OLEH
KELOMPOK 1 & 2
RUANGAN INTERNA
1. INDOMARYAM RUSDIN, S.Kep
2. JEISTIKA GIASI, S.Kep
3. PUTRI RIDWAN BAKARI, S.Kep
4. RIVALDI MOKODOMPIT, S.Kep
5. SRI WULANDARI, S.Kep
6. WINDRAWATI ISMAIL, S.Kep
7. FEBRI DWIYANTO ENGAHU, S.Kep
8. ANNISA A. EYATO, S.Kep
9. MANDA PAKAYA, S.Kep
10. MOH. YUSRAN BASRI, S.Kep
11. SRI DEVIYANINGSIH NABU, S.Kep
Telah disetujui oleh preseptor klinik dan preseptor akademik dan telah diperbaiki
sesuai saran dan masukan yang diberikan untuk dapat diseminarkan pada:
Hari : Senin
Tanggal : 26 September 2022
Mengetahui
Telah disetujui oleh preseptor klinik dan preseptor akademik dan telah diperbaiki
sesuai saran dan masukan yang diberikan untuk dapat diseminarkan pada:
Hari : Senin
Tanggal : 26 September 2022
Mengetahui
Puji syukur kehadirat Allah SWT berkat Rahmat, hidayah, dan karuniyanya
kepada kita semua sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan akhir stase
Keperawatan Manajemen di program studi profesi ners fakultas ilmu kesehatan
universitas muhammadiyah gorontalo. Penulis selama menjalani program ners
khususnya stase Keperawatan Manajemen ini banyak mendapat bantuan dan arahan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu melalui kesempatan ini penulis menyampaikan terima
kasih kepada:
1. Prof. Dr. H. Abd. Kadim Masaong., M.Pd Selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Gorontalo
2. Salahudin Pakaya Selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Gorontalo
3. Ns. Fadli Syamsuddin.M.Kep .,Sp.Kep.MB Selaku Wakil Dekan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Gorontalo
4. Ns. Andi Akifa Sudirman.,S.Kep.,M.Kep Selaku Ketua Program Studi Profesi Ners
5. Ns. Sabirin B. Syukur.,M.Kep Selaku Koordinator Stase Manajemen Keperawatan
6. Ns. Rini Asnawati.,M.Kes Selaku Prespetor Akademik Stase Manajemen
Keperawatan
7. Ns. Junita Djojohikrat, S.Kep Selaku Preseptor Klinik Ruangan Interna RSIA Siti
Khadijah
8. Ns. Haslinda Damansyah.,M.Kep Selaku Pendamping Preseptor RSIA Siti Khadijah
9. Ns. Dewi Modjo.M.Kep Selaku Pendamping Preseptor RSIA Siti Khadijah
10. Kepada Teman-Teman Kelompok I ruangan Interna RSIA Siti Khadijah Telah
Membantu Dalam Penyusunan Laporan Ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan dan masih banyak kekurangan, oleh sebab itu kritik dansaran penulis
harapkan demi kesempurnaan laporan iniselanjutnya.
Kelompok 1&2
DAFTAR ISI
COVER
Kata pengantar
Lembar pengesahan
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Tujuan penulisan
C. Manfaat
1. Sejarah singkat
B. Pengumpulan data
d. Pembiayaan (M4-Money)
a. Fungsi perencanaan
1) Visi ruangan
2) Misi ruangan
5) Standar kinerja
b. Fungsi pengorganisasian
1) Struktur organisasi
2) Uraian tugas
c. Fungsi pengarahan
1) Operan
4) Pendelegasian
5) Supervisi
6) Ronde keperawatan
d. Pengendalian
1) Indikator mutu
B. Konsep Kepemimpinan
D. Konsep MAKP
BAB IV PEMBAHASAN
D. Metodea POA
BAB V LAPORAN RENCANA KEGIATAN DAN IMPLEMENTASI
A. Rencana Kegiatan
B. Implementasi
BAB VI
D. Belum tersedianya daftar obat Hight Alert dan LASA diruangan Interna
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada era globalisasi, sarana pelayanan kesehatan merupakan elemen utama
dalam meningkatkan derajat kesehatan. Menurut Depkes RI (2008) dalam
Permenkes RI No 269/Menkes/Per/III/2008 tentang rekam medis, sarana
pelayanan kesehatan adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan
yang dapat digunakan untuk praktik kedokteran atau kedokteran gigi. Menurut
Hatta (2008), salah satu bentuk sarana pelayanan kesehatan adalah rumah sakit,
baik yang diselenggarakan oleh pemerintah atau masyarakat.
Rumah sakit berfungsi untuk melakukan upaya kesehatan dasar atau
kesehatan rujukan dan upaya kesehatan penunjang. Dalam menjalankan
fungsinya, rumah sakit diharapkan senantiasa memperhatikan fungsi sosial dalam
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat seiring dengan tingginya
kesadaran dan tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang bermutu
(Hatta, 2008). Rumah sakit dinyatakan berhasil, tidak hanya pada kelengkapan
fasilitas yang diunggulkan, melainkan juga pada sikap dan pelayanan sumber
daya manusia. Oleh karena itu rumah sakit harus mampu memenuhi harapan dan
keinginan pasien agar pasien tidak beralih ke rumah sakit lain.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa memahami dan mampu menerapkan konsep teori dalam aplikasi
prinsip-prinsip manajemen keperawatan dalam pelaksanaan manajemen
asuhan keperawatan dan manajemen pelayanan keperawatan di ruangan
Interna RSIA Siti Khadijah Kota Gorontalo.
2. Tujuan Khusus
Selama berlangsungnya praktek manajemen keperawatan mahasiswa
diharapkan mampu untuk :
1) Mengidentifikasi masalah yang tidak sesuai dengan prinsip
manajemen keperawatan yang terdapat di ruang Interna RSIA Siti
Khadijah Kota Gorontalo
C. Manfaat Penulisan
Dengan diadakannya praktek manajemen keperawatan ini diharapkan akan
memberikan manfaat kepada:
1. Mahasiswa
1) Mahasiswa lebih terampil dalam penerapan aplikasi prinsip prinsip
manajemen keperawatan dilapangan.
2) Mahasiswa mendapat pengalaman baru di lapangan dalam hal
penerapan manajemen keperawatan.
2. Perawat
1) Membantu meringankan beban kerja perawat selama praktek
berlangsung di Ruang Interna RSIA Siti Khadijah Kota Gorontalo
2) Menambah pengetahuan tenaga perawat tentang manajemen
pelayanan dan manajemen asuhan keperawatan melalui bermain peran
oleh mahasiswa (role play) dan penyegaran yang diberikan sesuai
dengan masalah yang ditemukan.
3. Rumah Sakit
Data yang di peroleh dari hasil pengkajian akan membantu sebagai bahan
masukan bagi rumah sakit, dalam upaya peningkatan mutu manajerial
pelayanan rumah sakit.
.
BAB II
ANALISA SITUASI
4) Laboratorium
b. Waktu pelayanan
KEPALA RUANGAN
Ns. Junita Djojohikrat, S.Kep
KETUA TIM
Ns. Femmy Buoto, S.Kep
PERAWAT PELAKSANA
kontrak
Pegawai Tetap
100%
D4
NERS
86%
Berdasarkan diagram 2.2 distribusi berdasarkan pendidikan perawat
diruangan Interna RSIA Sitti Khadijah 2022, sebagian besar tenaga
keperawatan S1 Ners sebanyak 6 orang (86%), D4 Keperawatan
sebanyak 1 orang (14%).
4) Karakteristik tenaga keperawatan berdasarkan masa kerja di ruangan
Interna RSIA Sitti Khadidjah.
Diagram 2.3 Distribusi Berdasarkan Masa Kerja diruangan Interna
RSIA Sitti Khadijah
> 5 Tahun
43% < 5 Tahun
57%
100%
100%
100%
100%
A x BxC = F =H
(C-D)E G
Keterangan :
A : Rata- rata jumlah jam perawatan pasien/ hari
B : Rata – rata jumlah pasien/ hari (BOR X Jmlh TT)
C : Jumlah hari/ tahun
D : Hari libur masing – masing perawat
E : Jumlah jam kerja masing – masing perawat
F : Jumlah jam perawatan yang dibutuhkan pertahun
G : Jumlah jam perawatan yang diberikan perawat pertahun
H : Jumlah Perawat yang dibutuhkan untuk unit tersebut
A x B x 365
(365- C) x Jam Kerja/hari
K
E
T
IPSRS KELAS 1 B KELAS 2 RENCANA
E R. BEDAH TANGGA
R
GUDANG KELAS 3 ISOLASI KAMAR
A LIF
PERAWAT
N
VIPG2 VIP 1 AULA NURSE
A STATION
Menurut permenkes No 24 tahun 2016 bangunan ruang perawatan
intensif strukturnya harus direncanakan kuat/kokoh, dan stabil serta
diperhitungkan dapat menahan beban yang timbul akibat gempa dan angin.
