0 - SAP Pertolongan Pertama Serangan Jantung 1
0 - SAP Pertolongan Pertama Serangan Jantung 1
Oleh :
Fahmi Wanadi H 220112180100
Rini Rosmawati 220112180031
Dewi Lusiana 220112180013
Widhi Rita J. 220112180123
Visi Aurora 220112180047
Tia Imtihana 220112180089
Melinda Dwi 220112180068
Yulian Mutiara 220112180079
4. Materi Pengajaran
a. Pengertian Serangan Jantung
Serangan jantung adalah kondisi yang terjadi ketika pasokan darah menuju
ke jantung terhambat. Ini adalah kondisi medis darurat yang biasanya
disebabkan oleh penggumpalan darah atau penumpukan lemak, kolesterol, dan
unsur lainnya. Serangan jantung biasanya disebabkan karena penyakit jantung
koroner, yaitu gangguan dimana pembuluh darah jantung yang tersumbat oleh
plak. Penyakit jantung koroner (PJK) adalah gangguan fungsi jantung akibat
otot jantung kekurangan darah karena adanya penyempitan pembuluh darah
koroner. Pada waktu jantung harus bekerja lebih keras terjadi
ketidakseimbangan antara kebutuhan dan asupan oksigen, hal inilah yang
menyebabkan nyeri pada dada. Jika pembuluh darah tersumbat sama sekali,
pasokan darah ke jantung akan terhenti dan kejadian inilah yang disebut dengan
serangan jantung. Adanya ketidakseimbangan antara ketersedian oksigen dan
kebutuhan jantung memicu timbulnya PJK (Huon, 2002).
Meskipun sampai saat ini belum ada cara untuk mengetahui pasti kapan
serangan jantung dapat terjadi, akan tetapi faktor-faktor risiko terkait dengan
gangguan ini telah diketahui. Faktor risiko utama yang diketahui dan dapat
dikontrol adalah, tekanan darah tinggi, kadar kolesterol dalam darah yang
tinggi, obesitas, merokok, dan gaya hidup tidak aktif. Gejala awal muncul pada
penderita penyakit jantung antara lain:
1. Berdebar pada jantung penderita seperti tertekan sesuatu.
2. Sesak nafas yang disertai dengan keluarnya keringat dingin dan merasakan
kesemutan yang dirasakan hingga punggung, lengan, dan bagian yang
lainnya.
3. Penderita akan merasakan nyeri pada bagian dada yang terasa seperti
tertusuk.
4. Penderita penyakit jantung akan merasa mudah lelah dan mengalami
kesulitan saat akan tidur
1) Pencegahan Primer
Pencegahan primer adalah upaya pencegahan yang dilakukan sebelum
seseorang menderita penyakit jantung. Tujuan dari pencegahan primer
adalah untuk menghambat berkembangnya dan meluasnya faktor-faktor
risiko penyakit jantung. Upaya pencegahan ini berupa:
b) Fase II
Tujuan Fase II, untuk menghindari progresifitas penyakit lebih jauh.
Dilakukan edukasi, evaluasi psikososial, vokasional dan seksual. Penderita
sudah pulang dari Rumah Sakit, masih latihan di UPF Rehabilitasi. Waktu
latihan 4-8 minggu. Target Fase II yaitu mencapai kapasitas aerobik 6 Mets
yaitu mampu jalan 3 km selama 30 menit. Yang dikerjakan pada fase II
(Gymnasium) yaitu latihan jalan dengan dosis yang meningkat, hingga
mencapai 3 km selama 30 menit latihan sepeda 10’ tanpa beban. Pengawasan
dengan telementri, tensi nadi dan adanya keluhan. Fase II diakhiri dengan
Evaluasi Tread Mill Test, bila tidak tercapai makan tidak masuk ke F.III tetapi
mengulang kembali Fase II.
c) Fase III
Tujuan Fase III (pemeliharaan) yaitu untuk memelihara hasil yang dicapai
supaya tidak mundur. Mencegah progresifitas, memberikan latihan dan
pengaturan diet. Dalam waktu 6 bulan diharapkan regresi terjadi. Fase III
dihubungkan dengan upaya Prevensi sekunder yaitu target Fase III: Mencapai
kapasitas aerobik 6-8 Mets, yaitu mampu jalan 3-4 km selama 30 menit tetapi
kenyataannya tidak selalu tepat 3-4 km/30 menit kadang kurang kadang lebih.
Yang dikerjakan pada fase III (Gymnasium ) yaitu latihan jalan dengan dosis
yang meningkat, hingga mencapai 3-4 km selama 30 menit latihan sepeda 15’
tanpa beban.
