Anda di halaman 1dari 33

ADMINISTRASI PROYEK KESEHATAN

‘STUDI KELAYAKAN DI APOTEK GREEN FARMA’

Anggota Kelompok 1:
1. Yoga Trinugroho (G1D116011)
2. Apri Nur Annisa (G1D116014)
3. Dinta Lestari (G1D116016)
4. Adinda Desma Mulyani (G1D1160 )
5. Sriyuna (G1D1160 )
6. Amin Aulawi (G1D1160 )
7. Puji Lestari (G1D116025 )
8. Deri Sentosa (G1D1160 )
9. Rizki Dwi Cahyani (G1D116027 )
10. Ade Pebrianti (G1D116001)

Diajukan Untuk Melengkapi Nilai Tugas Mata Kuliah Adiministrasi Proyek


Kesehatan Semester Genap Tahun 2018/2019

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS JAMBI
2019

i
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulilah kami ucapkan kepada ALLAH SWT, berkat rahmat

dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas Administrasi Proyek Kesehatan

‘Studi Kelayakan Di Apotik’. Tugas ini di buat untuk memenuhi tugas mata

kuliah Administrasi Proyek Kesehatan di semester enam.

Ucapan terima kasih kepada Bapak Dr. Guspianto SKM, MKM selaku

dosen pembimbing mata kuliah Administrasi Proyek Kesehatan serta kepada

semua pihak yang telah membantu sehingga Tugas ini dapat di selesaikan tepat

pada waktunya.

Semoga Tugas ini dapat memberikan informasi dan dapat bermanfaat untuk

pengembangan wawasan serta peningkatan ilmu pengetahuan khususnya dalam

hal permasalahan Administrasi Proyek Kesehatan. Kami sebagai penulis

menyadari bahwa dalam penulisan Makalah ini masih jauh dari kata sempurna.

Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat

membangun dari semua pembaca demi kesempurnaan hasil tugas ini.

Jambi, 15 April 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ii

Daftar Isi iii

Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 2

1.3 Tujuan Penulisan 2

1.4 Manfaat Penulisan 3

Bab II Pembahasan 4

2.1 Ruang Lingkup Kegiatan Proyek 4

2.2 Pelaksanaan Kegiatan Proyek Apotek Green Farma 7

2.3 Evaluasi Aspek Yang Menentukan Berhasilnya Proyek 8

2.4 Sarana Yang Diperlukan Dalam Proyek 20

2.5 Biaya-Biaya Proyek 23

2.6 Akibat Bermanfaat Pada Proyek 27

Bab III Penutup 29

3.1 Kesimpulan 29

3.2 Saran 29

Daftar Pustaka 30

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Studi kelayakan proyek merupakan suatu studi untuk menilai proyek yang

akan dikerjakan di masa mendatang. Penilaian disini tidak lain adalah untuk

memberikan rekomendasi apakah sebaiknya proyek yang bersangkutan layak

dikerjakan atau sebaiknya ditunda dulu. Mengingat di masa mendatang penuh

dengan ketidakpastian, maka studi yang dilakukan tentunya akan melibatkan

berbagai aspek dan membutuhkan pertimbangan-pertimbangan tertentu untuk

memutuskannya. Ini menunjukkan bahwa dalam melakukan studi kelayakan akan

melibatkan tim gabungan dari berbagai ahli sesuai dengan bidangnya masing-

masing seperti ekonom, hukum, psikolog, akuntan, perekayasa teknologi, dan

sebagainya.

Jika proyek yang dilakukan merupakan proyek investasi yang beorientasi

laba, maka studi kelayakan proyek adalah dalam rangka menilai layak tidaknya

proyek investasi yang dilakukan dapat memberikan keuntungan secara ekonomis.

Tetapi jika proyek tersebut merupakan proyek investasi yang tidak berorientasi

laba seperti proyek investasi untuk lembaga-lembaga sosial maka studi kelayakan

proyek yang dilakukan adalah untuk menilai layak atau tidaknya proyek tersebut

dikerjakan tanpa mempertimbangkan keuntungan secara ekonomis.

Maka dari itu penulis melakukan studi kelayakan yang dibuat resume pada

apotek ”green farma”. Diamana dengan adanya apotek green farma dapat menjadi

1
salah satu sarana pelayanan kesehatan dan juga dapat membantu masyarakat

untuk memperoleh perbekalan obat-obatan dll.

Selain itu merupakan upaya usaha untuk memajukan kesejahteraan

umum yang berarti mewujudkan suatu tingkat kehidupan secara optimal,

yang memenuhi kebutuhan manusia termasuk kesehatan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja ruang lingkup kegiatan proyek?

