Anda di halaman 1dari 7

19 Maret 2019

Skenario 2
A-4-years-old female patient accompanied with her aunt come to dental clinic to
consult about her lip and palate condition. She has cleft on her upper lip and palate
since she was born. Her aunt said that her mother often got ill and took medication
without doctor’s prescription during pregnancy.

Klarifikasi Istilah
-
Perumusan Masalah
1. Apa kelainan yang dialami pada kasus tersebut?
2. Klasifikasi kelainan
3. Etiologi kasus?
4. Patofisiologi kelainan
5. Akibat kelainan tersebut?
6. Tanda dan gejala dari kelainan tersebut?
7. Mengapa pasien kurus, rahang atas kecil, dan tidak simetris, serta
giginya kurang dari normal?
8. Obat apa saja yang dapat menyebabkan kelainan tersebut?
9. Perawatan dan pencegahan yang bisa dilakukan?

Jawaban
1. Apa kelainan yang dialami pada kasus tersebut?
Jawab : labiochisis dan palatochisis,
Labiopalatochisis : adanya celah di bibir yang dapat dteruskan ke
gusi maupun ke palatum karena terjadi gangguan saat
pembentukannya pada trimester pertama, yaitu tidak terbentuknya
mesoderm yang menjadikan proc. maxillaris dan nasalis terdapat
celah. Kelainan congenital/ yang terjadi sejak lahir karena kegagalan
perkembangan wajah dan bibir pada tahap embrio, yaitu pada tahap
minggu ke 6-10.
2. Klasifikasi kelainan
Jawab :
Ada 4, menurut veau :

 Golongan pertama (palatoschisis) : celah pada langit-langit


lunak
 Golongan kedua (palatoschisis) : celah pada langit-langit lunak
dan keras sampai dibelakang foramen incisivum
 Golongan ketiga (labiopalatoschisis): celah pada langit-langit
lunak dan keras yang mengenai tulang alveolar dan pada salah
satu sisi bibir
 Golongan keempat (labiopalatoschisis): celah pada langit-
langit lunak dan keras yang mengenai tulang alveolar dan pada
dua sisi bibir
Ada 3 :

 Unilateral incomplete : Celah pada satu sisi bibir


 Unilateral complete : celah pada satu sisi bibir dan langit-langit
 Bilateral complete : celah pada kedua sisi bibir
Klasifikasi menurut struktur yang terkena :

 Palatum primer : Celah pada bibir, dasar hidung, tulang


alveolar, dan palatum durum
 Palatum sekunder : Celah pada palatum durum dan palatum
molle
3. Etiologi kasus?
Jawab :
 Mengonsumsi obat-obatan yang bersifat teratogenik
(aminopterin, metroxate, dan obat anti kejang(phenytoin)) pada
masa kehamilan
 Kurangnya nutrisi : kekurangan asam folat, berhubungan
dengan pengetahuan dan pendidikan ibu
 Genetic : karena adanya mutasi gen
 Keturunan
 Virus rubella
 Ibunya mengonsumsi rokok atau alcohol pada saat kehamilan
 Multifaktorial, karena awalnya factor genetic termodifikasi oleh
agen luar seperti factor lingkungan (gizi, obat-obatan, virus,
gaya hidup)
 Factor stress, saat stress dapat menyebabkan sekresi
adenokortikotropik hormone bertambah yang mempunyai peran
pada saat masa kehamilan
 Kehamilan di usia tua, sehingga lapisan pada embrio pada mulut
kurang tebal yang dapat menyebabkan terjadinya celah
4. Patofisiologi kelainan
Jawab :
 Pada perkembangan embriologi. Palatum dibentuk oleh tiga
elemen, yaitu dua lereng palatum lateral dan palatum primer
dari tonjolan frontonasal -> awalnya terpisah elemen tersebut ->
pada minggu ke8, tiga elemen bergerak dari vertical menjadi
horizontal yang memulai penggabungan dan pemisahan
oronasal -> terjadi penebalan di palatum keras dan menyatu
dengan poalatum lunak -> * ->kalau terjadi penundaan
pergerakan dari palatum tersebut (vertical ke horizontal),
sedangkan kepala terus berkembang, maka akan terdapat celah.
*Apabila ada factor-faktor genetic atau lingkungan akan terjadi
perubahan lereng lateral -> menimbulkan epithelium yang
menutup lereng daerah palatal -> karena adanya epitel, elemen
tidak bias bersatu -> terbentuk epithelial pearl