Secara Umum Upaya Pencegahan penyakit jantung yang dapat dilakukan pada
orang yang sehat, orang yang berisiko, maupun oleh orang yang pernah menderita
penyakit jantung adalah :
a. Kepatuhan minum obat
b. Kontrol teratur
c. Berolah raga secara teratur, untuk membantu pembakaran lemak dan menjaga
agar peredaran darah tetap lancar. Untuk pasien yang pernah mengalami
serangan jantung adapun saran olahraga terlampir dalam pencegahan tersier.
d. Mengurangi konsumsi makanan berlemak/ berkolesterol tinggi seperti makanan
cepat saji, jeroan, goring-gorengan dan meningkatkan konsumsi makanan tinggi
serat, seperti sayur-sayuran dan buah-buahan.
e. Menjaga berat badan ideal.
f. Cukup istirahat dan kurangi stress, sehingga jumlah radikal bebas yang terbentuk
dalam tubuh tidak terlalu banyak.
g. Hindari rokok, kopi, danminuman beralkohol.
h. Melakukan pemeriksaan laboratorium secara berkala untuk memantau kadar
kolesterol dalam
a. darah.
i. Menjaga lingkungan tetap bersih.
1. Jangan panik.
Tenangkan diri anda dahulu, karena apabila anda dalam kondisi panik maka
penderita pun akan ikut panik.
2. Jangan bertindak lambat, semakin cepat semakin baik.
Pada kondisi ini, jantung berada dalam kondisi kritis. Setiap menit bahkan detik
akan sangat berarti. Hindarilah menunggu untuk mengetahui gejala bertambah
parah atau berkurang. Seringkali penderita menunggu gejala hilang dengan
sendirinya hingga akhirnya tindakan menunggu ini justru membuat jantung
semakin terancam. Apabila dalam 5 menit gejala tidak membaik atau bahkan
justru memburuk, segeralah panggil bantuan dengan menelpon nomor
darurat 118 atau 119 untuk bantuan ambulans.
3. Jangan pernah tinggalkan penderita sendirian.
Apabila anda tidak membawa telepon genggam, mintalah tolong kepada orang
lain di dekat anda untuk menelpon nomor darurat. Temani penderita dan pantau
terus perkembangan gejalanya. Bersiaplah untuk situasi dimana gejalanya
bertambah buruk.
5. Strategi Pembelajaran
Metode : Ceramah dan Tanya Jawab
6. Kegiatan Belajar-Mengajar
Tahap Kegiatan Pendidik Kegiatan Peserta Didik Metode Media Alokasi
Waktu
Persiapan Mempersiapkan - - -
(Pra kegiatan) materi, media dan
tempat
7. Daftar Pustaka
Hage, S.B. (2013). 5 Hal Yang Harus Dihindari Dalam Pertolongan
Pertama Serangan Jantung. Diperoleh melalui:
https://www.klikdokter.com/info-sehat/read/2859880/5-hal-yang-harus-
dihindari-dalam-pertolongan-pertama-serangan-jantung
Huon, H. 2002. Lecture notes cardiology.Edisi 4, Erlangga Medical Series.
Jakarta
Kemenkes RI. (2010). Rencana Operasional Promosi Kesehatan dalam
Pengendalian Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Pusat Promosi Kesehatan
RI.
Kemenkes RI (2016) Cegah Diri Dari Penyakit Jantung.
http://www.depkes.go.id/development/site/depkes/pdf.
McGowan, MD. M. (2001). Menjaga Kebugaran Jantung. Jakarta:
Rajagrafindo Persada.
Widodo, Arif. (2012). Upaya Perawat dalam Promosi Kesehatan untuk
Pencegahan Penyakit Jantung. Disampaikan pada Seminar Nasional
“Oprtimalisasi Peran Perawat dalam Penanganan 3 Masalah Kesehatan
Utama Penyakit Tidak Menular” di Aula RSUD Kabupaten Sukoharjo, 14
juli 2012.
Yusuf, M. Y. (2007). Rehabilitasi Penyakit Jantung. Wijaya kusuma,
Volume I, Nomor 1, 41-48.
1. Evaluasi (Formatif/Sumatif)
Prosedur : Post test dan Redemonstrasi
Jenis tes : Pertanyaan secara lisan
Butir – butir pertanyaan:
a. Sebutkan pengertian serangan jantung
b. Sebutkan tanda dan gejala serangan jantung
c. Sebutkan pertolongan pertama saat terjadi serangan jantung
d. Sebutkan pencegahan serangan jantung
e. Sebutkan Hal-hal yang harus dihindari ketika anggota keluarga mengalami
serangan jantung