Anda di halaman 1dari 12

Dalam dunia kesehatan dikenal istilah promotif, preventif, kuratif, dan

rehabilitatif. Arti sederhana dari istilah promotif adalah peningkatan, preventif


berarti pencegahan, kuratif berarti penyembuhan, sedangkan rehabilitatif
mempunyai arti pemulihan.

Promotif. Istilah promotif diartikan sebagai "peningkatan", hal tersebut tidak


terlepas dari asal mula digunakannya istilah promotif itu sendiri. Promotif atau
promosi kesehatan merupakan terjemahan dari bahasa Inggris promotion of
health. Istilah ini muncul dari terjemahan lima tingkatan pencegahan (five levels
of prevention) yang tercantum dalam buku "Preventive Medicine For The Doctor
In His Community" karangan dari H.R. Leavell dan E.G. Clark. Promotion of
health yang terjemahan aslinya adalah promosi kesehatan, merupakan tingkatan
pencegahan pertama, yang oleh para ahli Kesehatan Masyarakat di Indonesia
diartikan sebagai peningkatan kesehatan. Hal ini dikarenakan makna yang
terkandung di dalam istilah promotion of health tersebut adalah meningkatkan
kesehatan seseorang, yaitu dengan melaui asupan gizi seimbang, olah raga teratur,
dan lain sebagainya agar orang tersebut tetap sehat, tidak terserang penyakit.

Hubungan antara istilah peningkatan kesehatan dan istilah promosi kesehatan


dijelaskan oleh H.R. Leavell dan E.G. Clark dalam bukunya tersebut, sebagai
berikut :
 Selain melalui peningkatan gizi, peningkatan kesehatan juga dapat dilakukan
dengan memberikan pendidikan kesehatan kepada individu dan masyarakat.

Pendidikan kesehatan adalah suatu kegiatan untuk membantu indivudu,


kelompok atau masyarakat dalam meningkatkan kemampuan atau perilakunya,
untuk mencapai kesehatan secara optimal. Sedangkan WHO (World Health
Organization) yang merupakan organisasi kesehatan dunia di bawah Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB) merumuskan promosi kesehatan sebagai perluasan makna
dari pendidikan kesehatan, sebagai berikut :
 Promosi kesehatan adalah proses untuk kemampuan masyarakat dalam
memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Untuk mencapai derajat kesehatan
yang sempurna, baik fisik, mental, dan sosial, maka masyarakat harus mampu
mengenal serta mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, dan mampu mengubah
atau mengatasi lingkungannya.
Contoh Promotif adalah penyuluhan kesehatan gigi dan mulut.
Preventif. Usaha pencegahan suatu penyakit lebih baik dari mengobati suatu
penyakit. Hal ini dikarenakan usaha pencegahan suatu penyakit akan
memunculkan hasil yang lebih baik dan biaya yang lebih murah. Menurut H.R.
Leavell dan E.G. Clark usaha pencegahan (preventif) penyakit dapat dilakukan
dalam lima tingkatan yang dapat dilakukan, yaitu :
a. Pada masa sebelum sakit, yaitu dengan :
1. mempertinggi nilai kesehatan (health promotion).
2. memberikan perlindungan khusus terhadap suatu penyakit (specific protection).
b. Pada masa sakit, yaitu dengan :
1. mengenal dan mengetahui jenis penyakit pada tingkat awal, serta mengadakan
pengobatan yang tepat dan segera (early diagnosis and prompt treatment).
2. pembatasan kecacatan dan berusaha untuk menghilangkan gangguan kemampuan
bekerja yang diakibatkan oleh suatu penyakit (disibility limitation).
3. rehabilitasi (rehabilitation).
Contoh Preventif adalah pengolesan fluor pada gigi.

Kuratif. Termasuk dalam tindakan ini adalah mengenal dan mengetahui jenis
penyakit pada tingkat awal serta mengadakan pengobatan yang tepat dan segera.
Tujuan utama dari usaha pengobatan (kuratif) adalah pengobatan yang setepat-
tepatnya dan secepat-cepatnya dari setiap jenis penyakit sehingga tercapai
penyembuhan yang sempurna dan segera.