2. Bagaimana cara kegiatan proyek dilakukan?

3. Apa saja evaluasi terhadap aspek-aspek yang menentukan keberhasilan

proyek?

4. Apa saja sarana yang diperlukan oleh proyek?

5. Jelaskan biaya-biaya proyek?

6. Jelaskan akibat-akibat yang bermanfaat pada proyek?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui apa saja ruang lingkup kegiatan proyek

2. Untuk mengetahui cara kegiatan proyek dilakukan

3. Untuk mengetahui apa saja evaluasi terhadap aspek-aspek yang

menentukan keberhasilan proyek

4. Untuk mengetahui apa saja sarana yang diperlukan olehh proyek

5. Untuk mengetahui penjelasan biaya-biaya proyek

6. Untuk mengetahui akibat-akibat yang bermanfaat pada proyek

2
1.4 Manfaat

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Administrasi Proyek Kesehatan dan

sebagai bahan pembelajaran studi kelayakan bagi mahasiswa untuk memenuhi

kompetensi serta dapat menjadi referensi/resume yang dapat dipergunakan

sebagaimana mestinya.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Ruang Lingkup Kegiatan Proyek

2.1.1 Nama dan Alamat Apotek

Tempat Praktek : APOTEK “GREEN FARMA”

Alamat : Jl.Imogiri Barat KM 4,5 Bangunharjo

Sewon Bantul Yogyakrta

APA : Lazwardy Perdana Putra,S.Farm.,Apt

Alamat : Jl. Babaran no.685 B pandeyan Umbulharjo Yogyakarta

Aping : Ismi Faridah,S.Farm.,Apt

Alamat : Jl. Tritunggal 2a karangkajen Yogyakarta

Pemilik Sarana Apotek : Jasmi Harjo,S.Farm.,Apt

2.1.2 Visi & Misi Apotek

Di dalam setiap organisasi, instansi maupun lembaga tentunya

memiliki visi misi yang digagas dan dirancang dengan sedemikian rupa

ketika organisasi tersebut didirikan dan menjadi pedoman dalam

menjalankan organisasi tersebut. Visi memiliki pengertian dimana

rangkaian kata yang terdapat didalamnya menunjukkan suatu cita-cita,

impian ataupun tujuan yang ingin dicapai. Adapun visi dari Apotek

tersebut yaitu,

Visi :

“Kami Ada Untuk Kesehatan Anda“ Menjadikan apotek yang

menerapkan pelayanan kefarmasian yang bermutu, berkualitas dan terpercaya

4
bagi masyarakat dengan memberikan pelayanan prima yang berlandaskan

profesionalisme Apoteker.

Secara umum, misi memiliki pengertian segala sesuatu yang harus

dilakukan untuk mewujudkan visi. Misi juga dapat bermakna sebagai

penjabaran suatu visi dimana penulisnya dibuat dan lebih lengkap sehingga

bisa dipahami oleh setiap orang yang membacanya. Adapun misi dari apotek

Green Farma, yaitu,

Misi :

a. Menciptakan suasana yang aman dan nyaman baik bagi konsumen maupun

tenaga kerja

b. Melaksanakan pelayanan kefarmasian yang tepat, cepat, dan informatif

dengan menerapkan konsep Pharmaceutical Care secara professional.

c. Mengevaluasi kinerja di apotek secara rutin dan menyeluruh serta senantiasa

melakukan perbaikan.

d. Pemberian nilai tambah dengan penyampaian informasi seputar obat,

konsultasi dan perbekalan farmasi lainnya.

e. Melaksanakan sistem manjemen yang efektif dan efisien

2.1.3 Tujuan Pendirian Apotek

a Memberi peluang kerja ( berperan dalam mengurangi angka

pengguran )

b Sarana untuk pelayanan kebutuhan perbekalan farmasi bagi

masyarakat yang terjamin kualitas dan khasiatnya

5
c Sarana untuk lebih mengenalkan profesi Apoteker kepada

masyarakat luas. Dengan berupaya menerapkan No Pharmasis No

servis

2.1.4 Aspek Lokasi

Nama apotek yang akan didirikan adalah Apotek “GREEN FARMA”,

terletak di Jl.Imogiri Barat KM 4,5 Kelurahan Bangunharjo Sewon Bantul

Yogyakarta

1. Denah lokasi : terlampir

2. Data - data pendukung

a Kepadatan Penduduk

Apotek berada di daerah dengan kepadatan penduduk yang

cukup tinggi yaitu dengan jumlah penduduk 86.779, dekat dengan

perkantoran, pertokoan, lingkungan kampus, perumahan penduduk

dan rumah sakit.

b Tingkat sosial dan ekonomi

Tingkat pendidikan masyarakat relatif tinggi mengingat

letak Apotek GREEN FARMA yang berada di lingkungan

perkantoran, pertokoan, lingkungan kampus, praktek dokter, rumah

sakit dan perumahan penduduk. Secara umum tingkat

perekonomian masyarakat sekitar termasuk dalam golongan

menengah ke atas.

c Jumlah Pesaing

Jumlah Apotek sebagai pesaing sebanyak 1 buah

6
d Mudah dijangkau

Lokasi apotek sangat mudah dijangkau karena terletak di

pinggir jalan raya.

