Makalah Generator AC
Makalah Generator AC
Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Teknik kelistrikan dan Elektronika
Dosen pengampu Drs. Emily Dardi, M.Kes
Disusun Oleh:
1
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur hanya bagi Alloh SWT yang telah melimpahkan
banyak rahmat, nikmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada penulis sehingga pada
waktu-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknik Listrik dan
Elektronika.
Tim Penulis
2
Daftar Isi
Halaman judul.....................................................................................................i
Kata pengantar....................................................................................................ii
Daftar isi...............................................................................................................iii
Bab I Pendahuluan..............................................................................................1
A. Latar belakang masalah.........................................................................1
B. Rumusan masalah...................................................................................1
C.Tujuan penulisan......................................................................................1
Bab II Pembahasan.............................................................................................3
A.Pengertian generator AC.........................................................................3
B.Prinsip kerja generator AC.....................................................................4
C.Bagian-bagian generator AC...................................................................5
D.Macam-macam pembagian generator AC.............................................11
E.Cara kerja generator AC.........................................................................16
F.Rumusan matematis generator AC.........................................................17
G.Kelebihan dan kekurangan generator AC.............................................25
H.Tips aman penggunaan generator..........................................................28
Bab III Penutup...................................................................................................30
A.Kesimpulan...............................................................................................30
B.Saran..........................................................................................................30
Daftar pustaka.....................................................................................................31
BAB I
PENDAHULUAN
3
tenaga listrik, ada PLTA, ada PLTD, PLTU dan lain-lain, semua itu membutuhkan
alat untuk bisa menghasilkan listrik yaitu generator. Generator adalah dinamo
yang digunakan untuk mengubah energi mekanis menjadi energi listrik pada dan
berdasarkan arus yang dihasilkan generator dibagi menjadi dua yaitu generator
AC dan genera DC. Dan yang akan dibahas pada makalah ini lebih spesifik pada
generator AC.
Generator Arus Bolak-balik sering disebut juga sebagai alternator atau
generator AC (alternating current) atau juga generator singkron. Alat ini sering
dimanfaatkan di industri untuk mengerakkan beberapa mesin yang menggunakan
arus listrik sebagai sumber penggerak.
B. Rumusan Masalah
Apa pengertian dari generator AC?
Bagaimana prinsip kerja dari generator AC?
Apa saja bagian-bagian dari generator AC?
Bagaimana cara kerja dari generator AC?
Apa saja macam-macam pembagian generator AC?
Apa kelebihan dan kekurangan generator AC?
Bagaimana penggunaan generator yang benar?
C. Tujuan Penulisan
Mengetahui pengertian dari generator AC
Mengetahui prinsip kerja generator AC
Mengetahui bagian-bagian dari generator AC
Mengetahui cara kerja dari generator AC
Mengetahui macam-macam pembagian generator AC
Mengetahui kelebihan dan kekurangan generator AC
Mengetahui penggunaan generator yang benar
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian generator AC
Generator adalah mesin yang dapat mengubah tenaga mekanis menjadi
tenaga listrik melalui proses induksi elektromagnetik. Generator ini memperoleh
energi mekanis dari prime mover atau penggerak mula. Prinsip kerja dari
generator sesuai dengan hukum Lens, yaitu arus listrik yang diberikan pada stator
akan menimbulkan momen elektromagnetik yang bersifat melawan putaran rotor
sehingga menimbulkan EMF pada kumparan rotor.
Tegangan EMF ini akan menghasilkan suatu arus jangkar. Jadi diesel
sebagai prime mover akan memutar rotor generator, kemudian rotor diberi eksitasi
agar menimbulkan medan magnit yang berpotongan dengan konduktor pada stator
dan menghasilkan tegangan pada stator. Karena terdapat dua kutub yang berbeda
5
yaitu utara dan selatan, maka pada 90o pertama akan dihasilkan tegangan
maksimum positif dan pada sudut 270o kedua akan dihasilkan tegangan
maksimum negatif. Ini terjadi secara terus menerus/continue. Bentuk tegangan
seperti ini lebih dikenal sebagai fungsi tegangan bolak-balik.
