Anda di halaman 1dari 34

POTENSI KERAWANAN DAN STRATEGI PENCEGAHAN

PELANGGARAN MASA TENANG PEMILU TAHUN 2024


Syafruddin, SH.
Anggota Bawaslu Kabupaten Dompu-Kordiv Penanganan Pelanggaran dan
Penyelesaian Sengketa
Dasar hukum :
1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum
yang diubah dengan UU No. 7 Tahun 2023;
2. Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Republik Indonesia
Nomor 1 Tahun 2024 Tentang Pengawasan Pemungutan Dan
Penghitungan Suara Dalam Pemilihan Umum;
3. Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Republik Indonesia
Nomor 1 Tahun 2020 tentang Tata Kerja dan Pola Hubungan Badan
Pengawas Pemilihan Umum, Badan Pengawas Pemilihan Umum
Provinsi, Badan Pengawas Pemilihan Umum Kabupaten/Kota,
Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kecamatan, Panitia Pengawas
Pemilihan Umum Kelurahan/Desa, Panitia Pengawas Pemilihan
Umum Luar Negeri, dan Pengawas Tempat Pemungutan Suara;
4. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 25 Tahun 2023 tentang
Pemungutan dan Penghitungan Suara Dalam Pemilihan Umum;
5. Keputusan Komisi Pemilihan Umum Nomor 66 Tahun 2024
tentang Pedoman Teknis Pelaksanaan Pemungutan dan
Penghitungan Suara Dalam Pemilihan Umum.
6. Surat Edaran Nomor 8 Tahun 2024 Tentang Pencegahan Pelanggaran Dan
Pengawasan Tahapan Masa Tenang, Pemungutan Suara Dan Penghitungan
Suara Dalam Pemilihan Umum Tahun 2024
Peran Penting PKD
1. Perbawaslu Nomor 1 Tahun 2020 Pasal 1 ayat (9) Pengawas
Pemilihan Lapangan yang selanjutnyan disingkat PPL adalah
petugas yang dibentuk oleh Panwas Kecamatan untuk
mengawasi penyelenggaraan Pemilihan di Desa atau sebutan
lain/Kelurahan.
2. Perbawaslu Nomor 1 Tahun 2020 Pasal 37 ayat (3), Jumlah
anggota Panwaslu Kelurahan/Desa/PPL sebanyak 1 (satu)
orang.
Arti Penting PKD:
Panitia Pengawas Pemilu Kelurahan/Desa, PKD memiliki peran krusial
dalam memastikan transparansi, keadilan, dan keberlanjutan seluruh
proses Pemilu di tingkat lokal. Memiliki tugas, wewenang dan kewajiban
yang penting, PKD Pemilu adalah bagian penting dalam pelaksanaan
pemilu.
Keberadaan PKD bukan sekadar formalitas, melainkan suatu entitas yang
didesain untuk mengawasi setiap tahap Pemilu
Pengawasan dan Pencega-
han
Pengawasan dilakukan melalui:
 Pencegahan pelanggaran Pemilu pada
tahapan pemungutan dan penghitungan
suara;
 Pengawasan Secara Langsung
 Patroli Pengawasan
 pemanfaatan dan pengelolaan sistem
Pencegahan meliputi: informasi pengawasan Pemilu
 Identifikasi potensi kerawanan;  Pengawasan Partisipatif
 Penerbitan surat keputusan, surat imbauan, surat  Pelayanan Pengaduan Masyarakat
edaran, surat instruksi, dan/atau surat lainnya;  Tindak Lanjut Hasil Pengawasan
 Penentuan fokus pengawasan dan alat kerja  bentuk dan/atau metode pengawasan
pengawasan; lain sesuai dengan kebutuhan
 Koordinasi dan konsolidasi kepada pemangku pengawasan tahapan pemungutan dan
kepentingan terkait; dan/atau penghitungan suara.
 Penyediaan posko pengaduan masyarakat.
P a s a l 2 a y a t ( 1 ) d a n ( 2 ) P e r b a w a s l u N o . 1 Ta h u n 2 0 2 4
PKD WAJIB MEMAHAMI