Pengertian Pelayanan kesehatan kuratif adalah suatu kegiatan dan/atau


serangkaian kegiatan pengobatan yang ditujukan untuk penyembuhan penyakit,
pengurangan penderitaan akibat penyakit, pengendalian penyakit, atau
pengendalian kecacatan agar kualitas penderita dapat terjaga seoptimal mungkin.
Contoh Kuratif adalah penambalan gigi.

Rehabilitatif. Proses rehabilitatif adalah usaha untuk mengembalikan bekas


penderita ke dalam masyarakat, sehingga dapat berfungsi lagi sebagai anggota
masyarakat yang berguna untuk dirinya dan masyarakat sesuai dengan
kemampuannya. Usaha rehabilitasi ini memerlukan bantuan dan pengertian dari
seluruh anggota masyarakat untuk dapat mengerti dan memahami keadaan mereka
(bekas penderita), sehingga memudahkan mereka (bekas penderita) dalam proses
penyesuaian dirinya dalam masyarakat dengan kondisinya yang sekarang ini.
Pengertian Pelayanan kesehatan rehabilitatif adalah kegiatan dan/atau
serangkaian kegiatan untuk mengembalikan bekas penderita ke dalam masyarakat
sehingga dapat berfungsi lagi sebagai anggota masyarakat yang berguna untuk
dirinya dan masyarakat semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuannya.
Contoh Rehabilitatif adalah pembuatan atau pemasangan gigi palsu.

Rehabilitasi terdiri dari :


 Rehabilitasi fisik, yaitu agar penderita memperoleh perbaikan fisik
semaksimalnya.
 Rehabilitasi mental, yaitu agar bekas penderita dapat menyesuaikan diri dalam
hubungan perorangan dan sosial secara memuaskan.
 Rehabilitasi sosial vokasional, yaitu agar bekas pendirita menempati suatu
pekerjaan atau jabatan dalam masyarakat dengan kapasitas kerja yang semaksimal
mungkin sesuai dengan kemampuannya.
 Rehabilitasi aesthetis, yaitu usaha yang dilakukan untuk mengembalikan rasa
keindahan dari bagian anggota tubuh, walaupun fungsinya tidak bekerja seperti
anggota tubuh aslinya.

Istilah promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif juga disebutkan


dalam Undang-Undang Nomor : 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, yaitu
dalam rangka pendekatan yang dilakukan dalam upaya kesehatan serta pelayanan
kesehatan, yaitu dalam :
 Pasal 47, yang berbunyi : "Upaya kesehatan diselenggarakan dalam bentuk
kegiatan dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang
dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh, dan berkesinambungan".
 Pasal 52 Ayat (2), yang berbunyi : "Pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud
pada ayat 1 (bunyinya : Pelayanan kesehatan terdiri dari a. pelayanan kesehatan
perorangan, dan b. pelayanan kesehatan masyarakat) meliputi kegiatan dengan
pendekatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif".

Yang dimaksud dengan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif sebagai


pendekatan pelayanan kesehatan dijelaskan dalam ketentuan Pasal 1 angka 12
sampai dengan angka 15 Undang-Undang Nomor : 36 Tahun 2009, adalah :
 Pelayanan kesehatan promotif, yaitu suatu kegiatan dan/atau serangkaian
kegiatan pelayanan kesehatan yang lebih mengutamakan kegiatan yang bersifat
promosi kesehatan.
 Pelayanan kesehatan preventif, yaitu suatu kegiatan pencegahan terhadap suatu
masalah kesehatan/penyakit.
 Pelayanan kesehatan kuratif, yaitu suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan
pengobatan yang ditujukan untuk penyembuhan penyakit, pengurangan
penderitaan akibat penyakit, pengendalian penyakit, atau pengendalian kecacatan
agar kualitas penderita dapat terjaga seoptimal mungkin.
 Pelayanan kesehatan rehabilitatif, yaitu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan
untuk mengembalikan bekas penderita ke dalam masyarakat sehingga dapat
berfungsi lagi sebagai anggota masyarakat yang berguna untuk dirinya dan
masyarakat semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuannya.

