Anda di halaman 1dari 13

Laporan

Survei Air
Tanah
Daerah Gunung Batu, Kecamatan
Jonggol, Kabupaten Bogor, Jawa
Barat

Tangerang Selatan

April 2019
i

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ...................................................................................................................................... i


DAFTAR GAMBAR .......................................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL .............................................................................................................................. iii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................................................iv
1. PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................... 1
1.2 Ruang Lingkup Pekerjaan .............................................................................................. 1
1.3 Lokasi dan Kesampaian Daerah..................................................................................... 1
2. METODOLOGI ........................................................................................................................ 2
2.1 Studi Literatur................................................................................................................ 2
2.2 Survei Geolistrik ............................................................................................................ 2
2.3 Metode Resistivity/Tahan Jenis .................................................................................... 2
3. PEKERJAAN LAPANGAN ......................................................................................................... 3
3.1 Survei Tahan Jenis 1D .................................................................................................... 3
4. PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 3
4.1 Geologi Regional ........................................................................................................... 3
4.2 Interpretasi Nilai Resistivity dan Pengukuran Geolistrik ............................................... 4
4.2.1 Nilai Resistivity Pada Lokasi Pekerjaan.................................................................. 4
4.2.2 Pengukuran Geolistrik ........................................................................................... 5
4.2.2.1 GL-01 ..................................................................................................................... 5
4.2.2.2 GL-02 ..................................................................................................................... 6
4.2.2.3 GL-03 ..................................................................................................................... 6
4.2.2.4 GL-04 ..................................................................................................................... 7
4.2.2.5 GL-05 ..................................................................................................................... 7
4.3 Potensi Airtanah ............................................................................................................ 8
4.3.1 Lokasi A.................................................................................................................. 8
4.3.2 Lokasi B .................................................................................................................. 8

i
ii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Peta Kesampaian Lokasi Pekerjaan ............................................................................. 1


Gambar 2. Lokasi Pengukuran Geolistrik ...................................................................................... 3
Gambar 3 Geologi Regional Daerah Pekerjaan ............................................................................. 4

ii
iii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Nilai resistivity dari berbagai jenis Batuan (Telford 1990, Aster 1991). .......................... 5
Tabel 2. Hasil Pengukuran Titik GL-01 ........................................................................................... 5
Tabel 3. Hasil Pengukuran Titik GL-02 ........................................................................................... 6
Tabel 4. Hasil Pengukuran Titik GL-03 ........................................................................................... 6
Tabel 5. Hasil Pengukuran Titik GL-04 ........................................................................................... 7
Tabel 6. Hasil Pengukuran Titik GL-04 ........................................................................................... 8

iii
iv

DAFTAR LAMPIRAN

1. Peta Kesampaian Lokasi Pekerjaan


2. Peta Geologi Regional Daerah Pekerjaan
3. Peta Pengukuran Geolistrik
4. Pengolahan Data Geolistrik
5. Data Pengukuran Geolistrik

iv
1

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air merupakan sumber utama kehidupan. Maka dari itu untuk mencukupi kebutuhan air
diperlukan adanya sumber air yang cukup untuk digunakan dalam waktu jangka panjang.
Pada saat ini, sedang dibutuhkan sumber daya air untuk keperluan perkebunan serta
pembuatan air minum kemasan yang berlokasi di area perkebunan di daerah Jonggol,
Kabupaten bogor. Survei geolistrik bertujuan untuk memberikan gambaran tentang
lapisan batuan penyimpan air tanah, sebaran, kedalaman serta rekomendasi untuk
penentuan titik pemboran air.

1.2 Ruang Lingkup Pekerjaan

Survei geolistrik dilakukan dengan lingkup pekerjaan sebagai berikut:


1. Survei Resistivity 1D
2. Analisis dan Pelaporan

1.3 Lokasi dan Kesampaian Daerah

Secara administratif, daerah pekerjaan berada di kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor


Provinsi Jawa Barat. Lokasi ini berjarak ±45 km dari Jakarta dan dapat ditempuh dengan
waktu 1,5 – 2 jam perjalanan menggunakan kendaraan roda 4.