TUGAS WEWENANG KEWAJIBAN


1. Mengawasi pelaksanaan
tahapan Penyelenggaraan 1. Menerima dan Menjalankan tugas dan wewenangnya
Pemilu di wilayah menyampaikan laporan dengan adil;
kelurahan/desa mengenai dugaan 1. Melakukan pembinaan dan
2. Mencegah terjadinya praktik pelanggaran terhadap pengawasan terhadap pelaksanaan
politik uang di wilayah tugas pengawas TPS;
pelaksanaan peraturan
kelurahan/desa. 2. Menyampaikan laporan hasil
perundangundangan yang pengawasan kepada Panwaslu
3. Mengawasi netralitas semua
pihak yang dilarang ikut mengatur mengenai Pemilu Kecamatan sesuai dengan tahapan
serta dalam kegiatan kepada Panwaslu Kecamatan; Pemilu secara periodik dan/atau
kampanye sebagaimana 2. Membantu meminta bahan berdasarkan kebutuhan;
diatur dalam Undang- keterangan yang dibutuhkan 3. Menyampaikan temuan dan laporan
Undang ini di wilayah kepada pihak terkait dalam pada Panwaslu Kecamatan mengenai
kelurahan/desa. rangka pencegahan dan dugaan pelanggaran yang dilakukan
4. Mengawasi pelaksanaan oleh PPS dan KPPS yang
penindakan pelanggaran
sosialisasi penyelenggaraan mengakibatkan terganggunya
Pemilu; dan penyelenggaraan tahapan Pemilu di
Pemilu di wilayah desa; dan
5. Melasanakan tugas lain 3. Melaksanakan wewenang lain wilayah kelurahan; dan
sesuai dengan ketentuan sesuai dengan ketentuan 4. Melaksanakan kewajiban lain sesuai
peratura perundang- peraturan perundang- dengan ketentuan perundangan-
undangan. undangan. undangan.
Pengawas Pemilu sesuai dengan kewenangan masing-masing melaksanakan tugas
pengawasan tahapan pemungutan dan penghitungan suara sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.antara lain:
1. Memastikan pelaksanaan tahapan pemungutan dan
penghitungan suara dilakukan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
2. Mengantisipasi potensi kerawanan pelaksanaan tahapan
pemungutan dan penghitungan suara;
3. Memastikan ketersediaan perlengkapan pemungutan suara,
dukungan perlengkapan lainnya, dan perlengkapan
pemungutan suara lainnya; dan
4. Memastikan akurasi data Pemilih dan penggunaan hak pilih.

P a s a l 4 P e r b a w a s l u N o . 1 T a h u n 2 0 2 4 t e n t a n g Pengawasan Pemungutan Dan Penghitungan Suara Dalam Pemilihan Umum


PENGAWAS PEMILU MELAKUKANPENGAWASAN
BERDASARKAN POTENSI KERAWANAN

KAMPANYE PADA HARI PEMUNGUTAN PEMBERIAN UANG ATAU MATERI


SUARA LAINNYA

KETERLIBATAN PIHAK YANG DILARANG


SEBAGAIAMAN DIATUR DALAM MANIPULASI PEROLEHAN SUARA
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Pasal 5 Perbawaslu No 1 Tahun 2024


Upaya Pencegahan Pelanggaran Pemilu dan Sengketa
Proses Pemilu Terhadap Potensi Kerawanan Dalam
Pelaksanaan Tahapan Pemungutan dan Penghitungan
Suara dengan cara melakukan:
a. Pemetaan kerawanan wilayah;
b. Sosialisasi dan pendidikan politik kepada masyarakat;
c. Sosialisasi larangan dalam pemungutan dan penghitungan suara
melalui media tatap muka, media sosial dan media lainnya;
d. Patroli pengawasan sebelum Hari pemungutan suara bersama
dengan pihak terkait; dan/atau
e. Imbauan kepada seluruh pihak mengenai larangan dan sanksi
pidana Pemilu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 5 ayat (2) Perbawaslu No 1 Tahun 2024
PENGAWASAN
TAHAPAN
PEMUNGUTAN DAN
PENGHITUNGAN
SUARA
Pengawas Pemilu sesuai dengan kewenangan masing-masing
melakukan pengawasan pelaksanaan tahapan pemungutan dan
penghitungan suara

1. Tahapan pemungutan dan penghitungan suara meliputi:


a. persiapan pemungutan suara;
b. pelaksanaan pemungutan suara;
c. persiapan penghitungan suara; dan
d. pelaksanaan penghitungan suara.

