Anda di halaman 1dari 20

KERANGKA ACUAN KERJA

PENYUSUNAN RANCANGAN RENCANA PENGELOLAAN


SUMBER DAYA AIR WILAYAH SUNGAI BARITO TAHAP I

1. LATAR BELAKANG
Pemerintah Indonesia saat ini sedang menyusun Kebijakan Nasional Sumber Daya Air.
Sejalan dengan itu, Undang–Undang tentang Sumber Daya Air UU Nomor 7 Tahun
2004 dimana pembuatan Undang–Undang dimaksudkan untuk memfasilitasi strategi
pengelolaan sumber daya air untuk wilayah sungai di seluruh tanah air untuk
memenuhi kebutuhan, baik jangka menengah maupun jangka panjang secara
berkelanjutan.
Pada Pasal 11 ayat 1 dan 2 UU No. 7 Tahun 2004 menyebutkan bahwa :
“Ayat 1: Untuk menjamin terselenggaranya pengelolaan sumber daya air yang
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kepentingan
masyarakat dalam segala bidang kehidupan disusun pola pengelolaan sumber
daya air.
Ayat 2 : Pola pengelolaan sumber daya air sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) disusun berdasarkan wilayah sungai dengan prinsip keterpaduan antara air
permukaan dan air tanah”.
Pada Pasal 59 ayat 1 dan 3 UU No. 7 Tahun 2004 menyebutkan bahwa :
“Ayat 1 : Perencanaan pengelolaan sumber daya air disusun untuk menghasilkan
rencana yang berfungsi sebagai pedoman dan arahan dalam pelaksanaan
konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air, dan pengendalian
daya rusak air.
Ayat 3 : Perencanaan pengelolaan sumber daya air disusun sesuai dengan pola
pengelolaan sumber daya air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11”.
Undang–Undang tersebut (dan Peraturan Pemerintah yang terkait) mencerminkan
arah pemikiran yang berkembang saat ini berkaitan dengan penataan ulang tanggung
jawab dalam sektor sumber daya air.
Dengan terbitnya UU Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air tersebut diatas,
bahwa
sebelum dilakukannya penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai,
terlebih dahulu perlu dilakukan penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air
Wilayah Sungai yang berisi tentang : (1) tujuan umum pengelolaan SDA, (2) dasar–
dasar pengelolaan SDA, (3) prioritas dan strategi dalam mencapai tujuan, (4)
konsepsi
kebijakan–kebijakan dasar pengelolaan SDA, dan (5) rencana pengelolaan strategis.
Sebagai tindak lanjut dari penyusunan Pola Pengelolaan SDA WS tersebut, perlu
disusun Rencana
Pengelolaan SDA yang merupakan perencanaan secara
menyeluruh dan terpadu, dimana perencanaan tersebut disusun dengan berpedoman
kepada Pola Pengelolaan SDA.
Untuk mengimplementasikan kebijakan operasional pengelolaan Sumber Daya Air
Wilayah Sungai Barito ke dalam rencana program kegiatan, maka pada Tahun
Anggaran 2013, Balai
Wilayah Sungai Kalimantan II bermaksud menyusun rancangan rencana PSDA WS
Barito (Tahap I) guna mewujudkan pemanfaatan dan pendayagunaan sumber daya air
di wilayah sungai tersebut secara serasi dan optimal, sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuan daya dukung lingkungan serta sesuai dengan kebijaksanaan
pembangunan nasional dan daerah yang berkelanjutan.
2. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud kegiatan ini adalah untuk menyusun rancangan rencana PSDA WS Barito
(Tahap I) dengan melakukan inventarisasi data, mempelajari RTRW, pemilihan strategi
PSDA yang serasi dan dapat diintegrasikan dengan RTRW serta mewujudkan
kemanfatatan SDA yang berkelanjutan, analisis data dan PKM I.
Tujuan dari kegiatan ini adalah tersusunnya Dokumen Rancangan Rencana
Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Barito (Tahap I) yang merupakan
perencanaan secara menyeluruh dan terpadu antar sektor terkait dalam pengelolaan
sumber daya air serta digunakan sebagai pedoman arahan serta dasar/landasan
penyusunan program dan rencana kegiatan setiap sektor terkait dalam pelaksanaan
pengelolaan sumber daya air yang meliputi; konservasi sumber daya air,
pendayagunaan sumber daya air, pengendalian daya rusak air pada wilayah sungai,
keterbukaan dan ketersediaan data dan informasi sumber daya air, serta
pemberdayaan dan peningkatan peran masyarakat, swasta dan pemerintah.
3. SASARAN
Tersusunnya Rancangan Rencana Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Barito (Tahap I) sebagai arahan dan indikasi program bagi lembaga dan instansi
pengelola sumber daya air beserta sektor-sektor yang terkait dengan sumber daya air
dalam mengelola sumber daya air untuk 20 (dua puluh) tahun ke depan di wilayah
sungai Barito yang antara lain memuat:
a. Strategi terpilih pengelolaan sumber daya air yang terdapat di Pola Pengelolaan
Sumber Daya Air Wilayah Sungai Barito;
b. Peta Daerah Resapan Air (DRA), Peta Daerah Tangkapan Air (DTA) dan Peta Zona
Pemanfaatan Sumber Air (ZPSA);
c. Peta Tematik Rancangan penanganan daya rusak air di masing-masing DAS yang
ada di Wilayah Sungai Barito ; dan
d. Matrik Upaya Fisik Dan Upaya Nonfisik.
Adapun substansi Rancangan Rencana Pengelolaan SDA mengacu pada Permen PU
tentang Pedoman Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA.
4. PENGGUNA JASA
Pengguna Jasa adalah Pemerintah dalam hal ini Kementerian Pekerjaan Umum c/q
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Satker Balai Wilayah Sungai Kalimantan II, PPK
Perencanaan dan Program Provinsi Kalimantan Selatan.
5. SUMBER PENDANAAN
Kegiatan ini dibiayai dari sumber pendanaan APBN (Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara) Tahun Anggaran 2013 melalui Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
(DIPA) Satuan Kerja Balai Wilayah Sungai Kalimantan II sebesar Rp.1.558.115.000,00
(Satu Milyar Lima Ratus Lima Puluh Delapan Juta Seratus Lima Belas Ribu Rupiah)
dengan Waktu Pelaksanaan kegiatan ditetapkan 7 bulan (210 hari kalender) dan
dengan total Man Month 70 MM.
6. NAMA DAN ORGANISASI PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
Nama Pejabat Pembuat Komitmen :
PPK
: Perencanaan dan Program Provinsi Kalimantan
Selatan
Satuan Kerja
: BWS Kalimantan II
7. LINGKUP KEGIATAN
a. Kajian Pola Pengelolaan SDA
Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Barito, perlu dikaji kembali
untuk mendapatkan gambaran awal tentang skenario pengelolaan Sumber Daya
Air. Kegiatan kajian dilakukan untuk memeriksa dokumentasi sebagai berikut :
1. Tujuan Pengelolaan Sumber Daya Air,
2. Dasar-dasar pengelolaan sumber daya air (asumsi, standar dan kriteria)
3. Alternatif skenario dan strategi untuk mencapai tujuan, dan
4. Konsepsi kebijakan dasar pengelolaan sumber daya air.
Berikut ini juga merupakan konsep-konsep dasar yang perlu untuk diperhitungkan
dalam evaluasi Pola, yaitu :
1. Kebutuhan dan kebijakan yang ada pada DAS yang bersangkutan.
2. Kebutuhan/permintaan sumber daya air untuk semua user (sektor) di DAS yang
bersangkutan.
3. Pengelolaan sumber daya air harus dilakukan secara terintegerasi.
4. Pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan harus dilakukan untuk
menjamin pemanfaatan di masa yang akan datang dengan mempertimbangkan
dampak lingkungan.
Kajian terhadap pola PSDA menghasilkan rekomendasi strategi pengelolaan SDA
yang sesuai dengan kondisi terkini, berdasarkan masing – masing aspek yang
tertuang dalam tabel kebijakan operasional pengelolaan SDA.