2.2 Pelaksanaan Kegiatan Proyek Apotek Green Farma

Kegiatan Proyek Apotek Green Farma ini dilakukan atau ditangani sendiri

oleh pemilik Sarana Apotek yaitu Jasmi Harjo, S.Farm., Apt serta terdapat

Investor dari pihak luar yang saling bekerja sama sebanyak 10 pemegang saham

sebagai modal pendirian Proyek Apotek Green Farma. Manajemen Proyek pada

Apotek Green Farma ini dikendalikan bersama oleh pemilik proyek dengan para

investor yang dapat berjalan dengan adanya Konsultan dan Kontraktor. Konsultan

terdiri dari Konsultan Perencana dan Konsultan Pengawas. Selain itu dalam

menjalankan Proyek Apotek Green Farma ini diperlukan dukungan dari pihak luar

seperti Pemasok atau Suplier, Institusi Keuangan, Lembaga Internal, Badan

Pemerintahan, Lembaga Pelayanan, Tenaga Kerja, Masyarakat dan Manager

Lapangan serta terdapat penyedia dan pengguna jasa pelayanan. Dengan begitu

harapannya dari setiap aspek aspek dalam mendirikan Proyek Apotek Green

Farma ini dapat saling berintegrasi dan saling bekerjasama serta menjalankan hak

dan kewajibannya untuk keperluan kelayakan pendirian Proyek Apotek Green

Farma dalam mendukung dan meningkatkan derajat kesehatan manusia Indonesia.

7
2.3 Evaluasi Terhadap Aspek-Aspek yang Menentukan Berhasilnya Seluruh

Proyek

2.3.1 Struktur organisasi

PSA APA

Aping

AA Pembantu Umum

Gambar 1. Struktur organisasi Apotek GREEN FARMA

Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan sebanyak 5 orang, dengan rincian

sebagai berikut :

APA : 1 orang

Apoteker Pendamping : 1 orang

AA : 2 orang

Pembantu Umum : 1 orang

Jam kerja : 08.00-21.00 WIB, dibagi menjadi 2 shift (masing-masing 6,5

jam), yaitu jam 08.00-14.30 WIB terdiri dari 1 apoteker, 1 asisten apoteker, 1

pembantu umum dan jam 14.30-21.00 WIB terdiri dari 1 apoteker, 1 asisten

apoteker (hari minggu buka).

8
2.4.2 Job Description tenaga kerja apotek

1. Apoteker Pengelola Apotek

Tugas dan wewenang:

a) Memimpin seluruh kegiatan apotek

b) Menginformasikan customer aturan pemakaian obat, efeksamping,

dosis, dan monitoring

c) Memuat laporan penjualan

d) Memeriksa penjualan per shift, laporan kasir, laporan pembelian

e) Mengatur jadwal asisten apoteker/ juru racik/ kurir

f) Kontrol kinerja karyawan

g) Tanggung jawab semua operasional yang bersifat operasi ke Dinas

Kesahatan

h) Mengontrol laporan sebelum diberikan ke PSA

i) APA bertanggungjawab atas kelancaran segala bidang dalam

apotek serta bertanggungjawab terhadap kelancaran hidup apotek

yang dipimpinnya.

2. Apoteker Pendamping

Tugas dan wewenang:

a) Melaksanakan seluruh tugas dan kewajiban APA, bilamana APA

berhalangan selama jam kerja apotek.

b) Dalam melaksanakan segala tindakan, terutama dalam hal-hal

penting yang mendasar dan strategis, harus mendapat persetujuan

dari APA.

9
c) Apoteker Pendamping bertanggungjawab penuh kepada APA dan

melaksanakan tugas dan fungsi sebagai apoteker pendamping

sesuai dengan petunjuk dan atau instruksi dari APA.

3. Asisten Apoteker

Tugas dan wewenang :

a) Melaksanakan pekerjaan yang seusai dengan profesinya sebagai

asisten apoteker, yaitu meliputi :

1.) Pelayanan kefarmasian (pelayanan obat bebas dan obat

dengan resep) sesuai petunjuk pimpinan apotek.