2. Pengawasan Pelaksanaan Tahapan Pemungutan dan


Penghitungan suara meliputi:

 Pemungutan suara ulang;

 Penghitungan suara ulang;

 Pemungutan dan penghitungan suara Pemilu Presiden dan


Wakil Presiden putaran kedua;

 Pemungutan dan penghitungan suara pada Pemilu lanjutan


dan Pemilu susulan; dan

 Penggunaan Sirekap dan sistem infor masi lain yang


Pasal 7 ayat (1),(2) dan (3) Perbawaslu
10
digunakan dalam pelaksanaan tahapan pemungutan dan No 1 Tahun 2024
Pengawas Pemilu dalam melakukan pengawasan
dengan cara memastikan:
Pemungutan suara di dalam negeri diselenggarakan
secara serentak pada Hari, tanggal, dan waktu
pemungutan suara yang ditetapkan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;

Pasal 8 ayat (1) huruf (b) Perbawaslu No 1 Tahun 2024 11


Pengawas Pemilu sesuai dengan
PENGAWASAN PELAKSANAAN PERSIAPAN kewenangan masing-masing
PEMUNGUTAN SUARA melakukan pengawasan terhadap
kegiatan yang dilakukan oleh
Pengawas Pemilu sesuai dengan kewenangan masing-masing melakukan KPPS yang meliputi:
pengawasan per sia pan pemungutan suar a terhada p ke giatan antar a lain:  Penyampaian surat pemberitahuan
a. penyia pan TPS;
pemungutan suara kepada
b. pengumuman dengan menempelkan DPT, DPTb, daftar Pasangan Calon, Pemilih; dan
dan DCT di TPS; dan  Pengecekan perlengkapan
c. penyerahan salinan DPT dan DPTb kepada Saksi yang hadir dan Pengawas
TPS.
pemungutan suara, dukungan
perlengkapan lainnya, dan
Pengawasan Per siapan Pemungutan Suara dilakukan dengan cara perlengkapan pemungutan suara
memastikan:
lainnya.
 penyia pan TPS dilakukan oleh Ketua KPPS sesuai dengan ketentuan
per aturan per undang-undangan; dan
 Tata letak TPS disia pkan dengan memper timbangkan kemudahan
Pemilih dalam memberikan suar a dan memperhatikan alur pemberian
suar a oleh Pemilih.

Pasal 10 ayat (1) ,(2) dan (3) Perbawaslu No 1 Tahun 2024 12


Mengenal Pelanggaran

Masa Tenang
Masa Tenang adalah masa yang tidak dapat digunakan
untuk melakukan aktivitas Kampanye Pemilu yang
berlangsung sejak 3 hari sebelum pemungutan dan
penghitungan suara (11 s/d 13 Februari 2023).
Selama Masa Tenang, media massa cetak, Media Daring,
Media Sosial, dan Lembaga Penyiaran dilarang menyiarkan
berita, iklan, rekam jejak, atau bentuk lainnya yang
mengarah kepada kepentingan Kampanye Pemilu yang
menguntungkan atau merugikan Peserta Pemilu
Bersama Pengawas Kelurahan/Desa Menginventarisir dan
mendampingi dalam penertiban APK

Potensi Pelanggaran

Terjadi Terjadi Terdapat


Kampanye di Politik Uang Atribut
Masa Tenang di Masa Kampanye di
Tenang Masa Tenang
Potensi Pelanggaran Pungut Hitung
1. Pemungutan Suara 2. Penghitungan Suara

