Anda di halaman 1dari 20

STUDI MENINGKATNYA SIKAP INTOLERANSI DALAM KEHIDUPAN

BERMASYARAKAT DI INDONESIA

Apriyono Michael Nababan


Program Diploma I Kepabeanan dan Cukai Politeknik Keuangan Negara
STAN, Bintaro, Indonesia
(aprionoreffrain@gmail.com)

ABSTRAK
Tulisan ini berangkat dari terjadinya kasus penistaan agama Islam oleh
Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), dalam pidatonya di
hadapan warga Kepulauan Seribu pada 30 September 2016 yang mengutip
penggalan Surat Al Maidah ayat 51. Pada tahun terakhir, seringkali intoleransi
dipicu oleh kegiatan politik dalam menjelang pemilihan pemimpin legislatif atau
kepala pemerintahan. Padahal, seharusnya para pemangku kekuasaan tidak
boleh bermain api dengan isu agama sebab hal tersebut sangat rentan dalam
menimbulkan perpecahan di masyarakat. Tidak hanya dalam agama tetapi
intoleransi juga dapat terjadi pada lini suku maupun ras. Tingginya angka
intoleransi di Indonesia menjadi suatu tantangan dalam mempertahankan nilai-
nilai Pancasila yang terdapat dalam sila ke-3 yaitu Persatuan Indonesia. Negara
telah berupaya dalam mencegah intoleransi berkembang serta melindungi hak-
hak yang dimiliki oleh kelompok minoritas dengan memberikan jaminan
perlindungan atas hak yang diatur dalam Undang-undang Dasar 1945 dan
melakukan langkah-langkah hukum terhadap pelaku intoleransi. Meskipun
demikian, kasus intoleransi terus mengalami peningkatan bahkan semakin
berani dalam melakukannya secara terang-terangan. Maraknya kasus
Intoleransi yang terus-menerus terjadi di Indonesia terhadap kelompok
minoritas, bangsa ini dapat disebut sedang mengalami masa darurat
Intoleransi. Apabila keadaan ini terus dibiarkan dan tidak diambil langkah
penyelesaian secara cepat, maka dapat mengancam persatuan, kesatuan
bangsa serta keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Kata Kunci : Intoleransi, Intoleransi keberagaman, Gawat Darurat Intoleransi

1. PENDAHULUAN penting dalam terbentuknya


Indonesia merupakan negara yang persatuan dan kesatuan bangsa
besar dengan pancasila sebagai seperti yang terdapat dalam sila
dasar negara. Pancasila menjadi hal ketiga yaitu persatuan Indonesia.

1
Salah satu wujud dari persatuan dan kekuatan nasional yang
kesatuan adalah adanya kerukunan diimplementasikan dalam
antar sesama masyarakat tanpa semangat gotong royong menuju
memandang berbagai perbedaan visi dan misi negara yang tertuang
sebagai penghalang. Setiap negara dalam Pembukaan Undang-Undang
memiliki ragam budaya dan Dasar 1945.
karakter yang khas yang Semboyan ini sesungguhnya
membedakannya dengan negara semboyan untuk memayungi hak
lain. Keragaman budaya ini dapat hidup setiap entitas baik etnik
menimbulkan kekhasan yang unik maupun agama pada masa kejayaan
pada setiap masyarakat dari bahasa, Majapahit. Konsep ini kali pertama
agama, suku, ras, warna kulit, dan dikemukakan oleh Mpu Tantular
adat istiadat. Indonesia merupakan dalam kitab Sutasoma. Mpu
negara multikultural. Dengan Tantular mendeskripsikan
bertumpu pada multikulturalisme, mengenai keharmonisan hidup
kelompok-kelompok minoritas dan antar pemeluk agama di kerajaan
mereka yang tertindas memiliki Majapahit abad ke 14 yang
ruang untuk berjuang menjadi didominasi Hindu dan penganut
dirinya sendiri. Semua kebudayaan Budha serta Siwa merupakan
memiliki hak dan kesempatan yang minoritas. Pada Konstitusi UUD
sama untuk berkembang memandu 1945, disebutkan bahwa Indonesia
kehidupan komunitasnya. Adanya merupakan negara kesatuan.
keberagaman budaya, suku, ras, Dengan penegasan ini maka
bahasa, maupun agama tersebut penduduk Indonesia dari Merauke
dipersatukan dalam semboyan sampai Sabang adalah warganegara
Bhineka Tunggal Ika. Dengan Indonesia dalam bingkai Negara
semboyan Bhineka tunggal Ika, Kesatuan. Dalam relasi antar warga,
Indonesia sebagai negara kesatuan prinsip kemanusiaan, gotong
merupakan sebuah negara yang royong harus dijunjung tinggi. Jika
menjadikan perbedaan sebagai relasi melibatkan warga yang

2
berbeda suku dan agama, prinsip berbagai pemikirannya, memaknai
Bhineka Tunggal Ika harus menjadi Bhineka Tunggal Ika sebagai
pedoman. Dengan prinsip demikian, pluralisme dan multikulturalisme.
hubungan antar warga akan Sedangkan Susilo Bambang
berlangsung dengan harmonis. Yudhoyono (SBY) memaknai
Bhineka Tunggal Ika dimaknai Bhineka Tunggal Ika sebagai
secara berbeda-beda oleh para persatuan tetapi bukan persamaan
kepala Negara kita. Soekarno sedangkan menurut SBY
menginginkan perbedaan dan mengutamakan persatuan dalam
perlakuan yang sama bagi semua kemajemukan, yang diutamakan
unsur-unsur budaya, baik agama, unity bukan sameness, bukan
suku, maupun unsur-unsur uniformity (SBY, 2009). Sedangkan
kebudayaan lainnya (2012). Joko Widodo (2015) memaknai
Soeharto melalui berbagai Bhineka Tunggal Ika sebagai
kebijakannya menempatkan persatuan dan persamaan.
perbedaan secara dekoratif dan Pendapat Jokowi ini sangat
artifisial. Kebijakan asimilasi, mendasar berkaitan dengan sejarah
misalnya kepada keturunan bangsa ini. Indonesia lahir sudah
Tionghoa, mempertegas dengan pluralism agama dan etnik,
pemikirannya bahwa perbedaan diperjuangkan oleh aktivis dari
harus ditekan demi tercapainya berbagai suku dan agama, dan
identitas tunggal Indonesia. bercita-cita untuk membangun
Kebijakan pembauran yang kesejahteraan dan keadilan secara
bertujuan membuat orang-orang bersama-sama. Oleh karena itu,
yang dianggap berbeda mirip Indonesia harus menjadi rumah
dengan “kita” atau mempribumikan bersama.1
semua yang dianggap asing (1988). Namun, keragaman
Gus Dur seperti dapat disimak dari multikultural dalam masyarakat

1Rochadi, AF Sigit. Multikulturalisme


dan Kekerasan Primordial di Indonesia
Dua Dekade Terakhir. 2018, Vol. I(I).

3
sebagai kekayaan bangsa bahwa negara menjamin kebebasan
merupakan hal yang sangat rawan setiap warga negaranya untuk
dalam memicu konflik dan memeluk agamanya serta
perpecahan. Semboyan Bhineka beribadah menurut agamanya
Tunggal Ika terus mengalami masing-masing.
kegoyahan yang diakibatkan oleh Bangsa Indonesia yang multiagama,
perilaku intoleransi dalam maka diperlukan pengelolaan
masyarakat yang terus berkembang kerukunan umat beragama secara
luas. Salah satu indikasinya yaitu baik agar terpelihara persatuan
mulai tumbuh suburnya berbagai bangsa, sehingga pembangunan
organisasi kemasyarakatan, agama, nasional dapat mewujudkan
profesi, dan golongan atau kedamaian dan kesejahteraan.
organisasi yang berjuang serta Sebab, kerukunan umat beragama
bertindak atas nama kepentingan merupakan pilar bagi kerukunan
kelompok yang mengarah pada nasional.
konflik SARA. Hal ini membuktikan Agama sebagai pedoman
bahwa tidak mudah dalam perilaku yang suci mengarahkan
mempersatukan suatu keragaman penganutnya untuk saling
tanpa didukung oleh kesadaran menghargai dan menghormati,
masyarakat yang multikultural. tetapi seringkali kenyataan
Negara Indonesia melalui menunjukkan sebaliknya, para
pemerintah telah mencoba penganut agama lebih tertarik
memberikan jaminan kepada warga kepada aspek-aspek yang bersifat
negaranya dalam hak yang emosional.
dimilikinya serta mengharapkan Dalam hal ini Khami Zada,
bahwa agar terciptanya sikap (2002) mengungkapkan bahwa
toleran pada setiap masyarakatnya, agama bisa kehilangan makna
misalnya dalam Pasal 29 Undang- substansialnya dalam menjawab
Undang Dasar Negara Republik soal-soal kemanusiaan, yakni ketika
Indonesia Tahun 1945 menjelaskan agama tidak lagi berfungsi sebagai

4
pedoman hidup yang mampu Wahid Institute, yang lebih
melahirkan kenyamanan spiritual menyedihkan dari temuan
dan obyektif dalam segala aspek penelitian ini, adalah bahwa 60 %
kehidupan umat manusia. Atau murid menyatakan siap berjihad di
dalam istilah Karl Marx, ketika masa mendatang. Yang tidak kalah
agama telah menjadi candi bagi mengecewakan, di Yogyakarta,
masyarakat. Agama tampaknya sebagai kota pendidikan, banyak
bukan lagi alat kedamaian umat, SMAN favorit sudah dimasuki ajaran
tetapi sudah menjadi ancaman intoleran.2
menakutkan. Hal ini dapat dilihat Nilai universal dari agama
dari hubungan positif antara praktik seharusnya dapat dijadikan sebagai
beragama dengan aksi kekerasan pendorong bagi umat manusia
yang sering terjadi. Sebab untuk selalu menjaga dan
kekerasan adalah adanya factor menegakkan perdamaian. Namun
pemahaman agama, terutama pada faktanya seringkali praktek
praktik dan pemahaman beragama kekerasan mengatasnamakan
yang mengarah sikap fanatisme dan agama baik fundamentalisme,
militansi. Hasil penelitian dari Wahid radikalisme, hingga terorisme.
Institute (Majalah Tempo, 19-25 Peristiwa praktek kekerasan
Juni 2017), terhadap 1.626 murid, 41 tersebut tidak hanya dapat
persen murid menyetujuhi merenggut banyak korban jiwa,
Indonesia diubah menjadi negara bahkan dapat mengakibatkan
Islam dan menggunakan konsep perpecahan bangsa Indonesia.
Khilafah. Pemerintahan Khilafah Berdasarkan hasil penelitian
adalah pemerintahan lintas negara mengungkapkan bahwa toleransi
yang dipimpin oleh seorang cenderung menurun karena
pemimpin Islam. Selain itu, ketimpangan pendapatan nasional
menurut Yenny Wahid, Direktur meningkat (Andersen& Fetner,

