nomor 42 Tahun n KPU RI
/2014 2008 Administras
tanggal 13 i Pemilu
Juni 2014
19 017/LP/PEM Dwi PLN Kota Dugaan ‐ Tanggal
ILU Santoso,S Garut keterlibatan 21 Juni
PRESIDEN H Perusahaan Milik 2014
DAN WAKIL Negara dalam
PRESIDEN/VI Kampanye DitanganiBa
/2014 Pemilu Presiden waslu Dihentik
tanggal 16 dan Wakil Provinsi an
Juni 2014 Presiden yang Jawa Barat
dilkukan oleh
PLN Kota Garut Tidak
Cukup Bukti
Sebagai
Pelanggara
n Pemilu

20 018/LP/PEM Habiburok PT Bintang Dugaan ‐ Tanggal Dihentik
ILU hman Toejoe pelanggaran 22 Juni an
PRESIDEN Penayangan 2014
DAN WAKIL iklan
PRESIDEN/VI Bukan
/2014 Pelanggara
tanggal 17 n Pemilu
Juni 2014
21 019/LP/PEM Widodo 1. Rieke Dugaan Klarifikasi Tanggal Dihentik
ILU Edi Diah Pelanggaran kepada: 23 Juni an
PRESIDEN Sektianto Pitaloka yang dilakukan 1. Pelapor 2014
DAN WAKIL 2. Tim oleh Sdri. Rieke 2. Terlapo
PRESIDEN/VI Sukses Diah Pitaloka r Bukan
/2014 Paslon dan Tim Sukses Pelanggara
tanggal 18 Nomor Paslon Nomor n Pemilu
Juni 2014 Urut 2 Urut 2 dalam
bentuk
Kampanye di
Kereta Api

22 020/LP/PEM Bambang Jamrud Dugaan ‐ 1. Dihen
ILU Purwanto Indonesia Kampanye Hitam tikan
PRESIDEN Jaya terhadap Calon Tanggal 2. Diter
DAN WAKIL Presiden Nomor 24 Juni uskan
PRESIDEN/VI Urut 1 (Prabowo 2014 kepa
/2014 Subianto) Tidak cukup da
tanggal 19 bukti Dewa
Juni 2014 n
Pers
untuk
ditind
aklan
juti
3. Diinf

106
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
160

PROSES TINDAK
NO.
NO PELAPOR TERLAPOR POKOK PENANGANA HASIL LANJUT
LAPORAN
LAPORAN N KAJIAN
orma
sikan
kepa
da
Kepol
isian
untuk
ditind
aklan
juti

23 021/LP/PEM Sufmi Wiranto Dugaan - Sufmi Tanggal Dihentik
ILU Dasco pelanggaran Dasco 24 Juni an
PRESIDEN Ahmad tindak pidana Ahmad 2014
DAN WAKIL Pemilu berupa - Saksi
PRESIDEN/VI kampanye Pelapor Tidak cukup
/2014 hitam/fitnah - Wiranto bukti
tanggal 19 yang dilakukan sebagai
Juni 2014 oleh Wiranto Pelanggara
selaku Anggota n Pemilu
Tim Kampanye
Capres Nomor
Urut 2 Jokowi‐JK
24 022/LP/PEM Djafar ‐ Dugaan ‐ Tanggal Dihentik
ILU Ruliansya pelanggaran 25 Juni an
PRESIDEN h Lubis, Pemilu yakni 2014
DAN WAKIL SH. MH. melakukan
PRESIDEN/VI Kampanye hitam Bukan
/2014 dengan Pelanggara
tanggal 20 menyebarkan n Pemilu
Juni 2014 buku saku yang
berjudul
“Pemurnian
Agama
(Manifesto Partai
Gerindra)
Mengancam
Keutuhan Umat
Islam Indonesia
dan Merusak
Toleransi
Kehidupan Umat
Beragama, 10
Alasan memilih
Joko Widodo”.

25 023/LP/PEM Krist Ibnu Wimar Dugaan ‐ Tanggal Dihentik
ILU T Witoelar Pelanggaran 25 Juni an
PRESIDEN Wahyudi, Pemilu terkait 2014
DAN WAKIL SH dengan
PRESIDEN/VI penyebaran 1. Daluars
/2014 informasi yang a
tanggal 20 tidak benar di 2. Bukan
Juni 2014 akun media Pelangg
sosial twitter aran
yang melanggar Pemilu
Pasal 41 huruf c

107
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
161

PROSES TINDAK
NO.
NO PELAPOR TERLAPOR POKOK PENANGANA HASIL LANJUT
LAPORAN
LAPORAN N KAJIAN
UU 42 Tahun
2008 tentang
Pemilu Presiden
dan Wakil
Presiden.
26 024/LP/PEM Didi Iwan Piliang Dugaan ‐ diteruska
ILU Armanto dan Tim pelanggaran Tanggal n
PRESIDEN Kusumant Kampanye Pemilu terkait 28 Juni kepada
DAN WAKIL o Jokowi‐JK kampanye yang 2014 KPU RI
PRESIDEN/VI mengganggu
/2014 ketertiban Meneruska
tanggal 23 umum (adanya n kepada
Juni 2014 kegiatan di Posko KPU RI
Pemenangan
Pasangan Calon
Nomor Urut 2
yang menggangu
ketertiban
masyarakat)

27 025/LP/PEM Muhamad KPU RI Dugaan ‐ Tanggal Dihentik
ILU Daud B pelanggaran 28 Juni an
PRESIDEN yang dilakukan 2014
DAN WAKIL oleh KPU yakni:
PRESIDEN/VI 1. Meloloskan Bukan
/2014 kandidat Pelanggara
tanggal 23 yang diduga n Pemilu
Juni 2014 melanggaran
HAM
2. Mengabaikan
masukan
masyarakat
atas rekam
jejak Capres
dan
Cawapres
dan
3. Mengabaikan
masukan
masyarakat
mengenai
materi
pembahasan
HAM dalam
debat Capres
dan
Cawapres

28 026/LP/PEM Aliansi Komisi Keputusan Pelapor Tanggal Dihentik
ILU Advokat Pemilihan Nomor 28 Juni an
PRESIDEN Merah Umum RI 453/Kpts/KPU/ 2014
DAN WAKIL Putih TAHUN 2014
PRESIDEN/VI (A2MP) tentang Bukan
/2014 diwakili Penetapan Pelanggara
tanggal 23 oleh DR. Pasangan Calon n Pemilu
Juni 2014 (Cand) H Peserta Pemilu
Suhardi Presiden dan

108
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
162

PROSES TINDAK
NO.
NO PELAPOR TERLAPOR POKOK PENANGANA HASIL LANJUT
LAPORAN
LAPORAN N KAJIAN
Somomoel Wakil Presiden
jono, SH., Tahun 2014
MH tanggal 31 Mei
2014 khusus
diktum (1) frase
kata Sdr.Ir. H.
Joko Widodo
sebagai calon
Presiden
dikarenakan
pada saat
pendaftaran
sebagai Bakal
Calon Presiden
diduga tidak
memenuhi
prosedur
sebagaimana
diatur dalam
Pasal 19 ayat (2)
PP Nomor 14
Tahun 2009
tentang Tata
Cara Bagi
Pejabat Negara
Dalam
Melaksanakan
Kampanye
Pemilihan
Umum, yang
mengatur
“Gubernur…..har
us
menyampaikan
surat
permohonan ijin
kepada Presiden
paling lambat 7
hari sebelum
didaftarkan oleh
parpol atau
gabungan parpol
di KPU”.

29 027/LP/PEM Habiburok Ir. Joko Dugaan 1. Pelapor Tanggal Diterusk
ILU hman Widodo Pelanggaran 2. Tim 29 Juni an
PRESIDEN Pasal 41 ayat 1 Kampany 2014 kepada
DAN WAKIL huruf h UU 42 e Paslon KPU RI
PRESIDEN/VI Tahun 2008 Nomor Pelanggara
/2014 yang mengatur Urut 2 n
tanggal 24 larangan bagi Administras
Juni 2014 pelaksana, i Pemilu
peserta dan
petugas
kampanye untuk
menggunakan
fasilitas

109
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
163

PROSES TINDAK
NO.
NO PELAPOR TERLAPOR POKOK PENANGANA HASIL LANJUT
LAPORAN
LAPORAN N KAJIAN
pemerintah,
tempat ibadah
dan tempat
pendidikan yang
dilakukan oleh
Joko Widodo
selaku Capres
Nomor 2
30 028/LP/PEM Fadli 1. Prabowo Dugaan Deadline Bukan
ILU Ramdhani Subianto pemasangan Alat 30 Juni Pelangga
PRESIDEN l 2. Joko Peraga 2014 ran
DAN WAKIL Widodo Kampanye tidak Pemilu
PRESIDEN/VI sesuai dengan Dilimpahka karena
/2014 ketentuan n kepada Tidak
tanggal 25 perundang‐ Bawaslu Memenu
Juni 2014 undangan. Provinsi hi Bukti
DKI Jakarta




31 029/LP/PEM Fadli 1. Fits Terlapor 30 Juni
ILU Ramdhani Gerald bersama Pendeta 2014 Bukan
PRESIDEN l Pitty Sitanggang Pelangga
DAN WAKIL (Caleg melakukan Dilimpahka ran
PRESIDEN/VI DPRD dugaan n kepada Pemilu
/2014 DKI menyerukan Bawaslu
tanggal 25 Jakarta kepada para Provinsi
Juni 2014 dari jemaat di GKPS DKI Jakarta
Partai (Gereja Kristen
Gerindr Protestan
a ) Simalungun)
pada tanggal 22
Juni 2014 (jalan
Raya Kampung
Pedongkelan
Belakang RW 13
Cengkareng
Timur, Jakarta
Barat) untuk
memilih
Prabowo sebagai
Presiden

2. Tim Dugaan
Sukses pembagian
Jokowi‐ rokok gratis dan
JK makanan untuk
menonton
bareng debat
Capres
32 030/LP/PEM Tonin Ir. Joko Dugaan
ILU Tachta Widodo Pelanggaran
PRESIDEN Singarimb yang dilakukan Tanggal
DAN WAKIL un oleh Calon 30 Juni Bukan
PRESIDEN/VI Presiden Nomor 2014 Pelangga
/2014 Urut 2 Joko ran

110
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
164

PROSES TINDAK
NO.
NO PELAPOR TERLAPOR POKOK PENANGANA HASIL LANJUT
LAPORAN
LAPORAN N KAJIAN
tanggal 25 Widodo dalam Pemilu
Juni 2014 Debat Presiden
dan Wakil
Presiden yang
mengatakan ada
klausul buyback
pada kontrak
jual beli saham
Indosat dengan
STT Singapore
pada era
Pemerintahan
Presiden
Megawati.
Pernyataan Joko
Widodo tersebut
diduga
merupakan
rangkaian
kebohongan, tipu
muslihat yang
bertujuan
membuat
masyarakat
Pemilih percaya
kepadanya.

