Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

“HUKUM KEKELAN MASSA 1 ( HUKUM LAVOISIER)”

KELOMPOK V

NAMA KELOMPOK ;

1. Alda Salsabila Putri Regina (05)


2. Dyah Puspa Kusuma Cahyaning Dewi (14)
3. Muhammad Syahrie Kamdhani (23)
4. Siddhi Wipracintya Galan Pusaka (32)
PRAKTIKUM KIMIA
HUKUM KEKEKALAN MASSA 1 (HUKUM LAVOISIER)

Tanggal Percobaan : Kamis, 26 April 2018

A. TUJUAN
Untuk membuktikan hukum kekelan massa (hukum lavoisier) bahwa massa sebelum reaksi dan
sesudah reaksi sama

B. ALAT DAN BAHAN

Alat Bahan

1. Neraca 1. Larutan KI 0,1 M

2. Gelas kimia 2. Larutan Pb(NO3)2 0,1 M

3. Tabung Y 3. Larutan CuSO4 0,1 M

4. Gelas ukur 4. Larutan NaOH 0,1 M


C. LANDASAN TEORI
Hukum Kekekalan Massa di usung oleh Antonie Laurent Lavoiser pada tahun 1789. Mikhail
Lamonosov (1748) juga telah menggunakan ide yg serupa dan telah membuktikannya dalam
suatu eksperimen. Lavoiser menimbang-nimbang zat-zat sebelum bereaksi kemudian
menimbang hasil reaksinya. Ternyata massa zat sebelum dan sesudah bereaksi selalu sama.
Akan tetapi, perubahan-perubahan materi umumnya berlangsung dalam sistem terbuka
sehingga apabila hasil reaksi ada yang meninggalkan sistem (seperti pembakaran lilin) atau
apabila sesuatu zat dari lingkungan diikat (seperti proses perkaratan besi yg mengikat oksigen
dari udara) maka seolah-olah massa zat sebelum dan sesudah reaksi menjadi tidak sama.
Ketika ilmuan memahami bahwa senyawa tidak pernah hilang ketika diukur. Mereka mulai
melakukan studi tentang kuantitatif transvormasi senyawa. Study ini membahas ide bahwa
semua proses transformasi kimia berlangsung dalam jumlah tiap element tetap.
Hukum kekekalan massa atau dikenal juga dengan hukum lamonsov lavoiser adalah suatu
hukum yg menyatakan massa dari suatu system tertutup akan konstan meskipun terjadi
berbagai macam proses didalam sistem tersebut (dalam system tertutup massa zat sebelum
reaksi sama dengan massa zat sesudah bereaksi).
Pernyataan yang umum digunakan untuk menyatakan hukum kekekalan massa adalah massa
dapat berubah bentuk tetapi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan. Karena materi tersusun
atas atom-atom yang tidak dapat berubah dalam suatu reaksi kimia, maka massanya juga harus
kekal.