Selain dari keempat pendekatan pelayanan kesehatan tersebut, Undang-Undang


Nomor : 36 Tahun 2009 menyebutkan juga adanya suatu pendekatan pelayanan
kesehatan yang lain, yaitu pelayanan kesehatan tradisional. Yang dimaksud
dengan pelayanan kesehatan tradisional adalah pengobatan dan/atau perawatan
dengan cara dan obat yang mengacu pada pengalaman dan keterampilan turun
temurun secara empiris yang dapat dipertanggungjawabkan dan diterapkan sesuai
dengan norma yang berlaku di masyarakat.
PROMOTIF,PREVENTIF,KURATIF,REHABILITATIF

A. PROMOSI KESEHATAN DALAM TEORI

Promosi kesehatan berasal dari kata dalam bahasa inggris yaitu health
promotion.Penerjemahan kata health promotion atau tepatnya promotion of
health kedalam bahasa Indonesia pertama kali dilakukan ketika para ahli
kesehatan masyarakat di Indonesia menerjemahkan lima tingkatan
pencegahan (five levels of prepention) dari H.R.Leavell dan E. G. Clark dalam
buku preventive medicine for the doctor in his community.

Promosi kesehatan adalah upaya meningkatkan kemampuan kesehatan masyarakat


melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat agar mereka
dapat menolong dirinya sendiri, serta mampu berperan secara aktif dalam
masyarakat sesuai sosial budaya setempat yang didukung oleh kebijakan public
yang berwawasan. (Depkes RI)

Promosi kesehatan adalah kombinasi berbagai dukungan menyangkut pendidikan,


organisasi, kebijakan dan peraturan perundangan untuk perubahan lingkungan dan
perilaku yang menguntungkan kesehatan (Green dan Ottoson,1998).

Promosi Kesehatan adalah proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat


dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Selain itu untuk mencapai
derajat kesehatan yang sempurna, baik fisik, mental, dan sosial, maka masyarakat
harus mampu mengenal serta mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, dan
mampu mengubah atau mengatasi lingkungannya (lingkungan fisik, sosial budaya
dan sebagainya). Dalam konferensi ini ,health promotion di maknai sebagai
perluasan dari healt education atau pendidikan kesehatan.

Menurut Leavell dan Clark (1965), dari sudut pandang kesehatan masyarakat,
terdapat 5 tingkat pencegahan terhadap penyakit, yaitu :

1. Promotion of healt

2. Specifik protection

3. Early diagnosis and prompt treatment

4. Limitation of disability dan

5. Rehablitation.

Organisasi kesehatan dunia WHO telah merumuskan suatu bentuk definisi


mengenai promosi kesehatan :
“ Health promotion is the process of enabling people to increase control over, and
improve, their health. To reach a state of complete physical, mental, and social,
well-being, an individual or group must be able to identify and realize aspirations,
to satisfy needs, and to change or cope with the environment “.

(Ottawa Charter,1986).

B. USAHA KESEHATAN MENURUT GARIS BESAR

Dalam garis besar usaha kesehatan, dapat dibagi dalam 3 golongan, yaitu :

1. Usaha pencegahan (usaha preventif)

Upaya preventif adalah sebuah usaha yang dilakukan individu dalam mencegah
terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan. Prevensi secara etimologi berasal dari
bahasa latin, pravenire yang artinya datang sebelum atau antisipasi atau mencegah
untuk tidak terjadi sesuatu. Dalam pengertian yang sangat luas, prevensi diartikan
sebagai upaya secara sengaja dilakukan untuk mencegah terjadinya gangguan,
kerusakan, atau kerugian bagi seseorang atau masyarakat

Upaya preventif bertujuan untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan


kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.

