Anda di halaman 1dari 107

Tutorial ArcGIS 10

BAB Geodatabase
Pada Bab ini membahas mengenai cara membuat geodatabase pada ArcGIS 10
Author: Irwan, ST

Geodatabase mulai dikenal pada ArcGIS 9.x.


Geodatabase adalah database relasional yang memuat
informasi geografi. Geodatabase terdiri atas feature
classes (spatial) dan tabel (non-spatial).

Feature Class merupakan kumpulan dari beberapa feature


yang memiliki bentuk geometri dan atribut sama.

Feature classes dalam geodatabase dapat berupa single


feature atau individu dan dapat juga disusun dalam suatu
feature datasets. Semua feature datasets dalam sebuah
geodatabase menggunakan sistem koordinat yang sama.

Domain digunakan untuk menentukan lingkup (range) dan wilayah terpilih (selected area) setiap
jenis informasi.

Ada dua sistem geodatabase yaitu Server-Geodatabase dan Personal Geodatabase. Server-
Geodatabase merupakan Relational Database Management System (Oracle, SQL-Server, DB2)
dan Personal Geodatabase menggunakan sistem data MS-Access.

Pada dasarnya dalam geodatabase terdapat feature dataset yang berfungsi untuk
mengelompokkan feature class yang ada, sebagai contoh pada postingan tentang geodatabase
selanjutnya adalah mencoba untuk membuat geodatabase Pulau Ternate. Maka nama untuk
geodatabase-nya adalah Ternate dan Anda akan ditunjukkkan cara mengelompokannya ke dalam
feature dataset yaitu untuk administrasi dan infrastruktur. Setelah feature dataset dibuat maka
kedalam feature dataset bisa ditambahkan feature class baik berupa shapefile atau table. Untuk
lebih jelasnya, tunggu postingan berikutnya.

Ada beberapa hal yang perlu di perhatikan dalam membuat geodatabase:

1. Inventarisasi peta atau data spasial apa saja yang dibuat dan data atau feature class apa
saja yang dibutuhkan, nantinya sangat berhubungan erat dengan populasi data dan juga
analisa terhadap data yang akan digunakan
2. Penentuan system koordinat, skala dan toleransi yang akan digunakan
3. Klasifikasi feature dataset yang akan ditampilkan. Hal ini untuk meminimalkan feature
class ganda yang terdapat pada feature dataset yang berbeda
4. Membuat desain awal geodatabase, yaitu berupa grafik aliran data, feature dataset sampai
ke feature class untuk mengurangi kemungkinan kesalahan dalam pembuatan
geodatabase dan untuk membuat geodatabase dengan data yang ramping dan efektif
Keunggulan geodatabase jika di bandingkan shapefile adalah:

1. Data dapat di klasifikasikan dalam populasi data tertentu, tanpa harus membuat folder
dan file yang dibuat tidak terlalu banyak jadi sangat mudah untuk mengorganisasi dan
mengaturnya
2. Geodatase dapat di gunakan untuk keperluan akses data baik secara intranet maupun
internet karena bisa menggunakan beberapa software database seperti Oracle, SQL-
Server, DB2 dan lain-lain
3. Untuk beberapa analisa tertentu di dalam ArcGIS hanya bisa di lakukan dengan
geodatabase, tidak dapat dilakukan dengan shapefile seperti topology , cartographic
representation, linear referencing dan lain-lain.

Geodatabase mewadahi :

1. Tabel –> menyimpan obyek non-spasial (informasi tabular), seperti tabel pemilik lahan,
tabel jumlah penduduk, kepadatan penduduk, dsb.
2. Feature Class –> kumpulan dari obyek spasial:titik,garis,area (poligon).Bisa juga untuk
menyimpan feature anotasi, dimensi, rute.
3. Feature Dataset –> tempat/wadah untuk feature class yang memiliki referensi spasial
sama. Dataset ini perlu apabila kita ingin membuat network dan topologi.
4. Relationship classes –> mengatur hubungan tematik antara tabel, feature classes, atau
kedua-duanya. Mendukung integrasi antara origin data dan destination class.
5. Geometrik Netwrok –> hubungan topologi khusus antara titik dan garis yang digunakan
untuk analisa pada alur sistem jaringan langsung.
6. Topologi –> hubungan spasial antara feature classes yang digunakan untuk menentukan
dan memperbaiki kesalahan(error) spasial, seperti parcel yang overlap satu sama lain atau
yang tidak berada dalam batas wilayah.
7. Raster Dataset –> data grid yang diturunkan dari berbagai sumber format (IMG, JPEG,
dll)
8. Raster Catalog –> tabel dari kumpulan data raster
9. Survey Dataset –> menyimpan informasi survey dan menggabungkan data survey dalam
proyek dan banyak proyek ke dalam folder proyek.
10. Toolboxes –> berisi tool-tool geoprocessing.
11. Behaviour Rules –> dapat dibuat untuk mendefinisikan atribut legal,relation, topologi,
koneksi.

Berikut adalah tahapan membangun geodatabase di ArcGIS 10 :

Membuat Geodatabase.

Buka ArcCatalog kemudian pada klik kanan pada folder yang telah kita tentukan pilih New–>
File Geodatabase atau Personal Database.
Maka akan tampil New File Geodatabase.
Rename geodatabase tersebut sesuai nama yang Anda inginkan. Pada tutorial ini saya memberi
nama geodatabase dengan nama Ternate, karena saya akan mencoba membuat geodatabase untuk
Pulau Ternate.

Langkah selanjutnya membuat feature dataset pada geodatabase yang telah dibuat sebelumnya
(Ternate.gdb) klik kanan –> New –> Feature Dataset. Isi nama feature dataset tersebut serta
tentukan sistem koordinatnya.
Untuk Z coordinate system, pilih None kecuali Anda ingin membuat peta 3D dengan
geodatabase, sementara X Y tolerance untuk default saja.