1) Logistik Pemungutan Suara tidak lengkap; 1) Selisih jumlah surat suara yang tercoblos dengan
2) Surat suara tertukar; jumlah pemilih yang menggunakan hak pilihnya;
3) Pembukaan dimulai lebih dari pukul 07.00 wita 2) KPPS mencoblos sisa surat suara (kelebihan surat
suara);
4) Saksi menggunakan atribut peserta pemilu;
3) Penghitungan dilakukan tidak sesuai prosedur 3.1 ()
5) Pendamping disabilitas tidak menandatangani surat pernyataan
pendamping; 4) Pemungutan suara ditutup sebelum pukul 13.00 wita
dan penghitungan dilakukan sebelum pukul 13.00
6) Adanya intimidasi kepada pemilih di TPS;
wita;
7) KPPS mengarahkan pilihan kepada pemilih;
5) Pengawas dan Saksi tidak diberikan Salinan C Hasil.
8) Pemilih menggunakan hak pilihnya lebih dari satu kali;
9) Daftar Pemilih Khusus (DPK) mencoblos tidak sesuai domisili.
10) Surat Suara tidak ditandatangani oleh ketua KPPS
11) Saksi tidak membawa mandat dari peserta pemilu
Prosedur Penghitungan Suara
1. Ketua KPPS mengumumkan waktu penghitungan suara
2. Penghitungan surat suara dimulai dari : PPWP, DPR RI, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kab/Kota
3. Ketua KPPS dibantu oleh Anggota KPPS melakukan Penghitungan Surat Suara untuk setiap jenis Pemilu
4. Anggota KPPS membuka surat suara lembar demi lembar dan memberikan surat suara ketua KPPS
5. Ketua KPPS:
a. meneliti pemberian tanda coblos pada surat suara;
b.menunjukkan surat suara kepada Saksi, Pengawas TPS dan anggota KPPS, serta dapat dipantau oleh pemantau Pemilu atau
masyarakat/Pemilih yang hadir dengan ketentuan 1 (satu) surat suara dihitung 1 (satu) suara dan dinyatakan sah atau tidak
sah;
c. menyampaikan hasil penelitiannya dengan suara yang jelas; dan
d.mengumumkan hasil perolehan suara Pasangan Calon, Partai Politik dan calon anggota DPR, calon anggota DPD, Partai
Politik dan calon anggota DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota
6. Penghitungan perolehan suara dilakukan secara terbuka di tempat yang terang atau yang mendapat penerangan cahaya cukup.
7. Anggota KPPS mencatat perolehan suara dengan tulisan yang jelas dan terbaca ke dalam formulir:
PENYAMPAIAN DAN PENERIMAAN LAPORAN
Laporan adalah dugaan • Laporan disampaikan pada hari dan jam kerja, kecuali
pelanggaran Pemilu yang pada masa tenang dan pemungutan suara yang bisa
disampaikan secara resmi dilakukan dalam waktu 1x24 jam (Pasal 11 ayat 1-4)
kepada Pengawas Pemilu oleh • Pelapor menyerahkan dokumen fotokopi KTP dan bukti
WNI yang mempunyai hak (Pasal 11 ayat 5 huruf d)
pilih, Peserta Pemilu, dan • Bukti dalam bentuk surat dirangkap 3 (tiga) dan bukti
Pemantau Pemilu elektronik disampaikan melalui media penyimpanan
(Pasal 13 ayat 1-2)
(Pasal 1 angka 30) • Dalam hal laporan merupakan dugaan pelanggaran
Administratif Pemilu TSM, maka bukti harus
menunjukan terjadinya pelanggaran di 50% dari wilayah
atau daerah pemilihan (Pasal 13 ayat 3)
• Laporan yang dterima oleh PKD atau Pengawas TPS
diteruskan ke Panwaslu Kecamatan (mengarahkan atau
menemani pelapor datang ke Panwascam), jika Pelapor
tidak bersedia ke Panwascam, maka laporan tersebut
menjadi informasi awal (Pasal 9)
SYARAT FORMAL DAN MATERIEL
LAPORAN
FORMAL MATERIEL
1. Nama dan Alamat Pelapor; 1. Waktu dan Tempat kejadian
dugaan pelanggaran Pemilu
2. Pihak Terlapor; dan
2. Uraian kejadian dugaan
3. Waktu penyampaian tidak pelanggaran Pemilu; dan
melebihi jangka waktu
3. Bukti
(Pasal 15 ayat 3)
(Pasal 15 ayat 4)
Pendirian TPS
KPPS menyusun tata letak TPS dengan
mempertimbangkan kemudahan Pemilih dalam
memberikan suara serta memperhatikan alur
pemberian suara oleh Pemilih dibuat dengan ukuran paling kurang panjang 10
(sepuluh) meter dan lebar 8 (delapan) meter atau
dapat disesuaikan dengan kondisi setempat
dapat dibuat di ruang terbuka dan/atau ruang
tertutup;

