Anda di halaman 1dari 16

MONEY POLITIC DALAM

PRAKTEK
PENYELENGGARAAN PEMILU
KETUA BAWASLU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
SATRIADI, SE., M.A.P
DASAR HUKUM

• Undang – Undang Nomor 8 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Undang – Undang Nomor 1
Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang – Undang Nomor 1
Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota Menjadi Undang – Undang.
• Undang – Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas Undang – Undang
Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang – Undang
Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota Menjadi Undang –
Undang.
PENGERTIAN MONEY POLITIC

• Suatu bentuk pemberian uang atau materi lainnya sebagai imbalan untuk
mempengaruhi seseorang atau sekelompok orang, dengan maksud untuk
mempengaruhi penyelenggara pemilihan dan/atau pemilih agar tidak
menggunakan hak pilih, menggunakan hak pilih dengan cara tertentu sehingga
suara menjadi tidak sah, memilih calon tertentu, atau tidak memilih calon
tertentu.
BENTUK – BENTUK MONEY POLITIC

• Pemberian uang dan barang yang bukan merupakan atribut kampanye.


• Pemberian sumbangan kepada masyarakat dengan maksud untuk mengajak
memilih calon tertentu.
• Penyalahgunaan wewenang dan fasilitas negara untuk kepentingan paslon/partai,
untuk menarik simpati masyarakat atau partai politik tertentu.
FAKTOR PENYEBAB MONEY POLITIC

• Faktor ekonomi
• Rendahnya pengetahuan masyarakat tentang politik
• Kebudayaan
• Pengawasan belum dapat terselenggara dengan optimal
DAMPAK MONEY POLITIC

• Korupsi
• Merusak Tatanan Demokrasi
• Semakin Tingginya Biaya Politik
LARANGAN MONEY POLITIC

• Larangan Menerima Dan Memberi Imbalan


Pasal 47 ayat (1) dan ayat (4) UU 8/2015
(1) Partai Politik atau gabungan Partai Politik dilarang menerima imbalan dalam
bentuk apapun pada proses pencalonan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan
Wakil Bupati, serta Walikota dan Wakil Walikota.
(4) Setiap orang atau lembaga dilarang memberi imbalan kepada Partai Politik atau
gabungan Partai Politik dalam bentuk apapun dalam proses Pencalonan Gubernur
dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, serta Walikota dan Wakil Walikota.
SANKSI

• Pasal 47 ayat (5) dan ayat (6)

Ayat (5) Dalam hal putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap menyatakan
setiap orang atau lembaga terbukti memberi imbalan pada proses pencalonan Gubernur
dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, serta Walikota dan Wakil Walikota maka
penetapan sebagai calon, pasangan calon terpilih, atau sebagai Gubernur dan Wakil
Gubernur,Bupati dan Wakil Bupati, serta Walikota dan Wakil Walikota dibatalkan.
Ayat (6) setiap partai politik atau gabungan partai politik yang terbukti menerima imbalah
sebagaimana di maksud pada ayat (1), dikenakan denda sebesar 10 (sepuluh) kali lipat
dari imbalan yang diterima.
LANJUTAN…..

• Larangan pemberian uang atau materi lainnya


Pasal 73 ayat (1) UU No. 10/2016
(1) Calon dan/atau tim kampanye dilarang menjanjikan dan/atau memberikan uang atau
materi lainnya untuk mempengaruhi penyelenggara pemilihan dan/atau pemilih.
(2) Calon yang terbukti melakukan pelanggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berdasarkan putusan Bawaslu Provinsi dapat dikenai sanksi administrasi pembatalan
sebagai pasangan calon oleh KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota.
MEKANISME PENANGANAN

• Pasal 135 A UU No. 10/2016

ayat (6) Pasangan calon yang dikenai sanksi administrasi pembatalan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dapat mengajukan
upaya hukum ke Mahkamah Agung dalam jangka waktu paling lambat 3 (tiga) hari kerja terhitung sejak keputusan
KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota ditetapkan.

ayat (7) Mahkamah Agung memutus upaya hukum pelanggaran administrasi Pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (6)
dalam jangka waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja terhitung sejak berkas perkara diterima oleh Mahkamah
Agung.

ayat (8) Dalam hal putusan Mahkamah Agung membatalkan Keputusan KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota sebagaimana
dimaksud pada ayat (6), KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota wajib menetapkan kembali sebagai pasangan calon.

ayat (9) Putusan Mahkamah Agung Bersifat final dan mengikat.


SANKSI PIDANA
• Pasal 187 A UU No. 10/2016

(1) Setiap orang yang dengan sengaja melakukan perbuatan hukum menjanjikan atau memberikan uang atau
materi lainnya sebagai imbalan kepada warga negara Indonesia baik secara langsung ataupun tidak
langsung untuk mempengaruhi pemilih agar tidak menggunakan hak pilih, menggunakan hak pilih
dengan cara tertentu sehingga suara menjadi tidak sah, memilih calon tertentu, atau tidak memilih calon
tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 73 ayat (4) dipidana dengan pidana penjara paling singkat 36
(tiga puluh enam) bulan dan paling lama 72 (tujuh puluh dua) bulan dan denda paling sedikit Rp.
200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah).
(2) Pidana yang sama diterapkan kepada pemilih yang dengan sengaja melakukan perbuatan melawan
hukum menerima pemberian atau janji sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
SANKSI PIDANA

• Pasal 187B UU No. 10/2016


“Anggota Partai Politik atau anggota gabungan Partai Politik yang dengan sengaja melakukan
perbuatan melawan hukum menerima imbalan dalam bentuk apapun pada proses pencalonan
Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, serta Walikota dan Wakil Walikota
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling singkat
36 (tiga puluh enam) bulan dan paling lama 72 (tujuh puluh dua) bulan dan denda paling sedikit
Rp. 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 (satu milyar
rupiah).
MASA – MASA RAWAN MONEY POLITIC DALAM
PELAKSANAAN PILKADA SERENTAK 2018

TAHAP 1 TAHAP 2 TAHAP 3

Tahapan Kampanye Tahapan Masa Tahapan Pungut


15 Febuari – 23 Juni Tenang 24 Juni – 26 Hitung 27 Juni – 29
2018 Juni 2018 Juni 2018
AYO LAPORKAN !!
Langkah yang harus dilakukan saat menemukan adanya praktik politik uang
• Mencatat temuan dengan 5W + 1H :
- What : apa bentuk politik uangnya
- When : kapan terjadinya
- Where : di mana tempat terjadinya
- Who : siapa pelakunya
- Why : apa yang melatarbelakangi politik uang tersebut
- How : bagaimana politik uang itu terjadi

* Melaporkan kepada PETUGAS PENGAWAS PEMILU terdekat di masing – masing daerah.


INGAT !!!

• Sebagaimana yang telah diamanatkan oleh konstitusi bahwa Pemilu adalah merupakan sarana
perwujudan kedaulatan rakyat, dan sebagai sarana aktualisasi partisipasi masyarakat sebagai
pemegang kedaulatan dalam penentuan jabatan public, sehingga masyarakat dalam Pemilu
BUKANLAH OBYEK untuk dieksploitasi dukungannya, namun adalah merupakan SUBYEK,
yang dimana salah satunya juga bertugas mengawal integritas Pemilu.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai