Anda di halaman 1dari 3

A.

Praktik Kerja Sama Konselor

Keterlaksanaan program yang baik sebagai proses pencapain tujuan program


BK/Konselor tidak seluruhnya dapat dilakukan hanya oleh tenaga BK/Konselor, karena itu
program BK/Konselor merupakan tanggung jawab bersama, dilaksanakan oleh seluruh tenaga
BK/Konselor, melalui program pengembangan yang berkelanjutan, dengan kegiatan
kolaborasi serta pengembangan kerjasama (Scott, Alter, Rosenberg, & Borgmeier, 2010: 530)
dengan tenaga pendidikan yang ada di sekolah dan pihak-pihak di luar sekolah yang selaras
dengan tujuan-tujuan program BK.

Kegiatan kerja sama di dalam lingkungan sekolah dapat dilakukan bersama kepala
sekolah, guru, dan wali kelas. Sementara dengan pihak di luar lingkungan sekolah dapat
dilakukan dengan berbagai pihak dan lembaga formal yang dapat memberikan sumbangsih
penting bagi perkembangan siswa. Kerja sama dengan pihak-pihak tersebut merupakan
sebuah keharusan karena optimalnya potensi yang siswa miliki merupakan hasil yang
diharapkan oleh masing-masing stakeholder melalui peran dan tanggung jawabnya. Bahkan
dengan dengan model kerja sama antara guru dan konselor dapat meningkatkan keterampilan
komunikasi siswa cerdas istimewa yang menerima alokasi waktu belajar lebih panjang setiap
harinya dibandingkan siswa regular1. Berikut praktik kerja sama Konselor/Bk antara lain:

1. Konseling Individu: Konseling individu adalah proses di mana seseorang bertemu


dengan seorang profesional konselor atau terapis untuk mendiskusikan masalah,
perasaan, atau konflik pribadi mereka secara pribadi. Tujuannya adalah untuk
membantu individu mengatasi masalah psikologis, emosional, atau personal mereka,
serta untuk memahami diri mereka sendiri lebih baik.. Konselor sekolah bekerja satu-
satu dengan siswa untuk membantu mereka mengatasi masalah pribadi, akademik,
dan sosial. Ini termasuk memberikan dukungan emosional, membantu dalam
pengambilan keputusan, dan mengembangkan keterampilan penyelesaian masalah.
2. Konseling Kelompok: Konseling kelompok adalah suatu bentuk konseling di mana
seorang konselor bekerja dengan sekelompok individu yang menghadapi masalah,
perasaan, atau tantangan yang serupa. Dalam konseling kelompok, peserta berbagi
pengalaman mereka, memberikan dukungan satu sama lain, dan bekerja sama dengan
bimbingan konselor untuk mengatasi masalah mereka. Konselor dapat mengadakan
sesi konseling kelompok untuk mengatasi isu-isu tertentu yang dihadapi oleh
1
Edu Consilium. (2021). JURNAL BK PENDIDIKAN ISLAM(Vol. II, NO. 2)
beberapa siswa secara bersamaan, seperti keterampilan sosial, manajemen stres, atau
pengembangan karir.
3. Pencegahan Bullying: Pencegahan bullying adalah serangkaian tindakan dan strategi
yang dirancang untuk mencegah dan mengurangi perundungan (bullying) di berbagai
lingkungan, seperti sekolah, tempat kerja, atau komunitas. Tujuannya adalah
menciptakan lingkungan yang aman, inklusif, dan mendukung bagi semua orang,
serta mengurangi dampak negatif yang mungkin timbul akibat perundungan. Konselor
berperan penting dalam upaya pencegahan perundungan (bullying) di sekolah dengan
memberikan edukasi kepada siswa tentang pentingnya penghormatan dan kebijakan
anti-perundungan.
4. Bimbingan Akademik: Bimbingan akademik, juga dikenal sebagai konseling
akademik, adalah proses di mana seorang konselor atau penasihat pendidikan bekerja
dengan individu, seringkali siswa di sekolah atau perguruan tinggi, untuk membantu
mereka merencanakan dan mencapai tujuan akademik mereka. Tujuan utama dari
bimbingan akademik adalah membantu siswa memahami opsi pendidikan mereka,
mengatasi tantangan akademik, dan mengembangkan strategi yang efektif untuk
sukses di lingkungan pendidikan. Konselor membantu siswa dalam perencanaan
akademik mereka, termasuk pemilihan mata pelajaran, merencanakan jalur
pendidikan, dan memberikan saran tentang persiapan ujian.
5. Konseling Karir: Konseling karir adalah proses di mana individu berkonsultasi
dengan seorang profesional konselor karir untuk menjelajahi dan memahami pilihan
karir mereka, mengidentifikasi minat, bakat, nilai-nilai, serta mencari arah yang sesuai
dengan tujuan dan aspirasi mereka dalam bidang pekerjaan. Konselor karir membantu
individu merencanakan, mengembangkan, dan mencapai tujuan karir mereka dengan
memberikan dukungan, panduan, dan informasi yang diperlukan. Konselor sekolah
membantu siswa menjelajahi pilihan karir, memberikan informasi tentang perguruan
tinggi atau pelatihan teknis, dan memberikan panduan tentang proses aplikasi.
6. Dukungan kesejahteraan Emosional: Dukungan kesejahteraan emosional adalah
bentuk bantuan, perhatian, atau dukungan sosial yang diberikan kepada seseorang
untuk membantu mereka mengelola dan memperbaiki kesejahteraan emosional
mereka. Ini mencakup berbagai tindakan yang bertujuan untuk mengurangi stres,
kecemasan, depresi, atau masalah emosional lainnya, serta meningkatkan
kesejahteraan mental seseorang. Konselor bekerja untuk menciptakan lingkungan
sekolah yang mendukung kesejahteraan emosional siswa, termasuk mengidentifikasi
masalah kesejahteraan mental dan memberikan sumber daya yang sesuai.
7. Kolaborasi dengan Orang tua atau Guru: Konselor sekolah berkolaborasi dengan
orang tua siswa dan guru untuk memastikan koordinasi perawatan dan dukungan
terhadap kebutuhan siswa.
8. Program pencegahan: Konselor juga dapat mengembangkan dan melaksanakan
program-program pencegahan, seperti program narkoba atau promosi kesehatan
mental di sekolah.
9. Evaluasi dan pelaporan: Konselor mengikuti perkembangan siswa dan memberikan
laporan kepada staf sekolah dan orang tua ketika perlu.
10. Etika profesi: Seperti dalam praktik konseling lainnya, konselor sekolah harus
mematuhi kode etik profesi dan menjaga kerahasiaan informasi siswa2.

2
Gladding, Samuel T. (2012). Konseling profesi yang menyeluruh. Jakarta: PT. Indeks

Anda mungkin juga menyukai