harus sudah selesai paling lambat 1 (satu) Hari


sebelum Hari dan tanggal pemungutan suara
tidak dibuat di dalam ruangan tempat ibadah;
Tata Letak Pungutan Suara

KPPS menyusun tata letak TPS dengan


mempertimbangkan kemudahan
Pemilih dalam memberikan suara serta
memperhatikan alur pemberian suara
oleh Pemilih
Logistik dan Kelengkapan Pungut Hitung

Dukungan Perlengkapan
lainnya terdiri atas :
• tanda pengenal KPPS, petugas Perlengkapan Pemungutan
ketertiban TPS, dan saksi; Suara Lainnya terdiri atas :
Perlengkapan Pemungutan •

karet pengikat surat suara;
lem/perekat;
• salinan DPT;
Suara terdiri dari : • kantong plastic;


salinan daftar Pemilih tambahan;
daftar Pasangan Calon Presiden dan
• kotak suara; • Bolpoin;
Wakil Presiden;
• surat suara; • segel plastik sebagai alat pengaman • daftar calon tetap anggota DPR;
• tinta; lainnya pengganti gembok; • daftar calon tetap anggota DPD;
• bilik pemungutan suara; • spidol; • daftar calon tetap anggota DPRD
• segel; • formulir untuk berita acara dan/atau
provinsi;
• alat untuk mencoblos pilihan; dan • sertifikat Pemilu anggota DPRD • daftar calon tetap anggota DPRD
• TPS kabupaten/kota;
kabupaten/kota; dan
• formulir lainnya selain formulir berita • label identitas kotak suara untuk
acara dan/atau sertifikat;
setiap jenis Pemilu.
• stiker nomor kotak suara; dan
• tali pengikat alat pemberi tanda
pilihan
Perlengkapan Pemungutan Suara, Dukungan
Perlengkapan Lainnya, dan Perlengkapan Pemungutan
Suara Lainnya
PTPS memastikan Perlengkapan Pemungutan dan Penghitungan Suara dan dukungan
perlengkapan lainnya sudah diterima dari PPS paling lambat tanggal 13 Februari 2024

di Luar Kotak Suara


• Kotak suara;
• Bilik suara; di Dalam Kotak Suara
• Tanda pengenal; • Surat suara;
• Lem perekat; • Tinta;
• Ballpoint; • Segel;
• Gembok atau alat pengaman lainnya; • Alat untuk mencoblos pilihan;
• Spidol; • Sampul kertas;
• Stiker nomor kotak suara; • Keret pengikat surat suara;
• Daftar Pasangan Calon dan Daftar Calon Tetap; • Kantong plastik;
• Salinan DPT; • Formulir untuk berita acara dan sertifikat;
• Salinan DPTb; • Tali pengikat alat pemberi tanda pilihan;
• Formulir Model C. Daftar Hadir DPT; • Alat bantu tuna netra.
• Formulir Model C. Daftar Hadir DPTb;
• Formulir Model C. Daftar Hadir DPK
Teknis dan Mekanisme Pelaksanaan
Pemungutan dan Penghitungan Suara
Pra Rapat Pemungutan Suara

