Anda di halaman 1dari 35

Menganalisis Unsur – Unsur Intrinsik dalam Novel

“Girlfriends Stay Forever” karya Dian Bheno

Disusun oleh :

Nama : 1. Adella Putri

2. Mega Natalia

3. Muhammad Rafiq Vitruvi

Kelas : XI MIPA

SMA XAVERIUS 4 PALEMBANG


Menganalisis Unsur – Unsur Intrinsik dalam Novel
“Girlfriends Stay Forever” karya Dian Bheno

Disusun oleh :

Nama : 1. Adella Putri

2. Mega Natalia

3. Muhammad Rafiq Vitruvi

Kelas : XI MIPA

SMA XAVERIUS 4 PALEMBANG


Kata Persembahan

Karya Ilmiah ini kami persembahkan untuk :

1. Bapak Sena

2. Keluarga

3. Teman – teman

4. Masyarakat

Motto :

1. “ Tidak ada yang tidak bisa sebelum mencoba “

2. “ Orang yang gagal adalah orang yang menyerah “

3. “ Wrong or not, I follow my own path “


Kata Pengantar
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan karya ilmiah novel yang
berjudul “Girlfriends Stay Forever”.

Karya illmiah novel ini kami buat untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia sebagai
syarat untuk nilai tugas kenaikkan kelas 3 yang diberikan oleh Bapak Sena.

Karya ilmiah novel ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
pembuatan karya ilmiah novel ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki karya ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga karya ilmiah novel yang berjudul “Girlfriends Stay
Forever” ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
Daftar Isi
Kata Pengantar iv

Daftar Isi v

Abstrak vii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Masalah 2

1.3 Tujuan Penelitian 2

1.4 Manfaat 2

BAB II LANDASAN TEORI 3

2.1 Kajian Literatur 3

2.1.1 Pengertian Novel menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 3

2.1.2 Pengertian Novel menurut Para Ahli 3

2.1.3 Pengertian Unsur Intrinsic Novel 3

2.1.3.1 Tema 3

2.1.3.2 Tokoh 3

2.1.3.3 Penokohan 3

2.1.3.4 Alur 4

2.1.3.5 Latar 4

2.1.3.5.1 Tempat 4

2.1.3.5.2 Suasana 4

2.1.3.5.3 Waktu 4

2.1.3.6 Sudut Pandang 4

2.1.3.7 Amanat 4

2.1.3.8 Gaya Bahasa 4


BAB III 5

3.1 Definisi Operasional 5

3.2 Pendekatan Penelitian 5

3.3 Sumber Data 5

3.3.1 Metode Penelitian 5

3.3.2 Teknik Analisis Data 5

BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 6

4.1 Hasil Penelitian 6

4.1.1 Analisis Data 6

4.1.1.1 Unsur – Unsur Intrinsic dalam Novel 6

4.2 Pembahasan 25

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 26

5.1 Kesimpulan 26

5.2 Saran 26

DAFTAR PUSTAKA 27

LAMPIRAN 28

Cover Novel 28

Sinopsis Novel 28
Abstrak

Berkisah pada tiga orang gadis yang memiliki masalah tersendiri dalam kehidupan
keluarganya. Diana yang mengetahui bahwa orang tuanya telah bercerai, Luna mengetahui
bahwa orang tuanya sudah berpisah sejak dia masih duduk di kelas 6 Sekolah Dasar, dan
Nayla tetap saja harus menanggung penderitaan bersama dua kakaknya dan ibunya karena
perilaku ayahnya yang selalu memukul siapapun yang tidak sepaham dengannya. Meskipun
begitu mereka bertiga tetap sabar menghadapi semua masalah yang ada dengan kekuatan
kebersamaan
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni ( Wellek & Warren, 1995:3 ).
Dikatakan sebuah karya seni karena memiliki suatu nilai keindahan dalam karya tersebut.
Meskipun demikian, karya seni juga memiliki cakupan yang cukup luas.

Satu diantara karya sastra adalah novel. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, novel
adalah tulisan berupa karangan prosa yang panjang dan menceritakan sebuah kisah. Novel
merupakan teks fiksi yang lahir dari daya cipta, imajinatif, kreatif, dan eksploratif pengarang
untuk menyampaikan segala kehendak atau segala yang menggejala dalam kesadaran batin
pengarang. Penyampaian tersebut dinyatakan lewat unsur-unsur fiksional yang berlaku atau
telah menjadi konvensi dalam penulisan prosa, sehingga terwujud dalam bentuk artefak sastra
yang memuat unsur kreatif.

Novel adalah jenis prosa yang mengandung unsur tokoh, alur, latar, rekaan yang
menggelarkan kehidupan manusia atas dasar sudut pandang pengarang dan mengandung nilai
hidup, diolah dengan teknik kisahan dan ragaan yang menjadi dasar konvensi penulisan.
Pendapat lain juga menjelaskan novel merupakan fiksi naratif modern yang berkembang pada
abad pertengahan ke-18. Novel berbentuk prosa yang lebih panjang dan kompleks daripada
cerpen, yang mengekspresikan sesuatu tentang kualitas atau nilai pengalaman manusia.
Memahami novel mampu membawa pembaca untuk lebih berpengalaman dan lebih
berpengetahuan dibidang sastra. Melalui pendekatan analitis, elemen yang dibahas adalah
menganalisis unsur intrinsik yang terdapat dalam sebuah novel, dimulai dari tema, tokoh, latar,
gaya bahasa, sudut pandang, dan amanat.

Novel sering dianggap bersinonim dengan fiksi karena definisi fiksi juga berlaku untuk
novel. Novel merupakan sebuah karya prosa fiksi yang panjangnya cukupan, tidak terlalu
panjang namun juga tidak terlalu pendek. Novel dan cerpen sebagai karya fiksi mempunyai
persamaan karena dibanguun oleh unsure- unsur pembangun. Oleh karena itu, novel dapat
dianalisis sebagaimana layaknya menganalisis cerpen. Novel dapat mengemukakan sesuatu
secara bebas, menyajikan sesuatu secara lebih banyak, lebih rinci, lebih detail, dan lebih
banyak melibatkan berbagai permasalahan yang lebih kompleks.

Pentingnya menganalisis novel pertama dapat dilihat dari tema, melalui tema pembaca
dapat mengetahui pokok permasalahan karya fiksi yang diangkat. Selanjutnya tokoh, peranan
tokoh dalam karya fiksi sangat membantu pembaca menemukan karakter dari masing-masing
tokoh, apakah berisifat protagonis maupun antagonis. Masalah selanjutnya yaitu alur atau
pengaluran, yang menjelaskan satuan peristiwa dari permasalahan fiksi yang diangkat. Unsur
lain yaitu latar, latar dalam hal ini dibedakan menjadi latar tempat, waktu, dan suasana. Selain
masalah unsur di atas masalah lain seperti gaya bahasa, sudut pandang, dan amanat sangat
diperlukan untuk menjadikan sturktur fiksi yang menarik.

Usaha untuk dapat memahami karya sastra (termasuk prosa fiksi) diperlukan suatu
pendekatan. Salah satu pendekatan dalam menganalisis prosa fiksi adalah pendekatan
struktural. Novel yang akan dianalisis dalam karya ilmiah ini yaitu novel “Girlfriends Stay
Forever” karya Dian Bheno. Novel ini merupakan sebuah novel yang menceritakan tentang
tiga gadis remaja yang memiliki berbagai macam masalah keluarga yang sedang terjadi atau
yang telah terjadi dan cara mereka untuk melepaskan diri dari masalah itu.

Masalah
1. Bagaimana unsur intrinsic novel “Girlfriends Stay Forever” karya Dian Bheno

2. Kami kesulitan untuk membuat BAB III

Tujuan Penelitian
1. Menganalisis unsur – unsur intrinsic yang terdapat dalam novel “Girlfriends Stay

Forever” karya Dian Bheno

Manfaat
1. Manfaat Teoritis

Hasil karya ilmiah ini diharapkan untuk menjadi rujukan bagi penelitian selanjutnya

2. Manfaat Praktis

2.1 Bagi Siswa , Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan bacaan
yang dapat menambah wawasan mengenai karya sastra.

2.2 Bagi Pendidik, Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu
bahan pembelajaran bahasa dan sastra.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Literatur


2.1.1 Pengertian

Pengertian Novel menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

Novel adalah karangan prosa panjang yang mengandung rangkaian cerita kehidupan
seseorang dengan orang yang disekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap
pelaku

2.1.2 Pengertian Novel menurut Para Ahli

Drs. Rostamaji, M.Pd ( http://www.e-jurnal.com/2013/12/pengertian-novel-menurut-


para-ahli.html?m=1)

Novel adalah karya sastra yang mempunyai dua unsur (intrinsic dan ekstrinsik) yang
keduanya saling berhubungan karena sangat berpengaruh dalam kehadiran sebuah karya
sastra

Dr. Nurhadi ( http://www.e-jurnal.com/2013/12/pengertian-novel-menurut-para-


ahli.html?m=1)

Novel adalah bentuk karya sastra yang di dalamnya terdapat nilai nilai budaya sosial,
moral, dan pendidikan

2.1.3 Pengertian Unsur Intrinsik Novel

Unsur intrinsic adalah unsur yang membangun karya sastra dari dalam

Tema

Tema merupakan dasar cerita atau gagasan umum dari sebuah novel

Tokoh

Tokoh sederhana adalah tokoh yang hanya memiliki satu perwatakan tertentu,
kepribadian yang tunggal, dan tidak memungkinkan terjadi perubahan pandangan tentang sifat
yang yelah dianutnya.

