Anda di halaman 1dari 12

BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Stone Crusher


3.1.1. Peralatan
Dalam tahap pemecahan batu dan sizing peralatan yang digunakan oleh PT.
Aneka Dharma Persada antara lain :
1. Stone Crusher
Stone Crusher atau dalam bahasa Indonesianya disebut Mesin Pemecah batu
merupakan sebuah mesin yang banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan
pertambangan untuk memecahkan batuan-batuan alam yang berukuran besar
menjadi ukuran kecil dan sesuai dengan yang akan dibutuhkan.
2. Dump Truck
Dalam tahap crushing Dump Truck digunakan sebagai alat angkut yang
digunakan untuk mengangkut material batuan Andesit serta campuran material
batu dan pasir dari stockpile menuju hopper maupun hasil crusher menuju tempat
penampungan.
3. Excavator
Alat ini berfungsi sebagai alat muat material yang berada di stockpile ke alat
angkut (dump truck) untuk diangkut menuju hopper.
4. Wheel Loader
Berfungsi untuk alat angkut bahan/material (agregat kasar dan agregat halus)
dari hasil proses crushing ke tempat tempat penumpukan material. Wheel loader
memiliki bucket untuk membawa material dan bergerak dengan menggunakan
roda karet, sehingga mobilitasnya tergolong cepat.

4.1.2. Bahan
Dalam proses stone crushing ini material yang diperlukan antara lain :
1. Batuan Andesit
Pemilihan batu andesit dalam pengolahan menjadi beton maupun aspal dipilih
karena andesit memiliki kekerasan yang cukup tinggi. Selain itu andesit juga

Praktikum Bahan Galian Industri 1


merupakan campuran yang baik karena memperkecil nilai abrasi pada campuran
beton maupun aspal.
2. Pasir
Pasir merupakan material yang dibutuhkan untuk pembuatan beton dan
hotmix. Material pasir dalam pengolahan ini didapat dari penambangan pasir
rakyat di sungai Progo, daerah Kulon Progo dan pasir Gunung Merapi.
4.1.3. Prosedur Kerja
Tahap-tahap pekerjaan pemecahan pada crusher adalah :
1. Material berupa boulder batuan andesit maupun boulder andesit yang
bercampur dengan pasir dari stockpile dimuat ke dalam dump truck dengan
menggunakan backhoe excavator menuju hopper untuk proses pemecahan.
2. Material tersebut akan berpindah ke bagian pemrosesan melalui belt
conveyor. Pada bagian ini mesin stone crusher akan menghancurkan batu dan
dan mengalirkan hasil pecahan batu.
3. Material yang sudah melalui crusher primer akan disaring dengan alat berupa
screening ke berbagai ukuran. PT. Aneka Dharma Persada memiliki 3 mesin
stone crusher proses sizing yang berbeda-beda yaitu :
4. Material yang telah melalui proses screening kemudian dialirkan ke tempat
penampungan sementara dengan menggunakan belt conveyor sesuai dengan
ukuran masing-masing di tiap belt conveyor.
5. Material yang sudah melalui crusher primer apabila tidak sesuai dengan
spesifikasi yang diinginkan akan mengalami penghancuran material kembali
dengan crusher sekunder. Setelah proses ini material akan mengalami proses
screening kembali sampai memenuhi spesifikasi yang diinginkan.

PT. Aneka Dharma Persada melakukan kegiatan crushing material setiap hari
sesuai dengan kebutuhan untuk proses Asphalt Mixing dan Batching Plant. Ketiga
unit stone crusher mempunyai produktivitas yang cukup baik dan mampu bekerja
mencapai 20 jam setiap harinya.

Praktikum Bahan Galian Industri 2


Stone Crusher 1 memiliki kemampuan pemecahan dan pemisahan batuan 40-
50 ton/jam, sedangkan untuk stone crusher 2 dan 3 memiliki kemampuan 65-70
ton/jam.

