Anda di halaman 1dari 30

KELOMPOK KERJA SANITASI

KABUPATEN BERAU

BAB II
GAMBARAN UMUM KABUPATEN

2.1. Rona Kabupaten Berau

2.1.1. Letak Geografis

Kabupaten Berau merupakan bagian dari propinsi Kalimantan Timur yang terletak dibagian utara
dengan ibukotanya adalah Tanjung Redebyang memiliki luas wilayah34.127 Km2 yang terdiri dari
daratan dan lautan. Letak daerah ini berada tidak jauh dari garis khatulistiwa dengan posisi berada
antara 116° sampai dengan 119° Bujur Timur dan 1° sampai dengan 2°33' Lintang Utara. Kabupaten
Berau berbatasan langsung dengan :

Sebelah Utara : Kabupaten Bulungan

Sebelah Timur : Laut Sulawesi

Sebelah Selatan : Kabupaten Kutim

Sebelah Barat : Kabupaten Malinau, Kukar, Kubar

Kabupaten Berau terdiri dari 13 kecamatan dan 97 kampung,10 kelurahan serta 2 UPT, yang
mana jarak antar ibukota kecamatan cukup jauh, kecuali untuk 3 (tiga) kecamatan terdekat dengan
ibukota kabupaten termasuk dalam wilayah kecamatan perkotaan, yaitu Kec. Teluk Bayur, Sambaliung
dan Gunung Tabur. Sedangkan 9 (sembilan) kecamatan lainnya adalah termasuk kecamatan wilayah
pedesaan.

Buku Putih Kabupaten Berau II - 1


KELOMPOK KERJA SANITASI
KABUPATEN BERAU

Tabel 2.1. Luas Wilayah dan Jarak dari Ibukota Kabupaten


ke Ibukota Kecamatan

Transportasi yang
Kecamatan Luas Wilayah(Km2) Jarak(Km)
digunakan
Kelay 6.134,60 125 Darat
Talisayan 1.798,00 150 Darat
Tabalar 2.373,45 91 Darat
Biduk-Biduk 3.002,99 254 Darat
Pulau Derawan 3.858,96 112 Darat
Maratua 4.118,80 65 Air
Sambaliung 2.403,86 2 Darat
Tanjung Redeb 23,76 0 Darat
Gunung Tabur 1.987,02 11,6 Darat
Segah 5.166,40 86 Darat
Teluk Bayur 175,70 10 Darat
Biatan 1.432,04 120 Darat
Batu Putih 1.651,42 200 Darat
Sumber : Berau Dalam Angka (2010)

Buku Putih Kabupaten Berau II - 2


KELOMPOK KERJA SANITASI
KABUPATEN BERAU

2.1.2. Topografi
Keadaan topografi Kabupaten Berau bervariasi berdasarkan bentuk relief, kemiringan lereng
dan ketinggian dari permukaan laut. Wilayah daratan tidak terlepas dari gugusan bukit dan perbukitan
yang terhampar di seluruh wilayah kecamatan. Berbagai tipe hutan utama yang biasanya terdapat di
Pulau Kalimantan, terdapat di Kabupaten Berau. Hutan bakau, hutan rawa dan rawa gambut dijumpai di
sepanjang pesisir dan muara sungai Berau. Hutan dipterokarpa dataran rendah tersebar dan bercampur
dengan hutan kerangas dan hutan kapur dataran rendah. Di atas ketinggian 1000 m dpl (diatas
permukaan laut) hutan dipterokarpa digantikan oleh hutan pegunungan rendah dan pada puncak
tertinggi gunung Mantan (2457 m dpl) terdapat hutan yang selalu diliputi awan.

2.1.3. Hidrologi
Kabupaten Berau dialiri oleh 21 sungai besar dan kecil. Sungai Kelay merupakan sungai
terpanjang di Kabupaten Berau. Mengalir dari pegunungan sekitar Gunung Mantan, sepanjang 254
kilometer sampai pada pertemuan dengan Sungai Segah membentuk Sungai Berau di Tanjung Redeb.

Buku Putih Kabupaten Berau II - 3


KELOMPOK KERJA SANITASI
KABUPATEN BERAU

Sungai Segah sendiri panjangnya sekitar 152 kilometer. Hulu sungai berada di sekitar Gunung Kundas.

Tabel 2.2. Nama dan Panjang Sungai Menurut Kecamatan

Sumber : Berau Dalam Angka (2010)

2.1.3. Iklim dan Curah Hujan


Letak geografis Kabupaten Berau yang dekat dengan Garis Khatulistiwa menjadikan daerah ini

Buku Putih Kabupaten Berau II - 4


KELOMPOK KERJA SANITASI
KABUPATEN BERAU

memiliki iklim tropis, yang akan memiliki curah hujan tinggi dengan hari hujan merata sepanjang tahun.
Intensitas penyinaran matahari yang tinggi menjadikan suhu udara relatif tinggi sepanjang tahun dengan
kelembaban udara yang tinggi pula.

Sebagai daerah dengan iklim tropis Kabupaten Berau memiliki dua musim yaitu musim
penghujan dan musim kemarau. Kedua musim tersebut diselingi dengan masa peralihan yang umumnya
disebut masa pancaroba. Pada musim peralihan tersebut curah hujan masih relatif banyak. Namun
demikian kondisi alam Kabupaten Berau yang masih dikelilingi oleh hutan tropis yang masih lebat
menjadikan daerah ini menunjukkan sifat sebagai daerah hutan hujan tropis dengan curah hujan yang
relatif merata sepanjang tahun.

