Anda di halaman 1dari 15

PRAKTIKUM SISTEM INFORMASI GEOGRAFI

DAN SISTEM INFORMASI PERTANAHAN


ANALISIS SPATIAL JOINT

Kelas : B
Kelompok : 9
Nama Anggota : 1. Fajri Alfiansyah (21303681)
Kelompok (NIT) 2. Fakhrizal Amri (21303682)
3. Rezky Zamzani (21303702)
4. Syahril Sidiq (21303710)
5. Zainal Abid (21303717)
6. Yoseph Nogoama Tukan (21303715)
Lembar Pengesahan Asisten Instruktur
(ACC Astur)

(________________)

I. ALAT DAN BAHAN


1. Data Bidang Tanah (*.shp)
2. Data Penggunaan Tanah (*.shp)
3. Data Batas Administrasi (*.shp)
4. Aplikasi ArcGIS Pro

II. KAJIAN PUSTAKA


ArcGIS Pro merupakan software desktop GIS terbaru yang dikeluarkan ESRI yang
dapat digunakan untuk mengekplorasi, menampilkan, menganalisis dan membuat peta
2D maupun 3D dan dishare ke platform online seperti ArcGIS Online atau ArcGIS
Enterprise portal. ArcGIS Pro merupakan sistem terbaru yang diperkirakan akan
menggantikan Desktop ArcGIS dengan ArcMap-nya. Diperkirakan bahwa satu waktu
ArcGIS Desktop akan diteruskan pengembangannya ke ArcGIS Pro (Satar, 2020).
Menurut (Satar, 2020) beberapa fungsi-fungsi unggulan dari ArcGIS Pro adalah:
1. Memberikan fungsi analisis yang lebih luas dan beragam;
2. Menyediakan sistem yang link secara online;
3. Mampu membuka file dan data secara lebih banyak format;
4. Dapat menyusun multi map / lebih dari satu tampilan peta; dan
5. Dapat membuat multi layout / membuat lebih dari satu layout.

Keunggulan ArcGIS Pro (Satar, 2021), antara lain:


1. Aplikasi berbasis 64 bit, berarti lebih cepat dan memaksimalkan keunggulan
kinerja komputer dan OS yang semuanya sudah 64 bit. Aplikasi juga lebih cepat
dengan rekomendasi RAM 8 GB atau lebih;
2. Interface diperbaharui, lebih modern dan context sensitive yang artinya secara
otomatis akan muncul sesuai fungsi yang sedang dijalankan;
3. Multiple View dan Layout;
4. Fungsi help/bantuan yang lebih baik, tersedia modul bantuan offline jika diinstall.
5. Kemudahan import dari versi terdahulu, misalnya .mxd dari ArcGIS Desktop bisa
langsung diimport dan digunakan.
6. Fungsi 3D dan 2D bisa dilakukan dalam satu aplikasi, sebelumnya kita harus buka
ArcScene jika menggunakan ArcGIS Desktop.
7. Fungsi geoprocessing dan extension yang lebih banyak.
8. Update patch secara otomatis.
Data Spasial merupakan data yang menunjuk posisi geografi dimana setiap
karakteristik memiliki satu lokasi yang harus ditentukan dengan cara yang unik. Untuk
menentukan posisi secara absolut berdasar sistem koordinat. Untuk area kecil, sistem
koordinat yang paling sederhana adalah grid segiempat teratur. Untuk area yang lebih
besar, berdasarkan proyeksi kartografi yang umum digunakan (Tuman,2001).
Karakteristik utama Sistem Informasi Geografi adalah kemampuan menganalisis
sistem seperti analisa statistik dan overlay yang disebut analisa spasial. Analisa dengan
menggunakan Sistem Informasi Geografi yang sering digunakan dengan istilah analisa
spasial, tidak seperti sistem informasi yang lain yaitu dengan menambahkan dimensi
‘ruang (space)’ atau geografi. Kombinasi ini menggambarkan attribut-attribut pada
bermacam fenomena seperti umur seseorang, tipe jalan, dan sebagainya, yang secara
bersama dengan informasi seperti dimana seseorang tinggal atau lokasi suatu jalan
(Keele,1997).
Basisdata Spasial mendeskripsikan sekumpulan entitas baik yang memiliki lokasi
atau posisi yang tetap maupun yang tidak tetap (memiliki kecenderungan untuk berubah,
bergerak, atau berkembang). Tipe-tipe spasial ini memiliki propertis topografi dasar yang
memiliki lokasi, dimensi, dan bentuk (shape). Hampir semua SIG memiliki campuran
tipe-tipe entitas spasial dan non-spasial. Tipe-tipe nonspasial tidak memiliki properti
topografi dasar lokasi. Basisdata spasial meliputi kondisi tekstur tanah, erosi, lereng,
ketinggian, jenis tanah, tempat pengambilan sumber bahan bangunan dan penyebaran
pemukiman yang dikonstruksikan sebagai ulasan dalam suatu vektor Sistem Informasi
Geografi. Dimana atribut-atributnya disimpan sebagai database relasional yang bisa
diimpor ke model tata ruang (Prahasta,2001).
Data spasial memiliki dua jenis tipe yaitu vektor dan raster. Model data vektor
menampilkan, menempatkan, dan menyimpan data spasial dengan menggunakan titik-
titik, garis-garis atau kurva, atau poligon beserta atribut-atributnya. Model data Raster
menampilkan, dan menyimpan data spasial dengan menggunakan struktur matriks atau
piksel-piksel yang membentuk grid (Prahasta, 2009).
Menurut (Prahasta,2009), fungsi dari analisis spasial yaitu:
1. Klasifikasi (reclassify), yaitu suatu kegiatan yang mengklasifikasikan kembali suatu
data hingga pada akhirnya menjadi sebuah data spasial yang baru dan berdasarkan
pada kriteria atau atribut tertentu.
2. Jaringan atau Network, yaitu sebuah fungsionalitas yang merujuk pada data–data
spasial titik- titik ataupun garis – garis sebagai jaringan yang tidak terpisahkan.
3. Overlay, merupakan fungsionalitas yang menghasilkan layer data spasial baru, di
mana layer tersebut merupakan hasil dari kombinasi minimal dua layer yang menjadi
masukkannya.
4. Buffering, adalah fungsi yang akan menghasilkan layer spasial baru menghasilkan
layer data spasial baru dengan bentuk poligon serta memiliki jarak tertentu dari unsur-
unsur spasial yang menjadi masukkannya.
5. 3D Analysis, fungsi ini terdiri atas sub–sub fungsi yang berkaitan dengan presentasi
data spasial yang terdapat di dalam ruang 3 dimensi atau permukaan digital.
6. Digital Image Processing, untuk fungsionalitas ini nilai ataupun intensitas dianggap
sebagai fungsi sebar atau spasial.
III. LANGKAH KERJA
1. Membuka Aplikasi ArcGis Pro dan masuk sesuai ID dan Password yang telah
diberikan sesuai dengan akun kelompok masing-masing.