2
Muharam, Moch Mubarok. @Trisula LP2M Undar. Agustus 2016,
Konservatisme dan Intoleransi Agama Vol. Edisi 4 Vol. 1.
Pada Era Reformasi di Indonesia. Jurnal

5
2008). Sikap anti-Eropa sebagai literatur yang membenci sebagai
dampak negatif globalisasi alasan dari kasus intoleransi (Khan,
terhadap orang-orang yang bekerja Österman, & Björkqvist, 2017).
dalam profesi mengancam Menurut Tilman (2004), ada
globalisasi dan Eropaisasi berbagai skala karakter toleransi
cenderung menjadi lebih tidak tentang butir-butir refleksi dari
toleran terhadap imigran dan karakter toleransi tersebut adalah:
pekerja asing (Giugni& Morariu,  Kedamaian adalah tujuan
2010). Laporan The Wahid Institute  Toleransi adalah terbuka dan
tentang kasus pelanggaran reseptif pada indahnya
kebebasan beragama dan perbedaan
berkeyakinan serta intoleransi di  Toleransi menghargai individu
Indonesia pada tahun 2013 yang dan perbedaan
mencapai 245 peristiwa dan pada  Toleransi adalah saling
tahun 2014 mencapai 154 peristiwa menghargai satu sama lain
atau turun 40 persen dengan kasus  Benih dari intoleransi adalah
yang terjadi 55 peristiwa yaitu ketakutan dan ketidakpedulian
Daerah Istimewa Yogyakarta  Benih dari toleransi adalah cinta
dengan 21 peristiwa, Sumatera  Jika tidak cinta tidak ada
Utara dengan 18 peristiwa, DKI toleransi
Jakarta dengan 14 peristiwa, Jawa  Yang tahu menghargai kebaikan
Tengah dengan 10 peristiwa, dan dalam diri orang lain dan situasi
Sulawesi Selatan dengan 10 memiliki toleransi
peristiwa (Setiawan, 2015). Hasil  Toleransi berarti menghadapi
penelitian mengungkap bahwa situasi sulit
Sunni dan Syiah menilai dampak
 Toleransi terhadap ketidak-
kurikulum sekolah sebagai alasan
nyamanan hidup dengan
paling penting di balik intoleransi
membiarkan berlalu, ringan, dan
agama, sementara kaum
membiarkan orang lain.
Ahmadiyah dan Kristen menilai

6
Butir-butir refleksi karakter kerukunan dalam kehiduapan
toleransi tersebut akan bermasyarakat. Urgensi dari
mengantarkan kedamaian antar kerukunan adalah mewujudkan
individu di masyrakat.3 kesatuan pandangan serta sikap
2. TINJAUAN PUSTAKA guna melahirkan kesatuan baik
2.1 Sikap Toleransi perbuatan, tindakan maupun
Menurut Kamus Besar Bahasa tanggung jawab bersama sehingga
Indonesia (KBBI), toleransi tidak ada pihak yang melepaskan
merupakan suatu sikap saling diri dari tanggung jawab atau
menghormati antarkelompok atau menyalahkan pihak lain.
antarindividu dalam masyarakat Dalam pengertian yang luas,
atau dalam lingkup lainnya. toleransi lebih diarahkan pada
Toleransi berasal dari bahasa Latin, pemberian tempat yang luas bagi
yaitu tolerare yang berarti menahan keberagaman dan perbedaan yang
diri, bersikap sabar, membiarkan ada pada individu maupun
orang berpendapat lain, dan berhati kelompok-kelompok lain. Oleh
lapang terhadap orang-orang yang sebab itu, tidak benar bilamana
memiliki pendapat berbeda. Secara toleransi dimaknai sebagai
umum istilah toleransi mengacu pemaksaan hak-hak individu atau
pada sikap terbuka, lapang dada, kelompok tertentu untuk
suka rela dan kelembutan. disesuaikan dengan kondisi atau
Sedangkan intoleransi dapat keadaan orang atau kelompok lain,
diartikan sebagai suatu kondisi yang atau sebaliknya mengorbankan hak-
tidak memiliki rasa menghargai atau hak orang lain untuk dialihkan
tenggang rasa terhadap suatu sesuai dengan keadaan atau kondisi
perbedaan. Adanya toleransi dalam kelompok tertentu. Toleransi
masryakat dapat menciptakan keragaman mengandung arti

3
Agus Supriyanto, Amien Wahyudi. PERBEDAAN DAN KESADARAN
SKALA KARAKTER TOLERANSI: INDIVIDU. [book auth.] Journal Ilmiah
KONSEP DAN OPERASIONAL ASPEK Counsellia. November 2017, Vol.
KEDAMAIAN, MENGHARGAI Volume 7 No. 2.