33 031/LP/PEM Retno Calon Dugaan Tanggal
ILU Listyarti Presiden pelanggaran Klarifikasi 30 Juni
PRESIDEN Nomor Urut 1 Kampanye di kepada: 2014 Diterusk
DAN WAKIL atas nama Tempat 1. Pelapor an
PRESIDEN/VI Prabowo Pendidikan Pelanggara kepada
/2014 Subianto dalam bentuk n KPU RI
tanggal 26 penyebaran Administras
Juni 2014 surat pribadi i
yang dilakukan oleh KPU
oleh Terlapor
untuk meminta
dukungan
kepada guru‐
guru SMP, SMA
dan SMK di
Wilayah DKI
Jakarta

34 032/LP/PEM Krist Ibnu Bondan Dugaan 1 Juli 2014
ILU T Nusantara Pelanggaran
PRESIDEN Wahyudi,S (Humas Kampanye Dilimpahka Bukan
DAN WAKIL H Seknas menggunakan n ke Pelangga
PRESIDEN/VI Jokowi) Fasilitas Bawaslu ran
/2014 Pemerintah yaitu DIY Pemilu
tanggal 26 menggunakan
Juni 2014 Gedung DPRD
Provinsi DIY
dalam acara
Kirab Budaya
dan Deklarasi

111
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
165

PROSES TINDAK
NO.
NO PELAPOR TERLAPOR POKOK PENANGANA HASIL LANJUT
LAPORAN
LAPORAN N KAJIAN
Jogja Istimewa
untuk Pasangan
Capres dan
Cawapres Nomor
Urut 2 Jokowi‐JK
dan terdapat
Bendera PDIP
yang di bawa
salah seorang
peserta

35 033/LP/PEM Eddy Tim Dugaan ‐ Tanggal
ILU Faisal Pemenangan Pelanggaran 30 Juni Diterusk
PRESIDEN (Relawan Prabowo‐ Pemilu terkait 2014 an
DAN WAKIL Satria Hatta dengan kepada
PRESIDEN/VI Pandawa) Kampanye di KPU RI
/2014 area Pendidikan Pelanggara
tanggal 26 dalam bentuk n
Juni 2014 pemberian Surat Administras
Pribadi Prabowo i
Subiyanto yang oleh KPU
ditujukan
kepada Sdr.
Akmal Hasuki
dan SDr.
Martinah
Sarwosih SMA N
82 Jakarta Kec.
Kebayoran Baru
Kota Jakarta
Selatan Prov. DKI
Jakarta

36 034/LP/PEM Habiburok ‐ Dugaan Deadline
ILU hman pelanggaran Tanggal
PRESIDEN Pemilu terkait 5 Juli 2014 Dihentik
DAN WAKIL dengan an
PRESIDEN/VI penghinaan yang
/2014 terdapat di Bukan
tanggal 30 spanduk Tim Pelanggara
Juni 2014 Jokowi‐JK yang n Pemilu
bertuliskan
“Kembalikan
kawan kami” dan
“Sang Capres
Penculik”. Dalam
spanduk
tersebut juga
memuat gambar
aktivis korban
penculikan 1998
dan Capres
Nomor Urut 1
Prabowo
Subianto.

112
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
166

PROSES TINDAK
NO.
NO PELAPOR TERLAPOR POKOK PENANGANA HASIL LANJUT
LAPORAN
LAPORAN N KAJIAN
37 035/LP/PEM Mixil Mina Fahri Hamzah Dugaan Pelanggara Diterusk
ILU Munir (Anggota Tim Pelanggaran n an
PRESIDEN Kampanye Pemilu terkait Administras kepada
DAN WAKIL Paslon dengan KPU RI
PRESIDEN/VI Nomor Urut pernyataan Fahri
/2014 1) Hmazah di akun
tanggal 30 twitternya
Juni 2014 (@Fahrihamzah)
pada tanggal 27
Juni 2014, yang
menyatakan
“Jokowi janji 1
Muharam hari
santri. Demi dia
terpilih, 360 hari
akan dijanjikan
ke semua orang.
Sinting!

38 036/LP/PEM Habiburok 1. Organis Terkait Dugaan Bukan dihentika
ILU hman asi yang pelanggaran Pelanggara n
PRESIDEN Bernam Pasal 41 ayat 1 n Pemilu
DAN WAKIL
a “KOPI” huruf c Undang
PRESIDEN/VI
I/2014 UndangNomor
2. Hasan
tanggal 1 Juli 42 Tahun 2008
Batupah
2014 yaitu:
at alias
1. Adanya
Hasan
pemasangan
Nasbi
iklan di
Harian
Pikiran
Rakyat yang
terbit tanggal
1 Juli 2014
yang
berjudul
“Kenapa
Harus
Jokowi”
alasan 1:
Calon lain
berjarak
dengan
rakyat,
alasan 2:
Calon lain
dikelilingi
orang‐orang
bermasalah,
alasan 3:
calon lain
dihantui

113
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
167

PROSES TINDAK
NO.
NO PELAPOR TERLAPOR POKOK PENANGANA HASIL LANJUT
LAPORAN
LAPORAN N KAJIAN
masa lalu
kelam.
2. Penghinaan
melalui akun
twitter
@datuakrajo
angek berupa
komik yang
diposting
yang berisi
fitnah
dengan
menggambar
kan adanya
razia FPI
dengan Logo
Garuda
Merah dan
menilang
orang yang
tidak
beragama
Islam dan
tidak
memakai
Peci
39 37/LP/PEMIL Sofyan Joko Widodo Dugaan Deadline dihentika
U PRESIDEN Sunaryo pelanggaran Tanggal n
DAN WAKIL Pemilu terkait 7 Juli 2014
PRESIDEN/VI
dengan
I/2014 Bukan
tanggal 2 Juli keterlibatan Pelanggara
2014 Partai Komunis n Pemilu
China (The
Communist Party
of China/CPC)
40 38/LP/PEMIL Fadli ‐ Dugaa Tanggal dihentika
U PRESIDEN Ramadhan pelanggaran 7 Juli 2014 n
DAN WAKIL il dalam
PRESIDEN/VI Jaringan penyelenggar 1. Dilimpa
I/2014 Paralegal aan Pemilu hkan ke
tanggal 2 Juli Pemilu Presiden dan Bawaslu
2014 Wakil Provinsi
Presiden DKI
antara lain: Jakarta
1.Dugaan 2. Bukan
penghinaa Pelangg
n terhadap aran
salah satu Pemilu
Calon 3. Meneru
Presiden; skan
2.Dugaan informa

114
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
168

PROSES TINDAK
NO.
NO PELAPOR TERLAPOR POKOK PENANGANA HASIL LANJUT
LAPORAN
LAPORAN N KAJIAN
kampanye si ke
mengandu instansi
ng SARA terkait
melalui
jejaring
social;


41 39/LP/PEMIL Fadli ‐ Dugaan Deadline dihentika
U PRESIDEN Ramadhan Pelanggaran Tanggal n
DAN WAKIL il terkait dengan 7 Juli 2014
PRESIDEN/VI Jaringan Pemasangan
I/2014 Paralegal Alat Peraga Dilimpahka
tanggal 2 Juli Pemilu Kampanye n ke
2014 yang tidak Bawaslu
sesuai dengan Provinsi
ketentuan Jawa
perundang‐ Tengah dan
undangan Kalimantan
Barat

Bukan
Pelanggara
n Pemilu
42 40/LP/PEMIL Erpan TB. Toto Dugaan Deadline dihentika
U PRESIDEN Endedi pelanggaran Tanggal 8 n
DAN WAKIL berupa Juli 2014
PRESIDEN/VI
pencopotan 3
I/2014 Dilimpahka
tanggal 3 Juli (tiga) buah n ke
2014 spanduk Capres Bawaslu
No Urut 1 Provinsi
Jawa Barat

Bukan
Pelanggara
n Pemilu

43 41/LP/PEMIL Habiburok Ketua RW 05 Dugaan politik Deadline dihentika
U PRESIDEN hman Kelurahan uang berupa Tanggal n
DAN WAKIL Rawa Bunga, penjualan 8 Juli 2014
PRESIDEN/VI
Jakarta Timur sembako dengan
I/2014 Dilimpahka
tanggal 3 Juli rabat yang tidak n ke
2014 normal di Bawaslu
Rawabunga, Provinsi
Jakarta Timur, DKI Jakarta
yang diketahui
melalui Bukan
Pelanggara
pemberitaan
n Pemilu
online detik.com
dengan judul
“Sembako Murah
Tim Joowi‐JK di
Jakarta Timur

115
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
169

PROSES TINDAK
NO.
NO PELAPOR TERLAPOR POKOK PENANGANA HASIL LANJUT
LAPORAN
LAPORAN N KAJIAN
Diduga Berbau
Politik Uang”
44 42/LP/PEMIL Allen 1. Pendeta Dugaan Deadline dihentika
U PRESIDEN Hagai M. Ferry pelanggaran Tanggal 8 n
DAN WAKIL Nababan Haurissa Pemilu yang Juli 2014
PRESIDEN/VI Kakiay,M.
dilakukan oleh
I/2014 Th Bukan
tanggal 3 Juli 2. Auke Pendeta M. Ferry Pelanggara
2014 3. Joko Haurissa Kakiay, n Pemilu
M.Th yaaitu
melakukan
kampanye hitam
dengan
mengeluarkan
dan
menyebarkan
surat serta
selebaran/brosu
r yang berisi
fitnah terhadap
Calon Presiden
Prabowo
Subianto
45 43/LP/PEMIL Riki Zaeni Tjahjo Dugaan Bukan Dihentik
U PRESIDEN Muroqi Kumolo pelanggaran Pelanggara an
DAN WAKIL Pemilu terkait n Pemilu
PRESIDEN/VI
dengan
I/2014
tanggal 4 Juli pernyataan
2014 Tjahyo Kumolo
melalui pesan
pendek (SMS)
yang diduga
melanggar Pasal
41 ayat (1) huruf
f Undang
Undang42 Tahun
2014 tentang
Pemilihan Umum
Presiden Wakil
Presiden

46 44/LP/PEMIL Marlon ‐ Dugaan Bukan Dihentik


U PRESIDEN Dance pelanggaran Pelanggara an
DAN WAKIL Kaunang Pemilu yakni n Pemilu
PRESIDEN/VI
politik uang
I/2014
tanggal 7 Juli
2014
47 45/LP/PEMIL Akhmad ‐ Dugaan Bukan Dihentik
U PRESIDEN Leksono Pelanggaran Pelanggara an
DAN WAKIL Pemilu berupa n Pemilu

116
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
170

PROSES TINDAK
NO.
NO PELAPOR TERLAPOR POKOK PENANGANA HASIL LANJUT
LAPORAN
LAPORAN N KAJIAN
PRESIDEN/VI pembagian buku
I/2014 yang berjudul
tanggal 7 Juli “Islam Sebagai
2014
Tunggangan
Politik Prabowo”
yang berisi
menjelek‐
jelekkan/fitnah
terhadap Capres
Nomor urut 1
Prabowo
Subianto
48 46/LP/PEMIL Annes 1. Daniel Dugaan Bukan Dihentik
U PRESIDEN Alexander Abet Pelanggaran Pelanggara an
DAN WAKIL Yunius Nego Pemilu berupa n Pemilu
PRESIDEN/VI Waas 2. Dhani
Penghinaan
I/2014 Firmans
tanggal 7 Juli yah Penyebaran
2014 Putra Fitnah melalui
Media Elektronik
kapada pasangan
Nomor urut 1
Prabowo
Subianto
49 47/LP/PEMIL Anis PPLN Dugaan Bukan Dihentik
U PRESIDEN Hidayah,S Hongkong Pelanggaran Pelanggara an
DAN WAKIL H berupa ratusan n Pemilu
PRESIDEN/VI
TKI tidak bisa
I/2014
tanggal 7 Juli memilih di
2014 Hongkong
karena durasi
waktu sewa TPS
di Victoria Park
hanya sampai
pukul 17.00
waktu Hongkong
50 48/LP/PEMIL SUNGGU 1. Sigit Dugaan Bukan Dihentika
U PRESIDEN L Pamungka Pelanggaran Pelanggara n
DAN WAKIL HAMONA s terkait dengan n Pemilu
PRESIDEN/V NGAN (Komision TKI yang tidak
II/2014 SIRAIT er KPU bisa
tanggal 7 Juli Pusat) menggunakan hak
2014 2. PPLN pilihnya di
Hongkong Hongkong karena
durasi waktu sewa
TPS di Victoria
Park hanya
sampai pukul
17.00 waktu
Hongkong.