2. Setelah masuk dengan akun kelompok masing-masing. Maka tampilan awal Aplikasi
ArcGis Pro akan terlihat seperti dibawah ini. Selajutnya memilih Map kemudian akan
muncul jendela Create a New Project yang berisikan lokasi penyimpanan folder lalu
klik OK.
3. Pada Menu Bar, memilih Insert dilanjutkan memilih New Map.

4. Setelah memilih New Map maka akan terlihat tampilan seperti dibawah ini:

5. Menambahkanlah data Type ArcGIS Pro Layer File (.lyrx) dari server dengan cara:
Klik Map -> Klik Add Data -> Klik Data (Add data to the Map). Selanjutnya memilih
data yang akan kita buka di Aplikasi ArcGIS Pro (disini kami menambahkan file
Tihanggo_Bidang dan Peta Penggunaan Tanah berbasis Zonasi).
6. Berikut tampilan ArcGIS Pro Setelah add Data Tihanggo_Bidang dan Peta
Penggunaan Tanah berbasis zonasi.

7. Dikarenakan kedua file tersebut masih berada di Komputer server, maka file tersebut
disimpan ke computer anda masing–masing dengan cara: Klik kanan pada Layer yang
akan kita simpan -> klik Sharing kemudian klik Save As Layer File.
8. Menghapus layer dari base data dan Add data kembali file yang telah diunduh dengan
Langkah seperti Langkah No.5. Setelah data terbuka, melanjutkan dengan proses
spatial join, dengan cara: Klik Analysis -> Klik Spatial join

9. Untuk melakukan Geoprocessing terdapat beberapa yang harus diisi untuk proses
Spatial Join antara lain:
a. Target Features: berisikan bidang tanah yang akan digabungkan
b. Join Features: berisikan informasi penggunaan tanah yang akan digabungkan
c. Output Feature Class: berisikan nama dan tempat penyimpanan folder
Kemudian klik Add New Source pada bagian Field Map.
10. Pada menu fields Tabel Tihanggo Bidang, bagian fields di cheklist semuanya dan pada
bagian Peta Penggunaan hanya checklist Penggunaan dilanjutkan dengan klik Run.
11. Berikut tampilan hasil Spatial Join antara layer Tihanggo Bidang dengan Peta
Penggunaan Tanah berbasis zonasi.
Data Spasial:

Data Non Spasial:

12. Melakukan Symbolgy pada layer hasil Spatial Join dengan cara: Klik kanan layer
hasil Spatial Join -> Klik Symbology -> Klik Primary Simbology (pada bagian
Prymary Simbology memilih uniqe value -> pada bagian Field 1 klik Penggunaan ->
dan sesuaikan warna yang kita inginkan).
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam praktikum acara 2 ini menggabungkan data bidang tanah dengan data
penggunaan tanah. Menggabungkan kedua data tersebut disebut dengan Spatial Join pada
aplikasi Arcgis Pro.
Spatial Join adalah menggabungkan dua data dengan menggunakan korelasi
spasial di antara fitur dari masing-masing tabel. Spatial Join dapat dilakukan meskipun
tidak terdapat field kunci pada masing-masing tabel seperti Join dan Relate, karena yang
digunakan adalah korelasi spasial. Spatial Join merupakan salah satu fungsi overlay data
yang banyak digunakan juga.
Berikut adalah diagram alir yang digunakan dalam praktikum analisis Spatial
Join:

MULAI

Pengumpulan

Data Spasial Data Non Spasial


Peta Administrasi Data Penggunaan Tanah

Join data spasial dan


non spasial

Hasil:
Peta Penggunaan Tanah

Pelaporan

.
SELESAI
Berikut merupakan data bidang tanah :

Dan data dibawah ini merupakan data penggunaan tanah:

Berdasarkan hasil praktikum didapatkan 26 jenis penggunaan yang digunakan


antara lain:
1. Industri kecil
2. Jasa konstruksi
3. Jasa pendidikan formal
4. Jasa pendidikan informal
5. Jasa profesi lainnya
6. Kampung jarang tidak teratur
7. Kampung padat tidak teratur kepadatan sedang
8. Kampung padat tidak teratur kepadatan tinggi
9. Kebun campuran
10. Kebun tebu sudah menghasilkan
11. Kolam air tawar
12. Kuburan umum
13. Lapangan olahraga permainan
14. Medis
15. Perbengkelan sipil
16. Perdagangan umum
17. Pergudangan bahan bangunan/konstruksi
18. Pergudangan lainnya
19. Perumahan jarang
20. Perumahan padat kepadatan sedang
21. Perumahan padat kepadatan tinggi
22. Sawah irigasi 2x Padi +Palawija/tahun
23. Sawah irigasi lebih dari 2x Padi/tahun
24. Tanah kosong sudah diperuntukkan
25. Tanah terbuka sementara
26. Tegalan/ladang

Dari kedua data tersebut maka mendapatkan data baru berupa hasil Spatial Join
atau data gabungan, yakni:
Data Non Spasial (Data Atribut)
Data Spasial

Hasil dari praktikum ini maka dapat diketahui bidang-bidang tanah pada tiap dusun
yang memiliki penggunaan tanah yang bervariasi sesuai dengan fakta dilapangan. Yang
mana data hasil penggabungan tersebut dapat memudahkan pengguna/user dalam
menganalisis bidang-bidang tanah pada dusun tersebut. Pengolahan data spasial
merupakan hal penting dalam pengolahan data dimana kemampuan ini dimiliki oleh
Sistem Informasi Geografi dalam mengolah dan menganalisis data yang mengacu pada
lokasi geografis menjadi informasi keruangan.
DAFTAR PUSTAKA

Satar, M. (2020). Modul Dasar Penggunaan ArcGIS Pro.


https://musnanda.com/2020/11/09/modul-dasar-penggunaan-arcgis-pro/

Satar, M. (2021). ArcGIS Pro Indonesia. https://musnanda.com/tag/arcgis-pro-


indonesia/

Keele. (1997). ”An Introduction to GIS using ArcView : Tutorial”, Issue 1,Spring
1997 based on Arcview release 3, http://www.keele.ac.uk/depts/cc/helpdesk/ar
cview/av_prfc.htm

Tuman, (2001). ”Overview of GIS”, http://www.gisdevelopment.net/tutorials/


tuman006.htm

Eddy Prahasta, (2001). “Konsep-konsep Dasar Sistem Informasi Geografis”,


Penerbit Informatika, Bandung.

Prahasta, Eddy. (2009). Sistem Informasi Geografis: Konsep-konsep Dasar


(Perspektif Geodesi & Geomatika). Penerbit Informatika, Bandung

Anda mungkin juga menyukai