Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN HUKUM KEKEKALAN MASSA

HUKUM KEKEKALAN MASSA

I. TUJUAN
Setelah saya melakukan percobaan, saya dapat menentukan massa zat sebelum reaksi dan sesudah
reaksi.

II. PERINCIAN KERJA


 Ditimbang zat sebelum bereaksi.
 Ditimbang zat sesudah bereaksi.

III. ALAT DAN BAHAN


A. Alat yang dipakai
 Erlenmeyer + Tutup 25 ml 2 Buah
 Erlenmeyer + Tutup 50 ml 1 Buah
 Neraca Analitik 1 Buah
 Selang karet 1 Buah

B. BAHAN YANG DIGUNAKAN


 Na2CO3 1M
 CaCl2 2M
 K2SO4 3M

IV. DASAR TEORI


Dalam melakukan percobaan ini terlebih dahulu kita mengetahui perubahan yang
mengalami perubahan secara konstan. Perubahan tersebut diantaranya perubahan fisika,
perubahan kimia dan perubahan massa. Perubahan fisika merupakan perubahan yang terjadi tetapi
tidak menghasilkan zat baru, artinya pada peristiwa ini yang berubah hanya bentuk atau wujud dari
benda itu sendiri, sedangkan sifat dan komposisi materi tidak
mengalami perubahan apa-apa. Pembuatan garam ditepi pantai, ini
dapat juga dikatakan sebagai reaksi eksoterm karena bila dipanaskan membentuk gas.
Perubahan kimia merupakan perubahan yang terjadi disertai terbentuknya zat baru, artinya
sifat dan komposisi zat-zatnya mengalami perubahan. Perubahan kimia biasa juga disebut reaksi
kimia misalnya pembuatan alkohol. Reaksi endoterm merupakan yang menyerap kalor, untuk
terjadinya suatu reaksi, sehingga reaksi tidak terjadi secara spontan. Sedangkan perubahan massa
merupakan perubahan yang tetap, sehingga dapat disimpulkan menurut “Hukum Kekekalan
Massa “Baik untuk reaksi yang stokiometris maupun yang non stokiometris yaitu,
Massa zat sebelum dan sesudah reaksi selalu sama. Sedangkan menurut hukum kekekalan massa
dan Lavoisier mengatakan bahwa massa tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan melalui
perubahan materi apa saja.
Menurut reaksi :
A + B ------ C + D
Massa reaksi =massa hasil reaksi
Untuk dapat mengetahui perubahan massa dapat dilakukan dengan menimbang massa reaksi.

V. CARA KERJA
 Percobaan I
 Dimasukkan ke dalam erlenmeyer 50ml, larutan Na2CO3 1M sebanyak 10 ml, lalu tutup (disimpan
dulu),
 Dimasukkan ke dalam erlenmeyer 25ml, larutan CaCl2 2M sebanyak 3 ml, lalu tutup (disimpan
dulu),
 Dimasukkan ke dalam erlenmeyer 25ml, larutan K2SO4 3M sebanyak 3 ml, lalu tutup (disimpan
dulu),
 Ketiga erlenmeyer itu di naikkan ke atas neraca analitik, ditimbang bobotnya (dengan tutupnya),
[ Sebelum diturunkan dari neraca, neraca terlebih dahulu harus dimatikan ]
 Direaksikan antara Na2CO3 1M dengan CaCl2 2M dalam erlenmeyer I, diamati perubahan yang
terjadi dan dicatat ( endapan putih dan gelembung gas )
 Ketiga erlenmeyer tadi ditimbang lagi ( dan diamati perubahan yang terjadi )
 Kemudian endapan di erlenmeyer I direaksikan lagi dengan K2SO4 3M ( menjadi endapan pekat ).
 Ketiga erlenmeyer tadi ditimbang lagi ( dan diamati perubahan yang terjadi )

