Anda di halaman 1dari 110

LAPORAN PRAKTIK KOMPREHENSIF

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK AS DENGAN

FRAKTUR FEMUR SINISTRA, RADIUS ULNA DEKSTRA DAN

MALEOLUS DEKSTRA POST OPERASI ORIF HARI KE-9

DI RUANG PERAWATAN CAROLUS BOROMEUS 2 ANAK

RUMAH SAKIT PANTI RAPIH

YOGYAKARTA

Disusun Oleh :

Kasih Juliyanti

201511175

PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANTI RAPIH

YOGYAKARTA

2018
LAPORAN PRAKTIK KOMPREHENSIF

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK AS DENGAN

FRAKTUR FEMUR SINISTRA, RADIUS ULNA DEKSTRA DAN

MALEOLUS DEKSTRA POST OPERASI ORIF HARI KE-9

DI RUANG PERAWATAN CAROLUS BOROMEUS 2 ANAK

RUMAH SAKIT PANTI RAPIH

YOGYAKARTA

Disusun Oleh :

Kasih Juliyanti

201511175

PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANTI RAPIH

YOGYAKARTA

2018

i
LAPORAN PRAKTIK KOMPREHENSIF

ASUFIAN KEPERAWATAN PADA ANAK AS DENGAN

FRAKTUR FEMUR SINISTRA, RADIUS ULNA DEKSTRA DAN

MALEOLUS DEKSTRA POST OPERASI ORIF HARI KE-9

DI RUANG PFRAWATAN CAROLUS BOROMEUS 2 ANAK

RUMAH SAKIT PANTI RAPIH

YOGYAKARTA

Disusun Oleh :

Kasih Juliyanti

20151 I 175

Laporan Praktik Komprehensif ini telah dipertahankan, diperiksa. dan disetujui


pada tanggal 30 Juli 201 8

Pembimbing,

fr^u+
Christina Ririn Widianti, M.Kep.,Ns.Sp.Kep.An.

NIK 199850006

l1
PAKTA INTEGRTTAS

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Kasih Juliyanti

NIM :201511175

Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Asuhan Keperawatan


denganjudul :

" Asuhan Keperawatan pada Anak As dengan Fraktur Femur Sinistra,


Radius Ulna Dekstra dan Maleolus Dekstra post operasi ORIF hari ke-9 di
Ruang Perawatan Carolus Boromeus 2 Anak Rumah Sakit Panti Rapih
Yogyakarta "
Yang telah saya lakukan pada hari Senin-Kamis tanggal 9-26 luli 2018,
seluruhnya merupakan hasil karya sendiri.

Adapun terhadap bagian-bagian tertentu dalam penulisan Asuhan Keperawatan


yang saya kutip secara langsung maupun tidak langsung dari karya orang/pihak
lain telah saya tuliskan sumbernya secara jelas dengan noffna, kaidah dan etika
penulisan karya ilmiah.

Adapun kemudian hari ternyata ditemukan seluruh atau sebagian penulisan hasil
Asuhan Keperawatan ini terbukti bukan karya sendiri atau terdapat indikasi
adanya plagiat maka saya bersedia menerima sanksi moral, sanksi administrative

serta dituntut ganti rugi dan/atau pidana sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pakta integritas ini saya buat dengan sebenarnya, tanpa tekanan dari siapapun
danlatau dari pihak manapun.

Yogyakarta, 23 Juli 2018


Yang pernyataan,

Juliyanti

111
HALAMAN MOTTO

“All our dreams can come true if we have the courage

to pursue them.” (Walt Disney)

“Lakukan yang terbaik, hingga ku tak bisa menyalahkan

diri sendiri atas semua yang terjadi” – Magdalena

Neuner

“Jangan mencari ketakutanmu melainkan carilah harapan

dan mimpimu. Jangan berpikir tentang frustrasimu, tapi

tentang potensi yang belum terpenuhi. Perhatikan

dirimu bukan dengan apa yang telah kamu coba dan

gagal, tapi dengan apa yang masih mungkin bagimu untuk

melakukan sesuatu.” – Paus Yohanes XXIII

v
HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa syukur dan terima kasih, Laporan Praktik Komprehensif ini
saya persembahkan kepada :

1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberkati dan membantu saya


2. Kedua orang tuaku bapak Silvanus Suwardi dan ibu C.Indriyani yang telah
mendukung, memberi semangat, memberi kasih sayang, dan memberikan
doa restu sehingga dapat menyelesaikan laporan praktik ini
3. Ch. Ririn Widianti, M.Kep.,Ns.Sp.Kep.An. selaku pembimbing dalam
pengambilan kasus praktik komprehensif ini yang telah membimbing
dengan baik dan sabar sehingga dapat menyelesaikan laporan praktik
komprehensif ini dengan baik.
4. Sahabat-sahabatku Mbak Dinda, Devi, Lala, There, Agnes, dan Sara, Ayu
yang telah mendukung, menemani, memberi semangat selama
menyelesaikan praktik komprehensif ini. Semoga kita semua sukses!
Pokonya kita harus wisuda bareng ya!
5. Seluruh teman-teman angkatan 26 khususnya kelas C yang sudah berproses
bersama-sama selama 3 tahun. Sukses buat kita semua
6. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu-satu, terima kasih atas
dukungan kalian semua.

vi
INTISARI

Nama : Kasih Juliyanti

NIM : 201511175
Judul : Asuhan Keperawatan pada Anak As dengan Fraktur
Femur Sinistra, Radius Ulna Dekstra dan Maleolus
Dekstra post operasi ORIF hari ke-9 di Ruang Perawatan
Carolus Boromeus 2 Anak Rumah Sakit Panti
Rapih Yogyakarta
Tanggal ujian : 26 Juli 2018
Pembimbing : Ch. Ririn Widianti, M.Kep.,Ns.Sp.Kep.An.
Jumlah pustaka : 13 pustaka (tahun 2008 – 2017)
Jumlah halaman : xiii, 89 halaman, lampiran
Fraktur adalah hilangnya kontuinitas tulang, tulang rawan, baik yang bersifat total maupun sebagian.
Fraktur dikenal dengan istilah patah tulang, biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik
(Muttaqin, 2008). Fraktur dapat terjadi karena kelebihan beban mekanis pada suatu tulang, saat
tekanan yang diberikan pada tulang terlalu banyak dibandingkan yang mampu ditanggungnya
(Black, 2014). Fraktur juga dapat terjadi karena trauma yang disebabkan kecelakaan bermotor. Di
Amerika fraktur merupakan penyebab kematian terbesar pada rentang usia 1-37 tahun. Tanda
gejalanya antara lain deformitas, pembengkakan, memar, nyeri, ketegangan dan perubahan
neurovascular. Penatalaksanaan dapat dilakukan dengan balut bidai, gips, traksi dan pembedahan.
Laporan ini bertujuan untuk melakukan Asuhan Keperawatan pada Anak As dengan Fraktur Femur
Sinistra, Radius Ulna Dekstra dan Maleolus Dekstra post operasi ORIF hari ke-9 di Ruang
Perawatan Carolus Boromeus 2 Anak Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta.
Asuhan keperawatan dilakukan pada tanggal 9-26 Juli 2018. Pengambilan askep ini mulai dari
pengkajian keperawatan, perumusan diagnosa keperawatan, penyusunan rencana keperawatan,
melakukan implementasi keperawatan, melakukan evaluasi keperawatan dan melakukan
dokumentasi keperawatan. Pasien sudah dilakukan pengkajian meliputi wawancara, observasi,
pemeriksaan fisik, dan studi dokumentasi. Dari hasil pengkajian ditemukan empat masalah
keperawatan yaitu nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (post operasi plating),
Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan musculoskeletal (fraktur), Kerusakan
integritas kulit berhubungan dengan imobilitas fisik, Risiko infeksi berhubungan dengan prosedur
infasif.
Dari masalah yang ditemukan penulis telah membuat rencana keperawatan dan melakukan
implementasi kepada pasien. Implementasi meliputi observasi, nursing treatment, edukasi dan
kolaborasi dengan tenaga medis lain. Penulis juga telah melakukan evaluasi dari hasil asuhan
keperawatan yaitu masalah pertama nyeri akut sudah tercapai semua, masalah kedua yaitu hambatan
mobilitas fisik masih tercapai sabagian, asalah ketiga yaitu kerusakan integritas kulit juga masih
tercapai sebagian, masalah yang terakhir yaitu risiko infksi tujuan sudah tercapai.
Pendokumentasian asuhan keperawatan dilakukan penulis pada semua tindakan yang dilakukan
mengunakan prinsip dokumentasi seperti mengunakan tinta warna hitam, tidak menghapus
menggunakan tipe-x, membubuhkan tanda tangan dan nama terang. Setelah melakukan asuhan
keperawatan saran yang dapat diberikan untuk perawat di Ruang Carolus Boromeus 2 Anak yaitu
mempertahankan asuhan keperawatan yang sudah baik dan untuk mahasiswa STIKes Panti Rapih
jangan menunda-nunda dalam melakukan dokumentasi.

vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat, rahmat dan karunia-
Nya, sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan Laporan Praktik
Komprehensif dengan judul Asuhan Keperawatan pada Anak As dengan Fraktur
Femur Sinistra, Radius Ulna Dekstra dan Maleolus Dekstra post operasi ORIF hari
ke-9 di Ruang Perawatan Carolus Boromeus 2 Anak Rumah Sakit Panti Rapih
Yogyakarta dengan tepat waktu. Penulisan Laporan Praktik Komprehensif ini guna
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Praktik Komprehensif di Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Panti Rapih Yogyakarta.

Penyususunan Laporan Praktik Komprehensif ini tidak lepas dari dukungan


dan bantuan berbagai pihak, oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis juga
ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ch. Setya Widyastuti,Ns,M.Kep, Sp.Kep.MB selaku Ketua Sekolah


Tinggi Ilmu Kesehatan Panti Rapih Yogyakarta.
2. Ch. Ririn Widianti, M.Kep.,Ns.Sp.Kep.An. selaku pembimbing dalam
kasus ini.
3. Ag. Sri Oktri Hastuti, SKM., M.Kep selaku penguji dalam kasus ini.
4. C. Nur Asih, S. Kep., Ns selaku kepala ruang Carolus Boromeus 2 Anak
Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta
5. C. Rumiyati, A,Md.Kep dan Yuli Widiawati, A.Md.Kep selalu
penanggung jawab ruang Carolus Boromeus II Anak Rumah Sakit Panti
Rapih Yogyakarta.
6. An As dan keluarga sebagai pasien yang diambil asuhan keperawatan
pada praktik komprehensif ini.
Akhinya dengan penuh keterbatasan penulis dapat menyelesaikan Laporan
Praktik Komprehensif ini dengan harapan dapat berguna dan bermanfaat bagi kita
semua.

Yogyakarta, 23 Juli 2018

Penulis

viii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i


HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii
PAKTA INTEGRITAS........................................................................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iv
HALAMAN MOTTO ........................................................................................... v
HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... vi
INTISARI ............................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................. 3
C. Tujuan Praktik Komprehensif ........................................................................... 3
1. Tujuan Umum ............................................................................................. 3
2. Tujuan Khusus ............................................................................................ 3
D. Manfaat Praktik Komprehensif ......................................................................... 4
1. Manfaat Akademis ...................................................................................... 4
2. Manfaat Praktis ........................................................................................... 4
E. Ruang Lingkup .................................................................................................. 4
1. Keilmuan ..................................................................................................... 4
2. Sasaran ........................................................................................................ 5
3. Tempat......................................................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 6
A. Konsep Dasar Penyakit ............................................................................................. 6
1. Pengertian .................................................................................................... 6

ix
2. Klasifikasi Fraktur ....................................................................................... 8
3. Etiologi Fraktur ......................................................................................... 11
4. Tanda dan Gejala Fraktur .......................................................................... 12
5. Patofisiologi Fraktur ................................................................................. 13
6. Proses Penyembuhan Tulang .................................................................... 14
7. Pemeriksaan Diagnostik ............................................................................ 16
8. Penatalaksanaan ........................................................................................ 16
9. Komplikasi ................................................................................................ 19
B. Konsep Dasar Askep Fraktur ................................................................................ 20
1. Pengkajian ................................................................................................. 20
2. Diagnosa yang mungkin muncul............................................................... 21
3. Rencana Keperawatan ............................................................................... 22
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN ............................................................. 33
A. Pengkajian ....................................................................................................... 33
B. Diagnosa Keperawatan.................................................................................... 44
C. Perencanaan..................................................................................................... 46
D. Implementasi dan Evaluasi ............................................................................. 50
BAB IV PEMBAHASAN.................................................................................... 71
A. Pengkajian ....................................................................................................... 71
B. Diagnosa Keperawatan.................................................................................... 74
C. Perencanaan..................................................................................................... 77
D. Implementasi ................................................................................................... 81
E. Evaluasi ........................................................................................................... 82
F. Dokumentasi Keperawatan ............................................................................. 84
BAB V SIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 85
A. Simpulan ......................................................................................................... 85
B. Saran ................................................................................................................ 89
DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

x
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Rencana Keperawatan .................................................................................... 20

xi
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Fraktur dibagian Radius Ulna ............................................................... 6


Gambar 2 Fraktur dibagian Femur ......................................................................... 7
Gambar 3 Anatomi Maleolus ................................................................................. 7
Gambar 4 Fraktur Tertutup dan Terbuka ............................................................... 8
Gambar 5 Fraktur Transvrsal ................................................................................. 8
Gambar 6 Fraktur Oblik ......................................................................................... 9
Gambar 7 Fraktur Spinal ........................................................................................ 9
Gambar 8 Fraktur Kominutif ................................................................................ 10
Gambar 9 Fraktur Segmental ............................................................................... 10
Gambar 10 Fraktur Kompresi .............................................................................. 11
Gambar 11 Patofisiologi Fraktur .......................................................................... 13
Gambar 12 Pembentukan Hematoma ................................................................... 14
Gambar 13 Kalus Fibrokartilago ......................................................................... 15

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Konsultasi Praktik Komprehensif


Lampiran 2 Daftar Hadir Praktik Komprehensif

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dewasa ini, seiring dengan perkembangan jaman, banyak masyarakat


Indonesia mulai memilih alat transportasi yang cepat, mudah, dan tidak
membuang banyak energi seperti kendaraan bermotor. Hal inilah yang
menyebabkan semakin padatnya kendaraan di jalan raya sehingga semakin
marak kasus kecelakaan lalu lintas. Bahkan anak-anak dibawah umur pun
sudah mengendarai sepeda motor sendiri, kebanyakan dari mereka belum
mempunyai Surat Ijin Mengemudi (SIM). Akibat dari kecelakaan sendiri
sering kali menyebabkan cidera, cidera yang paling banyak dialami adalah
fraktur atau lebih dikenal sebagai patah tulang.
Fraktur adalah hilangnya kontuinitas tulang, tulang rawan, baik yang
bersifat total maupun sebagian. Fraktur dikenal dengan istilah patah tulang,
biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik (Muttaqin, 2008).
Sedangkan menurut Rosdahl & Kowalski (2014) fraktur adalah setiap patahan
atau retakan pada tulang. Fraktur terjadi ketika tekanan yang diberikan pada
tulang lebih besar dari yang dapat ditahan oleh tulang. Sebagian besar fraktur
disebabkan oleh trauma yang bermakna. Biasanya struktur yang berada
disekitar tulang, seperti otot, pembuluh darah, ligament, dan tendon ikut
mengalami cidera. Menurut LeMone, Burke, & Bauldoff (2015) tanda gejala
fraktur meliputi deformitas yaitu posisi abnormal tulang akibat fraktur
menarik otot, pembengkakan , nyeri, baal karena kerusakan syaraf, krepitus,
spasme otot dan sampai syok hipovolemi.
Trauma ini merupakan penyebab utama kematian di Amerika Serikat pada
rentang usia antara 1 dan 37 tahun, serta merupakan penyebab kematian
nomor empat pada semua kelompok usia (Black, 2014). Fraktur merupakan
cedera traumatik dengan presentase kejadian yang tinggi. Cidera tersebut
dapat menimbulkan perubahan yang signifikan pada kualitas hidup seseorang
sebagai akibat dari pembatasan aktivitas, kecacatan, dan kehilangan pekerjaan
(Black, 2014). Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 menyebutkan

1
prevalensi penderita patah tulang terbanyak berada di provinsi papua dengan
presentase sebesar 8, 3%, kejadian ini paling banyak dialami oleh kelompok
usia lebih daru 75 tahun yaitu sebesar 10,0%. Sedangkan pada kelompok usia
anak-anak hanya sekitar 4,6%. Tempat kejadian cidera di jalan raya
mempunyai proporsi paling tinggi dibandingkan dengan tempat yang lain.
World Health Organization (WHO) mencatat di tahun 2011 terdapat lebih
dari 5,6 juta orang meninggal dikarenakan mengalami insiden kecelakaan dan
sekitar 1,3 juta orang mengalami kecacatan fisik (Nurchairiah, Hasneli, &
Indriati, 2014). Insiden tersebut banyak mengakibatkan cidera fraktur
sehingga dapat menimbulkan beberapa kompikasi, seperti infeksi luka ini
terjadi pada fraktur terbuka karena melibatkan terganggunya integritas kulit ,
memungkinkan bakteri dapat masuk ke jaringan. Selanjutnya ada emboli yaitu
sumbatan satu atau lebih arteri oleh potongan material asing secara mendadak.
Komplikasi lain dari fraktur adalah sindrom kompartemen atau kontraktur
yang disebabkan aliran darah tidak adekuat ke otot, saraf, dan jaringan.
Sindrom kompartemen adalah kedaruratan medis. Jika tidak ditangani,
kerusakan otot dan syaraf permanen akan terjadi dalam 4 hingga 6 jam.
Iskemia menjadi nekrosis otot (Rosdahl & Kowalski , 2014).
Dari pembahasan di atas banyak sekali komplikasi yang dapat terjadi pada
pasien fraktur, oleh sebab itu peran perawat dalam pemberian asuhan
keperawatan pada pasien fraktur sangat dibutuhkan. Apalagi dalam
memberikan asuhan keperawatan pada seorang anak yang perlu pendekatan
khusus dan berbeda dengan orang dewasa. Perawat berperan dalam pemberian
asuhan keperawatan pada pasien fraktur diantaranya dengan usaha promotif
yaitu memberikan pendidikan kesehatan tentang pentingnya menjaga
keamanan dan keselamatan diri. Usaha preventif, perawat menjelaskan cara
pencegahan infeksi lanjut yang ditimbulkan oleh tindakan pembedahan.
Sedangkan upaya kuratif adalah perawat dapat berkolaborasi dengan dokter
dalam pemberian terapi obat dan pembedahan. Upaya rehabilitatif, perawat
menganjurkan kepada pasien untuk sesegera mungin melakukan mobilisasi
secara bertahap menganjurkan kepada pasien untuk sesegera mungkin
melakukan mobilisasi secara bertahap, setelah penatalaksanaan medis.

2
Perawat juga dapat menganjurkan pasien untuk latihan Range of Motion
(ROM)
Dari komplikasi-komplikasi yang dapat terjadi pada pasien fraktur, peran
perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif sangat
dibutuhkan untuk mencegah terjadinya kompikasi tersebut dan dalam proses
penyembuhan. Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan Asuhan
Keperawatan pada Anak As dengan Fraktur Femur Sinistra, Radius Ulna
Dekstra dan Maleolus Dekstra post operasi ORIF hari ke-9 di Ruang
Perawatan Carolus Boromeus 2 Anak Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana Asuhan Keperawatan pada Anak As dengan Fraktur Femur
Sinistra, Radius Ulna Dekstra dan Maleolus Dekstra post operasi ORIF hari
ke-9 di Ruang Perawatan Carolus Boromeus 2 Anak Rumah Sakit Panti Rapih
Yogyakarta ?

C. Tujuan Praktik Komprehensif


1. Tujuan Umum
Mampu memberikan Asuhan Keperawatan pada Anak As dengan Fraktur
Femur Sinistra, Radius Ulna Dekstra dan Maleolus Dekstra post operasi ORIF
hari ke-9 di Ruang Perawatan Carolus Boromeus 2 Anak Rumah Sakit Panti
Rapih Yogyakarta.

2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian pada Anak As dengan Fraktur Femur
Sinistra, Radius Ulna Dekstra dan Maleolus Dekstra post operasi ORIF
hari ke-9 di Ruang Perawatan Carolus Boromeus 2 Anak Rumah Sakit
Panti Rapih Yogyakarta
b. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada Anak As dengan
Fraktur Femur Sinistra, Radius Ulna Dekstra dan Maleolus Dekstra
post operasi ORIF hari ke-9 di Ruang Perawatan Carolus Boromeus 2
Anak Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta

3
c. Mampu membuat rencana keperawatan pada Anak As dengan Fraktur
Femur Sinistra, Radius Ulna Dekstra dan Maleolus Dekstra post
operasi ORIF hari ke-9 di Ruang Perawatan Carolus Boromeus 2 Anak
Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta
d. Mampu melakukan tindakan keperawatan pada Anak As dengan
Fraktur Femur Sinistra, Radius Ulna Dekstra dan Maleolus Dekstra
post operasi ORIF hari ke-9 di Ruang Perawatan Carolus Boromeus 2
Anak Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta
e. Mampu melakukan evaluasi proses dan evaluasi hasil pada Anak As
dengan Fraktur Femur Sinistra, Radius Ulna Dekstra dan Maleolus
Dekstra post operasi ORIF hari ke-9 di Ruang Perawatan Carolus
Boromeus 2 Anak Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta
f. Mampu melakukan dokumentasi pada Anak As dengan Fraktur Femur
Sinistra, Radius Ulna Dekstra dan Maleolus Dekstra post operasi ORIF
hari ke-9 di Ruang Perawatan Carolus Boromeus 2 Anak Rumah Sakit
Panti Rapih Yogyakarta

D. Manfaat Praktik Komprehensif


1. Manfaat Akademis
Hasil asuhan keperawatan ini bermanfaat sebagai bahan bacaan dalam
pelaksanaan Asuhan Keperawatan pada Pasien Anak dengan Fraktur
Femur Sinistra, Radius Ulna dekstra dan maleolus dekstra.
2. Manfaat Praktis
Hasil asuhan keperawatan ini bermanfaat untuk pengembangan praktik
pemberian asuhan keperawatan atau pelayanan keperawatan pada pasien
anak dengan fraktur

E. Ruang Lingkup
Ruang lingkup laporan sebagai berikut :
1. Keilmuan
Asuhan keperawatan ini termasuk dalam Keperawatan Medikal Bedah,
khususnya sistem Muskuloskeletal

4
2. Sasaran
Anak As umur 13 tahun dengan Fraktur Femur Sinistra, Radius Ulna
Dekstra dan Maleolus Dekstra post operasi ORIF hari ke-9 di kamar 203
di ruang perawatan Carolus Boromeus 2 Anak Rumah Sakit Panti Rapih
3. Tempat
Asuhan keperawatan di lakukan di kamar 203 ruang perawatan Carolus
Boromeus 2 Anak Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta
4. Waktu
Asuhan keperawatan ini di lakukan pada tanggal 9–26 Juli 2018

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Penyakit

1. Pengertian
a. Pengertian Fraktur
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang yang
umumnya disebabkan oleh rudapaksa atau tekanan eksternal yang
datang lebih besar dari yang dapat diserap oleh tulang (Yasmara,
Nursiswati, & Arafat, 2016). Sedangkan menurut (Rosdahl &
Kowalski (2014) fraktur adalah setiap patahan atau retakan pada
tulang. fraktur terjadi ketika tekanan yang diberikan pada tulang lebih
besar dari yang dapat ditahan oleh tulang.
Fraktur adalah gangguan dari kontinuitas yang normal dari suatu
tulang. jika terjadi fraktur, maka jaringan lunak disekitarnya juga
sering kali terganggu (Black, 2014).
b. Pengertian Fraktur Radius dan Ulna
Fraktur radius dan ulna adalah terputusnya hubungan tulang radius
dan ulna yang disebabkan oleh cidera pada lengan bawah, baik trauma
langsung maupun trauma tidak langsung (Pramaswary, 2016).