Generator arus bolak-balik sering disebut sebagai generator sinkron atau
alternator. Generator arus bolak-balik memberikan hubungan yang sangat penting
dalam proses perubahan energi dari batu bara, minyak, gas, atau uranium ke
dalam bentuk yang bermanfaat untuk digunakan dalam industri atau rumah
tangga. Dalam generator arus bolak-balik bertegangan rendah yang kecil, medan
diletakan pada bagian yang berputar atau rotor dan lilitan jangkar pada bagian
yang diam atau stator dari mesin
6
Prinsip dasar generator arus bolak-balik menggunakan hukum Faraday
yang menyatakan jika sebatang penghantar berada pada medan magnet yang
berubah-ubah, maka pada penghantar tersebut akan terbentuk gaya gerak listrik.
proses terjadinya tenaga mekanik ke tenaga listrik ada beberapa syarat yaitu:
1. Adanya fluks yang ditimbukan oleh dua buah kutub magnet.
2. Adanya kawat penghantar.
3. Adanya putaran yang menyebabkan penghantar memotong fluks2 magnet
Prinsip generator ini secara sederhana dapat dijelaskan bahwa tegangan
akan diinduksikan pada konduktor apabila konduktor tersebut bergerak pada
medan magnet sehingga memotong garis-garis gaya. Hukum tangan kanan
berlaku pada generator dimana menyebutkan bahwa terdapat hubungan antara
penghantar bergerak, arah medan magnet, dan arah resultan dari aliran arus yang
terinduksi. Apabila ibu jari menunjukkan arah gerakan penghantar, telunjuk
menunjukkan arah fluks, jari tengah menunjukkan arah aliran elektron yang
terinduksi. Hukum ini juga berlaku apabila magnet sebagai pengganti penghantar
yang digerakkan. Terdapat dua jenis konstruksi dari generator ac, jenis medan
diam atau medan magnet dibuat diam dan medan magnet berputar.
C. Bagian-bagian generator AC
Pulley
Berfungsi untuk tempat V belt penggerak alternator yang memindahkan gerak
putar mesin untuk memutar alternator.
Kipas (fan)
Berfungsi untuk mendinginkan komponen altenator yaitu diode maupun
kumparan pada alternator.
7
Rotor
Fungsi rotor untuk menghasilkan medan magnet, kuat medan magnet yang
dihasilkan tergantung besar arus listrik yang mengalir ke rotor coil. Listrik ke
rotor coil disalurkan melalui sikat yang selalu menempel pada slip ring. Terdapat
dua sikat yaitu sikat positip berhubungan dengan terminal F, sikat negatip
berhubungan dengan massa atau terminal E. Semakin tinggi putaran mesin,
putaran rotor altenator semakin tinggi pula, agar listrik yang dihasilkan tetap stabil
maka kuat magnet yang dihasilkan semakin berkurang sebanding dengan putaran
mesin.
Rotor alternator
Bila rotor dirangkai seperti gambar diatas, maka arus listrik akan mengalir dari
positip baterai, variable resistor, amper meter, slip ring, rotor coil, slip ring dan ke
negatip baterai. Adanya aliran listrik pada rotor menyebabkan rotor menjadi
magnet, saat tahanan pada variable resistor kecil maka arus yang mengalir sangat
besar, magnet pada rotor sangat kuat, namun bila tahanan variable resistor besar
maka arus yang mengalir ke rotor coil menjadi kecil sehingga kemagnetan juga
menjadi kecil. Pada saat tahanan variable resistor kecil maka voltmeter yang
dipasang pada slip ring menunjukan tegangan yang besar, sebaliknya saat tahanan
variable resistor besar maka tegangan pada slip ring menjadi kecil.