117
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
171

PROSES TINDAK
NO.
NO PELAPOR TERLAPOR POKOK PENANGANA HASIL LANJUT
LAPORAN
LAPORAN N KAJIAN
51 49/LP/PEMIL Habiburro Tim Bravo 5 Dugan Politik Bukan Dihentika
U PRESIDEN khman Jokowi-JK Uang berupa Pelanggara n
DAN WAKIL pembagian n Pemilu
PRESIDEN/V sembako
II/2014
tanggal 7 Juli
2014
52 50/LP/PEMIL RASMINT 1. I Wayan Dugaan Bukan Dihentika
U PRESIDEN O, M.PD Koster di Pelanggaran Pelanggara n
DAN WAKIL acara terkait dengan n Pemilu
PRESIDEN/V deklarasi statement
II/2014 persatuan provokatif yang
tanggal 7 Juli supir taksi dilakukan I
2014 bali di Wayan Koster,
dapur Jusuf Kalla,
alam Kuta Martin Manurung
Bali dan Sofyan
2. Jussuf Wanandi yang
Kalla di diduga melanggar
rumah Pasal 41 ayat (1)
kediaman huruf b dan huruf
Jakarta; d Undang
3. Martin Undang42 Tahun
Manurung 2008 tentang
di Pemilihan Umum
kegiatan Presiden dan
sahur on Wakil Presiden
the road
garda
Nasdem,
Jakarta
4. Sofyan
Wanhandi,
di acara
deklarasi
dukungan
ekspon 66
di
apartemen
Menteng.

53 51/LP/PEMIL Vera 1. Tim Dugaan Bukan Dihentika


U PRESIDEN Riamona Sukses pelanggaran Pelanggara n
DAN WAKIL Samosir Capres Pemilu, yakni: n Pemilu
PRESIDEN/V No.1 1. Dugaan
II/2014 2. KPPS TPS money
tanggal 11 18 Kel. politics;
Juli 2014 Cilandak 2. Surat suara
Barat, dianggap
Jakarta tidak sah
Selatan.

54 52/LP/PEMIL Jenny 1. Ketua dan Dugaan Bukan Dihentika


U PRESIDEN Rosanna Anggota pelanggaran Pelanggara n
DAN WAKIL Damayanti KPU Kota Pemilu, yakni: n Pemilu
PRESIDEN/V Jakarta 1. Tidak
II/2014 Timur. terdaftar
tanggal 11 2. Tim sebagai

118
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
172

PROSES TINDAK
NO.
NO PELAPOR TERLAPOR POKOK PENANGANA HASIL LANJUT
LAPORAN
LAPORAN N KAJIAN
Juli 2014 Pemenang pemilih
an karena
Pasangan kelalaian
Calon KPU Kota
Nomor Jakarta.
Urut 2 2. Tindak
Kota Keberatan
Bogor. oleh Tim
Sukses No.2
Yakni kepada
KPU Kota
Bogor untuk
melibatkan
WNI yang
cacat mental
sebagai
subjek
hukum.

55 53/LP/PEMIL M. 1. Saiful Dugaan Bukan Dihentika


U PRESIDEN Maulana Mujani. pelanggaran Pelanggara n
DAN WAKIL Bungaran 2. Hasan Pemilu, yakni: n Pemilu
PRESIDEN/V Nasbi Melakukan
II/2014 3. Andrinof penghitungan
tanggal 11 Chaniago. cepat yang
Juli 2014 dilakukan oleh
lembaga survey
SMRC dan Cyrus
Network, yang
tidak netral.

56 54/LP/PEMIL M. - Dugaan Bukan Dihentika


U PRESIDEN Maskurdin pelanggaran Pelanggara n
DAN WAKIL Hafid Pemilu di 10 n Pemilu
PRESIDEN/V Provinsi yakni:
II/2014 1. Aceh
tanggal 11 2. DKI Jakarta
Juli 2014 3. Yogyakarta
4. Jawa Tengah
5. Jawa Barat
6. Jawa Timur
7. Kalimantan
Selatan
8. Kalimantan
Timur
9. Sulawesi
Selatan
10. NTT

57 55/LP/PEMIL Horas. A. PT. Indikator Dugaan Bukan Dihentika


U PRESIDEN M. Politik pelanggaran Pelanggara n
DAN WAKIL Naiborhu Indonesia Pemilu terkait n Pemilu
PRESIDEN/V (c.q pengumuman
II/2014 Burharnuddin dan/atau
tanggal 11 Muhtadi) penyebarluasan
Juli 2014 hasil perhitungan
cepat Pemilu
Presiden dan

119
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
173

PROSES TINDAK
NO.
NO PELAPOR TERLAPOR POKOK PENANGANA HASIL LANJUT
LAPORAN
LAPORAN N KAJIAN
Wakil Presiden
tahun 2014 tanpa
pemberitahuan
bahwa hasil
Quick Count
tersebut bukan
hasil resmi dari
penyelenggara
Pemilu.

58 56/LP/PEMIL Moh. 1. KPPS TPS Dugaan Bukan Dihentika


U PRESIDEN Taufik 027 di pelanggaran Pelanggara n
DAN WAKIL Kel. Pemilu terkait n Pemilu
PRESIDEN/V Menteng penggunaan KTP
II/2014 Atas Kec. yang tidak
tanggal 13 Setia domisili pada
Juli 2014 Budi, beberapa TPS di
Jaksel. Jakarta.
2. KPPS TPS
004 di
Kel.
Cipete
Selatan,
Kec.
Cilandak,
Jaksel.
3. KPPS TPS
009 di
Kel.
Cipete
Selatan,
Kec.
Cilandak,
Jaksel

59 57/LP/PEMIL Suhardi La Burharnuddin Dugaan Bukan Dihentika


U PRESIDEN Maira, SH. Muhtadi pelanggaran Pelanggara n
DAN WAKIL MH. Pemilu Pasal 188 n Pemilu
PRESIDEN/V ayat (1) jo 248 jo
II/2014 Pasal 256, UU
tanggal 14 Pemilu Presiden
Juli 2014 dan Wakil
Presiden No.42
Tahun 2008.
Terkait
pernyataannya
“Kalau hasil
hitung resmi KPU
nanti ada
perbedaan dengan
lembaga survey
yang ada disini,
saya percaya KPU
yang salah dan
hasil hitung cepat
kami tidak salah”.

120
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
174

PROSES TINDAK
NO.
NO PELAPOR TERLAPOR POKOK PENANGANA HASIL LANJUT
LAPORAN
LAPORAN N KAJIAN
60 58/LP/PEMIL Andrie Burharnuddin Dugaan Bukan Dihentika
U PRESIDEN Willyanto Muhtadi Pelanggaran Pelanggara n
DAN WAKIL Pemilu, yakni: n Pemilu
PRESIDEN/V - adanya
II/2014 perbedaan hasil
tanggal 16 penghitungan
Juli 2014 suara di TPS
dengan yang di
muat atau di
Upload website
KPU.
Dugaan
Pelanggaran
bahwa ada form
CI yang diupload
website KPU
belum terisi
angka.
Dugaan
pelanggaran
kesalahan upload
pada TPS 21 yang
memasukkan
informasi form
C1 adalah TPS 20
Dugaan
Pelanggaran
adanya kesalahan
penjumlahan pada
Form C1.
Dugaan
Pelanggaran
Manipulasi Form
C1 pada TPS 1,
TPS 2, TPS 3,
TPS 4, dan TPS 5
pada Kampung
Yigemili, Distrik
Malagaineri, Kab.
Lanny Jaya –
Papua.

61 59/LP/PEMIL Newfone KPU Kab. Dugaan Dilimpahkan Dihentika


U PRESIDEN Arthur Sidoarjo pelanggaranPemil ke Panwaslu n
DAN WAKIL Rumimpun u terkait dengan Kab.
PRESIDEN/V u tidak bisa Sidoarjo
II/2014 menggunakan hak
tanggal 21 suara. Bukan
Juli 2014 Pelanggara
n Pemilu
62 60/LP/PEMIL Syska KPPSLN di Dugaan Dihentika
U PRESIDEN Naomi Malaysia pelanggaran pada n
DAN WAKIL Hutagalun saat penghitungan
PRESIDEN/V g suara.
II/2014
tanggal 21
Juli 2014

121
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
175

PROSES TINDAK
NO.
NO PELAPOR TERLAPOR POKOK PENANGANA HASIL LANJUT
LAPORAN
LAPORAN N KAJIAN
63 61/LP/PEMIL Ahmad 1. Ketua dan Dugaan Bukan Dihentika
U PRESIDEN Sulhy Anggota Pelanggaran Pelanggara n
DAN WAKIL KPU Tindak Pidana n Pemilu
PRESIDEN/V Provinsi
Pemilu yang
II/2014 DKI
tanggal 21 Jakarta dilakukan oleh
Juli 2014 2. Ketua dan Ketua KPPS di
Anggota Kota Jakarta
KPU Kota Selatan, KPU Kota
Jakarta Jakarta Pusat, KPU
Utara Kota Jakarta
3. Ketua dan
Timur, KPU Kota
Anggota
KPU Kota Jakarta Utara dan
Jakarta KPU Provinsi DKI
Timur Jakarta terkait
4. Ketua dan dengan tidak
Anggota dilaksanakannya
KPU Kota Rekomendasi
Jakarta
Bawaslu Provinsi
Pusat.
5. Ketua dan DKI Jakarta.
Anggota
KPPS TPS
4
Kelurahan
Cipete
Selatan
Kecamatan
Cilandak
Kota
Jakarta
Selatan.