Untuk lantainya menggunakan bahan yang kuat, kedap air, tidak licin, warna
terang dan mudah dibersihkan. Lapisan penutup dinding harus bersifat
nonporosif (tidak mengandung pori-pori) sehingga dinding tidak menyimpan
debu, mudah dibersihkan, tahan cuaca dan tidak berjamur. Untuk komponen
langit-langit harus mudah dibersihkan tahan terhadap segala cuaca, tahan
terhadap air, tidak mengandung unsur yang dapat membahyakan pasien, serta
tidak berjamur. Toilet pasien harus aksesibel, pintu toilet membuka keluar,
pintu keluar/masuk utama memiliki lebar minimal atau dapat dilalui brankar
pasien dan di daerah sekitar pintu masuk sedapat mungkin dihindari adanya
perbedaan ketinggian lantai, pintu darurat setiap bangunan rumah sakit yang
bertingkat lebih dari tiga lantai harus dilengkapi dengan pintu darurat, pintu
khusus untuk kamar mandi dirawat inap dan pintu toilet untuk aksesibel harus
tebuka keluar.
Rumah sakit harus mampu secara structural stabil selama kebakaran, alat
pemadam api ringan atau (APAR) harus ditunjukkan untuk menyediakan sarana
bagi pemadam api tahap awal. Konstruksi APAR dapat dari jenis portable
(Jinjing atau Beroda), system deteksi dan alarm kebakaran berfungsi untuk
mendeteksi secara dini terjadinya kebakaran baik secara otomatis maupun
manual, system pencahayaan darurat diperlakukan khususnya pada keadaan
darurat misalnya tidak berfungsinya pencahayaan normal pada PLN atau tidak
dapat beroperasinya dengan siaga dari selgenerator.
Bedasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan tanggal 19
September 2022 didapatkan hasil bahwa bangunan Ruangan Interna baru
ditempati pada tahun 2018.
Berdasarkan Observasi terhadap situasi lingkungan Gedung Ruangan
Interna dapat disampaikan bahwa :
1. Pencahayaan : Cukup terang untuk melakukan observasi klinis dengan
jumlah lampu di ruangan 4 buah dan ada juga 6 buah lampu ditempatkan
dibagian atas berjejer memanjang berbentuk segi empat. Di bagian
nursestasion ada 5 lampu berjejer memanjang dan 6 buah lampu di Coridor.
Dan disetiap kamar mandi terdapat 1 buah lampu.
2. Ventilasi : terdapat ventilasi terbuka dan tertutup di Ruangan Interna
karena dalam ruangan terpasang AC
3. Lantai dan Atap : lantai keramik, bersih dan kering, serta bagian atap di
gedung Ruangan Interna tidak ada yang lubang.
4. Dinding : kondisi dinding di ruang Interna cukup kuat dan bersih
5. Sarana air bersih : terdapat satu wastafel dibagian nursestation dengan
sabun dan petunjuk cuci tangan enam langkah dan five moment, terdapat
wastafel untuk pasien atau keluarga pasien dan juga ada petunjuk cuci
tangan enam langkah. Pada bagian kamar pasien terdapat kamar mandi.
6. Pembuangan air limbah : pembuangan air limbah lancar di setiap kamar
mandi.
7. Tempat sampah : terdapat tempat sampah medis, pada tempat sampah
terdapat label penanda antara tempat sampah infeksius dan non – infeksius,
terdapat safety box.
8. Setiap Bed memiliki 1 colokan dan terpasang ± 1,2 meter di atas lantai.
Tiap bed memiliki label penanda nomor bed.
9. Gedung Ruangan Interna memiliki 16 tempat tidur pasien
10. Tidak Terdapat handcrub disetiap bed pasien
11. Di ruangan Interna terdapat satu meja nurse station, namun tidak terdapat
papan penanda.
12. Terdapat alat pemadam api ringan (APAR)
2) Fasilitas dan peralatan bahan
Berikut daftar fasilitas kesehatan untuk pasien yang ada di Ruangan Interna
berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 19 September 2022 di
ruang Interna di Rsia Sitti Khadidjah Aisyiyah Kota Gorontalo
1. Fasilitas
a. Fasilitas untuk tenaga kesehatan
Tabel 2. Fasilitas untuk Tenaga Kesehatan Kesehatan Di Ruang
Interna Rsia Sitti Khadidjah Aisyiyah kota Gorontalo
No Hasil Pengkajian Standar Perawatan anak
Kepala Ruangan tidak Kepala Ruangan sebaiknya memiliki
memiliki ruang kerja ruang kerja sendiri, ruang kerja dan
tersendiri. istirahat, kepala ruangan dilengkapi
sofa, meja dan kursi kerja.
Tidak terdapat ruang ruang kerja dan istirahat dokter
kerja dan istirahat dokter dilengkapi dengan sofa, wastafel, dan
toilet
Ruang istirahat perawat Ruang istirahat petugas medic harus
berada di muka ruangan berada dekat dengan ruang interna,
ners station dan tidak ruang istirahat juga harus dilengkapi
memiliki system dengan system komunikasi internal
komunikasi internal dan dan system alarm
system alarm
Tidak terdapat pantry Pantry merupakan daerah untuk
menyipkan makanan dan minuman
untuk perawat/petugas ruangan,
dilengkapi dengan meja untuk
menyiapkan makanan, freezer, bak
cuci dengan kran air dingin dan
panas,microwave d..an atau kompor
dan lemari pendingin.
Terdapat wastafel atau Fasilitas mencuci tangan untuk
tempat cuci tangan bagi pengunjung pasien harus lengkap
pengunjung pasien dengan sabun antiseptic
Tidak terdapat ruangan Ruang diskusi ditempatkan di
diskusi medis (diskusi ruangan Interna digunakan sebagai
antara RS) tempat kegiatan pendidikan dan
diskusi medis.
Ruang ini dilengkapi dengan
telepon atau system alarm yang
tersambung langsung ruangan
Interna
Ruang diskusi dilengkapi dengan
tempat untuk menyimpan buku-
buku kedokteran dan perawatan,
CVR dan peralatan belajar.
Terdapat ruang isolasi Ruang isolasi diperuntukkan bagi
ruangan Interna pasien menderita penyakit yang
menular, pasien yang rentan terkena
penularan dari orang lain, pasien
menderita penyakit Bronkopneumonia
Terdapat alat pemadam Pemasangan APAR perlu di lakukan
api ringan (APAR) Untuk penanganan dini dalam
mengatasi kebakaran
c. Alat kantor
Tabel 4. Fasilitas Alat Kantor Diruangan interna di Rsia Sitti
Khadidjah Aisyiyah Kota Gorontalo
No Nama barang Jumlah Kondisi Ideal Usulan
1/
1. Meja Biro 1 Baik
ruangan
1/
2. Nurse Postation 1 Baik
ruangan
Papan Nurse 1/ Perlu di
3. -
Station ruangan adakan 1
4. Kursi Plastik -
Kursi Form
5. 2 2
Line
6. Kursi Citos 2 Baik 1/perawat
1/
7. Loket perawat -
ruangan
1/
8. Ac 3 Baik
ruangan
Sumber : Data Primer 2022
d. Sarana lain
Tabel 5. Fasilitas Sarana Lain Di Ruangan interna di Rsia Sitti
Khadidjah Aisyiyah Kota Gorontalo
No Nama barang Jumlah Kondisi Ideal Usulan
Tempat sampah 1/ruangan
1. 1 Baik
infeksius
Tempat sampah 1/ruangan
2. 1 Baik
non infeksius
Tempat sampah 1/ruangan
3. 1 Baik
farmasi
1/ruanga
4. Kamar mandi/WC 7 Baik
n
5. Wastafel perawat 1 Baik 1/ruangan
1/ruanga
6. Wastafel keluarga 6 Baik
n
Handrub/Antiseptik 1/ bed 16
7. 3 Baik
setiap Bed
Sumber : Data Primer 2022
2. Timbang terima
Metode timbang terima (Handover) merupakan teknik atau cara untuk
menyampaikan dan menerima sesuatu laporan berkaitan dengan
keadaan pasien (Nursalam, 2016).