Gambar 1
Fraktur di bagian radius dan ulna

(Saputra, 2018)

6
c. Pengertian fraktur femur
Fraktur femur adalah fraktur pada tulang femur yang disebabkan
oleh benturan atau trauma langsung maupun tidak langsung. Fraktur
femur juga didefinisikan sebagai hilangnya kontinuitas tulang paha,
kondisi fraktur femur secara klinis bisa berupa fraktur terbuka maupun
tertutup. (Lestari, 2017)

Gambar 2
Fraktur di bagian femur

(Saputra, 2018)

d. Pengertian fraktur maleolus


Fraktur maleolus adalah terputusnya kontuinitas tulang yang terjadi
pada pergelangan kaki. Fraktur pada pergelangan kaki sering terjadi
pada penderita yang mengalami kecelakaan (Frimadinie, 2013)
Gambar 3
Anatomi Maleolus

Ortoinfo (2018)

7
2. Klasifikasi Fraktur
Menurut Muttaqin (2008) klasifikasi fraktur yaitu :
a. Fraktur tertutup (simple fracture). Fraktur tertutup adalah fraktur yang
fragmen tulangnya tidak menembus kulit sehingga tempat fraktur tidak
tercemar oleh lingkungan/tidak mempunyai hubungan dengan dunia
luar.
b. Fraktur terbuka (compound fracture). Fraktur terbuka adalah fraktur
yang mempunyai hubungan dengan dunia luar melalui luka pada kulit
dan jaringan lunak, dapat berbentuk from within (dari dalam), atau
from without (dari luar).
Gambar 4
Fraktur tertutup dan terbuka

(Ma'ruf, 2016)

c. Fraktur transversal. Fraktur transversal adalah fraktur yang garis


patahnya tegak lurus terhadap sumbu panjang tubuh.
Gambar 5
Fraktur transversal

(Ma'ruf, 2016)

8
d. Fraktur oblik. Fraktur oblik adalah fraktur yang garis patahnya
membentuk sudut terhadap tulang. fraktur ini tidak stabil dan sulit
diperbaiki
Gambar 6
Fraktur oblik

(Ma'ruf, 2016)

e. Fraktur spinal. Fraktur spinal timbul akibat torsi pada ekstremitas.


Fraktur ini khas pada cidera main ski ketika ujung ski terbenam pada
tumpukan salju dan ski terputar sampai tulang patah.
Gambar 7
Fraktur spinal

(Ma'ruf, 2016)

9
f. Fraktur kominutif adalah serpihan-serpihan atau terputusnya keutuhan
jaringan tempat adanya lebih dari dua fragmen tulang.
Gambar 8
Fraktur kominutif

(Ma'ruf, 2016)

g. Fraktur segmental adalah dua fraktur berdekatan pada satu tulang yang
menyebabkan terpisahnya segmen sentral dari suplay darahnya.
Biasanya sulit ditangani karena satu ujung tidak memiliki pembuluh
darah menjadi sulit untuk sembuh.

Gambar 9
Fraktur segmental

(Ma'ruf, 2016)

10
h. Fraktur impaksi atau fraktur kompresi. Fraktur kompresi terjadi ketika
dua tulang menumbuk tulang ketiga yang berada diantaranya, seperti
satu vertebra dengan dua vertebra lainya.
Gambar 10
Fraktur kompresi

(Gold, 2017)

3. Etiologi Fraktur
a. Etiologi Fraktur secara umun
Menurut Black (2014) etiologi yang dapat terjadi sebagai berikut :
1) Fraktur terjadi karena kelebihan beban mekanis pada suatu tulang,
saat tekanan yang diberikan pada tulang terlalu banyak
dibandingkan yang mampu ditanggungnya.
2) Gangguan metabolik tulang, seperti osteoporosis, dapat mengalami
fraktur dari trauma mirror karena kerapuhan.
3) Gaya secara langsung, seperti saat sebuah benda bergerak
menghantam suatu area tubuh diatas tulang.
4) Gaya secara tidak langsung, ketika suatu kontraksi kuat dari otot
menekan tulang.
5) Tekanan dan kelelahan dapat menyebabkan fraktur karena
penurunan kemampuan tulang menahan gaya mekanikal.

11
b. Etiologi Fraktur radius dan ulna
Fraktur radius dan ulna dapat terjadi akibat dari cidera tidak
langsung, seperti memutar atau menarik lengan, atau cidera langsung,
seperti akibat dari jatuh (LeMone, Burke, & Bauldoff, 2015).
Sedangkan menurut Pramaswary (2016) fraktur radius dan ulna
biasanya terjadi karena cidera langsung pada lengan bawah,
kecelakaan lalu lintas, atau jatuh dengan lengan teregang. Fraktur ini
biasanya merupakan akibat cidera hebat.

4. Tanda dan Gejala Fraktur


Tanda dan gejala dari fraktur menurut Black (2014) adalah :
a. Deformitas. Pembengkakan dari perdarahan lokal dapat menyebabkan
deformitas pada lokasi fraktur.
b. Pembengkakan. Edema dapat muncul segera, sebagai akibat dari
akumulasi cairan serosa pada lokasi fraktur serta ekstravasasi darah ke
jaringan sekitar.
c. Memar (ekimosis). Memar terjadi karena perdarahan subkutan pada
lokasi fraktur.
d. Spasme otot sering mengiringi fraktur.
e. Nyeri, biasanya nyeri terus-menerus meningkat jika fraktur tidak
diimobilisasi.
f. Ketegangan. Ketegangan diatas lokasi fraktur disebabkan oleh cedera
yang terjadi.
g. Kehilangan fungsi. Hilangnya fungsi dapat terjadi karena nyeri yang
disebabkan fraktur atau karena hilangnya fungsi pengungkit-lengan
pada tungkai yang terkena.
h. Gerakan abnormal dan krepitasi. Terjadi karena gerakan dari bagian
tengah tulang atau gesekan antar fragmen fraktur.
i. Perubahan neurovascular. Terjadi akibat kerusakan saraf perifer atau
struktur vaskular yang terjadi.
j. Baal akibat kerusakan saraf atau penjeratan syaraf.

12
k. Syok. Fragmen tulang dapat merobek pembuluh darah, perdarahan
besar atau tersembunyi dapat menyebabkan syok

5. Patofisiologi Fraktur
Pathway menurut Yasmara, Nursiswati, & Arafat (2016) adalah sebagai
berikut :
Gambar 11
Patofisiologi Fraktur

Proses traumatis/patologis

Fraktur

Kerusakan Pelepasan Cidera sel Luka terbuka edema


struktur tulang lipid
Pelepasan Jalan masuk Penekanan
Perdarahan mediator kimia kuman jaringan
Terabsorpsi
lokal vasikular dan
masuk ke
Nosiseptor Risiko saraf
darah
infeksi
Risiko kekurangan
volume cairan Medulla Penurunan
emboli
spinalis aliran darah

Oklusi arteri paru


Korteks Gangguan fungsi
serebri neuromuskular
Nekrosis jaringan
paru
nyeri

Penurunan difusi
gas

gangguan difusi gas

(Yasmara, Nursiswati, & Arafat, 2016)

13
6. Proses penyembuhan tulang
Menurut LeMone, Burke, & Bauldoff (2015) penyembuhan tulang fraktur
terjadi dalam empat fase :
a. Pembentukan hematoma
Hematoma terbentuk antara ujung tulang yang mengalami fraktur
dan disekitar permukaan tulang. pertemuan tulang yang mengalami
fraktur dan frakmen kekurangan oksigen dan nutrient, menyebabkan
nekrosis seluler terlokalisasi, yang memperberat respons inflamasi dan
melepaskan mediator inflamasi. Zat kimia ini menyebabkan
vasodilatasi dan edema.
Gambar 12
Pembentukan Hematoma

(Ratna, 2015)

b. Pembentukan kalus fibrokartilago


Fibroblast, limfosit, dan makrofag bermigrasi ke tempat yang
mengalami fraktur, dan fibroblast dalam hematoma membentuk
serabut fibrin. Limfosit dan makrofag membelah area, melokalisasi
dan mengandung inflamasi. Dalam 48 jam fibroblast dan kapiler baru
tumbuh ke dalam fraktur dari jaringan granulasi yang secara bertahap
menggantikan hematoma. Fagosit memusnahkan debris sel. Osteoblast
(sel pembentuk tulang) bermigrasi ke tempat yang mengalami fraktur.
Kondroblast membentuk potongan tulang. Kalus fibrokartilaginosa ini
menghubungkan fragmen tulang, membelat fraktur dan
mempertahankan kesejajaran tulang.

14
Gambar 13
Kalus Fibrokartilago

(Ratna, 2015)

c. Pembentukan kalus tulang


Pembentukan kalus tulang, mulai 3-4 minggu setelah cidera dan
berlanjut selama 2 hingga 3 bulan. Osteoblast terus membentuk serat
kolagen dan matriks tulang, yang secara bertahap dimineralisasi
dengan kalsium dan garam mineral. Kalus fibrokartilaginosa secara
bertahap berganti dengan tulang seperti spons.
Gambar 14
Kalus Tulang

(Ratna, 2015)

d. Remodeling
Kelebihan kalus dipindahkan dan tulang baru terbentuk
disepanjang garis fraktur. Osteoblast dan osteoklas remodel
memperbaiki tempat sepanjang garis tekan. Tulang spons digantikan
dengan tulang padat dan area yang mengalami remodel tertutup
menyerupai tulang asal.

15
Gambar 15
Remodeling

(Ratna, 2015)

7. Pemeriksaan Diagnostik
Menurut Yasmara, Nursiswati, & Arafat (2016) pemeriksaan diagnostik
yang dapat dilakukan adalah :
a. Ronsen yaitu untuk menunjukan lokasi fraktur
b. CT Scan untuk menunjukan abnormalitas fraktur yang kompleks

Sedangkan pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan menurut


Muttaqin (2008) adalah

a. Tomografi, menggambarkan tidak hanya satu struktur saja, tetapi juga


struktur tertutup yang sulit divisualisasikan. Pada kasus ini ditemukan
kerusakan struktur yang kompleks, tidak hanya pada satu struktur saja,
tetapi pada struktur lain yang juga mengalami kerusakan.
b. Mielografi, menggambarkan cabang-cabang safar spinal dan pembuluh
darah di ruang tulang vertebra yang mengalami kerusakan akibat
trauma.
c. Antrografi, menggambarkan jaringan ikat yang rusak karena
rudapaksa.

8. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan fraktur menurut Muttaqin (2008) adalah
a. Recognition (diagnosis dan penilaian fraktur) adalah mengetahui dan
menilai keadaan fraktur dengan anamnesis, pemeriksaan klinik, dan

16
radiologis. Perlu diperhatikan lokasi fraktur, bentuk fraktur,
menentukan teknik yang sesuai untuk pengobatan.
b. Reduction (restorasi fragmen fraktur sehingga posisi yang paling
optimal didapat) pada fraktur intra-artikular diperlukan reduksi
anatomis, sedapat mungkin mengembalikan fungsi normal, dan
mencegah komplikasi.
c. Retention (imobilisasi fraktur) teknik yang digunakan adalah
mengistirahatkan tulang yang mengalami fraktur dengan tujuan
penyatuan yang lebih cepat.
d. Rehabilitation (mengembalikan aktivitas fungsional semaksimal
mungkin) dengan mengoptimalkan seluruh keadaan klien pada
fungsinya agar aktivitas dapat dilakukan kembali.

Sedangkan penatalaksanaan menurut LeMone, Burke, & Bauldoff (2015)


sebagai berikut :

a. Medikasi
Sebagian besar pasien yang mengalami fraktur pada awalnya
memerlukan analgesia untuk meredakan nyeri. Pada kasus fraktur
multiple atau fraktur tulang panjang, opioid diberikan pada awalnya.
NSAID diprogramkan untuk mengurangi inflamasi dan suplemen
analgesia. Antibiotik dapat diberikan secara profilaksis, terutama untuk
pasien yang mengalami fraktur terbuka atau kompleks. Antikoagulan
dapat diprogramkan untuk mencegah Deep Vein Thrombosis (DVT)
terutama jika pembedahan.
b. Terapi
Sebelum tulang yang mengalami fraktur distabilisasi untuk
penyembuhan, fraktur direduksi atau dikembalikan ke kesejajaran
normal. Pada reduksi tertutup, tulang diposisikan kembali
menggunakan manipulasi eksternal. Anestesi local atau regional
biasanya diberikan sebelum reduksi tertutup. Fraktur kemudian
diimobilisasi dengan bebat, gips atau traksi. Reduksi terbuka dilakukan

17
pada pembedahan. Tulang dipajankan dan disejajarkan kembali, paku
dan mur dapat digunakan untuk mempertahankan posisinya.
c. Bidai
Segera setelah cidera terjadi, bidai temporer harus dipasangkan
untuk memungkinkan imobilisasi area tubuh yang cidera sebelum
mulai dilakukan terapi atau hingga bengkak mereda.

d. Gips, Gips adalah cetakan padat yang digunakan untuk memungkinkan


imobilisasi fraktur, meredakan nyeri melalui istirahat, dan
menstabilkan fraktur yang tidak stabil.
e. Traksi, traksi memberikan daya tarikan kontinu pada tulang yang patah
guna menjaga tulang tetap berada pada posisi alami yang
memungkinkan penyembuhan secara tepat. Pada traksi, daya tarikan
kontinu dikendalikan melalui penggunaan beban, dokter menentukan
berat beban yang dibutuhkan dengan menggunakan prinsip fisika.
Kekuatan daya traksi (beban) pada tulang harus dapat melawan tarikan
semua otot tubuh.
f. Pembedahan
1) Open Reduction and Internal Fixation (ORIF)/ Reduksi Terbuka
dan Fiksasi Internal
Biasanya diperlukan jika klien mengalami fraktur majemuk
(terbuka) atau jika terdapat banyak fragmen tulang. Dengan reduksi
terbuka, dokter bedah membuat insisi sehingga area yang cidera
atau rusak dapat terlihat. Pada prosedur ini, fraktur direduksi
(diletakan pada kesejajaran anatomik yang tepat) dan paku, sekrup,
lempeng, atau pin dimasukan untuk menahan tulang pada
tempatnya. Fraktur terbuka pada ekstremitas paling sering
diperbaiki dengan cara ini.
2) Open Reduction External Fixation (OREF)/ Reduksi Terbuka
dengan Fiksasi Eksternal
Fiksasi eksternal digunakan untuk mengobati fraktur terbuka
dengan kerusakan jaringan lunak. Alat ini memberikan dukungan

18
yang stabil untuk fraktur kominutif (hancur atau remuk). Pin yang
telah terpasang dijaga agar tetap posisinya, kemudian dikaitkan
pada kerangkanya. Fiksasi memberikan kenyamanan bagi klien
yang mengalami kerusakan fragmen tulang Muttaqin (2008).

9. Komplikasi
a. Komplikasi fraktur umum
Menurut Rosdahl & Kowalski (2014) komplikasi yang dapat terjadi
antara lain :
1) Tekanan neurovascular, yaitu tekanan yang berasal dari alat
imobilisasi eksternal yang dapat mengakibatkan kerusakan pada
syaraf atau pembuluh darah, juga pada kulit. Tanda gejala yang
muncul mencakup keluhan kebas dan kesemutan, hilangnya
sensasi, ketidakmampuan untuk menggerakan ekstremitas, pucat
dan kulit teraba dingin.
2) Infeksi luka, setiap fraktur terbuka melibatkan terganggunya
integritas kulit, memungkinkan terjadinya infeksi.
3) Osteomyelitis, adalah infeksi tulang serius yang dapat
disembuhkan jika dideteksi dan diterapi sejak dini secara tepat.
4) Osteomyelitis akut, dapat disebabkan oleh fraktur terbuka yang
memajankan tulang terhadap infeksi. Karena suplai darah ke tulang
terganggu, tulang menjadi nekrotik. Drainase pus melalui luka
utama. Tanda dan gejala osteomyelitis mencakup nyeri, demam,
penampakan kulit kemerahan, peningkatan hitung sel darah putih
dan laju endap darah, kultur darah positif.
5) Osteomyelitis kronis, dapat terjadi karena mikroorganisme
mungkin resistan terhadap antibiotic dan infeksi tulang akan tetap
terjadi. Tanda dan gejalanya mencakup drainase purulent dari
saluran sinus pada tulang yang mengalami gangguan, nyeri,
pembengkakan, dan tulang yang melemah. Terapi pilihan untuk
kasus ini adalah debridemen bedah untuk jaringan yang mati dan
terinfeksi.

19
6) Emboli adalah sumbatan satu atau lebih arteri oleh potongan
material asing secara mendadak. Material asing dapat berupa
bekuan darah, gumpalan bakteri, gelembung udara, potongan
jaringan, atau bagian dari kateter IV. Pembentukan emboli adalah
konsekuensi lain yang mungkin terjadi akibat imoblisasi, meskipun
faktor lain dapat menjadi penyebab.
7) Emboli lemak, emboli ini yang paling sering terjadi akibat fraktur
adalah bolus lemak. Paling sering terjadi pada individu muda yang
mengalami cidera multipel dan trauma fraktur tulang panjang.
Tanda gejala yang muncul mencakup dyspnea, takikardia, demam,
ruam petekie, hipoksemia, nyeri dada, dan edema paru. Emboli
lemak dapat menyebabkan koma, pneumonia, gagal jantung, dan
syndrome gawat napas akut.

B. Konsep Dasar Askep Fraktur


1. Pengkajian
Menurut LeMone, Burke, & Bauldoff (2015) pengkajian yang perlu
dilakukan adalah
a. Riwayat kesehatan : usia, riwayat kejadian traumatis, riwayat cidera
musculoskeletal sebelumnya, kesakitan kronik, medikasi obat.
b. Pengkajian fisik : nyeri saat bergerak, nadi, edema, warna kulit dan
suhu, deformitas, rentang gerak, sentuhan, 5 P pengkajian
neurofaskular, seperti berikut ini :
1) Nyeri (pain). Kaji nyeri di ekstremitas yang cidera dengan meninta
pasien membuat tingkatan skala 0-10.
2) Nadi (pulse). Pengkajian nadi distal dimulai dengan ekstremitas
yang tidak terkena. Bandingkan kualitas nadi di ekstremitas yang
terkena dengan ekstremitas yang tidak terkena.
3) Kepucatan (palor). Observasi kepucatan dan warna kulit di
ekstremitas yang cidera. Pucat dan dingin dapat mengidentifikasi
penurunan arteri, sedangkan hangat dan kebiruan dapat

20
mengindikasikan genangan darah vena. Kaji capillary refill,
bandingkan ekstremitas yang terkena dengan yang tidak terkena.
4) Paralisis/paresis. Kaji kemampuan untuk memindahkan bagian
tubuh distal ke tempat fraktur. Ketidakmampuan berpindah
mengindikasikan paralisis. Kehilangan kekuatan otot ketika
bergerak adalah paralisis.
5) Parestesia. Tanyakan pasien ada atau tidak adanya perubahan
dalam hal sensasi, seperti terbakar, baal, perasaan berduri, atau
menyengat (semua ini adalah parastesia) terjadi. Kaji sensasi distal
terhadap cidera, termasuk kemampuan untuk membedakan
sentuhan tajam tumpul.