64 62/LP/PEMIL Muhamma KPU. Prov. Dugaan Bukan Dihentika


U PRESIDEN d Sholeh Jawa Timur pelanggaran Pelanggara n
DAN WAKIL Pemilu yang tidak n Pemilu
PRESIDEN/V menjalankan
II/2014 rekomendasi
tanggal 21 Bawaslu Provinsi
Juli 2014 Jawa Timur
65 63/LP/PEMIL Juanda Prabowo Dugaan Bukan Dihentika
U PRESIDEN Eltari Subianto Pelanggaran Pelanggara n
DAN WAKIL Tindak Pidana n Pemilu
PRESIDEN/V Pemilu terkait
II/2014 dengan
tanggal 21 pengunduran diri
Juli 2014 Calon Presiden
Nomor Urut 1
Prabowo Subianto
sebagai Capres
66 64/LP/PEMIL Tonin Ketua dan Dugaan Dalam
U PRESIDEN Tachta pelanggaran proses
para
DAN WAKIL Singarimb Pemilu terkait penangan
PRESIDEN/V un, SH Komisioner dengan prosedur an
II/2014 penetapan Hasil
KPU RI
tanggal 16 Pemilu Presiden
Juli 2014 dan Wakil

122
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
176

PROSES TINDAK
NO.
NO PELAPOR TERLAPOR POKOK PENANGANA HASIL LANJUT
LAPORAN
LAPORAN N KAJIAN
Presiden yang
tidak sesuai
dengan aturan
pasal di dalam
Undang
UndangNomor 42
Tahun 2008
Sumber: Bawaslu RI Tahun 2014

123
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
PENGAWASAN PARTISIPATIF

Hasil pemilihan umum (proses pemungutan dalam Pemilu. Relawan demokrasi sebagai agen
dan penghitungan suara, dan rekapitulasi hasil sosialisasi dari penyelenggara Pemilu direkrut dari
perhitungan suara) dapat dikatakan memiliki integritas 5 unsur pemilih; pemilih pemula, kelompok (pemilih)
sehingga dipercaya oleh masyarakat, dan dengan agama, pemilih perempuan, pemilih penyandang
demikian mendapatkan legitimasi yang kuat, salah disabilitas, dan kelompok (pemilih) pinggiran. Di
satunya, apabila terdapat Partisipasi Pemilih yang setiap kota mereka berjumlah maksimal 25 orang.1
tinggi. Partisipasi pemilih merupakan manifestasi dari
kedaulatan rakyat. Selain itu, pengertian partisipasi Bawaslu sebagai lembaga Pengawas Pemilu
pemilih dipahami secara umum sebagai keikutsertaan menerjemahkan partisipasi masyarakat dengan
secara aktif untuk menentukan nasib bangsa dan melakukan Gerakan Sejuta Relawan Pengawas
negara yang disalurkan melalui pemberian suara Pemilu (GSRPP). Gerakan ini dilakukan untuk
dalam Pemilu. Namun, tentu saja, pengertian dan merekrut masyarakat yang ingin terlibat dalam
pemaknaan partisipasi tidak berhenti dan selesai pengawasan tetapi mereka tidak ikut dalam
di dalam Tempat Pemungutan Suara (TPS). Level organisasi pemantauan Pemilu. Sejuta relawan
partisipasi politik rakyat haruslah ditingkatkan terus- dimaknai sebagi masifnya gerakan pengawasan
menerus dari Pemilu ke Pemilu demi kualitas demokrasi yang diharapkan akan lebih banyak lagi informasi
di Indonesia. yang masuk ke Bawaslu terkait pelanggaran yang
terjadi dalam Pemilu.2
Berangkat dari konsepsi pemikiran tersebut,
maka Badan Pengawas Pemilihan Umum Republik Filosofi mendasar dari keterlibatan
Indonesia (Bawaslu RI) merasa terpanggil untuk masyarakat secara langsung dalam pengawasan
mendorong dan memberikan ruang seluas mungkin Pemilu adalah “setiap warga negara dapat ikut
bagi keterlibatan aktif masyarakat pemilih agar secara memastikan bahwa suaranya punya makna bagi
bersama-sama mewujudkan Pemilu yang luber-jurdil keberlangsungan kehidupan berbangsa dan
sebagai tanggungjawab dari seluruh elemen bangsa. bernegara.” Gerakan partisipasi yang menjangkau
Partisipasi masyarakat pemilih ini dengan demikian tak publik secara luas dan kolosal tentu tak dibangun
berhenti pada saat mendatangi TPS dan memberikan dalam semalam. Dibutuhkan waktu yang panjang
suaranya, namun lebih daripada itu masyarakat dan berkelanjutan secara terus-menerus. Untuk
pemilih dapat masuk ke ruang partisipasi yang lebih itu maka menciptakan suasana yang kondusif
dalam lagi, yaitu dengan ikut mengawasi proses sebagai pra-kondisi untuk dapat melibatkan publik
Pemilu di semua tingkatan, terutama di lingkungannya mesti dirancang dalam strategi yang lebih matang.
masing-masing. Pengawasan partisipatif inilah bentuk
yang paling konkrit dari tanggungjawab bersama Pra kondisi yang dibangun diantaranya
semua elemen bangsa untuk mewujudkan Pemilu adalah dengan melakukan pendidikan pemilih
yang berintegritas, luber-jurdil, dan demokratis. (voter education), sosialisasi kepada publik yang
direpresentasikan oleh organisasi-organisasi
4.1. Gerakan Sejuta Relawan Pengawas Pemilu kemasyarakatan, kepemudaan, keumatan,
kedaerahan, organisasi profesi, perguruan tinggi
Model partisipasi masyarakat dalam setiap dan sekolah-sekolah. Hal ini menjadi sangat penting
Pemilu beragam cara. Di Pemilu 1999 pasca untuk membangun kesadaran dan selanjutnya
kejatuhan orde baru, pendidikan pemilih massif dapat menumbuhkan jiwa kesukarelawanan
dilakukan oleh lembaga swadaya masyarakat (voluntarism).
sebagaimana juga pemantauan Pemilu sangat
massif saat itu. Hal ini tidak bisa juga dilepaskan
dari situasi saat itu yang memang menjadi perhatian
publik karena Pemilu pertama dilakukan pasca
rezim otoriter jatuh. Masifnya gerakan masyarakat
sipil dalam mengawal Pemilu memang selalu
ada dari Pemilu 1999, 2004, 2009, dan sejumlah
pilkada, tetapi dengan frekuensi yang selalu turun.

Menjelang pelaksanaan Pemilu 2014 ini,


KPU dan Bawaslu berlomba menafsir partisipasi
masyarakat dengan caranya masing-masing.
KPU merekrut relawan domokrasi sebagai bentuk
ijtihadnya atas makna pelibatan masyarakat

1 Secara lengkap tentang relawan demokrasi bisa dilihat di www.kpu.go.id


2 Informasi tentang Gerakan Sejuta Relawan Pengawas Pemilu (GSRPP) bisa dilihat di www.bawaslu.go.id dan www.awaslupadu.com
127
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014


3. Minimnya support dari lembaga donor atau
Tanpa kesadaran yang melandasi jiwa
voluntarisme, sulit kiranya untuk mengorganisir mitra dalam negeri untuk melakukan aktifitas
Gerakan Sejuta Relawan Pengawas Pemilu. Karena pendidikan pemilih dan pemantauan juga
itulah maka pendidikan pemilih dan sosialisasi menjadi masalah. Bagimanapun, tanpa
telah dilakukan oleh GSRPP meski dalam waktu dukungan dari banyak pihak maka aktivitas
yang relatif tak cukup memadai. Namun demikian, pemilih ini menjadi berkurang. Ini menjadi
sejumlah ormas, okp, organisasi profesi, organisasi tantangan kita semua ke depan.
keumatan, perguruan tinggi dan sekolah-sekolah,
serta masyarakat luas secara individual di seluruh Kedepan perlu mengembangkan terus
Indonesia, telah menyatakan komitmennya dengan ragam aktifitas yang bisa mendorong partisipasi
bergabung bersama GSRPP. masyarakat dalam Pemilu. Partisipasi masyarakat
yang tinggi akan membuat legitimasi Pemilu
Partisipasi masyarakat dalam Pemilu juga tinggi. Dari proses Pemilu yang melibatkan
mengalami dinamika dan perkembangan sendiri masyarakat secara massif kita harapkan mutu
seriring dengan perkembangan situasi sosial Pemilu yang juga baik, demokratis, jujur dan adil.
politik. Maraknya kegiatan pendidikan pemilih dan Masyarakat harus menjadi aktor dalam Pemilu, tak
pemantauan yang terjadi pasca runtuhnya orde sebatas obyek penderita atas proses Pemilu yang
baru agaknya susah terjadi lagi. Meskipun banyak berlangsung. Kita perlu mendorong semua pihak
inisiasi baru seputar pendidikan pemilih melalui agar memperhatikan pendidikan politik masyarakat
media sosial misalnya, aktifitas pendidikan pemilih yang berujung pada partisipasi pemilih yang tinggi
yang konvensional tetaplah diperlukan. Adanya dalam Pemilu dan penguatan demokrasi yang lebih
sarana pendidikan pemilih melalu media sosial substantif.
adalah tambahan cara baru dalam melakukan
pendidikan pemilih, dan tidak bisa menggantikan Sebagai sebuah gerakan yang melibatkan
cara-cara konvensional seperti forum-forum kecil masyarakat secara luas dalam pengawasan
yang marak dilakukan masyarakat sejak dulu. Pemilu, GSRPP telah dapat dikatakan berhasil
Beberapa tantangan dalam pelibatan masyarakat dalam menimbulkan deterence effect, yaitu
di proses Pemilu diantaranya adalah: dampak yang dapat mencegah atau mengurangi
terjadinya kecurangan-kecurangan, dikarenakan
1. Minimnya pendidikan politik bagi masyarakat. oleh kehadiran para relawan pengawas di banyak
Pendidikan politik sejatinya merupakan sudut-sudut Tempat Pemungutan Suara (TPS)
tugas banyak pihak seperti partai politik, di seluruh Wilayah Indonesia, meskipun pada
LSM, pemerintah, dan lain-lain. Semakin kenyataannya tidak semua TPS dapat tercover.
minimnya aktifitas pendidikan politik maka Namun demikian, praktis fungsi-fungsi Petugas
akan mengurangi diskursus soal politik di Pengawas Lapangan (PPL) dapat terbantukan
masyarakat. Hal ini secara langsung akan dengan bertambahnya “mata dan telinga” yang
membuat masyarakat tidak terlalu mengena apa dapat menjangkau wilayah yang lebih luas.
itu partisipasi masyarakat dalam Pemilu, dan Sebagai informasi, jumlah PPL tidak sebanding
apa saja yang mestinya dilakukan masyarakat dengan jumlah TPS yang harus diawasi. Untuk
dalam memperkuat sistem demokrasi. Sulit setiap desa, jumlah PPL paling banyak hanya 5
mengharap partisipasi masyarakat tinggi dalam petugas saja, sedangkan jumlah TPS di satu desa
memantau kalau mereka jarang mendapatkan jauh lebih banyak dengan jumlah yang bervariasi.
pendidikan politik.
Deterence effect ini bergayung sambut
2. Pemantauan sebagai salah satu aktivitas dengan konsep pengawasan Bawaslu yang lebih
yang bisa melibatkan masyarakat sudah menitikberatkan pada “Pencegahan Pelanggaran”
tidak semenarik dulu di awal reformasi. Ini daripada Penindakan Pelanggaran. Selain itu,
dikarenakan adanya pergeseran situasi politik pengawasan partisipatif yang terwujud dalam
dan juga cara pandang masyarakat. Pada Gerakan Sejuta Relawan Pengawasan Pemilu
beberapa Pemilu terakhir, masyarakat banyak juga memberikan kontribusi signifikan pada
yang memilih menjadi tim sukses kandidat, laporan-laporan informasi pelanggaran yang
peneliti/surveyor lembaga survei yang marak terjadi di lapangan, dan kemudian ditindaklanjuti
belakangan. Bahkan, istilah relawan yang sebagai temuan pelanggaran hingga penindakan
dulunya identik dengan posisi independen dan pelanggaran oleh Pengawas Pemilu.
non partisan sekarang berkembang kemana-
mana. Kandidat, partai politik, juga membentuk a. Struktur Gerakan Sejuta Relawan Pengawas
relawan dengan orientasi pemenangan. Ini tentu Pemilu
berbeda dengan konsep relawan yang kerap
dikembangkan dalam kegiatan pendidikan Gerakan Sejuta Relawan Pengawas Pemilu
pemilih dan pemantauan Pemilu. (GSRPP) memiliki struktur berlapis yaitu
tingkat nasional, provinsi, dan kabupaten/kota.