Hari hujan hampir sama setiap bulannya. Curah hujan cenderung tinggi sepanjang tahun,
berkisar antara 99,5 – 576,0 mm3 perbulan. Curah hujan terendah terjadi pada bulan Agustus yaitu
sebesar 99,5 mm3 perbulan. Pada bulan ini merupakan pertengahan musim kemarau yang sangat terik.
Curah hujan terus meningkat pada bulan-bulan berikutnya. Curah hujan terbesar terjadi pada bulan
Februari sebesar 579,0 mm3. Bulan tersebut merupakan akhir dari musim penghujan dan awal masa
pancaroba.

Grafik 1 Curah Hujan Dirinci Perbulan

Sumber : Berau Dalam Angka (2010)

Sedangkan Temperatur udara sepanjang tahun relatif konstan. Suhu rata-rata berkisar antara
24 sampai dengan 27 derajat celcius serta merata sepanjang tahun. Sedangkan pada suhu tertinggi

Buku Putih Kabupaten Berau II - 5


KELOMPOK KERJA SANITASI
KABUPATEN BERAU

berada berkisar antara 31 0C sampai dengan 33 0C setiap bulannya. Suhu udara terendah berkisar
antara 22,9 sampai dengan 23,6 derajat celsius. Temperatur udara tertinggi terjadi pada bulan Mei dan

April yaitu sebesar 33,1 0C dan 32,7 0C yang merupakan puncak musim kemarau. Sedangkan suhu

terendah terjadi pada bulan Agustus sebesar 22,5 0C.

Grafik 2 Suhu Tertinggi dan Terendah Perbulan

Sumber : Berau Dalam Angka (2010)

Kelembaban udara di Kabupaten Berau selama tahun 2010 berkisar antara 50 - 100%
perbulannya. Kelembaban udara terendah terjadi pada bulan Mei sebesar 63 %. Sedangkan tingkat
kelembaban tertinggi terjadi pada bulan Februari, Maret, April dan Agustus yaitu sebesar 99 %.

Grafik 3 
Kelem baban Udara Tertinggidan Terendah Perbulan

Sumber : Berau Dalam Angka (2010)

Buku Putih Kabupaten Berau II - 6


KELOMPOK KERJA SANITASI
KABUPATEN BERAU

2.1.4. Geologi

Kondisi geologi Kota Tanjung Redeb 1 didominasi oleh batuan sedimen liat berlempung. Di
samping itu terdapat pula batuan endapan. Berdasarkan Data Pokok Pembangunan Kabupaten Berau,
struktur geologi wilayah ini secara umum terdiri dari:

- Alluvium yang terbentuk pada zaman kuarter (Pliocene), yang terdiri dari pasir, lumpur, kerikil dan
kerakal;

- Formasi Salju Tarakan Bunyu Beda, yang terbentuk juga pada zaman Pliocene;

- Ancau Mandul Beds dan Dumaring Beds, terbentuk pada zaman Pliocene;

- Formasi Sterile dan Meliat Beds, terbentuk pada zaman Miocene;

- Melesai Nainputu Globigerina Maris, yang juga terbentuk pada zaman Miocene;

- Formasi Paleogon, yang terbentuk pada zaman Eocene dan Oligocene, terdiri dari batu pasir
berkonglomerat basalt, batu pasir berliat, napal berliat dan batu gamping;

- Formasi Pretertiary, yang merupakan formasi terluas dalam wilayah Kabupaten Berau dan formasi
Ancam Mandul Beda.

Struktur batuan geologi yang ada di wilayah perkotaan Tanjung Redeb terbentuk pada jaman Pre
Tersier hingga jalan Kwarter, yang terdiri dari jenis batuan Alluvium di Kecamatan Sambaliung dan
Kecamatan Gunung Tabur; formasi Sajau Rarakan Bunyu Beds di Kecamatan Gunung Tabur; Ancau
Mandul Beds dan Dumaring Beds di Kecamatan Sambaliung, Kecamatan Tanjung Redeb dan
Kecamatan Gunung Tabur; Mesalai Naintupu Globigerina Marls berada di Kecamatan Sambaliung,
Kecamatan Tanjung Redeb dan Kecamatan Gunung Tabur; Formasi Palageon ada di Kecamatan
Gunung Tabur dan Kecamatan Sambaliung; serta Formasi Pre Tertiary yang berada di Kecamatan
Sambaliung dan Kecamatan Gunung Tabur.

1
RUTRK Tanjung Redeb, tahun 2008, Laporan Akhir

Buku Putih Kabupaten Berau II - 7


KELOMPOK KERJA SANITASI
KABUPATEN BERAU

2.1. Kependudukan
2.2.1. Jumlah Penduduk

Hasil Sensus Penduduk tahun 2010 khususnya di Kabupaten Berau menunjukkan


perkembengan yang sangat signifikan dibanding tahun sebelumnya yaitu ditahun 2009 jumlah penduduk
sebesar 174.661 jiwa, sedangkan pada tahun 2010 sebesar 179.079 jiwa sehingga mengalami
perkembangan sebesar 2,47 persen. Perkembangan terbesar dengan adanya migrasi dari daerah lain
dikarenakan bertambahnya perusahaan yang mengelola sumber daya alam di Kabupaten Berau,
sehingga menjadi daya tarik pencari kerja dan diikuti
dengan kelahiran yang merupakan bagian dari
mutasipenduduk.

