Remaja di Sekolah
Sakinah Angkat
Sakinahbkn3@gmail.com
Abstrak
Remaja seringkali menghadapi konflik yang kompleks dan menantang dalam kehidupan mereka.
Di lingkungan sekolah, konflik dapat muncul dari hubungan sosial yang rumit, tekanan
akademik, masalah emosional, atau ketidakcocokan antara individu dan lingkungan. Untuk
membantu remaja mengatasi konflik ini, program konseling individual telah menjadi pendekatan
yang umum digunakan oleh sekolah-sekolah. Namun, penting untuk melakukan evaluasi
menyeluruh terhadap program-program ini guna memastikan efektivitasnya dalam membantu
remaja mengatasi konflik. Artikel ini bertujuan untuk mengevaluasi program konseling
individual dalam mengatasi konflik remaja di sekolah dan menganalisis dampaknya terhadap
remaja yang terlibat dalam program tersebut.
Abstract
Teenagers often face complex and challenging conflicts in their lives. In the school setting,
conflict can arise from complicated social relationships, academic pressures, emotional
problems, or a mismatch between the individual and the environment. To help adolescents deal
with this conflict, individual counseling programs have become a common approach used by
schools. However, it is important to carry out a thorough evaluation of these programs to ensure
their effectiveness in helping youth deal with conflict. This article aims to evaluate individual
counseling programs in dealing with adolescent conflicts in schools and analyze their impact on
the youth involved in the program.
1. Keberhasilan dalam mencapai tujuan: Evaluasi akan mengevaluasi sejauh mana program
konseling individual mencapai tujuan yang telah ditetapkan, misalnya, meningkatkan
pemahaman remaja tentang konflik, meningkatkan keterampilan dalam mengelola emosi,
atau meningkatkan hubungan interpersonal mereka.
2. Perubahan perilaku: Evaluasi akan melihat perubahan perilaku yang terjadi pada remaja
setelah mengikuti program konseling individual. Misalnya, apakah mereka mengalami
peningkatan dalam mengatasi konflik secara konstruktif, mengurangi tingkat agresi, atau
meningkatkan keterampilan komunikasi.
3. Kepuasan remaja: Evaluasi juga akan mengevaluasi tingkat kepuasan remaja terhadap
program konseling individual. Hal ini dapat dilakukan melalui wawancara, kuesioner, atau
pengamatan langsung terhadap respons dan tanggapan mereka terhadap program tersebut.
4. Dampak jangka panjang: Evaluasi tidak hanya akan melihat hasil jangka pendek, tetapi juga
dampak jangka panjang dari program konseling individual. Apakah perubahan yang terjadi
pada remaja tetap berkelanjutan setelah mereka selesai mengikuti program? Apakah mereka
mampu mengaplikasikan keterampilan yang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari?
Melalui evaluasi program konseling individual, sekolah dapat mengevaluasi keberhasilan
program tersebut dan membuat perbaikan yang diperlukan. Evaluasi yang baik juga dapat
membantu mengidentifikasi praktik terbaik dalam mengatasi konflik remaja di sekolah. Dengan
demikian, program konseling individual dapat menjadi sarana yang efektif dalam membantu
remaja mengatasi konflik dan mencapai perkembangan yang sehat dalam lingkungan sekolah.
Artikel ini bertujuan untuk mengevaluasi program konseling individual dalam mengatasi
konflik remaja di sekolah, dengan fokus pada efektivitas program dan dampaknya terhadap
remaja yang terlibat. Melalui pemahaman yang mendalam tentang evaluasi ini, diharapkan
program-program konseling individual di sekolah dapat lebih efektif dalam membantu remaja
mengatasi konflik dan mengembangkan keterampilan serta kesejahteraan mereka.
METODOLOGI
Metode yang digunakan untuk membuat artikel ini adalah metode studi pustaka. Cara ini biasa
digunakan saat mereview artikel berukuran besar dan kemudian menerbitkan hasil review
tersebut di artikel baru. Langkah-langkah metode ini adalah menentukan rumus pencarian item
yang akan dicari, dan setelah rumus pencarian ditentukan, kemudian menentukan kriteria inklusi
dan eksklusi, kemudian mencari item sesuai dengan formula yang diterapkan, kemudian
menganalisis item yang diperoleh. Kemudian menghapus item yang tidak memenuhi kriteria
yang ditetapkan dan terakhir memeriksa hasil analisis item.
PEMBAHASAN
KESIMPULAN
Evaluasi program konseling individual merupakan langkah penting dalam memastikan
efektivitasnya dalam mengatasi konflik remaja di sekolah. Melalui evaluasi yang komprehensif,
Secara keseluruhan, program konseling individual memberikan manfaat yang signifikan dalam
mengatasi konflik remaja di sekolah dan meningkatkan kesejahteraan emosional mereka.
Evaluasi program tersebut memberikan pemahaman yang mendalam tentang efektivitas dan
dampak positif yang dihasilkan. Evaluasi tidak hanya melibatkan pengukuran perubahan perilaku
dan frekuensi konflik, tetapi juga melibatkan persepsi remaja terhadap tingkat konflik sebelum
dan setelah program. Temuan evaluasi yang positif memperkuat keberhasilan program dalam
mengurangi konflik dan memberikan wawasan berharga dalam pengembangan strategi konseling
yang lebih efektif. Selain itu, evaluasi juga mengevaluasi dampak program terhadap
kesejahteraan emosional remaja, termasuk peningkatan kepuasan hidup, pengurangan stres, dan
peningkatan keterampilan regulasi emosi. Dengan meningkatnya kesejahteraan emosional,
remaja menjadi lebih mampu menghadapi konflik dan tantangan dalam kehidupan sekolah dan
sehari-hari. Evaluasi Program Konseling Individual dalam mengatasi konflik remaja di sekolah
merupakan alat penting untuk menciptakan lingkungan sekolah yang damai, mengurangi konflik
antar remaja, dan meningkatkan kualitas kehidupan remaja secara keseluruhan.
REFERENSI
Arum Ekasari Putri. (2019). Evaluasi Program Bimbingan Dan Konseling : Sebuah Studi
Pustaka.
Phonna, S. (2022). Pengelolaan Layanan Konseling Individual Dalam Mengatasi Sikap
Indisipliner Peserta Didik Di Sman 12 Banda Aceh.
Sukri, M. (2020). Pengaruh Konseling Individu Dengah Pendekatan Behavior Tehnik Self
Management Untuk Mengatasi. 4(2), 63–72.
Wahyudi, A. (N.D.). Konflik, Konsep Teori Dan Permasalahan. 1–15.
Zakka Nurlatifah Khasanah. (N.D.). Metode Konseling Individu Dalam Mengatasi Konflik
Pertemanan Antar Siswa Kelas X Man 2 Sleman (Studi Kasus Terhadap 2 Siswa). 15(2),