Block Book HUKUM KETENAGAKERJAAN
Block Book HUKUM KETENAGAKERJAAN
BLOCK BOOK
Team Penyusun :
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
1
2009
PENGANTAR KULIAH
2
KUHPerdata Buku III Bab 7A mengatur masalah-masalah buruh, baik buruh kasar
maupun halus.
Berdasarkan hal tersebut, pengertian hukum perburuhan hanya mengatur
hubungan kerja antara buruh dan majikan dengan imbalan upah. Dan tidak
mengatur pekerja diluar hubungan kerja (pra pekerja dan purna kerja).
Berdasarkan Pasal 27 ayat 2 UUD 1945 Jo.Pasal 1 angka 2 Undang
Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan disebutkan bahwa
Tenaga Kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna
menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri
maupun untuk masyarakat.
Disamping itu tenaga kerja merupakan tulang punggung pembangunan
yang dalam ini adalah pertumbuhan industri, maka kegiatan yang dilakukan, akan
mengandung aspek hubungan sosial, hubungan hukum, dan hubungan antar dan
inter organisasi yang dapat menimbulkan hak dan kewajiban dan dilaksanakan
berdasarkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.
Rumusan pengertian Hukum Ketenagakerjaan tentu tidak jauh berbeda
dengan pengertian hukum pada umumnya. Pengertian atau definisi sepanjang
perkembangan jaman senantiasa mengikuti selera dan pandangan para ahli hukum
di bidang ketenagakerjaan, sehingga tidak harus terpaku pada rumusan tertentu.
Dalam mewujudkan apa yang diuraikan diatas, diperlukan suatu sikap
sosial yang mencerminkan persatuan nasional, kegotongroyongan, tenggang rasa,
dan pengendalian diri. Disamping itu diperlukan sikap mental dari pelaku dalam
proses produksi yaitu sikap saling menghormatai dan saling mengerti serta
memahami hak dan kewajibannya masing-masing.
Hukum Ketenagakerjaan merupakan cakrawala baru bagi tenaga kerja
khususnya, sehingga mereka tidak saja mengetahui ketentuan-ketentuan
ketenagakerjan pada jaman dahulu, tetapi dapat melihat kenyataan yang ada
dewasa ini dan dipergunakan dalam hubungan kerja.
3
1. Identifikasi Mata Kuliah
4
Setelah belajar satu semester diharapkan mahasiswa dapat mengetahui dan
mampu menguasai prinsip-prinsip dasar dan substansi hukum
ketenagakerjaan yang sesuai dengan pokok-pokok bahasan yang telah
ditetapkan, dan secara umum dapat memberikan :
a. Untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman yang lebih
mendalam kepada mahasiswa masalah-masalah Hukum
Ketenagakerjaan, karena bidang Hukum Ketenagakerjaan adalah
sangat penting , sebagai salah satu cabang ilmu hukum yang
menyangkut kesejahteraan umum serta salah satu politik social Negara
kita.
b. Dengan pengetahuan dan pemahaman mahasiswa dalam mempelajari
bidang Hukum Ketenagakerjaan diharapkan dapat ikut berperan dalam
pengawasan pelaksanaan bidang Hukum Ketenagakerjaan
Tujuan Khusus
a. Setelah kegiatan perkuliahan, diharapkan mahasiswa dapat memahami
tentang istilah dan pengertian Hukum Ketenagakerjaan,
perkembangan, hakikat dan sifat Hukum Ketenagakerjaan serta apa
yang merupakan sumber Hukum Ketenagakerjaan
b. Dengan pengetahuan dan pemahaman dari pengertian diatas,
mahasiswa diharapkan dapat dengan mudah mempelajari, memahami
serta menjelaskan masalah-masalah pembinaan, jaminan social,
hubungan kerja, perlindungan tenaga kerja, dan mampu menganalisis
persoalan-persoalan hukum yang berkaitan dengan Hukum
Ketenagakerjaan.
5
Strategi pembelajaran : kombinasi perkuliahan 50 % ( 6 kali pertemuan
perkuliahan ) dan tutorial 50 % ( 6 kali peretemuan tutorial ). Satu kali
pertemuan untuk Tes Tengah Semester, dan satu kali pertemuan untuk
Ujian Akhir Semester. Total pertemuan 14 kali.
