1 PB PDF
1 PB PDF
Share: Social Work Jurnal VOLUME: 8 NOMOR: 2 HALAMAN: 225 - 234 ISSN: 2528-1577 (e)
Doi: 10.24198/share.v8i2.19416
Oleh
Sandi Gumilar 1; Santoso Tri Raharjo2; Nurliana Cipta Apsari3; Budhi Wibhawa4
ABSTRAK
Gizi buruk anak balita di perkotaan disebabkan oleh faktor ekonomi, faktor pelayanan kesehatan, dan faktor
hereditas. Kesehatan anak yang berusia di bawah lima tahun masih sangat bergantung pada ibu.
Keterlibatan dan peran serta perusahaan melalui kegiatan-kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan
(TJSP) dapat dilakukan melalui program-program yang mendukung kesehatan ibu dan anak. Dengan
menggunakan pendekatan kualitatif, data dikumpulkan dengan menggunakan wawancara mendalam,
observasi dan studi dokumentasi. Informan penelitian adalah program manajer CSR, tokoh masyarakat
serta masyarakat penerima manfaat. Pengolahan data dilakukan melalui proses reduksi data, presentasi
data dan pengambilan keputusan. Hasil penelitian menunjukkan program-program tanggung jawab sosial
perusahaan (CSR) dapat diselaraskan dengan program-program yang telah berjalan selama ini di
masyarakat. PT.Pertamina TBBM Bandung Group merupakan salah satu BUMN yang peduli terhadap
kesehatan ibu dan anak, melalui Program SEHATI (Sehat Ibu dan Anak Tercinta) dan OMABA (Ojek
Makanan Balita), yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kesehatan serta menurunkan Angka Anak Balita
Gizi Buruk, sekaligus meningkatkan kesehatan ibu dan anak di Kota Bandung. Keberhasilan program-
program CSR dalam bidang kesehatan ibu dan anak tidak lepas dari kerjasama antara pihak perusahaan
dengan komite kesehatan di masyarakat. Keterlibatan masyarakat penerima program CSR sangat esensial
untuk menjaga kesinambungan program.
ABSTRACT
Malnutrition during infancy in urban areas are caused by economic, health service, and heredity factors.
The health condition of infant is still very dependent on the mother. The involvement and participation of
companies through corporate social responsibility (CSR) activities can be carried out through programs that
support maternal and child’s health. Descriptive research method with qualitative approach, then data
collection through field observations, in-depth interviews, and documentation studies. Informants consist
of CSR program managers and community leaders, as well as program recipients. Data analysis is carried
out through the process of data reduction, data presentation, and conclusion drawing. Research shows
that CSR programs can be aligned with programs that have been running so far in the community. PT.
Pertamina TBBM Bandung Group is one of company that cares about the health of mothers and children,
through the SEHATI Program (Healthy Mothers and Beloved Children) and OMABA (Ojek Infant Food),
225
ISSN: 2339-0042 (p)
Share: Social Work Jurnal VOLUME: 8 NOMOR: 2 HALAMAN: 225 - 234 ISSN: 2528-1577 (e)
Doi: 10.24198/share.v8i2.19416
which aiming at improving children’s health and reducing the number of children with malnutrition and
improve maternal and children’s health in Bandung City. The success of CSR programs in the field of
maternal and child health cannot be separated from the collaboration between the company and the health
committee in the community. Community involvement in receiving CSR programs is essential to maintaining
the sustainability of the program.
226
ISSN: 2339-0042 (p)
Share: Social Work Jurnal VOLUME: 8 NOMOR: 2 HALAMAN: 225 - 234 ISSN: 2528-1577 (e)
Doi: 10.24198/share.v8i2.19416
sekaligus mengolah bahan baku yang diolah menjadi Corporate Social Responsibility (CSR) atau
makanan untuk PMT (Pemberian Makanan tanggung jawab sosial perusahaan (TJSP) memiliki
Tambahan) oleh ibu-ibu kader PKK. Kegiatan OMABA beragam definisi, namun pada hakekatnya memiliki
merupakan bagian dari Program SEHATI (Sehat Ibu makna yang sama. Beberapa ahli mencoba
dan Anak Tercinta) oleh CSR PT. Pertamina TBBM mendefinisikan CSR atau tanggung jawab sosial
Bandung Group dengan fokus kegiatan pada upaya perusahaan melalui berbagai sudut pandang.
