TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Plastik
6
7
2.2 Bioplastik
Bioplastik dibuat dengan polimer alam sebagai bahan utama sehingga mudah
didegradasi oleh mikroorganisme. Biodegradasi bioplastik dapat dicapai dengan
memanfaatkan mikroba di lingkungan untuk memetabolisme struktur molekul film
plastik dan menguraikan bahan dari plastik tersebut. Beberapa contoh
8
Polisakarida Protein
Poly Poli asam laktat
Poliesteramida (PEA)
hydroxybutyrate
Pati Binatang (PHB)
10
2.2.1 Penyusun Plastik Biodegradabel
1. Biokomposit
Biokomposit adalah gabungan dari dua atau lebih matrik (bahan pengikat)
dan filler (bahan pengisi) untuk menghasilkan material baru dengan sifat yang lebih
baik dibandingkan sifat material dasarnya yang berasal dari organisme atau
makhluk hidup (Gibson, 1994).
Matrik adalah bahan pengikat untuk membentuk satu struktur komposit.
Berapa contoh matrik diantaranya polikaprolakton, kitosan, pati, polimer, logam,
dan keramik.
Filler adalah bahan pengisi yang digunakan dalam pembuatan komposit,
biasanya berupa serat atau serbuk. Beberapa contoh filler diantaranya serat, pati,
carboxylmetil cellulose (CMC), microcrystalline cellulose (MCC), ultra high
molecular weight polyethylene (UHMPE), spectra dan kevlar. Filler berfungsi
untuk meningkatkan nilai kuat tarik (tensile strength) dan meningkatkan nilai
elastisitas suatu bahan (Harper, 1996).
Penggabungan filler dalam biokomposit sangat beragam diantaranya:
a. Filler yang diatur memanjang (unidirectional composites)
b. Filler yang dipotong - potong kemudian dicampur secara acak (random
fibers)
c. Filler yang dianyam silang lalu dicelupkan dalam penguat (cross-ply
laminae)
2. Plastikizer
Plastikizer adalah pelarut organik dengan titik didih tinggi atau suatu padatan
dengan titik leleh rendah yang ditambahkan ke dalam resin yang keras atau kaku,
sehingga kelenturan, pelunaka dan pemanjangan resin akan bertambah. Dengan
penambahan plastikizer akan mempengaruhi sifat mekanik seperti kekuatan tarik,
elastisitas, sifat listrik dan suhu transisi gelas (Pasaribu, 2009). Suhu transisi gelas
adalah suatu kisaran suhu dimana dibawah suhu tersebut polimer bersifat glassy
11
12
dan diatas suhu tersebut polimer bersifat rubbery. Mali dkk (2004), menyebutkan
bahwa gliserol, polivinil acetate dan sorbitol adalah plastikizer yang dapat
digunakan dalam pembuatan plastik biodegradabel.
3. Hidrokoloid
Hidrokoloid atau hidrofilik koloid dikenal dengan sebutan gum, merupakan
polimer yang berukuran koloid, antara 10 oA sampai 1000 oA yang menunjukan
sifat koloid dalam suspensinya (Fardiaz, 1989). Hidrokoloid pada proses
pembuatan plastik biodegradabel dapat menurunkan kadar air yang terdapat pada
bahan pangan dan memberikan pengaruh pengentalan.
Kemampuan hidrokoloid untuk mengentalkan disebabkan karena struktur
hidrokoloid yang umumnya terdiri dari rantai heksosa maupun pentosa yang
memiliki beberapa sisi yang memungkinkan adanya ikatan hidrogen dengan
molekul air. Berdasarkan penelitian Roiyana (2012) hidrokoloid yang ditambahkan
pada plastik biodegradabel dapat meningkatkan susut bobot dan digunakan sebagai
penghambat proses pematangan buah.
Menurut Glicksman (1986), berdasarkan sumber asalnya, hidrokoloid dapat
dibedakan menjadi hidrokoloid yang berasal dari eksudat, ekstraksi, tepung-
tepungan, fermentasi dan modifikasi kimia. Hidrokoloid eksudat berasal dari cairan
atau getah semak atau pohon. Contohnya adalah gum arab, karaya, gati, dan
tragakan. Hidrokoloid ekstraksi diperoleh dari hasil ekstraksi beberapa jenis bahan,
seperti rumput laut. Contoh dari hidrokoloid jenis ini adalah karagenan, pektin dan
gelatin. Hidrokoloid tepung - tepungan berasal dari pemisahan mekanik hidrokoloid
dari asalnya, contohnya pati. Hidrokoloid juga dapat diperoleh dari hasil fermentasi
bakteri tertentu contohnya gellan. Hidrokoloid hasil modifikasi kimia contohnya
adalah Carboxylmetil cellulose (CMC) yang berasal dari modifikasi selulosa yang
tidak larut air menjadi polimer larut air.