Penokohan
Penokohan dalam novel adalah unsur yang sama pentingnya dengan unsur-unsur yang
lain. Penokohan adalah teknik bagaimana pengarang menampilkan tokoh-tokoh dalam cerita
sehingga dapat diketahui karakter atau sifat para tokoh

Alur.

Alur atau plot adalah rentetan peristiwa yang membentuk struktur cerita, dimana
peristiwa tersebut sambung sinambung berdasarkan hukum sebab-aklbat

Latar

Latar adalah landasan atau tumpuan yang memiliki pengertian tempat, hubungan waktu,
dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan.

Latar Tempat

Latar tempat adalah suatu unsur latar yang mengarah pada lokasi dan menjelaskan
dimana peristiwa itu terjadi. Bila latar tersebut termasuk latar tipikal, akan disebutkan nama
dari tempat tersebut.

Latar Suasana

Latar Suasana adalah unsur yang berkaitan dengan perasaan atau suasana kejadian suatu
peristiwa yang terjadi dalam sebuah karya sastra

Latar Waktu

Latar waktu merupakan unsur latar yang mengarah pada kapan terjadinya suatu
peristiwa-peristiwa di dalam sebuah cerita fiksi

Sudut Pandang

Sudut pandang dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sudut pandang persona ketiga: dia
dan sudut pandang persona pertama: aku. Berikut penjabaran tentang sudut pandang tersebut.

Amanat

Amanat atau nilai moral merupakan unsur isi dalam karya fiksi yang mengacu pada
nilai-nilai, sikap, tingkah laku, dan sopan santun pergaulan yang dihadirkan pengarang melalui
tokoh-tokoh di dalamnya

Gaya Bahasa

Gaya bahasa merupakan cara pengucapan pengarang dalam mengemukakan sesuatu terhadap
pembaca. Dalam stile juga terdapat beberapa unsur seperti, leksikal, struktur kalimat, retorika,
dan penggunaan kohesi
BAB III

3.1 Definisi Operasional


Novel adalah suatu karya sastra yang mengandung cerita kehidupan seseorang dan
mempunyai unsur – unsur pembangun (intrinsic dan ekstrinsik)

Unsur intrinsic adalah unsur yang membangun karya sasra dari dalam

2.1.1 Pendekatan Penelitian


Menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah pendekatan penelitian
yang dilakukan berdasarkan paradigma, strategi dan implementasi model secara kualitatif.

3.1.2 Sumber Data


Bersumber dari novel “Girlfriends Stay Forever “ karya Dian Bheno

3.1.3 Metode Penelitian


Menggunakan metode komparatif yaitu metode yang digunakan dalam penelitian yang
diarahkan untuk mengetahui apakah antara dua variable ada perbedaan dalam suatu aspek yang
diteliti. Penelitian dilakukan secara alami dengan mengumpulkan data dengan suatu instrument

Dan metode membaca langsung

3.1.4 Teknik Analisis Data


Menggunakan teknik analisis data kualitatif karena data yang diperoleh dari berbagai
sumber dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam – macam (trianglulasi)
dan dilakukan secara terus menerus yang mengakibatkan variasi data yang diperoleh sangat
tinggi.
BAB IV

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Tema

 Kesabaran Hati
Alasannya : Karena ketika Diana mengetahui bahwa kedua orang tuanya bercerai, Diana tetap
bersabar karena masih bisa melihat orang tuanya bersama. Luna mengetahui orang tuanya
bercerai ketika ia masih SD, dan sejak saat itu orang tuanya saling membenci tetapi tidak
menutup kemungkinan untuk bersama. Lain halnya dengan Nayla, keluarga yang lebih
sempurna daripada keluarga Diana, dan Luna. Nayla tetap saja harus menanggung penderitaan
bersama dua kakaknya dan ibunya karena perilaku ayahnya yang selalu memukul siapapun
yang tidak sepaham dengannya.

4.1.2 Tokoh

1. Diana : Antagonis 9. Papa Nayla : Antagonis


2. Luna : Tritagonis 10. Bu Inah : Tritagonis
3. Nayla : Protagonis 11. Angga : Protagonis
4. Ma : Tritagonis 12. Marco : Protagonis
5. Pa : Protagonis 13. Nick : Protagonis
6. Mama : Tritagonis 14. Surya : Protagonis
7. Papa : Antagonis 15. Norman : Antagonis
8. Mama Nayla : Tritagonis 16. Oma : Antagonis

