BACKWARD CHAINNING
Diajukan untuk memenuhi Tugas pada mata kuliah Sistem Pakar
Perancang
Maya Khairani P
Nim : 0701163150
0701163151
MEDAN
2019
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan yang Maha Kuasa, yang mana telah
melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah dengan judul: “Backwad Chaining”.
Semoga isi dari makalah ini bisa bermanfaat bagi para pembaca sekalian
dan bagi penulis sendiri tentunya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................4
1.1 Latar Belakang.........................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................4
1.3 Tujuan......................................................................................................4
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................9
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Ada 2 metode inferensi, yaitu forward chaining dan backward chaining, kali ini kita
akan membahas backward chaining. Apa itu backward chaining dan bagaimana contohnya.
1.3 Tujuan
4
BAB II
PEMBAHASAN
Merupakan kebalikan dari forward chaining dimana mulai dengan sebuah hipotesa
(sebuah objek) dan meminta informasi untuk meyakinkan atau mengabaikan backward
chaining inference engine sering disebut: ‘Object-Driven/Goal-Driven‘.Proses diawali dari
Goal (yang berada dibagian THEN dari rule IF-THEN), kemudian pencarian mulai
dijalankan untuk mencocokan apakah fakta-fakta yang ada cocok dengan premis-premis
dibagian IF.
Pencocokan fakta atau pernyataan dimulai dari bagian kanan (THEN). Dalam
pendekatan ini pelacakan dimulai dari informasi masukan yaitu data tujuan dari aturan IF
[fakta] THEN [tujuan], kemudian dicari fakta dari aturan-aturan yang memiliki tujuan
tersebut sebagai kesimpulannya. Proses berlanjut sampai semua kemungkinan ditemukan.
1. Dimulai dengan tujuan (goal) yang diverifikasi apakah bernilai TRUE atau FALSE
5
2. Kemudian melihat rule yang mempunyai GOAL tersebut pada bagian konklusinya.
3. Mengecek pada premis dari rule tersebut untuk menguji apakah rule tersebut
terpenuhi (bernilai TRUE)
4. Proses tersebut berlajut sampai semua kemungkinan yang ada telah diperiksa atau
sampai rule inisial yang diperiksa (dg GOAL) telah terpenuhi
6. Dimulai dari daftar tujuan dan bergerak ke belakang dari konsekuen ke anteseden
untuk melihat data yang mendukung konsekuen.
7. Mencari sampai ada konsekuen (Then clause) yang merupakan tujuan. Jika
antecedent (If clause) belum diketahui nilainya (bernilai benar/salah), maka
ditambahkan ke daftar tujuan.
Menentukan warna binatang bernama Tweety. Data awal adalah Tweety terbang
dan bernyanyi. Misalkan ada 4 aturan :
1. Pertama akan mencari aturan 3 dan 4 (sesuai dengan tujuan kita mencari warna)
6
2. Belum diketahui bahwa Tweety adalah burung kenari, maka kedua anteseden (If
Tweety adalah katak, If Tweety adalah burung kenari) ditambahkan ke daftar
tujuan.
3. Lalu mencari aturan 1 dan 2, karena konsekuen-nya (then x adalah katak, then x
adalah burung kenari) cocok dengan daftar tujuan yang baru ditambahkan.
5. Tujuan menentukan warna Tweety sekarang sudah dicapai (Tweety berwarna hijau
jika katak, dan kuning jika burung kenari, Tweety adalah burung kenari karena
terbang dan bernyanyi, jadi Tweety berwarna kuning).
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
8
DAFTAR PUSTAKA