 Percobaan II
 Dimasukkan ke dalam erlenmeyer 50ml, larutan Na2CO3 1M sebanyak 10 ml, lalu tutup (disimpan
dulu),
 Dimasukkan ke dalam erlenmeyer 25ml, larutan CaCl2 2M sebanyak 3 ml, lalu tutup (disimpan
dulu),
 Dimasukkan ke dalam erlenmeyer 25ml, larutan K2SO4 3M sebanyak 3 ml, lalu tutup (disimpan
dulu),
 Ketiga erlenmeyer itu di naikkan ke atas neraca analitik, ditimbang bobotnya (dengan tutupnya),
[ Sebelum diturunkan dari neraca, neraca terlebih dahulu harus dimatikan ]
 Direaksikan antara Na2CO3 1M dengan K2SO4 3M dalam erlenmeyer I, diamati perubahan yang
terjadi dan dicatat ( endapan putih )
 Ketiga erlenmeyer tadi ditimbang lagi ( dan diamati perubahan yang terjadi )
 Kemudian endapan di erlenmeyer I direaksikan lagi dengan CaCl2 2M ( menjadi endapan dan
gelembung gas ).
 Ketiga erlenmeyer tadi ditimbang lagi ( dan diamati perubahan yang terjadi )

VI. DATA PENGAMATAN

Massa sebelum pencampuran 235,09 235,54


Massa setelah pencampuran I 235,09 235,48
Massa setelah pencampuran II 235,09 235,45

VII. PEMBAHASAN
 Disini terdapat perbedaan dari setiap penimbangan, hal ini mungkin disebabkan oleh udara yang
ada disekitar suhu dari reaksi eksoterm.
 Gelembung gas yang terjadi, mungkin ada yang menguap sebelum dilakukan penutupan erlenmeyer
 Reaksi pada Percobaan I
 Na2CO3 + CaCl2 ( Putih ) CaCO3 + 2 N aCl ( sedikit terurai )

 CaCO3 + K2SO4 ( Putih ) CaSO4 + K2CO3

 Reaksi pada Percobaan I


 Na2CO3 + K2SO4 K2CO3 + Na2SO4

 Na2SO4 + CaCl2 ( Putih ) CaSO4 + 2 NaCl

VIII. KESIMPULAN
 Massa suatu zat sebelum reaksi akn tetap sama walaupun sudah kita reaksikan.
 Massa tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnakan.

IX. JAWABAN
1. Kesimpulan yang ditunjukkan oleh data yang diperoleh tentang perubahan massa
 Massa zat sebelum reaksi sama dengan massa zat setelah reaksi, akan tetapi pada waktu praktikum,
massa zat sebelum reaksi tidak sama setelah reaksi, hal ini mungkin disebabkan oleh suhu, udara
dan adanya gelembung gas.
2 Perubahan yang terjadi selama reaksi
Untuk percobaan I
 Reaksi I (Na2CO3 + CaCl2) : Gel disertai sedikit gelembung gas
 Reaksi II ( Reaksi I + K2SO4) : Endapan putih

Untuk percobaan II
 Reaksi I (Na2CO3 + K2SO4) : Tetap
 Reaksi II ( Reaksi I + CaCl2) : Endapan putih sedikit
3. Bila K2SO4 ditambahkan sebelum Na2CO3 + CaCl2
 (Na2CO3 + K2SO4) Larutannya tetap bening
4. Suhu bagian luar erlenmeyer harus sama dengan suhu kamar
 Karena terjadi reaksi eksoterm yang dapat mempengaruhi bobot dari tempatnya

X. DAFTAR PUSTAKA
 Michell J.Sienko, Robert A Plant, Stanlay T. Marcus, experimental Chemistry, Mc Graw-Hill Book
Company.
 Charles W. Keenan, Donald C. Kleinfelter, Jesse H Wood, General College Chemistry Harper and
Row
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Hukum kimia adalah suatu keteraturan dalam ilmu kimia yang berlaku secara umum.
Hukum-hukum kimia perlu dipahami karena merupakan dasar untuk mempelajari kimia. Hukum-
hukum dasar kimia terbagi menjadi lima hukum, yaitu hukum kekekalan massa (hukum Lavoisier),
hukum perbandingan tetap (Hukum Proust), hukum kelipatan berganda (Dalton), hukum
perbandingan volum (Gay-Lussac), dan hipotesis Avogadro. Namun pada makalah ini hanya
membahas tentang hukum kekekalan massa (hukum Lavoisier).
”Pada reaksi kimia, massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama”
Selanjutnya bunyi hukum ini disebut dengan hukum kekekalan massa atau hukum
Lavoiser. (syukri s.1999:23)
Hukum kekekalan massa, kekekalan artinya tidak berubah jika direaksikan suatu zat
dengan zat lain. Baik suatu benda itu di bakar maupun dua zat di campur, massa zat tersebut akan
tetap. Fakta ini sangat menarik sekali bukan, sebagai contoh selama ini kita beranggapan bahwa
massa kayu sebelum dibakar dengan sesudah dibakar akan berbeda, namun berdasarkan hukum
kekekalan massa ini ternyata anggapan kita ini salah. Hal ini membuat penulis tertarik untuk
mengetahui kebenarannya. Oleh sebab itu penulis akan membahas apa yang dimaksud dengan
massa, sejarah lavoiser dan penemuannya mengenai hukum kekekalan massa, dan pembuktian
hukum kekekalan massa. Sehingga makalah ini di buat.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksut dengan massa ?
2. Bagaimana sejarah lavoiser dan penemuannya mengenai hukum kekekalan massa ?
3. Bagaimana cara pembuktian hukum kekekalan massa ?

