Peran Jaringan Energi Kelistrikan
Peran Jaringan Energi Kelistrikan
1 | Company Name
Direktorat | Annual
Jenderal Report
Mineral 2018
dan Batubara, KESDM
Dr. Lana Saria, M.Si
Kepala Sub Direktorat
Keselamatan Perrtambangan
Pertambangan
16 May 2009
Fatality Tahun 2018
NO TANGGAL KECELAKAAN KEJADIAN
adalah segala kegiatan untuk menjamin dan adalah segala kegiatan untuk
melindungi pekerja tambang agar selamat dan menjamin dan melindungi
sehat melalui upaya pengelolaan keselamatan kerja, operasional tambang yang aman,
kesehatan kerja, lingkungan kerja, dan sistem efisien, dan produktif
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja.
10
Objek: Objek:
a. Keselamatan Kerja a. Sistem dan Pelaksanaan
b. Kesehatan Kerja Pemeliharaan/Perawatan Sarana,
c. Lingkungan Kerja Prasarana, Instalasi dan Peralatan
d. Sistem Manajemen K3 Pertambangan;
b. Pengamanan Instalasi;
c. Kelayakan Sarana, Prasarana, Instalasi,
dan Peralatan Pertambangan
d. Kompetensi Tenaga Teknik
e. Evaluasi Laporan Hasil Kajian Teknis
Pertambangan
12
Penyederhanaan Regulasi
"Sesuai arahan Bapak Presiden bahwa kita
harus business friendly, investment friendly.
Tujuannya supaya kita dapat menciptakan
lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi akan
tetap bisa meningkat.”
13 | Company Name
Direktorat | Annual
Jenderal Report
Mineral 2018
dan Batubara, KESDM
Pada Acara Penyerahan
Penghargaan Keselamatan
Pertambangan, Perlindungan
Lingkungan, dan Usaha Jasa
Pertambangan Mineral dan
Batubara Tahun 2018,
Menteri ESDM Ignasius Jonan
menyebutkan bahwa Ditjen Minerba
adalah unit eselon I Kementerian
ESDM yang paling aktif melakukan
deregulasi.
14 | Company Name
Direktorat | Annual
Jenderal Report
Mineral 2018
dan Batubara, KESDM
PENGHAPUSAN DAN REVISI REGULASI/PERIZINAN/SERTIFIKASI/REKOMENDASI
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
TAHAP I
TAHAP II TAHAP III TAHAP IV
22 Januari REKAPITULASI
5 Februari 2018 12, 19, 26 Februari 2018 5 Maret 2018
2018
Unit Eselon I
Sertifikasi/ Sertifikasi/ Sertifikasi/
Sertifikasi/
Rekomendasi Rekomendasi Rekomendasi
Regulasi Regulasi Regulasi Rekomendasi/ Regulasi Regulasi
/ / /
Perizinan
Perizinan Perizinan Perizinan
Minerba - 7 - 25 51 - 13 32 64
Migas - 11 2 6 21 1 - 18 23
Ketenagalistrikan 11 4 - 5 - - - 20 -
EBTKE - 5 - - - - 9 5 9
SKK Migas - 3 - 6 - 3 - 12 -
BPH Migas - - - 3 - - - 3 -
Jumlah 11 30 2 45 72 4 22 90 96
15 | Company Name
Direktorat | Annual
Jenderal Report
Mineral 2018
dan Batubara, KESDM
Penyederhanaan 19 Peraturan Menteri ESDM, 11 Keputusan Menteri ESDM, dan 2 Peraturan Dirjen
Sub Sektor Minerba
SERTIFIKASI/REKOMEND
32 PERATURAN DICABUT
64 ASI/PERIZINAN DICABUT
Tujuan
• Menghilangkan duplikasi sertifikasi Cakupan
• Memangkas Birokrasi • Penggunaan satu penjaminan reklamasi untuk
• Penyederhanaan tahapan kegiatan usaha seluruh kegiatan usaha pertambangan
• Penyederhanaan dan efektifitas evaluasi melalui RKAB (1 kali setahun) • CNC, Sertifikasi Kelayakan Peralatan dan Instalasi
• Efektifitas pelaksanaan pengawasan kegiatan usaha pertambangan • Rekomendasi tenaga kerja asing
• Tanda registrasi
Revisi • Persetujuan laporan eksplorasi
1. Penyederhanaan Peraturan Menteri ESDM Terkait Substansi • Surat Keterangan terdaftar
Kewilayahan, Perizinan, dan Pelaporan Pada Kegiatan Usaha
Pertambangan Minerba (Peraturan Menteri ESDM No. 11/2018
revisi 5 Permen, 1 Kepmen, dan 2 Perdirjen).