Disimpulkan bahwa timbang terima merupakan suatu cara
menyampaikan dan menerima informasi terkait keadaan pasien di
lakukan saat pergantian shift.
a) Dari hasil wawancara dari kepala ruangan interna mengatakan
bahwa timbang terima di lakukan belum optimal dikarenakan
proses tindakan keperawatan diruangan yang cukup banyak
sehingga timbang terima jarang terlaksana.
b) Dari hasil observasi pada tanggal 19 September 2022 timbang
terima di lakukan di Nurse station oleh katim dan perawat
pelaksana
c) Dari hasil kuesioner perawat di ruang interna melakukan timbang
terima di Nurse station.
Masalah : Terdapat Masalah, Timbang terima diruangan interna
belum maksimal
3. Pre dan Post Confrence
Pre conference menurut (Sitorus,2016) merupakan pertemuan tim
yang di lakukan setiap hari dan merupakan langkah awal kegiatan
shift perawat. Pre conference di lakukan di awal jaga setelah
melakukan operan dinas, baik dinas pagi, sore atau malam sesuai
dengan jadwal dinas perawat pelaksana. Post confrence adalah
komunikasi katim dan perawat pelaksana tentang hasil kegiatan
sepanjang shift dan sebelum operan pada shift berikut dan isi post
conference yaitu hasil asuhan keperawatan setiap perawatan dan hasil
penting utnuk operan (tindak lanjut).
a) Dari hasil wawancara dengan kepala ruangan bahwa pre dan post
confrence tidak di lakukan secara optimal setiap timbang terima.
b) Dari hasil observasi pada tanggal 19 september 2022 pre dan post
conference di lakukan di nurse station oleh kepala ruangan, ketua
tim dan perawat pelaksana
c) Dari Hasil kuesioner perawat diruangan interna 83% melakukan
pre dan postconference.
Masalah: Terdapat masalah, pre dan post confrence tidak di lakukan
secara optimal
4. Penerimaan Pasien Baru
Penerimaan pasien baru merupakan metode dalam menerima
kedatangan pasien baru di ruangan pelayanan keperawatan. Dalam
penerimanan pasien baru di sampaikan beberapa hal mengenai
orientasi ruangan, pengenalan tata tertib ruangan serta penyakit.
a) Hasil wawancara dengan kepala ruangan interna mengatakan
bahwa penerimaan pasien baru menggunakan lembar transfer
danada format penerimaan pasien baru.
b) Hasil observasi dalam penerimaan pasien baru sudah
menggunakan Format penerimaan pasien baru.
c) Hasil kuesioner pada penerimaan pasien baru didapatkan hasil
100% perawat menjawab ya untuk kategori penerimaan pasien
baru, salah satunya penerimaan pasien baru sudah dilakukan sesui
SOP
Masalah: Tidak terdapat masalah
5. Discharger Planning
Perencenaan pulang (Discharge Planning) adalah suatu proses yang
sistematis dari penilaian, persiapan, koordinasi yang di lakukan untuk
memberikan kemudahan pengawasan pelayanan kesehatan dan
pelayanan sosial sebelum dan sesudah pilang.
a) Berdasarakan hasil wawancara kepala ruangan interna
mengatakan bahwa discharge planing dilakukan pada saat pasien
pulang, dan perawat pelaksana memberikan edukasi kepada pasien
berdasarkan penyakit yang diderita.
b) Berdasarkan observasi didapatkan perawat pelaksana melakukan
edukasi pada pasien atau keluarga tentang penyakit yang diderita
oleh pasien, tindakan yang harus dilakukan selama dirumah dan
obat - obat yang akan di konsumsi. Kemudian perawat pelaksana
mendokumentasikan hasil discharge planning pada rekam medis
pasien
c) Berdasarkan kuesioner didapatkan hasil presentasi 100%
perawat diruangan interna menjawab ya untuk perencanaan pasien
pulang
Masalah : Tidak Terdapat masalah.
6. Ronde keperawatan
a) Berdasarkan hasil wawancara kepala ruangan interna mengatakan
bahwa ronde keperawatan belum pernah dilakukan karena tidak
pernah ada pasien yang kompleks
b) Berdasarkan hasil observasi ronde keprawatan tidak pernah
dilakukan di ruangan interna
c) Berdasarkan hasil kuesioner perawat di ruang Interna tidak
melakukan ronde keperawatan
Masalah : Terdapat masalah, di ruangan intera belum pernah di
lakukan Ronde keperawatan
7. Sentralisasi Obat
Sentralisasi obat merupakan pengelolaan obat dimana seluruh obat
yang akan diberikan kepada pasien diserahkan pengelolaan
sepenuhnya oleh perawat (Nursalam, 2015).
a) Tujuan pengelolaan obat
Tujuan pengelolaan obat merupakan obat secara bijaksana
sehingga kebutuhan asuhan keperawatan pasien dapat terpenuhi.
Hal beberapa alasan paling sering mengapa obat disentralisasi.
1. Memberikan bermacam – macam obat untuk satu pasien
2. Menggunakan obat yang mahal, bermerek, obat standar lebih
murah dengan mutu terjamin memiliki efektifitas dan
keamanan obat.
3. Meresapkan obat sebelum diagnosis pasti dibuat.
4. Menggunakan dosis yang lebih besar dari pada yang diperlukan
5. Memesan obat lebih dari pada yang dibutuhkan sehingga
banyak yang tersisa sesudah batas kadaluwarsa
6. Tidak menyediakan lemari es sehingga vaksin dan obat
menjadi tidakaktif
7. Meletakkan obat ditempat yang lembab terkena cahaya
ataupanas
8. Mengeluarkan obat dari penyimpangan terlalu banyak pada
suatu waktu sehingga di pakai berlebihan atau dicuri.
b. Teknik Pengelolaan obat (Sentralisasi)
Pengeluaran dan pembagian obat sepenuhnya di lakukan oleh
perawat:
1. Penanggung jawab pengelolaan obat adalah kepala ruangan
secara operasional dapat didelegasikan kepada staf yang
ditunjuk
2. Keluarga wajib mengetahui dan ikut mengontrol penggunaan
obat
c. Penerimaan obat
1. Obat telah di resepkan ditunjukan kepada perawat obat yang
diambil oleh keluarga di serahkan kepada perawat dengan
menerima lembar terima obat
2. Perawat menuliskan nama pasien, register, jenis obat, jumlah
dan sediaan dalam kartu kontrol di ketahui oleh keluarga atau
pasien dan mendapat penjelasan kapan atau bila obat tersebut
akan habis. Dengan cara 6B yaitu jenis, dosis, waktu, pasien,
cara, pemberian dandokumentasi.
3. Pasien atau keluarga mendapatkan salinan obat yang di minum
beserta kartu sediaanobat
4. Obat yang telah diserahkan selanjutkan di simpan oleh perawat
dalam kontak obat (Nursalam,2015)
d. Pembagian obat
1. Obat yang diterima selanjutnya di salin ke buku daftar
pemberian obat
2. Obat telah di simpan untuk selanjutnya di berikan oleh perawat
dengan memperhatikan alur tercantum dalam buku daftar
pemberian obat kemudian di cocokan dengan terapi dokter dan
kartu obat yang ada padapasien
3. Pada saat pemberian perawat menjelaskan macam obat,
kegunaan obat, jumlah obat, dan efek samping, usahakan obat
tempat atau wadah obat kembali keperawatsetelah obat
dikonsumsi, pantau efek samping padapasien.
4. Sediaan obat yang ada selanjutnya di periksa setiap pagi oleh
kepala ruangan atau petugas yang di tujuk dan di
dokumentasikan dalam buku masukobat.
e. Penambah obat baru
1. Bila terdapat penambah obat atau perubahan jenis,dosis atau
perubahan alur pemberian obat,maka informasi ini akan
dimasukan dalam buku masuk obat sekaligus dilakukan
perubahan dalam kartu sediaanobat.