8
Stator
Stator berfungsi sebagai kumparan yang menghasilkan listrik saat terpotong
medan magnet dari rotor.Stator terdiri dari stator core (inti stator) dan stator coil.
Disain stator coil ada 2 macam yaitu model “delta” dan model “Y”. Pada model
“Y”, ketiga ujung kumparan tersebut disambung menjadi satu. Titik sambungan
ini disebut titik “N” (neutral point). Pada model delta ketiga ujung lilitan
dijadikan satu sehingga membentuk segi tiga (delta). Model ini tidak memiliki
terminal neutral (N). Stator coil menghasilkan arus listrik AC tiga phase. Tiap
ujung stator dihubungkan ke diode positip dan diode negatip.
9
Sikat (brush)
Sikat berfungsi untuk mengalir arus listrik dari regulator ke rotor coil. Pada
altenator terdapat dua sikat, yaitu :
1. Sikat positip yang berhubungan dengan terminal F alternator
2. Sikat negatip berhubungan dengan bodi altenator dan terminal E
Sikat selalu menempel dengan slip ring, saat rotor berputar maka akan terjadi
gesekan antara slip ring dengan sikat, sehingga sikat menjadi cepat aus. Kontak
sikat dengan slip ring harus baik agar listrik dapat mengalir dengan baik, agar
kontak sikat dengan slip ring baik maka sikat ditekan oleh pegas.
Sikat merupakan bagian yang sering menjadi penyebab gangguan pada altenator,
karena cepat aus. Sikat yang sudah pendek dapat menyebabkan aliran listrik ke
rotor coil berkurang, akibat tekanan pegas yang melemah. Berkurangnya aliran
listrik ke rotor coil menyebabkan kemagnetan rotor berkurang dan listrik yang
dihasilkan altenator menurun. Bila sikat suda pendek harus segera diganti, sebab
kalau sampai sikat habis maka slip ring akan bergesekan dengan pegas sikat
sehingga menjadi aus. Sikat yang sudah habis dapat menyebabkan liran listrik ke
rotor coil terputus, kemgnetan rotor hilang, altenator tidak dapat menghasilkan
listrik, tidak terjadi proses pengisian.
10
Sikat patah dan pecahnya rumah sikat sering dijumpai akibat kesalahan saat
merakit altenator. Saat rotor dilepas sikat akan keluar akibat tekanan pegas, pada
kondisi tersebut bila seseorang merakit rotor, maka bearing rotor akan menekan
sikat sehingga sikat patah dan hal ini dapat pula menyebabkan rumah sikat pecah,
untuk menghindari hal tersebut maka sikat harus dimasukkan ke rumahnya dan
ditahan menggunakan kawat yang dimasukan melaui lubang kecil yang sedah
tersedia, bila sikat sudah tertahan oleh kawat maka rotor dapat dimasukkan
dengan aman.
Regulator
Regulator berfungsi untuk mengatur arus dan tegangan yang dihasilkan oleh
altenator. Arus yang dihasilkan altenator sampai putaran 2000 rpm sebesar 10 A
atau kurang, namun saat beban lampu dihidupkan maka arus yang dihasilkan pada
putaran 2000 rpm sebesar 30 A atau lebih sesuai kapasitas dari altenator dan beban
listriknya. Tegangan yang dihasilkan altenator dijaga tetap stabil pada 13,8-14,8
Volt. Regulator mekanik 6 terminal mempunyai terminal E, F, N, B, IG dan L.
Pada regulator ini terdiri dari dua bagian yaitu voltage regulator yang berfungsi
untuk mengatur arus dan tegangan pengisian dan voltage relay yang berfungsi
untuk mengatur hidup dan matinya lampu indicator pengisian sebagai indikasi
sistem pengisian berfungsi.
11
Pola susunan terminal pada regulator tipe A adalah IG,N,F dan E,L,B,
sedangkan pola susunan terminal pada regulator tipe B adalah B,L,E dan F,N,IG.