2.) Mengerjakan pengubahan bentuk pembuatan sedían racikan

dan meracik.

3.) Menghubungi dokter yang bersangkutan apabila resep tidak

dapat dibaca.

4.) Menyusun, membendel dan menyimpan resep dengan baik.

5.) Mencatat laporan penggunaan obat dan perbekalan farmasi

(narkotik, psikotropik, statistik resep dan OGB, OWA) dan

waktu kadaluarsa.

6.) Mendata kebutuhan obat dalam defekta dan membantu

kelancaran kegiatan pembelian.

7.) Menerima barang pesanan, memeriksa dan menandatangani

faktur, mencatat ke dalam buku pembelian (komputer) dan

menjaga agar daftar harga tetap up to date.

10
8.) Memelihara kebersihan, kerapihan serta keteraturan ruang

pelayanan dan peracikan obat.

9.) Mengelompokkan dan menata obat sesuai abjadnya.

10.) Bertanggung jawab atas selisih barang yang ada di stock

11.) Melakukan kesesuaian jumlah barang yang masuk dengan

yang di stock

Dalam keadaan tertentu dapat menggantikan tugas kasir,

reseptir dan lain sebagainya.

b) Bertanggungjawab kepada pimpinan apotek atas segala kebenaran

tugas yang diselesaikannya. Berwenang melaksanakan pelayanan

kefarmasian sesuai petunjuk dan atau instruksi pimpinan apotek.

4. Kasir

Tugas dan wewenang

a) Membantu AA dalam pengadaan dan penyiapan obat

b) Menghitung modal awal

c) Melayani customer sesuai Visi dan Misi Apotek…

d) Melakukan transaksi seperti menerima dan mengembalikan uang.

e) Bertanggungjawab langsung kepada pimpinan apotek dan

melaksanakan tugas sesuai instruksi dan petunjuk pimpinan apotek.

5. Kurir

Tugas dan wewenang:

11
Melaksanakan kegiatan yang dibutuhkan oleh Apoteker dan AA, seperti:

1. Pengambilan barang untuk apotek (‘’nempil’’ obat di apotek lain)

2. Mengantarkan laporan keuangan ke PSA setelah apotek tutup.

3. Mengambil Buku laporan setiap hari dari PSA sebelum apotek buka

4. Mengambil order barang yang mendesak.

2.4.3 Standar Operating Procedure (SOP) pelayanan apotek

1. SOP Pelayanan OTC

1) Pasien datang,

2) Menyapa pasien dengan ramah dan menanyakan kepada pasien

obat apa yang dibutuhkan,

3) Tanyakan lebih dahulu keluhan atau penyakit yang diderita

pasien, kemudian bantu pasien untuk mendapatkan obat yang

tepat,

4) Menghitung harga dan minta persetujuan terhadap nominal harga,

5) Bila sudah terjadi persetujuan, ambilkan obat yang diminta

pasien sesuai dengan permintaan meliputi : nama obat dan

jumlah obat,

6) Serahkan obat kepada pasien disertai dengan informasi tentang

obat meliputi dosis, frekuensi pemakaian sehari, waktu

penggunaan obat, cara penggunaan dan efek samping obat yang

mungkin timbul setelah penggunaan obat, dan jika diperlukan

pengatasan pertama terhadap efek samping yang ditimbulkan.

12
2. SOP Pelayanan OWA

1) Pasien datang,

2) Menyapa pasien dengan ramah dan menanyakan kepada pasien

obat apa yang dibutuhkan,

3) Tanyakan pada pasien apa keluhan yang dialaminya dan gejala

penyakitnya,

4) Tanyakan pada pasien apakah sebelumnya pernah menggunakan

obat tertentu dan bagaimana hasilnya (kondisi membaik atau

bertambah parah),

5) Bila pasien telah menggunakan obat sebelumnya dan hasilnya

tidak memuaskan maka pilihkan obat lain yang sesuai dengan

kondisi pasien, begitu juga untuk pasien yang sama sekali belum

pernah minum obat,

6) Menghitung harga dan minta persetujuan terhadap nominal harga,

7) Setelah pasien setuju dengan harga obat, ambilkan obat diatas,

8) Serahkan obat kepada pasien disertai dengan informasi tentang

obat meliputi : dosis, frekuensi pemakaian sehari, waktu

penggunaan obat, cara penggunaan dan efek samping obat yang

mungkin timbul setelah penggunaan obat dan dan jika diperlukan

pengatasan pertama terhadap efek samping yang ditimbulkan,

9) Catat nama pasien, alamat, dan nomor telepon pasien.

10) Buat catatan khusus tentang pasien yang nantinya sebagai patient

data record.