7
bahwa setiap orang harus mampu berpikiran terbuka dan berempati
melihat perbedaan pada orang lain terhadap setiap perbedaan, baik
bukan sebagai sesuatu yang perlu dalam hal ras, suku bangsa,
dipertentangkan. kepercayaan, dan budaya. 56 Sikap
Sikap toleran tidak berarti toleran dan pemaaf merupakan
membenarkan pandangan yang salah satu kunci sukses bagi anak
dibiarkan itu, tetapi mengakui untuk dapat menjalin hubungan
kebebasan serta hak-hak asasi para dengan orang lain. Toleransi
penganutnya. Ada tiga macam sikap merupakan awal dari sikap
toleransi, yaitu: menerima bahwa perbedaan
a. Negatif: Isi ajaran dan bukanlah suatu hal yang salah.
penganutnya tidak dihargai. Isi Justru, perbedaan harus dihargai
ajaran dan penganutnya hanya dan dimengerti sebagai ‘kekayaan’.
dibiarkan saja karena dalam Sikap toleran juga akan
keadaan terpaksa. mengarahkan anak kepada sikap
b. Positif: Isi ajaran ditolak, baik, yaitu pemaaf. 4
tetapi penganutnya diterima serta 2.2 Toleransi Kehidupan Beragama
dihargai. Toleransi beragama dapat diartikan
c. Ekumenis: Isi ajaran serta sebagai sikap menenggang
penganutnya dihargai, karena terhadap ajaran yang mengatur
dalam ajaran mereka itu terdapat kepercayaan serta peribadatannya
unsur-unsur kebenaran yang kepada Tuhan Yang Mahakuasa dan
berguna untuk memperdalam tata kaidah yang berhubungan
pendirian dan kepercayaan sendiri. dengan pergaulan manusia.
Sikap toleransi merupakan hal yang Toleransi kehidupan beragama
esensial dalam berbagai sendi dalam masyarakat Indonesia perlu
kehidupan. Setiap orang tua perlu ditingkatkan mengingat di
mengajarkan anak agar mampu Indonesia ada lima agama yang

4
Muallimin, Muhammadiyah. Materi
PKN Toleransi. 12/09/2011.

8
diakui secara resmi oleh Berdasarkan hasil penelitian,
pemerintah, yaitu Islam, Kristen Selama 6 bulan pertama di tahun
Protestan, Kristen Katolik, Hindu, 2014 telah terjadi 8 kasus tindakan
dan Budha. Kerukunan beragama intoleransi atas nama agama di
tidak berarti merelatifkan agama wilayah Jawa Tengah (Syukron
yang ada dengan meleburkannya dalam Suara Merdeka, 6 Juni 2014).
kepada satu totalitas dan Begitu pula, di Yogyakarta selama 5
menjadikan agama-agama yang ada bulan pertama di tahun 2014 telah
sebagai unsur dari agama totalitas terjadi 7 kasus intoleransi atas nama
tersebut. agama (Kompas, 4 Juni 2014). The
Di era reformasi Wahid Institute, lembaga yang
kemajemukan masyarakat konsen terhadap isu-isu pluralisme
cenderung menjadi beban dari pada dan kebebasan beragama
modal bangsa Indonesia. Hal ini melaporkan bahwa pada tahun
terlihat dari munculnya berbagai 2013, peristiwa intoleransi atas
masalah yang sumbernya berbau nama agama di Indonesia secara
kemajemukan, khususnya bidang nasional sebanyak 245 kasus, 43%
agama. Agama yang seharusnya melibatkan aktor negara dan 57%
menjadi solusi atas berbagai oleh aktor non-negara (Ucan
masalah sosial, justru memicu Indonesia, 2014).5 Kenyataan
timbulnya permasalahan sosial. tersebut menunjukkan bahwa
2.2 Tindakan Intoleransi Kehidupan konflik antar umat beragama atau
Keberagaman antar umat yang agamanya sama
Tindakan Intoleransi dalam tetapi memiliki penafsiran yang
kehidupan keberagaman sering kali berbeda berada pada kondisi yang
mengarah pada permasalahan mengkhawatirklan. Berdalih
agama. menegakkan kebenaran agama,
seseorang atau sekelompok orang

5
Main Sufanti, Fitri Puji Rahmawati, BERMUATAN TOLERANSI KEHIDUPAN
Markhamah, Nuraini Fatimah. BERAGAMA. The 2nd University
KRITERIA BIOGRAFI TOKOH YANG Research Coloquium 2015.

9
dapat bertindak anarkhis terhadap alasan mengapa dimensi agama
seseorang atau kelompok lain. perlu ditekankan dalam
Dengan berdalih pada pembahasan mengenai kerusuhan
agama seseorang atau sekelompok ataupun konflik sosial. Pertama,
orang melakukan kekerasan adanya indikasi bahwa modernisasi
terhadap orang lain sehingga orang sosial-ekonomi di berbagai tempat
lain atau kelompok merasa takut yang berpenduduk muslim, justru
atau terancam hidupnya. Konflik mendorong peningkatan
antar pemeluk agama merupakan religiusitas, bukan sekularisme.
masalah yang sensitif, yang sangat Walaupun peningkatan religiusitas
mudah menimbulkan tindakan- juga terjadi di kalangan pemeluk
tindakan anarkhis di masyarakat agama lain, yang terjadi pada umat
yang mengancam keutuhan bangsa Islam sangat mencolok.
Indionesia. Oleh karena itu, masalah Persoalannya adalah bahwa proses
ini tidak boleh dibiarkan tetapi perlu itu ternyata memuat potensi yang
segera mendapat perhatian dan dapat mengganggu keselarasan
solusi yang memadai. dalam hubungan antarumat
Tindakan intoleransi sering beragama. Dalam masyarakat
juga mengarah pada radikalisme. seperti itu, militansi cenderung
Radikalisme dapat diartikan sebagai meningkat, fundamentalisme
paham atau aliran yang berkembang, toleransi antar
menginginkan perubahan atau pemeluk agama menurun. Kedua,
pembaharuan sosial dan politik adanya dugaan bahwa proses yang
dengan cara kekerasan atau drastis. sama menghasilkan pengenduran
Pembahasan radikalisme yang hubungan antara sebagian pemeluk
sering menimbulkan kerusuhan dan agama dengan lembaga-lembaga
konflik sosial sering dikaitkan keagamaan yang melayaninya.
dengan agama 3. METODOLOGI PENELITIAN
Imron (2000: 86) Secara keseluruhan metodologi