Meskipun terminal regulator mempunyai pola tertentu, namun kita sering
mengalami kesulitan dalam menentukan terminal regulator, sehingga kita
kesulitan menentukan apakah regulator tertentu tipa A atau tipe B.
Sistem pengoperasian Unit AVR (Automatic Voltage Regulator) berfungsi
untuk menjaga agar tegangan generator tetap konstan dengan kata lain generator
akan tetap mengeluarkan tegangan yang selalu stabil tidak terpengaruh pada
perubahan beban yang selalu berubah-ubah, dikarenakan beban sangat
mempengaruhi tegangan output generator.
Prinsip kerja dari AVR adalah mengatur arus penguatan (excitacy) pada
exciter. Apabila tegangan output generator di bawah tegangan nominal tegangan
generator, maka AVR akan memperbesar arus penguatan (excitacy) pada exciter.
Dan juga sebaliknya apabila tegangan output Generator melebihi tegangan
nominal generator maka AVR akan mengurangi arus penguatan (excitacy) pada
exciter. Dengan demikian apabila terjadi perubahan tegangan output Generator
akan dapat distabilkan oleh AVR secara otomatis dikarenakan dilengkapi dengan
peralatan seperti alat yang digunakan untuk pembatasan penguat minimum
ataupun maximum yang bekerja secara otomatis.
12
Gambar 1. Diagram sistem eksitasi.
AVR dioperasikan dengan mendapat satu daya dari permanen magnet generator
(PMG) sebagai contoh AVR dengan tegangan 110V, 20A, 400Hz. Serta mendapat
sensor dari potencial transformer (PT) dan current transformer (CT).
a. Sensing circuit
Tegangan tiga phasa generator diberikan pada sensing circuit melewati PT
dan 90R terlebih dahulu, dan tegangan tiga phasa keluaran dari 90R diturunkan
13
kemudian disearahkan dengan rangkaian dioda, dan diratakan oleh rangkaian
kapasitor dan resistor dan tegangan ini dapat diatur dengan VR (Variable
Resistant). Keuntungan dari sensing circuit adalah mempunyai respon yang cepat
terhadap tegangan output generator.
Output tegangan respon berbanding lurus dengan output tegangan
Generator berbanding lurus seperti ditinjukkan pada Gambar 3.
b. Comparative amplifier
Rangkaian comparative amplifier digunakan sebagai pembanding antara
sensing circuit dengan set voltage. Besar sensing voltage dengan set voltage tidak
mempunyai nilai yang sama sehingga selisih/rentang besar tegangan tersebut.
Selisih tegangan disebut dengan error voltage. Ini akan dihilangkan dengan cara
memasang VR (variable resistance) pada set voltage dan sensing voltage.
c. Amplifier circuit
Aliran arus dari D11, D12, dan R34 adalah rangkaian penguat utama atau
penguatan tingkat terendah. Keluaran dari comparative amplifier dan keluaran
dari over excitation limiter (OEL) adalah tegangan negative dan dari tegangan
negative kemudian pada masukan OP201. Ketika over excitation limiter (OEL)
atau minimum excitation limiter (MEL) tidak operasi maka keluaran dari
14
comparative amplifier dikuatkan oleh OP201 dan OP301 masukan dari OP301
dijumlahkan dengan keluaran dari dumping circuit. OP401 adalah Amplifier untuk
balance meter hubungan antara tegangan masuk dan tegangan keluaran dari
OP201 dan OP401 diperlihatkan pada bagan berikut.
e. Limited circuit
Limited circuit adalah untuk penentuan pembatasan lebih dan kurang
penguatan (excitation) untuk pengaturan tegangan output pada sistem excitacy,
VR125 untuk pembatas lebih dari keluaran terminal C6 dan VR126 untuk
pembatas minimal dari keluaran terminal C6.