128
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
massifnya masyarakat yang secara sukarela
Setiap tingkat memiliki tugas koordinasi dan bergabung dalam gerakan.
pengelolaan relawan di masing-masing tingkat. Meskipun terkendala anggaran dan adanya
Terdapat pelibatan berbagai kalangan di mindset di masyarakat bahwa dengan ikut
masyarakat dalam gerakan ini seperti kalangan serta dalam program seperti GSRPP ini akan
NGO dan akademisi. mendapatkan reward berupa honor, namun pada
akhirnya proses rekrutmen berlangsung dengan
Di tingkat nasional, dibentuk Kelompok Kerja baik.
Nasional (Pokjanas). Pokjanas ini dibentuk
Bawaslu RI dan berkedudukan di tingkat c. Koordinasi Pokja dengan Relawan
nasional. Ketua dan anggota Pokjanas terdiri
dari internal Bawaslu dan kalangan eksternal Berbagai kegiatan terkait koordinasi
Bawaslu dan berlatar belakang NGO dan antara lain, sosialisasi, bimbingan teknis, dan
akademisi. berbagai pertemuan yang dilakukan struktur
di bawah. Koordinasi juga dilakukan terkait
Di tingkat provinsi, dibentuk Kelompok dengan dukungan administratif dan instrumen
Kerja Provinsi (Pokja Provinsi). Pokja Provinsi yang dibutuhkan relawan. Koordinasi ini amat
dibentuk oleh Bawaslu Provinsi dan berperan menentukan kelancaran pelaksanaan tugas
sebagai kepanjangan tangan untuk membantu relawan di lapangan.
program-program pokjanas. Personil Pokja
Provinsi ini adalah beberapa pimpinan dan staf Pada tataran implementasi, Pokja melakukan
Bawaslu dan orang-orang di luar Bawaslu . Di koordinasi dengan relawan secara tidak
tingkat Kabupaten/Kota, dibentuk Kelompok langsung melalui simpul-simpul di masyarakat
Kerja Kabupaten/Kota (Pokja Kabupaten/Kota). dan struktur Bawaslu di bawah yaitu panwas
Pokja Kabupaten/Kota dibentuk oleh Panwas kecamatan dan PPL. Koordinasi melalui simpul
Kabupaten/ Kota. relawan dapat dilakukan karena tingginya
semangat partisipasi masyarakat dan kerelaan
b. Pokja dan Rekrutmen Relawan mereka untuk menjadi simpul/penghubung
relawan. Mereka antara lain simpul-simpul di
Dalam melakukan rekrutmen, Pokja di setiap kampus, sekolah, dan ormas.
tingkat memiliki sasaran yang berbeda. Hal ini
dilakukan untuk menghindari tumpang tindih Simpul-simpul di masyarakat ataupun
dalam pengelolaan target. struktur pengawasan di bawah melakukan
koordinasi dan pendataan relawan yang berada
1. Pokjanas pada dasarnya melakukan dalam cakupan koordinasinya. Relawan yang
koordinasi dan supervisi keseluruhan kerja telah terdaftar kemudian diverifikasi faktual
GSRPP. Namun demikian, Pokjanas juga berdasarkan lokasi penugasan, yaitu TPS
melakukan perekrutan, misalnya dengan terdekat. Pencatatan dan pembagian wilayah
organisasi masyarakat di tingkat nasional. kerja yang cukup teradministrasi baik membuat
tugas kepengawasan dapat dilakukan dengan
2. Pokja Provinsi melakukan perekrutan relawan baik, seluru celah yang tidak terawasi oleh
dengan sasaran mahasiswa dan organisasi petugas pengawas resmi dapat ditutup oleh
masyarakat local provinsi. Dalam melaksanakan keberadaan relawan GSRPP ini.
tugasnya, Pokja provinsi melakukan kerjasama
dengan berbagai elemen terkait seperti
universitas dan organisasi masyarakat.

3. Pokja Kabupaten/Kota melakukan perekrutan
relawan dengan sasaran siswa SMU yang telah
berusia 17 tahun.

4. Selain pola perekrutan di atas, Pokja juga
memanfaatkan struktur Bawaslu di bawah yaitu
panwas dan PPL untuk turut merekrut relawan
di wilayah mereka.

Pokja di seluruh tingkatan secara umum


dapat dikatakan berhasil dalam melakukan
perekrutan, baik yang dilakukan secara struktural
dengan memanfaatkan struktur Bawaslu ataupun
“kultural” yaitu dengan cara “jemput bola” ke
kantung-kantung relawan seperti sekolah, kampus,
dan ormas. Keberhasilan ini terlihat dari cukup

129
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014

personal dan sumberdaya dalam menjalankan


tugas pengawasan Pemilu.
4.2. Efektivitas Grakan Sejuta Relawan
Pengawas Pemilu Hanya masalahnya jumlah relawan Pengawas
Pemilu yang banyak saja belum menjadi jaminan
Bangunan struktur yang baik, alur proses akan efektivitas pengawasan Pemilu. Jumlah
yang jelas, dimilikinya SDM yang memadai relawan Pengawas Pemilu yang besar tersebut
dan skala organisasi yang mencakup seluruh tidak akan memiliki manfaat dalam memback-
wilayah republik memungkinkan gerakan ini up pengawasan Pemilu, jika relawan tersebut
dapat menjangkau masyarakat di seluruh wilayah tidak dikelola dengan baik. Atas dasar realitas
Indonesia, khususnya kelompok pelajar dan tersebut maka program GSRPP mencoba untuk
mahasiswa. Kondisi ini bermuara pada terciptanya memanage relawan dengan baik. Pada saat
struktur yang efektif. Hasil dari struktur yang efektif yang sama, tentu relawan yang bergabung
ini terlihat dalam meratanya komposisi jumlah harus didata agar tidak saja dapat diketahui
relawan dilihat dari sisi sebaran relawan. jumlah dan sebarannya, namun sekaligus
akan dapat ‘digerakkan’ untuk berpartisipasi
Dengan kata lain, tidak ada satu wilayah dalam pengawasan Pemilu. Konsekuensinya
pun yang tidak berhasil merekrut dan mengelola manajemen relawan (orang) dan manajemen
relawan. Struktur yang terbangun cukup efektif ini data relawan menjadi sesuatu yang urgen
membuat berbagai aktivitas mulai dari rekrutmen dilakukan agar program GRSPP benar-
relawan sampai penyiapaan dan pengelolaan benar memiliki manfaat dalam menunjang
relawan serta penanganan informasi awal dapat pengawasan Pemilu.
berjalan dengan baik. Semua kendala, seperti
keterbatasan anggaran, beban kerja yang Sedangkan untuk mengukur hasil kerja relawan
amat tinggi terutama menjelang hari H Pemilu, Pengawas Pemilu, maka pendataan hasil
dan masalah-masalah terkait komunikasi pada pengawasan Pemilu juga menjadi sesuatu yang
akhirnya bisa diatasi. Dengan kata lain, meskipun penting dilakukan. Dengan pendataan hasil
terbentur berbagai hambatan tersebut terutama pengawasan Pemilu oleh relawan Pengawas
adanya kesibukan struktur yang amat tinggi Pemilu tersebut maka tidak saja akan diketahui
yang diakibatkan oleh adanya irisan antara pokja hasil kerja relawan Pengawas Pemilu, namun
dan Bawaslu /panwaslu, namun secara umum juga akan ada dokumentasi kinerja GSRPP.
pengelolaan relawan dan informasi awal yang Keberadaan dokumen kinerja GSRPP tersebut
dihasilkan dapat dinilai cukup baik. Pengelolaan sekaligus akan dapat dijadikan sebagai data
organisasi berjalan cukup efektif. basis argumentasi tentang keberhasilan program
GSRPP dalam menjalankan misi membantu
Hasilnya, semangat partisipasi masyarakat Pengawas Pemilu dalam pengawasan Pemilu.
yang tinggi, yang terlihat dari banyaknya Pada saat yang sama keberadan data hasil
masyarakat yang mendaftar dalam gerakan ini, pengawasan tersebut sekaligus bermanfaat
dapat terwadahi secara memadai. Ke depan, untuk referensi dalam membangun argument
agar efektivitas struktur dapat lebih ditingkatkan, tentang pentingnya keberlanjutan program
diperlukan kajian pola relasi GSRPP dengan GSRPP dalam Pemilukada maupun Pemilu
struktur pengawas formal. 2019.

a. Manajemen GSRPP b. Manajemen Relawan

Out put dari Gerakan Sejuta Relawan Relawan yang sudah direkrut dikelola dengan
Pengawas Pemilu (GRSPP) adalah terekrutnya mendasarkan pada lembaga asal yang merekrut
dalam jumlah banyak relawan Pengawas Pemilu. relawan tersebut. Pada pokoknya ada 2 (dua)
Dari segi pemaknaan ‘gerakan sejuta relawan’ jenis sumber rekrutmen relawan, yakni relawan
tersebut artinya akan terekrut relawan dalam yang direkrut dengan pendekatan kultural lewat
jumlah besar relawan Pengawas Pemilu, yang Perguruan Tinggi, Ormas dan sekolah menengah
kemudian membantu Pengawas Pemilu dalam tingkat atas, serta relawan yang direkrut secara
melakukan pengawasan Pemilu. Terekrutnya struktural oleh Pengawas Pemilu di level
relawan dalam jumlah besar tersebut tentu kecamatan dan desa/kelurahan (Panwascam
akan menjadi sumberdaya melimpah yang dan PPL). Rekrutmen relawan lewat Perguruan
secara potensial akan mampu digerakkan Tinggi, Ormas dan sekolah menengah tingkat
untuk memback-up keterbatasan Pengawas atas dikondisikan oleh Pengawas Pemilu di
Pemilu dalam menjalankan misi pengawasan tingka nasional sampai dengan kabupaten/kota
Pemilu. Kehadiran relawan Pengawas Pemilu (Bawaslu RI, Bawaslu Provinsi dan Panwaslu
dalam jumlah besar dan dapat digerakkan Kabupaten/Kota). Bawaslu RI memfasilitasi
tersebut menjadi sangat bermakna, mengingat rekrutmen relawan dari beberapa Perguruan
Pengawas Pemilu memiliki keterbatasan jumlah Tinggi besar di beberapa provinsi dan menjalin