menanggulangi 22 kasus anak balita gizi buruk di Wibisono (2007: 8) mengemukakan bahwa:
Kelurahan Cisaranten Kidul. “Corporate Social Responsobility (CSR) secara
Artikel ini bertujuan untuk menggambarkan etimologis diterjemahkan sebagai tanggung
dan membahas bagaimana keterlibatan pihak jawab sosial perusahaan. Dalam konteks lain,
perusahaan PT Pertamina TBBM Bandung Group Corporate Sosial Responsibility kadang juga
melalui kegiatan tanggungjawab sosial perusahaan disebut tanggung jawab sosial korporasi, atau
(TJSP) atau Corporate Social Responsibility (CSR), tanggung jawab sosial dunia usaha (tansodus )
dalam upaya menanggulangi dan meningkatkan 2007:8).”
kesehatan Ibu dan Anak. Artikel ini mendukung Dalam Undang Undang Nomor 40 Tahun 2007
penelitian sebelumnya yang mengklaim bahwa tentang perseroan teratas Bab V Pasal 74, Corporate
inisiasi kegiatan CSR dapat saja merupakan usulan Social Responsibility (CSR) disebutkan dengan istilah
dari masyarakat, berupa masalah-masalah atau isu “tanggung jawab sosial dan lingkungan“, walaupun
sosial yang sedang dihadapi, seperti masalah gizi tidak dijelaskan secara lebih lanjut pengertian dari
buruk anak; yang kemudian dipadukan dengan tanggung jawab sosial dan lingkungan tersebut.
program yang telah ada di pihak perusahaan (Narsa Dalam penjelasan undang-undang tersebut dalam
& Irwanto, 2014; Marnelly, 2012). ayat (1), bahwa ketentuan tersebut bertujuan untuk
tetap menciptakan hubungan Perseroan yang serasi,
METODE seimbang, dan sesuai dengan lingkungan, nilai,
Tulisan ini berdasarkan pada penelitian norma, dan budaya masyarakat setempat.
empirik yang menggunakan pendekatan kualitatif, Dalam pelaksanaannya Tanggung Jawab Sosial
dengan metode deskriptif untuk menggambarkan dan Lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat
secara sistematis mengenai pelaksanaan Program (1) merupakan kewajiban Perseroan yang
SEHATI sebagai Corporate Social Responsibility dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya
(CSR) yang telah dilakukan oleh PT. Pertamina Perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan
(Persero) TBBM Bandung Group Ujung Berung di memperhatikan kepatutan dan kewajaran. Isu
Kelurahan Cisaranten Kidul Kecamatan Gedebage kepatutan dan kewajaran tersebut tentu
Kota Bandung, melalui Program OMABA (Ojek menimbulkan pemahaman multitafsir, sehingga
Makanan Balita). diperlukan landasan hukum yang lebih tegas dan
Informan dalam penelitian ini terbagi ajeg. Oleh karena itu, diperlukan undang-undang
menjadi 3 (tiga) kelompok yaitu: informan pelaksana CSR yang saat ini sedang dipersiapkan oleh
program, informan penerima program, dan informan pemerintah dan DPR RI untuk menjadi acuan.