1. Rapat Pemungutan Suara dihadiri oleh Saksi / atau Pengawas TPS;

2. Sebelum rapat Pemungutan Suara, ketua KPPS bersama anggota KPPS, dan Saksi serta Pengawas TPS yang hadir melaksanakan
kegiatan:
• memeriksa TPS dan perlengkapannya;
• memasang salinan DPT, DPTb, Daftar Pasangan Calon, DCT anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi, dan
DPRD Kabupaten/Kota pada papan pengumuman;
• menempatkan kotak suara yang berisi Surat Suara untuk masing-masing jenis Pemilu beserta
kelengkapan administrasinya di depan meja ketua KPPS;
• mempersilakan dan mengatur Pemilih untuk menempati tempat duduk yang telah disediakan;
• menerima surat mandat dari Saksi ( satu saksi hanya dapat menjadi saksi untuk 1 peserta pemilu);
dan
• memberikan salinan DPT dan DPTb kepada Saksi dan Pengawas TPS.
Pelaksanaan Rapat Pemungutan Suara

1. Ketua KPPS melaksanakan rapat Pemungutan Suara pada hari 5. Dalam hal pada waktu rapat Pemungutan Suara belum ada
dan tanggal Pemungutan Suara. Saksi, Pengawas TPS, atau Pemilih yang hadir, rapat ditunda
2. Saksi yang hadir pada rapat Pemungutan Suara wajib membawa sampai dengan adanya Saksi atau Pemilih yang hadir, paling
lama selama 30 (tiga puluh) menit. Apabila sampai dengan
surat tugas/mandat tertulis dari Partai Politik untuk Pemilu
waktu yang ditentukan Saksi, Pemilih atau Pengawas TPS
anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota, belum hadir, rapat Pemungutan Suara dibuka dan
calon perseorangan untuk Pemilu anggota DPD, dan Tim dilanjutkan dengan Pemungutan Suara.
Kampanye Pasangan Calon yang diusulkan oleh Partai Politik
atau Gabungan Partai Politik untuk Pemilu Presiden dan Wakil 6. Dalam hal terdapat Saksi yang hadir setelah rapat
Pemungutan Suara dimulai, KPPS dapat menerima surat
Presiden.
mandat dari Saksi, dan mempersilakan untuk mengikuti
3. Saksi yang hadir dilarang mengenakan atau membawa atribut rapat Pemungutan Suara.
yang memuat nomor, nama, foto Calon/Pasangan Calon, 7. Saksi yang hadir berhak menerima:
simbol/gambar Partai Politik, atau mengenakan seragam dan/atau
atribut lain yang memberikan kesan mendukung atau menolak
• salinan formulir Model A.3-KPU, Model A.4-KPU dan
Model A.DPK-KPU;
Peserta Pemilu tertentu.
• salinan Berita Acara Pemungutan dan Penghitungan
4. Jumlah Saksi paling banyak 2 (dua) orang untuk masing-masing Suara; dan
Pasangan Calon, Partai Politik, atau calon perseorangan dan
Saksi yang dapat memasuki TPS berjumlah 1 (satu) orang pada • salinan sertifikat hasil Penghitungan Suara.
satu waktu.
Agenda Rapat Pemungutan Suara Tahapan Penghitungan Suara

1. Pengucapan sumpah atau janji anggota KPPS dan 1. Rapat Penghitungan Suara dihadiri oleh Saksi
Petugas Ketertiban TPS; dan/atau Pengawas TPS;
2. Pembukaan perlengkapan Pemungutan dan 2. Menyiapkan sarana dan prasarana Penghitungan
suara oleh KPPS diantaranya :
Penghitungan Suara; dan
• Pengaturan Tempat
3. Penjelasan mengenai tata cara pelaksanaan • Penyiapan Formulir
Pemungutan Suara. • Alat keperluan administrasi
4. Pemberian Suara oleh Pemilih untuk : • Peralatan TPS lainnya
a. Surat Suara Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 3. Pencatatan Surat Suara
; 4. Pembagian Tugas KPPS
b. Surat Suara Pemilu Pemilihan Anggota DPD; 5. Penghitungan Suara
c. Surat Suara Pemilu Pemilihan Anggota DPR;
d. Surat Suara Pemilu DPRD Provinsi; dan
e. Surat Suara Pemilu Kab/Kota.
PEMUNGUTAN SUARA ULANG (1)