4.1.3 Penokohan

NO. Nama Wataknya Data Tekstual


Tokoh
1. …” Kadang – kadang aku juga melakukan kejahilan – kejahilan
seperti menarik ujung taplak, memencongkan salah satu foto
yang terpajang didinding atau menendang ujung keset agar
Jahil posisinya tidak simetris “ … ( Girlfriends stay forever, Hal 5 )
… “ Biasanya aku lalu menghilang, ngumpet dan membiarkan
Oma melongok kesana kemari mencariku setelah kejahilan
selesai ... Aku suka membuat Oma merasa berbicara dengan
tembok, seakan – akan aku tak mendengarkannya ” ….
(Girlfriends stay forever, Hal 5 )
“ Aku ada janji dengan Luna, “ kataku sambil berdiri. Tentu saja
aku berbohong. (Girlfriends stay forever, Hal 14 )
Diana “ Aku mau mengerjakan proyek sekolah, bukan party.” Diselah
Pembohong kebohonganku… . (Girlfriends stay forever, Hal 14 )
“ Hey… jangan menghukum Nay seperti itu. Gue yang salah.
Gue yang bikin dia sampai keluar rumah.” Kataku bohong,
berusaha membela Nay… . (Girlfriends stay forever, 136 )
“ Nggak ! Gue emang bener – bener mau ngerjain tugas dan
perlu bantuan lo! “ jawabnya dengan keras kepala. (Girlfriends
stay forever, Hal 72 )
“ Tapi kita kan ada diantara mereka… Sok tahu… “ teriakku
dengan keras kepala. (Girlfriends stay forever, 74 )
“ Hey! Bokap gue nggak selingkuh! Jangan asal ngomong “
Masih dengan keras kepala (Girlfriends stay forever, Hal 74 )
“ Sebelah mana coolnya? Menurut gue nyokap gue udah sinting
“ Jawabku keras kepala. (Girlfirends stay forever, Hal 79 )
Keras Kepala “ Mana Mungkin! “ Jawabku dengan nada tinggi. (Girlfriends
stay forever, Hal 121 )
“ Lalu kata siapa sekarang saat yang tepat? “ Jawabku dengan
spontan… . (Girlfriends stay forever, Hal 127 )
“ Gue nggak akan menikah sampai kapan pun, “ kataku keras
kepala… . (Girlfriends stay forever, Hal 186 )
“ Gue nggak mau membahayakan hati gue… “… “ Gue nggak
mau menikah dan kemudian bercerai… gue nggak mau bikin
anak gue bingung dan… “… “ Gue nggak mau ketemu orang
yang salah! “ (Girlfriends stay forever, Hal 186 )
2 Luna … “ Gue tahu ini berat berat buat lo. Tapi kalau lo mau survive,
caranya Cuma satu. Jangan ikut campur semua ini. “ Kataku.
(Girlfriends stay forever, Hal 74 )
… “ Jadi… kalo lo mau tetep waras, stay out of their problem.
Karena bakal percuma juga kalau mau sok-sok terlibat, kita
enggak akan pernah mengerti,” … . (Girlfriends stay forever,
Hal 74 )
Penasehat
… “ yang sinting tuh elo. Biasa aja lagi. Perpisahan, perceraian,
itu bagian dari kehidupan manusia modern. Jadi santai aja… itu
nasihat buat lo. “ (Girlfriends stay forever, Hal 79 )
“ Hey… jangan kelewatan parno ah. Orang mungkin saja gagal,
tapi nggak semua orang pasti gagal “… “ Mereka mungkin
kurang beruntung, tapi setiap orang kan punya keberuntungan
sendiri… . “ (Girlfriends stay forever, Hal 163 )
“ Tentu aja! Nggak ada yang bisa memisahkan persahabatan
kita!”… “ Boyfriends may come and go, girlfriends stay
forever! “ (Girlfriends stay forever, Hal 187 )
3 Nayla Khawatiran “ Lo nggak apa – apa? Lo sama siapa? Lagi ngapain ? Lo tau
gak sekarang jam berapa! “… Di! Ngomong dong! Lo Pingsan?
“ Aku bertanya dengan khawatir (Girlfriends stay forever, Hal
129 )
“ Lo ngapain lari – lari malem – malem begini? Lo dikejar
orang? Hah… ? Ada yang ngejar – ngejar elo? Lo… dirampok,
Di? Di-per-ko-sa? “ Diselah kekhawatiranku (Girlfriends stay
forever, Hal 129 )
… “ Jadi lo kenapa? Ada apa? Ngapain malem – malem begini
larian? “ Gue masih bertanya dengan kekhawatiranku
(Girlfriends stay forever, Hal 130 )
“ Polisi? Astaga… apa yang terjadi Man? Apa yang terjadi?
Kenapa sampai ada polisi? Kenapa mama harus masuk rumah
sakit…. ? Kataku sangat khawatir (Girlfriends stay forever, Hal
135 – 136 )
“ Apakah mama baik – baik saja? Apa saja yang terluka “
Kataku khawatir… “ Nina mana? “ (Girlfriends stay forever,
Hal 137 )
“ Bagaimana dengan papa? “ tanyaku … Gimana Nina ? “
(Girlfriends stay forever, Hal 154)
4 Ma “ Setiap orang tentu saja harus menikah,” … “ Tuhan
Penasehat menciptakan setiap orang berpasang – pasangan… . “ katanya
dengan yakin (Girlfriends stay forever, Hal 10 )
… “ Oma sudah tua, kita yang masih muda hatus bias
mengalah,” … “ Kalau nggak, kamu bias kualat “ katanya
(Girlfriends stay forever, Hal 13 )
“ Kadang – kadang sesuatu memang tidak bias berjalan sesuai
dengan keinginan kita “ … Percayalah Di, Ma juga nggak
merencanakan ini. Tapi terus bersama dalam ketidakcocokkan
tidak lebih baik dari mengakhiri sebelum terlambat. “ katanya
(Girlfriends stay forever, Hal 19 )
“ Hubungan manusia itu seperti tanaman. Bila kita ingin dia
tumbuh terus, kita harus merawatnya, menyiramnya,
memberinya pupuk. Kalau tidak? Ppfff… tak aka nada yang
tersisa,” lanjut Ma dengan datar (Girlfriends stay forever, Hal
19 )
“ Jadi kami memang tak mungkin bersatu kembali. Apalagi…
apalagi Pa akan segera bertunangan dalam waktu dekat ini, “
sambung Ma
Mending kita sewa VCD yuk! Ladies nite! “ kata Ma sambil
ceria (Girlfriends stay forever, Hal 13 )
“ Good. The more the merrier! “ … “ Berarti kita bias bikin
party lebih meriah lagi! “ Kata Ma dengan semangat
(Girlfriends stay forever, Hal 14 )
Ceria Ma muncul dari balik pintu. Tampak segar dan ceria seperti
biasa. “ Nah, anak – anak, siap untuk barbeque party diteras
samping? “ Kata Ma (Girlfriends stay forever, Hal 82 )
“ Ma kan datang bersama kamu… “ kata Ma menjentik
hidungku… Ma ketawa lagi. “ We’ll see… . “
Bukan sedang manangis sedih, namun justru Ma sedang
bercakap ceria dengan Hogy Oetomo, papanya Luna… .
(Girlfriends stay forever, Hal 175 )
5 Pa “ Kita tetap bias keluar di akhir minggu untuk dinner disuatu
Penghibur tempat. Citos, Pecengongan, Kelapa Gading… “ hibur Pa lagi. “
Kemana saja! Seperti biasanya “ … “ Tentu saja bersama Ma “
hibur Pa lagi (Girlfriends stay forever, Hal 20 )
6 Mama “ Cuma segelintir laki – laki yang percaya pada cinta… Laki –
laki itu seperti kucing. Kalaupun kau sudah memberinya makan
kenyang, bila ada kesempatan mencuri ikan, itu tetap akan
dilakukannya “ Kata Mama dengan nasehat (Girlfriends stay
forever, Hal 27 )
“ Ada banyak perempuan bodoh yang tak punya pilihan lain
selain menelan penderitaan mereka atas kesewenang –
wenangan laki – laki,” ... “ Makanya kamu harus pandai. Harus
punya banyak kebiasaan, agar kepalamu tak sempat kosong,”
Penasehat mama berkata tanda. “ Bukankah sudah kuceritakan padamu,
bagaimana nasib perempuan – perempuan berkepala k,osong
yang menggantungkan hidup mereka pada laki – laki? “… “
Mereka membiarkan laki – laki menguasai hidup mereka,
menentukan mana yang harus mereka kerjakan dan mana yang
tidak… dan percaya tak akan bisa hidup bila tak menjadi bagian
dari seorang laki – laki “ (Girlfriends stay forever, Hal 28 – 29 )
“ Nggak ada gunanya bekerja, kalau nggak punya karir, “… “
Demi kamu sayang. Semua demi kamu “ (Girlfriends stay
forever, Hal 40 )
“ Kita akan hadapi ini sayang. Kita akan hadapi ini, “… “
Semua ini akan berakhir. Segera. Mama janji. “
“ Ada banyak pilihan dalam hidup, “ … Kitalah yang
menentukan apa yang akan terjadi pada hidup kita. Bukan orang
lain, bukan teman kita, tapi diri kita sendiri… . “ (Girlfriends
stay forever, Hal 47 )
7 Papa Papa menutup telepon digenggaman tangannya, lalu bergegas
menggiringku kembali kekamar tidur… Aku yakin Papa
berbohong (Girlfriends stay forever, Hal 34 )
… “ Ini dari bos Papa, “ … “ Kamu ambil dari mana? “… “
Pembohong Semua bos mengirim surat pada anak buahnya. “ …. “ Kadang –
kadang “. Aku yakin Papa pasti berbohong, tidak mungkin bos
mengirim surat dengan kata “ cium sayang “ (Girlfriends stay
forever, Hal 35 )
… “ Tak ada cincin bermata biru, “… “ Luna terlalu banyak
mengkhayal. “ Mana mungkin aku banyak mengkhayal, Papa
ini yang berbohong (Girlfriends stay forever, Hal 39 )
8 Papa Nayla Papa adalah pemegang kekuasaan tertinggi dirumah kami…
Apa saja boleh dipakai, dimasak, disajikan, dipelihara, dibaca,
dijadikan hiburan, ditonton, semua atas persetujuan Papa… Bila
berkeras untuk berbeda, dia akan mengingantkan siapa
pemegang kekuasaan tertinggi dirumah. (Girlfriends stay
forever, Hal 55 )
Papa suka memukul, itu sebabnya semua orang berusaha untuk
menjdai orang lain didalam rumah. Agar ketentraman tetap
menyertai kami, agar pertengkaran tak pernah terjadi… .
Kasar / Kejam (Girlfriends stay forever, Hal 57 )
Suaranya begitu keras, seakan – akan apa yang dikatakannya
benar. Dan segala kesalahana, segala ketidaksesuaian yang
terjadi, seakan – akan adalah tanggung jawab Mama
(Girlfriends stay forever, Hal 57 )
“ Gara – gara kamu mama dipukuli papa sampai babak belur! “
(Girlfriends stay forever, Hal 135 )
“ Papa pulang tadi dan langsung mengamuk marah begitu tahu
kamu nggak ada di rumah… . “ (Girlfriends stay forever, Hal
135 )
Kalau tampaknya kami begitu tenang, bukan karena hati kami
damai, tapi karena ingin menghindarkan konflik dengan Papa…
karena kesalahan kecil pun bisa menjadi berbuntut panjang
(Girlfriends stay forever, Hal 151 )
… Dan papaku akan mengatakan bahwa dia tengah menegakkan
disiplin. Dan papaku akan mengatakan, bahwa Tuhan pun
merestui perbuatannya, menegakkan disiplin dalam
keluarganya. (Girlfriends stay forever, Hal 151 – 152 )
9 Bu Inah … Jadi sedikit keanehan saja sudah bisa membuatnya bercuriga
Curigaan macam – macam. (Girlfriends stay forever, Hal 139 )
Kecurigaan Bu Inah sudah hilang ketika mendengar
perkataanku tadi… . (Girlfriends stay forever, Hal 139 – 140 )
10 Angga “ Udah makan belum? Makan bareng yuk. “ … Sekarang, sore
sore begini? “ … Mau dianter gak? Mau kemana sih? “… “
Perhatian Beneran nggak mau dianter? Mau pulang jam berapa? “ … .
(Girlfriends stay forever, Hal 44 – 45 )
“ Gimana seleksinya kemarin? “ Angga bertanya sambil
menaruh perhatian kepadaku (Girlfriends stay forever, Hal 142)
11 Marco Optimis “ Gue sih optimis, tapi ada satu yang kurang, kita harus
menyerahkan foto band… . “ (Girlfriends stay forever, Hal 143)
“ CUT! CUT! Coba ya, syutingnya dilanjutkan nanti, “ kata
Cengengesan Marco sambil cengengesan… . (Girlfriends stay forever, Hal
145 )
“… Lo berdua kalo mau meneruskan syuting, silakan aja… “
Kata Marco sambil cengengesan (Girlfriends stay forever, Hal
146 )
12 Nick “ Sejak lo mau ulang tahun “ sahut Nick sambil cengengesan…
. (Girlfriends stay forever, Hal 142 )
Cengengesan “… Nih, ‘Ngga, lo aja yang ambil gue sudah lupa gimana
caranya motret! “ kata Nick sambil cengengesan (Girlfriends
stay forever, Hal 143 )
13 Surya “ Ya belum dong! “ kata Surya sambil cengengesan… .
(Girlfriends stay forever, Hal 142 )
Cengengesan “ Ya iya Neng… Harusnya malah kemarin, untung Angga bisa
ngerayu panitianya untuk menyusulkan fotonya entar sore. “
kata Surya cengengesan (Girlfriends stay forever, Hal 143 )
14 Norman … Matanya melotot marah. (Girlfriends stay forever, Hal 135 )
Norman memandangku dengan marah… . (Girlfriends stay
forever, Hal 136 )
“ Terus lo mau apa? Apa lo bisa bikin nyokap gue sadar
seketika? Atau lo bisa bikin bokap gue dipenjara selama –
lamanya? “ katanya dengan nada marah (Girlfriends stay
forever, Hal 136 – 137 )
“ Gue nggak tahu… dan nggak mau tahu “ kata Norman sambil
marah (Girlfriends stay forever, Hal 154 )
Pemarah “ … Brengsek! Harusnya gue yang melakukan itu! Harusnya
gue! Tapi gue Cuma melongo waktu melihat mama dilempar
ketembok dan dipukuli dengan vas Kristal itu “ Norman
meninju tembok yang berada di belakangnya… . (Girlfriends
stay forever, Hal 154 )
“ Kalau gue lebih cepat, gue akan bisa membunuhnya! “
Desisnya dengan geram (Girlfriends stay forever, Hal 154 )
Norman mendekat ke arahku dengan tiba – tiba, mukanya
merah marah… . (Girlfriends stay forever, Hal 155 )
“ … Udah deh nggak usah dipikirin, dia orang jahat… “ kata
Norman sambil berdesis marah… . (Girlfriends stay forever,
Hal 155 )
“ Hey! Stop membela dia! “ tiba – tiba Norman
mencengkeramku dengan marah… . (Girlfriends stay forever,
Hal 155 )
“ Sekarang mendingan lo masuk, tungguin mama gue mau
jemput Nina. Mudah – mudahan siang ini dia bisa pulang.
(Girlfriends stay forever, Hal 155 )
“ Balik nggak! Jagain mama! “ katanya marah… . (Girlfriends
stay forever, Hal 156 )
“ Heh! Punya mata nggak! “ hardik Norman keras marah.
(Girlfriends stay forever, Hal 156 )
“ Hah! Elo lagi! “ kata Norman begitu mengenal Di. “ Mau
kabur lagi? Mau ngajak adik gue keluyupan lagi? “ (Girlfriends
stay forever, Hal 156 )
16. Oma Yeah, Omaku itu luar biasa cerewetnya dan suka sekali
bersungut – sungut… . (Girlfriends stay forever, Hal 11 )
Cerewet …Di ruang TV, bisa kulihat Oma duduk di kursi andalannya
sambil mengeluarkan kecerewetannya… . (Girlfriends stay
forever, Hal 82 )