b. Pemilihan strategi
Pemilihan strategi pengelolaan sumber daya air dilakukan untuk menetapkan
strategi yang dipilih dari alternatif strategi yang terdapat dalam pola pengelolaan
sumber daya air.
Strategi dipilih oleh wadah koordinasi pengelolaan sumber daya air pada wilayah
sungai yang bersangkutan dan ditetapkan sebagai strategi terpilih.
Strategi yang dipilih oleh Wadah Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah
Sungai merupakan strategi yang memiliki outcome terbaik dengan kelayakan
ekonomi tertinggi dengan melakukan tinjauan terhadap:
kecenderungan pertumbuhan ekonomi nasional, provinsi, kabupaten/kota
pada wilayah sungai yang bersangkutan,
kecenderungan pertumbuhan anggaran Pemerintah, pemerintah provinsi, dan
pemerintah kabupaten/kota pada wilayah sungai yang bersangkutan,
kecenderungan pertumbuhan investasi swasta terkait dengan pengelolaan
sumber daya air secara nasional dan pemerintah daerah pada wilayah sungai
yang bersangkutan,
kecenderungan tata kelola pemerintahan dan dukungan politik,
kecenderungan perubahan kondisi lingkungan dan perubahan iklim,
Strategi terpilih oleh wadah koordinasi harus dibuatkan Berita Acara dan
Pengesahan yang di tanda tangani oleh Ketua dan Sekertaris Wadah koordinasi.
c. Pengumpulan Data dan Informasi SDA
Data dan informasi sumber daya air terdiri dari:

Seluruh data dan informasi sumber daya air yang digunakan dalam
penyusunan pola pengelolaan sumber daya air.

Tambahan data dan informasi sumber daya air yang digunakan dalam
menyusun pola pengelolaan sumber daya air sampai periode tahun disusunnya
rancangan rencana pengelolaan sumber daya air.

Data dan informasi sumber daya air yang diperlukan sehubungan dengan
strategi terpilih

Data berupa laporan hasil studi kelayakan, perencanaan detail infrastruktur


sumber daya air yang telah dilakukan.

Penambahan data sesuai dengan dinamika perkembangan kondisi wilayah


sungai, meliputi: pemutakhiran atau pendetailan.

Data primer hasil survei/tinjauan


investigasi/penyelidikan.

lapangan
hasil

pengukuran

dan
Pengumpulan data dan informasi sumber daya air meliputi :
1) Kondisi hidrologis, hidrometeorologis, hidrogeologis;
2) Kuantitas dan kualitas sumber daya air (kuantitas sumber daya air, termasuk
kuantitas penggunaan, ketersediaan, dan kebutuhan, serta kontinuitas
sumber daya air. Kualitas sumber daya air, mencakup parameter fisik, kimia,
dan biologi);
3) Kondisi lingkungan hidup dan potensi yang terkait dengan sumber air .
kondisi lingkungan hidup yang terkait dengan sumber daya air (kondisi daerah
tangkapan air, tingkat erosi, daerah rawan banjir, keanekaragaman hayati
pada sumber air, kondisi daerah resapan air, dan kondisi sanitasi lingkungan);
Potensi yang terkait dengan sumber air (misalnya: potensi untuk
pengembangan irigasi, industri, perkotaan, ketenagaan, dan pariwisata);
4) Data sumber air dan prasarana sumber daya air (termasuk jenis, kapasitas,
jumlah, dan kondisinya);
5) Kelembagaan pengelolaan sumber daya air;
6) Kondisi sosial ekonomi masyarakat yang terkait dengan sumber daya air.
7) Rencana Tata Ruang Wilayah
8) Kebijakan pengelolaan SDA di tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota
9) Rencana Strategis dan Rencana Pembangunan Daerah
10) Data untuk Desain Dasar Upaya Fisik yang berupa :
a)
pengukuran topografi untuk prasarana sumber daya air