yang diasumsikan mengetahui pelaksanaan Tanggungjawab sosial perusahaan
program. Dalam hal ini yang dijadikan informan merupakan bentuk kepedualian perusahaan kepada
adalah sebagai berikut: masyarakat, sebagaimana dikemukakan oleh
1. Pihak Pengelola CSR PT. Pertamina (Persero) Schemerhon,
TBBM Bandung Group Ujung Berung “Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai
2. Wakil dari Instansi Pemerintah Desa Cisantren suatu kepedulian organisasi bisnis untuk
Kidul bertindak dengan cara-cara mereka sendiri
3. Pengelola OMABA (Ojek Makanan Balita) di dalam melayani kepentingan organisasi dan
Kelurahan Cisaranten Kidul Kecamatan kepentingan publik eksternal. (1993:27)”
Gedebage Kota Bandung
Sedangkan Untung (2008: 1) lebih
PEMBAHASAN menekankan CSR pada peningkatan ekonomi yang
A. Corporate Social R esponsibility berkelanjutan sebagai bentuk komitmen perusahaan,
bahwa
227
ISSN: 2339-0042 (p)
Share: Social Work Jurnal VOLUME: 8 NOMOR: 2 HALAMAN: 225 - 234 ISSN: 2528-1577 (e)
Doi: 10.24198/share.v8i2.19416
“…adalah komitmen perusahaan atau dunia bisnis PKBL merupakan Program Pembinaan Usaha
untuk berkontribusi dalam pengembangan Kecil dan pemberdayaan kondisi lingkungan oleh
ekonomi yang berkelanjutan dengan BUMN melalui pemanfaatan dana dari bagian laba
memperhatikan tanggung jawab sosial BUMN. Jumlah penyisihan laba untuk pendanaan
perusahaan dan menitikberatkan pada program maksimal sebesar 2% (dua persen) dari
keseimbangan antara perhatian terhadap aspek laba bersih untuk Program Kemitraan dan maksimal
ekonomis, sosial, dan lingkungan.”. 2% (dua persen) dari laba bersih untuk Program Bina
Lingkungan.
Berdasarkan uraian sebelumnya, maka
Program Kemitraan BUMN dengan Usaha
sesungguhnya keberadaan perusahaan di tengah-
Kecil, yang selanjutnya disebut Program Kemitraan,
tengah masyarakat dapat memberi manfaat manfaat
yaitu program untuk meningkatkan kemampuan
sosial bagi lingkungan sekitar. Sebagaimana
usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri
dikemukakan oleh Imran (2012:129) mengutip
melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN.
Untung (2007) bahwa manfaat CSR bagi perusahaan
Tujuan program Kemitraan adalah untuk
adalah sebagai berikut: 1. Memperhatikan dan
meningkatkan kemampuan para pengusaha kecil
mendongkrak reputasi serta citra merek perusahaan.
agar menjadi tangguh dan mandiri sekaligus
2. Mendapatkan lisensi untuk beroperasi secara total.
pemberdayaan kondisi sosial masyarakat.
3. Mereduksi resiko bisnis perusahaan. 4. Melebarkan
akses sumber daya bagi operasional usaha. 5. Sedangkan Program Bina Lingkungan, yang
Membuka peluang pasar yang lebih luas. 6. selanjutnya disebut Program BL, yaitu program untuk
Mereduksi biaya, misalnya terkait dampak membentuk calon Mitra Binaan baru dan
pembuangan limbah. 7. Memperbaiki hubungan pemberdayaan kondisi sosial masyarakat oleh BUMN
dengan stakeholders. 8. Meningkatkan semangat melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN.
dan produktivitas karyawan. 9. Memperbaiki Program BL ini bersifat bantuan (Korban Bencana
hubungan dengan regulator. 10. Peluang Alam, Bantuan Pendidikan dan/ atau Pelatihan,
mendapatkan penghargaan. Bantuan Peningkatan Kesehatan, Bantuan
Masyarakat sekitar seharusnya menjadi Pengembangan Sarana dan/ atau Prasarana dan
mitra bagi perusahaan untuk saling berbagi dan Bantuan Sarana Ibadah). Program SEHATI (Sehat
menjaga lingkungan sekitar. Perusahaan bukan Ibu dan Anak Tercinta) melalui OMABA (Ojek
sebagai entitas bisnis (mencari keuntungan semata), Makanan Balita) merupakan bagian dari program
tetapi menjadi entitas sosial yang memberi manfaat Bina Lingkungan, dengan fokus kegiatan pada
nyata bagi masyarakat terdekat. Khususnya CSR bantuan peningkatan kesehatan.
yang dapat mengatasi masalah sosial yang dihadapi
oleh masyarakat. Seperti halnya kegiatan-kegiatan
B. Dukungan Kesehatan bagi Ibu dan Anak
yang mendukung kesehatan ibu dan anak di
Sebagaimana dimaklumi bahwa kesehatan
masyarakat sekitar.