Usaha-usaha yang dilakukan, yaitu :

a. Pemeriksaan kesehatan secara berkala (balita, bumil, remaja, usila,dll) melalui


posyandu, puskesmas, maupun kunjungan rumah

b. Pemberian Vitamin A, Yodium melalui posyandu, puskesmas, maupun dirumah

c. Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan menyusui

d. Deteksi dini kasus dan factor resiko (maternal, balita, penyakit).

e. Imunisasi terhadap bayi dan anak balita serta ibu hamil


2. Usaha pengobatan (usaha kuratif)

Upaya kuratif bertujuan untuk merawat dan mengobati anggota keluarga,


kelompok yang menderita penyakit atau masalah kesehatan.

Usaha-usaha yang dilakukan, yaitu :

a. Dukungan penyembuhan, perawatan, contohnya : dukungan psikis penderita


TB

b. Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari puskesmas dan
rumah sakit

c. Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis dirumah, ibu bersalin dan nifas

d. Perawatan payudara

e. Perawatan tali pusat bayi baru lahir

f. Pemberian obat : Fe, Vitamin A, oralit.

3. Usaha rehabilitasi

Merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi penderita-penderita yang dirawat


dirumah, maupun terhadap kelompok-kelompok tertentu yang menderita penyakit
yang sama.

Usaha yang dilakukan, yaitu:

a. Latihan fisik bagi yang mengalami gangguan fisik seperti, patah tulang,
kelainan bawaan

b. Latihan fisik tertentu bagi penderita penyakit tertentu misalnya, TBC (latihan
nafas dan batuk), Stroke (fisioterapi).

Dari ketiga jenis usaha ini, usaha pencegahan penyakit mendapat tempat yang
utama, karena dengan usaha pencegahan akan diperoleh hasil yang lebih baik,
serta memerlukan biaya yang lebih murah dibandingkan dengan usaha pengobatan
maupun rehabilitasi.
C. TINGKAT-TINGKAT USAHA PENCEGAHAN

Leavell dan Clark dalam bukunya “ Preventive Medicine for the Doctor in his
Community” , membagi usaha pencegahan penyakit dalam 5 tingkatan yang dapat
dilakukan pada masa sebelum sakit dan pada masa sakit.

Usaha-usaha pencegahan itu adalah :

a) Masa sebelum sakit

1. Mempertinggi Nilai Kesehatan (Health Promotion)

Promotif adalah usaha mempromosikan kesehatan kepada masyarakat. Upaya


promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu,keluarga, kelompok
dan masyarakat. Setiap individu berhak untuk menentukan nasib sendiri,
mendapat informasi yang cukup dan untuk berperan di segala aspek pemeliharaan
kesehatannya.

Usaha ini merupakan pelayanan terhadap pemeliharaan kesehatan pada umumnya.


Beberapa usaha diantaranya :

a. Penyediaan makanan sehat cukup kualitas maupun kuantitasnya.

b. Perbaikan hygiene dan sanitasi lingkungan, seperti : penyediaan air rumah


tangga yang baik, perbaikan cara pembuangan sampah, kotoran dan air limbah
dan sebagainya.

c. Pendidikan kesehatan kepada masyarakat sesuai kebutuhannya.

d. Usaha kesehatan jiwa agar tercapai perkembangan kepribadian yang baik.