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian massa

Menurut (Raymond chang.2004:11) massa adalah suatu ukuran yang menunjukkan


kualitas materi di dalam suatu benda. Istilah massa dan berat sering tertukar dalam penggunaannya
walaupun keduanya menunjukkan besaran. Tetapi merupakan besaran yang berbeda. Massa
memiliki satuan dasar berdasarkan Sistem Internasional (SI) adalah Kilogram (Kg). Berbeda
dengan pendapat Chang. Menurut (perucci.1985:6) massa menunjukkan jumlah bahan dalam
sebuah objek.
Dari dua pendapat tersebut mengenai pengertian massa adanya sedikit perbedaan sehingga
di simpulkan massa adalah suatu ukuran yang menunjukkan kualitas materi atau jumlah bahan
dalam suatu benda atau objek.
Selama ini jika menimbang suatu benda kita selalu mengatakan bahwa angka yang
ditunjukan oleh sebuah timbangan itu adalah berat. Padahal berat mempunyai satuan Newton (N)
sedangkan satuan yang di miliki oleh timbangan tersebut adalah Kilogram (Kg). dengan demikian
saat kita menimbang sebuah benda, angka yang di tunjukkan oleh timbangan tersebut bukanlah
berat melainkan adalah massa
Misalnya ada seseorang yang mengatakan berat tubuhnya 60 Kg, padahal yang dimaksut
tubuhnya bermassa 60 Kg. Dari penjelasan contoh tersebut kita ketahui bahwa massa dan berat
merupakan besaran yang berbeda. Massa memiliki satuan Kilogram (Kg), sedangkan berat yang
sebagaimana kita ketahui memiliki satuan Newton (N).