dipengaruhi oleh faktor perilaku, lingkungan,
PT. Pertamina (persero) TBBM Bandung pelayanan kesehatan, dan hereditas (gizi). Faktor
Group merupakan bagian dari PT. Pertamina yaitu perilaku merupakan faktor terbesar kedua yang
Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Bagi BUMN maka mempengaruhi kesehatan setelah faktor lingkungan
konsep CSR yang digunakan adalah PKBL yaitu (Blum, 1974 dalam Notoatmodjo, 2005: 15). Oleh
Program Kemitraan dan Bina Lingkungan. PKBL karena itu, intervensi pada faktor perilaku ini sangat
dilaksanakan dengan dasar UU No.19 tahun 2003 ttg strategis dalam upaya peningkatan kesehatan
BUMN serta Peraturan Menteri BUMN No. Per- masyarakat. Upaya yang dapat memberikan
05/MBU/2007 yang menyatakan maksud dan tujuan pengaruh positif terhadap faktor perilaku secara
pendirian BUMN tidak hanya mengejar keuntungan tepat adalah pendidikan atau promosi kesehatan.
melainkan turut aktif memberikan bimbingan dan Promosi kesehatan ini merupakan upaya
bantuan kepada pengusaha golongan ekonomi yang dilakukan agar masyarakat mengadopsi atau
lemah, koperasi dan masyarakat. 1 berperilaku kesehatan. Upaya tersebut dilakukan
melalui persuasi, bujukan, imbauan, ajakan,
1
http://www.bumn.go.id/perhutani/halaman/162
228
ISSN: 2339-0042 (p)
Share: Social Work Jurnal VOLUME: 8 NOMOR: 2 HALAMAN: 225 - 234 ISSN: 2528-1577 (e)
Doi: 10.24198/share.v8i2.19416
pemberian informasi, pemberian kesadaran, dan pemerintah, yaitu suatu program yang meliputi
sebagainya (Notoatmodjo, 2005: 16). Dalam hal ini, pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin,
promosi kesehatan merupakan upaya yang dilakukan ibu nifas, ibu dan komplikasi kebidanan, keluarga
agar masyarakat mengadopsi perilaku yang kondusif berencana, bayi baru lahir, baya baru lahir dengan
di bidang kesehatan. Promosi kesehatan menurut komlikasi, bayi dan balita, remaja, serta lansia
rumusan WHO (dalam Notoatmodjo, 2005: 23), (Kementrian Kesehatan RI, 2010).
adalah: Berdasarkan Undang-Undang Nomor 35 Tahun
“Health promotion is the procces of enabling 2014 Tentang Perubahan atas UU Nomor 23 tentang
people to increase control over, and improve Perlindungan Anak, bahwa perlindungan anak
their health. To reach a state of complete berasaskan Pancasila dan berlandaskan Undang-
physical, mental, and social, well being, an Undang Dasar 1945 serta prinsip-prinsip dasar
individual or group must be able to identify konvensi Hak-Hak Anak meliputi:
and realize aspirations, to satisfy needs, and 1. Non-diskriminasi;
to change or cope with the environment” 2. Kepentingan yang terbaik bagi anak;
3. Hak untuk hidup, kelangsungan hidup, dan
Berdasarkan pada batasan tersebut, proses perkembangan; dan
peningkatan kesehatan sangat terkait dengan
4. Penghargaan terhadap pendapat anak.
peningkatan kapasitas masyarakat dalam
memelihara dan meningkatkan kesehatannya.
Anak adalah seseorang yang belum berusia 18
Sehingga diharapkan peningkatan kapasistas
(delapan belas) tahun, termasuk yang masih dalam
tersebut dapat meningkatkan derajat kesehatan
kandungan ibunya. Dalam UU tersebut dijelaskan
yang sempurna, baik fisik, mental, dan sosial. Oleh
bahwa perlindungan anak adalah segala kegiatan
karena itu, masyarakat harus dibantu dan didampingi
untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-
dalam mengidentifikasi dan mewujudkan
haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang dan
aspirasinya, kebutuhannya, dan mampu mengubah
berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat
atau mengatasi lingkungannya secara mandiri.
dan martabat kemanusiaan, serta mendapat
Australian Health Foundation (dalam
perlindungan dari kekerasaan dan diskriminasi.
