Materi Bimtek PKD Manggelewa 08022024-Pak Syaf
Materi Bimtek PKD Manggelewa 08022024-Pak Syaf
Masa Tenang
Masa Tenang adalah masa yang tidak dapat digunakan
untuk melakukan aktivitas Kampanye Pemilu yang
berlangsung sejak 3 hari sebelum pemungutan dan
penghitungan suara (11 s/d 13 Februari 2023).
Selama Masa Tenang, media massa cetak, Media Daring,
Media Sosial, dan Lembaga Penyiaran dilarang menyiarkan
berita, iklan, rekam jejak, atau bentuk lainnya yang
mengarah kepada kepentingan Kampanye Pemilu yang
menguntungkan atau merugikan Peserta Pemilu
Bersama Pengawas Kelurahan/Desa Menginventarisir dan
mendampingi dalam penertiban APK
Potensi Pelanggaran
1) Logistik Pemungutan Suara tidak lengkap; 1) Selisih jumlah surat suara yang tercoblos dengan
2) Surat suara tertukar; jumlah pemilih yang menggunakan hak pilihnya;
3) Pembukaan dimulai lebih dari pukul 07.00 wita 2) KPPS mencoblos sisa surat suara (kelebihan surat
suara);
4) Saksi menggunakan atribut peserta pemilu;
3) Penghitungan dilakukan tidak sesuai prosedur 3.1 ()
5) Pendamping disabilitas tidak menandatangani surat pernyataan
pendamping; 4) Pemungutan suara ditutup sebelum pukul 13.00 wita
dan penghitungan dilakukan sebelum pukul 13.00
6) Adanya intimidasi kepada pemilih di TPS;
wita;
7) KPPS mengarahkan pilihan kepada pemilih;
5) Pengawas dan Saksi tidak diberikan Salinan C Hasil.
8) Pemilih menggunakan hak pilihnya lebih dari satu kali;
9) Daftar Pemilih Khusus (DPK) mencoblos tidak sesuai domisili.
10) Surat Suara tidak ditandatangani oleh ketua KPPS
11) Saksi tidak membawa mandat dari peserta pemilu
Prosedur Penghitungan Suara
1. Ketua KPPS mengumumkan waktu penghitungan suara
2. Penghitungan surat suara dimulai dari : PPWP, DPR RI, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kab/Kota
3. Ketua KPPS dibantu oleh Anggota KPPS melakukan Penghitungan Surat Suara untuk setiap jenis Pemilu
4. Anggota KPPS membuka surat suara lembar demi lembar dan memberikan surat suara ketua KPPS
5. Ketua KPPS:
a. meneliti pemberian tanda coblos pada surat suara;
b.menunjukkan surat suara kepada Saksi, Pengawas TPS dan anggota KPPS, serta dapat dipantau oleh pemantau Pemilu atau
masyarakat/Pemilih yang hadir dengan ketentuan 1 (satu) surat suara dihitung 1 (satu) suara dan dinyatakan sah atau tidak
sah;
c. menyampaikan hasil penelitiannya dengan suara yang jelas; dan
d.mengumumkan hasil perolehan suara Pasangan Calon, Partai Politik dan calon anggota DPR, calon anggota DPD, Partai
Politik dan calon anggota DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota
6. Penghitungan perolehan suara dilakukan secara terbuka di tempat yang terang atau yang mendapat penerangan cahaya cukup.
