Anda di halaman 1dari 3

PEMBUATAN SIMPLISIA

Simplisia dan Pembuatannya Simplisia adalah bahan alam yang digunakan sebagai obat yang
belum mengalami pengolahan apapun juga, kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang telah
dikeringkan ( Farmakope,1979)
Cara pembuatan simplisia adalah sebagai berikut:
A. Pengumpulan/panen
Waktu yang tepat adalah pada saat bagian tanaman tersebut mengandung zat aktif
dalam jumlah yang terbesar. Pengumpulan atau panen pada daun jambu biji saat
fotosintesis berlangsung maksimal.

B. Sortasi awal/sortasi basah


Sortasi basah dilakukan untuk memisahkan pengotor sebelum dilakukan tahapan
pencucian. Pengotor luar dapat berupa tanah, kerikil, maupun tumbuhan lain yang
menempel pada tanaman

C. Pencucian
Bertujuan untuk menghilangkan tanah atau pengotor lain yang tersisa setelah sortasi
basah. Pencucian dilakukan menggunakan air bersih dapat berupa air dari mata air, air
sumur, atau PAM. Air yang dimaksud disini yaitu air yang bebas dari mikroba.

D. Perajangan
Perajangan pada bahan simplisia dilakukan untuk mempermudah proses pengeringan,
pengepakan dan penggilingan. Tanaman yang baru diambil jangan langsung dirajang
tetapi dijemur dalam keadaan utuh selama 1 hari. Perajangan dapat dilakukan dengan
pisau, dengan alat mesin perajang khusus.

E. Pengeringan
Pengeringan bertujuan untuk mendapatkan simplisia yang tidak mudah rusak,
sehingga dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama. Ada dua pengeringan: Dengan
panas dari cahaya matahari langsung dan dengan cara dianginkan dan tidak terkena
cahaya matahari langsung. (Dirjen POM,1985)
Dengan mengurangi kadar air dan menghentikan reaksi enzimatik akan
dicegah penurunan mutu atau perusakan simplisia. Pada daun jambu biji dilakukan
pengeringan dengan cara pemanasan tidak dengan matahari langsung selama 1 hari.
Pada buah ketumbar, akar kelembak, dan rimpang kencur juga dilakukan pengeringan
dengan cara yang sama, namun dibutuhkan waktu yang lebih lama dan suhu yang
berbeda-beda dari pada simplisia yang dibuat dari daun karena kandungan air yang
ada di dalam akar, buah dan rimpang jauh lebih banyak dari pada yang ada pada daun.
F. Sortasi akhir/sortasi kering
Sortasi disini bertujuan untuk memisahkan benda-benda asing, seperti bagian-
bagian tumbuhan yang tidak diinginkan dan pengotor-pengotorlain yang masih ada
atau tertinggal pada simplisia kering. proses pemisahan ini dilakukan sebelum
simplisia dibungkus dan disimpan

G. Pengemasan dan penyimpanan


Cara pengemasan simplisia tergantung pada jenis simplisia dan tujuan penggunaan
pengemasan. Bahan dan bentuk pengemasannya harus sesuai, dapat melindungi dari
kemungkinan kerusakan simplisia dan dengan memperhatikan segi pemanfaatan
ruang untuk keperluan pengangkutan maupun penyimpanannya.
Wadah harus bersifat tidak beracun dan tidak bereaksi (inert) dengan isinya
sehingga tidak menyebabkan terjadinya reaksi serta penyimpangan rasa, warna, bau
dan sebagainya pada simplisia. Selain itu wadah harus melindungi simplisia dari
cemaran mikroba, kotoran, serangga serta mempertahankan senyawa aktif yang
mudah menguap atau mencegah pengaruh sinar, masuknya uap air dan gas-gas
lainnya yang dapat menurunkan mutu simplisia. Untuk simplisia yang tidak tahan
terhadap sinar, misalnya yang banyak mengandung vitamin, pigmen atau minyak,
diperlukan wadah yang melindungi simplisia terhadap cahaya, misalnya alumunium
foil, plastik atau botol yang berwarna gelap, kaleng dan sebagainya. Simplisia yang
berasal dari akar, rimpang, umbi, kulit akar, kulit batang, kayu, daun, herba, buah, biji
dan bunga sebaiknya dikemas pada karung plastik.
Selama penyimpanan kemungkinan bisa terjadi kerusakan pada simplisia,
kerusakan tersebut dapat mengakibatkan kemunduran mutu,sehingga simplisia yang
bersangkutan tidak lagi memenuhi persyaratan. Oleh karena itu, pada penyimpanan
simplisia perlu diperhatikan hal yang dapat menyebabkan kerusakan pada simplisia,
yaitu cara pengepekan, pembungkusan dan pewadahan, persyaratan gudang simplisia
cara sortasi dan pemeriksaan mutu serta cara pengawetannya. Penyebab utama pada
kerusakan simplisia yang utama adalah air dan kelembaban. Untuk dapat disimpan
dalam waktu lama, simplisia harus dikeringkan terlenih dahulu sampai kering,
sehingga kandungan airnya tidak lagi dapat menyebabkan kerusakan pada simplisia.
Cara menyimpan simplisia dalam wadah yang kurang sesuai memungkinkan
terjadinya kerusakan pada simplisia karena dimakankutu atau ngengat yang temasuk
golongan hewan serangga atau insekta. Beberapa jenis serangga yang dapat
menimbulkan kerusakan pada hampir semua jenis simplisia yang berasal dari
tumbuhan dan hewan, biasanya jenis serangga tertentu merusak jenis simplisia
tertentu pula. Kerusakan pada penyimpanan simplisia yang perlu mendapatkan
perhatian juga ialah kerusakan yang ditimbulkan oleh hewan pengerat seperti tikus.
Daftar pustaka
Dirjen POM. 1985. Cara Pembuatan Simplisia. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik
Indonesia
Panitia Farmakope.1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia

Anda mungkin juga menyukai