13
3. SOP Pelayanan Resep

1) Menerima resep pasien,

2) Lakukan skrining resep meliputi administrasi, farmasetika dan

klinik,

3) Menghitung harga dan minta persetujuan terhadap nominal harga,

4) Pasien diberi nomor antrian,

5) Tulis nomor struk (print out) pada resep dan satukan resep

dengan print out

6) Cocokkan nama, jumlah dan kekuatan obat dalam resep dengan

print out,

7) Siapkan obat sesuai dengan resep,

8) Jika obat racikan maka patuhi SOP meracik,

9) Buat etiket dan cocokkan dengan resep,

10) Teliti kembali resep sebelum diserahkan pada pasien termasuk

salinan resep dan kuitansi (jika diminta oleh pasien),

11) Serahkan obat kepada pasien disertai dengan informasi tentang

obat meliputi dosis, frekuensi pemakaian sehari, waktu

penggunaan obat, cara penggunaan dan efek samping obat yang

mungkin timbul setelah penggunaan obat dan jika diperlukan

pengatasan pertama terhadap efek samping yang ditimbulkan,

12) Catat nama pasien, alamat dan nomor telepon pasien.

13) Buat catatan khusus tentang pasien

4. SOP Meracik Obat

14
1) Siapkan alat yang akan digunakan dan bersihkan meja untuk

meracik

2) Buatlah instruksi meracik meliputi : no resep, nama pasian,

jumlah dan cara mencampur.

3) Siapkan etiket dan wadah obat sertakan bersam obat dan

instruksinya untuk diracik.

4) Cucilah tangan bila perlu gunakan sarung tangan, masker.

5) Siapkan bat sesuai resep dan cocokkan dengan yang tertera pada

struknya

6) Jika ada bahan yang harus ditimbang makapersiapkan lebih

dahulu.

7) Bacalah instruksi meracik dengan seksama dan lakukanlah hati-

hati.

8) Pastikan hasil racikan sesuai dengan instruksinya.

9) Masukkan dalam wadah yang telah disediakan dan beri etiket,

kemudian serahkan pada petugas lain untuk diperiksa dan

diserahkan.

10) Bersihkan peralatan dan meja meracik setelah selesai.

11) Cucilah tangan sampai bersih.

5. SOP Menimbang

1) Bersihkan timbangan,

2) Setarakan timbangan terlebih dahulu sebelum mulai menimbang

3) Ambil bahan‐bahan sesuai dengan permintaan resep,

15
4) Ambil anak timbangan sesuai berat yang diminta dan letakkan

pada ring timbangan sebelah kiri (timbangan dalam keadaan off),

5) Bahan baku yang dikehendaki diletakkan secukupnya pada piring

timbangan sebelah kanan,

6) Buka dan on kan timbangan kemudian dilihat apakah

timbangnya sudah seimbang atau belum,

7) Bahan ditambah atau dikurangi sampai diperoleh timbangan

yang seimbang yang ditunjukkan ole letak jarum pada posisi nol,

8) Ambil bahan yang sudah ditimbang kemudian diberi nama sesuai

nama yang tertera pada botol persediaan bahan,

9) Cek ulang anak timbangan apakah berat yang diminta sesuai

dengan resep kemudian dikembalikan ketempatnya,

10) Cek ulang apakah bahan yang diambi sudah sesuai dengan resep

kemudian dikembalikan ketempatnya.

6. SOP Konseling OTC

1) Menanyakan keluhan pasien dan mengapa menggunakan obat

tersebut dan sudah berapa lama pasien mengalami keluhan

tersebut,

2) Menanyakan bagaiman kondisi pasien setelah menggunakan obat

tersebut

3) Apabila obat yang diminta sesuai dengan kondisi pasien dan

memberikan efek seperti yang diharapkan maka obat boleh

diberikan,

16
4) Apabila obat yang diminta tidak sesuai dengan kondisi pasien

maka pasien dipilihkan obat yang tepat untuk kondisinya,

5) Menanyakan tentang bagaiman pasien menggunakan obat

tersebut, bila ada yang kurang atau salah maka farmasi wajib

membenarkan dan melengkapinya.

7. SOP Konseling OWA

1) Menanyakan keluhan pasien sehingga pasien menggunakan obat

tersebut dan sudah berapa lama pasien mengalami gejala tersebut,

2) Cocokkan kondisi pasien dengan obat yang diminta, bila obat

kurang sesuai untuk pasein maka rekomendasikan obat yang

tepat untuk pasien,

3) Menanyakan tentang bagaimana pasien menggunakan obat

tersebut meliputi dosis, frekuensi, durasi, dan cara penggunaan.

