Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

UNSUR INTRINSIK DALAM CERPEN

GURU PEMBIMBING

Sebastianus Darwis P.Dami S.Pd.

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 5

Justin Diamond (16)

Livina (20)

Rogelio Akiko (26)

Willfred Adeline Haryanto (30)

Xavier Shawn Constantine (31)

SMP BRUDER SINGKAWANG


SEMESTER 1 2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Pertama-tama kita panjatkan Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
nikmatnya. Dengan berkatnya, kita dapat menulis makalah dan menyusun makalah tentang
“Dilema Nara”. Yang kita akan bahas adalah unsur-unsur yang berupa : Tema, sudut
pandang, alur, tokoh dan penokohan, dll. Makalah ini telah dibuat dengan sebaik-baiknya.
Kami berharap bahwa dengan memperhatikan makalah ini, pembaca dapat mengerti apa yang
dibahas dalam makalah ini.

Tujuan kami membuat makalah ini adalah untuk memperluas wawasan dalam pembuatan
makalah dan mampu mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik dalam sebuah cerpen dan
mengikuti syarat-syarat tugas pelajaran Bahasa Indonesia dan menambah kemampuan
membaca dan menulis serta sebagai referensi ilimiah untuk adik kelas yang akan naik ke
kelas 9. Dan sebagai pengalaman materi SMP Bruder Singkawang dan memanfaatkan ilmu
ini untuk ke depannya dengan baik.

Terimakasih atas usaha kelompok ini sehingga kita dapat mengerjakan makalah ini dengan
baik. Tanpa bantuan setiap individu di dalam tim ini, kita tidak dapat melakukan tugas ini
sebaik ini dan usaha tim ini kita dapat menyusunmakalah ini dengan baik. Walaupun kita
sudah mengerjakannya dengan baik, kemungkinan masi terdapat beberapa kesalahan dalam
makalah ini, kami meminta maaf atas kesalahannya.

Penyusun

Singkawang, Oktober 2022

2
Daftar Isi
KATA PENGANTAR 2

DAFTAR ISI 3

BAB I

1.1 Latar Belakang 5

1.2 Identifikasi Masalah 5

1.3 Tujuan masalah 6

BAB II

2.1 Pengertian Unsur Intrinsik 6

2.2 Jenis Unsur Intrinsik 7

2.2.1 Tema 7

2.2.2 Alur 7

2.2.3 Sudut Pandang 8

2.2.4 Tokoh dan Penokohan 10

2.2.5 Setting 10

2.2.6 Amanat 10

2.3 Menganalisis Cerpen 10

BAB III

3.1 Kesimpulan 13

3.2 Saran 13

Lampiran

Cerpen Kelompok

Lampiran 1 : Dilema Nara. Karya: Alya Khalisah 14

Cerpen Pribadi

Lampiran 2 : Pengalamanku cara menghadapi Bullying. Karya: Livina 17

3
Lampiran 3 : Kenakalan Saya Ditampar Guru. Karya: Willfred 19

Lampiran 4 : Pengalaman Saat Mau Sunat. Karya: Rogelio 20

Lampiran 5: Pengalaman Bulan Bahasa dan Lomba Spelling Bee. Karya:


Xavier 22

Lampiran 6: Pengalaman Bermain Basket. Karya: Justin 24

DAFTAR PUSTAKA 25

4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebagai peserta didik kita tentu sudah pernah mengengar kata sastra. Namun, taukah
kalian tentang pengertian sastra? Sastra merupakan sarana penumpahan ide ke tentang apa
saja dengan menggunakan bahasa yang bebas. Keindahan sebuah karya sastra tidak
ditentukan oleh pemilihan kata yang indah. Namun, keindahan dari sebuah karya sastra
diperoleh dari keindahan isi atau inti pokok dalam karya sastra.

Cerita pendek atau cerpen merupakan suatu karya sastra yang berisi cerita yang bukan nyata
(fiksi) dan hanya di imajinasikan. Panjangnya cerpen tidak lebih dari 10.000 kata. Dan pada
cerpen, terdapat suatu pembangun cerita yang bernama unsur intrinsik. Apa itu unsur
intrinsik? Unsur intrinsik Menurut Nurgiyantoro adalah unsur-unsur yang membangun karya
sastra.

Mempunyai pengetahuan tentang karya sastra sangat berguna dalam bidang literasi.
Dengan pengetahuan tentang unsur intrinsik, secara spesifik di dalam cerita pendek, kita
dapat mengidentifikasi unsur-unsurnya di dalam sebuah cerpen. Dan ketika kita dapat
mengidentifikasi unsur-unsur yang terdapat dalam sebuah cerpen, kita dapat mengerti apa
yang dimaksud oleh penulis.

Dan dalam makalah ini, kita akan membahas tentang unsur intrinsik dalam cerpen. dan
cerpen yang kita akan bahas adalah “Dilema Nara” yang ditulis oleh Alya Khalisah.

1.2 Identifikasi Masalah

Penyusun sudah menetapkan hal-hal yang penting yang perlu dibahas dalam makalah ini
tentang unsur instrinsik, yakni :

 Apa itu unsur intrinsik?