7. Anggota KPPS mencatat perolehan suara dengan tulisan yang jelas dan terbaca ke dalam formulir:
PENYAMPAIAN DAN PENERIMAAN LAPORAN
Laporan adalah dugaan • Laporan disampaikan pada hari dan jam kerja, kecuali
pelanggaran Pemilu yang pada masa tenang dan pemungutan suara yang bisa
disampaikan secara resmi dilakukan dalam waktu 1x24 jam (Pasal 11 ayat 1-4)
kepada Pengawas Pemilu oleh • Pelapor menyerahkan dokumen fotokopi KTP dan bukti
WNI yang mempunyai hak (Pasal 11 ayat 5 huruf d)
pilih, Peserta Pemilu, dan • Bukti dalam bentuk surat dirangkap 3 (tiga) dan bukti
Pemantau Pemilu elektronik disampaikan melalui media penyimpanan
(Pasal 13 ayat 1-2)
(Pasal 1 angka 30) • Dalam hal laporan merupakan dugaan pelanggaran
Administratif Pemilu TSM, maka bukti harus
menunjukan terjadinya pelanggaran di 50% dari wilayah
atau daerah pemilihan (Pasal 13 ayat 3)
• Laporan yang dterima oleh PKD atau Pengawas TPS
diteruskan ke Panwaslu Kecamatan (mengarahkan atau
menemani pelapor datang ke Panwascam), jika Pelapor
tidak bersedia ke Panwascam, maka laporan tersebut
menjadi informasi awal (Pasal 9)
SYARAT FORMAL DAN MATERIEL
LAPORAN
FORMAL MATERIEL
1. Nama dan Alamat Pelapor; 1. Waktu dan Tempat kejadian
dugaan pelanggaran Pemilu
2. Pihak Terlapor; dan
2. Uraian kejadian dugaan
3. Waktu penyampaian tidak pelanggaran Pemilu; dan
melebihi jangka waktu
3. Bukti
(Pasal 15 ayat 3)
(Pasal 15 ayat 4)
Pendirian TPS
KPPS menyusun tata letak TPS dengan
mempertimbangkan kemudahan Pemilih dalam
memberikan suara serta memperhatikan alur
pemberian suara oleh Pemilih dibuat dengan ukuran paling kurang panjang 10
(sepuluh) meter dan lebar 8 (delapan) meter atau
dapat disesuaikan dengan kondisi setempat
dapat dibuat di ruang terbuka dan/atau ruang
tertutup;
Dukungan Perlengkapan
lainnya terdiri atas :
• tanda pengenal KPPS, petugas Perlengkapan Pemungutan
ketertiban TPS, dan saksi; Suara Lainnya terdiri atas :
Perlengkapan Pemungutan •
•
karet pengikat surat suara;
lem/perekat;
• salinan DPT;
Suara terdiri dari : • kantong plastic;
•
•
salinan daftar Pemilih tambahan;
daftar Pasangan Calon Presiden dan
• kotak suara; • Bolpoin;
Wakil Presiden;
• surat suara; • segel plastik sebagai alat pengaman • daftar calon tetap anggota DPR;
• tinta; lainnya pengganti gembok; • daftar calon tetap anggota DPD;
• bilik pemungutan suara; • spidol; • daftar calon tetap anggota DPRD
• segel; • formulir untuk berita acara dan/atau
provinsi;
• alat untuk mencoblos pilihan; dan • sertifikat Pemilu anggota DPRD • daftar calon tetap anggota DPRD
• TPS kabupaten/kota;
kabupaten/kota; dan
• formulir lainnya selain formulir berita • label identitas kotak suara untuk
acara dan/atau sertifikat;
setiap jenis Pemilu.
• stiker nomor kotak suara; dan
• tali pengikat alat pemberi tanda
pilihan
Perlengkapan Pemungutan Suara, Dukungan
Perlengkapan Lainnya, dan Perlengkapan Pemungutan
Suara Lainnya
PTPS memastikan Perlengkapan Pemungutan dan Penghitungan Suara dan dukungan
perlengkapan lainnya sudah diterima dari PPS paling lambat tanggal 13 Februari 2024
2. Sebelum rapat Pemungutan Suara, ketua KPPS bersama anggota KPPS, dan Saksi serta Pengawas TPS yang hadir melaksanakan
kegiatan:
• memeriksa TPS dan perlengkapannya;
• memasang salinan DPT, DPTb, Daftar Pasangan Calon, DCT anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi, dan
DPRD Kabupaten/Kota pada papan pengumuman;
• menempatkan kotak suara yang berisi Surat Suara untuk masing-masing jenis Pemilu beserta
kelengkapan administrasinya di depan meja ketua KPPS;
• mempersilakan dan mengatur Pemilih untuk menempati tempat duduk yang telah disediakan;
• menerima surat mandat dari Saksi ( satu saksi hanya dapat menjadi saksi untuk 1 peserta pemilu);
dan
• memberikan salinan DPT dan DPTb kepada Saksi dan Pengawas TPS.
Pelaksanaan Rapat Pemungutan Suara
1. Ketua KPPS melaksanakan rapat Pemungutan Suara pada hari 5. Dalam hal pada waktu rapat Pemungutan Suara belum ada
dan tanggal Pemungutan Suara. Saksi, Pengawas TPS, atau Pemilih yang hadir, rapat ditunda
2. Saksi yang hadir pada rapat Pemungutan Suara wajib membawa sampai dengan adanya Saksi atau Pemilih yang hadir, paling
lama selama 30 (tiga puluh) menit. Apabila sampai dengan
surat tugas/mandat tertulis dari Partai Politik untuk Pemilu
waktu yang ditentukan Saksi, Pemilih atau Pengawas TPS
anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota, belum hadir, rapat Pemungutan Suara dibuka dan
calon perseorangan untuk Pemilu anggota DPD, dan Tim dilanjutkan dengan Pemungutan Suara.