2. Memberikan Perlindungan Khusus Terhadap Suatu Penyakit (Specific


Protection)

Usaha ini merupakan tindakan pencegahan terhadap penyakit-penyakit tertentu


yang gangguan kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
Beberapa usaha diantaranya adalah :

a. Memberikan imunisasi pada golongan yang rentan untuk mencegah terhadap


penyakit-penyakit tertentu. Contohnya : imunisasi hepatitis diberikan kepada
mahasiswi kebidanan yang akan praktek di rumah sakit.
b. Isolasi terhadap penderita penyakit menular. Contohnya : isolasi terhadap
pasien penyakit flu burung.

c. Perlindungan terhadap kemungkinan kecelakaan di tempat-tempat umum dan


di tempat kerja. Contohnya : di tempat umum, misalnya adanya rambu-rambu
zebra cross agar pejalan kaki yang akan menyebrang tidak tertabrak oleh
kendaraan yang sedang melintas. Sedangkan di tempat kerja : para pekerja yang
memakai alat perlindungan diri.

d. Peningkatan keterampilan remaja untuk mencegah ajakan menggunakan


narkotik. Contohnya : kursus-kursus peningkatan keterampilan, seperti kursus
menjahit, kursus otomotif.

e. Penanggulangan stress. Contohnya : membiasakan pola hidup yang sehat ,


dan seringnya melakukan relaksasi.

b) Pada masa sakit

1. Mengenal dan Mengetahui Jenis Penyakit pada Tingkat Awal Serta


Mengadakan Pengobatan yang Tepat dan Segera (Early Diagnosis And Prompt
Treatment)

Early diagnosis mengandung pengertian diagnosa dini atau tindakan pencegahan


padaseseorang atau kelompok yang memiliki resiko terkena penyakit.Tindakan
yang berupaya untuk menghentikan proses penyakit pada tingkat permulaan
sehingga tidak akan menjadi parah. Prinsipnya diterapkan dalam program
pencegahan, pemberantasan dan pembasmian macam penyakit baik menular
ataupun tidak dan memperhatikan tingkat kerawanan penyakit terhadap
masyarakat yang tinggi. Misalnya : TBC paru-paru, kusta, kanker, diabetes,
jantung dll. Sedangkan Prompt treatment memiliki pengertian pengobatan yang
dilakukan dengan tepat dan segera untuk menangani berbagai masalah yang
terjadi. Prompt treatment merupakan tindakan lanjutan dari early diagnosis.
Pengobatan segera dilakukan sebagai penghalang agar gejala tidak menimbulkan
komplikasi yang lebih parah.

Tujuan utama dari usaha ini adalah :

a. Pengobatan yang setepat-tepatnya dan secepatnya dari seytiap jenis


penyakit sehingga tercapai penyembuhan yang sempurna dan segera

b. Pencegahan menular kepada orang lain, bila penyakitnya menular

c. Mencegah terjadinya kecacatan yang diakibatkan suatu penyakit


Beberapa usaha diantaranya :

a. Mencari penderita di dalam masyarakat dengan jalan pemeriksaan misalnya


pemeriksaan darah, rontgen, paru-paru dsb, serta memberikan pengobatan

b. Mencari semua orang yang telah berhubungan dengan penderita penyakit


menular (contact person) untuk diawasi agar bila penyakitnya timbul dapat
diberikan segera pengobatan dan tindakan-tindakan yang lain misalnya isolasi,
desinfeksi, dsb.

c. Pendidikan kesehatan kepada masyarakat agar mereka dapat mengenal


gejala penyakit pada tingkat awal dan segera mencari pengobatan. Masyarakat
perlu menyadari bahwa berhasil atau tidaknya usaha pengobatan, tidak hanya
tergantung pada baiknya jenis obat serta keahlian tenaga kesehatnnya, melainkan
juga tergantung pada kapan pengobatan itu diberikan. Pengobatan yang terlambat
akan menyebabkan usaha penyembuhan menjadi lebih sulit, bahkan mungkin
tidak dapat sembuh lagi misalnya pengobatan kanker (neoplasma) yang
terlambat. Kemungkinan kecacatan terjadi lebih besar penderitaan si sakit
menjadi lebih lama, biaya untuk pengobatan dan perawatan menjadi lebih besar.