 Apa saja jenis-jenis unsur intrinsik?
 Unsur intrinsik yang terkandung didalam cerpen

5
1.3 Tujuan Masalah

Dengan menyimak makalah ini dengan penuh saksama, para pembaca dapat mendapatkan
informasi tentang unsur intrinsik dan itulah tujuan kita; ialah untuk mendalamkan
pemahaman dalam unsur intrinsik.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Unsur Intrinsik

Pengertian Unsur Intrinsik menurut ahli yakni :

1. Pradopo (2003)

Menurut Pradopo, unsur intrinsik dalam sebuah karya sastra merupakan memiliki ciri yang
konkret. Ciri-ciri tersebut meliputi jenis sastra (genre), pikiran, perasaan, gaya bahasa,
gaya penceritaan, dan struktur karya sastra.

2. Sangidu (2004)

Selanjutnya, analisis struktur intrinsik menurut Sangidu disebut sebagai pendekatan


struktural dan strukturalisme. Strukturalisme merupakan suatu disiplin yang memandang
karya sastra sebagai suatu struktur yang terdiri atas beberapa struktur yang saling berkaitan
satu sama lain, termasuk adanya unsur intrinsik dan ekstrinsik dalam membuat karya.

3. Ratna (2014)

Unsur intrinsik menurut Ratna meliputi tema, tokoh, gaya bahasa, alur, dan sebagainya.

4. Sehandi (2014)

Adanya teori strukturalisme memberi penekanan analisis yang terbentuk dari unsur
intrinsik. Menurutnya, unsur intrinsik meliputi plot, penokohan, latar, tema, amanat, sudut
pandang, dan gaya bahasa.

5. Nurgiyantoro (2009)

6
Unsur intrinsik dalam novel atau cerpen merupakan unsur-unsur yang membangun karya
sastra. Unsur-unsur tersebut selanjutnya memiliki kepaduan dan akhirnya membangun inti
cerita.

Dari semua pengertian unsur intrinsik menurut para ahli, kita dapat simpulkan bahwa
pengertian unsur intrinsik adalah unsur pembangun sebuah karya sastra.

2.2 Jenis Unsur Intrinsik

Unsur-unsur intrinsik ada banyak dalam karya sastra, dan yang akan dibahas di
makalah ini adalah unsur intrinsik dalam cerpen, yakni :

 Tema
 Alur
 Sudut Pandang
 Tokoh dan Penokohan
 Setting
 Amanat

2.2.1 Tema

Tema adalah pokok masalah yang mendasari sebuah cerita, karena tanpa tema,
cerpen tersebut tidak bisa dibuat dan dikembang.

2.2.2 Alur

Alur adalah jalannya cerita atau urutan peristiwa dalam sebuah karya sastra, alur
dibagi menjadi 3 yaitu :

a. Alur maju

Alur maju adalah rangkaian peristiwa yang dimulai secara teratur dari awal hingga
akhir cerita.

b. Alur Mundur

7
Alur mundur adalah alur yang menceritakan tentang masa lalu.

c. Alur campuran

Alur campuran adalah gabungan dari alur maju dan mundur, biasanya mulai di
tengah-tengah cerita.

2.2.3 Sudut Pandang

Sudut pandang merupakan cara penulis memandang/menempatkan dirinya dalam


suatu cerita. Menurut Aminudin (1995:90), sudut pandang adalah sebagai cara seorang
pengarang dalam menampilkan para tokoh/pelaku dalam dongeng yang
dipaparkan/disampaikan.

Menurut Heri Jauhari (2013:54), Sudut pandang juga dengan sentra narasi yaitu
penentu corak serta gaya cerita. Watak dan kepribadian dari pencerita ini kemudian akan
banyak menentukan dongeng yang disajikan kepada pembaca. Keputusan seorang
pengarang dalam menentukan siapa yang menceritakan kisah pencerita berbeda, maka
detail-detail dongeng yang dipilih nantinya juga akan berbeda.

Sudut Pandang dibagi menjadi empat sudut pandang yaitu :

a. Sudut pandang orang pertama

Ciri-ciri sudut pandang orang pertama adalah menggunakan kata ganti “aku” atau “saya”
atau “kamu”

Sudut pandang pertama juga dibagikan lagi menjadi dua, yaitu :

 Sudut pandang orang pertama sebagai tokoh utama


“aku” sebagai pusat cerita dan semua kelakuan, pikiran, perasaan akan
digambarkan dalam cerpen tersebut.
 Sudut pandang orang pertama sebagai tokoh sampingan
Tokoh “aku” pada teknik ini berperan sebagai saksi dari rangkaian peristiwa yang
dialami oleh tokoh utama.

8
“aku” sebagai orang yang menceritakan rangkaian peristiwa yang dialami oleh
tokoh utama.

b. Sudut pandang orang kedua

Ciri-ciri sudut pandang orang kedua adalah menggunakan kata ganti “kamu”,”kau”,”anda”.

 Sudut pandang kedua memposisiskan penulis sebagai narator.


 Dalam sudut pandang kedua, pembaca diperlakukan sebagai pelaku tokoh utama.
 Penulis harus konsisten tak menyebut “aku” untuk berbicara dengan tokoh utama.

c. Sudut pandang orang ketiga

Adapun teknis jenis sudut pandang dalam cerita orang ketiga biasanya menggunakan kata
ganti “dia”,”ia”, atau nama tokoh dalam bentuk jamak “mereka”.