menyebutkan minimal ada dua penelitian yang digunakan dalam


penelitian ini menggunakan

10
penelitian kepustakaan. Penelitian 4. PEMBAHASAN
ini berlandaskan dengan azas 4.1 Pembahasan Intoleransi

teoritis secara ilmiah sehingga Beragama

dapat digunakan sebagai rujukan 4.1.1 Kasus Penistaan Agama Islam

untuk menyelesaikan penelitian. Basuki Tjahja Purnama (Ahok)

Penelitian kepustaan bersumber


dari buku-buku referensi, jurnal
ilmiah, dan internet.
a) Pengumpulan Data
Pada tahap ini dilakukan
pengumpulan data dan informasi
terkait kasus-kasus intolenransi Gambar 4.1 Penistaan agama Islam Basuki
yang terjadi di Indonesia Tjahja Punama di Kepulauan Seribu

b) Analisis Data
Data yang dibutuhkan merupakan Kasus Basuki Tjahja Purnama (Ahok)

fakta-fakta dan nilai-nilai luhur merupakan kasus besar yang terjadi

pancasila sebagai filter dalam pada tahun 2016 hingga tahun 2017.

menyikapi perbedaan dalam Kasus Ahok bermula dari sebuah

masyarakat. potongan video pidatonya di

c) Penarikan Kesimpulan Kepulauan Seribu pada 30

Kesimpulan ini dibuat berdasarkan September 2016. Ahok berkunjung

keterkaitan antara tujuan ke Kepulauan Seribu dalam rangka

penelitian yang telah mensosialisasikan program budi

ditetapkan. daya ikan kerapu. Dalam video resmi


Pemerintah Provinsi DKI Jakarta,
ahok meminta warga tidak khawatir
terhadap kebijakan yang diambil
oleh pemerintahannya jika dia tidak
terpilih kembali. Namun di tengah
berpidato, ia menyelipkan ayat Al-
Qur’an surat Al-maidah ayat 51.

11
“Jadi jangan percaya sama orang. terbuka. Kebijakan itu diambil
Kan bisa saja dalam hati kecil berdasarkan permintaan Jokowi.
bapak-ibu enggak bisa pilih saya, Gelar perkara pun dilaksanakan
ya—dibohongin pake surat Al Selasa (15/11). Semua pihak
Maidah surat 51 macam-macam dipanggil, termasuk anggota DPR.
gitu, lho. Itu hak bapak-ibu. Ya. Dimulai pukul 09.15 WIB, gelar
Jadi, kalo bapak-ibu, perasaan perkara resmi ditutup pukul 20.30
enggak bisa pilih, nih, karena takut WIB. Esok harinya, Bareskrim Polri
masuk neraka, dibodohin gitu, ya, meningkatkan status kasus dugaan
enggak apa-apa. Karena ini kan penistaan agama dari penyelidikan
panggilan pribadi bapak-ibu.” menjadi penyidikan. Penyidik juga
Ternyata kalimat yang menetapkan Gubernur non-aktif
disampaikannya menuai polemik. DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama
Video tersebut viral setelah sebagai tersangka. Polisi sudah
diunggah oleh seorang dosen, Buni menetapkan Basuki Tjahja Purnama
Yani, dalam akun Facebooknya. alias Ahok menjadi Tersangka dalam
Sementara itu, Majelis Ulama hal Penistaan Agama tersebut dan
Indonesia (MUI) menyatakan video melanggar pasal 156 KUHP dan Atau
Ahok yang menyinggung surah Al- Pasal 156a KUHP dan UU ITE tetapi
Maidah 51 saat berbicara di Pulau jaksa tidak memakai UU ITE dalam
Seribu adalah penistaan Dakwaannya. Lebih hanya kepada
agama. Fatwa MUI itu membuat kedua pasal tersebut dalam Surat
sejumlah umat Muslim juga Edaran Kapolri tentang Ujaran
melaporkan Ahok ke polisi. Mereka Kebencian SE/06/X/2015. Jaksa
menganggap Ahok telah melakukan menuntut Ahok dipidana penjara
penistaan agama melalui kata-
katanya.
Kapolri Jenderal Tito
Karnavian mengumumkan gelar
perkara akan dilakukan secara

