Anda di halaman 1dari 5

ACTUATING

A. Pengertian
Setelah perencanaan dan pengorganisasian selesai dilakukan, maka
langkah selanjutnya yang perlu ditempuh dalam manajemen adalah
mewujudkan rencana tersebut dengan mempergunakan organisasi yang
terbentuk.Langkah tersebut adalah actuating yang secara harfiah diartikan
sebagai memberi bimbingan namun istilah tersebut lebih condong diartikan
penggerak atau pelaksanaan. Secara praktis fungsi actuating ini merupakan
usaha untuk menciptakan iklim kerjasama diantara staf pelaksana program
sehingga tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif dan efisien. Fungsi
actuating tidak terlepas dari fungsi manajemen melalui bagan dibawah ini :

Penentuan masalah

Penetapan tujuan

Penetapan tugas dan sumber daya penunjang

Menggerakan dan mengarahkan

Memiliki keberhasilan SDM

B. Tujuan
Tujuan fungsi aktuating ( penggerakan ) adalah :
1. Menciptakan kerjasama yang lebih efisien
2. Mengembangkan kemampuan dan keterampilan staf
3. Menumbuhkan rasa memiliki dan menyukai pekerjaan
4. Mengusahakan suasana lingkungan kerja yang dapat meningkatkan
motivasi dan prestasi kerja staf
5. Membuat organisasi berkembang lebih dinamis

C. Fungsi penggerakan
Fungsi aktuasi haruslah dimulai dari diri manager dengan menunjukkan
kepada staf bahwa dia memiliki tekat untuk mencapai kemajuan dan peka
terhadap lingkungannya. Ia harus memiliki kemampuan kerjasama, harus
bersikap obyektif.
Ada 4 jenis utama fungsi penggerakan
1. Koordinasi kegiatan
Untuk setiap kegiatan yang akan diterapkan sesuai rencana, manajemen
harus memastikan bahwa semua kegiatan sebelumnya telah dilaksanakan
tepat pada waktunya. Untuk mengkoordinasi pekerjaan tim kesehatan,
pekerja kesehatan yang bertugas harus :
a. Mengkoordinasikan fungsi para aggota tim kesehatan
b. Mengkoordinasikan kegiatan
c. Menyampaikan keputusan
2. Penempatan orang dalam jumlah, waktu dan tempat yang tepat meliputi
mengorganisasikan, mengarahkan dan mengawasi
3. Mobilisassi dan alokasi sumber daya fisik dan dana yang diperlukn
meliputi :
a. Pemantauan dan pengawasan
b. Logistik ( perolehan, penyaluran, penyimpanan, pengiriman,
penyebaran dan pengembalian barang )
c. Akuntasi
d. Organisasi
4. Keputusan yang berkenaan dengan informasi yang diperlukan
Berkaitan dengan pembuatan keputusan secara umum dan khusus dengan
koordinasi kegiatan, manajemen tenaga kerja dan sumber daya selama
penerapan.
D. Faktor - faktor penghambat fungsi penggerakan
Kegagalan manajer dalam menumbuhkan motivasi stafnya, hal ini terjadi
karena manajer kurang memahami hakekat perilaku dan hubungan antar
manusia. Seperti konsep perilaku manusia yang dikemukakan oleh Maslow,
dinegara berkembang yang menjadi prioritas adalah kebutuhan fisik, rasa
aman, dan diterima oleh lingkungan sedangkan dinegara maju kebutuhan yang
menonjol adalah aktualisasi diri dan self esteem. Perbedaan tersebut juga akan
mempengaruhi etos kerja dan produktifitas kerja.

E. Faktor – faktor pendukung fungsi penggerakan


Hal – hal yang perlu diperhatikan manajer dalam fungsi penggerakan
1. Manajer harus bekerja lebih produktif
2. Manajer perlu memahami ilmu psikologi, komunikasi, kepemimpinan dan
sosiologi
3. Manajer harus mempunyai tekat untuk mencapai kemajuan dan peka
terhadap lingkungan
4. Manajer harus bersikap obyektif

F. Funsi actuating di Rumah Sakit


Organisasi RS adalah organisasi yang sangat komplek, kompleksitas
tersebut dipengaruhi oleh
1. Sifat pelayanan kesehatan yang berorientasi kepada konsumen penerima
jasa pelayanan. Hasil perawatan pasien sebagai customer RS ada tiga
kemungkinan yaitu : sembuh sempurna, sembuh dengan kecacatan, dan
mati. Apapun kemungkinan hasilnya, kualitas pasien harus diarahkan untuk
kepuasan pasien dan keluarga.
2. Pelaksanaan fungsi actuating cukup komplek karena tenaga yang bekerja
di RS terdiri dari berbagai profesi.

Kompleksitas ketenagaan dan jenis profesi yang dimiliki RS, menuntut


dikembangkannya kepemimpinan partisipatif oleh pihak pimpinan RS. Model
kepemimpinan manajerial seperti ini juga merupakan faktor penentu
berkembangnya mutu pelayanan RS karena pekerjaan di RS hampir semuanya
saling terkait satu sama lain. Sehubungan dengan kompleksitas sistem
ketenagaan dan misi yang harus diemban RS, penerapan fungsi actuating pada
manajemen RS sangat tergntung dari beberapa faktor yaitu kepemimpinan
direktur RS, koordinasi yang dikembangkan oleh masing - masing wadir,
komitmen dan profesionalisme tenaga kesehatan yang tersedia di RS dan
pemahaman konsumen RS akan jasa layanan yang tersedia di RS. Demikian
pula kepemimpinan, komunikasi dan koordinasi merupakan faktor penting di
dalam pengembangan fungsi actuating tetapi disisi lain dibutuhkan juga
peningkatan keterampilan manajerial.

G. Fungsi actuating di PUSKESMAS


Agar perawatan kesehatan masyarakat dapat berjalan secara berhasil guna dan
berdaya guna, maka dilakukan lokakarya mini puskesmas pada tingkat
puskesmas atau di masyarakat yang mencakup :
1. Menetapkan pembagian wilayah binaan
2. Menetapkan penanggung jawab dan pelaksana kegiatan
3. Menetapkan uraian tugas koordinator dan pelaksana puskesmas
4. Koordinasi lintas program dan lintas sektoral dari instansi terkait
5. Peningkatan pengetahuan dan keterampilan petugas puskesmas
6. Menggerakkan partisipasi masyarakat/peran serta masyarakat dan
pembinaan kader, daa wisma, dukun bayi,dll
7. Menyediakan kesempatan konsultasi kepada koordinator, penanggung
jawab daerah binaan atau pelaksana puskesmas
8. Pimpinan puskesmas melaksanakan bimbingan teknis kegiatan puskesmas
kepada koordinator dan penanggung jawab daerah binaan termasuk
pelaksanaan puskesmas. Penerapan proses keperawatan dapat meminta
bantuan tim penilaian atau kepada institusi pendidikan
9. Pengembangan kegiatan - kegiatan inovatif sesuai kemampuan
daerah/masyarakat
DAFTAR PUSTAKA

A.A Gde Muninjaya. (1999).Manajemen Kesehatan.EGC : Jakarta

Elainel la Monica.(1998). Kepemimpinan Dan Manajemen Keperawatan.EGC :


Jakarta

Nasrul E. (1998). Dasar – Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. EGC :


Jakarta

Anda mungkin juga menyukai