Grafik 4 Penduduk Kabupaten Berau Menurut Per Kecamatan

Sumber : Berau Dalam Angka (2010)

2.2.2. Kepadatan dan Laju Pertumbuhan Penduduk

Tingkat kepadatan penduduk antar kecamatan di Kabupaten Berau sangat timpang. Hal ini

Buku Putih Kabupaten Berau II - 8


KELOMPOK KERJA SANITASI
KABUPATEN BERAU

kerena tidak meratanya persebaran penduduk. Daerah pedalaman yang memiliki luas wilayah yang
besar hanya dihuni oleh sedikit penduduk. Kecamatan Kelay memiliki tingkat kepadatan 0,73 jiwa/Km2
dan Kecamatan Maratua sebesar 0,75 jiwa/Km2. Sedangkan kepadatan tertinggi berada di Kecamatan
Tanjung Redeb sebanyak 2.639,94 jiwa/ Km2. Hal ini karena Kecamatan Tanjung Redeb merupakan ibu
kota Kabupaten Berau dimana sarana dan prasarana kehidupan cenderung lebih lengkap. Kecamatan
lain yang memiliki kepadatan yang cukup tinggi adalah Kecamatan Teluk Bayur sebanyak 117,22
jiwa/Km2.

Grafik 5 Kepadatan Penduduk Per Km2 dan Kepadatan Per Rumah Tangga

Sumber : Berau Dalam Angka (2010)

Laju pertumbuhan penduduk pada tahun 2010 sebesar 2,47 % menurun dari 3,51 % pada tahun
2009. Penurunan pertumbuhan ini merupakan pertumbuhan total yang meliputi pertumbuhan alami
karena kelahiran dan kematian serta migrasi netto yang diperoleh dari pengurangan migrasi keluar
dengan migrasi masuk ke Kabupaten Berau selama kurun waktu satu tahun.

Grafik 6 Pola Pertumbuhan Penduduk Antar Tahun 2000 – 2010

Buku Putih Kabupaten Berau II - 9


KELOMPOK KERJA SANITASI
KABUPATEN BERAU

Sumber : Berau Dalam Angka (2010)

Dalam ilmu sosial Penduduk terbagi menjadi dua bagian besar kelompok umur yaitu kelompok
umur ( 0 – 9 ) disebut kelompok bukan usia kerja dan kelompok umur ( 10 – 64+) disebut usia kerja.
Usia Kerja terbagi dua yaitu Angkatan Kerja dan Bukan Angkatan Kerja. Angkatan Kerja terbagi lagi
menjadi dua yaitu Bekerja dan Mencari Kerja sedangkan Bukan Angkatan Kerja dibagi menjadi tiga yaitu
Sekolah, Mengurus Rumah Tangga dan lainnya.

Rasio penduduk jenis kelamin laki-laki sebesar 54,2% sedangkan untuk jenis kelamin
perempuan sebesar 45,8%, dengan sebagian besar diantaranya termasuk angkatan kerja.

Pada grafik di bawah dapat dilihat bahwa pada penduduk 10 tahun keatas, proporsi penduduk
laki-laki lebih banyak bekerja. Sedangkan persentase penduduk perempuan lebih banyak yang
mengurus rumah tangga.

Grafik 11
 Persentase Penduduk 10 Tahun Keatas M enurutJenis Kegiatan dan Jenis Kelam in

Buku Putih Kabupaten Berau II - 10


KELOMPOK KERJA SANITASI
KABUPATEN BERAU

Sumber : Berau Dalam Angka (2010)

Tabel 2.3. Penduduk Menurut Jenis Kelamin Dan Rasio Jenis Kelamin 
2010

Buku Putih Kabupaten Berau II - 11


KELOMPOK KERJA SANITASI
KABUPATEN BERAU

Sumber : Berau Dalam Angka (2010)

Tabel 2.4. 
M utasiPenduduk PerKecam atan 2010

Sumber : Berau Dalam Angka (2010)

Buku Putih Kabupaten Berau II - 12


KELOMPOK KERJA SANITASI
KABUPATEN BERAU

Tabel 2.5. 
Penduduk M enurutKelom pok Um urdan Jenis Kelam in PerKecam atan 
2010

Buku Putih Kabupaten Berau II - 13


KELOMPOK KERJA SANITASI
KABUPATEN BERAU

Buku Putih Kabupaten Berau II - 14


KELOMPOK KERJA SANITASI
KABUPATEN BERAU

Sumber : Berau Dalam Angka (2010)

2.3. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 2

Hasil perhitungan nilai IPM Kabupaten Berau tahun 2010 meningkat dibandingkan tahun
sebelumnya. IPM Kabupaten Berau tahun 2010 sebesar 73,84 sedangkan tahun 2009 sebesar 73,22.
Kenaikan angka IPM ini disebabkan oleh peningkatan pada komponen dari indeks selama dua tahun
terakhir.

