Makalah Teripang
Makalah Teripang
PENANGKARAN TERIPANG
Disusun Oleh:
Kelompok 7
Ahmad Sulthan Nuriy
Muhammad Naufal
Muhammad Zaini Ghani
Raden roro Brigitta Fitriana
Refi Al Adha
2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
Tujuan disusunnya makalah ini di antaranya adalah untuk mengetahui:
1. Kelayakan usaha penangkaran teripang yang terdiri dari: aspek pasar, teknis,
finansial, manajemen, kelembagaan yang terlibat, hukum (kelegalan usaha),
sosial ekonomi dan aspek lingkungan;
2. Pengembangan usaha penangkaran teripang;
3. Rencana usaha (business plans) penangkaran teripang.
BAB II
LANDASAN TEORI
3.1. Taksonomi
Salah satu contoh teripang yang memiliki nilai komoditi yang tinggi adalah
teripang putih atau Holothuria scabra.
Klasifikasi menurut Barnes 1963 dalam Martoyo et al(1994) adalah sebagai
berikut :
Filum : Echinodermata
Sub filum : Echinozoa
Ordo : Aspidochirota
Family : Aspidochiroidae
Genus : Holothuria
Spesies : Holothuria scabra
d. Padat penebaran
Teripang dapat hidup bergerombol dilempat yang terbatas. Oleh karena itu
dalam usaha budidayanya dapat diperlakukan dengan padat penebaran yang tinggi.
Untuk ukuran benih teripang sebesar 20 – 30 gram per ekor, padat penebaran
berkisar antara 15 – 20 ekor per meter persegi, sedangkan untuk benih teripang
sebesar 40 – 50 gram per ekor, padat penebarannya berkisar antara 10 – 15 ekor per
meter persegi.
Waktu yang tepat untuk memulai usaha budidaya teripang disuatu lokasi
tertentu ialah 2-3 bulan setelah waktu pemijahan teripang di alam (apabila
menggunakan benih dari alam). Benih alam yang berumur 2 sampai 3 bulan
diperkirakan sudah mencapai berat 20 – 50 gram per ekor.
e. Panen
Pemungutan hasil panen dapat dilakukan setelah ukuran teripang berkisar
antara 4 sampai 6 ekor per kg (market size). Untuk mendapatkan ukuran ini
biasanya teripang dipelihara selama 6 – 7 bulan, dengan survival yang dicapai
kurang lebih 80% dari total penebaran awal. Panen dilakukan pada pagi hari
sewaktu air sedang surut dan sebelum teripang membenamkan diri. Panen dapat
dilakukan secara bertahap yaitu dengan memilih teripang yang berukuran besar atau
juga dapat dilakukan secara total, kemudian dilakukan seleksi menurut golongan
ukuran.
3.5. Pengendalian Penyakit
Beberapa jenis hama maupun hewan penyaing seperti kepiting, bulu babi,
dan bintang laut harus disingkirkan dari kurungan pagar. Hama dapat
mengakibatkan kerusakan fisik pada tubuh teripang, misalnya terluka atau bahkan
akan memangsanya. Sedangkan hewan penyaing merugikan karena berkompetisi
dalam hal perolehan pakan, ruang gerak, dan sebagainya. Kerusakan fisik pada
tubuh teripang karena serangan hama dapat menimbulkan penyakit. Luka yang
tidak segera diobati menjadi bertambah besar. Akibatnya, makin lama fisik teripang
semakin lemah. Untuk itu, pengobatan teripang yang terluka harus segera dilakukan
dengan merendamnya dalam larutan acriflauin 4 ppm atau methylen blue 4 ppm
selama 0,5-1 jam. Setelah diobati, teripang ditempatkan dalam bak penampungan
selama 1-2 hari.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Simpulan
Dari pembahasan ini dapat disimpulkan beberapa hal, diantaranya bahwa
kelayakan usaha baik usaha budidaya ikan maupun teripang dilihat dari aspek pasar
masih cukup luas dilihat dari peluang pasarnya. Aspek teknis usaha budidaya
teripang dan usaha budidaya menggunakan metode penculture. Aspek finansial
sudah layak dalam pelaksanaannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang.
4.2 Saran
Saran-saran yang perlu kiranya dapat diberikan adalah sebagai berikut:
• Perlu dilakukan penelitian yang sama terhadap budidaya teripang pasir, dan
teripang laut dan unggulan lainnya yang ada.
• Para pengelola usaha perlu membuat pembukuan keuangan yang lebih baik, agar
dapat digunakan sebagai acuan dalam perbaikan usahanya.
• Perlu adanya penelitian lebih lanjut tentang kualitas air, teknik budidaya yang
lebih efektif dan efisien, serta teknologi pengolahan teripang sehingga
menunjang kemajuan usaha dan dapat meningkatkan jumlah pendapatan.
• Perlu adanya penambahan dan penguatan dana/modal bagi kelompok tani dan
mengefektifkan dana tersebut untuk pengembangan dan perbaikan usaha.
Budidaya yang disertai dengan pemantauan oleh pihak penyedia dana itu sendiri.
• Dalam pelaksanaan rencana usaha baik pengembangan, perbaikan maupun
usaha baru perlu didampingi oleh tenaga ahli budidaya perikanan.
• Perlu adanya perhatian/respon yang lebih lebih serius lagi dari pemerintah
khusus-nya sektor perikanan, dengan memberikan pembinaan tidak hanya
kepada kelompok tani yang telah mendaftar saja mengingat masih banyaknya
kelompok pemula yang belum tertangani.
• Perlu adanya evaluasi setiap akhir tahun terhadap program pemerintah, baik
hasil penyuluhan, pembinaan, penguatan modal, apa sudah efektif dan efisien.
DAFTAR PUSTAKA