Untuk suatu proses kimiawi didalam suatu sistem tertutup. massa dari reaktan harus
juga sama dengan massa produk. Hukum kekekalan massa dapat terlihat pada reaksi
pembentukan hidrogen, oksigen dan air. Bila hidrogen dan oksigen terbentuk dari 36 gram air,
maka bila reaksi berlangsung sehingga seluruh air habis, akan diperoleh massa campuran
produk hidrogen dan oksigen sebesar 36 gram. Bila reaksi menyisakan air, maka campuran
hidrogen, oksigen dan air yang bereaksi tetap 36 gram.
Satu gram TNT akan melepaskan 4,16 KJ energi ketika diledakkan. Namun demikian, energi yg
terdapat dalam satu gram TNT adalah sebesa 90 TJ (kira-kira 20 miliar kali lebih banyak).
Air (H2O) → hydrogen (H) + oksigen (O)
Dari contoh ini dapat terlihat bahwa massa akan hilang karena keluarnya energi dan sistem akan
jauh lebih kecil (dan bahkan tidak teratur) dari jumlah energi yang tersimpan dalam massa
materi.
Penyimpangan hukum kekekalan massa dapat terjadi karena system terbuka dengan proses
melibatkan perubahan energi yang sangat signifikan, seperti reaksi nuklir. Salah satu contoh
reaksi nuklir yang dapat diamati adalah reaksi pelepasan energy dalam jumlah besar pada
bintang.
Hubungan antara massa dan energi yang pernah dijelaskan oleh albent gisten dengan
persamaan ( E = M • C2 ).
E merupakan jumlah energy total yg terlibat
C merupakan konstanta kecepatan cahaya
Namun, perlu diperhatikan bahwa pada energi sistem tertutup, energi tidak keluar dari sistem,
karena massa dari sistem, karena massa dari sistem tidak akan berubah.
Hasil yg dilakukan oleh Lavoiser merealisasikan cairan merkuri oksida yang berwarna merah.
Apabila merkuri oksida dipanaskan kembali, senyawa tersebut akan terurai dan menghasilkan
sejumlah cairan merkuri dan gas oksigen dengan jumlah yang ama seperti semula dgn bukti dari
percobaan ini, maka lavoiser mengemukakan hokum kekekalan massa atau hukum lavoiser yg
menyatakan bahwa “ massa total zat-zat sebelum reaksi akan selalu sama dengan massa total
zat-zat hasil reaksi”.
Contohnya :
Logam magenesium sebesar 4 gram dibakar dgn oksigen akan menghasilkan magnesium oksida.
Jika massa oksigen yg digunakan 6 gram, maka massa magnesium oksida yg dihasilkan dapat
dihitung sebagai berikut :
Massa – massa sebelum reaksi = massa zat-zat hasil reaksi
M magnesium oksida = M magnesium + M oksida
= 4 gram + 6 gram
= 10 gram
Pernyataan yang umum digunakan untuk menyatakan hukum kekekalan massa adalah massa
dapat berubah bentuk tetapi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan. Untuk setiap proses
tertutup, massa dari reaktan harus sama dengan massa produk. Kukum kekekalan massa
digunakan secara luas dalam bebagai bidang seperti :
Kimia
Teknik Kimia
Mekanika
Dinamika Fluida
Hukum kekekalan massa dapat terlihat pada reaksi pembentukan hidrogen, oksigen, dan air.
Bila hidrogen dan oksigen terbentuk dari 96 gram air, maka bila reaksi berlangsung hingga
seluruh air habis, akan diperoleh massa campuran hydrogen, oksigen dan air yang tidak bereaksi
tetap sebesar 36 gram.
Kimia berhubungan dgn interaksi materi yang dapat melibatkan dua zat atau antara materi dan
energi. Terutama dalam hubungannya dengan hukum pertama Termodinamika. Berdasarkan
rangkaian percobaan antonie lavoiser tentang pembakaran merkuri, membentuk merkuri oksida
yg selanjutnya bila dipanaskan kembali akan terurai menghasilkan sejumlah cairan merkuri dan
gas oksigen yg jumlahnya sama dgn yg dibutuh mangemukakan bahwa pada reaksi kimia tidak
terjadi perubahan massa.
Berikut ini ciri-ciri larutan yang akan digunakan :
NaOH
NaOH dikenal sebagai macam bidang industri, NaOH berbentuk putih. Berikut ini adalah data
mengenai NaOH :
Massa molar = 39,9971 g/mol
Massa jenis = 2,1 g/cm3
Titik leleh = 3180C
Titik didih = 13600C
Kelarutan dalam air = 111 g/100mL
Kebebasan = -2,43
Aluminium
Pengertian aluminium secara umum adalah logam yg ringan, tidak mengalami korosi, sangat
kuat terutama jika dibuat aliasi. Aluminium merupakan konduktor panas dan listrik yang baik.
Aluminium memiliki keunggulan disbanding Cu, yang saat ini merupakan logam konduktor panas
dan listrik yang cukup baik namun cukup berat. Cirri-ciri aluminium ;
Merupakan logam yang berwarna perak putih
Dapat dibentuk sesuai dengan keinginan karena memiliki plastisitas yang cukup tinggi.
Merupakan unsure metalik yang berlimpah dalam kerak buminsetelah silsiliumndan oksigen.
Bersifat amfoter dan dapat dilarutkan dalam larutan asam atau larutan basa encer.
Titik lelehnya 660,320C
Titik didihnya 25190C
Kalor peleburan 10,710C
Kalor penguapan 2940C
D. CARA KERJA
1. Reaksi antara larutan KI dengan larutan Pb(NO3)2
 Masukkan 3 mL Larutan KI 0,1 M ke dalam salah satu kaki tabung bentuk Y
terbalik, dan 3 mL Larutan Pb(NO3)2 0,1 M ke dalam kaki yang satu lagi.
 Masukkan tabung bentuk Y tersebut ke dalam sebuah kardus/ kotak dengan hati-
hati, kemudian timbanglah gelas itu beserta isinya. Catat massanya.
 Miringkan tabung bentuk Y sehingga larutan pada kedua kakinya bercampur.
Perhatikan reaksi yang terjadi. Timbang kembali gelas kimia beserta tabung berisi
larutan itu. Catat massanya.
 Bandingkan massa tabung beserta isinya sebelum dan sesudah reaksi.
2. Reaksi antara larutan CuSO4 dengan larutan NaOH
 Masukkan 3 mL Larutan CuSO4 0,1 M ke dalam salah satu kaki tabung bentuk Y
terbalik, dan 3 mL Larutan NaOH 0,1 M ke dalam kaki yang satu lagi.
 Masukkan tabung bentuk Y tersebut ke dalam sebuah kardus/ kotak dengan hati-
hati, kemudian timbanglah gelas itu beserta isinya. Catat massanya.
 Miringkan tabung bentuk Y sehingga larutan pada kedua kakinya bercampur.
Perhatikan reaksi yang terjadi. Timbang kembali gelas kimia beserta tabung berisi
larutan itu. Catat massanya.
 Bandingkan massa tabung beserta isinya sebelum dan sesudah reaksi.
E. TABEL PENGAMATAN