Kampanye Pasangan Calon yang diusulkan oleh Partai Politik
atau Gabungan Partai Politik untuk Pemilu Presiden dan Wakil 6. Dalam hal terdapat Saksi yang hadir setelah rapat
Pemungutan Suara dimulai, KPPS dapat menerima surat
Presiden.
mandat dari Saksi, dan mempersilakan untuk mengikuti
3. Saksi yang hadir dilarang mengenakan atau membawa atribut rapat Pemungutan Suara.
yang memuat nomor, nama, foto Calon/Pasangan Calon, 7. Saksi yang hadir berhak menerima:
simbol/gambar Partai Politik, atau mengenakan seragam dan/atau
atribut lain yang memberikan kesan mendukung atau menolak
• salinan formulir Model A.3-KPU, Model A.4-KPU dan
Model A.DPK-KPU;
Peserta Pemilu tertentu.
• salinan Berita Acara Pemungutan dan Penghitungan
4. Jumlah Saksi paling banyak 2 (dua) orang untuk masing-masing Suara; dan
Pasangan Calon, Partai Politik, atau calon perseorangan dan
Saksi yang dapat memasuki TPS berjumlah 1 (satu) orang pada • salinan sertifikat hasil Penghitungan Suara.
satu waktu.
Agenda Rapat Pemungutan Suara Tahapan Penghitungan Suara
1. Pengucapan sumpah atau janji anggota KPPS dan 1. Rapat Penghitungan Suara dihadiri oleh Saksi
Petugas Ketertiban TPS; dan/atau Pengawas TPS;
2. Pembukaan perlengkapan Pemungutan dan 2. Menyiapkan sarana dan prasarana Penghitungan
suara oleh KPPS diantaranya :
Penghitungan Suara; dan
• Pengaturan Tempat
3. Penjelasan mengenai tata cara pelaksanaan • Penyiapan Formulir
Pemungutan Suara. • Alat keperluan administrasi
4. Pemberian Suara oleh Pemilih untuk : • Peralatan TPS lainnya
a. Surat Suara Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 3. Pencatatan Surat Suara
; 4. Pembagian Tugas KPPS
b. Surat Suara Pemilu Pemilihan Anggota DPD; 5. Penghitungan Suara
c. Surat Suara Pemilu Pemilihan Anggota DPR;
d. Surat Suara Pemilu DPRD Provinsi; dan
e. Surat Suara Pemilu Kab/Kota.
PEMUNGUTAN SUARA ULANG (1)
1. Pemungutan suara di TPS dapat diulang apabila terjadi bencana alam dan/atau kerusuhan yang mengakibatkan hasil
pemungutan suara tidak dapat digunakan atau penghitungan suara tidak dapat dilakukan.
2. Pemungutan suara di TPS wajib diulang apabila dari hasil penelitian dan pemeriksaan Pengawas TPS terbukti terdapat
keadaan sebagai berikut:
a. pembukaan kotak suara dan/atau berkas pemungutan dan penghitungan suara tidak dilakukan menurut tata cara
yang ditetapkan dalam ketentuan peraturan perundang-undangan;
b. petugas KPPS meminta Pemilih memberikan tanda khusus, menandatangani, atau menuliskan nama atau alamat
pada surat suara yang sudah digunakan;
c. petugas KPPS merusak lebih dari satu surat suara yang sudah digunakan oleh Pemilih sehingga surat suara tersebut
menjadi tidak sah; dan/atau
d. Pemilih yang tidak memiliki KTP-el atau Suket, dan tidak terdaftar di DPT dan DPTb memberikan suara di TPS.
3. Selain keadaan sebagaimana dimaksud pada angka (2), pemungutan suara wajib diulang jika terdapat pemilih yang
memberikan suara lebih dari 1 (satu) kali, baik pada satu TPS atau pada TPS yang berbeda.
4.Pemungutan suara ulang diusulkan oleh KPPS dengan menyebutkan keadaan yang menyebabkan diadakannya pemungutan
suara ulang.
5. Pemungutan suara ulang di TPS dilaksanakan paling lama 10 (sepuluh) Hari setelah hari pemungutan suara, berdasarkan
Keputusan KPU Kabupaten/Kota.
6. Pemungutan suara ulang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dilakukan untuk 1 (satu) kali pemungutan suara
ulang.
28
PEMUNGUTAN SUARA ULANG (2)
29
PENGHITUNGAN SUARA ULANG
1. Penghitungan suara di TPS dapat diulang jika terjadi hal sebagai berikut:
a.Kerusuhan yang mengakibatkan penghitungan suara tidak dapat dilanjutkan;
b.Penghitungan suara dilakukan secara tertutup;
c.Penghitungan suara dilakukan di tempat yang kurang terang atau yang kurang mendapat penerangan cahaya;
d.Penghitungan suara dilakukan dengan suara yang kurang jelas;
g.Penghitungan suara dicatat dengan tulisan yang kurang jelas;
h.Saksi, Pengawas TPS, dan warga masyarakat tidak dapat menyaksikan proses Penghitungan Suara secara jelas;
i.Penghitungan suara dilakukan di tempat lain di luar tempat dan waktu yang telah ditentukan; dan/atau
j.ketidaksesuaian jumlah hasil penghitungan surat suara yang sah dan surat suara yang tidak sah dengan jumlah
Pemilih yang menggunakan hak pilih.