Notoatmodjo, 2005: 23) menyatakan bahawa
Sedangkan Hak Anak adalah bagian dari hak asasi
“programs are designed to bring about change within
manusia yang wajib dijamin, dilindungi dan dipenuhi
people, organization, communities, and their
oleh orang tua, keluarga masyarakat, pemerintah,
environment”. Dengan demikian, program
dan negara. Apsari (2015) menyebutkan bahwa
peningkatan kesehatan diharapkan dapat membawa
orang tua lah yang paling utama memenuhi hak
perubahan ke arah yang lebih baik, bagi masyarakat,
anak, sehingga, orang tua harus dipastikan juga
organisasi, maupun lingkungan. Upaya-upaya
terpenuhi hak-haknya. Agar anak mendapatkan gizi
peningkatan dan pemeliharaan kesehatan, promosi
yang sesuai untuk tumbuh kembangnya, orang tua
kesehatan tidak hanya menunjuk pada peningkatan
harus dipastikan memiliki akses terhadap gizi yang
pengetahuan, sikap, dan tindakan kesehatan, namun
seimbang sesuai dengan pertumbuhan dan
juga pada peningkatan kondisi lingkungan yang lebih
perkembangan anak.
baik, yaitu fisik maupun non fisik. Saputra & Nurrizka
Berdasarkan UU Perlindungan Anak (Undang-
(2012) menyebutkan bahwa gizi buruk merupakan
Undang Nomor 35 Tahun 2014), setiap anak
sebuah persoalan klasik bersumber dari persoalan
mempunyai hak:
kemiskinan, rendahnya pendidikan masyarakat dan
1. Dapat hidup, tumbuh, berkembang dan
kurang keterampilan dalam menjalani kehidupan (life
berpartisipasi secara wajar, sesuai dengan
skill).
harkat dan martabat kemanusiaan, serta
Persoalan gizi buruk pada anak merupakan
mendapat perlindungan dari kekerasan dan
persoalan yang perlu segera diatasi sebab kesehatan
diskriminasi.
ibu dan anak merupakan salah satu faktor penting
untuk kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu 2. Identitas diri sejak kelahirannya.
pemerintah memberikan perhatian penting terhadap 3. Untuk beribadah menurut agamanya, berpikir
isu ini. Program Kesehatan Ibu dan Anak merupakan dan berekspresi sesuai tingkat kecerdasan dan
salah satu program yang digalakkan oleh usianya dalam bimbingan orang tua
229
ISSN: 2339-0042 (p)
Share: Social Work Jurnal VOLUME: 8 NOMOR: 2 HALAMAN: 225 - 234 ISSN: 2528-1577 (e)
Doi: 10.24198/share.v8i2.19416
230
ISSN: 2339-0042 (p)
Share: Social Work Jurnal VOLUME: 8 NOMOR: 2 HALAMAN: 225 - 234 ISSN: 2528-1577 (e)
Doi: 10.24198/share.v8i2.19416
(Output, dan Outcome) dalam satu periode pengetahuan, pemahaman, kemampuan, dan
program. Kegiatan evaluasi ini direncanakan kemampuan ibu ibu PKK di bidang kesehatan,
pada akhir tahun oleh CSR/CDO TBBM khususnya kesehatan ibu dan anak. Sekaligus
Bandung Group Ujung Berung mampu mengatasi 22 kasus anak balita gizi buruk
c. End Line Survei menjadi lebih baik dan sehat. Artinya program
End Line Survei ini dilakukan diakhir / SEHATI juga telah memperbaiki perilaku sehat ibu-
perTahun program dengan tujuan untuk ibu dan anak melalui OMABA (Ojek Makanan Balita).