2. Penyederhanaan Peraturan Menteri ESDM Terkait Substansi
Pengusahaan Kegiatan Usaha Pertambangan Minerba (Permen
ESDM Nomor 25 Tahun 2018 tentang Pengusahaan
Pertambangan Minerba, revisi 11 permen)
3. Penyederhanaan Peraturan Menteri ESDM Terkait Substansi
Pengawasan Kegiatan Usaha Pertambangan (Permen ESDM No
26 Tahun 2018 tentang Pelaksanaan Kaidah Pertambangan Yang
Baik dan Pengawasan Pertambangan Mineral dan Batubara, revisi
3 Permen dan 3 Kepmen)
16 | Company Name
Direktorat | Annual
Jenderal Report
Mineral 2018
dan Batubara, KESDM
Penyederhanaan Regulasi Tahap III
Sub Sektor Minerba
18
1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral
dan Batubara
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
4. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2010 tentang Pembinaan dan
Pengawasan Penyelenggaraan Pengelolaan Usaha Pertambangan Mineral
dan Batubara
5. Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2010 tentang Reklamasi dan
Pascatambang
6. Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2015 tentang Kementerian Energi
Dasar dan Sumber Daya Mineral sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Presiden Nomor 105 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan
Presiden Nomor 68 Tahun 2015 tentang Kementerian Energi dan Sumber
BAB V
PENGAWASAN BAB VI BAB VII BAB VIII BAB IX
TERHADAP SANKSI KETENTUAN LAIN- KETENTUAN KETENTUAN
KEGIATAN USAHA ADMINISTRATIF LAIN PERALIHAN PENUTUP
PERTAMBANGAN
STRUKTUR – PERMEN 26 TAHUN 2018
I. BAB I : KETENTUAN UMUM
II. BAB II : PELAKSANAAN KAIDAH TEKNIK PERTAMBANGAN YANG BAIK
a.Bagian Kesatu : Umum
b.Bagian Kedua : Teknis Pertambangan
c.Bagian Ketiga : Pengelolaan Keselamatan Pertambangan dan Keselamatan
Pengolahan dan/atau Pemurnian Mineral dan Batubara
d.Bagian Keempat: Pengelolaan Lingkungan Hidup Pertambangan, Reklamasi,
dan Pasca Tambang, serta Pascaoperasi
e.Bagian Kelima : Konservasi Mineral dan Batubara
f.Bagian Keenam : Pemanfaatan Teknologi, Kemampuan Rekayasa, Rancang
Bangun, Pengembangan, dan Penerapan Teknologi
Pertambangan
g.Bagian Ketujuh : Standar Kompetensi Kerja Khusus, Standar Kompetensi
Kerja Nasional Indonesia, serta Standar Nasional Indonesia
STRUKTUR – PERMEN 26 TAHUN 2018
III. BAB III : PELAKSANAAN TATA KELOLA PENGUSAHAAN PERTAMBANGAN MINERAL DAN
BATUBARA
a. Bagian Kesatu : Umum
b. Bagian Kedua : Pemasaran
c. Bagian Ketiga : Keuangan
d. Bagian Keempat : Pengelolaan Data
e. Bagian Kelima : Pengutamaan Pemanfaatan Barang, Jasa, dan Teknologi
dalam Negeri
f. Bagian Keenam : Pengembangan Tenaga Kerja Teknis Pertambangan
g. Bagian Ketujuh : Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Setempat
serta Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan
h. Bagian Kedelapan : Kegiatan lain di Bidang Usaha Pertambangan Menyangkut
Kepentingan Umum
i. Bagian Kesembilan : Pelaksanaan Kegiatan sesuai dengan IUP atau IUPK
j. Bagian Kesepuluh : Jumlah, Jenis, dan Mutu Hasil Usaha Pertambangan
STRUKTUR – PERMEN 26 TAHUN 2018
IV. BAB IV : PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN USAHA
PERTAMBANGAN
a. Bagian Kesatu : Umum
b. Bagian Kedua : Ruang Lingkup Pengawasan
Pedoman Permohonan,
Pedoman Pedoman Pelaksanaan Pedoman
Evaluasi dan/atau Pengesahan
Kepala Teknik Tambang, Pengelolaan Teknis Keselamatan Penerapan SMKP
Penanggung Jawab Teknik dan Pertambangan dan Minerba
Pertambangan
Lingkungan, Kepala Tambang Keselamatan
Bawah Tanah, Pengawas
Pengolahan dan/atau
Operasional, Pengawas Teknis,
dan/atau Penanggung Jawab Pemurnian Minerba
Operasional
Pasal 3
ayat (1)
Pemegang IUP Eksplorasi, IUPK Eksplorasi, IUP Operasi Produksi, dan IUPK Operasi
Produksi dalam setiap tahapan kegiatan Usaha Pertambangan wajib melaksanakan
Kaidah pertambangan yang baik.