Sudut pandang orang ketiga juga dibagi menjadi dua, yaitu :

 Sudut pandang orang ketiga serba tahu


Yaitu sidit pandang yang memungkinkan penulis untuk menceritakan watak,
pikiran, perasaan, perasaan, kejadian, bahkan latar belakang dari suatu peristiwa.
Narator dapat menceritakan apa saja hal-hal yang menyangkut tokoh “dia.”

 Sudut pandang orang ketiga sebagai pengamat


Pada sudut pandang ini, penulis hanya menceritakan sebatas pengetahuannya saja.
Cara mengamati, mendengar, mengalami, atau merasakan suati kejadian di dalam
cerita. Namun terbatas hanya pada seorang tokoh saja dalam jumlah yang terbatas.
Sudut pandang ini digunakan saat penulis ingin menulis kisah misterius agar dapat
membuat pembaca merasa penasaran.

d. Sudut pandang campuran

 Gabungan sudut pandang orang pertama dan ketiga.


 Penulis masuk ke dalam cerita kemudian berada diluar cerita.

9
2.2.4 Tokoh dan Penokohan

Tokoh adalah orang yang menjadi pelaku dalam sebuah karya sastra. Tokoh dan
penokohan dapat dibagi menjadi tiga yaitu :

 Tokoh protagonis
Yaitu tokoh yang bersifat baik.
 Tokoh antagonis
Yaitu tokoh yang bersifat bertentangan/berlawanan dengan protagonis.
 Tokoh tritagonis
Yaitu tokoh yang bersifat pertengahan yang tidak baik atau buruk.

2.2.5 Setting

Yang dimaksud dengan Latar atau Setting adalah keterangan tentang waktu, suasana
dan juga ruang atau tempat terjadinya suatu peristiwa atau kejadian dalam karya sastra.

2.2.6 Amanat

Amanat adalah pesan moral yang disampaikan kepada pembaca, biasanya terdapat di
bagian akhir/penutup cerita. Amanat dapat dibagi menjadi dua yaitu :

 Amanat tersurat
Amanat tersurat adalah amanat yang tertulis di dalam cerpen.
 Amanat tersirat
Amanat tersirat adalah amanat yang tidak tertulis di dalam cerpen dan
memperlukan pembaca menganalisis sendiri untuk mencari amanat tersebut.

2.3 Menganalisis cerpen

Cerpen yang kita akan menggunakan sebagai contoh dalam pembahasan adalah “Dilema
Nara” oleh Alya Khalisah
Berdasarkan cerpen tersebut, hasil analisis kami sebagai berikut :

10
Unsur Intrinsik Simpulan dan Bukti

Tema Dilema Nara

Sudut pandang Sudut pandang ketiga sebagai pengamat.


Karena narator menyebut karakter utama
dengan namanya yaitu Nara.

Alur Alur maju, karena dari awal sampai akhir


cerpen tersebut, jalannya cerita dari awal
sampe akhir konsisten maju kedepan, dari
Nara dibangunkan oleh pecahnya
jendelanya hingga dia bunuh diri pada
akhir cerpen.

Tokoh dan Penokohan -Nara

Sebagai tokoh utama, Nara disebutkan


terbanyak oleh narator, watak Nara adalah
pendiam, canggung, dan gampang nangis.

-“Gadis itu”

Sebagai tokoh bantuan, watak dia adalah


pemarah dan dia adalah istri pertama ayah
Nara.

-Ibu Nara

Ibu Nara adalah tokoh bantuan, tidak


terlalu dibicarakan dalam cerpen.

-Ayah Nara

Ayah Nara sebagai tokoh bantuan, Ayah


Nara sebagai sumber masalah yang dialami

11
Nara. Ia berselingkuh dengan Istri pertama
dan membuat anak dengan istri ke dua nya,
sehingga Nara mengalami segala masalah
yang awalnya disebabkan oleh Ayahnya
yang selingkuh.

-Nina

Nina adalah anak istri pertama Ayah Nara,


Nina hanya dibicarakan dalam cerpen
sekilas.

Setting/Latar Tempat : Di kamar Nara

“Nara tebangun karena sinar matahari


menembus jendela kamarnya”

Waktu : Pagi hari

“Nara terbangun oleh sinar matahari”

Suasana : Sedih dari awal hingga Nara


mengakhiri hidupnya.

Dari awal Nara sudah menangis karena


pecahnya kaca, setelah itu ditampar istri
pertama Ayahnya, dan dibantah, dan pada
akhir cerpen, Nara membunuh diri dengan
cara memutuskan urat nadinya.

Amanat Dalam situasi yang sulit, janganlah


membunuh diri untuk menghindarinya,
lebih baik hadapi masalahnya.

12
BAB III

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

Demikian penelitian kami tentang unsur intrinsik dan contohnya dalam cerpen
Dilema Nara, kami mendapat informasi-informasi yang sangat berguna bagi kami tidak
hanya dalam pelajaran Bahasa Indonesia saja tapi juga diluar bidang literasi. Kami telah
menyadari bahwa makalah ini tidak sempurna, dan segala kritik dan saran sangat
diharapkan agar dalam masa yang akan datang, kami dapat membuat makalah ini lebih
baik lagi.

Kesimpulan yang kami dapatkan dari menganalisis sebagai berikut :

 Pengertian unsur intrinsik dan contoh-contohnya.


 Unsur-unsur intrinsik dalam cerpen kelompok.
 Simpulan dan bukti unsur-unsur tersebut dalam cerpen.