130
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
kerjasama dengan beberapa ormas tingkat masing Perguruan Tinggi dan Ormas dibentuk
nasional. Bawaslu provinsi memfasilitasi koordinator simpul, sebagai personal in charge
rekrutmen relawan lewat kerjasama dengan di masing-masing Perguruan Tinggi dan Ormas
Perguruan Tinggi di wilayahnya masing-masing dengan Pokja GSRPP tingkat nasional sampai
yang belum menjadi sasaran rekrutmen Bawaslu Pakja Kabupaten/Kota. Berbagai bentuk rapat
RI serta kerjasmaa dengan ormas di tingkat koordinasi pengawasan Pemilu, Bimtek dan
provinsi. Sedangkan Panwaslu Kabupaten/Kota ToT karena keterbatasan jumlah personal
memfasilitasi rekrutmen relawan lewat sekolah yang bisa dilibatkan dan sekaligus menjadi
menengah tingkat atas dan ormas di tingkat penerima manfaat dari kegiatan tersebut, maka
kabupaten/kota. yang menjadi peserta dalam kegiatan tersebut
adalah para simpul jaringan relawan. Dengan
Sedangkan rekruitmen relawan secara harapan para simpul jaringan relawan tersebut
struktural lewat Panwascam dan PPL dilakukan akan mensosialisasikan hasil rakor/bimtek pada
untuk dua kepentingan sekaligus; pertama, para relawan di PT dan Ormas masing-masing,
meningkatkan jumlah relawan dan kedua, serta sekaligus mengkoordinir relawan yang
meningkatkan sebaran relawan ke TPS-TPS ada di masing-masing PT dan Ormas asal.
yang ada di masing-masing Desa/Kelurahan.
Setiap anggota Panwascam dan PPL diwajibkan Sedangkan Panwascam dan PPL menjadi
untuk merekrut minimal 5 (lima) orang relawan. pihak yang bertanggung jawab untuk
Relawan yang direkrut oleh Panwascam dan mengkoordinir dan memberi sosialisasi pada
PPL tersebut diharapkan akan mampu menjamin relawan yang telah direkrut oleh masing-
ketersediaan relawan, khususnya di desa-desa masing anggota Panwascam dan PPL.
terpencil. Hal itu karena rekrutmen relawan Sehingga Panwascam dan PPL harus mampu
yang berbasis Perguruan Tinggi, Ormas dan menggerakkan para relawan yang telah
sekolah menengah tingkat atas cenderung bias direkrutnya untuk menjalankan peran dalam
kota. Meskipun pada saat yang sama juga ada pengawasan Pemilu dan sekaligus melaporkan
program dari Perguruan Tingggi dan Ormas atas indikasi pelanggaran Pemilu yang
untuk mendistribusikan relawannya ke berbagai ditemukan di lapangan.
daerah, tapi tentu saja tidak bisa memastikan
sebarannya ke seluruh daerah. Padahal c. Manajemen Data
pelaksanaan Pemilu di daerah-daerah terpencil
selalu rawan dengan pelanggaran, sehingga Ada dua jenis data penting terkait dengan
justru harus menjadi fokus pengawasan. keberadaan program GSRPP, yakni data
relawan Pengawas Pemilu dan data hasil
Dengan mendasarkan pada basis rekrutmen pengawasan Pemilu. Kedua jenis data tersebut
tersebut, maka relawan yang ada dikelola sama-sama pentingnya untuk dikelola dengan
sesuai dengan simpul rekrutmen, yakni : baik dan benar. Tanpa dikelola dengan baik,
masing-masing Perguruan Tinggi, Ormas, maka jumlah relawan yang banyak tidak akan
serta Panwascam dan PPL. Di masing- dapat diketahui detil keberadaannya dan

131
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014

sekaligus digerakkan dan dikoordinir dalam


menjalankan tugas pengawasan Pemilu. d. Pelaporan
Sedangkan jumlah data pengawasan yang
banyak, tapi tidak dikelola dengan baik juga Dengan waktu dan sarana komunikasi
akan membuat temuan fakta pelanggaran yang terbatas Gerakan Sejuta Relawan (GSR)
pengawasan Pemilu tersebut tidak memiliki mendapat berbagai macam laporan dari
manfaat terhadap penanganan pelanggaran. relawan, laporan tersebut disampaikan kepada
pokja di berbagai level (Kabupaten/Kota
c.1. Manajemen Data Relawan hingga Nasional) dan juga struktur Bawaslu
di berbagai level (PPL hingga Bawaslu RI),
Terhadap manajemen data relawan hal ini menujukkan bahwa Gerakan ini dapat
telah disiapkan instrument pendataan memberikan kontribusi bagi pengawasan
relawan dengan minimal memuat informasi Pemilu di Indonesia dan disampikan melalui
by name, by addres, by phone, serta by berbagai macam media antara lain : jurmal
email. Dengan keterpenuhan keempat unsur laporan, check list, email, facebook, twitter,
data tersebut maka akan memudahkan bagi SMS dll.
simpul jaringan maupun Pokja di seluruh
level untuk mengelola relawan, seperti : Laporan data relawan merupakan informasi
menyampaikan materi sosialisasi, melakukan awal mengenai dugaan pelanggaran Pemilu,
koordinasi dan menyampaikan instruksi. karna relawan diasumsikan sudah mendapatkan
pelatihan dan pembekalan sebelum melakukan
Atas dasar pentingnya kelengkapan pengawasan maka laporan tersebut diharapkan
data relawan tersebut maka data relawan berbeda dari laporan yang disampikan
disortir berdasarkan kelengkapan komponen masyarakat pada baikdi Pemilu Anggota DPR,
data yang ada. Terhadap relawan yang DPD dan DPRD maupun Pemilu Presiden dan
datanya tidak lengkap, tidak ada nomor hp Wakil Presiden.
dan alamat email, maka dianggap bukan
sebagai relawan yang secara efektif bisa Laporan relawan meliputi laporan kegiatan,
digerakkan sebagai relawan Pengawas situasi dan pelanggaran Pemilu yang merata
Pemilu. Hal itu karena sms dan email adalah dan terjadi di seluruh tahapan Pemilu yang
media sosialisasi dan komunikasi paling menjadi focus pengawasan GSR (pengawasan,
efektif antara Pokja GRSPP dengan para hari tenang dan pungut hitung untuk Pemilu
relawan Pengawas Pemilu. Anggota DPR, DPD dan DPRD) dan pungut
hitung untuk Pemilu Presiden dan Wakil Presiden.
c.2. Manajemen Data Hasil Pengawasan Guna memudahkan dan mendekatkan relawan
beberapa Pokja Provinsi dan juga Kabupaten/
Untuk memudahkan konsolidasi data Kota membuka layanan via SMS bagi relawan
hasil pengawasan Pemilu dan sekaligus seperti yang dilakukan oleh Pokja DIY dengan
standardisasi data pengawasan Pemilu oleh nomor 0822 2532 5555 layanan ini dibuka
relawan Pengawas Pemilu, maka dibuatlah sejak tanggal 28 Maret 2014, Pokja GSRPP
jurnal pengawasan Pemilu. Keberadaan Provinsi DKI Jakarta juga menyiapkan nomor
jurnal tersebut tidak saja telah membuat SMS pengaduan di samping nomor koordinator
keberadaan informasi pelanggaran Pemilu relawan dan Pokja Kalimantan Barat (Kalbar)
hasil pengawasan para relawan Pengawas di nomor 081253448844.Beberapa Pokja
Pemilu yang terstandard, namun sekaligus Provinsi yang masuk Pemilu yang dilaporkan
telah memudahkan konsolidasi data diantaranya:
tersebut.
d.1. Informasi Awal Dugaan Pelanggaran
Untuk memudahkan pemahaman para Administrasi
relawan terhadap cara pengisian jurnal hasil
pengawasan tersebut, maka telah dilakukan 1. Banyaknya ditemukan alat peraga
sosialisasi/bimtek terhadap cara kerja kampanye caleg dan parpol yang masih
instrument/jurnal, cara pengisian jurnal serta terpasang sampai hari H pemungutan
pengelolaan jurnal tersebut untuk keperluan suara di simpang jalan-jalan, depan
konsolidasi data hasil pengawasan. Berbagai perumahan dan depan pasar.
rapat koordinasi, bimtek maupun sosialisasi
telah di lakukan di tingkat provinsi untuk 2. Ada sejumlah TPS yang belum rampung
memastikan setidaknya para simpul jaringan dipersiapakan 1 hari sebelum hari H
memahami cara kerja dan cara pengisian pelaksanaan pemungutan suara.
jurnal pengawasan Pemilu, serta bersedia
mensosialisasikan pada para relawan di 3. Banyak TPS yang baru memulai
organisasinya masing-masing. pemungutan suara antara jam 07.30 –

132
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
08.00 Wib berlanjut hingga ditindaklanjuti antara lain:

1. Banten, pelanggaran berupa
4. Sebagian di TPS, ketua KPPS tidak penggelembungan suara di sejumlah
mengadakan angkat sumpah pada TPS di Kecamatan Pamarayan, yang
petugas KPPS lainnya dilakukan oleh seorang oknum PPK
dan kasus tersebut sudah inckrah di
5. Banyak Petugas KPPS yang kurang persidangan pada Pengadilan negeri
memahami ketentuan-ketentuan Serang dengan terpidana Nasir ketua
penyelenggaraan pemungutan suara PPK Kecamatan Pamarayan.
di TPS, alasanya belum mendapat
pelatihan. 2. Jawa Timur, laporan terkait dugaan suap
yang melibatkan 13 PPK di Kabupaten
6. tidak ada DPT yang dipampang untuk Pasuruan. Kasus ini ditindaklanjuti oleh
dibaca pemilih dibeberapa TPS Bawaslu RI dengan memberikan dua
bentuk rekomendasi yaitu menindaklanjuti
7. Dibanyak tempat KPPS tidak dugaan pelanggaran pidana Pemilu
menyebarkan/membagikan undangan ke Polda Jawa Timur sekaligus
kepada pemilih sesuai DPT. menindaklanjuti dugaan pelanggaran
etik penyelenggara Pemilu kepada
8. Di sejumlah TPS tidak ada terpampang Dewan Kehormatan Penyelenggara
daftar calon legislative yang akan dipilih. Pemilu (DKPP). DKPP yang memutuskan
pemberhentian tetap kepada 13 PPK
9. Adanya baliho calon yang belum di Pasuruan yang terbukti terlibat suap
diturunkan dalam masa tenang; dalam Pemilu Anggota DPR, DPD dan
DPRD tersebut.
10. Adanya pendistribusian logistik yang
mengalami keterlambatan sampai ke 3. Jawa Timur, dugaan manipulasi pada
TPS; tahapan pemungutan dan penghitungan
suara di 17 TPS di Desa Bira Barat,
11. Adanya keterlambatan penyampaian Kecamatan Ketapang, Kabupaten
surat undangan pemilih oleh petugas Sampang. Dari laporan tersebut Bawaslu
KPPS; Jawa Timur akhirnya merekomendasikan
kepada KPU Jawa Timuruntuk melakukan
12. Adanya petugas KPPS yang tidak Pemungutan Suara Ulang (PSU) sebagai
menempel DPT dan DCT pada akibat dari adanya pelanggaran
pelaksanaan pemungutan dan administrasi.
penghitungan suara;
4. Jawa Timur, indikasi manipulasi data
13. Adanya petugas KPPS yang tidak pemilih tetap (DPT) sebagai dasar untuk
mengisi secara benar sertifikasi hasil mendirikan dua TPS khusus di Banda
penghitungan suara diantaranya tidak Juanda pada saat Pemilu Presiden
sinkronnya data pemilih DPT dan dan Wakil Presiden, Bawaslu Jawa
penguna hak pilih. Timur kemudian menghentikan proses
pemungutan dengan memerintahkan
d.2. Informasi Awal Dugaan Pelanggaran kotak suara lengkap dengan surat suara
Pidana yang telah tercoblos untuk diamankan
di kantor KPU Sidoarjo. Kronologis
a. Penggelembungan Suara melalui C1 pemungutan dan penghitungan suara
b. Suap terhadap PPK yang dihentikan di dua TPS yang ada di
c. Politik Uang (dari bagi–bagi uang, Bandara Juanda tersebut.
sembako bahkan hingga voucher gas)
d. Kampanye Negatif 5. Maluku, di daerah rawan seperti Kota
Tual. Informasi awal yang diterima
Satu hal yang patut mendapat Pokja Provinsi dari salah 1 relawan di
apresiasi adalah beberapa laporan relawan Kota Tual cukup menjadi alasan untuk
tersebut memiliki kualitas yang cukup melakan pengawasan pelekat pada
baik, baik dari segi waktu pelaporan yang tahapan kampanye dan supervise
cukup cepat, kejelian menangkap adanya melekat pada tahapan pemungutan
pelanggaran maupun kelengkapan laporan dan perhitungan suara. Dan itu
berupa saksi atau dokumen pendukung terbukti dengan ditemukannya proses
sehingga beberapa diantaranya dapat perubahan-perubahan hasil perolehan

133
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014

suara pada tingkat PPK dan KPU Kota. ini tumbuh dalam diri masyarakat sendiri,
Informasi ini berujung pada dilaporkannya 5 sehingga ke depan kita berharap bahwa
komisioner KPU Kota Tual yang kemudian pengawasan partisipatif ini menjadi budaya
diputuskan pemberhentian tetap terhadap masyarakat yang melekat dalam kehidupan
ke 5 komisioner tersebut secara adalah sosial.
pemberhentian tetap kelima komisioner
yang baru saja bertugas selama kurang b. Mendorong stakeholder masyarakat (Tokoh
lebih 2 bulan. Ini memberikan efek bangsa, pengusaha, tokoh akademisi, dll)
pembelajaran yang sangat mendidik untuk menyebarkan spirit pengawasan
kepada penyelenggara Pemilu di daerah partisipatif terhadap masyarakat yang
itu. berada pada jaringannya masing-masing.