2. Pembatasan Kecacatan dan Berusaha Untuk Menghilangkan Gangguan


Kemampuan Bekerja yang Diakibatkan Suatu Penyakit (Disibility Limitation)

Usaha ini merupakan lanjutan dari usaha pengobatan dan perawatan yang
sempurna agar penderita sembuh kembali dan tidak cacat. Bila sudah terjadi
kecacatan, maka dicegah agar kecacatan tersebut tidak bertamabah berat
(dibatasi), fungsi dari alat tubuh yang menjadi cacat ini dipertahankan semaksimal
mungkin.peran bidan dalam hal tersebut yaitu memberikan pelayanan kesehatan
secara professional, melakukan pendampingan pada pasien untuk mendapatkan
kesehatan secara sempurna, serta memberikan pendidikan kesehatan untuk
masyarakat sejak dini
3. Rehabilitasi (Rehabilitation)

Rehabilitasi adalah usaha untuk mengembalikan bekas penderita ke dalam


masyarakat, sehingga dapat berfungsi lagi sebagai anggota masyarakat yang
berguna untuk dirinya dan masyarakat, semaksimalnya sesuai dengan
kemampuannya.

Rehabilitasi ini terdiri atas :

a. Rehabilitasi fisik

Yaitu agar bekas penderita memperoleh perbaikan fisik semaksimalnya. Misalnya,


seorang yang karena kecelakaan, patah kakinya, perlu mendapatkan rehabilitasi
dari kaki yang patah yaitu denganmempergunakan kaki buatan yang fungsinya
sama dengan kaki yang sesungguhnya.

b. Rehabilitasi mental

Yaitu agar bekas penderita dapat menyusuaikan diri dalam hubungan perorangan
dan social secara memuaskan. Seringkali bersamaan dengan terjadinya cacat
badania muncul pula kelainan-kelaianan atau gangguan mental.untuk hal ini bekas
penderita perlu mendapatkan bimbingan kejiwaan sebelum kembali kedalam
masyarakat

c. Rehabilitasi social vokasional

Yaitu agar bekas penderita menempati suatu pekerjaan/jabatan dalam masyarakat


dengan kapasitas kerja yang semaksimalnya sesuai dengan kemampuan dan
ketidak mampuannya.

d. Rehabilitasi aesthetis

Usaha rehabilitasi aesthetis perlu dilakukan untuk mengembalikan rasa keindahan,


walaupun kadang-kadang fungsi dari alat tubuhnya itu sendiri tidak dapat
dikembalikan misalnya: misalnya penggunaan mata palsu.

Usaha pengembalian bekas penderita ini kedalam masyarakat, memerlukan


bantuan dan pengertian dari segenap anggota masyarakat untuk dapat mengerti
dan memahami keandaan mereka (fisik mental dan kemampuannya) sehingga
memudahkan mereka dalam proses penyesuian dirinya dalam masyarakat dalam
keadan yang sekarang ini.
Sikap yang diharapkan dari warga masyarakat adalah sesuai dengan falsafah
pancasila yang berdasarkan unsur kemanusian dan keadailan social. Mereka yang
direhabilitasi ini memerlukan bantuan dari setiap warga masyarakat, bukan hanya
berdasarkan belas kasian semata-mata, melainkan juga berdasarkan hak asasinya
sebagai manusia.

Sedangkan peran bidan dalam rehabilitasi (pemulihan) yaitu:

1. Mengembangkan lembaga-lembaga rehabilitasi dengan melibatkan


masyarakat

2. Menyadarkan masyarakat untuk menerima mereka kembali

3. Mengusahakan perkampungan rehabilitasi sosial sehingga setiap penderita


yang telah cacat mampu mempertahankan diri.

4. Penyuluhan dan usaha-usaha kelanjutan yang harus tetap dilakukan seseorang


setelah ia sembuh dari suatu penyakit

5. Memberikan konseling pada penderita kecacatan

6. Memberikan keyakinan dalam kesembuhan, menumbuhkan kepercayaan diri


untuk bersosialisasi dgn masyarakat

7. Memberikan pendidikan kesehatan

Anda mungkin juga menyukai