2.2 Sejarah lavoiser dan penemuannya mengenai hukum kekekalan massa

Antoine Laurent Lavoisier, demikian nama lengkap ilmuwan kimia Perancis yang lahir
pada tahun 1743 di Paris. Selain menguasai ilmu kimia, Lavoisier juga menguasai berbagai ilmu
lainnya, seperti hukum, ekonomi, pertanian, dan geologi. Sebelum menekuni ilmu kimia, Lavoisier
mengikuti jejak ayahnya mempelajari ilmu hukum. Meskipun mempelajari ilmu hukum, Lavoisier
menunjukkan ketertarikannya dalam ilmu sains. Pada tahun 1768, Lavoisier terpilih menjadi
anggota Academie Royale des Sciences (Akademi Sains Kerajaan Perancis), suatu komunitas
ilmuwan sains. Pada tahun yang sama, ia membeli Ferme Generate, perusahaan swasta yang
bergerak di bidang jasa pengumpulan pajak untuk kerajaan.
Lavoisier diangkat menjadi Komisaris Polisi Kerajaan ketika berusia 32 tahun. Lavoisier
diberi tangggung jawab mengelola laboratorium serbuk mesiu. Ia mengembangkan
laboratoriumnya dengan merekrut kimiawan-kimiawan muda dari berbagai penjuru Eropa.
Lavoisier dan anak buahnya bekerja keras memperbaiki metode pembuatan serbuk mesiu. Ia dan
timnya berhasil meningkatkan kualitas dan kemurnian bahan baku pembuatan mesiu, yaitu
sendawa, belerang, dan batu bara. Hasilnya tidak mengecewakan, serbuk mesiu yang dihasilkan
laboratoriumnya menjadi lebih banyak dan lebih baik dibandingkan sebelumnya. Itulah awal
perkenalan Lavoisier dengan penelitian kimia. Sejak itu, Lavoisier semakin giat melakukan
penelitian di bidang kimia.
Usaha keras Lavoisier didukung penuh oleh istrinya, yaitu Marie-Anne Pierrette Paulze.
Marie membantu suaminya menerjemahkan tulisan kimiawan Inggris, Joseph Priestley. Selain itu,
Marie-Anne Pierrette mempunyai keterampilan menggambar. Keterampilannya ini digunakan
untuk menggambar hasil-hasil penelitian Lavoisier.
Sumbangan terbesar Lavoisier terhadap pengembangan ilmu kimia sehingga dijuluki
bapak kimia Modern adalah keberhasilannya menggabungkan semua penemuan di bidang kimia
yang terpisah dan berdiri sendiri menjadi suatu kesatuan. Lavoisier membuat kerangka dasar kimia
berdasarkan hasil penelitian kimiawan sebelumnya, seperti Joseph Black, Henry Cavendish,
Joseph Priestley, dan George Ernst Stahl.
Pada saat itu, para ilmuwan mempercayai bahwa reaksi pembakaran menghasilkan
gas flogiston sehingga massa zat setelah pembakaran lebih sedikit daripada sebelumnya. Hal ini
didasarkan pada percobaan yang dilakukan Priestley. Priestley memanaskan oksida raksa (red calx
mercury). Reaksi pemanasan padatan oksida raksa menghasilkan air raksa dan gas tak berwarna
di atasnya. Setelah ditimbang, massa air raksa lebih sedikit daripada massa oksida raksa. Priestley
menyebut gas tak berwarna itu dengan istilah flogiston. Namun tidak demikian dengan Lavoisier,
ia meragukan adanya gas flogiston. Menurut dugaannya, yang dimaksud flogiston adalah gas
oksigen. Kemudian, Lavoisier mengulang percobaan Priestley untuk membuktikan dugaannya. Ia
menimbang massa zat sebelum dan setelah reaksi pemanasan oksida raksa secara teliti
menggunakan timbangan yang peka. Ternyata, terjadi pengurangan massa oksida raksa.
Lavoisier menjelaskan alasan berkurangnya massa oksida raksa setelah pemanasan.
Ketika dipanaskan, oksida raksa menghasilkan gas oksigen sehingga massanya akan berkurang.
Lavoisier juga membuktikan kebalikannya. Jika sebuah logam dipanaskan di udara, massanya
akan bertambah sesuai dengan jumlah oksigen yang diambil dari udara. Kesimpulan Lavoisier ini
dikenal dengan nama Hukum Kekekalan Massa. Jumlah massa zat sebelum dan sesudah reaksi
tidak berubah, begitu bunyi hukum tersebut. Dengan penemuan ini, teori flogiston yang dipercayai
para ilmuwan kimia selama kurang lebih 100 tahun akhirnya tumbang. Lavoisier juga menyatakan
proses berkeringat merupakan hasil pembakaran lambat di dalam tubuh.(Tiyan.2013)
Antonie Laurent Lavoiser merupakan ilmuwan kimia perancis lahir pada tahun 1743,
banyak ilmu yang ia kuasai. Sebelum ia menekuni ilmu kimia dia mengikuti jejak ayahnya
mempelajari ilmu hukum. Istrinya Marie-Anne Pierrette selalu membantunya, ia juga ahli dalam
menggambar sehingga keahliannya itu digunakan untuk menggambar hasil-hasil penelitian
lavoiser. Lavoiser merupakan ahli kimia yang sangat berjasa dalam perkembangan ilmu kimia
khususnya dunia pendidikan. Banyak sekali teori yang telah ia kemukakan salah satunya yaitu
mengenai hukum kekekalan massa.
Dia mulai menemukan hukum kekekalan massa ini ketika kimiawan sebelumnya yaitu
Priestley melakukan percobaan reaksi pembakaran menghassilkan gas flogiston sehingga massa
zat setelah reaksi menjadi lebih sedikit dibandingkan sebelumnya. Hal ini membuat lavoiser
mengulangi percobaan tersebut dengan melakukan oksida raksa, dari percobaan yang ia lakukan
massa zat setelah reaksi berkurang. Dia menjelaskan alasan berkurangnya massa tersebut karena
reaksi oksida tersebut menghasilkan oksigen dan terlepas ke udara. Jadi hukum kekekalan massa
hanya berlaku dalam ruang tertutup.