2. Pada pemberian obat yang bersifat tidak rutin (sewaktu saja)
maka dokumentasi hanya dilakukan pada buku masuk obat dan
selanjutnya Diinformasikan kepada keluarga dengan kartu
khusus obat(Nursalam,2007).
f. Obat khusus
1. Obat di kategorikan khusus apabila memiliki harga yang
cukup mahal, menggunakan alur pemberian yang cukup sulit,
memiliki efek sampingnya cukup besar atau hnaya diberikan
dalam waktu tertentu atausewaktu.
2. Pemberian obat khusus dilakukan menggunakan kartu khusus
obat di laksanakan oleh perawatruangan.
3. Informasikan yang diberikan kepada pasien atau keluarga :
nama obat, kegunaan obat, waktu pemberian, efek samping,
penganggung jawab pemberian. Seorang manejer keluarga
kesehatan dapat medidik staf mengenai obat dengan cara –
cara sebagai berikut:
a. Membuat catatan mengenai obat-obat yang sering di pakai
jelaskan penggunaan dan efek samping, kemudian berikan
salinan kepada semuastaf.
b. Tuliskan dosis yang tepat obat yang sering digunakan.
Hasil wawancara Pada tanggal 19 september 2022 kepala
ruangan mengatakan bahwa tidak ada sentralisasi obat
diruangan. Pasien secara langsung menjemput obat- obatan
sesuai resep dokter di instalasi farmasi, kemudian obat oral
diberikan kepada keluarga pasien, dan untuk obat injeksi
intravena di berikan kepada perawat di ruangan.
Hasil observasi berdasarkan hasil observasi tidak ada
sentralisasi obat di ruangan,resep diberikan kepada
keluarga pasien untuk diambil di instalasi farmasi. Obat
oral diberikan langsung kepada keluarga pasien dan obat
injeksi diberikan kepada perawat di nurse station.
Masalah : Tidak terdapat sentralisasi obat di ruangan interna
8. Dokumentasi Keperawatan
Menurut Nursalam, 2015 tujuan dokumentasi keperawatan merupakan
melakukan evaluasi dan perencanaan terhadap proses dokumentasi
keperawatan yang telah ada di ruangan agar terlaksana lebih optimal
sesuai standar yang berlaku.
a) Dari hasil wawancara kepala ruangan interna mengatakan bahwa
perawat pelaksana dalam melakukan pendokumentasian asuhan
keperawatan menggunakan format asuhan keperawatan yang
meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, rencana keperawatan,
implementasi dan evaluasi. Pendokumentasian dilakukan setiap
shift dan mengacu pada standar diagnosa keperawatan indonesia
(SDKI), standar luaran keperawatan indonesia (SLKI), dan Standar
intervensi keperawatan indonesia (SIKI).
b) Dari hasil observasi pada rekam medis pasien terdapat format
pendokumentasian asuhan keperawatan yang dilakukan oleh
perawat pelaksana baik pada shift pagi, sore maupun malam yang
mengacu pada standar diagnoga keperawatan indonesia (SDKI),
standar luaran keperawatan indonesia (SLKI), dan Standar
intervensi keperawatan indonesia (SIKI).
Wawancara :
Berdasarkan wawancara dengan kepala ruangan interna mengatakan
bahwa di ruangan interna belum membuat BOR, ALOS, TOI, BTO.
a) BOR (Bed Ocycupancy Rate)
Berdasarkan hasil pengkajian BOR pasien dalam ruang dalam
periode pada bulan Desember 2021 di RSIA Sitti Khadijah adalah 62%.
Gambran kapasitas tempat tidur ruang Interna yaitu 16 tempat tidur dengan
rincian sebagai berikut:
BOR = jumlah hari rawat
Jumlah tempat tidur x periode
= 307
16x31 hari x 100 % = 61,8 % dibulatkan 62%
Sehingga dapat disimpulkan untuk periode Desember 2021 BOR = 62 %
KEPALA RUANGAN
Ns. Junita Djojohikrat, S.Kep
DOKTER6.SPESIALIS ADMINISTRASI
dr. Nurhayati K. Martam, Sp. PD -
7.
KETUA TIM
Ns. Femmy Buoto, S.Kep
PERAWAT PELAKSANA
c. Fungsi Pengarahan
1) Operan
Operan juga merupakan komunikasi yang dilakukan
antar perawat dalam menyampaikan kondisi pasien secara jelas
dan lengkap dalam pergantian shift saat penyerahan tanggung
jawab dari perawatan kesatu ahli perawatan kesehatan kelainnya
(JCAHO, 2007).
Wawancara : Dari hasil wawancara dengan kepala ruangan,
untuk operan pergantian shift dilakukan didepan meja nurstion,
sehingga untuk operan di ruangan Interna belum dilakukan secara
optimal.
Observasi : Dari hasil observasi diruangan interna operan
dilakukan di nurse station dan untuk operan pergantian sift
dilakukan di meja nurse station sehingga untuk operan diruangan
interna belum optimal dilakukan.
Masalah : Tidak terdapat masalah
2) Pre dan Post Confrence
Pre conference adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana
setelah selesai operan untuk rencana kegiatan pada shift tersebut
yang dipimpin oleh ketua tim atau penanggung jawab tim.
Wawancara : Dari hasil wawancara dengan kepala ruangan dan
perawat pelaksana di ruangan interna dikatakan bahwa pre dan
post confrence sudah dilakukan.
Observasi : Dari hasil observasi diruangan sudah dilakukan pre
dan post diruangan interna, walaupun pre dan postnya belum
sepenuhnya optimal.
3) Motivasi kepada perawat
Motivasi menurut Mc.Clelland (dalam Suarli, 2002) adalah sesuatu yang
menjadi dorongan seseorang untuk memenuhi tujuan dan kebutuhannya.
Kepuasaan Pasien
13%
88%
MASALAH :
- Dari hasil pengkajian di dapatkan bahwa presentase ALOS di 3 bulan
di dapatkan adalah 3 hari dan secara umum nilai AlOS yang ideal
antara 6-9 hari.
- Dari hasil pengkajian di dapatkan bahwa presentase TOI didapatkan 5
hari dan ideal 1-3 hari (Depkes RI 2005)
- Dari hasil pengkajian didapatkan bahwa presentase BTO didapatkan
18 kali untuk ruang interna dan 45 kali untuk keseluruhan di RSIA
Sitti Khadijag Gorontalo .BTO menurut Depkes RI adalah frekuensi
pemakaian tempat tidur pada suatu periode, berapa kali tempat tidur di
pakai dalam satu satuan tertentu. Idealnya dalam 1 tahun, 1 tempat
tidur rata-rata diapakai 40-50 kali.
Klasifikasi Data :
1. M 1
Masalah : Jumlah tenaga berdasarkan rumus Gillies, Depkes 2013, dan
Dauglas belum mencukupi kebutuhan diruangan Interna.
2. M 2
Masalah :
Belum tersedia ruangan untuk kepala ruangan untuk kepala ruangan
Belum tersedia ruangan untuk penyimpanan alat medic
Tidak terdapat ruangan diskusi medis (diskusi antara RS)
Tidak terdapat pantry untuk perawat
Tidak terdapat papan penanda Nurse Station
Tidak terdapat Handrub/Antiseptik setiap Bed
Struktur organisasi harus di perbaruhi
Belum lengkap fasilitas dan alat kesehatan yang ada di ruangan
3. M 3
Masalah :
Timbang terima diruangan interna belum maksimal
pre dan post confrence tidak di lakukan secara optimal
Tidak terdapat sentralisasi obat di ruangan Interna
Ronde keperawatan belum di lakukan karena di ruangan interna RSIA
Sitti Khadijah Gorontalo belum menemukan pasien dengan kasus
kompleks
4. M 4
Masalah : Tidak ada Masalah
5. M 5
Belum Optimalnya Penerapan Five Momet dalam cuci tangan
Tidak tersedia daftar obat Hight Alert dan LASA di ruangan Interna
1. Analisis SWOT
Tabel analisis SWOT MI-M5 DI ruang Interna
KEKUATAN KELEMAHAN
(STRENGTH) (WEAKNESS)
M1 (Man) M1 (MAN)
1. Ketenagaan diruangan Interna Jumlah tenaga yang perawat yang masih
adalah pegawai tetap 7 orang kurang .
dengan presentasi 100%. M2 (Sarana – prasarana)
2. Jenis ketenagaan S1 Ners sebanyak 1. Kepala Ruangan tidak memiliki ruang
6 orang (86%), D4 Keperawatan kerja tersendiri
sebanyak 1 orang (14%). 2. Tidak terdapat ruangan penyimpanan
3. Ketenagaan diruangan memiliki alat medis
masa kerja > 5 tahun sebanyak 3 3. Tidak terdapat pantry untuk perawat
orang dengan presentase (43%)
4. Tidak terdapat papan penanda Nurse
dan < 5 tahun sebanyak 4 orang
Station
dengan presentase (57%).