Selain itu, kita juga dapat pengalaman menganalisis cerpen dan dapat memperoleh
unsur-unsur dalam cerpen yang jika kita mengetahui, dapat memahami cerpen secara
menyeluruh. Penulis telah bekerja keras dari pagi hingga malam selama beberapa minggu
untuk mengerjakan makalah ini dengan sepenuhnya, penulis hanya bisa berhadap makalah
ini dapat berguna bagi semuanya.

3.2 Saran

Dari hasil analisis ini, saran-saran yang kami paparkan sebagai berikut :

 Peserta didik harus lebih observan dalam membaca segala karya sastra agar dapat
mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik yang terdapat dalam karya sastra tersebut
sehingga dapat mengerti karya sastra lebih baik.
 Memperbanyak membaca segala karya sastra.

13
LAMPIRAN

Lampiran 1. Cerpen Kelompok

Dilema Nara

Karya: Alya Khalisah

Nara  terbangun karena sinar matahari menembus jendela kamarnya yang entah sejak kapan
terbuka. Sejenak, ia hanya menatap langit-langit kamar. Matanya masih terasa sembab, sisa
tangisan tadi malam.

Kemudian, Nara bangun dan duduk di sisi ranjang kecilnya. Gadis itu memandang sekeliling
kamar, dan tiba-tiba, suara pecahan kaca terdengar dari luar.

Nara menutup kedua telinganya kuat-kuat, enggan mendengar apa pun. Setetes bening air
matanya bergulir di pipi. Wajahnya dibenamkan dalam kedua telapak tangan yang lemah.
Rasanya ia sudah tak sanggup lagi hidup dalam situasi seperti ini. Ia tak kuat hidup dalam
lingkaran kesedihan yang menggiringnya menuju kegilaan.

Nara berjalan perlahan ke luar rumah, di antara jalanan sepi sambil menundukkan kepala
seolah malu dunia melihatnya. Ia menatap siluet hitamnya di antara bayang-bayang
pepohonan dan rumah. Nara berhenti melangkah saat seseorang menghalangi bayangannya.

“Ada yang ingin kukatakan padamu.” Orang itu mulai berbicara kepadanya.

Nara mendongak. Wajahnya terasa familiar.

“Kenapa?” Gadis itu bertanya dengan wajah datar, tapi Nara  hanya diam. “KENAPA
KAMU HARUS LAHIR DI DUNIA INI?!” Ia mulai membentak.

Gadis itu melayangkan telapak tangannya ke pipi Nara. “PERGI!”

14
 Nara  tak sanggup menatap lawan bicaranya. Ia hanya memegang pipinya yang terasa nyeri
karena tamparan barusan. Hilanglah dari dunia ini, dasar penghancur keluarga orang! hardik
gadis itu. Nara terisak diiringi suara teriakan gadis itu di telinganya. Tetesan bening meleleh,
merayapi sudut wajahnya.

Nara adalah anak perempuan biasa yang hidup dengan kasih sayang utuh dari orang tua. Ia
hidup berkecukupan, bahkan lebih. Semula, ia mengira hidup dalam zona kesempurnaan.
Tetapi ternyata, semua itu hanya bualan. Ayahnya, ternyata, seorang pria yang telah
berkeluarga. Saat itulah ia menyadari, ibunya adalah istri kedua ayahnya.

Keluarganya tidak diinginkan oleh semua orang. Ibunya dianggap wanita yang tak punya
harga diri. Tidak ada yang sudi berbagi nafas dan tempat dengan keluarga Nara. Mereka tidak
pernah mau tahu separah apakah kerusakan jiwa yang mendera orang yang mereka cemooh.

Istri pertama ayah Nara adalah sahabat dekat ibu Nara. Sahabat dekat yang saling mengaitkan
janji satu sama lain sejak duduk di bangku sekolah untuk tidak mengkhianati. Begitu istri
pertama ayahnya mengetahui apa yang telah terjadi, ia tentu syok berat. Suami yang ia cintai,
berpaling darinya. Sahabat yang paling ia percaya, mengkhianatinya dalam waktu yang sama.

Nina, anak istri pertama ayahnya, pun tak percaya. Ia nyaris pingsan saat ayahnya
mengungkapkan hal itu sendiri. Selanjutnya, teror mulai berdatangan sebagai tanda balas
dendam. Mulai dari pecahnya kaca jendela di rumah, hingga lemparan api untuk rumahnya.

“Na?” Lamunan Nara terhenti. Gadis itu tetap diam, memandang kosong.

“Nara? Sayang, kamu ada di dalam, kan?” Panggilan itu tak membuat Nara beranjak dari
posisi yang nyaman bagi dirinya. Kemudian ketukan demi ketukan tak bernada mulai
terdengar dari balik pintu.

“Nara, buka pintunya, Sayang. Ibu mau bicara mengenai kepindahan kita,”

Memang, keluarganya berencana untuk pindah. Pindah ke wilayah yang cukup jauh untuk
mengubur kelamnya masa lalu dan melanjutkan hidup. Tapi baginya, pindah rumah hanyalah
bentuk pelarian diri. Raganya takkan teraniaya lagi. Namun, jiwa dan pikirannya telah
menyatu dengan frustasi berkepanjangan yang diderita Nara selama ini. Ia tetap tidak akan
hidup dalam damai seperti sebelumnya.

15
Nara bergeming. Dalam pikirannya yang kalut, ia mengingat Nina. Gadis itu ingi ia lenyap
dari dunia ini. Ia ingin Nara musnah. Nara tahu apa artinya itu.