2.3 Percobaan Pembuktian Hukum Kekekalan Massa

Sehubung hukum kekekalan massa ini menarik penulis untuk mengetahui kebenarannya,
sehingga penulis melakukan percobaan tentang hukum kekekalan massa.

Hukum Kekekalan Massa


2.3.1 Tujuan
1. Agar dapat memahami dan mengerti Hukum kekekalam massa tersebut.
2. Dapat menyimpulkan hasil dari praktikum tentang hukum kekekalan massa.
3. Dapat merumuskan kembali tentang hukum kekekalan massa dalam bidang ataupun alat dan bahan
yang lain.
4 Mengetahui manfaat aplikasi hukum kekekalan massa.
5 Dapat mengetahui penyimpangan hukum kekekalan massa.

2.3.2 Alat dan Bahan


NO Alat dan Bahan Ukuran / Satuan Jumlah /Volume
1 Tabung reaksi Kecil 2
2 Neraca analisis - 1
3 Labu Erlenmeyer - 1
4 Gelas Ukur 100 ml 3/ 250 ml
5 Pipet - 1
6 Larutan Pb(NO3)2 0,1 M 3 ml
7 Larutan KI 0,1 M 3 ml
8 Larutan NaOH 0,1 M 3 ml
9 Larutan CuSO4 0,1 M 3 ml

2.3.3 Langkah Kerja

1. Ambil larutan Pb(NO3)2 sebanyak 3 ml, masukkan ke dalam labu Erlenmeyer yang sebelumnya
sudah diukur dengan gelas ukur
2. Cuci gelas ukur dan kemudian ambil larutan KI sebanyak 3 ml, masukkan ke tabung reaksi
3. Timbang massa zat beserta wadahnya
4. Catat hasilnya
5. Kemudian ambil zat dari tabung reaksi masukkan cairan dalam tabung reaksi ke dalam labu
Erlenmeyer
6. Catat hasil percampuran kedua zat Pb(NO3)2 + KI
7. ulangi percobaan lagi dengan menggunakan percampuran larutan kedua yaitu NaOH + CuSO4
8. Membuktikan hukum kekekalan massa (Hukum Lavosier) yang dinyatakan bahwa
jika massa sebelum dan sesudah reaksi adalah sama.
2.3.4 Data Hasil Percobaan
Setelah melakukan percobaan massa ada beberapa hasil yang telah kami peroleh.Tabung
Y yang berisi larutan NaOH + CuSO4 dan Pb(NO3)2 + KI
1. Pb(NO3)2 + KI
a. Sebelum bercampur = 75,5 gram
b. Setelah bercampur = 75,5 gram

2. NaOH + CuSO4
a. Sebelum bercampur = 73,6 gram
b. Setelah bercampur = 73,6 gram

Dari hasil percobaan yang telah kami lakukan bahwa Hukum Kekekalan Massa ini terbukti
kebenarannya dan sesuai juga dengan tujuan percobaan ini bahwa reaksi kimia tidak menyebabkan
perubahan massa. Selain hasil massa yang sama ada hasil lain yang kami peroleh mengenai warna
larutan NaOH + CuSO4 dan Pb(NO3)2 + KI dari sebelum reaksi dengan sesudah reaksi. Warna
larutan NaOH + CuSO4 dan Pb(NO3)2.
1. Sebelum:
Ø Larutan Pb(NO3)2 0.1M = bening
Ø Larutan KI 0.1M = bening
Sesudah:
Ø Setelah larutan Pb(NO3)2 dan larutan KI direaksikan ternyata terjadi perubahan warna yaitu
menjadi kuning putih => kuning => kuning oranye

2. Sebelum:
Ø Larutan NaOH 0.1M = bening
Ø Larutan CuSO4 0.1M = bening kebiruan
Sesudah:
Ø Setelah larutan NaOH dan larutan CuSO4 direaksikan ternyata terjadi perubahan warna yaitu
menjadi biru pekat => hijau toska => hijau lumut => hitam.