Laporan lain dari relawan sebenarnya c. Menumbuhkan rasa ingin tahu masyarakat
masih dapat dioptimalkan jika saja beberapa hal terhadap informasi-infomasi yang
yang masih menjadi kendala dapat diperbaiki berkembang terkait isu-isu demokrasi dan
yaitu: Pemilu.

1. Laporan dari relawan yang masuk kurang d. Mendorong terjadinya sinergitas antara
terdokumentasi dengan baik di level pokja masyarakat dengan lembaga pengawasan
terutama untuk laporan yang masuk melalui Pemilu yang dibentuk oleh pemerintah
SMS. (BAWASLU) dalam memperkuat aspek
pengawasan dan pencegahan terhadap
2. Laporan yang disampaikan telah melewati pelanggaran, kecurangan dan masalah-
waktu karna beberapa mitra cenderunng masalah yang bisa melemahkan kwalitas
menyampaikan laporannya terlebih dahulu ke Pemilu.
public.
e. Mendorong simpul-simpul masyarakat
3. Format Laporan yang ada oleh beberapa (Kampus, Ormas, komunitas, perhimpunan,
relawan dianggap kurang praktis dll), untuk ikut serta berpartisipasi dalam
pengawasan Pemilu secara kelembagaan.
4. Relawan masih takut dijadikan pelapor atau
saksi. f. Memberikan wadah kepada masyarakat
untuk melakukan pengawasan sebagai
4.3. Dampak Gerakan Sejuta Relawan Pengawas Pemilu bentuk perwujudan peningkatan partisipatif
masyarakat terhadap pengawasan Pemilu.
Semenjak digulirkan pada akhir tahun 2013 sampai
tataran implementasinya pada pengawasan Pemilihan g. Terjadi peningkatan sikap dan prilaku
Umum Legislatif dan Pemilhan Umum Presiden dan masyarakat terhadap konsep pencegahan
Wakil Presiden tahun 2014, gagasan besar Gerakan pelanggaran Pemilu.
Sejuta Relawan Pengawas Pemilu (GSRPP) tentu,
dalam beberapa hal banyak menemukan kendala. h. Menyebarnya masyarakat yang memiliki
Kendala-kendala ini akan menjadi pekerjaan rumah informasi awal terhadap pengawasan
kita semua untuk memperbaikinya pada Pemilu Pemilu secara otomatis akan meningkatkan
yang akan datang. Meskipun banyak kendalanya, partisipasi pemilih yang menguatkan
namun gerakan kesukarelawanan pengawasan legitimasi Pemilu 2014.
Pemilu ini, mempunyai dampak yang signifikan
terhadap penguatan partisipasi masyarakat dalam
pengawasan Pemilu.Adapun beberapa dampak dan 2. Dampak terhadap Peserta Pemilu
implikasi yang sangat dirasakan dengan keberadaan
(GSRPP) adalah : GSRPP yang menurunkan relawan secara
masif di seluruh Indonesia dengan basis TPS,
1. Dampak terhadap Masyarakat sangat berdampak pada kontestan Pemilu yang
berkompetisi pada Pemilu 2014, baik di Pemilu
Seperti tergambarkan dalam implemetasi Anggota DPR, DPD dan DPRD maupun Pemilu
GSRPP pada bab sebelumnya, mengenai data Presiden. Beberapa dampak terhadap peserta
relawan, tergambar jelas dampak positif GSRPP Pemilu, diantaranya adalah:
ini bagi penguatan Pengawasan Partisipatif dalam
Pemilu 2014: a. Secara psikologis, setiap gerak dan langkah
Calon Anggota Legislatif, Partai Politik di
a. Membangun kesadaran masyarakat terhadap semua level wilayah serta Calon Presiden
pentingnya pengawasan Pemilu.Kesadaran dan Wakil Presiden merasa selalu diawasi

134
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
oleh masyarakat ketika akan melakukan
pelanggaran Pemilu. c. Bawaslu (Bawaslu RI, Bawaslu Provinsi,
Panwaslu Kabupaten/Kota, Panwaslu Kec,
b. Memperkuat keyakinan peserta dan PPL) mendapatkan tambahan amunisi
Pemilu, bahwa Pemilu yang ngawasan pengawasan, baik secara psikologi maupun
darimasyarakat luas. moral,untuk melakukan pengawasan Pemilu
secara masif dan sporadis diseluruh wilayah
c. Peserta Pemilu akan selalu mawas diri dan pengawasan melalui GSRPP yang mereka
selalu berhitung seribu kali apabila akan rekrut.
melakukan pelanggaran.
4. Dampak terhadap Opini Penguatan Isu di
3. Dampak terhadap Penyelenggara Pemilu Ranah Publik

Penyelenggara Pemilu (KPU, BAWASLU Masifnya informasi keberadaan GSRPP di


dan DKPP), pada semua level kelembagaan, ranah publik, sangat berdampak pada:
terkena dampak positif dari keberadaan GSRPP,
baik dampak langsung maupun tidak langsung, a. Informasi melalui media massa, baik cetak
baik terhadap kinerja maupun terhadap maupun elektronik, terkait pengawasan
independensi penyelengara Pemilu. Adapun partisipatif yang tergabung dalam GSRPP,
dampak keberadaan terhadap penyelenggara cukup masif tidak hanya di pemberitaan
Pemilu dengan keberadaan GSRPP diantaranya nasional, namun juga di pemberikataan
adalah: daerah, baik di media massa yang berbasis
provinsi maupun kabupaten/kota.
a. Jumlah personil Pengawas Pemilu yang
dibentuk oleh struktur formal, tidak memadai b. Masyarakat langsung mendapatkan
dibandingkan dengan jumlah TPS yang informasi lewat media massa ketika ada
tersebar di seluruh indonesia, sehingga indikasi pelanggaran atau kecurangan yang
keberadaan Relawan Pengawas Pemilu yang dilakukan oleh stakeholder Pemilu melalui
tergabung dalam GSRPP berdampak pada media massa.
assistensi pengawasan Pemilu ditengah-
tengah masyarakat.

b. Penyelenggara Pemilu, baik KPU ataupun
BAWASLU sampai pada level yang paling
bawah, merasa terawasi baik pada aspek
kinerja maupun pada aspek indepenensi
penyelenggara Pemilu.

135
Bab 5
PENUTUP

137
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014

138
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
PENUTUP

Badan Pengawas Pemilu selaku lembaga menemukan banyaknya ketidakakuratan


yang diberi mandat oleh Undang-Undang Nomor data pemilih yang mengharuskan Bawaslu
15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilu untuk untuk mengeluarkan beberapa rekomendasi
melakukan pengawasan Pemilu melakukan kerja penundaan penetapan daftar pemilih dan
pengawasan yang mencakup pengawasan terhadap perbaikan daftar pemilih.
proses penyelenggaraan Pemilu, dan pengawasan
terhadap kinerja KPU dalam menyelenggarakan Penyelenggaraan tahapan kampanye
Pemilu. Penyelenggaraan Pemilu secara umum Pemilu Presiden dan Wakil Presiden secara
dapat dikatakan telah berjalan dengan lancar dan umum diwarnai oleh fenomena maraknya
tertib, serta membuahkan hasil berupa terpilihnya kampanye hitam baik melalui media cetak
pasangan Presiden danWakil Presiden. Meskipun maupun media elektronik terutama media
demikian, hasil pengawasan yang dilakukan oleh sosial. Keterbatasan peraturan perundang-
Bawaslu dan jajarannya menunjukkan masih undangan dalam menjangkau pelaku
terdapat beberapa permasalahan krusial yang kampanye tidak resmi, dimanfaatkan oleh
perlu diperhatikan oleh semua pihak. Permasalahan banyak pihak untuk melakukan kampanye
tersebut dapat diuraikan secara singkat dalam secara tidak sehat dan bahkan cenderung
kesimpulan dan rekemondasi berikut. memicu disitegritas. Di sisi lain, kampanye
di media penyiaran juga berjalan dengan
5.1. Kesimpulan mengabaikan ketentuan hukum dan bahkan
cenderung mengabaikan hak-hak publik
a. Permasalahan dalam Penyelenggaraan untuk mendapatkan informasi yang layak dan
Tahapan Pemilu berimbang. Konglomerasi media yang dipadu
dengan keberpihakan politik pemilik media
Penyelenggaraan tahapan pendaftaran dan serta ditambah dengan lemahnya kerangka
penetapan peserta Pemilu pada Pemilu 2014 hukum telah menyebabkan tersisihnya hak
mengandung permasalahan krusial yakni publik tersebut.
jumlah calon peserta Pemilu yakni pasangan
calon Presiden dan Wakil Presiden yang Terkait dana kampanye, meskipun
hanya terdiri atas 2 pasangan calon. Meskipun secara prosedural peserta Pemilu telah
secara hukum hal ini tidak bermasalah, namun menyampaikan laporan dana kampanye yang
secara politik berpotensi meningkatkan dipergunakan, namun laporan tersebut belum
fragmentasi politik karena kekuatan politik mampu mencerminkan fakta penerimaan dan
terkristalisasi hanya dalam 2 kubu. Indikasi belanja kampanye yang secara kasat mata
ini cukup terlihat dalam pelaksanaan tahapan dapat dibaca oleh masyarakat. Perangkat
kampanye dan rekapitulasi suara. hukum pelaporan dana kampanye yang
disusun oleh KPU belum mampu mendorong
Dalam penyelenggaraan tahapan terwujudnya laporan dana kampanye yang
penyusunan daftar pemilih, sistem akuntabel.
pemutakhiran data pemilih berbasis IT
(Sidalih) semakin mengalami perbaikan yang Adapun penyelenggaraan tahapan
signifikan, mengingat bahwa daftar pemilih pemungutan dan penghitungan suara,
dalam Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD instrument transparansi dalam penghitungan
menjadi data dasar yang dimutakhirkan. suara melalui upload scan C1 yang dibangun
Namun demikian belum mampu mengikis oleh KPU mampu membuka ruang bagi
ghost voters. Hasil pengawasan Bawaslu masyarakat untuk turut terlibat mengawasi dan
dan jajarannya banyak menemukan memeriksa akurasi hasil penghitungan suara.
ketidakakuratan data pemilih didaftar Problematika yang ditemukan dalam tahapan
pemilih yang telah disusun oleh PPS secara pemungutan dan penghitungan suara adalah
berjenjang hingga ditetapkan di tingkat KPU masih maraknya pelanggaran Pemilu antara
RI. Melalui berbagai metode pengawasan baik lain berupa manipulasi perolehan suara,
melalui audit dokumen, yang dikombinasikan penggunaan sisa surat suara untuk dicoblos
dengan list to voters audit, maupun guna menambah perolehan suara peserta
pengawasan langsung menghasilkan temuan Pemilu tertentu, politik uang, dan mobilisasi
dugaan pelanggaran. Pengawasan ini juga pemilih.
139
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014

