Spesifikasi Teknis Pintu Air
Spesifikasi Teknis Pintu Air
Pasal 1:
URAIAN PEKERJAAN
Pasal 3
PERATURAN TEKNIS PEMBANGUNAN YANG DIGUNAKAN
Dalam melaksanakan pekerjaan, kecuali bila ditentukan lain dalam Rencana Kerja
dan Syarat-syarat (RKS) ini, berlaku dan beberapa acuan pengandalian seluruh
pekerjaan adalah sebagai berikut :
Pasal 4
KUASA KONTRAKTOR DILAPANGAN
Pasal 5
PEKERJAAN PERSIAPAN
2. Peralatan kerja harus sudah siap, setelah kontrak ditanda tangani atau sebelum
Surat Perintah Kerja diterbitkan, dimana sebelumnya akan diperiksa oleh
direksi tentang persiapan tersebut.
5.2.2. Bouwplank
- Bouwplank terbuat dari papan yang bagian atasnya diserut dan dibagikan pada
patok kayu persegi 5/7 cm yang tertanam dalam tanah cukup kuat.
- Pemasangan papan bouwplank dilaksanakan pada jarak maksimum 1,5 m satu
sama lain.
- Papan dasar pelaksanaan (bouwplank) dibuat dan Kayu Kelas III (sembarang
Keras atau Sejenisnya ) , dengan ukuran tebal 3 cm, Iebar 20 cm.
- Pemasangan harus kuat dan menggunakan sipat datar (waterpass)
- Pada papan dasar pelaksanaan (bouwplank) harus dibuat tanda-tanda yang
menyatakan as-as dan atau level/peil-peil dengan wama yang jelas dan tidak
mudah hilang jika terkena air/hujan.
- Tinggi sisi atas papan patok ukur harus sama satu dengan lainnya, kecuali
dikehendaki lain oleh Direksi Pengawas.
- Papan dasar pelaksanaan dipasang sejauh 100 cm dari sisi luar galian tanah
pondasi.
- Setelah selesai pemasangan papan dasar pelaksanaan Kontraktor harus
melaporkan kepada Direksi Pengawas.
Pasal 6
PEKERJAAN TANAH & PONDASI
Pasal 7
PEKERJAAN BETON
Pekerjaan beton meliputi seluruh material, tenaga dan peralatan yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan beton. beberapa Material seperti Semen, Pasir, Koral / Split, Air
dan Besi Beton.
7.1. SEMEN
Bahan baku semen untuk pelaksanaan pekerjaan ini harus memenuhi beberapa
kriteria umum:
1. Semen yang dipergunakan untuk pekerjaan beton harus semen Portland yang
memenuhi SNI 15-2049-1994 kecuali jenis IA, IIA, IIIA dan IV. Apabila
menggunakan bahan tambahan yang dapat menghasilkan gelembung udara,
maka gelembung udara yang dihasilkan tidak boleh lebih dari 5%, dan harus
mendapatkan persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
2. Dalam satu campuran, hanya satu merk semen Portland yang boleh digunakan,
kecuali disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Jika dalam satu proyek digunakan
lebih dari satu merk semen, maka Penyedia Jasa harus mengajukan kembali
rancangan beton sesuai dengan merk semen yang digunakan.
7.2. AIR
1. Air yang dipergunakan untuk campuran, perawatan, atau pemakaian lainnya
harus bersih, dan bebas dari bahan yang merugikan seperti minyak, garam,
asam, basa, gula atau organis.
2. Air harus diuji sesuai dengan dan harus memenuhi ketentuan dalam SNI 03-
6817-2002, air yang diketahui dapat diminum dapat digunakan.
3. Jika timbul keraguan atas mutu air yang diusulkan dan pengujian air seperti
diatas tidak dilakukan, maka harus diadakan perbandingan pengujian kuat tekan
mortar semen dan pasir dengan memakai air yang diusulkan dan dengan
memakai air suling. Air yang diusulkan dapat digunakan jika kuat tekan mortar
dengan air tersebut pada umur 7 hari dan 28 hari minimum 90% kuat tekan
mortar dengan air suling pada periode perawatan yang sama.
7.4.3. Perlengkapan
- Sediakan penjaga jarak dak dudukan untuk menahan tulangan agar tetap
dalam posisinya.
- Beton : dibuat dengan agregat 10 mm, digunakan dalam pekerjaan
ekspose.
- Mortar : dibuat dari semen-pasir dengan perbandingan 1 : 2
7.4.9.1. Pemadatan
- Selama dan sesudah pengecoran, beton harus dipadatkan dengan cara
manual. Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan yang cukup untuk
mengangkut dan menuangkan beton dengan konsisten cukup sehingga
dapat diperoleh beton padat tanpa perlu mengetarkan dalam waktu
tidak terlalu lama sehingga tidak terjadi pemisahan bahan ( segregation
) beton.