melihat sejauhmana keberhsilan maupun Kondisi kesehatan lingkungan di masyarakat juga
kekurangan program di wilayah sasaran untuk meningkat setelah melalui program di bidang
kemudian diambil praktik terbaiknya dari hasil kesehatan, peningkatan kondisi lingkungan
yang diperoleh masyarakat, peningkatan pelayanan kesehatan dan
d. Exit Strategi peningkatan asupan gizi anak balita yang terkena gizi
Exit Strategi merupakan kegiatan berbentuk buruk sebagai bagian dari Program Pertamina
workshop yang bertujuan untuk memaparkan SEHATI oleh Corporate Social Responsibility PT.
hasil dari pada end line survei dan Pertamina TBBM Bandung Group.
mengumpulkan beberapa rekomendasi terkait
dengan intervensi program di wilayah sasaran. 2) Outcome Program SEHATI dan OMABA
Tujuannya adalah agar kegiatan di masyarakat Outcome program Pertamina SEHATI (Sehat Ibu dan
tetap dapat berjalan walaupun program sudah Anak Tercinta) oleh Corporate Social Responsibility
terhenti. Kegiatan ini dilakukan satu hari PT. Pertamina TBBM Bandung Group hasilnya sesuai
dengan menghadirkan peserta dari beberapa dengan rencana. Sebagaimana dikatakan oleh
elemen, yaitu Stakeholder wilayah, kader, Mahmudi (2005:92) bahwa efektifitas berfokus pada
tokoh agama, tokoh masyarakat, perwakilan outcome (hasil), atau kegiatan yang dinilai efektif
puskesmas, bidan desa, dan karang taruna apabila output yang dihasilkan dapat memenuhi
setempat. tujuan yang diharapkan. Walaupun pada aspek input
dan proses menurut Mahmudi tidak dicantumkan,
1) Output SEHATI & OMABA dengan alasan karena Program SEHATI telah
Sebagaimana yang telah dikemukakan sebelumnya, berhenti oleh CSR PT. Pertamina TBBM Bandung
dalam Laporan Dokumen CSR PT. Pertamina TBBM Group di tahun 2018, sehingga input dan prosesnya
Bandung Group, bahwa output kegiatan telah tidak dapat dilihat, karena telah dilakukan
tercapai keseluruhannya. Mahmudi (2005:92), sebelumnya. Program Pertamina SEHATI (Sehat Ibu
menyatakan, bahwa efektivitas mempunyai dan Anak Tercinta) dan OMABA (Ojek Makanan
hubungan timbal balik antara output dengan tujuan. Balita), telah menunjukkan peningkatan pelayanan
Semakin besar kontribusi output, maka semakin kesehatan bagi 22 kasus anak balita yang terkena
efektif suatu kegiatan. Selain itu, Program Corporate gizi buruk. Menurut Notoatmodjo (2007: 8), upaya
Social Responsibility PT. Pertamina TBBM Bandung mewujudkan kesehatan dapat dilihat dari dua aspek,
Group telah menghasilkan output yang telah tercapai yakni pemeliharaan kesehatan dan peningkatan
secara menyeluruh (Holistik). Program Corporate kesehatan. Pemeliharaan kesehatan mencakup
Social Responsibility PT. Pertamina TBBM Bandung aspek kuratif (pengobatan penyakit) dan aspek
Group berpartisipasi aktif untuk menanggulangi rehabilitative (pemulihan kesehatan setelah sembuh
Kesehatan Masyarakat untuk menjadi lebih baik atas dari sakit). Sementara itu, peningkatan kesehatan
Program Pertamina SEHATI dan OMABA yang mencakup aspek preventif (pencegahan penyakit)
bertujuan meningkatkan kualitas kesehatan dan aspek promotif (peningkatan kesehatan). 22
masyarakat melalui perbaikan asupan pada anak anak balita gizi buruk telah teratasi melalui CSR PT.
balita gizi buruk. Output tercapai, sesuai dengan Pertamina TBBM Bandung Group yang dibantu oleh
tujuan yang telah dilaksanakan oleh CSR PT. Komite Kesehatan melalui Program SEHATI (Sehat
Pertamina TBBM Bandung Group dengan Komite Ibu dan Anak Tercinta) dan OMABA (Ojek Makanan
Kesehatan. Balita) yang berjalan dari 2013 sampai dengan 2017.