12
selama 1 tahun dengan masa menyeleksi suatu berita, tidak
percobaan selama 2 tahun.6 secara tergesa-gesa dalam
Kasus terkait SARA seperti memutuskan suatu permasalahan
ini seringkali terjadi menjelang baik dalam perkara hukum,
pemilihan legislative maupun kebijakan dan sebagainya hingga
kepala pemerintahan. sampai jelas permasalahannya. MUI
Bagaimanapun juga seharusnya selaku lembaga yang mewadahi
para calon terpilih tidak memainkan para ulama dan cendekiawan Islam
isu agama dalam proses kampanye, di Indonesia untuk membimbing,
karena hal tersebut sangat rentan membina dan mengayomi
memecah belah persatuan yang masyarakat muslim di seluruh
terjalin dalam masyarakat. Namun Indonesia, sudah selayaknya
yang menjadi perhatian penulis menjalankan sepenuhnya ajaran
adalah sikap masyarakat yang dalam agama Islam. Namun, MUI
menuntut secara anarkis dalam tidak pernah memanggil Ahok
membawa kasus Ahok ke untuk diminta melakukan klarifikasi
pengadilan hingga divonis tetapi terlebih dahulu
hukuman. mengeluarkan fatwa yang
Adanya fatwa bahwa Ahok menyatakan Ahok bersalah. Adapun
dinyatakan telah menghina Al- hal lainnya yaitu adanya sikap Front
Qu’ran serta menghina ulama yang Pembela Islam (FPI) yang
dikeluarkan oleh Majelis Ulama mengerahkan ribuan massa dengan
Indonesia (MUI) terasa cukup ganjil, menuntut agar Ahok divonis
sebab dalam ajaran Islam dikenal seberat-beratnya. Dengan adanya
istila Tabayyun, yaitu mencari sikap pengerahan massa dalam hal
kejelasan tentang sesuau hinga jelas ini terkait permasalahan agama
dan benar sesuai dengan keadaan dapat menimbulkan perspektif
sesungguhnya atau meneliti serta kurang baik bagi masyarakat lainnya

6
Akbar, Muhammad. ANALISIS
PENEGAKAN HUKUM TINDAK PIDANA
PENISTAAN AGAMA. 2017.

13
sehingga dalpat mengakibatkan penyerangan secara terang-
semakin terciptanya ruang yang terangan terhadap orang yang
lebih lebar dalam perpecahan berbeda keyakinan.
masyarakat, sebab para penegak Ketika sedang khusyuk
hukum sudah seharusnya menjalankan misa ekaristi, jemaat
menegakkan keadilan tanpa harus gereja Santa Lidwina di Bedog,
didesak oleh masyarakat. Sleman, Yogyakarta diserang oleh
4.1.2 Kasus Penyerangan Gereja pria tak dikenal bersenjata tajam
Santa Lidwina melakukan terror membabi-buta
pada hari minggu (11/03) pagi pukul
07.30 WIB. Pelaku yang membawa
senjata tajam berupa pedang
langsung masuk dan menuju altar
sembari menyabetkan pedangnya.
Dua orang jemaat pun terluka
Gambar 4.2 Penyerang Gereja Santa
Lidwina Bedog, Sleman, Yogyakarta karena sabetan pedang. Romo Prier
SJ yang memimpin misa juga turut
Kasus intoleransi yang disebabkan terluka terkena sabetan pedang.
agama masih saja kental dalam Pelaku juga mengayunkan
masyarakat. Sikap tidak menghargai pedangnya ke sekeliling dan
dan menerima masyarakat yang menghancurkan patung Yesus dan
berbeda keyakinan membuat kasus Bunda Maria yang ada di mimbar.
intoleransi agama merupakan kasus Pasca kejadian, seorang jemaat
intoleransi terbanyak yang terjadi di yang juga saksi mata dalam insiden
Indonesia. Adanya sikap tidak tersebut, Andhi Cahyo mengaku
menghargai tersebut, tidak hanya merasa tak aman lagi untuk
pada batas antar personal, bahkan beribadah.7
hingga melakukan aksi

7
Kardi, Dika Dania. Kronologi
Penyerangan Gereja St Lidwina Bedog
Sleman . CNN Indonesia. Februari2018.

14
Kurang beratnya hukuman banyak bahkan kejahatan yang lebih
terhadap pelaku intoleran serta besar
penanganan kasus yang kurang 4.1.3 Intoleransi Muslim Meningkat
tuntas hingga pada akarnya seakan Penduduk negara Indonesia
adanya pembiaran terhadap kasus- mayoritas merupakan beragama
kasus intoleransi yang terjadi Islam.
selama ini di Indonesia. Hal ini Berdasarkan hasil penelitian
mengakibatkan kelompok intoleran dari Wahid Institute (Majalah
semakin bersemangat dalam Tempo, 19-25 Juni 2017), terhadap
melakukan aksinya dan semakin 1.626 murid, 41 persen murid
mengentalnya intoleransi. Jika menyetujuhi Indonesia diubah
kasus seperti penyerangan menjadi negara Islam dan
terhadap umat-umat beragama menggunakan konsep Khilafah,
masih terus terjadi, hal tersebut Bahwa 60 % murid menyatakan
menimbulkan adanya kecemasan siap berjihad di masa mendatang.
dan ketakutan bagi setiap umat Sedangkan berdasarkan survey
untuk melaksanakan ibadah. yang dilakukan oleh Wahid
Padahal seharusnya masyarakat Foundation kepada 1.500
dapat dengan bebas tanpa disertai responden di 34 provinsi dengan
rasa ketakutan dalam memeluk menggunakan teknik multistage
agama serta menjalankan random sampling pada tanggal 06-
ibadahnya sebagaiman dijelaskan 27 Oktober 2017, menunjukkan hasil
dalam UUD 1945 dan Pancasila Sila terdapat 10 kelompok yang paling
pertama. Peran tegas pemerintah tidak disukai penduduk muslim
dalam melindungi kaum yang Indonesia, yaitu Komunis, LGBT,
tertindah dan memberikan sanksi Yahudi, Kristen, Ateis, Syiah, China,
kepada pelaku intoleran SARA Wahhabi, katolik, dan Budha. Pada
sangat dibutuhkan secepatnya, laporan berjudul 'potensi
karena jika tidak akan mengundang intoleransi terhadap kelompok yang
terjadinya kejahatan serupa lebih tidak disukai', terlihat mayoritas