1. Sebelum Dicampur
Warna Larutan KI : Bening
Warna Larutan Pb(NO3)2 : Bening
2. Massa Kedua Zat Sebelum Dicampur : 34, 6 gram
3. Warna Zat Setelah Dicampur : kuning
Larutan : Bening
Endapan : Kuning
4. Massa Kedua Zat Setelah Dicampur : 34, 6 gram

1. Sebelum Dicampur
Warna Larutan CuSO4 : Biru
Warna Larutan NaOH : Bening
2. Massa Kedua Zat Sebelum Dicampur : 34, 5 gram
3. Warna Zat Setelah Dicampur : Biru
Larutan : Bening
Endapan : Biru
4. Massa Kedua Zat Setelah Dicampur : 34, 5 gram

o Diketahui :
KI = 0,1 ml Mmol = M x ml =0,1 x 3 = 0,3
v = 3 ml mol = 0,3 x 10-3
Pb(NO3)2 = 0,1 M Mmol =M x ml = 0, 1 x 3 = 0,3
v = 3 ml mol = 0,3 x 10-3

Pb(NO3)2 2KI PbI2 2KNO3


Mula - mula 0,3 mmol 0,3 mmol Kuning kuning
Reaksi 0,15 mmol 0,3 mmol 0,15 mmol 0,3 mmol
Akhir Reaksi 0,15 mmol 0 mmol 0,15 mmol 0,3 mmol

 Pereaksi pembatas = KI = 0 mol


 Zat sisa = Pb(NO3)2 = 0,15 x 10-3 mol
 Zat terjadi = PbI2 dan KNO3 = 0,15 x 10-3 mol dan 0,3 x 10-3 mol