4.1.4. Produk Hasil Pengolahan


PT. Aneka Dharma Persada memiliki tiga unit stone crusher yang
menghasilkan produk pengolahan pemecah dan pemisah batu yang berbeda-
berbeda. Produk hasil pengolahan dari ketiga unit tersebut adalah :
a. Stone Crusher 1
Stone crusher pertama menghasilkan produk pengolahan batuan andesit dan
pasir untuk Agregat kelas A dan B. Agregat kelas A dan B adalah material yang
digunakan untuk pondasi dalam proses pengaspalan.
b. Stone Crusher 2
Unit kedua ini berfungsi untuk menghasilkan split dan pasir yang akan
digunakan dalam pengolahan Asphalt Mixing Plant. Pada alat ini material yang
diolah adalah material yang memiliki kualitas dan kekerasan paling baik. Stone
crusher kedua ini memproduksi material menjadi 4 fraksi yaitu:
Unit kedua ini berfungsi untuk menghasilkan split dan pasir yang akan
digunakan untuk pengolahan Beton (Batching Plant). Material yang dihasilkan
adalah:
- Split (agregat kasar), yaitu material pecahan batuan andesit dengan ukuran
maksimal 25 mm.
- Agregat halus (pasir), yaitu material hasil pecahan batuan dan campuran pasir
yang mempunyai maksimal ukuran 16 mm.

3.2. Batching Plant


Batching plant merupakan alat yang berfungsi untuk
mencampur/memproduksi beton ready mix dalam produksi yang besar. Batching
plant digunakan agar produksi beton ready mix tetap dalam kualitas yang baik,
sesuai standar, nilai slump test dan strength-nya stabil sesuai yang diharapkan,
untuk itu komposisi material harus terkendali. Dalam artikel kali ini, dipakai tipe

Praktikum Bahan Galian Industri 3


dry mixed. Tipe dry mixed yaitu batching plant yang fungsinya hanya untuk
menimbang saja, pengadukan beton ready mix dilakukan pada concrete mixer
truck. Semua material yang akan diaduk, sebelumnya ditimbang sesuai dengan
mix design dengan memperhitungkan kandungan air dalam material, baik dalam
agregat kasar maupun agregat halus (pasir).
PT. Aneka Dharma Persada memiliki 2 unit Batching Plant yang berada di
Piyungan dan Sedayu. Batching Plant di cabang Piyungan hanya mengolah beton
tipe dry mixed.

3.2.1. Peralatan
1. Batching Plant
Bagian-bagian batching plant antara lain:
a. Cement silo, berfungsi untuk tempat penyimpanan semen dan menjaga semen
agar tetap baik.
b. Belt conveyor, berfungsi untuk menarik bahan/material (agregat kasar dan
agregat halus) ke atas dari bin ke storage bin.
c. Bin, berfungsi sebagai tempat pengumpulan bahan/material (agregat kasar
dan agregat halus) yang berasal dari penumpukan bahan di stockpile dengan
bantuan wheel loader untuk di tarik ke atas (storage bin).
d. Storage bin, digunakan untuk pemisah fraksi agregat. Storage bin dibagi
menjadi 4 (empat) fraksi, yaitu: agregat butir kasar (split), butir menengah
(screening), butir halus (pasir), dan fly ash.
e. Timbangan pada alat batching plant dibagi menjadi 3 (dua) macam, yaitu:
timbangan untuk agregat, timbangan untuk semen, dan timbangan untuk air.
f. Dosage pump, digunakan untuk penambahan bahan admixture seperti
retarder.
g. Tempat penampungan air yang berfungsi sebagai supply kebutuhan air pada
ready mix.
2. Dump truck
Berfungsi untuk mengangkut bahan/material (agregat kasar dan agregat
halus) hasil pengolahan ke stockpile.