Setelah feature dataset selesai dibuat, selanjutnya mulai membuat feature class berupa point,
polyline, dan polygon. Klik kanan pada Feature Dataset –> New –> Feature Class.
Isikan nama dan alias serta pilih jenis feature (point, polyline atau polygon). Jika output peta atau
data yang Anda inginkan berupa peta 3D dan rute atau Anda akan menganalisa menggunakan
network analysis, maka centang M values dan Z values seperti pada gambar ditunjukkan dengan
tanda kotak merah di atas.
Untuk membuat feature class yang lain, lakukan tahapan seperti yang ditunjukkan diatas.
Dengan cara yang sama saat digitasi pada shapefile. Klik Editor –> Start Editing, Anda bisa
memulai digitasi seperti contoh gambar dibawah.

Import feature class kedalam Geodatabase

Selain membuat feature class Anda juga bisa melakukan import feature class baik berupa
shapefile, tabel atau lainnya kedalam geodatabase.
Saya contohkan membuat geodatabase baru dengan nama “Infrastruktur.gdb” dan
menambahkan data yang akan di import.

Sengaja saya membuat geodatabase baru untuk memperlihatkan apakah geodatabase bisa
memiliki feature dataset jika data yang kita kelola sedikit dan tidak memerlukan pengelompokan
populasi data.

Pada geodatabase (infrastruktur.gdb) klik kanan –> Import –> Feature Class Multiple (jika data
yang anda ingin import lebih dari satu).

Klik open data dan pilih data yang Anda ingin import kedalam geodatabase kemudian klik OK
dan tunggu proses selesai.
Hasilnya seperti tampak pada gambar di bawah ini.

Selain cara di atas ada cara lain untuk mengimport feature class (shapefile) kedalam
geodatabase.Klik kanan pada shapefile yang akan kita eksport kedalam Geodatabase –>Data –>
Export Data.
Tutorial ArcGIS 10
BAB Registrasi Citra (Georeferencing Citra)

Pada Bab ini membahas mengenai Cara melakukan registrasi


Citra/peta digital pada ArcGIS 10

Author: Irwan, ST

Kerjasama antara:
1. Pengertian Registrasi Citra (Georeferencing Citra)
Registrasi Citra adalah proses penempatan objek berupa raster atau image yang
belum mempunyai acuan system koordinat ke dalam system koordinat dan proyeksi
tertentu.
Secara umum tahapan georeferencing (dengan menggunakan ArcMap) pada data
raster adalah sbb:
A. Tambahkan data raster yang akan ditempatkan pada system koordinat dan
proyeksi tertentu.
B. Tambahkan titik control pada data raster yang dijadikan sebagai titik ikat dan
diketahui nilai koordinatnya.
C. Simpan informasi georeferensi jika pengikatan obyek ke georeference sudah
dianggap benar.
Anda dapat membuat nilai koordinat tetap untuk data raster setelah
ditransformasi (proses georeferencing) dengan menggunakan perintah Update
Georeferencing dan Rectify pada Georeferencing toolbar. Sistem koordinat akan
sama dengan koordinat acuan yang dipakai.

ArcGIS 10 Tutorial |
2. Melakukan Registrasi Citra (Georeferencing Citra) dengan titik koordinat

Buka arcmap anda maka akan muncul tampilan seperti di atas, kemudian klik cancel

Setelah itu kita mengatur system koordinat seperti gambar diatas

ArcGIS 10 Tutorial |
pada tutorial ini kita menggunakan koordinat geographic WGS 1984

4
Kemudian add data tutorial pada folder raster, pilih file unhas.jpg

ArcGIS 10 Tutorial |
Kemudian akan muncul kotak dialog create pyramid klik yes

5
Setelah create pyramid akan muncul kotak dialog mengenai data yang akan kita masukkan, karena
data yang kita masukan belum memiliki koordinat maka akan muncul tampilan seperti diatas

ArcGIS 10 Tutorial |
Inilah tampilan data raster unhas.jpg yang kita masukkan kedalam arcmap

6
Pada data unhas. Jpg terdapat 2 titik koordinat pada sudut sebelah kanan atas dan bawah data
unhas.jpg zoom in titik koordinat tersebut dan klik tool add control point seperti gambar diatas,

ArcGIS 10 Tutorial |
dekatkan pointer add control poin pada titik koordinat , kemudian klik kiri dan klik kanan, hati-hati
pada proses ini karena ketika melakukan klik kiri jangan sampai pointer tergeser karena akan
membuat titik koordinat yang akan dimasukkan ikut tergeser, jadi usahakan klik kiri dan klik kanan
dengan cepat dan tidak mengalami pergeseran. Ketika bergeser klik kanan terus klik cancel point dan
ulangi kembali tahapan pemasukan data koordinat, setelah klik kiri dan klik kanan dan anda yakin
pointer tidak ikut tergeser maka untuk memasukkan nilai koordinat kita bisa memilih input x dan y
jika system koordinat yang kita masukan berbentuk decimal degree dan input DMS of Long and Lat
jika system koordinat yang akan kita masukan berbentuk degree minutes and second

Pada tutorial ini data unhas.jpg system koordinat berbentuk degree minutes and second jadi kita
memilih input DMS Long and Lat, setelah itu akan muncul tampilan diatas masukan koordinat mulai
dari nilai derajat, menit dan detik dan jangan lupa menentukan utara atau selatan dan barat dan
timur

ArcGIS 10 Tutorial |
Satu titik koordinat telah kita selesaikan, dengan cara yang sama kita memasukkan satu titik
koordinat lagi.

Dua titik koordinat telah di masukkan nilai koordinatnya, minimal nilai koordinat 2 titik

ArcGIS 10 Tutorial |
Setelah dua titik koordinat di masukan, langkah selanjutnya meng”save” titik koordinat dengan
mengklik georeferencing kemudian update georeferencing seperti gambar diatas

Salah satu indikasi bahwa kita telah melakukan semua tahapan dengan benar adalah nilai skala

ArcGIS 10 Tutorial |
3. Melakukan Registrasi Citra (Georeferencing Citra) dengan citra/peta acuan
Selain dengan cara memasukkan nilai koordinat, ada cara lain untuk melakukan Registrasi Citra
(Georeferencing Citra) jika citra atau peta digital yang kita miliki tidak memiliki koordinat seperti
pembahasan sebelumnya, sebagai pengganti nilai koordinatnya adalah peta acuan yang telah ter-
georeferencing, seperti peta RBI, Citra Satelit (Ikonos, quickbird, world view, alos dan lain-lain) yang
masih memiliki system koordinat
Pastikan citra atau peta raster acuan dan yang akan di georeferencing memiliki titik yang sama
biasanya acuan yang digunakan berupa perempatan jalan, kubah masjid, landmark kota dan lain-lain
yang dapat di jadikan titik acuan.