15
sinkronisasi berfungsi untuk mengubah sudut gerbang tyristor yang sesuai dengan
tegangan output dari batas sinkronisasi dan juga sinyal kontrol yang diberikan
pada tyristor di bawah ini terdapat gambar sinkronisasi.
h. Dumping circuit
Dumping circuit akan memberikan sensor besarnya penguatan tegangan
dari AC exciter dan untuk diberikan ke amplifier circuit dengan dijadikan feed
back masukan terminal OP301.
i. Unit tyristor
Merupakan susunan dari tyristor dan dioda. Dan juga menggunakan fuse
(sekring) yang digunakan sebagai pengaman lebur dan juga dilengkapi dengan
indikator untuk memantau kerja dari tyristor yang dipasang pada bagian depan
tyristor untuk tiap phase diberikan dua fuse yang disusun pararel dan ketika terjadi
kesalahan atau putus salah satunya masih dapat beroperasi.
16
Gambar 5. Diagram Minimum Excitasi Limiter.
k. Automatic follower
Prinsip kerja dari alat ini adalah untuk melengkapi penguatan dengan
pengaturan secara manual oleh 70E. Untuk menyesuaikan pengoperasian
generator dalam pembandingan fluktuasi dari tegangan terminal oleh sinyal error.
Hal tersebut digunakan untuk menjaga kesetabilan tegangan pada generator.
Pengoperasian ini digunakan untuk pengaturan manual (70E) untuk ketepatan
tingkatan excitacy yang telah disesuaikan. Kondisi pengoperasian generator dan
pembandingan fluktuasi dari tegangan terminal oleh sinyal tegangan error. Hal
tersebut dijadikan pegangan untuk menjaga kestabilan tegangan pada generator
dengan adanya perubahan beban.
17
Gambar 6. Blok Diagram Automatic Follower
18
Ketika kumparan diputar didalam medan magnet,satu sisi kumparan (biru)
bergerak ketas sedang lainnya(kuning)bergerak kebawah
Kumparan mengalami perubahan garis gaya magnet yang semakin
sedikit,sehingga pada kedua sisi kumparan mengalir arus listrik mengitari
kumparan mengalir arus listrik mengitari kumparan hingga kumparan sinusoid
Pada posisi sinusoid kumparan tidak mengalami perubahan garis gaya magnet
sehingga tidak ada listrik yang mengalir pada kumparan
Pada posisi ini kumparan mendapat garis ± garis magnet maksimum
Kumparan terus berputar hingga sisi biri bergerak kebawah dan sisi kuning
bergerak keatas
Kumparan mengalami perubahan garis gaya magnet yang bertambah
banyak,sehingga pada setiap sisi kumparan mengalir arus listrik yang
berlawanan hingga posisi kumparan
sinusoidal.Kumparan terus berputar hingga sisi biru bergerak ketas dan sisi
kuning bergerak
kebawah
Agar menimbulkan medan magnet yang berpotongan dengan konduktor pada
stator rator diberi eksitasi.Karena ada dua kutub yang berbeda,utara dan
selatan,maka tegangan yang
dihasilkan pada stator adalah tegangan bolak balik dengan gelombang sinusoidal
Tegangan dan arus listrik yang dihasilkan ini disalurkan melalui kabel
jaringan listrik untuk akhirnya digunakan masyarakat
19
F. Rumusan Matematis generator AC
Yang akan menjadi kerangka bahasan kali ini adalah pengoperasian
generator sinkron dalam kondisi berbeban, tanpa beban, menentukan reaktansi dan
resistansi dengan melakukan percobaan tanpa beban (beban nol), percobaan
hubung-singkat dan percobaan resistansi jangkar.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa kecepatan rotor dan
frekuensi dari tegangan yang dibangkitkan oleh suatu generator sinkron
berbanding lurus. Gambar 1 akan memperlihatkan prinsip kerja dari sebuah
generator AC dengan dua kutub, dan dimisalkan hanya memiliki satu lilitan yang
terbuat dari dua penghantar secara seri, yaitu penghantar a dan a’.