Gambar 1. Peta Kesampaian Lokasi Pekerjaan

1
2

2. METODOLOGI

2.1 Studi Literatur

Studi literatur merupakan penyelidikan pendahuluan untuk mendapatkan informasi


awal tentang kondisi geologi berdasarkan penyelidikan-penyelidikan terdahulu. Lokasi
pekerjaan di-overlay dengan peta geologi regional untuk menentukan formasi geologi,
litologi, struktur dan morfologi pada lokasi pekerjaan.

2.2 Survei Geolistrik

Survei geolistrik merupakan salah satu metode geofisika yang mempelajari sifat aliran
listrik di dalam bumi baik secara alami ataupun akibat injeksi arus ke dalam bumi. Ada
beberapa jenis metode geolistrik, antara lain: metode potensial diri, arus telluric,
magnetotelluric, IP (Induced Polarization), resistivity/tahanan jenis dan lain-lain

2.3 Metode Resistivity/Tahan Jenis

Geolistrik resistivity merupakan metode geolistrik yang mempelajari sifat resistivitas


(tahanan jenis) listrik dari lapisan batuan di dalam bumi (Hendrajaya dan Idam, 1990).
Pada metode ini arus listrik diinjeksikan ke dalam bumi melalui dua buah elektroda arus
dan dilakukan pengukuran beda potensial melalui dua buah elektroda potensial. Dari
hasil pengukuran arus dan beda potensial listrik akan dapat dihitung variasi nilai
resistivitas pada lapisan permukaan bumi di bawah titik ukur (Sounding point). Pada
metode ini dikenal banyak konfigurasi elektroda, yaitu : konfigurasi Wenner, konfigurasi
Schlumberger, konfigurasi Wenner-Schlumberger, konfigurasi Dipol-dipol, Rectangle
Line Source dan sistem gradien 3 titik (Hendrajaya dan Idam, 1990).

Nilai tahanan jenis yang diperoleh dari pengukuran merupakan tahanan jenis semu ()
yang ditentukan dari penerimaan beda potensial (DV) akibat arus listrik (I) yang
diinjeksikan ke dalam bumi, oleh persamaan:
V
 xK
I

dimana :  = tahanan jenis semu (ohm meter), V = beda potensial (volt)


I = arus listrik (ampere), K = faktor geometri
Nilai tahanan jenis yang dihitung bukanlah nilai yang sebenarnya melainkan nilai semu
yang merupakan nilai tahanan jenis bumi yang dianggap homogen. Hubungan antara
tahanan jenis semu dan tahanan jenis sebenarnya sangat kompleks (Loke, 2000),
sehingga untuk menentukan nilai tahanan jenis bawah permukaan yang sebenarnya
diperlukan perhitungan inversi dengan menggunakan bantuan perangkat lunak
komputer.

2
3

3. PEKERJAAN LAPANGAN

3.1 Survei Tahan Jenis 1D

Survei Tahanan Jenis 1D disebut juga dengan profilling/sounding. Data yang diperoleh
berupa log tahanan jenis dengan informasi ketebalan tertentu. Survei dilakukan pada 5
titik pengukuran dengan konfigurasi Schlumberger. Posisi titik pengukuran tahanan jenis
ditampilkan pada Gambar 2.

Gambar 2. Lokasi Pengukuran Geolistrik

4. PEMBAHASAN

4.1 Geologi Regional

Daerah Jonggol dan sekitarnya adalah bagian dari Formasi Jatiluhur yang terdiri dari
litologi batupasir kwarsa sisipan tuff, napal dan breksi dan anggota batuan gunungapi
Formasi Jatiluhur yang terdiri dari tuff selang - seling batulanau, batulempung, breksi
dan intrusi andesit. Formasi berumur Miosen sampai Pliosen yang diendapkan pada
lingkungan laut dangkal.

Pada formasi ini terdapat batuan dengan potensi akuifer yang baik yaitu pada batupasir
kuarsa dan tuff karena memiliki porositas yang cukup baik untuk dapat menyimpan air

3
4

dan batuan yang bersifat akikuld atau kedap air yaitu napal dan batulempung dengan
ukuran butir lempung. Berikut adalah gambaran geologi regional daerah pekerjaan.