Masukan citra atau peta digital yang akan di registrasi pada tutorial ini add data pada folder raster file
unhas1.jpg

10

ArcGIS 10 Tutorial |
Masukan data citra atau peta raster acuan

11
Citra acuan yang digunakan adalah data quickbird Makassar kawasan kecamatan Biringkanaya yang
memiliki data koordinat

ArcGIS 10 Tutorial |
Klik kanan unhas1.jpg pada Table of content dan klik zoom to layer seperti gambar diatas

12
Kemudian zoom in kawasan atau bangunan yang bisa di jadikan titik acuan, pada tutorial ini dipilih
masjid kampus unhas krn bentuk atap yang runcing yang bisa di jadikan titik acuan

ArcGIS 10 Tutorial |
Setelah di dapatkan titik acuan langkah selanjutnya klik add control point kemudian klik kiri satu kali
pada puncak atap masjid kampus.

13

Kemudian klik zoom to layer pada data citra atau peta raster acuan seperti gambar diatas

ArcGIS 10 Tutorial |
Zoom in bangunan masjid kampus pada citra atau peta raster acuan (Citra Quickbird Makassar)

14
Klik kembali add control point pada toolbar georeferencing dan klik kiri satu kali pada puncak atap
masjid kampus

ArcGIS 10 Tutorial |
Dengan cara yang sama lakukan pada titik acuan yang lain, setelah dua titik acuan di masukan maka
hasilnya seperti gamba diatas

15

Lakukan update georeferencing untuk mengsave system koordinat yang telah kita masukkan

ArcGIS 10 Tutorial |
16

ArcGIS 10 Tutorial |
Tutorial ArcGIS 10
BAB Digitasi On Screen

Pada Bab ini membahas mengenai Cara


melakukan digitasi on screen citra atau peta
raster dan pembuatan Peta penggunaan
lahan ArcGIS 10

Author: Irwan, ST

Kerjasama antara:
Pada Bab Digitasi ini kita akan membahas mengenai
1. Pembuatan shape file (.shp)

2. Melakukan digitasi type features point

3. Melakukan digitasi type features poly line

4. Melakukan digitasi type features polygon

5. Menggunakan cut dan auto complete

6. Menggunakan reshape feature

7. Membuat buffer point dan buffer line

8. Membuat copy parallel

9. Mengenal dan melakukan advance editing

10.Membuat Peta Land use dari data citra

| ArcGIS 10 Tutorial Digitasi


1. Pembuatan shapefile (.shp)

Pada bagian samping arcmap klik catalog kemudian masuk ke folder tutorial kemudian klik kanan
pilih new >>> folder dan beri nama folder latihan

Pada folder latihan yang kita buat tadai, klik kanan kemudian klik shapefile
| ArcGIS 10 Tutorial Digitasi
Pada create new shapefile ganti name dengan nama features yang anda inginkan, feature type
terdiri dari point (titik), polyline (garis) dan polygon (bidang), pada bahasan ini kita membuat
features type point kemudian klik edit maka akan muncul spatial reference properties, kemudian
klik select dan pilih system koordinat yang anda ingin gunakan, pada tutorial ini kami menggunakan
koordinat proyeksi WGS 1984 UTM Zone 50S (Koordinat yang digunakan sesuai dengan zona UTM
Makassar yang berada pada zona 50S) pada browse for coordinate system aka nada 2 pilihan
geographic dan projected coordinate system kemudian pilih projected coordinate system kemudian
pilih UTM kemudian pilih WGS 1984 kemudian pilih southern hemisphere kemudian pilih WGS 1984
UTM Zone 50S.prj setelah itu klik add, kemudian pada spatial reference properties klik ok, system
koordinat ini didasarkan pada data tutorial anda bisa memakai system koordinat lain berdasarkan
peta yang akan anda buat nantinya.

| ArcGIS 10 Tutorial Digitasi


Setelah tahapan untuk membuat shp sudah selesai maka akan muncul tampilah sepeti diatas klik ok

Setelah klik ok maka pada tebel of contents akan berisi shp yang telah kita buat

| ArcGIS 10 Tutorial Digitasi


Dengan cara yang sama kita bisa membuat shp yang lain dengan feature type polyline, polygon dan
point

Setelah semua shp sudah dibuat yang terdiri dari point, polyline, dan polygon
| ArcGIS 10 Tutorial Digitasi
2. Melakukan digitasi type features point

Setelah semua shp telah kita buat, saatnya memulai melakukan digitasi dengan cara klik editor start
editing

Setelah start editing maka akan muncul create features sepeti pada tampilan diatas, klik titik penting
kemudian klik point dan klik titik-titik pada jendela gambar
| ArcGIS 10 Tutorial Digitasi
3. Melakukan digitasi type features Polyline

Setelah kita belajar mengenai digitasi dengan point, kita mulai melakukan digitasi line (Jalan.shp),
klik jalan kemudian pilih salah satu tools gambar seperti line,rectangle,circle,elipse dan freehand
4. Melakukan digitasi type features Polygon

Kemudian dengan mengklik bangunan.shp kita memulai melakukan digitasi dengan tipe polygon
dengan memilih salah satu polygon,rectangle,circle,elipse dan freehand.
| ArcGIS 10 Tutorial Digitasi
5. Menggunakan cut dan Reshape

Untuk memulai cut dan reshape polygon maka polygon harus dalam keadaan terselect seperti pada
tampilan diatas

9
Setelah polygon terselect langkah selanjutnya klik tools cut dan mulai melakukan cutting pada
polygon dari ujung ke ujung lainnya seperti pada gambar diatas

| ArcGIS 10 Tutorial Digitasi


Contoh hasil cut terhadap polygon seperti tampilan diatas

Sama seperti proses cut, proses reshape juga di mulai dengan meng-select polygon yang akan di 10
reshape, ada dua proses dalam reshape, proses pertama reshape garis di mulai dari luar polygon ke
dalam polygon dan dari dalam polygon keluar polygon

| ArcGIS 10 Tutorial Digitasi


Hasil dari reshape polygon garis dari luar polygon kedalam polygon akan menghasilkan polygon
seperti tampilan diatas

