PENGENALAN ALAT
Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Ekologi yang diampu:
Drs. Nugroho Edi Kartijono, M.si.
Drs. F. Putut Martin Herry Bodijantoro, M.si.
Disusun oleh:
Artanti Astutiningtyas
4411417048
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2019
A. Judul Praktikum
Pengenalan Alat Praktikum Ekologi
B. Pelaksanaan Praktikum
Hari/ Tanggal : Kamis, 14 Maret 2019
Waktu : 13.00 s.d selesai
Tempat : Laboratorium Ekologi FMIPA UNNES
C. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah;
1. Mengetahui nama-nama alat yang akan digunakan dalam perkuliahan Ekologi
2. Mengetahui prinsip kerja dari setiap alat yang digunakan dalam perkuliahan
Ekologi
3. Dapat menggunakan alat-alat praktikum Ekologi Umum Secara baik dan benar
ketika berada di Laboratorium maupun di lapangan
D. Landasan Teori
Dalam kegiatan praktikum Ekologi, pengumpulan data banyak melibatkan
pengukuran. Pengukuran cuplikan tersebut biasanya melibatkan alat-alat tertentu.
Supaya alat yang kita gunakan dapat mengukur dengan benar, sehingga diperoleh data
yang representative, maka alat yang digunakan harus dikenali dan diketahui prosedur
operasinya. Alat - alat yang digunakan dalam ekologi mempunyai fungsi dan cara kerja
yang berbeda. Oleh karena itu perlu adanya pengenalan alat-alat yang meliputi fungsi
atau kegunaan alat, cara pemakaian dan prinsip kerja. Sehingga ketika praktikum di
lapangan mahasiswa mampu menggunakan alat-alat dengan benar dan tepat.
Kesesuaian dan cara pemakaian alat akan sangat berpengaruh pada data yang diambil
(Wirakusumah, 2003).
Dalam mempelajari ekologi, kita tak akan lepas dengan yang namanya kegiatan
laboratorium. Kegiatan laboratorium merupakan kegiatan yang melibatkan seluruh
aktivitas, kreativitas dan intelektualitas siswa. Salah satu keterampilan dan kreativitas
yang diperlukan dan harus dikuasai siswa adalah keterampilan merencanakan suatu
percobaan, meliputi keterampilan menentukan alat dan bahan, menentukan variabel,
menentukan hal-hal yang perlu diamati dan dicatat, menentukan langkah kerja, serta
cara pengolahan data untuk menarik kesimpulan sementara (Ottander & Grelsson, 2006
: Maknun, 2012). Keterampilan lain adalah keterampilan mengenal peralatan yang akan
digunakan untuk penelitian. Pengenalan alat-alat laboratorium bertujuan untuk
membuat praktikan mengetahui fungsi atau kegunaan alat-alat laboratorium, oleh
karena itu, fungsi daripada tiap-tiap alat akan dijelaskan dengan tujuan agar praktikan
dapat memahami secara jelas kegunaan alat-alat laboratorium yang akan dipakai. Pada
dasarnya setiap alat memiliki nama yang menunjukkan kegunaan alat tersebut, prinsip
kerja atau proses yang berlangsung ketika alat digunakan. Beberapa kegunaan alat dapat
dikenali berdasarkan namanya (Lubis, 2013). Seperti contohnya, barometer,
hygrometer, kompas, soil tester, dan anemometer.
Ekologi merupakan ilmu tentang interaksi faktor biotik dan abiotik. Interaksi faktor
biotik pada suatu lingkungan merupakan konsep dari ekosistem. Faktor biotik yang
dimaksud merupakan mahluk hidup, sedangkan faktor abiotik merupakan kondisi
lingkungan baik tempat, maupun kondisi/ cuaca lingkungan. Ada beberapa faktor yang
dapat mempengaruhi suatu ekosistem khususnya mahluk hidup itu sendiri, yaitu
klimatik, edafik, dan fisiografik. (Fathir, 2011) Faktor klimatik merupakan faktor iklim
yang meliputi suhu, sinar matahari, kelembapan, angin, dan curah hujan. Faktor edafik
atau tanah merupakan media utama khususnya bagi pertumbuhan jenis vegetasi.