“ Mama dan papamu, apakah mereka akan kembali bersama? “


kata Oma keras kepala. (Girlfriends stay forever, Hal 121 )
“ Mereka kan belum betul – betul bercerai, kan? “ katanya
separuh bertanya, separuh dengan keras kepala. (Girlfriends
stay forever, Hal 121 )
“ Lho, ya jelas ada bedanya dong. Kalau belum bercerai secara
Keras kepala resmi, mereka masih mungkin bersatu kembali “ katanya keras
kepala. (Girlfriends stay forever, Hal 121 )
“ Ini baru pertunangan, belum pernikahan. Masih ada
kesempatan, kamu harus berusaha menyelamatkan
perkawinanmu! “ kata Oma dengan keras kepala, sambil
menggenggamkan sesuatu kedalam kepalan tangan Ma… . “
(Girlfriends stay forever, Hal 173 )
4.1.4 Alur

No. Tahapan Alur Isinya menceritakan Data tekstual / Kutipan Teks


Novel
1 Perkenalan Ada sebuah persahabatan antara 3 “ Luna dan Nayla, temanku
orang gadis yaitu Diana, Luna sejak pertama kali masuk SMU
dan Nayla yang terjadi pada saat bilang aku sok tahu “
mereka pertama masuk SMU
2. Penampilan Mereka bertiga mempunyai “Aku pikir, aku tidak akan
masalah / konflik masalah yang hampir sama yaitu menikah sampai kapan pun, Ma
Diana dan Luna yang harus dan Pa melakukannya suatu
mengetahui bahwa kedua kali dan menyesalinya di kali
orangtuanya bercerai, dan Nayla yang lain. Aku pernah
yang hidup dikeluarga yang utuh mengalami hal seperti Di
tetapi banyak mengalami bertahun – tahun lalu,
penderitaan yang disebabkan oleh terperangkap diantara
ayahnya yang abusive kebingungan dan ketakutan
kehilangan orang – orang yang
kucintai dan mencintaiku. Di
dan Luna berpikir aku orang
yang berbahagia, tinggal dalam
keluarga utuh yang sangat
memperhatikanku, mereka
nggak pernah tahu, jenis
keluarga seperti apa yang
membesarkanku.”
3. Klimaks Diana harus menerima kenyataan “ Sejak aku SD mereka sudah
yang baginya buruk karena berpisah? Gila, yang benar
sebenarnya perpisahan orang saja! Dan Pa! Pa akan menikah
tuanya sudah terjadi sejak ia SD dengan orang lain!.
dan harus menerima pernikahan Gara – gara kamu Mama
papanya dengan orang lain. Dan masuk rumah sakit!. Gara –
Nayla harus menerima kenyataan gara kamu Mama dipukuli papa
yang pahit karena Mamanya sampai babak belur!. “
babak belur dipukuli oleh
Ayahnya sendiri dan sampai
masuk rumah sakit.
4. Anti-klimaks Akhirnya Diana menerima “ Akhirnya pertunangan Pa
kenyataan itu, ia harus menerima terjadi juga diakhir Februari.
papanya bertunangan dengan Sebetulnya, aku sudah siap
orang lain. Dan Nayla siap untuk dipersalahkan atas semua
dipersalahkan dalam atas semua kejadian ini, tapi rupanya tak
kejadian yang terjadi pada ada yang berniat membahas
keluarganya soal itu lagi, dan papa tidak
akan kembali lagi kerumah
karena sudah mendekam
ditahanan. “
5. Penyelesaian Setelah pertunangan papanya “ Hey, c’mon! lo akan menjadi
Diana selesai, mereke bertiga pendiri Rumah Bisu, bukan
menginap di sebuah villa di pasien di dalamnya. Aku sama
Cisarua, mereka saling menerima sekali nggak terpukul dengan
kenyataan yang dialami masing – pertunangan papaku. Nay
masing. Nayla sudah melupakan ketawa ringan, seperti sudah
kejadian itu dan Diana juga tidak melupakan peristiwa pahit
merasa terpukul dengan yang dijalaninya sepanjang
pertunangan papanya. Dan hidup dan bersiap untuk
mereka bertiga berniat untuk menyongsong harapan baru. “
mendirikan “ Rumah Bisu “
untuk para anak – anak Indonesia
yang menginginkan kedamaian.

Kesimpulan :
Alur novel yang berjudul Girlfriends stay forever karya Dian Bheno menggunakan alur maju

Alasannya : Karena alur yang disusun secara berurutan mulai dari tahap pengantar -->> tahap
penampilan masalah -->> tahap puncak ketegangan/ konflik -->> tahap penurunan masalah/
antiklimaks -->> tahap penyelesaian.