Angka harapan hidup menunjukkan kualitas kesehatan masyarakat yaitu mencerminkan


“lamanya hidup” sekaligus “hidup sehat” suatu masyarakat. Tingkat pendidikan menggambarkan tingkat
pengetahuan dan keterampilan penduduk yang diwakili oleh tingkat literasi dan rata-rata lama sekolah.
Tingkat literasi (melek huruf) adalah persentase penduduk usia 15 tahun keatas yang bisa membaca
dan menulis dalam huruf latin atau lainnya terhadap jumlah penduduk usia 15 tahun keatas. Rata-rata
lama sekolah (Mean Years School/ MYS) adalah jumlah tahun yang telah dihabiskan oleh penduduk
usia 15 tahun keatas di seluruh jenjang pendidikan yang pernah dijalani. Sedangkan konsumsi perkapita

2
IPM Kabupaten Berau Tahun 2011, BPS

Buku Putih Kabupaten Berau II - 15


KELOMPOK KERJA SANITASI
KABUPATEN BERAU

yang disesuaikan merupakan ukuran untuk standar hidup layak (Decent Living).

Grafik 7 
Indeks Pem bangunan M anusia Kabupaten Berau Dan Kom ponen

Sumber: IPM Kabupaten Berau tahun 2009-2010

Indeks Harapan Hidup yang dicapai pada tahun 2010 sebesar 74,87 persen sedangkan pada
tahun 2009 sebesar 74,43 persen. Indeks Pengetahuan yang dicapai pada tahun 2010 sebesar 82,85
persen sedangkan pada tahun 2009 sebesar 81,78 persen. Indeks Pendapatan yang dicapai pada tahun
2010 sebesar 63,80 persen sedangkan pada tahun 2009 sebesar 63,43 persen.

Berdasarkan tingkatan kriteria, pada tahun 2010, IPM Kabupaten Berau mencapai 73,84, yang
berarti yaitu status pembangunan manusia di Kabupaten Berau termasuk dalam klasifikasi menengah ke
atas, namun dengan nilai IPM yang lebih tinggi dari tahun 2009. Hal ini menunjukkan bahwa
pembangunan yang telah dilaksanakan berhasil meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik diukur dari
indikator kesejahteraan rakyat, yang meliputi indikator kesehatan, indikator pendidikan serta daya beli
masyarakat yang meningkat.

Dilihat dari komponen penyusunnya, bahwa Indeks Harapan Hidup, Indeks Pengetahuan
(diturunkan dari tingkat literasi dan rata-rata lama sekolah), dan Indeks Pendapatan (diturunkan dari

Buku Putih Kabupaten Berau II - 16


KELOMPOK KERJA SANITASI
KABUPATEN BERAU

konsumsi riil perkapita yang disesuaikan/PPP) mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun
2009.

2.3.1. Kesehatan

Angka Harapan Hidup yang dicapai pada tahun 2010 sebesar 69,92 tahun sedangkan pada
tahun 2009 sebesar 69,66tahun. Peningkatan angka harapan hidup ini tidak lepas dari upaya
Pemerintah Kabupaten Berau, khususnya Dinas Kesehatan dalam upaya meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan masyarakat serta melaksanakan berbagai program yang berbasis pada kesehatan
masyarakat dan lingkungan.

Pada dasarnya pembangunan di bidang kesehatan bertujuan untuk memberikan pelayanan


kesehatan secara mudah, merata dan murah. Salah satu upaya pemerintah dalam rangka memeratakan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat adalah dengan menyediakan fasilitas kesehatan, terutama
puskesmas dan puskesmas pembantu karena kedua fasilitas tersebut dapat menjangkau segala lapisan
masyarakat hingga ke daerah terpencil.

Sejak tahun 2005 pemerintah telah membangun 15 unit puskesmas induk dan 78 unit
puskesmas pembantu, yang kemudian jumlahnya ditingkatkan menjadi 89 unit sejak tahun 2006, yang
terdiri dari 15 unit puskesmas dan 80 unit puskesmas pembantu. Pada tahun 2010 jumlah puskesmas
induk sebanyak 17 unit dengan puskesmas pembantu sebanyak 96 unit yang tersebar di 13 kecamatan.
Akan tetapi peningkatan jumlah puskesmas/puskesmas pembantu tersebut belum sepenuhnya dapat
diimbangi dengan penambahan jumlah tenaga kesehatan yang memadai.

Grafik 8 Jumlah Puskesmas Induk dan Pembantu Per Kecamatan

Buku Putih Kabupaten Berau II - 17


KELOMPOK KERJA SANITASI
KABUPATEN BERAU

Sumber: IPM Kabupaten Berau tahun 2009-2010

Jumlah rumah sakit tidak mengalami perubahan dari tahun 2007. Tetapi tenaga medis dan
paramedis yang bekerja di sana jumlahnya terus meningkat. Peningkatan ini ditujukan untuk
meningkatkan kinerja rumah sakit dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat seiring dengan
pertambahan jumlah penduduk.

Upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang baik selain dengan
menyediakan berbagai fasilitas kesehatan, juga melalui penyuluhan kesehatan, agar masyarakat dapat
berperilaku hidup sehat. Diharapkan dengan penyuluhan ini penularan penyakit seperti disentri,
muntaber, kolera, malaria dan demam berdarah sebagai akibat dari sanitasi lingkungan yang buruk dan
kebiasaan hidup yang tidak sehat dapat dicegah.