15
muslimin dan muslimah bersikap banyaknya penduduk yang
intoleran terhadap kelompok yang intoleran terhadap kelompok
tak disukai (57,1 persen). Jumlah ini tertentu. Tentu hal tersebut tidak
meningkat dibanding survei pada sejalan dengan nilai Pancasila pada
2016 dengan angka intoleran sila ketiga, adanya intoleransi dapat
sebesar 51,0 persen. Yang toleran mengakibatkan terjadinya
terhadap kelompok yang tak disukai perpecahan dalam masyarakat.
pada survei Oktober 2017 ini sebesar Tidak hanya memiliki sikap
0,8 persen, sedangkan saat survei intoleran, tetapi masyarakat Muslim
2016, yang bersikap toleran sebesar di Indonesia juga cenderung
0,7 persen. Yang bersikap netral ada memilih menjadi projihad
42,1 persen, dan yang netral pada kekerasan. Projihad kekerasan
2016 ada 48,3 persen. Responden adalah dukungan terhadap adanya
yang projihad kekerasan sebesar penggunaan kekerasan dalam
13,2 persen, yang netral 49,3, memperjuangkan agama. Meskipun
persen, dan ang antijihad kekerasan berdalih memperjuangkan agama
sebesar 37,5 persen. Muslimah hingga melakukan kekerasan, hal
projihad kekerasan ada 12,4 persen, tersebut tetap merupakan tindakan
muslimah yang netral 50,5%, dan yang salah. Agama seharusnya
muslimah yang antijihad kekerasan membawa perdamaian bukan
sebanyak 37,1 persen. Muslimin sebaliknya. Hal ini menjadi suatu
projihad kekerasan ada 14,0 persen, tantangan bagi negara Indonesia
muslimin netral 48,2 persen, dan, untuk menciptakan perdamaian dan
muslimin yang antijihad kekerasan sikap toleransi dalam masyarakat.
37,5 persen.8 4.2 Pembahasan Toleransi Etnis
Berdasarkan data tersebut Kasus intoleran antar etnis di
dapat diambil kesimpulan bahwa Indonesia tidak seperti kasus
tiap tahunnya semakin bertambah

8
Damarjati, Danu. Survei: Potensi
Intoleransi Muslim RI Meningkat,
Projihad Keras 13%. News Detik.

16
intoleran agama yang sering terjadi. beberapa insiden sebelumnya
antara warga Dayak dan Madura.
Konflik besar terakhir terjadi antara
Desember 1996 dan Januari 1997
yang mengakibatkan 600 korban
tewas. Tahun 2000, transmigran

Gambar 4.3 Konflik Sampit membentuk 21% populasi


Kalimantan Tengah. Suku Dayak
Berdasarkan catatan sejarah, merasa tidak puas dengan
konflik sampit merupakan salah persaingan yang terus datang dari
satu kasus intoleransi etnis terbesar warga Madura yang semakin
yang pernah terjadi di Indonesia. agresif.9
Konflik sampit melibatkan etnis Konflik yang terjadi di
Dayak sebagai penduduk asli dan Sampit tidak seharusnya terjadi.
etnis Madura sebagai transmigran. Konflik yang terjadi dengan saudara
Konflik tersebut pecah sebangsa dan setanah air harus
pada 18 Februari 2001 ketika dua dihindarkan. Sebagai warga negara
warga Madura diserang oleh Indonesia yang mempunyai banyak
sejumlah warga Dayak. Konflik keberagaman suku, agama,
Sampit mengakibatkan lebih dari maupun bahasa, sudah seharusnya
500 kematian, dengan lebih dari dapat saling menghargai dan
100.000 warga Madura kehilangan menghormati sesama. Tidak adanya
tempat tinggal. sikap toleransi dan menyelesaikan
Banyak warga Madura yang masalah dengan musyawarah
juga ditemukan dipenggal mengakibatkan terjadinya
kepalanya oleh suku Dayak. Konflik kekerasan hingga perang antar
Sampit tahun 2001 bukanlah insiden etnis di Sampit. Perdamaian tidak
yang terisolasi, karena telah terjadi hanya tercinta dengan bantuak