peta situasi / lay out skala 1: 5000

gambar potongan memanjang dengan skala horisontal 1:2000,
skala vertikal 1:200

gambar potongan melintang dengan skala horisontal vertikal 1:200
b)
penyelidikan geologi dan geoteknik untuk prasarana sumber daya air
minimal 1 titik/sampel, kecuali untuk bendungan minimal 3 titik/sampel
di palung sungai yang mewakili tiga 3 (tiga) alternatif as bendungan.
Untuk bendungan kedalaman minimum penyelidikan 1,5 – 2 kali tinggi
urugan, kecuali ditemukan lapisan keras. Jika masih ditemukan
perlapisan tanah lunak dibawah 1,5 – 2 kali tinggi urugan, penyelidikan
dilanjutkan sampai cukup dalam menembus perlapisan tanah lunak dan
menemukan perlapisan tanah yang kuat (misal tanah lempung kaku
/tanah berbulir kasar padat atau batuan dasar)
d. Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan standar dan kriteria serta cara/metode analisis yang
sama dengan penyusunan pola pengelolaan sumber daya air terhadap 3 (tiga)
aspek utama dan 2 (dua) aspek penunjang dalam pengelolaan sumber daya air.
Analisis data dilakukan minimal mengacu pada variabel – variabel yang terdapat
Permen PU tentang Pedoman Penyusunan Rencana PSDA. Variabel-variabel
analisis dapat dikembangkan ataupun ditambah dengan variabel baru sesuai
dengan kondisi wilayah sungai setempat.