5. Tidak terdapat troli emergency
4. Ketenagaan diruangan mengikuti
6. Struktur organisasi belum diperbaruhi
pelatihan BTCLS sebanyak 7
7. Visi misi ruagan belum ada
orang (100%), dan mengikuti
8. Alur pelayanan ruangan belum ada
pelatihan In House Training (IHT)
M3 (metode )
sebanyak 7 orang (100%)
1. Tidak terdapat sentralisasi obat di
M2 (Sarana – prasarana)
ruangan
1. Memiliki ruang ners station
2. Timbang trima belum di lakukan
2. Memiliki tempat tidur pasien yang
secara maksimal
dilengkapi tiang infus
3. Pre dan post conference belum
3. Alat-alat medis cukup memadai
optimal
M3 (metode )
4. Ronde keperawata belum pernah
1. Asuhan keperawatan diruangan
dilakukan
Interna Sudah menggunakan
metode TIM, Dimana terdiri dari
1 katim, dan perawat pelaksana
B. Konsep Kepemimpinan
1. Definisi
Menurut George R. terry (2013), kepemimpinan itu adalah hubungan
yang ada dalam diri seseorang atau pemimpin, mempengaruhi orang lain untuk
bekerja secara standar dalam hubungan tugas untuk mencapai tujuan yang
diinginkan. Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktivitas
kelompok yang diatur untuk mencapai tujuan bersama.
2. Tugas Dan Peran Pemimpin
Menurut James A.FStoner (2010), tugas utama seorang pemimpin adalah :
a. Pemimpin bekerja dengan orang lain
Seorang pemimpin bertanggung jawab untuk bekerja dengan orang
lain, salah satunya atasannya, staf, teman bekerja atau dengan atasan lain
dalam organisasi baik orang diluar organisasi.
b. Pemimpin adalah tanggung jawab dan mempertanggung jawabkan
Seorang pemimpin bertanggung jawab untuk menyusun tugas
menjalankan tugas, mengadakan evaluasi, untuk mencapai outcome yang
terbaik.
c. Pemimpin menyeimbangkan pencapaiaan tujuan dan perioritas
Proses kepemimpinan dibatasi sumber, jadi pemimpin harus dapat
menyusun tugas dengan mendahulukan prioritas.
d. Pemimpin harus berfikir secara analitis dan konseptual
Seorang pemimpin harus menjadi seorang pemikir yang analitis dan
konseptual.Selanjutnya dapat mengidentifikasi masalah dengan akurat.
e. Manajer adalah seorang mediator
Pemimpin harus menjadi seorang penengah dalam terjadi konflik.
f. Pemimpin adalah politisi dan diplomat
Seorang pemimpin harus mampu mengajak dan melakukan kompromi.
g. Pemimpin membuat keputusan yang sulit
Seorang pemimpin harus memecahkan masalah
C. Gaya kepemimpinan
Menurut Hasibuan (2014), terdapat beberapa macam gaya kepemimpinan, yaitu
sebagai berikut :
a. Kepemimpinan Otoriter
Kepemimpinan Otoriter adalah jika kekuasaan atau wewenang,
sebagian besar mutlak tetap berada pada pimpinan atau kalau pimpinan itu
menganut sistem sentralisasi wewenang. Pengambilan keputusan dan
kebijaksanaan hanya ditetapkan sendiri oleh pemimpin, bawahan tidak
diikutsertakan untuk memberikan saran, ide, dan pertimbangan dalam
proses pengambilan keputusan.
b. Kepemimpinan Partisipasi
Kepemimpinan Partisipasi adalah apabila dalam kepemimpinan-nya
dilakukan dengan cara persuasif, menciptakan kerja sama yang serasi,
menumbuhkan loyalitas, dan partisipasi para bawahan. Pemimpin
memotivasi bawahan agar merasa ikut memiliki perusahaan. Bawahan
harus berpartisipasi memberikan saran, ide, dan pertimbangan dalam proses
pengambilan keputusan.
c. Kepemimpinan Delegasi
Kepemimpinan Delegasi apabila seorang pemimpin mendelegasikan
wewenangnya kepada bawahan dengan agak lengkap. Dengan demikian,
bawahan dapat mengambil keputusan dan kebijaksanaan dengan bebas atau
leluasa dalam melaksanakan pekerjaannya. Pemimpin tidak peduli cara
bawahan mengambil keputusan dan mengerjakan pekerjaannya,
sepenuhnya diserahkan kepada bawahan.
E. Konsep MAKP
1. Definisi
Sistem MAKP adalah suatu kerangka kerja yang mendefinisikan 4 unsur
yaitu standar, proses keperawatan, pendidikan keperawatan dan sistem MAKP,
jika perawat tidak memiliki nilai-nilai tersebut sebagai sesuatu pengambilan
keputusan yang independen, maka tujuan pelayanan kesehatan / keperawatan
dalam memenuhi kepuasan pasien tidak akan terwujud (Nursalam, 2015).
2. Manajemen Keperawatan Di Ruang Interna
Manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf
keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara professional
(Nursalam, 2015). Manajemen keperawatan adalah suatu tugas khusus yang
harus dilaksanakan oleh pengelola keperawatan untuk merencanakan,
mengorganisasi, mengarahkan, serta mengawasi sumber-sumber yang ada baik
SDM, alat, maupun dana sehingga dapat memberikan pelayanan keperawatan
yang efektif, baik kepada pasien, keluarga dan masyarakat.
Pendekatan MAKP manajemen diterapkan dalam bentuk fungsi
manajemen yang terdiri dari :
1. Perencanaan (Planning)
Kegiatan perencanaan yang dipakai meliputi perumusan visi, misi,
filosofi dan kebijakan.Sedangkan untuk jenis perencanaan yang diterapkan
adalah perencanaan jangka pendek yang meliputi rencana kegiatan harian,
dan tahunan.
a. Visi
Visi adalah pernyataan singkat yang menyatakan alasan dan tujuan
organisasi tersebut dibentuk. Visi harus dirumuskan sebagai landasan
perencanaan organisasi. Visi RSIA SITTI KHADIDJAH “Menjadi
rumah sakit ibu dan anak yang terkemuka dan bernuasa islami di
Provinsi Gorontalo”
b. Misi
Misi adalah pernyataan yang menjalankan tujuan organisasi dalam
mencapai visi yang telah ditetapkan,adapun misi RSIA SITTI
KHADIDJAH adalah sebagai berikut :
a) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan bagi ibu dan anak secara
professional, adil, penuh keikhlasan dan keramahan, menghargai
hak hidup insani dan peduli kepada yang lemah.
b) Melakukan upaya berkelanjutan untuk meningkatkan mutu
pelayanan dan keselamatan pasien.
c) Membangun Sumber Daya Manusia yang professional, punya
integritas tinggi dan berjiwa islami.
d) Menciptakan lingkungan rumah sakit yang bersih, indah, nyaman
dan aman bagi pasien, keluarga, pengunjung dan staf rumah sakit.
e) Mengembangkan sistem manajemen yang efektif, efisien, dan
transparan dengan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi.
c. Filosofi
Filosofi adalah seperangkat nilai yang mengakar dan menjadi
rujukan semua kegiatan dalam organisasi dan menjadi landasan serta
arahan seluruh rencana jangka panjang.
d. Kebijakan
Kebijakan adalah pernyataan yang menjadi acuan dalam
pengambilan keputusan. Kebijakan diruang yang menggunakan model
MAKP adalah : kepala ruangan dan staf keperawatan bertugas
berdasarkan surat keputusan (SK).
e. Rencana jangka pendek
Rencana jangka pendek yang diterapkan diruangan terdiri dari
rencana harian, bulanan, dan tahunan.