Program Pertamina SEHATI (Sehat Ibu dan Namun, setelah anak balita gizi buruk sudah
Anak Tercinta) oleh CSR PT. Pertamina TBBM bisa teratasi di Kelurahan Cisaranten Kidul, CSR PT.
Bandung Group juga teah meningkatkan Pertamina TBBM Bandung Group masih membantu
231
ISSN: 2339-0042 (p)
Share: Social Work Jurnal VOLUME: 8 NOMOR: 2 HALAMAN: 225 - 234 ISSN: 2528-1577 (e)
Doi: 10.24198/share.v8i2.19416
232
ISSN: 2339-0042 (p)
Share: Social Work Jurnal VOLUME: 8 NOMOR: 2 HALAMAN: 225 - 234 ISSN: 2528-1577 (e)
Doi: 10.24198/share.v8i2.19416
masalah 22 kasus anak balita gizi buruk dengan baik Badudu J.S., Sutan & Zein, M. (2001). Kamus Umum
atau tidak dapat dilihat dari implementasi program Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar
tersebut di masyarakat. Harapam.
Creswel, J.W. (2010). Research Design : Penelitian
PENUTUP
Kualitatif edisi ke tiga. Yogyakarta: Pustaka
Program CSR yang baik adalah yang seiring
Pelajar.
dan sejalan dengan kebutuhan dan permasalahan
sosial yang dihadapi oleh masyarakat; serta Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1996).
program-program atau kegiatan yang telah berjalan Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
di masyarakat. Keselarasan kegiatan dibangun Pustaka.
melalui komunikasi dan interaksi antara pihak
Effendy, O.U. (2002). Hubungan Masyarakat.
perusahaan dengan masyarakat, sehingga
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
terbangunnya pemahaman bersama diantara kedua
pihak, serta pemangku kepentingan lainnya; yang Hurairah, A. (2008). Pengorganisasian dan
dapat memperlancar kegiatan CSR berikutnya. Pengembangan Masyarakat. Bandung:
Anak bergizi buruk masih ditemukan Kota Humaniora.
Bandung, khususnya di Kecamatan Gedebage
Imran, M. (2012). Peran Public Relations Pada
Kelurahan Cisaranten Kidul. Pemeriksaan rutin yang
Program CSR Dalam Rangka Meningkatkan
dilakukan oleh Posyandu setempat mampu
Citra Positif Perusahaan. Jurnal LPPM:
mengidentifikasi masalah kesehatan anak dan ibu di
Paradigma, 9(01), hal. 127-139.
wilayah tersebut. Penanganan anak gizi buruk dan
kesehatan ibu perlu melibatkan berbagai pihak Irianta, Yosal. (2004). Community Relations.
(stakeholder) baik masyarakat, pemerintah, dan Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
swasta (perusahaan). Inisiasi kegiatan penanganan
Irwanto, E. H., Hadisoepadma, A., Priyani, M. R., &
anak bergizi buruk dapat dimulai oleh masyarakat,
Wismanto, Y. B. (1989). Psikologi umum. PT.
melalui ibu-ibu PKK (pengelola Posyandu).
Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.
Tanggung jawab sosial perusahaan PT.
Pertamina TBBM Bandung Group melalui Program Hendrik, B. U. (2008). Corporate Social
SEHATI (Sehat Ibu dan Anak Tercinta), peningkatan Responsibility. Sinar Grafika: Jakarta.
pengetahuan dan keterampilan Ibu-ibu PKK, serta
Jefkin, Franks. (1992). Public Relations edisi
peningkatan pelayanan kesehatan melalui kegiatan
keempat, Alih Bahasa: Haris Munandar,
dapur OMABA (Ojek Makanan Balita) di Kelurahan
Jakarta: Erlangga.
Cisaranten Kidul, Kecamatan Gedebage, Kota
Bandung), telah mampu menurunkan 22 kasus anak Kottler, P. & Nancy, L. (2005). Corporate Social
balita gizi buruk. Ibu-ibu PKK mampu meneruskan Responsibility Doing the Most Good for Your
program CSR bidang kesehatan ibu dan anak melalui Company and Your Cause. New Jersey: John
pembentukkan komite kesehatan, sejak tahun 2017. Wiley & Sons Inc.