30
PEMUNGUTAN DAN PENGHITUNGAN SUARA LANJUTAN DAN
SUSULAN (1)
1. Dalam hal sebagian atau seluruh Dapil terjadi kerusuhan, gangguan keamanan, bencana alam atau gangguan lainnya
yang mengakibatkan sebagian tahapan pemungutan suara atau penghitungan suara di TPS tidak dapat
dilaksanakan, dilakukan pemungutan suara atau penghitungan suara lanjutan di TPS.
2. Pelaksanaan Pemungutan Suara atau penghitungan suara lanjutan di TPS dimulai dari tahapan pemungutan suara
atau penghitungan suara di TPS yang terhenti.
3. Dalam hal di sebagian atau seluruh Dapil terjadi kerusuhan, gangguan keamanan, bencana alam, atau gangguan
lainnya yang mengakibatkan seluruh tahapan pemungutan suara dan/atau penghitungan suara tidak dapat
dilaksanakan, dilakukan Pemungutan Suara dan/atau penghitungan suara susulan.
4. Pelaksanaan pemungutan suara dan/atau penghitungan suara susulan dilakukan untuk seluruh tahapan
pemungutan suara dan/atau penghitungan suara.
5. Pemungutan suara dan/atau penghitungan suara lanjutan atau susulan dilaksanakan setelah dilakukan penetapan
penundaan.
6. Penetapan penundaan pemungutan suara dan/atau penghitungan suara dilakukan oleh:
a. KPU Kabupaten/Kota atas usul PPK, apabila penundaan pemungutan suara dan/atau penghitungan suara meliputi
1 (satu) atau lebih dari 1 (satu) kelurahan/desa atau yang disebut dengan nama lain;
b. KPU Kabupaten/Kota atas usul PPK, apabila penundaan pemungutan suara dan/atau penghitungan suara
meliputi 1 (satu) atau lebih dari 1 (satu) kecamatan atau yang disebut dengan nama lain; atau
c. KPU Provinsi atas usul KPU Kabupaten/Kota apabila penundaan pemungutan suara dan/atau penghitungan suara
meliputi 1 (satu) atau lebih dari 1 (satu) kabupaten/kota.
31
PEMUNGUTAN DAN PENGHITUNGAN SUARA LANJUTAN DAN
SUSULAN (2)
7. Penetapan penundaan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b di atas ditetapkan dengan Keputusan KPU
Kabupaten/Kota;
8. Penetapan penundaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c di atas ditetapkan dengan Keputusan KPU
Provinsi.;
9. Pemungutan suara dan/atau penghitungan suara lanjutan atau susulan dilaksanakan paling lambat 10 (sepuluh)Hari
setelah hari pemungutan suara.
32
PEMBERIAN SUARA DI LOKASI KHUSUS
1. Pemilih yang terdaftar sebagai DPT di TPS lokasi khusus, dapat menggunakan hak pilihnya untuk memilih:
a. Pasangan Calon;
calon anggota DPR, apabila pindah memilih ke kabupaten/kota lain dalam satu provinsi dan dalam satu Dapil;
b. calon anggota DPD, apabila pindah memilih ke kabupaten/kota lain dalam satu provinsi;
c. calon anggota DPRD Provinsi, apabila pindah memilih ke kabupaten/kota lain dalam satu provinsi dan dalam satu
Dapil; dan/atau
d.calon anggota DPRD kabupaten/Kota, apabila pindah memilih ke kecamatan lain dalam satu kabupaten/kota dan
dalam satu Dapil.
2. Ketentuan mengenai TPS lokasi khusus sesuai dengan Peraturan KPU yang mengatur mengenai penyusunan daftar
Pemilih dalam penyelenggaraan Pemilu dan sistem informasi data Pemilih.
3. Ketentuan penyampaian formulir Model C.PEMBERITAHUAN-KPU terhadap Pemilih di TPS berlaku secara mutatis
mutandis terhadap Penyampaian formulir Model C.PEMBERITAHUAN-KPU terhadap Pemilih di TPS Lokasi Khusus.
4. Dalam hal terdapat kendala dalam penyampaian formulir Model C.PEMBERITAHUAN-KPU terhadap Pemilih di TPS
lokasi khusus, penyampaian formulir dilakukan berdasarkan hasil koordinasi KPU Kabupaten/Kota dengan pejabat
yang berwenang di lokasi khusus.
33
Thank You