Kewajiban Penerapan untuk IUP Olah Murni
Pasal 4
ayat (1)
Pemegang IUP Operasi Produksi khusus untuk pengolahan dan/atau pemurnian dalam
kegiatan Pengolahan dan/atau Pemurnian wajib melaksanakan Kaidah pertambangan
yang baik.
Kewajiban Penerapan untuk IUJP
Pasal 5
(1)
(2)
Pemegang IUJP wajib melaksanakan
Kaidah Pertambangan yang baik sebagaimana
kaidah pertambangan yang baik dimaksud pada ayat (1) meliputi:
sesuai dengan bidang usahanya a. Kaidah teknik usaha jasa pertambangan
yang baik, dan
b. Tata Kelola Pengusahaan Jasa
Pertambangan
RESUME ASPEK PELAKSANAAN
PENERAPAN KAIDAH TEKNIK PERTAMBANGAN YANG BAIK
IUP Eksplorasi, IUP Operasi Produksi, Pemegang IUP Operasi Produksi IUJP
IUPK Ekplorasi dan IUPK Operasi khusus untuk pengolahan
Produksi dan/atau pemurnian
Dalam pelaksanaan kaidah teknik Dalam hal pemegang IUP Operasi Dalam pelaksanaan kaidah
teknik pengolahan dan./atau
pertambangan yang baik, Pemegang Produksi atau IUPK Operasi pemurnian, Pemegang IUP OPK
IUP wajib Produksi melakukan Penambangan Pengolahan dan/atau Pemurnian
dengan metode Penambangan wajib
• Mengangkat KTT sebagai • Mengangkat PTL sebagai
bawah tanah, Pemegang IUP
pemimpin tertinggi di lapangan pemimpin tertinggi di
Operasi Produksi atau IUPK lapangan untuk mendapatkan
untuk mendapatkan pengesahan
Operasi Produksi wajib menunjuk pengesahan dari KaIT
dari KaIT • Memiliki tenaga teknis
Kepala Tambang Bawah Tanah
pertambangan yang
• Memiliki tenaga teknis (KTBT) untuk mendapatkan berkompeten sesuai dengan
pertambangan yang berkompeten pengesahan dari KaIT ketentuan perundang-
sesuai dengan ketentuan undangan
(Pasal 7 ayat 2)
perundang-undangan (Pasal 8 ayat 1)
(Pasal 7 ayat 1)
Kepala Teknik Tambang yang selanjutnya disingkat
KTT adalah seseorang yang memiliki posisi tertinggi
dalam struktur organisasi lapangan pertambangan
yang memimpin dan bertanggung jawab atas
terlaksananya operasional pertambangan sesuai
dengan kaidah teknik pertambangan yang baik.
Kriteria KTT
Kriteria PTL
• KTT Kelas IV
• PTL Kelas III
• KTT Kelas III • PTL Kelas II
• KTT Kelas II • PTL Kelas I
• KTT Kelas I
KTT Kelas IV
Kriteria PTL
Bagaimana Persyaratan KTT untuk
Warga Negara Asing?
• Memiliki sertifikat kompetensi sesuai
dengan kelas KTT yang diajukan atau
memiliki Mine Manager Certificate atau
sertifikat sejenis yang diterbitkan oleh
negara asal dan diakui oleh KaIT; dan
• Telah memiliki pendidikan dan pelatihan
terkait peraturan perundang-undangan dan
kebijakan mengenai penerapan kaidah
teknik pertambangan yang baik
Bila WNA yang sudah disahkan sebagai KTT maka dilanjutkan dengan lulus Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia dengan
predikat paling kurang madya dalam jangka 6 (enam) bulan).
KAIT dapat membatalkan kembali pengesahan KTT tersebut apabila KTT tersebut belum lulus Uji Kemahiran Berbahasa
Indonesia dalam jangka waktu yang telah ditetapkan
Pengawas Operasional
Penanggung Jawab Operasional yang selanjutnya disingkat PJO adalah orang yang
menduduki jabatan tertinggi dalam struktur organisasi perusahaan jasa pertambangan di
wilayah kegiatan usaha pertambangan, dan bertanggung jawab kepada KTT/PTL atas
dilaksanakan dan ditaatinya peraturan perundang-undangan mengenai kaidah teknik
pertambangan yang baik.