.
Pelaksanaan Perkuliahan dan Tutorial
Dalam Mata Kuliah Hukum Ketenagakerjaan ini, perkuliahan
direncanakan berlangsung 6 kali pertemuan yaitu pertemuan ke 1, ke 3, ke
5, ke 7, ke 9, dan
ke 11.
Tutorial direncakan 6 kali pertemuan yaitu : pertemuan ke 2, ke 4, ke 6, ke
8,
ke 10, dan ke12
Strategi Perkuliahan
Perkuliah tentang pokok bahasan dan sub-sub pokok bahasan dipaparkan
dengan alat Bantu media papan tulis, power point slide, serta menyiapkan
bahan bacaan tertentu yang sebagai referensi dan yang sulit diakses oleh
mahasiswa. Sebelum mengikuti perkuliahan mahasiswa sudah
mempersiapkan diri mencari bahan materi, membaca dan memahami
pokok bahasan yang akan dikuliahkan sesuai dengan arahan dalam Block
Book. Teknik perkuliahan : pemaparan materi, Tanya jawab dan diskusi
( proses pembelajaran dua arah ).
Strategi Tutorial
Mahasiswa mengerjakan tugas-tugas: (DiscussionTask, Study Task dan
Problem Task) sebagai bagian dari self study ( 20 jam perminggu ).
Kemudian berdiskusi di kelas tutorial, presentasi power point, dan
diskusi
Dalam 6 kali tutorial di kelas, mahasiswa diwajibkan :
6
= Menyetor karya tulis berupa paper sesuai dengan topik tutorial 1, 2,
3, 4. Pilih salah satu topic-topik tersebut, disetor paling lambat pada
tutorial ke 4.
= Mempresentasikan tugas tutorial dalam bentuk power point
presentation untuk tugas tutorial 1, 2, 3. Presentasi dilakukan pada
saat tutorial ke 2 dan ke 4.
Ujian
Ujian dilaksanakan dua kali dalam bentuk tertulis yaitu Ujian Tengah
Semester (UTS) dan Ujian Akhir Semester (UAS).
Penilaian
Penilaian akhir dari proses pembelajaran ini berdasarkan rumus nilai akhir
sesuai dengan Buku Pedoman yaitu :
(UTS + TT)
_________ + 2 (UAS)
2
NA ___________________
3
Nilai :
Skala Nilai Keterangan dengan skala nilai
Penguasaan Kompetisi
Huruf Angka 0 - 10 0 - 100
A 4 Sangat baik 8,0 – 10,0 80 – 100
B+ 3,5 Antara sangat baik dengan baik 7,0 – 7,9 70 – 79
B 3 Baik 6,5 – 6,9 65 – 69
C+ 2,5 Antara baik dan cukup 6,0 – 6,4 60 – 64
C 2 Cukup 5,5 – 5,9 55 – 59
D+ 1,5 Kurang 5,0 – 5,4 50 – 54
D 1 Sangat kurang 4,0 – 4,9 40 - 49
E 0 Gagal 0,0 – 3,9 00 - 39
7
6. Materi Perkuliahan ( Organisasi Perkuliahan )
I. Pengantar
Pengertian dan Perkembangan Hukum Ktenagakerjaan
Hakikat dan Sifat Hukum Ketenagakerjaan
Pre Employment, During Employment, dan Post
Employment
8
VI. Pengawasan Ketenagakerjaan
Peranan Pengawas Ketenagakerjaan
Pengawasan Ketenagakerjaan Terpadu
7. Bahan Bacaan
Perundang – undangan :
= Undang – Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial
dilengkapi dengan Peraturan-Peraturan Tahun 1993 dan Asuransi
Sosial Tenaga Kerja (ASTEK), Asuransi Sosial Pegawai Negeri
Sipil, dan Asuransi Sosial ABRI (ASABRI).
= Undang – Undang Nomor 21 Tahun 2000 tentang Serikat
Pekerja/Serikat Buruh
= Undang – Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
= Undang-Undang RI Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan
Sosial Nasional
= Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian
Perselisihan Hubungan Industrial
= Yanri, Zulmiar, 2005, Himpunan Peraturan Perundang- Kesehatan
Kerja, Cet.III, Lembaga ASEAN OSHNET Indonesia, Jakarta.