Bila ada yang kurang atau salah maka farmasis wajib

membenarkan dan melengkapinya,

4) Menanyakan bagaimana kondisi pasien setelah menggunakan

obat tersebut,

5) Apabila obat yang diminta sesuai dengan kondisi pasien dan

memberikan efek seperti yang diharapkan maka obat boleh

diberikan,

6) Apabila kondisi pasien tidak membaik atau semakin memburuk

makan sebaiknya dirujuk ke dokter,

17
7) Informasikan kepada pasien bahwa pasien diperbolehkan

konsultasi dengan apoteker untuk berdiskusi tentang terapi yang

dijalani pasien.

8. SOP Konseling resep

1) Obat diserahkan pada pasien sekaligus dicocokkan dengan data

pasien,

2) Mencocokkan obat dengan kondisi pasien dengan cara

menanyakan pada pasien tentang keluhan yang dialaminya,

3) Memberitahukan pada pasien tentang obat yang diberikan dan

tujuan penggunaan obat tersebut,

4) Memberikan innformasi pada pasien tentang aturan penggunaan

obat (dosis, frekuensi, durasi, cara penggunaan),

5) Menanyakan kembali tentang semua informasi yang telah

disampaikan untuk memastikan bahwa pasien telah paham dan

mengerti tentang aturan penggunaan obat,

6) Memberitahukan pada pasien tentang ESO obat yang mungkin

terjadi dan cara penanganan yang mungkin bisa dilakukan oleh

pasien terhadap efek samping yang terjadi,

7) Menyarankan pasien untuk pergi ke dokter bila dirasa ESO

cukup berat dan mengganggu,

8) Informasikan pada pasien tentang hal apa saja yang perlu

dihindari atau yang perlu dilakukan untuk menunjang

keberhasilan riset,

18
9) Catat nama pasien dan no telp pasein,

10) Buat catatan khusus tentang pasien sebagai.

9. SOP Penerimaan dan Penyimpanan Barang

1) Saat barang datang dari PBF,

2) Cek kesesuaian antara SP dengan faktur dan barangnya

(kecocokan tentang nama barang, bentuk, jumlah sediaan, no

batch dan tanggal ED),

3) Cek kondisi barang (rusak, pecah, tersegel atau tidak),

4) Faktur ditandatangani oleh apoteker atau asisten apoteker

dilengkapi dengan no. SIK/SIA/NIP seta dibubuhi stempel

apotek,

5) Faktur diambi 1 lembar untuk arsip apotek,

6) Serahkan faktur kepada bagian administrasi untuk diedit di

komputer,

7) Cocokkan harga yang sudah ada di komputer dengan harga yang

tertera pada faktur baru, apakah ada kenaikan atau tidak,

8) Tandatangani faktur yang telah diedit di komputer,

9) Hargai barang‐barang/obat bebas dan letakkan sesuai dengan

spesifikasinya. Untuk obat keras langsung disimpan dalam

almari sesuai dengan efek farmakologinya atau berasarkan abjad,

10) Arsip faktur sesuai dengan nama PBF masing‐masing

19
2.4 Sarana Yang Diperlukan Dalam Proyek

2.4.1 Alat dan Perbekalan Farmasi yang Diperlukan

a. Bangunan milik sendiri, Luas bangunan 15x10 m terdiri atas:

1)Ruang tunggu, kasir, ruang kerja apoteker dan konsultasi obat,

ruang pelayanan resep, tempat penyimpanan obat, ruang

peracikan, ruang pencucian alat, dapur, toilet dan tempat parker.

2)Bangunan dilengkapi dengan telepon, komputer, penerangan,

televisi, sumber air, alat pemadam kebakaran, ventilasi dan

sanitasi yang mendukung, kipas angin dan tempat sampah.

b. Papan nama

Papan nama berukuran panjang 100 cm dan lebar 60 cm

dengan tulisan putih di atas dasar biru tua, tinggi huruf minimal 7

cm dengan tebal 7 mm, dilengkapi dengan neon box. Papan nama

apotek diletakkan di depan bangunan yang merupakan identitas

apotek, berisi nama apotek dan APA dengan No. SIA dan No.