2.3.2. Pendidikan

Angka melek huruf Kabupaten Berau tahun 2010 sebesar 97,18 persen sedangkan tahun 2009
sebesar 96,30. Angka tersebut berarti persentase penduduk usia 15 tahun ke atas yang dapat membaca
dan menulis tahun adalah 97,18 persen.

Rata-rata lama sekolah mengalami kenaikan dimana tahun 2010 sebesar 8,13 tahun sedangkan
tahun 2009 sebesar 7,91 tahun. Cukup tingginya rata-rata lama sekolah ini disebabkan karena telah
adanya kesadaran dari masyarakat Kabupaten Berau terhadap program pemerintah mengenai program
belajar 9 tahun.

Buku Putih Kabupaten Berau II - 18


KELOMPOK KERJA SANITASI
KABUPATEN BERAU

• Hal ini bisa dilihat dari terus bertambahnya jumlah sekolah dan jumlah murid di
sekolah-sekolah dari SD sampai SLTA. Jumlah sekolah SD Negeri pada tahun 2010 sebanyak
150 sekolah yang tersebar di 13 kecamatan. Sedangkan jumlah guru yang mengajar di SD
Negeri sebanyak 1.712 orang guru. Jumlah guru tersebut harus mengajar sebanyak 25.208
orang murid. Sedangkan jumlah sekolah dasar swasta yang ada di Kabupaten Berau sebanyak
8 sekolah dengan 140 orang guru mengajar 1.688 orang murid. Jumlah murid terbanyak berada
di Kecamatan Tanjung Redeb dan Kecamatan Sambaliung. Sedangkan jumlah murid dan guru
terkecil di Kecamatan Kelay. Sedangkan untuk Tingkat SMP dari 35 Sekolah Negeri 666
pengajar dan 7.942 murid yang berarti rasio murid terhadap guru adalah 11,92 yang berarti 1
orang guru mengajar 11,92 murid. Dan 12 Sekolah swasta dengan guru sebanyak 195 orang
dan murid sebanyak 1.153 orang sehingga rasio guru terhadap murid adalah 5,91 orang murid/
Guru. Untuk tingkat SLTA/SMA rasio murid terhadap Guru adalah 5,56 orang murid /guru.

2.3.3. Ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator keberhasilan
pembangunan dan tingkat kesejahteraan masyarakat. Nilai PDRB merupakan jumlah dari keseluruhan
kegiatan ekonomi yang dibagi menjadi 9 sektor.

Berdasarkan harga berlaku PDRB Kabupaten Berau meningkat dari tahun sebelumnya, jika
pada tahun 2009 nilai PDRB sebesar 6.605.267,04 juta rupiah meningkat menjadi 7.894.919,67 juta
rupiah pada tahun 2010. Sedangkan berdasarkan harga konstan tahun 2000 juga mengalami
peningkatan yang sangat secnifikan, dari 3.415.984,23 juta rupiah pada tahun 2009 menjadi
3.690.404,41 juta rupiah pada tahun 2010. Tingkat harga yang terus bertambah menyebabkan
pertambahan pada harga berlaku lebih besar dari pada harga konstan.

Grafik 9 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (%) 2009 – 2010

Buku Putih Kabupaten Berau II - 19


KELOMPOK KERJA SANITASI
KABUPATEN BERAU

Sumber : Berau Dalam Angka (2010)

Besar kecilnya partisipasi tiap sektor dapat dilihat dari distribusi tiap sektor dalam total PDRB.
Dari distribusinya dapat dilihat sektor mana yang merupakan sektor dominan dan mana yang
mempunyai andil kecil pada total PDRB. Berdasarkan harga berlaku sektor yang dominan adalah sektor
pertambangan sebesar 53,37 % dan sektor yang paling kecil share-nya adalah sektor listrik dan air
sebesar 0,15 % dari total PDRB.

Grafik 10 Laju Pertumbuhan PDRB ADHK 2000

Tahun 2000 – 2010

Sumber : Berau Dalam Angka (2010)

Pertumbuhan pembangunan atau ekonomi dapat dilihat dari laju pertumbuhan PDRB.

Buku Putih Kabupaten Berau II - 20


KELOMPOK KERJA SANITASI
KABUPATEN BERAU

Berdasarkan harga konstan 2000 pertumbuhan PDRB 2010 sebesar 8,03% mengalami kenaikan
dibanding tahun sebelumnya yaitu5,98 di tahun sebelumnya yaitu tahun 2009. Hal ini didorong dengan
meningkatnya pertumbuhan di sektor Pertambangan, bangunan, jasa-jasa dan beberapa sektor lainnya.

Grafik 11 Agregat Pendapatan Regional dan Pendapatan Per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku

Sumber : Berau Dalam Angka (2010)


Salah satu indikator kesejahteraan masyarakat adalah nilai pendapatan perkapita. Angka ini
menunjukkan jumlah pendapatan masyarakat setahun. Berdasarkan harga berlaku tahun 2010 nilai
pendapatan perkapita 31.304.802 rupiah sedangkan PDRB perkapita berdasarkan harga berlaku
sebesar 44.066.239 rupiah.

Pengeluaran per kapita riil disesuaikan pada tahun 2010 sebesar Rp.636.080,- meningkat
dibandingkan tahun sebelumnya (2009) yaitu sebesar Rp.634.470,-. Meningkatnya pengeluaran
perkapita turut disebabkan adanya peningkatan pendapatan perkapita serta meningkatnya upah
minimum kabupaten selama tahun 2010.