e. Penyusunan peta kawasan yang berfungsi sebagai daerah resapan air


(DRA) dan daerah tangkapan air (DTA)
Untuk mengetahui lokasi dan batas-batas daerah resapan air dan daerah
tangkapan air pada wilayah sungai maka diperlukan analisis spasial (analisis
keruangan) terhadap daerah resapan air dan daerah tangkapan air yang masingmasing
dilakukan tinjauan terhadap beberapa variabel spasial (layer peta), kriteria
analisis, klasifikasi spasial dan bobot .
Daerah resapan air dan daerah tangkapan air menggunakan peta dasar (basic
map)dengan skala 1:25.000 atau 1:50.000. Adapun hasil analisis dituangkan dalam
bentuk peta dengan skala 1:50.000.
Dalam peta daerah resapan air dan daerah tangkapan air harus memuat informasi
antara lain:
- Lokasi daerah resapan air dan daerah tangkapan air;
- Batas-batas daerah resapan air dan daerah tangkapan air; dan
- Luas daerah resapan air dan daerah tangkapan air.
f. Penyusunan Peta Zona Pemanfaatan Sumber air
Zona pemanfaatan sumber air adalah ruang pada sumber air yang dialokasikan
baik sebagai fungsi lindung maupun sebagai fungsi budidaya.
Analisis untuk menentukan zona pemanfaatan sumber air pada wilayah sungai,
dengan melakukan tinjauan terhadap:
- Inventarisasi jenis pemanfaatan yang sudah dilakukan,
- Data parameter fisik dan morfologi sumber air, kimia dan biologi sumber air,
- Hasil analisis kelayakan lingkungan,
- Potensi konflik kepentingan antar jenis pemanfaatan yang sudah ada.
Dalam peta zona pemanfaatan sumber air harus memuat:
- Lokasi zonasi pemanfaatan sumber air;
- Batas-batas zonasi pemanfaatan sumber air; dan
- Luas zonasi pemanfaatan sumber air
Peta Zona Pemanfaatan Sumber air dibuat dengan skala 1 : 50.000
g. Penyusunan Peta Konsep Penanganan Daya Rusak Air
Konsep penyusunan secara menyeluruh terhadap DAS-DAS yang ada di Wilayah
Sungai Barito, antara lain mencakup perubahan-perubahan fungsi sungai, daerahdaerah
rawan banjir, daerah-daerah rawan erosi, lokasi-lokasi rencana sabo dam
(berdasarkan kajian pola), rencana embung/bendungan, dan sebagainya, dimana
seluruhnya dituangkan dalam peta skala 1 : 25.000 serta peta tematik skala 1 :
50.000
h. Penyusunan konsep matrik upaya fisik dan nonfisik rencana pengelolaan
sumber daya air wilayah sungai.
Konsep matrik upaya fisik dan nonfisik rencana pengelolaan sumber daya air
disusun berdasarkan strategi terpilih dalam pola pengelolaan sumber daya air.
Apabila berdasarkan hasil kajian Pola PSDA serta analisis konsultan terdapat
strategi yang kurang sesuai dengan kondisi lingkungan terkini, maka konsultan
dapat mengusulkan strategi serta upaya fisik dan nonfisik yang direkomendasikan
untuk kemudian disampaikan dalam PKM I dan dibahas oleh Wadah Koordinasi
PSDA.
Matrik upaya fisik dan nonfisik yang disampaikan pada PKM I disusun sampai
dengan lokasi kegiatan, belum termasuk desain dasar dan prakiraan kelayakan
untuk masing – masing upaya.
i. Konsultasi Tim Teknis
Selain melaksanakan konsultasi dan asistensi dengan Direksi Pekerjaan, konsultan
juga wajib melakukan konsultasi dengan Unit Perencanaan di tingkat balai
maupun Unit Perencanaan / Tim Teknis di tingkat pusat.
j. Pertemuan Konsultasi Masyarakat (PKM) Wilayah Sungai Tahap I
Dalam penyusunan rancangan rencana pengelolaan sumber daya air, PKM Tahap
I dilaksanakan 1 (satu) kali. Sebelum dilakukan PKM, konsultan secara langsung
harus mencari dan menjaring aspirasi para pemilik kepentingan.
PKM Tahap I dilaksanakan untuk menyampaikan:
1. Strategi terpilih yang telah dilaksanakan oleh wadah koordinasi pengelolaan
sumber daya air pada wilayah sungai yang bersangkutan;
2. Hasil inventarisasi/pengumpulan data dan informasi sumber daya air;
3. Hasil analisis data yang telah dikonsultasikan dengan tim teknis; dan
4. Peta kawasan yang berfungsi sebagai daerah resapan air (DRA) dan daerah
tangkapan air (DTA) , peta zona pemanfaatan sumber air, dan konsep matrik
upaya upaya fisik dan nonfisik
Konsultan melakukan penyempurnaan/perbaikan terhadap konsep peta DRA, peta
DTA, peta zona pemanfaatan sumber air dan matrik upaya fisik dan upaya nonfisik
berdasarkan hasil PKM I, sehingga siap dibahas oleh Wadah Koordinasi
Pengelolaan SDA.
k. Analisis Desain Dasar
Desain dasar upaya nonfisik dan upaya fisik dalam Rencana Pengelolaan Sumber
Daya Air, masing-masing harus memuat hal-hal sebagai berikut:
a. Desain dasar upaya nonfisik memuat: jenis kegiatan, lokasi, dan waktu
pelaksanaan;
b. Desain dasar upaya fisik memuat: lokasi, tata letak dan perkiraan tipe dan
ukuran bangunan, ketersediaan bahan bangunan, lokasi buangan bahan galian
dan atau sumber bahan timbunan, termasuk alokasi ruang/lahan permukiman
kembali untuk penduduk yang dipindahkan, agenda pelaksanaan/penjadwalan.
8. LOKASI KEGIATAN
Lokasi kegiatan ini terletak di WS Barito dan secara administratif meliputi :
a. Provinsi Kalimantan Tengah yaitu Kabupaten Murung Raya, Kabupaten Barito
Utara, Kabupaten Barito Selatan, Kabupaten Barito Timur, Kabupaten Kapuas dan
Kabupaten Gunung Mas.
b. Provinsi Kalimantan Selatan yaitu Kabupaten Tabalong, Kabupaten Balangan,
Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kabupaten Hulu
Sungai Selatan, Kabupaten Tapin, Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Banjar,
Kabupaten Tanah Laut, Kota Banjarbaru, dan Kotamadya Banjarmasin.
9. DATA DAN FASILITAS PENUNJANG
a). Penyediaan oleh Pengguna Jasa
Data dan fasilitas yang disediakan oleh pengguna jasa yang dapat digunakan dan
harus dipelihara oleh penyedia jasa yaitu:
i) Laporan dan data
Pengguna Jasa akan menyediakan semua dokumen–dokumen yang ada,
gambar–gambar, data, laporan dan informasi lain yang berhubungan dengan
pekerjaan Kumpulan laporan dan data sebagai hasil studi terdahulu serta
fotografi (bila ada).
ii) Staf Pengawas dan Pendamping
Pengguna jasa akan mengangkat petugas direksi pekerjaan atau wakilnya
yang bertindak sebagai pengawas dan pendamping (counterpart), atau project
officer (PO) dalam rangka pelaksanaan jasa konsultasi.
b. Penyediaan oleh Penyedia Jasa
Penyedia jasa harus menyediakan dan memelihara semua fasilitas dan peralatan
yang dipergunakan untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan
i) Dalam melaksanakan pekerjaan, konsultan harus menyediakan semua fasilitas
yang dibutuhkan, seperti: kantor yang resmi, alat-alat kantor, dll.
ii) Konsultan harus memelihara semua fasilitas dan peralatan yang dipergunakan
untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
10. METODOLOGI
Dalam menyelesaikan pekerjaan Penyusunan Rancangan Rencana Pengelolaan
Sumber Daya Air Wilayah Sungai Barito (Tahap I), konsultan menggunakan
metodologi sesuai dengan standar dan kriteria baku yang ada. Adapun terkait dengan
tatacara dan substansi penyusunan rancangan Rencana PSDA harus mengacu pada
Permen PU tentang Pedoman Penyusunan Rencana PSDA.
11. TENAGA AHLI/ TENAGA PENDUKUNG
Tenaga ahli yang dibutuhkan untuk menyusun Pekerjaan ini adalah sebagai berikut :