SP/SIK terpasang jelas.

c. Perlengkapan

a) Alat pembuatan, pengolahan, dan peracikan terdiri dari :

1. Gelas ukur

2. Labu Erlenmeyer

3. Beker glass

4. Literan plastik 1 dan 2 liter

5. Corong glass

6. Timbangan dan anak timbangan (g/mg)

20
7. Termometer

8. Mortir dan stamper

9. Spatel logam/tanduk plastik atau porselen

10. Batang pengaduk

11. Penangas air

12. Kompor atau alat pemanas yang sesuai

13. Panci rak tempat pengeringan alat

14. Cawan porselin

15. Spatula porselin

16. Botol timbang

b) Alat perbekalan farmasi :

1. Botol berbagai ukuran

2. Tensimeter

3. Alat ukur gula darah, kolesterol, asam urat (Easy touch 3 in

1)

4. Pot plastik berbagai ukuran

5. Lemari pendingin

6. Lemari dan rak untuk penyimpanan obat

7. Lemari untuk penyimpanan racun, narkotika, psikotropika

dan bahan obat yang berbahaya lainnya.

c) Wadah pembungkus dan pengemas :

1. Etiket (biru dan putih)

2. Kertas puyer

3. Streples

21
4. Wadah pengemas, dan membungkus untuk penyerahan obat

(tas plastik)

d) Alat administrasi :

1. Blanko pesanan obat

2. Blanko kartu stock obat

3. Blanko salinan resep

4. Blanko faktur dan blanko nota penjualan

5. Buku defecta

6. Buku ED

7. Buku Farmakope

8. Buku ISO atau MIMS

9. Buku pembelian

10. Buku penerimaan

11. Buku pembukuan keuangan

12. Buku pencatatan narkotik

13. Buku pesanan obat narkotik

14. Buku laporan obat narkotik

15. Buku pencatan penyerahan resep

16. Buku resep jika dokter akan beli obat

17. Kwitansi

18. Alat-alat tulis dan kertas

d. Perbekalan farmasi yang diperlukan

1. Obat Keras (Obat dengan resep dan OWA)

22
2. Obat Bebas (OTC) dan bebas terbatas

3. Alat kesehatan : master, perban, termometer, sarung tangan,

perban, alkes steril, perbekalan rumah sakit.

4. Bahan baku

5. Perlengkapan bayi

2.5 Biaya-Biaya Proyek

2.5.1 Aspek Modal Dan Biaya

1. Modal

Modal diperoleh dari kerjasama antara 10 orang pemegang

saham apotek yaitu sebanyak Rp. 810.000.000,00 Yang terdiri dari :

Modal Tetap

a. Bangunan + Tanah Rp. 525.000.000,00

b. Perlengkapan Rp. 54.067.700,00

c. Biaya Perjanjian Rp. 1.000.000,00

Modal Operasional Rp. 200.000.000,00

Modal Cadangan Rp. 29.932.300,00

Total Modal Rp. 810.000.000,00

2.5.2 Rencana Anggaran Pendapatan Dan Belanja Tahun Ke I

a) Biaya rutin perbulan tahun ke I

1) Tenaga Kerja Rp. 4.400.000,00

2) Biaya Lain-lain Rp. 1.550.000,00

Biaya Total Rp. 5.950.000,00

23
b) Biaya Rutin Tahun ke I

1) Biaya Rutin bulanan x 12 tahun Rp.71.400.000,00

2) THR (1 bulan gaji) Rp. 4.400.000,00

Total biaya Rutin tahun ke I Rp. 75.800.000,00

c) Proyeksi Pendapatan Tahun ke I

Pada tahun ke I diproyeksikan resep yang masuk 30 lembar/hari

dengan perkiraan harga rata-rata Rp.50.000/lembar

1. Penjualan Obat Resep tahun ke I (untung 25%)

30 lembar x 25 hari x 12 bulan x Rp.50.000 Rp. 450.000.000,00

2. Penjualan Obat Bebas dan non obat (untung 15%)

25 hari x 12 bulan x Rp.600.000 Rp. 180.000.000,00

3. Penjualan OWA (untung 20%)

25 hari x 12 bulan x Rp. 650.000 Rp. 195.000.000,00 +

Total Rp. 825.000.000,00

d) Pengeluaran Rutin Tahun Ke I

a. Pembelian Obat Resep

75% x Rp. 450.000.000 Rp. 337.500.000,00

b. Pembelian Obat Bebas dan non obat

85% x Rp. 180.000.000 Rp. 153.000.000,00

c. Pembelian OWA

80% x Rp. 195,000.000 Rp. 156.000.000,00 +

JUMLAH Rp. 646.500.000,00

e) Perkiraan Laba Rugi tahun ke I

24
1. Pemasukan Tahun ke I Rp. 825.000.000,00

2. Pengeluaran tahun ke I Rp. 646.500.000,00 _

LABA KOTOR Rp. 178.500.000,00

Pajak PTKP 25% Rp. 44.625.000,00 _

LABA BERSIH Rp. 133.875.000,00

Zakat 2,5% x Rp. 133.875.000,00 Rp. 3.346.875,00 _

LABA BERSIH SETELAH ZAKAT Rp. 130.528.125,00

2.5.3 Perhitungan Bep Tahun Ke I

1. Pay Back Periode

Total Investasi Rp. 810.000.000,00

PBP = = = 6,2 tahun (6 tahun 2

bulan)