= Syahputra tnggal, Iman dan Amin Widjaja Tunggal, Peraturan
Perundang-Undangan Ketenagakerjaan baru di Indonesia, Buku.I,
Harvarindo, 2003.
Literatur :
Anonim, 1978, Simposium Hukum Perburuhan, Cet.I, Badan Pembinaan
Hukum Nasional Departemen Kehakiman, Penerbit Bina
Cipta, Jakarta.
Anonim, 1987, Pedoman Pelaksanaan Hubungan Industrial Pancasila
dengan Petunjuk Operasional, Cet.II Yayasan Tripartit
Nasional, Jakarta.
9
Anonim, 2003, Pedoman Penyuluh Perjanjian Kerja, Departemen Tenaga
Kerja dan tramsmigrasi R.I., Dirjen Pembinaan Hubungan
Industrial, Bagian Proyek Pengembangan Syarat-Syarat
Kerja.
Asikin, Zainal (ed.), 1993, Dasar-Dasar Hukum Perburuhan, PT. Raja
grafindo Persada, Jakarta.
Budiono, Abdul Rachman, 1995, Hukum Perburuhan di Indonesia, cet.I,
PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta
Djumadi, 1995, Kedudukan Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) dalam
Hubungan Industrial Pancasila (HIP), Cet.I , PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta.
Halim, A.Ridwan, 1990 Hukum Perburuhan dan Tanya Jawab, Cet.II.,
Penerbit Gahlia Indonesia, Jakarta.
Husni, Lalu, 2003, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia (Edisi
Revisi), PT.aja Grafindo Persada, Jakarta
Khakim,Abdul, 2006, Aspek Hukum Pengupahan berdasarkan Undang-
Undang Nomor 13 Tahun 2003, Cet. I, PT. Citra Aditya
Bakti, Bandung.
Khakim, Abdul, 2007, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003
(edisi Revisi), PT. Citra Aditya Bakti, Bandung.
Kosidin, Koko, 1999, Perjanjian Kerja – Perjanjian Perburuhan dan
Peraturan Perusahaan, CV. Mandar Maju, Bandung.
Manulang, Sendjun H., 1995, Pokok-Pokok Hukum Ketenagakerjaan di
Indonesia, Cet.II, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Prints,Darwan, 2000, Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, Cet.II, PT. Citra
Aditya bakti, Bandung.
Rachmat, Martoyo, 1991, Serikat Pekerja, Pengusaha dan Kesepakatan
Kerja Bersama, Cet.II, Penerbit Fikahati Aneska, Jakarta.
10
Rajaguguk, H.P., 2002, Peranserta Pekerja dalam Pengelolaan Perusahaan,
(Co-determination), Edisi.I, Yayasan Obor Indonesia,
Jakarta.
Shamad, Yunus, 1995, Hubungan Industrial di Indonesia, PT. bina
Sumberdaya Manusia, Jakarta.
Soepomo, Iman, 1980, Hukum Perburuhan – Bidang Hubungan Kerja,
Cet.VI, Penerbit Djambatan, Jakarta.
Soepomo, Iman, 1980, Hukum Perburuhan Bidang Kesehatan Kerja,
Jambatan, Jakarta
11
Pertemuan 1 : Perkuliahan 1
Pengantar
12
Undang – Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
Syahputra tnggal, Iman dan Amin Widjaja Tunggal, Peraturan Perundang-
Undangan Ketenagakerjaan baru di Indonesia, Buku.I,
Harvarindo, 2003
Soepomo, Iman, 1980, Hukum Perburuhan – Bidang Hubungan Kerja,
Cet.VI, Penerbit Djambatan, Jakarta.
Soepomo, Iman, 1980, Pengantar Hukum Perburuhan, Cet.XVI, Penerbit
Djambatan, Jakarta.
Manulang, Sendjun H., 1995, Pokok-Pokok Hukum Ketenagakerjaan di
Indonesia, Cet.II, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Maimun, 2004,Hukum Ketenagakerjaan Suatu Pengantar, Cet, Pertama,
PT.Pradnya Paramita, Jakarta.Lalu Husni, 2003, Pengatar
Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, (Edisi Rivisi), PT.
Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Khakim, Abdul, 2007, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003
(edisi Revisi), PT. Citra Aditya Bakti, Bandung
Prints,Darwan, 2000, Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, Cet.II, PT. Citra
Aditya bakti, Bandung
Pertemuan 2 : Tutorial 1
Discussion Task – Study Task
13
3. Diskusikan, apa yang saudara ketahui tentang hakikat dan sifat Hukum
Ketenagakerjaan
4. Terangkan dan jelaskan apa yang dimaksud dengan tenaga kerja
5. Ceritakan asas-asas dari hubungan kerja
Literatur :
Undang – Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
Syahputra tnggal, Iman dan Amin Widjaja Tunggal, Peraturan Perundang-
Undangan Ketenagakerjaan baru di Indonesia, Buku.I,
Harvarindo, 2003
Soepomo, Iman, 1980, Hukum Perburuhan – Bidang Hubungan Kerja,
Cet.VI, Penerbit Djambatan, Jakarta.
14
Pertemuan 3 : Perkuliahan 2.
Hubungan Kerja dan Norma Kerja
Peraturan Perusahaan
Kesepakatan Kerja adalah perjanjian perburuhan antara pekerja atau serikat
pekerja dengan pengusaha atau organisasi pengusaha sebagaimana dimaksud
oleh UU No.13 Tahun 2003
Istilah Kesepakatan Kerja merupakan perubahan istilah perjanjian perburuhan
atau perjanjian kerja sebagai pencerminan Hubungan Industrial Pancasila.
Kesepakatan Kerja merupakan salah satu sarana pendukung pelaksanaan
Hubungan Industrial Pancasila yang dari waktu kewaktu perlu ditingkatkan
baik kuantitas maupun kualitasnya.
15
Permintaan pembuatan PKB selain harus diajukan oleh salah satu pihak, juga
harus diikuti oleh itikad baik, jujur, tulus, dan terbuka. Sedang tempat
pembuatannya dilakukan di Kantor Perusahaan yang bersangkutan dengan
biaya perusahaan, kecuali bila Serikat Pekerja mampu ikut membiayai.
Literatur :
Syahputra tnggal, Iman dan Amin Widjaja Tunggal, Peraturan Perundang-
Undangan Ketenagakerjaan baru di Indonesia, Buku.I,
Harvarindo, 2003 Soepomo, Iman, 1996, Hukum
Perburuhan, Cet.XVI, Penerbit Djambatan, Jakarta
16
Djumialdji,F.X., Wiwoho Soejono, 1982, Perjanjian Perburuhan dan hubungan
Perburuhan Pancasila, Bina Aksara, Jakarta
Maimun, 2004,Hukum Ketenagakerjaan Suatu Pengantar, Cet, Pertama,
PT.Pradnya Paramita, Jakarta.Lalu Husni, 2003, Pengatar
Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, (Edisi Rivisi), PT.
Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Rachmat, Martoyo, 1991, Serikat Pekerja, Pengusaha dan Kesepakatan Kerja
Bersama, Cet.II, Penerbit Fikahati Aneska, Jakarta
Khakim, Abdul, 2007, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003
(edisi Revisi), PT. Citra Aditya Bakti, Bandung Anonim,
2003, Pedoman Penyuluh Perjanjian Kerja, Departemen
Tenaga Kerja dan tramsmigrasi R.I., Dirjen embinaan
Hubungan Industrial, Bagian Proyek Penembangan
Syarat-Syarat Kerja.
Anonim, 2003, Pedoman Penyuluh Perjanjian Kerja, Departemen Tenaga
Kerja dan tramsmigrasi R.I., Dirjen embinaan Hubungan Industrial, Bagian
Proyek Penembangan Syarat-Syarat Kerja
Pertemuan 4 : Tutorial 2.