4.1.5 Latar

NO. Latar Data tekstual


Tempat

1. Dapur “ Luna? Ngapain kamu malam – malam didapur? “ (Girlfriends


stay forever, Hal 33 )
Aku membayangkan Pa yang semakin botak, terjemur matahari di
jendela dapur. (Girlfriends stay forever, Hal 20 )
…Tapi kalau begitu penting, kenapa tidak membangunkan mama?
Kenapa harus bicara perlahan – lahan di dapur? Kenapa harus
lewat handphone? Itulah petunjuk pertama yang kucium… .
(Girlfriends stay forever, Hal 33 )
… Kami sedang berada di meja makan di dapur, menunggu mama
memanaskan sesuatu di microwave. (Girlfriends stay forever, Hal
37 )
…Dikulkas, dinding kamarku, lemari dapur, dimana saja yang bisa
dilihat oleh mama. (Girlfriends stay forever, Hal 39 )
Kulirik jam digital di atas meja dapur… . (Girlfriends stay forever,
Hal 43 )
“ Ya… Bawa saja apa yang bisa kamu temukan di kulkas dapur “
(Girlfriends stay forever, Hal 48 )
… Bu Inah sudah buatkan the hangat manis di meja makan di
dapur (Girlfriends stay forever, Hal 140 )
… Aku baru bangun lagi jam sepuluh, dikagetkan oleh bunyi
intercom dari dapur (Girlfriends stay forever, Hal 141 )
2. Ruang tengah Tahu – tahu telepon dirumah tengah bordering keras… .
(Girlfriends stay forever, Hal 43 )
Baru saja kuputuskan untuk menelepon Di, ketika telepon di ruang
tengah berdering, dan ternyata dari DI! (Girlfriends stay forever,
Hal 147)
3. Carrefour MT Carrefour MT Haryono tidak begitu ramai pada jam 4 sore… .
Haryono (Girlfriends stay forever, Hal 51 )
4. Tempat CD “ OK Mam, aku ditempat CD, “… . (Girlfriends stay forever, Hal
58 )
… Lebih baik aku segera ke tempat CD… .(Girlfriends stay
forever, Hal 59)
“ Hey… tempat CD-nya di sini… “… . (Girlfriends stay forever,
Hal 62 )
5. Tempat Ikan “ … Mama mau ke tempat ikan. “ (Girlfriends stay forever, Hal 66
)
…Mencari baby kalian dan segera menyusul mama ke tempat
ikan… . (Girlfriends stay forever, Hal 67 )
6. … “ Lo bayangin, ini kamar nyokap gue waktu dia masih gadis
dulu “ (Girlfriends stay forever, Hal 76 )
Luna mengerdarkan pandangannya, memperhatikan setiap benda
di dalam kamar (Girlfriends stay forever, Hal 76 )
Mama di kamar, menikmati kesendiriannya… . (Girlfriends stay
forever, Hal 103 )
…Cuma itu pesan mama sebelum masuk ke kamarnya, lalu
menghadiakan kami ciuman satu – persatu… . (Girlfriends stay
forever, Hal 103 )
“ Sudah siap beluuumm… ! “ Ma mengetuk pintu kamarku
(Girlfriends stay forever, Hal 119 )
Kamar Lalu kudengar pintu kamarku diketuk lagi… . (Girlfriends stay
forever, Hal 119 )
… Oma? Mau ngapain… cepat kuedarkan pandangan ke sekeliling
kamar… . (Girlfriends stay forever, Hal 119 )
… Lalu tanpa basa – basi, langsung menerobos masuk ke dalam
kamar… . (Girlfriends stay forever, Hal 120 )
Dalan genggaman tanganku, sebuah leontin berwarna pink tampak
cemerlang, terkena pantulan cahaya lampu kamar. (Girlfriends stay
forever, Hal 122 )
… Padahal sekarang ini kami sedang berada di rumah Oma, di
kamar Ma dulu sewaktu masih gadis, karena Ma dan Pa baru saja
memutuskan untuk berpisah (Girlfriends stay forever, Hal 9 )
7. Teras … “ Nah, anak – anak, siap untuk barbeque party di teras
samping? “ (Girlfriends stay forever, Hal 82 )
8. … Di ruang TV, bisa kulihat Oma duduk di kursi andalannya
Ruang TV sambil berkeluh kesah… . (Girlfriends stay forever, Hal 82 )
Kami makan di ruang TV sambil menonton DVD alias yang baru
di beli Norman, abangku… . (Girlfriends stay forever, Hal 103 )
9. Depan kelas Bel pulang baru saja berdering, tapi Angga sudah berdiri di depan
kelas menungguku… . (Girlfriends stay forever, Hal 85 )
10. Ring basket … Dia lalu menarikku ke balik ring basket… . (Girlfriends stay
forever, Hal 88 )
11. Gerbang sekolah Kami jalan beriringan menuju gerbang sekolah… . (Girlfriends
stay forever, Hal 95 )
12. Citos Citos nggak seramai biasanya… . (Girlfriends stay forever, Hal
111 )
13. Coffee Bean Kami lalu mengobrol di Coffee Bean sambil minum… .
(Girlfriends stay forever, Hal 111 )
14. Kolong tempat tidur … Malam itu kami berdua meringkuk ketakutan di kolong tempat
tidur… . (Girlfriends stay forever, Hal 152 – 153 )
Dan aku gemetar hebat di kolong tempat tidur… . (Girlfriends stay
forever, Hal 153 )
15. … Tapi rupanya, tak ada yang berniat membahas soal itu lagi
sepulang mama dari RS… . (Girlfriends stay forever, Hal 167 )
“ Gara – gara kamu mama masuk rumah sakit. (Girlfriends stay
forever, Hal 135 )
“… Kenapa mama harus masuk rumah sakit? (Girlfriends stay
forever, Hal 136 )
… Mamanya dipukuli sampai masuk rumah sakit… . (Girlfriends
Rumah Sakit stay forever, Hal 136 )
… “ Gue mau balik ke RS, lo mau ikut apa mau kabur bareng
temen lo? “ (Girlfriends stay forever, Hal 136 )
“ Sudah Nay, sudah mending sekarang kita segera ke RS… .
(Girlfriends stay forever, Hal 137 )
“ … Nyokapnya Nay masuk rumah sakit. “ (Girlfriends stay
forever, Hal 147 )
“ Yuk! Yuk! RS mana? “ (Girlfriends stay forever, Hal 148 )
16. … Aku malah melihat itu di wajah Oma yang tampak terpukul
sekali dan menolak datang ke Cisarua (Girlfriends stay forever,
Cisarua Hal 173 )
Pertunangan itu dilangsungkan di sebuah perkebunan di Cisarua…
. (Girlfriends stay forever, Hal 174 )
… kata Luna saat kami sudah berada di sebuah vila di Cisarua
(Girlfriends stay forever, Hal 181 )
17. … Aku mengitari tenda – tenda besar tempat para undangan duduk
didalam meja – meja bundar, lalu menyusuri pinggir kebun kearah
Tenda tenda minuman… . (Girlfriends stay forever, Hal 175 )
Dengan panic aku berkeliling sekali lagi, mengitari tenda – tenda
putih, mencari Luna. (Girlfriends stay forever, Hal 176 )
18. Apalagi kemudian kami harus pindah ke rumah Oma di Depok… .
(Girlfriends stay forever, Hal 10 – 11 )
… Padahal sekarang ini kami sedang berada di rumah Oma… .
(Girlfriends stay forever, Hal 9 )
… Memintaku untuk datang kerumahnya dan mengikuti scenario
Rumah Oma yang dibuatnya… . (Girlfriends stay forever, Hal 25 )
“ Maen aja. Umm mau ngerjain tugas juga sih dirumah Omanya Di
(Girlfriends stay forever, Hal 45 )
“ Sure. Eh, tapi Di nggak tinggal di rumahnya yang biasa, mama –
papanya baru saja berpisah. Sekarang Di tinggal di rumah
Omanya, di Depok “ (Girlfriends stay forever, Hal 46 )
“ Nanti ku-SMS nomor rumahnya… . (Girlfriends stay forever,
Hal 46 )
19. “ Gimana sekolah? “ katanya sambil menggiringku menuju
mobilnya. (Girlfriends stay forever, Hal 97 )
“ Ayo cepat masuk mobil, “ … . (Girlfriends stay forever, Hal 97 )
Papa membukakan pintu belakang mobil untukku… . (Girlfriends
stay forever, Hal 97 )
Mobil … papa melirikku lewat kaca spion didalam mobil yang berada
diatas kepalanya… . (Girlfriends stay forever, Hal 98 )
“ Udah deh bawa ke mobil aja dulu “… . (Girlfriends stay forever,
Hal130 )
Aku langsung lemas begitu masuk ke mobil… . (Girlfriends stay
forever, Hal 130 )
Waktu

