Anda di halaman 1dari 2

RESENSI BUKU “SI CACING DAN KOTORAN KESAYANGANNYA 3!

IDENTITAS BUKU
Judul Buku : Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya 3!
Penulis : Ajahn Brahm
Penerbit : Awareness Publication
Cetakan : I, Maret 2012
Tebal : 307 Halaman
ISBN : 978-602-8194-62-4

ULASAN BUKU
Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya 3!, adalah sekuel terakhir dari trilogi 108
cerita pembuka hati yang telah menjadi best-seller di Indonesia selama tujuh tahun sejak
sekuel perdananya diluncurkan. Buku ini telah diterbitkan di berbagai negara dan
diterjemahkan ke dalam 20 bahasa. Kisah-kisah yang diceritakan dalam buku ini bisa
dibilang sederhana, tetapi sangat inspiratif. Penuh dengan pesan moral sekaligus lucu dan
unik. Buku ini berisi tentang kisah-kisah menyentuh dan jenaka berdasarkan pengalaman
penulisnya, Ajahn Brahm.
Kisah-kisah yang diceritakan oleh Ajahn Brahm dikemas menjadi sebuah buku dengan
sampul yang didominasi dengan warna kuning. Sampul buku ini diturunkan berdasarkan
cerita ke-108, “Pikiran Monyet”, dengan meminjam karakter legendaris “Tiga Monyet
Mistik” yang melambangkan prinsip “see no evil, hear no evil, speak no evil”. Desain
sampul yang menarik dengan judul buku yang cukup membuat orang terheran-heran,
menjadikan buku ini mempunyai daya tariknya tersendiri.
“Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya 3!” merupakan ekstraksi pengajaran dan
pengalaman Ajahn Brahm di berbagai belahan dunia selama enam puluh tahun
hidupnya.Kisah-kisah yang diceritakan dalam buku ini menginspirasi kita untuk menjadi
lebih peka, mawas, tidak terlalu serius dalam menghadapi ketidakpastian kehidupan dan
kematian. Adanya masalah adalah tak masalah, jika kita bisa menyikapi kehidupan dengan
penuh ketulusan, penerimaan, dan kewelasan. Buku ini diharapkan membuat kita menjadi
pribadi yang makin hening dan bening.
Penulis buku ini adalah seorang biksu yang bernama Ajahn Brahm. Ajahn Brahm
adalah orang Inggris yang mendapatkan beasiswa untuk belajar Fisika Teori di Cambridge
University. Setelah lulus S1, Beliau mengubah haluan hidupnya dari seorang ilmuwan
manjadi seorang biksu. Pengalaman penulis sebagai Sarjana Fisika di Cambridge dan sebagai
petapa selama puluhan tahun telah memperkuat pola pikir dan wawasannya. Saat ini Ajahn
Brahm adalah Biksu Kepala Wihara Bodhinyana di Serpentne, Direktur Spiritual Buddhist
Society of Western Australia, Penasihat Spiritual Buddhist Society of Victoria, Penasihat
Spiritual Buddhist Society of South Australia, Pelindung Spiritual Buddhist Fellowship di
Singapore, dan kini bekerja sama dengan biksu dan biksuni dari semua tradisi Buddhis untuk
mendirikan Australian Sangha Association.
Buku “Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya 3” merupakan sebuah buku yang
bertemakan spiritualitas yang sarat oleh wejangan-wejangan praktis pembuka hati. Buku ini
cocok dibaca oleh berbagai kalangan dengan menghadirkan sebuah bacaan yang
menggembirakan untuk dibaca hingga berulang kali untuk segala kondisi batin yang pembaca
alami. Kesal, gembira, lelah, bersemangat, depresi, penuh kebahagiaan, berada di puncak
kehormatan, ataupun terpuruk dalam kegagalan, buku ini memberikan semua pembelajaran
untuk apa pun kondisi batin pembaca.
Buku ini terbagi menjadi 11 pokok bahasan, yang terdiri dari Kepekaan, Jangan Serius-
serius Amat, Ketidakapstian, Kematian dan Kehidupan, Hidup Mawas, Kebahagiaan dan
Inspirasi, Masalah dan Tak Masalah, Kejujuran dan Penerimaan, Kewelasan, Kebeningan,
dan Keheningan. Dalam tiap pokok bahasan, berisi kisah-kisah yang akan membuka pintu
hati kita dalam melihat hal-hal di dunia ini yang selama ini tidak terlihat karena keegoisan
hati kita. Kisah-kisah dalam buku ini ditulis dengan bahasa yang sederhana dan mudah
dipahami oleh banyak orang. Buku ini merupakan salah satu buku spiritual yang terbaik,
sangat menghibur dan mencerahkan, dikemas dengan gaya cerita humor, kemanusiaan, dan
niat baik. Cerita yang dituturkan bervariasi, dari kisah nyata, legenda, sampai fabel atau cerita
binatang. Masing-masing kisah hanya sepanjang sekitar tiga halaman. Jadi, proses
membacanya menjadi nyaman dan tidak melelahkan.
Cerita didalamnya meskipun berkisar pada perjalanan penulisnya sebagai Guru
Meditasi dan tentang kegiatan kaum pertapa Budha, namun Ajahn Brahm yang memiliki
selera humor yang tinggi sehingga disini isinya kadang menggelikan, kadang menyentuh sisi
manusia biasa secara luas yang nyata. Dikupas dengan cara-cara sederhana dan manusiawi
bagaimana menyikapi persoalan-persoalan hidup, bagaimana mengalahkan rasa ketakutan,
bagaimana menghadapi rasa sakit yang menusuk jantung, bagaimana menanggulangi rasa
marah yang bergejolak dalam diri. Membaca buku ini disamping untuk penyemangat dan
hiburan, juga membawa kita menyadari arti dari kehidupan ini.
Kelebihan buku ini adalah gaya bahasanya tidak membosankan karena di tulis dengan
humor yang segar. Masing-masing kisah hanya sepanjang sekitar tiga halaman. Jadi, proses
membacanya menjadi nyaman dan tidak melelahkan. Selain itu, karena begitu ramainya buku
ini dicari dan banyak memberikan pencerahan kepada pembacanya, penerbitnya berani
memberikan “Garansi Uang Kembali”. Artinya jika setelah membaca buku ini tidak
dirasakan manfaatnya, boleh mengembalikan bukunya dan uang yang telah dikeluarkan akan
dikembalikan.
Secara keseluruhan kisah-kisah di buku ini menarik, kalimat-kalimat yang digunakan
jenaka, inspiratif, dan mencerahkan. Walaupun ada beberapa kisah yang mungkin bukan
kisah tetapi lebih mirip opini atau pendapat pengarangnya saja. Tetapi itu hanya sebagian
kecil dari keseluruhan kisah di buku ini, selebihnya kisah-kisahnya sangat menarik. Ada juga
beberapa cerita dimana pembaca diminta untuk menarik kesimpulan sendiri tentang pesan
moral. Bagian ini menjadi sebuah tantangan bagi pembaca untuk ikut merenung, apa kira-kira
yang dimaksud oleh penulis.

Anda mungkin juga menyukai