Praktikum Bahan Galian Industri 4


3. Wheel loader
Berfungsi untuk alat angkut bahan/material (agregat kasar dan agregat halus)
dari tempat penumpukan material menuju ke bin. Wheel loader memiliki bucket
untuk membawa material dan bergerak dengan menggunakan roda karet, sehingga
mobilitasnya tergolong cepat.
4. Cement truck
Berfungsi sebagai pengangkutan semen curah dari pabrik semen ke base
camp.
5. Concrete mixer truck
Adalah suatu kendaraan truk khusus yang dilengkapi dengan concrete mixer
yang fungsinya mengaduk/mencampur campuran beton ready mix, sama dengan
alat molen. Concrete mixer truck digunakan untuk mengangkut adukan beton
ready mix dari tempat pencampuran beton ke lokasi proyek. Concrete mixer truck
memiliki kapasitas 7 m3. Selama pengangkutan, mixer terus berputar dengan
kecepatan 8-12 putaran per menit agar beton tetap homogen dan beton tidak
mengeras. Prinsip kerja concrete mixer truck ini secara sederhana adalah sebagai
berikut:
Dalam drum terdapat bilah-bilah baja, ketika dalam perjalanan menuju lokasi
proyek, drum ini berputar perlahan-lahan berlawanan putaran jarum jam sehingga
adukan mengarah ke dalam. Perputaran di dalam bertujuan agar tidak terjadi
pergeseran ataupun pemisahan agregat sehingga adukan tetap homogen. Dengan
demikian, mutu beton akan selalu terjaga sesuai dengan kebutuhan rencana.
Ketika sampai di lokasi proyek dan pengecoran berlangsung, arah putaran drum
dibalikkan searah putaran jarum jam dan percepatan putaran diperbesar sehingga
adukan beton keluar. Proses pengiriman beton ready mix diatur dengan
memperhatikan jarak, kondisi lalu lintas, cuaca, dan suhu, karena hal-hal tersebut
dapat mempengaruhi waktu dalam pelaksanaan pekerjaan pengecoran.

3.2.2. Bahan Baku


Dalam pembuatan pengolahan beton bahan baku pembentuk beton adalah
agregat kasar (split, screening), agregat halus, semen, admixture, dan air.

Praktikum Bahan Galian Industri 5


1. Split dan screening adalah batu belah yang didapat dari hasil tambang andesit
yang telah diproses dengan stone crusher. Ukuran yang split yang digunakan
ada 2 ukuran yaitu split 1-2 dengan ukuran 10-20 mm dan split 2-3 dengan
ukuran 20-30 mm.
2. Agregat halus atau pasir didapat dari hasil pengolahan sizing oleh crusher,
memiliki ukuran maksimal 0,75 inchi. Selain pasir digunakan juga abu batu
yang merupakan hasil serpihan dari pengolahan split dan screening yang
ukurannya mendekati pasir.
3. Semen
PT. Aneka Dharma Persada menggunakan semen yang diproduksi oleh PT.
Semen Gresik. Pemilihan semen Gresik karena semen ini memiliki umur
pengerasan awal lebih tinggi.
4. Admixture
Admixture dipakai dalam pencampuran adukan beton dengan fungsi-fungsi
tertentu. Bahan mineral pembantu ini banyak ditambahkan ke dalam
campuran beton dengan berbagai tujuan, antara lain untuk mengurangi
pemakaian semen, mengurangi temperatur akibat reaksi hidrasi, mengurangi
atau menambah kelecakan beton segar.
5. Air
Air merupakan komponen yang dipakai untuk menghasilkan beton dengan
fungsi sebagai pelarut semua material tersebut.

3.2.3. Prosedur Kerja


Pengolahan beton PT. Aneka Dharma Persada untuk cabang Jl. Wonosari km
11 hanya memproduksi dry mixed. Prosedur kerja pembuatan beton adalah:
1. Produksi beton diawali dengan memasukkan tabel mix design di komputer
batching plant yang kesemuanya adalah angka-angka yang menentukan berat
setiap komposisi pembuatan beton.
2. Setelah penentuan formula/mix design, operator Loader akan mengambil split
1-2, split 2-3, pasir, abu batu dari stockpile ke dalam loading bin.

Praktikum Bahan Galian Industri 6


3. Di bawah loading bin batching plant tersebut terdapat belt conveyor yang
akan memindahkan material seperti split, pasir, abu batu ke tempat masing-
masing untuk ditimbang sesuai dengan mix design yang sudah ditentukan.
6. Setelah masing-masing material ditimbang kemudian dipindahkan ke dalam
concrete mixer truck. Setelah material masuk ke dalam truk kemudian
ditambahkan admixture dan air sesuai mix design yang telah dibuat.
7. Pada tipe dry mixed ini pencampuran semua material dilakukan oleh concrete
mixer truck kemudian dibawa ke lokasi proyek.

Produktivitas batching plant yang dimiliki oleh PT. Aneka Dharma Persada
adalah 60-70 m3/jam dengan asumsi setiap 1 unit concrete mixer truck akan terisi
penuh selama 10 menit dari pengolahan dry mixed beton.