20
Untuk generator sinkron tiga fasa, harus ada tiga belitan yang masing-
masing terpisah sebesar 120 derajat listrik dalam ruang sekitar keliling celah udara
seperti diperlihatkan pada kumparan a – a’, b – b’ dan c – c’ pada gambar 2.
Masing-masing lilitan akan menghasilkan gelombang Fluksi sinus satu dengan
lainnya berbeda 120 derajat listrik. Dalam keadaan seimbang besarnya fluksi
sesaat :
ΦA = Φm. Sin ωt
ΦB = Φm. Sin ( ωt – 120° )
ΦC = Φm. Sin ( ωt – 240° )
21
Jadi medan resultan merupakan medan putar dengan modulus 3/2 Φ dengan
sudut putar sebesar ω. Maka besarnya tegangan masing-masing fasa adalah :
E maks = Bm. ℓ. ω r Volt
dimana :
Bm = Kerapatan Fluks maksimum kumparan medan rotor (Tesla)
ℓ = Panjang masing-masing lilitan dalam medan magnetik (Weber)
ω = Kecepatan sudut dari rotor (rad/s)
r = Radius dari jangkar (meter)
Gambar 3a dan 3b. Kurva dan Rangkaian Ekuivalen Generator Tanpa Beban
22
Generator Berbeban
Bila generator diberi beban yang berubah-ubah maka besarnya tegangan
terminal V akan berubah-ubah pula, hal ini disebabkan adanya kerugian tegangan
pada:
• Resistansi jangkar Ra
• Reaktansi bocor jangkar Xl
• Reaksi Jangkar Xa
a. Resistansi Jangkar
Resistansi jangkar/fasa Ra menyebabkan terjadinya kerugian tegang/fasa
(tegangan jatuh/fasa) dan I.Ra yang sefasa dengan arus jangkar.
b. Reaktansi Bocor Jangkar
Saat arus mengalir melalui penghantar jangkar, sebagian fluks yang terjadi
tidak mengimbas pada jalur yang telah ditentukan, hal seperti ini disebut Fluks
Bocor.
c. Reaksi Jangkar
Adanya arus yang mengalir pada kumparan jangkar saat generator
dibebani akan menimbulkan fluksi jangkar (ΦA ) yang berintegrasi dengan fluksi
yang dihasilkan pada kumparan medan rotor(ΦF), sehingga akan dihasilkan suatu
fluksi resultan sebesar :
Interaksi antara kedua fluksi ini disebut sebagai reaksi jangkar, seperti
diperlihatkan pada Gambar 4. yang mengilustrasikan kondisi reaksi jangkar untuk
jenis beban yang berbeda-beda.
23
Gambar 4a , memperlihatkan kondisi reaksi jangkar saat generator dibebani
tahanan (resistif) sehingga arus jangkar Ia sefasa dengan GGL Eb dan ΦA akan
tegak lurus terhadap ΦF. Gambar 4b, memperlihatkan kondisi reaksi jangkar saat
generator dibebani kapasitif , sehingga arus jangkar Ia mendahului ggl Eb sebesar
θ dan ΦA terbelakang terhadap ΦF dengan sudut (90 -θ). Gambar 4c,
memperlihatkan kondisi reaksi jangkar saat dibebani kapasitif murni yang
mengakibatkan arus jangkar Ia mendahului GGL Eb sebesar 90° dan ΦA akan
memperkuat ΦF yang berpengaruh terhadap pemagnetan. Gambar 4d,
memperlihatkan kondisi reaksi jangkar saat arus diberi beban induktif murni
sehingga mengakibatkan arus jangkar Ia terbelakang dari GGL Eb sebesar 90° dan
ΦA akan memperlemah ΦF yang berpengaruh terhadap pemagnetan.
Jumlah dari reaktansi bocor XL dan reaktansi jangkar Xa biasa disebut reaktansi
Sinkron Xs.