Penanggung Jawab Operasional
Persyaratan Administrasi
1. Pekerja perusahaan jasa pertambangan
2. Riwayat hidup calon PJO
3. Jabatan tertinggi di site
4. Surat dukungan dari Direksi Perusahaan Jasa Pertambangan
5. Surat pernyataan komitmen calon PJO
6. Uji kemahiran berbahasa Indonesia (madya) untuk TKA
7. Syarat lain yang ditentukan oleh KTT
Persyaratan Teknis
1. Memahami aspek pengelolaan usaha jasa pertambangan
2. Memahami aspek teknis pertambangan, konservasi, keselamatan
pertambangan, dan perlindungan lingkungan
3. Memahami kewajiban dan sanksi usaha jasa pertambangan
4. Jenjang sertifikat kompetensi pengawas operasional atau sertifikat kualifikasi
yang diakui oleh KaIT
TENAGA TEKNIS PERTAMBANGAN
DASAR HUKUM
Pasal 7
(1) Dalam pelaksanaan kaidah teknik pertambangan yang baik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
ayat (2) huruf a, pemegang IUP Eksplorasi, IUPK Eksplorasi, IUP Operasi Produksi, dan IUPK Operasi
Produksi wajib:
a. mengangkat KTT sebagai pemimpin tertinggi di lapangan untuk mendapatkan pengesahan dari
KaIT; dan
b. memiliki tenaga teknis pertambangan yang berkompeten sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14 (2)
Pasal 14 (1)
Pemegang IUP Eksplorasi, IUPK Eksplorasi, IUP Operasi
Produksi, dan IUPK Operasi Produksi dalam melaksanakan
Pemegang IUP Eksplorasi, IUPK Eksplorasi, IUP
ketentuan keselamatan pertambangan sebagaimana dimaksud
Operasi Produksi, dan IUPK Operasi Produksi
pada ayat (1) wajib:
wajib melaksanakan ketentuan keselamatan
pertambangan sebagaimana dimaksud dalam a. menyediakan segala peralatan, perlengkapan, alat pelindung
Pasal 3 ayat (3) huruf c dan huruf d. diri, fasilitas, personil, dan biaya yang diperlukan untuk
terlaksananya ketentuan keselamatan pertambangan; dan
Pendidikan
Manajemen
Program dan Kampanye
Risiko LOREM
Keselamatan IPSUM
Pelatihan
Kerja Keselamatan
DOLOR Kerja
Inspeksi Penyelidikan
Administrasi Manajemen
Kecelakaan
Keselamatan Keadaan Keselamatan
dan Kejadian
Kerja Darurat Kerja
Berbahaya
Pengelolaan Kesehatan Kerja meliputi
Pengelolaan Ergonomi
Pengelolaan Makanan,
Minuman, dan Gizi Pekerja
Tambang
Diagnosis dan Pemeriksaan
Penyakit Akibat Kerja
pengelolaan
pengelolaan pengelolaan pengelolaan pengelolaan kuantitas dan
debu; kebisingan; getaran pencahayaan kualitas udara
kerja
pengelolaan
pengelolaan pengelolaan pengelolaan pengelolaan kebersihan
iklim kerja radiasi faktor kimia faktor biologi lingkungan
kerja
Pengelolaan Keselamatan Operasi Pertambangan meliputi
6
IPSUM
consectetur adipiscing elit,
EVALUASI HASIL KAJIAN TEKNIS PERTAMBANGAN
sed do eiusmod tempor
KESELAMATAN BAHAN PELEDAK DAN PELEDAKAN
incididunt ut labore et
7 dolore magna aliqua
KESELAMATAN FASILITAS PERTAMBANGAN
8 KESELAMATAN EXPLORASI
ELEMEN III
ELEMEN VI
ORGANISASI
DOKUMENTASI
ELEMEN I DAN ELEMEN IV
KEBIJAKAN PERSONEL IMPLEMENTASI ELEMEN V ELEMEN VII
PEMANTAUAN TINJAUAN
, MANAJEMEN
ELEMEN II
EVALUASI, DAN
PERENCANAAN
PENINGKATAN
DAN TINDAK
KINERJA
LANJUT
SMKP Minerba tetap meliputi 7 elemen dengan sedikit penambahan nama pada Elemen V dan Elemen
VII
Surat Edaran
Kepala Inspektur Tambang