2. Diagnosa yang mungkin muncul


a. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada pasien fraktur
menurut Yasmara, Nursiswati, & Arafat (2016) sebagai berikut :
1) Nyeri akut yang berhubungan dengan agen fisik (spasme otot,
gerakan fragmen tulang, edema, cidera jaringan lunak, alat
traksi/imobilitas) psikologi (stress, ansietas)
2) Risiko disfungsi neurovascular berhubungan dengan fraktur;
trauma; pembedahan ortopedik; imobilisasi, kompresi mekanik
(gips,balutan), obstruksi vascular.
3) Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan
ventilasi perfusi (perubahan aliran darah, emboli darah atau
lemak), perubahan membrane alveolar dan kapiler (kongesti
interstisial, edema paru)
4) Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kehilangan
integritas struktur tulang; penurunan kekuatan atau kendali otot,
nyeri atau ketidaknyamanan; keengganan untuk memulai gerakan,
program pembatasan gerakan imobilisasi ekstremitas.
5) Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan faktor mekanis
(fraktur compound; perbaikan bedah; pemasangan pin traksi; kawat

21
sekrup, hambatan mobilitas fisik, iritan kimia (akumulasi eksresi
atau sekresi), perubahan sensasi, sirkulasi
6) Risiko infeksi yang berhubungan dengan peningkatan paparan
lingkungan, pertahanan primer tidak adekuat-kerusakan kulit,
trauma jaringan, prosedur infasif, traksi skeletal.
7) Defisiensi pengetahuan yang berhubungan dengan kurang paparan
atau mengingat, salah pengertian terhadap informasi, tidak
mengetahui sumber informasi.

b. Diagnosa menururut LeMone, Burke, & Bauldoff (2015)


1) Nyeri akut
2) Risiko disfungsi Neurovaskular Perifer
3) Risiko infeksi
4) Hambatan mobilitas fisik

3. Rencana Keperawatan
a. Rencana keperawatan menuru Yasmara, Nursiswati, & Arafat (2016)

Tabel 1
Rencana keperawatan menuru Yasmara, Nursiswati, & Arafat (2016)

Diagnosa keperawatan Hasil yang dicapai


No Intervensi (NIC)
NANDA (NOC)
1. Nyeri akut Level nyeri Manajemen nyeri :
yang berhubungan dengan - Menyatakan nyeri Independen
agen fisik (spasme otot, mereda - Pertahankan imobilisasi bagian
gerakan fragmen tulang, - Menunjukan sikap yang terkena dengan cara tirah
edema, cidera jaringan yang rileks, baring, gips, bidai, dan traksi.
lunak, alat mampu - Tinggikan dan sokong
traksi/imobilitas) psikologi berpartisipasi ekstremitas yang cidera.
(stress, ansietas) dalam aktivitas, - Hindari penggunaan sprai
Definisi: pengalaman dan tidur serta plastik/bantal dibawah
sensori dan emosional istirahat dengan ekstremitas yang terpasang
tidak menyenangkan yang baik. gips
muncul akibat kerusakan Kontrol nyeri - Evaluasi dan dokumentasikan

22
jaringan actual atau Menunjukan laporan nyeri atau
potensial atau yang penggunaan ketidaknyamanan, dengan
digambarkan sebagai ketrampilan relaksasi mencatat lokasi dan
kerusakan. Awitan yang dan aktivitas pengalih, karakteristik, termasuk
tiba-tiba atau lambat dari sesuai indikasi untuk intensitas (skala 0-10) faktor
intensitas ringan hingga situasi individu. yang mengurangi dan
berat dengan akhir yang memperburuk.
dapat diantisipasi atau - Dorong klien untuk
diprediksi. mendiskusikan masalah terkait
cidera.
- Beri tindakan kenyamanan
alternative, misalnya masase,
mengusap punggung, atau
perubahan posisi.
- Beri dukungan dan emosional
dan anjurkan penggunaan
teknik manajemen stres seperti
latihan nafas dalam, visualisasi
atau imajinasi terbimbing
Kolaboratif
- Beri kompres dingin atau
kompres es 24-72 jam pertama
sesuai kebutuhan.
- Beri medikasi, sesuai indikasi :
analgesic opioid non opioid.
- Pertahankan analgesia
intravena (IV) kontinu atau
analgesia dikontrol pasien.
Pertahankan infus dan
peralatan yang aman dan
efektif.
2. Risiko disfungsi Perfusi jaringan : kewaspadaan sirkulasi :
neurovascular Perifer independen
berhubungan dengan Mempertahankan - Kaji risiko klien untuk
fraktur; trauma; perfusi jaringan yang perkembangan
pembedahan ortopedik; ditandai dengan denyut tromboembolisme vena dan
imobilisasi, kompresi nadi teraba; kulit syndrome kompartemen akut.
mekanik (gips,balutan), hangan dan kering;

23
obstruksi vascular. sensasi normal; - Lepaskan perhiasan dari
Definisi : rentan terhadap sensorium yang biasa; ekstremitas yang terkena
gangguan sirkulasi., ttv stabil; hauan urine dengan segera.
sensasi, atau gerakan yang adekuat untuk - Evaluasi adanya dan kualitas
ekstremitas, yang dapat situasi individu. denyut nadi perifer di bagian
mengganggu kesehatan distal cidera melalui palpasi
atau Doppler. Bandingkan
dengan ekstremitas yang tidak
cidera.
- Kaji aliran balik kapiler, warna
kulit, dan rasa hangat di bagian
distal fraktur.
Perawatan sirkulasi : insufisiensi
Arteri atau vena
Independen
- Pertahankan peninggian
ekstremitas yang cidera
kecuali dikontraindikasikan
dengan adanya sindrom
kompartmen.
- Kaji seluruh panjang
ekstremitas yang cidera untuk
mengetahui adanya
pembengkakan dan
pembenukan edema. Ukur
ekstremitas yang cidera dan
bandingan dengan tidak cidera.
- Investigasi tanda mendadak
iskemia ekstremitas, seperti
penurunan suhu kulit, pucat,
dan peningkatan nyeri.
- Anjurkan klien untuk latihan
jari atau sendi dibagian distal
yang cidera secara rutin,
ambulasi sesegera mungkin.
- Investigasi nyeri tekan,
pembengkakan, kemeraha atau
nyeri jaringan pada dorsifleksi

24
kaki.
- Pantau ttv. Catat tanda pucat
atau sianosis umum, kulit
dingin.
Kolaboratif
- Gunakan kantong es disekitar
area fraktur selama periode
waktu yang singkat secara
intermiten 24-72 jam
- Beri cairan IV dan produk
darah sesuai kebutuhan.
- Beri mdikasi sesuai insikasi
- Gunakan kaus kaki antiemboli
atau kaus kaki tekanan
sekuensial atau sepatu bot
kompresi, sesuai indiksi
Manajemen tekanan :
- Lakukan pengkajian
neurovascular dengan
mencatat perubahan fungsi
motoric dan sensorik
- Kaji jari disekitar gips untuk
mengetahui tempat yang kasar
dan titik tekan
- Pantau posisi dan lokasi cincin
penyokong bidai atau mitela.
3 Gangguan pertukaran Status pernafasan : Pemantauan pernapasan :
gas pertukaran gas Independen
berhubungan dengan Mempertahankan - Pantau frekuensi pernapasan
ketidakseimbangan fungsi pernafasan dan usaha napas. Catat stridor,
ventilasi perfusi adekuat, yang ditandai penggunaan otot bantu nafas,
(perubahan aliran darah, dengan tidak adanya retraksi, terjadonya sianosis
emboli darah atau lemak), siapnea atau sianosis; sentral.
perubahan membrane frekuensi pernapasan - Auskultasi suara napas dengan
alveolar dan kapiler dan gas darah arteri mencatat terjadinya suara yang
(kongesti interstisial, dalam rentang normal tidak sama dan hipersonan.
edema paru). klien.
- Observasi sputum untuk

25
Definisi : kelebihan atau mengetahui adanya tanda
deficit oksigenasi dan/atau darah.
eliminasi karbon dioksida - Inspeksi kulit untuk
pada membrane alveolar- mengetahui adanya petekia
kapiler diatas garis putting, pada
aksila yang menyebar ke
abdomen atau tubuh bagian
atas.
Kolaboratif
- Beri tambahan oksigen jika
diindikasikan.
- Pantau pemeriksaan
laboratorium seperti gas darah
arteri serial Hb, kalsium, laju
endap darah, lipase serum,
skrining lemak
- Berikan medikasi sesuai
dengan indikasi.
4. Hambatan mobilitas fisik Fungsi skeletal : Perawatan tirah baring :
berhubungan dengan - Memperthankan Independen
kehilangan integritas posisi fungsi - Kaji tingkat imobilisasi yang
struktur tulang; penurunan - Meningkatkan disebabkan oleh cidera
kekuatan atau kendali otot, kekuatan dan dan/atau terapi dan catat
nyeri atau fungsi bagian persepsi klien
ketidaknyamanan; tubuh yang terkena - Pertahankan lingkungan yang
keengganan untuk dan kompensatori menstimulasi – radio, TV, surat
memulai gerakan, program Mobilitas : kabar, barang milik pribadi.
pembatasan gerakan
- Mencapai kembali - Instruksikan klien dalam latihan
imobilisasi ekstremitas.
dan rom aktif, atau bantu dengan
Definisi : kjeterbatasan
mempertahnkan latihan rom pasif pada
dalam gerak fisik atau satu
mobilitas pada ekstremitas yang cidera.
atau lebih ekstremitas
tingkat setinggi - Bantu dan anjurkan aktivitas
secara mandiri dan terarah
mungkin perawatan diri seperti mandi,
- Menunjukan dan hygiene oral.
teknik yang - Bantu mobilitas dengan alat
memungkinkan kursi roda, walker, kruk, tongkat
pengembalian sesegera mungkin

26
aktivitas, terutama - Pantau tekanan darah seiring
aktivitas dengan melakukan aktivitas
kehidupan sehari- kembali. Catat laporan pusing.
hari. - Ubah posisi secara berkala dan
anjurkan latihan batuk dan
napas dalam.
- Evaluasi kebiasaan defekasi
sebelumnya pada klien.
- Beri diit tinggi protein,
karbohidrat, vitamin, dan
mineral
- Tingkatkan jumlah makanan
kasar dan serat dalam diet.
Batasi makanan pembentuk gas
Kolaboratif
- Konsultasi dengan ahli terapi
fisik atau ahli terapi
okupasional dan spesialis
rehabilitasi.
- Rujuk ke tim ahli diet nutrisi
sesuai indikasi
- Mulai program defekasi-
pelunak feses, enema atau
laksatif.
5. Kerusakan integritas Integritas jaringan kulit kesintasan kulit :
jaringan berhubungan dan membrane mukosa independen
dengan faktor mekanis : - Periksa kulit untuk luka
(fraktur compound; - Menyatakan terbuka, benda asing, ruam,
perbaikan bedah; ketidaknyamanan perdarahan, perubahan warna,
pemasangan pin traksi; mereda. kulit kehitaman, dan/atau
kawat sekrup, hambatan - Menunjukan memucat.
mobilitas fisik, iritan kimia perilaku atau - Beri tempat tidur khusus
(akumulasi eksresi atau teknik yang sesuai indikasi
sekresi), perubahan mencegah - Lakukan masase kulit dan
sensasi, sirkulasi kerusakan kulit penonjolan tulang.
Definisi : cidera pada dan memfasilitasi pertahankan sepray tempat
membran mukosa, kornea, penyembuhan tidur tetap kering dan bebas

27
sistem integument, fasia sesuai indikasi kusut.
muscular, otot, tendon, - Mencapai - Ubah posisi dengan sering.
tulang, kartilago, kapsul penyembuhan luka Anjurkan penggunaan restock
sendi, ligamen atau lesi tepat waku gantung, jika memungkinkan.
Jika tidak mampu mengubah
posisi secara mandiri maka
perawat harus membuat jadwal
pemindahan posisi
Manajemen tekan :
- Beri matras busa, bantal
apung, atau matras udara,
sesuai indikasi.
6. Risiko infeksi Keparahan infeksi : Perlindungan infeksi
yang berhubungan dengan Mencapai kesembuhan Independen
peningkatan paparan luka tepat waktu, - Inspeksi kulit untuk
lingkungan, pertahanan bebas, dari drainase mengetahui adanya iritasi
primer tidak adekuat- purulent atau eritema, sebelumnya atau kerusakan
kerusakan kulit, trauma dan afebrile. yang terus menerus.
jaringan, prosedur infasif, - Kaji area pemasangan pin dan
traksi skeletal. area kulit, dengan mencatat
Definisi : rentan laporan peningkatan nyeri,
mengalami invasi dan sensasi, terbakar, adanya
multipel organisme edema, bau busuk, atau
patogenik yang dapat drainase.
mengganggu kesehatan.
- Instruksi klien untuk tidak
menyentuk area pemasangan
- Observasi luka untuk
mengetahui adanya
pembentukan bula, krepitasi,
perubahan warna, drainase
berbusa atau berbau buah.
- Kaji tonus otot, refleks, dan
kemampuan bicara
- Pantau tanda-tanda vital. Catat
adanya menggigil, demam, dan
malaise
- Investigasi awitan nyeri tiba-

28
tiba atau keterbatasan gerak.
Kolaboratif
- Pantau pemeriksaan
laboratorium seperti hitung
darah lengkap, laju endap
darah, kultur dan sensitivitas
luka
- Beri medikasi sesuai indikasi
- Siapkan pembedahan sesuai
indikasi.
7. Defisiensi pengetahuan Pengetahuan : Penyuluhan : proses penyakit
Yang berhubungan dengan program pengobatan Independen
- Kurang paparan atau - Menyatakan - Tinjau patologi, prognosis, dan
mengingat pemahaman harapan dimasa yang akan
- Salah pengertian tentang kondisi, datang.
terhadap informasi prognosis, dan - Diskusikan penggunaan
- Tidak mngetahui komplikasi antibiotik profilaksis
sumber informasi potensial - Diskusikan kebutuhan diet
Definisi : - Dengan benar - Tulis aktivitas yang dapat
Ketiadaan atau defisiensi melakukan dilakukan oleh klien secara
informasi kognitif yang prosedur yang mandiri dan aktivitas yang
berkaitan dengan topik diperlukan dan memerlukan bantuan.
tertentu. menjelaskan alasan
- Ajarkan klien untuk
tindakan tersebut
melanjutkan latihan aktif pada
sendi di atas dan di bawah
fraktur.
- Diskusikan pentingnya janji
tindak lanjut klinis dan terapi.
- Diskusikan perawatan gips
- Rekomendasikan penggunaan
pakaian yang longgar atau
adaptif.
- Tinggikan ekstremitas, sesuai
kebutuhan
Sumber : Yasmara, Nursiswati, & Arafat (2016)

29
b. Rencana keperawatan menurut LeMone, Burke, & Bauldoff (2015)
1) Nyeri : disebabkan oleh kerusakan jaringan lunak dan dipersulit
dengan spasme otot dan pembengkakan.
Rencana :
a) Monitor tanda-tanda vital. (beberapa analgesik menurunkan
usaha nafas dan tekanan darah)
b) Minta pasien untuk membuat skala nyeri pada skala 0 hingga
10 sebelum dan setelah semua intervensi. (hal ini memfasilitasi
pengkajian objektif mengenai efektifitas strategi pereda nyeri
yang dipilih. Nyeri yang meningkat dalam hal intensitas atau
tetap tidak mereda dengan analgesik dapat mengindikasikan
sindrom kompartemen)
c) Untuk pasien yang mengalami fraktur pinggul, berikan traksi
buck sesuai instruksi dokter. Jaga beban traksi agar tergantung
secara bebas. (Traksi buck mengimobilisasi fraktur dan
meredakan nyeri dan trauma tambahan)
d) Pindahkan pasien secara lembut dan perlahan. (memindahkan
secara lembut membantu mencegah terjadinya spasme otot
hebat)
e) Tinggikan ekstremitas yang terkena adi atas tingkat jantung.
(meninggikan ekstremitas meningkatkan aliran balik vena dan
menurunkan edema, yang meredakan nyeri)
f) Anjurkan distraksi atau metode tambahan lainya untuk
meredakan nyeri, seperti napas dalam dan relaksasi. (distraksi,
napas dalam, dan relaksasi membantu mengurangi fokus nyeri
dan dapat mengurangi intensitas nyeri)
g) Berikan NSAID dan medikasi nyeri sesuai program. Untuk
home care, jelaskan pentingnya mengonsumsi medikasi nyeri
sebelum nyeri hebat. (analgesik meredakan nyeri dengan
menstimulasi tempat reseptor opiate. NSAID memedasi
inflamasi dan juga memberikan efek analgesik)

30
2) Risiko disfungsi neurovaskular perifer : sindrom kompartemen
atau trombosis vena profunda dapat mengganggu sirkulasi. Saraf
perifer dapat rusak sebagai akibat trauma awal.
Rencana :
a) Sokong ekstremitas yang cedera di atas dan di bawah tempat
fraktur ketika memindahkan pasien. ( menyokong ekstremitas
yang mengalami cidera di atas dan di bawah tempat yang
mengalami fraktur membantu mencegah pergeseran fragmen
tulang dan menurunkan risiko kerusakan saraf lebihh lanjut)
b) Kaji 5 P setiap 1 sampai 2 jam. Laporkan temuan abnormal
segera. (nyeri yang tidak mereda, kepucatan, penurunan nadi
distal, parestesia, dan paresis merupakan indikator kuat
sindrom kompartemen)
c) Kaji bantalan kuku untuk capillary refill. Jika kuku terlalu tebal
atau tidak berwarna, kaji kulit sekitar kuku. (capillary refill
terlambat dapat mengindikasikan penurunan perfusi jaringan)
d) Monitor ekstremitas untuk edema dan pembengkakan.
(pembengkakan berlebihan dan pembentukan hematoma dapat
menurunkan sirkulasi)
e) Kaji kemampuan untuk membedakan antara sentuhan tajam
dan tumpul serta adanya parestesia dan paralisis setiap 1 hingga
2 jam. (parestesia terjadi sebagai akibat tekanan pada saraf dan
dapat mengindikasikan sindrom kompartemen)
f) Kaji nyeri dalam, berdenyut, tidak berhenti. (nyeri yang tidak
mereda dengan analgesik dapat mengindikasikan penurunan
neurifaskular)
3) Risiko infeksi : fraktur terbuka membawa risiko signifikan untuk
kontaminasi luka dan berakibat infeksi.
Rencana :
a) Untuk pasien terpasang pin skeletal, ikuti panduan yang
ditetapkan untuk perawatan tempat pin skeletal. (pin atau kabel
melekat ke traksi, gips, atau fiksator eksternal yang

31
menstabilkan segmen tulang sehingga penyembuhan optimal
dapat terjadi)
b) Monitor tanda-tanda vital dan laporkan lab WBC (peningkatan
dalam kecepatan nadi, kecepatan pernafasan, suhu, dan WBC
dapat mengindikasikan infeksi)
c) Gunakan teknik steril untuk mengganti balutan (balutan
pascaoperasi awal akan diganti oleh dokter bedah. Perawat
harus mengganti seluruh balutan berikutnya tanpa memaparkan
organisme ke tempat operasi)
d) Kaji luka mengenai ukuran, warna, dan adanya drainase.
(kemerahan, pembengkakan, dan drainase purulent
mengindikasikan infeksi)
e) Berikan antibiotik sesuai instruksi dokter. (pemberian
antibiotik profilaktit menghambat produksi bakter dan dengan
demikian membantu mencegah flora kulit normal masuk ke
luka.
4) Hambatan mobilitas fisik : pasien yang mengalami fraktur
memerlukan imobilisasi tulang yang mengalami fraktur.
Imobilisasi mengganggu gaya berjalan dan mobilitas normal.
Rencana :
a) Ajarkan atau bantu pasien dengan latihan ROM pada
ekstremitas yang tidak terkena. (latihan ROM membantu
mencegah atrofi otot dan mempertahankan kekuatan dan fungsi
sendi)
b) Anjurkan latihan isometrik, dan anjurkan pasien untuk
melakukannya setiap 4 jam. (latihan isometrik membantu
mencegah atrofi otot dan mendorong cairan sinovial dan nutrisi
ke dalam kartilagi)
c) Anjurkan ambulasi saat mampu, berikan bantuan sesuai
kebutuhan. (ambulasi mempertahankan dan memperbaiki
sirkulasi, membantu mencegah atrofi otot, dan membantu
mempertahankan fungsi usus).

32
STlKes PANTI RAPIH
,'1s1 PR,AKTIK KOMPREHENSIF 2018
\*u
Nama Mahasis*'a Kei.h. J.uliggnt
NIM 2q!9.\tt?F.
'i'ern1:al PraLtik CBt..!_29+ng aaqK
Waktu Praktik 9 lv[ - !? I"!i +o-!B

A " PENGKAJIAN KEPERA1YATAN

A. ldentitas Diri Kiien


Narna , A.!:.d!.. ... " . Suku Mpong (Uadqg)
:
I

Umur 9 eulgl Pendirlikar .20


'Btqhq-Q.-
Jenis Ke{anrir, , .?fl3nP*a! Pckerjaeur rJ}plY qelgids cldrsln
irif , ffiantu6
Atamat ?gghqqYE.mP?- Rt^r 9n iasrosa trt*dik r*t
$IA[?,ffi
r_r
,
nff!' Itern0n 1,,*:*ft:H$,tmu,r
@JhoIIQ tongFn Diagnosa i\{erlik saat ini fstfii}fna , F. .Mqleotus ctettihq
lr{asuk ns }S-6:.\} :**,..'ta'28
-ra,ggal
RN,t , !o8999Q
Status Perkiirvinan ,8d99. ko*!n 1-;urggal Pengka.iian ' lt ?llotq
Xcrtho tt tr Sumberlnftrrmasi,[4.ry4. tteluaqa rRM
Agama

B. Dats Fokus Biologis


l. Anamnese
*. RiwaYat PenYakit dahulu
?qya ry\gtg@.!gt Uampqgyai {qqga\ ?gnsqkit gyina qlqu kul: ffiUat'tr
\,arnbuu tao,t-$qru. kr!g!+ ail.f l Sg,^.pna5 dan Sag.f lpcaPdRn
ats4tvttos

4*^^
tr. Riwayat PenYakit sekarang

1)
\4an

s\trrr
6\
u:1
STlKes PANTIRAPIH
PRAKTIK KOMPREHENSIF 2018

2) Kelrrlian Utarna saat lni

m$0 .$eng3tqrfl rlueh l\rsr+ l . dlesH+or.. qlq .%stg frp!+.,t, .

.eq?q{-fl . r.r:tg$qh.: iltU \

$/ru^r,
3) Keluhan Penyerta lainnya
'
Pas.zn lndigatarTian Mngo.n Vanan Mracih saW+ Qaa! dt4 ualran ,
ealwi,.M.qgatfltt an. KqEmga ba qn b.rs.a dple.ksf . ..hanga brfi.d}emr^an
(od[t{p .
-baun.h. .?dneq
peatQata-knn lerdap+ Uf,<-o radrr, fl^punggu"ng
Jan .. dt. . Jekrtfrr. . S e@,A.g!+e W..

c.
EK

..?q$qr. Irranttwq,.?. .S{tauat ..wnwk ! t ..kl*gw


i g6rlu tbu -pernah Inen4en'+a t rin wr rahw
t. I

t ArJ6h tbu
't' ..
-jooqKan r€r..utst.. ?.q?q. U&.F't:l @gri...tahun
Jav,..
dah sudah'dingalakan se-mbut fudot
tahun. . a Q0.8..,. .Selqn . tt/. H.l !.en. .th. dt g q-a Qa o
I
t. . .. . . ! .

ivdak qda Penadlq't @rh RPaH HWrknsi


I
1'
I
t
i'
... W.n. ![8.C,. .. t ttU.
I KakAk t at al^
..1. . t:...:. . .:i,,-.... -. .:.