Pb(NO3)2
Gram = Mol x Mr
= 0,15 x 10-3 x (207 + 2 (14) + 6 (16)
= 0,15 x 10-3 x 331
= 49,65 x 10-3 gram
PbI2
Gram = Mol x Mr
= 0,15 x 10-3 x (207 + 2 (127)
= 0,15 x 10-3 x 461
= 69, 15 x 10-3 gram

2KNO3
Gram = Mol x Mr
= 0,3 x 10-3 x (2 (39) + 2 (14) + 6 (16)
= 0,15 x 10-3 x 202
= 60,6 x 10-3 gram

o Diketahui :
CuSO4 = 0, 1 M Mmol = M x ml = 0,1 x 3 = 0,3
v = 3 ml mol = 0,3 x 0,3 x 10-3

NaOH = 0, 1 M Mmol = M x ml = 0,1 x 3 = 0,3


v = 3 ml mol = 0,3 x 0,3 x 10-3

CuSO4 NaOH Cu(OH)2 Na2SO4


Mula - mula 0,3 mmol 0,3 mmol Biru Biru
Reaksi 0,15 mmol 0,3 mmol 0,15 mmol 0,3 mmol
Akhir Reaksi 0,15 mmol 0 mmol 0,15 mmol 0,3 mmol

 Pereaksi pembatas =NaOH = 0 mol


 Zat sisa = CuSO4 = 0,15 x 10-3 mol
 Zat terjadi = Cu(OH)2 dan Na2SO4 = 0,15 x 10-3 mol dan 0,3 x 10-3 mol

CuSO4
Gram = Mol x Mr
= 0,15 x 10-3 x (63, 5 + 32 + 4 (16) )
= 0,15 x 10-3 x 159, 5
= 23, 925 x 10-3 gram

Cu(OH)2

Gram = Mol x Mr
= 0,15 x 10-3 x (63, 5 + 2 (16) + 2 (1) )
= 0,15 x 10-3 x 97,5
= 14, 625 x 10-3 gram
Na2SO4
Gram = Mol x Mr
= 0,3 x 10-3 x (2 (23) + 32 + 4 (16)
= 0,15 x 10-3 x 174
= 26, 1 x 10-3 gram

F. PERTANYAAN
1. Kesimpulan apa yang dapat ditarik dari percobaan diatas?
2. Tulis persamaan reaksi setara dan beri pereaksi dan hasil reaksinya percobaan diatas !
3. Apakah pada percobaan diatas dihasilkan endapan? Sebutkan!
4. Tentukan berapa gram massa endapan yang dihasilkan !
5. Tentukan yang menjadi pereaksi pembatas dari percobaan diatas !
6. Tentukan berapa gram massa zat yang sisa dari percobaan diatas !

G. JAWABAN
1.
Massa suatu zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama
Percobaan yang dilakukan sesuai Hukum Kekekalan Massa (Lavosier)
Warna zat sebelum dan sebuah reaksi mengalami perubahan
2.

3. Iya, Reaksi larutan timba (III) nitrat Pb(NO3)2 dengan larutan kalium iodide (KI) membentuk
4. 34, 6 gram dan 34, 5 gram
5. KI = 0 mol
NaOH = 0 mol
6. 0, 15 x 10-3 mol (Pb(NO3)2)
0, 15 x 10-3 mol ( CuSO4)

H. KESIMPULAN
Massa suatu zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama
Percobaan yang dilakukan sesuai Hukum Kekekalan Massa (Lavosier)
Warna zat sebelum dan sebuah reaksi mengalami perubahan
I. LAMPIRAN
Menguji daya hantar NaCl Menguji daya hantar NH4OH Menguji daya hantar larutan gula

Menguji daya hantar larutan cuka Menguji daya hantar larutan urea Menguji daya hantar air comberan

Menguji daya hantar air suling Menguji daya hantar alkohol Menguji daya hantar larutan HCL

Anda mungkin juga menyukai