11
Hasil dari reshape polygon garis dari dalam polygon keluar polygon akan menghasilkan polygon
seperti tampilan diatas

| ArcGIS 10 Tutorial Digitasi


6. Menggunakan auto complete

Auto complete polygon berfungsi untuk menambah bentuk polygon, tool auto complete polygon
berada satu tempat dengan tools digitasi lain seperti pada tampilan diatas

12

Hasil dari auto complete polygon

| ArcGIS 10 Tutorial Digitasi


7. Membuat buffer point dan buffer line

Untuk membuat buffer di perlukan shp polygon yang akan di jadikan buffer pada tutorial ini kami
membuat shp yang di beri nama Radius titik.shp bertype polygon

13
Select titik yang akan di buat menjadi buffer kemudian klik editor buffer seperti tampilan di atas

| ArcGIS 10 Tutorial Digitasi


Klik template dengan target buffer yang akan di buat pada tutorial ini kami memilih radius titik,
kemudian isikan distance sebagai unit jarak atau radius buffer

Tampilan di atas memperlihatkan hasil dari buffer titik 14

| ArcGIS 10 Tutorial Digitasi


Untuk membuat buffer line prosesnya hampir sama dengan buffer line pertama kali buat dulu shp
target dalam tutorial ini kami menamakan jalan polygon bertipe polygon seperti tampilan diatas

15
Select line (Jalan) yang akan di buat menjadi buffer kemudian klik editor buffer seperti tampilan di
atas

| ArcGIS 10 Tutorial Digitasi


Klik template dengan target buffer yang akan di buat pada tutorial ini kami memilih Jalan Polygon,
kemudian isikan distance sebagai unit jarak atau radius buffer

Tampilan di atas memperlihatkan hasil dari buffer line 16

| ArcGIS 10 Tutorial Digitasi


8. Membuat copy parallel

Select lain yang akan di buat copy parallel

17
Pada panel copy parallel masukan distance (jarak) side both untuk kedua sisi garis, right dan left
untuk hanya pada sisi kiri atau kanan saja

| ArcGIS 10 Tutorial Digitasi


Hasil copy parallel dengan side both dan jarak 30 m

9. Mengenal dan melakukan advance editing

Advanced edting ada tools dalam arcgis 10 yang akan membantu kita dalam melakukan editing lebih
baik, dalam tutorial ini bagian advance editing yang akan di bahas adalah
1. Copy Features
2. Fillet tools
3. Extend tool
4. Trim tool

18

| ArcGIS 10 Tutorial Digitasi


Copy Features

Untuk melakukan copy features yang pertama select dulu features yang akan di copy kemudian klik
tool copy features dan klik di mana features akan di copy sepeti pada tampilan diatas

19

Tampilan diatas memperlihatkan hasil copy features


| ArcGIS 10 Tutorial Digitasi
Fillet tools

Fillet tool adalah tools untuk membuat lengkungan pada polyline, biasanya di gunakan untuk
membuat lengkung pada garis jalan

20

Pada kedua sisi di dekat sudut lancip klik dan geser kearah luar lengkungan seperti tampilan diatas

| ArcGIS 10 Tutorial Digitasi


Tampilan diatas adalah hasil fillet tools pada jalan.shp

Extend tool

21

Tampilan diatas ada contoh kasus line yang tidak bersambung (undershoot) kasus ini dapat
diselesaikan dengan extend tools
| ArcGIS 10 Tutorial Digitasi
Select garis tujuan, klik extend tool dan klik kedua garis yang mengalami undershoot seperti
tampilan diatas

Trims Tool

22

Garis mengalami overshoot, kasus seperti ini bisa diselesaikan dengan trims tools

| ArcGIS 10 Tutorial Digitasi


Select garis tujuan kemudian klik trims tools dan klik garis yang mengalami overshoot

10. Membuat Peta Land use dari data citra

Setelah kita membahas beberapa trik dalam melakukan digitasi, saatnya kita melatih kemampuan
kita dalam membuat peta 2D di arcmap, dalam pembuatan peta ini kita akan membuat peta guna
lahan (polygon), bangunan (polygon) jalan (polyline) dan titik penting (point)
Pembuatan peta ini untuk memperlihatkan bagaimana mempergunakan trik-trik yang telah di
jelaskan diatas pada pembuatan peta di arcmap.
Pada tutorial ini kita menggunakan data raster lakkang _project raster.img dan menggunakan data
shp dalam folder latihan

23

| ArcGIS 10 Tutorial Digitasi


Tampilan citra satelit lakkang_project raster.img

Kita mulai dengan melakukan digitasi titik penting seperti dermaga, masjid, puskesmas, kantor 24
kelurahan dan sekolah

| ArcGIS 10 Tutorial Digitasi


Hasil dari digitasi titik penting seperti tampilan di atas

Setelah melakukan digitasi titik saatnya kita memulai melakukan digitasi garis (jalan.shp) 25

| ArcGIS 10 Tutorial Digitasi


Hasil dari digitasi jalan.shp

Dengan rectangle dan polygon kita mendigit banguna.shp 26

| ArcGIS 10 Tutorial Digitasi


Hasil dari digitasi bangunan.shp

Selanjutnya kita akan membuat landuse (guna lahan) langkah pertama buat polygon salah satu 27
tambak atau sawah kemudian dengan tools auto complete gambar petak sawah atau tambak agar
saling menyambung

| ArcGIS 10 Tutorial Digitasi


Tampilan diatas adalah contoh penggunaan auto complete tools dalam menyambung polygon-
polygon landuse.shp

28
Inilah hasil dari peta yang telah kita buat setelah kita tahap ini kita akan masuk kedalam tahap
memasukkan data atribut pada shp yang telah kita buat

| ArcGIS 10 Tutorial Digitasi


Tutorial ini atas kerjasama;

1. Center of Urban and Regional Study (CENTURY) Program Studi


Pengembangan Wilayah dan Kota, Universitas Hasanuddin
2. Makassar GIS Community and Study (MAGICS)
3. 1stPWK UNHAS