Kebutuhan-kebutuhan untuk pertumbuhan dan perkembangan vegetasi, seperti mineral
(unsur hara), kebutuhan bahan organik (humus), air, dan udara keberadaannya disediakan
oleh tanah, sedangkan faktor fisiografi memengaruhi kehidupan makhluk hidup meliputi
ketinggian tempat dan bentuk lahan. Ketinggian tempat sangat berpengaruh terhadap
perubahan suhu udara. (Fathir, 2011) Untuk mengetahui pengaruh dari ketiga faktor
tersebut maka penggunaan alat sangatlah penting berkenaan dengan tingkat akurasi
pengukuran ketiga faktor. Dilihat dari penggunaannya alat yang biasa digunakan ada yang
bersifat manual, ada pula yang bersifat digital. Alat yang bersifat manual biasanya
memiliki teknik penggunaan yang cukup bertahan bila dibandingkan dengan alat yang
bersifat digital. Walaupun begitu, alat yang bersifat digital juga memiliki beberapa
kelemahan seperti sensitivitas tinggi sehingga pengguanaannya harus dilakukan secara
hati-hati dan secara ekonomis lebih mahal dari alat yang bersifat manual. (Resosoedarmo,
2003). Beberapa alat memiliki fungsi khas pada ekosistem tertentu maka pengetahuan
mengenai fungsi, spesifikasi, cara kerja, serta prinsip kerja alat merupakan hal yang wajib
diketahui mengingat peran alat yang sangat fundamental dalam kegiatan praktikum
ekologi. Selain itu, pengetahuan wajib dimiliki oleh masing-masing ekolog agar alat tidak
mudah cepat rusak mengingat peralatan ekologi memiliki harga yang kebanyakan tidak
murah. (Djuwanto. 2000)
Prosedur operasional dari alat-alat yang digunakanan sesungguhnya bisa kita
pelajari secara manual yang selalu disertakan dalam alat tersebut. Dengan mempelajari
manual tersebut, diharapkan data yang diperoleh bisa lebih akurat dan dapat
dipertanggungjawabkan sehingga mencerminkan kondisi yang akurat.
2. Peralatan Akuatik
F. Pembahasan
Peralatan yang dapat digunakan dalam praktikum ekologi sangatlah beragam. Alat-
alat itu dapat dibedakan atas alat untuk daerah daratan (Terestrial) dan alat untuk daerah
perairan (Akuatik). Alat-alat ini mungkin sedikit berbeda dengan alat yang biasa
dilakukan ketika praktikum di laboratorium, namun alat-alat ini sangat berguna ketika
digunakan untuk penelitian di lapangan. Untuk itu pada praktikum pengenalan alat-alat
laboratorium ini bertujuan untuk membuat praktikan mengetahui fungsi atau kegunaan
alat-alat laboratorium, oleh karena itu, fungsi daripada tiap-tiap alat dijelaskan dengan
tujuan agar praktikan dapat memahami secara jelas kegunaan alat-alat laboratorium
yang akan dipakai. Pada dasarnya setiap alat memiliki nama yang menunjukkan
kegunaan alat tersebut, prinsip kerja atau proses yang berlangsung ketika alat
digunakan. Dalam ekologi dikenal adanya alat ukur dan alat sampling. Alat-alat yang
diperkenalkan pada praktikum kali ini merupakan alat yang dapat dikelompokkan dalam
dua jenis tersebut. Definisi dari alat ukur adalah alat-alat yang digunakan untuk
mengetahui nilai suatu besaran melalui kegiatan pengukuran. Sedangkan definisi dari
alat sampling adalah alat yang digunakan untuk mengambil sampel maupun contoh
untuk menduga keadaan suatu populasi yang akan diteliti dan digunakan dalam proses
praktikum.
Banyaknya jenis alat pasti memiliki fungsi yang berbeda-beda. Ada alat yang
digunakan untuk pengukuran jarak, ada alat yang digunakan berkaitan dengan faktor
klimatik seperti suhu, kelembaban, intensitas cahaya, keasaman atau Ph dsb., dan ada
alat yang digunakan berkaitan dengan faktor edafik. Alat-alat ini juga dibedakan atas
sifatnya, yaitu alat manual dan digital. Pada kegiatan lapangan kita dapat mengujur
factor klimatik menggunakan alat-alat khusus, diantaranya Luxmeter untuk mengukur
intensitas cahaya, Thermometer untuk mengukur suhu, Altimeter-barometer untuk
mengukur ketinggian dan tekanan, Barometer untuk mengukur tekanan angin,
Termohygrometer untuk mengukur suhu dan kelembaban, Anemometer untuk
mengukur kecepatan angin, Klinometer untuk menentukan besar sudut elevasi dalam
mengukur tinggi obyek secara tidak langsung, dan Handy Talkie untuk komunikasi dua
arah untuk saling bertukar informasi.
Selain faktor klimatik, terdapat pula faktor edafik, yaitu faktor-faktor yang
bergantung pada keadaan tanah, kandungan air dan udara, serta organisme yang hidup
didalamnya. Alat-alat khusus yang digunakan untuk mengamati contohnya, Soil tester
untuk mengukur pH dan kelembaban tanah, PFF (Point Frame Frekuensi) untuk
mengukur dominansi herba pada suatu lokasi plot, GPS (Global Positioning System)
untuk mengetahui posisi suatu objek, Kompas untuk mengetahui arah mata angin, Rol
meter untuk mengukur jarak, dan Gunting dahan untuk pengambilan sampel pohon.
