Anda di halaman 1dari 10

Analisis Kasus Tindak Pidana Politik

dalam Pemilihan Umum

POLITIK UANG
(Money Politcs) Kelompok 4

1. Arlizya Ika Putri (2002030004)


2. Destalia Endyta Putri (2002031008)
3. Farida (2002031010)
4. Ivan Maulana (1902032007)

Dosen Pengampu: Hendra Irawan, M.H. Mata Kuliah: Kejahatan Di Bidang Politik
Pengertian Politik Uang

Politik uang (Money Politic) adalah suatu


upaya memengaruhi orang lain (masyarakat)
dengan menggunakan imbalan materi atau
dapat juga diartikan jual beli suara pada proses
politik dan kekuasaan serta tindakan membagi-
bagikan uang, baik milik pribadi atau partai
untuk mempengaruhi suara pemilih.
Pemberian imbalan ini dapat berupa uang,
sembako, fasilitas umum, maupun materi
lainnya.
STRATEGI POLITIK UANG
1. Serangan Fajar
Dalam sistem politik ada yang namanya “serangan fajar” bagi para calon
legislatif beserta tim suksesnya pada calon pemilih, adapun masa yang paling
rawan adalah H-2 dan H-1 pemilihan. Dalam masa ini masing-masing calon
saling melakukan pengintaian guna semaksimal mungkin dan seakurat
mungkin mendapatkan informasi tentang berapa besar uang yang beredar bagi
satu suara.

2. Mobilisasi massa
Mobilisasi massa biasa terjadi pada saat kampanye yang melibatkan
penggalangan massa dengan iming-imingan sejumlah uang untuk meramaikan
kampanye yang diadakan oleh partai politik. Penggunaan uang biasanya untuk
biaya transportasi, uang lelah serta uang makan, dengan harapan massa yang
datang pada saat kampanye akan memilihnya kelak.
Faktor-faktor Terjadinya Politik Uang

Kebiasaan Masyarakat (budaya) Rendahnya Pengetahuan Politik


• Kebiasaan dari masyarakat yang menjadikan • pengetahuan terhadap larangan-larangan
pemilu adalah sebuah kondisi dimana mereka dalam pemilu menjadi pengaruh besar agar
dan para elit politik saling berbagi dan bantu dapat berjalannya pemilu yang bersih dan
membantu dalam mencapai kesepakatan jujur sesuai ketentuan peraturan.
bersama dari keuntungan yang sama-sama
pula mereka dapatkan.

Kemiskinan (Ekonomi) Keinginan Untuk menjadi angota dewan


• Sebagaimana ditahui, angka kemiskinan di • Kebanyakan dari anggota calon legislatif
Indonesia cukup tinggi. Kemiskinan adalah menghalalkan berbagai macam cara agar
keadaan dimana terjadi ketidakmampuan dapat mempengaruhi masyarakat untuk
untuk memenuhi kebutuhan dasar. memilih dirinya.
LARANGAN & SANKSI
POLITIK UANG

BUNYI PASAL 515

“Setiap orang yang dengan sengaja


pada saat pemungutan suara
menjanjikan atau memberikan uang
U U No. 7
atau materi lainnya kepada Pemilih
Tahun 2017
supaya tidak menggunakan hak
pilihnya atau memilih Peserta Pemilu
tertentu atau menggunakan hak
pilihnya dengan cara tertentu sehingga
surat suaranya tidak sah, dipidana
dengan pidana penjara paling lama 3
(tiga) tahun dan denda paling banyak
Bunyi pasal 523:
02 (1) Setiap pelaksana, peserta, dan/atau tim kampanye
pemilu yang dengan sengaja menjanjikan atau
memberikan uang atau materi lainnya sebagai
imbalan kepada peserta kampanye pemilu secara
langsung ataupun tidak langsung sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 280 ayat (1) huruf j dipidana
dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan
denda paling banyak Rp24.000.000,00 (dua puluh Bunyi pasal 523
empat juta rupiah).
03 (2) Setiap pelaksana, peserta, dan/atau tim kampanye pemilu
yang dengan sengaja pada masa tenang menjanjikan atau
memberikan imbalan uang atau materi lainnya kepada
Pemilih secara langsung ataupun tidak langsung
sebagaimsn4 dimaksud dalam Pasal 278 ayat (2) dipidana
dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan
Bunyi pasal 523:
04
denda paling banyak Rp48.000.000,00 (empat puluh delapan
(3) Setiap orang yang dengan sensaja pada hari juta rupiah).
pemungutan suara menjanjikan atau memberikan
uang atau materi lainnya kepada Pemilih untuk
tidak menggunakan hak pilihnya atau memilih
Peserta Pemilu tertentu dipidana dengan pidana
penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling
banyak Rp36.000.000,00 (tiga puluh enam juta
rupiah).
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016

