Indikasi
Mengatasi depresi napas yang dipicu oleh opioid
Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian
Untuk digunakan pada masa paskabedah, dosis harus dititrasi untuk tiap pasien agar efek
pada pernapasan optimum dan pada saat yang sama menjaga analgesia yang memadai. Dengan
injeksi intravena, 100-200 mcg (1,5-3 mcg/kg); bila reaksi tidak memadai, naikkan dosis 100
mcg tiap 2 menit; dosis lanjutan dengan injeksi intramuskuler setelah 1-2 jam bila diperlukan.
ANAK :
Dengan injeksi intravena, 10 mcg/kg; dosis lanjutan 100 mcg/kg bila tidak ada reaksi
perbaikan; bila injeksi intravena tidak mungkin, dapat diberikan melalui suntikan intramuskuler
atau subkutan dalam dosis terbagi.
NEONATAL :
Melalui injeksi subkutan, intramuskuler, atau intravena, 10mcg/kg diulang tiap 2-3 menit
atau 200 mcg (60mcg/kg) secara intramuskuler sebagai dosis tunggal pada saat kelahiran (mula
kerja obat lebih lambat).
- Dengan Makanan : -
Pengaruh
- Terhadap Kehamilan : Faktor resiko C (Obat dapat diberikan hanya jika manfaat
pemberian melebihi risiko yang dapat ditimbulkan terhadap fetus).
- Terhadap Ibu Menyusui : Tidak diketahui apakah terdistribusi dalam ASI atau tidak,
sehingga harus digunakan secara hati-hati pada ibu menyusui.
- Terhadap Anak-anak : -
Parameter Monitoring
Kecepatan respirasi, detak jantung, tekanan darah
Bentuk Sediaan
Cairan Injeksi
Peringatan
Penyakit kardiovaskuler atau pasien yang menerima obat kardiotoksik, iritabilitas (efek
kardiovaskuler yang negatif telah dilaporkan); ketergantungan fisik pada opioid (memicu gejala
putus obat); nyeri; lama kerjanya singkat.
Kasus Temuan Dalam Keadaan Khusus
-
Informasi Pasien
Sediaan mungkin mengandung metil dan propil parabean
Mekanisme Aksi
Mekanisme yang pasti dari aktivitas antagonis opiat dari nalokson tidak diketahui dengan
pasti. Nalokson kemungkinan berperan dalam antagonis kompetitif pada reseptor opiat µ, K, dan
S pada sistem saraf pusat; diperkirakan nalokson mempunyai afinitas tertinggi terhadap reseptor
µ.
Ipung
Simafhia Sawah