Anda di halaman 1dari 2

PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan rheologi yang berkaitan erat dengan
viskositas. Dimana reologi sendiri merupakan ilmu yang mempelajari tentang sifat aliran,
sedangkan viskositas merupakan gaya geser yang diperlukan agar menghasilkan
kecepatan 1 cm/detik dan dipisahkan oleh jarak 1 cm dalam satuan poise. Dimana dalam
farmasi fisik adanya dua aliran yaitu aliran newton dan non newton. Praktikum kali ini
bertujuan untuk mengetahui viskositas dari suatu cairan. Penentuan viskositas ini
ditentukan menggunakan alat viskotester. Viskotester yang digunakan adalah Viskometer
Brookfield. Prinsip dari alat ini yaitu rotasi dengan mengkombinasikan setting spindle
dan kecepatan putar spindle.

Pada viscometer ini nilai viskositas didapatkan dengan mengukur gaya puntir
sebuah rotor silinder (spindle) yang dicelupkan kedalam sample. Viscometer Brookfield
memungkinkan untuk mengukur viskositas dengan menggunakan teknik dalam
viscometry. Alat ukur kekentalan ini dapat mengukur viskositas melalui kondisi aliran
berbagai bahan sampel yang diuji. Untuk dapat mengukur viskositas sample dalam
viskometer Brookfield, bahan harus diam didalam wadah sementara poros bergerak
sambil direndam dalam cairan.

Sampel yang digunakan pada praktikum kali ini adalah CMC 0.25% dan CMC
1%. CMC adalah turunan dari selulosa yang sering dipakai dalam industry pangan, atau
digunakan dalam bahan makanan untuk mencegah terjadinya retrogradasi.

Langkah awal yakni spindle dipasang pada gantungan spindle untuk mengukur kecepatan
geser (shearing stress) dari suatu larutan. Larutan yang akan diukur ditempatkan pada
gelas beker. Turunkan spindle sedemikian rupa pada cairan tadi sehingga batas spindle
tercelup ke dalam cairan tanpa menyentuh dasar maupun dinding dari gelas beker karena
joka spindel menyentuh dasar akan terjadi gesekan yang akan memberi gaya yang
menghambat perputaran spindle dan dapat merusak alat. Hal ini menyebabkan
pengukuran menjadi kurang tepat. Kontrol kecepatan pada alat diatur mulai dari
kecepatan terendah yaitu 0,3 rpm hingga 100 rpm, viskositas dapat diukur pada saat
spindle mulai berputar, maka pada penampang alat akan terlihat harga viskositas zat
dalam cP (centipoises). Harga dari viskositas akan muncul jika persentase skala yang
muncul 0. Jika skala tidak menunjukkan angka atau menampilkan angka negatif berarti
alat tersebut tidak mampu mengukur viskositas sampel pada kecepatan yang telah
ditentukan karena vakositas terlalu besar atau kecepatan gerak spindle terlalu kecil.

Pada viskometer ini dilengkapi dengan tiga spindle yang memiliki bentuk yang berbeda-
beda, ada yang berukuran kecil,sedang dan besar. Selain ukurannya yang berbeda-beda,
ketiga jenis spindle ini memiliki fungsi yang berbeda. Jika sediaan yang akan diuji
mempunyai karakteristik aliran Newton maka digunakan spindle 3 atau dapat juga
dengan spindle 1 karena larutan yang memiliki daya alir Newton bersifat tidak terlalu
kental (encer). Namun untuk mengukur viskositas larutan yang memiliki karakteristik
aliran Non-Newton dapat digunakan spindle 2 yang berbentuk kecil karena pada aliran
Non-Newton larutannya mempunyai kekentalan yang tinggi.

Pengujian CMC 0,25% dengan menggunakan spindel no 1 dilakukan sebanyak 2 kali


untuk yang pertama didapat viskositas 20 mpa.s dengan kecepatan 3 rpm dan yang kedua
didapat viskositas 25 mpa.s dengan kecepatan 12 rpm. Untuk pengujian CMC 1% dengan
menggunakan spindel no 1 pengujian pertama didapat viskositas 80 m.ps dengan rpm 3
dan yang kedua didapat viskositas 220 m.ps dengan rpm 1,5.

Dari data yang ada dapat disimpulkan bahwa CMC merupakan cairan non newton
dipengaruhi oleh waktu karena CMC memiliki viskositas tidak konstan dan termasuk
aliran tiksotropik. Semakin besar kecepatan tiap rpmnya maka viskositas yang didapat
semakin tinggi. Namun hal tersebut tidak sesuai dengan teori karena, semakin tinggi rpm
afau kecepatan putaran maka viskositasnya semakin rendah

Anda mungkin juga menyukai