2. Rencana Harian
Rencana harian adalah kegiatan yang akan dilaksanakan oleh perawat
sesuai dengan perannya masing-masing, yang dibuat pada setiap shift. Isi
kegiatan disesuaikan dengan peran dan fungsi perawat.Rencana harian
dibuat sebelum operan dilakukan dan dilengkapi pada saat operan dan pre
comference.
a. Perencana Harian Kepala Ruangan
1. Asuhan keperawatan
2. Supervisi katim dan perawat pelaksana
3. Supervisi tenaga selain perawat dan kerja sama dengan unit lain
yang terkait.
Kegiatan tersebut meliputi :
a) Operan (Hand Over)
b) Pre Conference dan Post Conference
c) Mengecek SDM dan sarana prasarana
d) Melakukan interaksi dengan pasien baru atau pasien yang
memerlukan perhatian khusus
e) Melakukan supervisi pada ketua tim/perawat pelaksana
f) Hubungan dengan bagian lain terkait rapat-rapat
terstruktur/insidentil
g) Mengecek kembali keadaan pasien, perawat, lingkungan yang
belum teratasi
h) Mempersiapkan dan merencanakan kegiatan asuhan keperawatan
untuk sore, malam, dan besok sesuai tingkat ketergantungan
pasien.
b. Rencana Harian Ketua Tim
1. Penyelenggaraan asuhan keperawatan pasien pada tim yang
menjadi tanggung jawabnya
2. Melakukan supervisi perawat pelaksana
3. Kolaborasi dengan dokteratau tim kesehatan lain
4. Alokasi pasien sesuai perawat yang dinas.
Kegiatan tersebut meliputi antara lain :
a) Operan (Hand Over)
b) Pre Conference dan Post Conference
c) Merencanakan asuhan keperawatan
d) Melakukan supervisi perawat pelaksana
e) Mendokumentasikan asuhan keperawatan
f) Memeriksa kelengkapan dokumentasi asuhan keperawatan
g) Alokasi pasien sesuai dengan perawat yang dinas.
c. Rencana Harian Perawat Pelaksana
Isi rencana harian perawat pelaksana adalah tindakan keperawatan
untuk sejumlah pasien yang dirawat pada shift dinasnya. Rencana
harian perawat pelaksana shift sore dan malam agak berbeda jika
hanya satu orang dalam satu tim maka perawat tersebut berperan
sebagai ketua tim dan perawat pelaksana sehingga tidak ada kegiatan
pre Conference.
Kegiatan tersebut meliputi antara lain :
1. Operan (Hand Over)
2. Pre Conference dan Post Conference
3. Melakukan intervensi keperawatan
4. Mendokumentasikan asuhan keperawatan
d. Penilaian Rencana Harian Perawat
Untuk menilai keberhasilan dari rencana harian, observasi
dilakukan dengan menggunakan instrumen jurnal rencana harian.
Setiap ketua tim memiliki instrumen dan mengisi setiap hari. Pada
akhir bulan, presentase pembuatan rencanan harian masing-masing
dapat dihitung.
3. Rencana Bulanan
Rencana bulanan merupakan rencana tindak lanjut yang dibuat oleh kepala
ruanagan dan ketua tim.
a. Rencana bulanan kepala ruangan
Setiap akhir bulan kepala ruangan (karu) melakukan evaluasi hasil
keempat pilar berdasarkan hasil evaluasi tersebut.Karu akan membuat
rencana tindak lanjut untu meningkatkan kualitas hasil.
Kegiatan yang mencakup rencana bulanan karu adalah sebagai berikut:
1. Membuat jadwal dinas
2. Membuat jadwal dan memimpin pendidikan kesehatan kelompok
keluarga
3. Membuat jadwal yang memimpin rapat bulanan perawat
4. Membuat jadwal dan memimpin rapat tim kesehatan
5. Membuat jadwal supervisi dan penilaian kinerja ketua tim dan
perawat pelaksana.
6. Melakukan audit dokumentasi
7. Membuat laporan bulanan
b. Rencanan bulanan ketua tim
Setiap akhir bulan ketua tim melakukan evaluasi tentang keberhasilan
kegiatan yang dilakukan oleh timnya. Kegiatan yang mencakup
rencana bulanan katim adalah sebagai berikut :
1. Mempersentasikan kasus dalam case comference
2. Memimpin pendidikan kesehatan kelompok keluarga
3. Melakukan supervisi perawat pelaksana
4. Rencana tahunan
Setiap akhir tahun, kepala ruangan melakukan evaluasi hasi
kegiatan dalam satu tahun yang dijadikan sebagai acuan rencana tahunan
berikutnya. Rencana kegiatan tahunan mencakup hal-hal berikut :
a. Menyusun laporan tahunan yang berisi tentang kinerja MAKP baik
proses kegiatan (kegiata 4 pilar praktik profesional yang sudah
dilakukan)maupun evaluasi mutu pelayanan.
b. Melaksanakan rotasi tim untuk penyegaran anggota masing-masing
tim.
c. Penyegaran terkait materi MAKP khusus kegiatan pencapaian rendah.
Hal ini bertujuan mempertahankan kinerja yang telah dicapai MAKP
bahkan meningkatkannya dimasa mendatang
d. Pengembangan SDM dalam bentuk rekomendasi peningkatan jenjang
karier perawat (perawat pelaksana menjadi katim, katim menjadi karu),
rekomendasi untuk melanjutkan pendidikan formal, membuat jadwal
untuk mengikuti pelatihan.
5. Pengorganisasian (organizing)
Pengorganisasian adalah pengelompokan aktivitas untuk mencapai
tujuan, penugasan suatu kelompok tenaga keperawatan, menentukan cara
dari pengkoordanisasian aktivitas yang tepat, baik vertikal maupun
horizontal, yang bertanggung jawab untuk mencapai tujuan
organisasi.Pengorganisasian kegiatan dan tenaga perawat dengan model
MAKP menggunakan pendekatan sistem penugasan modifikasi
keperawatan tim primer secara vertikal ada kepala ruangan, ketua tim dan
perawat pelaksana. Setiap tim bertanggung jawab terhadap pasien.
Pengorganisasian di ruangan dengan model MAKP terdiri dari
Struktur organisasi.Struktur organisasi adalah susunan komponen dalam
suatu organisasi (Sutopo, 2013).Pada pengertian organisasi menunjukkan
adanya pembagian kerja dan menunjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau
kegiatan yang berbeda-beda diintegrasikan atau dikoordinasikan.Struktur
organisasi juga menunjukkan spesialisasi pekerjaan.
a. Daftar dinas ruangan
Daftar yang berisi jadwal dinas, perawat yang bertugas, penanggung
jawab dinas/shift
b. Daftar pasien
Daftar pasien adalah daftar yang berisi nama pasien, nama dokter,
nama perawat dalam tim, penanggung jawab pasien dan alokasi
perawat saat menjalankan dinas ditiap shift.
MAKP Kasus
MAKP Kasus merupakan metode pengelolaan asuhan keperawatan dimana
setiap perawat ditugaskan untuk melayani seluruh kebutuhan pasien saat ia
dinas. Secara konsisten pasien dilayani oleh perawat yang sama dalam satu
periode/ setiap shift dan tidak ada jaminan bahwa pasien akan dirawat oleh
orang yang sama pada hari berikutnya.
Pasien/
Staf Perawat
Klien
Keterangan :
- Jumlah hari perawatan adalah total pasien dalam satu hari dikali
jumlah hari dalam satuan waktu
- Jumlah hari per satuan waktu. Pada jumlah hari jika dihitung per
satu bulan, jumlahnya 28- 31 hari bergantung pada jumlah hari
dalam satu bulan tersebut.
3) Rata- rata lama rawat (Average Length Of Stay / ALOS)
ALOS adalah rata- rata lama hari seorang pasien dirawat. Indikator ini
selain memberikan gambaran mutu pelayanan jika diterapkan pada
diagnosis tertentu yang masih membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut.
Secara ALOS yang ideal antara 6-9 hari. Dalam pengukuran ALOS
dilakukan oleh kepala ruangan dan dibuat setiap bulan dengan rumus
dibawah ini.
Jumlah hari perawatan pasien keluar
ALOS = x 100%
Jumlah Ttpasien keluar hidup mati
Keterangan :
- Jumlah hari perawatan pasien keluar adalah jumlah hari perawatan
pasien keluar hidup atau mati dalam satu periode waktu
- Jumlah pasien keluar (hidup atau mati) adalah jumlah pasien yang
pulang atau meninggal dalam satu periode waktu.