Kritik, saran, masukan ,pertanyaan dan info lebih lanjut silahkan ke link-link di bawah ini :
http://ir1gisplan.wordpress.com
http://www.facebook.com/groups/196098573756558?ap=1
http://www.facebook.com/irwan.pwk
irwan_pwk@yahoo.com

29

| ArcGIS 10 Tutorial Digitasi


Tutorial ArcGIS 10
Bab Attributing

Pada Bab ini membahas mengenai Cara membuat attribute,


memasukkan data kedalam attribute, dan melakukan
perhitungan luas

Author : Irwan_PWK

Kerjasama antara:
Bekerja dengan Tabel Attribut (Attributing)

Pada bagian ini kita akan belajar bagaimana bekerja dengan tabel attribute, tabel attribute merupakan
tabel yang memuat database baik spasial berupa luas, keliling, koordinat dan lain-lain maupun database
non-spasial seperti alamat rumah, jumlah keluarga, NJOP dan lain-lain

Tabel attribute inilah yang membedakan software GIS dengan software grafis lain seperti coreldraw,
adobe illustrator dan software grafis lain, pada software GIS data Grafis (gambar) memiliki sinkronisasi
dengan tabel attribute jadi memungkinkan kita dapat melakukan pekerjaan database seperti excel tapi
juga dapat melhat bentuk dan rona spasial database yang kita masukan.

Tabel attribute dapat isikan dengan data :

1. Teks baik berupa huruf maupun angka, tapi untuk keperluaan operasi perhitungan (field calculator)
jangan menggunakan teks sebagai format pada field yang akan di masukan
2. Numeric (angka) untuk data angka terdapat 2 bentuk format yaitu data tanpa decimal yang disebut
integer dan data dengan decimal (float dan double)
3. Date atau tanggal
4. Link, dalam kolom atribut juga dapat di masukan link untuk menampilkan foto dan video maupun url
dari web untuk keperluan presentasi atau keperluan database lain dalam arcgis

Tabel attribute hanya mewakili satu theme gambar yang telah kita digitasi kecuali memakai multipoint
dan multipart shp yang hanya memiliki satu field kolom dalam tabel attribute walaupun kita membuat
banyak gambar theme pada satu shp

Pada Bagian ini kita akan mempelajari mengenai

1. Membuka tabel attribute dan menambahkan field pada tabel attribute


2. Memasukan data attribute
3. Menghitung luas pada data attribute

Yang perlu kita ingat tahap paling lama dan paling banyak menyita tenaga serta paling penting dalam
pembuatan data gis adalah pada tahap ini jadi kita perlu berhati-hati dan tekun dalam melakukan
pengisian tabel attribute.
1. Membuka table attribute dan menambahkan field pada tabel attribute

Gambar diatas memperlihatkan data gambar yang telah kita selesaikan dan tabel attribute siap di
isikan

Untuk membuka tabel attribute klik kanan data shp yang data attributenya akan kita buka kemudian
pilih open attribute table seperti pada gambar diatas
Inilah tampilan Tabel attribute yang belum fieldnya belum di isi dengan data-data, perlu di ingat akan
ada 3 field default yaitu FID,shape* dan id disarankan untuk tidak melakukan sesuatu pada ketiga
field ini baik mengdelete, menginput data kedalamnya ataupun tindakan lain yang merubah field dan
isinya

Klik option kemudian klik add field


Akan muncul tampilan seperti diatas berikut penjelasan masing tipe field
Tipe field Range maksimum Ukuran (bytes) Fungsi
Short Integer Nilai maksimal 32000 2 Hanya untuk angka
Nilai minimal -32000 tanpa decimal sampai
batas range
Long Integer Nilai maksimal 4 Hanya untuk angka
2.147.483.647 tanpa desimal,
minimal sampai batas range
-2.147.483.648 yang lebih dari
short.
Float Maksimal 1.2 x1038 4 Hanya untuk angka
minimal -3.4 x1038 dengan desimal
sampai batas range
Double Maksimal 1.8 x10308 8 Hanya untuk angka
minimal -2.2 x1038 dengan desimal
sampai batas range
lebih dari float
Text 250 Karakter Hanya untuk
memasukkan angka,
teks ataupun keduanya
Date Untuk Tanggal

Precission untuk menentukan jumlah karakter yang akan dimasukkan (lebar kolom)
Scale untuk menentukan jumlah angka desimal/dibelakang koma yang akan dimasukkan.
Pada tutorial ini saya mencoba membuat kolom teks dengan nama field : Guna_lahan , sekedar catatan
pada field arcgis spasi harus di gantikan dengan (_) jika tidak maka akan muncul peringatan seperti
gambar diatas, klik yes untuk melanjutkan

Setelah klik yes bisa kita lihat bertambah satu kolom field dengan nama guna_lahan.
Sekarang kita akan membuat field untuk luas dengan tipe field long interger, masukan nama “luas”
kemudian pilih tipe long interger untuk precision kolomnya di kosongkan saja

Setelah itu akan muncul kolom luas seperti tampak pada gambar diatas
2. Memasukan data attribute

Untuk memasukkan data pada field pastikan dalam keadaan start editing kemudian klik kolom kecil
disebelah fid sampai kolom berwarna biru seperti gambar di atas maka bagian field gambar akan ikut
berwarna biru seperti terlihat pada gambar diatas ketik nama field contoh: Tambak

Dengan cara yang sama isi semua field guna lahan sampai semua kolom field terisi
3. Menghitung Luas pada data attribute

Pada arcgis melakukan perhitungan luas sebuah polygon atau kelilingx serta panjang polyline dapat
dilakukan dengan cara cepat tanpa perlu melalukan dengan cara manual dengan menggunakan
rumus-rumus matematika yang rumit. Klik pada field contoh: field “luas” pada gambar diatas
kemudian pilih calculate geometry
Untuk melakukan calculate geometry system koordinat dalam system projected bukan geographic,
jika setelah melakukan calculate geometry hasilnya masih 0 usahakan menurunkan satuan metriknya
contoh ketika satuan Ha nilai masih 0 coba merubah kedalam satuan m2

Nilai luas di atas masih dalam bentuk bilangan tanpa decimal yang merupakan hasil pembulatan, kita
akan membuat nilai luas dalam decimal caranya seperti diatas
Melakukan editing otomatis terhadap overshoot dan undershoot polyline (shp) pada arcgis 10 dengan
menggunanakan topology

Apa itu undershoot dan overshoot?

om
Undershoot Overshoot

.c
Undershoot dan overshoot adalah salah satu masalah yang di temukan oleh orang-orang yang banyak
IS
terlibat dalam analisa jaringan dan rute yang memanfaatkan teknologi GIS, Overshoot dan undershoot
dapat mengakibatkan analisa jaringan akan tidak berjalan normal akibat garis yang terputus yang
iG

mengakibatkan tools analisis jaringan (network analysis) di arcgis menganggap data garis jalan atau rute
atau jaringan yang lain tidak terhubung dengan jalan, rute atau jaringan lain yang berada di sekitarnya.
Ini mengakibatkan penentuan direction, best route, closest facility, OD matrix dan bentuk output untuk
.in

analisa jaringan (Network Analysis) keakuratannya tidak dapat di pertanggung jawab kan dengan baik.