Discussion Task - Study Task
17
5 Diskusikan bidang-bidang yang termasuk pembinaan norma kerja
6 Diskusikan pengertian yang dicakup dalam norma kerja.
Literatur :
Syahputra tnggal, Iman dan Amin Widjaja Tunggal, Peraturan Perundang-
Undangan Ketenagakerjaan baru di Indonesia, Buku.I,
Harvarindo, 2003 Soepomo, Iman, 1996, Hukum
Perburuhan, Cet.XVI, Penerbit Djambatan, Jakarta
Soepomo, Iman, 1980, Hukum Perburuhan – Bidang Hubungan Kerja, Cet.VI,
Penerbit Djambatan, Jakarta.
Soepomo, Iman, 1980, Pengantar Hukum Perburuhan, Cet.XVI, Penerbit
Djambatan, Jakarta
Manulang, Sendjun H., 1995, Pokok-Pokok Hukum Ketenagakerjaan di
Indonesia, Cet.II, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Djumialdji,F.X., Wiwoho Soejono, 1982, Perjanjian Perburuhan dan hubungan
Perburuhan Pancasila, Bina Aksara, Jakarta
Maimun, 2004,Hukum Ketenagakerjaan Suatu Pengantar, Cet, Pertama,
PT.Pradnya Paramita, Jakarta.Lalu Husni, 2003, Pengatar
Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, (Edisi Rivisi), PT.
Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Rachmat, Martoyo, 1991, Serikat Pekerja, Pengusaha dan Kesepakatan Kerja
Bersama, Cet.II, Penerbit Fikahati Aneska, Jakarta
Khakim, Abdul, 2007, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003
(edisi Revisi), PT. Citra Aditya Bakti, Bandung Anonim,
2003, Pedoman Penyuluh Perjanjian Kerja, Departemen
Tenaga Kerja dan tramsmigrasi R.I., Dirjen embinaan
Hubungan Industrial, Bagian Proyek Penembangan
Syarat-Syarat Kerja.
Anonim, 2003, Pedoman Penyuluh Perjanjian Kerja, Departemen Tenaga
Kerja dan tramsmigrasi R.I., Dirjen embinaan Hubungan
18
Industrial, Bagian Proyek Penembangan Syarat-Syarat
Kerja.
Pertemuan 5 : Perkuliahan 3
Perlindungan Tenaga Kerja
19
Perlindungan Upah
Kebijakan ketenagakerjaan di bidang perlindungan tenaga kerja ditujukan
kepada perbaikan upah, syarat-syarat kerja, kondisi kerja , dan hubungan
kerja.
Sistem pengupahan ditujukan kepada system pembayaran upah secara
keseluruhan tidak termasuk uang lembur.
Sistem ini didasarkan atas prestasi kerja dan tidak dipengaruhi oleh
tunjangan-tunjangan yang tidak ada hubungannya dengan prestasi kerja.
Pembayaran upah diberikan dalam bentuk uang, namun tidak mengurangi
kemungkinan pembayaran dapat berupa barang yang jumlahnya dibatasi.
Upah pada dasarnya merupakan imbalan dari pengusaha kepada pekerja untuk
sesuatu pekerjaan atau jasa yang telah dilakukan.
Kualitas tingkat upah dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti, kondisi
perusahaan, keterampilan, standard hidup, dan jenis pekerjaan.
Literatur :
Undang – Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
Undang – Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial dilengkapi
dengan Peraturan-Peraturan Tahun 1993 dan Asuransi
Sosial Tenaga Kerja (ASTEK), Asuransi Sosial Pegawai
Negeri Sipil, dan Asuransi Sosial ABRI (ASABRI).
Undang-Undang RI Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial
Nasional
Rajaguguk, H.P., 2002, Peranserta Pekerja dalam Pengelolaan Perusahaan,
(Co-determination), Edisi.I, Yayasan Obor Indonesia,
Jakarta.
Soepomo, Iman, 1980, Pengantar Hukum Perburuhan, Cet.XVI, Penerbit
Djambatan, Jakarta
Soepomo, Iman, 1980, Hukum Perburuhan Bidang Kesehatan Kerja,
Jambatan, Jakarta
20
Manulang, Sendjun H., 1995, Pokok-Pokok Hukum Ketenagakerjaan di
Indonesia, Cet.II, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Maimun, 2004,Hukum Ketenagakerjaan Suatu Pengantar, Cet, Pertama,
PT.Pradnya Paramita, Jakarta.Lalu Husni, 2003, Pengatar
Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, (Edisi Rivisi), PT.
Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Pertemuan 6 : Tutorial 3
Discussion Task – Study Task
Literatur :
Undang – Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
Undang – Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial dilengkapi
dengan Peraturan-Peraturan Tahun 1993 dan Asuransi
Sosial Tenaga Kerja (ASTEK), Asuransi Sosial Pegawai
Negeri Sipil, dan Asuransi Sosial ABRI (ASABRI).
21
Undang-Undang RI Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial
Nasional
Rajaguguk, H.P., 2002, Peranserta Pekerja dalam Pengelolaan Perusahaan,
(Co-determination), Edisi.I, Yayasan Obor Indonesia,
Jakarta.
Soepomo, Iman, 1980, Pengantar Hukum Perburuhan, Cet.XVI, Penerbit
Djambatan, Jakarta
Soepomo, Iman, 1980, Hukum Perburuhan Bidang Kesehatan Kerja,
Jambatan, Jakarta
Manulang, Sendjun H., 1995, Pokok-Pokok Hukum Ketenagakerjaan di
Indonesia, Cet.II, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Maimun, 2004,Hukum Ketenagakerjaan Suatu Pengantar, Cet, Pertama,
PT.Pradnya Paramita, Jakarta.Lalu Husni, 2003, Pengatar
Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, (Edisi Rivisi), PT.
Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Pertemuan 7 : Perkuliahan 4
Perselisihan Hubungan Industrial dan Pemutusan Hubungan Kerja
22
pengusaha, berkewajiban memfasilitasi penyelesaian perselisihan hubungan
industrial. Upaya tersebut dilakukan dengan menyediakan mediator yang
bertugas untuk mempertemukan kepentingan kedua belah pihak yang
berselisih.
Disamping itu perlu diakomodasikan keterlibatan masyarakat dalam
menyelesaikan perselisihan melalui konsiliasi atau arbitase.
Lain dari pada itu pemerintah juga mengatur cara dan tingkat penyelesaian
perselisihan hubungan industrial melalui Undang-Undang Nomor 2 Tahun
2004.
23
- mengajukan permohonanpenetapan secara tertulis disertai dasar dan
alasan-alasannya kepada pengadilan hubungan industrial
- Sebelum adanya penetapan, maka masing-masing pihak tetap melakukan
kewajibannya
- Pengusaha dapat melakukan penyimpangan terhadap hal diatas berupa
tindakan skorsing kepada pekerja yang sedang dalam proses PHK
Pertemuan 8 : Tutorial 4
Discussion Task – Study Task
Literatur
- Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
- Undang-Undang nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan
Hubungan Industrial
- Surat Edaran Menteri Tenaga erja dan Transmigrasi Nomor
SE.907/Men.PHI.PPHI/X/2004 tentang Pencegahan
Pemutusan Hubungan Kerja Massal
- Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan transmigrasi Nomor SE.13/Men/SJ-
HK/I/2005 tentang Putusan Mahkamah Konstitusi RI
24
tentang Hak Materiil UU No.13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan terhadap Undang-Undang dasar RI
Tahyun 1945
- Surat Menteri Tenaga Kerja dan transmigrasi omor B.600/Men/Sj-
HK/VIII/2005 perihal Uang Penggantian Perumahan serta
Pengobatan dan Perawatan
- Anonim, 1987, Pedoman Pelaksanaan Hubungan Industrial Pancasila dengan
Petunjuk Operasional, Cet.II Yayasan Tripartit Nasional,
Jakarta
- Manulang, Sendjun H., 1995, Pokok-Pokok Hukum Ketenagakerjaan di
Indonesia, Cet.II, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
- Khakim, Abdul, 2007, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003
(edisi Revisi), PT. Citra Aditya Bakti, Bandung
- Anonim, 2003, Pedoman Penyuluh Perjanjian Kerja, Departemen Tenaga
Kerja dan tramsmigrasi R.I., Dirjen embinaan Hubungan
Industrial, Bagian Proyek Penembangan Syarat-Syarat
Kerja.
- Asikin, Zainal (ed.), 1993, Dasar-Dasar Hukum Perburuhan, PT. Raja
grafindo Persada, Jakarta
- Shamad, Yunus, 1995, Hubungan Industrial di Indonesia, PT. bina
Sumberdaya Manusia, Jakarta.