4) Penghitungan lama tempat tidur tidak terisi (Turn Over Interval/ TOI)
TOI adalah rata- rata jumlah hari tempat tidur tidak ditempati dari saat
diisi hingga saat terisi berikutnya, indikator ini dapat memberikan
gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur. Idealnya, tempat
tidur kosong hanya dalam waktu 1-3 hari. Dalam pengkuran TOI
dilakukan oleh kepala rungan dan dibuat setiap bulan dengan rumus
berikut.
(Jumlah TTx hari)- hari perawatan
TOI =
Jumlah pasien keluar (hidup + mati)
Keterangan :
- Jumlah TT adalah jumlah total kapasitas tempat tidur yang
dimiliki.
- Hari perawatan adalah jumlah total hari perawatan pasien keluar
hidup dan mati
- Jumlah pasien keluar adalah jumlah pasien yang memutasikan
keluar, baik Pulang mutasi, lari atau meninggal.
5) Indikator Mutu Rumah Sakit
a) Angka kejadian dekubitus.
b) Angka kejadian kesalahan pada pemberian obat oleh perawat.
c) Angka kejadian pasien jatuh.
d) Angka kejadian cedera akibat restrain.
e) Angka kejadian plebitis.
f) Angka kejadian infeksi paska operasi.
g) Perawatan diri.
6) Kondisi pasien :
a) Audit dokumentasi asuhan keperawatan.
b) Survei masalah baru.
c) Kepuasan pasien dan keluarga.
BABA IV
PRIORITAS MASALAH, ALTERNATIF PENYELESAIAN MASALAH & POA
PENYELESAIAN MASALAH MANAJEMEN KEPETRAWATAN DI RUANGAN
A. Penentuan Prioritas Masalah
Prioritas masalah dilakukan dengan teknik kriteria matriks dengan
memperhatikan aspek aspek sebagai berikut :
1. Kecenderungan besar dan sering kejadian masalah (Mg)
2. Besarnya kerugian yang ditimbulkan (Sv = Severty)
3. Bisa dipecahkan (managebillty = Mn)
4. Perhatikan perawat terhadap masalah (Nursing Concern = Nc)
5. Ketersediaan sumberdaya (Affordabillity = Af)
3. Fasilitas, sarana
3 3 2 2 36 5
dan prasarana - Pengusulan kebutuhan
belum memadai sesuai standar
(belum lengkap) keperawatan
3 3 3 3 81 3
4. Belum optimalnya
- Membuat poster dan
penerapan five
benner terkait Five
momen
moment
6. Jumlah perawat 2 2 2 2 16 6
belum mencukupi - Membuat draf untuk
kebutuhan penambahan jumlah
diruangan interna perawat
D. Metode POA
No Masalah Pokok kegiatan Uraian Kegiatan Sasaran Tujuan Metode Waktu PJ KET
Pelaksanaan
1 Timbang - Melaksanakan 1. Menentukan Perawat Timbang Role play - Selasa, 27 - Jeistika Terlaksana
trima timbang terima penanggung jawab terima september Giasi
diruangan sesuai dengan timbang terima dilakukan 2022 - Windraw
interna SOP secara efektif - Rabu, 28 ati Ismail
2. Menyusun format
belum - Mengguanakan sesuai september
timbang terima
maksimal format SBAR konten 2022
pasien serta petunjuk
dalam melakukan - Kamis, 29
teknis pengisiannya
timbang terima september
lebih menekankan
- Role play 2022
pada aspek
timbang terima
keperawatan
- Melaksanakan
timbang terima 3. Melaksanakan
setiap pergantian timbang terima
4. dokumentasi
2 Pre dan post - Role play Pre dan Perawat Role play - Selasa, 27 - Sri Terlaksana
1. Mempersiapkan
conference post conference september devianing
pelaksanaan
belum 2022 sih nabu
kegiatan pre dan
optimal - Rabu, 28 - Putri
post conference
september Ridwan
2. Melaksanakan pre 2022 Bakari
dan post conference - Kamis, 29
di nurse station september
2022
3 Belum - Membuat poster Perawat Perawat Poter dan Senin, 03 - Manda Terlaksana
1. Membuat poster
optimalnya five momen ruang dapat benner Oktober 2022 Pakaya
dan benner
penerapan - Membuat bener interna menerapkan - Indo
five momen five momen dan 2. Melaksanakan five moment Maryam
6 langkah cuci sosialisasi tentang Rusdin
tangan five moment dalam
dispenser
handsenitaizer
disetiap ruangan
4 Hight Alert - Pengadaan Mengadakan format Ruang Untuk Daftar - Rabu, 05 - Annisa Terlaksana
dan LASA daftar obat hight daftar obat hight alert Interna mewaspadai obat hight Oktiber A. Eyato
di ruangan alert dan LASA dan LASA dan alert dan 2022 - Sri
Interna di ruangan mencegah LASA Wulandar
terjadinya i
kesalahan
dalam
pemberian
obat yang
beresiko
tinggi yang
dapat
menyebabka
n reaksi obat
yang tidak di
inginkan
5 Fasilitas, - Pengusulan 1. Identifikasi Bidang Sarana dan Daftar - Sabtu , 01 - Rivaldi Terlaksana
sarana dan kebutuhan sesuai kebutuhan sarana keperaw prasarana format Oktober mokodo
prasarana standar dan prasarana untuk 2022 mpit
belum keperawatan atan tindakan - Senin, 03 - Moh.
2. Mengusulkan
memadai keperawatan Oktober Yusran
kebutuhan sesuai
(belum sudah 2022 Basir
standar peralatan
lengkap) tersedia dan - Selasa, 04
- Tidak mencukupi Oktober
terdapat 2022
papan
- Rabu, 05
penanda
Nurse Oktober
Station 2022
- Tidak
- Kamis, 06
terdapat
Handrub/ Oktober
Antiseptik 2022
setiap Bed
- Struktur
organisasi
harus di
perbaruhi
- Belum
adanya
Alur
pelayanan
diruangan
Interna
- Belum
adanya
daftar
High Alert
dengan
LASA
6 Jumlah - Membuat laporan 1. Mengusulkan Manaje untuk Laporan Kamis, 06 Febri Belum
perawat pengajuan kebutuhan perawat men memenuhi Oktober 2022 Dwiyanto Terlaksana
belum penambahan sesuai standar rumah SDM dan Engahu
mencukupi jumlah perawat Depkes sakit meningkatka
kebutuhan diruangan RSIA n pelayanan
diruangan Sitti di Ruang
interna Khadija interna
h
Gorontal
o
BAB V
LAPORAN RENCANA KEGIATAN DAN IMPLEMENTASI
A. Rencana Kegiatan
1. Timbang trima diruangan interna belum maksimal
a. Melaksanakan timbang terima sesuai dengan SOP
b. Mengguanakan format SBAR dalam melakukan timbang terima
c. Role play timbang terima
d. Melaksanakan timbang terima setiap pergantian sift
2. Pre dan post conference belum optimal
a. Role play Pre dan post conference
3. Belum optimalnya penerapan five momen
a. Membuat poster five momen
b. Membuat bener five momen dan 6 langkah cuci tangan
c. Memasang dispenser handsenitaizer disetiap ruangan
4. Hight Alert dan LASA di ruangan Interna
a. Pengadaan daftar obat hight alert dan LASA di ruangan
5. Belum lengkapnya fasilitas sarana prasaran diruangan Interna
a. Membuat tulisan nurse station sebagai penanda ruangan nurse station
b. Memasang dispenser handasnitizer di setiap depan kamar
c. Membuat struktur organoisasi terbaru
d. Membuat benner Alur pelayanan diruangan Interna
e. Membuat daftar High Alert dengan LASA
6. Jumlah perawat belum mencukupi kebutuhan diruangan interna
a. Membuat laporan pengajuan penambahan jumlah perawat diruangan
B. Implementasi
1. Pelaksanaan timbang trima belum sesuai standar penerapanya
Implementasi yang kami lakukan untuk masalah ini adalah kami
melaksanakan timbang trima setiap pergantian shif dengan menggunakan
metode SBAR. Pelaksanakan timbang trima telah kami lakukan selama 5 hari
dari tanggal 27 September – 01 Oktober 2022.