[,tqH tlh r'- i


t -. --
. 1.......1.
I fotv rurnoh
C 'PremPuan
@ '?asten
2. DATA PEMENUHAN KEBUTTIIAN DASAR PASIEN (nutrisi, etiminasi, hygiene perseorangan,

VrWit€n"
Persinat
lgtrmhot'
Akhvitor
oErgenqa
ns?.qs:. ./..............
Calrtirit a.Lauan bAiiUa'V''mrrfi m' AY' Ptitih' " 6':&iadi PQrhax;
gudah d .11-6[ak drbenkan
ereKft.0.u.!. .(6.W. !rr9r.
aLitii; fif*rn'a di;utn i;A" .SqI;.r+
[<earY\ohdn t lnota-ca ahdh
[(elaffnotoh: d ...?. a'ri % M.go*eng
'....Bp
?q
.fi
tlgi
srrxes PANTT RAPTH
PRAKTIK KOMPREHENSIF 2018

3. PEIIIERIKSAAN FISIK {Data Fokus)


Keqaio dcn.mmbut , tdrflbu+ iarneaV (otor,tdaK ada Wn,olan / tpsi
tAI4Jah ; t-4F lanlpar,. edQ\a .
lvrIrfa.:,,k0(r.lqnqfirA m(/ilH mudh _
I,dq,F q4q P^wbusFavan ktenjar t'ror A Xan Wnaesadd f"(.^La.
90[flh baflmg: ]
.,.
fodor. scrne-i;nt , W[@l6yangiin ffiru Bdhah Kxn'ramA iiu'arci ?d'tl
.,,.uesrrpl.lqr ; {ar *fimrftF lct\rt Kodil:
Abdtrng!: fe.w. Iggl ,lgl tornra! Mtql?L /terr , hdaF ada nqon tekan
tFstremitaj ,Aroa wowr pnur^ Frn , il,;;;tr;; C, iffi foni, irili
a,aar,rt
Jenqan 0iPi i{idarfltrrpqF ffnba( , Vai'r*ai biefrih )r.-racrict ffial Whrctos
grea,,F{qFtu r taU?.AE .Seil.9t Mngkf,ik r:nrd"oK tantFa.f 4andcr
TerU q?R tur6 -lura ka'l drare"a Fa?t frri
'
'nefr"
, Lut<a s:udan nenoinnq
\awlqY:luva ruar remQmhan, &area puiggung batmh &n.rc,"p1ssi
galnq\aftqan:
Qft Fau f4r!4n dan H. Zl{pf\ rgRI tonpn Fanah w *zdeht{
Ttv'TD, to3 t gqcnmt-{g, s = z6r\0 c N, +t * {rnenit Bf /neni t ,vOz,q&"1
:2"1
;i;;*", 0lo+ F 4
J /6

4 4

$,t1 l**t
C'. DATA PSIKOLOGIS {Anarnnese dan Obsenasi)

?wtqn lpgatakal] q{,!- Wqyo"e\t 4glV P.ynoh mW rrv,ra{q cenq{ ,-tat ur


Jonludi! .,!,*!Y !01d91hwfua?n \gf p+w d,nzuar .{11ynq! $Kit .yQmsa
\ehh 9flh r fi&f rn0ru!1 +ak$+ do,n
x+gl !1?. ( too* tn\ ?a:au rwxETnvan
Waan:y( !?bh ?"1t:lglllg- ygg ,WJ;pnoaenron flurovre

I). DATA SOSIOLOGIS (Anarnnese dan Obserr,asi)


=W**
Praton w\gx,gebaLcol Ktamg dtr.gllgf sefl f,tku:sah &ngan Fetuaryabcit(
delg.qt. lWgN kcehatan baik, Parren *q*d*" **r"o*rg
U*rffre iiia; dah b:;is
lgftnU!ryfl ,.t*t I tser;*. "t
rn
"n,
*"*p, *^qa*i.reia;*n too
FKtrun Dmnq

35 4l rse- h
STlKes PANTI RAPIH
1t?r\ PR,AKTIK KOMPREHENSIF 201 8
Ug,'
E. DATA KULTURA.L (Anamnese dan Observasi)

?agTen
" "'
1""
har'' -hq!^ sgrasungk+n ba!.o54 !1&neem
Sehm Wvva,n gYf}l11{ pqvw{ wvw4^
WWagcan budoa t{rtob,r"h dafruU.

#t,ru
F. DATA SPIRITUAL (Anamnese dan Observasi)
yvtgngc$erat.
Pairen ruqry{t:illa fg,thQu-k . ftis'ren rnemcratd'kan
SOH qP mth90 q t?{rt baclq.. V{ gefqq, Jon Serirq (awif daun'r

Kagfrtan Hu4lltfr{'|.' ge{"Ja. {etubqfa Yegt'rrgf pMh


?qB! mengq:&qrcorl prrrah &-qm ?gnwhffi\da nnl"l-n2HrT*l.gl
pg,nuq rgrrcqno truh IISgr flas1en tY\ull':) d: IY*ltl :11t-l
. R6*r_\e^
\*43 ler4qf

kqi{1\

DATA LINGKLTNGAN (Anamnese dan Observasi)

Pa(\en j.:v1\"r Lrhrr Wjtnqq\


lywtaaffiFctrl ......,:)........u
.{.r.,-. ru.tVUrtr (4td+.....rJ.
fir+dt l\4an t lt\aAcLh

ggtni \qg*q fiaqte1 nneml a h,]ar6ol Unq leung3on p6Lrror


patlen hgnrh , &l9ma dirumqh fiznen y-tellgaeakan L1n$onqan
tluorrrf,n .Jan omoh ?f::: ll!,lliiif"ll\yil :!\(ill '.1 e: l :lli
l l't !:1*1
'
di trun0qu leduo ora:r.qtuavga

# krtr"
36.
STlKes PANTI RAPIH
flI*.r\ PRAKTIK KOMPREHENSIF 201 8
\1#
G, Prograrn Therapi
Nama Obat Dosis Indikasi Kontra Indikasi Alasan Pasien
Mendapat Obat
(atKaffiol 2xt tab t-h-rerfaaenra Uft{r/F mgnm&h
ftrona\ c?gch YeEuIflnAat) kauiun quha
I o,lrnrg) valtiu rn t )
WVenbuha luh
D
u ibamm
fl# wo,tl,,
So#hu n,rt 6prcq untutr
riroreHk 2 K t00 {v\5 bdillry ol"rt dntl ' HWrrentivicos Wda ils6'l^i rrda* ktld
t?totiF untuF fr'pnq Oh*l,hr
dan dtsrE^
rerom\ trUa rntern
dbah bwbaqat
tYtfd(tl 6aYtr'efi

trrtattopzr 2nScc ?endenlc, Cntrnla Hiqzr5ql $\iF ,, herno ur*uk wabtu


deH rten[r besi don prern0bo(i!.r $anqqua ?a{lgh
?erornl
et\fn >CLtlt uh\rs[\ti bQsi
"
]ot
$6h bett
Ls *gJ dntmlo hOmohttK yrQngat0url

dar6oz 2X\hb Mual da mu t-\ipersenr b{ vitc's F\qed Jopat


rndnUdmutlan $utol
4tn I Batrrcicrn Stnclrorn r}r
C,teio WUa daPl
p6$ang
?eroral ;irrunb-i,tt"^ rn'a{
dan murntah
k
St tr' tnFdrk t-l*prsensffiF
.,
qaww thr<ha ?ag1vr:,
P\r0 ceborn *x 0 0p rry
6(nJal l*ml rndrgrolorhi ad!,4
p or ara\ W?ala n-wtan
AsOtowt,noPh 29trg Obmb Ah&t6 ecAL A\ery\ obal ltti r Panen cncngkti
Trarnadol t2rS tng 9 neJw
[errgural^ WW$, ?LnTro nUerl
Dnrx{am 1 tn! hutr , {Nnqqucu^
ohCL+ PTrenahg
Zx\ Fapt I €utnget $.-Pi rchl.'S

?r,r o ral
?errbrerS\hon tPet ftigcrs <r1 sifif Iuka
Emuosan Eo) &eLefttatninGti
$ trnq?pu
30 m\ Drotgkon \uho trutrt

JI
PANll RAPIH
f;*)
\ q'r'1
STIKeS
PRAKTIK KOMPREHEN$IF 201 8
!: t

lI. PEMERIKSAAN PEI{IINJ;\NG


1. Pemeriksaan laboratorium
Tanggal Jenis Komponen yang Hasil Nilai Satuan Interpretasi
pemeriksaan diperiksa ruiukan
'HEMA'T0uO
?/a 6l HemoqLouin t0r5 l9'0- t5.2 gls L
1pK0(it q€j 4-0- tr-o 6.slur
Eri'trortr g (c9
4.t0- 9.Fo lo^ra
HemdrotFnt 296 lur L
HNUN6 TENIS 760 44,0 art L
Wtt0fiL 0,3 \,0' 9'o L
I-sFOCIT %
{rrnflosit tr.l o/o L
2D0- r{O.O
Mcnorlt t0-6
INEFS ,.0 ^ t0"o % H
Mcv
EElteOs tt 8oz Eo"o"96 o f(
$nftt
21 CJ
)?'o- at'o Pg
tnct{c.
EDw - cv 34,?, be,0-26,o sldl
4/+ El-EFTRoLrt
17, b
lt,6 - l4,B
'rB Natriurn % r+
r3g t3t- l4o mrnol /'(
7,1 glppffiorrT Artriurn.totol E"e 8+- 9.6 vght
u/s' *P1gou\t r{a.trir.lm
\tr rBr^ t40 rnrnol lt L
Katiurn
e/7 4.1 3.3" 4.6 rnm0ll'"(
/tg tbvr6q6Lon, v
fbmoglOrtn B.g t2.O- tS.n I "/'
l-r.Ya9P- [o.o {.o-It.o ton3lut
€ri{rotit' e.ge 4'lo'l'Eo to$ fuu L
U{urno,toPnt o'/ L
94.1 3bo -4q.0
/o
Trorrucrit x7T l9o* 4ro ton a /uu
ttrtvUo Ja'ttl EottnoEl
LeKostr t-3 l.O * 6-o "/o
BasoPit nr3 t.O'2,0 64 L
N6r{roPil qi, I ln. A-Qn.r , 'o/n r{

2. Pemeriksaan Radiologi

Jenis n Hasil
e8/ 6 re'h3 anFt€ deic ra FtctK+ur
/ra pleri,rr GnA?tetA &OngYgrs6t[is O(
fdo f,emur finB'hm
fenrur e\hBtra [rr.r9 ."lprSra fp6yim&\te
apcaiJl dan ct iigrnor Je€k
Nrist Jo\nk dqc\Ra
Frar\n Co radlu( dertr o
r^" ia\etCI, 0s
terEia dts+etrr rnposlg clan augth€rj
'fta?tur Avttisi 0s ul nrre dfs'to./ 'W
tarn V Jic
38
STlKes PANTIRAPIH
"{-r}
't;/ PRAKTIK KOMPREHENSIF 201 8

H. PEMERIKSAAI{ PEI{IiNJA]YG
L Pemeriksaan lahr,, rl,rriunl
, ,rnggal Jenis Komponen yang I{asil Silai Satuan Interpretasi
pemeriksaan diperiksa ruiukan
t tol 6 j0fo-qo-D
Y,LT,,il,
Morustt Ub ,.0-10.o
tNDeFs "6
8*,b Bo,o96.0
ERfiBG(f fl
0q,8 40- 3t.o ?e
MCHC
- CV
LGcO u,o')6.0 ofti
RU^J
,/a t-{etrAfouo r
t9' l
r{:6- tY.E %
HernogOmn 9o tz-o - [9.2 3% L
Wot^+
Erctn r{t
t( ? 4!- t\-o lo9 /ur H
3'trl 4 .lo-lsol
L
flervrctoPn+ ton a/
2Sr4 360- qq o] % L
rtttuN s tsD- Y9D l
to(31ut
"Zs
ls4
l

Jmls l.,pKoslr
eee0nogil
t,?
Ftr*i-
It.o - 6.o ,6
h
DafoRt
O12
8o,s
| ,-o- e.o olo t
l-rlvreosrt I {oo-Soo %
t0r{ )0-o- Qoo o/u L
tNPeEs 1r2 l-o- too
gR-mtosrt MCU
i %
I 8(,1 8o.o-96.o
ffrr,t cFl 99,1 21,0'71'0 ffi,#
?e
M chtc
7tu - Cv
79,4 9o-%o e/al
\bra tt,6-tq r[ ,4

Pemeriksaan Radiologi

T Jenis Hasil
7/a. &lrO rmur Stnistra 1q? I t t4lr @da os &mur VCItretnal
/tg u
t atrat ?

&to utrist joint d€trtra fr,"V^/r Os rubiue drrtat r ker*at<-


l"

Ap 8 tcderat angUati trcVihlr @ens 5ts9\oiderr


6$4,"0\ Foto pet r@ia trt'na urti<tJprn," 8rn€trTs

39.
STlKes PANTIRAPIH
d.s.\ PRAKTIK KOMPREHENSIF 201 8
ujy
3. Pemeriksaan trlKG/MRI/PEMERtrKStu\N KflUSUS L.AIN

I Jenis n HASIL
5lz q.SLA s norrna,t
It$ tok" .tarnpctB rhrlca @Pbro;

4 l<cl^

Yogyakarta, tt Juti fo8


Perawat yang mengkaji

Ir
-Ka$h Su

40
STIKeS PANTI RI\PIH
t{d"t\
v'r; PRAKTIK KOMPREHENSIF 201 8
\L-i4:J

PEI\GELONIPOILAN DATA

Data Subyektif

L..Pos.\fl..tY1$g.4s41.&r.0.tmg$.q..Kff*r.matjh...sCI.\;''t:t..sgt..*gglI\Foo......
g. .b*l$ bisn han bwo dugnergr..$dtKt'
?., .h$.e. I . r.0sng0i.oken. . .kHng

3 s(en PgYl \<qn ilKa ..$.qr..".+.PIl batlah &n drehtor


gs\ongFdhg0n

4. ?ame-n n
.lwr.. edtf$ &&lo e dfseplto. drea {ry t+oFfor,(*Fti
.tp5{ugqk-- .tusur.

?: L+*r w{e*.*zY.? Y?:J qlggr 9!


ativrg f dA^ pefvtAVa,,"Wn
.. ._q:.?'-f ^tq ??t ?tlll *!f

Data Obyektif

:. :. [sd s?$]. .M]l$.*t ]t m gsn..!9nsn.


..
ulnc, n ..SPl &Prntr'
Ktri dan bemE WA Fonon bat*ton tarnpaf beffih
a-Terclqpat tura-\ura Kcil di-area Krt{ [.+ri tuta Sudoh @n:ng

3 tarnpag \u.tca ruo,tn BerY€rahan B*: nPnr 9 .WM.! den ..*S:tsr fta' qkary
A w$ WWa+an *a+ ....1.

?:.. P..,. ! p3,[.r.9....Sn89 S'36,4oc N , +9 x I tntn,-t [p: ]o r lvunft


9: Y*:f\#l : kn'.*.r m:I:. nq.!ss:\,J. . dgIlyr IPSN: P.Tt:::i
...*ssrr.H.f3]T...Bn.v:..1!15H..r...H*S:....niy.:...*xh'o..{.mP:..:::'
dex\ra &xrat
_"';t;aii"l,>aitc;"'[iacru"'+ctii,r'rrl.t;."'R]iboi";Ntaaf' diiffii"#rc^'ffi"Jilaf';"'d'{ua
1...f Hcd!,rrr,tr...'tolrpa.p..Sed..i!g.t ..berquAK....r..tzrk....tanru.fak..$r.ulr#.a.
trn@tcrt do\Dr ,W\or , t cllblv u

Penguji, Mahasiswa,
zdiS
Tanggal. ranggar...l[. . J}{i.. 20.8
PJ Ceznq
,\4,
(
( . h'\i r..Ussfi Sutiyauoti.....t
41.
&
ir'rl
STlKes PANTI RAPIH

PRAKTIK KOMPREHENSIF 2018

AI{ALISIS DATA

Ruang:. 2 CB LVA
Nama

No.RM .loS4oEb
rr.irr.rr!.r rrr. d.......'. "'r""
K,,*r.,..293-. ... ..

NO. DATA }LA,SALAH KEMUNGKINAN


PENYEBAB/FAKTOR
RISIKO

?a trcn Wanbctffin a^q wN


Kanan mNfu 961n"l
|Aa+ d fgera mabiu]r,oe' F,r1,u s Vt L\os W-ba t

?at ren rnefig CLTA Va Ka A-n a


n g H\fl( Cfrarctr+r )
buun Wa &tarqka { h ah g a Yr
knn seilWt

lo : Tl.r:darzfi fu'W.mn dtr,angan

,
4 4 fc&tc'tu r
cOrn p \t F,nLr
I Pra KfiT u

drrhxt
05:
2 pasten truenq{uokon {ehCopa [u
Ketusat rin t[vrobt [.r]Osi FrTil.
Parn .Yernerahan d,t pung2u,ttg tn*eqrital $u
Daffah don EgPilor s,lqn.Fqng

ffi;lqtrreaF ruorn rtnuahan pda


Y9WW batr:ah dan setritar
Sgtohgt<arro
TerdqRT+ [um -LW^ reeil dtaru
Far+ rtt"f Sudoh renrE
42.
(4Ir) STlKes PANTI R.APIH
\r'v1
L =:::' PRAKTIK KOMPREHENSIF 201 8

ANALISIS DATA

Nama ,.h,.4.1. Ruang L3A

No.RM ,..tp..Qgg5.q Kamar:


20?

NO. DATA N{,{SALAII KEMUNGKINAN


PEN\'EBAB/ FAKTOR
RISIKO
o
5 Dl Pasten W,nqcLLct.ttan hbJen- NWf akuL @ns crztera
_sEdrhr Srota .2 dr-S€Kttor AruO Fi5iK [?crr C?rra3n)
W?raktur saprtl {ertu ruk
{ugutt

Do. TD \tt51g fnmtlg t S , 26,40 L


5l : ]5,t / fn0nit ( RR, foxlmdli t

4 Rrsil.o \npkrr +a^4kasi\


pta4in$ Qmur don wrnasy^E?"
q\?s +ang%.[ a Juti ]ot8 ?roredur tnPaYiF
f \9tri I
99 , Afeff fra6at' Pmrlr 'radiU
"-,l\na
, 6!an bohr k-onan 4amPaK
dttatw dpngan 4'P9 ,f,\'tsag\ b&il
h.tdGk {Ompak fernbeE , 19 altUtavr
, dadt di('\-ot\
teraba )€ros
brsth
;;; pra\,-Nr \arn@rt sed'tw+
ffi;il;, 'tta^" torYrp^ts +nrx'o
\r^Fa^8i Dcfuor, V-a\or, lou\q'or

a- -'
F
ts

-W Fa61,

43
STlKes PANTI RAPIH
a.or)
tl-7.'
tit.-. PRAKTIK KOMPREHENSIF 2018

B DTaCxOSIS KEPERAWATAI\

Nama Ruang,..eS ,- RA

No.RM xu*u.,*Q3.

NO. TANGGAL DIAGI{OSIS KEPER,{WATAN TANDA


MUNCUL TANGAN

( rr
/-t N$en aru+ uHrn#n a}en\ cide rrr
/tZ
o(r o?enxh ) dttandai funqan Pnh€n w)\9'
&ca ran vu on edtlqT s fa"a 2 drsptula r
.C

q an q VAVru r seperbi "hr=fu tu l(


tu
Farih
'lot/SgrnrnrtS , S, 26r{ oc, N : px tmtn*
FP' ior lrngn[t .

') ult
'i) ru
t<asiL

cl e K hG rafur comp\cfct
F^a
Rmur' cmi Slrct tm kfur t-adrls daxtTa tfra k hrr
Lttncr ctgrtra drstal

7 \t 14
/rt
4W
Vagh

44.
d**
\"1'? /
STlKes PANTIRAPIH

PRAKTIK KOMPREHENSIF 2018

DIAGNOSIS KEPERAWATAI{

l{ama Ar Ruang,..P.S AA

No.RM ,..t.0g9. 0rb Kama


ZCI3

NO. TANGGAL DIAGNOSTS KEPERAWATAN TANDA


MIINCUL TANGAN
ge?{far S€lctncl
lada |snNlon! baWa
-

Vanq afi ,T<rCapcn"Y |uLt\- Lui.ta F€cf( di


area Vah' Krv gudah Wrillg
M#n V*edur
4 "fr
RBko tnFotr"ri bu[u,bultgarr
tnFagF dtdutr.lt,.rg dgta ?as1'=en wu,ngabakotn
port sgqfagi ptcrung terntn don pmagon0an
&kosh
9\?s tctngga\ $ T,r\i $o\ts . ACea prAtc.t{r
{emur f-tpr lrofli u9 ul.na r &n betig U(c"r^qh
aV dtbatu+ donqoJ\ ffis 1filrcSa9"r
bNU 4tdat, lAyvrlav ruN\W r Vta.\ut-an
brrilr , Nadr drrt tt l<-raba )ehs , AnQQ
Frql,<-t,rr * aWqak C eilLit engt'tatt
12

+A $Hf"nt ficlraw 4owtPak .Fond.o t


Do(On , kra\or dan rubor

#r*
(1
sZ 7Z-
6qr ,'t\
a'Y - ' I lt-t
?P
to
I5 ^=-. z
co'{J
>=
xh
o Xr
o t5 :-\:- AZ,
@ =r
!F
(S
o :D fr>
4(s -5 ),I- 9r6 a(N :\r)
7 t') -+
a IP 9r
xt
VI
g ql )
.s 6'
*e ^5
5' e St 6)) 9rB I
f
o i
;-'
6l 7

fi
J\'!1eS D 56', c4
P I o & ae f -
o 6 0- cc=
h,
a s C/r a ?7
e
6 D s? t 36 a.
I
€p

H9; -)) 6 ,eg


o oo 3 €c p B€
{/,
T VA It4
f
e >7.
er#
t/1
I
6 P (o {
s'
\S) C
c) SJ -+ f, {
('ls
7 B5- N 6
e8 ss +
=6o 3 a o I5 3
(F=.(J
+ 3 33 (3
J.
aI 5 ? -
5

\9
(9 o
-Aq p a- A (,,., ts +
BS
P
PB s s
s G(\ 9-
(o fi) * )5

g
s
.,.h

sE o uI -=
3 F C. a
F
(6
4 rs Z
z, fs 6- tr) o
9- F 5 5 E -
3 o 5 I
'Tt 5 F F
5
I F-
-l cG Ot
s
q1
Z z
c) (\ 5 =, a
3 5
s p \ x 2
G '.o S
D. v 5 d(t J.
D-
q
I )
>
c_c
I.Y (b Z
d E,
I s 5, =S5 ss t/)
6 I€ (o=o 3 l!:
-
s3 & t^ V)

so\
(ro
ts
(e'
t'f B' ; ($ e ,s\
(s
F€ Z ,
: i ? f c.t -8 p
a -f
:1,
5s (S)
7f g 5
C- z .a
6
.o 3 I 5 o- o
n 5 o-
-
t' p o S F
+
(b
t/, F : 7
g o- CC G I F z
9_ x-
p
:,
T5 sT F
5
g +
.q o
F
rh (9 3
o 3 4-L lo :
.{ &p S = o 4
(\
7 G -1
I
S N
5 s 7 E f p.
Eer
?,E€
5I I
o.- sp
3
3 s
a
I I
Lll(\
p =ts I
o 2
sF o
5 €
p
E
g E
P
:$J
a
s F 5 :ui
€a? c.g.
S
5 5 1. ,:r
s) =g o
tns5 5
i+ P 6
t
p
€-1 (s)
€ B Is 2
G h C
.O
b Fp 6- 5
Q-
irl A)

*E,B
= 5
(s 2
€ D
5 5 (S
o
SI

S
o- 3 r
I O. 6 o IC z
(D @
F 5 vl ts (tc ls o
5 > :'
L E
f,5
3= tr = g+ d )a
), g p 'f-

p lt +$ 3
n -
sa
a*
E,
E
5 p sE
2
t.C
0-
tr
=
E p;
I e J
r3
(o
ct.
3 E

s
Jr - ta,

-.!

