Refleksi Kasus Retensio Plasenta
Refleksi Kasus Retensio Plasenta
STATUS GINEKOLOGI
Tanggal Pemeriksaan :14 – 12 - 2015
Ruangan : IGD kebidanan
Jam :09.50 WITA
A. IDENTITAS
B. ANAMNESIS
P4A0
HPHT : -
TP :- Menarche : 13 tahun
Perkawinan : kedua, 2 tahun
Keluhan Utama :
Keluar darah dari jalan lahir
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien baru masuk dengan keluhan keluar darah dari jalan lahir sejak pagi
tadi, setelah pasien melahirkan pada pukul 05.30 WITA, persalinan ditolong
oleh dukun dirumah. Bayi lahir dengan berat dan panjang yang tidak
diketahui. Ari-ari belum lahir
C. PEMERIKSAAN FISIK
KU : Sedang
Kesadaran : Kompos mentis
TD :100/60 mmHg
Nadi : 112 x/menit
Respirasi : 26 x/menit
Suhu : 37.5ºC
Kepala – Leher:
Konjungtiva anemis (+/+), sclera ikterus (-/-), edema palpebra (-/-),
pembesaran KGB (-), pembesaran kelenjar tiroid (-).
Thorax :
I :Pergerakan thoraks simetris, sikatrik (-)
P :Nyeri tekan (-), massa tumor (-)
P : Sonor pada kedua lapang paru, pekak pada area jantung, batas jantung
DBN
A :Bunyi pernapasan vesikular +/+, rhonki -/-, wheezing -/-. Bunyi jantung I/II
murni regular
Abdomen :
Inspeksi: Tampak cembung
Auskultasi: Peristaltikusus + (kesan normal).
Palpasi: Nyeri tekan abdomen diatas simfisis pubis.
Perkusi: Tympani.
TFU : Setinggi pusat
Ekstremitas
Edema (-) / (-)
Akral dingin (+)/(+)
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Wbc : 23.000 x 103/mm3
- Rbc : 3.0 x 107/mm3
- Hb : 6.3 gr/dl
- Plt : 277 x 103/mm3
E. RESUME
Pasien perempuan usia 34 tahun dengan keluhan perdarahan
pervaginam, post partum pukul 05.30 WITA, ditolong oleh dukun dirumah,
nyeri perut (+), pusing (+).
TD : 110/60
N: 112x/m
P: 26x/m
S: 37.5’c
TFU : setinggi umbilikus
PDV : nampak tali pusat
Ekstremitas bawah : akral dingin (+/+)
F. DIAGNOSIS
P4A0 post partum dengan retensio plasenta + anemia
G. PENATALAKSANAAN
a. IVFD RL:Dex 5%
b. Pasang kateter urine
c. Pasang O2 5 lpm
d. Inj. Oxytocin 1 amp/IM
e. Transfusi 2 bag WB
f. Amoxicilin 3x1
g. Asam mefenamat 3x1
h. Manual plasenta
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Suatu keadaan dimana plasenta belum lahir 30 menit setelah bayi lahir.5
ETIOLOGI
Kelainan dari uterus sendiri, yaitu : Kontraksi uterus kurang kuat untuk
melepaskan plasenta (plasenta adhessiva),
Kelainan dari plasenta, misalnya : Plasenta melekat erat pada dinding uterus
oleh sebab villi khorialis menembus desidua sampai miometrium – sampai
dibawah peritoneum (plasenta akreta-perkreta)
Kesalahan manajemen kala III persalinan, seperti : manipulasi dari uterus
yang tidak perlu sebelum terjadinya pelepasan dari plasenta dapat
menyebabkan kontraksi yang tidak ritmik, pemberian uterotonik yang tidak
tepat waktunya juga dapat menyebabkan serviks kontraksi (pembentukan
constriction ring) dan menghalangi keluarnya plasenta (inkarserasio plasenta).
JENIS RETENSIO PLASENTA
1. Plasenta Adhesive : Implantasi yang kuat dari jonjot korion plasenta sehingga
menyebabkan kegagalan mekanisme separasi fisiologis.
2. Plasenta Akreta : Implantasi jonjot korion plasenta hingga memasuki
sebagian lapisanmiometrium.
3. Plasenta Inkreta : Implantasi jonjot korion plasenta yang menembus lapisan
otot hingga mencapai lapisan serosa dinding uterus.
4. Plasenta Prekreta : Implantasi jonjot korion plasenta yang menembus lapisan
serosa dinding uterus hingga ke peritonium.
5. Plasenta Inkarserata : Tertahannya plasenta di dalam kavum uteri disebabkan
oleh konstriksi ostium uteri.
DIAGNOSIS DAN MANAGEMEN8
Bila penekanan uterus dan infus oksitosin tidak berhasil, pasien diperiksa
dengan USG untuk memeriksa sisa jaringan yang masih tertinggal atau dengan
tangan memeriksa adanya robekan uterus.
PENATALAKSANAAN1,5
Inspeksi plasenta segera setelah bayi lahir. jika ada plasenta yang hilang,
uterus harus dieksplorasi dan potongan plasenta dikeluarkan khususnya jika kita
menghadapi perdarahan post partum lanjut.