Terdapat pula alat-alat yang berkaitan dengan perairan atau akuatik. Contohnya
yaitu, Salinometer untuk mengukur salinitas air, Refraktometer untuk mengukur kadar
garam, pH meter untuk mengukur pH, Jaring untuk menangkap sampel seperti bentos,
nexton, atau newston, Plankton net untuk menangkap plankton (Fitoplankton atau
zooplankton), Segwick rafter untuk mengukur populasi plankton, Water sampler untuk
mengambil sampel air, Sacci disk untuk mengetahui kedalaman cahaya masuk ke air,
Eickman grab untuk mengambil substrat didasar perairan, dan jala suber untuk
mengambil bentos di perairan dangkal.
Selain mengetahui jenis alat tersebut tergolong alat apa, hal lain yang sebaiknya
dilakukan adalah mengetahui cara perawatan alat tersebut. Alat-alat yang menggunakan
baterai basah atau arus listrik, bila sudah selesai digunakan sebaiknya segera diputuskan
arusnya atau disimpan dalam keadaan sleep. Alat-alat yang menggunakan baterai kering
selesai digunakan baterai harus dikeluarkan dan alat disimpan dalam keadaan sleep,
misalnya pH meter. Di laboratorium, bentuk alat juga beraneka ragam. Alat yang
berbentuk bundar harus disimpan sebaik mungkin jangan sampai terguling. Ada pula
alat yang harus disimpan dalam keadaan berdiri, misalnya hygrometer. Cara
menyimpan alat ini sebaiknya dalam keadaan tergantung. Beberapa jenis termometer
juga mempunyai tempat khusus (tabung). Setelah digunakan biasanya alat segera
disimpan dan dimasukkan dalam tabungnya. Perawatan alat secara rutin dapat dilakukan
dengan memeriksa terlebih dahulu kelengkapan dan membersihkan alat sebelum
digunakan. Setelah selesai dipergunakan juga semua alat harus dibersihkan dan jangan
disimpan dalam keadaan kotor. Lemari untuk menyimpan alat seringkali terkena rayap
yang dapat merusak beberapa jenis alat, maka secara periodik harus dilakukan
penyemprotan antihama atau sejenisnya dan memasukkan kapur barus.
Setiap alat yang agak rumit selalu mempunyai buku petunjuk penggunaan alat.
Maka sebelum alat digunakan, hendaknya bacalah terlebih dahulu petunjuk penggunaan
alat dan petunjuk perawatannya.kita ketahui bahwa nama alat sama dan fungsi sama
kemungkinan bisa berbeda cara penggunaannya karena pabrik yang mengeluarkan
berbeda dan tahun pembuatannya juga berbeda. Untuk itu, sangat dianjurkan untuk
membaca buku petunjuk sebelum menggunakan alat. Prosedur operasional dari alat-alat
yang digunakanan sesungguhnya bisa kita pelajari secara manual yang selalu disertakan
dalam alat tersebut. Dengan mempelajari manual tersebut, diharapkan data yang
diperoleh bisa lebih akurat dan dapat dipertanggungjawabkan sehingga mencerminkan
kondisi yang akurat sebagai sebuah karya ilmiah yang semestinya.
G. Kesimpulan
1. Berdasarkan data pengamatan dan penjabaran dari pembahasan dapat disimpulkan
bahwa pengenalan alat sangat penting dilakukan hal ini dalam pengumpulan data
banyak melibatkan alat-alat dan pengukuran dalam Ekologi. Alat-alat ekologi
memiliki fungsi dan operasi kerja yang berbeda sehingga diperoleh data yang
representative. Alat-alat Ekologi berdasarkan ranah kerjanya dibagi menjadi dua,
yaitu peralatan akuatik dan terrestrial. Peralatan terestrial terdiri dari rol meter,
thermometer, altimeter-barometer, barometer, termohygrometer, kompas,
luxmeter, GPS, soil taster, anemometer, gunting dahan, PFF, dan klinometer.
Sedangkan alat yang masuk dalam peralatan akuatik terdiri dari thermometer,
salinometer, refraktometer, pH meter, jarring, plankton net, water sampler, sacci
disk, eickman grab, jala suber, dan segwick rafter.
2. Cara perawatan dan penggunaan alat yang sangat bervariasi oleh karena itu sangat
dianjurkan untuk memahami buku pentunjuk penggunaan alat terlebih dahulu.
H. Saran
Diharapkan mahasiswa lebih memperhatikan dan aktif saat pembahasan materi
berlangsung.
I. DAFTAR PUSTAKA
Djuwanto. 2000. Petunjuk Praktikum Ekologi. Yogyakarta: UNY Press.
Fathir, Amin. 2011. Ekologi II. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Maknun, Djohar, dkk. 2012. Keterampilan Esensial Dan Kompetensi Motorik
Laboratorium Mahasiswa Calon Guru Biologi Dalam Kegiatan Praktikum
Ekologi. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia.Hal 141-148.
Resosoedarmo, S., K. Kartawinata, A. Soegiarto. 1986. Pengantar Ekologi. Bandung:
Remadja Rosdakarya.
Sinaga, Rolas. 2013. Pengenalan Alat-Alat Laboratorium.Laboratorium Teknologi
Industri Pertanian: Universitas Bengkulu.