9
Konflik Sampit. Wikipedia.
https://id.wikipedia.org/wiki/Konflik_S
ampit.

17
pihak militer maupun polisi, tetapi Intoleransi dalam diri masyarakat.
perdamaian pada dasarnya tercipta Munculnya sikap intoleransi
karena adanya sikap toleransi, menjadi ancaman yang harus
saling menghormati, tenggang rasa, diantisipasi oleh pemerintah
dan menghargai perbedaan orang maupun seluruh elemen
lain. Di balik terjadinya konflik masyarakat. Meningkatkan
antaretnis yang memecahkan toleransi sangat penting untuk
kesatuan bangsa, jika ditelusuri menjaga kesatu bangsa. Dengan
lebih mendalam terdapat rasa adanya toleransi yang terjaga kuat,
keaku-akuannya. Adanya istilah keragaman Indonesia bukan
“kami” dan “mereka” membuat menajdi suatu ancaman melainkan
kelompok orang yang luar darinya menjadi kekayaan.
dan menjadikkannya sebagai 5.2 Saran
musuh. Dari hasil studi berkembangnya
5. KESIMPULAN DAN SARAN intoleransi di Indonesia, adapun
5.1 Kesimpulan saran yang penulis sampaikan
Indonesia merupakan negara yang antara lain :
memiliki kekayaan suku, agama, 1. Bagi Masyarakat
budaya, maupun bahasa. Konflik dalam masyarakat bisa saja
Keragaman itu diikat dalam satu terjadi mengingat Indonesia
semboyan Bhineka Tunggal Ika. merupakan negara multicultural.
Namun dengan banyaknya Perbedaan yang tercipta tersebut
keragaman tersebut, juga menjadi akan tetap selalu ada, namun
salah satu resiko yang rentan terjadi perbedaan itu bukanlah dijadikan
dalam perpecahan bangsa. suatu hal yang perlu diperdebatkan.
Kentalnya istilah “kami” dan Masyarakat harus bisa menghargai,
“mereka” menjadikan perbedaan menenggang rasa, dan merhormati
sulit untuk dipersatukan. Pada terhadap perbedaan yang dimiliki
tahun terakhir, kasus intoleran di orang lain. Perbedaan ada bukan
Indonesia semakin sering terjadi untuk menciptakan ruang pemisah
seiiring dengan meningkatnya sikap

18
dan merusak hubungan yang nya agama tanpa harus menjelek-
tercipta dalam masyarakat, namun jelekkan orang lain.
perbedaan ada agar masyarakat 3. Bagi Negara
dapat saling melengkapi serta Negara perlu membuat atau
membangun masyarakan menjadi bertindak tegas terhadap pelaku
lebih baik. Kita tetap harus intoleran serta melindungi hak-hak
mengedapankan sikap toleransi yang dimiliki kaum minoritas
terhadap suatu perbedaan. secepatnya, jika tidak akan terjadi
2. Bagi Tokoh Masyarakat dan kembali kasus-kasus serupa yang
Tokoh Agama lebih banyak atau bahkan kasus
Bagi tokoh masyarakat dan tokoh yang lebih besar. Negara dan Ormas
agama tetaplah saling menjaga SARA juga diharapkan bersinergi
kerukunan dalam masyarakat dalam memberikan pengertian
dengan memberikan teldan atau pentingnya toleransi kepada
contoh dengan menjalin hubungan masyarakat.
baik antar tokoh masyarakat atau 6. DAFTAR PUSTAKA
1. Rochadi, AF Sigit.
tokoh agama walaupun berbeda
Multikulturalisme dan Kekerasan
agama, suku, budaya, ras, maupun
Primordial di Indonesia Dua Dekade
bahasa. Sebagai tokoh masyarakat
Terakhir. 2018, Vol. I(I).
maupun agama juga harus
memberikan pengertian ataupun
2. Agus Supriyanto, Amien Wahyudi.
ajaran toleransi kepada para
SKALA KARAKTER TOLERANSI:
pengikutnya untuk menjaga
KONSEP DAN OPERASIONAL ASPEK
hubungan baik dengan orang yang
KEDAMAIAN, MENGHARGAI
berbeda suku, agama, ras, budaya,
PERBEDAAN DAN KESADARAN
dan bahasa. Dengan begitu,
INDIVIDU. [book auth.] Journal
masyarakat tidak perlu merasa
Ilmiah Counsellia. November 2017,
khawatir dalam mendalami apa
Vol. Volume 7 No. 2.
yang sudah menjadi haknya khusus

19
3. Muharam, Moch Mubarok. ional/20180211133527-20-
Konservatisme dan Intoleransi 275381/kronologi-penyerangan-
Agama Pada Era Reformasi di gereja-st-lidwina-bedog-sleman.
Indonesia. Jurnal @Trisula LP2M
Undar. Agustus 2016, Vol. Edisi 4 9. Damarjati, Danu. Survei: Potensi
Vol. 1. Intoleransi Muslim RI Meningkat,
Projihad Keras 13%. News Detik.
4.http://digilib.unila.ac.id/8612/14/B Januari 2018.
AB%20II.pdf. https://news.detik.com/berita/d-
3839963/survei-potensi-intoleransi-
5. Muallimin, Muhammadiyah. muslim-ri-meningkat-projihad-
Materi PKN Toleransi. 12/09/2011. keras-13.

6. Main Sufanti, Fitri Puji 10. Konflik Sampit. Wikipedia.


Rahmawati, Markhamah, Nuraini https://id.wikipedia.org/wiki/Konflik
Fatimah. KRITERIA BIOGRAFI _Sampit.
TOKOH YANG BERMUATAN
TOLERANSI KEHIDUPAN 11. Akbar, Muhammad. ANALISIS
BERAGAMA. The 2nd University PENEGAKAN HUKUM TINDAK
Research Coloquium 2015. PIDANA PENISTAAN AGAMA. 2017.

7.Sufanti,Main.https://publikasiilmia
h.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/
5846/MAIN%20SUFANTI%20BAB%20
II.pdf.

8. Kardi, Dika Dania. Kronologi


Penyerangan Gereja St Lidwina
Bedog Sleman . CNN Indonesia.
Februari2018.
https://www.cnnindonesia.com/nas

20

Anda mungkin juga menyukai