Sebenarnya menurut teori jika larutan ini dicampurkan atau direaksikan warnanya akan
berubah menjadi warna biru pekat. Namun dalam percobaan ini terjadi beberapa perubahan warna
ini dikarenakan adanya faktor lain yang mempengaruhi percobaan ini, yaitu zat terkontaminasi
dengan aluminium foil sehingga warna zat berubah beberapa kali.
Namun kembali lagi mengenai tujuan percobaan ini hanya sebatas ingin membuktikan
bahwa massa zat sebelum dan sesudah reaksi sama. Dan percobaan ini berhasil sesuai bunyi
Hukum Kekekalan Massa yaitu : ”Massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama”
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN

3.1 Simpulan
Massa adalah suatu ukuran yang menunjukkan kualitas materi atau jumlah bahan dalam
suatu benda atau objek. Misalnya ada seseorang yang mengatakan berat tubuhnya 60 Kg, padahal
yang dimaksut tubuhnya bermassa 60 Kg. Dari penjelasan contoh tersebut kita ketahui bahwa
massa dan berat merupakan besaran yang berbeda. Massa memiliki satuan Kilogram (Kg),
sedangkan berat yang sebagaimana kita ketahui memiliki satuan Newton (N).
Antonie Laurent Lavoiser merupakan ilmuwan kimia perancis lahir pada tahun 1743,
banyak ilmu yang ia kuasai. Sebelum ia menekuni ilmu kimia dia mengikuti jejak ayahnya
mempelajari ilmu hukum. Istrinya Marie-Anne Pierrette selalu membantunya, ia juga ahli dalam
menggambar sehingga keahliannya itu digunakan untuk menggambar hasil-hasil penelitian
lavoiser. Lavoiser merupakan ahli kimia yang sangat berjasa dalam perkembangan ilmu kimia
khususnya dunia pendidikan. Banyak sekali teori yang telah ia kemukakan salah satunya yaitu
mengenai hukum kekekalan massa.
Dia mulai menemukan hukum kekekalan massa ini ketika kimiawan sebelumnya yaitu
Priestley melakukan percobaan reaksi pembakaran menghassilkan gas flogiston sehingga massa
zat setelah reaksi menjadi lebih sedikit dibandingkan sebelumnya. Hal ini membuat lavoiser
mengulangi percobaan tersebut dengan melakukan oksida raksa, dari percobaan yang ia lakukan
massa zat setelah reaksi berkurang. Dia menjelaskan alasan berkurangnya massa tersebut karena
reaksi oksida tersebut menghasilkan oksigen dan terlepas ke udara. Jadi hukum kekekalan massa
hanya berlaku dalam ruang tertutup. Begitupun ketika mereaksikan larutan NaOH + CuSO4 dan
larutan Pb(NO3)2 + KI massa larutan ini baik sebelum dan sesudah reaksi juga sama. Percobaan
ini dilakukan dalam ruang tertutup.

3.2 Saran
Dalam makalah ini penulis hanya membahas sebatas apa pengertian massa, bunyi hukum
kekekalan massa dan pembuktian melalui percobaan. Sebenarnya masih banyak hal yang perlu
dibahas dalam hukum kekekalan massa seperti manfaat dan aplikasi dalam kehidupan sehari-hari
serta penyimpangan hukum kekekalan massa Karena dalam beberapa kasus terdapat hasil yang
berbeda dengan hukum ini serta apa-apa saja yang menyebabkan penyimpangan ini. Oleh karena
itu diharapkan penulis selanjutnya untuk membahas mengenai hal-hal diatas.
Sehingga, pengetahuan kita tentang hukum kekekalan massa ini bertambah luas dan bersifat
membangun.

DAFTAR PUSTAKA

Chang, Raymond.2004. Kimia Dasar Konsep-konsep Inti Jilid I. Jakarta: Erlangga


Petrucchi, Ralph H.1985. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Jilid I.
Jakarta: Erlangga
http://tiyasnnhuda.blogspot.com/2013/05/sejarah-kimia-hukum-lavoisier.html

Anda mungkin juga menyukai