Nara memandangi tubuh kakunya yang ditumpahi tangisan dan penyesalan yang terlontar
dari ayah dan ibunya. Ia tertegun dan mengingat kejadian yang terasa begitu cepat.

Awalnya, ia berniat memutuskan urat nadi tangan kirinya dengan gunting hijau kesukaannya.
Awalnya, ia tidak mau melihat orangtuanya menangis hebat sambil memeluknya. Awalnya,
ia ingin merasakan rasa sakit yang mendera jiwanya lebih lama lagi. Namun, saat ia menutup
mata dan menguatkan diri atas segala risiko perbuatannya nanti, seberkas cahaya putih
menyinari dirinya. Sesaat, ia pikir cahaya itu hanya datang dari luapan fantasinya ketika ia
sudah berhasil mati. Kemudian Nara tahu, kematiannya akan membawa segala keadaan
berubah menjadi baik. Inilah yang diinginkan semua orang.

Nara tersenyum. Sedikit pun, ia tak merasakan kesedihan. Ia hanya merasakan gema bebas
dan damai berdengung dalam pikirannya. Sekarang, ia tak perlu lagi menerima berbagai
bentuk kekerasan mental dari orang-orang di sekitarnya. Ia sudah bebas dan hidup dalam
kedamaian yang dirindukan.

Nara menutup matanya, merasakan seluruh sensasi dan kenikmatan damai yang mengalir di
sekujur tubuhnya. Berkas-berkas cahaya itu kembali datang dan menyinari tubuhnya,
menuntun gadis kecil itu menuju dimensi lain. Dimensi yang akan membawanya menuju
keabadian.

16
Lampiran 2. Cerpen Pribadi

Pengalamanku cara menghadapi Bullying

Karya : Livina

Siapa sih yang tidak tau apa itu Bullying? Hampir semua orang sudah tau apa itu Bullying.
Karena bisa saja salah satu dari kita itu pernah menjadi korban bullying ataupun salah satu
pelaku dari Bullying itu sendiri. Bullying adalah tindakan dimana terjadinya
penindasan,perundungan,atau pengintimidasian yang dilakukan beberapa orang kepada orang
lain ataupun kelompok lain. Nah, mungkin teman-teman sekalian pernah menyaksikan
tindakan bullying ini atau bahkan kalian pernah menjadi korbannya. Kalo aku sendiri ya
mungkin bisa dikatakan melihat, melakukan dan bahkan menjadi korban dari Bullying itu
sendiri. Mungkin aku akan menceritakan kepada teman-teman pengalaman aku ketika aku
menjadi korban bullying dan mungkin ceritanya bakalan aku singkat aja,karena Taku
nantinya akan terlalu panjang. Waktu itu aku masih kelas 5sd disalah satu sekolah SD swasta
yang berada di kota Singkawang,Kalbar,kisah ini berawal ketika apa lagi pengen ke kantin
untuk beli jajanan karena untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan,sebut saja nama
dari pelaku bullying ini adalah berinisial F dan V. Ya mungkin jarak antara ruangan guru ke
kantin itu lumayan jauh ya.

Jadi,kalo emang ada yang berantem di kantin atau di toilet guru ga bakalan tau. Nah,
singkat cerita pas setelah bel istirahat berbunyi banyak anak-anak SD yang keluar dari kelas
untuk bermain ataupun makan ke kantin. Ya, seperti biasa-biasanyalah, Pas bel istirahat
selesai bunyi,semua siswa masuk kelasnya masing-masing. Aku pun habis makan dari Kantin
pergi ke toilet, setelah selesai dari toilet ada dua orang yang didepan pintu sedang mengobrol
dan menyuruh aku keluar dari toilet itu. Karena aku penasaran kenapa ada orang ini dua
didepan pintu toilet akupun bertanya,"Ada Apa ya?" Tanyakku dengan bahasa daerah ku
yang agak biasalah ya. Langsung dengar nada suara pertanyaan ku,mereka pun langsung
merogoh kantong baju ku yang bertujuan untuk mengambil uang. Sambil merogoh kantong
bajuku,mereka pun meminta aku untuk memberi mereka uang yang dimana bertujuan untuk
membeli barang yang mereka mau mungkin. Setelah itu aku pun memberi duit yang mereka
ingin Ambil dariku, dengan pikiran agar masalahnya selesai. Udah jatuh dari tangga yang
untuk naik ke atas kelas. Mungkin itu peribahasa yang pas untuk menyatakan keadaan saat
itu, ketika pulang sekolah mereka pun menunggu ku didepan gerbang sekolah dan

17
mengancam ke aku untuk tidak menyatakan apapun yang terjadi di toilet tadi terutama sama
teman aku sendiri. Yah begitulah cerita sedih yang pernah aku alamin. Sampai saat ini aku
masih enggak menyukai kalau ada kakak kelas yang bertingkah sesukanya kepada adik
kelasnya, apalagi sampai melakukan tindakan bullying.

Kenapa? ya karena aku sudah pernah mengalami kejamnya tindakan bullying ini.