1. Pemungutan suara di TPS dapat diulang apabila terjadi bencana alam dan/atau kerusuhan yang mengakibatkan hasil
pemungutan suara tidak dapat digunakan atau penghitungan suara tidak dapat dilakukan.
2. Pemungutan suara di TPS wajib diulang apabila dari hasil penelitian dan pemeriksaan Pengawas TPS terbukti terdapat
keadaan sebagai berikut:
a. pembukaan kotak suara dan/atau berkas pemungutan dan penghitungan suara tidak dilakukan menurut tata cara
yang ditetapkan dalam ketentuan peraturan perundang-undangan;
b. petugas KPPS meminta Pemilih memberikan tanda khusus, menandatangani, atau menuliskan nama atau alamat
pada surat suara yang sudah digunakan;
c. petugas KPPS merusak lebih dari satu surat suara yang sudah digunakan oleh Pemilih sehingga surat suara tersebut
menjadi tidak sah; dan/atau
d. Pemilih yang tidak memiliki KTP-el atau Suket, dan tidak terdaftar di DPT dan DPTb memberikan suara di TPS.
3. Selain keadaan sebagaimana dimaksud pada angka (2), pemungutan suara wajib diulang jika terdapat pemilih yang
memberikan suara lebih dari 1 (satu) kali, baik pada satu TPS atau pada TPS yang berbeda.
4.Pemungutan suara ulang diusulkan oleh KPPS dengan menyebutkan keadaan yang menyebabkan diadakannya pemungutan
suara ulang.
5. Pemungutan suara ulang di TPS dilaksanakan paling lama 10 (sepuluh) Hari setelah hari pemungutan suara, berdasarkan
Keputusan KPU Kabupaten/Kota.
6. Pemungutan suara ulang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dilakukan untuk 1 (satu) kali pemungutan suara
ulang.

28
PEMUNGUTAN SUARA ULANG (2)

7. Surat suara untuk pemungutan suara ulang di TPS, disediakan sebanyak:


a. 1.000 (seribu) surat suara untuk Pemilu Presiden dan Wakil Presiden untuk setiap kabupaten/kota;
b. 1.000 (seribu) surat suara untuk Pemilu anggota DPR untuk setiap Dapil;
c. 1.000 (seribu) surat suara untuk Pemilu anggota DPD untuk setiap Dapil;
d. 1.000 (seribu) surat suara untuk Pemilu anggota DPRD Provinsi untuk setiap Dapil; dan
e. 1.000 (seribu) surat suara untuk Pemilu anggota DPRD Kabupaten/Kota untuk setiap Dapil.
8. Penggunaan Surat Suara untuk pemungutan suara ulang sebagaimana di atas ditetapkan dengan Keputusan KPU
Kabupaten/Kota.

29
PENGHITUNGAN SUARA ULANG

1. Penghitungan suara di TPS dapat diulang jika terjadi hal sebagai berikut:
a.Kerusuhan yang mengakibatkan penghitungan suara tidak dapat dilanjutkan;
b.Penghitungan suara dilakukan secara tertutup;
c.Penghitungan suara dilakukan di tempat yang kurang terang atau yang kurang mendapat penerangan cahaya;
d.Penghitungan suara dilakukan dengan suara yang kurang jelas;
g.Penghitungan suara dicatat dengan tulisan yang kurang jelas;
h.Saksi, Pengawas TPS, dan warga masyarakat tidak dapat menyaksikan proses Penghitungan Suara secara jelas;
i.Penghitungan suara dilakukan di tempat lain di luar tempat dan waktu yang telah ditentukan; dan/atau
j.ketidaksesuaian jumlah hasil penghitungan surat suara yang sah dan surat suara yang tidak sah dengan jumlah
Pemilih yang menggunakan hak pilih.

