Kajian Enceng Gondok (Eichornia Crassipes) Sebagai Fitoremedia
Kajian Enceng Gondok (Eichornia Crassipes) Sebagai Fitoremedia
Evi Setiawati
Laboraturium Fisika Atom & Nuklir Jurusan Fisika FMIPA UNDIP
Abstrak
Telah dilakukan penelitian transfer 134Cs dari air ke eceng gondok untuk mengetahui
penyerapan dan akumulasi 134Cs dalam eceng gondok. Akuarium dengan volume 400 liter diisi
dengan air dan eceng gondok . Ke dalam akuarium dimasukkan radionuklida 134Cs dalam bentuk
CsCl dengan volume 0,5 ml hingga konsentrasi radionuklida tersebut lebih kurang 11,6 Bq/ml.
Dari waktu pengamatan 30 hari, diketahui bahwa konsentrsi aktivitas mengalami kejenuhan pada
hari ke 15 dengan faktor transfer dari air ke tanaman 108.53 ml/gr. Nilai faktor transfer yang
besar pada Enceng gondok ini maka tanaman eceng gondok dapat digunakan untuk fitoremediasi.
11
Evi Setiawati Kajian Enceng gondok…
12
Berkala Fisika ISSN : 1410 - 9662
Vol. 7, No. 1, Januari 2004, hal 11 - 15
seperti kalium yang berperan sebagai mencapai nilai maksimum atau jenuh
biokatalisator pada proses fotosintesis. dan kembali menurun sebelum mencapai
keadaan stabilnya.
Konsentrasi (Bq/gr)
60
Peristiwa ini dapat disebabkan oleh
50
40 Total
dua faktor yaitu sifat individu enceng
30 Akar gondok itu sendiri, dimana pada saat
20 Non Akar terjadinya penurunan aktivitas cesium
10
0
pertumbuhan enceng gondok tidak
0 5 11 15 20 25 30 secepat sebelumnya atau mencapai fase
Waktu (hari) tua. Pada fase ini enceng gondok tidak
terlalu banyak membutuhkan unsur hara
Gambar 1. Konsentrasi 134Cs dalam Eceng sehingga penyerapan air oleh tanaman
Gondok juga berkurang. Faktor yang kedua
adalah hilangnya cesium yang
Dengan berjalannya waktu terakumulasi pada enceng gondok.
pengamatan maka konsentrasi Hilangnya radionuklida dari tanaman
radionuklida di bagian akar semakin dapat melalui beberapa cara antara lain
meningkat, hal ini diterangkan karena ekskresi akar, penguapan, mati atau luka
makanan yang diserap oleh akar dan ekskresi langsung melalui
tanaman sudah disalurkan ke bagian- permukaan non akar dan sel pelindung
bagian tumbuhan seperti daun dan serta hilang karena peluruhan.
batang ( non Akar ) sampai tercapai
kesetimbangan yang terjadi pada hari ke 2. Faktor Transfer Pada Enceng
15. Gondok
Konsentrasi tertinggi sebagian besar Pada sampel eceng gondok yang
terjadi pada bagian non akar (batang dan mengandung cesium dapat dihitung
daun) yaitu sebesar 24,44 Bq/g. Faktor faktor transfer dari air ke tanaman eceng
yang mempengaruhi akumulasi ion di gondok. Nilai faktor transfer dihitung
bagian tanaman yaitu proses pada saat tanaman paling tinggi
metabolisme dan kerapatan sel. Pada menyerap cesium. Hal itu disebabkan
prinsip metabolisme tanaman, setelah karena setelah konsentrasi cesium dalam
suatu ion terserap oleh akar, ion tanaman menurun hal itu
tersebut dapat ikut fase metabolisme mengindikasikan bahwa sudah tidak
selanjutnya atau tetap tinggal di daun terjadi penyerapan dan akumulasi lagi
karena terikat oleh senyawa-senyawa pada tanaman.
yang ada di daun, semakain rapat suatu Faktor transfer pada mahluk hidup
organ maka semakin tinggi organ biasanya dihitung pada bagian-bagian
tersebut mangakumulasi ion.[7] yang dapat dimakan atau dimanfaatkan
Pada umumnya daun mengandung kembali, misal pada tanaman biasanya
lebih banyak kalium (dalam % bobot dihitung pada daun dan batang, sedang
kering) dibandingkan dengan pada hewan dihitung pada bagian
keseluruhan sistem tanaman. Di dagingnya[5]
samping itu dalam tanaman Untuk penelitian ini diambil
pertumbuhan yang paling besar terjadi perhitungan faktor transfer pada bagian
pada daun, sedang akar dan batang lebih non akar, karena pada bagian akar tidak
banyak digunakan untuk transport mengakumulasi tetapi lebih merupakan
makanan[7]. bagian yang menyalurkan bahan
Pada awalnya aktivitas 134Cs radioaktif ke bagian atas (daun) sebagai
semakin meningkat dengan semakin tempat akumulasinya.. Selain itu bagian
lamanya waktu paparan hingga akar juga langsung kontak dengan air
13
Evi Setiawati Kajian Enceng gondok…
14
Berkala Fisika ISSN : 1410 - 9662
Vol. 7, No. 1, Januari 2004, hal 11 - 15
15