Pengertian Topology
w

Topology adalah pendefinisian secara matematis yang menerangkan hubungan relative antara objek
yang satu dengan objek yang lain. Dalam GIS topology didefinisikan oleh user sesuai dengan karakteristik
w

data seperti line, polygon maupun point/titik. Setiap karakteristik data tertentu mempunyai rule/aturan
tertentu. Rule atau aturan tersebut secara default telah disediakan oleh software GIS.( Sudomo Ostip, S.Si
w

– PT. Duta Informatika)

Aturan Topology (Rule of Topology)


Untuk menghasilkan data yang benar sesuai dengan konsep GIS, ArcGIS menyediakan fasilitas filtering
untuk melakukan checking(query) kesalahan secara otomatis dan melakukan editing (validasi) spasial
dan attribute. Dapat dibayangkan berapa lama waktu yang dibutuhkan jika kita melakukan checking
kesalahan secara manual. Editing topology bisa dilakukan secara serentak atau satu persatu sesuai
dengan jenis rule yang kita terapkan dan sesuai dengan jenis koreksi yang dilakukan. .( Sudomo Ostip, S.Si
– PT. Duta Informatika)
Untuk melakukan koreksi terhadap undershoot dan overshoot aturan topology yang kita gunakan adalah
“must not have dangles”
Membuat topology dan aturan topology

om
.c
IS
Untuk membuat topology, format data yang digunakan bukanlah data shapefile melainkan data dalam
iG

format geodatabase, jadi untuk memprosesnya Anda mesti meng-konversi data shapefile ke format
geodatabase.
.in

Berikut adalah tahapan untuk membuat topology dan aturan topology di ArcGIS 10. Langkah pertama
buka ArcCatalog kemudian pada feature dataset klik kanan kemudian pilih new dan pilih topology
w

seperti tampak pada gambar diatas.


w
w


Setelah itu akan muncul tampilan seperti gambar di atas, klik Next kemudian pilih feature class yang
akan di koreksi (dalam contoh ini feature class-nya adalah jalan), karena hanya jalan yang akan kita
lakukan koreksi maka hanya feature class jalan saja yang kita centang

om
.c
IS
iG
.in

Tahap selanjutnya adalah melakukan add rule atau penambahan aturan topology , seperti tampak pada
gambar diatas, klik Add Rule pilih rule/aturan yang akan digunakan pada minit tutorial ini yaitu “must
not have dangle” jangan lupa menentukan feature class-nya (jalan).
w
w
w
Hasilnya seperti tampak pada gambar diatas. Anda bisa membuat rule atau aturan topology yang lain
baik dengan feature class yang sama maupun feature class yang berbeda. Klik next maka hasilnya
seperti tampak pada gambar di bawah ini

Melakukan editing terhadap data error hasil topology

om
.c
IS
iG
.in
w
w
w

Add data feature class pada geodatabase dan juga topologynya maka akan muncul tampilan seperti
gambar di atas, yang berwarna merah jambu adalah data error baik undershoot maupun overshot,
namun yang perlu kita ketahui tidak semua merupakan data error. Ujung vertex garis juga akan ikut
berwarna merah karena di anggap tidak tersambung dengan garis yang lain.
om
.c
IS
Start editing kemudian aktifkan toolbar Topology seperti tampak pada gambar di atas.

Tampilan toolbar Topology seperti terlihat pada gambar di bawah, klik menu “Error Inspector” (button
iG

menu paling kanan)


.in

Pada contoh kali ini tampilan Error Inspector yang terlihat ada 1516 errors, lalu klik button menu Search
w

Now maka semua data error akan muncul seperti tampak pada gambar di bawah
w
w

Select all semua data error yang tampak pada jendela Error Inspector tersebut. Klik kanan maka akan
tersedia beberapa opsi untuk mengedit data error yang ada yaitu snap, extend atau trim. Pada mini
tutorial ini saya memilih opsi Extend untuk melakukan editing pada undershoot yang ada.
om
.c
IS
iG
.in
w

Setelah menentukan pilihan editing yang akan digunakan, selanjutnya adalah nilai Maximum Distance,
sekedar saran jangan memilih maximum distance yang terlalu besar karena bisa mengakibatkan garis-
w

garis yang akan di edit berubah bentuk maupun arah.


w

Gambar di atas memperlihatkan hasil dari koreksi atau editing polyline dengan opsi Extend setelah
melakukan editing undershoot dengan maximum distance 0.5 m
Catatan:
1. Topology hanya dapat memproses format Geodatabase, sementara format shapefile tidak
didukung.
2. Untuk aturan “must not have dangle” tidak semua point error yang muncul merupakan dangle
namun ujung vertex atau ujung jalan juga akan di anggap dangles jadi error yang muncul tidak
semuanya harus di selesaikan
3. Kembali melakukan cross cek untuk melihat ternjadinya kesalahan, perubahan arah garis, dan
perubahan bentuk garis akibat koreksi topology

Biodata Penulis:

Nama Lengkap : Irwan, ST

om
Alamat : Bumi Jenetallasa permai blok c5 no 11 sungguminasa, Kab Gowa, SULSEL
Lulusan : Universitas Hasanuddin, Prog Studi Pengembangan Wilayah dan Kota
Umur : 25 tahun

.c
Email dan facebook: irwan_pwk@yahoo.com
Blog: ir1gisplan.wordpress.com IS
iG
.in
w
w
w
Tutorial ArcGIS 10
Z
Bab Symbology dan Labeling

Pada Bab ini membahas mengenai pembuatan symbology


peta berupa notasi warna peta berdasarkan pengelompokan
field attributenya dan membuat label pada peta yang
memperlihatkan keterangan masing-masing bagian peta

Author : Irwan_PWK

Kerjasama antara:
1. Membuat symbology
a. Hollow dan membuat outline batas wilayah

Setelah attribut telah di isikan semua pada shapefile yang kita buat seperti pada tutorial
sebelumnya, langkah selanjutnya membuat symbologi pada peta atau membuat notasi warna
Notasi warna yang akan kita buat adalah hollow atau transparan dan outline garis batas
administrasi, pilih hollow dan klik edit symbol seperti pada gambar di atas.