implikasi serius terutama dalam proses


Sedangkan penyelenggaraan tahapan penegakan hukum Pemilu. Di sisi lain,
rekapitulasi perolehan suara diwarnai oleh permasalahan kinerja KPU ini terlihat dalam
berbagai keberatan dari peserta Pemilu, dan lambannya kinerja KPU dalam menangani
juga Pengawas Pemilu. Permasalahan utama penerusan dugaan pelanggaran administrasi.
yang menjadi pemicunya adalah kesesuaian Kelambanan ini disamping menyebabkan
data pemilih dan pengguna hak pilih terutama terhambatnya proses penegakan hukum,
yang masuk dalam kategori pemilih khusus juga menimbulkan “kesan” politik bahwa KPU
tambahan, perbedaan dalam perhitungan tidak menghargai keputusan Bawaslu RI.
dan rekapitulasi perolehan suara, serta sikap
KPU dalam merespon keberatan saksi dan c. Permasalahan Kepatuhan Hukum Peserta
Pengawas Pemilu yang dalam beberapa Pemilu
kasus terlihat kurang memadai.
Permasalahan ini sangat terlihat dalam
Adapun dalam penyelenggaraan Pemilu di penyelenggaraan kegiatan “kampanye”
luar negeri, hasil pengawasan Bawaslu RI dan yang dilakukan sebelum dimulainya
jajaran Panwas Luar Negeri menunjukkaan tahapan kampanye, serta penyelenggaraan
masih eksisnya beberapa problematika “kampanye” yang dilakukan oleh pihak-pihak
klasik yakni buruknya kualitas daftar pemilih, yang secara resmi tidak terdaftar di KPU.
keterlambatan distribusi surat suara, Peserta Pemilu terlihat aktif memanfaatkan
serta pemungutan suara melalui dropbox. celah hukum yang ada dan cenderung
Persoalan daftar pemilih terjadi hampir merata mengabaikan himbauan dan peringatan yang
di 29 negara yang diawasi oleh Panwas LN, diberikan oleh Pengawas Pemilu. Dampak
yang secara umum disebabkan oleh kualitas ketidakpatuhan ini adalah merebaknya
data mentah WNI di luar negeri yang kurang kampanye hitam yang dilakukan oleh para
memadai. pihak yang berkompetisi maupun tim-tim
tidak resmi.
b. Permasalahan Kinerja KPU dan Jajarannya
dalam penyelenggaraan tahapan Pemilu Dalam proses pengawasan Pemilu tersebut,
Bawaslu menghadapi beberapa kendala
Kurang tegasnya sikap dan policy KPU yang dapat diklasifikasikan ke dalam 2
terlihat dalam beberapa isu tertentu, antara kelompok; pertama,kendala instrumen hukum.
lain terkait dengan pengaturan kampanye, Kedua,kendala daya dukung pengawasan.
laporan dana kampanye, dan pendaftaran Kendala instrumen hukum yang dihadapi
pemilih. Ketidaktegasan ini menimbulkan oleh Bawaslu adalah banyaknya terdapat

140
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
celah hukum dalam peraturan perundang- rekapitulasi hanya dilakukan di tingkat KPU
undangan terutama dalam tahapan Kabupaten/Kota, KPU Provinsi dan KPU.
kampanye yang menyebabkan Bawaslu Di samping perbaikan system pendaftaran
tidak dapat menindak berbagai kegiatan pemilih, rekomendasi terkait dengan
yang mengandung aroma kampanye yang perbaikan system dan kerangka hukum
melanggar. Sementara kendala daya dukung Pemilu adalah perlunya perbaikan system
pengawasan adalah keterbatasan jumlah penegakan hukum Pemilu dengan mengkaji
Pengawas Pemilu lapangan (PPL) yang tidak ulang efektifitas penggunaan pendekatan
mampu menjangkau seluruh TPS dalam rangka penghukuman secara pidana terhadap
pengawasan pemungutan dan penghitungan pelanggaran Pemilu dan mempertimbangkan
suara, serta pengawasan Pemilu di luar negeri. penggunaan pendekatan penghukuman
Terkait dengan keterbatasan jumlah aparatur secara administrative, memperbaiki
Pengawas Pemilu ini, Bawaslu melanjutkan prosedur penanganan pelanggaran Pemilu,
inisiatif pengembangan pola pengawasan perbaikan system rekapitulasi suara dengan
partisipatif melalui Gerakan Sejuta Relawan merumuskan pola rekapitulasi yang lebih
Pengawasan Pemilu (GRSPP), sebagai sederhana dan efisien.
bagian dari upaya membangun kesadaran
politik dan kerelawanan masyarakat untuk 2. Rekomendasi terkait dengan manajemen
terlibat mengawasi Pemilu. Lebih dari 600,000 penyelenggaraan Pemilu, Bawaslu
relawan Pengawas Pemilu berhasil direkrut merekomendasikan agar KPU meningkatkan
dan terlibat dalam pengawasan partisipatif ini transparansi dan aksessibilitas data dan
yang mampu memberikan efek politik yang informasi, meningkatkan sosialisasi yang
signifikan. massif dan berulang-ulang kepada seluruh
peserta Pemilu dan masyarakat.
5.2. Rekomendasi
3. Rekomendasi terkait dengan peningkatan
Mengacu kepada beberapa kesimpulan kinerja pengawasan Pemilu, mencakup perlu
permasalahan tersebut, Bawaslu menyampaikan Pengawas Pemilu mengembangkan berbagai
sejumlah rekomendasi perbaikan untuk metode pengawasan yang lebih kreatif dan
penyelenggaraan Pemilu Presiden dan Wakil sesuai dengan kebutuhan untuk mengawasi
Presiden di masa mendatang. Rekomendasi tahapan Pemilu, meningkatkan program-
ini dapat dipertimbangkan oleh DPR, program peningkatan kapasitas pengawasa
Pemerintah, maupun KPU dalam rangka Pemilu, sertamengoptimalkan kerjasama
memperbaiki kerangka hukum, maupun pengawasan dengan masyarakat dan pihak-
manajemen penyelenggaraan Pemilu ke depan. pihak terkait.
Rekomendasi yang dimaksud antara lain, yaitu:

1. Senada dengan rekomendasi yang telah
disampaikan Bawaslu terhadap Pemilu
Anggota DPR, DPD, dan DPRD, Bawaslu
kembali menegaskan perlunya untuk
mereview system pendaftaran pemilih dari
periodic voter registration systems menjadi
continuous voter registration systems, untuk
mengefisienkan proses pendataan pemilih di
masa mendatang. Penerapan periodic voter
registration systems ini perlu diikuti dengan
pemberian kewenangan secara penuh
kepada KPU untuk melakukan pemeliharaan
data pemilih secara berkesinambungan.
Sebagai implikasi dari penerapan
periodic voter registration systems, maka
hendaknya seluruh instansi Pemerintah yang
berhubungan dengan data kependudukan
diwajibkan untuk melaporkan perkembangan
data kependudukan yang dimilikinya secara
regular kepada KPU. Untuk meminimalisir
potensi masalah dalam pelaksanaan pleno
rekapitulasi, sebaiknya pelaksanaan pleno

141
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014

DAFTAR PUSTAKA


Buku

Arief Budiman (et.al), Harapan dan Kecemasan: Menatap Arah Reformasi Indonesia,
Jakarta: BIGRAF Publishing, 2000.

Daniel S. Lev, Transition to Guided Democracy: Indonesian Politics 1957‐1959. Itaca:
Cornell Modern Indonesia project, 1966.

Georg Sorensen, Demokrasi dan Demokratisasi: Proses dan Prospek dalam Sebuah Dunia
Yang Sedang Berubah, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003.

Larry Diamnond, Developping Democracy: Toward Cosolidation, Baltimore and London:
The Johns Hopkins University Press, 1999.

Larry Diamond dan Marc F. Plattner (ed.), Hubungan Sipil‐Militer dan Konsolidasi
Demokrasi, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001.

Maswadi Rauf, Teori Demokrasi dan Demokratisasi dalam Pidato Pengukuhan Guru Besar
Tetap Fisip UI, Jakarta: UI Salemba, 1997.

Maswadi Rauf, Konsensus Politik: Sebuah Penjajagan Teoritis, Jakarta: Dirjen Dikti
Depdiknas, 2000.

Maswadi Rauf (dkk), Memastikan Arah Baru Demokrasi, Jakarta: LIP Fisip UI‐Mizan,
2000.

Nazaruddin Sjamsuddin, Integrasi Politik Di Indonesia. Jakarta: PT Gramedia, 1989.

Nazaruddin Sjamsuddin, Dinamika Sistem Politik, Jakarta: PT Gramedia, 1989.

Paul Treanor, Kebohongan Demokrasi (tjm),Yogyakarta: Wacana‐ ISTAWA, 2001.

Peter Harris dan Ben Reilly (ed), Demokrasi dan Konflik Yang Mengakar, Sejumlah
Pilihan Untuk Negosiator, Jakarta: Ameepro, 2000.

Robert Dahl, Polyarchy: Partispation and Opposition, New Haven: Yale University Press,
1971.

Robert A. Dahl, Demokrasi Dan Para Pengkritiknya (trjm), Jakarta: Yayasan Obor, 1992.

Samuel P. Huntington, Gelombang Demokrasi Ketiga (trjm), Jakarta: Pustaka Utama


Grafiti, 1997.

142
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014
Samuel P. Huntington, Prajurit dan Negara, Teori dan Politik Hubungan Militer‐Sipil,
Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, 2003.


Dokumen

Undang‐Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilu

Undang‐Undang Nomor 42 tahun 2008 tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden

Laporan Bawaslu Provinsi tentang Hasil Pengawasan Pemilu Presiden dan Wakil
Presiden Tahun 2014

Laporan Bawaslu Kabupaten/Kota tentang Hasil Pengawasan Pemilu Presiden dan Wakil
Presiden Tahun 2014

Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 15 Tahun 2013 tentang Perubahan
Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 10 Tahun 2012 tentang
Pembentukan Bawaslu Provinsi, Panwaslu Kabupaten/Kota, Panwaslu Kecamatan,
Pengawas Pemilu Lapangan, dan Pengawas Pemilu Luar Negeri.

Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 11 Tahun 2014 tentang
Pengawasan Pemilihan Umum.

Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 8 Tahun 2014 tentang Tata Cara
Penyelesaian Sengketa Antar Peserta Pemilihan Umum.

143
Laporan Hasil Pengawasan
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014

Laporan Hasil Pengawasan


Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014

BAWASLU RI
146

Anda mungkin juga menyukai