Mungkin banyak diantara teman-teman yang sudah pernah dibully bertanya bagaimana
caranya agar mengembalikan mental Menjadi seperti semula setelah dilakukan bullying
kepada diri kita sendiri. Mungkin aku ga punya banyak tips n trick tapi aku yakin ini adalah
salah satu cara yang ampuh untuk mengembalikan mental yang habis dilakukan tindakan
bullying. Jadi, ingat ya teman-teman menyertakan atau ikut dalam aksi stop bullying. Agar
kita dapat mencegah tindakan ini tidak berlanjut lagi.

Lalu kita ga perlu menyaksikan orang yang melakukan Bullying ataupun yang menjadi
korban bullying itu sendiri.

18
Lampiran 3. Cerpen Pribadi

Kenakalan Saya Ditampar Guru

Karya : Willfred

Pada Saat itu ada guru baru mengajar pelajaran Bahasa Indonesia. Dan pertama kali guru
baru, tersebut ke kelas saya dan saya bermain bersama teman dan berbicara bersama teman
ketawa ga jelas. Pada saat itu guru tersebut tidak memarahi saya, dan dilain tersebut guru
tersebut memasuki kelas saya saat berganti pelajaran.

Dan saya ribut lagi sama teman teman saya, dan guru tersebut memperingati saya pertama
kalinya dan saya tidak peduli terus saya lanjut ribut dan tertawa bareng teman. Terus guru itu
menjelaskan materi dan saya masih ribut dan tidak mendengar atau melihat guru tersebut
menjelaskan.

Dan minggu depannnya lagi guru itu memasuki pelajaran tersebut dan saya seperti biasa,
ribut dan tertawa bareng teman dan saya dimarahi guru tersebut, tapi saya tidak peduli dan
saya malah ketawa bersam teman sebangku saya.

Dan saatnya lagi teman teman saya berpresentasi teks pidato atas dari perwakilan
kelompok dan saya tertawain teman saya yang lagi berpresentasikan teks pidato tersebut.
Hingga akhir dan saya mengejek teman teman saya yang lagi berpresentasikan teks pidato
tersebut satu per satu.

Dan saya dilempar pen dan saya ditampar oleh guru tersebut dan saya terdiam dan saya
sangat menyesali hal yang saya lakukan kepada teman saya. Dan saya bertobat dan esok
harinya guru tersebut memasuki kelas saya saat menganti pelajaran dan sikap saya berubah,
sederajat dan saya mengendar guru tersebut saat menjelaskan materi yang dijelasin. Dan saya
meminta maaf sebesar besarnya kepada guru Bahasa Indonesia dan teman teman saya.
Demikian dari hasil cerpen saya, sekian terima kasih.

19
Lampiran 4. Cerpen Pribadi

Pengalamanku Saat Mau Sunat

Karya : Rogelio

Pada suatu hari saya sedang bermain diluar dengan teman-teman saya, pada saat itu orang
tua saya memikirkan untuk saya sunat agar lebih baik dan sehat tiba-tiba saya kaget dengan
omongan orang tua saya sesudah itu saya pun pulang kerumah untuk mandi dan makan
karena sudah malam.

Sesudah saya mandi dan makan, orang tua saya memanggil saya, saya pun pergi
menjumpai orang tua saya dan orang tua saya pun bilang :”Nak, apakah kamu mau disunat?”
Saya ragu mau jawab iya apa tidak. Saya bilang ke orang tua :”Ma, Pa, saya pikir dulu ya.”
Orang tua saya pun menjawab :”Iya nak, pikirkan dulu.” Saya langsung pergi ke kamar untuk
berpikir, hati saya sudah tidak tau tentang gara-gara mau disunat.

Saya berkata kepada diri sendiri, “kalau bilang iya takut juga sih, ku bilang tidak orang tua
saya pasti sedih, saya pun berpikir untuk bilang iya. Karena semua ini demi kebaikan saya
sendiri. Sesudah itu, lagipun pagi saya buru-buru untuk mandi dan makan unutk pergi ke
sekolah. Sesudah saya sampai ke sekolah sayapun berpikir kembali sakit apa tidak ya?

Soalnya ini adalah pengalamanku yang pertama kali, sampai-sampai saya tidak fokus
dengan pembelajaran saya dan guru pun bertanya Rogelio apakah kamu sakit, tentu saya
menjawabnya tidak pak, saya baik-baik saja dan guru pun melanjutkan pembelajaran.
Sesudah itu kami pun pulang untuk istirahat.

Sesudah itu sayapun menjumpai orang tua saya dan saya berkata :”Ma, Pa, saya mau
disunat. Orang tua saya langsung gembira dengan hal ini saya langung mempersiapkandiri
saya untuk sunat berhari-hari kemudian. Sampailah saat yang sangat tegang, sayapun berpikir
harus berani karena saya adalah anak laki-laki. Orang tua saya pun membilangnya sudah.

Ma, Pa saya langsung ke kamar untuk siap-siap. Tidak lama kemudian, dokternya pun
sampai saya semakin tidak tenang dengan kejadian ini. Sayapun berusaha untuk tenang dan
santai karena saya anak yang kuat, sunatpun sudah mau dimulai.

Dokter pun berkata :”Halo apa kamu siap untuk disunat?” Saya kata siap dok, sunat pun
dimulai dan saya tidak mau melihat saat dokter sedang mengasih obat bius, saya fokus

20
melihat HP agar selalu tenang. Mama saya berkata :”Nak, apakah kamu merasakan sakit,
saya pun membilangnya :“sakit dikit Ma.” Mama saya pun bilang jangan takut atau tegang.