3.2.4. Produk Hasil Pengolahan


Batching Plant yang dimiliki PT. Aneka Dharma Persada menghasilkan
beberapa produk antara lain:
1. Beton tipe dry mixed yaitu hasil pencampuran semua bahan-bahan pembuat
beton sesuai dengan mix design sesuai dengan spesifikasi dan permintaan
konsumen atau kebutuhan pengerjaan konstruksi.
Pencampuran semua material yang telah diberi air dan admixture dilakukan
oleh concrete mixer truck kemudian dibawa ke lokasi proyek.

3.3. Asphalt Mixing Plant

3.3.1. Peralatan
1. Asphalt Mixing Plant (AMP)
AMP merupakan seperangkat peralatan yang menghasilkan produk berupa
campuran aspal panas. Bagian-bagian dari AMP antara lain:

Praktikum Bahan Galian Industri 7


a. Cold Bin
Cold Bin adalah tempat untuk menampung agregat yang menjadi bahan dasar
dari proses yang akan dilakukan AMP.
b. Conveyor
Conveyor belt yang digunakan pada AMP tidak banyak karena transfer
material hanya digunakan untuuk menghantar agregat dari Cold Bin ke Dryer
(dipasang pada sisi keluaran cold bin).

c. Dryer
Dryer menurut istilahnya yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia
dimaksudkan adalah pengering. Proses ini dilakukan sebab untuk menghasilkan
mutu hotmix yang baik maka agregat yang digunakan diupayakan tidak ada
kandungan airnya.
d. Hot Elevator
Hot elevator ini yang akan menaikkan agregat panas tersebut untuk 'diayak'
atau sizing pada screen. Screen pada AMP biasanya diletakkan di bagian atas
Main frame sehingga untuk tujuan tersebutlah maka digunakan unit Hot Elevator
ini.
e. Screen
Berdasarkan penempatan unit AMP yang disebutkan sebagai Main frame
adalah body utama yang tersusun secara bertingkat dimulai dari urutan yang
paling atas adalah screen. Screen disini digunakan untuk memisahkan/membagi
ukuran - ukuran agregat sehingga terpisah menjadi 4 ukuran yang berbeda
(sizing).
f. Hot Bin
Hot Bin diposisikan persis di bawah Screen sehingga agregat yang turun
secara gravitasi tertampung pada bagian ini. pada bagian bawahnya terdapat 'gate'
dengan bukaan hydraulik atau air cylider.
g. Timbangan

Praktikum Bahan Galian Industri 8


Timbangan disini persis dibawah Hot Bin, timbangan berfungsi melakukan
menimbang bobot masing - masing fraksi agregat sesuai dengan Hasil akhir
campuran yang diinginkan.
h. Mixer
Mixer adalah kontruksi pengaduk biasanya disebut Pugmil. Mixer dilengkapi
dengan gate yang dioperasikan secara pneumatic
i. Filler
Filler adalah pemasuk untuk debu batu yang ikut memasok material ke dalam
mixer.
j. Aspal Tank
Tempat penyimpan aspal
k. BC Tank
l. Hot Oil Heater
m. Dust Collection System Dry type atau dengan Wet type Dust Collector
(optional).
Unit AMP selama melakukan prosesnya menghasilkan debu yang bisa
menggangu lingkungan oleh sebab itu unit AMP ini sebaiknya dilengkapi pula
dengan Dry atau Wet Cylone (unit ini relatif lebih murah) yaitu tabung cylo yang
menghisap debu hasil sisa pembakaran. Pilihan lain dari Dust Collection ini bisa
pula berupa Bag Filter (Berbentuk kotak yang didalamnya terdapat kondom
penyaring).
2. Wheel Loader
Berfungsi untuk alat angkut bahan/material (agregat kasar dan agregat halus)
dari tempat penumpukan material menuju ke bin.
3. Dump Truck
Berfungsi untuk mengangkut hasil mixing aspal yang sudah diolah ke tempat
pelaksanaan proyek maupun penjualan asphalt mixing.