$s t-ss K
r
DQ

flA Z
,;-
)
l-J -,2 z z idi\
I 1tl
7
t-
aa
n1
.n= { >i
L-o -l\ z X'o
6 ca -r-t 1o
o x'0
.D
r s-
:QO
:>.
:S
L,J
< -j
:iY
Etr
I,>
rn!
Ft :b rn-
zo
tr :\ 'n
c N)
(D
a2 o
>Y
ez.
>X
afr
{fli

----- { "

z
-

r lE 3$E rys Eff +


z z
EEft5
raw{Fg
-
z
A
S
$s:CB
F*EaZ,e;SiEE EB -j
Z
tl

1or, E,?' =f €V,g ES


z -l

Sg --*= Et g E*B
re
z

8
\" L-
r(c N,, .-
oiF
tr2 -)
.-(s
q';
(U
-:p
BEEBiljffETF c^c
D-5
S=
a :A)
:>
z
"6A-
tr *'e
<a-
rt Jb L

F-
D
a.1
.=->
-
A
>3
E
AB5*E5f Fg E I dR
qP- 6

r-i
-i

r+ es $$ Es $N z
7
\-$ -Z z z
A?
;.t\
a *-/
t.
7
aa
r-l
a >i
= z xh
{o
-:--
(?o -$J
.E
:O AZ
- :,"o =-Il
'u
:(}
,>
M1)
< ---F
s+ s- \J T qp 5Tq 2/
'LVt : \./1 f?
IT!*
s t6 $$, =)'
6'
-<\-
-J+-
,1?
s'ss<g "{
e .() Z
o
3 >2+ E Sc)
c.( .7t

st-
:, \.( $ 5S (\ F t\,
o
$ 6I sa
-cS+
o-6
J * dx 5C
3E
s- J
rh L!'
F =
t.$ 'e(_g 3 .\ -<-F
;iEIB dz
>Y
P
o

!1 +c
F-
f
$. G
3
cs
qe
="-fi= \z
p Ex
-t 0a
rl
rn 9C. S *3 n ,t-
p AU€
-+
: C\
5 nt-
3
o l( ci3
(\ 5 -\ Y Qir
s- x-ct :t
FI
f TP
a 95 g
= $ =5
e 5Lg A
F
{.7
6
;r
(E. BqE-
$us; Hes
sEB+,d€€, rS
Dcr
Br
\-/
- -\)

a\
g-
F7SO-.tr.
-4?(\ ---'
:-.D
-
m
r-- --\
r_l
z

ax F
E-H C qJ5
^=S* =crf
r-=='
trdD
h+(\\
.,<-

D- -o' S n
.]
^ z z

5
@
E
i-
$* $E,E ts=F
$ I,d
R, AF
1s G-
-r '$
lYC -i
z
z
E!

5-a q=
B'si
F+
C:
t ir.9
!re?
I
5a
\V

5 c/ 3F{
-
'2 J
C\
EB-T
E5
P

L-9
sF 5
G [ +B s) ta
z

9- 5
.1r 5 N L ,\11
^ -7r ls .SR rc ( -:

€tF $EseEEEiF:? :
:c!
:LhJ
t-,
:@
P
Ft t Ei F
1tli
o
tlFi i
rr: s +l lla iiFF
z
F f s$ FE4 F

tAB
sE
-r iij5 r--, l8;1
"6 u$s1
$NFs Es .i
J
z
7
r

/L-

-\ 60i irt\
'1f,-J
lrJ:
7
a0 iE
bE
Ot > xB
rY 2
O --\-
e +-.t
o C) ,5
a .BF
L9 =r
o
:v7
:>
: \.'
)0D
m5
-\T 7 :6')
o 6- fq \.) tr 7 7 -) g +(t3r N 56-
il1
Z.
c (97 oo. {Ih
G fr fI
I F - f 4- N a x €
fr
h)
o
? o x 93 _+
e5
q) e
o Q Z
5- A
tr(r E-a =7 ca

s 9- € I
2 4 7
o o1 ? 7 L-( o Io aF 63
o ,-l
,<\
)t a) o
I 5 j2,
,: >7.
IP -o- 1 + I 3 5 L)
Its= 3 $)
I I C 0-
I p x C
Crag (O o-: )

?, 6
s € (o o I Co tri
, a) fr. F
qS F p I Jri
s G 9l ?,
f 5 f
? i

N )c
v w A0,
I -)
a',
ea --o - a
g Co 6 !F L-l 7 \1 ' 5
9-
o
e
I
((>
S>
I' 7
>,
P
-N c3r 2 - F9 9 LO
s
B
CI
5 3 (O,
(;
-1 s
I -s I - <o f
€) 9 a ,a) Q:
s tr
5
I 5 (O B
6f p
C
o
0
: L
9nl
w',
v- Z,

a o -s
-+2 il {O
--l e -C p * 7
x PL
9c
+ a
.$
5
r I t
f
f
o rc
1 a
s
.J
-
;?
\o O S (9 a a O
o ,d
= E J 4 I 9
?s h 7, 1
(\ a =" c 4nl
L a' 6
3 G
! -T I
'7
J
Ss
6 a
s) R I P
c {I *t
7.
5r
S\
)
C)
5 d ? P,
t c
\D t\-
o- -a- 3-, Ff
eI 9;a
+F
2
->
(A
(T ;
0o
€*
PE
5 =<3 € EB 13
F
= 2=
CN
\5-
Eq+g F
I
i2- ff j>

= eC 6 - i/^
5 ZN
I< tss B= ? 5, ,6
\.9'
Z
,>
:
c.-> I7 o-ag
$? tr?
EE t6 s6
)t
=\S
S
5

EIS
Es EsrF $€ _f
"7
v
-2
zz 'ab\
J. qp/r|
^ti
7
!iD
F tr := i0{
\JJ
o -_---\
os-t\ r) a
--<\

-)J
a
a 6+
----\ >i
?F
>x
xa
o o .1 { rrt
x!
C\
4 Z<
D&
L--
-, (o
.-?
-^
.,,ts,
.Y
.D

rt ;6o *€ cs= :@
)-),
i:
.-->
3;
TT
5S n>
C* €
€ 's o +sS
:o
.\,4
lcn rn :0

p 1E
6S o,/\
95
:d') :
2
)
o 5J = a
-r1

o O- i/. \)
86 o
p
F
P-t
)a
-1
6n ,.!?
-t
z @

l/J.
p
ae kg h
2
\59 )4

# q
I
q
\r1
Eg
a-s
tl Ea
,E
\s96
=

-l
\.9
5 F *.4 z
o
I
*^S
)t
8,6
g',= ,,,
U
5, +\
:-9
-€' 4 2
(S
9c B-%
,9
9;
s, o=
)c. A8 z
4..
FJ
(;rt
s!t 6b
+
TI z
>a
t- + !4, t€ ?-

\A
() Q5
-<
JJ
tr
v) 6-u- 6 oo$
>o
7-
i
Z
o
\A -- .< P.rfr i O\7.{o\,rs

AFR€*E Ee
+?-'E 5
A\>-SL
5Q: S.'Q-
* s i : EE5"*g FB EEe .L
.(l
ir!
.
.
.-'
.,a
:'J-
.'.F-J\
r.€

;a€ia5S a;Ee e11


L'J . .L

re ::>
33€6E {A

i* € FIE EtBu"
iEi;E}€ us EiE= E-FEaa
Bq
(r o €a S6.:
6.q5 t
EF -,8
\, e

gA g+ 7
>j
?-i
f =:
ES >\
z Z
t: v. t.a
i
*\
:t !
, Qr1
:".
7
Ca E= 9-E
.i, er --;
i;; i0
DX
Xo
*,1

o 6rr
O -d -----
oo-rt O -JJ {{,
:dT
_>
-- \r:i= >
\"9
CN
s\
G
!-A
='d
.<3
:(,(.)
..g
g."

s-5
llf q
-
L
= Ou- .(f
:\r'
:s, rt! -
O, o
5-
g
6g Ea-E
@E
Z
q)
'n

-!tri
b t^\
(o
5 - t{

5 ta .)4.

h>1
@
jt
st
C
N-
F>-
) :o 2
L
4
s
5 8ts E
,J =
iPK d =
*
=
S 2-f
;
s',
(s E8, q
i{
? St L+
as c{
7. i

F
Ix
J
€3
3(o
(A

7
.0 >
--?
0- c> >
s5 5 Z
(o
s FT

(,
s,
(b 7 z
>+ F:

E,
B
Eb ?-'

:'- J
o
CD -F
o 60+ >t Z
a ;+, o
?: o\/\ 9r
,S-
o7' j6 -74
rr 1l
Cn 4 39 g ,i
)c -p L-v^-e -< (g
)b

5 6r
,, "ltg =(o
(,t rr
:); :l-.
(sH o
oox
6',
5 L>U, f f
I5
PF ). .lriSI .lo
:t,
:W
"p
N
x?65 o6 6 x\n &- F 3i :70
5 6."r t/t tsj :>
-- ?9
if )+
) .'," 5'
G
.€
ts 2
63
_=
Fi
>:
i

+9
\SS
2.
(f
S\
J Ft (c
S'
;t
7
7-
5
o T '"s i'
9i
\s) \r)
a0
"€ l"l
6Y
x(,
)
(s
\F6
f\\ ]s- F
3
) \sC)o
G 60r
JO
E15
"r ?o tal

oo 7 '3,

E 9. Z4
-l
*7.
z Z
't
ts =
Bc P-+l
-=\.- 6 >i PX
8 -\eo-+J I B A+) .IO
{r,
ts
(_)
,(T
T
'Xt
d oi
2(\
\/! :(7
.tD g*
65 :\S
s I
!a- .Y^ r>
u*
>l
R
C e€i .ls\
T=:

P (o Z
o )-
s 7Y
s !s_ T
N}
(s f gs J
. $
2 ?,
s 10
.$
tA 6s (SN-
ss o 2
rA E g
c
t
S
9, 9'>
A)(\
7:

I \\(F =
o- 5s
L-
TS
5 -
I 5.=;e''
T 't- ,;
) -J

a s)ft5 v.
:q

I
>
I-i 1.9 \, -Z
;
tE
oa)
>,
5 63 )r
s (S
5
l As
d r's 7_
?.
Ei

p
I

6
)-
9l
ro z =1
UN
q ?a
tJ q I
I
9, .1,
,
:-\
I

i _>= a=
O 6 -*J'
!i
>a _.J

oc> @-, oo+


--. 7
oy -s f> O \rr
€\2 -) 9 r,
7tn; -A 8=a o ;,
;,,e\r\, I s
KLsS9* + p
a-
corl\ E€EE FT E > D., 7S }J
O
-<gfr *- Ea g {
o co \,
'r'C

s,.
=nf : ;#"*€€
E tr
Ity
hG
o
-f
s
1
6
s
&
3
*
P
N

+-1
€ aBq;B
E E-*g
E;
t-
9?
-o )c
Tf
f,
o in

3Uq
'tri
-x* H
r\sI d
? f \s3
6). ro
F ?;
+ G,
F, ;* --
z 2 ren\
v= i _* !
; \*J
*a

<) o
g-S
:--
s l) O
6 6>r) xJl
l-D -\_
-s >fi >x
oo cP +J o ,l
I

xb'
i -{$

f(\
J
S
9.
N
(t
J
F
(s
-1

=
-3
S
(\
i> :f
IB
:\-s
g
.2
N, -b
=-
E^fl

o If o_ r=
rn*
a- \ai s:)
2
P (S s-
s
U}
5. 6(! -n
'g P F t\)
-ri a (! (}
r
6-
3 o s-
<a
S
t--)
'2 co

p S -,
f : s-
s \n
(+ -l
tr
6 \J
cn s
7_
X
9 I P C
5 =
e dJ
6 bcr C =
.o 7
a s
a5
2 o- s
3 i, 5 s {
a
J
tr t7. 3
{g \r)
p -Nr
3 \
(9
5
S
;
J
(s
s ?
t b (s
v1 7
nf o St d
? Z,
\o
',r(
L/n
P 5 3, 6
,z
>r'
:q
'9, g= J =, z4 d>
3, >
O- o O ).- ,
OP o. Nr vrP ,+ F :a

>i tZ
ga-} o
a oo+l r'aJ---
t) oo oo+)

9 \r} O\p A\D O\n


3I { r, --1 o; \ V\/\
a T- s\
6o (9
-g
E€rC
I
zw>
,,r\\rd& 1',3?" ':

B$T q } BXEE
a v-)6 :()
9 a I >
o .
g+F ^\-)
xG^-:
6 6 ; (o
t;. 95 J L9
+ re R
s3 -:S 7f :t->
g
=I
\q
(St
nF '' co"e*
+ p-l fi
6 Bit -+D
Fc =.e, 6oE€4,
B
$b
Yl. > I
t t/)
), ; f0
n
8.3
.sts
-d
J
a F-
5" -r. I
r
a a 5 E\L) f)d tr
a
a * <5
2 \, 6-d_ d I
2n 76 6(\ tr/) 1
= !/)
5
ts)
EE
q"irs
3

a- tr G z;
al F 1, ) Pj
?;
J \ 5 >\
z Z
F c -rr_
'.a h\
iI ts/ E?
7

6*
J F{
F
o
;5
o"> o >^. PX
o -\-
oP{ '7) AO(t
-{

g 7& 7(o q7* io


5 -
\s f
=
sd :@
:\9
o o ,9' :o
<
(.. 5 ia
c .O F
tr
-T)-
s\F :A' z
a
C9 = t^S T1
€ tr F
5 o E5 N)
cil 2
? 4A \93
5(F
>T
AG
v, @

(C 5(b
I e6
5
z-
--t
9fi
EB; bF5 =
=
) 6',d
38 B-r
L/1

F
Pk 5
6'
€$ 8,t
.<-
z
t.
(n
<I 3 )
z
\-!

(6 : kf
f oS z
9
5 t.
(Jl F:
F ._l
er&
5- -+:
Je
B-
v E tu
rs
7-
;.-

($
\r] qDJI
--.--*
F PI,
aa] ? _-a
6 @r'
>a
Z
o O-
.>- d (/')
< \n -<rc9 9 ci € Pl
Y]

5E H sf,e 6 tci
.O
4 I - -T Z.
?:
-s - F I
(s EEE? ts.*
s'a t,--d ba 2' o6
xe

r.&- PH = t* B
O, .a->
..: e o Q- /r
-l9l o
g - liz 2rl
I
>)
G
$
:\1.,

ip
>{i o
s" (9 - ,t- I
v)
te
.-,1

(t o F
1,
5" o
g
(a
3 p' r-s:
Zli t <2,
ES
9(S
9
?; H
zJ6 a
7*
e*
6I, I
,

I
. f\)
:>'
d, G c (f
5-2
i

Id 2 A =l
6 $
6E€
i

l: (S 6e v17. Ia 5H$ s BB
i
I

9
l U; <9 p ) i

d o/) € b5 A ,

f r.9 -a c/)
o t-) F 5
Eq fi
Er s-F
I (-C
q, I 6'\2 3
& 6-l
z \n a I, 5€ts 5
i

g+
.,7

$# '?;
q "t L
'\ \ I
!
'*b\
i ti
! *.,
I

s G :- :t
{,*

4.
(-r .>-
d oo+
,J
C
as rfi x

qG'85
-o Z .<{<
:o x Z,
I2, a5 G :cp >
IF \9
(()
3
o-
-'z F f
:e)
iq
.aS
fl
7
o
6 5E3 S)
5
F U}

(r}
asP 6 .}
r
T1
h]

1 /aO$
FJ
P ;1.

o Uo-t 7
(^- 7's.
E K9
I
s.
a<aa3
5 -r\
5
;i-
S c\
=
* g' 9- ro Y t
tr-
J
3 qe J
@-
ES
as ?t .5
5 5 E
\-
5- E+-
J(1 C) v.
C t) b
5E a :E

=o
cO
LE
o), #

BS !-
.2.

=,
L-)
(n
!"
?
e
I
I
s*
f
I
5 E "+-
a*:
E

F --(' *;
;i. i
8 "o*) a
O\^ TT
\-') ?
t Aw
7),
"g-
+4
gE,
\

@P
@€
7
,-\ E
bq
5J
!- (9
7
i sEEEe b :c)
o
\p i'JP
:p
e: o-
*€
8B
4-
t5
Y s s il;s
I A FF_€
d
iro
;>
=0,
+ B-
x68,
e
? s5
7l,
@
o
; ?x €5's"r
t{ 7
\{
-6
o
?-
at
gl e S EgF;
c\ J oo 5-J,
/1 z
C,
L
-+l
s $s V-
-!{
r

ZZ.a
*;4 Y :.1\
iE
-a t
= l.- *r"

F5
I
gUJ

tr{S )-'
. -\\
=
(?9
t)
!J
J>X
3a> 8a-, 36> C cro+
^o
J$
Ag

I .o e ?s 6 b
i@ p
xE
2
& G 5e \:> . E=
I3n
N- 5 5 :c) :- 1>
- 9)J
PE :\rl :P E!r
:6:{ :\.''|
e- *
5 >'i ;
:-:l
o--
I
I
(o lh
o
f t,o
n €
F>-
,1 L ::N
t!

E \ s
o .3)o-
b
;r ::00
g

s I 5 ts
I r,,o-
@ ^f
, Ip 9e* E.

C EP :q

,, EE
q6
53 €"

# t
YE
6g
aA

Z
3
t.
6-r
l//).
5E "g

I
-t
, E-.; s,
\0
o(b
u
A
= I * =
6'
e E E,
-s
2_b
F=

\r-C /, 7s T;
;\ t'i QDco
rS 6-u
z E-i ()
o eo,
A
d@+
-*r )Z

o\/)
l+ ' ;
19> I Y
O t-) l

6rr:
'E; E >T B re
?FE. E&* €€,dFe iP
c I .-- ip
.rCKg:s P'>F DO
' 96- %*7 -+ (\
- F rq * B t:'S EI5 o{ e-6- :(^)Z: \)
!ie
. l-
vlos
E T *EE o- q B€,
4
:;b
F sE :B
+ I -l fEe- +G ) t
e\ o* ), (r
g 7 \93
F P. id
.A€a
c
3,

1"" a,T-
eF R$ €T
Y f. 7 d'
6L 6 9l
trP FB
5B
f? s5
16
3
P?
3\S

t 7
L
(S
E,
F
t,
F,
7;
,l
*= :- li ab\,r
I t,,

366>- s_< I
o6
o
>x;r'
o @-u
X
B O, Cr5.{-)
o
!

'4 o
xp
<.s 4
9 f2,
., -s ;O rF
6, 5 (\ (s
:@ EJ
r:0
I -
9- A- o :>
:\-S
;\r,
:E>
k o
f(o o-
T=

zg,
S 5. o
g e f
Vt
.r,|
\,
(}
s= 5
\-9
I5 /t)
? 6
G p
o s
=* I v,
>)
I I 6 '?,


p €
g
I ts'
3 n
o
fr' Fe 5, {
D o
\9
= Z =
€ s
E' -5
(S lo
3, -
cl
f d
!_ 3
\9 i

3 ?
z !-

-l I e ts
J-
'7-

o -
P-e RF -6=*
O= L;
b
EorJ 36) Z
Yl o \rl O \-/)
>o=
ts / ,l
\ ,, \'
E s65 E eSgu
r T:€€ ?
'G --L F
vt
e cJrO -6
q o-b :lS i rr

€r
J-
g-J-
(\
s 3
+,(,|' A R'd
? Pt
6R +
gae8,
7 (.s
335 1' iix 7*q
H$ €'
ib ib'
:\)J
:
I ir
!p
!o

90 Q
€ 2g6r
7 t

sd
:=
I s 5Kc-) '5-
tr
5
EE
3€ F
cS
F(f c5

;
fl e e. ?;
z z
,.) =2
Ft9 irt\
;qr'/'
z !o
T ---
CJ
.Q o= n1
>x
6-* P
(J oP-i) @ -+J g6n >tr:
{(,O
x!0
(--
S.S
EE56 E< F6I .O I\- .D
oa
)Y aO q;
Er (b
ico
'trr
=-
<=
-g q- it
((?>J
k8 6*l
sfb
r.s
c,
\.rl
T>
MT

€ E gi
J$ 5 ,t- ()- * C.g
.l- gF l-
tr -i
(-'
rn-
uc
I (/\/\<)
)D
J
C
ilf6..-,+
Z
tt>
-tl
hi
9-€
FS' a, q BE 9-o
d9\ nit c
-.i
z
o
@

(\ 2rnp t EC
P5 ?r-FS ,T5
q, s{ F
z
[3 p ig
€-'i,
S
E} T n
ft
1S
ts7 ag SP
'* \n
q b =tr
S5
(r
a$
\/)
\s E Bx
-s
sb a
p p
{
ET
r-
lF
f4)
AG
I
1
rC
z
a.
$ {-t
o B
p a
, e.'A, D-
z
Ef
5
P s
-6 t 6'
E z
'F 1t =
B Ei

(Jr
@
e+ ES g+ 4€ ,Z-

>-
'?1
3:

a
F ><. ,F oo{ o
r'o . >d
P @+
o B ---< o
\.1-) Oo+J Z
\r) gq D-< '' ro O\rr a \n n
€p-" z 9q a# =!
F E6 EB€
r<
€s 88,3 :ra

EEB
ps3
a/b(s
\.s :
-5r (s=
5 €eB S o--
-EG*3 S5
,)
5(o2
o-45
Z+E
:9J
:\,
'f-l

sS
EqF R Qi6' $ r &t sE'!)a
684 E-E
() rt
A- E-B
+s -ll
I=

sg$ (aS Y $xs


€[p
q'J
^r^s
i fl$
3N
s -< o
</\

53
s_ a;
+9x s
;e
Q-P
st<
rfi
)
:5D5
f'
6 -*
o-s
OJ

ag Y1,
C
U;

O$-1- S3 e" q9 rstrE:2 ds6


_a
.,, qg
;s- F >. >sa9x,
i
6r
-f+ T 2,
>-:
=
+
S t$€ 0
o<!
5-
7-1
>.\
g 7, z
-Z
Fi
:ah\
! .i
| \vJ
t
!,
f
'z
I
!(n
F= >o t0{
>x
E a'\ AO(r}
{
xr0
<<
o6 C
gK Gt =-
TV
(\ . _t> n>
9is :\^ rn r0
v!F TTI
*
-t]P 2
u)

-;o t\)
o
I z @

E
D
^l 2

E+{
I

o-
>,
I { !!t
\.9 z
J
o
I a
f z
B
s z
8
z
(,|l I

I Eb
+re 7

Fi
\rl
\)^J
-""f >n *
Z
i C'
5 a
2
(O A(

€'
(
;€€Ei €s*{ BR
F.5
P,+
-a
.P
.i I
.\/-
.f'

65 _3 . .L?