Vektor diagram untuk beban yang bersifat Induktif, resistif murni, dan
kapasitif diperlihatkan pada Gambar 5a, 5b dan 5c.
24
Gambar 5a, 5b dan 5c. Vektor Diagram dari Beban Generator
Berdasarkan gambar diatas, maka bisa ditentukan besarnya tegangan jatuh
yang terjadi, yaitu :
25
Gambar 6. Rangkaian Test Generator Tanpa Beban.
26
Gambar 8. Kurva Karakteristik Tanpa Beban dan Hubung Singkat sebuah
Generator.
, If = konstatn
27
Gambar 9. Pengukuran Resistansi DC.
Dalam kenyataannya nilai resistansi dikalikan dengan suatu faktor
untuk menentukan nilai resistansi AC efektif , eff R . Faktor ini tergantung
pada bentuk dan ukuran alur, ukuran penghantar jangkar, dan konstruksi
kumparan. Nilainya berkisar antara 1,2 s/d 1,6 .
Bila nilai Ra telah diketahui, nilai Xs bisa ditentukan berdasarkan
persamaan:
28
Perbedaan generator DC dengan Generator AC yang paling
menonjol adalah generator DC menggunakan komutator sedangkan generator AC
menggunakan Slip Ring.
Komutator pada generator DC berguna untuk menjaga arah putar rotor
supaya tetap satu arah putaran. atau menyearahkan arus-tegangan dari AC menjadi
DC secara mekanis pada terminalnya untuk generator DC
29
Namun, salah satu keunggulan Generator DC adalah mempunyai Torsi
awal yang besar, sehingga banyak digunakan sebagai starter motor.
2. Generator AC
Bentuk fisik dari slip ring adalah seperti cincin-cincin yang dihubungkan
satu sama lain. berbeda dari bentuk komutator yang mempunyai banyak segmen.
Hal Ini memberikan banyak keuntungan pada Slip Ring.
Slip Ring tidak membutuhkan terlalu banyak kawat atau kabel yang
dihubungkan kepadanya, sehingga konstruksinya sederhana. hal ini juga
30
mengakibatkan harga dari Generator AC lebih murah. Selain itu Slip ring juga
tidak mempunyai banyak segmen-segmen yang berjarak , sehingga saat Slip ring
berputar dengan kecepatan tinggi tidak mengakibatkan bising.
Kemungkinan terjadinya peloncatan bunga api jugasemakin sedikit karena
, jarak antar cincin lumayan jauh, hal ini mengakibatkan kapasitas tegangannya
menjadi tinggi (750MW).
Namun, generator AC juga mempunyai kekurangan yaitu Torsi Awal yang
dihasilkan lemah..
31
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Generator listrik bolak balik (AC) adalah alat yang digunakan untuk
memproduksi listrik bolak balik (AC). Generator ini terdiri dari dua bagian, yaitu
rotor dan stator. Rotor adalah bagian genertor yang bergerak, seperti kumparan.
Sedangkan Stator adalah bagian generator yang diam, seperti magnet permenen,
cincin, dan sikat/terminal.
Generator arus bolak-balik sering disebut sebagai generator sinkron atau
alternator. Generator arus bolak-balik memberikan hubungan yang sangat penting
dalam proses perubahan energi dari batu bara, minyak, gas, atau uranium ke
dalam bentuk yang bermanfaat untuk digunakan dalam industri atau rumah
tangga. Dalam generator arus bolak-balik bertegangan rendah yang kecil, medan
diletakan pada bagian yang berputar atau rotor dan lilitan jangkar pada bagian
yang diam atau stator dari mesin
B. Saran
Sebaiknya dalam penggunaan generator haruslah memperhatikan keamanan
dan keselamatan dalam pemakaian agar tidak terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan.
Sebaiknya perawatan generator dilakukan secara berkala sehingga keawetan
dari generator itu sendiri dapat bertahan lama.
32
DAFTAR PUSTAKA
33