No

Posisi

Pengamalan
(th)
minimal

Sertifikat
Keahlian
minimal

Jumlah
Orang
Bulan

7 Tahun

Ahli

6.0

5 Tahun

Ahli

3.0

5 Tahun

Ahli

3.0

5 Tahun

Ahli

3.0

5 Tahun

Ahli

3.0

5 Tahun

Ahli
3.0

5 Tahun

Ahli

3.0

5 Tahun
5 Tahun

Ahli
Ahli

3.0
4.0

5 Tahun

Ahli

3.0

5 Tahun

Ahli

2.0

S-1 Teknik Lingkungan

5 Tahun

Amdal A

3.0

Pendidikan/Jurusan
minimal

Tenaga Ahli
1

Team Leader/Ahli SDA

Ahli geoteknik
Ahli hidrologi dan
geohidrologi
Ahli sungai dan
pengendalian banjir
Ahli
bendungan/bangunan air

3
4
5
6
Ahli irigasi /rawa

Ahli Air Baku

8
9

Ahli planologi/tataruang
Ahli GIS
Ahli Kehutanan/
Konservasi DAS

10
11

Ahli Sosial Ekonomi

12

Ahli Lingkungan

S-2 Teknik Sipil / Teknik


Pengairan (Manajemen
Rekayasa SDA)
S-1 Teknik Geologi / Sipil
S-1 Teknik Sipil / Teknik
Pengairan
S-1 Teknik Sipil / Teknik
Pengairan
S-1 Teknik Sipil / Teknik
Pengairan
S-1 Teknik Sipil / Teknik
Pengairan
S-1 Teknik Sipil / Teknik
Pengairan
S-1 Teknik Planologi
S-1 Geografi/Geodesi
S-1 Kehutanan /
Pertanian
S-1 Ekonomi / Pertanian /
Sosiologi

Tenaga Pendukung
1

Administasi Kantor /
Sekretaris

SLA-Sederajat

--

--

6.0
2

Operator Komputer

SLA Sederajat

--

--

6.0

Surveyor (2org x 4 bln)

