Anda di halaman 1dari 3

Politik uang(money politik) di desa talabiu kecamatan

woha

Duduk perkara
Calon kepala desa talabiu nomor urut 2 Muhammad nurfajrin telah tertangkap basah oleh tim
pemenang lawan (dalam hal ini calon kepala desa nomor urut 1) tengah membagi-bagikan uang
dalam rangka pembagian bantuan kepada rakyat kurang mampu dan secara terang-terangan
meminta dukungan Di RT 07 A malam pada hari 17 september 2016. Hal ini sangat menganggu
elektabilitas pasangan lain. Jadi untuk menghindari permainan kotor yang berkelanjutan
kami(dalam hal ini paslon lain) akan membawanya kejalur hukum.

Atas duduk perkara tersebut pihak paslon nomor urut satu meminta LO(Legal opini) kepada
kami mengenai pelaporan tindakan paslon atass nama MUHAMMAD NUR FAJRIN tersebut

DASAR HUKUM

Dalam Pasal 73 ayat 3 Undang Undang No. 3 tahun 1999 berbunyi:

"Barang siapa pada waktu diselenggarakannya pemilihan umum menurut undang-undang ini
dengan pemberian atau janji menyuap seseorang, baik supaya orang itu tidak menjalankan
haknya untuk memilih maupun supaya ia menjalankan haknya dengan cara tertentu, dipidana
dengan pidana hukuman penjara paling lama tiga tahun. Pidana itu dikenakan juga kepada
pemilih yang menerima suap berupa pemberian atau janji berbuat sesuatu.”

Dalam pasal 187A ayat (1)


“bahwa setiap orang yang dengan sengaja menjanjikan atau memberikan uang atau materi
lainnya sebagai imbalan untuk mempengaruhi pemilih agar tidak menggunakan hak pilih,
menggunakan hak pilih dengan cara tertentu sehingga suara menjadi tidak sah, memilih calon
tertentu, atau tidak memilih calon tertentu diancam paling lama 72 (tujuh puluh dua) bulan dan
denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah).”

"Pelanggaran money Politik TSM bisa saja dilakukan oleh orang lain seperti simpatisan atau tim
kampanye manakala terbukti dilakukan atas perintah dan aliran dananya dari paslon maka dapat
dikategorikan sebagai pelanggaran ketentuan pasal 187A,"

Pendapat hukum
Tindakan paslon nomor urut 2(dalam hal ini Muhammadd nurfajrin) sudah terbukti melanggar
Pasal 73 ayat 3 Undang Undang No. 3 tahun 1999. Pasal ini melarang seseorang yang mengikuti
pemilu melakukan suap kepada masyarakat agar memilih yang bersangkutan(dalam hal ini
paslon no urut 2)

Tindakan dalam pasal 73 ayat 3 UU no 3 tahun 1999 yang dimaksud adalah memberikan sesuatu
berupa, uang atau sembako untuk menghilangkan dan memaku kebebasan masyarakat yang
bersangkutan dalam mengikuti pemilu.

Selain pasal 73 kami juga telah mengidentifikasi bahwa pasal 187A juga telah dilanggar oleh
yang bersangkutan. Dalam pasal ini paslon dilarang untuk memberikan materi atau menjanjikan
hal lainya sebagai imbalan agar tidak menggunakan hak pilih atau menggunakan hak pilih
dengan cara tertentu sehingga hak pilih menjadi tidak sah. Dalam pasal ini siapapun yang
melakukanya termasuk simpatisan atau kelompok pendukung yang mana sumber dananya dari
paslon maka sama saja. dan pelanggaran ini dikenai sanksi 72 minggu penjara dan denda 1
milyar rupiah.

Kesimpulan
Kami menyimpulkan terdapat cukup alasan dan dasar hukum untuk melaporkan kegiatan yang
dilakukan paslon nomor urut 2(dalam hal ini Muhammad nurfajrin) berhubungan dengan
kegiatan kampanye yang dijalankannya.

Namun kami tidak menyarankan hal ini dilakukan keecuali pihak paslon no urut 1 sudah siap
dengan konsekuensinya. Karena ada kemungkinan kasus ini akan merembet pada hal lain. dan
juga kemungkinan besar menyebabkan saling selidik dan sama-sama mecari kesalahan. Sehingga
berakhir pada saling lapor.

Kami menyarakan pihak paslon no urut 1 melakukan tindakan persuasif dengan cara meminta
pihak paslon no urut 2 menghentikan kegiatan kampanye dengan cara seperti itu, sebelum
menempuh jalur hukum.

Terimkasih.

NAMA: ABDUL KADIR ZAYLANI

NIM: D1A020003

Anda mungkin juga menyukai