. .U
-s
< 3la 3{ng Et SE
1ra 6-
36
F
-
: :>

il
*a*r
.u

I =
o
F
:s P-6 i 'iEs
5
oo-
\SC

q
I EEL qs
t}?t

\ ; B A qE €2
z
g,s PJ
>\
-t
'2.
7,
p *z ].a h\
"z
iq*/
a F }\),
=
o OorJ
A) \-()
oo -\-
eo -lJ
s-'
a oo+ e>i *fr >x
XrD
o -{ sl

F F 9r:
f,y,
WP F F
6 1\ :(f :F -I>
f E 7\65 g ,(* .=
(s
-
P
f d,
I5 I
9s
(t
tr t\
iqr .N
TE
c92 I of.. s
e\ 0
90- :\n
(T s i-rs.
T=
rfi*
AE P € (-o2
J-,
t\) o 3i Z
Fh 9-* tr I5
rtr Ed
gf e€+? o \r)
a
fr
o! > o'-, s -f,
Ip t\'

6r s I s3
c0
6- s:- I t7.

)r9 e- -I
e)^ S- F-l
o
<f6
gT >t-
s
6- o
tr c- l
e)
\SY
B%
K
t4O_
s (o 3l
Fi
2
c-s f\ a 'p =
(bi X

EA E. .,b
d
E5
B5 (\=+ =
; J-(\
E a (S
h,
,'rr
rI s= K +
o3
-lt

fig s5 -t
.+O
o-l €3 D
tZ
rt-
.11
*0 F S
S,
(s
=
os
s
ip
.s5 o
rt P
) 3
- -1 o .Jt)
-r< ) \ tr
4e
I
a
s
9,
a
Io- L-)
g
E
i
0-
)o
c)
) \)
o t\)
b
Z.

6
o\ t{
{
Z
o
= €s
:t -b
z =
>

:E oF F >a
.L
v) oo "+l g6}- 6
o eL+J Z
\./-, O \./)

d<' f
Y 2
w,')
f8 7 8"8 eJ
tlt
N qE€ *
-t4
J fA 6 \sq (E
(o
51
a5 5 € r€d =-d€ )
:H
.V
:.-''
:(.)-s :\x
^t9
lf6 (9
q,a 67 8+6
L6 )- : :s-)
*" t/'1 (t
1- (6 E
EF€ e€ €, .
l;>
.V

,.L

Pq F
a r (>-o
B
F n
P c.r-
Fr T7
e9 F r€F
nC

7q
F t[
g
FIF
F
-l t/)
\/,
(- E s! G,
d
q
$ J
6-
, F 5F Ek \.-) 5

t t 1] z- '2.
_, \4 o
= (T
J-,
s+ a
Z L
* 'ja-
? r
P -?
,
-lF.'
q"-,

f:q F {. W=A :"-


DY
\-x)
o Go+) \}J
o 6+r 8 6Y't x'fr'

€S, LD
b
gz f\--
a HE
6' @o
<,9
'fs
io
l@
\e :>
(o -v; =F
= t- c
I T6
(s ?r *
o-- i-:1

5P Z
>-
3
I o :,^ T:
-e(t (o
9- I .oc $]

o sl- ,
I5r
\}J
o 9
cl
FP- $l
-'l
e-
,,^
6r
=o
=
f1
9I
Z

d
3 ke
>+
_rl
-l
F to fl
*k
) B, Fi
5 -r-
AE)
# =l
f! =
S-
trl
(fl
'2.

-t €E
D
9l
5l )
a.

*
cO 3:
"A 3tC \tG
4- I
<' =
-t
!
d 4

Ol
I.
<7
/t
E sk r
2
,.-i
;,i

s{
+l
f
!

*; e
!
l
\^ -q >a
o6.*l i
G, o.:+)
C)
2
Orr) O ^ \..)
S*)
99-jtr.-
-5 Cl
E- *aa e o ER'
{*
'' E- rr
E<Y
l--<

N]
- -/ctF
F 3 4' ;: :O i-,
:G
E? '*FE* -)Fe
:s)
iF
6€5 =5f='
E+i {F EE
; :F

€=x tro d 6*ZfA


t,J
't *
9<
? apa-
Pva O_5
=P€r
;q 9 =j
15 3l
rr9i
"d
.
agr
: a:'. UJ
*a
rO .\
}o
v *,
-S
L6-
&'
9(t \-
E
rl ilE
T
Z
?-;
;.-
L
(^r +.2- .
z Z
va
el'
7
i
,I

o
\-9 F-l
oo -- o --< >x
ao -+J- o 6+ B*- .AD
!F+
:'
5 gE '6S=
--9-5
.L)
!G9
(.->]
:>
.:,
3,J
S -rFN ic)
: \rl
P Ht
fr>
s
N
51
(9tr
9F
5S
EiE
< ll- -)
si{
Eq
7
a
Fp -5,
:9. fr
) r 3€ E F,=F L
N)
()
-+ ' >= ?.
Or
d \d
(ss Bg
S
-t
(- \,
+C1 C
5+
es F9
ex
;4
a
E =
<
s{ T]
Ee =
E- (\(o (9
s-} s: 9o-
I 6
-N
?s
.s)
-;
d
7.
i
o-6
J
\z! a.
K)e =
F o5 r,fr
(1
c )
FCS
a
) 5€-, z
t
si
\s'
S
R
IG z
-g\ e t"

5.)
d
i
t k a
5
s
\4
s o
!4,
f
s
JG,
,z F]

.8 _--€_ cro B
I

I;
>fl
ra
5
oA
\i" \^ 6B= \> e4
-----< Z
o I

O
s& .-o" c\-
\n f.
v] ,r0
<Yr iil-. SEs ;lea
dE €5
q a\-
7d a <,9
c'l, r LA F
??
d/ rQ
\, €€
-+N 73 i<e
z4
G h
a FS!
sq 5 Es ;(p
\S\ ) > t)
-3
-l J)Ji
E+
5O 5
tr tA< dg ;Bq e sE (o
o
(P
\s 31 -
raf \S SiY,A P
p
+6 Go ,ile 9E
-a>
6 3
'B.= n RG
FT 65,
,^(Q-
(\\ s;.8 ,Ct
t=
3

P
S
qfl (} \7 $-st= BUG '-F 3
L\S

F+ F
+
N OS
es
t/)
I
6
c
+e
OJ ) Rt
"
PD
o)
l
;0

d
-l-
s -c$
-,5 5 4.
5\
o- ,i€
ttf, (sr\ $ -9E5
F
EB
-F 5#
JP 5
s
33
99
,

s+ 4-*
t
tb
v -+s
D<)
b 2

i.\
s
*':z Z 2
d
ri
'z
*-
I L; )c+
q- {5- JJ
g a*J \r.) \, EX
o oo-Lt
O ---<
@+ ,\D
*.1 o

as
g€
-€
fiC (s
E = a .t
-7
(S
'-
fl'--
r;I
_>

C* : ta- .-9 E- =*
fr>
+ Esa\
L Llz'
+C :.n
€8. a \.na o<
\nb =c
saa \4
I Cg F.o
5
2
q
'n
N
5
a <
2,
F,5 '2. o0

s +
I 3 F
(\
6\, (o
€s J Y], '7_

-s. + X
6'. 7
S : s]a

;
e
P -l
>) <+
o
e (s
=
..#
s u
(o
C\
\
tz
A O 9"
7
s E
s5 o
LQ
rS
-:d
fi-r s
S .J:
'z
>. Ev
G9 a
I o Z,
\)s
o
g

s
& 'z E
o\
(,) S
E
Eb :r 3
i

$# -sT
\N
o
=s
cO -r3
.;, A
Z
o
rs4
t./)
9 T
<
g B-
p
S6 $6
e., L+
f 6-6
q5
) (s .xJ
30

Ec -< S J9 = 8-8 { u5 icr


!uJ
:C)
:G
a5
P

3d \ -k-s
(S
/b
s
*\() J5
a)

'99 '5=
3S
iP
o-
a =t C)(s ilJ
65
del
I5 SI
t (s5 -tS :>
-sG ),- ;:
3E). 3e L4E
(\a
hS
f (t5
)8
G o
r=
T
1;
-g
-.tr + sd
E- 0.n
NS
J
\9 A
,o
D<! 7;
E, f >\
'n. 't.
$. *2.
1
d ]'-.
J.'"
"
o
\s -E a,
Cr
8-q X-i
>x
8-,
. j-{\
o 6 o-rr- Xe
+rl
E'tt
ts< ,..2r
NS
t\ ta
-d
EE 6ETi
-
5 ir^l :o :\- 74
6J5 E-.o -:1 (O :oo
s,ss
sp "[si' {3 SF-si \-s
io i> T?1

(4.5 -5 e- trE A^91 i\zt r?


i\/)
EB €s
s*
>D
(.9 1f c ESI :6r 7.

s\
(S o EE
F q:r ?i
hl
Tr< Q_5 |.. ) s
a,a Eo o-B >- -,1
-V1
I J-

FC
\3
\)
(s
dF s- sFl
C] '7
€CO-+- e O- -l
\_, 5
^F
D
s+ 3S
(.oR '-rF
s Egl
-5nl
=
:rN \SH
C^ = Sqi
ca<
OS Gqq ks
tvl
< ll
F

Nd k5 s dl
s, s,
R-
:ts
(\i5
:1
(s
a
s
skl
c >l
Z.
:=

> R(9
€rt
ss 5
19 o- :i
a)o (s f o-E
d

,{
0a
4t

x
F
=
\S
p
e
B}J Z.
-s 6-
--)

o\ 11 -$
f
T
a
l) s *I t.:

r\)
-
r\xl j\,
o ao,l
.F \i L,
w Oo },
\_$
a
w
\,
z:.-+_
Cg-t)
IB *.,
_-e ;"f
-
t_
o c}
ox g a
<f "
.{5 <- ;,
O '-)
f> :1 (D-
\r)

'oE 81 C1 59 ]s
=S'dr
-S
t^
/ a-
l-r FH $E 7p- kfl
5 rr< -€ 'N
strf; -83
>
(4
fl'5
- )-)
o (1
6'
S+€ q $l
=s!2S BEB € U)I t.fLr" E" t-9
l*
€s s
F-* E E
F (f

:
+R ,3
sQr
l(t
9.S
F

Y aFB
' rl-,8
&E -Q- I'1S S \) F
S. (o 'sa 9 fK off
}.. -o J -+ (>
.s 2
33
@
e- 1 5
9- .\) It
=
c-o 9 =
S
s
'-] f, I,
.TT
{1 2
d+ ?,;
$$s 9 S $ -!l
j ./.
*'t: 'af\
i b;
I ?",
\ is

E"S bX
's
=F.S x>
"c)
:c5 sE
S
N :\}
:o .T
Is !VI
S : tr\ Y

5 z
"rfr

\ o .?:
t*
\ =
S 7
\ S
:
\ 7,

5 =

'>
Z =
f..
?:
.J-P

i.
rFr

z
=
E€ ai
;il

t
F6 L*;
>a
tsa-> t
-s Yk () V'
,= s
\
\
r+l ss)
S
E-€
,=q
==
\-
l-
IF %
+
+ '?\ (x < 6s.
f, S
\s-
iB is
:Lr.J i
\ I S t-
s. :
:
:l-rC
:
5 F 1..)

1, C
+ FE S. R i:P
\ -.S (t --s
S! S $s c-
qO
=
.g ?
s3s 5.> Sss
;p
\ +-
=.
d C
ts t-l x-
E E =str
o-)
:
xe F,
\-+. \
l^ q
{)
-
-g
f 1* :5(\
= 5
tr
os Z.
r
AA j
?i
'.t, L
r-' ;.t',
:t=,r
F

f s: L9
#3
)-
lr-
oo e$ o Co a.I xa

€ Z
(o
7(\ L-
A
L(S --.
:@;
I
s $r qe tr,P
:vI l-r :trF
I B rG
€o
>'r :6-' :
it:1
ifi*
6
$t
-tY
5 7 (o
Z
d
.t tr^t 5
'f.,

o
I V)
?t
5 -R t.
t\]

,
C 9
a EB
pC q's
Z o- 2
a tr
(a
,
I
9- 3, $$
.E =
---
o lla 6
o<f
C
(b {
I +
EE:f =
xo
;4

c),
Xa Eu :Jt

Hq -t
$d
6'l
t.

o\
I
.]S-
.o
{ E
tr
aJA
3,E
fib
G
\o
Es
:>- +!

_--
s ;l
,lt
az;
i

I;
;.*
!!.

,e>

sJ
o@v-
., \/l ao+= \P cr+r
-
o 9s\L)
ts a
O t/) O (.o
),-t*-: )
+\^Gi
l$i:cq^;i
rt (/)
o\N(a :N t()
gc.5
*rAE T +i g
;o
: u.)
: $.r
i\)
2^oB
YrnE gE =
ff
:D
F;"EsB
cr ,, 7< -' .o lBgS. >

Ei {r'; 2,d
Pgr
t -tl

b=J q
-sE -{ el i }aI;
g \E=r i
:s.
L. }i
aal
B-+= r (91
ft,
Bri
i

Ik ,
qk -s
r€

-'. s ?-
7. Z,
N *2, '*b\
iz.- 8:
.,* -a

6-j -s = r+co-rr
o tr
fi
, -\.
8 *,,
<9
Ea-g
,c.
o
o -\>
CPJJ
r:)
6
<<)<
-
\, t* F
]t X t*

(\ s) F
9r
:o
:@
xa
9.,
ru E6, o
j EEEI Ir-s
2o
)
u d) *o :v1 :r.

-%6- OGE :c)


Z
3 o f
3efr
a/,
G
-1
xs
5
[n
.D
=
Itzl
-si 3
j
-7,
FL:

q0

E -- .''
.

o >-
2, S,X
lr)
s
(T
c./1
C
-1- 5
C 3.
C A(6 7
,C \n L =>
"{'
()- o
-1
)I EE
5I .t --*
5 7f
*
tr
a-
fA (S
,*
=
I
o-
-t 6o
<
(b
E)
?B ;1.

'J)

3 =
\' r---r
c9 Gd t
@
;.
E
@

ae s) 2- .-\ z r!.
{ rt
t )o $€'
, - i
;. *i
.az ;.
*

F= s _--_ *;
G
o ----.--
co, 9tu B-, >:
I

ot, G\o,' o? ..6


n/e tt
I t
\ %,, \,
c^ Z';-}
l,t
r^r
hFq
'lt
Le T
q
EEk rllrtrtP
"O'N a,t6-
U'C
F-
i3T, N :O
C)
.rD
:I,
aia
o5.S
634 s i4,
=
-s9a
+^1

i*e# irs
:>
€r ar 6
o(b-r
c\5
-; ess CT
4=P-
o
o
s
246
ob)
Tf
vlts
?a- D
i
--o
ag, l
i
I
(D
&
2-
7;
I
I
t, =
J
*.2.
z z
:.}.\
:!t,i
-a
ov t, F :!

_s >() EX
--\
6+) o -oo, O
o @ +j O
-'i o
C'-.

<I ir

! d9 E -i(O
:o
:@
.) x=
(S
(D - 6o 3 ;u)
1 7 :o
Q- A- u !9
t6.>
=+
m*
o /a Z
C)
f s'-
G
sG 9,
.R

o-t l.J
(}
ss
-
9 I5 .?,
e0

I
2t o
rt
q
(/\
s
f
C
t/'\
f-"
t
.s
C
,z

=
I :!
a- n
a g 2 F

9 5 S
5
I= a
7o: 7-
a z.s 5 E
P r- L
7.

V)
:A
,
-o
+ ;1

-9"
.a Z.
Ls)
?

o\
90 5 5
L)
7r
a"
(T
F
t
z :c

t )t
=l

lo 6= a
B_€ .F l-
>a tZ
8 --.J o ^---:\
c,
oo+ o 6'
o 8a=
O ,.r O\rr O\n
l'
-g n
l'
t| L

4-) -s'7 \n _-I 7q)., ,L


SS

'o o-
tl
),,,,,8 =t
Cg'L'A {)
rN OO 'r
B$ I
-A',-- UJ 'f
1LJ
e
.4

a.l\<-ii?E
'c)t)

I
q)
@*.
x+ ?5r
\s tln I
-\ x9& tN :}J
:F
:>
e ;s
3r, E 9 a
€6
o
o 16
5
-l
-.)
-)r =ds
?,
(f s
'' FJE $.
s'h 9 b
t
; Pl,'T 5


=b Fs 6
;$,?
E-
9e,
ts

f
4.,
f+
ta T
J\
I(b
E
7.
-N, *2. :*b1
irr*.

F -
6 *;
o ,----
o eO,
\9
5o *S- --*
g@* *+fr Px
hli
-i(,:
:'
Qz € a-s o D o-
6F
J\%'
5
c-9
-, i^
e6
da
;60

lq
,4
":(r.!>. x>
-r6 s
t/t
:6)
ili 'c
fi*
ke q
I
7
g.
-n
l\l

-].<
A9
l/J
J

()
=r.
gtr
5
-\-
5$ 6
9\
-f
_rc o-
I
z_

=e '|
w)
--<,
=
eQ,
vt
-1-
2o
o
-ao
-l
k5 E
a
'+
(5 5 7- =
><
(s ;B 6o
4
T
|1)
:n
o(t -, ? g.
s
o
\9 ,+

;r.

qs
i

o\
\o
t*s
*€
,f s
a
=

+F -
I
a RF >t
Ea= i

i
I
(}@4-t
G -\\_
lJ
6 ""} 7
ggE ? s? o-1Ot'.l t, i,

;F_E?+E sB*
ffiE;EE Eq? (s::si;E 5-s,+
*?; :.
iN
io
iw
*qZ 8^ e !w)
_oe fip
FA*
B-5?*l€ {o 9.e,)r :iF
iP
$iijaEufiE qis g ;g -t
eb
f ;

=i,qE Jo

ts?
lagr6 $ oo
t
E :l
1F s
,t

A+A T
+s f,+ +
J Z;
*. __
, '.t Z
*t i:,
ilh'

"a

$s F) >E
\>) xa'
(f
g< :C) F
iF-

o:
EE
'A
:6
:\s
io :\>
=-
l- :v1
-t
7( : tr{
5 Z
2 .I
N]

?.

tr
G=
/.
g,
S) -"r.

,l

{
I

g€ z.
>-
?-
=

.-
/.i
S.;.s 7

*rlf+-ig
LnJ
T Ji
\./)
{d
a tr
o :F
E
€€ gBE}
(^,
i13
3,
..<, .N
9- !F
D
fa E ": e EE6€" t,i
5

{rEHEi€E
?F\.) ;+Fs
O b.
s-
c
-\-
a_
-1 n_ s5
Z,
B-
}1
l.-
il.+ ?;
BAB IV

PEMBAHASAN

Asuhan keperawatan ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran pelaksanaan


Asuhan Keperawatan pada Anak As dengan Fraktur Femur Sinistra, Radius Ulna
Dekstra dan Maleolus Dekstra post operasi ORIF hari ke-9 di Ruang Perawatan
Carolus Boromeus 2 Anak Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta. Hal-hal yang
akan dibahas mengenai proses keperawatan yang dimulai dari pengkajian,
perumusan dignosa keperawatan, perencanaan keperawatan, pelaksanaan
keperawatan, evaluasi keperawatan serta dokumentasi keperawatan.