Akan muncul tampilan seperti gambar diatas setelah kita mengklik edit simbol untuk merubah
outline klik outline dan pilih boundary state

Holow dan outline boundary biasanya digunakan untuk kepentingan pembuatan peta
administrasi, peta administrasi biasanya di buat dalam 2 atau lebih hierarki sebagai contoh peta
administrasi kelurahan juga akan melibatkan peta administrasi kecematan, dengan hollow
symbol kita bisa memuat dua peta ini secara bersamaan dalam satu layer yang sama.
b. Single symbol

Single symbol adalah notasi warnat peta dalam satu warna yang sama notasi ini sama ketika kita
pertama kali melakukan add data.

c. Unique Value (Categories)


Sebelum kita masuk pada pembahasan mengenai unique value dan jenis symbology lainnya ada
baiknya kita memahami terlebih dahulu mengenai symbology itu sendiri, dalam attribute table
Terdapat field-field yang berisi data base yang kita masukan seperti pada gambar di atas tabel
atribut terdiri dari nama kecamatan, luas dalam acres, luas dalam hectare, luas dalam m2, dan
lain-lain
Field inilah nantinya yang akan menjadi notasi warna (symbologi) sebagai contoh notasi warna
untuk tiap kecamatan berdasarkan jumlah kecamatan yang ada, seandainya ada 14 kecamatan
maka notasi warna yang di hasilkan juga akan berjumlah 14 warna.
Dalam symbology notasi berupa simbol juga dapat di buat berupa besar kecil simbol yang
menggambarkan besar kecilnya nilai pada area tersebut sebagai contoh untuk data penduduk
kita dapat membuat simbol point berdasarkan besar kecilnya jumlah penduduk di suatu area
nantinya.
Pada layer properties klik symbology kemudian pada categories klik unique value, ganti value
field dengan field yang akan anda gunakan sebagai notasi warna nantinya seperti kecamatan
pada gambar di atas pilih color ramp yang anda ingin kan kemudian klik add all values

Gambar diatas memperlihatkan hasil symbologi berupa notasi warna 14 kecamatan di Makassar
d. Unique Value, many fields (Categories)

Unique value, many fields merupakan bentuk lain unique value yang bisa di tambahkan fields lain
untuk lebih jelasnya kita lihat gambar di bawah ini

Dari gambar diatas kita bisa menggabungkan dua field untuk membuat symbology sebagai
contoh saya membuat symbologi antara kecamatan dan kelurahan maka yang akan muncul
adalah field gabungan kecamatan dan kelurahan.
e. Graduated Colors (Quantities)

Graduated colors merupakan symbology yang membuat notasi warna berdasarkan kelas-kelas
range yang telah ditentukan symbol ini paling banyak di gunakan untuk memperlihatkan jumlah
penduduk, kepadatan dan lain-lain

Gambar diatas menunjukan peta jummlah penduduk kota Makassar warna yang gelap
menandakan kecamatan dengan penduduk yang besar
f. Graduated Symbol (Quantities)

Graduated symbol pada prinsipnya hampir sama dengan graduated color, hanya saja pada
graduated symbol warna bukanlah yang menjadi notasi melainkan symbol berupa point ataupun
symbol lainnya

Dari gambar di atas kita bisa melihat kecamtan dengan tingkat populasi dari terendah sampai
tertinggi dengan membandingkan besarannya
g. Proportional Symbol (Quantities)

Sama seperti symbol quantities lainnya proportional symbol juga banyak di gunakan untuk
memperlihatkan besaran populasi baik jumlah penduduk maupun kepadatan, bedanya untuk
proportional symbol kita bisa membuat hitungan besaran penduduk berdasarkan jumlah besaran
yang kita buat, contoh: jumlah penduduk 20,000 akan di wakilili dengan besaran symbol 10,000
dua kalinya. Bisa kita lihat pada gambar di bawah
h. Dot Density (Quantities)

Don density merupakan salah satu varian quantities symbol yang paling banyak di gunakan untuk
menggambarkan jumlah penduduk dan sebarannya, karena bentuknya yang berupa sebaran titik-
titik, setiap titik dapat kita tentukan mewakili angka berapa.

Gambar diatas memperlihatkan hasil dot density kita bisa melihat kecamatan mana dengan
tingkat kepadatan tertinggi dengan melihat kerapatan sebaran titik-titiknya
i. Charts

Untuk bahasan ini saya tidak usah menjelaskannya karena mungkin semua kita pernah
berhadapan dengan chart, untuk penggunaanya bisa dilihat pada gambar diatas

Selain pie chart seperti pada gambar diatas kita juga dapat membuat bentuk chart lain
j. Multiple Attributes

Multiple attributes adalah bentuk symbologi yang bisa menggabungkan lebih dari 1 field attribute
dalam satu symbologi

Gambar diatas menunjukan symbologi kecamatan dan jumlah penduduk berupa notasi warna
serta jumlah puskesmas berdasarkan notasi symbol.
2. Membuat label pada peta

Selain symbologi penjelasan notasi pada peta juga dapat di lakukan dengan melabel peta atau
memberi keterangan langsung berupa tulisan pada grafis peta tersebut, untuk memulai melakukan
pelabelan atau labeling double klik shp yang akan kita label pilih label pada layer properties
kemudian ubah label field dengan field attribute yang akan kita berikan label

Setelah itu pada shp yang telah kita setting tadi kita klik kanan pilih label features
Inilah hasil labeling berupa keterangan nama kecamatan.
Tutorial ini atas kerjasama;