Formasi Jatiluhur

Anggota F.M Jatiluhur

Gambar 3 Geologi Regional Daerah Pekerjaan

4.2 Interpretasi Nilai Resistivity dan Pengukuran Geolistrik

4.2.1 Nilai Resistivity Pada Lokasi Pekerjaan

Setiap material bumi mempunyai nilai tahanan jenis yang unik namun dengan rentang
nilai yang besar karena banyaknya faktor yang mempengaruhi, seperti komposisi
mineral, kandungan air dan ketebalan lapisan tanah. Oleh karena itu, dalam interpretasi
hasil pengukuran tahanan jenis, sangat dipengaruhi oleh kondisi aktual di lapangan.
Pada pekerjaan ini, akan dilakukan pengukuran punggungan bukit di areal perkebunan
dan sebagian berada di kemiringan lereng bukit yang dekat dengan sungai.

Parameter yang digunakan untuk menginterpretasikan nilai resistivity lokal yaitu


menggunakan teori yang diterapkan oleh Telford (1990) dan Aster (1991) dapat dilihat
pada Tabel 1.

4
5

Tabel 1. Nilai resistivity dari berbagai jenis Batuan (Telford 1990, Aster 1991).
Jenis Tingkat Resistivitas
Batuan/Tanah/Air (Ωm)
Clay/lempung 1-100
Silt/lanau 10-200
Marls/batulumpur 3-70
Kuarsa 10-2x108
Sandstone/BatuPasir 50-500
Limestone/Batukapur 100-500
Lava 100-5x104
Air tanah 0,5 - 20
Air laut 0,2
Breksi 75-200
Andesit 100-200
Tufa vulkanik 20-100
Konglomerat 2x103-104

4.2.2 Pengukuran Geolistrik

4.2.2.1 GL-01

Pada titik GL-01, terdapat 4 jenis litologi dan 5 lapisan batuan yang terdiri dari tanah
penutup, tufa, batupasir dan batupasir selang-seling tufa pada elevasi 532 mdpl. Nilai
resistivity top soil yaitu 299,03 ohm meter, dengan kedalaman 0 – 4,1 meter dari
permukaan tanah. Nilai resistivity lapisan top soil dipengaruhi oleh lapisan tanah yang
kering dan beberapa bongkah batuan. Selanjutnya lapisan tufa dengan nilai resistivity
154,72 ohm meter pada kedalaman 4 – 7 meter. Batupasir selang – seling tufa berada
pada kedalaman 7 – 11,27 meter dan 20 – 100 meter dengan nilai resistivity 20 – 35 ohm
meter. Pada lapisan ini terdapat indikasi potensi air tanah dikarenakan nilai resistivity
batuan ini dipengaruhi oleh air sehingga berubah menjadi kecil. Lapisan batupasir juga
ditemukan pada kedalaman 11 – 20 meter dengan nilai resistivity 9 – 10 ohm meter.
Berdasarkan interpretasi, potensi air tanah berada pada lapisan batupasir dan batupasir
selang-seling tufa. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel pengukuran GL-01.

Tabel 2. Hasil Pengukuran Titik GL-01


From To Thick Resistivity Litologi Keterangan
0,00 4,17 4,17 299,03 Top soil -
4,17 7,09 2,92 154,72 Tufa -
7,09 11,27 4,18 27,24 Batupasir selang - seling tufa Potensi Air Tanah
11,27 20,34 9,07 9,61 Batupasir Potensi Air Tanah
20,34 44,52 24,18 31,39 Batupasir selang - seling tufa Potensi Air Tanah
44,52 82,67 38,15 25,86 Batupasir selang - seling tufa Potensi Air Tanah
82,67 100,00 17,33 27,1 batupasir selang - seling tufa Potensi Air Tanah

5
6

4.2.2.2 GL-02

Pada titik pengukuran GL-02, terdapat 4 jenis litologi dan 4 lapisan batuan yang tediri
dari tanah penutup, tufa, batupasir dan batupasir selang – seling tufa pada elevasi 528
mdpl. Tebal tanah penutup yang terekam yaitu 6,21 meter dengan nilai resistivity 265,64
ohm meter pada kedalaman 0 – 6,21 meter. Selanjutnya pada kedalaman 6,21 sampai
9,8 meter terindikasi batuan tufa dengan nilai resistivity 192,28 ohm meter. Pada
kedalaman 9,8 sampai 24 meter terindikasi batupasir dengan nilai tahan jenis 5 – 11
ohm meter yang di perkirakan sebagai lapisan batuan yang menyimpan air. Pada
kedalaman 24 – 100 meter diperkirakan yaitu lapisan batupasir selang – seling tufa
dengan nilai resistivity 29 – 47 ohm meter dan masih terindikasi sebagai lapisan
berpotensi air tanah. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel pengukuran GL-02 berikut.