1. Ladies nite ala aku dan Ma adalah menghabiskan malam berdua


sambil berkaraoke, nonton film – film romantic, makan es krim,
atau memanggang apapun yang bisa dipanggang… . (Girlfriends
stay forever, Hal 13 )
… Dia pasti masih meragukan kebenaran perceraian itu, masih
berharap semua yang dialaminya adalah mimpi buruk yang akan
segera berakhir, masih menunggu kemungkinan mama dan
papanya memanggilnya suatu malam dan mengatakan bahwa
semua yang terjadi adalah kesalahan, dan mereka akan bersatu
kembali… . (Girlfriends stay forever, Hal 26 )
…Bisa kupastikan Ma pasti sudah mendapatkan ide seru untuk
menghabiskan mala ini (Girlfriends stay forever, Hal 15 )
“ Udah deh jangan banyak cingcong! Pokoknya datang jam 7
malam! “ (Girlfriends stay forever, Hal 32 )
Kesadaran itu kudapatkan pada suatu malam, saat aku memergoki
papa berbicara perlahan – lahan di telepon… . (Girlfriends stay
forever,Hal 33 )
“ Luna? Ngapain kamu malam – malam di dapur? “ (Girlfriends
stay forever, Hal 33 )
…Tidak Cuma malam – malam, dia akan mencari suatu pojok,
melihat kanan dan kiri, lalu berbicara dengan berbisik – bisik… .
(Girlfriends stay forever, Hal 34 )
…Aku mengambar telepon yang bordering dimalam hari, lengan
Malam hari baju dengan goresan merah, pesan dalam note dengan tulisan
seperti diketik dan menempelkannya di manapun yang kusuka… .
(Girlfriends stay forever, Hal 39 )
Mama tak akan pulang sebelum jam delapan malam… .
(Girlfriends stay forever, Hal 43 )
“ Yaa, mungkin malam – malam kalian iseng mau makan
sesuatu… . (Girlfriends stay forever, Hal 48 )
“… Selamat malam anak – anak, jangan tidur terlalu malam… .
(Girlfriends stay forever, Hal 103 )
Sebetulnya ini malam yang sempurna untuk menginap di rumah
Luna… . (Girlfriends stay forever, Hal 104 )
…Tapi sekarang kan bukan malam libur. (Girlfriends stay
forever,Hal 109)
Untuk pertama kalinya dalam dua minggu ini, kami akan keluar
makan malam bersama… . (Girlfriends stay forever, Hal 119 )
Kami makan malam seperti layaknya keluarga normal… .
(Girlfriends stay forever, Hal 123 )
…Apa yang mereka lakukan berduaan malam – malam begini?
Pacaran? (Girlfriends stay forever, Hal 129 )
“ Lo ngapain lari – larian malem – malem begini? Lo dikejar
orang? Hah..? Ada yang ngejar – ngejar elo? Lo dirampok, Di? Di-
per-ko-sa? “ (Girlfriends stay forever, Hal 129 )
…” Jadi lo kenapa? Ada apa? Ngapain malem – malem begini lari
– larian? “ (Girlfriends stay forever, Hal 130 )
“… Nah, elo ngapain berduaan malem – malem begini? Pacaran? “
(Girlfriends stay forever, Hal 130 )
Kami sampai di rumah Nay sekitar jam 12 malam. (Girlfriends
stay forever, Hal 132 )
“ Malem – malem begini? Hebat banget lo bisa keluar rumah! “
(Girlfriends stay forever, Hal 133 )
“ Udah tengah malam, gitu lho “… . (Girlfriends stay forever, Hal
134 )
…Angin malam yang dingin menampar – nampar mukaku… .
(Girlfriends stay forever, Hal 138 )
…Aku baru bangun jam 8 malam… . (Girlfriends stay forever, Hal
139 )
“ Aku telepon semalam “… . (Girlfriends stay forever, Hal 144 )
“ GUe juga SMS lo semalem “… . (Girlfriends stay forever, Hal
147 )
2. …Bahwa aku dan dia akan mengerjakan suatu proyek sekolah
mengenai keluarga yang harus dikumpulkan pagi hari besok… .
(Girlfriends stay forever, Hal 25 )
“ Wah, besok ya seleksi lo? “… . (Girlfriends stay forever, Hal 94
)
“ Gue duluan aja ya! Sukses buat besok pagi… . (Girlfriends stay
Pagi hari forever, Hal 95 )
“ Aku bangun pagi – pagi subuh, sholat dan kembali tidur… .
(Girlfriends stay forever, Hal 141 )
…Aku baru bangun lagi jam sepuluh pagi, dikagetkan oleh bunyi
intercom dari dapur. (Girlfriends stay forever, Hal 141 )
…Ngapain pagi – pagi begini sudah datang? (Girlfriends stay
forever, Hal 141 )
“… Pengumumannya baru minggu depan, Eh ngapai pagi – pagi?
Udah pada sarapan? “ (Girlfriends stay forever, Hal 142 )
3. …Aku juga berjanji tidak menceritakan hal itu pada mama, seperti
papa berjanji tidak akan menceritakan pada mama aku
menghabiskan dua scoop es krim rum raisin sore itu. (Girlfriends
stay forever, Hal 36 – 37 )
Kulirik jam digital di atas meja dapur pukul 15.30 sore… .
(Girlfriends stay forever, Hal 43 )
“ Sekarang, sore – sore begini? “… . (Girlfriends stay forever, Hal
Sore hari 44 )
Carrefour MT Haryono tidak begitu ramai pada jam 4 sore… .
(Girlfriends stay forever, Hal 51 )
“ Sorry banget, kayaknya kita nggak bisa latihan sore ini… .
(Girlfriends stay forever, Hal 85 )
…” Kita ketemuan ntar sore di rumah lo. “ (Girlfriends stay
forever, Hal 94 )
…” Rumah gue? Ntar sore gue ada janji sama bokap gue… . “
(Girlfriends stay forever, Hal 94 )
… Papa keluar kota hari ini dan baru akan pulang besok sore… .
(Girlfriends stay forever, Hal 103 )
Sore itu, Di pulang ke rumahku, menginap… . (Girlfriends stay
forever, Hal 161 )
Hari menjelang sore, band pun mulai memainkan music – music
lembut… . (Girlfriends stay forever, Hal 175 )
4. …Tidak Cuma malam hari, tapi juga siang hari dan pada setiap
kesempatan… . (Girlfriends stay forever, Hal 34 )
Seperti siang ini, ketika kami melenggang masuk menuju pintu
supermarket, melewati counter juice, counter perbaikan sepatu… .
Siang hari (Girlfriends stay forever, Hal 52 )
“ …Setelah itu langsung ajak Luna makan ya, saying. Kamu juga
belum makan kan dari siang? “ (Girlfriends stay forever, Hal 82 )
…Anak – anak kelas siang dengan norak minta salaman dan
berfoto dengan kamera handphone mereka, guru – guru
menyempatkan menyapa bahkan meminta tandatangan… .
(Girlfriends stay forever, Hal 96 )
…” Datang dari siang deh “ (Girlfriends stay forever, Hal 147 )
“ Nggak, gue bangun kesiangan dan langsung ngumpul sama anak
– anak band. “ (Girlfriends stay forever, Hal 147 )
“… Gimana kalo siang ini kita kesana? “ (Girlfriends stay forever,
Hal 147)
“…Mudah – mudahan siang ini dia bisa pulang. “ (Girlfriends stay
forever, Hal 155 )
Suasana

1. “ …Yeah, berpisah bukan bercerai, tapi apa bedanya sih? ”