1. Center of Urban and Regional Study (CENTURY) Program Studi Pengembangan


Wilayah dan Kota, Universitas Hasanuddin
2. Makassar GIS Community and Study (MAGICS)
3. 1stPWK UNHAS

Kritik, saran, masukan ,pertanyaan mengenai tutorial ini dan info lebih lanjut silahkan ke link-
link di bawah ini :
http://ir1gisplan.wordpress.com
http://www.facebook.com/groups/196098573756558?ap=1
http://www.facebook.com/irwan.pwk
irwan_pwk@yahoo.com
Tutorial ArcGIS 10
Z
Bab Penyajian peta (Layout Peta)

Pada Bab ini membahas mengenai pembuatan penyajian peta


(layout peta) menambahkan elemen-elemen pada penyajian
seperti legenda peta, skala, simbol arah utara dan logo

Irwan_PWK

Kerjasama antara:
Dalam proses pembuatan peta, fase akhir adalah layout atau tata letak peta. Layout peta sebaiknya
mengikuti kaidah dan komponen kartografi. Hal ini agar nantinya peta yang dihasilkan dapat dengan
mudah dibaca ataupun diinterpretasi oleh orang lain yang menggunakannya. Peta-peta yang menarik,
informatif dan akurat tentunya merupakan salah satu komponen penting dalam merepresentasikan data
untuk berbagai kerperluan

Untuk memulai melakukan layout peta pastikan semua symbologi baik warna ataupun notasi lain telah
selesai di tentukan, selain itu skala tampilan juga perlu di pastikan betul telah selesai agar nantinya
proses layouting atau penayajian peta dapat berjalan dengan efisien

Gambar diatas menunjukan tampilan peta yang telah di siap di layout pewarnaan telah selesai,
symbologi dan notasi juga sudah lengkap begitu pun skala telah di atur sesuai skala peta yang kita
inginkan
Setelah tampilan dan symbologi peta telah dianggap lengkap, langkah selanjutnya kita akan masuk ke
layout view caranya dengan mengklik pada sudut kiri bawah seperti pada gambar diatas atau pada
viewLayout view

Tampilan layout view seperti pada gambar diatas, setelah itu kita mulai mengsetting ukuran kertas
orientasi gambar dan lain-lainnya
Atur dulu ukuran kertas dan orientasi gambar pada filepage and print setup seperti gambar diatas

Atur posisi gambar dan kertas pada ukuran yang proporsional seperti gambar diatas kemudian
tambahkan guide (berupa garis biru) untuk menempatkan beberapa elemen peta nantinya seperti judul
peta legenda peta, tempat skala, arah utara dan elemen lainnya
Gambar diatas menunjukan guide berupa guide untuk judul peta, tempat legenda, skala, penunjuk arah
utara dan elemen peta lainnya

Klik Insert  Text kemudian tuliskan judul peta di kolom untuk judul peta yang telah kita buat tadi
Klik Insert  Legend kemudian masukan semua feature yang akan kita jadi kan legenda pada layout
peta kita nantinya


Masukan legenda yang kita buat pada kolom legenda yang tadi telah kita buat

Tahap selanjutnya membuat tampilan legenda yang lebih ringkas langkah pertama kill kanan pada
legenda kemudian klik convert to graphics
Kemudian klik kanan kembali legenda yang kita buat tadi, kemudian klik ungroup untuk memisahkan
bagian per bagian dari legenda yang telah kita buat

Setelah bagian-bagiannya terpisah kita bisa mengatur jarak dan besaran font dan yang lainnya
\\\\\

‘;;

Gambar diatas menunjukan legenda yang telah di di perbaiki

Setelah bagian legenda telah selesai langkah selanjutnya kita membuat skala batang klik insertscale
bar kemudian pilih bentuk skala batang yang ingin kita gunakan
Jika project anda dalam posisi koordinat geographic maka skala batang yang akan muncul juga dalam
decimal degrees, untuk merubahnya klik kanan pada skala batang anda kemudian pilih properties dan
ganti division unit dengan satuan yang anda inginkan seperti Meter atau Kilometer
Setelah skala batang kita pun bisa menambahkan skala angka pada peta kita, caranya klik insertscale
text kemudian pilih format penulisan skala angka yang anda inginkan
Setelah skala angka sekarang kita memasukkan arah utara kedalam peta, klik insert north arrow dan
pilih bentuk simbol arah utara yang kita inginkan.
Untuk keperluan tertentu kadang kita ingin memasukkan logo atau simbol lain berbentu jpeg atau file
gambar lainya
Selanjutnya kita akan membuat grid garis koordinat pada peta yang kita buat, pada bidang gambar peta
klik kanan klik properties

Kemudian pada data frame properties klik grids  New Grid  pilih jenis koordinat yang kita inginkan,
pada tutorial ini saya menggunakan graticule grid (sistem derajat menit detik)


Tentukan range nilai koordinat yang akan kita tampilkan di peta nantinya, klik next kemudian kita bisa
mengatur garis major dan minor pada garis koordinat nantinya
Kemudian pada jendela grid klik style pilih style garis koordinat yang kita inginkan

Kemudian klik properties  intervals dan masukan nilai interval garis koordinat yang kita inginkan
Tampilan peta yang telah lengkap, baik garis koordinat, legenda, skala, judul peta dan logo

Langkah selanjutnya mengekspor peta kedalam format jpeg atau format image lainnya, klik file 
export map  tentukan direktori penyimpanan peta dan juga tentukan resolusi peta yang akan kita
ekspor
Peta telah selesai di layout dan di ekspor kedalam format jpeg
Tutorial ini atas kerjasama;

1. Center of Urban and Regional Study (CENTURY) Program Studi Pengembangan


Wilayah dan Kota, Universitas Hasanuddin
2. Makassar GIS Community and Study (MAGICS)
3. 1stPWK UNHAS

Kritik, saran, masukan ,pertanyaan mengenai tutorial ini dan info lebih lanjut silahkan ke link-
link di bawah ini :
http://ir1gisplan.wordpress.com
http://www.facebook.com/groups/196098573756558?ap=1
http://www.facebook.com/irwan.pwk
irwan_pwk@yahoo.com

Anda mungkin juga menyukai