STM Bangunan Air

--

--

8.0

Operator CAD

SLA-Sederajat

--

--

5.0

Pesuruh Kantor

SLP-Sederajat

--

--

6.0
12. JANGKA WAKTU PENYELESAIAN KEGIATAN
Jangka Waktu Pelaksanaan kegiatan ini adalah 6 bulan (180 hari kalender). Mengingat
volume pekerjaan, tenaga dan instansi yang terlibat, maka Konsultan dalam
pelaksanaan pekerjaan harus menguraikan lebih lanjut jadwal dengan lebih terinci.
13. DISKUSI DAN PEMBAHASAN
Konsultan yang menangani pekerjaan ini harus mengadakan diskusi Direksi Pekerjaan
dan Unit Perencanaan di tingkat balai maupun Unit Perencanaan / Tim Teknis di
tingkat pusat apabila diperlukan.
Asistensi kepada pemberi pekerjaan harus dilakukan minimal 1 (satu) kali dalam
setiap
bulannya, dengan agenda pembahasan progress pelaksanaan pekerjaan serta
permasalahan yang dihadapi.
Segala permasalahan yang timbul selama masa pelaksanaan juga harus segera
diinformasikan kepada PPK Perencanaan dan Program Provinsi Kalimantan Selatan
Satuan Kerja BWS Kalimantan II.
Selain diskusi rutin, konsultan juga diharuskan melaksanakan diskusi sebagai
berikut:
1) Technical Meeting
Dilaksanakan sebelum konsultan memulai kegiatan lapangan. Dalam Technical
Meeting ini dibahas segala macam persiapan dan program kerja yang harus
dilakukan tim konsultan dalam melaksanakan pekerjaan.
2) Diskusi Pendahuluan
Pembahasan Laporan Pendahuluan mengenai landasan teori, metode
pelaksanaan pekerjaan, analisis yang dibutuhkan, kegiatan-kegiatan yang telah
dilakukan dan hasil peninjauan Lapangan. Diskusi dilakukan 1 (satu) bulan
setalah SPMK diterbitkan dan dibahas bersama Tim teknis BWS Kalimantan II
dan Tim Direktorat Pembina.
3) Diskusi Interim/Antara
Konsultan harus melakukan presentasi terhadap pekerjaan yang telah
dilaksanakan sampai dengan awal bulan keempat dan disampaikan dihadapan
Tim Teknis BWS Kalimantan II.
4) Diskusi Akhir
Diskusi Akhir dilaksanakan pada minggu pertama bulan keenam untuk
membahas Laporan Akhir (Draft). Konsultan harus melakukan presentasi
terhadap isi dari draft laporan akhir kepada Pengguna Jasa, Direksi
Pekerjaan/Pengawas serta Tim Teknis BWS Kalimantan II dan Direktorat
Pembina. Komentar dan usulan-usulan akan dimasukkan dalam Laporan Akhir
(Final).
14. PELAPORAN
1. Laporan RMK (Rencana Mutu Kontrak)
Laporan ini memuat rencana dan hasil tiap tahap kegiatan pada pekerjaan ini yang
digunakan dalam evaluasi dan monitoring mutu tiap tahap kegiatan, sehingga
mutu akhir dari tahapan pekerjaan dapat sesuai dengan yang diharapkan oleh
Pejabat Pembuat Komitmen.
Laporan ini harus diserahkan paling lambat 3 (tiga) minggu setelah SPMK
diterbitkan dan dibuat rangkap 10 (sepuluh).
2.

Draft Laporan Pendahuluan


Draft Laporan Pendahuluan memuat :
• uraian garis besar tentang Pola Pengelolaan Sumber Daya Air WS Barito
(Tahap I),
• Hasil pengumpulan data sekunder dan survey pendahuluan,
• Program kerja konsultan, meliputi struktur organisasi dan personalia pelaksana,
• uraian tugas tenaga ahli,
• jadual kegiatan,
• metode pelaksanaan pekerjaan (termasuk metode analisis),
• peralatan yang akan digunakan.
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya : 7 (tujuh) hari kerja sebelum
pelaksanaan presentasi laporan pendahuluan, diterbitkan sebanyak 20 (dua
puluh) buku laporan.

3.

Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan memuat : Penyempurnaan Draft Laporan Pendahuluan
berdasarkan masukan dan koreksi pada pelaksanaan presentasi Inception
Report
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya : selambat-lambatnya 10 hari
sesudah pelaksanaan presentasi aporan pendahuluan, diterbitkan sebanyak 20
(dua puluh) buku laporan.

4.

Laporan Bulanan
Laporan Bulanan memuat :
- Pendahuluan, berupa uraian garis besar tentang pekerjaan Rencana
Pengelolaan Sumber Daya Air WS Barito (Tahap I).
- Kegiatan Konsultan pada triwulan yang bersangkutan.
- Rencana kegiatan dan target yang diinginkan.
- Realisasi kegiatan dan pencapaian target, disertai kurva-S.
- Metode/ prosedur kerja yang diterapkan.
- Hambatan/ masalah yang dihadapi dan cara mengatasi masalah.
- Rencana kegiatan pada triwulan yang akan datang.
Laporan bulanan harus diserahkan selambat-lambatnya pada akhir minggu ketiga
setiap bulan sebanyak 5 (lima) buku laporan
5.

Laporan Interim
Laporan Interim memuat :
• Pendahuluan, berisi uraian garis besar tentang Pekerjaan Rencana
Pengelolaan Sumber Daya Air WS Barito
• Berisi analisa dan evaluasi data dan informasi analisis lainnya.
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya : selambat-lambatnya 10 hari
sesudah pelaksanaan presentasi Interim Report, diterbitkan sebanyak 10
(sepuluh) buku laporan.