Tabel 3. Hasil Pengukuran Titik GL-02


From To Thick Resistivity Litologi Keterangan
0,00 6,21 6,21 265,64 Top Soil -
6,21 9,8 3,59 192,28 Tufa -
9,8 13,54 3,74 5,25 batupasir potensi Air tanah
13,54 23,94 10,4 11,92 batupasir potensi Air tanah
23,94 53,37 29,43 39,36 batupasir selang - seling tufa potensi Air tanah
53,37 100,00 46,63 21,69 batupasir selang - seling tufa potensi Air tanah

4.2.2.3 GL-03

Titik pengukuran GL-03 berada di dekat sungai dengan elevasi 528 mdpl. Terdapat 3 jenis
litologi dan 4 lapisan batuan yang tediri dari tanah penutup, batupasir selang – seling
tufa, batupasir dan batupasir selang – seling tufa kembali. Tebal tanah penutup yang
terekam yaitu 4,69 meter dengan nilai resistivity 356,92 ohm meter sampai pada
kedalaman 4,69 meter. Selanjutnya pada kedalaman 4,69 sampai 9,5 meter terindikasi
batupasir selang – seling tufa dengan nilai resistivity 52,58 ohm meter dan terdapat
potensi air tanah. Pada kedalaman 9,5 sampai 40,6 meter terindikasi batupasir dengan
nilai tahan jenis 2 – 14,44 ohm meter yang di perkirakan sebagai lapisan batuan yang
menyimpan air. Pada kedalaman 40,6 – 100 meter diperkirakan terindikasi lapisan
batupasir selang – seling tufa dengan nilai resistivity 103,72 ohm meter dan dan masih
memiliki potensi terkandung air tanah. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel
pengukuran GL-03 berikut.

Tabel 4. Hasil Pengukuran Titik GL-03


From To Thick Resistivity Litologi Keterangan
0,00 4,69 4,69 356,92 Top Soil -
4,69 9,49 4,80 52,58 Batupasir Selang - Seling Tufa Potensi Air Tanah
9,49 23,86 14,37 2,49 Batupasir Potensi Air Tanah
23,86 40,63 16,77 14,44 Batupasir Potensi Air Tanah

6
7

From To Thick Resistivity Litologi Keterangan


40,63 100,00 59,37 103,72 Batupasir Selang - Seling Tufa Potensi Air Tanah

4.2.2.4 GL-04

Titik pengukuran GL-04 berada di kebun lokasi kedua dan dekat sungai dengan elevasi
557 mdpl. Terdapat 4 jenis litologi dan 5 lapisan batuan yang tediri dari tanah penutup,
batupasir selang – seling tufa, batupasir dan batupasir selang – seling tufa dan tufa.
Tebal tanah penutup yang terekam yaitu 7,2 meter dengan nilai resistivity 375,16 ohm
meter pada kedalaman 0 – 7,2 meter. Selanjutnya pada kedalaman 7,2 – 12 meter
terindikasi batupasir selang – seling tufa dengan nilai resistivity 55,05 ohm meter dan
terdapat potensi air tanah. Pada kedalaman 12 sampai 25,1 meter terindikasi batupasir
dengan nilai tahan jenis 6,8 ohm meter yang di perkirakan sebagai lapisan batuan yang
menyimpan air. Pada kedalaman 25,1 – 44,53 meter diperkirakan terindikasi lapisan
batupasir selang – seling tufa dengan nilai resistivity 68,42 ohm meter dan dan masih
memiliki potensi terkandung air tanah. Pada kedalaman 44 – 100 meter, terindikasi
batuan tufa dengan resistivity 160 – 180 ohm meter yang diperkirakan sebagai lapisan
penutup kedap air atau akikuld dari batuan penyimpan air. Selengkapnya dapat dilihat
pada tabel pengukuran GL-04 berikut.