Saya berbicara di dalam hati bagaimana cara tidak takut atau tegang sunat ini sangat sakit
sampai-sampai saya ingin menangis dengan sunat ini aduh… Saya pun tetap bertahan dan
menunggu akhirnya sunat, tiba-tiba dokternya bilang :”Rogelio, nanti kamu pasti merasakan
sakit karena obat bius sudah hilang.” Saya pun kaget dengan omongan dokter, saya hanya
bisa menjawab “Iya.”

Sesudah itu dokter pun pulang, saya sudah mulai merasakan sakit pada kemaluan saya.
Saya langsung berteriak “AHH, SAKIT!!!” Orang tua saya berusaha untuk menenangkan
saya, saya pun semakin tidak tenang karena sakitnya yang luar biasa. Kemudian, setelah satu
jam berlalu saya sudah tidak merasakan sakitnya lagi.

Sesudah itu, waktu pun sudah malam. Saya mau tidur, hm, ternyata saya tidak bisa tidur
gara-gara saya tidak bisa hadap sana-sini.. Aduh! Saya pun berusaha untuk tidur dan akhirnya
bisa tidur. Kemudian matahari sudah terbit, pada saat saya bangun, saya mau ke WC untuk
buang air kecil. Setelah itu, saya mandi tapi saya berusaha tidak terkena air kepada kemaluan
ku. Sesudah mandi, saya langsung memakai baju dan makan.

Sesudah saya makan, saya langsung pergi ke kamar rebahan dan main game. Dan untuk
seminggu, saya hanya melakukan itu secara rutin sampai kemaluan saya dapat melakukan
penyembuhan total.

21
Lampiran 5. Cerpen Pribadi

Pengalaman Bulan Bahasa Dan Lomba Spelling Bee

Karya : Xavier

Pada akhir Oktober, setiap kelas wajib mengutuskan beberapa peserta didik dari
masing-masing kelas untuk mengikuti lomba Bulan Bahasa yang akan datang. Saya
menawarkan diri untuk mengikuti lomba Spelling Bee. Apa itu Spelling bee? Secara singkat,
Spelling bee adalah lombah mengejah kata-kata dalam Bahasa Inggris. Mengapa saya
memilih lomba ini? Karena kemampuan dalam Bahasa Inggris saya baik. Jadi, saya dapat
melakukan lomba nya dengan mudah.

Untuk persiapan dalam lombanya, saya tidak belajar sama sekali. Sedangkan, saya
lebih mengkhawatirkan tentang pakaian adat apa yang akan digunakan. Karena, semua
peserta lomba dihimbau untuk menggunakan pakaian adat. Saya awalnya panik karena saya
mengira dirumah tidak ada pakaian adat sama sekali. Lalu, saya menanyakan Ibu. Saya
tanya :”Mi, dirumah ada pakaian adat tidak?” Ibu menjawab :”Ada.”

Pada saat persiapan untuk lomba disekolah, saya seperti biasa, merasa canggung. Ini
adalah reaksi saya untuk setiap kegiatan yang berhubungan dengan berdiri di panggung
menatap audience. Dan ketika lombanya mulai, pada peserta lomba berkumpul di tenda agar
mudah dipanggil. Awalnya mulai dengan kelas 9A, lalu 9B, dan akhirnya gantian saya.
Dalam babak penentuan, Saya dapat 4/5 katanya benar. Dan setelah semua kelas tampil,
hanya kelas 9B, 9C, dan 9E yang lolos ke babak final.

Setelah menentukan kelas mana yang masuk ke babak final, gantian adik kelas 7 dan
8 untuk tampil, pada saat waktu luang, wali kelas mengajak satu kelas untuk foto bersama di
depan mural kelas. Setelah foto, saya bermain dengan teman-teman saya sambil menunggu
untuk melakukan babak final. Kira-kira setengah jam kemudian, babak final sudah dimulai.
Semua yang lolos ke final balik ke tenda untuk dipanggil.

Pada saat tampil lagi untuk babak final, Skor saya dan kelas 9B sama, sedangkan
kelas 9E benar semua. Pada saat ini, saya sudah tau bahwa saya tidak dapat mendapat
peringkat pertama. Dengan penyadaran ini, saya merasa kecewa. Karena saya tidak dapat
membuat saya sendiri bangga. Iya, teman kelas dan keluarga saya bangga terhadap saya

22
karena sudah berani menawarkan diri untuk mengikuti lomba di tempat pertama. Tapi, hanya
saya sendiri yang tidak puas dengan kemampuan saya.

Saya sudah berbicara tentang bersikap sportif dan terima apa adanya, tetapi kok saya
tidak bisa menerima pada saat itu? Saya nyadar bahwa itu adalah 100% salah saya dan 9E
memang sudah layak menerima peringkat pertama. Tidak hanya itu, tetapi setelah beberapa
jam memproses apa yang telah terjadi, saya akhirnya dapat menerima bahwa ini adalah
buktinya, dan buktinya tidak dapat di debatkan.

Dan pada saat itu, saatnya untuk babak penentuan, dikarenakan skor saya dan 9B
sama, harus ada yang mementu mana peringkat kedua dan ketiga, awalnya 9B dipanggil
untuk melakukan babak penentuan, tapi Ia tidak datang. Saya heran karena mengapa bisa
meninggalkan lomba sepenting ini? Mungkin dia tidak tau bahwa dia seri sama saya. Tapi,
akhirnya dia datang. Aturan tertentu untuk babak penentuan adalah, ketika juri selesai
membacakan kata, peserta lomba harus cepat cepat mengangkat tangan agar bisa menjawab
pertanyaan juri.