Kataku sedih (Girlfriends stay forever, Hal 9 )
Aku sedih sekali, menurutku Ma terlalu menyederhanakan
persoalan… . (Girlfriends stay forever, Hal 10 )
Tentu saja aku cukup besar untuk bisa mengerti bahwa omongan
Pa hanya sekadar kalimat hiburan agar aku menjadi tenang dan
berhenti bersedih. (Girlfriends stay forever, Hal 20 )
Sedih “ Please Lun, Cuma elo yang bisa keluar rumah kapan saja tanpa
harus mengajukan proposal jauh – jauh hari “ katanya merengek
sedih. (Girlfriends stay forever, Hal 25 )
…Tinggal bersama lagi, seperti keluarga Bobo yang riang gembira.
Menyedihkan sekali. (Girlfriends stay forever, Hal 26 )
Tentu saja itu menyedihkan… . (Girlfriends stay forever, Hal 40 )
Luna ketawa ngakak “ Oke, oke, jadi sekarang Lo mau denger
kisah sedih anak broken home? “ (Girlfriends stay forever, Hal 73
)
Aku memandang Di dengan sedih… . (Girlfriends stay forever,
Hal 166 )
2. “ Mana boleh kamu ngomong begitu, “ kata Ma dengan santai
sambil melipat – lipat bajuku. (Girlfriends stay forever, Hal 9 )
“… Itu namanya bukan jodoh, “ kata Ma dengan santai sambil
memasukkan pakaianku ke dalam lemari. (Girlfriends stay
forever,Hal 10)
“ Kenapa sih kamu ngomong aneh – aneh begitu? “ tahu – tahu Ma
bangkit, berjalan keluar kamar dengan santai. (Girlfriends stay
Santai forever, Hal 13 )
“ Kadang – kadang sesuatu memang tidak bisa berjalan sesuai
keinginan kita, “ kata Ma dengan santai… . (Girlfriends stay
forever, Hal 18 )
Ma mengatakan hal itu dengan santai. Seakan – akan itu bukan
suatu hal yang penting. (Girlfriends stay forever, Hal 18 )
“ Ayolah Lun, kita bisa melakukan banyak hal asyik nanti, seperti
waktu kamu kabur, “ katanya dengan santai… . (Girlfriends stay
forever, Hal 30 )
“ OK then! “ Ma melempar dan menangkap kembali kunci mobil
di tangannya, lalu berlalu santai… . (Girlfriends stay forever, Hal
15 )
“ Udah? “ tanyanya santai… . (Girlfriends stay forever, Hal 87 )
Ma mengatakan dengan santai hampir tanpa emosi… . (Girlfriends
stay forever, Hal 126 )
3. “ Mending kita sewa VCD yuk! Ladies nite! “ kata Ma dengan
senang (Girlfriends stay forever, Hal 13 )
“ Good. The more the merrier! “ kata Ma sambil menjentikkan
Senang tangan dengan senang… . (Girlfriends stay forever, Hal 14 )
“ Tidak akan ada yang berubah, “ kata Pa dengan senang.
(Girlfriends stay forever, Hal 20 )
Aku ketawa senang saja. Aku tahu aku betul. (Girlfriends stay
forever, Hal 26 )
Angga tersenyum senang. (Girlfriends stay forever, Hal 90 )
Aku mengundang Nay dan Luna, dua sahabatku yang langsung
menyambut dengan kesenangan… . (Girlfriends stay forever, Hal
171 )
“ Yeah, pasti lebih menyenangkan kan datang bersama seseorang.
“ (Girlfriends stay forever, Hal 173 )
4. “ Apa yang kamu ajarkan pada anak – anakmu? “ Papa akan
memarahi mama setiap kali kami bertentangan dengannya… .
(Girlfriends stay forever, Hal 57 )
“ Ngaku aja deh, lo Cuma mau bikin marah nyokap lo kan? “
(Girlfriends stay forever, Hal 72 )
Aku marah sekali. “ Jadi Ma dan Pa membohongi aku selama ini?
“ teriakku keras. (Girlfriends stay forever, Hal 127 )
Aku sangat marah. Tak kusangka orang yang kusayangi
membohongiku bertahun – tahun ini… . (Girlfriends stay forever,
Hal 127 )
… Matanya melotot marah. (Girlfriends stay forever, Hal 135 )
Norman memandangku dengan marah… . (Girlfriends stay
forever, Hal 136 )
“ Terus lo mau apa? Apa lo bisa bikin nyokap gue sadar seketika?
Atau lo bisa bikin bokap gue dipenjara selama – lamanya? “
katanya dengan nada marah (Girlfriends stay forever, Hal 136 –
137 )
“ Gue nggak tahu… dan nggak mau tahu “ kata Norman sambil
marah (Girlfriends stay forever, Hal 154 )
Marah “ … Brengsek! Harusnya gue yang melakukan itu! Harusnya gue!
Tapi gue Cuma melongo waktu melihat mama dilempar ketembok
dan dipukuli dengan vas Kristal itu “ Norman meninju tembok
yang berada di belakangnya… . (Girlfriends stay forever, Hal 154
)
“ Kalau gue lebih cepat, gue akan bisa membunuhnya! “ Desisnya
dengan geram (Girlfriends stay forever, Hal 154 )
Norman mendekat ke arahku dengan tiba – tiba, mukanya merah
marah… . (Girlfriends stay forever, Hal 155 )
“ … Udah deh nggak usah dipikirin, dia orang jahat… “ kata
Norman sambil berdesis marah… . (Girlfriends stay forever, Hal
155 )
“ Hey! Stop membela dia! “ tiba – tiba Norman mencengkeramku
dengan marah… . (Girlfriends stay forever, Hal 155 )
“ Sekarang mendingan lo masuk, tungguin mama gue mau jemput
Nina. Mudah – mudahan siang ini dia bisa pulang. (Girlfriends
stay forever, Hal 155 )
“ Balik nggak! Jagain mama! “ katanya marah… . (Girlfriends stay
forever, Hal 156 )
“ Heh! Punya mata nggak! “ hardik Norman keras marah.
(Girlfriends stay forever, Hal 156 )
“ Hah! Elo lagi! “ kata Norman begitu mengenal Di. “ Mau kabur
lagi? Mau ngajak adik gue keluyupan lagi? “ (Girlfriends stay
forever, Hal 156 )
Kucari – cari kemarahan atau kecemburuan di wajah Ma, tapi tidak
kutemui… . (Girlfriends stay forever, Hal 173 )
5. Senang rasanya bisa tertawa lepas bersamanya. (Girlfriends stay
forever, Hal 63 )
Kami tertawa lagi… . (Girlfriends stay forever, Hal 63 )
Dia lalu ketawa keras “ Puhleaseee “… . (Girlfriends stay forever,
Hal 72 )
Luna ketawa ngakak “ Oke, oke, jadi sekarang Lo mau denger
kisah sedih anak broken home? “ (Girlfriends stay forever, Hal 73
)
Ketawa “ Huahahaha, gila lu! Gilaaaa! Kalo ada sutradara video klip lewat,
lo pasti langsung diajakin jadi pemeran utama! “di sela – sela
ketawaku. (Girlfriends stay forever, Hal 76 )
Luna ketawa ngakak. (Girlfriends stay forever, Hal 78 )
Luna ketawa ngakak. “ Yang sinting tuh elo, biasa aja lagi… .
(Girlfriends stay forever, Hal 79 )
Nay ketawa ringan, seperti sudah melupakan peristiwa pahit yang
dijalaninya sepanjang hidup dan bersiap menyongsong harapan
baru (Girlfriends stay forever, Hal 172 - 173 )
Ma ketawa saja mendengar pertanyaanku. (Girlfriends stay
forever, Hal 173 )
Ma ketawa lagi. “ We’ll see “ katanya kemudian sambil
mengedipkan mata. (Girlfriends stay forever, Hal 174 )
Aku tertawa mendengarnya. “ Gila! “. (Girlfriends stay forever,
Hal 178 )
“ Huahahaha “ Aku jadi ketawa melihat gaya Luna yang sangat
bersemangat. (Girlfriends stay forever, Hal 182 )
Nay ketawa ngakak. “ Benji? Nggak tahu tuh… . (Girlfriends stay
forever, Hal 185 )
…” Jangan ngomong begitu Di. Lo tahu, gue yang bakal ketawa
paling keras kalo akhir – akhirnya lo jatuh cinta setengah mati
sama seorang cowok! “ (Girlfriends stay forever, Hal 186 )
Nay dan Luna ketawa sampai mengeluarkan air mata… .
(Girlfriends stay forever, Hal 187 – 188 )
…Dulu, waktu kami masih sekelas, segalanya memang mudah
untuk dikerjakan bersama, tapi sekarang setelah berpisah kelas,
mencari waktu harus pintar – pintar karena semua punya kesibukan
sendiri – sendiri ditengah tugas sekolah yang berbeda – beda.
(Girlfriends stay forever, Hal 94 )
“ Aku tahu papa sibuk, nggak usah terlalu memaksakan diri untuk
menjemputku seperti begini, “. (Girlfriends stay forever, Hal 97 )
…Nggak berapa lama dia berteriak pula ke Nina yang masih sibuk
dengan teleponnya. (Girlfriends stay forever, Hal 104 )
… Sekarang mereka berdua yang sibuk dengan teleponnya masing
– masing… . (Girlfriends stay forever, Hal 106 )
… Tapi Nina dan Norman tak ada yang bergerak dari posisinya
Sibuk masing – masing terlalu sibuk mungkin… . (Girlfriends stay
forever, Hal 108 )
“… Memangnya waktunya nggak tepat ya? Kamu lagi sibuk? “
(Girlfriends stay forever, Hal 108 )
“ DVD. Dirumah sama kakak – kakakku. Nggak jadi karena
mereka berdua sibuk terima telepon nggak kelar – kelar. “
(Girlfriends stay forever, Hal 108 – 109 )
Aku menimbang – nimbang. Kuperhatikan Nina dan Norman yang
tampak sibuk sendiri – sendiri… . ( Girlfriends stay forever, Hal
110 )
Kami pun membahas rencana Di itu berhari – hari dan harus
kuakui kesibukan menyusun rencana itu membuatku kembali
bersemangat menghadapi hari esok. (Girlfriends stay forever, Hal
168 )
6. Heboh … Aku langsung tahu begitu melihat kehebohan yang
disebabkannya… . (Girlfriends stay forever, Hal 96 )
7. “ Ayo masuk mobil, “ kata papaku bersemangat… . (Girlfriends
stay forever, Hal 97 )
“ Dan hari ini, kamu akan ikut lihat papa pemotretan di kantor
Tante Dewi, “ kata papa dengan bersemangat. (Girlfriends stay
Semangat forever, Hal 98 )
Kami pun membahas rencana Di itu berhari – hari dan harus
kuakui kesibukan menyusun rencana itu membuatku kembali
bersemangat menghadapi hari esok. (Girlfriends stay forever, Hal
168 )
“ Huahahaha “ Aku jadi ketawa melihat gaya Luna yang sangat
bersemangat. (Girlfriends stay forever, Hal 182 )
8. Bosan “… Aku juga lagi bosan. Lagi nggak tahu mau ngapain, “ katanya
dengan suara ragu. (Girlfriends stay forever, Hal 109 )
9. Panik “ Nay! Nay! “ dengan panik aku memanggilnya. (Girlfriends stay
forever, Hal 134 )
Dengan panik aku berkeliling sekali lagi, mengitari tenda – tenda
putih, mencari Luna. (Girlfriends stay forever, Hal 176 )

4.1.6 Sudut Pandang

Sudut pandang orang pertama karena pengarang mengambil posisi sebagai tokoh
utama. Dalam gaya berceritanya, pengarang menggunakan kata “ aku atau saya “.