Pertemuan 9 : Perkuliahan 5
Organisasi Perburuhan Internasional/International Labour Organization
25
Salah satu tugas nya adalah menyelenggarakan Konperensi Perburuhan
Internasional Konperensi diadakan setiap tahun yang dihadiri oleh wakil
delegasi tiap Negara anggota PBB yang terdiri dari unsur Tripatit (Pemerintah,
Pengusaha, dan Pekerja).
Literatur
Himpunan Peraturan Perundang-undangan Republik Indonesia Bidang
Ketenagakerjaan, Depnaker, 1988
Soepomo, Iman, 1980, Hukum Perburuhan – Bidang Hubungan Kerja, Cet.VI,
Penerbit Djambatan, Jakarta.
Soepomo, Iman, 1980, Hukum Perburuhan Bidang Kesehatan Kerja,
Jambatan, Jakarta
26
Manulang, Sendjun H., 1995, Pokok-Pokok Hukum Ketenagakerjaan di
Indonesia, Cet.II, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta
Khakim, Abdul, 2007, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 (edisi
Revisi), PT. Citra Aditya Bakti, Bandung
Pertemuan 10 : Tutorial 5
Discussion Task – Study Task
Literatur
Himpunan Peraturan Perundang-undangan Republik Indonesia Bidang
Ketenagakerjaan, Depnaker, 1988
Soepomo, Iman, 1980, Hukum Perburuhan – Bidang Hubungan Kerja, Cet.VI,
Penerbit Djambatan, Jakarta.
27
Soepomo, Iman, 1980, Hukum Perburuhan Bidang Kesehatan Kerja,
Jambatan, Jakarta
Pertemuan 11 : /Perkuliahan 6
Pengawasan Ketenagakerjaan
28
Pengawasan Ketenagakerjaan Terpadu
Pengawasan akan berhasil apabila ada kesatuan gerak dari aparat pengawasan.
Selain itu harus ada tujuan yang jelas, rencana kerja yang pasti dan didukung
oleh petugas yang dapa melaksanakan pengawasan sesuai dengan peraturan
yang berlaku.
Literatur :
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1948 jo. Undang-Undang Nomor 3 tahun
1951 tentang Pengawasan Perburuhan
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
Anonim, 1978, Simposium Hukum Perburuhan, Cet.I, Badan Pembinaan
Hukum Nasional Departemen Kehakiman, Penerbit Bina
Cipta, Jakarta.
Khakim, Abdul, 2007, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003
(edisi Revisi), PT. Citra Aditya Bakti, Bandung
Manulang, Sendjun H., 1995, Pokok-Pokok Hukum Ketenagakerjaan di
Indonesia, Cet.II, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Husni, Lalu, 2003, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia (Edisi
Revisi), PT.aja Grafindo Persada, Jakarta
Asikin, Zainal (ed.), 1993, Dasar-Dasar Hukum Perburuhan, PT. Raja grafindo
Persada, Jakarta.
Djumadi, 1995, Kedudukan Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) dalam
Hubungan Industrial Pancasila (HIP), Cet.I , PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta.
29
Pertemuan 12 : Tutorial 6
Discussion Task – Study Task
Literatur :
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1948 jo. Undang-Undang Nomor 3 tahun
1951 tentang Pengawasan Perburuhan
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
Anonim, 1978, Simposium Hukum Perburuhan, Cet.I, Badan Pembinaan
Hukum Nasional Departemen Kehakiman, Penerbit Bina
Cipta, Jakarta.
Khakim, Abdul, 2007, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003
(edisi Revisi), PT. Citra Aditya Bakti, Bandung
Manulang, Sendjun H., 1995, Pokok-Pokok Hukum Ketenagakerjaan di
Indonesia, Cet.II, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Husni, Lalu, 2003, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia (Edisi
Revisi), PT.aja Grafindo Persada, Jakarta
Asikin, Zainal (ed.), 1993, Dasar-Dasar Hukum Perburuhan, PT. Raja grafindo
Persada, Jakarta.
Djumadi, 1995, Kedudukan Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) dalam
Hubungan Industrial Pancasila (HIP), Cet.I , PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta.
30