2.4. Visi dan Misi Kabupaten Berau

2.4.1. Visi

Visi Kabupaten Berau sebagaimana ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Berau adalah
sebagai berikut:

Buku Putih Kabupaten Berau II - 21


KELOMPOK KERJA SANITASI
KABUPATEN BERAU

“Mewujudkan Kabupaten Berau Sebagai Daerah Unggulan Dibidang Agribisnis Dan Tujuan
Wisata, Serta Energi Terkemuka Menuju Masyarakat Sejahtera”.

2.4.2. Misi

1. Mewujudkan Masyarakat Yang Sehat, Cerdas, Terampil Dan Berakhlak Mulia;

2. Membangun, Mengembangkan Dan Meningkatkan Kawasan Sentra Produksi Pertanian


Dalam Arti Luas Dalam Menunjang Ekowisata Dan Agribisnis;

3. Mewujudkan Pemenuhan Infrastruktur Dasar Untuk Meningkatkan Kualitas Kehidupan


Masyarakat Yang Layak Dan Sejahtera;

4. Mewujudkan Perbaikan Sistem Subsidi, Perlindungan Sosial Dan


Penanggulangan/Pengentasan Masyarakat Miskin;

5. Mewujudkan Pemberdayaan dan Kemandirian Kelembagaan masyarakat Dengan


Pendekatan Partisipatif;

6. Mewujudkan Struktur Ekonomi Yang Berdaya Saing Dan Pro Kerakyatan Dengan Konsep
Pembangunan Berkelanjutan;

7. Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik, Bersih Dan Berwibawa .

2.5. Institusi dan Organisasi Pemda


Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Berau Nomor 9 Tahun 2008 tentang Urusan
Pemerintahan Kabupaten Berau dan juga Peraturan Daerah Kabupaten Berau Nomor 12 Tahun 2008
tentang Pembentukan Organisasi Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah Kabupaten Berau. Nama Satuan Kerja Perangkat Dearah pemerintah Kabupaten Berau yang
masuk dalam Kelompok Kerja (Pokja) Sanitasi Kabupaten Berau adalah sebagai berikut : Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA), Badan Lingkungan Hidup (BLH), Badan
Pemberdayaan Masyarakat & Pemerintahan Kampung (BPM & PK), Badan Pusat Statistik (BPS), Dinas
Pendapatan Pengelolaan Keuangan, Kekayaan Daerah (DPPKK), Dinas Pekerjaan Umum, Dinas
Kesehatan, Dinas Perumahan dan Tata Ruang, RSUD, Kantor Kebersihan, Pertamanan dan

Buku Putih Kabupaten Berau II - 22


KELOMPOK KERJA SANITASI
KABUPATEN BERAU

Pencegahan Kebakaran, Kantor Pemberdayaan Perempuan & KB, Setda, PDAM serta pihak swasta,
perguruan tinggi dan LSM.

2.6. Tata Ruang Wilayah


2.6.1. Arah Kebijakan Penataan Ruang
Sebagaimana diatur dalam Undang-undang No. 24 tahun 1992 tentang Penataan Ruang dan
Permendagri No. 8 Tahun 1998 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang di Daerah, Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW) adalah hasil perencanaan tata ruang yang merupakan penjabaran RTRW
Propinsi ke dalam strategi pelaksanaan pemanfaatan ruang kota. Hal ini berarti bahwa RTRW
Kabupaten Berau secara hierarkis mengacu pada RTRW Propinsi Kalimantan Timur. Di samping itu
RTRW Kabupaten Berau akan menjadi acuan dalam penyusunan rencana rinci tata ruang di bawahnya,
yakni Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan dan Rencana Teknik Ruang (RTR) Kawasan.
Penataan ruang Kabupaten Berau bertujuan untuk mewujudkan kabupaten sebagai kawasan
sentra industri dan ekowisata, berbasis pertanian dan kelautan yang memiliki daya saing dan
berkelanjutan.
Untuk mewujudkan tujuan penataan ruang wilayah kabupaten maka disusun kebijakan penataan ruang
wilayah kabupaten sebagaimana berikut :
a. pembangunan kawasan sentra industri;
b. peningkatan pengelolaan kawasan ekowisata;
c. pengembangan kawasan pertanian;
d. peningkatan pengelolaan sumberdaya hutan secara berkelanjutan;
e. pemantapan pemanfaatan ruang kawasan lindung sesuai dengan fungsinya;
f. pengelolaan wilayah pesisir melalui keterpaduan ekosistem dan sumberdaya secara berkelanjutan;
g. pengembangan fungsi pusat pelayanan yang terintegrasi dengan sistem prasarana wilayah; dan
h. peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan Negara.