 Ibunya mnum obat-obatan -> obat masuk dalam sirkulasi darah


dan mempengaruhi janin -> obat-obatan mencegah apoptosis sel
-> epithelial pearl terbentuk
 Rokok dapat menyebabkan mutasi gen TGF-alfa (untuk
pertumbuhan janin)
5. Akibat kelainan tersebut?
Jawab :

 Gangguan berbicara : suara menjadi sengau dan sulit


dimengerti. fungsi otot pengunyahan bisa menurun,
perkembangan bicara lambat.
 Gangguan pendengaran : ada kecenderungan menghasilkan
cairan lebih daripada orang normal, bia sampai hilangnya
pendengaran. Adanya disfungsi tuba eustachius
 Gangguan makan : kurangnya kemampuan untuk menutup
orofaring, susah untuk menelan
 Gangguan pernapasan : menyebabkan obstruksi jalan nafas
 Gangguan psikologis : tidak pada penderita, namun juga pada
orangtuanya
 Gangguan pada gigi : rata-rata jumlah gigi sedikit dari pada
yang normal. Pada umumnya giginya rotasi, tulang alveolarnya
terhambat
 Gangguan asupan nutrisi : palatal terbuka menyebabkan daya
hisap bayi berkurang dari yang normal. Sehingga untuk
mengatasinya menggunakan dot khusus bibir sumbing yang
menggunakan tekanan kecil
 Pada palatoschisis, bila makan, makanan dapat masuk ke cavitas
nasalis sehingga dapat menyebabkan gangguan pernapasan
6. Tanda dan gejala dari kelainan tersebut?
Jawab :
 Tanda :
- Ada celah di bibir atau palatumnya. Bisa unilateral (satu sisi),
bisa bilateral (kedua sisi). Bisa incomplete ( bibir saja), bisa
complete (bibir dan palatum).
- Disertai dengan kerusakan jaringan disekitarnya
 Gejala :
- Suara sengau
- Saat makan, makanan masuk ke hidung
- Pendengaran tidak jelas
- Sulit menelan
7. Mengapa pasien kurus, rahang atas kecil, dan tidak simetris,
serta giginya kurang dari normal?
Jawab :

 Pasien kurus -> kesulitan saat makan


 Rahang atas kecil -> berhubungan dengan pembentukan
palatum terganggu
 Asimetris -> karena mengunyah satu sisi yang mengakibatkan
kerja otot yang bekerja hanya satu sisi
 Gigi kurang dari normal -> karena pasien menderita
labiopalatoschisis yang menyebabkan tulang alveolar tidak
tergabung, padahal pada tulang alveolar itu tempat melekatnya
gigi. Sehingga giginya kurang dari normal. Biasanya berjalan
diantara incisivus lateral dan caninus
8. Obat apa saja yang dapat menyebabkan kelainan tersebut?
Jawab :
 Obat jerawat : accutane, isotretionin -> berpengaruh pada
proliferasi dan apoptosis
 Obat anti-seizure/anti-convulsant
 Pengobatan kanker, arthritis, dan prosiasis (methotrexate)
 Aspirin dan acetosal
9. Perawatan dan pencegahan yang bisa dilakukan?
Jawab :
 Pencegahan :
- Memperbaiki pola nutrisi dan edukasi pada ibu
- Saat hamil, ibu menghindari rokok dan alcohol
- Kalau ada keluarga yang memiliki kasus serupa, konsultasikan
ke dokter
- Pada saat sakit berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan
obat yang tepat dan aman
 Perawatan :
- Usia bayi1-2 minggu : menggunakan obturator
- Usia 10 minggu : dilakukan labioplasti
- Usia 1,5-2 tahun : dilakuan palatoplasty
- Usia 2-4 tahun : dilakukan speech teraphy
- Usia 4-6 tahun : vellopharyngoplasty
- Usia 6-8 tahun : perawatan orthodonsi untuk merapikan gigi
- Usia 8-9 tahun : alveolaboneterapi
- Usia 9-17 tahun : orthodonsi tulang
- Usia >17 tahun : pengecekan mandibulla dan maxilla

LO
1. Pertumbuhan dan perkembangan cranium
2. Etiologi
3. Patofisiologi
4. Tanda dan gejala
5. Mengapa pasien kurus, rahang atas kecil, dan tidak simetris, serta
giginya kurang dari normal?
6. Perawatan dan pencegahan

Anda mungkin juga menyukai