Pasal 187A

(1) Setiap orang yang dengan sengaja


melakukan perbuatan melawan hukum
menjanjikan atau memberikan uang
atau materi lainnya sebagai imbalan
65% Pasal 187A

(2) Pidana yang sama


kepada warga negara Indonesia baik
secara langsung ataupun tidak diterapkan kepada
langsung untuk mempengaruhi Pemilih pemilih yang dengan
agar tidak menggunakan hak pilih, sengaja melakukan
menggunakan hak pilih dengan cara perbuatan melawan
tertentu sehingga suara menjadi tidak hukum menerima
sah, memilih calon tertentu, atau tidak pemberian atau janji
memilih calon tertentu sebagaimana sebagaimana dimaksud
dimaksud pada Pasal 73 ayat (4) pada ayat (1).
dipidana dengan pidana penjara
paling singkat 36 (tiga puluh enam)
bulan dan paling lama 72 (tujuh puluh
dua) bulan dan denda paling sedikit
Rp200.000.000,00 (dua ratus juta
rupiah) dan paling banyak
Rp1.000.000.000,00 (satu milyar
Prosedur Penegakkan Hukum
1. Penanganan Tindak 2. Penanganan Tindak
Pidana Pemilu di Tingkat Pidana Pemilu di Tingkat
Pengawas Pemilu Penyidik
Laporan dugaan pelanggaran Laporan dugaan Tindak Pidana
pemilu disampaikan kepada Pemilu diteruskan kepada
Bawaslu, Bawaslu Propinsi, kepolisian paling lama 1x24 jam
Bawaslu Kabupaten/Kota, dan sejak diputuskan dalam rapat
Panwascam, paling lama 7 hari pleno berdasarkan kajian
sejak diketahui adanya pengawas pemilu, dan
pelanggaran. Apabila laporan penelurusan dilakukan paling
tersebut memenuhi syarat formil lama 14 hari. Kepolisian wajib
maupun materiil, oleh sebab itu melengkapi hasil penyelidikkan
sebelum laporan diteruskan ke dan berkas perkara paling lama 3
pihak kepolisian pengawas hari sejak tanggal penerimaan
pemilu diberi wewenang untuk berkas dari penuntut umum.
mengkaji dan mencari bukti-
bukti laporan.
Prosedur Penegakkan Hukum 3. Penanganan Tindak Pidana 4. Penanganan Tindak Pidana 5. Upaya Hukum Banding
Pemilu di Tingkat Penuntut Pemilu di Pengadilan Negeri
Umum

Penuntut umum adalah jaksa yang Dalam hal penanganan tindak Putusan Pengadilan Negeri dapat
diberi wewenang oleh undang – pidana pemilu dilakukan secara diajukan banding ke Pengadilan
undang untuk melakukan khusus, yaitu Pengadilan Negeri Tinggi yang merupakan
penuntutan dan melaksanakan dalam memeriksa, mengadili, dan pemeriksaan yang bersifat judex
penetapan hakim. Penututan memutus perkara tindak pidana factie dan terakhir. Pengajuan
merupakan tindakan penuntut pemilu menggunakan KUHP, banding diajukan maksimal
umum untuk melimpahkan perkara kecuali ditentukan lain dalam UU 3(tiga) hari setelah putusan
ke pengadilan negeri untuk Pemilu No.7 Tahun 2017. Hal dijalankan. Pengadilan Tinggi
diperiksa dan diputus dalam sidang tersebut sesuai dengan asas “lex memeriksa dan memutus perkara
pengadilan. specialist derogate lex generali” banding paling lama 7 (tujuh)
yaitu ketentuan yang bersifat hari, setelah permohonan banding
khusus didahulukan dari ketentuan diterima, dan putusan banding ini
yang bersifat umum. merupakan putusan terakhir dan
mengikat, serta tidak bisa
dilakukan upaya hukum lain.
Thank You
For Your Attention....

Anda mungkin juga menyukai