Tabel 5. Hasil Pengukuran Titik GL-04


From To Depth Resistivity Litologi Keterangan
0,00 7,21 3,33 375,16 Top Soil -
7,21 12,06 4,85 55,05 Batupasir Selang - Seling Tufa potensi air tanah
12,06 25,13 13,07 6,80 Batupasir potensi air tanah
25,13 44,53 19,40 68,42 Batupasir Selang - Seling Tufa potensi air tanah
44,53 100 55,47 175,52 Tufa -

4.2.2.5 GL-05

Titik pengukuran GL-05 berada di sebelah utara dari titik GL-04 dengan elevasi 552 mdpl.
Terdapat 4 jenis litologi dan 5 lapisan batuan yang tediri dari tanah penutup, tufa,
batupasir selang – seling tufa, batupasir, dan kembali batupasir selang – seling tufa.
Tebal tanah penutup yang terekam yaitu 5 meter dengan nilai resistivity 292,92 ohm
meter pada kedalaman 0 – 5 meter. Selanjutnya pada kedalaman 5 sampai 9,8 meter
terindikasi batuan tufa dengan nilai resistivity 180 ohm meter dengan komposisi yang
padat dan tidak menyimpan air. Pada kedalaman 9,8 sampai 15,4 meter terindikasi
batupasir selang – seling tufa dengan resistivity 101,25 ohm meter yang di
interpretasikan sebagai lapisan batuan yang menyimpan air tapi sedikit. Pada
kedalaman 15,4 – 34,38 meter diperkirakan terindikasi lapisan batupasir dengan nilai
resistivity 9 – 10 ohm meter yang diindikasikan sebagai lapisan akuifer atau lapisan
menyimpan air dengan jumlah yang banyak. Pada kedalaman 34,38 – 100 meter
terindikasi sebagai batupasir selang – seling tufa yang masih terdapat kandungan air

7
8

yang tidak terlalu banyak dan lapisan ini juga sebagai akikuld atau lapisan kedap air.
Selengkapnya dapat dilihat pada tabel pengukuran GL-05 berikut.

Tabel 6. Hasil Pengukuran Titik GL-05


From To Thick Resistivity Litologi Keterangan
0,00 5,05 5,05 292,92 Top Soil -
5,05 9,80 4,75 180,00 Tufa -
9,80 15,42 5,62 101,25 Batupasir selang - seling tufa potensi air tanah
15,42 34,38 18,96 9,18 batupasir potensi air tanah
34,38 100,00 65,62 94,29 Batupasir selang - seling tufa potensi air tanah

4.3 Potensi Airtanah

4.3.1 Lokasi A

Potensi airtanah pada lokasi A diidentifikasi berdasarkan interpretasi data geolistrik GL-
01, GL-02 dan GL-03. Potensi airtanah yang ada pada titik GL-01, GL-02 dan GL-03
terdapat pada litologi batupasir dengan nilai resistivity 2,5 – 14,5 ohm meter dan
sebagian pada litologi batupasir selang-seling tufa dengan nilai resistivity 21 – 103 ohm
meter yang berada pada elevasi 512 mdpl sampai dengan 482 mdpl dari titik
pengukuran.

Rekomendasi pemboran pada pengukuran GL-01, GL-02 dan GL-03 yaitu


direkomendasikan untuk melakukan pemboran sedalam 20 – 50 meter dari permukaan.

4.3.2 Lokasi B

Potensi airtanah pada lokasi B diidentifikasi berdasarkan interpretasi data geolistrik GL-
04 dan GL-05. Potensi airtanah yang ada pada titik GL-04 dan GL-05 terdapat pada
litologi batupasir dengan nilai resistivity 6,8 – 9,1 ohm meter dan sebagian pada litologi
batupasir selang-seling tufa dengan nilai resistivity 55 – 101 ohm meter yang berada
pada elevasi 542 mdpl sampai dengan 502 mdpl dari titik pengukuran.

Rekomendasi pemboran pada titik GL-04 dan GL-05 yaitu sedalam 10 – 50 meter dari
permukaan.

Anda mungkin juga menyukai