6.

Draft Laporan Akhir


Draft Laporan Akhir memuat :
Rekapitulasi/ kumulatif dari semua laporan sebelumnya, yang berisi rekomendasi
dari presentasi sebelumnya, hasil kajian dari survey dan analisa–analisa data,
hasil Public Consultation Meeeting (PCM), peta dan gambar rencana hasil kajian.
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya : 7 (hari) hari sebelum
pelaksanaan presentasi final report sebanyak 20 (dua puluh) set laporan untuk
dibahas dan didiskusikan.

7.

Laporan Utama/Akhir
Laporan Akhir
Final memuat : Penyempurnaan Draft Laporan Akhir
berdasarkan masukan dan koreksi pada pelaksanaan presentasi Final Report
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya : selambat-lambatnya 7 (tujuh)
hari sesudah pelaksanaan presentasi final Report, diterbitkan sebanyak 10
(sepuluh) buku laporan.

8.

Laporan Ringkas
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya : selambat-lambatnya 7 (tujuh)
hari sebelum kontrak berakhir, diterbitkan sebanyak 10 (sepuluh) buku laporan.

9.

Laporan Penunjang
Laporan penunjang terdiri dari:
- Buku 1 : Inventarisasi data
- Buku 2 : Analisis Hidrologi
- Buku 3 : Analisis Data/Survei Investigasi
- Buku 4 : Kriteria Perencanaan
- Buku 5 : Analisis Sosial Ekonomi
- Buku 6 : Laporan PKM
- Buku 7 : Proses Pembuatan Model
- Buku 8 : Desain Dasar dan Pra Kelayakan
- Buku 9 : Gambar/Peta
Semua laporan di atas berukuran kertas A4 kecuali album peta berukuran kerta A2
dan eksternal harddisk 1 buah (kapasitas minimal 500 GB).
15. JADWAL TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN
Perincian kegiatan dibuatkan dalam bentuk jadwal pelaksanaan kegiatan, disepakati
oleh pihak Konsultan dengan pihak Pemberi Pekerjaan. Tahapan minimal pelaksanaan
pekerjaan meliputi:
JADWAL TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN
No
1.

Kegiatan
Tahap Pendahuluan
a. Kajian Pola Pengelolaan SDA

2.

b. Pemilihan Strategi
c. Pengumpulan data dan informasi SDA
Analisis Data

3.

Penyusunan Peta DRA dan Peta DTA

4.

Penyusunan Peta Zona Pemanfaatn Sumber Air

Penyusunan Konsep Matrik Upaya FIsik dan Nonfisik

6.

Konsultasi Tim Teknis

7.

PKM I

8.

Analisis Desain Dasar

9.

Diskusi dan Pembahasan


a. Technical meeting
b. Diskusi Pendahuluan
c. Diskusi Interim
d. Diskusi Akhir

10.

Penyusunan Laporan
a. Laporan Pendahuluan
b. Laporan Bulanan
c. Laporan Interm
d. Laporan PKM
e. Laporan Utama
f.

Laporan Ringkas

g. Laporan Penunjang

Tahap I (Bulan)
1

6
16. LAIN-LAIN
a. Sewaktu-waktu konsultan dapat dipanggil oleh pemberi tugas untuk mengadakan
diskusi atau memberikan penjelasan tentang hasil kerja atau yang berkaitan dengan
pekerjaan ini.
b. Konsultan harus menunjuk seorang wakilnya sewaktu-waktu dapat dihubungi dalam
rangka pelaksanaan pekerjaan tersebut dan mempunyai kuasa penuh untuk bertindak
dan mengambil keputusan atas nama konsultan.
c. Semua peralatan dan software yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan pekerjaan
ini harus disediakan oleh konsultan dan diserahkan pada pemberi pekerjaan setelah
berakhirnya kontrak.
e. Hal-hal yang belum tercakup dalam Kerangka Acuan Kerja Pekerjaan ini akan
dijelaskan dalam acara penjelasan pekerjaan.

Mengetahui/Menyetujui
PPK Perencanaan dan Program
Provinsi Kalimantan Selatan

( Dedi Yudha Lesmana, ST, MT. )


NIP. 197401182003121001

14

Anda mungkin juga menyukai