A. Pengkajian
Pengkajian bertujuan untuk mengumpulkan data, mengidentifikasi dan
dasar menentukan masalah keperawatan. Perawat melakukan pengumpulan
data dengan cara wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, dan studi
dokumentasi di rekam medis pasien. Perawat telah mengumpulkan data baik
subyektif maupun obyektif. Data subyektif dengan menanyakan mengenai
riwayat penyakit dahulu, riwayat penyakit sekarang, keluhan utama saat ini,
keluhan penyerta lain, riwayat penyakit keluarga, data pemenuhan kebutuhan
sehari-hari, data psikologi, sosiologis, kultural, lingkungan, dan spiritual. Data
obyektif dengan cara pemeriksaan fisik head to toe data fokus, data penunjang
dan studi dokumentasi dari rekam medis.
Pada kasus Anak As dengan Multipel Fraktur Femur Sinistra, Radius
Ulna Dekstra dan Maleolus Dekstra post operasi ORIF hari ke-9 ini penulis
melakukan pengkajian dengan metode wawancara kepada pasien dan
keluarga, pemeriksaan fisik, observasi kepada pasien, serta studi dokumentasi
pada rekam medis pasien. Pengkajian dimulai pada tanggal 11 Juli 2018, dan
di dapatkan data An As usia 13 tahun mengalami kecelakaan dijalan raya
bersama temannya. Pasien mengatakan tanggal 28 Juni 2018 sekitar pukul
14.00 WIB dari Malioboro menuju Asrama di Pakem tiba-tiba ditabrak mobil.
Pasien mengatakan tidak sadarkan diri, lalu di bawa ke RS Panti Nugroho dan
mendapat jahitan dilidah dan siku kiri, pasien di rujuk ke RS Panti Rapih pada

71
tanggal 28 Juni 2018 pukul 22.28 WIB untuk dilakukan CT-Scan dan tindakan
selanjutnya.
Menurut penyebab penyakit yang diderita oleh An As sudah sesuai
dengan pendapat Black (2014) yang menyatakan bahwa fraktur dapat terjadi
karena gaya secara langsung melalui benturan kearah tulang yang sangat
hebat, seperti saat kecelakaan lalu lintas. Tanda dan gejala juga sama seperti
dalam teori Black (2014) yaitu terjadi deformitas, nyeri dan kehilangan fungsi
dan hasil pemeriksaan radiologi menunjukan adanya patahan atau retakan
pada jaringan tulang. Dengan data pasien mengtakan nyeri, tangan dan kaki
sakit saat digerakan.
Di IGD RS Panti Rapih pasien diberikan injeksi ketorolac 30 mg, Anti
Tetanus Serum (ATS), dan injeksi ondansentron 4 mg. Pemberian ATS pada
pasien fraktur sudah benar dengan sumber menurut Yasmara, Nursiswati, &
Arafat (2016) karena pada fraktur terbuka kuman garam positif dan negatif
dapat masuk kedalam jaringan. Tindakan pada fraktur terbuka harus secepat
mungkin, penundaan waktu dapat mengakibatkan komplikasi infeksi. Setelah
itu pasien dilakukan pemeriksaan radiologi foto ankle dekstra tampak fraktur
malleolus lateralis dekstra, foto femur sinistra tampak fraktur completa
transversalis os femur sinistra pars tersia proksimalis aposisi dan aligment
jelek, foto wrist joint dextra tampak fraktur complete os radius dekstra pars
tersia distalis, aposisi dan aligment jelek. Tampak fraktur avulsi osulnae distal,
tak tampak dislokasi. Hal ini sejalan dengan pendapat Muttaqin (2008) bahwa
pemeriksaan penunjang untuk menggambarkan fraktur yang paling penting
adalah pencitraan, menggunakan sinar rongen (sinar-X) untuk mendapatkan
gambaran tiga dimensi dari keadaan dan kedudukan tulang yang sulit.
Pada tanggal 2 Juli 2018 pasien dilakukan operasi plating femur sinistra
dan pemasangan gips ankle dekstra, gips antebracii dekstra. Menurut Rosdahl
& Kowalski (2014) operasi plating yaitu cara untuk menyatukan tulang yang
mengalami fraktur diposisikan secara sejajar untuk mendukung penyembuhan
tulang. Pada pembedahan ini biasanya penyembuhan klien akan lebih cepat.
Selain itu terdapat balutan ditangan kanan dibagian radius ulna. Terdapat
balutan gips dikaki bagian femur kiri dan betis kaki kanan. Menurut LeMone,

72
Burke, & Bauldoff (2015) pemasangan gips ini bertujuan untuk
mengimobilisasi sendi di atas dan sendi di bawah tulang yang mengalami
fraktur sehingga tulang tidak akan bergerak selama penyembuhan.
Pada tanggal 11 Juli 2018 penulis mengkaji keluhan utama pasien adalah
nyeri skala 2 dibagian bekas operasi, nyeri seperti ditusuk-tusuk dan hilang
timbul. Serta didapaatkan keluhan penyerta yaitu tangan kanan dan kaki kiri
masih sakit saat digerakan, pasien mengatakan terdapat luka ruam dipunggung
bawah dan di sekitar lipatan paha. Sesuai dengan pendapat Black (2014)
bahwa manifestasi dari fraktur adalah nyeri, nyeri ini biasanya dirasakan
secara langsung setelah terjadi trauma. Hal ini dikarenakan adanya spasme
otot, tekanan dari patah tulang atau kerusakan jaringan disekitarnya. Tetapi
pada saat penulis melakukan pengkajian pasien sudah mendapat penangan
dengan operasi jadi kemungkinan penyebab nyeri pasien sudah bukan lagi
berasal dari fraktur tetapi nyeri yang dirasakan berasal dari luka post
pembedahan.
Menurut LeMone, Burke, & Bauldoff (2015) pengkajian yang perlu
dilakukan pada pasien fraktur meliputi 5P yaitu Nyeri (pain) pada pasien
fraktur pasien akan mengalami nyeri pada ekstremitas yang mengalami cidera,
Nadi (pulse) bandingkan kualitas nadi di ekstremitas yang terkena dengan
ekstremitas yang tidak terkena, Kepucatan (palor) aliran darah yang tidak
adekuat menyebabkan kepucatan pada kulit yang mengalami cidera.
Paralisis/paresis pada pasien fraktur biasanya ditemukan data kehilangan
kekuatan otot saat bergerak, Parestesia yaitu kehilangan sensasi seperti
membedakan tajam tumpul. Tetapi pada saat perawat melakukan pengkajian
pada An As data tersebut sudah tidak didapatkan karena gejala-gejala tersebut
timbul segera setelah pasien mengalami cidera fraktur. Pada saat dilakukan
pengkajian kondisi An As sudah dalam keadaan stabil karena sudah mendapat
tindakan operasi dan obat pengurang nyeri.
Saat melakukan observasi pada tanggal 11 Juli 2018 pada An As
didapatkan data TD 103/59 mmHg, S 36,4 oC, N 75x/menit, RR 20x/menit,
CRT ˂3 detik. Kekuatan otot ekstremitas atas kiri 5, kanan 4, kekuatan otot
ekstremitas bawah kiri dan kanan 4. Menurut pendapat Muttaqin (2008) terjadi

73
ketidakstabilan tanda-tanda vital hal ini dikarenakan adanya gangguan, seperti
robeknya pembuluh darah dan jaringan kulit. Tetapi pada saat pengkajian
ditemukan bahwa tanda-tanda vital pasien sudah stabil hal ini dikarenakan
pasien sudah dirawat dirumah sakit selama 13 hari sehingga sudah dilakukan
banyak tindakan dan perawatan untuk menstabilkan keadaan pasien.
Faktor pendukung yang mampu mendukung dalam melakukan
pengkajian adalah keluarga dan pasien yang sangat kooperatif. Pasien mau
menjawab apa yang ditanyakan perawat dengan senang hati. Serta perawat
ruangan yang memberikan informasi jika penulis mengalami kesulitan dalam
mengumpulkan data. Sedangkan faktor penghambat dalam melengkapi data
adalah penulis lupa melihat jenis fraktur apa yang dialami pasien dan
gambaran foto rongenya, tetapi penulis bisa melihan kesan foto rongen dari
RM pasien.

B. Diagnosa Keperawatan
Setelah perawat mengelompokan data, mengidentifikasi dan menvalidasi
data, maka tugas perawat selanjutnya adalah merumuskan suatu diagnosa
keperawatan. Diagnosa keperawatan dapat bersifat aktual, risiko, sindrom,
kemungkinan, dan wellness.
1. Menurut Yasmara, Nursiswati, & Arafat (2016), diagnosa keperawatan
yang mungkin muncul pada pasien fraktur adalah :
a. Nyeri akut yang berhubungan dengan agens fisik (spasme otot, gerakan
fragmen tulang, edema, cidera jaringan lunak, alat traksi/imobilitas)
psikologi (stress, ansietas).
b. Risiko disfungsi neurovascular berhubungan dengan fraktur; trauma;
pembedahan ortopedik; imobilisasi, kompresi mekanik (gips,balutan),
obstruksi vascular.
c. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan
ventilasi perfusi.
d. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kehilangan integritas
struktur tulang; penurunan kekuatan atau kendali otot, nyeri atau

74
ketidaknyamanan; keengganan untuk memulai gerakan, program
pembatasan gerakan imobilisasi ekstremitas.
e. Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan faktor mekanis
(fraktur compound; perbaikan bedah; pemasangan pin traksi; kawat
sekrup, hambatan mobilitas fisik, iritan kimia (akumulasi eksresi atau
sekresi), perubahan sensasi, sirkulasi.
f. Risiko infeksi yang berhubungan dengan peningkatan paparan
lingkungan, pertahanan primer tidak adekuat-kerusakan kulit, trauma
jaringan, prosedur infasif, traksi skeletal.
g. Defisiensi pengetahuan yang berhubungan dengan kurang paparan atau
mengingat, salah pengertian terhadap informasi, tidak mengetahui
sumber informasi.

2. Menurut LeMone, Burke, & Bauldoff (2015) diagnosa yang dapat muncul
pada pasien fraktur adalah
a. Nyeri akut yang disebabkan kerusakan jaringan lunak dan spasme otot
dan pembengkakan.
b. Risiko disfungsi neurovascular perifer
c. Risiko infeksi
d. Hambatan mobilitas fisik

Dari hasil pengelompokan data dan analisa data pada tanggal 11 Juli
2018, didapatkan empat diagnosa keperawatan yang muncul pada An As
yaitu :

1. Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (post operasi plating)
ditandai dengan pasien mengatakan nyeri sedikit skala 2 (0-10) disekitar
area yang fraktur seperti ditusuk-tusuk, TD 103/59 mmHg, S 36,4 oC, N
75x/menit, RR 20x/menit.
Pengambilan diagnosa pertama nyeri akut yang berhubungan dengan
agens cidera fisik ini sudah sesuai dengan pendapat Yasmara, Nursiswati,
& Arafat (2016) karena faktor penyebabnya agens cidera fisik yaitu post
operasi plating. Pada pendapat menurut LeMone, Burke, & Bauldoff

75
(2015) juga terdapat diagnosa nyeri tetapi penulis tidak mengambil
sumber tersebut karena kurang lengkap.
2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan musculoskeletal
(fraktur) ditandai dengan pasien mengatakan tangan kanan masih sakit
saat digerakan, pasien mengatakan kakinya belum bisa diangkat hanya
bisa digerakan sedikit, terdapat balutan ditangan kanan bagian radius ulna,
balutan gips di femur kiri dan betis kaki kanan, balutan tampak bersih, uji
kekuatan otot tangan kiri 5, tangan kanan 4, kaki kiri dan kanan 4,
radiologi : tampak fraktur malleolus dekstra, fraktur complete
transversalis femur sinistra, fraktur radius dekstra, fraktur ulna dekstra
distal.
Dalam pengambilan diagnosa kedua ini penulis juga menggunakan
sumber menurut Yasmara, Nursiswati, & Arafat (2016) karena sesuai
dengan data-data pasien.
3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan imobilitas fisik ditandai
dengan pasien mengatakan terdapat luka ruam kemerahan dipunggung
bawah dan disekitar lipatan paha, tampak ruam kemerahan pada
punggung bawah dan sekitar lipatan paha, terdapat luka-luka kecil diarea
kaki kiri sudah kering.
Dalam diagnosa keperawatan menurut LeMone, Burke, & Bauldoff
(2015) masalah ini tidak muncul tetapi menurut Yasmara, Nursiswati, &
Arafat (2016) masalah ini dapat diangkat pada pasien fraktur. Sehingga
penulis menggunakan pedoman diagnosa menurut Yasmara, Nursiswati,
& Arafat (2016).
4. Risiko infeksi berhubungan dengan prosedur infasif didukung data pasien
mengatakan post operasi plating femur dan pemasangan gips tanggal 2
Juli 2018. Area fraktur femur kiri, radius ulna kanan, dan betis kanan
tampak dibalut dengan gips, fiksasi baik tidak tampak rembes, balutan
bersih, nadi distal teraba jelas, area fraktur tampak sedikit bengkak, tidak
tampak tanda infeksi dolor, kalor dan rubor.
Dalam menentukan diagnosa keperawatan yang ke empat ini penulis
menggunakan sumber menurut Yasmara, Nursiswati, & Arafat (2016)

76
karena lebih jelas dalam memaparkan kemungkinan penyebabnya dan
sesuai dengan data pasien.
Diagnosa yang muncul pada An As sudah sesuai dengan referensi.
Dari ketujuh diagnosa yang mungkin muncul menurut Yasmara,
Nursiswati, & Arafat (2016) terdapat tiga diagnosa keperawatan yang
tidak diangkat oleh perawat yaitu Risiko disfungsi neurovascular perifer,
gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan
ventilasi perfusi dan defisiensi pengetahuan. Karena pada saat melakukan
pengkajian tidak ditemukan data yang mendukung diagnosa tersebut
seperti nadi distal teraba lemah dan penurunan saturasi oksigen, serta
pasien dan keluarga sudah mengetahui tentang penyakitnya
Dalam perumusan diagnosa penulis tidak menemukan kesulitan yang
berarti karena sudah didukung dengan referensi yang ada sehingga
mempermudah dalam perumusan diagnosa keperawatan.

C. Perencanaan
Membuat perencanaan dilakukan dengan menyesuaikan dengan urutan
diagnosa keperawatan, dalam mengurutkan sebuah diagnosa keperawatan
hendaknya mengurutkan menurut kebutuhan yang berlandaskan Hirarki
Maslow, yaitu : fisiologis, aman-nyaman, mencintai dan memiliki, harga diri
dan aktualisasi diri. Menurut Oman (2008) dalam Arroon (2010) cara
penentuan prioritas masalah adalah sesuai dengan tinggkat kegawatan. Tingkat
kegawatan tersebut terdiri dari yang paling mengancam jiwa, potensial
mengancam jiwa, perlu adanya penanganan seperti pelayanan biasa dan
kemungkinan untuk dapat hidup sangat sedikit. Dalam menentukan prioritas
keperawatan penulis menggunakan cara penentuan sesuai dengan piramida
Maslow yaitu sesuai dengan kebutuhan dasar. Karena pasien sudah tidak
mengalami kegawatan atau tidak segera membutuhkan tindakan.
Membuat perencanaan keperawatan harus menentukan tujuan yang akan
dicapai dalam asuhan keperawatan, menentukan kriteria waktu dan hasil untuk
mencapai tujuan tersebut, membuat rencana keperawatan dan terakhir
menuliskan rasional membuat perencanaan tersebut. Penyusunan rencana

77
keperawatan dimulai pada tanggal 11 Juli 2018 yang diperoleh dari keempat
diagnosa keperawatan.
Rencana keperawatan yang dilakukan sesuai dengan prinsip penulisan
rencana keperawatan yaitu Observasi, Nursing treatment, Edukasi dan
Kolaborasi. Berikut ini adalah rencana untuk masing-masing diagnosa yaitu:
1. Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (post operasi plating)
a. Observasi TTV (TD, suhu, nadi, RR) setiap 6 jam sekali
b. Kaji nyeri dengan pendekatan PQRST (paliatif, qualitas, region,
skala, time) setiap 6 jam sekali
c. Tinggikan ekstremitas yang terkena diatas tingkat jantung
d. Edukasi dan ajarkan distraksi meredakan nyeri seperti nafas dan
relaksasi
e. Lanjutkan terapi obat racikan (asetaminofen 250 mg, tramadol 12,5
mg, dan diazepam 2 mg) 3 x 1 kapsul peroral.

Menurut LeMone, Burke, & Bauldoff (2015) rencana keperawatan


diagnosa nyeri adalah monitor tanda-tanda vital, minta pasien untuk membuat
skala nyeri pada 0 sampai 10, pindahkan pasien secara lembut dan perlahan,
tinggikan ekstremitas yang terkena diatas tingkat jantung, anjurkan distraksi
atau metode tambahan lainnya untuk meredakan nyeri, seperti napas dalam
dan relaksasi, berikan NSAID dan medikasi nyeri sesuai program.

Semua rencana yang disusun berdasarkan pendapat LeMone, Burke, &


Bauldoff (2015) dan Yasmara, Nursiswati, & Arafat (2016) sudah dilakukan,
hanya saja dalam penulisan sedikit berbeda disesuaikan dengan keadaan
pasien.

2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan musculoskeletal


(fraktur)
a. Kaji kebutuhan akan pelayanan kesehatan dan kebutuhan akan
peralatan
b. Bantu dan dorong pasien dalam aktivitas perawatan diri seperti
mandi, oral hygiene.
c. Ajarkan atau bantu pasien dengan latihan ROM

78
d. Bantu dan dorong pasien dalam mobilisasi seperti latihan duduk
bertahap
e. Kolaborasi dengan ahli terapi fisik untuk melatih rentang gerak
pasien

Pada pendapat Yasmara, Nursiswati, & Arafat (2016) rencana


keperawatan pada diagnosa hambatan mobilitas fisik adalah kaji tingkat
imobilisasi, pertahankan lingkungan yang menstimulasi, instruksikan klien
dalam latihan rom aktif, atau bantu dengan latihan rom pasif pada ekstremitas
yang cidera, bantu dan anjurkan aktivitas perawatan diri seperti mandi, dan
hygiene oral, bantu mobilitas dengan alat kursi roda atau walker, Ubah posisi
secara berkala dan anjurkan latihan batuk dan napas dalam, konsultasi dengan
ahli terapi fisik atau ahli terapi okupasional dan spesialis rehabilitasi, beri diit
tinggi protein, karbohidrat, vitamin, dan mineral.

Semua rencana yang disusun sudah sesuai dengan teori yang ada, hanya
saja tidak semua rencana yang ada pada teori dilakukan oleh penulis seperti
bantu mobilisasi dengan alat kursi roda atau walker hal ini karena mobilisasi
pasien masih sebatas latihan duduk secara bertahap. Memberi diit tinggi
protein, karbohidrat, vitamin, dan mineral juga tidak dilaksanakan karena
sudah diatur menu oleh ahli gizi.

3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan imobilitas fisik


a. Kaji atau catat ukuran, warna, keadaan luka, perhatikan kondisi
disekitar luka
b. Lakukan perawatan pada area kulit yang mengalami luka
c. Anjurkan pasien untuk mengubah posisi dengan sering atau setiap 2
jam
d. Lanjutkan pemberian obat topikal prontosan gel secukupnya

Rencana menurut Yasmara, Nursiswati, & Arafat (2016) adalah Periksa


kulit untuk luka terbuka, benda asing, ruam, perdarahan, perubahan warna,
kulit kehitaman, dan/atau memucat, Beri tempat tidur khusus sesuai indikasi,
Lakukan masase kulit dan penonjolan tulang, Ubah posisi dengan sering, Beri

79
matras busa, bantal apung sesuai indikasi. Sedangkan rencana menurut
(Nurarif & Kusuma, 2015) adalah anjurkan pasien menggunakan pakaian yang
longgar, jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering, monitor kulit
adanya kemerahan, oleskan lotion atau minyak/baby oil pada daerah yang
tertekan, memandikan pasien dengan sabun dan air hangat, memantau,
membersihkan dan meningkatkan proses penyembuhan luka.

Pada rencana yang ketiga ini penulis menggabungkan rencana


keperawatan menurut pendapat Yasmara, Nursiswati, & Arafat (2016) dan
(Nurarif & Kusuma, 2015) hal ini disesuaikan dengan kondisi pasien dan
kemampuan perawat dalam melaksanakan tindakan keperawatan.

4. Risiko infeksi berhubungan dengan prosedur infasif


a. Observasi suhu, nadi tiap 6 jam
b. Observasi adanya tanda infeksi (dolor, tumor, rubor, kalor, fungsio
laesa) tiap 6 jam
c. Jaga kebersihan daerah luka operasi
d. Jelaskan pada pasien dan keluarga tentang risiko infeksi
e. Lanjutkan dalam pemberian sporetik 2x100 mg peroral

Rencana menurut Yasmara, Nursiswati, & Arafat (2016) sebagai berikut


Inspeksi kulit untuk mengetahui adanya iritasi sebelumnya atau kerusakan
yang terus menerus, Kaji area pemasangan pin dan area kulit, dengan mencatat
laporan peningkatan nyeri, sensasi, terbakar, adanya edema, bau busuk, atau
drainase, Instruksi klien untuk tidak menyentuk area pemasangan, Observasi
luka untuk mengetahui adanya pembentukan bula, krepitasi, perubahan warna,
drainase berbusa atau berbau buah, Kaji tonus otot, refleks, dan kemampuan
bicara, Pantau tanda-tanda vital. Catat adanya menggigil, demam, dan malaise,
Investigasi awitan nyeri tiba-tiba atau keterbatasan gerak.

Untuk rencana menurut LeMone, Burke, & Bauldoff (2015) adalah


Monitor tanda-tanda vital dan laporkan lab WBC, Gunakan teknik steril untuk
mengganti balutan, Kaji luka mengenai ukuran, warna, dan adanya drainase.
Berikan antibiotik sesuai instruksi dokter.

80
Pada perencanaan ke empat ini penulis tidak sepenuhnya mengambil
rencana menurut Yasmara, Nursiswati, & Arafat (2016) dan LeMone, Burke,
& Bauldoff (2015) tetapi menyesuaikan dengan keadaan pasien.

D. Implementasi
Dalam melaksanakan implementasi keperawatan disesuaikan dengan
rencana tindakan yang telah disusun. Implementasi dilaksanakan mulai pada
tanggal 11 Juli 2018 sampai dengan tanggal 12 Juli 2018. Saat melakukan
implementasi keperawatan melibatkan keluarga dan tim kesehatan lain serta
menyesuaikan dengan kondisi pasien selama dirawat.
Untuk masalah pertama nyeri akut implementasi sudah dilakukan sesuai
dengan rencana yang disusun, namun masih perlu ada tindakan yang perlu
dilanjutkan yaitu pemberian terapi obat racikan (asetaminofen 250 mg,
tramadol 12,5 mg, dan diazepam 2 mg) 3 x 1 kapsul peroral.
Untuk masalah hambatan mobilitas fisik satu dari lima rencana yang
sudah disusun tidak dilaksanakan, yaitu mengajarkan atau membantu pasien
dengan latihan ROM, karena pasien sudah terjadwal latihan ROM dengan
fisioterapi, tetapi penulis mendampingi pasien saat dilakukan fisioterapi.
Implementasi yang perlu dilanjutkan yaitu kolaborasi dengan fisioterapi.
Untuk masalah kerusakan integritas kulit semua implementasi
keperawatan sudah dilaksanakan sesuai dengan rencana yang sudah dibuat.
Pasien sudah dilakukan perawatan pada area kulit yang mengalami luka
dianjurkan untuk mengubah posisi dengan sering atau setiap 2 jam, diberikan
obat topikal, dan dikaji keadaan luka.
Diagnosa yang terakhir risiko infeksi sama dengan diagnosa yang lain
yaitu semua implementasi keperawatan sudah dilaksanakan sesuai dengan
rencana yang telah dibuat. Pasien dilakukan observasi suhu, nadi tiap 6 jam,
diobservasi adanya tanda infeksi tiap 6 jam, dijaga kebersihan daerah luka
operasi, dijelaskan pada pasien dan keluarga tentang risiko infeksi, diberikan
obat sporetik 2x100 mg peroral
Selama melakukan implementasi keperawatan ini, terdapat faktor
pendukung maupun faktor penghambatnya. Untuk faktor pendukungnya

81
pasien dan keluarga yang sangat kooperatif. Pasien mau terbuka dan bercerita
saat dilakukan pengkajian serta mau diajak kerjasama dalam proses asuhan
keperawatan. Pasien dan keluarga mau berkomunikasi dengan baik kepada
perawat sehingga mempermudah dalam melakukan tindakan dalam seluruh
proses keperawatan. Faktor pendukung lain adalah perawat ruangan dan
pembimbing ruangan yang baik dan selalu siap membantu jika penulis
mengalami kesulitan dalam melakukan impementasi.
Untuk faktor penghambatnya, terkadang perawat tidak hanya merawat
satu pasien tetapi harus membantu dalam merawat pasien yang lain sehingga
jadwal implementasi yang akan dilakukan pada An As bisa berubah-ubah
tidak selalu urut sesuai dengan rencana.