3.3.2. Bahan Baku


Pengolahan aspal ini menggunakan beberapa bahan baku yang diperlukan
antara lain:

Praktikum Bahan Galian Industri 9


1. Bahan baku batu pecah/ agregat
Material yang diolah biasanya terdiri dari 4 fraksi yang terdiri dari Batu split
ukuran 20-30 dan 30-50 mm, pasir, debu batu. Jika demikian maka pada deretan
Cold bin akan ada 3 atau 4 hopper yang memiliki kapasitas tampung 3 - 5 Ton.
2. Bahan baku aspal
Aspal ialah bahan baku yang digunakan untuk mengikat antara agregat yang
satu dengan yang lainya atau juga sebagai katalis agar agregat dapat menjadi satu
padu, kuat, keras dan tahan terhadap perubahan cuaca. Jenis aspal yang digunakan
adalah aspal emulsi yang diperoleh dari hasil penyulingan minyak bumi yang
berasal dari PT. Pertamina dan diimpor dari berbagai produsen yang ada maupun
luar negeri seperti Singapura.
Pemilihan bahan baku aspal ini penting dilakukan tergantung dengan proyek
yang dijalankan. Untuk proyek pengaspalan jalan raya atau perbaikan jalan
digunakan aspal dari Pertamina, sedangkan untuk proyek seperti bandara dan jalan
tol aspal yang digunakan adalah aspal dengan kualitas tinggi yang biasa diimpor
dari luar negeri.
3. Air
Air digunakan untuk pengolahan debu hasil sisa pembakaran, selain debu
yang sudah bersih yang dibuang ke udara debu tersebut juga disemprotkan air
agar mampu turun melalui saluran bawah untuk menuju kolam pengendapan.

3.3.3. Prosedur Kerja


Tahapan dalam Asphalt Mixing Plant ini adalah:
1. Wheel Loader akan mengangkut agregat yang diperoleh dari hasil
penambangan dan telah diproses di unit stone crusher yang kemudian
disimpan pada bin-bin dingin (Cool bin) yang sesuai dengan ukuran masing-
masing.
2. Dengan menggunakan belt conveyor material tersebut disuplai atau diangkut
menuju dryer untuk dikeringkan dengan unit dryer tujuannya untuk
menghilangkan kadar air, kadar air harus seminim mungkin karena kalau
tidak akan berpengaruh pada pencampuran aspal nantinya. Proses

Praktikum Bahan Galian Industri 10


pengeringan pada dryer adalah dengan cara membakar agregat di dalam kiln
yang berputar dengan suhu ±1500 C proses pembakaran dengan menggunakan
bahan bakar solar lama pembakaran ini belangsung selama ± 45 detik dengan
kapasitas ± 80 ton/jam.
3. Agregat yang panas yang telah melalui proses pembakaran dari dryer
selanjutnnya di bawa oleh hot elevator menuju ke atas tower untuk dilakukan
pemisahan pada hot screen, proses pemisahan agregat ini adalah dengan cara
gravitasi agregat dijatuhkan pada ayakan/screen yang dirancang sedikit
miring agar dapat mengayak atau memisahkan agregat sesuai dengan
ukurannya masing-masing. Pada screen dilengkapi alat bantu yaitu
vibrator yang berfungsi untuk menggetarkan ayakan agar terjadi ayakan yang
optimal. Agregat yang telah disaring/dipisahkan berdasarkan ukurannya
kemudian masuk pada unit hot bin guna untuk menampung sementara agregat
yang akan masuk pada timbangan.
4. Proses akhir Mixer adalah alat untuk proses pencampuran dimana agregat
yang telah dipanaskan dan telah melalui timbangan ditakar sesuai dengan
komposisi yang diinginkan selanjutnya dituangkan kedalam mixer dengan
membuka pintu bin panas menggunakan sistem hidrolik yang dikendalikan
secara otomatis/manual.
5. Proses pencampuran pada mixer adalah proses pencampuran antara agregat
panas, aspal, dan filler dengan suhu ± 1500C cara pengadukan dilakukan
dengan memutar poros pengaduk dengan menggunakan motor listrik lama
pengadukan antara 30-40 detik pengadukan dengan kapasitas 800 kg/ 30-40
detik setelah itu agregat yang telah sehomogen mungkin.
6. Agregat yang telah benar-benar tercampur akan dituang langsung ke dalam
truk pengankut dengan cara membuka pintu bukaan yang ada pada bagian
bawah mixer dengan control hidrolik. Truk Pengangkut tersebut akan ditutup
menggunakan terpal di atasnya untuk menjaga suhu aspal. Campuran aspal
beton yang telah keluar dari mixer ini bersuhu ± 1500C dan setiap jamnya
suhunya akan berkurang ± 2.5 - 50C.
3.3.4. Produk Hasil Pengolahan

Praktikum Bahan Galian Industri 11


3.3.5.

Praktikum Bahan Galian Industri 12

Anda mungkin juga menyukai