2.6.2. Struktur Ruang

Buku Putih Kabupaten Berau II - 23


KELOMPOK KERJA SANITASI
KABUPATEN BERAU

Struktur ruang wilayah kabupaten meliputi sistem pusat kegiatan dan sistem jaringan prasarana
wilayah.Sistem pusat kegiatanterdiri dari Sistem Perkotaan dan Sistem Perdesaan sedangkan sistem
jaringan prasarana wilayah terdiri dari sistem jaringan prasarana utama dan dilengkapi dengan sistem
jaringan prasarana lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan, sebagaimana terlihat dalam
tabel berikut.
A. Sistem Pusat Kegiatan
Sistem Perkotaan Sistem Perdesaan
a. PKW adalah Perkotaan Tanjung Redeb a. PPL Kampung Tasuk Kecamatan Gunung
b. PKL meliputi: Tabur;
1. Perkotaan Merancang; b. PPL Kampung Birang Kecamatan Gunung
2. Perkotaan Tepian Buah; Tabur;
3. Perkotaan Tanjung Batu; dan c. PPL Kampung Maluang Kecamatan
4. Perkotaan Talisayan. Gunung Tabur;
c. PKLpmeliputi: d. PPL Kampung Samburakat Kecamatan
1. Perkotaan Mangkajang; dan Gunung Tabur;
2. Perkotaan Labanan. e. PPL Kampung Melati Jaya Kecamatan
d. PPKmeliputi: Gunung Tabur;
1. Sambakungan; f. PPL Kampung Pulau Besing Kecamatan
2. Kasai; Gunung Tabur;
3. Teluk Harapan; g. PPL Kampung Batu-Batu Kecamatan
4. Bebanir/Bangun; Gunung Tabur;
5. Tumbit Melayu; h. PPL Kampung Teluk Semanting
6. Tubaan; Kecamatan Pulau Derawan;
7. Biatan Lempake; i. PPL Kampung Pulau Derawan
8. Tembudan; Kecamatan Pulau Derawan;
9. Batu Putih; j. PPL Kampung Pegat Batumbuk
10. Biduk-Biduk; Kecamatan Pulau Derawan;
11. Merapun; k. PPL Kampung Bohe Silian Kecamatan
12. Long Keluh; Maratua;
13. Merasa; l. PPL Kampung Payung-Payung

Buku Putih Kabupaten Berau II - 24


KELOMPOK KERJA SANITASI
KABUPATEN BERAU

14. Bukit Makmur; Kecamatan Maratua;


15. Sido Bangen; dan m. PPL Kampung Teluk Alulu Kecamatan
16. Long Laai; Maratua;
n. PPL Kampung Rantau Panjang
Kecamatan Sambaliung;
o. PPL Kampung Pegat Bukur Kecamatan
Sambaliung;
p. PPL Kampung Inaran Kecamatan
Sambaliung;
q. PPL Kampung Bena Baru Kecamatan
Sambaliung;
r. PPL Kampung Tumbit Dayak Kecamatan
Sambaliung;
s. PPL Kampung Long Lanuk Kecamatan
Sambaliung;
t. PPL Kampung Gurimbang Kecamatan
Sambaliung;
u. PPL Kampung Rantau Panjang
Kecamatan Sambaliung;
v. PPL Kampung Tanjung Perangat
Kecamatan Sambaliung;
w. PPL Kampung Sukan Tengah Kecamatan
Sambaliung;
x. PPL Kampung UPT Sukan Tengah III
Kecamatan Sambaliung;
y. PPL Kampung UPT Sukan Tengah IV
Kecamatan Sambaliung;
z. PPL Kampung Suaran Kecamatan
Sambaliung;
å. PPL Kampung Labanan Makarti

Buku Putih Kabupaten Berau II - 25


KELOMPOK KERJA SANITASI
KABUPATEN BERAU

Kecamatan Teluk Bayur;


ä. PPL Kampung Buyung-Buyung
Kecamatan Tabalar;
ö. PPL Kampung Semurut Kecamatan
Tabalar;
aa. PPL Kampung Harapan Maju Kecamatan
Tabalar;
bb. PPL Kampung Tabalar Ulu Kecamatan
Tabalar;
cc. PPL Kampung Tabalar Muara Kecamatan
Tabalar;
dd. PPL Kampung Biatan Bapinang
Kecamatan Biatan;
ee. PPL Kampung Biatan Baru Kecamatan
Biatan;
ff. PPL Kampung Manunggal Jaya
Kecamatan Biatan;
gg. PPL Kampung Biatan Ulu Kecamatan
Biatan;
hh. PPL Kampung Bukit Makmur Jaya
Kecamatan Biatan;
ii. PPL Kampung Karangan Kecamatan
Biatan;
jj. PPL Kampung Biatan Ilir Kecamatan
Biatan;
kk. PPL Kampung Sumber Mulya Kecamatan
Talisayan;
ll. PPL Kampung Eka Sapta Kecamatan
Talisayan;
mm. PPL Kampung Purna Sari Jaya

Buku Putih Kabupaten Berau II - 26


KELOMPOK KERJA SANITASI
KABUPATEN BERAU

Kecamatan Talisayan;
nn. PPL Kampung Suka Murya Kecamatan
Talisayan;
oo. PPL Kampung Dumaring Kecamatan
Talisayan;
pp. PPL Kampung Capuak Kecamatan
Talisayan;
qq. PPL Kampung Bumi Jaya Kecamatan
Talisayan;
rr. PPL Kampung Tunggal Bumi Kecamatan
Talisayan;
ss. PPL Kampung Campu Sari Kecamatan
Talisayan;
tt. PPL Kampung Kayu Indah Kecamatan
Batu Putih;
uu. PPL Kampung Sumber Agung Kecamatan
Batu Putih;
vv. PPL Kampung Ampen Medang
Kecamatan Batu Putih;
ww. PPL Kampung Lobang Kelatak
Kecamatan Batu Putih;
xx. PPL Kampung Balikukup Kecamatan Batu
Putih;
yy. PPL Kampung Tanjung Perepat
Kecamatan Biduk-Biduk;
zz. PPL Kampung Pantai Harapan
Kecamatan Biduk-Biduk;
åå. PPL Kampung Giring-Giring Kecamatan
Biduk-Biduk;
ää. PPL Kampung Teluk Sulaiman