Kriyantono, Rachmat. (2008). Public Relations
-----------------------
Writing. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Daftar Pustaka:
Mahmudi. (2005). Manajemen Kinerja Sektor Publik,
Akadun. (2007). Administrasi Perusahaan Negara. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Bandung: Alfabeta.
Marnelly, T.R. (2012). CORPORATE SOCIAL
Apsari, N.C. (2015). Hak Anak: Perspektif Pekerjaan RESPONSIBILITY (CSR): Tinjauan Teori dan
Sosial. Bandung: Unpad Press. Praktek di Indonesia. JURNAL APLIKASI
BISNIS Vol. 2 No. 2, April 2012, hal. 49-59.
Asrori, Mohammad. (2009). Psikologi Pembelajaran.
Bandung: CV Wacana Prima. Miles, M.B. & Huberman, M.A. (1994). Qualitative
Dara Analisys: an Expanded Source.
California: SAGE Publications Inc.
233
ISSN: 2339-0042 (p)
Share: Social Work Jurnal VOLUME: 8 NOMOR: 2 HALAMAN: 225 - 234 ISSN: 2528-1577 (e)
Doi: 10.24198/share.v8i2.19416
Toha, M. (2003). Perilaku Organisasi Konsep Dasar Saputra, W. & Nurrizka, R.H. (2012). Faktor
dan Aplikasinya. Jakarta: Grafindo Persada. Demografi dan Risiko Gizi Buruk dan Gizi
Kurang. Makara, Kesehatan Vol.16 No. 2, hal.
Moleong, L.J. (2007). Metodologi Penelitian
95-101.
Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sarlito, S.W. (1976). Pengantar Umum Psikologi.
Narsa, I.M. & Irwanto, A. (2014). Implementasi
Jakarta: P T. Bulan Bintang
Tanggung Jawab Sosial PT. Petrokimia Gresik
Pada Masyarakat Lokal: Apa Kata Mereka?. Siporin, M. (1975). Introduction to Social Work
Jurnal Akuntansi Multiparadigma (JAMAL) Vol. Practice. Michigan University: Macmillan
5 No. 3 Hal. 345-510 Malang, Desember 2014.
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang
Nazir. (1999). Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta
Ghalia Indonesia.
Soemirat, S. & Ardianti, E. (2003). Dasar-dasar Public
Notoatmodjo, S. (2007). Promosi Kesehatan dan Relations. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.
Suharto, E. (2006). Membangun Masyarakat,
Rahmat, Jallaludin. (1990). Psikologi Komunikasi. Memberdayakan Rakyat: Kajian Strategis
Bandung: Remaja Karya. Pembangunan Kesejahteraan Sosial Dan
Pekerjaan Sosial. Bandung: Refika Aditama.
Rahmatullah & Kurniati, T. (2011). Panduan Praktis
Pengelolaan CSR (Corporate Social Untung, H.B. (2008). Corporate Social Responsibility.
Responsibility). Yogyakarta: Samudra Biru. Jakarta: Grafika Offset.
Robbins, S.P. (1996). Perilaku Organisasi: Konsep, Walgito, Bimo. (1989). Pengantar Psikologi Umum.
Kontroversi, Aplikasi, edisi Bahasa Indonesia. Surabaya: Bina Ilmu.
Jakarta: PT. Prenhalindo.
--------------. (2002). Pengantar Psikologi Umum Edisi
Raharjo, ST. (2015). CSR, Relasi Dinamis Industri 2. Yogyakarta: Adi
dengan Masyarakat. Bandung: Unpad Press.
Wibisono, Y. (2007). Membedah Konsep dan Aplikasi
Rahmat, J. (1990). Psikologi Komunikasi. Bandung: CSR. Gresik: Fascho Publishing.
Remaja Karya.
http://www.bumn.go.id/perhutani/halaman/162
Rudito, B., Budimanta, A. & Prasetijo, A. (2004).
Corporate Social Responsibility: Jawaban Bagi
Modal Pembangunan Indonesia Masa Kini.
Jakarta: ICSD
234