Evaluasi Layanan Individu
Evaluasi Layanan Individu
1-10
Abstract
korban untuk dikembangkan sebagai guru dan orang tua. Konselor pada
pelaku. Hasil penelitian yang dasarnya juga turut bertanggung jawab
dilaksanakan Hidayat, Yusri & Ilyas dalam membantu siswa mengentaskan
(2012: 3) menyatakan bahwa tindakan permasalahan yang mereka hadapi, karena
agresif siswa dilihat dari menyakiti orang konselor memiliki kompetensi khusus/
secara fisik dengan persentase 35,32%, unik untuk membantu siswa menangani
sedangkan tindakan agresif yang permasalahannya.
dilakukan siswa dilihat dari menyakiti Salah satu layanan yang dapat
orang secara verbal 41,30%, dan tindakan dilaksanakan konselor adalah layanan
agresif dilihat dari merusak dan konseling individu. Prayitno & Amti
menghancurkan harta benda dengan (2004: 105) menjelaskan bahwa konseling
persentase 30,42%. Hasil penelitian lain merupakan proses pemberian bantuan
yang dilaksanakan oleh Suardana & melalui wawancara konseling oleh
Simarmata (2013: 209) menunjukkan seorang ahli (konselor) kepada individu
siswa yang mengalami kecemasan yang sedang menjalani sesuatu masalah
kategori sangat rendah sebanyak 2%, (konseli) yang bermuara pada teratasinya
kategori rendah sebanyak 38%, kategori masalah yang dihadapi oleh konseli.
sedang sebanyak 57%, kategori tinggi Sedangkan ahli lain, Gibson & Mitchel
3%, dan kategori sangat tinggi sebanyak (2011: 51) mendefinisikan konseling
0%. Penelitian yang dilaksanakan oleh individu sebagai hubungan yang berupa
Saputra (2015: 70) menyatakan bahwa bantuan satu-satu yang berfokus kepada
siswa SMK yang mengalami prokrastinasi pertumbuhan dan penyesuaian pribadi dan
akademik tinggi sebayak 7%, kategori memenuhi kebutuhan akan penyelesaian
sedang sebanyak 79%, dan kategori problem dan kebutuhan pengambilan
rendah sebanyak 14%. keputusan.
Hasil-hasil penelitian tersebut Beberapa penelitian menunjukkan
menunjukkan bahwa siswa pada dasarnya bahwa layanan konseling perlu dijadikan
tidak terlepas dari masalah di sekolah. perhatian konselor dalam rancangan
Pihak-pihak yang seharusnya bertanggung program bimbingan dan konseling yang
jawab untuk membantu siswa mengatasi disusun konselor. Penelitian yang
permasalahan-permasalahannya adalah dilaksanakan oleh A’yunin (2014: 80)
yang dilaksanakan oleh Sugiyanto (2015: perkembangan teori dan teknologi dalam
134-135) yang menyimpulkan bahwa bidang bimbingan dan konseling sangat
implementasi program Individual pesat akhir-akhir ini. Perkembangan teori
Learning Plans terhadap perencanaan dan teknologi dalam bimbingan dan
pendidikan siswa di lima Sekolah konseling sejatinya dapat menunjang
Menengah Pertama Negeri Se-Kota keefektifan pelaksanaan program
Barabai-Kalimantan Selatan masih sangat bimbingan dan konseling, khususnya
jauh di bawah standar. Program konseling program konseling individu.
individu masih jauh dari standar karena Perkembangan penting pertama
disebabkan oleh beberapa hal, yaitu: (a) dalam bimbingan dan konseling adalah
pelaksanaan konseling individu perkembangan teori-teori konseling.
menggunakan metode-metode Beberapa teori konseling yang berbasis
konvensional; dan (b) konselor tidak postmodern telah berkembang karena
melaksanakan penilaian terhadap ketidakpuasan terhadap teori konseling
pelaksanaan program konseling individu konvensional yang cenderung lama
yang telah dilaksanakan. Hal tersebut pelaksanaan dan prosedurnya, diantaranya
berdasarkan analisis data kuesioner adalah Solution Focused Brief Counseling
program evaluasi konseling individu, dan Narrative Counseling (Corey, 2009:
pedoman wawancara, dan studi 374). Beberapa teori konseling baru juga
dokumentasi. telah muncul karena ketidakpuasan
a. Konselor melaksanakan konseling terhadap pelaksanaan konseling
individu metode konvensional
konvensional, diantaranya adalah
Berdasarkan hasil analisis data Acceptance and Commitment Therapy
kuesioner evaluasi program konseling (ACT). ACT ini dikenal sebagai wajah
individu, pedoman wawancara, dan studi baru dari CBT (Forman dkk., 2007: 775;
dokumentasi, salah satu komponen yang Fung, 2014: 3; Yovel, 2009: 304) atau
menyebabkan program konseling individu dalam literatur lain dikenal sebagai wajah
masih jauh dari standar adalah konselor ketika konseling behavior (Cormier,
masih melaksanakan program konseling Nurius & Osborn, 2009: 163).
individu dengan menggunakan metode- Perkembangan penting kedua dalam
metode konvensional. Padahal bimbingan dan konseling adalah
konseling individu hanya bersifat jangka dan (c) 36,4% program konseling
pendek. kelompok tidak terlaksana sama sekali.
Tidak adanya penilaian terhadap
5. DAFTAR PUSTAKA
pelaksanaan program konseling akan
berdampak panjang terhadap pelaksanaan A’yunin, Q. 2014. Penerapan Konseling
program konseling selanjutnya. Individual dalam Membantu
Mengatasi Perilaku Membolos
Pernyataan tersebut dikuatkan oleh Siswa. Skripsi tidak diterbitkan.
gagasan Gibson & Mitchel (2011: 579) Malang: Universitas Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim Malang
yang menyatakan bahwa mengindari
Corey, G. 2009. Theory and Practice of
evaluasi terhadap pelaksanaan layanan
Counseling and Psychotherapy.
konseling individu sama saja mengatakan Belmont, CA: Thomson
Brooks/Cole.
bahwa programnya memiliki kelemahan
dan berpotensi gagal. Evaluasi yang Corey, G. 2012. Theory and Practice of
Group Counseling. Belmont, CA:
dilakukan oleh konselor di berbagai Thomson Brooks/Cole.
lingkup adalah proses vital bagi
Cormier, S., Nurius, P. S., & Osborn, C.
penyempurnaan profesionalitas, sebuah J. 2009. Interviewing and Change
proses yang mengumpulkan data Strategies for Helpers:
Fundamental Skills and Cognitive
performa yang objektif berdasarkan Behavioral Interventions.
analisis yang sistematis dan tidak bias. Belmont, CA: Brooks/Cole.