E. Evaluasi
Evaluasi keperawatan ini terdiri dari evaluasi proses dan evaluasi hasil.
Evaluasi proses dilaksanakan segera setelah perencanaan keperawatan
dilaksanakan untuk membantu keefektifan terhadap tindakan. Evaluasi hasil
untuk menentukan apakah tujuan tercapai atau tidak. Evaluasi akhir
dilaksanakan pada tanggal 12 Juli 2018 pukul 13.30 WIB. Evaluasi
keperawatan dilaksanakan pada masing-masing diagnosa yang dilihat dari
tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan.
Dari keempat diagnosa yang telah dilaksanakan tindakan keperawatan
pada masalah pertama yaitu nyeri akut, evaluasi proses masalah ini adalah
pada saat dilakukan implementasi pasien mengatakan nyerinya berkurang,
posisinya nyama, rilek, pasien bisa menjelaskan kembali apa yang
disampaikan perawat, pasien tampak rileks. Sedangkan untuk evaluasi hasil
yaitu tujuan sudah tercapai dengan data pasien mengatakan nyeri berkurang
menjadi skala 1, pasien mengatkan badanya sudah lebih nyaman, pasien
tampak rileks, TD 100/80 mmHg, S 36,3 oC, RR 19x/menit, N 80x/menit.
Untuk masalah kedua yaitu hambatan mobilitas fisik, evaluasi proses
masalah ini adalah saat diberikan implementasi pasien mengatakan sudah bisa
duduk bersandar di bed, pasien mengatakan badan bersih dan segar setelah
dimandikan, pasien mengatakan masih nyeri saat dilakukan fisioterapi, pasien

82
tampak segar, pasien tampak sudah bisa duduk bersender, pasien tampak
nyaman, ROM genus terbatas, tingkat kemandirian pasien 3. Untuk evaluasi
hasil dari masalah ini yaitu tujuan masih tercapai sebagian karena ROM pasien
masih terbatas, tingkat kemandirian masih 3 yaitu dibantu orang lain dan alat,
tetapi terjadi peningkatan pada pasien yaitu sudah bisa duduk dikursi roda.
Masalah ketiga yaitu kerusakan integritas kulit dengan evaluasi proses
saat pasien diberi implementasi adalah pasien mengatakan luka ruam masih
sedikit perih, ukuran luka ±2 cm, warna kemerahan dan lembab, pasien
mengatakan perih saat luka dibersihkan dengan air dan sabun, sekitar luka
sudah diberi obat topikal. Evaluasi hasil dari masalah ini yaitu tujuan masih
tercapai sebagian karena keadaan luka masih kemerahan dan belum mengering
tetapi pasien sudah mengatakan merasa lebih nyaman setelah diberikan obat
topikal.
Untuk masalah keempat yaitu risiko infeksi dengan evaluasi proses
sebagai berikut tak tampak tanda-tanda infeksi saat diobservasi, balutan
tampak bersih, terfiksasi dengan baik, S 36,3 oC, N 100x/menit, tampak
sedikit edema pada area balutan, pasien sudah diberikan obat sporetik.
Evaluasi hasil dari masalah ini yaitu tujuan tercapai dengan data bahwa pasien
mengatakan sudah mengetahui tentang tanda-tanda infeksi, risiko infeksi dan
badan sudah tidak panas, S 36,2 oC, balutan tampak bersih, kering dan
terfiksasi dengan baik, tak tampak tanda-tanda infeksi
(kalor,dolor,rubor,tumor dan fungsio laesa).
Saat melakukan evaluasi pasien dan keluarga sangat kooperatif dalam
memberikan data, sehingga tidak ada kendala dalam melakukan evaluasi
karena data yang diperlukan mudah untuk didapat dari pasien dan keluarga.
Selain itu penulis juga dapat melakukan studi dokumentasi dari rekam medis
pasien. Namun ada beberapa kendala dalam melakukan evaluasi yaitu perawat
ruangan yang bertanggung jawab terhadap pasien tidak mengangkat diagnosa
hambatan mobilitas fisik dan kerusakan integritas kulit, tetapi beberapa
tindakan yang dilakukan perawat ruangan masuk kedalam diagnosa tersebut.
Sehingga penulis masih bisa melakukan studi dokumentasi.

83
F. Dokumentasi Keperawatan
Pendokumentasian asuhan keperawatan dilakukan penulis pada setiap
tindakan yang telah dilaksanakan. Dalam penulisan dokumentasi keperawatan
sudah menggunakan prinsip-prinsip dokumentasi seperti tidak boleh
menghapus menggunakan tipe-x, menulis menggunakan tinda berwarna hitam,
tidak boleh meninggalkan ruang kosong, apabila terjadi kesalahan dicoret
dengan satu garis dan diberi tanda tangan, menuliskan tanggal dan waktu pada
setiap tindakan, menuliskan nama dan tanda tangan serta segera melakukan
dokumentasi setelah implementasi dan tidak ditunda-tunda.
Kendala yang penulis alami selama melakukan pendokumentasian adalah
tidak langsung melakukan dokumentasi karena harus membantu merawat
pasien lain dan faktor kebiasaan penulis dalam menunda pendokumentasi juga
merupakan penghambat. Selain itu kendala yang lain adalah penulis sudah
menuliskan data secara urut tetapi masih saja ada data yang kurang dilengkapi
sehingga kesulitan untuk menulis ulang data tambahan tersebut. Diagnosa
yang diangkat perawat tidak sama dengan penulis juga merupakan kendala
dalam melakukan studi dokumentasi. Tetapi pada setiap tindakan yang
dilakukan perawat ruangan sejalan dengan rencana penulis.

84
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Setelah penulis melakukan Asuhan Keperawatan pada Anak As dengan
Fraktur Femur Sinistra, Radius Ulna Dekstra dan Maleolus Dekstra post
operasi ORIF hari ke-9 di Ruang Perawatan Carolus Boromeus 2 Anak
Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta, maka dapat penulis simpulkan sebagai
berikut :
1. Pengkajian
Pengumpulan data diperoleh dengan cara wawancara kepada pasien
dan keluarga, observasi, pemeriksaan fisik, dan studi dokumentasi di
rekam medis pasien. Dari hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal 11
Juli 2018, didapatkan data An As mengeluh nyeri skala 2 dibagian bekas
operasi, nyeri seperti ditusuk-tusuk dan hilang timbul. Serta didapaatkan
keluhan penyerta yaitu tangan kanan dan kaki kiri masih sakit saat
digerakan, pasien mengatakan terdapat luka ruam dipunggung bawah dan
di sekitar lipatan paha.
Selain itu juga didapatkan data objektif yaitu TD 103/59 mmHg, S
36,4 oC, N 75x/menit, RR 20x/menit, CRT ˂3 detik. Kekuatan otot
ekstremitas atas kiri 5, kanan 4, kekuatan otot ekstremitas bawah kiri dan
kanan 4. Serta hasil pemeriksaan radiologi foto ankle dekstra tampak
fraktur maleolus lateralis dekstra, foto femur sinistra tampak fraktur
completa transversalis os femur sinistra pars tersia proksimalis aposisi dan
aligment jelek, foto wrist joint dextra tampak fraktur complete os radius
dekstra pars tersia distalis, aposisi dan aligment jelek. Tampak fraktur
avulsi osulnae distal, tak tampak dislokasi. Terdapat balutan gips dikaki
bagian femur kiri dan betis kaki kanan

85
2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa yang dapat dirumuskan berdasarkan hasil pengelompokan
data pada pasien fraktur adalah sebagai berikut :
a. Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (post operasi
plating) ditandai dengan pasien mengatakan nyeri sedikit skala 2
(0-10) disekitar area yang fraktur seperti ditusuk-tusuk, TD 103/59
mmHg, S 36,4 oC, N 75x/menit, RR 20x/menit.
b. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan
musculoskeletal (fraktur) ditandai dengan pasien mengatakan
tangan kanan masih sakit saat digerakan, pasien mengatakan
kakinya belum bisa diangkat hanya bisa digerakan sedikit, terdapat
balutan ditangan kanan bagian radius ulna, balutan gips di femur
kiri dan betis kaki kanan, balutan tampak bersih, uji kekuatan otot
tangan kiri 5, tangan kanan 4, kaki kiri dan kanan 4, radiologi :
tampak fraktur malleolus dekstra, fraktur complete transversalis
femur sinistra, fraktur radius dekstra, fraktur ulna dekstra distal.
c. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan imobilitas fisik
ditandai dengan pasien mengatakan terdapat luka ruam kemerahan
dipunggung bawah dan disekitar lipatan paha, tampak ruam
kemerahan pada punggung bawah dan sekitar lipatan paha,
terdapat luka-luka kecil diarea kaki kiri sudah kering.
d. Risiko infeksi berhubungan dengan prosedur infasif didukung data
pasien mengatakan post operasi plating femur dan pemasangan
gips tanggal 2 Juli 2018. Area fraktur femur kiri, radius ulna
kanan, dan betis kanan tampak dibalut dengan gips, fiksasi baik
tidak tampak rembes, balutan bersih, nadi distal teraba jelas, area
fraktur tampak sedikit bengkak, tidak tampak tanda infeksi dolor,
kalor dan rubor.

86
3. Perencanaan
Perencanaan keperawatan yang telah disusun berdasarkan prioritas
tindakan dan masalah yang ada. Semua rencana keperawatan sesuai
dengan teori dan disesuaikan dengan keadaan pasien sehingga dapat
dilakukan pada An As dan dapat mengatasi semua masalah pasien.
Perencanaan untuk masalah nyeri antara lain observasi TTV setiap 6
jam sekali, kaji nyeri dengan pendekatan PQRST setiap 6 jam sekali,
tinggikan ekstremitas yang terkena diatas tingkat jantung ,edukasi dan
ajarkan distraksi meredakan nyeri seperti nafas dan relaksasi, lanjutkan
terapi obat.
Perencanaan untuk masalah hambatan mobilitas fisik antara lain kaji
kebutuhan akan pelayanan kesehatan dan kebutuhan akan peralatan, bantu
dan dorong pasien dalam aktivitas perawatan diri, ajarkan atau bantu
pasien latihan ROM, bantu dan dorong pasien dalam mobilisasi,
kolaborasi dengan ahli terapi fisik.
Perencanaan untuk masalah kerusakan integritas kulit antara lain Kaji
atau catat ukuran, warna, keadaan luka, perhatikan kondisi disekitar luka,
lakukan perawatan pada area kulit yang mengalami luka, anjurkan pasien
untuk mengubah posisi dengan sering atau setiap 2 jam, lanjutkan
pemberian obat topikal.
Perencanaan untuk masalah risiko infeksi antara lain observasi suhu,
nadi tiap 6 jam, observasi adanya tanda infeksi (dolor, tumor, rubor, kalor,
fungsio laesa) tiap 6 jam, jaga kebersihan daerah luka operasi, jelaskan
pada pasien dan keluarga tentang risiko infeksi, lanjutkan dalam
pemberian antibiotik.
Rencana keperawatan yang dilakukan berdasarkan prinsip penulisan
rencana yaitu observasi, nursing treatment, edukasi, dan kolaborasi.
Penulis tidak menemukan kendala yang berarti karena semua rencana
sudah ada dalam teori.

87
4. Implementasi
Sebagian besar implementasi keperawatan yang telah disusun
dilakukan sesuai dengan rencana. Hanya ada satu rencana yang tidak
dilakukan yaitu mengajarkan atau membantu pasien dengan latihan ROM,
karena pasien sudah terjadwal latihan ROM dengan fisioterapi. Selama
melakukan implementasi tentu ada faktor pendukung dan penghambat.
Faktor pendukungnya adalah pasien dan keluarga sangat kooperatif, serta
mau diajak kerjasama dalam proses asuhan keperawatan, perawat-perawat
ruangan dan pembimbing ruangan yang baik dan selalu siap membantu
jika penulis mengalami kesulitan dalam melakukan impementasi.
Sedangkan untuk faktor penghambatnya adalah terkadang perawat tidak
hanya merawat satu pasien tetapi harus membantu dalam merawat pasien
yang lain sehingga jadwal implementasi yang dak dilakukan pada An As
bisa berubah-ubah tidak selalu urut sesuai dengan rencana.

5. Evaluasi
Evaluasi yang dilakukan penulis yaitu evaluasi proses segera setelah
melakukan implementasi keperawatan dan evaluasi hasil yang dilakukan
pada tanggal 12 Juli 2018. Dari keempat diagnosa yang telah dilaksanakan
masih ada tujuan yang tercapai sebagian tetapi ada juga yang sudah
sepenuhnya tercapai. Pada masalah keperawatan pertama nyeri akut sudah
tercapai karena pasien mengatakan nyeri sudah berkurang dan pasien
tampak rileks. Masalah keperawatan kedua yaitu hambatan mobilitas fisik
masih tercapai sabagian karena masih ada program fisioterapi untuk
meningkatkan ROM pasien. Masalah keperawatan ketiga yaitu kerusakan
integritas kulit juga masih tercapai sebagian karena tingkat kemandirian
pasien masih 3 tetapi ada peningkatan perkembangan pasien yaitu sudah
bisa duduk dikursi roda. Untuk masalah keperawatan yang terakhir yaitu
risiko infksi tujuan sudah tercapai dengan data balutan tampak bersih,
kering dan terfiksasi dengan baik, serta tak tampak tanda-tanda infeksi.

88
6. Dokumentasi keseperawatan
Selama melakukan asuhan keperawatan pendokumentasian dilakukan
sesuai dengan prinsip-prinsip pendokumentasian keperawatan. Kendala yang
penulis alami selama melakukan pendokumentasian adalah tidak langsung
melakukan dokumentasi karena harus membantu merawat pasien lain dan
faktor kebiasaan penulis dalam menunda pendokumentasi juga merupakan
penghambat. Selain itu kendala yang lain adalah penulis sudah menuliskan
data secara urut tetapi masih saja ada data yang kurang dilengkapi sehingga
kesulitan untuk menulis ulang data tambahan tersebut. Diagnosa yang
diangkat perawat tidak sama dengan penulis juga merupakan kendala dalam
melakukan studi dokumentasi. . Tetapi pada setiap tindakan yang dilakukan
perawat ruangan sejalan dengan rencana penulis.

B. Saran
Setelah melakukan asuhan keperawatan, saran yang dapat penulis berikan
adalah sebagai berikut :
1. Perawat Ruangan Carolus Boromeus 2 Anak Rumah Sakit Panti Rapih
Bagi perawat ruang perawatan anak Carolus Boromeus II yaitu untuk
pertahankan asuhan keperawatan yang sudah baik, mempertahankan
keramahan pada setiap pasien dan keluarga.
2. Bagi mahasiswa STIKes Panti Rapih
Sebaiknya dalam melakukan pengkajian pada saat pengambilan asuhan
keperawatan lebih mendalan dan lengkap, setelah melakkukan
implementasi segera melakukan dokumentasi keperawatan dan jangan
ditunda-tunda.

89
DAFTAR PUSTAKA

Black, J. M. (2014). Keperawatan Medikal Bedah : Manajemen Klinis untuk


Hasil yang Diharapkan, Edisi 8-Buku 1. Singapore: Elsevier.

Frimadinie, R. (2013). Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Pada Pasien


Dengan Fraktur Maleolus Di Ruang A2 Rumah Sakit dr.Kariadi
Semarang. 1-2.

Lestari, Y. E. D. (2017). Pengaruh ROM Exercise Dini pada Pasien Post Operasi
Fraktur Ekstremitas Bawah (fraktur femur dan fraktur cruris) terhadap
Lama Hari Rawat di Ruang Bedah RSUD Gambiran Kota Kediri. Jurnal
Ilmu Kesehatan, 3(1), 34-40.
LeMone, P., Burke, K. M., & Bauldoff, G. (2015). Buku Ajar Keperawatan
Medikal Bedah, Ed. 5, Vol. 4. Jakarta: EGC.

Ma'ruf, A. (2016). Prinsip Penanganan Patah Tulang (Fraktur). 1-6.

Muttaqin, A. (2008). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem


Muskuloskeletal. Jakarta: EGC.

Nurarif, A. H., & Kusuma, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan


Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc. Yogyakarta: Percetakan Mediaction.

Oman, K. S. (2008). Panduan Belajar Keperawatan Emergensi. Jakarta: EGC.

Pramaswary, D. (2016). Penatalaksanaan Fisioterapi Pasca Operasi Fraktur 1/3


Proksimal Antebrachii Dextra di RSUD.Dr.Harjono S. Ponorogo. 7-21.

Ratna, M. (2015). Resume Sistem Muskuloskeletal Stikes Hang Tuan Surabaya.


1-5.

Riset Kesehatan Dasar . (2013). Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan


Kementrian Kesehatan RI.
Rosdahl, C. B., & Kowalski , M. T. (2014). Buku Ajar Keperawatan Dasar, Ed.
10. Vol 4. Jakarta: 2014.

Saputra, A. E. (2018). Askep Fraktur Femur. 1-5.


Yasmara, D., Nursiswati, & Arafat, R. (2016). Rencana Asuhan Keperawatan
Medikal-Bedah : Diagnosis NANDA-I 2015-2017 Intervensi NIC Hasil
NOC . Jakarta: EGC.
LAMPIRAN
PANTI RAPIH
STlKes
frrS\
ULI PRAKTIK KOMPREHENSIF 201 8

LEMBAR KONSULTASI
PRAKTIK KOMPREHENSIF

Nama l\Iahasiswa: KasiV, trVan$ NPM : 2oirtil 7e


Judu Askep: r r i!<ffi ,;

pi

Pembimbing Clrirtrna [r n'rr W icl.a nbfl r fu F<p., NJ , So tap Ah

, ':',,.:t: '.,,:,. i:l'.,,, .:it- :: .,rt.,

t.
le lasa r \o kongtit 3Ag I D itcrm'aal. 96tm'aar-
qyr{r*rrC nfCrtst*Ur-

J.rti 2ol8 {umbah prta{i(q6s6


Y,14an

PenutBan ses ucr( h


\<atdah

pabtr, t\ K onsu' bAg !: l-Gctmvar d.iben


*'idrt\
* lOnr,+o\O k !finooh
L. Tuti yo &
dikl ats&n
fr,

ra\b Tc{t S ?esi pr Kan

[qdbu. tt kohrut BAB f rnengctoa Qo-tr nn9


AsFeP trraftur'
3 $uli so (8
famb6rh 1r1Juan"lcm
rt,
n^anFaaf

BAbtr Vqgka$an
lzabu rl
)r\eng4api
4 [<o,nsu\ BAB S Rruuaya+ Fengat
Tu\i ?otg r{-
A,
se\Nang d{tuus
Wgrap

vsh doqnosa
Juvrak \3 Konsu\ B+s G'
b
Juti ,o tB
fu(f0 lhe-Ff
lerbcul.t cara Wu-
90fi tmVwnPn 16t'i
r

h
.,4, PANTI RAPIH
STlKes
u# PRAKTIK KOMPREHENSIF 201 8

_: r:, _'

Hari/Tanggal Materi Konsultasi Saran Pembimbing


I

Selasa , l? Kcruutfos( BAE f lftin,lfiSan ( { to( i i-glfnkl


h
b- v?ar)ct fevel\ F, tqxafi
fr,rti 2otg lreucrbltitcfi F h
Tcxggat prpOcr{atcrn
SQsuai +a,Aqi16t UpK

bAB 0 lfiaqnoso rra \to


Se.lctsa tT kon-rr,1
,1
hirtr-*tE dctc't
futi ,o(& CarO. penuiLrsCr n
[14npr €m€nt0 S-1
h
,

?crbu i! kensri bqg t-v


gana\t SO da^
V€Ovi F€ Karul
g Ittti 20 tB
tal^ ub urn Qkun
An |€a n A^,
sa
Tqnb aV.. 6na,\t
?enq(a,Jl An
(arnts I I (<ons,,, ( BAB ] frictut
disetuar\<on

llr,*' be\oko\ct
dcr+a
6)
T,4ti 1o {8
?aue l ii
!'cl\{ g \<crn
tn r h

l<arnt e lg Konsut BAb T Garn)rar drlarnhah


\lraqnot a Nlavy5^5
lo Juti ;or8 2Ugerfi,-tr fi-akh,r h,
Femvr

AV|\Z 1 Jr;Oan Wal


furnat , 2o Konsu' ?Ag T \Qtntt
tt
]r,tti a0tB
lFOv'yrbat
lxro adq
fftVa
-
fr,
6r
uj?'
PANTIRAPIH
sTlKes
PRAKTIK KOMPREHENSIF 2018

, ,',:

Jurnac ?c KcnSttl BAB \Y 0


t2 lr (8 [\
Tu diagln0sa
'0 Leng6ag Logr
Spnrn , )z [<onsu\ BAB rv Etyrhihasr,,n
&ti eorg d,thubuvgrt<an {eon
\nnpLf-rngffiae &r, frr
t3
kncana. 7180\.
sQNh, 23 \nt -ht,rr"
\<astnn6ri,an
KcNSu( BAB V A

IA
3u\i 2or& SArar hch/, trenruV t
daw d' baL, v b
e.e)asc,t, ?4 Kot'r(ul Kesaluruhan ,Jidut d5€.guaikcn
tuAW\ pewur,gytnn
t;
3u(, )o(8 BpDI D
Va,La fr,

Yogyakarta, Yl rrq' AD1)


Pembimbing,

fr^r,a
Cln ni,rtn l,oiF,)l, h
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANTI RAPIH

@ PRAKTIK KO M PREHENSI F PROGRAM STUDI DII I KEPER,AWATAN


TAHUN AKADEMIK 2017 12018

DAFTAR HADIR PRAKTIK KLINIK


MK. PRAKTIK KOMPREHENSIF

Namal NPM , Fasih 1ut;gantr I )0rs ilt7s


rempat Dinas , Lb I Rron e Anfik
Hari Tanggal Jam Datang Jam Pulang Paraf Cl dan Cap Keterangan

Senin g Jut' tct! 0b lo 14 oo oJ


la VamPUt
Se\a s a i0 ,]trt' JCtS 0(a 2E 4.oo q,t, $ *rfp*o,
Rou,,( tr, -l-uti 2o i8 0b Zo t4 00 &,,t' J CB2I:TA

Karrus \r f{ii ltrt I 06-20 u,l rt


13-4e

Tumau tA Juri )or& -30 ar{


o 6-zo 13

9orb+u q T.^Li ro tL ob-90 lZ-zo %[

lanin 16 Ju\f aott \3_?o 20.2o 8i f' Ei{&iie!

S?Aosa t+ $r\f 2ot8 bb-Zo lB. 3o &/t

Anda mungkin juga menyukai