No. Data tekstual


Aku pikir, aku tidak akan menikah sampai kapanpun… . (Girlfriends stay forever, Hal 9 )
Aku sungguh tak habis piker… . (Girlfriends stay forever, Hal 9 )
Aku mengangkat bahuku. “ Bagaimana dengan orang – orang yang bercerai? “ kataku.
(Girlfriends stay forever, Hal 10 )
Aku sedih sekali. Menurutku Ma terlalu menyederhanakan persoalan… . (Girlfriends stay
forever, Hal 10 )
Nah, karena Oma selalu berkata seperti itu maka itulah yang selalu kulakukan… .
(Girlfriends stay forever, Hal 11 – 12 )
Biasanya aku lalu menghilang, ngumpet… . (Girlfriends stay forever, Hal 12 )
Aku suka membuat Oma merasa berbicara dengan tembok… . (Girlfriends stay forever,
Hal 12 )
Kalau sudah begitu, Oma akan menggelengkan kepalanya dan menghembuskan napasnya
keras sambil mengumpat panjang – pendek tentang “ anak perempuan zaman
sekarang”… . (Girlfriends stay forever, Hal 12 )
…Sementara aku terkikik – kikik ditempat persembunyianku, kegirangan… . (Girlfriends
stay forever, Hal 12 )
Aku melongo memandangnya. Aku, ANEH – ANEH? Hello, aku bukan yang mendadak
ingin merubah hidupku dengan menjadi Single Mom, aku juga bukan orang yang
memutuskan untuk pindah ( sementara ) ketempat yang terlalu jauh dari sekolahku!
(Girlfriends stay forever, Hal 13 )
Biasanya aku yang paling semangat melakukan ide ini, tapi kali ini aku sedang tidak
mood untuk apapun juga. (Girlfriends stay forever, Hal 14 )
Aku nggak pernah membanyangkan orangtuaku akan… . (Girlfriends stay forever, Hal
18 )
Aku berusaha keras mencerna omongan Ma. Aku melongo, shock berat. Aku
membanyangkan bunga krisan warna pink didalam pot yang dibeli Ma di supermarket
suatu hari dulu… . (Girlfriends stay forever, Hal 19 )
“ Aku membanyangkan Pa yang semakin botak, terjemur matahari di jendela dapur…
Aku tahu kadang – kadang Ma bisa sangat kejam tanpa disadari. “ (Girlfriends stay
forever, Hal 20 )
“ Aku percaya segala sesuatu terjadi karena suatu alasan. Luna, temanku sejak pertama
masuk SMU bilang aku sok tahu… . “ (Girlfriends stay forever, Hal 21 )
“ Aku mendengus saja. Seperti biasa, dia salah mengartikan yang kumaksud. Ketika aku
bilang selalu ada alasan dibalik setiap kejadian, yang kumaksud bukan alasan yang
menyebabkan Pa meninggalkan rumah, tapi alasan mengapa aku memiliki orangtua yang
memutuskan untuk bercerai setelah 16 tahunmenikah… . “ (Girlfriends stay forever, Hal
22 )
“ Aku langsung melotot. Tentu saja aku makin sebal mendengarnya. “ Cukup! “ teriakku.
“ (Girlfriends stay forever, Hal 22 – 23 )
“ Sering kali aku bertanya – Tanya, apa yang menyebabkanku terus berteman dengan
Luna. Soalnya, aku dan Luna sangat – sangat berbeda… . “ (Girlfriends stay forever, Hal
23 )
“ It’s a sign! Kenapa aku baru menyadari semua ini setelah terlambat?. Mestinya aku
sudah bisa menebaknya. Semua pertanda yang kulewati memiliki alasan – asalan yang
masuk akal. “ (Girlfriends stay forever, Hal 23 – 24 )
“ …Aku akan bernasib sama seperti Luna, dengan ayah yang selalu sibuk dengan kekasih
barunya dan ibu yang terlalu asik dengan dirinya. Tanpa kusadari, aku mulai menganalisa
Ma dan Pa. Tapi Pa? Aku tak bisa membayangkan, Pa-ku yang botak itu menjadi sibuk
dengan seorang kekasih… . ” (Girlfriends stay forever, Hal 24 )
“ Di baru saja meneleponku. Memintaku untuk datang ke rumahnya dan mengikuti
scenario yang dibuatnya… . “ (Girlfriends stay forever, Hal 25 )
“ Aku bilang, kenapa harus ada scenario itu? Aku akan datang kalau aku bisa datang.
(Girlfriends stay forever, Hal 25 )
Aku ketawa saja. Aku tahu aku betul. (Girlfriends stay forever, Hal 26 )
“ Aku tak pernah meragukan mama. Sebagai orang yang sudah berpengalaman di urusan
pengkhianatan laki – laki, mama tentu bisa aku percaya. “ (Girlfriends stay forever, Hal
27 )
“ Aku bergidik, Apakah papa seperti itu? Apakah papa membuat mama menderita?.
(Girlfriends stay forever, Hal 29 )
“ Aku jadi geli sendiri. Di menghubungiku untuk berpura – pura mengerjakan tugas
tentang keluarga bahagia?. Sebetulnya aku tersanjung juga… . “ (Girlfriends stay forever,
Hal 31 )
“ Di menutup telepon sebelum aku berjanji akan menyanggupi. Aku pernah mengalami
hal seperti Di bertahun – tahun lalu… Aku melihat, dan mendengar banyak hal… . ”
(Girlfriends stay forever, Hal 32 )
“ Mungkin aku punya naluri untuk jadi seorang detektif, atau kepekaan tertentu yang
biasanya dimiliki oleh seorang detektif… Bahkan pada saat itu, aku suda merasakan hal
itu sebagai keanehan. “ (Girlfriends stay forever, Hal 33 )
“ Itulah awalnya aku mulai menggambar. Aku menggambar banyak hal. Aku
menggambar telepon yang bordering dimalam hari, lengan baju dengan goresan merah,
pesan dalam note dengan tulisan seperti diketik dan menempelkannya dimanapun yang
aku suka… . “ (Girlfriends stay forever, Hal 39 )
“ Andai aku punya kakak, atau adik, aku tentu dapat berbagi cerita. Tapi aku hanya
sendiri, tak ada yang menghiburku… . “ (Girlfriends stay forever, Hal 40 )
“ Sekarang ganti aku yang menghela napas. Aku tahu Angga selalu berusaha untuk lebih
dekat denganku… Tapi aku selalu nggak yakin dengan diriku. Dengan hatiku. “
(Girlfriends stay forever, Hal 44 )
“ Aku tahu mama akan melakukan ini. Jadi aku pura – pura tak mendengarnya. Aku
melototi cover majalah yang bisa kuraih dan dengan serius membalik – balik halamanya.
“ (Girlfriends stay forever, Hal 53 )
“ Itu sebabnya aku selalu suka mengantar mama pergi berbelanja. Aku ingin melihat
mama menjadi dirinya sendiri. Namun lebih dari semua itu, aku ingin pula menjadi diriku
sendiri… Lebih baik aku segera ke tempat CD. Aku berpikir untuk membelikan Luna
sebuah CD untuk ulang tahunnya tiga hari lagi. “ (Girlfriends stay forever, Hal 59 – 60 )
“ Luna datang tepat waktu. Aku tahu dia pasti melakukannya untukku. Siapa lagi
temannya kalau bukan aku? Si mulut silet yang tak berperasaan itu kalau mau jujur,
sebetulnya Cuma punya aku sebagai sahabatnya. “ (Girlfriends stay forever, Hal 71 )
“ Aku berusaha mencerna kata – katanya. Bagaimana mungkin aku bisa menggangap
perpisahan ini bukan urusanku, bila segala yang terjadi sangat berpengaruh pada diriku?
Luna memang biang sok tahu. ” (Girlfriends stay forever, Hal 75 )
“ Aku mendengus sebal. Berarti aku harus mencari – cari alasan untuk bisa ikutan PJ’s
party di rumah Luna… . “ (Girlfriends stay forever, Hal 104 )
“ Aku sangat marah. Tak kusangka orang yang kusayangi membohongiku bertahun –
tahun ini… . “ (Girlfriends stay forever, Hal 127 )
“ Sebuah mobil melintas. Aku menutup mataku. Mungkin inilah saatnya… Aku
mengosongkan kepalaku. Dan wuuuzzz, mobil itu melaju cepat melewatiku. Sesaat aku
berasa seperti di dalam sebuah film action. “ (Girlfriends stay forever, Hal 128 )

4.1.7 Amanat

1. Keluarga yang utuh tidak menjamin seseorang untuk merasa bahagia


2. Dan untuk bisa bahagia, kita tak perlu harus berada di dalam sebuah keluarga
yang utuh
3. Bahwa segalanya akan menjadi ringan dan lucu jika kita berbahagia bersama
orang – orang yang kita sayangi
4. Bahwa segala yang kita anggap tragedy dalam hidup kita dapat beralih menjadi
komedi, yang bisa kita tertawakan suatu hari nanti
5. Terkadang kita harus memandang suatu hal dari sudut yang berbeda. Seperti
halnya, keluarga yang utuh tak tentu bahagia.

4.1.8 Gaya Bahasa

Novel ini menggunakan bahasa sederhana dan mudah dimengerti seluruh penikmat
novel

4.2 Pembahasan
Menurut KBBI Novel adalah karangan prosa panjang yang mengandung rangkaian
cerita kehidupan seseorang dengan orang yang disekelilingnya dengan menonjolkan watak dan
sifat setiap pelaku. Unsur Intrinsik adalah unsur yang membangun karya sastra dari dalam.
Unsur intrinsic terbagi menjadi beberapa bagian yaitu tema, tokoh, penokohan, alur, latar,
sudur pandang, dan amanat. Dalam Novel Girlfriends Stay Forever memiliki tema Kesabaran
Hati. Tokoh utamanya berpusat pada tiga orang gadis yaitu Diana, Luna dan Nayla yang
memiliki sifat masing – masing. Novel ini menggunakan alur maju. Si pengarang menggunakan
sudut pandang orang pertama pelaku utama. Amanat yang terkandung dalam novel ini banyak
salah satunya adalah keluarga yang utuh tidak menjamin seseorang merasa bahagia
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dalam penelitian ini kami menemukan banyak sekali hal yang berguna bagi kami.
Kami lebih mengetahui apa saja yang termasuk dalam unsur – unsur intrinsic dalam novel

5.2 Saran

Semoga dengan hasil penelitian kami ini dapat berguna bagi orang lain terutama adik
kelas kami nanti
DAFTAR PUSTAKA

1. http:// www.kayailmiahnovel.blogspot.co.id/2016/05/karya-ilmiah-novel_17.html?m=1

2. http://www.e-jurnal.com/2013/12/pengertian-novel-menurut-para-ahli.html?m=1

Rostamaji, Drs. M.Pd ( http://www.e-jurnal.com/2013/12/pengertian-novel-


menurut-para-ahli.html?m=1)

Nurhadi, Dr (. http://www.e-jurnal.com/2013/12/pengertian-novel-menurut-para-
ahli.html?m=1)
LAMPIRAN

Judul buku : Girlfreinds Stay Forever


Pengarang : Dian Bheno
Penerbit : Terrant Books
Tahun terbit : 2005
Tebal buku : 188
ISBN : 979-3750-09-X

Sinopsis Novel
Ada sebuah persahabatan antara 3 orang gadis yaitu Diana, Luna dan Nayla
yang terjadi pada saat mereka pertama masuk SMU. Mereka bertiga mempunyai masalah yang
hampir sama yaitu Diana dan Luna yang harus mengetahui bahwa kedua orangtuanya bercerai,
dan Nayla yang hidup dikeluarga yang utuh tetapi banyak mengalami penderitaan yang
disebabkan oleh ayahnya yang abusive.
Diana harus menerima kenyataan yang baginya buruk karena sebenarnya perpisahan
orang tuanya sudah terjadi sejak ia SD dan harus menerima pernikahan papanya dengan orang
lain. Dan Nayla harus menerima kenyataan yang pahit karena Mamanya babak belur dipukuli
oleh Ayahnya sendiri dan sampai masuk rumah sakit..
Akhirnya Diana menerima kenyataan itu, ia harus menerima papanya bertunangan
dengan orang lain. Dan Nayla siap dipersalahkan dalam atas semua kejadian yang terjadi pada
keluarganya. Setelah pertunangan papanya Diana selesai, mereke bertiga menginap di sebuah
villa di Cisarua, mereka saling menerima kenyataan yang dialami masing – masing. Nayla
sudah melupakan kejadian itu dan Diana juga tidak merasa terpukul dengan pertunangan
papanya. Dan mereka bertiga berniat untuk mendirikan “ Rumah Bisu “ untuk para anak – anak
Indonesia yang menginginkan kedamaian.

Anda mungkin juga menyukai