13
Limbah cair tahu adalah hasil sampingan dari proses pembuatan tahu yang
berupa cair disebut whey. Air limbah tahu yang dihasilkan masih banyak
mengandung zat organik, seperti protein, karbohidrat, lemak dan padatan
tersuspensi. Dalam penelitian ini digunakan limbah cair tahu dengan komposisi
sebagai berikut,
Komponen Komposisi
Karena memiliki kadar karbohidrat dari kedelai yang cukup tinggi maka
limbah cair tahu dapat dijadikan bahan baku pembuatan bioplastik sekaligus
sebagai upaya untuk mengurangi pencemaran lingkungan yang diakibatkan dari
pembuangan limbah.
Karbohidrat yang terdapat pada limbah cair tahu ini merupakan golongan
polisakarida dalam bentuk pati, dimana disimpan dalam bentuk karbohidrat
tanaman yang didapat pada biji kedelai. Polisakarida adalah karbohidrat komplek
terdiri atas banyak molekul monosakharida. Monosakarida (C6H12O6) yaitu gula
yang paling sederhana terdiri dari molekul tunggal. Monosakarida yang paling
penting adalah gula yang mempunyai 6-karbon (heksosa) contohnya glukosa,
fruktosa dan galaktosa (Suhardjo dan Kusharto, 2012).
14
Nanas sering disebut bromeliad dengan lebih dari 2400 kerabat yang
memiliki penampilan menarik. Tanaman ini adalah tanaman tropis yang berasal dari
Brazilia, Bolivia, dan Paraguay di Amerika Selatan. Nanas tumbuh ditempat yang
ketinggiannya 100 - 1000 m diatas permungkaan laut dengan temperatur rata - rata
21 - 30 oC. Nanas merupakan tanaman xerofit yang termasuk dalam golongan
Classulacean Acid Metabolism sehingga tanaman ini sangat tahan terhadap kondisi
kekeringan. Klasifikasi dari tanaman nanas adalah sebagai berikut,
15
putih, tidak larut dalam air dingin, larut dalam asam seperti asam sulfat 72%, asam
klorida 44%, serta asam fosfat 85%.
Selulosa adalah polisakarida yang terdiri dari 7000 - 15000 rantai linear
ikatan β (1→4) unit D-glukosa. Hemiselulosa adalah polisakarida yang terdiri dari
500 - 3000 polimer bercabang ikatan β (1→4) unit D-glukosa. Lignin adalah
komplek penyusun utama dari dinding sel tumbuhan yang tersusun dari senyawa
aromatik dan alifatik.
17
2.6 Kitosan
2.7 Gliserol
Sifat Nilai
Berat molekul 92,09382 gr/mol
Viskositas pada temperatur 20 oC 1499 cp
Panas spesifik pada temperatur 20
o 0,5795 kal/g
C
Densitas 1,261 g/cm3
Titik leleh 18 oC
Titik didih 290 oC
(Sumber: Kern, 1996)
Plastisasi akan mempengaruhi sifat fisik dan sifat mekanis bahan polimer
seperti kekuatan tarik, kelenturan, kemuluran, sifat listrik dan suhu transisi gelas
(Tg). Ada beberapa teori plastisasi menurut Hall Star (2009) yaitu,
2.8.1 Pelumasan
Dalam teori ini pemlastis digunakan sebagai pelumas yang yang berfungsi
untuk menurunkan viskositas antara campuran filler, matrik dan zat aditif. Molekul
pemlastis hanya terdispersi antara fasa polimer sehingga hanya menyebabkan
plastisasi parsial.
21
Uji sifat mekanik bioplastik meliputi karakteristik kuat tarik (tensile strength)
(ASTM D 882), karakteristik kemuluran (Elongasi), elastisitas (modulus young)
dan kuat sobek (tear strength) (JIS K 7128).
Kuat Tarik dapat diukur berdasatkan beba maksimum (Fmaks) yang digunakan
untuk memutuskan material dibagi dengan luas penampang awal (Ao) yang
ditunjukkan pada Persamaan 2.1 berikut,
𝐹𝑚𝑎𝑘𝑠
𝜎= (2.2)
𝐴𝑜
Keterangan :
σ = kuat Tarik (kgf/cm2)
Fmaks = beban maksimum (kgf)
Ao = luas penampang awal
Sedangkan elastisitas suatu material (elongasi) dapat dicari dengan
perbandingan antara pertambahan panjang dengan panjang semula seperti
ditunjukkan dalam Persamaan 2.2 berikut,
∆𝑙
𝜀= × 100 % (2.3)
𝑙𝑜
Keterangan :
ε = elastisitas / regangan (%)
∆l = pertambahan panjang (cm)
lo = panjang mula – mula material yang diukur (cm)
Keterangan :
23
E = modulus young
ε = elastisitas / regangan (%)
σ = kuat Tarik (kgf/cm2)
Kuat sobek atau tear strength adalah ukuran seberapa baik suatu material
menahan efek sobek. Kuat sobek dihitung dengan rumus:
berkurang kualitasnya (Lazuardi, 2013). Daya tahan bahan terhadap air dihitung
dengan rumus,
𝑊−𝑊𝑜
𝐻𝑖𝑑𝑟𝑜𝑓𝑜𝑏𝑖𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 % = 100 − × 100 % (2.6)
𝑊𝑜
Keterangan :
Wo = berat sampel kering (gr)
W = berat sampel setelah direndam air (gr)