4. Belum tersedianya daftar obat Hight Alert dan LASA diruangan Interna
Implementasi yang kami lakukan pada hari selasa 04-Oktober-2022 Untuk
meningkatkan obat yang perlu diwaspadai yaitu dengan pembuatan daftar higt
alert dan LASA
BEFORE AFTER
BEFORE AFTER
BEFORE AFTER
BEFORE AFTER
A.
B.
C. evaluasi (Hasil Penyelesaian Masalah)
1. Pelaksanaan timbang terima belum sesuai standar penerapanya
Setelah implementasi yang kami lakukan untuk pelaksanaan timbang
terima sudah dilakukan setiap pergantian shif oleh perawat ruangan dengan
menggunakan metode SBAR tapi didokumentasikan di format SOAP.
2. Belum optimalnya pre dan post conferens
Setelah impelementasi yang kami laksanakan kami melihat bahwa pre
dan post diruangan interna sudah optimal dilakukan
3. Belum optimalnya penerapan five moment
Setelah implementasi yang kami lakukan untuk masalah penerapan Five
moment dan 6 langkah cuci tangan sudah cukup baik, perawat yang ada
diruangan sudah cukup sadar tentang pentingnya five moment yang harus
diterapkan.
4. Belum tersedia daftar obat Higt Alert Dan LASA
Hasil dari implementasi yang kami lakukan adalah sudah adanya daftar
obat higt alert dan LASA yang tertempel diruangan perawat.
5. Belum lengkapnya fasilitas Sarana Prasarana di ruang perawatan anak
Setelah implementasi yang kami lakukan diruangan Interna kami sudah
menyendiakan Fasilitas Sarana Prasana untuk melengkapi kekurangan
diruangan Interna yaitu membuat tulisan nurse station sebagai penanda ruangan
nurse station, memasang dispenser handasnitizer di setiap depan kamar,
membuat struktur organoisasi terbaru, membuat benner Alur pelayanan
diruangan Interna, Membuat daftar High Aler dan LASA.
6. Jumlah perawatan belum mencukup kebutuhan diruangan interna
Setelah diimplementasi kami membuat laporan pengajuan penambahan
tenaga perawat yang ada di ruang Interna RSIA
BAB VI
PEMBAHASAN
D. Belum tersedianya daftar obat Hight Alert dan LASA diruangan Interna
Menurut (Nursalam, 2011) Peningkatan keamanan obat yang perlu
diwaspadai (Hight Alert Medication)yaitu :
1. Kebijakan dan atau prosedur dikembangkan untuk mengatur identifikasi,
lokasi, pemberian label, dan penyimpanan obat-obat yang perlu diwaspadai.
2. Kebijakan dan prosedur diimplementasikan.
3. Elektrolit konsentrat tidak berada diunit pelayanan pasien kecuali jika
dibutuhkan secara klinis dan tindakan diambil untuk mencegah pemberian
yang tidak sengaja di area tersebut, bila diperkenankan kebijakan.
4. Elektrolit konsentrat yang disimpan diunit pelayanan pasien diberi label
yang jelas dan disimpan dengan cara membatasi akses (restrict acces).
5. Petugas medis perlu waspada ketika menggunakan obat dengan hight alert
karena obat tersebut berbahaya jika tidak tepat penggunaannya yang bisa
menyebabkan kecacatan bahkan kematian. Penempatan obat kategori high
alert harus disimpan didalam kotak yang diberi tanda dan dalam
pemberiannya harus divalidasi oleh dua orang yang berbeda supaya tidak
salah.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan pada
hari senin tanggal 19 September 2022 didapatkan bahwa di ruangan
perawatan interna sudah memiliki format 6 benar pemberian obat akan tetapi
belum memiliki daftar obat high alert dan LASA.
Implementasi yang kami lakukan pada hari Selasa, 03 Oktober 2022
untuk meningkatkan keamanan obat yang perlu diwaspadai yaitu membuat
daftar obat high alert dan LASA.
A. Kesimplan
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara pada hari Senin, tanggal
19 September 2022 pre dan post conference di ruang Interna jarang dilakukan,
hal ini dikarenakan manajemen waktu yang belum optimal dan kadang waktu
untuk melakukan pre dan post conference diatas dari jam pergantian shift.
Berdasarkan hal tersebut, kelompok kami menganalisa hambatan serta
mencari alternatif pemecahan masalah dan implementasi yang dilakukan yaitu
melakukan role play pelaksanaan pre dan post conference mulai pada hari
Selasa - Jumat pada tanggal 27 September - 01 Oktober 2022. Setelah
dilakukan implementasi, kelompok dapat mengevaluasi bahwa sudah adanya
kegiatan pre dan post conference yang dilakukan oleh mahasiswa dan secara
rutin telah dilaksanakan oleh mahasiswa pada saat bermain peran.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan pada hari
senin tanggal 19 September 2022 didapatkan bahwa di ruangan interna sudah
memiliki format 6 benar pemberian obat akan tetapi belum memiliki daftar
obat high alert dan LASA.
Setelah dilakukan implementasi dengan membuat poster dan bener
five moment dan 6 langkah cuci tangan serta menempel dispenser
handsenitaizer di setiap depan kamar pada tanggal 03 Oktober 2022,
pelaksanaan cuci tangan mulai diterapkan dengan memperhatikan five
moment
Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 19 September 2022
didapatkan bahwa masih belum lengkapnya fasilitas dan alat kesehatan untuk
pasien di ruang perawatan interna. Berdasarkan hal tersebut, kelompok kami
melakukan implementasi pada tanggal 01 - 06 Oktober 2022 berupa
pengadaan fasilitas sarana dan prasarana yang memadai berupa pengadaan
pembuatan tulisan nurse station sebagai penanda ruangan nurse station,
memasang dispenser handasnitizer di setiap depan kamar, membuat struktur
organisasi terbaru, membuat benner Alur pelayanan diruangan Interna,
Membuat daftar High Aler dan LASA di ruangan interna RSIA Sitti Khadijah
Aisyiyah. Setelah diberikan draft pengadaan fasilitas alat kesehatan belum
nampak adanya perbaikan atau pengadaan fasilitas dan alat kesehatan, hal ini
dikarenakan dalam pengadaan alat kesehatan perlu kerjasama dari berbagai
pihak dan instansi terkait. Untuk mencapai hal tersebut, diperlukan
manajemen yang baik pada instansi terkait yaitu bagian logistik mulai dari
perencanaan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian, serta
pemeliharaan dan penghapusan.
Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 19 September 2022
didapatkan bahwa Jumlah perawat diruang Interna belum mencukupi
kebutuhan diruangan interna. Berdasarkan hal tersebut, kelompok kami
melakukan implementasi pada tanggal 06 Oktober 2022 yaitu membuatan
laporan pengajuan penambahan tenaga perawat yang ada di ruang Interna
RSIA Sitti Khadijah Aisyiyah. Setelah diberikan laporan pengajuan
penambahan tenaga perawat yang ada di ruang Interna, belum nampak
adanya penambahan atau pengadaan jumlah tenaga perawat yang ada di ruang
interna, hal ini dikarenakan dalam penambahan atau pengadaan jumlah
tenaga perawat yang ada di ruang interna perlu kerjasama dari berbagai pihak
dan instansi terkait. Untuk mencapai hal tersebut, diperlukan manajemen
yang baik dari Rumah Sakit.
B. Saran
1. Bagi manajemen
Diharapkan dapat memberikan dukungan dan motivasi dan penghargaan
kepada setiap ruangan RSIA Sitti Khadijah Kota Gorontalo dalam
mengembangkan Asuhan Keperawatan profesional
2. Bagi Bidang Keperawatan
Diharapkan dapat memberikan bimbingan dan pelatihan apabila ada
pembaruan dalam penerapan pelaksanaan asuhan keperawatan
professional.
3. Bagi Perawat Ruangan Interna
Penerapan model praktik keperawatan professional ditingkatkan secara
maksimal, penerapan SOP tetap diterapkan untuk meningkatkan
pelayanan diruangn interna dan model asuhan keperawatan yang sudah
diterapkan dan selalu menjadi agenda di ruangan interna.
4. Bagi mahasiswa profesi Ners
Di harapkan mampu mengkaji lebih mendalam untuk mendapatkan hasil
yang lebih maksimal dan dapat menerapkan hasilnya di ruangan.