- Pelaksanaan pemadatan / penggetaran ini harus dilaksanakan oleh
pekerja – pekerja yang telah berpengalaman dan dilaksanakan sesuai
dengan pengarahan dan petunjuk Direksi Teknis dan Pengawas
lapangan.
7.4.14. Pembersihan.
1. Bersihkan bekisting selama pemasangan, buang semua benda–benda
yang tidak perlu. Buang bekas–bekas potongan, kupasan dan puing
dari bagian bekisting. Siram dengan air, menggunakan air bertekanan
tinggi, guna membuang benda–benda asing yang masih tersisa
pastikan bahwa air dan puing–puing tersebut telah mengalir keluar
melalui lubang pembersih yang disediakan.
2. Buka bekisting secara kontinyu dan sesuai dengan standard yang
berlaku sehingga tidak terjadi beban kejut ( shock load ) atau tidak
seimbang beban yang terjadi pada struktur.
3. Pembukaan bekisting harus dilakukan dengan hati–hati, agar
peralatan–peralatan yang dipakai untuk membuka tidak merusak
permukaan beton.
4. Untuk yang dipakai kembali, bekisting–bekisting yang telah dibuka
harus disimpan dengan cara yang memungkinkan perlindungan
terhadap permukaan yang akan kontak dengan beton tidak
mengalami kerusakan.
5. Dimana diperlukan perkuatan–perkuatan pada komponen–
komponen struktur yang telah dilaksana kan guna memenuhi syarat
pembebanan dan konstruksi sehingga pekerjaan–pekerjaan
konstruksi dilantai–lantai diatasnya bisa dilanjutkan.
Pasal 8
PEKERJAAN LANTAI
Pengecoran dilakukan diatas lapisan pasair urug bawah lantai. Berikut spesifikasi lantai
beton cor :
Pasal 9
PEKERJAAN DINDING
2. Pekerjaan Plesteran
a. Seluruh material kecuali air harus dicampur,baik dalam kotak yang rapat
atau dalam alat pencampur yang disetujui, hingga campuran telah berwarna
rata, baru sesudahnya air ditambahkan dan pencampuran dilanjutkan
selama lima sampai sepuluh menit. Jumlah air harus sedemikian sehingga
menghasilkan adukan dengan konsisten (kekentalan) yang diperlukan
tetapi tidak boleh melibihi 70% dari berat semen yang digunakan.
b. Adukan dicampur hanya dalam kuantitas yang diperlukan untuk
penggunaan langsung. Jika perlu, adukan boleh diaduk kembali dengan air
dalam waktu 30 menit dari proses pengadukan awal. Pengadukan kembali
setelah waktu tersebut tidak diperbolehkan.
c. Adukan yang tidak digunakan dalam 45 menit setelah air ditambahkan
harus dibuang.
d. Plesteran semen portland harus dijaga agar permukaan yang baru diplester
tetap basah selama 48 jam. Basahilah secukupnya tiap-tiap plesteran, bila
plesteran tersebut mulai mengeras untuk mencegah retak-retak.
Lindungilah plesteran dari penguapan yang berlebihan selama udara panas
dan kering. Penyiraman juga harus rata, sudut-sudutnya harus baik tanpa
cacat.
e. Tutup bagian-bagian yang masih terdapat pekerjaan lain dengan kantong
atau penutup lain.
Pasal 10
PEKERJAAN LAIN-LAIN
10.2. BAHAN-BAHAN
Semua jenis material yang dipakai harus disetujui oleh Direksi Pengawas lapangan
dan sesuai dengan petunjuk gambar rencana.
11.1. Sebelum penyerahan pertama, kontraktor wajib meneliti semuan bagian pekerjaan
yang belum sempurna dan harus diperbaiki, semua item pekerjaan harus ditata rapid
an semua barang yang tidak berguna harus disingkirkan dari lokasi pekerjaan.
11.2. Meskipun telah ada pengawas dan unsur-unsur lainnya, semua penyimpangan dari
ketentuan rencana dan gambar menjadi tanggungan pelaksana, untuk itu pelaksana
harus menyelesaikan pekerjaan sebaik mungkin.
11.3. Selama masa pemeliharaan kontraktor wajid merawat, mengamankan, memperbaiki
segala cacat yang timbul, sehingga sebelum penyerahan kedua dilaksanakan
pekerjaan benar-benar telah sempurna.
11.4. Pekerjaan yang nyata-nyata menjadi bagian dari bangunan ini, tetapi tidak diuraikan
atau dimuat dalam RKS, harus tetap dikerjakan dan diselesaikan oleh kontraktor,
untuk penyelesaian yang lengkap dan sempurna menurut pertimbangan Direksi
Teknik.
11.5. Semua yang belum tercantum dalam peraturan ini (RKS) akan ditentukan kemudian
dalam rapat penjelasan (Aanwijzing).