Anda di halaman 1dari 6

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha esa atas segala rahmatNya sehingga tugas
Manajemen Keperawatan tentang Klasifikasi Tingkat Ketergantungan Pasien dapat tersusun
hingga selesai. Tugas ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan tugas ini. Untuk itu kami mengucapkan
terimakasih kepada pihak yang yang telah membantu sehingga tugas kami bisa selesai dengan
baik.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat, tata bahasanya, maupun kelengkapan isi dari tugas ini. Oleh karena
itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan isi dalam tugas ini.

Manado, Agustus 2018

Kelompok 4
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Klasifikasi pasien adalah metode pengelompokkan pasien menurut jumlah dan
kompleksitas persyaratan perawatan. Pasien dikelompokkan sesuai dengan ketergantungan
mereka pada pemberi perawatan dan kemampuan yang diperlukan untuk memberikan
perawatan.
Metode klasifikasi pasien dapat digunakan untuk mengukur beban kerja keperawatan yang
meliputi sejumlah kegiatan keperawatan berdasarkan tingkat ketergantungan pasien. Tingkat
ketergantungan pasien dapat dibagi menjadi minimal care, partial care, dan total care.
Kegunaan klasifikasi pasien untuk memprediksi jumlah waktu dan tenaga perawat yang
dibutuhkan untuk setiap kategori pasien (Douglas 1979). Menurut Rowad (1980) klasifikasi
pasien digunakan untuk mengidentifikasi tingkat pelayanan keperawatan yang dibutuhkan
oleh pasien.

B. Tujuan
1. Mengkaji Pasien dan pemberian nilai untuk mengukur jumlah usaha yang diperlukan dan
untuk mementukan keperawatan yang dibutuhkan oleh pasien.
2. Menentukan beban kerja perawat dan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan tindakan
keperawatan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Klasifikasi Pasien
1. Perawatan minimal
Memerlukan waktu perawatan 1-2 jam/24 jam, Kriteria klien pada klasifikasi ini
adalah klien masih dapat melakukan sendiri kebersihan diri, pasien bisa mandiri atau
hampir tidak memberikan bantuan.
Ciri – ciri pada pasien :
a. Kebersihan diri mandi atau ganti pakaian dilakukan sendiri,
b. Mampu naik turun tempat tidur
c. Makan dan minum dilakukan sendiri,
d. Ambulasi dengan pengawasan,
e. Observasi ttv dilakukan setiap pergantian saja,
f. Pengobatan minimal, status psikologis stabil.
2. Perawatan partial
Memerlukan waktu perawatan 3-4 jam/ 24 jam. Kriteria klien memerlukan bantuan
perawatan sebagian
Ciri – ciri pada pasien :
a. Membutuhkan bantuan 1 orang untuk naik turun tempat tidur
b. Kebersihan diri dan berpakaian dibantu
c. Membutuhkan bantuan untuk BAB dan BAK
d. Makan minum dibantu
e. Observasi ttv setiap 4 jam
f. Ambulasi dibantu
g. Pengobatan dan injeksi
h. Pasien dengan kateter urine
i. Pasien dengan infus
j. Observasi balance cairan ketat
3. Perawatan total
Kriteria klien memerlukan waktu 5-6 jam, klien memerlukan bantuan perawat
sepenuhnya dan memerlukan waktu perawatan yang lebih lama.
Ciri – ciri pada pasien :
a. Semua kebutuhan pasien dibantu
b. perubahan posisi
c. observasi TTV setiap 2 jam
d. makanan melalui selang lambung
e. pengobatan intravena
f. pemakaian suction
g. gelisah/ disorientasi, perawatan.

B. Contoh Kasus :
1. Minimal Care
Seorang laki – laki berusia 55 Tahun dirawat diruang Ayub 2 dengan diagnose medis TB
Paru. Pasien mengatakan napasnya sesak. Posisi pasien semi fowler, tampak memegang
dadanya. Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien bisa makan sendiri, gosok gigi
sendiri, mandi dibantu oleh keluarga karea takut terjatuh di kamar mandi, jika tidak
sedng sesak biasanya ke kemar mandi sendiri.

2. Parsial
Seorang laki – laki berusia 59 Tahun dirawat diruangan Ayub 3 dengan diagnose medis
Stroke Haemorhagie. Pasien mengatakan tidak bisa menggerakkan tubuhnya bagian kiri.
Aktivitas harian dibantu oleh keluarga. Pasien tampak berbaring, kesadaran
composmentis, hemiperase sinistra, terpasang infus di tangan kanan, TTV diukur setiap
3 Jam.

3. Total
Seorang pasien dirawat dengan diagnose medis Diabetes Melitus. Pasien tidak sadar,
terpasang infus di tangan kanan, terpasang NGT, TTV diukur setiap jam, balance cairan
diukur setiap shift. Pasien terpasang EKG/Monitor.
BARTHEL INDEX

INDEX 0 1 2 3 KETERANGAN
Makan dan minum 0 : tidak mamupu
1 :dibantu
2 :mandiri
Mandi 0 : tergantung orang lain
1 : mandiri
Perawatan diri 0 : tergantung orang lain
1 : mandiri
Berpakaian 0 : tidak mampu
1 : dibantu
2 : mandiri
BAB 0 : inkontinensia
1 : kadang inkontinensia (sekali seminggu)
2 : teratur
BAK 0 : inkontinensia (terpasang kateter/ terkontrol)
1 : kadang inkontinensia (maksimal 1x24 jam)
2 : teratur
Transfer 0 : tidak mampu
1 : butuh bantuan alat dan 2 orang
2 : butuh bantuan kecil
3 : mandiri
Mobilitas 0 : immobile
1 : menggunakan kursi roda
2 : berjalan dengan bantuan 1 orang
3 : mandiri
Penggunaan toilet 0 : tergantung bantuan orang lain
1 : membutuhkan bantuan tapi beberapa kali
dilakukan sendiri
2 : mandiri
Naik turun tangga 0 : tidak mampu
1 : membutuhkan bantuan orang lain
2 : mandiri
Total score

KETERANGAN :
20 : Mandiri
12-19 : ketergantungan ringan
9-11 : ketergantungan sedang
5-8 : ketergantungan berat
0-4 : ketergantungan total
DAFTAR PUSTAKA

Rakhmawati, W. (2008), Perencanaan Kebutuhan Tenaga Keperawatan di Unit Keperawatan,


Bandung: Manajemen Unit. Diakses pada Tanggal 31 Juli 2018.

Devi, K. (2011), Analisis Hubungan Tenaga Perawat di Instalasi Rawat Inap RSUD Karimun
Tahun 2010, Jakata: Fakultas Kesehatan Masyarakat Program Studi Kajian Administrasi
Rumah Sakit Universitas Indonesia. Diakses pada Tanggal 31 Juli 2018.

Anda mungkin juga menyukai