Pada saat ini, saya 100% serius. Saya fokus terhadap juri dan tidak peduli terhadap
apa yang terjadi disekitar saya. Pada saat juri selesai membacakan katanya, tidak setengah
detik pun saya sudah mengangkat tangannya. Dan saya menjawab soalnya dengan benar, dan
saya menang dalam babak penentuan. Peringkat akhirnya dari pertama ke ketiga adalah ; 9E,
9C, dan 9B.

Dan dikarenakan tidak cukup waktu untuk meyebutkan peringkat pada saat itu, panitia
memutuskan untuk melanjutkan acaranya pada esok hari. Dan pada hari kemudian,
peringkatnya di umumkan, sesuai ekspektasi saya, 9E meraih peringkat pertama, saya meraih
peringkat kedua, dan 9B meraih peringkat ketiga. Saya masih sedikit kecewa dengan diri saya
sendiri karena tidak dapat mendapatkan peringkat pertama. Tapi pada di akhirnya, saya sudah
bersyukur bahwa saya dapat prestasi daripada tidak ada.

Setelah segalanya berlalu, saya hanya dapat memberitahu saya sendiri bahwa jangan
terlalu kejam terhadap diri sendiri, dan terima apa yang telah terjadi. Karena jika tidak terima
apa yang sudah berlalu dan ada buktinya bahwa sudah terjadi, apa yang dapat kita peroleh
dengan hanya berdebat dengan diri sendiri? Tidak ada. Dan pada akhir hari, kita hanya dapat
berkata ke saingan kita, “Well Played.”

23
Lampiran 6. Cerpen Pribadi

Pengalaman Bermain Basket

Karya : Justin

Pada pagi itu, sekolah menginformasikan bahwa akan ada ekstrakurikuler. Setelah
saya mendengar informasi itu. kertas pemilihan ekstrakurikulernya pun dibagikan ke semua
murid dikelas dan setelah saya mendapatkan kertas itu, saya memilih basket karena
Rermainan basket adalah salah satu hobi saya. Setelah pemilihan itu. dua minggu berlalu dan
kami disuruh ke sekolah untuk melaksanakan ekstrakurikuler basketnya. Pada saat itu saya
gugup, karena pertama kali masuk ekstrakurikuler disitu. Pelatih basket disitu ada Pak Hey,
dan Pak Albert, disana kami diajarkan cara melempar bola kedalam ring, cara mendribbling
bola dengan benar, dan cara mempassing bola ke teman satu tim dengan benar. Saya terus
berlatih, berlatih, dan berlatih setiap hari, dan karena saya tinggal didalam perumahan,
terdapat halaman basket umum. Saya dapat berlatih disana setiap hari.

Hingga pada suatu sore saat melaksanakan ekstrakurikuler, saya membuat masalah
saya minum air es pada saat belum diberi waktu istirahat dna pada saat Latihan masih
dilaksanakan. Saya pun diberi hukuman untuk push-up sebanyak 25 kali. Saya sangat
menyesali perbuatanku dan merasa bersalah pada saat stu, dan saya berjanji kepada diriku
sendiri agar tidak melakukan kesalahan yang sama lagi.

Beberapa bulan pun berlalu, kakak kelas, telah lulus dan saya memasuki kelas 9 dan
setelah berlatih bermain basket beberapa bulan saat kelas 8, kemampuan untuk bermain
basketku meningkat. Pada saat memilih ulang ekstrakurikuler, saya memutuskan untuk
melanjutkan ekstrakurikuler basket pada kelas 9. Saat disurub dating ke sekolah untuk
melaksanakan ekstra, saya sudah tidak gugup lagi karena saya percaya kepada diri sendiri.
Kami akan diajarkan lagi cara melempar bola ke dalam ring, mendribbling bola, dan
mengoper bola ke teman lagi karena banyak adik kelas 7 yang belum tahu cara melakukannya

Beberapa bulan berlalu dan saya masih melaksanakan ekstra tersebut hingga
sekarang. Setiap minggu, saya selalu tidak sabaran untuk ekstra basket karena itu adalah
hobiku

24
DAFTAR PUSTAKA

id.wikipedia.com (2021, 6 Juni) – Cerita Pendek. Diakses pada 1 November 2022, dari
https://id.wikipedia.org/wiki/Cerita_pendek#:~:text=Unsur%20intrinsik%20adalah
%20unsur%20yang,suasana%20yang%20terdapat%20dalam%20cerita.

unimal.ac.id (2019, 12 September) – Apa Itu Sastra : Jenis-Jenis Karya Sastra dan
Bagaimanakah Cara Menulis dan Mengapresiasi Sastra

Diakses pada 31 Oktober, 2022, dari https://repository.unimal.ac.id/5007/2/Isi%20Buku


%20Apa%20Itu%20Sastra_v.3.0_Unesco.pdf

unimal.ac.id (2012, 8 Juli) - ANALISIS UNSUR INTRINSIK DALAM KUMPULAN


PUISI TIRANI DAN BENTENG KARYA TAUFIQ ISMAIL. Diakses pada 31 Oktober -
https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24336/1/Syaiful%20Anwar.pdf

25

Anda mungkin juga menyukai