30
PEMUNGUTAN DAN PENGHITUNGAN SUARA LANJUTAN DAN
SUSULAN (1)
1. Dalam hal sebagian atau seluruh Dapil terjadi kerusuhan, gangguan keamanan, bencana alam atau gangguan lainnya
yang mengakibatkan sebagian tahapan pemungutan suara atau penghitungan suara di TPS tidak dapat
dilaksanakan, dilakukan pemungutan suara atau penghitungan suara lanjutan di TPS.
2. Pelaksanaan Pemungutan Suara atau penghitungan suara lanjutan di TPS dimulai dari tahapan pemungutan suara
atau penghitungan suara di TPS yang terhenti.
3. Dalam hal di sebagian atau seluruh Dapil terjadi kerusuhan, gangguan keamanan, bencana alam, atau gangguan
lainnya yang mengakibatkan seluruh tahapan pemungutan suara dan/atau penghitungan suara tidak dapat
dilaksanakan, dilakukan Pemungutan Suara dan/atau penghitungan suara susulan.
4. Pelaksanaan pemungutan suara dan/atau penghitungan suara susulan dilakukan untuk seluruh tahapan
pemungutan suara dan/atau penghitungan suara.
5. Pemungutan suara dan/atau penghitungan suara lanjutan atau susulan dilaksanakan setelah dilakukan penetapan
penundaan.
6. Penetapan penundaan pemungutan suara dan/atau penghitungan suara dilakukan oleh:
a. KPU Kabupaten/Kota atas usul PPK, apabila penundaan pemungutan suara dan/atau penghitungan suara meliputi
1 (satu) atau lebih dari 1 (satu) kelurahan/desa atau yang disebut dengan nama lain;
b. KPU Kabupaten/Kota atas usul PPK, apabila penundaan pemungutan suara dan/atau penghitungan suara
meliputi 1 (satu) atau lebih dari 1 (satu) kecamatan atau yang disebut dengan nama lain; atau
c. KPU Provinsi atas usul KPU Kabupaten/Kota apabila penundaan pemungutan suara dan/atau penghitungan suara
meliputi 1 (satu) atau lebih dari 1 (satu) kabupaten/kota.
31
PEMUNGUTAN DAN PENGHITUNGAN SUARA LANJUTAN DAN
SUSULAN (2)

7. Penetapan penundaan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b di atas ditetapkan dengan Keputusan KPU
Kabupaten/Kota;
8. Penetapan penundaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c di atas ditetapkan dengan Keputusan KPU
Provinsi.;
9. Pemungutan suara dan/atau penghitungan suara lanjutan atau susulan dilaksanakan paling lambat 10 (sepuluh)Hari
setelah hari pemungutan suara.

32
PEMBERIAN SUARA DI LOKASI KHUSUS

1. Pemilih yang terdaftar sebagai DPT di TPS lokasi khusus, dapat menggunakan hak pilihnya untuk memilih:
a. Pasangan Calon;
calon anggota DPR, apabila pindah memilih ke kabupaten/kota lain dalam satu provinsi dan dalam satu Dapil;
b. calon anggota DPD, apabila pindah memilih ke kabupaten/kota lain dalam satu provinsi;
c. calon anggota DPRD Provinsi, apabila pindah memilih ke kabupaten/kota lain dalam satu provinsi dan dalam satu
Dapil; dan/atau
d.calon anggota DPRD kabupaten/Kota, apabila pindah memilih ke kecamatan lain dalam satu kabupaten/kota dan
dalam satu Dapil.
2. Ketentuan mengenai TPS lokasi khusus sesuai dengan Peraturan KPU yang mengatur mengenai penyusunan daftar
Pemilih dalam penyelenggaraan Pemilu dan sistem informasi data Pemilih.
3. Ketentuan penyampaian formulir Model C.PEMBERITAHUAN-KPU terhadap Pemilih di TPS berlaku secara mutatis
mutandis terhadap Penyampaian formulir Model C.PEMBERITAHUAN-KPU terhadap Pemilih di TPS Lokasi Khusus.
4. Dalam hal terdapat kendala dalam penyampaian formulir Model C.PEMBERITAHUAN-KPU terhadap Pemilih di TPS
lokasi khusus, penyampaian formulir dilakukan berdasarkan hasil koordinasi KPU Kabupaten/Kota dengan pejabat
yang berwenang di lokasi khusus.

33
Thank You

Anda mungkin juga menyukai