Buku Putih Kabupaten Berau II - 27


KELOMPOK KERJA SANITASI
KABUPATEN BERAU

Kecamatan Biduk-Biduk;
öö. PPL Kampung Teluk Sumbang
Kecamatan Biduk-Biduk.
aaa. PPL Kampung Merabu Kecamatan Kelay;
bbb. PPL Kampung Mapulu Kecamatan Kelay;
ccc. PPL Kampung Panaan Kecamatan Kelay;
ddd. PPL Kampung Muara Lesan Kecamatan
Kelay;
eee. PPL Kampung Lesan Dayak Kecamatan
Kelay;
fff. PPL Kampung Long Beliu Kecamatan
Kelay;
ggg. PPL Kampung Long Duhung Kecamatan
Kelay;
hhh. PPL Kampung Long Lamcin Kecamatan
Kelay;
iii. PPL Kampung Long Pelay Kecamatan
Kelay;
jjj. PPL Kampung Long Sului Kecamatan
Kelay;
kkk. PPL Kampung Pandan Sari Kecamatan
Segah;
lll. PPL Kampung Siduung Indah Kecamatan
Segah;
mmm. PPL Kampung Batu Rajang
Kecamatan Segah;
nnn. PPL Kampung Harapan Jaya Kecamatan
Segah;
ooo. PPL Kampung Gunung Sari Kecamatan
Segah;

Buku Putih Kabupaten Berau II - 28


KELOMPOK KERJA SANITASI
KABUPATEN BERAU

ppp. PPL Kampung Punan Malinau Kecamatan


Segah;
qqq. PPL Kampung Long Ayan Kecamatan
Segah;
rrr. PPL Kampung Long Ayap Kecamatan
Segah;
sss. PPL Kampung Punan Mahakam
Kecamatan Segah; dan
ttt. PPL Kampung Punan Segah Kecamatan
Segah;

Dimana rencana fungsi utama kawasan perkotaan dan perdesaan sebagaimana dimaksud pada
tabel diatas adalah:
a. PKW sebagai Pusat pemerintahan kabupaten, Pusat pemerintahan kota, Pusat perdagangan dan
jasa regional, Pusat koleksi dan distribusi barang dan jasa regional, Pusat pelayanan jasa
pariwisata, Pusat transportasi darat dan laut regional, Pendidikan tinggi, Pusat pelayanan
kesehatan, Pusat Siaran dan Telekomunikasi, Pusat Olah Raga skala Provinsi, Pengendalian
Lingkungan Kelautan, Pusat transportasi laut regional dan internasional, Pusat perikanan tangkap,
Pusat Penelitian Kelautan, Pusat Industri, Pusat pengembangan pola perhubungan laut dan
penyeberangan, Pengembangan perikanan tangkap;
b. PKL sebagai Pusat pengembangan agropolitan, Pelayanan Pariwisata, Pengembangan penelitian
perkebunan dan pertanian tanaman pangan, Pendidikan tinggi, Pengembangan Agroindustri dan
Agribisnis, Pengembangan budidaya perikanan darat, Pengembangan energi / kelistrikan,
Pengelolaan / industri pengelolaan perkebunan, Pelayanan industri dan jasa perdagangan terbatas
Pergudangan, Industri
c. PKLp sebagai Pusat transportasi udara regional, Pusat pengembangan agropolitan, Pelayanan
Pariwisata, Pengembangan penelitian perkebunan dan pertanian tanaman pangan, Pengembangan
Agroindustri dan Agribisnis, Pengembangan budidaya perikanan darat, Pengembangan energi /

Buku Putih Kabupaten Berau II - 29


KELOMPOK KERJA SANITASI
KABUPATEN BERAU

kelistrikan, Pengelolaan / industri pengelolaan perkebunan, Pelayanan industri dan jasa


perdagangan terbatas Pergudangan, Industri
d. PPK sebagai Pelayanan kegiatan perikanan tangkap, Pelayanan kegiatan budidaya tambak,
Industri rakyat, Pelayanan Jasa dan Perdagangan, Pengembangan Pertanian, Pengembangan
Perkebunan, Pelayanan pengelolaan perkebunan rakyat
e. PPL sebagaimana dimaksud pada ayat (4) memiliki fungsi utama sebagai pusat pelayanan sosial
ekonomi skala lingkungan.

B. Sistem Jaringan Prasarana Wilayah


Sistem jaringan prasarana wilayah yang dimaksud terdiri dari sistem prasarana utama meliputi:
a. Sistem prasarana transportasi darat;
b. Rencana pengembangan jaringan perkeretaapian;
c. Rencana pengembangan sistem prasarana transportasi laut;
d. Rencana pengembangan sistem prasarana transportasi udara; dan
Rencana sistem prasarana lainnya meliputi:
a. Sistem Jaringan Energi;
b. Sistem Jaringan Telekomunikasi;
c. Sistem Jaringan Sumber Daya Air; dan
d. Jaringan Prasarana Lingkungan.

Buku Putih Kabupaten Berau II - 30

Anda mungkin juga menyukai