Laba Bersih Rp. 130.528.125,00

Jadi jangka waktu untuk kembalinya modal adalah selama 6 tahun 2 bulan

2. ROI (Return On Investement)

Laba Bersih

ROI = x 100 %

Total Investasi

Rp. 130.528.125,00

ROI = x 100 % = 16,11 %

Rp. 810.000.000,00

Rasio laba bersih terhadap biaya (ROI) adalah sebesar 16,11%

25
3. BEP (Break Even Point )

a. Breack Event Point (BEP)

BEP= x Biaya tetap

1 – ( Biaya variabel / Pendapatan )

= x Rp. 75.800.000

1 – (Rp. 646.500.000 / Rp. 825.000.000)

= Rp. 350.336.134.500 / tahun

= Rp. 29.194.677.870 / bulan

Biaya tetap

% BEP = x 100 %

Pendapatan - Biaya variable

Rp. 75.800.000

= x 100 %

Rp. 825.000.000 – Rp. 646.500.000

= 42,46 %

Kapasitas BEP

Kapasitas BEP = % BEP X Jumlah lembar resep / tahun

= 42,46 % x (30 lembar x 25 hari x 12 bulan )

= 3.821,4 resep / tahun

= 318 resep / bulan

= 13 resep / hari

26
BEP adalah titik dimana pendapatan dan modal yang dikeluarkan sama,

atau sering disebut balik modal. Jadi apotek green pharma balik modal paling

sedikit mereka harus menjual 13 resep/hari.

2.6 Akibat-Akibat Yang Bermanfaat Pada Proyek

Akibat yang bermanfaat ataupun peluang/prospek pemasaran setelah

dilaksanakannya proyek :

a. Apotek dengan konsep layanan patient oriented yang berbasis layanan

kefarmasian pharmaceutical care.

b. Apoteker Griya Sehat menerapkan konsep pelayanan kefarmasian

“No Pharmacist No Service”

c. Letak apotek berada di Jalan Imogiri barat dipinggir jalan yang ramai

dilalui arus kendaraan.

d. Mempunyai SDM yang berpotensi di bidangnya, kreatif, penuh inovasi,

dan semangat kerja yang tinggi Pelayanan sepenuh hati dengan

keramahan dan senyum

e. Apoteker yang selalu standby di apotek, siap memberikan layanan

terbaiknya dan konsultasi seputar obat.

f. Pelayanan cepat dengan konsep untuk obat racikan maksimal 20 menit.

g. Harga bersaing dengan apotek lain dan disesuaikan dengan tingkat

perekonomian warga sehingga dapat terjangkau

h. Apotek yang bersih dan nyaman, disertai dengan TV, toilet, ruang

tunggu, dan parkir yang luas.

27
i. Jumlah Penduduk disekitar apotek cukup padat, sehingga menjadi

sumber pelanggan apotek yang potensial.

j. Penduduk dengan latar belakang sosial yang beragam, sangat

memungkinkan untuk menjadi pelanggan.

k. Penduduk dengan tingkat pendidikan yang cukup tinggi. Golongan

masyarakat ini lebih kritis, lebih bisa menerima pikiran logis, dan

mungkin lebih peduli dengan pola hidup sehat.

l. Penduduk golongan geriatri cukup banyak dengan permasalahan

penyakit penyakit degeneratif.

Pelayanan yang baik dari apotek GREEN FARMA diharapkan

dapat menarik banyak konsumen untuk menjadi pelanggan tetap. Aspek-

aspek yang menjadi prioritas utama dalam peningkatan pelayanan,

meliputi:

a. Keramahan dalam pelayanan ( menerapkan sistem ” 5 S” Senyum,

Salam, Sapa, Sopan, Santun )

b. Ruang tunggu yang nyaman dengan fasilitas minum gratis, toilet,

televisi, leaflet kesehatan, koran, dan majalah.

c. Konsultasi obat selama apotek buka

d. Pelayanan informasi Obat (PIO)

e. Pelayanan penimbangan BB dan tinggi badan gratis.

f. Tempat parkir luas dan gratis

g. Delivery drug System ( minimal Rp. 70.000 radius 5 km)

28
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

29
DAFTAR PUSTAKA

1. Angreliany, Nurul. 2014. Pihak Pihak yang Terlibat dalam Proyek


Kontruksi. http://www.slideshare.net Diakses Tanggal 14 April 2019

30

Anda mungkin juga menyukai